peningkatan keterampilan menulis teks drama · pdf filetabel 1 rublik penilaian menulis teks...
Post on 30-Jan-2018
264 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS DRAMA BAHASA
JAWA DENGAN PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE
COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)
PADA SISWA KELAS XII IPS 3 SMA 1 KUDUS
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Minat Utama Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
Oleh
Siti Widiyasih
NIM S441108013
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS DRAMA BAHASA
JAWA DENGAN PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE
COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)
PADA SISWA KELAS XII IPS 3 SMA 1 KUDUS
TESIS
Oleh
Siti Widiyasih
S441108013
Komisi Pembimbing
Nama Tanda Tangan Tanggal
Pembimbing I
Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd NIP 194612081982031001
.......................
7 Januari 2013
Pembimbing II
Dr. Warto, M.Hum NIP 196109251986031001
.........................
7 Januari 2013
Telah dinyatakan memenuhi syarat
pada tanggal 7 Januari 2013
Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Minat Utama Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
Program Pascasarjana UNS
Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd. NIP 196204071987031003
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
29
29
29
29
29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN ORISINILITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa:
1. Tesis yang berjudul:
Bahasa Jawa dengan Penerapan Cooperative Learning tipe Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) pada Siswa Kelas XII IPS 3
ini adalah karya penelitian saya sendiri dan bebas plagiat,
serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk
memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis digunakan
sebagai acuan dalam naskah ini dan disebut dalam sumber acuan serta daftar
pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah
ini, maka saya bersedia menerima sanksi ketentuan peraturan perundang-
undangan (Permendiknas No 17, tahun 2010).
2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal forum ilmiah lain
harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs UNS
sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu semester
(enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan publikasi dari
sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia
Minat Utama Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa PPs UNS berhak
mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Prodi
Pendidikan Bahasa Indonesia Minat Utama Pendidikan Bahasa dan Sastra
Jawa PPs UNS. Apabila saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi
ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu
ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (urusan dunia), maka
bersungguh-sungguhlah (dalam beribadah), dan hanya kepada Tuhanmulah
(Q.S. Al-Insyirah 4-8)
Dengan berusaha, berdoa, dan berikhtiar adalah kunci awal dari
kesuksesan. Dengan penuh percaya diri, kita dapat meraih cita-cita,
menjalani hidup, dan meraih kebahagiaan
(Penulis)
Bersyukur dengan apa yang diraih, kehidupan adalah sebuah anugrah
terindah dari Allah SWT
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Teriring doa dan puji syukur alhamdulillah kepada Allah SWT, tesis ini
kupersembahkan kepada:
Ayahanda Yanto tercinta yang tak henti-hentinya memberi doa restu dan
memberi semangat, serta menyayangiku
Ibunda Cholifah tercinta yang senantiasa memberi doa restu dan memberi
motivasi, dan selalu menyayangiku
Adik Toni dan adik Lira tersayang yang selalu memberi dukungan dan
motivasi
Teman-teman pascasarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa angkatan 2011
yang selalu berjuang bersama dan saling memberi semangat dan motivasi,
serta teman-teman kost Nabil terimakasih atas kebersamaan dan dukungannya
yang tak akan kulupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberi rahmat dan hidayah-Nya sehingga tesis yang berjudul
terampilan Menulis Teks Drama Bahasa Jawa dengan
Penerapan Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC dapat
tersusun dengan baik dan lancar. Penelitian ini dapat terlaksana dan laporan hasil
dapat diwujudkan dalam bentuk tesis karena melibatkan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh sebab itu, sepantasnya pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberi izin untuk mengikuti Program Studi Magister di
Program Pascasarjana;
2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi izin penyusunan
tesis;
3. Ketua Program Studi Bahasa Indonesia Minat Utama Pendidikan Bahasa dan
Sastra Jawa, Prof.Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd. yang telah memberi saran dan
motivasi untuk segera menyelesaikan tesis ini;
4. Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd , selaku dosen pembimbing I dengan penuh
kesabaran dan ketekunan telah memberi saran dan arahan demi kesempurnaan
tesis ini;
5. Dr. Warto, M.Hum, selaku dosen pembimbing II dengan penuh kesabaran dan
ketelatenan telah memberi bimbingan demi kesempurnaan tesis ini;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
6. ku Kepala Sekolah SMA 1 Kudus yang telah memberi
izin untuk melakukan penelitian di sekolah yang menjadi tanggung jawab
pengelolaan dan pengawasannya;
7. Dra. Ambar Siswati, M.Pd, selaku Waka Humas SMA 1 Kudus, yang telah
membantu demi kelancaran penelitian ini;
8. Sri Kanti, S.S selaku guru pengampu Bahasa Jawa SMA 1 Kudus yang telah
berkenan menjadi kolaborator dan melaksanakan penelitian tindakan kelas;
dan
9. Teman dan kerabat yang tidak dapat disebut satu persatu yang telah
membantu, memberi dukungan, semangat, dan motivasi sehingga tesis ini
dapat terselesaikan dengan baik.
Tentunya usaha penulis didalam membuat laporan tesis ini masih banyak
kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan saran maupun kritik yang
membina guna kesempurnaan tesis ini.
Mudah-mudahan tesis ini dapat bermanfaat kita semua, khususnya sebagai
pendidik dan umumnya bagi pembaca untuk menambah pengetahuannya.
Kudus, Januari 2013
Penulis,
Siti Widiyasih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
JUDUL .................................................................................................................. i
PENGESAHAN PEMBIMBING ......................................................................... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI .......................................................................... iii
PERNYATAAN ................................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiii
DAFTAR DIAGRAM ......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
SARIPATHI .......................................................................................................... xvii
ABSTRAK ........................................................................................................... xviii
ABSTRACT .......................................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 8
1. Manfaat Teoretis ..................................................................................... 8
2. Manfaat Praktis ....................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
B. Landasan Teori ............................................................................................. 14
1. Hakikat Keterampilan Menulis Teks Drama ......................................... 14
a. Pengertian Keterampilan Menulis ..................................................... 14
b. Langkah-Langkah Menulis ............................................................... 16
c. Pengertian Minat Menulis ................................................................. 20
d. Pengertian Teks Drama ..................................................................... 25
e. Jenis-jenis Drama .............................................................................. 28
f. Struktur Drama .................................................................................. 35
g. Menulis Teks Drama Bahasa Jawa .................................................. 42
2. Hakikat Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) .............................................................................. 44
a. Pengertian Cooperative Learning ..................................................... 44
b. Pengertian Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC) ............................................................................................... 47
3. Penerapan Pembelajaran Menulis Teks Drama dengan CIRC .............. 48
a. Unsur-unsur Program CIRC .............................................................. 49
b. Langkah-langkah Cooperative Learning tipe CIRC dalam
Pembelajaran Teks Drama Bahasa Jawa ........................................... 51
4. Penilaian Pembelajaran Menulis Teks Drama Bahasa Jawa ................. 52
C. Kerangka Berpikir ......................................................................................... 55
D. Hipotesis ...................................................................................................... 58
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu ....................................................................................... 59
B. Jenis Penelitian ............................................................................................. 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
C. Subjek Penelitian ......................................................................................... 61
D. Data dan Sumber Data ................................................................................. 61
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 62
F. Validitas Data ............................................................................................... 64
G. Teknik Analisis Data .................................................................................... 64
H. Indikator Kinerja .......................................................................................... 65
I. Prosedur Penelitian ...................................................................................... 66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................................ 70
1. Deskripsi Pratindakan ............................................................................. 70
2. Deskripsi Siklus I ................................................................................... 72
a. Perencanaan Tindakan Siklus I .......................................................... 72
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I .......................................................... 74
c. Observasi dan Interpretasi Tindakan Siklus I .................................... 79
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I ............................................ 84
3. Deskripsi Siklus II .................................................................................. 85
a. Perencanaan Tindakan Siklus II ..................................................... 85
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ...................................................... 89
c. Observasi dan Interpretasi Tindakan Siklus II ............................... 93
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II ....................................... 97
4. Deskripsi Siklus III ................................................................................ 98
a. Perencanaan Tindakan Siklus III .................................................... 98
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus III .................................................... 99
c. Observasi dan Interpretasi Tindakan Siklus III .............................. 104
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus III ...................................... 108
B. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................................... 110
1. Peningkatan terhadap Minat Pembelajaran Menulis Teks Drama Bahasa
Jawa dengan Menerapkan Metode Cooperative Learning tipe CIRC ... 110
2. Peningkatan terhadap Keterampilan Menulis Teks Drama Bahasa Jawa
dengan Menerapkan Metode Cooperative Learning tipe CIRC ............ 113
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan ...................................................................................................... 117
B. Implikasi ...................................................................................................... 118
C. Saran ........................................................................................................... 121
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 123
LAMPIRAN ....................................................................................................... 129
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Rublik Penilaian Menulis Teks Drama Bahasa Jawa ........................... 54
Tabel 2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 60
Tabel 3 Indikator Keberhasilan Pembelajaran Menulis .................................... 66
Tabel 4 Persentase Perilaku Siswa Siklus I ........................................................ 82
Tabel 5 Nilai Keterampilan Menulis Teks Drama Bahasa Jawa Siklus I ........... 83
Tabel 6 Persentase Perilaku Siswa siklus II ....................................................... 93
Tabel 7 Nilai Keterampilan Menulis Teks Drama Bahasa Jawa Siklus II ......... 96
Tabel 8 Persentase Perilaku Siswa siklus III ...................................................... 105
Tabel 9 Nilai Keterampilan Menulis Teks Drama Bahasa Jawa Siklus III ........ 107
Tabel 10 Peningkatan Perilaku Siswa .................................................................... 109
Tabel 11 Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Drama Bahasa Jawa Siswa .. 109
Tabel 12 Rekapitulasi Peningkatan Nilai Hasil Tindakan ..................................... 114
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1 Persentase Perilaku Siswa Siklus I 3
Diagram 2 Persentase Perilaku Siswa Siklus I 6
Diagram 3 Persentase Perilaku Siswa Siklus I 7
Diagram 4 Persentase Minat Siswa 11
Diagram 5 2
Diagram 6 3
Diagram 7 Persentase Ketuntasan Klasikal Keterampiln Menulis Teks Drama
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Alur Berpikir Penerapan CIRC ........................................................... 57
Gambar 2 Pintu Gerbang Tengah SMA 1 Kudus ................................................ 248
Gambar 3 Pintu Gerbang Samping SMA 1 Kudus .............................................. 248
Gambar 4 Tata Ruang SMA 1 Kudus .................................................................. 249
Gambar 5 Wawancara dengan Waka Humas ...................................................... 249
Gambar 6 Wawancara dengan Guru Pengampu Bahasa Jawa ............................ 250
Gambar 7 Wawancara dengan Siswa .................................................................. 250
Gambar 8 Wawancara dengan Siswa .................................................................. 251
Gambar 9 Wawancara dengan Siswa .................................................................. 251
Siklus 1
Gambar 10 Suasana Kegiatan Pembelajaran ......................................................... 252
Gambar 11 Beberapa Siswa belum melakukan Diskusi Bersama ......................... 252
Gambar 12 Siswa dalam Satu Kelompok melakukan Diskusi .............................. 253
Siklus 2
Gambar 13 Guru tampak Memberi Penjelasan Tugas Menulis Teks Drama ........ 253
Gambar 14 Para Siswa Serius melakukan Diskusi ................................................ 254
Gambar 15 Para Siswa Mengerjakan Tugas Menulis Teks Drama ....................... 254
Siklus 3
Gambar 16 Kegiatan Diskusi dalam Satu Kelompok ............................................ 255
Gambar 17 Para Siswa mengerjakan Tugas Menulis Teks Drama sambil
Mendengarkan Arahan dari Guru ....................................................... 255
Gambar 18 Salah Satu Siswa melakukan Tanya Jawab......................................... 256
Gambar 19 Dua Orang Siswa memperagakan Hasil Karya Tampak Kurang
Menghayati ......................................................................................... 256
Gambar 20 Dua Orang Siswa memperagakan Hasil Karya Tampak Serius
Menghayati ......................................................................................... 257
Gambar 21 Dua Orang Siswa memperagakan Hasil Karya Tampak Serius
Menghayati ......................................................................................... 257
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Pratindakan
Lampiran 1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas XII Semester 1.. 130
Lampiran 2 Silabus Mata Pelajaran Bahasa Jawa Kelas XII Semester 1
SMA 1 Kudus Tahun Pelajaran 2012/2013 132
Lampiran 3 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah .................................... 134
Lampiran 4 Hasil Wawancara dengan Guru ..................................................... 137
Lampiran 5 Hasil Wawancara dengan Siswa .................................................... 142
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Prasiklus ................................... 146
Lampiran 7 Lembar Penilaian RPP ....................................................................... 149
Lampiran 8 Penilaian Kinerja Guru ....................................................................... 151
Lampiran 9 Lembar Observasi Guru ................................................................. 154
Lampiran 10 Lembar Observasi Siswa ............................................................... 156
Lampiran 11 Catatan Lapangan Prasiklus .......................................................... 157
Lampiran 12 Daftar Nilai Prasiklus Kemampuan Menulis Teks Drama ............ 160
Lampiran 13 Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran ........................ 161
Lampiran 14 Kisi-kisi Angket Siswa terhadap Minat.......................................... 162
Lampiran 15 Angket terhadap Minat Siswa ....................................................... 163
Siklus 1
Lampiran 16 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 ................................ 167
Lampiran 17 Lembar Penilaian RPP ................................................................... 173
Lampiran 18 Lembar Penilaian Kinerja Guru .................................................... 175
Lampiran 19 Lembar Observasi Guru ................................................................. 178
Lampiran 20 Lembar Observasi Siswa ............................................................... 180
Lampiran 21 Daftar Nilai Kemampuan Menulis Teks Drama ............................. 181
Lampiran 22 Lembar Penilaian terhadap Minat Siswa ........................................ 183
Lampiran 23 Refleksi Pembelajaran Siklus 1 ..................................................... 185
Lampiran 24 Catatan Lapangan Siklus I Pertemuan 1 ........................................ 188
Lampiran 25 Catatan Lapangan Siklus I Pertemuan 2 ........................................ 191
Siklus 2
Lampiran 26 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 ................................ 194
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
Lampiran 27 Lembar Penilaian RPP ................................................................... 200
Lampiran 28 Lembar Penilaian Kinerja Guru .................................................... 202
Lampiran 29 Lembar Observasi Guru ............................................................... 205
Lampiran 30 Lembar Observasi Siswa ............................................................... 207
Lampiran 31 Daftar Nilai Kemampuan Menulis Teks Drama ............................. 208
Lampiran 32 Lembar Penilaian terhadap Minat Siswa ........................................ 210
Lampiran 33 Refleksi Pembelajaran Siklus 2 ..................................................... 212
Lampiran 34 Catatan Lapangan Siklus II Pertemuan 1 ...................................... 215
Lampiran 35 Catatan Lapangan Siklus II Pertemuan 2 ...................................... 218
Siklus 3
Lampiran 36 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 3 ................................ 221
Lampiran 37 Lembar Penilaian RPP ................................................................... 227
Lampiran 38 Lembar Penilaian Kinerja Guru ..................................................... 229
Lampiran 39 Lembar Observasi Guru ............................................................... 232
Lampiran 40 Lembar Observasi Siswa ............................................................... 234
Lampiran 41 Daftar Nilai Kemampuan Menulis Teks Drama ............................. 235
Lampiran 42 Lembar Penilaian terhadap Minat Siswa ........................................ 237
Lampiran 43 Refleksi Pembelajaran Siklus 3 ..................................................... 239
Lampiran 44 Catatan Lapangan Siklus III Pertemuan 1 ..................................... 242
Lampiran 45 Catatan Lapangan Siklus III Pertemuan 2 ..................................... 245
Lain-lain
Lampiran 46 Gambar Kegiatan Penelitian .......................................................... 248
Lampiran 47 Rekapitulasi Nilai Perilaku Siswa .................................................... 258
Lampiran 48 Rekapitulasi Nilai Keterampilan Menulis Teks Drama ................ 260
Lampiran 49 Lembar Kerja Siswa Siklus I, II, dan III ....................................... 261
Lampiran 50 Surat Keterangan ........................................................................... 280
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
Siti Widiyasih. S441108013. Paningkatan Kaprigelan Nyerat Teks Sandiwara Basa Jawa kanthi Panerapan Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) kangge Siswa Kelas XII IPS 3 SMA 1 Kudus. Tesis. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Minat Utama Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
SARIPATHI
Kaprigelan nyerat teks sandiwara Basa Jawi siswa kelas XII IPS 3 SMA 1 Kudus taksih andhap. Perkawis punika dipunsebabaken andhaipun minat siswa ndherekaken lampahipun pasinaon nyerat lan model pasinaon ingkang dipunginakaken dwija taksih konvensional. Pramila, kangge ningkataken minat lan kaprigelan nyerat teks drama Basa Jawi dipunlaksanakaken panaliten kanthi ngginakaken panrapan metode Cooperative Learning tipe Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC). Ancas panaliten punika kangge ningkataken minat nyerat teks sandiwara Basa Jawi siswa lan ningkataken kaprigelan nyerat teks sandiwara Basa Jawi siswa kelas XII IPS 3 SMA 1 Kudus. Panaliten punika arupi panaliten tindakan kelas ingkang dipunlaksanakaken kanthi tigang siklus. Subjek panaliten inggih punika siswa-siswi kelas XII IPS 3 lan dwija Basa Jawi kelas XII IPS 3 SMA 1 Kudus. Pangempalan data migunakaken informasi kawasisan nalika nyerat teks sandiwara Basa Jawi, kawasisan dwija nalika ngasta, observasi lan pengamatan sacara langsung, angket, lan analisis dokumen. Teknik analisis data migunakaken teknik analisis diskriptif komparatif lan analisis kritis.
Kasiling panaliten nuduhaken bilih ngecakaken metode Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) saged ningkataken minat siswa ing pasinaon lan kaprigelan nyerat teks sandiwara Basa Jawi. Wonten ing siklus I, siswa ingkang nggadhahi minat pikantuk 2,45 %; siklus II pikantuk 3,6 %; lan siklus III pikantuk 4,5 %. Paningkatan keaktifan saged dipuntingali ing siklus I pikantuk 2,6 %; siklus II pikantuk 3,7 %; lan wonten ing siklus III pikantuk 4,5 %. Ing aspek kerjasama kelompok ugi kadadosan paningkatan siklus I namung pikantuk 2,8 %; siklus II pikantuk 3,7 %; lan siklus III pikantuk 4,6 %. Ing paningkatan kaprigelan nyerat teks sandiwara Basa Jawi siklus I siswa pikantuk biji rata-rata 79,5 kanthi ketuntasan klasikal 55 %; siklus II siswa pikantuk biji rata-rata 80,7 kanthi ketuntasan klasikal 75 %; lan ingkang pungkasan siklus III siswa pikantuk biji rata-rata 85 kanthi ketuntasan klasikal 100 %. Kanthi kawontenan punika, kadadosan paningkatan ing saben siklusipun, kamangka sedaya indikator saged dipungayuh kanthi sae jumbuh kaliyan kriteria ketuntasan minimal ingkang sampun katetepaken inggih punika 78.
Tembung Wos: Kaprigelan nyerat, teks sandiwara Basa Jawa, Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
Siti Widiyasih. S441108013. Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Drama Bahasa Jawa dengan Penerapan Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada Siswa Kelas XII IPS 3 SMA 1 Kudus. Tesis. Pembimbing I: Prof. Dr. St.Y. Slamet, M.Pd; Pembimbing II Dr.Warto, M.Hum. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Minat Utama Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
ABSTRAK
Keterampilan menulis teks drama Bahasa Jawa siswa kelas XII IPS 3 SMA 1 masih rendah. Hal ini disebabkan rendahnya minat siswa mengikuti pembelajaran menulis teks drama Bahasa Jawa dan model pembelajaran yang digunakan guru masih konvensional. Oleh karena itu, untuk meningkatkan minat dan keterampilan menulis teks drama Bahasa Jawa siswa dilaksanakan penelitian menggunakan penerapan Cooperative Learning tipe Cooperatif Integrated Reading and Compotition (CIRC). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat menulis teks drama Bahasa Jawa siswa dan meningkatkan keterampilan menulis teks drama Bahasa Jawa siswa kelas XII IPS 3 SMA 1 Kudus. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan selama tiga siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XII IPS 3 dan guru Bahasa Jawa kelas XII IPS 3 SMA 1 Kudus. Data yang dikumpulkan berupa informasi kemampuan siswa dalam menulis teks drama Bahasa Jawa, kemampuan guru dalam mengajar, observasi dan pengamatan secara langsung, angket, dan analisis dokumen. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis diskriptif komparatif dan analisis kritis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran dan keterampilan menulis teks drama. Pada siklus I, siswa yang berminat 2,45 %; siklus II memperoleh 3,6 %; dan siklus III memperoleh 4,5 %. Peningkatan keaktifan terlihat pada siklus I memperoleh 2,6 %; siklus II memperoleh 3,7 %; dan pada siklus III memperoleh 4,5 %. Pada aspek kerjasama kelompok juga terjadi peningkatan pada siklus I hanya memperoleh 2,8 %; siklus II memperoleh 3,7 %; dan pada siklus III memperoleh 4,6 %. Pada peningkatan keterampilan menulis teks drama Bahasa Jawa siklus I siswa mendapat nilai rata-rata 79,5 dengan ketuntasan klasikal sebesar 55 %; siklus II siswa memperoleh nilai rata-rata 80,7 dengan ketuntasan klasikal 75 %; dan yang terakhir pada siklus III siswa mendapat nilai rata-rata 85 dengan ketuntasan klasikal 100 %. Dengan adanya peningkatan pada setiap siklusnya, maka semua indikator dapat dicapai dengan baik sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan yaitu 78.
Kata kunci: Keterampilan menulis, teks drama Bahasa Jawa, Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
Siti Widiyasih. S441108013. The Improvement Of Writing Ability Javanese Drama Script By The Use Of Cooperative Learning Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) type To The Twelveth Social Science Of SMA 1 Kudus. Thesis. Advisor I: Prof. Dr. St.Y. Slamet, M.Pd; Advisor II Dr.Warto, M.Hum. The Main Interest Indonesian Education Program, Javanese Education and Literature, Postgraduate Program. Surakarta Sebelas Maret University.
ABSTRACT
The writing ability Javanese drama text of the students grade XII IPS 3 SMA 1 Kudus is low. It is caused by the interest in writing Javanese drama text is low and the method that is used by the teacher is conventionally. Because of those, to
research by applying Cooperative Learning typr Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). This research is aimed to increase the interest in writing ability Javanese drama text for the students grade XII IPS 3 SMA 1 Kudus. This is is classroom action research that is done for three steps. The subject of this research is the students grade XII IPS 3 and Javanese language teacher grade XII IPS 3 SMA 1 Kudus. The collected data are the information about students skill in writing Javanese drama teks, the teachers skill in teaching, observation and direct observation, through questionnaise, and document analysis. The technique of analyzing data used in descriptive comparative analysis and critical analysis.
The result of this research shows that the application of Cooperative Learning type Cooperative Integrated Reading and Composition can increase the students interest in learning and skill in writing Javanese drama text. On the cycle I, the students interest is 2,45 %, the cycle II is 3,6 %, and the cycle III is 4,5 %. The increasing of the students activeness can be seen through cycle I which is about 2,6%, cycle II is 3,7 %, and cycle III is 4,5 %. On the aspect of group work also increase. That is showed on cycle I which is only 2,8 %, cycle II is 3,7 %, and cycle III is 4,6 %. On the increasing of the students skill in writing Javanese drama text, the cycle I shows that students only get 79,5 with classical completeness amount 55 %, cycle II shows that the students get score in average 80,7 with classical completeness 75 %, and the last one cycle III shows that the students get score in average 85 with classical completeness 100 %. Through these increasing on each cycle, it can be inferred that all indicators can be achieved well based on the criteris of classical completeness that has been decided about 78.
The keyword: Writing ability, Javanese drama text, Cooperative Learning Cooperative Integrated Reading and Composition type.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Indonesia saat ini menggunakan sistem Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan yang sering disingkat KTSP. KTSP adalah kurikulum operasional
yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan (Masnur
Muslich, 2008:17). Silabus dan RPP adalah dua hal yang sangat penting dan perlu
dikembangkan sesuai kondisi sekolah. Dua hal ini kunci utama untuk melaksanakan
kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan pembelajaran, ada beberapa mata
pelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik. Berdasarkan kenyataan ini,
diperlukan pengembangan program pendidikan yang disesuaikan dengan potensi
daerah, minat, dan kebutuhan peserta didik serta kebutuhan daerah. Mata pelajaran
yang ada di daerah masing-masing tersebut yaitu muatan lokal.
Menurut Muslich (2008:30), muatan lokal adalah kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi
keunggulan daerah yang ditentukan oleh satuan pendidikan. Sementara itu, Abdullah
Idi (2007:260), muatan lokal adalah program pendidikan yang isi dan media
penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, serta
lingkungan budaya dan kebutuhan daerah, sedangkan peserta didik di daerah itu
wajib mempelajarinya. Khusus di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DI
Yogyakarta ada satu muatan lokal yaitu muatan lokal Bahasa Jawa. Bahasa Jawa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
merupakan muatan lokal wajib yang ada dalam pembelajaran di sekolah mulai tingkat
dasar sampai tingkat atas.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, pengajaran bahasa dan sastra
Jawa di sekolah merupakan bagian dari pengajaran muatan lokal Bahasa Jawa yang
tidak dapat dipisahkan. Di dalam kurikulum Bahasa Jawa kelas XII disebutkan pula
standar kompetensi tentang pengajaran bahasa dan sastra Jawa. Standar kompetensi
tersebut adalah sebagai berikut : (1) mendengarkan: mampu mendengarkan dan
memahami wacana lisan nonsastra maupun sastra dalam berbagai ragam Bahasa
Jawa; (2) berbicara: mampu mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan, dan
perasaan secara lisan sastra maupun nonsastra dengan menggunakan berbagai ragam
dan unggah-ungguh Bahasa Jawa; (3) membaca: mampu membaca dan memahami
bacaan sastra maupun nonsastra, berhuruf latin maupun Jawa dengan keterampilan
dan teknik membaca; dan (4) menulis: mampu mengungkapkan pikiran, pendapat,
gagasan, dan perasaan dalam berbagai jenis karangan sastra maupun nonsastra
menggunakan Bahasa Jawa sesuai dengan unggah-ungguh dan menulis dengan huruf
Jawa (KepGub Jawa Tengah, 2011).
Pengajaran sastra dalam Bahasa Jawa salah satu diantaranya drama atau
sering disebut sandiwara. Pembelajaran drama dilaksanakan ditingkat SMA memiliki
tujuan meningkatkan siswa dalam mengapresiasi drama, yaitu mengenal, memahami,
menghayati, dan menghargai drama sebagai karya sastra secara kreatif. Pengajaran
drama dalam penelitian ini menekankan pada keterampilan menulis teks drama. Pada
keterampilan ini diharapkan peserta didik dapat menuangkan gagasan, ide, perasaan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
serta daya kreatifitas dalam bentuk bahasa tulis yang berbentuk teks drama.
Keterampilan menulis teks drama juga telah disebutkan dalam kompetensi dasar yang
termuat dalam kurikulum Bahasa Jawa. Teks drama yang dipelajari merupakan teks
drama modern yang disesuaikan dengan kondisinya. Para peserta didik diajarkan dan
dituntut menulis teks drama yang baik yang memiliki struktur batin dan struktur luar
sesuai dengan struktur drama.
Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dapat melalui bahasa lisan dan tulis.
Kemampuan komunikasi melalui bahasa tulis, merupakan sebuah kebutuhan.
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang menuntut seseorang untuk
menuangkan sebuah ide, gagasan, pikiran, perasan dalam sebuah karya yang dapat
memberi manfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain. Namun kenyataan di lapangan
menunjukkan bahwa pembelajaran dan pengajaran menulis kurang mendapat
perhatian yang sewajarnya sehingga mengakibatkan keterampilan menulis para siswa
tidak memadai. Keterampilan menulis teks drama Bahasa Jawa merupakan
keterampilan yang tidak mudah. Hal ini disebabkan seseorang dituntut untuk
menuangkan gagasan, ide, pikiran, dan perasaan untuk menjadi sebuah karya
sehingga orang lain dapat memahami karya tersebut. Menurut Asul Wiyanto (2004:7)
menulis memang gampang-gampang susah. Gampang kalau sudah sering
melakukannya dan susah jika belum terbiasa. Sebab, sebagai suatu keterampilan
untuk memperolehnya harus sering belajar dan berlatih.
Drama merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk percakapan. Adhy
Asmara (1983:5) mengatakan bahwa drama adalah suatu bentuk cerita konflik sikap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
dan sifat manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan
menggunakan percakapan dan gerak (action) di hadapan pendengar atau penonton.
Istilah drama juga mengandung dua pengertian yaitu 1) drama sebagai text play atau
repertoire (naskah), dan 2) drama sebagai theather atau performance. Teeuw
(1983:3-5) mengatakan teks sastra memiliki unsur atau struktur batin atau intern
structure relation yang terkait oleh bahasa pengarang, selain itu naskah sastra juga
memiliki struktur luar atau extern relation yang terkait oleh bahasa pengarangnya.
The Liang Gie (1992:28) mengatakan bahwa minat berarti tertarik atau
terlibat sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari kepentingan kegiatan
tersebut. Keterkaitan antara minat menulis teks drama Bahasa Jawa dengan
keterampilan menulis mempunyai hubungan yang sangat erat. Dapat diketahui bahwa
jika seorang siswa telah mempunyai minat yang baik untuk menulis teks drama
Bahasa Jawa, secara otomatis keterampilan menulis siswa juga akan baik. Hal ini
disebabkankan, dalam melakukan kegiatan menulis tidak ada unsur paksaan sehingga
dapat menghasilkan tulisan yang baik pula. Sebaliknya, jika minat siswa untuk
mempelajari Bahasa Jawa khususnya menulis teks drama rendah, keterampilan
menulis teks drama Bahasa Jawa juga rendah. Hal ini disebabkan oleh adanya unsur
paksaan dari dalam diri siswa.
Faktor keberhasilan pendidikan di sekolah ditentukan oleh adanya interaksi
antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, guru dengan guru, akan tetapi
biasanya interaksi ini kurang berjalan dengan maksimal dalam proses pembelajaran.
Permasalahan itu diketahui dari masih banyaknya guru yang menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
pendekatan konvensional yaitu dengan metode ceramah serta penugasan. Guru
menjelaskan materi dan memberi beberapa ide pokok, kemudian siswa ditugasi untuk
membuat sebuah karangan dengan memilih ide pokok tersebut, dan kemudian dinilai.
Hal ini menggambarkan bahwa pembelajaran selama ini masih mementingkan produk
daripada proses. Jika pengajaran di sekolah dilakukan seperti ini secara terus-menerus
akan berdampak negatif bagi siswa.
Harus diakui bahwa pengajaran sastra khususnya menulis teks drama Bahasa
Jawa di sekolah khususnya kelas XII masih kurang menarik bagi para siswa, apalagi
pembelajaran menggunakan Bahasa Jawa. Hal ini disebabkan kurangnya penguasaan
kosa kata Bahasa Jawa, kurang akrabnya siswa dengan karya sastra Jawa, dalam
kegiatan belajar mengajar guru belum menggunakan metode yang kreatif dan inovatif
sehingga pembelajaran Bahasa Jawa terkesan membosankan. Ditambah sikap rasa
ingin tahu terhadap Bahasa Jawa kurang dan rasa solidaritas berdiskusi antarsiswa
juga kurang terjalin.
Keadaan di atas tidak jauh berbeda dengan keadaan peserta didik di SMA 1
Kudus khususnya pada siswa kelas XII IPS 3 . Berdasarkan hasil wawancara dan
observasi dengan guru di kelas XII IPS 3 SMA 1 Kudus, keterampilan menulis dan
minat siswa masih rendah. Rendahnya keterampilan menulis teks drama Bahasa Jawa
disebabkan berbagai faktor yang diketahui dari hasil wawancara antara lain (1)
kurangnya penguasaan kosa kata Bahasa Jawa, (2) kurang terbiasanya menggunakan
Bahasa Jawa, (3) perlunya menguasai unsur-unsur yang terkandung dalam sebuah
drama, perlunya penguasaan kalimat-kalimat percakapan yang runtut, (4) kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
mampu mengembangkan ide, (5) perlu mempunyai daya imajinasi dan konsentrasi
yang tinggi, dan (6) siswa kurang dapat membaca dan berkomunikasi menggunakan
Bahasa Jawa. Selain kendala yang timbul dari peserta didik, kendala juga timbul dari
guru, karena hal ini dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Kadangkala
guru merasa kebingungan dengan metode dan strategi apa yang harus dipilih yang
kiranya cocok dengan pembelajaran dan mudah diterima oleh peserta didik.
Minat peserta didik dapat tumbuh dalam diri peserta didik, jika peserta didik
tersebut aktif dalam mengikuti pelajaran, sering bertanya, sering menanggapi, atau
yang lain. Kenyataan di lapangan siswa kelas XII IPS 3 kurang berminat dalam
mempelajari Bahasa Jawa. Minat tersebut tidak timbul dalam diri peserta didik
sendiri, melainkan tergantung guru yang mengajar. Hal ini disebabkan oleh
kurangnya kesadaran untuk melestarikan bahasa dan budaya Jawa. Salah satu cara
agar minat mempelajari Bahasa Jawa dapat meningkat yaitu dengan mengubah cara
pembelajaran Bahasa Jawa di sekolah serta menyadarkan anak akan pentingnya
budaya dan Bahasa Jawa.
Melihat kenyataan di lapangan, peneliti mencoba memberi solusi alternatif
untuk menyikapi permasalahan menulis teks drama Bahasa Jawa yang dialami oleh
siswa maupun guru. Setelah berdiskusi, peneliti dan guru Bahasa Jawa kelas XII IPS
3 sepakat menggunakan sebuah metode yaitu metode CIRC (Cooperative Integrated
Reading and Composition) yang termasuk dalam Cooperative Learning. Metode
CIRC merupakan model pembelajaran kooperatif yang merupakan gabungan program
membaca, menulis dengan menggunakan pembelajaran baru dalam pemahaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
bacaan dengan menulis (Kessler,1992:24). Menurut Kessler (1992:183-185) ciri-ciri
CIRC (1) adanya satu tujuan tertentu, (2) adanya tanggung jawab setiap individu, (3)
dalam satu kelompok mempunyai kesempatan yang sama untuk sukses, (4) tidak ada
kompotiti antar kelompok, (5) tidak ada tugas khusus, dan (6) menyesuaikan diri
dengan kebutuhan menjadi kewajiban setiap individu. Penerapan metode CIRC dalam
pembelajaran menulis teks drama Bahasa Jawa yaitu peserta didik dibagi atas
beberapa kelompok. Setelah terbagi 4-5 kelompok, didalam kelompok itu dipilih satu
ketua yang dianggap memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi. Kemudian setiap
kelompok diberi sebuah bacaan cerita cekak (cerkak) dan cerita rakyat yang
kemudian dianalisis. Setelah membaca dan menemukan unsur-unsur yang terkandung
secara keseluruhan, setiap individu ditugasi untuk membuat teks drama Bahasa Jawa
sesuai bacaan tersebut. Teks drama yang dibuat oleh peserta didik merupakan teks
drama jenis modern yang disesuaikan dengan teks bacaan. Tahap yang terakhir,
peserta didik mempresentasikan hasil karya di depan kelas. Diharapkan dengan
menggunakan metode ini, dapat memudahkan siswa dalam menulis teks drama
Bahasa Jawa dengan terampil.
Mengingat pentingnya pengajaran sastra khususnya menulis teks drama
Bahasa Jawa di kelas XII, maka perlu dilakukan penelitian untuk memecahkan
masalah penulisan teks drama Bahasa Jawa sehingga diharapkan siswa benar-benar
memahami dan berpotensi menulis teks drama Bahasa Jawa secara terampil serta
dapat berkomunikasi dengan Bahasa Jawa dengan lancar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah penerapan Cooperative Learning tipe CIRC dapat meningkatkan minat
menulis teks drama Bahasa Jawa pada siswa kelas XII IPS 3 SMA 1 Kudus?
2. Apakah penerapan Cooperative Learning tipe CIRC dapat meningkatkan
keterampilan menulis teks drama Bahasa Jawa pada siswa kelas XII IPS 3 SMA 1
Kudus?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian tindakan kelas ini mempunyai tujuan
sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan minat menulis teks drama Bahasa Jawa siswa kelas XII IPS
3 SMA 1 Kudus melalui Cooperative Learning tipe CIRC.
2. Untuk meningkatkan keterampilan menulis teks drama Bahasa Jawa siswa kelas
XII IPS 3 SMA 1 Kudus melalui Cooperative Learning tipe CIRC.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Memperkaya khasanah teori/keilmuan, teknologi, seni berbahasa , serta karya
sastra khususnya di bidang pendidikan yang terkait dengan proses pembelajaran
menulis teks drama Bahasa Jawa secara efektif akan membantu kemampuan
peserta didik dalam menuangkan ide/gagasan dan perasaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa
1) Memberi kemudahan bagi peserta didik untuk dapat meningkatkan
prestasi belajar Bahasa Jawa khususnya kemampuan menulis teks drama
Bahasa Jawa.
2) Memberi keterampilan bersosial bagi sesama, terutama dalam
bekerjasama, berinisiatif, dan perhatian terhadap masalah yang dihadapi.
b. Manfaat bagi guru
1) Memperbaiki proses pembelajaran, khususnya pembelajaran Bahasa Jawa
tentang menulis teks drama Bahasa Jawa.
2) Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan penelitian
tindakan kelas.
3) Membantu guru meningkatkan kinerjanya sebagai guru professional.
4) Membantu guru untuk lebih kreatif dalam menciptakan pembelajaran
yang inovatif.
c. Manfaat bagi sekolah
1) Memberi pengalaman kepada sekolah berkaitan dengan penelitian
tindakan kelas
2) Memberi informasi ilmiah tentang pembelajaran Bahasa Jawa untuk
mengembangkan pembelajaran Bahasa Jawa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Second Language
Writing and Research: The Writing Prosess and Error Analysis in Student ,
menyimpulkan bahwa kompetensi untuk menulis dengan baik bukan merupakan
keahlian yang diperoleh secara alami, melainkan memerlukan latihan secara terus-
menerus. Maksudnya kompetensi menulis harus dilakukan dan dipelajari melalui
pengalaman. Menulis juga melibatkan keterampilan menyusun, merangkai informasi
untuk menceritakan kembali informasi dalam bentuk narasi atau keterangan. Selain
itu, menulis juga untuk mengubah informasi menjadi teks baru.
Adapun persamaannya dengan penelitian yang dilakukan dengan peneliti yaitu
sama-sama melakukan penelitian kegiatan menulis untuk mengubah informasi
menjadi teks baru. Perbedaannya adalah penelitian yang dilakukan oleh Johanne
Myles yaitu kegiatan mengubah informasi dengan cara menulis dalam bentuk narasi
atau keterangan, sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu
kegiatan mengubah suatu bacaan menjadi sebuah tulisan dalam bentuk teks drama.
Penelitian yang dilakukan oleh Deasy Richard J (2002:133-151) dalam
Internasional CLIL Research Journal, menyimpulkan bahwa dalam seni visual ada
temuan tentang bagaimana menggambar mendukung keterampilan menulis dan
bagaimana pelatihan visualisasi mendukung interpretasi dari teks drama dalam bentuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
ditetapkan dramatis, dihubungkan dengan pemahaman cerita, pemahaman karakter,
dan kemampuan menulis, dan terbukti cara yang lebih baik bagi siswa untuk proses
cerita dari diskusi yang dipimpin guru. Beberapa studi menunjukkan anak-anak
menjadi lebih terlibat dalam studi mereka ketika seni diintegrasikan ke dalam
pelajaran mereka. Lain menunjukkan bahwa resiko siswa sering menemukan jalur
melalui seni untuk keberhasilan akademis yang lebih luas. Ia mengusulkan bahwa
jika belajar adalah proses integrasi pengetahuan dari beberapa domain, kemudian
mengajar akan paling efektif ketika itu juga terintegrasi.
Persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Deasy Richard yaitu sama-
sama melakukan kegiatan integrasi melalui teks drama yang dilakukan secara
kelompok dengan cara berdiskusi yang dipimpin oleh guru. Perbedaannya yaitu
penelitian yang akan dilakukan oleh penelitian yaitu kegiatan integrasi lebih
mengutamakan kegiatan menulis siswa terutama menulis teks drama.
Penelitian yang dilakukan oleh Chan Mei Yuit & Yap Ngee Thai yang berjudul
Encouraging participation in public discourse through online writing in ESL
in menyimpulkan bahwa intruksi penulisan telah dimulai dengan
mengadopsi pengetahuan yang mengintegrasikan penulisan kelas dengan peristiwa di
luar kelas. Tujuan penulisan tidak terbatas pada kompetensi dalam istilah bahasa,
gaya, dan cara naming diperluas secara literature. Orientasi penulisan khususnya di
tingkat universitasberiringan dengan tujuan perguruan tinggi untuk menghasilkan
individu yang kuat dalam berkontribusi terhadap dunia yang lebih baik melalui
partisipasi perkuliahan umum. Adapun persamaan dengan peneliti yaitu sama-sama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
melakukan sebuah penelitian kebahasaan yang mengambil aspek kegiatan menulis.
Sedangkan perbedaannya, peneliti meneliti kegiatan menulis teks drama Bahasa Jawa
yang dilakukan di sebuah sekolah menengah atas.
Penelitian Suyanti, tahun 20
Drama d penelitian ini
merupakan studi kasus di Kelas IX SMP Negeri 1 Sukoharjo. Perbedaan hasil-hasil
penelitian tersebut diatas dengan penelitian tesis ini terletak pada jenis penelitian dan
subjek penelitian. Jenis penelitian ini berupa penelitian studi kasus yang dilakukan
pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Sukoharjo. Pada penelitian tesis yang dilakukan
peneliti merupakan sebuah penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siswa kelas
XII SMA 1 Kudus. Adapun persamaanya yaitu sama-sama meneliti menulis teks
(naskah) drama dengan menggunakan media bahan bacaan. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran menulis naskah drama terdapat
kendala-kendala antara lain terbatasnya waktu, kurangnya sarana prasarana,
rendahnya motivasi siswa, dan pengelolaan kelas yang belum optimal. Pelaksanaan
pembelajaran menulis naskah drama sudah mengarah pada sistem KBK walaupun
belum sepenuhnya.
Penelitian Dw
Keterampilan Membaca Pemahaman dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) , menyimpulkan bahwa
penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V SD Negeri
Pucangan 2 Kartasura. Simpulannya, penerapan CIRC pada siswa kelas V SD N 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Pucangan Kartasura terdapat peningkatan kualitas pembelajaran baik proses maupun
hasil membaca pemahaman. Hal ini dibuktikan dengan hasil rerata pada setiap siklus
sebagai berikut: pada siklus I terjadi peningkatan 55,56%; pada siklus II terjadi
peningkatan 70,37%, dan pada siklus III terjadi peningkatan 77,78%. Adapun
persamaan dengan penelitian sekarang yaitu sama-sama menggunakan model
kooperatif tipe CIRC. Perbedaannya yaitu penelitian terdahulu menganalisis/meneliti
tentang keterampilan membaca pemahaman, sedangkan penelitian sekarang meneliti
keterampilan menulis.
The Effects of Cooperative Learning on
Improv dalam jurnal Theory and
Practice in Language Studies 2011, menyimpulkan bahwa penelitian ini
mendiskusikan tentang 3 metode utama dari pembelajaran kooperatif dan bagaimana
mengimplementasikan pembelajaran kooperatif dalam kelas membaca bahasa Inggris
selama proses beberapa elemen-elemen harus dipertimbangkan meliputi atmosfer
kelas (keadaan kelas) dalam bentuk latihan dan aturan-aturan guru.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Wenjing Zuo adalah sama-sama
menggunakan metode cooperative learning (pembelajaran kooperatif), yang
membedakan adalah penelitian terdahulu meneliti tentang keterampilan membaca
bahasa Inggris pada mahasiswa, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
adalah tentang keterampilan menulis teks drama pada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
B. Landasan Teori
1. Hakikat Keterampilan Menulis Teks Drama Bahasa Jawa
a. Pengertian Keterampilan Menulis
Kegiatan belajar mengajar di sekolah peserta didik pasti tidak asing
dengan kegiatan menulis. Apalagi dalam pembelajaran bahasa, ada empat
aspek yang harus dikuasai oleh peserta didik. Keempat aspek itu adalah
membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Ditegaskan bahwa dalam
KTSP, untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran bahasa peserta didik
dapat berkomunikasi dengan baik dan benar baik dalam bentuk tulisan
maupun lisan. Kegiatan menulis merupakan sebuah kegiatan yang sangat
penting, karena dengan adanya menulis peserta didik dapat mengungkapkan
semua gagasan dan pikirannya dalam sebuah tulisan.
Menurut H.G.Tarigan (2008:21) menulis adalah menurunkan atau
melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang
dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-
lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik
Writing is essentially a social act: you usually write
to communicate with an andience. Which has expatiations a bout the tex type
Menulis secara esensial merupakan sebuah kegiatan
sosial, dalam proses menulis ini penulis berkomunikasi dengan seorang
audiens/pembaca yang mempunyai harapan-harapan jenis teks yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
dihasilkan oleh seorang penulis. Menurut Ur dalam Sugiarto (2001:3),
menulis merupakan proses penyampaian pesan dari penulis kepada pembaca.
Menurut Muchsin Achmadi (1990:22), menulis adalah suatu proses
menyusun, mencatat, dan mengkomunikasikan makna dalam tatanan ganda,
bersifat interaktif, dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan
menggunakan suatu sistem konvensional yang dapat dilihat.
Sementara itu, menulis juga bisa diartikan sebuah seni yang digunakan
untuk menuangkan sebuah ide secara bebas dan sesuai kreatifitas seseorang.
Burhan Nurgiyantoro (2001:296) berpendapat agar komunikasi lewat lambang
tulis dapat dicapai seperti yang diharapkan penulis, hendaknya menuangkan
ide gagasannya ke dalam bahasa yang tepat dan teratur serta lengkap. Dengan
demikian bahasa yang digunakan dalam menulis dapat menggambarkan
suasana hati atau pikiran penulis, sehingga dengan bahasa tulis seseorang akan
dapat menuangkan isi hati dan pikiran.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu
kegiatan seni menuangkan ide, mencatat, dan menyusun sebuah makna
dengan simbol grafis yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu.
Keterampilan menulis adalah keterampilan yang paling kompleks
karena keterampilan menulis merupakan suatu proses perkembangan yang
menuntut pengalaman, waktu, kesepakatan latihan serta memerlukan cara
berpikir yang teratur untuk mengungkapkannya dalam bentuk bahasa tulis
(Izzul Hasanah,2008).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Keterampilan Menurut Atar Semi (1990:10) untuk menghasilkan suatu
tulisan yang baik seorang penulis harus mempunyai tiga keterampilan dasar
dalam menulis, yaitu: (1) keterampilan berbahasa merupakan suatu
keterampilan yang paling tinggi. Pada hakikatnya, keterampilan menulis
merupakan salah satu bagian dari keterampilan berbahasa yang merupakan
perekaman dari bahasa lisan kedalam bahasa tulis. Keterampilan yang
diperlukan seorang penulis yaitu keterampilan penggunaan ejaan, tanda baca,
pembentukan kata, pemilihan kata, dan penggunaan kalimat efektif; (2)
keterampilan penyajian merupakan keterampilan pembentukan dan
pengembangan paragraf, keterampilan merinci pokok bahasan menjadi sub
pokok bahasan, menyusun pokok bahasan dan subpokok bahasan ke dalam
susunan yang sistematis. Dengan demikian, memungkinkan tulisan yang
dihasilkan dapat diterima dengan baik dan mudah oleh pembaca; (3)
keterampilan perwajahan atau pengaturan tipografi dan pemanfaatan sarana
tulis secara efektif dan efisien seperti penyusunan format, pemilihan ukuran
kertas, tipe huruf, penjilidan, penyusunan tabel, dan lain-lain. Keterampilan
ini sangat diperlukan karena dapat mendukung kesempurnaan dan kerapian.
b. Langkah-Langkah Menulis
Menurut Iim Rahmina (1997:3) bahwa seorang penulis yang baik
harus memilih dan menentukan isi pikiran yang akan dituangkan ke dalam
tulisan yang berupa topik. Topik atau tema berperan penting dalam sebuah
tulisan karena menjiwai seluruh tulisan dan sebagai pedoman dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
menyusun tulisan. Selain pemilihan topik yang menarik, harus dapat juga
mengorganisasikan pikirannya agar tulisan yang dihasilkan tersusun rapi dan
teratur. Penulis harus membuat kerangka tulisan terlebih dahulu yang nantinya
akan berfungsi sebagai pedoman pokok dalam mengembangkan tulisan,
caranya mencatat semua ide, menyeleksi ide, dan mengelompokkan ide.
Sementara itu, Wiskon dan Burks (dalam Iim Rahmina, 1997:8) berpendapat
bahwa pelaksanaan kegiatan menulis akan berjalan efektif jika sebelumnya
penulis mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1) memilih topik atau
tema tulisan, 2) membatasi topik tulisan, 3) menentukan tujuan dan memilih
jenis tulisan, 4) membuat kerangka tulisan, 5) mengembangkan tulisan dengan
memperhatikan aturan pemakaian bahasa.
Berbeda dengan pernyataan di atas, Sabarti Akhadiah, Maidar G.
Arsyad, dan Sakura H. Ridwan (1996:121-131) mengemukakan proses
menulis melalui tiga tahap yaitu 1) tahap prapenulisan, 2) tahap penulisan,
dan 3) tahap pascapenulisan.
Atar Semi (1990:11-16) mengatakan bahwa menulis merupakan suatu
proses yang kreatif. Sebagai suatu proses, menulis dilakukan dengan beberapa
langkah yaitu:
1) Pemilihan dan PenetapanTopik
Didalam memilih dan menetapkan topik diperlukan adanya
keterampilan dan kesungguhan. Topik tulisan adalah masalah atau
gagasan yang hendak disampaikan di dalam tulisan. Suatu gagasan dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
diperoleh melalui empat sumber antara lain: (a) pengalaman, dengan
adanya pemilihan pengalaman yang unik dapat dijadikan bahan
pemikiran dan tambahan pengetahuan bagi pembaca; (b) pengamatan,
dengan adanya pangamatan kegiatan menyimak dan membaca dapat
memperoleh pengetahuan yang dapat dijadikan topik sebuah tulisan; (c)
imajinasi, dengan kemampuan mengkhayal sesuatu, maka suatu topik
dapat dirumuskan terutama dalam bentuk fiksi; (d) pendapat dan
keyakinan, dengan adanya pendapat dari orang lain dan keyakinan dari
diri sendiri maka hal ini dapat dijadikan suatu topik.
2) Pengumpulan informasi
Langkah kedua yaitu kegiatan mengumpulkan informasi dan data
bagi kelengkapan serta pengayaan topik yang telah dipilih. Hal ini
diperlukan agar tulisan yang dihasilkan dapat berbobot dan meyakinkan
sesuai dengan tujuan penulisan.
3) Penetapan Tujuan
Penetapan tujuan pada dasarnya mulai terpikirkan oleh penulis pada
saat pemilihan dan penetapan topik dilakukan. Bila suatu tulisan tidak
dilandasi oleh suatu tujuan yang jelas dan tegas maka tulisan tersebut
tidak terarah dan tidak dapat dipahami oleh pembaca.
4) Perancangan Tujuan
Merancang tulisan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menilai
kembali informasi dan data, memilih subtopik yang perlu dimuat,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
melakukan pengelompokan topik-topik kecil ke dalam suatu kelompok
yang lebih besar, dan memilih suatu sistem notasi dan sistem penyajian
yang dianggap paling baik.
5) Penulisan
Di dalam penulisan perlu dipilih organisasi dan sistem penyajian
yang tepat. Artinya tepat menurut jenis tulisan, tepat menurut topik, dan
tepat menurut tujuan atau sasaran. Di dalam pelahiran ide atau gagasan
tahap yang pertama jangan terlalu terikat dengan pola dan susunan
bahasa yang digunakan.
6) Penyuntingan atau revisi
Cara menyunting yang baik adalah dengan membiarkan tulisan itu
terendap beberapa waktu setelah penulisan, dan kemudian melakukan
suntingan dengan membaca teliti.
7) Penulisan Naskah Jadi
Dalam pengetikan terakhir ini perlu diperhatikan kembali masalah
ejaan dan tanda baca. Masalah perwajahan harus pula diperhatikan
dengan sungguh-sungguh, karena kesempurnaan sebuah tulisan tidak
hanya terbatas kesempurnaan isi dan ketepatan perangkat kebahasaan,
tetapi juga masalah susunan, kejelasan, dan ketepatan pemakaian sarana
tulis lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
c. Pengertian Minat Menulis
The Liang Gie (1992:28) mengatakan bahwa minat berarti tertarik atau
terlibat sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari kepentingan
kegiatan tersebut. Hal ini berarti bahwa minat adalah ketertiban seseorang
dengan penuh kesadaran, perhatian, dan perasaan senang akan kepentingan
kegiatan yang lebih lanjut akan menyadari kepentingan tujuan kegiatan
tersebut.
Dengan rumusan yang hampir senada dengan pendapat tersebut, Crow
dan Crow (1989:303) mengatakan bahwa minat dapat berhubungan dengan
gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi kegiatan itu sendiri.
Dengan kata lain, minat dapat menjadi partisipasi dalam kegiatan. Sementara
itu, Slameto (2003:57) menyatakan minat adalah kecenderungan yang tetap
untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang
diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang. Jadi
berbeda perhatian karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu
yang lama) yang belum tentu dikuti rasa senang, sedangkan minat selalu
diikuti perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan.
Lebih lanjut, Slameto (2003:58) mengemukakan siswa yag berminat
dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) mempunyai
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenal sesuatu yag
dipelajari secara terus menerus; (2) ada rasa suka dan senang pada sesuatu
yang diminati; (3) memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
yang diminati; (4) ada rasa ketertarikan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang
diminati; (5) lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang
lainnya; dan (6) dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan
kegiatan.
Bingham (1989: 21), menjelaskan bahwa minat adalah kecenderungan
untuk ikut serta aktif dalam pengalaman-pengalaman dan memelihara
pengalaman tersebut. Minat (interest) dapat dikatakan lawan dari keengganan
(aversion) yang dirumuskan sebagai kecenderungan untuk menjauhi
terjadinya pengalaman tentang objek-objek. Minat (interst) dan keengganan
(aversion) sifatnya dinamik. Pada suatu saat mungkin minat lebih kuat
daripada keengganan, disebabkan individu yang bersangkutan memusatkan
perhatian kepada salah satu objek sehingga tidak ada kesempatan untuk
memperhatikan objek lain.
Witherington (1987: 25) berpendapat minat adalah kesadaran
seseorang bahwa suatu objek, orang lain, hal, atau keadaan mempunyai
hubungan atau kepentingan baginya. Minat harus dianggap sebagai respon
sadar, jika tidak respon itu sama sekali tidak bermakna. Sementara itu,
menurut Winkel W.S (1986: 105) member pengertian bahwa minat adalah
suatu perasaan pernyataan psikis yang menunjukkan adanya pemusatan
perhatian terhadap suatu objek, karena objek tersebut menarik dirinya.
Chaplin (2000: 246) mengemukakan minat dalam tiga buah rumusan,
yaitu pertama, sebagai suatu sikap yang menetap yang mengikat perhatian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
individu ke arah objek-objek tertentu secara selektif. Kedua, perasaan yang
berarti bagi individu terhadap kegiatan, pekerjaan sambilan atau objek-objek
yang dihadapi oleh setiap individu, dan ketiga, kesiapan individu yang
mengatur atau mengendalikan perilaku dalam arah tertentu atau ke arah tujuan
tertentu.
Strong dalam Paul Thomas Joung (1950: 321) mengemukakan
pendapat sebagai berikut ling and
. Seorang
individu berminat terhadap sesuatu tentunya akan diiringi adanya perasaan
senang terhadap aktifitas tersebut atau berbuat sesuatu terhadap objek tertentu.
Sementara itu, Mulyasa (2009: 93) mengemukakan bahwa minat (interest)
adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar
terhadap sesuatu, misal minat untuk mempelajari dan melakukan sesuatu.
Minat, seperti yang dikenal orang dewasa ini dapa mempengaruhi kualitas
pencapaian hasil belajar siswa. Umpamanya, seorang siswa yang mearuh
minat besar terhadap bahasa Jawa akan memusatkan perhatiannya lebih
banyak daripada siswa lainnya. Karena pemusatan perhatian yang intensif
terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tersebut untuk belajar lebih
giat dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.
Minat adalah perasaan tertarik dan keterkaitan pada suatu hal atau
aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan
sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Makin kuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
atau makin dekat hubungan tersebut, maka makin besar minat (Junardi,
1989:156). Lebih lanjut Junardi menyatakan bahwa minat siswa biasa
diekspresikan melalui pertanyaan yang menunjukkan bahwa siswa lebih
tertariksuatu objek daripada objek lain. Dapat pula dimanifestasikan melalui
partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang berminat terhadap objek tertentu
cenderung menaruh perhatian besar terhadap objek tersebut.
Sementara itu, Noehi Nasution (1993:7) menjelaskan bahwa minat
mempengaruhi proses dan hasil belajar. Kalau seorang tidak berminat untuk
mempelajari sesuatu tidak dapat diharapkan bahwa dia akan berhasil dengan
baik. Sebaliknya kalau seseorang belajar dengan penuh minat, maka dapat
diharapkan hasilnya akan lebih baik.
Super & Crites (dalam Crow, 1963:253) menggolongkan minat
menjadi empat jenis atas dasar perbedaan dalam mendapatkan data. Keempat
golongan tersebut antara lain : (1) Expressed interest, yaitu pernyataan senang
atau tidak senang dari subyek terhadap objek, baik berupa tingkah laku atau
aktifitas maupun pekerjaan; (2) Manifested interest, yaitu yang diwujudkan
dengan adanya partisipasi terhadap suatu tindakan atau pekerjaan; (3) Tested
interest, yaitu minat yang diwujudkan atau diketahui dari hasil tes obyektif;
dan (4) Inventoried interest, yaitu perwujudan minat yang diketahui melalui
daftar isian dengan butir-butir yang tersusun.
Sesorang akan diketahui minatnya bila ada kecenderungan tertarik
pada suatu obyek atas dasar rasa senang atau tidak senang, sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
menghasilkan suatu respon terhadap hal yang disenangi tersebut. Dapat
dikatakan siswa-siswa yang mempunyai minatnya belajar berdasarkan rasa
senang dan adanya stimulus sesuai keadaan dirinya. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Underwood (2000:31) menyatakan bahwa minat mempunyai
aspek-aspek sebagai berikut : (1) Ketertarikan pada suatu obyek tertentu
dalam proses pembelajaran meliputi kelengkapan fasilitas belajar, minat atau
suka terhadap mata pelajaran, serta frekuensi kegiatan dalam periode waktu
tertentu; (2) Respon terhadap suatu obyek tertentu dalam pembelajaran
meliputi pengharhaan atau penggunaan pada waktu dalam belajar, orientasi
pada hasil belajar yang telah dicapai, tingkatan aspirasi, keuletan dan
ketabahan dalam menghadapi kesulitan untuk mencapai tujuan, dan arah sikap
pebelajar terhadap sasaran kegiatan belajar; (3) Keinginan terhadap sesuatu
hal meliputi kecenderungan untuk memahami suatu konsep dan pengalaman
untuk mencapai tujuan.
Menulis merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai
suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara
menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan
jelas (Slamet, 2008:96).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulan bahwa minat
adalah suatu rasa ketertarikan dan lebih suka akan sesuatu dan aktifitas yang
dilaksanakan dengan rasa senang tanpa ada paksaan dari orang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Minat menulis adalah suatu rasa ketertarikan dan rasa suka terhadap
suatu aktifitas menuangkan ide pokok atau gagasan secara logis dan sistematis
dalam bentuk tulisan.
d. Pengertian Teks Drama
Di Indonesia, perkembangan drama sangatlah pesat. Hal ini dapat
dilihat diberbagai media misal di televisi, siaran radio, layar tancep, ataupun
dipentaskan secara langsung dipanggung. Pada saat ini juga banyak
organisasi-organisasi remaja yang ingin mempelajari lebih mendalam tentang
drama. Misalnya di sekolah, universitas, karang taruna, ataupun di sanggar-
sanggar teater.
Menurut Herman J Waluyo (2002:1) drama merupakan tiruan
kehidupan manusia yang diproyeksikan di atas pentas. Jika melihat drama,
seolah-olah penonton melihat kejadian dalam masyarakat. Drama adalah
potret kehidupan manusia, potret suka duka, pahit manis, hitam putih
kehidupan manusia. Apabila menyebut tentang drama, maka kita berhadapan
dengan drama naskah dan drama pentas. Naskah drama dapat dijadikan bahan
studi sastra, dapat dipentaskan, dan dapat dipergelarkan. Senada dengan itu,
Lusemburg mengatakan bahwa drama adalah teks yang bersifat dialog dan
isinya membentangkan alur (dalam Rahmanto dan Haryanto, 1998:78).
Kata drama berasal dari bahasa Greek, dari kata dran yang berarti
berbuat, to act atau to do (H.G Tarigan, 1993:69). Drama berasal dari bahasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
mengandung arti yang luas jika ditinjau sebagai salah satu genre sastra, atau
drama sebagai cabang ilmu kesenian yang mandiri. Drama naskah merupakan
salah satu genre sastra yang disejajarkan dengan puisi dan prosa, sedangkan
drama pentas adalah jenis kesenian mandiri yang merupakan integrasi antara
berbagai jenis kesenian seperti musik, tata lampu, seni lukis, seni kostum, seni
rias, dan sebagainya.
Herman J. Waluyo (2002:2) mengatakan bahwa secara terminologi
istilah drama biasanya didasarkan pada wilayah pembicaraan, apakah yang
dimaksud naskah drama atau drama pentas. Drama naskah merupakan salah
satu jenis karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog yang didasarkan atas
konflik batin dan mempunyai kemungkinan dipentaskan. Menurut Moulton
(dalam Herman J. Waluyo,2002:2) menjelaskan definisi drama (pentas)
sebagai hidup manusia yang dilukiskan dengan action.
Sementara itu dalam Bahasa Jawa istilah drama berarti sandiwara.
Sandiwara sandi yang berarti
rahasia, sedangkan warah yang berarti pelajaran. Jadi sandiwara mempunyai
makna pelajaran yang diberikan secara diam-diam atau rahasia (Herman J.
Waluyo, 2008:3). Suroto mengemukakan sandiwara adalah ajaran yang
dirahasiakan atau samar-samar, terselubung (1989:75). Istilah sandiwara
mulai popular sejak penduduk Jepang.
Menurut Adhy Asmara (1993:10) drama adalah suatu bentuk cerita
konflik sikap dan sifat manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
pentas dengan menggunakan percakapan dan gerak dihadapan pendengar atau
penonton. Panuti Sudjiman (1990:22) menjelaskan drama adalah karya sastra
yang bertujuan menggambarkan kehidupan dengan mengemukakan tikaian
dan emosi lewat lakuan dan dialog dan lazimnya dirancang untuk dipentaskan
dipanggung. Senada dengan hal tersebut, drama adalah ragam sastra dalam
bentuk dialog yang dimaksudkan untuk dipertunjukkan diatas pentas (Abdul
Rozak Zaidan et all,1991:31).
himself in an imaginary situation; or to portray another person in an
prented. It provides an apportunary for a person to expressions and (Susan Holden, 1981).
Susan Holden (1981) mendefinisikan drama sebagai aktifitas yang
meminta partisipan menggambarkan dirinya dalam situasi imajinasi
(khayalan); atau untuk menggambarkan orang lain dan situasi imajinasi. Oleh
-
memberikan kesempatan bagi seseorang untuk mengekspresikan dirinya
sendiri melalui ekspresi verbal dan gerak tubuh yang menggunakan imajinasi
dan perasaannya.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat ditarik simpulan bahwa
drama adalah salah satu bagian dari karya sastra yang menceritakan suatu
kehidupan yang berupa percakapan yang dapat dipentaskan.
Pengertian teks drama itu sendiri yaitu semua teks yang bersifat
dialog-dialog dan yang isinya membentangkan sebuah alur (Luxemberg, Bal,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
dan Weststeijn,1984:158). Sementara itu menurut Teew (1983:3-5) teks sastra
memiliki unsur atau struktur batin atau intern structure relation, yang terkait
oleh bahasa pengarangnya. Naskah sastra juga memiliki struktur luar atau
extern structure relation yang terikat oleh bahasa pengarannya. Herman J.
Waluyo (2002:7) menjelaskan bahwa dasar teks drama adalah konflik
manusia yang digali dari kehidupan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa sebuah
drama dapat dibedakan menjadi dua yaitu drama yang bertujuan untuk
dipentaskan dan drama yang berhubungan dengan naskah atau teks. Secara
keseluruhan drama merupakan salah satu karya sastra yang berupa dialog
yang menggambarkan kehidupan manusia yang bertujuan untuk dipentaskan
dihadapan penonton.
e. Jenis-Jenis Drama
Drama termasuk salah satu bentuk karya sastra. Menurut Suroto
(1989:76) drama dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Drama Tradisional
Drama tradisional dapat dikatakan sebagai drama asli. Ia lahir dan
hidup dalam masyarakat, dihayati dan dikembangkan di tengah-tengah
masyarakat pendukungnya. Drama jenis ini tidak sama antara daerah
yang satu dengan yang lain. Hal ini disebabkan oleh perbedaan
pandangan, jiwa, adar, serta keyakinan masyarakat pemiliknya. Namun
secara umum tetap memiliki kesamaan. Menurut Astuti Hendrato (dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Suroto,1989:76) ciri-ciri drama tradisional adalah sebagai berikut: (a)
Cerita yang disajikan biasanya sudah dikenal oleh masyarakat, sudah
pupoler; (b) Pementasan selalu diiringi bunyi-bunyian alat musik; (c)
Tarian, nyanyian, dan lawak bukan merupakan bagian pertunjukan yang
terpisah; (d) Nilai dramatik dilakukan spontan dan tak diduga; (e)
Hubungan antara penonton dan pemain sangat akrab, karena keduanya
saling memberi respon; (f) Pergelaran dilakukan dimana saja, asal
dipandang memenuhi kebutuhan; (g) Dapat ditambahkan, bahwa drama
ini bersifat turun-menurun; dan (h) Ceritanya tidak ditulis melainkan
diceritakan secara garis besar dengan cara lisan.
Ditinjau dari kelahirannya, drama tradisional ada dua macam antara
lain: (a) Drama rakyat, drama rakyat adalah drama yang hidup di kalangan
rakyat kebanyakan. Biasanya lakon yang dimainkan menyangkut masalah-
masalah kemasyarakatan yang sedang hidup dan berkembang dalam
masyarakat. Penampilannya pun sangat sederhana, bahkan kadang-kadang
tampil secara apa adanya tanpa penyusunan yang direncanakan secara rapi;
(b) Drama yang lahir di kalangan bangsawan, Drama yang lahir di
kalangan bangsawan umumnya tersusun secara rapi. Drama ini
direncanakan oleh seniman-seniman keraton. Bahkan kadang-kadang
mengandung ajaran-ajaran tentang kehidupan atau filsafat hidup, gerakan-
gerakan serta cara pementasannya memperhatikan segi artistik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Jika dilihat dari asalnya, drama tradisional ada bermacam-macam,
antara lain: (1) ludruk, drama dari Jawa Timur; (2) ketoprak, drama dari
Jawa Tengah; (3) lenong, drama dari Betawi; (4) reog dan wayang golek,
drama dari Jawa Barat; (5) randai, drama dari Sumatra Barat; (6) mendu,
drama dari Riau; dan (7) mamanda, drama dari Kalimantan.
2) Drama Modern
Drama jenis ini merupakan drama hasil pengaruh drama/ teater
Barat. Kehadirannya dibuat dan diadakan oleh seorang pengarang atau
sutradara. Kadang-kadang ceritanya terasa asing, sulit dimengerti,
masalah yang dikemukakan adalah masalah masyarakat atau masalah
sosial. Ada pun ciri-ciri drama modern antara lain: (a) Naskah dalam
drama modern sudah dituliskan secara lengkap; (b) Dialog-dialognya
harus dihafalkan oleh para pemainnya, (c) Watak para tokoh cerita harus
dipelajari oleh para pemain lewat gerak, dialog, serta cara berpakaian; (d)
Hubungan pemain dan penonton kurang akrab; dan (e) Drama modern
biasanya dipentaskan di tempat tertutup.
Dilihat dari penyajiannya drama modern dapat dibedakan menjadi:
(a) Drama biasa ialah drama yang penyajiannya menggunakan dialog
biasa seperti dalam kehudupan nyata; (b) Opera ialah drama yang
dialognya tidak diucapkan tetapi dinyanyikan; (c) Operet ialah opera
dalam bentuk kecil; (d) Pantomim ialah pertunjukan drama yang para
pemainnya bercerita tanpa kata tetapi melalui gerak; dan (e) Sendratari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
ialah pertunjukan drama yang para pemainnya mempertunjukkan cerita
melalui tari.
Jenis-jenis drama yang dikemukakan Herman J Waluyo (2008:58) ada
21 jenis antara lain: (1) Drama Pendidikan, istilah drama pendidikan disebut
juga drama ajaran atau drama didaktik. Pada abad pertengahan, lakon
menunjukkan pelaku-pelaku yang dipergunakan untuk melambangkan
kebaikan atau keburukan, kematian, kegemaran, persahabatan, permusuhan,
dan sebagainya; (2) Drama Duka (Tragedy), Drama duka adalah drama yang
pada akhir cerita tokohnya mengalami kedukaan; (3) Drama Ria (Komedi),
drama ria adalah drama yang menyenangkan, cara memperoleh kesenangan
pembaca tidak dengan mengorbankan struktur dramatik. Dalam komedia ria,
struktur dramatik yang berwujud lakon, konflik, irama, plot, dan sebagainya;
(4) Closed Drama (Drama untuk Dibaca), drama jenis ini hanya indah untuk
bahan bacaan. Para sastrawan yang tidak berpengalaman mementaskan drama
biasanya menulis closed drama yang tidak mempunyai kemungkinan pentas.
Para penulis drama yang sekalipun sutradara atau aktor biasanya menulis
drama yang tidak hanya memperhatikan struktur atau keindahan bahasa, akan
tetapi yang penting adalah kemungkinannya untuk dipentaskan; (5) Drama
Teatrikal (Drama untuk Dipentaskan), dalam dram teatrikal mungkin nilai
literernya tidak tinggi, tetapi kemungkinan untuk dapat dipentaskan sangat
tinggi. Dalam menulis drama teatrikal, penulis membayangkan panggung dan
proses pementasan. Dialog-dialognya disesuaikan dengan tuntutan lakon dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
diusahakan sehidup mungkin; (6) Drama Romantik, drama romantik ditulis
pada zaman romantik yaitu mulai akhir abad XVIII sampai awal abad XIX.
Sifat romantik terletak pada sifat lakon dan para pelakunya; (7) Drama Adat,
drama adat mementingkan penggambaran adat-istiadat di dalam suatu
masyarakat atau daerah atau suku tertentu. Dalam hal ini drama tidak boleh
bersifat imajinatif sepanjang memotret adat suatu daerah, tata cara hidup, cara
berpakaian, cara mengungkapkan sesuatu, adat perkawinan, pemakaman, dan
sebagainya harus diungkapkan sejujur mungkin karena merupakan potensi
adat suatu tempat; (8) Drama Liturgi, drama liturgi adalah drama yang
dikaitkan dengan pelaksanaan upacara agama, baik linurgi inti maupun hanya
sebagai alat memperoleh daya tarik saja; (9) Drama Simbolis, drama simbolis
atau sering disebut drama lambang adalah drama yang menggunakan lambang
artinya pelukisan lakon tidak langsung kesasaran. Kejadian yang dilukiskan
dipergunakan untuk melambangkan kejadian lain. Nama pelaku tertentu
dipergunakan untuk melambangkan tokoh lain dalam bermasyarakat; (10)
Monolog, monolog sering dijumpai dalan tontonan ludruk, ketoprak, dan
wayang kulit. Seorang pelaku monolog harus menyadari bahwa lakonnya
adalah merupakan konflik manusia. Naskah harus dipatuhi agar struktur
dramatiknya tetap dipertahankan. Arifin C. Noer adalah seorang penulis
monolog yang cukup produktif; (11) Drama Lingkungan, drama lingkungan
sering disebut dengan teater lingkungan, yaitu jenis drama modern yang
melibatkan penonton. Tujuannya membuat tontonannya akrab dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
penonton. Drama lingkungan ini dipelopori oleh Marjuki seorang dramawan
dari Yogyakarta sekitar tahun 1960-an; (12) Komedi Intrik (Intrique Comedy),
komedi intrik adalah jenis komedi yang mengundang ketawa secara langsung
dengan melalui penciptaan situasi yang lucu dan bukan dari watak atau
dialognya. Mungkin dialognya tidak lucu akan tetapi ceritanya menciptakan
situasi lucu; (13) Drama Mini Kata, drama mini kata adalah jenis drama
dengan kata-kata seminim mungkin. Di Indonesia, jenis drama mini kata
dikembangkan oleh Rendra sekitar tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an.
Drama mini kata dapat dijumpai di Bali yang berupa tari kecak; (14) Drama
Radio, drama radio mementingkan dialog yang diucapkan lewat siaran radio.
Drama radio telah popular sejak lama yang sering disebut sandiwara. Drama
radio lebih mengutamakan kecakapan karakter suara pada pelakunya, juru
musik, dan juru pengatur suara; (15) Drama Televisi, penyusunan drama
televisi sama dengan penyusunan naskah film. Kelebihan drama televisi
adalah dalam hal melukiskan flash back yang biasa dijumpai memperhidup
lakon dan menciptakan variasi; (16) Drama Eksperimental, penanaman drama
eksperimental disebabkan oleh kenyataan bahwa drama tersebut merupakan
hasil eksperimen pengarangnya dan belum memasyarakat. Drama
eksperimental adalah drama konvensional yang menyimpang dari kaidah-
kaidah umum struktur lakon, baik dalam hal struktur tematik maupun struktur
kebahasaan; (17) Sosio Drama, sosio drama adalah bentuk pendramatisan
peristiwa-peristiwa kehidupan sehari-hari yang terjadi dalam masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Menurut Henry Guntur Tarigan (dalam Herman J,2008:56) ada tiga langkah
jika seseorang ingin mementaskan atau menulis sosio drama yaitu (a)
Mengemukakan suatu masalah, (b) Mendramatisasikan masalah, dan (c)
Mendiskusikan hasil dramatisasi. Nilai pendidikan dari sosio drama adalah
sebagai berikut: (a) Melatih pelajar agar terlibat dalam persoalan kehidupan,
(b) Memberi kesempatan menjiwai peran, (c) mendiskusikan nilai-nilai
kehidupan, (d) Menghargai pendapat orang lain, (f) Membentuk kepribadian,
(g) Melatih penggunaan bahasa lisan dengan baik dan lancer, (h) Ikut
merasakan lakon secara sosial maupun secara psikologis, (i) Melatih
mengemukakan pendapat; (18) Melodrama, Drama melodis mempunyai ciri-
ciri sebagai berikut: (a) Lakon serius, tetapi tokohnya tidak otentik seperti
dalam tragedi, (b) terdapat unsur perubahan, (c) mencerminkan timbulnya rasa
kasihan yang sentimental, dan (d) tokoh utamanya adalah pahlawan yang
biasanya menang di dalam perjuangan; (19) Drama Absurd, nama absurd
sebenarnya berhubungan dengan sifat lakon dan sifat tokoh-tokohnya. Penulis
drama absurd berpandangan bahwa kehidupan di dunia ini bersifat absurd
oleh sebab itu tokoh-tokohnya haruslah bersifat absurd pula. Absurditas
adalah sifat yang muncul dari aliran filsafat eksistensialisme yang memandang
kehidupan ini mencekam, tanpa makna, memuakkan. Drama absurd dipelipori
oleh Ionesco, Samuel Basukert, dan Alberth Camus; (20) Drama Improvisasi,
kata improvisasi sebenarnya berarti spontanitas. Drama improvisasi biasanya
digunakan untuk melatih kepekaan pemain sehingga pemain dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
memerankan tokoh yang dibawakan lebih hidup dan realistis; dan (21) Drama
Sejarah, drama Sejarah juga disebut chronical play, yaitu drama yang disusun
berdasarkan bahan-bahan sejarah, tetapi peristiwa dan karakter tokoh-
tokohnya bersifat lebih bebas.
f. Struktur Drama
Seperti halnya puisi atau cerita cekak, di dalam naskah drama juga
terdapat unsur atau struktur drama ada enam bagian penting yaitu plot atau
kerangka cerita, penokohan atau perwatakan, dialog atau percakapan, setting
atau landasan, tema atau nada dasar cerita, dan amanat atau pesan pengarang
(Herman J Waluyo, 2002:6-28).
1) Plot atau Kerangka Cerita
Plot merupakan unsur terpenting dalam sebuah drama. Hal ini
disebabkan adanya kejelasan tentang kaitannya dengan antar peristiwa.
Dengan adanya plot juga untuk mempermudah memahami jalannya cerita.
Menurut Panuti Sudjiman (1998:4) tema adalah jalinan peristiwa di dalam
karya sastra untuk mencapai efek tertentu. Sementara Atar Semi
(1993:161) mengemukakan bahwa plot adalah rentetan peristiwa yang
terjadi dari awal sampai akhir.
Senada dengan Herman J Waluyo (2002:8) plot merupakan jalinan
cerita atau kerangka dari awal hingga akhir yang merupakan jalinan
konflik antara dua tokoh yang berlawanan. Konflik itu berkembang karena
kontradiksi para pelaku. Konflik itu semakin lama semakin meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
untuk kemudian mencapai titik klimaks. Jalinan konflik dalam plot
meliputi (1) Protasis atau jalinan awal, (2) Epitasio, (3) Catarsis, (4)
Catastrophe (Aristoteles). Sementara itu, Gustaf Freytag menjelaskan
tentang unsur-unsur plot antara lain: (a) Exposition atau Pelukisan Awal.
Tahap ini pembaca diperkenalkan dengan tokoh-tokoh drama dengan
watak masing-masing. Pembaca mulai mendapat gambaran tentang lakon
yang dibaca; (b) Komplikasi atau Pertikaian Awal. Pada tahap ini
pengenalan terhadap para pelaku sudah mulai menjurus pada pertikaian.
Konflik mulai menanjak akan tetapi belum mencapai titik klimaks; (c)
Klimaks atau Titik Puncak Cerita. Pada tahap ini konflik akan terus
meningkat sampai mencapai titik klimaks atau titik puncak kegawatan
cerita; (d) Resolusi atau Penyelesaian atau Falling Action. Tahap ini
konflik telah mereda. Tokoh-tokoh yang telah memanaskan situasi konflik
telah mati atau menemukan jalan pemecahan; (e) Catastrophe atau
Denoument atau Keputusan. Drama modern biasanya akan berhenti pada
klimaks atau resolusi, akan tetapi untuk drama tradisional masih
membutuhkan penjelasan akhir seperti tancep kayon dalam wayang kulit.
Pada tahap ini, ada ulasan penguat terhadap seluruh kisah lakon.
Dalam penyusunan teks atau naskah, pembabakan plot diwujudkan
dalam bentuk babak dan adegan. Perbedan babak berarti perbedaan
seeting, baik waktu, tempat, maupun ruang. Babak dibagi-bagi menjadi
adegan-adegan. Pergantian adegan satu dengan yang lain mungkin karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
masuknya tokoh lain dalam pentas, kejadian dalam waktu yang sama,
tetapi peristiwanya lain, ataupun karena kelanjutan suatu peristiwa yang
tidak memerlukan setting. Komposisi bagian-bagian dari plot harus sesuai
untuk mengurangi kebosanan penonton atau pembaca.
Dapat disimpulkan bahwa plot atau kerangka cerita adalah rentetan
jalan cerita yang terdapat dalam sebuah cerita mulai dari awal cerita
hingga akhir cerita.
2) Penokohan dan Perwatakan
Soediro Satoto (1993:43) berpendapat bahwa penokohan adalah
proses penampilan tokoh sebagai pembawa peran watak tokoh dalam
pementasan lakon. Sementara itu Burhan Nurgiyantoto (1998:165) istilah
tokoh menunjuk pada suatu orangnya, pelaku cerita; sedangkan
penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang
ditampilkan dalam sebuah cerita. Panuti Sudjiman mengemukakan tokoh
(character) adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau
berlakuan di dalam berbagai peristiwa dalam cerita.
Menurut Herman J. Waluyo (2002:14-19) penokohan erat
hubungannya dengan perwatakan. Watak tokoh akan menjadi nyata
terbaca dalam dialog dan catatan samping. Jenis dan warna dialog akan
menggambarkan watak tokoh. Tokoh-tokoh drama dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa antara lain: (a) Berdasarkan peranannya terhadap jalan
cerita. (1) Tokoh protagonis, yaitu tokoh yang mendukung cerita (2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Tokoh antagonis, yaitu tokoh penentang cerita, dan (3) Tokoh tritagonis,
yaitu tokoh pembantu baik untuk tokoh protagonist maupun untuk tokoh
antagonis; (b) Berdasarkan peranannya dalam lakon serta fungsinya. (1)
Tokoh sentral yaitu tokoh-tokoh yang paling menentukan gerak lakon.
Tokoh-tokoh ini merupakan proses perputaran lakon, (2) Tokoh utama
yaitu tokoh pendukung atau penentang tokoh sentral. Dapat juga sebagai
medium atau perantara tokoh sentral, dan (3) Tokoh pembantu yaitu
tokoh-tokoh yang memegang peran pelengkap atau tambahan dalam mata
rangkai cerita.
Setiap tokoh yang diperankan pasti mempunyai watak yang berbeda-
beda. Dalam perwatakan yang digambarkan oleh para pemain terbagi ats 3
dimensi antara lain (a) berdasarkan keadaan fisik, (b) keadaan psikis, dan
(c) keadaan sosial.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penokohan dan
perwatakan adalah sebuah penyajian watak dan penciptaan citra tokoh
yang ditampilkan dalam sebuah cerita.
3) Dialog atau Percakapan
Ciri khas suatu drama adalah naskah itu berbentuk cakapan atau
dialog. Dalam menyusun dialog pengarang harus benar-benar
memperhatikan pembicaraan tokoh dalam kehidupan sehari-hari.
Pembicaraan yang ditulis oleh pengarang naskah drama adalah
pembicaraan yang akan diucapkan dan harus pantas untuk diucapkan di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
atas panggung (Herman J Waluyo, 2002:20). Disamping dialog sering kali
tokoh merenungkan dirinya sendiri dalam monolog oleh Panuti Sudjiman
disebut ekacakap (1990:85). Monolog yang dilakukan pelaku dapat
menunjukkan kesan kedalam watak pelaku karena adanya renungan
pribadi.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dialog atau
percakapan adalah suatu kegiatan berbicara yang dilakukan dua orang atau
lebih oleh tokoh cerita drama.
4) Setting/Landasan/Tempat Kejadian
Herman J Waluyo mengungkapkan bahwa setting atau tempat
kejadian cerita sering juga disebut latar cerita. Penentuan latar harus
cermat sebab drama naskah harus memberikan kemungkinan untuk
dipentaskan. Setting biasanya meliputi tempat, ruang, dan waktu. Setting
tempat tidak berdiri sendiri. karena hal ini berhubungan dengan waktu dan
ruang. Setting waktu berarti berkenaan dengan waktu malam, sore siang,
pagi, dan sebagainya. Setting ruang berkenaan dengan dimana para tokoh
ini memainkan di dalam ruangan atau di luar ruangan (2002:23).
Istilah setting atau latar dalam arti yang lengkap meliputi aspek
ruang dan waktu terjadinya peristiwa. Setting dalam lakon tidak sama
dengan panggung. tetapi panggung merupakan perwujudan dari setting.
Setting mencakup aspek penting yaitu (1) aspek ruang, (2) aspek waktu,
(3) aspek suasana. Dalam karya sastra setting merupakan atu elemen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
pembentuk cerita yang sangat penting, karena elemen tersebut akan dapat
menentukan situasi umum sebuah karya (Zainuddin Fananie, 2001:97).
Setting atau latar menduduki tempat penting untuk membantu memahami
cerita drama.
Dapat disimpulkan bahwa setting atau latar adalah tempat, waktu,
dan suasana yang ada dalam sebuah cerita drama.
5) Tema/Nada Dasar Cerita
Sebuah karya sastra termasuk drama, tema memiliki kedudukan
yang sangat penting, karena tema menjadi dasar pengarang untuk
menciptakan sebuah karya sastra. Pada saat menulis sebuah drama
seseorang tentu telah memiliki ide, gagasan, atau persoalan tertentu yang
akan disampaikan kepada pembaca. Inti persoalan yang mendasar itu
disebut tema. Tema merupakan gagasan pokok yang terkandung dalam
drama. Tema berhubungan dengan premis dari drama tersebut yang
berhubungan pula dengan nada dasar dari sebuah drama dan sudut
pandangan yang dikemukakan oleh pengarangnya (Herman J Waluyo,
2002:24).
Menurut Nurgiyantoro (1998:70) tema adalah dasar cerita atau
gagasan umum sebuah karya sastra yang ditentukan oleh pengarang
sebelum mengembangkan ceritanya. Soediro Satoto (1993:42)
mengemukakan bahwa tema adalah gagasan, ide, atau pikiran utama di
dalam karya sastra, baik terungkap secara tersirat maupun tersurat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Sementara itu, Panuti Sudjiman (1988:50) menjelaskan bahwa tema
adalah gagasan, ide, atau pilihan utama yang mendasar suatu karya sastra.
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli
dapat disimpulkan bahwa tema merupakan gagasan, ide pokok dalam
sebuah karya sastra yang dikemukakan oleh pengarang sebelum
dikembangkan ceritanya.
6) Amanat/Pesan Pengarang
Sebuah drama selain tema yang dikemukakan oleh pengarang,
amanat atau pesan yang terkandung didalamnya juga disampaikan oleh
pengarang. Tema menurut Soediro Satoto (1993:42) adalah pesan yang
ingin disampaikan pengarang kepada publiknya. Sementara itu, Panuti
Sudjiman (1988:57) mengatakan bahwa amanat adalah pesan atau ajaran
moral yang ingin disampaikan oleh pengarang.
Sementara menurut Herman J Waluyo (2002:28) mengemukakan
jika tema karya sastra berhubungan dengan arti (meaning) dari karya
sastra itu, sedangkan amanat berhubungan dengan makna (significance)
dari karya sastra itu. Tema bersifat sangat lugas, objektif, dan khusus,
sedangkan amanat bersifat kias, subjektif, dan umum.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa amanat adalah
ajaran moral atau pesan yang disampaikan secara tersirat maupun tersurat
oleh pengarang yang termuat dalam sebuah karya sastra termasuk drama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
g. Menulis Teks Drama Bahasa Jawa
Aktifitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kompetensi
berbahasa yang paling akhir dikuasai pembelajar bahasa setelah kompetensi
mendengarkan, berbicara, dan membaca. Hal ini disebabkan kompetensi
menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsure di
luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi (Burhan Nurgiyantoro,
2011:422). Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, kompetensi dasar yang
merujuk pada kemampuan menulis teks drama bahasa Jawa juga di sekolah
menengah atas di kelas XII. Kegiatan menulis teks drama Bahasa Jawa pada
dasarnya adalah kegiatan yang bersifat produktif kreatif yang melalui sebuah proses
kreatif. Banyak orang berpendapat bahwa menulis teks drama bahasa Jawa hanya
dapat dilakukan oleh orang-orang yang berbakat. Pernyataan ini tidak mutlak benar
karena dengan adanya minat dan kemauan serta adanya proses kreatif dan latihan
seseorang dapat menulis teks drama bahasa Jawa dengan baik.
Dalam pembelajaran menulis teks drama bahasa Jawa, tentunya siswa tidak
langsung bisa membuat teks drama bahasa Jawa yang berkategori bagus. Pada awal
pembelajaran siswa banyak mengalami kesulitan dan menemui hambatan. Di sinilah
siswa perlu mendapat bimbingan dan latihan tahap demi tahap, agar potensi
mengembangkan gagasan dan kreativitas siswa dapat berkembang. Dengan demikian
siswa mampu mengembangkan ide dan kreativitasnya dalam bentuk karya yang
berupa menulis teks drama bahasa Jawa dengan mempertimbangkan aspek pribadi,
minat, motivasi, proses, dan produk dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Keterampilan menulis Byrne (1979 dalam St.Y.Slamet, 2009: 98) pada
hakikatnya bukan sekedar kemampuan menulis simbol-simbol grafis sehingga
berbentuk kata, dan kata-kata disusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu,
melainkan keterampilan menulis adalah kemampuan menuangkan buah pikiran ke
dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang yang dirangkai secara utuh,
lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada
pembaca dengan berhasil. Keterampilan menulis menuntut kemampuan
menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu
gagasan. Keterampilan menulis ini mencakup berbagai kemampuan, misalnya
kemampuan menggunakan unsur-unsur bahasa secara tepat, kemampuan
mengorganisasikan wacana dalam bentuk karangan, kemampuan menggunakan gaya
bahasa yang tepat, pilihan kata serta yang lainnya (St.Y.Slamet, 2009: 107).
Dari uraian di atas dapat disintesiskan bahwa menulis teks drama
bahasa Jawa yaitu suatu kemampuan menuangkan ide gagasan ke dalam
bahasa tulis yang berupa rangkaian kalimat dengan jenis dialog/percakapan
dengan menggunakan Bahasa Jawa yang mengandung suatu tema tertentu.
Pada penulisan teks drama Bahasa Jawa ini, mengambil jenis drama modern
yang disesuaikan dengan jenis bahan bacaan. Bahan bacaan yang akan
dijadikan teks drama, merupakan sebuah cerita narasi cerita rakyat. Hal ini
bertujuan untuk mengenalkan dan melestarikan cerita rakyat kepada generasi
muda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
2. Hakikat Cooperative Learning Tipe Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC)
a. Pengertian Cooperative Learning
Cooperative Learning merupakan kata dari bahasa asing yang berarti
pembelajaran kooperatif atau kerjasama. Wan Tan (2001) memberikan
Cooperative learning is a system of teaching strategy
which promotes the student to cooperate in heterogeneous teams toward a
(Wenjing Zuo, 2011). Pembelajaran kooperatif adalah sebuah system
pembelajaran yang memusatkan pada murid-murid untuk bekerja sama
dalam keberagaman terhadap sebuah tujuan umum pada kesuksesan tim.
Menurut Sugiyanto (2010:33) cooperative learning (pembelajaran
kooperatif) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada
penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam
memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Menurut
Johnson (dalam Isjoni, 2011:15-16) mengemukakan,
Cooperative means working together to accomplish shared goals. Within cooperative activities individuals seek outcomes thet are beneficial to all other groups members. Cooperative learning is the instructional use of small groups that allows students to work together
Berdasarkan uraian tersebut, cooperative learning mengandung arti
bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan
kooperatif, siswa mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
kelompok. Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil untuk
memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam
kelompok itu. Prosedur cooperative learning didesain untuk mengaktifkan
siswa melalui inkuiri dan diskusi dalam kelompok kecil yang terdiri atas 4-6
orang.
mengemukakan bahwa
teams, each with strudent of different levels of ability, use a variety of learning activities to improve their understanding of a subject. Each member of a team is responsible not only for learning what is taught but also for helping teammetes learn, thus creating an atmosphere of achievement. Students work on the assignment until all group
Zuo,2011). Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang berhasil
dimana tim kecil, setiap siswa dari level kemampuan yang berbeda
penggunaan keberagaman aktifitas pembelajaran untuk meningkatkan
pemahaman dalam pembelajaran. Setiap anggota dari sebuah tim
bertanggung jawab tidak hanya untuk pembelajaran yang diajarkan tetapi
juga untuk membantu teman dalam tim untuk belajar, jadi menciptakan
sebuah atmosfir pencapaian. Siswa mengerjakan tugas sampai semua
anggota berhasil mengerti dan menyelesaikannya.
King Alison (1993) menyebutkan bahwa coperative learning is a
which involves in students in established, sustained learning groups or
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
. Pembelajaran kooperatif adalah strategi yang melibatkan pelajar
dalam kelompok belajar. Slavin (2005:4) mengemukakan bahwa
pembelajaran cooperative merujuk pada berbagai macam metode
pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari mata
pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling
membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah
pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam
pemahaman masing-masing.
In cooperatve learning students work with their peers to accomplish a shared or common goal. The goal is reached through interdependence among all group members rather than working alone. Each member is responsible for the outcome of the shared goal(Andrew M. Dahley,2008). Dalam pembelajaran kooperatif, siswa bekerja dengan kelompoknya
untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan tersebut tercapai melalui saling
ketergantungan antara semua anggota kelompok daripada bekerja sendiri.
Setiap anggota bertanggungjawab atas hasil dari tujuan bersama.
Dari pendapat para ahli di atas dapat ditarik simpulan bahwa
cooperatve learning (pembelajaran kooperatif) adalah kegiatan belajar
secara kelompok yang terdiri dari 4-6 siswa oleh untuk mendiskusikan
sesuatu secara bersama-sama dan bertanggung jawab untuk mencapai tujuan
tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
b. Pengertian Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
Metode CIRC merupakan sebuah program yang komprehensif untuk
mengajari pelajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa (Robert Slavin,
2005:200). Pengembangan metode CIRC difokuskan pada kurikulum dan
pada metode pengajaran dalam upaya menggunakan pembelajaran
kooperatif sebagai sarana untuk memperkenalkan teknik terbaru latihan-
latihan kurikulum yang berasal dari hasil penelitian tentang pengajaran
membaca dan menulis. Para siswa bekerja di dalam tim-tim kooperatif yang
dikoordinasikan dengan kelompok membaca dan menulis supaya dapat
memenuhi tujuan-tujuan daam bidang lain seperti pemahaman membaca,
kosa kata, ejaan, penyusunan kalimat, dan penyampaian pesan.
Kessler (1992:24) mengungkapkan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe CIRC merupakan gabungan program membaca, menulis
dengan menggunakan pembelajaran baru dalam pemahaman bacaan dengan
menulis. Keberhasilan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC sangat
bergantung dengan keaktifan siswa. Sementara itu, Muhammad Nur dan
Prima Retno Wikandari (2000:28) mengemukakan CIRC adalah sebuah
program komprehensif yang luas dan lengkap untuk pengajaran membaca
dan menulis untuk kelas tinggi maupun kelas rendah. Siswa bekerja dalam
tim belajar kooperatif yang beranggotakan 3-5 siswa. Mereka terlibat dalam
sebuah rangkaian kegiatan bersama, saling membacakan, membuat prediksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
tentang bagaimana cerita naratif akan muncul, dan saling membuat
karya/tulisan.
Menurut Slavin (2005:203) tujuan utama dari CIRC adalah
menggunakan tim-tim kooperatif untuk membantu para siswa mempelajari
kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas. Selain
itu Slavin juga mengemukakan tujuan utama dari para pengembang program
CIRC terhadap pelajaran menulis dan seni bahasa adalah untuk merancang,
mengimplikasikan, dan mengevaluasi pendekatan proses menulis pada
pelajaran menulis dan seni berbahasa yang akan banyak memanfaatkan
kehadiran teman satu kelas (2005:204).
Dari pendapat yang telah dikemukakan di atas disimpulkan bahwa
metode CIRC adalah sebuah pembelajaran kooperatif yang mengajarkan
penggabungan pembelajaran membaca dan menulis serta seni berbahasa
untuk kelas tinggi yang bertujuan untuk mempermudah siswa dalam
mencapai tujuan tertentu.
3. Penerapan Pembelajaran Menulis Teks Drama dengan Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC)
Metode CIRC merupakan program komprehensif untuk mengajarkan
membaca dan menulis pada kelas sekolah dasar pada tingkat yang lebih tinggi dan
juga pada sekolah menengah (Madden, Slavin, & Steven dalam Slavin, 2005:16).
Dalam penerapan CIRC pada pembelajaran menulis teks drama, seorang guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
menggunakan bahan bacaan yang berupa cerita cekak dan cerita rakyat.
Menggunakan bahan bacaan bertujuan untuk memudahkan siswa untuk
mengutarakan suatu gagasan. Secara tidak langsung di dalam cerita cekak atau
cerita rakyat terkandung pesan, konflik atau emosi, dialog/monolog, alur, tema,
tokoh, dan unsur lainnya. Dengan kata lain, siswa membuat/menulis drama
dengan cara mengubah karya sastra cerita cekak menjadi karya sastra yang
berbentuk drama. Drama yang dibuat merupakan drama modern yang disesuaikan
dengan teks bacaan. Para siswa ditugaskan untuk membuat kelompok untuk
belajar dalam serangkaian kegiatan yang bersifat kognitif, termasuk saling
membacakan cerita, membuat prediksi mengenai bagaimana akhir dari sebuah
cerita naratif, saling merangkum dan menganalisis unsur-unsur cerita, secara
mandiri dan bertanggung jawab siswa membuat/menulis teks drama, dan
mempresentasikan hasil karya dengan cara melatih pengucapan, penerimaan, dan
kosa kata.
a. Unsur-Unsur Program Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC)
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terdiri dari
tiga unsur penting yaitu: (1) kegiatan-kegiatan dasar terkait, (2) pengajaran
langsung memahami bacaan, dan (3) seni berbahasa dan menulis terpadu
(Slavin, 2005:204). Sementara itu, unsur-unsur utama dari CIRC adalah: (1)
Kelompok membaca, kelompok membaca dalam metode kooperatif
dibentuk oleh guru. Pengelompokan ini didasarkan pada tingkat kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
membaca dan kecerdasan dalam memahami bacaan. Dengan adanya
kolompok-kelompok ini, siswa dapat saling bekerja sama dan saling
mengarahkan dalam satu tim; (2) Tim, dalam satu kelompok masih dibagi
lagi untuk memilih ketua kelompok yang mempunyai tingkat kecerdasan
tinggi dan dianggap mampu mengarahkan anggota kelompok untuk
mencapai tujuan pembelajaran; (3) Kegiatan yang berhubungan dengan
cerita, kegiatan yang dilakukan dalam kelompok adalah kegiatan membaca
cerita dan menganalisis cerita tersebut; (4) Pemeriksaan oleh pasangan, jika
dalam satu kelompok telah menyelesaikan tugas tersebut maka mereka
harus menunjukkannya kepada guru; (5) Tes, jika kegiatan tersebut telah
diselesaikan dengan sungguh-sungguh kemudian dilakukan tes untuk
mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami bacaan; (6)
Pengajaran Langsung dalam Memahami Bacaan, selain kegiatan yang
dilakukan oleh siswa, guru juga memberikan pengajaran secara langsung
untuk melengkapi kekurangan dalam pembelajaran; (7) Seni Berbahasa dan
Menulis Terintegrasi, setelah kegiatan membaca dan menganalisis
dilakukan, kemudian dilanjutkan untuk kegiatan menulis dalam bentuk teks
drama. Kegiatan ini dilakukan secara individu dalam satu kelas. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui kemampuan dan keterampilan siswa dalam
menulis teks drama bahasa Jawa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
b. Langkah-Langkah Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) dalam Pembelajaran Menulis Teks
Drama Bahasa Jawa
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran menulis dengan
metode CIRC antara lain sebagai berikut: (1) Satu kelas yang terdiri dari 20
siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 3-5 siswa; (2)
Setiap kelompok mendapat bacaan bahan bacaan yang berupa cerita narasi
cerita rakyat yang berbeda-beda, kemudian dibaca secara bersama-sama
dalam satu kelompok: (3) Ketua kelompok mengarahkan anggotanya agar
setelah kegiatan membaca selesai, maka dilakukan analisis bacaan. Bahan
bacaan cerita narasi tersebut kemudian dianalisis secara structural yang
meliputi tema, alur, sudut pandang, setting waktu dan tempat, tokoh dan
penokohan, dan amanat; (4) Setelah kegiatan selesai dilakukan pengecekan
yang disesuaikan dengan bacaan; (5) Kemudian setelah kegiatan kelompok
selesai, guru melakukan pengajaran untuk melengkapi kekurangan yang
dihadapi oleh siswa, akan tetapi kegiatan sebelumnya guru sudah
melakukan apersepsi dan memberi materi yang berkaitan dengan teks
drama; (6) Setelah guru memberi penjelasan, kegiatan selanjutnya adalah
kegiatan menulis. Guru memberi petunjuk dan arahan cara mengerjakan
tugas masing-masing individu siswa. Setiap siswa membuat karangan
dalam bentuk teks drama yang disesuaikan dengan bacaan narasi yang telah
dianalisis secara bersama-sama; (7) Kemudian setelah kegiatan menulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
teks drama selesai, maka hasil dari karangan dipresentasikan didepan kelas
diakhir pertemuan kegiatan pembelajaran.
Langkah-langkah penerapan metode CIRC dalam menulis teks drama
bahasa Jawa diatas dilakukan selama tiga siklus. Penerapan ini hampir
sama semua dilakukan, akan tetapi dalam setiap siklus pasti ada
perbedaannya.
4. Penilaian Pembelajaran Menulis Teks Drama Bahasa Jawa
Penilaian dalam pembelajaran menulis dilakukan dengan penilaian berbasis
kelas. Penilaian berbasis kelas adalah penilaian yang dilaksanakan secara terpadu
dengan kegiatan belajar mengajar (Depdiknas dalam Sarwiji, 2011:15). Penilaian
ini merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi serta hasil belajar
peserta didik yang dilakukan oleh guru untuk menetapkan tingkat pencapaian dan
penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, yaitu
standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian belajar yang
terdapat dalam kurikulum (Sarwiji, 2011:15-16).
Aktifitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kompetensi
berbahasa yang paling akhir dikuasai pembelar bahasa setelah kompetensi
mendengarkan, berbicara, dan membaca. Kompetensi menulis menghendaki
penguasaan berbagai unsur bahasa dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan
menjadi isi karangan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi pesan harus terjalin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
sedemikian rupa sehingga menghasilkan karangan yang runtut, padu, dan berisi
(Burhan Nurgiyantoro, 2011:422).
Dalam pembelajaran sastra, merupakan pembelajaran bahasa yang sangat
penting sebagai manifestasi teks-teks kesastraan. Untuk memahami teks sastra
diperlukan langkah dalam usaha mengapresiasi karya sastra, penguasaan terhadap
bahasa yang bersangkutan. Penggunaan kompetensi bersastra dimaknakan sebagai
kemampuan berapresiasi sastra lewat kegiatan menggauli dan memerlukan
berbagai teks kesastraan untuk memperoleh pemahaman dan pemaknaan yang
lebih baik sehingga dapat menumbuh dan meningkatkan kepekaan pikiran dan
perasaan yang kesemuanya bermanfaat bagi pengembangan pribadi (Burhan
Nurgoyantoro, 2011: 450).
Kegiatan menulis teks drama merupakan sebuah tugas yang bersifat
produktif. Artinya tugas itu berangkat dari kegiatan reseptif dan baru kemudian
diungkapkan kembali sesuai dengan pemahaman dan tanggapan peserta didik.
Tugas ini berkaitan dengan penciptaan secara kreatif. Maksudnya untuk membuat
sebuah karya sastra (teks drama) diperlukan pengekspresian pengalaman jiwa,
ide, dan gagasan, atau sesuatu yang ingin diungkapkan. Menurut Burhan
Nurgiyantoro (2011:488) penilaian yang dapat dipakai untuk mengukur karya
kreatif peserta didik dapat menggunakan rubrik dibawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Tabel. 1 Rubrik Penilaian
No Aspek yang Dinilai
Tingkat Capaian
Kinerja
1 2 3 4 5
1. Kebaruan tema kandungan makna
2. Kekuatan imajinasi
3. Kebaruan dan kekuatan tokoh
4. Kebaruan dan kekuatan alur
5. Kesatupaduan
6. Kelancaran bercerita
7. Keefektifan stile (gaya bahasa)
8. Respon afektif guru
Jumlah skor
Skor Total 40
Sumber : Buku Burhan Nurgiyantoro, (2011: 488)
Keterangan penskoran. 1: kurang sekali, tidak ada unsur yang benar; 2:
kurang, ada sedikit unsur yang benar; 3: sedang, jumlah unsur benar dan salah
kurang lebih seimbang; 4: baik, ketepatan tinggi dengan sedikit kesalahan; 5:
tepat sekali, tanpa atau hampir tanpa ada kesalahan. Nilai diperoleh dengan cara
perhitungan persentase: jumlah skor dibagi skor maksimal kali 100.
Penilaian yang dilakukan dalam proses pembelajaran atau pada waktu
menulis, aspek yang dinilai adalah minat, inisiatif, keaktifan, kerja sama, dan
ketepatan waktu. Adapun penilaian yang digunakan dengan skor amat baik (5),
baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2), dan kurang sekali (1).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Burhan Nurgiyantoro (2011:488) menyatakan bahwa dalam KTSP,
penilaian dari ranah afektif juga harus diperhatikan. Karena hal ini untuk
menunjang keberhasilan belajar peserta didik. Penilaian yang dapat diambil dari
ranah afektif mencakup watak perilaku, perasaan, sikap, minat, emosi, motivasi,
kecenderungan berperilaku, derajat penerimaan atau penolakan sesuatu, dan
sebagainya. Inventori ranah afektif dapat dilakukan dengan berbagai cara antara
lain pengamatan, wawancara, pemberian angket, atau gabungan dari cara-cara
tersebut.
Berdasarkan deskripsi teori di atas, maka dapat disintesiskan bahwa penilaian pada
pembelajaran menulis teks drama bahasa Jawa mengacu pada aspek (1) kebaruan tema
kandungan makna; (2) kekuatan imajinasi; (3) kekuatan tokoh; (4) kekuatan alur;
(5) kesatupaduan; (6) kelancaran bercerita; (7) gaya bahasa; dan (8) respon afektif
guru. Dengan sistem penskoran: jumlah skor dibagi skor maksimal kali seratus.
Penilaian diambil dari ranah afektif guna mengungkap minat siswa, keaktifan, dan
kerjasama kelompok dengan cara pemberian angket dan observasi.
C. Kerangka Berpikir
Komponen kegiatan belajar mengajar meliputi kurikulum dengan materi yang
terkandung didalamnya, metode yang digunakan dalam pembelajaran, siswa sebagai
subjek dan guru sebagai pendidik. Kegiatan belajar mengajar yang aktif pada siswa
perlu dibangun untuk menumbuhkan pemahaman dalam pembelajaran. Kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
belajar mengajar yang kreatif dan inovatif dapat mendorong siswa untuk termotivasi
dan bertanggungjawab dalam segala hal.
Upaya peningkatan keterampilan menulis dengan Cooperative Learning tipe
CIRC yang menerapkan perpaduan antara membaca dan menulis dapat memberi
peluang dan mempermudah siswa untuk berkreatif berpikir secara aktif, menemukan
ide, dan berdiskusi secara kelompok dalam memecahkan masalah menulis teks drama
Bahasa Jawa. Tentu saja hal ini dipandu dan difasilitasi oleh guru.
Sebelum dilakukan tindakan, pembelajaran menulis teks drama Bahasa Jawa
guru masih menemukan permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Masalah yang
dihadapi adalah kurang minatnya siswa dalam mempelajari pelajaran Bahasa Jawa
khususnya menulis teks drama serta kurangnya penguasaan kosakata Bahasa Jawa.
Dengan demikian, dengan adanya penerapan Cooperative Learning tipe CIRC
diharapkan pembelajaran keterampilan menulis teks drama Bahasa Jawa dan minat
untuk mempelajari Bahasa Jawa dapat meningkat. Metode ini memberikan
pengalaman yang nyata, ada kerja sama, saling menunjang, belajar dengat semangat,
mempermudah siswa, serta siswa secara aktif dapat sharing dengan guru dan siswa
lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Gambar. 1 Alur berpikir dengan menggunakan Cooperative Learning tipe CIRC
Kondisi awal pembelajaran menulis teks drama bahasa Jawa di kelas XII IPS 3
SMA 1 Kudus
Pembelajaran menulis teks drama bahasa Jawa siswa dilakukan dengan
konvensional
Keterampilan menulis teks drama bahasa Jawa rendah
Siswa kurang berminat menulis teks drama
Bahasa Jawa
Perencanaan
Tindakan penelitian: Penerapan Proses Pembelajaran Menulis Teks
Drama Bahasa Jawa dengan menggunakan Cooperative Learning tipe CIRC
Siklus I
Siklus II
Siklus II
Siswa bersemangat dalam menulis teks drama bahasa Jawa
Memacu siswa untuk belajar secara kelompok
dan berdiskusi
Minat dan keterampilan siswa dalam menulis teks drama
bahasa Jawa meningkat
Refleksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir dapat dirumuskan hipotesis
tindakan sebagai berikut.
1. Penerapan Cooperative Learning tipe CIRC dapat meningkatkan minat menulis
teks drama Bahasa Jawa siswa kelas XII IPS 3 SMA 1 Kudus.
2. Penerapan Cooperative Learning tipe CIRC dapat meningkatkan keterampilan
menulis teks drama Bahasa Jawa siswa kelas XII IPS 3 SMA 1 Kudus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA 1 Kudus. Sekolah ini terletak di Jalan
Pramuka no. 41 Kudus. SMA 1 Kudus merupakan salah satu sekolah negeri yang
ada di kabupaten Kudus. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan
pada kelas XII IPS 3 yang terdiri dari 20 siswa.
Alasan pemilihan sekolah ini sebagai tempat penelitian atas beberapa
pertimbangan antara lain: pertama, keterampilan menulis teks drama rendah,
Kedua, minat untuk mempelajari Bahasa Jawa juga rendah. Ketiga, rendahnya
penguasaan kosa kata dan penyusunan kalimat berbahasa Jawa.
2. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada Semester Gasal Tahun
Pelajaran 2012/2013. Penelitian ini dimulai pada bulan Mei 2012 sampai dengan
bulan Januari 2013.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Tabel. 2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas
merupakan penelitian yang bersifat reflektif. Kegiatan penelitian berangkat dari
permasalahan riil yang dihadapi oleh guru dalam proses belajar mengajar, kemudian
direfleksikan alternatif pemecahan masalah dan ditindaklanjuti dengan tindakan-
tindakan nyata terencana dan terstruktur. Hal yang penting dalam penelitian tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
kelas adalah tindakan nyata yang dilaksanakan guru (dengan pihak lain) untuk
memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar. Tindakan itu
harus direncanakan dengan baik dan dapat diukur tingkat keberhasilannya dalam
pemecahan masalah. Jika ternyata program tersebut belum dapat memecahkan
masalah yang ada, maka perlu dilakukan penelitian siklus berikutnya sampai
pemecahan masalah tersebut dapat diatasi.
C. Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas XII IPS 3 SMA 1 Kudus
Semester Gasal Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 20 siswa yang terdiri
dari 11 siswa perempuan dan 9 siswa laki-laki dan guru yang mengajar Bahasa Jawa
di kelas XII yaitu ibu Sri Kanti, S.S. Penelitian ini bersifat kolaboratif yang
melibatkan guru dan peserta didik.
D. Data dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini, berupa peristiwa dan informasi
tentang keterampilan menulis teks drama bahasa Jawa siswa kelas XII SMA 1 Kudus.
Data sebagian besar berupa uraian kata-kata yang didapat dari tiga sumber antara
lain:
1. Informan (narasumber), yaitu dari guru Bahasa Jawa dan peserta didik kelas XII
IPS 3 SMA 1 Kudus. Selain guru dan siswa, informan yang lain yaitu kepala
SMA 1 Kudus sebagai orang yang bertanggung jawab di sekolah tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
2. Peristiwa, yaitu proses pembelajaran menulis teks drama Bahasa Jawa dengan
strategi Cooperative Learning tipe Colaborative Integrated Reading and
Composition (CIRC). Dalam peristiwa ini, peneliti melakukan pengamatan selama
proses belajar mengajar berlangsung.
3. Dokumen dan arsip, yaitu informasi tertulis yang berupa kurikulum, silabus,
rencana pembelajaran, kriteria ketuntasan minimal yang dibuat oleh guru, hasil
kerja siswa, serta buku penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1)
angket, 2) pengamatan, 3) wawancara, 4) analisis dokumen.
1. Angket
Dalam penelitian ini angket digunakan untuk mengetahui minat siswa dalam
pembelajaran menulis teks drama Bahasa Jawa. Hal ini diungkap dengan
menggunakan angket karena untuk mengetahui minat siswa dalam mempelajari
Bahasa Jawa khususnya menulis teks drama Bahasa Jawa.
2. Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada saat proses pembelajaran menulis teks drama
bahasa Jawa berlangsung. Pengamatan ini dipimpin oleh guru Bahasa Jawa
sebelum dan selama pelaksanaan tindakan siklus berlangsung. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui apakah penerapan Cooperative Learning tipe CIRC dapat
dilakukan dengan baik sesuai dengan rencana yang telah disepakati.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Didalam pengamatan peneliti bersifat pasif, artinya peneliti hanya mengamati
dan mencatat hal-hal yang ditemukan dalam proses pembelajaran berlangsung.
Hasil pengamatan dan catatan tersebut dapat dijadikan catatan lapangan yang
nantinya dapat didiskusikan dengan guru atau teman sejawat.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan guru dan peserta didik. Wawancara dengan
guru dilakukan guna untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan kegiatan
pembelajaran menulis teks drama. Selain itu juga bertujuan untuk memperoleh
informasi tentang penerapan strategi pembelajaran yang pernah dilakukan dalam
pembelajaran menulis teks drama. Pelaksanaan wawancara dilakukan sebelum
dan setelah penelitian dilakukan.
Wawancara dengan siswa perlu dilakukan yang bertujuan untuk mengetahui
alasan peserta didik tentang minat belajar Bahasa Jawa khususnya menulis teks
drama Bahasa Jawa.
4. Analisis Dokumen
Analisis dokumen digunakan bertujuan untuk melengkapi penelitian ini. Hal
ini dilakukan bertujuan untuk mengecek antara hasil temuan serta wawancara
dengan dokumen yang sudah ada. Dokumen yang dapat dipergunakan yaitu hasil
karya siswa berupa tulisan teks drama bahasa Jawa, Silabus, RPP, hasil belajar
atau buku penilaian, kurikulum, jurnal mengajar yang telah disusun oleh guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
F. Validitas Data
Sebelum suatu informasi dijadikan data penelitian, informasi ini perlu diuji
validitasnya sehingga data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan. Teknik
yang digunakan untuk memeriksa validitas data penelitian ini adalah teknik
triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Teknik triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sarana di luar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Lexy J Moleong
dalam Suwandi, 2011:65).
Dalam kaitannya dengan triangulasi sumber data, peneliti mengutamakan
pengecekan informasi dan informan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kesulitan-
kesulitan dalam menulis teks drama dan dilakukan pengamatan selama pembelajaran
berlangsung. Peneliti juga mewawancarai guru mengenai proses kegiatan belajar
mengajar setiap hari dan pandangan mengenai strategi pembelajaran yang digunakan.
Peneliti melakukan pengecekan dengan cara hasil temuan pengamatan didiskusikan
dengan guru supaya tidak terjadi penafsiran yang sepihak. Transkrip hasil
pengamatan dan wawancara perlu dicek kembali keabsahannya.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis diskriptif
komparatif dan analisis kritis (Suwandi, 2011: 66). Teknik analisis kritis ini
digunakan untuk mengetahui dan mengungkap kelemahan dan kelebihan siswa dan
guru dalam kegiatan belajar mengajar. Analisis kritis juga digunakan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
menyusun perencanaan tindakan tahap selanjutnya sesuai dengan siklus yang telah
disepakati. Berkaitan dengan menulis teks drama bahasa Jawa, analisis kritis
digunakan untuk mengetahui kondisi awal dalam proses pembelajaran. Setelah
kondisi awal diketahui, maka peneliti dan guru yang bersangkutan merencanakan
tindakan pemecahan masalah tersebut dengan melakukan tindakan siklus. Setiap
berakhirnya siklus tindakan hasilnya dianalisis untuk mengetahui apa saja kekurangan
dan kelebihan siswa sehingga dapat diketahui meningkatnya keterampilan menulis
teks drama Bahasa Jawa sesuai indikator yang direncanakan.
Teknik komparatif digunakan dalam penelitian ini adalah untuk
membandingkan hasil disetiap berakhirnya siklus. Penelitian ini berlangsung dalam
tiga siklus. Hasil perbandingan ini untuk mengetahui tingkat keberhasilan indikator di
setiap siklus. Jika ada indikator yang belum tercapai maka dapat dilakukan tindakan
siklus berikutnya sampai semua indikator tercapai sesuai dengan kriteria. Sehingga di
tindakan siklus berikutnya diharapkan ada peningkatan dalam pembelajaran
keterampilan menulis teks drama bahasa Jawa.
H. Indikator Kinerja
Indikator kerja dalam penelitian tindakan kelas ini, diharapkan pada akhir siklus
III terjadi peningkatan keterampilan menulis teks drama pada peserta didik yaitu dari
nilai 76 menjadi nilai 78 sesuai dengan kriteria ketuntasan minimum atau dari
kategori belum tuntas menjadi tuntas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Tabel. 3 Indikator keberhasilan pembelajaran menulis teks drama bahasa Jawa
dengan metode Cooperative Learning tipe CIRC
No
Tindakan
Komponen
Pra
Siklus
Siklus
I
Siklus
II
Siklus
III Cara Mengukur
1. Minat Menulis Teks Drama
Bahasa Jawa
40% 55% 75% 90% Pengamatan
kegiatan belajar
mengajar dan
angket respon siswa
2. Kompetensi Menulis Teks
Drama Bahasa Jawa
40% 55% 75% 90% Nilai tes siswa
I. Prosedur Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap yaitu (1) persiapan,
(2) pengenalan awal terhadap siswa tentang keterampilan menulis teks drama dan
kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran, (3) penyusunan rencana tindakan
penelitian, (4) pelaksanaan atau implementasi tindakan penelitian, (5) pelaksanaan
pengamatan, (6) evaluasi dan refleksi. Berikut ini uraiannya secara lengkap:
1. Persiapan
Pada tahap persiapan ini, peneliti menemui kepala SMA 1 Kudus yaitu
mengajukan surat penelitian dari Pascasarjana UNS untuk mengadakan
penelitian di sekolah yang menjadi wewenangnya. Setelah mendapat ijin peneliti
menemui guru pengampu kelas XII mata pelajaran Bahasa Jawa dan meminta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
untuk menjadi kolaborator dalam penelitian ini. Setelah bertemu, antara guru
pengampu dan peneliti mempersiapkan tahap awal serta mendiskusikan
pelaksanaan penelitian ini.
2. Pengenalan awal terhadap peserta didik tentang keterampilan menulis teks drama
bahasa Jawa dan kinerja guru
Pada tahap pengenalan, peneliti melakukan survey, mengamati situasi dan
kondisi pembelajaran menulis teks drama bahasa Jawa serta mewawancarai guru
pengampu mengenai pembelajaran menulis teks drama Bahasa Jawa selama ini.
Selain itu, peneliti juga melakukan pre-test untuk mengetahui kemampuan
peserta didik sebelum diadakan tindakan lebih lanjut. Pengamatan dilakukan
dalam beberapa pertemuan. Sehingga dengan adanya tindakan awal ini, peneliti
dapat mengetahui kemampun dan kesulitan yang dialami peserta didik dalam
pembelajaran menulis teks drama Bahasa Jawa.
3. Penyusunan rencana tindakan penelitian
Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti merencanakan tindakan
berdasarkan hasil pre-test dan hasil pengamatan yang telah dilakukan
sebelumnya. Rencana ini dilakukan dalam rangka perbaikan dalam proses
pembelajaran menulis teks drama bahasa Jawa. Perencanaan dilakukan dengan
mempertimbangkan teori-teori yang relevan dan dilaksanakan dalam beberapa
siklus. Dalam penelitian ini sesuai rencana akan dilakukan tiga siklus. Dengan
adanya tiga siklus, diharapkan siswa sudah mampu dan terampil dalam menulis
teks drama bahasa Jawa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
4. Pelaksanaan tindakan penelitian
Tindakan yang telah direncanakan dan disepati antara guru dan peneliti dapat
dilakukan oleh guru dalam bentuk pembelajaran menulis teks drama bahasa Jawa
dengan menggunakan CIRC. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan secara
sistematis. Secara garis besar, sebelum peserta didik praktik menulis teks drama
bahasa Jawa, guru memberikan materi tentang karya sastra, pengertian teks
drama, unsur-unsur pembangun drama, dan langkah-langkah praktis menulis teks
drama bahasa Jawa. Setelah peserta didik mendapat materi secara jelas, peserta
didik dibagi atas beberapa kelompok. Setiap kelompok mendapat sebuah wacana
cerita cekak (cerkak) dan cerita rakyat. Setelah mendapat wacana, setiap
kelompok harus membaca dan menganalisis wacana tersebut secara struktural.
Setelah dibaca dan dianalisis secara bersama-sama, setiap siswa ditugasi untuk
membuat sebuah teks drama bahasa Jawa dengan acuan hasil analisis bahan
bacaan (cerkak dan cerita rakyat). Beberapa hasil karya peserta didik
dipresentasikan didepan kelas dan ditanggapi oleh peserta didik lainnya. Guru
melakukan penilaian dan memberi masukan untuk perbaikan menulis teks drama
bahasa Jawa.
5. Pelaksanaan Pengamatan
Observasi dilakukan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung.
Observasi ini berupa kegiatan memantau, mencatat, dan mendokumentasikan
segala kegiatan pembelajaran berlangsung. Data-data yang telah diperoleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
kemudian diinterpretasikan agar mengetahui kelebihan dan kekurangan dari
tindakan penelitian yang telah dilakukan.
6. Evaluasi dan Refleksi
Pada tahap ini, peneliti menganalisis data yang telah terkumpul dari hasil
tindakan. Dari hasil analisis ini, dapat diketahui kelemahan-kelemahan dan
kelebihan dalam pembelajaran. Setelah diketahui, peneliti dan guru pengampu
mengadakan diskusi untuk menentukan dan merenungkan langkah-langkah
perbaikan pada pelaksanaan siklus berikutnya untuk mengatasi masalah yang
ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini, akan dikemukakan tentang (1) pelaksanaan tindakan dan hasil
penelitian, dan (2) pembahasan hasil penelitian. Penelitian tindakan dilakukan dalam
tiga siklus yang meliputi (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan tindakan
(acting), (3) observasi dan interpretasi (observing), dan (4) analisis dan refleksi
(reflecting).
Sebelum melaksanakan penelitian dilakukan survei awal dan kegiatan
pratindakan. Kegiatan survei awal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal
minat pembelajaran menulis teks drama Bahasa Jawa serta keterampilan menulis teks
drama Bahasa Jawa. Survei awal dilakukan pada tanggal 4 Mei 2012 pukul 11.00
WIB, metode yang digunakan yaitu wawancara dengan guru Bahasa Jawa.
1. Deskripsi Pratindakan
Pada kegiatan pratindakan, materi pembelajaran pada kondisi awal ini dikemas
dalam satu tatap muka dengan alokasi waktu 1 x 45 menit. Pada alokasi sepuluh
menit pertama guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam kemudian
menyampaikan materi apa yang akan dipelajari dan tanya jawab dengan siswa
mengenai menulis teks drama bahasa Jawa. Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas
ini, guru yang terlihat lebih aktif daripada siswanya. Siswa tampak pasif dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
mengikuti pembelajaran. Selama dua puluh lima menit, guru menugasi siswa untuk
mengerjakan soal mengenai teks drama dan sedikit menulis teks drama bahasa Jawa.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa. Pada sepuluh menit terakhir
digunakan untuk membahas pertanyaan dan memberi kesimpulan mengenai
pembelajaran yang telah dipelajari. Pembelajaran diakhiri dengan salam.
Kondisi awal sebelum dilakukan penelitian ditemukan beberapa permasalahan
yang dialami oleh guru maupun siswa. Hal ini diketahui pada saat dilakukan
wawancara dan observasi pertama di kelas pada tanggal 28 Aguatus 2012. Dalam
kegiatan belajar mengajar, seorang guru masih menggunakan pembelajaran yang
konvensional, dimana guru lebih banyak menggunakan metode ceramah, sehingga
siswa tidak terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan tentang metode dan strategi yang tepat yang dapat diterapkan
dalam proses pembelajaran. Siswa tampak terpaksa dalam mengerjakan tugas.
Seorang guru setelah menjelaskan materi kemudian siswa ditugasi untuk mengerjakan
tugasnya, kurangnya penguasaan kosakata oleh siswa sehingga menyulitkan siswa
dalam mengerjakan tugas dalam merangkai kalimat, siswa tidak pernah menulis
menggunakan Bahasa Jawa, masih bingung dalam mengembangkan ide, serta tidak
terbiasanya siswa untuk membaca wacana berbahasa Jawa. Kurang minatnya siswa
dan keaktifan siswa dalam pembelajaran Bahasa Jawa khususnya menulis teks drama
bahasa Jawa, menyebabkan pembelajaran Bahasa Jawa kurang berjalan dengan
maksimal dan para siswa menganggap bahwa pelajaran Bahasa Jawa merupakan
pelajaran muatan lokal yang tidak begitu penting.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Kendala dan kesulitan yang dialami kedua belah pihak dalam pembelajaran
menulis teks drama bahasa Jawa menyebabkan kemampuan dan keterampilan
menulis teks drama bahasa Jawa kurang maksimal. Hal ini dibuktikan dengan ada
beberapa anak yang masih mendapat nillai 76. Angka tersebut merupakan angka yang
kurang memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Nilai kriteria ketuntasan yang
ditetapkan oleh sekolah yaitu 78, sehingga semua siswa harus dapat meningkatkan
nilainya diatas nilai yang ditentukan.
Hasil pembelajaran menunjukkan bahwa dari 20 siswa dalam satu kelas, masih
ada 12 siswa yang belum tuntas dalam menulis teks drama, dan 8 siswa yang sudah
memenuhi KKM. Ketuntasan klasikal sebesar 40% dengan nilai rata-rata 77,2.
Berdasarkan hasil tersebut di atas, maka perlu dilakukan sebuah tindakan penelitian
di kelas XII IPS 3 SMA 1 Kudus dengan menerapkan Cooperative Learning tipe
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) yang diharapkan dapat
meningkatkan minat dan keterampilan siswa dalam menulis teks drama bahasa Jawa.
2. Deskripsi Siklus I
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Berdasarkan observasi awal ada beberapa permasalahan yang muncul yang
menyebabkan siswa kesulitan dalam menulis teks drama bahasa Jawa. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut, peneliti berasumsi untuk melakukan suatu
tindakan. Tahap I yang dilakukan pada siklus I yaitu tahap perencanaan tindakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Kegiatan ini dilakukan pada hari Sabtu tanggal 2 September 2012, pukul 08.45-
09.30 WIB di kantor guru SMA 1 Kudus.
Pada kesempatan ini peneliti berdiskusi dengan guru pengampu yang
bertindak sebagai guru kolaborator. Hal-hal yang perlu didiskusikan yaitu (1)
peneliti menyamakan persepsi dengan guru kolaborator mengenai penelitian
yang dilakukan; (2) peneliti mengajukan sebuah metode pembelajaran yaitu
Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC) untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi; (3) peneliti dengan
kolaborator bersama-sama menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP);
(4) peneliti bersama kolaborator merumuskan indikator pencapaian; (5) peneliti
bersama kolaborator merumuskan instrumen penilaian yang berupa penilaian tes
dan penilaian sikap; dan guru bersama kolaborator menentukan jadwal
penelitian.
Pada tahap perencanaan siklus I, peneliti bersama guru kolaborator juga
menyusun skenario pembelajaran agar mempermudah dalam pelaksanaan
penelitian. Skenario pembelajaran dengan metode Cooperative Learning tipe
CIRC dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Peneliti bersama guru menyusun silabus yang disesuaikan dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar (di lampiran 2 halaman 132).
2) Peneliti bersama guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran serta
indikator pencapaian pembelajaran yang disesuaikan dengan sil.abus yang
telah dibuat (di lampiran 16 halaman 167).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
3) Peneliti bersama guru berdiskusi mengenai media yang digunakan (bahan
bacaan). Bahan bacaan tersebut merupakan sebuah cerita narasi yang
berupa cerita rakyat. Cerita rakyat yang dipilih meliputi : (1) Cerita Bocah
Bajang; (2) Cerita Timun Mas; (3) Cerita Legenda Kutha Kudus; dan (4)
Cerita Joko Kendil.
4) Peneliti bersama guru berdiskusi mengenai penerapan pembelajaran
dengan metode Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC).
5) Peneliti bersama guru menyusun instrumen kinerja guru dan siswa (di
lampiran 18 halaman 175).
6) Peneliti bersama guru menyusun instrumen penilaian yang berwujud
penilaian tes (untuk menilai hasil karya siswa) serta penilaian sikap/minat
dilihat dari hasil observasi dan pengamatan serta data angket yang telah
diisi oleh siswa untuk mengetahui minat siswa (di lampiran 21 halaman
181).
Pada saat diskusi ini disepakati pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan pada
tanggal 4 September 2012 dan 11 September 2012 pukul 11.00-11.45 WIB.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Tindakan penelitian siklus 1 pertemuan pertama dilakukan di kelas XII IPS
3 pada hari Selasa tanggal 4 September 2012 pukul 11.00-11.45 WIB selama 45
menit. Dimulainya tindakan siklus I peneliti masuk ke dalam kelas bersama
dengan guru pengampu yang bernama Ibu Kanti. Kemudian peneliti mengambil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
tempat di depan pojok untuk mengamati berlangsungnya proses pembelajaran.
Adapun pelaksanaan tindakan ini sebagai berikut:
1) Pembelajaran dimulai, guru memberi sal laikum
Warohmatull
laikumsalam Warohmatullahi Wabarokatuh, selamat
l
2) lajaran
Bahasa Jawa untuk pelajaran yang lain silahkan dimasukkan kedalam
l
l
bahwa untuk materi hari ini yaitu drama.
3) Guru bertanya kepada beberapa siswa, lian ketahui
lum
mengetahuinya. Akan tetapi ada satu, dua siswa yang menjawab
lah dijawab secara singkat oleh
siswa, kemudian guru menyampaikan materi tentang drama, apa itu
pengertian drama, unsur apa saja yang terkandung didalam drama, serta
prinsip menulis drama. Disela-sela memberi materi, guru melibatkan
siswa untuk ikut mengungkapkan gagasannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
4) Materi disampaikan secara jelas.
cukup lama. Para siswa merasa sudah paham apa yang telah disampaikan
oleh guru. Kemudian guru, memberi tugas kepada para siswa.
5) lam satu kelas ini, akan dibagi berapa kelompok?
Dan setiap kelompoknya berapa siswa? Kemudian dipilih sendiri atau Ibu
6) Guru membagi 4 kelompok yang terdiri 5 siswa dan sekaligus memilih
ketua kelompok. Guru membagi
a) Kelompok 1 yaitu Afif Lukman, Affnada, Satya Wira, Dewi R,
dan Meisna. Ketua kelompok Affnada.
b) Kelompok 2 yaitu Ajeng Inggita, Chuswatul, Fitri Adi, M. Anton,
dan Restika. Ketua kelompok Ajeng Inggita.
c) Kelompok 3 yaitu Afrizal Kurnia, Anisa Fitri, M. rino Anggit,
Desi Ratna, dan Rahma Faela. Ketua kelompok Anisa Fitri.
d) Kelompok 4 yaitu Farid Abdillah, Fitriani, Hernantyo, Hildan
Rizky, dan Linda. Ketua kelompok Fitriani.
7) Setelah membagi kelompok, masing-masing ketua kelompok maju
kedepan kelas untuk mengambil bahan bacaan yang berupa cerita narasi
cerita rakyat yang meliputi (1) Cerita Bocah Bajang; (2) Cerita Timun
Mas; (3) Cerita Legenda Kutha Kudus; dan (4) Cerita Joko Kendil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Dengan cara hompimpa atau mengundi, siapa yang yang mendapat
pertama, ketua kelompok dapat memilih salah satu bahan bacaan tersebut
terlebih dahulu.
8) Semua kelompok telah mendapatkan, kemudian guru pengampu memberi
petunjuk bagaimana caranya untuk mengerjakan. Semua siswa diharapkan
membaca cerita rakyat yang telah didapat. Kemudian dalam satu
kelompok berdiskusi untuk menentukan unsur intrinsik (tema, tokoh,
watak, alur, sudut pandang, setting tempat dan waktu, dan amanat) yang
ada didalam bacaan tersebut. Setelah semuanya ditentukan, masing-
masing siswa diharapkan membuat sebuah tulisan teks drama berdasarkan
hasil diskusi.
9) Petunjuk dan arahan cara mengerjakan telah disampaikan secara jelas,
semua siswa segera mengerjakan tugas kelompok dengan cara berdiskusi.
10) Waktu telah berakhir. Guru mengakhiri pembelajaran dengan
Kegiatan pembelajaran belum selesai. Kegiatan ini dilanjutkan pada
pertemuan kedua siklus 1 yang dilaksanakan di kelas XII IPS 3 pada hari
Selasa, tanggal 11 September 2012 pukul 11.00-11.45 WIB (selama 45 menit)
dipimpin oleh guru pengampu Bahasa Jawa yang bernama Ibu Kanti . Adapun
pelaksanaan sebagai berikut:
1) Kegiatan pembelajaran dimulai, guru memberi sal laikum
Warohmatull
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
laikumsalam Warohmatullahi
l
2) Kemudian guru mulai menyuruh siswa untuk duduk secara berkelompok
sesuai dengan kelompok masing-masing. Setelah duduk secara
berkelompok, siswa mengerjakan tugas kelompok yang belum
terselesaikan. Akan tetapi bagi kelompok yang sudah menyelesaikan
diharapkan setiap siswa mulai menulis teks drama secara individu sesuai
dengan cerita yang didapat dalam setiap kelompok.
3) Pada kegiatan ini, belum terlihat keaktifan terhadap siswa. Para siswa
masih enggan untuk bertanya walaupun mereka merasa kesulitan. Banyak
siswa yang tidak menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Siswa
masih banyak yang mengobrol dengan teman sekelompok.
4) Pada waktu siswa mengerjakan tugasnya, guru pengampu juga belum
banyak memotivasi siswa untuk segera menyelesai tugasnya.
5) Waktu telah berakhir, hasil karya setiap siswa dengan segera
dikumpulkan. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan
lammual
serentak. Kemudian guru dan peneliti meninggalkan kelas XII IPS 3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
c. Observasi dan Interpretasi
Peneliti melakukan pengamatan terhadap guru yang sedang mengajar
menulis teks drama di kelas XII IPS 3. Pengamatan ini dilakukan pada hari
Selasa tanggal 4 dan 11 September 2012 pukul 11.00-11.45 WIB di kelas XII
IPS 3. Peneliti mengambil tempat di pojok depan sejajar dengan bangku siswa
supaya tidak menganggu kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan pengamatan
diperoleh gambaran sebagai berikut:
1) Sebelum kegiatan mengajar, guru membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran teks drama.
Rencana pelaksanaan pembelajaran tersebut disesuaikan dengan
kurikulum yang berlaku di SMA 1 Kudus, yaitu Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP).
2) Untuk menarik perhatian, guru memberi penguat dan nasehat agar siswa
siap untuk mengikuti pembelajaran Bahasa Jawa.
3) Setelah kiranya siap untuk menerima pelajaran, guru segera memberi
materi yang berkaitan dengan teks drama, yang sebelumnya diberi
pertanyaan agar siswa dapat ikut aktif. Akan tetapi sikap siswa masih
malu-malu untuk menjawabnya.
4) Setelah menyampaikan materi, guru memberi kesempatan untuk siswa
bertanya. Kesempatan ini tidak digunakan dengan sebaik-baiknya, karena
mereka merasa malu untuk bertanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
5) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 5 siswa. Guru
menyuruh agar ketua kelompok maju kedepan kelas untuk mendapatkan
bahan tugas. Bahan bacaan tersebut meliputi : (1) Cerita Bocah Bajang;
(2) Cerita Timun Mas; (3) Cerita Legenda Kutha Kudus; dan (4) Cerita
Joko Kendil. Setiap kelompok harus mengerjakan tugas kelompok dan
tugas individu sesuai dengan bahan bacaan yang didapat setiap kelompok.
6) Guru mengajak siswa bersama sama membuat kesimpulan dari apa yang
telah dipelajari pada hari itu.
7) Dalam pembelajaran teks drama, dengan menerapkan metode cooperative
learning tipe CIRC masih terdapat kelemahan dari kedua belah pihak yaitu
dari guru maupun siswa. Kelemahan yang terlihat dari guru diantaranya:
a) Dalam menerapkan metode cooperative learning tipe CIRC guru
belum sepenuhnya menguasainya dalam kegiatan pembelajaran
b) Posisi guru masih banyak berada didepan daripada berkeliling
membantu siswa yang merasa kesulitan
c) Guru masih mendominasi pembelajaran ketika pembelajaran
berlangsung sehingga belum terjadi interaksi secara baik.
d) Guru belum sepenuhnya membimbing secara kelompok maupun
individu. Dan juga guru belum banyak memberi motivasi siswa
Sedangkan kelemahan yang tampak dari siswa antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
a) Siswa masih ramai sendiri. Keaktifan dan minat siswa serta
kerjasama kelompok dalam mengikuti pembelajaran belum terlihat.
Belum banyak siswa yang mengerjakan dengan baik.
b) Pada waktu kegiatan berdiskusi, masih banyak siswa yang
menggantungkan hasil kerja kelompok dengan teman satu kelompok.
c) Masih banyak siswa yang kelihatan terpaksa dalam mengerjakan
tugas kelompok maupun tugas individu.
d) Pada waktu mengerjakan tugas individu, masih banyak siswa yang
merasa kesulitan dalam mengembangkan ide pokok, memilih
kosakata, dan masih merasa kebingungan.
e) Masih ada beberapa siswa yang mendapatkan nilai dibawah kriteria
ketuntasan minimal.
Berdasarkan hasil observasi hasil pembelajaran diperoleh gambaran
keaktifan, kerjasama kelompok, dan minat siswa selama mengikuti
pembelajaran, sebagai berikut:
a) Siswa yang berminat mengikuti pembelajaran sebanyak 7 (35%)
siswa, sedangkan 13 (65%) siswa lainya tampak berbicara dengan
temannya, ada juga yang melamun, dan ada juga yang mencari
kesibukan sendiri. Dengan kata lain secara keseluruhan minat siswa
hanya sebesar 2,45%.
b) Siswa yang aktif selama kegiatan belajar mengajar (KBM)
berlangsung sebanyak 10 (50%) siswa, sedangkan 10 (50%) siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
tidak terlalu memperhatikan guru. Secara keseluruhan siswa yang aktif
sebesar 2,6%. Kebanyakan siswa yang tidak memperhatikan guru
adalah siswa laki laki dan siswa yang duduk di bagian belakang.
c) Dalam melaksanakan tugas kelompok, siswa yang sudah
bersosiasilisasi dengan baik ada 9 siswa (45%), sedangkan 11 siswa
(55%) siswa yang belum bersosialisasi dengan baik. Secara
keseluruhan kerjasama kelompok yang terjalin sebesar 2,8%. Siswa
yang belum berdiskusi dengan baik kebanyakan mereka
menggantungkan teman sekelompoknya dalam mengerjakan tugas
kelompok.
Tabel 4 Persentase Perilaku Siswa Siklus I
No Perilaku Siswa Hasil Pengamatan
Persentase Baik Kurang
1. Minat 7 13 2,45 %
2. Keaktifan 10 10 2,6 %
3. Kerjasama kelompok 9 11 2,8 %
Sumber : Hasil Kegiatan Pengamatan Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Diagram 1 Persentase Perilaku Siswa Siklus I
d) Hasil pembelajaran menulis teks drama bahasa Jawa pada siklus I
disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 5 Nilai Keterampilan Menulis Teks Drama Bahasa Jawa Siklus I
No. Uraian Pencapaian Hasil Jumlah siswa
1. Siswa yang mendapat nilai < 78 9
2. Siswa yang mendapat nilai > 78 11
3. Rerata 79,5
4. Ketuntasan klasikal 55 %
Sumber : Hasil Tindakan Siklus 1
Hasil tes yang disajikan pada tabel 5 di atas menunjukkan siswa yang
sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan
yaitu 78, didapat 11 siswa (55%) sudah mampu menulis teks drama
bahasa Jawa, sedangkan 9 siswa (45%) masih perlu perbaikan. Nilai rata
rata kelas adalah 79,5. Ketuntasan secara klasikal sebesar 55%.
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa proses pembelajaran
Persentase Perilaku Siswa Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
pada siklus I belum berjalan dengan maksimal karena masih separuh anak
yang belum tuntas KKM.
d. Analisis dan Refleksi
Berdasarkan hasil observasi, peneliti melakukan analisis dan refleksi sebagai
berikut :
1) Guru belum dapat menerapkan metode cooperative learning tipe CIRC
dengan maksimal, karena masih banyak kelemahan yang dilakukan oleh
guru.
2) Siswa belum terlihat aktif dan berminat untuk mengikuti pembelajaran,
serta belajar dalam kelompok juga belum terlaksana dengan baik.
3) Guru masih banyak menggunakan metode konvensional dan masih
mendominasi dalam kegiatan pembelajaran
4) Untuk membangkitkan semangat dan minat siswa dalam mengikuti
pembelajaran, guru harus sering memberi motivasi, berkeliling memantau
cara belajar siswa, dan reward atau hadiah supaya siswa dapat tergugah
hatinya, karena ada perhatian yang serius dari guru pengampu.
5) Siswa masih banyak yang tidak memperhatikan guru pada saat
menjelaskan materi, guru sebaiknya memberi peringatan kepada siswa
yang tidak memperhatikan supaya tidak mengulangi lagi.
6) Berdasarkan analisis dan refleksi tindakan pada siklus I dikatakan belum
berhasil dengan maksimal. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata yang
mencapai 79,5 dan ketuntasan klasikal yng mencapai 55 %. Nilai tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
merupakan nilai yang sudah memenuhi ketuntasan, akan tetapi dapat
dikatakan masih rendah dengan nilai yang telah ditentukan. Dengan
demikian masih perlu dilakukan tindakan untuk memperbaiki nilai siswa
yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal.
3. Deskripsi Siklus II
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Kegiatan perencanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu
tanggal 15 September 2012 pukul 08.30-09.15 WIB di ruang kantor guru.
Peneliti dan guru pengampu berdiskusi mengenai pelaksanaan siklus II. Dalam
diskusi ini, keduanya menyepakati pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan
pada hari Selasa tanggal 18 September 2012 dan 25 September 2012 pukul
11.00-11.45 WIB di kelas yang sama yaitu XII IPS 3. Selain menyepakati hal
tersebut, guru dan peneliti membahas tentang kelemahan dan kelebihan tindakan
yang telah dilakukan pada siklus I. Dari hasil observasi kelemahan yang terlihat
pada siklus I antara lain:
1) Guru terlihat masih mendominasi ketika kegiatan pembelajaran
berlangsung. Hal ini terlihat masih banyak siswa yang hanya berdiam diri
mendengarkan guru menjelaskan materi.
2) Pada proses pembelajaran berlangsung belum terlihat keaktifan dari diri
siswa maupun dalam sebuah kelompok. Siswa masih malu dan canggung
dalam menjawab pertanyaan maupun untuk bertanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
3) Minat siswa untuk mengikuti pembelajaran belum terlaksana dengan
maksimal.
4) Daya konsentrasi siswa dapat dikatakan masih rendah. Hal ini terbukti
masih banyak siswa yang mengobrol dengan teman sebangku maupun
sekedar menyibukkan diri pada saat guru memberi penjelasan.
5) Masing-masing siswa dalam membuat teks drama masih kelihatan
kebingungan dalam mengembangkan ide pokok dan memilih kosakata
yang tepat
6) Dalam kegiatan berdiskusi dengan kelompok, guru belum terlihat
berkeliling untuk member bimbingan dan arahan atau membantu siswa
yang kesulitan.
7) Dalam menerapkan metode cooperative learning tipe CIRC guru terlihat
belum menguasai sepenuhnya sehingga pembelajaran belum terlaksana
dengan maksimal.
Pada tindakan siklus I selain terdapat kelemahan juga terdapat kelebihan
yang dapat terlihat sebagai berikut :
1) Siswa sudah mulai tertarik mengikuti pembelajaran. Hal ini disebabkan
oleh adanya keterlibatan siswa pada saat guru menjelaskan materi.
2) Dalam belajar kelompok, sudah mulai terlihat sikap diskusi dan
bersosialisasi dengan baik, walaupun masih sebagian siswa yang
melaksanakan dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
3) Dalam mengembangkan ide pokok dan pemilihan kosakata, siswa sudah
mulai dapat mengembangkan dengan mudah walaupun masih belum
sesuai dengan EYD.
4) Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak hanya menggunakan metode
ceramah, akan tetapi sudah dapat memadukan dengan metode
pembelajaran yang lain, misal inkuiri.
Agar pada saat pelaksanaan tindakan siklus II dapat berjalan dengan baik,
maka guru dan peneliti untuk mengambil keputusan untuk mengatasi kelemahan
pada siklus I, antara lain :
1) Untuk mendorong keaktifan dan minat siswa, sebaiknya guru selalu
memberi arahan, motivasi, dan reward atau hadiah agar siswa
bersemangat dan tergugah hatinya untuk mengikuti pelajaran dengan baik.
Hal ini perlu dilakukan supaya setiap siswa merasa diperhatikan dan
mempunyai tanggungjawab yang baik.
2) Posisi guru sebaiknya jangan hanya berada di depan kelas saja, akan tetapi
sesekali berkeliling memantau perkembangan pekerjaan siswa
3) Pada saat berdiskusi maupun pada saat memberi penjelasan, jika ada siswa
yang terlihat mengobrol sendiri sebaiknya guru menegur dan memotivasi
serta menasehati.
4) Pada pelaksanaan pembelajaran, sebaiknya guru memperhatikan alokasi
waktu agar skenario pembelajaran dapat berjalan sesuai yang
direncanakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Pada pelaksanaan tindakan siklus II, guru dan peneliti menyepakati untuk
menambah materi agar siswa mempunyai wawasan yang luas sesuai dengan
materi teks drama. Selain itu, pada pelaksanaan siklus II lebih menekankan untuk
memperbaiki pembelajaran pada siklus I yang kurang berjalan dengan maksimal.
Perencanaan yang dilakukan oleh peneliti dan guru untuk melaksanakan tindakan
siklus II antara lain :
1) Peneliti dan guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
disesuaikan dengan silabus dan kurikulum yang telah ditentukan (di
lampiran 26 halaman 194).
2) Peneliti dan guru menyiapkan bahan bacaan narasi yang akan diubah
menjadi teks drama. Pada siklus ini, menggunakan sebuah cerita cekak
yang akan diubah menjadi teks drama. Cerita cekak tersebut merupakan
cerkak remaja yang berjudul : (1) Kemah; (2) Lagu Perpisahan; (3) Yen
Mangsa Panen; dan (4) Abot-abote Mburu Idaman.
3) Peneliti dan guru tetap sepakat menggunakan metode cooperative learning
tipe CIRC karena untuk memperbaiki kelemahan yang terjadi
dilaksanakan sebelumnya.
4) Peneliti dan guru menyusun instrumen atau tatacara penilaian yang berupa
tes dan nontes. Penilaian tes digunakan untuk menilai hasil karya siswa,
sedangkan penilaian nontes digunakan untuk mengamati minat, keaktifan,
dan kerja kelompok siswa (di lampiran 31 halaman 208).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan pertama dilaksanakan di kelas
XII IPS 3 pada hari Selasa tanggal 18 September 2012 pukul 11.00-11.45 WIB
selama 45 menit. Tepat pukul 11.00 WIB bel berbunyi tanda bergantian jam
pelajaran. Peneliti bersama Ibu Kanti masuk kelas XII IPS 3. Guru bertindak
sebagai pemimpin jalannya proses pembelajaran, sedangkan peneliti bertindak
sebagai pengamat dan mengobservasi kegiatan pembelajaran di kelas tersebut.
Peneliti mengambil posisi di depan pojok sejajar dengan banyak siswa agar tidak
mengganggu proses pembelajaran.
Adapun pelaksanaan tindakan siklus II adalah sebagai berikt :
1) Pembelajaran dimulai, guru memberi sal laikum
Warohmatull
dengan serentak laikumsalam Warohmatullahi
l
2)
Bahasa Jawa untuk pelajaran yang lain silahkan dimasukkan kedalam
Kemudian guru menyuruh siswa
untuk duduk sesuai dengan kelompok masing-masing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
3) litan pada saat pembelajaran
lagi,
litan apa yang kalian alami? Dengan serentak siswa menjawab
dengan berbagai jawaban, salah sat
kesulitan yang dialami oleh siswa, kemudian guru memberi alternatif
untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswanya. Guru memberi
alternatif supaya para siswa sering membaca bahasa Jawa, dengan cara
membaca dapat menambah penguasaan kosakata dan mengetahui
bagaimana cara merangkai kalimat bahasa Jawa yang baik dan benar
sesuai dengan tatabahasa Bahasa Jawa.
4) Guru sedikit menambah materi yang sesuai dengan materi teks drama.
Kemudian guru memberi contoh membuat teks drama dengan bahasa yang
runtut.
5) Setelah semua siswa paham, masing-masing ketua kelompok mengambil
-
6) Semua kelompok telah mendapat bahan bacaan, dengan segera guru
memberi petunjuk cara mengerjakan. Tugas kelompok yang harus
dikerjakan yaitu membaca, menganalisis, dan memahami bacaan cerita
cekak. Setelah semuanya memahami, setiap siswa membuat teks drama
berdasarkan bacaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
7) Setelah memahami petunjuk cara mengerjakan tugas, dengan segera
masing-masing kelompok mengerjakan dengan serius dan sungguh-
sungguh. Masing-masing siswa mengerjakan dengan penuh
tanggungjawab sesuai dengan bagiannya.
8) Keaktifan untuk berdiskusi dan bersosialisasi dalam sebuah kelompok
sudah berjalan dengan baik.
9) Guru berkeliling sambil memberi motivasi serta memantau pekerjaan
setiap kelompok.
10) Pembelajaran telah berakhir. Sebelum mengakhiri pembelajaran guru
bersama siswa member kesimpulan tentang apa yang telah dipelajari hari
Pembelajaran siklus II pertemuan pertama belum selesai, pembelajaran di
kelas XII IPS 3 dilanjutkan hari Selasa tanggal 25 September 2012 untuk
pertemuan kedua siklus II. Pembelajaran dilaksanakan pada pukul 11.00-11.45
WIB hari Selasa tanggal 25 September 2012. Adapun urutan pelaksanaan
tindakan sebagai berikut :
1) Pembelajaran segera dimulai, guru mengucapkan salam
laikum Warohmatull
laikumsalam
Warohmatullahi Wabarok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
l
2)
Bahasa Jawa untuk pelajaran yang lain silahkan dimasukkan kedalam
laci
Kemudian guru menyuruh siswa
untuk duduk sesuai dengan kelompok masing-masing.
3) Kemudian guru menyuruh melanjutkan tugas kelompok bagi yang belum
menyelesaikannya, yang sebelumnya guru bertanya kesulitan siswa dalam
mengerjakan tugas kelompok.
4) Semua kelompok telah menyelesaikan tugas kelompok. Kemudian guru
menyuruh setiap siswa untuk membuat atau menulis teks drama. Semua
siswa dengan segera mengerjakan dengan sungguh-sungguh
5) Guru terlihat berkeliling, memantau, memberi motivasi siswa, serta
membantu siswa yang kesulitan dalam menulis teks drama.
6) Bel berbunyi, tanda pembelajaran telah berakhir. Semua siswa dengan
segera mengumpulkan tugasnya masing-masing. Guru mengakhiri
Dengan serentak s
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
meninggalkan kelas XII IPS 3.
c. Observasi dan Interpretasi
Peneliti melakukan pengamatan siklus II terhadap guru yang sedang
mengajar drama di kelas XII IPS 3. Pengamatan ini dilakukan pada hari Selasa
tanggal 18 dan 25 September 2012 pukul 11.00-11.45 WIB di kelas XII IPS 3.
Peneliti mengambil tempat di pojok depan sejajar dengan bangku siswa supaya
tidak menganggu kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan pengamatan diperoleh
gambaran sebagai berikut:
1) Guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang disesuaikan
dengan silabus dan kurikulum yang berlaku yaitu Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) sebelum pembelajaran dilaksanakan.
2) Guru menyusun instrumen penilaian tes dan intrumen penilaian nontes.
Penilaian nontes digunakan untuk mengetahui adanya peningkatan minat,
keaktifan, dan belajar kelompok pada siswa.
5) Guru memberi bahan bacaan yang berupa cerita cekak untuk diubah
menjadi teks drama. Cerita cekak tersebut merupakan cerkak remaja yang
berjudul : (1) Kemah; (2) Lagu Perpisahan; (3) Yen Mangsa Panen; dan
(4) Abot-abote Mburu Idaman.
3) Guru terlihat berkeliling memberi motivasi dan memantau pekerjaan siswa
4) Setelah materi disampaikan, guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran
yang telah dipelajari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
5) Dalam menerapkan metode cooperative learning tipe CIRC guru terlihat
sudah ada peningkatan, antara lain :
a) Guru sudah menguasai dan memahami prosedur/penerapan metode
cooperative learning tipe CIRC tahap demi tahap dilakukan dengan
baik.
b) Siswa sudah terlihat ada keaktifan antar kelompok maupun antar
individu sudah berjalan dengan baik walaupun ada beberapa siswa
yang belum ada keaktifan.
c) Dominasi guru dan metode ceramah sudah jarang digunakan karena
siswa sudah terlibat dalam proses pembelajaran.
d) Hasil karya siswa, sudah lebih baik dari segi pemilihan kosakata dan
pengembangan ide.
Berdasarkan hasil observasi hasil pembelajaran diperoleh gambaran
keaktifan dan minat siswa selama mengikuti pembelajaran, sebagai berikut:
a) Siswa sudah mempunyai minat yang baik mengikuti pembelajaran
sebanyak 10 (50%) siswa, sedangkan 10 (50%) siswa lainya sudah
memiliki minat yang cukup. Walaupun masih ada siswa yang berbicara
dengan temannya, atau mencari kesibukan sendiri. Pada siklus 2 secara
keseluruhan siswa yang berminat sebesar 3,6%.
b) Keaktifan siswa yang sudah baik selama kegiatan belajar mengajar (KBM)
berlangsung sebanyak 12 (60%) siswa, sedangkan 8 (40%) siswa sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
memperhatikan guru akan tetapi masih sering berbicara sendiri. Secara
keseluruhan keaktifan siswa telah meningkat menjadi 3,7%.
c) Dalam melaksanakan tugas kelompok, siswa yang sudah bersosiasilisasi
dan kerjasama kelompok dengan baik ada 12 siswa (60%), sedangkan 8
(40%) siswa sudah bersosialisasi akan tetapi kadangkala masih terlihat
seenaknya sendiri. Kerjasama kelompok secara keseluruhan meningkat
3,7%.
Tabel 6 Persentase Perilaku Siswa Siklus II
No Perilaku Siswa Hasil Pengamatan
Persentase Baik Cukup
1. Minat 10 10 3,6 %
2. Keaktifan 12 8 3,7 %
3. Kerjasama kelompok 12 8 3,7 %
Sumber. Hasil Kegiatan Pengamatan Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Diagram 2 Persentase Perilaku Siswa Siklus II
d) Hasil pembelajaran menulis teks drama bahasa Jawa pada siklus II
disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 7 Nilai Keterampilan Menulis Teks Drama Bahasa Jawa Siklus II
No. Uraian Pencapaian Hasil Jumlah siswa
1. Siswa yang mendapat nilai < 78 5
2. Siswa yang mendapat nilai > 78 16
3. Rerata 80,7
4. Ketuntasan klasikal 75 %
Sumber. Hasil Tindakan Siklus II
Hasil tes yang disajikan pada tabel 7 di atas menunjukkan masih ada 5
siswa (25%) yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
ditentukan yaitu 78, maka masih perlu ada tindakan untuk memperbaiki nilai
yang belum sesuai dengan ketentuan. Nilai rata rata kelas mengalami kenaikan
Persentase Perilaku Siswa Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
menjadi 80,7. Ketuntasan klasikal meningkat menjadi 75 %. Berdasarkan hasil
tersebut dapat diketahui bahwa proses pembelajaran pada siklus II sudah ada
peningkatan walaupun masih ada beberapa siswa yang belum tuntas KKM.
Tindakan penelitian masih perlu dilakukan untuk meningkatkan minat dan
keterampilan menulis teks drama bahasa Jawa siswa.
d. Analisis dan Refleksi
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, peneliti melakukan analisis
dan refleksi sebagai berikut :
a) Pemahaman guru dalam menerapkan metode cooperative learning tipe
CIRC sudah lebih baik daripada siklus I akan tetapi masih perlu
ditingkatkan lagi.
b) Keaktifan, minat, dan kerjasama kelompok sudah ada peningkatan, akan
tetapi masih perlu ditingkatkan lagi.
c) Walaupun hasil karya siswa sudah baik, akan tetapi masih perlu
ditingkatkan untuk memperbaiki nilai bagi beberapa siswa yang belum
tuntas.
d) Posisi guru juga sudah tidak selalu didepan kelas, akan tetapi sudah sering
berkeliling memberi motivasi siswa.
e) Guru sudah dapat membangkitkan semangat siswa, karena telah dapat
menggunakan berbagai variasi metode pembelajaran.
f) Pembagian waktu juga sudah dilakukan dengan tepat, sesuai dengan
skenario pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
Pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II dapat dikatakan sudah ada
peningkatan. Hal ini dibuktikan siswa telah mencapai KKM yang ditentukan
sudah meningkat, hanya ada 5 siswa yang belum tuntas. Adanya peningkatan
nilai rata-rata kelas yang hanya 79,5 meningkat menjadi 80,7. Pembelajaran ini
meningkat sebanyak 1,2 poin dan ketuntasan klasikal mencapai 75 %. Selain
nilai rata-rata kelas dan ketuntasan klasikal meningkat, keaktifan, minat, dan
kerjasama kelompok juga meningkat.
4. Deskripsi Siklus III
a. Perencanaan Tindakan Siklus III
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi siklus II, peneliti dan guru
mengadakan diskusi perencanaan tindakan siklus III untuk mengatasi kelemahan
siklus II. Diskusi perencanaan siklus III dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 29
September 2012 pukul 08.30-09.15 WIB di ruang kantor guru. Dalam diskusi
ini, menyepakati tetap menerapkan metode cooperative learning tipe CIRC untuk
lebih meningkatkan keterampilan menulis teks drama. Adapun tahap
perencanaan yang dilakukan pada siklus III antara lain :
1) Guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang disesuaikan
dengan silabus dan kurikulum yang disesuaikan dengan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (di lampiran 36 halaman 221).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
2) Peneliti dan guru menyusun skenario pembelajaran untuk mematangkan
proses pembelajaran agar berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
3) Peneliti dan guru menentukan bahan bacaan yang akan digunakan yaitu
berupa cerita narasi yang berbentuk cerita rakyat. Cerita rakyat tersebut
berjudul (1) Legenda Banyuwangi; (2) Legenda Kutha Indramayu; (3)
Legenda Kutha Jepara; dan (4) Legenda Kutha Pekalongan.
4) Peneliti dan guru menyusun instrumen penilaian tes dan instrumen
penilaian nontes. Penilaian nontes digunakan untuk menilai keaktifan,
minat, dan kerjasama kelompok pada siswa. Sedangkan penilaian tes
digunakan untuk menilai hasil karya siswa (di lampiran 41 halaman 235)
Pada diskusi perencanaan yang dilakukan peneliti dan guru menyepakati
bahwa pelaksanaan siklus III akan dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 2
Oktober 2012 dan 9 Oktober 2012 pukul 11.00-11.45 WIB.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus III
Pelaksanaan tindakan siklus III pertemuan pertama dilaksanakan pada hari
Selasa tanggal 2 Oktober 2012 pukul 11.00-11.45 WIB. Adapun tahap
pelaksanaannya sebagai berikut :
1) Pembelajaran segera dimulai, guru mengucapkan salam
laikum Warohmatull
laikumsalam
Warohmatull
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
l
2)
Bahasa Jawa untuk pelajaran yang lain silahkan dimasukkan kedalam
menanyakan
Kemudian guru menyuruh siswa
untuk duduk sesuai dengan kelompok masing-masing.
3) litan pada saat pembelajaran
kemarin? Dan siswa menjawab, lagi,
litan apa yang kalian alami? Dengan serentak siswa menjawab
dengan berbagai jawaban. Salah satu pertanyaan yang ditanyakan oleh
bahasa Jawa
tidak harus selalu menggunakan bahasa krama. Bahasa karma diigunakan
dan disesuaikan dengan konteks pembicaraan, dengan siapa tokoh
berdialog. Setelah mengetahui kesulitan yang dialami oleh siswa,
kemudian guru memberi alternatif untuk mengatasi kesulitan yang dialami
siswanya.
5) Setelah semua siswa paham, kemudian guru memanggil masing-masing
ketua kelompok untuk memilih dan mengambil bahan bacaan cerita narasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
yang berupa cerita rakyat. Cerita rakyat tersebut berjudul (1) Legenda
Banyuwangi; (2) Legenda Kutha Indramayu; (3) Legenda Kutha Jepara;
dan (4) Legenda Kutha Pekalongan.
4) Semua kelompok telah mendapatkan cerita rakyat, guru mulai menberi
petunjuk cara mengerjakan secara jelas.
5) Setiap kelompok mengerjakan dengan sungguh-sungguh, penuh percaya
diri, dan bertanggung jawab.
6) Sebagian kelompok yang telah menyelesaikan tugas kelompok, dengan
segera setiap siswa mengerjakan membuat teks drama dengan sungguh-
sungguh.
7) Disela-sela dalam mengerjakan tugasnya, terlihat ada beberapa siswa
tanpa malu-malu untuk bertanya kepada guru pengampu karena mereka
apakah dalam menulis teks drama, konteks kalimat harus sesuai dengan
cerita yang kami peroleh?
dialog percakapan tidak harus sama persis dengan bacaan, boleh ditambah
dengan yang lain akan tetapi harus tetapi disesuaikan dengan konteks.
Sedangkan untuk unsur intrinsik tetap harus sama persis dengan bacaan,
misal tokoh, setting tempat dan waktu, alur dan sebagainya.
8) Guru pengampu sudah sering berkeliling untuk memberi motivasi,
bimbingan, dan arahan kepada siswa agar minat, keaktifan, serta
kerjasama kelompok dapat meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
9) Sebelum guru mengakhiri pembelajaran, guru mengajak siswa untuk
mengambil kesimpulan terhadap pembelajaran yang telah dilakukan hari
itu. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan
Pembelajaran siklus III pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa
tanggal 9 Oktober 2012 pukul 11.00-11.45 WIB di kelas XII IPS 3. Adapun
tahap pelaksanaanya sebagai berikut :
1) Pembelajaran segera dimulai, guru mengucapkan salam
laikum Warohmatull
laikumsalam
Warohmatull guru
l
2)
Bahasa Jawa untuk pelajaran yang lain silahkan dimasukkan kedalam
Kemudian guru menyuruh siswa
untuk duduk sesuai dengan kelompok masing-masing.
3) Kemudian guru menyuruh melanjutkan tugas individu bagi yang belum
menyelesaikannya,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
4) Setelah semua siswa telah menyelesaikan tugas individu, dengan segera
guru pengampu menyuruh untuk mengumpulkan tugasnya.
5) Untuk pertemuan tindakan kali ini, guru juga melakukan presentasi untuk
mengetahui hasil karya siswa. Setiap kelompok memperagakan hasil
karya mereka, yang dipilih dari salah satu tugas siswa dari masing-masing
kelompok. Para siswa yang maju terlihat bersemangat dalam
memperagakan hasil karyanya.
6) Semua kelompok memperagakan dengan baik dan penuh dengan ekspresi
walaupun ada beberapa siswa yang kurang dapat menghayati peran.
7) Setiap kelompok yang telah selesai maju ke depan, beberapa siswa yang
memperhatikan di bangku diberi kesempatan untuk menyampaikan kritik
dan saran untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan serta mengetahui
seberapa pemahaman siswa dalam menulis teks drama yang telah dibuat.
Siswa yang memberi kritik atau saran maupun pertanyaan antara lain :
a) Pada saat kelompok 1 maju antara lain : Affanada, Ajeng, Anisa, dan
Fitri.
b) Pada saat kelompok 2 maju antara lain : Rahma, Anisa, dan Desy
c) Pada saat kelompok 3 maju antara lain : Chuswatul, Dewi, Restika,
Fitriani, dan Fitri Adi
d) Pada saat kelompok 4 maju antara lain : Rahma dan Anisa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
8) Setelah dilakukan tanya jawab maupun memberi kritik saran, guru juga
memberi umpan balik terhadap semua pertanyaan dan kritik saran yang
dilakukan oleh para siswa.
9) Guru pengampu selalu memberi bimbingan dan motivasi kepada semua
siswa. Selain itu, guru pengampu memberi reward bukan hanya berupa
pujian atau applause atau bertepuk tangan akan tetapi juga berupa bulpoin
bagi siswa yang telah memperagakan dengan baik. Begitu juga siswa yang
berada di bangku, semuanya mendapatkan bulpoin.
10) Sebelum pembelajaran berakhir, guru dan siswa secara bersama-sama
mengambil kesimpulan tentang pembelajaran yang telah dipelajari.
11) Bel berbunyi, guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan
c. Observasi dan Interpretasi
Pelaksanaan pengamatan tindakan siklus III dilaksanakan pada hari Selasa
tanggal 2 Oktober 2012 dan 9 Oktober 2012 pukul 11.00-11.45 WIB. Dari hasil
pengamatan dan observasi, pelaksanaan tindakan siklus III berjalan dengan baik
dan maksimal. Semua siswa terlihat lebih bersemangat dan berantusias mengikuti
pembelajaran dengan sungguh-sungguh. Dengan kata lain siswa mengikuti atau
memperagakan tokoh dengan serius penuh dengan penghayatan, sehingga terjadi
suasana yang optimal. Selain itu, tanggungjawab siswa, minat, keaktifan, dan
kerjasama kelompok berjalan lebih baik. Penerapan metode cooperative learning
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
tipe CIRC telah dilaksanakan guru dengan baik dan sesuai dengan skenario
pembelajaran yang telah dilakukan.
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan seperti pertemuan sebelumnya, akan
tetapi pada pertemuan ini tampak ada yang lain. Pada pertemuan terakhir, guru
menyuruh agar setiap kelompok untuk memperagakan hasil karya menulis teks
drama bahasa Jawa yang diambil dari perwakilan tugas individu siswa. Siswa
menyambut dengan senang hati dan berantusias. Dengan kata lain siswa berusaha
dengan serius dan sungguh-sungguh memperagakan tokoh dalam dialog,
sehingga terjadi suasana yang optimal. Para siswa memperagakan dengan baik
(gerakan dan dialog sesuai dengan watak tokoh yang diperagakan), penuh dengan
pengimajinasian (ekspresi mimik wajah sesuai dengan karakter) , dan karakter
tokoh juga terlihat dengan baik. Siswa yang maju mendapat reward atau hadiah
berupa pujian, applause atau tepuk tangan, dan juga sebuah bulpoin. Tidak hanya
siswa yang maju, akan tetapi semua siswa duduk di bangku juga mendapat
applause dan sebuah bulpoin.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kegiatan belajar mengajar tersebut
dapat dinyatakan bahwa :
a) Siswa sudah mempunyai minat yang sangat baik mengikuti pembelajaran
sebanyak 10 (50%) siswa, sedangkan 10 (50%) siswa lainya sudah
memiliki minat yang baik. Secara keseluruhan minat siswa pada siklus III
meningkat menjadi 4,5%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
b) Keaktifan siswa yang terlihat sangat baik selama kegiatan belajar
mengajar (KBM) berlangsung sebanyak 10 (50%) siswa, sedangkan 10
(50%) siswa mempunyai tingkat keaktifan yang baik, walaupun
kadangkala tidak memperhatikan guru akan tetapi hal tersebut masih
dalam kewajaran siswa. Pada tingkat keaktifan siswa secara keseluruhan
meningkat sebesar 4,5%
c) Dalam melaksanakan tugas kelompok, siswa yang sudah bersosiasilisasi
dan bekerja kelompok dengan sangat baik sebanyak 12 siswa (60%),
sedangkan 8 (40%) siswa sudah bersosialisasi dengan baik akan tetapi
kadangkala ada beberapa siswa yang masih terlihat seenaknya sendiri.
Dalam kerjasama kelompok siswa secara keseluruhan meningkat sebesar
4,6%.
Tabel 8 Persentase Perilaku Siswa Siklus III
No Perilaku Siswa Hasil Pengamatan
Persentase Sangat Baik Baik
1. Minat 10 10 4,5 %
2. Keaktifan 10 10 4,5 %
3. Kerjasama kelompok 12 8 4,6 %
Sumber : Hasil Kegiatan Pengamatan Siklus III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
Diagram 3 Persentase Perilaku Siswa Siklus III
d) Hasil pembelajaran menulis teks drama bahasa Jawa pada siklus III
disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 9 Nilai Keterampilan Menulis Teks Drama Bahasa Jawa Siklus III
No. Uraian Pencapaian Hasil Jumlah siswa
1. Siswa yang mendapat nilai < 78 -
2. Siswa yang mendapat nilai > 78 20
3. Rerata 85
4. Ketuntasan klasikal 100 %
Sumber : Hasil Tindakan Siklus III
Hasil nilai yang disajikan pada tabel 9 diatas menunjukkan siswa sudah
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 78, semua
siswa dapat meningkatkan nilainya dengan sangat baik. Hal ini dibuktikan
dengan nilai rata rata kelas mengalami peningkatan yang asalnya 80,7 menjadi
85. Nilai rata-rata kelas meningkat sebesar 4,3 poin. Ketuntasan secara klasikal
dapat mencapai 100%. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa proses
Persentase Perilaku Siswa Siklus III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
pembelajaran pada siklus III sudah berjalan dengan baik dan maksimal karena
seluruh anak sudah tuntas KKM dan terjadi peningkatan yang yang sangat baik.
d. Analisis dan Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, secara keseluruh
pembelajaran dengan menerapkan metode cooperative learning tipe CIRC
dengan segala kelemahan dapat diatasi dengan baik dan dapat dikatakan berhasil.
Semua siswa telah dapat meningkatkan hasil belajar dengan maksimal. Guru
berhasil meningkatkan antusias siswa, semangat siswa, minat, keaktifan, serta
kerjasama kelompok dapat dilaksanakan dengan maksimal. Guru juga berhasil
membangkitkan siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh karena adanya
stimulus yang selalu diberikan oleh guru. Guru tampak semakin terampil dalam
menerapkan metode cooperative learning tipe CIRC dan juga metode yang
lainnya yang bervariasi.
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan siklus III dapat
dikatakan berhasil dengan maksimal. Peningkatan terjadi pada indikator yang
telah ditentukan didalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Peningkatan juga
terjadi pada minat, keaktifan, dan kerjasama kelompok dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
Tabel 10 Peningkatan Perilaku Siswa
No Tindakan Penelitian
Perilaku Siswa
Minat Keaktifan Kerjasama
kelompok
1. Siklus I 2,45% 2,6% 2,8%
2. Siklus II 3,6% 3,7% 3,7%
3. Siklus III 4,5% 4,5% 4,6%
Peningkatan terjadi pada hasil karya siswa pada saat observasi dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel 11 Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Drama Bahasa Jawa Siswa
No Tindakan
Penelitian
Keterampilan Menulis Teks
Drama Bahasa Jawa
Nilai Rata-rata Persentase
1. Siklus I 79,5 55%
2. Siklus II 80,7 75%
3. Siklus III 85 100%
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Cooperative
Learning tipe Cooperative Integrated Reading and Composition mampu
meningkatkan keterampilan siswa dalam menemukan menulis teks drama Bahasa
Jawa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Peningkatan terhadap Minat Pembelajaran Menulis Teks Drama Bahasa
Jawa dengan menerapkan Metode Cooperative Learning tipe Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC)
a. Minat siswa mengikuti pembelajaran menulis teks drama Bahasa Jawa
Penerapan metode cooperative learning tipe CIRC dapat meningkatkan
minat siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis teks drama. Hal ini
dibuktikan dengan siswa sudah dapat memperhatikan penjelasan guru dengan
saksama dan sungguh-sungguh. Indikator minat siswa yang dimaksud siswa
mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan kondisi yang optimal, siswa
memperhatikan penjelasan guru dengan serius dan sungguh-sungguh, dan
dalam mengerjakan tugas siswa mengerjakan dengan senang hati tanpa ada
paksaan. Dari hasil pengamatan tampak ada peningkatan minat siswa dari
setiap tindakan siklus. Nilai rata-rata siklus I mendapat 2,45 %; siklus II
mendapat 3,6 %; dan siklus III mendapat 4,5%. Dengan adanya peningkatan
minat dalam setiap siklus, maka pembelajaran menulis teks drama bahasa
Jawa dengan metode cooperative learning tipe CIRC dapat dikatakan berhasil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
Diagram 4 Persentase Minat Siswa
b. Keaktifan siswa selama kegiatan belajar mengajar
Keaktifan siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar tampak
berbeda ketika peniliti mengamati pada saat kondisi awal pembelajaran.
Keaktifan siswa tampak meningkatkan dengan baik. Hal ini dibuktikan
dengan antusias dan semangat siswa untuk bertanya ketika merasa mengalami
kesulitan, ketika mendapat tugas, para siswa dengan segera mengerjakan
dengan penuh tanggung jawab dan sungguh-sungguh. Dari hasil pengamatan
terjadi peningkatan yang bagus dalam setiap siklus. Hal ini terbukti bahwa
pada siklus I mendapat 2,6 %; siklus II mendapat 3,7 %; dan siklus III
mendapat 4,5 %.
Persentase Minat Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
Diagram 5 Persentase Keaktifan Siswa
c. Kerjasama Kelompok
Dalam pembelajaran ini, kerjasama kelompok yang dimaksud yaitu
kerjasama antar individu siswa dalam berdiskusi sebuah kelompok dapat
terjalin dengan baik dan berjalan dengan optimal. Sikap siswa dalam
bersosialisasi terjalin dengan baik, siswa telah mengetahui tanggungjawab
masing-masing individu. Seperti halnya minat dan keaktifan belajar siswa,
kerjasama kelompok di kelas XII IPS 3 dapat meningkat dalam setiap
tindakan siklus yang telah dilakukan. Hal ini tampak pada hasil pengamatan
yang telah dilakukan oleh peneliti, dari siklus I mendapat 2,8 %; siklus II
mendapat 3,7 %; dan siklus III mendapat 4,6 %. Dengan adanya peningkatan
dalam setiap siklus, maka kerjasama kelompok yang dilakukan oleh siswa
dapat dikatakan berhasil dengan baik.
Persentase Keaktifan Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
Diagram 6 Persentase Kerjasama Kelompok Siswa
2. Peningkatan terhadap Keterampilan Menulis Teks Drama Bahasa Jawa
dengan menerapkan Metode Cooperative Learning tipe Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC)
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus I, II,
dan III dinyatakan bahwa terjadi peningkatan yang sangat baik terhadap
keterampilan menulis teks drama bahasa Jawa dengan menerapkan metode
cooperative learning tipe Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC). Hal ini dibuktikan pada nilai hasil tes yang telah dilakukan oleh siswa
yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Persentase Kerjasama Kelompok Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
Tabel 12 Rekapitulasi Peningkatan Nilai Hasil Tindakan
No Tindakan
Penelitian
Keterampilan Menulis
Teks Drama Bahasa Jawa
Nilai
Rata-rata
Ketuntasan
Klasikal
1. Siklus I 79,5 55 %
2. Siklus II 80,7 75 %
3. Siklus III 85 100 %
Sumber : Data siklus I, II, dan III
Diagram 7 Persentase Ketuntasan Klasikal Keterampiln Menulis Teks Drama
Bahasa Jawa
Ketuntasan Klasikal Menulis Teks Drama Bahasa Jawa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
Dari tabel 12 di atas dapat diketahui bahwa pada siklus I keterampilan
menulis teks drama bahasa Jawa masih dapat dikatakan rendah yaitu 79,5
walaupun nilai rata-rata kelas sudah memenuhi kriteria yang telah ditentukan.
Akan tetapi ketuntasan klasikal masih mencapai 55 %. Hal ini disebabkan oleh
masih ada 9 siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Bagi siswa
yang belum tuntas masih perlu dilakukan sebuah tindakan yang sama agar dapat
memenuhi kriteria ketuntasan yang telah ditentukan oleh sekolah.
Berbeda dengan tindakan siklus I, pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat
dikatakan sudah ada peningkatan. Hal ini dibuktikan telah terjadi peningkatan
pada kegiatan keterampilan menulis teks drama terjadi peningkatan yang bagus
yaitu dengan mendapat nilai rata-rata 80,7 dengan nilai klasikal 75 % akan tetapi
masih ada 5 siswa yang belum mencapai dengan standar nilai yang ditentukan.
Kegiatan pembelajaran ini masih perlu dilakukan sebuah tindakan untuk
meningkatkan keterampilan menulis teks drama bahasa Jawa bagi siswa yang
belum tuntas. Tindakan pada siklus III ternyata sesuai dengan apa yang
diharapkan. Tindakan ini telah terjadi peningkatan yang sangat baik yaitu pada
keterampilan menulis teks drama bahasa Jawa siswa meningkat dengan sangat
memuaskan yaitu mendapat nilai rata-rata 85 dengan ketuntasan klasikal sebesar
100 %.. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus I sampai dengan siklus
III dapat dinyatakan berhasil dengan sangat membanggakan karena telah terjadi
peningkatan yang sangat memuaskan pada keterampilan menulis teks drama
bahasa Jawa dan minat siswa kelas XII IPS 3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
Pada kegiatan pratindakan yang telah dilakukan, diketahui bahwa ada
sekitar 12 yang belum tuntas begitu juga dengan nilai rata-rata kelas yang hanya
mencapai 77,2. Dengan nilai rata-rata yang hanya 77,2 masih dikatakan rendah
karena belum mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditentukan. Dengan
mengetahui hal ini peneliti dan kolaborator mengadakan suatu tindakan
pembelajaran dengan menerapkan metode Cooperative Learning tipe Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC), ternyata setelah dilakukan sebuah
tindakan terjadi peningkatan yang sangat signifikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan dari penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa :
1. Penerapan metode Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC) dapat meningkatkan minat, keaktifan, dan kerjasama
kelompok pada siswa kelas XII IPS 3. Peningkatan ini terjadi pada setiap
tindakan siklus. Pada siklus I, siswa yang berminat 2,45 %; siklus II memperoleh
3,6 %; dan siklus III memperoleh 4,5 %. Peningkatan keaktifan terlihat pada
siklus I memperoleh 2,6 %; siklus II memperoleh 3,7 %; dan pada siklus III
memperoleh 4,5 %. Pada aspek kerjasama kelompok juga terjadi peningkatan
pada siklus I hanya memperoleh 2,8 %; siklus II memperoleh 3,7 %; dan pada
siklus III memperoleh 4,6 %. Dengan adanya peningkatan khususnya minat
siswa, maka pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan menyenangkan.
2. Penerapan metode Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC) dapat meningkatkan keterampilan menulis teks drama
pada siswa kelas XII IPS 3. Peningkatan ini terjadi setelah guru pengampu
melakukan tindakan pada setiap siklusnya. Pada siklus I siswa mendapat nilai
rata-rata 79,5 dengan ketuntasan klasikal sebesar 55 %; siklus II siswa
menperoleh nilai rata-rata 80,7 dengan ketuntasan klasikal 75 %; dan yang
terakhir pada siklus III siswa mendapat nilai rata-rata 85 dengan ketuntasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
klasikal 100 %. Dengan adanya peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan
klasikal dalam setiap siklusnya, maka indikator yang telah ditentukan dapat
dicapai dengan baik.
B. Implikasi
Dengan adanya penelitian ini, dapat menambah pengetahuan dan keterampilan
guru dalam menerapkan suatu metode yang dapat dilakukan dalam pembelajaran
secara kreatif. Selain itu, guru juga mengetahui bagaimana cara melakukan sebuah
penelitian tindakan kelas. Penelitian ini juga membuktikan bahwa keterampilan
menulis teks drama bahasa Jawa dapat meningkat dengan menerapkan metode
Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
Oleh sebab itu, metode ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif metode yang
dapat digunakan untuk pembelajaran. Keberhasilan seorang guru jika mempunyai
wawasan yang luas, dapat menggunakan metode, teknik, dan model pembelajaran
yang inovatif dan kreatif yang bertujuan untuk membangkitkan semangat siswa
dalam menerima pembelajaran.
Seorang guru dalam pembelajaran bahasa, dengan menerapkan metode
Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
secara otomatis dapat melakukan penilaian yang diambil secara langsung dalam
empat aspek kebahasaan. Keempat aspek kebahasaan tersebut yaitu berbicara,
mendengarkan, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut dapat semuanya
dilakukan penilaian sebab, metode Cooperative Integrated Reading and Composition
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
(CIRC) merupakan sebuah metode yang memadukan kegiatan berbicara,
mendengarkan, membaca, dan menulis.
Metode Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) merupakan sebuah metode dengan cara berkelompok. Walaupun
dengan cara kerja secara berkelompok, akan tetapi tugas individu merupakan sebuah
tanggung jawab dari individu masing-masing siswa. Dengan cara berdiskusi
kelompok, akan mempermudah siswa dalam memperoleh pembelajaran dan dapat
melatih siswa untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman sekelompok. Tugas
individu yang ditanggung oleh diri siswa maka dapat melatih kemandirian siswa.
Dengan demikian, siswa merasa senang untuk menerima pembelajaran.
Penerapan metode yang kreatif dan tepat dalam pembelajaran, dapat memberi
kesempatan siswa untuk mengikuti pembelajaran secara kreatif dan menyenangkan.
Pembelajaran secara kreatif tersebut dapat melibatkan kelompok dan penggunaan
bahan bacaan merupakan salah satu sarana alternatif pengembangan ide-ide asli
dengan mengombinasikan ide-ide baru.
Pembelajaran yang telah dilakukan di atas tidak begitu saja muncul dengan
sendirinya secara rapi, melainkan harus dilaksanakan secara tahap demi tahap. Pada
pembelajaran ini, guru harus memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mengembangkan ide kreatif demi memacu aktivitas siswa. Hal yang perlu
diperhatikan demi meningkatnya aktifitas dan minat siswa. Sebagai seorang guru
harus bisa menyadari apakah pada diri guru pribadi sudah terlihat adanya sikap yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
mengarah demi peningkatan aktivitas dan kreatifitas guru sendiri serta dapat memacu
dan memotivasi siswa untuk berprestasi.
Penerapan metode Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) yang dilakukan secara baik, dapat mempermudah
dan membantu siswa dalam mengatasi kesulitan dalam pembelajaran. Siswa
melakukan tahap demi tahap dengan baik. Pertama, siswa membaca berbagai bahan
bacaan yang sesuai dengan apa yang dipelajari. Kedua, setelah membaca, siswa harus
memahami dengan apa yang telah dibaca. Ketiga, selain membaca dan memahami,
siswa juga harus dapat mendengar atau mencari sumber informasi yang dapat
dijadikan referensi. Keempat, setelah semua aspek tersebut diperoleh siswa, maka
siswa akan merasa mudah mengungkapkan gagasan dengan cara menulis. Dengan
cara tersebut siswa merasa mudah dan terbantu dalam menuangkan ide. Dengan
belajar tahap demi tahap, siswa merasa mempunyai tanggung jawab dalam
menyelesaikan tugas.
Penerapan metode Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) baik dilakukan dan diterapkan dalam
pembelajaran, akan tetapi semua itu tidak selamanya baik. Metode Cooperative
Learning merupakan sebuah pembelajaran kelompok. Dalam penerapan di lapangan
pembelajaran kelompok, sering kali disalah gunakan oleh siswa. Tidak semua siswa
dapat melakukan dengan penuh tanggung jawab. Kadang kala dalam penerapannya,
ada beberapa siswa dalam satu kelompok yang hanya ikut saja tanpa melakukan
sesuatu. Sehingga jika dalam satu kelompok itu mendapat nilai baik, secara otomatis,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
siswa yang kurang mempunyai tanggung jawab tersebut juga mendapat nilai baik.
Hal ini merupakan sebuah kelemahan dalam pembelajaran kelompok.
Pemberian tindakan siklus I, siklus II, dan siklus III membuktikan bahwa
kelemahan-kelemahan yang dialami selama ini dapat terasi dengan baik. Dengan
adanya beberapa tindakan ternyata terjadi peningkatan dari segi keterampilan menulis
teks drama bahasa Jawa, maupun dari segi minat siswa dalam mengikuti
pembelajaran.
C. Saran
Berkaitan dengan simpulan dan implikasi diatas, maka peneliti dapat
mengajukan saran sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
Siswa hendaknya dapat belajar lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar. Penerapan metode Cooperative Learning tipe
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) tidak hanya dapat
diterapkan pada pembelajaran menulis dan pelajaran Bahasa Jawa saja, akan
tetapi dapat diterapkan pada pembelajaran dan pelajaran yang lain. Siswa
diharapkan agar sering membiasakan diri untuk menulis, membaca, berbicara
menggunakan Bahasa Jawa karena dapat memperlancar dalam menggunakan
Bahasa Jawa dan untuk melestarikan Bahasa Jawa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
2. Bagi Guru Pengampu Mata Pelajaran Bahasa Jawa
Guru hendaknya dapat meningkatkan kompetensinya dengan cara
menambah wawasan dalam menerapkan metode, teknik, dan model pembelajaran
yang kreatif dan inovatif. Hal ini perlu dilakukan untuk memberi variasi dalam
kegiatan pembelajaran agar siswa lebih bersemangat dalam menerima
pembelajaran. Seorang guru juga harus dapat mengubah cara mengajar yang
konvensional menjadi yang kreatif dan inovatif demi kemajuan bangsa dan
keberhasilan dimasa yang datang.
3. Bagi Kepala Sekolah
Demi kemajuan sekolah dan peserta didik, hendaknya kepala sekolah selalu
memberi motivasi dan dorongan agar setiap guru dapat meningkatkan
kompetensinya dengan menambah wawasan mengenai model, metode, dan teknik
pembelajaran, misal dengan cara mengikuti seminar, diklat, mengadakan
penelitian tindakan kelas atau penelitian eksperimen, dan sebagainya. Kepala
sekolah juga harus dapat memberi perhatian dan memfasilitasi sarana prasarana
demi kemajuan masing-masing guru.
top related