pengaruh model pembelajaran berbasis masalah …eprints.uns.ac.id/8981/1/205311111201108461.pdf ·...
Post on 03-Apr-2019
227 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM
BASED LEARNING) DAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL
TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DITINJAU DARI
MOTIVASI BELAJAR SISWA
(Studi Eksperimen Pada Kelas XI IS SMA N 5 Surakarta)
SKRIPSI
Oleh :
DWI ERNAWATI
NIM : K 7407064
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM
BASED LEARNING) DAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL
TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DITINJAU DARI
MOTIVASI BELAJAR SISWA
(Studi Eksperimen Pada Kelas XI IS SMA N 5 Surakarta)
Oleh :
DWI ERNAWATI
NIM : K 7407064
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Siswandari, MStats Drs. Wahyu Adi, M.Pd NIP. 19590201 198503 2 002 NIP. 19630520 198903 1 005
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
guna memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Senin
Tanggal : 4 April 2011
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Sudiyanto, M.Pd .......................
Sekretaris : Jaryanto, S.Pd, M.Si .......................
Anggota I : Prof. Dr. Siswandari, MStats .......................
Anggota II : Drs. Wahyu Adi, M.Pd .......................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK Dwi Ernawati. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIOANAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, April. 2011.
Tujuan penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui perbedaan pengaruh model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dan model pembelajaran konvensional terhadap prestasi akuntansi siswa kelas XI IS SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2010/2011, 2) Untuk mengetahui perbedaan pengaruh tingkat motivasi belajar tinggi dan tingkat motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IS SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2010/2011, 3) Untuk mengetahui pengaruh interaksi model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IS SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2010/2011.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain faktorial 2x2. Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh siswa kelas XI IS SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2010/2011 yang terdri dari lima kelas. Kelima kelas tersebut adalah kelas XI IS 1, XI IS 2, XI IS 3, XI IS 4 dan XI IS 5, jumlah keseluruhan populasi dalam penelitian ini adalah 173 siswa. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI IS 4 yang berjumlah 34 siswa, kelas ini digunakan sebagai kelas kontrol dan kelas XI IS 5 yang berjumlah 34 siswa digunakan sebagai kelas eksperimen. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan tes prestasi belajar akuntansi materi kertas kerja dan laporan keungan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis varaiansi dua jalan yang dilanjutkan dengan uji t. Uji pra syarat dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas dengan uji Anderson Darling dan uji Homogenitas dengan uji F.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: 1) Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dan model pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar akuntansi, yang ditunjukkan dengan Fobs = 78,03 > F0,05;1,64 = 3,988, 2) Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara siswa dengan tingkat motivasi belajar tinggi dan siswa dengan tingkat motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar akuntansi, yang ditunjukkan dengan Fobs = 299,26 > F0,05;1,64 = 3,988, 3) Terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi, yang dibuktikan dengan nilai FAB = 10,25 > F0,05;1,64 = 3,998.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Dwi Ernawati. THE INFLUENCE OF PROBLEM-BASED LEARNING AND CONVENTIONAL LEARNING MODEL TOWARD THE ACCOUNTING ACADEMIC ACHIEVEMENT VIEWED FROM STUDENT’S MOTIVATION OF LEARNING. Thesis. Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University Surakarta, April.2011.
The objectives of this research are: 1) To identify the difference influence of problem-based learning and conventional learning model toward the accounting academic achievement of eleventh grade students of Social Science program (XI IS) at SMA Negeri 5 Surakarta in the academic year of 2010/2011, 2) To identify the difference influence of high learning level and low learning level of motivation toward the accounting academic achievement of eleventh grade students of Social Science program (XI IS) at SMA Negeri 5 Surakarta in the academic year of 2010/2011, 3) To identify the influence of the interaction between learning model and motivation of learning toward the accounting academic achievement of eleventh grade students of Social Science program (XI IS) at SMA Negeri 5 Surakarta in the academic year of 2010/2011.
The method used in this research was the experimental method with 2x2 factorial designs. The population of this research consists of all eleventh grade students of Social Science program (XI IS) at SMA Negeri 5 Surakarta in the academic year of 2010/2011 which divided into five classes. Among the five classes were XI IS 1, XI IS 2, XI IS 3, XI IS 4 and XI IS 5 with the total population of 173 students. The sample data was taken by using cluster random sampling technique. The samples of this research are 34 students of XI IS 4 used as a control class and 34 students of XI IS 5 used as a classroom’s experiment. The technique of data collection in this research was questionnaires and accounting academic achievement tests of work sheet material and the financial report. Then, the collected data analyzed by using two-way variants analysis followed by t test. The pre-conditions test in this research done by using the normality test of Anderson Darling test and Homogeneity test of the F test.
Based on the results of data analysis and discussion, it can be concluded that: 1) There is significant difference of influence between Problem Based Learning model and the conventional learning model toward the accounting academic achievement, as indicated by Fobs = 78,03 > F0,05;1,64 = 3,988, 2). There are significant differences of influence between students with high and low levels motivation learning to the accounting academic achievement, as indicated by Fobs
= 299,26 > F0,05;1,64 = 3,988, 3) There is the influence of interaction between the models and the motivation of learning to the accounting academic achievement, as indicated by Fobs = 10,25 > F0,05;1,64 = 3,998.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
“Sesungguhnya Alloh tidak akan merubah keadaan suatu kaum, sehingga Mereka mengubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”
(Qs. Ar-Rad : 11)
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan maka apabila kamu telah selesai dari
suatu urusan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain dan hanya kepada
Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”
(Qs. Al-Insyirah : 6-8)
“Ketika orang bertanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dan kebahagiaan mereka,
menata hidup mereka sebaik yang mereka bisa dan belajar untuk lebih menghargai diri mereka
sendiri, seringkali kebahagiaan itu akan bertambah. Kebahagiaan itu akan berlangsung
waktu demi waktu”
(Cristin Webber dalam buku ”Get The Happiness Habbit”)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini Saya persembahkan untuk:
Kedua orang tuaku, terima kasih atas kasih sayang yang sangat mendalam serta do’a dan dukungan yang luar biasa untukku selama ini, hingga penulis dapat
menyelesaikan studi dengan baik.
Mas Eko, De’ Suci, De’ Fendi & De’ Elsi, Saudara-saudaraku terkasih yang selalu memperhatikan dan menyemangatiku untuk menyelesaikan skripsi ini.
Rosyid Nur Anggara, Vista Sandy, Mbak Dini, Mbak Ata’, Mbak Tina & Endah teman diskusi yang tak bosan-bosan untuk memberi masukan dan solusi saat aku
menemui kendala yang membuatku berat untuk menyelesaikan skripsi ini.
Saudara-saudari seperjuanganku: Feli, Evi, Ryza, Putri, Nurul, Tina, Indah, Listya, Trahari, Laila, Mufti, Devina, Santi, Dyah, Edi, Rohmad, banyak ilmu
baru yang aku peroleh dari kalian.
Semua rekan-rekan Pendidikan Akuntansi 2007.
Semua rekan-rekan Pendidikan Ekonomi Kelas B 2007. Para Perbuner’z Tika, Dita, Puput, Yuan, Eski, Mbak Rosi, Siti, Heni, Karin, Bila,
Nika, Ira, Irin Dan Lainnya, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Almamater UNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Alloh SWT atas
segala rahmat dan karuniaNya, sehingga Peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan lancar guna memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana
Pendidikan.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis tidak lepas dari bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan
izin penulisan skripsi;
2. Drs. Syaiful Bachri, M. Pd, Ketua Jurusan P.IPS FKIP yang telah memberikan
persetujuan skripsi;
3. Drs. Wahyu Adi, M. Pd, Ketua BKK Pendidikan Akuntansi Program Studi
Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan izin penulisan skripsi;
4. Prof. Dr. Siswandari, MStats selaku dosen pembimbing I, yang telah
memberikan semangat, bimbingan, arahan, dan masukan yang sangat
bermanfaat bagi terselesaikannya skripsi ini;
5. Drs. Wahyu Adi, M. Pd selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
penulis selesaikan dengan lancar;
6. Prof. Dr. Sigit Santosa, M. Pd selaku pembimbing akademik, yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama penulis menjadi mahaisiswa di
BKK Pendidikan Akuntansi;
7. Bapak dan Ibu Dosen BKK Pendidikan Akuntansi yang telah dengan sabar
dan ikhlas membimbing, mendidik dan memberikan banyak ilmu kepada
penulis;
8. Drs. Sugeng Makmur, M. Pd selaku Kepala SMA Negeri 5 Surakarta yang
telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
9. Sumaryono, S. Pd selaku guru mata pelajaran akuntansi yang telah
memberikan waktu dan pengarahan dalam melakukan penelitian;
10. Siswa kelas XI IS 4 dan IS 5 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran
2010/2011 yang telah bersedia berpartisipasi aktif dalam mengikuti penelitian
ini;
11. Teman-teman mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2007 terima kasih
untuk kebersamaan yang Insya Alloh bermanfaat;
12. Berbagai pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu;
Semua bantuan dan dorongan yang penulis terima dari berbagai pihak
merupakan kebaikan yang tidak pernah terlupakan dan semoga Alloh SWT
membalas semua budi baiknya. Penulis masih menyadari karya ini masih jauh dari
sempurna untuk itu semua saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
penulis harapkan. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya dan
dapat sebagai sumbangan pemikiran bagi yang berkepentingan.
Surakarta, April 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .................................................................. 6
D. Perumusan Masalah ................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 9
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 9
1. Pendididkan ........................................................................... 9
2. Hakikat Pembelajaran ........................................................... 10
3. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran ................................ 11
a. Pengertian Model Pembelajaran ........................................ 11
b. Jenis-jenis Model Pembelajaran ....................................... 12
4. Model Pembelajaran Berbasis Masalah ................................. 14
a. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah .......... 14
b. Karakteristik Model Pembelajaran Bebasis Masalah ....... 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
c. Prosedur Pembelajaran Berbasis Masalah ......................... 16
d. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran
Bebasis Masalah ............................................................... 18
5. Model Pembelajaran Konvensional ....................................... 19
a. Pengertian Model Pembelajaran Konvensional ................ 19
b. Karakteristik Model Pembelajaran Konvensional ............ 19
c. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran
Konvensional ................................................................... 20
d. Perbedaan PBL dan Pembelajaran Konvensional ............. 20
6. Prestasi Belajar Akuntansi....................................................... 21
a. Pengertian Prestasi Belajar ................................................ 21
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar ......... 21
c. Mengukur Prestasi Belajar ................................................ 22
d. Hakikat Akuntansi ............................................................. 23
e. Prestasi Belajar Akuntansi ................................................ 27
7. Motivasi Belajar ...................................................................... 27
a. Pengertian Motivasi Belajar ............................................. 27
b. Jenis dan Fungsi Motivasi Belajar ................................... 28
c. Indikator Motivasi Belajar ................................................ 28
B. Penelitian Yang Relevan ............................................................ 30
C. Kerangka Berpikir ..................................................................... 31
D. Hipotesis .................................................................................... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 34
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 34
1. Tempat Penelitian .................................................................. 34
2. Waktu Penelitian .................................................................... 34
B. Metode Penelitian ...................................................................... 35
1. Desain Penelitian ................................................................... 35
2. Variabel Penelitian .................................................................. 36
C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................. 37
1. Populasi .................................................................................. 37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
2. Sampel .................................................................................... 37
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 37
E. Instrumen Penelitian .................................................................. 38
1. Tes Prestasi ............................................................................ 38
2. Angket Motivasi ..................................................................... 41
3. Dokumentasi ........................................................................... 45
E. Teknik Analisis Data ................................................................. 46
1. Analisa Statistika Deskriptif .................................................. 47
2. Analisa Statistika Inferensial .................................................. 47
BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 49
A. Deskripsi Data ........................................................................... 49
1. Deskripsi Data Umum ............................................................ 49
2. Deskripsi Data Khusus ........................................................... 52
B. Pengujian Prasyarat Analisis ...................................................... 70
C. Pengujian Hipotesis ................................................................... 71
1. Uji Anava Dua Jalan .............................................................. 71
2. Uji Lanjut Pasca Anava .......................................................... 72
D. Pembahasan Hasil Analisis Data .................................................. 73
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ..................................... 77
A. Simpulan ..................................................................................... 77
B. Implikasi .................................................................................... 77
1. Implikasi Teoretis ................................................................... 77
2. Implikasi Praktis ..................................................................... 78
C. Saran .......................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 80
LAMPIRAN ................................................................................................... 83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rata-rata nilai mata pelajaran jurusan Ilmu Sosial kelas XI
SMA Negeri 5 Surakarta .............................................................. 2
Tabel 2. Perbedaan PBL dan Model Pembelajaran Konvensional .............. 21
Tabel 3. Jadwal Penelitian .......................................................................... 35
Tabel 4. Desain Penelitian .......................................................................... 36
Tabel 5. Rangkuman Uji Validitas Soal Tes Prestasi ................................. 40
Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas ................................................ 41
Tabel 7. Kisi-kisi angket motivasi belajar .................................................. 42
Tabel 8. Skor Item Pernyataan Positif dan Negatif .................................... 43
Tabel 9. Rangkuman Uji Validitas Angket Motivasi Belajar .................... 45
Tabel 10. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas ................................................ 45
Tabel 11. Deskripsi Skor Motivasi Belajar Siswa ........................................ 53
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Belajar Kelas Ekperimen .... 54
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Belajar Kelas Pada Kontrol . 55
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Perbadingan Skor Motivasi Belajar Kelas
Eksperimen dan kelas Kontrol ..................................................... 56
Tabel 15. Deskripsi Prestasi Belajar Akuntansi Kelas Eksperimen ............. 56
Tabel 16. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Akuntansi Kelas
Eksperimen .................................................................................... 57
Tabel 17. Deskripsi Prestasi Belajar Akuntansi Kelas Kontol ...................... 58
Tabel 18. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Akuntansi Kelas Kontrol .. 59
Tabel 19. Distribusi Frekuensi Perbandingan Prestasi Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol ........................................................................ 60
Tabel 20. Deskripsi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan Tingkat
Motivasi Belajar Tinggi .............................................................. 60
Tabel 21. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan
Tingkat Motivasi Belajar Tinggi .................................................. 61
Tabel 22. Deskripsi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan Tingkat
Motivasi Rendah .......................................................................... 62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
Tabel 23. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan
Tingkat Motivasi Belajar Rendah ................................................ 63
Tabel 24. Deskripsi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan Tingkat
Motivasi Belajar Tinggi Pada Kelas Eksperimen ........................ 64
Tabel 25. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan
Tingkat Motivasi Belajar Tinggi Kelas Eksperimen .................... 64
Tabel 26. Deskripsi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan Tingkat
Motivasi Belajar Rendah Pada Kelas Eksperimen ....................... 65
Tabel 27. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan
Tingkat Motivasi Belajar Rendah Kelas Eksperimen .................. 66
Tabel 28. Deskripsi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan Tingkat
Motivasi Belajar Tinggi Pada Kelas Kontrol ............................... 67
Tabel 29. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan
Tingkat Motivasi Belajar Tinggi Pada Kelas Kontrol .................. 68
Tabel 30. Deskripsi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan Tingkat
Motivasi Belajar Rendah Pada Kelas Kontrol ............................. 68
Tabel 31. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan
Tingkat Motivasi Belajar Rendah Pada Kelas Kontrol ................ 70
Tabel 32. Ringkasan Hasil Perhitungan Anava Dua Jalan ........................... 71
Tabel 33. Ringkasan Perhitungan Komparasi Setelah Anava ...................... 72
Tabel 34. Kombinasi Antara Metode Pembelajaran dan Tingkat Motivasi
Berprestasi Siswa ......................................................................... 75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Siklus Akuntasi .......................................................................... 24
Gambar 2. Kerangka Berpikir ..................................................................... 32
Gambar 3. Struktur Organisasi SMA N 5 Surakarta ................................... 52
Gambar 4. Histogram Skor Motivasi Belajar Siswa Pada Kelas Eksperimen 54
Gambar 5. Histogram Skor Motivasi Belajar Siswa Pada Kelas Kontrol ... 55
Gambar 6. Histogram Perbandingan Skor Motivasi Belajar Siswa ............. 56
Gambar 7. Histogram Prestasi Belajar akuntansi Kelas Eksperimen .......... 58
Gambar 8. Histogram Prestasi Belajar Akuntansi Kelas Kontrol ............... 59
Gambar 9. Histogram Perbandingan Prestasi Belajar Akuntansi Pada Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol .................................................. 60
Gambar 10. Histogram Prestasi Belajar Siswa Dengan Tingkat Motivasi
Belajar Tinggi .......................................................................... 62
Gambar 11. Histogram Prestasi Belajar Siswa Dengan Tingkat Motivasi
Belajar Rendah .......................................................................... 63
Gambar 12. Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan Tingkat Motivasi
Belajar Tinggi Kelas Eksperimen .............................................. 65
Gambar 13. Histogram Prestasi Belajar Siswa Dengan Tingkat Motivasi
Belajar Rendah Pada Kelas Eksperimen .................................... 66
Gambar 14. Histogram Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan Tingkat
Motivasi Tinggi Pada Kelas Kontrol ......................................... 68
Gambar 15. Histogram Prestasi Belajar Siswa Dengan Tingkat Motivasi
Rendah Pada Kelas Kontrol ....................................................... 70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen 83
Lampiran 2. Kasus Akuntansi ....................................................................... 94
Lampiran 3. Lembar Penilaian Kinerja ......................................................... 96
Lampiran 4. Daftar Siswa Kelas XI IS 5 (Kelas Eksperimen) ..................... 99
Lampiran 5. Daftar Kelompok Diskusi ......................................................... 101
Lampiran 6. Daftar Nilai Awal, .................................................................... 102
Lampiran 7. Skor Motivasi, dan Nilai Setelah Perlakuan ............................. 104
Lampiran 8. Presensi Angket Motivasi dan Tes Prestasi Akuntansi ............ 106
Lampiran 9. Foto Pembelajaran Pada Kelas Eksperimen ............................. 110
Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ...... 112
Lampiran 11. Daftar Siswa Kelas XI IS 4 (Kelas Kontrol) ............................ 116
Lampiran 12. Daftar Nilai Awal, Skor Motivasi, dan Nilai Evaluasi ............. 118
Lampiran 13. Presensi Angket Motivasi dan Tes Prestasi Akuntansi ............ 124
Lampiran 14. Foto Pembelajaran Pada Kelas Kontrol .................................... 126
Lampiran 15. Soal Tes Prestasi Akuntansi ..................................................... 128
Lampiran 16. Tabel Persiapan Uji Validitas Soal Tes Prestasi ...................... 131
Lampiran 17. Uji Validitas Tes Prestasi ......................................................... 132
Lampiran 18. Tabel Persiapan Uji Reliabilitas Angket .................................. 133
Lampiran 19. Uji Reliabilitastas Tes Prestasi ................................................. 134
Lampiran 20. Angket Motivasi Belajar .......................................................... 135
Lampiran 21. Tabel Persiapan Uji Validitas dan Reliabilitas Angket
Motivasi .................................................................................... 139
Lampiran 22. Contoh Perhitungan Validitas Butir Angket dan Perhitungan
Reaibilitas Angket Motivasi Belajar ........................................ 143
Lampiran 23. Uji Normalitas dan Homogenitas Populasi .............................. 145
Lampiran 23. Tabel Persiapan Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama .... 146
Lampiran 25. Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama .............................. 148
Lampiran 26. Uji t ........................................................................................... 149
Lampiran 27. Perijinan .................................................................................... 150
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berlangsung cukup pesat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut semakin mempersempit jarak antar negara, sehingga persainganpun semakin ketat. Seiring dengan ketatnya persaingan tersebut, setiap negara dituntut untuk memiliki sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu berperan aktif dalam perkembangan teknologi sebagai upaya meningkatkan kualitas bangsa. Pendidikan merupakan faktor penentu kualitas suatu bangsa. Pendidikan bersifat dinamis, sehingga diperlukan perbaikan secara terus-menerus. Pendidikan berperan dalam menciptakan kehidupan yang cerdas, damai dan demokratis. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional, berbabagai upaya tersebut diantaranya pembaruan kurikulum, peningkatan kualitas tenaga pendidik, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, penataan manajemen pendidikan serta menerapan teknologi informasi dalam pendidikan. Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa : “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara”. Berdasarkan pengertian di atas, pendidikan diharapakan mampu mengembangkan potensi siswa sehingga dapat bermanfaat bagi kemajuan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Kegiatan belajar mengajar di sekolah merupakan salah satu wujud dari pendidikan. Belajar merupakan suatu usaha yang menghasilkan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, menirukan dan sebagainya, sedangkan mengajar adalah suatu upaya untuk mendorong seseorang untuk belajar. Perbuatan belajar dilakukan oleh siswa dan mengajar dilakukan oleh seorang guru dalam satu kesatuan yang disebut dengan pembelajaran. Pembelajaran menurut Dimiyati dan Mudjiono (1999: 297) adalah kegiatan guru secara terprogram dan desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar, sedangkan menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pembelajaran merupakan proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Slameto (2010: 54) mengemukakan bahwa “Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat digolongkan dalam dua golongan yaitu faktor interen atau faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar dan faktor eksteren atau faktor yang berasal dari luar diri siswa”. Faktor interen meliputi faktor kesehatan, intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan, kesiapan dan faktor kelelahan, sedangkan faktor eksteren yang dapat mempengaruhi hasil belajar
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
siswa misalnya keadaan sosial orang tua, keadaan keluarga, model pembelajaran, kurikulum, media dan keadaan lingkungan. SMA Negeri 5 Surakarta merupakan sekolah yang memiliki input siswa yang bervariasi, sehingga kemampuan siswa dalam memahami materi juga beraneka ragam. Salah satu mata pelajaran ciri khas pada jurusan IS (Ilmu Sosial) adalah akuntansi. Berdasarkan pengamatan Peneliti, guru akuntansi di sekolah ini masih menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru, dimana siswa cenderung pasif saat mengikuti pembelajaran. Tingkat ketercapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran akuntansi di sekolah ini masih rendah. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Rata-rata nilai mata pelajaran jurusan Ilmu Sosial kelas XI SMA Negeri 5 Surakarta.
No. Mata Pelajaran Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
Nilai rata-rata capaian siswa
1. Geografi 63 85,27 2. Ekonomi 62 70,07 3. Akuntansi 63 60,05 4. Bahasa Indonesia 64 72,00
Sumber: Arsip nilai guru mata pelajaran. Rendahnya prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi, dapat diakibatkan dari pemilihan model pembelajaran yang kurang sesuai dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran, selain itu kurangnya motivasi belajar pada diri siswa juga dapat memicu kurang optimalnya prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Bruce, Joyce & Marsha Weil (2009: 7) menyatakan hakikat mengajar adalah “Membantu siswa memperoleh informasi, menyampaikan ide dan gagasan, dan mengekpresikan dirinya”. Peperangan memerlukan strategi perang untuk bisa melumpuhkan lawan, sedangkan dalam pembelajaran diperlukan model pembelajaran untuk dapat membantu siswa lebih mudah dalam memahami materi. Mulyani Sumantri dan Johar Permano (2001: 37) menyatakan “Model pembelajaran adalah kerangaka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar”. Guru dituntut untuk dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan kurikulum dan potensi siswa, hal ini didasari oleh asumsi bahwa ketepatan guru dalam memilih model dan metode pembelajaran akan berpengaruh terhadap keberhasilan dan prestasi belajar siswa, karena model pembelajaran yang digunakan oleh seorang guru dapat berpengaruh pada kualitas belajar mengajar yang dilakukan. Variasi dalam penggunaan model dalam pembelajaran akan membuat penyajian materi lebih menarik sehingga siswa akan lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru diantaranya: model pembelajaran konvensional, model pembelajaran kontekstual, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran quantum, model pembelajaran terpadu dan model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
Ujang Sukardi dalam Rochani (2009: 2) menyatakan bahwa “Model pembelajaran konvensional ditandai dengan guru lebih banyak mengajarkan konsep-konsep bukan kompetensi, tujuannya adalah siswa mampu mengetahui sesuatu bukan mampu untuk melakukan sesuatu, dan pada saat proses pembelajaran siswa lebih banyak mendengarkan”. Berdasarkan pengertian di atas dapat dilihat bahwa dalam pembelajaran konvensional guru yang lebih banyak mendominasi pembelajaran dan siswa lebih banyak pasif sebagai penerima ilmu, namun dengan dominasi guru yang lebih besar, maka kesempatan siswa dalam belajar akan lebih seimbang. Model pembelajaran berikutnya yang dapat digunakan oleh seorang guru adalah model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) Menurut Paulina Pannen, Dina Mustafa dan Mestika Sekarwinahyu (2001: 89) Problem Based Learning merupakan suatu bentuk pembelajaran yang berlandaskan pada paradigma konstruktivisme yang sangat mementingkan siswa dan berorientasi pada proses belajar siswa (student- centered learning). Dengan kata lain, siswa dituntut utuk terlibat lebih intensif dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Keunggulan dari model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) diantaranya siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik, siswa dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain dan siswa dapat memperoleh pengetahuan dari berbagai sumber. Setiap model pembelajaran pasti ada kekurangan, kelemahan dari model pembelajaran berdasarkan masalah adalah bagi siswa yang memiliki motivasi belajar rendah akan mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. Motivasi belajar merupakan salah satu faktor dalam diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar. Motivasi belajar mendorong dan mengarah minat belajar untuk mencapai suatu tujuan, (Martinis Yamin,2006: 173). Motivasi menyebabkan seseorang memiliki keinginan dan dorongan untuk melakukan sesuatu. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi berarti mempunyai daya gerak untuk melakukan usaha-usaha tertentu dalam pembelajaran, yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Berbeda dengan siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, siswa yang memiliki motivasi belajar rendah hanya mengikuti kegiatan belajar mengajar seperti biasa tanpa ada usaha-usaha tertentu untuk meningkatkan prestasinya, tanpa adanya usaha untuk belajar dengan baik tidak mungkin seseorang akan memiliki prestasi yang baik. Berdasarkan keterangan di atas peneliti mempunyai dugaan bahwa ada keterkaitan antara model pembelajaran yang digunakan dan tinggi rendahnya tingkat motivasi belajar terhadap prestasi belajar. Penggunaan model pembelajaran yang berbeda dalam pembelajaran dimungkinkan dapat mempengarui prestasi belajar siswa. Setiap siswa memiliki tingkat motivasi belajar yang berbeda-beda, perbedaan tingkat motivasi belajar siswa akan berdampak pada perbedaan aktivitas belajar siswa. Siswa yang memiliki aktivitas belajar yang tinggi, dia akan terus berusaha untuk mengikuti pembelajaran dengan optimal, sehingga prestasi belajarnya juga akan optimal. Berangkat dari latar belakang yang tersebut di atas, Peneliti tertarik untuk meneliti masalah ini ke dalam skripsi dengan judul : “Pengaruh Model Pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxi
Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI IS SMA Negeri 5 Surakarta)”
B. Identifikasi Masalah Berdasar dari latar belakang yang telah dikemukakan, terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi yaitu sebagai berikut : 1. Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti
proses belajar mengajar. Prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IS di SMA
Negeri 5 Surakarta masih rendah.
2. Guru di SMA Negeri 5 Surakarta, masih menggunakan model pembelajaran
konvensional dalam mengelola pembelajaran di kelas, sehingga kemandirian
dan potensi siswa kurang berkembang.
3. Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan model pembelajaran
yang menuntut keaktifan siswa dalam pembelajaran, dengan kondisi ini
dimungkinkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
4. Motivasi belajar merupakan dorongan baik dari dalam maupun dari luar diri
siswa. Rendahnya motivasi belajar siswa dapat menyebabkan pencapaian
prestasi siswa kurang maksimal.
5. Dengan terdeteksinya motivasi belajar sejak awal, akan dapat membantu guru
dalam pemberian motivasi kepada setiap siswa, sehingga guru dapat
memberikan motivasi sesuai dengan kebutuhan siswa.
6. Proses pembelajaran merupakan interaksi antara siswa dan guru untuk
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Rendahnya prestasi belajar
siswa di SMA Negeri 5 Surakarta, dapat diakibatkan oleh kekurang optimalan
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, maka dalam penelitian ini permaslahan pokok yang akan diteliti adalah sejumlah variabel yang menurut kajian pustaka memiliki relevansi dan diduga mempunyai pengaruh dengan prestasi belajar akuntansi, permasalahan tersebut yaitu : 1. Model pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang
bersifat student center yang menuntut keaktifan siswa. Keterlibatan tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxii
berupa keharusan siswa untuk mengidentifikasi dan memecahkan
permasalahan dari suatu materi, dengan menggunakan serangkaian investigasi
berdasarkan teori, konsep, dan prinsip, sehingga siswa lebih mandiri dalam
belajar.
2. Model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran yang biasa
digunakan oleh guru, dalam pembelajaran ini komunikasi lebih banyak satu
arah dari guru kepada siswa. Proses pembelajaran lebih banyak menggunakan
ceramah dan demonstrasi, guru lebih banyak mengajarkan konsep dari pada
kompetensi.
3. Motivasi belajar siswa adalah keseluruhan daya penggerak baik yang berasal
dari luar ataupun dari dalam diri siswa yang dapat memberikan arah belajar
siswa untuk mencapai tujuan belajar. Dalam penelitian ini motivasi belajar
dibagi dalam dua tingkatan yaitu motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar
rendah.
4. Prestasi belajar akuntansi hasil pengukuran serta penilaian usaha belajar siswa
yang dinyatakan dalam simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat
mencerminkan hasil yang telah dicapai dalam pembelajaran tersebut.
D. Perumusan Masalah Dengan memperhatikan latar belakang masalah tersebut, maka penulis mengajukan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat perbedaan pengaruh antara model pembelajaran berdasarkan
masalah (Problem Based Learning) dan model pembelajaran konvensional
terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IS di SMA Negeri 5
Surakarta?
2. Apakah terdapat perbedaan pengaruh antara siswa yang memiliki tingkat
motivasi tinggi dan siswa yang memiliki tingkat motivasi rendah terhadap
prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IS di SMA Negeri 5 Surakarta?
3. Adakah pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar
terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IS di SMA Negeri 5
Surakarta?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxiii
E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui perbedaan pengaruh model pembelajaran berdasarkan masalah
(Problem Based Learning) dan model pembelajaran konvensional terhadap
prestasi belajar akuntansi siswa.
2. Mengatahui perbedaan pengaruh tingkat motivasi belajar tinggi dan tingkat
motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar akuntansi siswa.
3. Mengetahui pengaruh interaksi model pembelajaran dan tingkat motivasi
belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa.
F. Manfat Penelitian 1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi kajian dan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
Hasil penelitian ini dapat digunkan sebagai dasar untuk menentukan langkah dalam pemilihan model-model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran akuntansi.
b. Bagi siswa
Memberikan suasana baru dalam pembelajaran akuntansi sehingga siswa lebih tertarik dalam belajar, dengan memberikan kesempatan siswa untuk berpikir kritis dan lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
c. Bagi Peneliti
Meningkatkan pengetahuan peneliti tentang model-model pembelajaran khususnya model pembelajan berbasis masalah (Problem Based Learning).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxiv
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pendidikan
Pendidikan merupakan komponen yang penting dalam mencetak generasi bangsa yang berkualitas. Muhibin Syah (2005: 10) berpendapat “Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan”. Berbeda dengan pendapat sebelumnya, Syaiful Sagala (2009: 3) menyatakan “Pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu untuk hidup mandiri sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada”. Setiap kegiatan untuk dapat berjalan dengan baik, harus selalu didukung oleh unsur-unsur yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan dari kegiatan tersebut, bila satu saja unsur memiliki visi yang berbeda tentu tujuan dari kegiatan tersebut sulit untuk dicapai. Tidak terkecuali dengan pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan semua unsur pendidikan harus saling bekerja sama. Rochmad Djatun, Sutijan dan Sukirno (2009: 44) dalam buku pengantar pendidikan menyatakan “Unsur-unsur pendidikan adalah sebagai berikut: a) Anak didik; b) Pendidik; c) Tujuan pendidikan; d) Alat pendidikan; e) Interaksi edukatif; f) Lingkungan pendidikan”. Anak didik atau peserta didik adalah anak yang belum dewasa, yang memerlukan bimbingan dari orang dewasa untuk dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai manusia dan sebagai warga masyarakat. Pendidik adalah orang dewasa yang memiliki tanggung jawab untuk membimbing anak yang masih dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar dapat mencapai kedewasaan. Interaksi edukatif merupakan komunikasi dua arah antara peserta didik dan pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan. Interaksi edukatif dilakukan dengan sengaja melalui kegiatan pembelajaran dalam lingkungan tertentu. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu proses pembelajaran yang melibatkan guru sebagai pendidik dan anak didik, dengan menggunakan alat pembelajaran, sehingga anak didik mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk mencapai tujuan hidupnya. Proses pendidikan melibatkan berbagai unsur didalamnya, sehingga membentuk suatu sistem. Pendidikan yang dimaksud di sini adalah pendidikan formal, yaitu pendidikan yang dilakukan di sekolah atau perguruan tinggi.
2. Hakikat Pembelajaran
9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxv
Kegiatan pembelajaran merupakan upaya atau kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru untuk membelajarkan siswa. Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto dan Sutijan (2000: 32) mengemukakan bahwa “Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor interen dan faktor eksteren dalam kegiatan belajar mengajar”. Definisi pembelajaran menurut Syaiful Sagala (2009:61) “Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid”. Pembelajaran menurut Alvin W. Howard sebagaimana dikutip oleh Slameto (2010 : 32) adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan keterampilan, sikap, cita-cita, penghargaan dan pengetahuan. Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik atau guru untuk membelajarkan siswanya, sehingga terjadi perubahan pengetahuan, keterampilan, dan tingkah laku pada diri pebelajar.Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan komponen-komponen pembelajaran, selain melibatkan komponen peserta didik dan guru, pembelajaran juga melibatkan komponen lain. Muhammad Affandi (2009: 153) menyatakan “Komponen atau unsur pembelajaran meliputi: a) Tujuan pembelajaran; b) Materi pembelajaran; c) Strategi atau model pembelajaran; dan d) Evaluasi pembelajaran”. Tujuan pembelajaran berisi rumusan pernyataan mengenai kemampuan atau kualifikasi tingkah laku yang diharapkan dimiliki/dikuasai siswa setelah ia mengikuti proses pembelajaran. Materi pembelajaran adalah isi atau bahan yang dipelajari siswa, materi pembelajaran harus direncanakan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Model atau strategi pembelajaran merupakan suatu cara yang digunakan oleh sorang guru dalam menyampaikan materi pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Evaluasi pembelajaran bertujuan untuk mengethaui sejauh mana tujuan pembelajaran dapat dicapai.
3. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran
a. Pengertian Model Pembelajaran
Secara harfiah model diartikan sebagai suatu objek atau konsep yang digunakan untuk mempresentasikan suatu hal, sedangkan pembelajaran diartikan sebagai proses komunikasi dua arah antara guru dan siswa dengan menggunakan komponen belajar untuk mencapai suatu tujuan. Joyce & Weil dalam Trianto (2009: 22) mendefinisikan “Model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran”. Berdasarkan pendapat di atas, model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxvi
model pembelajaran merupakan bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Kardi dan Nur dalam Triyanto (2009: 23) menyatakan “Model pembelajaran memiliki empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode dan prosedur yaitu: 1) Rasional teoritas yang logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya; 2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai); 3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil ; dan 4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai”.
Model pembelajaran menuntut adanya penalaran teoritik logis dari penciptanya, hal ini dimaksudkan agar siswa dapat lebih mudah dalam belajar, karena model yang digunakan telah melalui penalaran teoritik yang logis, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Setiap model pembelajaran menuntut perlakuan mengajar yang berbeda sesuai dengan karakteristik model pembelajaran tersebut, selain itu penerapan model pembelajaran juga memerlukan suatu lingkungan belajar yang kondusif.
Uraian di atas menjelaskan bahwa model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada strategi, metode dan prosedur. Hal ini sejalan dengan pendapat Arends (2004: 26) yang menyatakan bahwa “A model is more than a specific method or strategy. It si overall plan orpattern for helping students learns specific kinds of knowledge, attitude or skills”. Kurang lebih maknanya adalah model pembelajaran lebih dari metode atau strategi tertentu, model pembelajaran merupakan keseluruhan rencana atau pola untuk membatu siswa untuk belajar ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Berdasarkan paparan di atas, dapat ditarik kesimpulan model pembelajaran adalah rencana sistematis yang digunakan sebagai pedoman pengajar untuk mengatur penyampaian materi pembelajaran kepada siswa, yang bertujuan untuk mempermudah siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
b. Jenis-Jenis Model Pembelajaran
Bruce Joyce et all (2009: 7) membagi model pembelajaran menjadi empat kelompok yaitu: 1) Kelompok model pembelajaran memproses informasi; 2) Kelompok model pembelajaran sosial; 3) Kelompok model pembelajaran personal dan 4) Model pembelajaran sistem perilaku.
Berbeda dengan Bruce, Joyce dan Marsha Weil, Arends (2004: 26) mengemukakan bahwa: “We have selected six models that, if learned well, can meet the needs of most teachers. These are: 1) Presentation; 2) Direct Instruction; Concept teaching; 4) Cooperatif Learning; 5) Problem Based Leraning; 6) Classroom discussion. Berdasarkan pendapat di atas model pembelajaran di kelompokkan menjadi: presentasi, pengajaran langsung, pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berdasarkan masalah dan diskusi kelas.
Model pembelajaran presentasi menuntut guru untuk mampu mengenalkan dan menyampaikan informasi-informasi baru kepada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxvii
Model pembelajaran berikutnya adalah pengajaran langsung, dalam model ini guru lebih banyak menerangkan dan menjelaskan materi pembelajaran. Selanjutnya model pengajaran konsep, sedikit berbeda dengan dua model sebelumnya pada model pengakaran konsep guru hanya mengajarkan konsep-konsep materi pembelajaran sebagai dasar untuk pembelajaran berikutnya. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pada ketiga model pembelajaran tersebut guru yang lebih aktif.
Model pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa bekerja sama dengan teman belajarnya untuk belajar dan bertanggung jawab pada kemajuan belajar kelompoknya. Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan model pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis dengan memunculkan permasalahan-permasalahan yang menuntut kemandirian siswa dalam belajar. Model yang terakhir adalah model diskusi kelas, model ini menekankan aktifitas siswa untuk bertukar pendapat dan gagasan mengenai materi pembelajaran, ketiga model ini menuntut keaktifan dari siswa.
Mengacu pada pembahasan di atas, model pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu model pembelajaran yang berpusat pada guru atau sering disebut pembelajaran teacher center dan model pembelajaran yang berpusat pada siswa atau student center.
4. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
a. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah Istilah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) diadopsi dari istilah dalam
bahasa inggris Problem Based Learning (PBL). Model pembelajaran ini telah dikenal sejak zaman John Dewey. Dewasa ini, model pembelajaran berbasis masalah mulai diangkat kembali, hal ini disebabkan secara umum pembelajaran berdasarkan masalah menyajikan masalah kepada siswa yang dapat memudahkan mereka dalam melakukan penyelidikan dan inkuiri. Bound and Felleti (1997: 15) mengemukakan bahwa “Problem Based Learning is an approach to structuring the curriculum which involve confronting students with problems from practice which provide a stimulus for learning”. Pendapat ini mendefinisikan pembelajaran berdasarkan masalah sebagai pendekatan yang menghadapkan siswa pada permasalahan-permasalahan yang berasal dari latihan dan rangsangan untuk melaksanakan pembelajaran.
Penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah tidak terbatas pada disiplin ilmu tertentu, sebagaimana dikemukakan oleh Paulina Panen et al (2001: 85) sebagai berikut “Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan model pembelajaran yang berfokus pada penyajian suatu permasalahan (nyata ataupun simulasi) kepada mahasiswa, kemudian mahasiswa diminta mencari pemecahannya melalui serangkaian penelitian dan investigasi berdasatkan teori, konsep, prinsip yang dipelajarinya dari berbagai bidang ilmu (multiple persectiv)”. Permasalahan yang disajikan dalam pembelajaran berdasarkan masalah tidak harus berupa permasahan yang ada di dunia nyata tetapi dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxviii
berupa simulasi permasalahan yang sengaja ditimbulkan untuk merangsang daya kreatifitas siswa dalam belajar.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan model pembelajaran yang bersifat student center yang menuntut keaktifan siswa. Keterlibatan tersebut berupa keharusan siswa untuk mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan dari suatu materi, dengan menggunakan serangkaian investigasi berdasarkan teori, konsep, dan prinsip, sehingga siswa lebih mandiri dalam belajar, dengan begitu ilmu yang diperolehnya akan bertahan lama karena siswa ikut berperan dalam pembelajaran.
b. Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Masalah
LuAnn Wilkerson, Wim H. Gijselaers (1996: 5) berpendapat “Pembelajaran berdasarkan masalah memiliki beberapa karakteristik yaitu: 1) Pembelajaran berpusat pada siswa; 2) Pembelajaran terjadi di dalam kelompok kecil; 3) Guru berperan sebagai pengarah atau fasilitator; 4) Permasalahan disusun sebagai stimulus belajar; 5) Permasalahan merupakan alat untuk meningkatkan kemampuan pemecahan suatu masalah; 6) Kesinambungan informasi yang diperoleh melalui pembelajaran mandiri”. Sejalan dengan pendapat di atas, Arends (2004: 392) mengemukakan bahwa “ Problem based learning is characterized by student working in pair or small group to investigate ill define, real live problem”. Pendapat ini menjelaskan bahwa pembelajaran berdasarkan masalah bercirikan adanya kerja sama secara berpasangan atau dalam kelompok kecil untuk melakukan investigasi dalam upaya pemecahan suatu masalah.
Gardon, Krajick, Slavin Madden, Dolan & Wasik, Torp & Sage dalam Arens (2004: 392) mengemukan “ Problem based learning have described the instructional method as having the following features: 1) Driving question or problem; 2) Interdiscliplinary focus; 3) Authentic investigation; 4) Production of artifacts and exhibits; 5) Collaboration”. Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan model pembelajaran yang memiliki ciri-ciri :1) Mengajukan pertanyaan atau permasalahan; 2) Fokus pada berbagai cabang ilmu pengetahuan; 3) penyelidikan yang autentik; 4) Menghasilkan dan menampilkan suatu hasil; 5) Kolaborasi.
Pendapat di atas menjelaskan bahwa pembelajaran berdasarkan masalah memiliki ciri khusus guru mengajukan suatu permasalahan untuk diidentifikasi oleh siswa menggunakan dasar ilmiah suatu disiplin ilmu. Permasalahan atau masalah yang diajukan diharapkan akan mempermudah siswa dalam melakukan penyelidikan untuk mendapatkan solusi atas permasalahan yang ada. Penyelidikan dilakukan dengan kerja sama secara berpasangan atau dalam kelompok-kelompok kecil.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran berdasarkan masalah memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) adanya suatu permasalahan yang ditimbulkan; 2) Penyelidikan autentik sebagai upaya membangun kemampuan berpikir kritis; 3) Hasil karya berupa solusi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxix
terbaik atas permasalahan yang ada; 4) Adanya kerjasama secara berpasangan atau dalam kelompok-kelompok kecil.
c. Prosedur Pembelajaran Berbasis Masalah
Ada beberapa cara menerapkan PBL dalam pembelajaran. Secara umum penerapan model ini mulai dengan adanya masalah yang diharus dipecahkan atau dicari pemecahannya oleh siswa Masalah tersebut dapat berasal dari siswa atau mungkin juga diberikan oleh pengajar. Menurut Paulina Panen et al (2001: 93) ada delapan tahap pembelajaran berdasarkan masalah, yaitu: 1) Mengidentifikasi masalah; 2) Mengumpulkan data; 3) Menganalisis data; 4) Memecahkan masalah berdasarkan pada data yang ada dan analisisnya; 5) Memilih cara untuk memecahkan masalah; 6) Merencanakan penerapan pemecahan masalah; 7) Melakukan uji coba terhadap rencana yang ditetapkan; dan 8) Melakukan tindakan (action) untuk memecahkan masalah.
Berbeda dengan Paulina Panen, Arends (2004: 406) mengemukan “Syntax for problem based learning 1) Orient student to the problem; 2) Organized students for the study; 3) Assist independent and group investigation; 4) Develop and present artifacts and exhibits; 5) Analyse and evaluated the problem solving process”. Pendapat ini menjelaskan lima prosedur pembelajaran berbasis masalah yaitu: 1) Orientasi siswa ke dalam suatu masalah, dimana guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan menggambarkan suatu permasalahan sesuai dengan topik yang diajarkan; 2) Mengorganisasi siswa untuk belajar, dengan memfasilitasi kegiatan belajar mengajar; 3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan; 4) Mengembangkan dan menyajikan solusi yang diperoleh, dimana siswa siap untuk mempresentasikan solusi terbaik; 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru bersama dengan siswa mengevaluasi solusi yang telah disampaikan. Berdasarkan prosedur-prosedur yang telah dikemukakan di atas, maka penulis menetapkan prosedur model pembelajaran berdasarkan masalah dalam penelitian ini terdiri dari tahapan yaitu: 1) Orientasi siswa ke dalam suatu masalah; 2) Merumuskan masalah; 3) Melakukan pencarian data; 4) Menganalisis data sebagai dasar pemecahan masalah; 5) Merumuskan dan mempresentasikan solusi terbaik; 6) Mengevaluasi proses pemecahan masalah. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil materi kertas kerja dan laporan keuangan. Prosedur Problem Based Learning dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Orientasi siswa ke dalam suatu permasalahan
Pada tahapan ini guru bercerita tentang pemilik usaha yang merasa bahwa usahanya tidak mengalami perkembangan, karena Dia tidak mengetahui berapa keuntungan yang diperolehnya, serta kenaikan asset yang dimiliki;
2) Merumuskan masalah
Siswa mendefinisikan dan merumuskan masalah dari cerita yang disampaiakan oleh guru, kemudian guru memberikan kasus akuntansi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxx
tentang tentang penyusunan kertas kerja dan laporan keungan untuk diselesaikan siswa secara berkelompok;
3) Melakukan pencarian data
Siswa mengumpulkan data dari berbagai sumber, yang diperlukan untuk pemecahan kasus yang telah dirumuskan sebelumnya;
4) Menganalisis data sebagai dasar pemecahan masalah
Siswa bersama kelompoknya berdiskusi untuk menentukan apakah data yang telah dikumpulkan, sesuai untuk pemecahan kasus yang ada;
5) Merumuskan dan mempresentasikan solusi terbaik
Siswa bersama kelompoknya berdiskusi untuk menetapakan solusi atas kasus yang ada. Setiap kelompok mengirimkan wakilnya untuk mempresentasikan solusi yang diajukan kelompoknya;
6) Mengevaluasi proses pemecahan masalah
Peneliti bersama-sama siswa mengevaluasi solusi yang diajukan setiap kelompok.
d. Keunggulan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) merupakan
salah satu model pembelajaran yang mendayagunakan daya pikir, kreatifitas,
dan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Sebagai model pembelajaran,
pembelajaran berdasarkan masalah memiliki beberapa keunggulan ,Wina
Sanjaya (2010: 220) menyatakan “Keunggulan dari model pembelajaran
berdasarkan masalah memiliki keunggulan, diantaranya”:
1. Pembelajaran berdasarkan masalah meningkatkan aktivitas belajar siswa 2. Pembelajaran berdasarkan masalah dapat membantu siswa untuk
mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
3. Pembelajaran berdasarkan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaiakan dengan pengetahuan baru.
4. Pembelajaran berdasarkan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
Setiap model pembelajaran tidak hanya memiliki keunggulan, tetapi juga
memiliki kelemahan. Menurut Wina Sanjaya (2010: 221), model
pembelajaran berdasarkan masalah memiliki kelemahan sebagai berikut:
1. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah tersebut dapat dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxi
2. Model pembelajaran ini memerlukan waktu yang relatif lama untuk persiapan.
3. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
5. Model Pembelajaran Konvensional
a. Pengertian Model Pembelajaran Konvensional
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 523) dinyatakan bahwa “Konvensional adalah tradisional”, sedangkan tradisional sering diartikan sebagai sikap dan cara berpikir serta bertindak yang berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang turun-temurun, berdasarkan uraian di atas model pembelajaran konvensional dapat diartikan sebagai model pembelajaran tradisional.
Jamarah (2002: 57) menyatakan “Model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran tradisional atau disebut model pembelajaran ceramah, karena sejak dulu model ini telah digunakan sebagai alat komunikasi antara guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar”. Dengan kata lain guru lebih sering menggunakan metode ceramah atau drilling dengan mengikuti urutan materi yang ada dalam kurikulum. Berbeda dengan Jamarah, Subiyanto dalam ketut Juliantara (2009: 2) menjelaskan bahwa “Kelas dengan pembelajaran konvensioanal mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: pembelajaran secara klasikal, para siswa tidak mengetahui apa tujuan mereka belajar pada hari itu”.
Berlandaskan dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran konvensional adalah adalah suatu model pembelajaran yang selama ini kebanyakan digunakan oleh guru dimana guru mengajar secara klasikal yang di dalamnya guru lebih mendominasi kelas dengan metode ceramah, dan siswa hanya menerima saja apa yang disampaikan oleh guru, begitupun aktivitas siswa untuk menyampaikan pendapat sangat kurang, sehingga siswa menjadi pasif dalam belajar, dan belajar siswa kurang bermakna karena lebih banyak hafalan.
b. Karakteristik Model Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran konvensional sudah lama digunakan oleh generasi sebelumnya sehingga sering disebut dengan pembelajaran yang tradisional. Adapun pembelajaran konvensional memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Pembelajaran berpusat pada guru; 2) Terjadi passive learning; 3) Interaksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxii
antar siswa kurang; 4) Tidak ada kelompok-kelompok kooperatif; 5) Lebih mengutamakan hafalan; 6) Sumber belajar lebih banyak berupa informasi verbal yang diperoleh dari buku; 7) Mengutamakan hasil dari pada proses.
c. Kelebihan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Konvensional
Model pembelajaran konvensional memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan kelebihan model pembelajaran konvensional diantaranya: 1. Dapat menampung kelas ang besar, tiap murid mempunyai kesempatan yang
sama untuk mendengarkan dan biaya yang diperlukan relatif murah. 2. Bahan pelajarn / keterangan dapat diberikan secara lebih urut oleh guru,
konsep-konsep yang disajikan secara hierarki akan memberikan fasilitas belajar bagi siswa.
3. Guru dapat memberikan tekanan terhadap hal-hal yang penting sehingga waktu dan energi dapat digunakan sebaik mungkin.
4. Isi silabus dapat diselesaikan dengan lebih mudah. 5. Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu pelajaran tidak
menghambat proses pembelajaran. Sedangkan kelemahan dari model pembelajaran konvensional adalah
sebagai berikut: 1. Siswa tidak dapat menemukan sendiri konsep dari materi yang dipelajari 2. Siswa kurang dapat memahami pelajaran karena, disibukkan dengan
kegiatan mencatat. 3. Kepadatan materi yang disampaikan akan menyulitkan siswa dalam
menguasai pelajaran. 4. Pengetahuan yang diperoleh melalaui ceramah akan lebih mudah hilang. (Purwoto, 2005: 73)
d. Perbedaan Model Pembelajaran Berbasis Maslah Dan Model
Pembelajaran Konvensional
Dengan mengacu pada uraian di atas mengenai model pembelajaran
berbasis masalah dan model pembelajaran konensional, maka dapat diketahui
bahwa terdapat perbedaan-perbedaan yang mendasar antara kedua model
tersebut, perbedaan kedua model tersebut digambarkan dalam tabel di bawah
ini:
Tabel 2. Perbedaan PBL dan Model Pembelajaran Konvensional
No. Aspek Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Model Pembelajaran Konvensional
1. Guru Sebagai fasilitator dalam pembelajaran.
Sebagai sumber informasi yang memberikan ilmu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxiii
pengetahuan langsung kepada siswa.
2. Siswa Aktif dalam pembelajaran mulai dari perumusan maslah sampai perumusan solusi terbaik.
Sebagai penerimaan pelajaran .
3. Proses Siswa belajar secara kelompok.
Siswa belajar mandiri.
4. Kognitif Siswa memperoleh ilmu dari penyelidikan penyelesaian permasalahan.
Siswa memperoleh ilmu dari keterangan guru.
6. Prestasi Belajar Akuntansi
a. Pengertian Prestasi Belajar
Saifudin Azwar (2002: 13) menyatakan bahawa “Prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar”. Sutratinah Tirtonegoro (2001: 43) mendefinisikan “Prestasi belajar sebagai hasil pengukuran serta penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam simbol, angka, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang telah dicapai anak dalam periode tertentu”. Menurut dua pendapat di atas, prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai seseorang dalam proses belajar-mengajar yang mencerminkan keberhasilan atau kegagalan dalam proses belajarnya.
Zainal Arifin (1990: 3-4) menerangkan fungsi prestasi belajar sebagai berikut:
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas pengetahuan yang dikuasai oleh anak didik.
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. 4) Prestasi belajar sebagai indikator interen dan eksteren dari suatu institusi
pendidikan. 5) Prestasi belajar dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) anak didik.
Dari pengertian di atas dapat ditegaskan bahwa prestasi belajar merupakan hasil belajar yang mencerminkan penguasaan materi yang telah dipelajari oleh siswa dalam kurun waktu tertentu, yang dinyatakan dalam angka, huruf atau kalimat.
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Nana Sudjana (1996: 6) menyatakan “Ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu: faktor dari dalam diri siswa (internal) dan faktor dari luar diri siswa (eksternal)”. Faktor dari dalam diri siswa meliputi: tingkat intelegensi, minat, motivasi, kreativitas, perhatian, dan kebebasan belajar. Faktor dari luar diri siswa adalah faktor lingkungan belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxiv
antara lain: kurikulum, media, model pembelajaran, dan keadaan lingkungan sekolah.
Model pembelajaran adalah cara atau jalan yang dilakukan guru dalam mengajar. (…) dalam proses belajar mengajar agar siswa dapat menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu, maka cara-cara mengajar haruslah tepat dan efisien (Slameto, 2010: 65). Berdasarkan pendapat tersebut dapat dilihat model pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Model pembelajaran yang tepat dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga timbul perasaan senang dalam belajar. Kondisi belajar seperti ini, dapat memudahkan siswa dalam menguasai materi pembelajaran, sehingga prestasi yang diperolehnya juga akan bagus.
c. Mengukur Prestasi Belajar
Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa diperlukan evaluasi. Evaluasi merupakan umpan balik bagi guru, tentang sejauhmana penguasaan dan pemahaman siswa selama proses pembelajaran. Keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar, salah satunya dapat dilihat dari nilai-nilai yang dituliskan dalam bentuk laporan hasil belajar secara periodik.
Nitko dan Brookhart dalam Sudiyanto (2009: 2) mengartikan evaluasi sebagai proses pembuatan keputusan tentang nilai dari sesuatu atau seseorang. Untuk dapat membuat suatu keputusan, diperlukan informasi yang berhubungan dengan obyek yang dinilai dalam hal ini adalah hasil belajar siswa. Agar lebih mudah dalam menilai hasil belajar siswa, maka informasi-informasi tersebut diwujudkan dalam angka (nilai).
Untuk memperoleh data dan informasi sebagai dasar penentuan tingkat keberhasilan siswa dalam penguasaan kompetensi dasar yang diajarkan diperlukan adanya tes atau tagihan. Jenis tagihan yang dipakai meliputi: 1) Kuis; 2) Pertanyaan lisan di kelas; 3) Ulangan harian; 4) Tugas individu; 5) Tugas kelompok; 6) Ulangan blok.
Tujuan dari penialian adalah untuk : 1) Mengetahui apakah siswa telah atau belum menguasai kompetensi dasar tertentu; 2) Mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa; 3) Mengukur perkembangan siswa; 4) Mendiagnosis kesulitan belajar siswa; 5) Mengetahui hasil belajar; 6) Mengetahui pencapaian kurikulum; 7) Mendorong siswa untuk belajar; 8) Mendorong guru agar mengajar lebih baik. (Sudiyanto,2009: 3)
d. Hakikat Akuntansi
Akuntansi berkembang dari tata buku berpasangan (double entry system) yang pertama kalinya diperkenalkan di Italia pada tahun 1494 oleh Luca Paciolo dalam bukunya yang berjudul Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportion et Scriptorio pada bagian bab yang berjudul Tractatus de Computis et Scripturio. Bukunya inilah yang menjadi titik tolak perkembangan akuntansi sebagai suatu ilmu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxv
Rick Antle, Stanley J. Garstka (2004: 3) menyatakan “Accounting is the gathering and reporting of financial history of an organization”. Pendapat ini mendefinisikan akuntansi sebagai suatu kegiatan pengumpulan dan pelaporan data-data keuangan perusahaan yang bersifat historis. Pelaporan data-data keuangan yang bersifat historis memerlukan proses yaitu 1) Pengumpulan data-data keuangan; 2) Menyusun data-data tersebut menjadi catatan akuntansi; 3) Menerbitkan laporan keuangan secara periodik untuk para pengguna.
Pendapat lain tentang definisi akuntansi dikemukakan oleh Rudianto (2008: 14) yang mendefinisikan akuntansi sebagai aktivitas mengumpulkan, menganalisis, menyajikan dalam bentuk angka, mengklasifikasikan, mencatat, meringkas dan melaporkan aktivitas/transaksi perusahaan dalam bentuk informasi keuangan. Dengan demikian untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh pihak yang berkepentingan, akuntansi harus melewati beberapa tahapan proses yang disebut siklus akuntansi.
Hongren, Horisson & Bamber (2004: 140) mengemukakan bahwa “Acounting cycle is process by which companies produce their statement for a specific period”. Pendapat ini mengartikan silkus akuntansi sebagai suatu proses yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghasilkan laporan keungan untuk periode tertentu. Ngadiman dalam Dini Octoria (2006: 11) menggambarkan siklus akuntansi sebagai berikut
Gambar 1. Siklus Akuntasi
Gambar di atas menjelaskan, tahap awal akuntansi dimulai dengan pengumpulan dokumen akuntansi yang berupa bukti-bukti transaksi. Setiap bukti transaksi atau dokumen diidentifikasi menurut jenisnya transaksinya. Setelah diketahui jenis dan nominal transaksinya, kemudia bukti transaksi tersebut dicatat ke dalam buku harian atau buku jurnal. Setiap periode tertentu ringkasan transaksi dalam buku jurnal dipindahkan atau diposting ke dalam buku besar. Tahap selanjutnya adalah menyusun neraca saldo. Neraca saldo berisi saldo setiap rekening buku besar. Jumlah nominal dalam neraca saldo ada yang belum mencerminkan keadaan sesungguhnya, oleh karena itu
Dokumen
Jurnal
Neraca Saldo Penyesuaian
Jurnal Penutup
Laporan Laba/Rugi
Laporan Perubahan Ekuitas
Neraca Laporan Arus Kas
Laporan Keuangan
Jurnal Penyesuaian
Neraca Saldo
Buku Besar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxvi
diperlukan penyesuaian. Untuk menyesuaikan saldo-saldo yang belum menunjukkan keadaan yang sebenarnya pada akhir periode dibuatlah jurnal penyesuaian. Ayat jurnal penyesuaian yang telah dibuat kemudian dipindahkan ke dalam buku besar sehingga saldo yang ada sudah mencerminkan keadaan yang sesungguhnya. Tahap selanjutnya adalah penyusunan laporan keungan, untuk mempermudah penusunan laporan keuangan, dapat disusun kertas kerja terlebih dahulu. Laporan keuangan terdiri dari laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, neraca dan laporan arus kas.
Laporan laba-rugi (Income statement) merupakan laporan keuangan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode tertentu. Secara umum laporan laba rugi terdiri dari dua unsur yaitu unsur pendapatan dan unsur beban. Laporan ini membandingkan antara pendapatan dan beban, dengan menggunakan konsep penandingan (matching concept). Kelebihan pendapatan terhadap beban adalah laba, namun jika beban lebih besar dari pendapatan akan diperoleh rugi.
Laporan perubahan ekuitas (Statement of ownwer’s Equity) merupakan laporan yang menyajikan perubahan ekuitas pemilik selama periode tertentu. Secara umum, pada sebuah perusahaan perseorangan, laporan perubahan modal terdiri dari unsure modal, laba/rugi usaha dan prive. Modal pada awal periode ditambah dengan laba usaha atau dikurangi rugi usaha, dikurangi dengan prive pemilik akan menghasilkan modal akhir periode.
Neraca (Balance sheet) adalah suatu daftar yang menunjukkan posisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan. Secara umum neraca dibagi ke dalam dua sisi yaitu sisi aktiva dan sisi pasiva. Sisi aktiva merupakan daftar kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan pada periode tertentu. Sedangkan sisi pasiva merupakan sumber dari mana harta kekayaan tersebut diperoleh. Sumber kekayaan tersebut terdiri dari hutang dan modal. Karena itu jumlah aktiva dan pasiva harus selalu sama dan seimbang (balance).
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan aliran uang yang diterima dan digunakan perusahaan di dalam satu periode, beserta sumber-sumbernya. Laporan ini terdiri dari tiga aktivitas utama, yaitu: 1) Aktivitas operasi; 2) Aktivitas investasi; 3) Aktivitas pendanaan. Aktivitas operasi merupakan aktivitas yang menggambarkan arus yang berasal dari penerimaan dan pembayaran kas operasi perusahaan. Aktivitas investasi menggambarkan transaksi kas untuk pembelian dan penjualan aktiva tetap, sedangkan arus kas yang berasal aktivitas pendanaan meruapakn transaksi kas yang berhubungan dengan investasi pemilik, peminjaman dana, dan pengambilan pribadi pemilik.
Tahap setelah penyusunan laporan keuangan adalah penyusunan jurnal penutup, dan pemindahan ayat-ayat jurnal penutup ke dalam rekeningnya masing-masing yang terdapat pada buku besar. Penyusunan jurnal penutup ditujukan untuk menutup seluruh rekening nominal dan memindahkan saldo rekening laba rugi ke rekening modal, sehingga rekening modal yang terdapat dalam buku besar menunjukkan jumlah yang sama dengan jumlah yang tercantum dalam neraca.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxvii
Tahapan akhir dari siklus akuntansi, adalah penyusunan neraca saldo setelah penutupan yang merupakan neraca untuk awal periode berikutnya. Neraca saldo setelah penutupan disusun dengan berdasarkan pada saldo masing-masing rekening yang terdapat dalam buku besar sesudah memindahkan ayat jurnal penutup. Tujuan utama dari penyusunan neraca saldo setelah penutupan adalah untuk meyakinkan bahwa rekening-rekening yang terdapat pada buku besar telah seimbang sebelum memulai siklus akuntansi periode berikutnya.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dinyatakan bahwa akuntansi merupakan kegiatan untuk mengolah transaksi keuangan organisasi atau perusahaan ke dalam informasi keuangan, dimana kegiatannya berupa: 1) Penyusunan jurnal; 2) Penyusunan buku besar; 3) Penyusunan neraca saldo; 4) Penyusunan jurnal penyesuaian; 5) Penyusunan kertas kerja (jika diperlukan); 6) Penyusunan laporan keuangan; 7) Penyusunan jurnal penutup; serta 8) Penyusunan neraca saldo setelah penutupan.
e. Prestasi Belajar Akuntansi
Berdasarkan uraian mengenai prestasi belajar dan akuntansi di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar akuntansi adalah hasil yang dicapai
oleh siswa seteleh mengikuti pembelajaran akuntansi (dalam penelitian materi
yang diambil adalah kertas kerja dan laporan keungan), yang ditentukan
melalui tes hasil belajar yang dilakukan diakhir pembelajaran (post test) dan
dinyatakan dengan angka, huruf atau kalimat. Prestasi belajar akuntansi siswa
dapat digunakan sebagai indikator keberhasilan pencapaian tujuan
pembelajaran akuntansi.
7. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.
Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxviii
Motivasi berhubungan erat dengan dorongan untuk melakukan sesuatu. Mc. Donald dalam Sardiman A.M (2001: 71) mengatakan bahwa “Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “felling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”. Menurut pengertian di atas motivasi memiliki tiga elemen penting yaitu: 1) Motivasi mengawali perubahan energi pada setiap diri individu; 2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau felling; 3) Motivasi dirangsang dengan adanya tujuan.
Winkel dalam Martinis Yamin (2006: 176) mengibaratkan motivasi dengan kekuatan mesin kendaraan. Mesin yang berkekuatan tinggi menjamin lajunya kendaraan biar jalan itu mendaki dan kendaraan membawa muatan yang berat, namun motivasi belajar tidak hanya memberikan kekuatan pada daya belajar, tetapi juga member arah yang jelas. Kendaraan dengan mesin yang kuat akan mampu mengatasi rintangan yang ditemukan di jalan, tetapi belum menjamin kendaraan tersebut sampai di tujuan yang dikehendaki. Keputusan sangat tergantung pada sopir. Dalam motivasi belajar, siswa sendirilah yang berperan sebagai mesin yang kuat atau lemah dan sebagai sopir yang menetukan tujuan.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak psikis dari dalam ataupu dari luar diri siswa yang dapat menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajarnya untuk mencapai tujuan belajar.
b. Jenis Dan Fungsi Motivasi Belajar
Jenis motivasi dalam belajar dibedakan menjadi dua jenis, masing-masing adalah: 1) Motivasi intrinsik dan 2) Motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan kegiatan belajar dimulai dan diteruskan, berdasarkan penghayatan sesuatu kebutuhan dan dorongan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya belajar karena ingin menguasai suatu konsep atau belajar ingin menjadi dokter. Motivasi ekstrinsik; merupakan kegiatan belajar yang tumbuh dari dorongan dan kebutuhan seseorang tidak secara mutlak berhubungan dengan kegiatan belajarnya sendiri. Misalnya belajar Karena ingin mendapat peringkat satu agar mendapat hadiah dari orang tuanya.
Fungsi motivasi menurut Oemar Hamalik dalam Martinis Yamin (2006: 170) meliputi sebagai berikut:
1) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesutau perbuatan seperti belajar.
2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarah perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan.
3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Tinggi rendahnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
c. Indikator Motivasi Belajar
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxix
pada umumnya dengan beberapa indikator yang mendukung. Schunk and Zimmerman (2009: 1) berpendapat: “Among source of motivation the are: interests, self-efficacy, volition, task values, confidence in learning, outcome expectancy and future time perspective”. Pendapat di atas menjelaskan motivasi dapat dilihat dari: minat, kemandirian, kemauan, nilai ulangan, kepercayaan diri dalam belajar, orientasi pada hasil, dan pandangan terhadap masa depan.
Hamzah B. Uno (2006: 23) mengklasifikasikan indikator motivasi belajar sebagai berikut:
1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil. 2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. 3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan. 4) Adanya penghargaan dalam belajar. 5) Adanya kegiataan yang menarik dalam belajar. 6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan
seorang siswa dapat belajar dengan baik.
Mengacu pada pendapat di atas, indikator motivasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Adanya minat ; 2) Adanya kebutuhan dan dorongan dalam belajar; dan 3) Adanya keinginan untuk mencapai hasil yang maksimal; 4) Adanya rasa percaya diri dan kepuasan.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan Penelitian yang relevan merupakan penelaahan dari hasil penelitian terdahulu yang diperlukan untuk mempertajam penelitian yang akan dilakukan. Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis memiliki relevansi dengan beberapa penelitian terdahulu, diantaranya adalah peneitian yang dilakukan oleh Dini Octoria, Supratiknya dan Titis Kristiyani Serta John R. Mergendoller et.al. Berikut ini uraian singkat penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti sehingga, dapat digunakan sebagai acuan peneliti dalam melakukan penelitiannya. Penelitian yang dilakukan oleh Dini Octoria (2006) yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Akuntansi Siswa Melalui Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Ditinjau Dari Tingkat Kecerdasan Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA N 4 Surakarta)” menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah dan model pembelajaran konvensional, terdapat pengaruh antara tingkat kecerdasan siswa terhadap kemampuan akuntansi dan terdapat interaksi antara model pembelajaran dan tingkat kecerdasan siswa terhadap kemampuan akuntansi. Persaman pada penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah salah satu tujuan penelitian yaitu mencari pengaruh interaksi, perbedaanya terletak pada variabel atribut bila dalam penelitian ini variabel atribut adalah tingkat kecerdasan siswa, variabel atribut dalam penelitian yang akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xl
dilakukan oleh peneliti adalah tingkat motivasi belajar siswa. Perbedaan lainya adalah dalam penelitian ini hanya mencari pengaruh sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan peneliti mencari perbedaan pengaruh. Peneitian selanjutnya dilakukan oleh Supratiknya dan Titis Kristiyani (2004) yang berjudul “ Efektivitas Model Problem-Based Learning (PBL) dalam Pembelajaran Mata Kuliah Teori Psikologi Kepribadian II” menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelas PBL dan kelas tradisional. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah tujuan penelitian yaitu mencari perbedaan pengaruh model terhadap prestasi, sedangkan perbedaanya dalam penelitia ini menggunakan tiga kelas dua kelas eksperimen dan satu kelas kontrol.
Penelitian lainnya juga dilakuan oleh Ibrahim Bilgin, Erdal Senocak & Mustafa Sozbilir (2009) yang berjudul “ The Effect of Problem-Based Learning Instructioan on University Student’s Performance of Conceptual and Quantitative Problem in Gas Concepts” penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh penerapan Problem-Based Learning terhadap pemahaman konsep. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah sama-sama mencari perbedaan pengaruh, perbedaannya dalam penelitian ini hanya terdapat dua variabel yaitu satu variabel bebas dan satu variabel terikat..
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir pada dasarnya merupakan arahan alur pikir peneliti dalam menjawab masalah yang dirumuskan. Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan sebelumnya maka dibuat suatu kerangka berpikir sebagai berikut: Pembelajaran konvensional membuat siswa cenderung pasif. Siswa lebih banyak mendengar apa yang disampaikan oleh guru tanpa mengetahui tujuan dari pembelajaran tersebut. Kegiatan pembelajaran dalam model pembelajaran ini lebih didominasi oleh guru atau lebih bersifat teacher center, dan siswa kurang dilibatkan dalam pembelajaran sehingga, pembelajaran menjadi kurang bermakna. Salah satu upaya untuk memberikan kesempatan pada siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran yang memberikan ruang gerak yang lebih luas bagi siswa, salah satunya dengan model pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning). Model pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning) merupakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis, melalui kegiatan pemecahan masalah yang dilakukan dengan bekerja sama antar siswa. Dalam model ini, guru hanya berperan sebagai fasilitator saja, sedangkan siswa dituntut untuk dapat merumuskan masalah dan melakukan penyelidikan terhadap permasalahan tersebut hingga diperoleh solusi yang tepat. Pemikiran di atas menduga terdapat perbedaan prestasi antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran konvensional akan memiliki prestasi belajar yang berbeda. Motivasi belajar merupakan dorongan dari dalam diri siswa untuk melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan belajarnya dapat tercapai. Pembelajaran akuntansi memerlukan ketekunan dan kecermatan. Ketekunan siswa dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xli
mengikuti pembelajaran, menunjukkan motivasi belajarnya. Siswa yang memiliki tingkat motivasi tinggi tidak akan mudah putus asa dalam belajar, dengan kata lain lebih tekun. Dengan ketekunanya siswa tersebut akan mudah dalam memahami materi, sehingga prestasi belajar yang dicapai akan tinggi. Siswa yang memiliki tingkat motivasi yang rendah cenderung mudah putus asa bila menemui kesulitan dalam belajar, sehingga prestasinya cenderung rendah. Interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat motivasi belajar akan mempengaruhi prestasi belajar akuntansi. Model pembelajaran yang menuntut keaktifan siswa, diikuti dengan motivasi belajar yang tinggi dimungkinkan akan menghasilkan prestasi yang optimal. Sebaliknya, walaupun siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi ,namun diajar dengan metode yang pasif maka prestasinya kurang optimal. Dari uraian di atas, maka dapat digambarkan kerangka berpikir sebagai berikut:
Gambar 2. Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Hipotesis merupakan kesimpulan sementara atas permasalahan yang dikemukakan. Suharsimi Arikunto (2006: 71) mengartikan “Hipotesis sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”. Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan di atas, maka dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan pengaruh antara model pembelajaran berdasarkan masalah
(Problem Based Learning) dan konvensional terhadap prestasi belajar
akuntansi siswa.
2. Terdapat perbedaan pengaruh antara siswa yang memiliki tingkat motivasi
belajar tinggi dan tingkat motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar
akuntansi.
3. Terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat
motivasi terhadap prestasi belajar akuntansi.
Model Pembelajaran
PBL
Konvensional
Motivasi Belajar
Tinggi
Rendah
Prestasi Belajar Akuntansi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Surakarta, yang terletak di
Jl. Letjen. Sutoyo No. 18 , Surakarta. Pemilihan lokasi penelitian di SMA Negeri
5 Surakarta didasari atas beberapa pertimbangan yaitu:
a. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh Peneliti, siswa
cenderung bosan dengan pembelajaran yang diterapkan oleh guru di
sekolah ini karena siswa kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran,
sehingga siswa menjadi kurang antusias dalam belajar.
b. Model pembelajaran konvensioanal yang diterapkan guru akuntansi di
sekolah ini belum memberikan hasil yang optimal, dapat dilihat dari
tingkat ketercapaian kriteria ketuntasan minimal akuntansi di sekolah ini
yang masih rendah, atas dasar fakta di atas Peneliti merasa perlu
menerapkan model pembelajaran yang lebih menekankan pada keaktifan
siswa, dalam penelitian ini Peneliti akan menerapkan model pembelajaran
berdasarkan masalah, dengan harapan dapat meningkatkan prestasi belajar
akuntansi di sekolah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xliii
c. Model pembelajaran yang akan diterapkan oleh Peneliti belum pernah di
terapkan pada pelajaran akuntansi di sekolah ini, sehingga terhindar dari
penelitian ulang.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang direncanakan untuk melaksanakan penelitian ini adalah enam
bulan, yaitu dari bulan Desember 2010 sampai dengan bulan Maret 2011, yang
meliputi kegiatan persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian dan penyusunan
laporan, dengan rincian jadwal sebagai berikut :
Tabel 3. Jadwal Penelitian
Keterangan
Bulan / Tahun 2010 – Tahun 2011
Des Jan Feb Mar 1. Persiapan Penelitian
a. Pengajuan Masalah
b. Penyusunan Proposal
c. Pengurusan Perizinan
d. Pembuatan Instrumen
e. Uji coba instrumen
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Pengukuran motivasi
b. Pemberian treatmen
c. Pengukuran prestasi belajar akuntansi
d. Pengolahan data
3. Penyusunan Laporan
B. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh Peneliti untuk
mengumpulkan dan menganalisis data. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode penelitian eksperimen. Suharsimi Arikunto (2006: 3)
menyatakan bahwa, “ Penelitian eksperimen merupakan suatu cara untuk mencari
34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xliv
hubungan sebab akibat (hubungan kausal) anatara dua faktor yang sengaja
ditimbulkan oleh Peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau
menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu”. Dengan demikian penelitian
eksperimen bertujuan untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.
1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
faktorial 2x2. Desain faktorial 2x2 tersebut, dapat disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4. Desain Penelitian
Tingkat motivasi belajar
Siswa. ( B)
Model pembelajaran (A) Pembelajaran berdasarkan masalah (Problem based
learning) (a1)
Konvensional (a2)
Tingkat motivasi belajar Tinggi ( b1)
(a1.b1)
(a2.b1)
Tingkat motivasi belajar Rendah (b2)
(a1.b2)
(a2.b2)
Keterangan : A = Model pembelajaran a1 = Model pembelajaran Problem Based Learning a2 = Model pembelajaran konvensional B = Tingkat motivasi belajar siswa b1 = Tingkat motivasi belajar tinggi b2 = Tingkat motivasi belajar rendah a1.b1 = Kelompok yang memiliki tingkat motivasi belajar tinggi diberi
perlakuan dengan model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning)
a1.b2 = Kelompok yang memiliki tingkat motivasi belajar rendah diberi perlakuan dengan model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning)
a2.b1 = Kelompok yang memiliki tingkat motivasi berprestasi tinggi diberi perlakuan dengan model pembelajaran konvensional.
a2.b2 = Kelompok yang memiliki tingkat motivasi berprestasi rendah diberi perlakuan dengan model pembelajaran konvensional.
2. Variabel Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlv
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh Peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan ( Sugiyono, 2007: 2).
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Masing-
masing variabel bebas yaitu model pembelajaran dan motivasi belajar, sedang
variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar akuntansi. Variabel
tingkat motivasi belajar yang dibagi menjadi dua tingkatan, yaitu tingkat motivasi
belajar tinggi dan tingkat motivasi belajar rendah.
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 130) ”Populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian.” Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh siswa kelas X1
jurusan ilmu sosial SMA Negeri 5 Surakarta, yang terdiri dari lima kelas. Kelima
kelas tersebut adalah kelas X1- IS1 yang terdiri dari 35 siswa, kelas X1-IS2 yang
terdiri dari 34 siswa, kelas X1-IS3 yang terdiri dari 36 siswa, kelas X1-IS4 yang
terdiri dari 34 siswa, dan kelas X1-IS5 yang terdiri dari 34 siswa. Jumlah
keseluruhan populasi dalam penelitian ini sebanyak 173 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti oleh Peneliti. Menurut
Suharsimi Arikunto (2006:131) ”Sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang diteliti”. Dalam penelitian ini, Peneliti menggunkan teknik cluster random
sampling. Peneliti menggunakan teknik ini karena populasi dalam penelitian ini
sudah terdiri dari kelas-kelas, dan teknik random dianggap lebih adil karena setiap
popuasi memiliki kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel.
Berdasarkan teknik pengambilan sampel cluster random sampling, sampel dalam
penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu kelas XI- IS4 dan kelas XI-IS5.
Selanjutnya dari dua kelas tersebut, satu kelas dipakai sebagai kelas kontrol (XI-
IS4) dengan menggukan model pembelajaran konvensional, dan satu kelas dipakai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlvi
sebagi kelas eksperimen ( XI-IS5) dengan menggukan metode Problem Based
Learning.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data, merupakan cara yang digunakan oleh Peneliti untuk memperoleh data penelitian. Untuk memperoleh data yang relevan dengan masalah yang akan diteliti perlu teknik atau cara pengumpulan data yang tepat dan baik. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 150-159), ada beberapa cara dalam pengumpulan data antara lain: 1) Menggunakan tes; 2) Menggunakan metode angket; 3) Menggunakan metode interviuw; 4) Menggunakan metode observasi; 5) Mengggunakan skala bertingkat (Rating) atau Rating Scale; 6) Menggunakan metode dokumentasi.
Dalam penelitian ini, Peneliti menggunakan metode tes, angket, dan dokumentasi. Metode tes digunakan untuk memperoleh data prestasi belajar akuntansi siswa pokok bahasan kertas kerja dan laporan keuangan, metode angket digunakan untuk mengukur tingkat motivasi belajar siswa dan metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data awal prestasi belajar siswa .
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes prestasi, angket motivasi belajar, dan data dokumentasi. Tes prestasi digunakan untuk memperoleh data hasil penelitian yang akan dianalisis, angket digunakan untuk menilai tingkat motivasi belajar siswa, dan data dokumentasi diambil dari nilai ulangan umum semester satu sebagai pengganti pre test.
1. Tes Prestasi
Tes prestasi digunakan untuk mengukur tingkat prestasi belajar siswa
materi penyusunan kertas kerja dan laporan keuangan pada perusahaan jasa. Tes
prestasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi akuntansi tipe
problem, yaitu dengan mengajukan suatu problem penyusunan kertas kerja dan
laporan keuangan pada perusahaan jasa.
Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen penelitian harus
diujicobakan terlebih dahulu untuk menguji tingkat validitas dan reliabilitas, hal
ini sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 168) yang menyatakan
bahwa “Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid
dan reliabel”.
a. Uji Validitas Soal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlvii
Dalam menguji validitas soal Peneliti menggunakan content validity atau
validitas isi dan concurrent validity atau validitas sekarang. Sebuah tes
dikatakan memiliki validitas isi jika mengukur tujuan khusus tertentu yang
sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan, untuk mengukur
validitas isi Peneliti menyusun tes berdasarkan kisi-kisi yang akan diukur.
Selanjutnya untuk memperkuat validitas isi, Peneliti mengkonsultasikan tes
tersebut kepada beberapa ahli dan guru, dengan cara demikian diharapkan
validitas isi dapat dipenuhi.
Concurrent validity atau validitas sekarang merupakan validitas suatu tes
yang ditunjukkan dengan adanya korelasi antara skor tes dengan ukuran
kriteria lain. Dalam uji coba instrumen ini , ukuran kriteria yang lain tersebut
berupa skor ulangan harian akuntansi. Selanjutnya, pengujian validitas
sekarang dilakukan melalui analisis statistika dengan menggunakan teknik
product moment dari Karl Pearson sebagai berikut:
xyr =
{ }{ }ååå
22 yx
xy
(Suharsimi Arikunto, 2002:72)
Keterangan :
xyr = koefisien korelasi antara variabel X dan Y (indeks keandalan)
X = Skor tes prestasi akuntansi
Y = Skor ulangan harian akuntansi
x² = Kuadrat dari x
y² = Kuadrat dari y
Koefisien korelasi yang diperoleh, selanjutnya dibandingkan dengan
tabel harga kritik dari r product moment dengan taraf signifikansi 5%. Tes
Prestasi Akuntansi dikatakan valid jika rxy > rtabel.
Hasil uji validitas instrumen tes prestasi dalam penelitian ini terangkum
dalam tabel di bawah ini.
Tabel 5. Rangkuman Uji Validitas Soal Tes Prestasi
Variabel Jml. Soal Kriteria
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlviii
Valid Dop Soal materi kertas kerja dan laporan keuangan perusahaan jasa
11 11 0
b. Uji Reliabilitas Soal
Reliabilitas merupakan keajegan atau tingkat keterandalan suatu tes atau
bisa dikatakan taraf kepercayaan suatu tes. Suatu tes dikatakan mempunyai
Reliabilitas tinggi apabila tes tersebut digunakan beberapa kali untuk
mengukur suatu subjek yang berbeda, tes tersebut akan menghasilkan hasil
ukur yan relatif sama. Dalam penelitian ini digunakan Reliabilitas internal
dengan teknik Alpha. Reliabilitas internal merupakan pengujian tingkat
Reliabilitas instrumen dengan cara menganalisis data dari satu kali hasil
pengukuran. Selanjutnya, teknik Alpha digunakan dalam pengujian ralibilitas
internal karena instrumen penelitian ini berupa tes tipe problem, sehingga nilai
dari setiap item bukan 0 atau 1. Teknik Alpha dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
( ) úúû
ù
êêë
é-ú
û
ùêë
é-
= åt
b
kk
r 2
2
11 11 s
s
Keterangan :
r11 : Reliabilitas instrument k : jumlah butir soal
å 2bs : jumlah varians butir
2ts : jumlah varians total
(Suharsimi Arikunto, 2006: 198) Reliabilitas instrument yang diperoleh, selanjutnya dibandingkan dengan
rtabel pada taraf signifikansi 5%. Tes prestasi akuntansi tersebut dikatakan
reliabel jika r11 > rtabel.
Klasifikasi Reliabilitas soal adalah sebagai berikut:
0,91 s/d 1,00 : sangat tinggi
0,71 s/d 0,90 : tinggi
0,41 s/d 0,70 : cukup
0,21 s/d 0,40 : rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlix
0,00 s/d 0,20 : sangat rendah
(Masidjo, 1995: 245)
Hasil uji Reliabilitas instrumen tes prestasi terangkum dalam tabel berikut ini.
Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Jml. Soal
Reliabilitas
Kriteria
Soal materi kertas kerja dan laporan keuangan perusahaan jasa
11 0,715 Tinggi
2. Angket Motivasi Belajar
Dalam penelitian ini angket digunakan untuk mengukur tingkat motivasi
belajar akuntansi siswa. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah
angket tertutup, yaitu angket yang sudah menyediakan alternatif jawaban.
Responden dalam penelitian ini tinggal memilih satu dari alternatif jawaban yang
telah disediakan. Langkah-langkah penyusunan angket dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Menetapkan Tujuan
Penyusunan angket atau kuisioner dalam penelitian ini bertujuan
untuk mendapatkan informasi tentang tingkat motivasi belajar siswa kelas XI
jurusan IS SMA Negeri 5 Surakarta.
b. Menyusun Kisi-Kisi Angket
Tahap ini dumulai dengan merumuskan aspek dan indikator,
kemudian disusun kisi-kisi angket. Kisi-kisi angket digunakan sebagai sebagai
pedoman dalam pembuatan pertanyaan dalam angket. Kisi-kisi angket dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 7. Kisi-kisi angket motivasi belajar
No. Indikator Deskriptor Item Positif
Item Negat
Jml
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
l
if 1. Minat. a. Ketertarikan dengan mata
pelajaran akuntansi 1 6 2
b. Sikap dalam mengikuti pembelajaran
2,22,25
21 4
2. Kebutuhan dan dorongan dalam belajar
a. Keinginan untuk memiliki atau membaca buku-buku akuntansi dan mencari informasi baru tentang akuntansi
8,24 35 3
b. Keinginan untuk berlatih soal-soal akuntansi
5,7,32 9,20 5
c. Dorongan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas.
14,23 15 3
3. Keinginan untuk mencapai hasil yang maksimal.
a. Dorongan untuk selalu mendapat nilai baik.
17 1
b. Kedisplinan 10,26 2 c. Keinginan untuk
menyelesaikan tugas akuntansi dengan baik.
11 4 2
4. Rasa percaya diri dan kepuasan
a. Kemandirian dan percaya diri 3,13,18,27,34,36
12,16,28,29
11
b. Kepuasan dalam mengikuti pelajaran.
31 33 2
c. Keinginan adanya umpan balik dalam pembelajaran.
10,26
Jumlah 23 13 36 c. Pemberian Skor
Berbagai skala dapat digunakan dalam pemberian skor suatu angket
salah satunya adalah skala Likert. Menurut Sugiyono (2010: 93-94) jawaban
setiap instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari
sangat positif sampai sangat negatif yang berupa kata-kata antara lain: 1)
Sangat setuju; 2) Setuju; 3) Ragu-ragu; 4) Tidak setuju; 5) Sangat tidak setuju.
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban dapat diberi skor skala 1-5,
misalnya: jawaban sangat setuju diberi skor 5, jawaban setuju diberi skor 4,
jawaban ragu-ragu diberi skor 3, jawaban tidak setuju diberi skor 2 dan
jawaban tidak setuju diberi skor 1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
li
Angket dalam penelitian ini hanya menyediakan empat pilihan
jawaban, yaitu dengan menghilangkan pilihan jawaban ragu-ragu Hal ini
mengacu pada pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 241) yaitu:
Jika Peneliti berpendapat bahwa ada kelemahan dengan lima alternatif karena responden cenderung memilih alternatif yang ada di tengah (karena merasa aman dan paling gampang karena hampir tidak berpikir) dan alasan itu memang ada benarnya. Maka disarankan alternatif pilihan hanya empat saja. Altenatif “Sangat setuju” dan “Setuju” ada di sisi atau kubu awal (atau akhir) kemudian dua pilihan lain yaitu “Tidak setuju” dan “Sangat tidak setuju”, karena “Setuju” dan “Sangat setuju” sebetulnya berada pada sisi “Setuju” tetapi dengan gradasi yang menyangatkan. Demikian juga dengan pilihan “Sangat tidak setuju”, yang pada dasarnya adalah juga “Tidak setuju”.
Setiap alternatif jawaban mempunyai bobot atau skor yang berbeda-beda. Pemberian skor untuk tiap-tiap alternatif jawaban disesuaikan dengan ktiteria item. Adapaun cara pemberian skor adalah sebagai berikut: Tabel 8. Skor Item Pernyataan Positif dan Negatif
No.
Alternatif Jawaban
Skor Item Positif Negatif
1 Sangat Setuju (SS) 4 1 2 Setuju (S) 3 2 3 Tidak Setuju (TS) 2 3 4 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
d. Uji Coba Angket
Angket yang sudah disusun tidak bisa langsung dibagikan kepada
responden, tetapi harus diujicobakan terlebih dahulu di kelas yang tidak
digunakan sebagai sampel penelitian. Angket motivasi belajar yang akan
digunakan dalam penelitian ini telah diujicobakan di kelas XI IS 1 SMA
Negeri 5 Surakarta. Angket sebagai alat pengumpul data harus baik agar
data yang dikumpulkan dapat menggambarkan variabel yang akan diteliti.
Suharsimi Arikunto (2006: 168) menyatakan bahwa “Instrumen yang baik
harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel”.
1) Validitas angket
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lii
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan yang tinggi jika alat ukur tersebut isinya
layak untuk mengukur objek yang seharusnya diukur sesuai dengan
kriteria dan sesuai dengan tujuan yang akan diukur. Instrumen
dikatakan valid jika mampu mengukur dan mengungkapkan data
secara tepat. Suatu angket dikatakan mempunyai validitas tinggi
apabila angket tersebut memberikan hasil ukur yang tepat sesuai
dengan tujuan diadakannya angket tersebut. Sebaliknya, suatu angket
dikatakan mempunyai validitas rendah apabila angket tersebut
memberikan hasil ukur yang tidak sesuai dengan tujuan diadakannya
angket tersebut. Teknik yang digunakan untuk mencari validitas item
instrumen dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus
korelasi product moment dari Pearson.
xyr=
( )( )( ){ } ( ){ }å åå å
å åå--
-2222 YYNXXN
YXXYN
(Suharsimi Arikunto, 2006:170) Keterangan:
xyr = koefisien korelasi antara variabel X dan Y (indeks keandalan)
X = Skor masing-masing item Y = Skor total (skor kriteria) n = Banyaknya subjek XY = Skor masing-masing item dikali dengan skor total. Koefisien korelasi yang diperoleh, selanjutnya dibandingkan dengan tabel harga kritik dari r product moment dengan taraf signifikansi 5%. Angket motivasi belajar dikatakan valid jika rxy > rtabel. Hasil uji validitas instrumen angket motivasi belajar dalam penelitian ini terangkum dalam tabel di bawah ini. Tabel 9. Rangkuman Uji Validitas Angket Motivasi Belajar
Variabel Jml. Soal Kriteria Valid Dop
Angket motivasi belajar 40 36 4
2) Reliabilitas angket
Uji reliabilitas angket digunakan untuk mengetahui sejauh mana
pengukuran tersebut dapat memberikan hasil yang relatif tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
liii
berbeda jika dilakukan pengukuran kembali dengan subjek yang
berbeda. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas digunakan rumus alpha
(digunakan untuk mencari reliabilitas yang skornya bukan 0 dan1);
yaitu sebagai berikut:
( ) úúû
ù
êêë
é-ú
û
ùêë
é-
= åt
b
kk
r 2
2
11 11 s
s
Keterangan :
r11 : Reliabilitas instrumen
k : jumlah butir soal
å 2bs : jumlah varians butir
2ts : jumlah varians total
(Suharsimi Arikunto, 2006: 198)
Reliabilitas instrument yang diperoleh, selanjutnya dibandingkan
dengan r tabel pada taraf signifikansi 5%. Angket tersebut dikatakan
reliabel jika r11 > rtabel. Hasil uji Reliabilitas instrumen angket
motivasi belajar terangkum dalam tabel berikut ini.
Tabel 10. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Jml. Soal Reliabilitas Kriteria Angket motivasi belajar 40 0,905 tinggi
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan suatu cara mengumpulkan data dengan
menggunakan catatan atau dokemuen sebagai sumber data. Suharsimi Arikunto
(2006: 231) menyatakan bahwa “metode dokumentasi, yaitu mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya”.
Data dokumentasi diperoleh Peneliti dari guru pengampu mata pelajaran
akuntansi kelas XI IS SMA Negeri 5 Surakarta yaitu nilai akuntansi semester
ganjil. Peneliti juga menggunakan data dokumentasi berupa nilai rata-rata mata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
liv
pelajaran ekonomi dan geografi yang diperoleh dari guru mata pelajaran. Nilai
mata pelajaran ekonomi dan geografi tersebut digunakan Peneliti sebagai
pembanding ketercapaian kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran akuntansi.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan cara yang digunakan dalam mengolah
kumpulan data untuk membuktikan hipotesis yang diajukan. Dalam penleitian ini,
Peneliti menggunakan teknik analisis data sebagai berikut :
1. Analisis Statistika Deskriptif
Menurut Sugiyono (2007: 29) Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Informasi yang dapat dihasilkan melalui analisis deskriptif berupa ukuran kecenderungan memusat dan ukuran keragaman. Ukuran kecenderungan memusat meliputi mean, median, dan modus data prestasi akuntansi dan tingkat motivasi belajar siswa. Ukuran keragaman meliputi rentangan, simpangan kuartil, variansi, dan simpangan baku data prestasi akuntansi dan tingkat motivasi belajar siswa.
2. Analisis Statistika Inferensial
Berkebalikan dengan statistik deskriptif, statistik inferensial bertujuan untuk penarikan kesimpulan pada teknik analisis tertentu. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Varians Dua Jalan (Anava Dua Jalan). Teknik ini menuntut adanya uji prasyarat analisis yang dimaksudkan untuk mengetahui pemenuhan syarat suatu sampel. Siswandari (2004:66) mengemukakan bahwa, ” Uji prasyarat dalam analisis varians pada dasarnya menyangkut dua hal yaitu normalitas dan homogenitas variansi”. Menurut pendapat di atas uji prasyarat yang diperlukan dalam analisis varians adalah uji normalitas dan homogenitas. Setelah dua syarat tersebut terpenuhi langkah berikutnya adalah melakukan uji hipotesis. Berikut ini adalah uraian uji prasyarat analisis dan uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini. a. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas
dan homogenitas variansi.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang
diambil dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji
normalitas sampel dalam penelitian ini, Peneliti menggunakan uji
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lv
Anderson-Darling dengan bantuan komputer melalui software
MINITAB. Hipotesis yang akan diuji dalam uji normalitas ini adalah :
H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
H1 : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
Sampel dapat dikatakan berasal dari populasi yang berdistribusi
normal jika p-value yang diperoleh lebih besar dari 0,05.
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas varians ditujukan untuk menguji keseragaman
sampel-sampel dalam penelitian. Untuk menguji homogenitas sampel,
Peneliti menggunkan uji F.
terkecilterbesar
F2
2
ss
=
(Siswandari, 2009: 109)
Hipotesis yang akan diuji dalam uji homogenitas variansi adalah :
H0 = 21s =
22s =
23s =
24s
H1 ≠ Tidak semua varians sama
Hasil perhitungan nilai F selanjutnya dikonsultasikan dengan
nilai F tabel dengan taraf signifikansi 5 %. Suatu sampel dikatakan
himogen jika hasil perhitungan nilai F lebih kecil dari nilai F tabel (F
hitung < F tabel ).
b. Uji hipotesis
Dalam menguji hipotesis yang diajukan, Peneliti menggunakan
bantuan komputer melalui software MINITAB. Uji hipotesis yang dilakukan
berupa :
1) Hipotesis satu :
Terdapat perbedaan pengaruh penerapan Model pembelajaran
berdasarkan masalah (problem based learning) dan model
pembelajaran konvensional.
Hipotesis yang diuji :
H0 : α = 0
H1 : α ≠ 0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lvi
2) Hipotesis dua
Terdapat perbedaan pengaruh antara tingkat motivasi belajar tinggi
dan tingkat motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar
akuntansi.
Hipotesis yang diuji :
H0 : β = 0
H1 : β ≠ 0
3) Hipotesis tiga
Terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan tingkat
motivasi belajar terhadap prestasi belajar.
Hipotesis yang diuji :
H0 : α x β = 0
H1 : α x β ≠ 0
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Diskripsi Data
1. Deskripsi Data Umum
a. Sejarah Berdirinya SMA N 5 Surakarta
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Surakarta berdiri pada tanggal
9 Agustus 1955, berdasarkan SK Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
tertanggal 9 Agustus 1955 No. 4033/B/III. SMA N 5 Surakarta merupakan
pecahan dari SMA N 3 Surakarta, pada awal berdirinya SMA N 5 Surakarta
dipimpin oleh R. Kaboel Dwi Laksono dan bertempat di gedung SMA N 4
Surakarta, kegiatan pembelajaran dilaksanakan pukul 13.00 WIB sampai
dengan pukul 18.00 WIB. Saat didirikan SMA N 5 Surakarta memiliki 12 kelas
dengan empat kelas pada masing-masing tingkatan (kelas 1,2 dan 3).
Lokasi SMA N 5 Surakarta sering berpindah-pindah. Tahun 1958 SMA
N 5 Surakarta pindah ke Jalan Colomadu No.47 Surakarta, sekarang Jl. Laksda
Adi Sucipto No. 1 Surakarta dan menempati gedung pemerintah. Tahun 1974
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lvii
lokasi SMA N 5 Surakarta pindah ke gedung SMPP 40 Surakarta (sekarang
gedung SMA N 6 Surakarta). Tahun 1977 gedung SMA N 5 surakarta pindah
ke Jl. Let. Jend Sutoyo No. 18 hingga sekarang.
Selama 56 tahun berdiri SMA N 5 Surakarta telah mengalami beberapa
kali pergantian Kepala Sekolah. Berikut ini beberapa pejabat yang pernah
menjabat sebagai Kepala SMA N 5 Surakarta: Drs. M. Prawira Negara (1955-
1961); RES. Bratawijaya (1961-1973); Drs. RM. Supeno (1973-1976); Drs.
Soekidjo (1973-1978); R. Soegiyanto (1978-1985); Haryono (1985-1988);
Sutami (1988-1989); Drs. Arnold (1989-1991); Soegimin, M.Sc (1991-1993);
Moejiarno (1993-1998); Drs. Ermus Rwa Soemarso (1998-2003); Endang Sri.
K (2003-2006); Drs. Soedarmono, M. Pd (2006-2007); Drs. Unggul Soedarmo
(2007-2011); Drs. Sugeng Makmur, M.Pd (2011- sekarang).
Pergantian kurikulum SMA tahun 1984 menjadi kurikulum 1994, pada
tahun 1994, mengakibatkan terjadi pergantian nama SMA N 5 Surakarata
menjadi Sekolah Menengah Umum (SMU) N 5 Surakrta. Tahun 2004 terjadi
perubahan kurikulum dari kurikulum 1994 menjadi Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK), akibat perubahan kurikulum ini nama SMU N 5
Surakarata berganti lagi menjadi SMA N 5 Surakarta. Tahun 2006 perubahan
kurikulum kembali terjadi yaitu dari KBK menjadi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) sampai sekarang.
b. Visi Dan Misi SMA N 5 Surakarta
1) Visi SMA N 5 Surakarta
Unggul dalam mutu, berpijak pada budaya bangsa, beriman, bertaqwa
dan mampu menghadapi tantangan global.
2) Misi SMA N 5 Surakrta
Untuk mewujudkan visi, SMA N 5 Surakarta memiliki Misi sebagai
berikut:
a) Menanamkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, serta budi pekerti luhur sesuai dengan budaya bangsa pada
49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lviii
setiap warga sekolah, sehingga sikap dan perilakunya dapat
menjadi panutan bagi masyarakat.
b) Menyeleggarakan pendidikan dan pengajaran yang membentuk
pengembangan diri guru dan memotivasi siswa untuk secara sadar
semakin mandiri dalam membangun pengetahuan,
mengembangkan sikap mulia dan keterampilan untuk dapat
mempertahankan kehidupan yang bermutu.
c) Menumbuhkan semangat kedisiplinan, kejujuran, ketertiban dan
rasa tanggung jawab yang tinggi pada warga sekolah.
d) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif,
sehingga siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi
yang dimiliki.
e) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada
seluruh warga sekolah.
f) Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali dirinya,
agar dapat dikembangkan secara optimal.
g) Menerapkan partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah.
h) Membiasakan perilaku yang menunjukkan budi pekerti luhur.
i) Menumbuhkan sikap dan perilaku yang mencerminkan kepedulian
terhadap kelestarian lingkungan hidup dan sosial kepada warga
sekolah.
c. Letak Geografis SMA N 5 Surakarta
Secara geografis SMA N 5 Surakarta terletak di wilayah surakarta bagian
utara, tepatnya di Jl. Letjend. Sutoyo No. 18 Surakarta. SMA N 5 Surakarta
termasuk dalam wilayah kelurahan Nusukan, kecamatan Banjarsari, kota
madya Surakarta. SMA N 5 Surakarta berdampingan dengan lembaga
pendidikan lain seperti: SD N Cengklik, SMP N 7 Surakarta, SMA N 6
Surakarta, SMK Tunas Pembangunan, Universitas Tunas Pembangunan dan
STIE AUB. Letak SMA N 5 Surakarta cukup strategis, sehingga cukup mudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lix
diakses, meskipun terletak di tepi jalan raya sekolah ini cukup kondusif untuk
belajar.
d. Struktur Organisasi SMA N 5 Surakarta
Sekolah merupakan organisasi yang cukup kompleks, sehingga perlu
adanya pembagian tugas dan tanggung jawab untuk mengoptimalkan kinerja
personil yang ada di dalamnya, sebagai upaya untuk mewujudkan tujuan
sekolah. Berikut ini adalah Struktur Organisasi SMA N 5 Surakarta yang
menggambarkan mekanisme kerja komite sekolah, kepala sekolah, pegawai
sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan siswa. Berikut ini struktur organisasi
SMA N 5 Surakarta:
..............
Keterangan:
: Garis Komando
KOMITE SEKOLAH
KEPALA SEKOLAH
Koordinator Tata Usaha
Guru-guru
Siswa
Wakasek Kesiswaan
Wakasek Kurikulum
Wakasek SarPras
Wakasek Humas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lx
------------------- : Garis Koordinasi
Gambar 3. Struktur Organisasi SMA N 5 Surakarta
2. Deskripsi Data Khusus
Deskripsi data khusus dalam penelitian ini berupa skor tingkat motivasi
belajar siswa dan nilai prestasi belajar akuntansi siswa. Data-data tersebut
diperoleh dari kelas eksprimen yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran
berbasis masalah (Problem Based Learning) dan kelas kontrol yang tidak
mendapat perlakuan diajar dengan model pembelajaran konvensional. Siswa yang
dilibatkan dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas yang berjumlah 68 siswa
yaitu siswa XI IS 4 dan XI IS 5 SMA N 5 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
Skor motivasi belajar siswa digolongkan menjadi dua tingkatan yaitu
motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah. Penggolongan tersebut
didasarkan pada posisi skor masing-masing siswa dibandingkan dengan rata-rata
skor motivasi belajar siswa. Siswa yang memiliki skor motivasi sama dengan atau
lebih dari skor rata-rata digolongkan ke dalam tingkat motivasi belajar tinggi,
sebaliknya siswa yang memiliki skor motivasi belajar dibawah rata-rata skor
motivasi siswa digolongkan ke dalam tingkat motivasi rendah. Berikut disajikan
data dari masing-masing variabel dalam penelitian ini.
a. Deskripsi Data Skor Motivasi Belajar Siswa
Hasil analisis deskriptif data skor motivasi belajar siswa dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 11. Deskripsi Skor Motivasi Belajar Siswa
N 68 Minimum 79,00 Mean 96,37 Maximum 118,00 Standar Deviasi 9,71 Q1 89,00 Standard Error of Mean 1,18 Median 96,00 Trimmed Mean 96,18 Q3 103,75
Sumber: Angket Motivasi Belajar Siswa (diolah)
Mengacu pada tabel di atas dapat dilihat jumlah siswa yang diukur tingkat
motivasinya sebanyak 68 siswa. Rata-rata skor motivasi yang diperoleh dari 68
siswa adalah 96,37. Skor tertinggi yang dicapai siswa 118,00 dan skor terendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxi
adalah 79,00. Rata-rata skor motivasi belajar siswa yang diperoleh dari
pengolahan data di atas digunakan untuk menentukan tingkat motivasi belajar
siswa.
Perolehan angka trimmed mean sebesar 96,18 menunjukkan bahwa rata-rata
data sesudah data tersebut diambil 5% data terkecil dan 5% data terbesar
adalah 96,18. Hal ini bermakna bahwa dalam data tersebut tidak terdapat
outliers, karena perolehan angka mean relatif sama dengan trimmed mean.
Standard error of mean sebesar 1,18 memiliki arti bahwa kesalahan baku dari
rata-rata yang dihitung adalah 1,18. Median sebesar 96,00 menunjukkan bahwa
nilai tengah dari sebaran data tersebut diurutkan dari data terkecil sampai data
terbesar adalah 96,00, Kuartil 1 atau Q1 sebesar 89,00 menunjukkan bahwa
terdapat 25% siswa yang memperoleh skor dibawah 89,00. Sebaliknya, kuartil
3 atau Q3 sebesar 103,75 menunjukkan bahwa terdapat 25% siswa yang
memperoleh skor diatas 103,75.
b. Deskripsi Data Skor Motivasi Belajar Siswa Pada Kelas Ekperimen
Berdasarkan data yang terkumpul diperoleh data skor motivasi belajar
pada kelas ekperimen, skor tertinggi 115 dan skor terendah 79. Pada kelas
eksperimen terdapat 18 siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar tinggi dan
16 siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar rendah. Distribusi frekuensi
skor motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen disajikan dalam tabel dan
histogram yang dapat dilihat pada gambar.
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Belajar Kelas Ekperimen
No. Interval Frekuensi % Frekuensi 1 79 – 84 3 8,8 2 85 – 90 7 23,8 3 91 – 96 6 17,7 4 97 – 102 7 17,7 5 103 – 108 8 23,5 6 109 – 114 2 5,9 7 115 – 120 1 2,9
Jumlah 34 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxii
012345678
79 – 84 85 – 90 91 – 96 97 – 102 103 –108
109 –114
115 –120
3
76
78
21Ju
mla
h SI
SWA
Nilai
Histogram Skor Motivasi Kelas Eksperimen
Gambar 4. Histogram Skor Motivasi Belajar Siswa Pada Kelas Eksperimen c. Deskripsi Data Skor Motivasi Belajar Siswa Pada Kelas Kontrol
Dari data yang terkumpul, diperoleh data skor motivasi belajar tertinggi
pada kelas kontrol yang dicapai siswa adalah 118 dan skor terendah adalah 80.
Pada kelas kontrol terdapat 15 siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar
tinggi dan 19 siswa memiliki tingkat motivasi belajar rendah. Distribusi
frekuensi skor motivasi belajar siswa pada kelas kontrol disajikan pada Tabel
dan Histogramnya dapat dilihat pada gambar.
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Belajar Kelas Pada Kontrol
No. Interval Frekuensi % Frekuensi 1 80 – 85 5 14,7 2 86 – 91 8 23,5 3 92 – 97 9 26,5 4 98 – 103 5 14,7 5 104 – 109 3 8,8 6 110 – 115 2 5,9 7 116 – 121 2 5,9
Jumlah 34 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxiii
0123456789
80 – 85 86 – 91 92 – 97 98 – 103 104 –109
110 –115
116 –121
5
89
5
32 2
Jum
lah
SISW
A
Nilai
Histogram Skor Motivasi Pada Kelas Kontrol
Gambar 5. Histogram Skor Motivasi Belajar Siswa Pada Kelas Kontrol d. Perbandingan Skor Motivasi Belajar Siswa Pada Kelas Eksperimen Dan
Kelas Kontrol
Perbandingan distribusi frekuensi skor motivasi belajar untuk kelas
ekperimen yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran berbasis masalah
(Problem Based Learning) dan kelas kontrol yang diajar dengan model
pembelajaran konvensioanal dapat dilihat pada tabel dan histogram di bawah
ini:
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Perbadingan Skor Motivasi Belajar Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol
No. Interval Frekuensi Frekuensi Kelas Ekperimen Kelas Kontrol
1 79 – 84 3 3 2 85 – 90 8 9 3 91 – 96 6 7 4 97 – 102 6 8 5 103 – 108 8 2 6 109 – 114 2 2 7 115 – 120 3 1
Jumlah 34 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxiv
0123456789
79 – 84 85 – 90 91 – 96 97 –102
103 –108
109 –114
115 –120
3
8
6 6
8
233
9
78
2 21Ju
mla
h SI
SWA
Nilai
Histogram Perbandingan Skor Motivasi Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Gambar 6. Histogram Perbandingan Skor Motivasi Belajar Siswa
e. Deskripsi Data Prestasi Belajar Akuntansi Kelas Eksperimen
Hasil analisis deskriptif data prestasi belajar akuntansi siswa pada kelas
eksperimen yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran berbasis
masalah (Problem Based Learning) dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 15. Deskripsi Prestasi Belajar Akuntansi Kelas Eksperimen
N 34 Minimum 56,00 Mean 80,14 Maximum 98,00 Standar Deviasi 9,96 Q1 71,57 Standard Error of Mean 1,71 Median 84,90 Trimmed Mean 80,54 Q3 89,10
Sumber: Tes Prestasi Akuntansi yang Diolah
Mengacu pada tabel di atas dapat dilihat jumlah siswa yang diukur
prestasinya pada kelas eksperimen sebanyak 34 siswa. Rata-rata nilai yang
diperoleh dari 34 siswa adalah 80,14. Skor tertinggi yang dicapai siswa 98,00
dan skor terendah adalah 56,00. Perolehan angka trimmed mean sebesar 80,54
menunjukkan bahwa rata-rata data sesudah data tersebut diambil 5% data
terkecil dan 5% data terbesar adalah 80,54. Hal ini bermakna bahwa dalam data
tersebut tidak terdapat outliers, karena perolehan angka mean relatif sama
dengan trimmed mean.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxv
Standard error of mean sebesar 1,71 memiliki arti bahwa kesalahan baku
dari rata-rata yang dihitung adalah 1,71. Median sebesar 84,90 menunjukkan
bahwa nilai tengah dari sebaran data tersebut diurutkan dari data terkecil
sampai data terbesar adalah 84,90 kuartil 1 atau Q1 sebesar 71,57
menunjukkan bahwa terdapat 25% siswa yang memperoleh skor dibawah
71,57. Sebaliknya, kuartil 3 atau Q3 sebesar 89,10 menunjukkan bahwa
terdapat 25% siswa yang memperoleh skor diatas 89,10. Data yang diperoleh
selanjutnya disajikan pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 16. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Akuntansi Kelas Eksperimen
No. Interval Frekuensi % Frekuensi 1 56,00 – 62,20 1 2,94 2 62,30 – 68,50 2 5,88 3 68,60 – 74,80 11 32,35 4 74,90 – 81,10 2 5,88 5 81,20 – 87,40 8 23,52 6 87,50 – 93,70 9 26,47 7 93,80 – 100,0 1 2,94
Jumlah 34 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxvi
0
2
4
6
8
10
12
56,00 –62,20
62,30 –68,50
68,60 –74,80
74,90 –81,10
81,20 –87,40
87,50 –93,70
93,80 –100,0
12
11
2
89
1Jum
lah
Sisw
a
Nilai
Histogram Prestasi Belajar Pada Kelas Eksperimen
Gambar 7. Histogram Prestasi Belajar akuntansi Kelas Eksperimen f. Deskripsi Data Prestasi Belajar Akuntansi Kelas Kontrol
Berikut ini disajikan hasil analisis deskriptif prestasi belajar siswa pada
kelas kontrol yang diajar dengan model pembelajaran konvensional.
Tabel 17. Deskripsi Prestasi Belajar Akuntansi Kelas Kontol
N 34 Minimum 60,50 Mean 71,25 Maximum 81,70 Standar Deviasi 6,63 Q1 65,38 Standard Error of Mean 1,14 Median 69,25 Trimmed Mean 71,28 Q3 77,50
Sumber: Tes Prestasi Akuntansi yang Diolah.
Mengacu pada tabel di atas dapat dilihat jumlah siswa pada kelas kontrol
yang diukur prestasinya sebanyak 34 siswa. Rata-rata nilai dari 34 siswa
adalah 71,25. Nilai tertinggi yang dicapai siswa 81,70 dan nilai terendah adalah
60,50. Perolehan angka trimmed mean sebesar 71,28 menunjukkan bahwa rata-
rata data sesudah data tersebut diambil 5% data terkecil dan 5% data terbesar
adalah 71,28. Hal ini bermakna bahwa dalam data tersebut tidak terdapat
outliers, karena perolehan angka mean relatif sama dengan trimmed mean.
Standard error of mean sebesar 1,14 memiliki arti bahwa kesalahan baku
dari rata-rata yang dihitung adalah 1,14. Median sebesar 69,25 menunjukkan
bahwa nilai tengah dari sebaran data tersebut diurutkan dari data terkecil
sampai data terbesar adalah 69,25 kuartil 1 atau Q1 sebesar 65,38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxvii
menunjukkan bahwa terdapat 25% siswa yang memperoleh skor dibawah
65,38. Sebaliknya, kuartil 3 atau Q3 sebesar 77,50 menunjukkan bahwa
terdapat 25% siswa yang memperoleh skor diatas 77,50. Data yang diperoleh
selanjutnya disajikan pada tabel distribusi frekuensi dan histogram berikut ini:
Tabel 18. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Akuntansi Kelas Kontrol
No. Interval Frekuensi % Frekuensi 1 60,50 – 63,70 6 2,94 2 63,80 – 67,00 5 5,88 3 67,10 – 70,30 8 32,35 4 70,40 – 73,60 0 5,88 5 73,70 – 76,90 5 23,52 6 77,00 – 80,20 9 26,47 7 80,30 – 83,50 1 2,94
Jumlah 34 100
0123456789
60,50 –63,70
63,80 –67,00
67,10 –70,30
70,40 –73,60
73,70 –76,90
77,00 –80,20
80,30 –83,50
65
8
0
5
9
1Jum
lah
SISW
A
Nilai
Histogram Prestasi Belajar Pada Kelas Kontrol
Gambar 8. Histogram Prestasi Belajar Akuntansi Kelas Kontrol.
g. Deskripsi Data Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Pada Kelas
Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Perbandingan distribusi frekuensi skor motivasi belajar untuk kelas
ekperimen yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran berbasis masalah
(Problem Based Learning) dan kelas kontrol yang diajar dengan model
pembelajaran konvensioanal dapat dilihat pada gambar 9 berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxviii
Tabel 19. Distribusi Frekuensi Perbandingan Prestasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No. Interval Frekuensi Frekuensi Kelas Ekperimen Kelas Kontrol
1 56,00 – 62,20 1 4 2 62,30 – 68,50 2 11 3 68,60 – 74,80 11 4 4 74,90 – 81,10 2 14 5 81,20 – 87,40 8 1 6 87,50 – 93,70 9 0 7 93,80 – 100,0 1 0
Jumlah 34 34
0
5
10
15
56,00 –62,20
62,30 –68,50
68,60 –74,80
74,90 –81,10
81,20 –87,40
87,50 –93,70
93,80 –100,0
1 2
11
2
8 9
14
11
4
14
1 0 0
Jum
lah
Sisw
a
Nilai
Histogram Perbandingan Prestasi Belajar Pada Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Gambar 9. Histogram Perbandingan Prestasi Belajar Akuntansi Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
h. Deskripsi Data Prestasi Belajar Siswa Dengan Tingkat Motivasi Belajar
Tinggi
Hasil analisis deskriptif prestasi belajar siswa dengan tingkat motivasi
tonggi disajikan pada tabel 15 dibawah ini:
Tabel 20. Deskripsi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan Tingkat Motivasi Belajar Tinggi
N 33 Minimum 75,50 Mean 83,76 Maximum 98,00 Standar Deviasi 5,85 Q1 78,25 Standard Error of Mean 1,02 Median 85,30 Trimmed Mean 85,58 Q3 89,10
Sumber: Tes Prestasi Akuntansi dan Tes Motivasi Belajar yang Diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxix
Mengacu pada tabel di atas dapat dilihat jumlah siswa yang memiliki
tingkat motivasi belajar tinggi sebanyak 33 siswa. Rata-rata nilai dari 33 siswa
adalah 83,76. Nilai tertinggi yang dicapai siswa 98,00 dan nilai terendah adalah
75,50. Perolehan angka trimmed mean sebesar 85,58 menunjukkan bahwa rata-
rata data sesudah data tersebut diambil 5% data terkecil dan 5% data terbesar
adalah 85,58. Hal ini bermakna bahwa dalam data tersebut tidak terdapat
outliers, karena perolehan angka mean relatif sama dengan trimmed mean.
Standard error of mean sebesar 1,02 memiliki arti bahwa kesalahan baku
dari rata-rata yang dihitung adalah 1,02. Median sebesar 85,30 menunjukkan
bahwa nilai tengah dari sebaran data tersebut diurutkan dari data terkecil
sampai data terbesar adalah 85,30. Kuartil 1 atau Q1 sebesar 78,25
menunjukkan bahwa terdapat 25% siswa yang memperoleh skor dibawah
78,25. Sebaliknya, kuartil 3 atau Q3 sebesar 89,10 menunjukkan bahwa
terdapat 25% siswa yang memperoleh skor diatas 89,10. Data yang diperoleh
selanjutnya disajikan pada tabel distribusi frekuensi dan histogram sebagai
berikut:
Tabel 21. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan Tingkat Motivasi Belajar Tinggi
No. Interval Frekuensi % Frekuensi 1 75,50 – 79,41 11 33,33 2 79,42 – 83,33 4 12,12 3 83,34 – 87,25 6 18,18 4 87,26 – 91,17 9 27,27 5 91,18 – 95,09 0 0 6 95,10 – 99,01 1 3,03
33 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxx
11
46
9
01
02468
1012
75,50 –79,41
79,42 –83,33
83,34 –87,25
87,26 –91,17
91,18 –95,09
95,10 –99,01
Jum
lah
Sisw
a
Nilai
Histogram Prestasi Belajar Siswa Dengan Tingkat Motivasi Belajar Tinggi
Gambar 10. Histogram Prestasi Belajar Siswa Dengan Tingkat Motivasi Belajar Tinggi
i. Deskripsi Data Prestasi Belajar Siswa Dengan Tingkat Motivasi Belajar
Rendah
Berikut ini disajikan hasil analisis deskriptif prestasi belajar siswa dengan
tingkat motivasi rendah.
Tabel 22. Deskripsi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan Tingkat Motivasi Rendah
N 35 Minimum 56,00 Mean 68,09 Maximum 80,20 Standar Deviasi 4,87 Q1 64,00 Standard Error of Mean 0,82 Median 65,50 Trimmed Mean 68,11 Q3 71,50
Sumber: Tes Prestasi Akuntansi Dan Tes Motivasi Belajar
Mengacu pada tabel di atas dapat dilihat jumlah siswa yang memiliki
tingkat motivasi belajar rendah sebanyak 35 siswa. Rata-rata nilai dari 35 siswa
adalah 68,09. Nilai tertinggi yang dicapai siswa 80,20 dan nilai terendah adalah
56,00. Perolehan angka trimmed mean sebesar 68,11 menunjukkan bahwa rata-
rata data sesudah data tersebut diambil 5% data terkecil dan 5% data terbesar
adalah 68,11. Hal ini bermakna bahwa dalam data tersebut tidak terdapat
outliers, karena perolehan angka mean relatif sama dengan trimmed mean.
Standard error of mean sebesar 0,82 memiliki arti bahwa kesalahan baku
dari rata-rata yang dihitung adalah 0,82. Median sebesar 65,50 menunjukkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxi
bahwa nilai tengah dari sebaran data tersebut diurutkan dari data terkecil
sampai data terbesar adalah 65,50. Kuartil 1 atau Q1 sebesar 64,00
menunjukkan bahwa terdapat 25% siswa yang memperoleh skor dibawah
64,00. Sebaliknya, kuartil 3 atau Q3 sebesar 71,50 menunjukkan bahwa
terdapat 25% siswa yang memperoleh skor diatas 71,50. Data yang diperoleh
selanjutnya disajikan pada tabel distribusi frekuensi dan histogram sebagai
berikut:
Tabel 23. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan Tingkat Motivasi Belajar Rendah
No. Interval Frekuensi % Frekuensi 1 56,00 – 59,60 1 2,85 2 59,61 – 63,21 4 11,42 3 63,22 – 66,82 8 22,85 4 66,83 – 70,43 12 34,28 5 70,44 – 74,03 6 17,11 6 74,04 – 77,64 3 8,57 7 77,65 – 81,25 1 2,85
35 100
14
8
12
63
10
5
10
15
56,00 –59,60
59,61 –63,21
63,22 –66,82
66,83 –70,43
70,44 –74,03
74,04 –77,64
77,65 --81,25
Jum
lah
Sisw
a
Nilai
Histogram Prestasi Belajar Siswa Dengan Tingkat Motivasi Belajar Rendah
Gambar 12. Histogram Prestasi Belajar Siswa Dengan Tingkat Motivasi Belajar Rendah
j. Deskripsi Data Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan Tingkat
Motivasi Belajar Tinggi Pada Kelas Eksperimen
Berikut ini disajikan hasil analisis deskriptif prestasi belajar akuntansi
siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar tinggi pada kelas eksperimen.
Tabel 24. Deskripsi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan Tingkat Motivasi Belajar Tinggi Pada Kelas Eksperimen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxii
N 18 Minimum 84,50 Mean 88,49 Maximum 98,00 Standar Deviasi 3,10 Q1 86,10 Standard Error of Mean 0,73 Median 88,80 Trimmed Mean 88,14 Q3 89,85
Sumber: Tes Prestasi Akuntansi Dan Angket Motivasi Belajar yang Diolah
Mengacu pada tabel di atas siswa yang memiliki tingkat motivasi tinggi
pada kelas eksperimen sebanyak 18 siswa. Rata-rata nilai yang diperoleh dari
18 siswa adalah 88,49. Nilai tertinggi yang dicapai siswa 98,00 dan nilai
terendah adalah 84,50. Perolehan angka trimmed mean sebesar 88,14
menunjukkan bahwa rata-rata data sesudah data tersebut diambil 5% data
terkecil dan 5% data terbesar adalah 88,14. Hal ini bermakna bahwa dalam data
tersebut tidak terdapat outliers, karena perolehan angka mean relatif sama
dengan trimmed mean.
Standard error of mean sebesar 0,73 memiliki arti bahwa kesalahan baku
dari rata-rata yang dihitung adalah 0,73. Median sebesar 88,80 menunjukkan
bahwa nilai tengah dari sebaran data tersebut diurutkan dari data terkecil
sampai data terbesar adalah 88,80 kuartil 1 atau Q1 sebesar 86,10
menunjukkan bahwa terdapat 25% siswa yang memperoleh skor dibawah
86,10. Sebaliknya, kuartil 3 atau Q3 sebesar 89,85 menunjukkan bahwa
terdapat 25% siswa yang memperoleh skor diatas 89,85. Data yang diperoleh
selanjutnya disajikan pada tabel distribusi frekuensi dan histogram sebagai
berikut:
Tabel 25. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan Tingkat Motivasi Belajar Tinggi Kelas Eksperimen
No. Interval Frekuensi % Frekuensi 1 84,50 - 86,91 7 38,88 2 86,92 - 89,33 4 22,22 3 89,34 – 91,75 6 33,33 4 91,76 – 94,17 0 0 5 94,18 – 96,59 0 0 6 96,60 – 99,01 1 5,55 Jumlah 18 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxiii
0
2
4
6
8
84,50 -86,91
86,92 -89,33
89,34 –91,75
91,76 –94,17
94,18 –96,59
96,60 –99,01
7
46
0 0 1
jum
lah
sisw
a
Nilai
Histogram Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan Tingkat Motivasi Belajar Tinggi Kelas Eksperimen
Gambar 12 . Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan Tingkat Motivasi Belajar Tinggi Kelas Eksperimen
k. Deskripsi Data Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan Tingkat
Motivasi Belajar Rendah Pada Kelas Eksperimen
Berikut ini disajikan hasil analisis deskriptif prestasi belajar siswa dengan
tingkat motivasi rendah pada kelas eskperimen.
Tabel 26. Deskripsi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan Tingkat Motivasi Belajar Rendah Pada Kelas Eksperimen
N 16 Minimum 56,00 Mean 70,74 Maximum 80,20 Standar Deviasi 5,42 Q1 69,25 Standard Error of Mean 1,36 Median 71,55 Trimmed Mean 71,12 Q3 73,97
Sumber: Tes Prestasi Akuntansi Dan Angket Motivasi Belajar yang Diolah
Mengacu pada tabel di atas siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar
rendah pada kelas eksperimen sebanyak 16 siswa. Rata-rata nilai yang
diperoleh dari 16 siswa adalah 70,74. Nilai tertinggi yang dicapai siswa 80,20
dan nilai terendah adalah 56,00. Perolehan angka trimmed mean sebesar 71,12
menunjukkan bahwa rata-rata data sesudah data tersebut diambil 5% data
terkecil dan 5% data terbesar adalah 71,12. Hal ini bermakna bahwa dalam data
tersebut tidak terdapat outliers, karena perolehan angka mean relatif sama
dengan trimmed mean.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxiv
Standard error of mean sebesar 1,36 memiliki arti bahwa kesalahan baku
dari rata-rata yang dihitung adalah 1,36. Median sebesar 71,55 menunjukkan
bahwa nilai tengah dari sebaran data tersebut diurutkan dari data terkecil
sampai data terbesar adalah 71,55 kuartil 1 atau Q1 sebesar 69,25
menunjukkan bahwa terdapat 25% siswa yang memperoleh skor dibawah
69,25. Sebaliknya, kuartil 3 atau Q3 sebesar 73,97 menunjukkan bahwa
terdapat 25% siswa yang memperoleh skor diatas 73,97. Data yang diperoleh
selanjutnya disajikan pada tabel distribusi frekuensi dan histogram sebagai
berikut:
Tabel 27. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan Tingkat Motivasi Belajar Rendah Kelas Eksperimen
No. Interval Frekuensi % Frekuensi
1 56,00 – 61,00 1 6,25 2 62,00 – 67,00 2 12,5 3 68,00 – 73,00 9 56,25 4 74,00 – 79,00 3 18,75 5 80,00 – 85,00 1 6,25 Jumlah 16 100
0123456789
56,00 –61,00
62,00 –67,00
68,00 –73,00
74,00 –79,00
80,00 –85,00
12
9
3
1
Jum
lah
sisw
a
Nilai
Histogram Prestasi Belajar Siswa Dengan Tingkat Motivasi Belajar Rendah Pada Kelas Eksperimen
Gambar 13. Histogram Prestasi Belajar Siswa Dengan Tingkat Motivasi Belajar Rendah Pada Kelas Eksperimen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxv
l. Deskripsi Data Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan Tingkat
Motivasi Belajar Tinggi Pada Kelas Kontrol
Berikut ini disajikan hasil analisis deskriptif prestasi belajar siswa dengan
tingkat motivasi tinggi pada kelas kontrol.
Tabel 28. Deskripsi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan Tingkat Motivasi Belajar Tinggi Pada Kelas Kontrol
N 15 Minimum 75,50 Mean 78,07 Maximum 81,70 Standar Deviasi 1,75 Q1 76,70 Standard Error of Mean 0,45 Median 71,60 Trimmed Mean 77,99 Q3 79,50
Sumber: Tes Prestasi Akuntansi Dan Angket Motivasi Belajar yang Diolah
Mengacu pada tabel di atas siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar
tinggi pada kelas kontrol sebanyak 15 siswa. Rata-rata nilai yang diperoleh dari
15 siswa adalah 78,07. Nilai tertinggi yang dicapai siswa 81,70 dan nilai
terendah adalah 75,50. Perolehan angka trimmed mean sebesar 77,99
menunjukkan bahwa rata-rata data sesudah data tersebut diambil 5% data
terkecil dan 5% data terbesar adalah 77,99. Hal ini bermakna bahwa dalam data
tersebut tidak terdapat outliers, karena perolehan angka mean relatif sama
dengan trimmed mean.
Standard error of mean sebesar 0,45 memiliki arti bahwa kesalahan baku
dari rata-rata yang dihitung adalah 0,45. Median sebesar 71,60 menunjukkan
bahwa nilai tengah dari sebaran data tersebut diurutkan dari data terkecil
sampai data terbesar adalah 71,60 kuartil 1 atau Q1 sebesar 76,70
menunjukkan bahwa terdapat 25% siswa yang memperoleh skor dibawah
76,70. Sebaliknya, kuartil 3 atau Q3 sebesar 79,50 menunjukkan bahwa
terdapat 25% siswa yang memperoleh skor diatas 79,50. Data yang diperoleh
selanjutnya disajikan pada tabel distribusi frekuensi dan histogram sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxvi
Tabel 29. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan Tingkat Motivasi Belajar Tinggi Pada Kelas Kontrol
No. Interval Frekuensi % Frekuensi
1 75,50 – 76,94 5 33,33 2 76,95 – 78,39 3 20,00 3 78,40 – 79,84 5 33,33 4 79,85 – 81,29 1 6,66 5 81,30 – 82,74 1 6.66
Jumlah 15 100
0
2
4
6
75,50 –76,94
76,95 –78,39
78,40 –79,84
79,85 –81,29 81,30 –
82,74
5
35
1 1Jum
lah
sisw
a
Nilai
Histogram Prestasi Belajar Siswa Dengan Tingkat Motivasi Belajar Tinggi Pada Kelas Kontrol
Gambar 14. Histogram Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan Tingkat Motivasi Tinggi Pada Kelas Kontrol
m. Deskripsi Data Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan Tingkat
Motivasi Belajar Rendah Pada Kelas Kontrol
Berikut ini disajikan hasil analisis deskriptif prestasi belajar siswa dengan
tingkat motivasi rendah pada kelas Kontrol.
Tabel 30. Deskripsi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan Tingkat Motivasi Belajar Rendah Pada Kelas Kontrol
N 19 Minimum 60,50 Mean 65,50 Maximum 69,50 Standar Deviasi 2,98 Q1 63,50 Standard Error of Mean 0,68 Median 66,50 Trimmed Mean 65,97 Q3 68,50
Sumber: Tes Prestasi Akuntansi Dan Angket Motivasi Belajar yang Diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxvii
Mengacu pada tabel di atas siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar
rendah pada kelas kontrol sebanyak 19 siswa. Rata-rata nilai yang diperoleh
dari 19 siswa adalah 65,50. Nilai tertinggi yang dicapai siswa 69,50 dan nilai
terendah adalah 60,05. Perolehan angka trimmed mean sebesar 65,97
menunjukkan bahwa rata-rata data sesudah data tersebut diambil 5% data
terkecil dan 5% data terbesar adalah 65,97. Hal ini bermakna bahwa dalam data
tersebut tidak terdapat outliers, karena perolehan angka mean relatif sama
dengan trimmed mean.
Standard error of mean sebesar 0,68 memiliki arti bahwa kesalahan baku
dari rata-rata yang dihitung adalah 0,68. Median sebesar 66,50 menunjukkan
bahwa nilai tengah dari sebaran data tersebut diurutkan dari data terkecil
sampai data terbesar adalah 66,50 kuartil 1 atau Q1 sebesar 63,50
menunjukkan bahwa terdapat 25% siswa yang memperoleh skor dibawah
63,50. Sebaliknya, kuartil 3 atau Q3 sebesar 68,50 menunjukkan bahwa
terdapat 25% siswa yang memperoleh skor diatas 68,50. Data yang diperoleh
selanjutnya disajikan pada tabel distribusi frekuensi dan histogram sebagai
berikut:
Tabel 31. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan Tingkat Motivasi Belajar Rendah Pada Kelas Kontrol
No. Interval Frekuensi % Frekuensi 1 60,50 – 62,00 4 21,05 2 62,01 – 63,51 2 10,52 3 63,52 – 65,02 2 10,52 4 65,03 – 66,53 2 10,52 5 66,54 – 68,04 3 15,78 6 68,05 – 69,55 6 31,57
Jumlah 19 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxviii
01234
60,50 –62,00
62,01 –63,51
63,52 –65,02
65,03 –66,53
66,54 –68,04 68,05 –
69,55
4
2 2 23
2
Jum
lah
sisw
a
Nilai
Histogram Prestasi Belajar Siswa Dengan Tingkat Motivasi Belajar Rendah Pada Kelas Kontrol
Gambar 15. Histogram Prestasi Belajar Siswa Dengan Tingkat Motivasi Rendah Pada Kelas Kontrol
B. Pengujian Persyaratan Analisis
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data ANAVA dua jalan.
Terdapat beberapa syarat yang dituntut dalam penggunaan teknik analisis data ini.
Syarat tersebut adalah uji normalitas dan homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil
dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dalam
penelitian ini menggunakan Sofware MINITAB dengan uji Anderson Darling.
Berdasarkan hasil uji normalitas diperoleh hasil p-value sebesar 0,401. Hasil
tersebut kemudian dikonsultasikan dengan α sebesar 0,05, sehingga dapat
disimpulkan bahawa sampel yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi
normal karena p-value > α (0,401>0,05).
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui sampel berasal dari
populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas dalam penelitian ini
menggunakan uji F. Berdasarkan hasil pengujian dengan uji F disimpulkan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxix
sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang homogen karena F hitung < F
tabel (2,63 < 4,08)
C. Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini pengujian hipotesis menggunakan teknik Analisis
Variansi dua jalan dengan desain faktorial 2x2, untuk mencari pengaruh model
pembelajaran dan tingkat motivasi terhadap prestasi. Menggunakan uji t untuk
mencari perbedaan pengaruh masing-masing variabel terhadap prestasi. Hasil
hitungan dengan bantuan komputer melalui software MINITAB secara lengkap
dapat dilihat dalam lampiran 22. Berikut ini disajikan ringkasan perhitungan
pengujian hipotesis.
1. Uji Anava Dua Jalan
Ringkasan hasil analisis anava dua jalan sel tak sama dengan taraf
sigifikansi 0,05, disajikan pada Tabel 27. dibawah ini.
Tabel 32. Ringkasan Hasil Perhitungan Anava Dua Jalan
Source DF Seq SS Adj SS Adj MS Fobs Ftabel P Model (A) Motivasi (B) Model*Motivasi (AB) Error Total
1 1 1 64 67
1342,7 3787,6 129,5 808,4 6068,3
985,6 3780,
2 129,5 808,4
985,6 3780,2 129,5 12,6
78,03 299,2
6 10,25
3,988
3,988
3,988
0,000 0,000 0,002
Berdasarkan Tabel 22. di atas menunjukkan bahwa:
1. FA = 78,03 > F0,05;1,64 = 3,988; H0A ditolak.
Dari hasil rangkuman analisis variansi dua jalan yang ditunjukkan pada
Tabel 27. di atas dapat diketahui bahwa FA = 78,03 dan F0,05;1,64 = 3,988
dengan daerah kritik untuk FA adalah DK={F/F>3,988}, sehingga H0A
ditolak, ini berarti terdapat perbedaan pengaruh antara penerapan model
pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran konvensional
terhadap prestasi belajar akuntansi.
2. FB = 299,26 > F0,05;1,64 = 3,988; H0A ditolak.
Berdasarkan rangkuman hasil perhitungan anava dua jalan pada Tabel 27
di atas diketahui bahwa FB = 299,26 dan F0,05;1,64 = 3,988 dengan daerah
kritis untuk FB adalah DK= {F/F>3,988}, sehingga H0B ditolak, dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxx
kata lain terdapat perbedaan pengaruh antara tingkat motivasi belajar
tinggi dan tingkat motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar
akuntansi.
3. FAB = 10,25 > F0,05;1,64 = 3,998; H0AB ditolak
Rangkuman hasil perhitungan anava dua jalan pada Tabel 27 di atas
menunjukkan FAB = 10,25 dan F0,05;1,64 = 3,988 dengan daerah kritis untuk
FAB DK= {F/F>3,988}, sehingga H0AB ditolak, atau dapat dikatakan
terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan motivasi
belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa.
2. Uji Lanjut Pasca Anava (Uji t)
Uji lanjut pasca anava betujuan untuk mengetahui signifikansi perbedaan
pengaruh antara penerapan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
Learning) dan penerapan model pembelajaran konvensional terhadap prestasi
belajar akuntansi serta signifikansi perbedaan pengaruh tingkat motivasi belajar
tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar. Berikut ini disajikan
ringkasan perhitungan uji t setelah anava.
Tabel 33. Ringkasan Perhitungan Komparasi Setelah Anava
Komparasi tobs t tabel p-value Alpha (α)
PBL vs Konvensioanl 4,33 2,003 0,00 0,05
Motivasi tinggi vs Motivasi
rendah
11,95 2,003 0,00 0,05
Berdasarkan rangkuman pada baris pertama tabel 33 dapat disimpulkan
H0 ditolak karena tobs= 4,33 > ttabel (0,05;34)= 2,003. Hal ini berarti terdapat
perbedaan yang signifikan prestasi belajar akuntansi siswa yang diajar dengan
model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran konvensional.
Berdasarkan rangkuman baris kedua tabel 33 dapat disimpulkan H0 ditolak karena
tobs= 11,95 > ttabel (0,05;34)= 2,003, hal ini berarti terdapat perbedaan prestasi belajar
yang signifikan antara siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar tinggi dan
siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxi
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis tersebut, maka dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut:
1. Terdapat Perbedaan Pengaruh Penerapan Model pembelajaran berbasis
masalah (Problem Based Leraning) Dan Model
Pembelajaran Konvensional Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa
Dari perhitungan anava dua jalan sel tak sama diperoleh hasil FA = 78,03
> F0,05;1,64 = 3,988. Hal ini berarti penerapan model pembelajaran berbasis
masalah dan model pembelajaran konvensional memiliki pengaruh yang berbeda
terhadap prestasi belajar siswa, untuk mengetahui signifikansi perbedaan
pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
Learning) dan model pembelajaran konvensioanal dilakukan pengujian dengan
menggunakan uji t. Berdasarkan pengujian dengan uji t tersebut diperoleh hasil
tobs= 4,33 > t0,05;34 = 2,003 . Hal ini berarti bahwa penerapan model pembelajaran
berbasis masalah (Problem Based Learning) dan model pembelajaran
konvensioanal memiliki perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi
belajar akuntansi siswa.
Siswa yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran berbasis
masalah (Problem Based Learning) ternyata memiliki rata-rata nilai yang lebih
tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan model pembelajaran
konvensional yaitu 80,14 > 71,25. Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam
penelitian ini dapat dikatakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem
Based Learning) lebih efektif dibanding dengan model pembelajaran
konvensional. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran dengan model
pembelajaran berbasis masalah siswa dituntut berperan aktif dalam
pembelajarannnya mulai dari merumuskan permasalahan, melakukan pencaraian
data untuk menyelesaikan permasalahan, merumuskan solusi, mempresentasikan
hasil diskusi pemecahan permasalahan hingga merumuskan solusi terbaik sebagai
hasil dari pembelajaran, sehingga pengalaman belajar yang diperoleh akan lebih
bertahan lama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxii
Model pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang
berpusat pada guru, dimana terjadi pemindahan pengalaman dan informasi dari
guru kepada siswa dengan cara guru memberikan keterangan, definisi, prinsip,
konsep pembelajaran serta contoh pemecahan soal dengan cara ceramah,
demonstrasi dan penugasan. Pembelajaran akuntansi dengan model konvensional
seperti ini membuat siswa menjadi malas dan cepat merasa bosan, karena aktivitas
siswa hanya mendengar, mencatat, dan menghafal semua penjelasan dari guru.
2. Terdapat Perbedaan Pengaruh Antara Siswa Dengan Tingkat Motivasi
Belajar Tinggi Dan Siswa Dengan Tingkat Motivasi Belajar Rendah
Terhadap Presatsi Belajar Siswa
Berdasarkan hasil perhitungan anava dua jalan sel tak sama diperoleh
hasil FB = 299,26 > F0,05;1,64 = 3,988. Hal ini berarti tingkat motivasi belajar dapat
mempengarui prestasi belajar siswa, untuk mengetahui tingkat signifikansi
perbedaan pengaruh antara tingkat motivasi belajar tinggi dan tingkat motivasi
belajar rendah terhadap prestasi belajar akuntansi, dilakukan pengujian lebih
lanjut dengan menggunakan uji t . Berdasarkan pengujian dengan uji t tersebut
diperoleh hasil tobs= 11,95 > t0,05;34= 2,003. Hal ini berarti bahwa tingkat motivasi
belajar tinggi dan tingkat motivasi belajar rendah memiliki perbedaan pengaruh
yang signifikan terhadap prestasi belajar akuntansi siswa.
Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi memperoleh rata-rata nilai
yang jauh lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki tingkat motivasi
rendah yaitu 83,76 > 68,09. Hal ini sesuai dengan teori yang ada, yaitu motivasi
belajar merupakan keseluruhan daya penggerak psikis dari dalam ataupun dari
luar diri siswa yang dapat menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah
pada kegiatan belajarnya untuk mencapai tujuan belajar. Siswa dengan motivasi
belajar tinggi memiliki dorongan yang kuat dalam belajar sehingga mereka
memiliki kesadaran yang lebih baik tentang manfaat dari pembelajaran tersebut.
Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi tidak cepat merasa puas dalam
belajar, sehingga mereka akan terus merasa penasaran dalam menguasai ilmu,
selalu ingin segera memecahkan permasalahan yang ada dan mereka cenderung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxiii
tidak mudah putus asa dalam belajar. Berbeda dengan siswa dengan motivasi
belajar rendah mereka cenderung merasa bosan dalam belajar, karena dorongan
rasa ingin tahunya yang lemah.
3. Terdapat Pengaruh Interaksi Model Pembelajaran Dan Tingkat Motivasi
Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Hasil analisis variansi dua jalan dengan sel berbeda menunjukkan hasil
FAB = 10,25 > F0,05;1,64 = 3,998, hal ini berarti bahawa model pembelajaran
bersama dengan tingkat motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar
akuntansi siswa. Adanya interaksi antara model pembelajaran dan tingkat
motivasi dapat dilihat pada tabel dibwah ini:
Tabel 34. Kombinasi Antara Metode Pembelajaran dan Tingkat Motivasi Berprestasi Siswa
No.
Kombinasi Rata-Rata Prestasi
Akuntansi Siswa
Model Pembelajaran
Tingkat Motivasi Belajar Siswa
1. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning)
Tinggi 88,49
2. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning)
Rendah 70,74
3. Model pembelajaran konvensional Tinggi 78,07 4. Model pembelajaran konvensional Rendah 65,05
Tabel di atas menunjukkan hasil bahwa model pembelajaran berbasis
masalah dikombinasikan dengan tingkat motivasi belajar tinggi memiliki rata-rata
nilai akuntansi yang paling tinggi yaitu 88, 49, hal ini karena dalam model
pembelajaran berbasis masalah siswa dituntut untuk terlibat aktif dan mandiri
dalam pembelajaran. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan lebih
merasa antusias dalam mengikuti pembelajaran, karena mereka memiliki
kebebasan untuk menggali dan memperdalam ilmunya, sehingga kegiatan
pembelajaran menjadi lebih bermakna. Rata-rata prestasi tinggi yang kedua
diperoleh dari kombinasi pembelajaran konvensional dan tingkat motivasi tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxiv
yaitu 78,07. Hal ini membuktikan bahwa tingkat motivasi menghasilkan prestasi
belajar yang lebih baik, pada model pembelajaran berbasis masalah ataupun pada
model pembelajaran konvensional.
Rata-rata prestasi belajar akuntansi yang ke tiga diperoleh dari kombinasi
model pembelajaran berbasis masalah dengan tingkat motivasi rendah, hasil ini
lebih rendah dari kombinasi model pembelajaran konvensional dan tingkat
motivasi tinggi, keadaan ini mungkin disebabkan karena siswa yang memiliki
tingkat motivasi rendah menemui sedikit kendala dalam pembelajaran berbasis
masalah karena mereka dituntut untuk aktif mencari data sebagai pemecahan
masalah dan berdiskusi sedangkan mereka tidak terbiasa melakukan hal itu.
Rata-rata prestasi belajar akuntansi yang terendah diperoleh kombinasi
tingkat motivasi rendah dengan model pembelajaran konvensional, dalam
pembelajaran ini bila siswa tidak mau mendengarkan penjelasan guru dan enggan
untuk mencatat dan berlatih soal maka siswa tersebut mengalami kesulitan dalam
tes atau ulangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxv
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan kajian teori dan didukung hasil analisis serta mengacu pada
perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan pengaruh penerapan model pembelajaran berdasarkan
masalah (Problem Based Learning) dan model pembelajaran konvensional
terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IS SMA N 5 Surakarta.
Hal ini dibuktikan dengan analisis variansi dua jalan dengan sel berbeda
yaitu FA = 78,03 > F0,05;1,64 = 3,988
2. Terdapat perbedaan pengaruh antara tingkat motivasi belajar tinggi dan
tingkat motivasi belajar rendah terhap prestasi belajar akuntansi siswa
kelas XI IS SMA N 5 Surakarta. Kesimpulan ini dibuktikan dengan
analisis variansi dua jalan dengan sel berbeda dengan hasil FB = 299,26 >
F0,05;1,64 = 3,988.
3. Terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan tingkat
motivasi belajar akuntansi siswa kelas XI IS SMA N 5 Surakarta. Hal ini
dibuktikan dengan analisis variansi dua jalan dengan sel berbeda dengan
hasil FAB = 10,25 > F0,05;1,64 = 3,988.
B. Imlikasi
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian di atas, maka dapat dikaji lebih
lanjut implikasinya baik implikasi teoretis maupun implikasi praktis, yaitu sebagai
berikut:
1. Implikasi Teoretis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alat pembuktian bahwa
penerapan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dan
tingkat motivasi belajar dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Hal ini sesuai
dengan teori model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning)
merupakan model pembelajaran yang bersifat student center yang menuntut
77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxvi
keaktifan siswa. Keterlibatan tersebut berupa keharusan siswa untuk
mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan dari suatu materi, dengan
menggunakan serangkaian investigasi berdasarkan teori, konsep, dan prinsip,
sehingga siswa lebih mandiri dalam belajar, dengan begitu ilmu yang
diperolehnya akan bertahan lama karena siswa ikut berperan dalam pembelajaran.
Motivasi belajar dapat mempengaruhi prestasi belajar akuntansi siswa,
hal ini sesuai dengan teori bahwa motivasi belajar merupakan pendorong kegiatan
belajar, motivasi juga berfungsi sebagai pengarah dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Siswa yang memiliki motivasi tinggi akan lebih antusias dalam
belajar sehingga hasil yang dicapai akan lebih optimal.
2. Implikasi Praktis
Berdasarkan hasil penelitian di atas terbukti bahwa model pembelajaran
berdasarkan masalah dapat menghasilkan prestasi belajar akuntansi yang lebih
baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional, sehingga model
pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dapat dipertimbangkan
untuk diterapkan dalam pembelajaran oleh guru mata pelajaran akuntansi. Berikut
ini cara-cara yang dapat dilakukan oleh guru akuntansi yang ingin menerapkan
model pembelajaran berdasarkan masalah, anatara lain:
a) Menyiapkan permasalahan atau kasus yang sesuai dengan materi yang
akan dibahas.
b) Menyiapkan logistik atau perlengkapan yang diperlukan dalam
pembelajaran dan menjelaskan kepada siswa tentang pembelajaran yang
akan dilakukan sehingga diharapkan siswa dapat terlibat aktif dalam
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
c) Membentuk kelompok yang heterogen agar dalam kelompok tersebut
terjadi kerjasama yang baik.
d) Memfasilitasi pembelajaran.
Penelitian ini juga membuktikan bahwa tingkat motivasi belajar memilki
pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar, oleh karena itu diharapkan
guru dapat selalu memotivasi siswanya, hal ini dapat dilakukan dengan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxvii
a) Selalu memberikan penghargaan terhadap apa yang telah dicapai oleh
siswa.
b) Menerapkan model-model pembelajaran yang berpusat pada siswa
sehingga, siswa menjadi lebih termotivasi dalam belajar.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah diuraikan sebelumnya,
maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
Sekolah dalam hal ini kepala sekolah hendaknya memberikan kesempatan
dan fasilitas kepada guru untuk mengikuti kegiatan ilmiah, seminar,
workshop, diklat dan penelitian tentang penyelengaraan pembelajaran di
kelas sehingga, guru akan lebih terbuka wawasannya untuk menerapkan
pembelajaran yang inovatif di kelas.
2. Bagi Guru
Berangkat dari hasil penelitian di atas guru akuntansi dapat
mempertimbangkan model pembelajaran berbasis masalah untuk
diterapkan dalam pembelajaran akuntansi, selain itu guru juga harus
senantiasa dapat memotivasi siswa agar semakin bersemangat dalam
belajar.
3. Bagi Siswa
Siswa disarankan untuk terlibat aktif dalam pembelajaran, sehingga dapat
masuk dalam pembahasan materi. Siswa yang terlibat aktif dalam
pembelajaran akan dapat merasakan bahwa akuntansi bukan mata
pelajaran yang membosankan melainkan pelajaran yang menyenangkan
dan sarat akan permasalahan yang sangat menarik untuk dipecahkan.
DAFTAR PUSTAKA
Arends, Richard I. 2004. Learning To Teach. New York: Mc Graw Hill.
Boud, David and Falletti, Graham I. 1997. The Challenge of Problem Based
Learning. London: Kongan Page.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxviii
Bruce, Joyce dan Weil, Marsha. 2010. Model Of Teaching. New Jersey: Practice Hall.
Dimyati, Mudjiono. 1999. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dini Octoria. 2006. Peningkatan Kemampuan Akuntansi Siswa Melalui Model
Pembelajaran Berdasarkan Masalah Ditinjau Dari Tingkat Kecerdasan Siswa. Skripsi. Surakarta: Program Studi Pendidikan Ekonomi. FKIP. UNS
Djamarah, Syaiful Bahri Dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto, Sutijan. 2000. Belajar Pembelajaran I.
Surakarta : UNS Pres.
Hamzah B. Uno. 2009. Teori Motivasi dan Pengukurannya. 2009. Jakarta: Bumi
Aksara.
Hongren. Harisson. Bamber. 2004. Accounting. New York: Prentice Hall.
Ibrahim Bilgin, Erdal Senocak, Mustafa Sozbilir. 2009. “ The Effect of Problem-
Based Learning Instructioan on University Student’s Performance of
Conceptual and Quantitative Problem in Gas Concepts. Eurasia Journal
Of Mathematics, Science & Technologi Education. 5(2), 153-164.
I Wayan Dasna Dan Sutrisno. 2007. Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem-BasedLearning).
(http://bankskripsi.com/archive/http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09
/19/pembelajaran-berbasis-masalah, diakses 20 juni 2010)
Ketut Juliantara. Pembelajaran konvensional. 2009. (xpresiriau.com/artikel-tulisan.../pembelajaran-konvensional/ - Tembolok - Mirip diakses 25 November 2010). LuAnn Wilkerson, Wim H. Gijselaers. Bringing Problem Based Learning To
Higher Education. 1996. Jossey-Bass Publishers.
Martinis Yamin. 2006. Sertifikasi Profesi Keguruan Di Indonesia. Jakarta: Gaung Persada Pers.
Masidjo I. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.
Muhammad Affandi. 2009. “Perencanaan Pendidikan Dasar”. Jurnal Ilmiah
Kependidikan, Vol. I, No. 2 (Maret 2009).
Muhibbin Syah. 2005. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxix
Mulyani Sumantri, Johar Permana. Strategi Belajar Mengajar. 2001. Bandung: Maulana.
Nana Sudjana. 1996. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosddakarya.
Paulina Pannen, Dina Mustafa, Mestika Sekarwinahyu. 2001. Konstruktivisme Dalam Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI.
Purwoto. Stategi Belajar Mengajar Matematika, 1998. Surakarta : UNS Pres.
Rachmat Djatun,Sutijan,Sukirno. 2009. Pengantar ilmu pendidikan. Surakarta:
Yuma Pustaka.
Rick Antle & Stanley J. Garstaka. 2004. Financial Accounting. South Westrn:
Thomson Learning.
Rudianto. 2009. Pengantar Akuntansi. Jakarata: Erlangga.
Rochani Puji Lestari. 2009. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Problem
Based Learning dan Model pembelajaran Konvensional Terhadap
Prestasi Belajar Kimia Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa. Tesis.
Program Studi Teknologi Pendidikan. Pasca Sarjana.UNS
Saifuddin Azwar. 2002. Tes Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sardiman A.M. 2001. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Siswandari. 2009. Statistika Computer Based. Surakarta: UNS Press. Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta. Schunk and Barry Zimmerman. 2009. Motivation and Self-Regulated Learning:
Theory, Research, and Applications. Journal of Higher Education vol 80, July-August, Hal 1-4.
Sudianto. 2009. Handout Materi Kuliah.
Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. . 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan H&D. 2010.
Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Dan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta
2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Supraktiknya & Titik Kristiyani. 2004. Efektivitas Metode Problem- Based
Learning dalam pembelajaran teori kepribadian II. Jurnal psikologi vol.
33 No. 1, hal 17-32.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xc
Sutratinah Tirtonegoro. 2002. Anak Supernormal. Jakarta: Bina Aksara.
Syaiful Sagala. 2009. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Tim Penyusun. Kamus Pusat Bahasa. 2005. KBBI. Jakarta : Balai Pustaka.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaram Inovatif Progresif. Jakarta:
Prenada Media Group.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pustaka Widyatama.
Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Prenada Media Group.
Zainal Arifin. 1990. Evaluasi Instruksional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
top related