pemberdayaan anak jalanan melalui pengolahan...
Post on 29-Oct-2019
16 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN
MELALUI PENGOLAHAN LIMBAH KERTAS
DI YAYASAN NARA KREATIF
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh :
DAIMATUL MAWADDAH
NIM: 11140540000020
PROGRAM STUDI
PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H./ 2019 M.
i
ABSTRAK
Daimatul Mawaddah
Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Pengolahan Limbah
Kertas di Yayasan Nara Kreatif
Keberadaan dan semakin meningkatnya jumlah anak jalanan
merupakan persoalan yang perlu mendapatkan perhatian khusus.
Seperti halnya anak-anak lainnya, mereka berhak untuk
mendapatkan pengasuhan serta pendidikan yang layak agar
mereka dapat tumbuh berkembang secara optimal. Maka dari itu
diperlukan adanya pemberdayaan terhadap anak jalanan.
Pendiri awalnya merasa gelisah melihat anak jalanan yang
hidup terlunta-lunta tanpa ada kejelasan bagaimana menyambung
hidup hingga akhirnya pendiri memutuskan bahwa mengolah
sampah yang merupakan suatu yang tidak asing dan mudah didapat
harus mampu diubah menjadi uang atau sesuatu yang bermanfaat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses
pemberdayaan anak jalanan yang dilakukan oleh Yayasan Nara
Kreatif melalui pengolahan limbah kertas dan apa manfaat yang
diterima bagi anak jalanan. Pendekatan yang digunakan dalam
adalah pendekatan kualitatif dan secara deskriptif. Pengumpulan
data dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, proses
pemberdayaan anak jalanan yang dilakukan oleh Yayasan Nara
Kreatif yaitu Yayasan Nara Kreatif menjalankan program
kewirausahaan sosial dengan mengolah limbah kertas menjadi
karya kerajinan dan dikaryakan menjadi office supplies, media
kits, wedding kits, dan topi toga.
Setelah melewati beberapa tahapan pemberdayaan, anak
jalanan merasakan manfaatnya. Menurut anak jalanan, rata-rata
mereka sangat senang bisa berada di Yayasan Nara Kreatif sampai
saat ini karena mereka bisa memperoleh pembinaan dan
pendidikan, mereka juga mendapatkan pengalaman yang jauh
berbeda dari sebelumnya di jalan.
Kata Kunci : Pemberdayaan, Pengolahan Limbah Kertas, Teori
Tahapan Pemberdayaan
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrohim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan
semesta alam, yang mana atas berkat, rahmat dan senantiasa
mencurahkan inspirasi kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan. Shalawat serta salam semoga Allah SWT limpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW. Perjalanan penulis dari awal
pencarian tempat, penyusunan, dan penyelesaian karya tulis ini
pun tidak luput dari orang-orang yang selalu memberikan doa,
motivasi, arahan serta konstribusi guna menyelesaikan karya tulis
menjadi sebuah bentuk skripsi.
Karena itu, perkenankan penulis untuk menyampaikan
seuntai ucapan terima kasih yang diiringi doa penuh harap, semoga
Allah SWT mendengarkan dan memberikan harapan yang terbaik
kepada jiwa-jiwa tersebut. Penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan
dukungan, baik moril maupun materil, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan. Ucapan terima kasih tersebut penulis sampaikan
kepada:
1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Bapak Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
iii
3. Ibu Dr. Hj Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Suhaimi, M. Si, selaku Wakil Dekan Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Wati Nilamsari, M.Si selaku Ketua Jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam, terima kasih atas motivasi
dan pelajaran yang ibu berikan kepada penulis dan seluruh
mahasiswa PMI.
6. Bapak M. Hudri, M.Ag selaku Sekretaris Jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam yang selalu tulus ikhlas
membantu banyak mahasiswa, terutama mahasiswa PMI.
7. Ibu Nurul Hidayati, S.Ag, M.Pd selaku dosen pembimbing
skripsi, Terimakasih atas semua bimbingan, nasihat, dan
ilmu yang ibu berikan kepada penulis selama ini.
8. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
yang telah mencurahkan banyak waktu dan memberikan
banyak ilmu serta pengalaman kepada para mahasiswa.
9. Pimpinan dan staf perpustakaan umum dan perpustakaan
Fakultas Imu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
memberi fasilitas berupa buku-buku dan referensi sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi.
10. Kedua orang tuaku, Abah Kh Abu Manshur Shobar (Alm)
dan Umi Hj Muslimah atas segala doa, dukungan, motivasi
dan limpahan kasih sayang yang diberikan kepada penulis
dari lahir hingga saat ini.
iv
11. Keenam Saudara kandungku, Ayah&Bunda Syifa Azra,
Ayah&Bunda Ridwan Zahra Ibra, Abi&Bunda Azka Zen,
Bibi&Mimi Anjane, Papa&Mama Caca, Tante Icha yang
selalu memberikan do’a dan dukungan sehingga skripsi ini
dapat selesai.
12. Abang Nezatullah Ramadhan selaku Ketua Yayasan yang
telah memberikan dukungan, izin dan informasi. Semoga
Abang selalu diberkahi Allah SWT.
13. Abang Rosyim selaku Pengurus Yayasan telah memberikan
dukungan dan informasi. Semoga Abang selalu diberkahi
Allah SWT.
14. Kawan-kawan seperjuangan Mahasiswa Jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam angkatan 2014, kakak
serta adik kelas yang telah banyak memberikan masukan
kepada penulis baik selama dalam mengikuti perkuliahan
maupun dalam penulisan skripsi ini.
15. Keluarga besar HMJ PMI, HMI KOMFAKDA DAN LSO
SKETSA yang banyak memberikan pengalaman organisasi
dan ilmu keorganisasian.
16. Sahabat Seperjuangan, Yuyun, Risna, Acil, Asmar, Alfi, Ijal,
Iqbal, Syahrul, Iffah, Dhea, dll
17. Keluarga besar Lubang Buaya dan Markas Komando,
Hendrian Julisna, Azhar, Basyid, Rany, Sopa, Bayu, Thoriq,
Dz, Nabil, Tacki, Mbut, Rouf, Abang Gilang, Abang CS,
Abang Meteor, Ella, Sururoh, Mei, Gatra, Bodot, Oji, dll
v
18. Keluarga besar mimih, Ka Qibti, Ocha, Vista, Kamela, Dara,
Saarah, Moja, Pia, Lusi, Syafira, Nurul, Manda, Farah, Farid,
Tya, Mety, Aluth, dll
19. Teman baik, Sarah, Uyun, Uyung, Qorry, Ulfah, dll
Jakarta, 30 Januari 2019
Daimatul Mawaddah
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................ .......i
KATA PENGANTAR .......................................................... .... ii
DAFTAR ISI .............................................................................. vi
DAFTAR TABEL ...................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................. 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah.................. ....... .......10
C. Tujuan Penelitian ......................................................11
D. Manfaat Penelitian ................................................. ..11
E. Tinjauan Pustaka........................................ .............. 12
F. Metodologi Penelitian......................... .................. .. 16
G. Sistematika Penulisan ......................................... .... 23
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pemberdayaan
1. Pengertian Pemberdayaan ............................. ..... 25
2. Tujuan Pemberdayaan.................... ............... ..... 26
3. Tahapan-Tahapan Pemberdayaan..... ..... ............ 27
B. Anak Jalanan
1. Pengertian Anak..................... ....... ..................... 31
2. Pengertian Anak Jalanan........... ... .......... ........... 31
3. Kategori Anak Jalanan .............................. ... ..... 32
4. Faktor Penyebab Anak Jalanan ................... ....... 33
5. Model Penanganan Anak Jalanan....... ............ .... 34
vii
C. Pengolahan Limbah Kertas
1. Pengertian Pengolahan Limbah .......................... 35
2. Jenis-Jenis Limbah ………………………….... 36
3. Pengolahan Limbah Kertas .. ......... ........... ....... 38
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Profil dan Sejarah Yayasan Nara Kreatif............ .... 41
B. Visi dan Misi Yayasan Nara Kreatif................... ...... 47
C. Struktur Pengurus Yayasan Nara Kreatif......... ....... 48
D. Deskripsi Pekerjaan ............................ ................... 49
E. Kegiatan Harian Yayasan Nara Kreatif ................... 51
F. Program Kegiatan Yayasan Nara Kreatif ................ 52
G. Sarana dan Prasarana ............................................... 53
H. Daftar Nama Anak Jalanan....................................... 55
I. Alur Pendanaan Yayasan Nara Kreatif ................... 56
J. Mitra Kerja Yayasan Nara Kreatif ............ ............. 57
BAB IV ANALISIS TEMUAN LAPANGAN
A. Tahap Pemberdayaan
1. Tahap Persiapan ................................................. 61
2. Tahap Pengkajian ................ .............................. 69
3. Tahap Perencanaan .......... ................ ................. 76
4. Tahap Pemformulasian ....................................... 78
5. Tahap Pelaksanaan .............................................. 81
6. Tahap Evaluasi ............ .......................... ............ 88
7. Tahap Terminasi .... ....... .................................. 91
B. Manfaat Pemberdayaan......................... ................ 94
viii
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan ........................................................... 99
B. Saran .................................................................... 102
DAFTAR PUSTAKA ......................................... ............... 103
LAMPIRAN .......................................................................... 106
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Jumlah Informan .............................................. 19
Tabel 2 : Sarana dan Prasarana........................................ 53
Tabel 3 : Daftar Nama Anak Jalanan........................... ... 55
Tabel 4 : Tahap Persiapan Pemberdayaan....................... 68
Tabel 5 : Tahap Pengkajian Pemberdayaan..................... 75
Tabel 6 : Tahap Perencanaan Pemberdayaan.................. 78
Tabel 7 : Tahap Pemformulasian Pemberdayaan............ 81
Tabel 8 : Tahap Pelaksanaan Pemberdayaan............. ..... 88
Tabel 9 : Tahap Evaluasi Pemberdayaan................... ..... 91
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Struktur Pengurus Yayasan Nara Kreatif......... 48
Gambar 2 : Alokasi Dana Yayasan Nara Kreatif ......... ..... 57
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak merupakan generasi penerus cita-cita perjuangan
bangsa. Masa anak-anak merupakan masa dimana anak-anak
harus dapat tumbuh dan berkembang menjadi generasi yang
sehat baik jasmani dan rohani, cerdas, kreatif dan bermanfaat
serta bermoral karena di masa yang akan datang mereka
merupakan salah satu aset sekaligus investasi yang akan
menentukan kualitas peradaban bangsa. Untuk itu, perlu
adanya upaya nyata untuk memberikan perlindungan,
pengasuhan dan pemenuhan hak atas anak sehingga mereka
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Anak merupakan karunia dari Allah SWT sebegai
penyejuk pandangan mata, kebanggaan orang tua, harapan di
masa depan dan sekaligus perhiasan dunia sebagaimana yang
dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam Surah al-Kahfi
ayat 46 yang berbunyi :
Artinya: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan
kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi
saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu
2
serta lebih baik untuk menjadi harapan" (Kementrian
Agama, 450).
Sebagai orang tua, jika mereka telah mengetahui
bahwa anak merupakan perhiasan dunia tentunya ia akan
menjaga perhiasan tersebut dengan sebaik-baiknya yakni
membekali anak dengan pendidikan dan pengasuhan yang
baik. Hingga mereka benar-benar memiliki budi pekerti yang
baik, menjadi penyejuk pandangan, memiliki akhlak yang
mulia.
Fenomena yang perlu mendapatkan perhatian khusus
salah satunya adalah semakin maraknya anak-anak terlantar.
Meningkatnya jumlah penduduk miskin mendorong
meningkatnya angka putus sekolah dan menjadi anak
terlantar.
Menurut Badan Pusat Statistik Jakarta,
persentase penduduk miskin di DKI Jakarta pada bulan
September 2017 mencapai 3,78 persen yang mencakup
sejumlah 393,13 ribu orang. Dibandingkan dengan
bulan Maret 2017 yaitu mencapai 3,77 persen atau
389,69 ribu orang. Dan bila dibandingkan dengan
bulan September 2016, persentase penduduk miskin
mencapai 3,75 persen atau 385,84 ribu orang
(Jakarta.bps.go.id, 2018).
Dari data tersebut kita ketahui bahwa di DKI Jakarta
sendiri, secara presentase dan secara jumlah, angka tersebut
mengalami kenaikan.
Pada umumnya, anak-anak terlantar tersebut
mengalami masalah seperti kesulitan ekonomi, kurangnya
3
kasih sayang dan perhatian orang-orang sekitar, menderita
gizi buruk serta tidak mendapatkan layanan pendidikan dan
pengasuhan secara baik. Anak terlantar di sini salah satunya
yang dimaksud yaitu anak jalanan.
Anak jalanan merupakan salah satu contoh dari anak-
anak yang terlantar. Keberadaan dan semakin meningkatnya
jumlah anak jalanan merupakan persoalan yang perlu
mendapatkan perhatian khusus. Seperti halnya anak-anak
lainnya, mereka berhak untuk mendapatkan pengasuhan
serta pendidikan yang layak. Dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan menuju kedewasaan, setiap anak pastinya
sangat membutuhkan dukungan serta pendampingan dari
orang-orang sekitar khususnya orang tua agar mereka dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal.
Berdasarkan data dari Pusat Data dan Informasi
Kesejahteraan Sosial Kementerian Sosial RI, jumlah
anak jalanan tahun 2015 sebanyak 33.400 anak
tersebar di 16 Provinsi (Poskotanews.com, 2016)
Hingga Agustus 2017 jumlah anak jalanan tersisa
sebanyak 16.290 (Kompas.com, 2017).
Berdasarkan data tersebut, dapat kita lihat bahwa
jumlah anak jalanan memang dari tahun ke tahun mengalami
penurunan. Akan tetapi pada tahun 2016, anak jalanan yang
mendapatkan layanan Program Kesejahteraan Sosial Anak
(PKSA) baru mencapai 6.000. artinya dapat disimpulkan
bahwa masih banyak anak jalanan yang masih membutuhkan
pelayanan serta pengasuhan.
4
UNICEF memberikan batasan tentang anak jalanan
sebagai berikut, yaitu:
“Street children are those who have abandoned
their homes, schools, and immediate communities
before they are sixteen yeas of age and have drifted
into a non medic street life”
Anak jalanan merupakan anak-anak yang
berumur di bawah 16 tahun yang sudah melepaskan
diri dari keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat
terdekatnya, larut dalam kehidupan yang berpindah-
pindah di jalan raya (Antono 2012, 1).
Anak jalanan merupakan anak yang sebagian besar
menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah atau
berkeliaran di jalanan atau tempat-tempat umum lainnya.
Ada beberapa aspek yang melatar belakangi munculnya anak
jalanan di berbagai tempat. Aspek tersebut yaitu aspek sosial
ekonomi. Aspek sosial ekonomi yang dimaksud adalah
pendidikan, ekonomi dan tradisi.
Selanjutnya, persoalan yang kemudian muncul yaitu
anak jalanan yang berada pada usia produktif, mereka
mempunyai kesempatan yang sama seperti anak-anak
lainnya yaitu mendapatkan pendidikan dan pengasuhan yang
layak. Akan tetapi di sisi lain mereka juga tidak bisa
meninggalkan kebiasaan mencari penghidupan di jalanan.
Berdasarkan data dari Pusat Data dan Statistik
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Ikhtisar
Data Pendidikan Tahun 2016/2017, jumlah siswa putus
5
sekolah jenjang menengah pertama menurut tingkat tiap
provinsi yakni sebanyak 38.702 siswa yang tidak
melanjutkan pendidikan menengah pertama. Provinsi Jawa
Barat menjadi daerah terbanyak siswa menengah pertama
yang tidak lanjut sekolah yaitu sebanyak 8.635 siswa. Untuk
Provinsi DKI Jakarta sendiri, jumlah siswa yang tidak lanjut
sekolah sebanyak 1.080 siswa dan berada di urutan ke 11 se-
Indonesia.
Untuk jenjang menengah atas menurut tingkat tiap
provinsi yaitu sebanyak 36.419 siswa yang tidak
melanjutkan pendidikan menengah atas. Provinsi Jawa Barat
masih menjadi daerah terbanyak siswa menengah atas yang
tidak lanjut sekolah yaitu sebanyak 5.626 siswa. Untuk
Provinsi DKI Jakarta sendiri, jumlah siswa yang tidak lanjut
sekolah sebanyak 606 siswa (Kemendikbud).
Dari kedua data di atas, bisa kita ketahui bahwa
Provinsi Jawa Barat menjadi daerah terbanyak yang
memiliki siswa putus sekolah baik dari jenjang menengah
pertama maupun menengah atas.
Pemenuhan pendidikan juga sangat penting bagi anak-
anak jalanan. Seperti yang tercantum dalam Pasal 9 ayat (1)
UU No 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak dijelaskan
“Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran
dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat
kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya termasuk
6
anak jalanan”. Selain itu, pendidikan pada hakikatnya dapat
mengubah pola pikir dan perilaku seseorang menjadi lebih
baik. Fasilitas dalam bidang pendidikan misalnya melalui
pendidikan kerja paket A, B, dan C bagi anak jalanan yang
sempat mengalami putus sekolah, pemberian motivasi dan
pembinaan menjadi salah satu solusi untuk memberdayakan
anak-anak yang kurang beruntung tersebut khususnya bagi
anak jalanan.
Pemberdayaan anak jalanan adalah suatu proses
pemberian kemampuan yang berupaya agar anak jalanan
dapat termotivasi guna memperoleh dan memaksimalkan
daya yang dimiliki untuk menentukan tindakan termasuk
mengurangi efek negatif dan hambatan yang ada di dalam
dirinya dan lingkungan sekitar. Karena dengan adanya
kegiatan peningkatan kualitas anak jalanan melalui
pemberian pendidikan, pelatihan dan belajar usaha, mereka
bisa menjadi masyarakat yang lebih produktif dan kreatif
serta bermanfaat untuk dirinya dan orang sekitar.
Berbagai upaya preventif perlu dilakukan pemerintah
agar harapan tentang berkurangnya jumlah anak jalanan
dapat terwujud. Dengan adanya progam pemberdayaan anak
jalanan tersebut diharapkan juga terwujudnya kerja sama
yang baik antara keluarga, masyarakat, lembaga sosial,
bahkan pemerintah, agar program pemberdayaan anak
jalanan dapat terlaksana dengan baik.
7
Pemberdayaan anak jalanan melalui program
pendidikan formal dan informal merupakan alternatif dalam
mengurangi jumlah anak jalanan. Pemberdayaan disini
mengutamakan usaha sendiri dan orang yang diberdayakan
untuk meraih keberdayaannya. Payne mengemukakan
bahwa suatu proses pemberdayaan (empowerment), pada
intinya ditujukan guna membantu klien memperoleh daya
untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan. Hal
ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa
percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki (Adi
2001, 32).
Berdasarkan permasalahan di atas, diperlukan adanya
pemberdayaan terhadap anak jalanan, dimana anak jalanan
merupakan salah satu komunitas yang termarjinalkan yang
memiliki banyak kekurangan, baik dari segi ekonomi
maupun dari segi ilmu pengetahuan. Keadaan ini,
mendorong sejumlah yayasan, rumah singgah dan Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) untuk mengambil alih peran
pemerintah demi mewujudkan masyarakat yang
berpendidikan. Salah satu yayasan yang konsen dalam
pemberdayaan keterampilan serta pendidikan sekolah kejar
paket adalah Yayasan Nara Kreatif.
Yayasan Nara Kreatif merupakan lembaga
kewirausahaan sosial yang bergerak dibidang pendidikan
dan pelatihan pengolahan limbah perusahaan (green office)
khususnya berbahan kertas yang ditujukan untuk anak
8
jalanan. Yayasan Nara Kreatif menjalankan program
kewirausahaan sosial dengan mengolah limbah kertas
menjadi karya kerajinan dan dikaryakan menjadi office
supplies, media kits, wedding kits, dan topi toga, oleh anak
jalanan.
Pendiri Yayasan Nara Kreatif awalnya merasa gelisah
melihat anak-anak jalanan yang hidup terlunta-lunta tanpa
ada kejelasan bagaimana menyambung hidup. Belum lagi
pergaulan anak-anak jalanan yang tidak jelas membuat
mereka semakin berkecil hati untuk hidup lebih baik. Selain
masalah ekonomi, pola pikir dan motivasi juga menjadi
faktor penghambat lain untuk bergerak maju. Nasib miris
anak-anak kurang beruntung yang hampir setiap hari terlihat
begitu besar menyita rasa kemanusiaan.
Hal pertama yang terpikirkan adalah bagaimana
caranya anak-anak jalanan ini bisa melakukan sesuatu yang
bisa bermanfaat untuk mereka. Lebih dari itu, sesuatu yang
diperjuangkan ini haruslah mampu mengubah hidup mereka.
Namun demikian pihak Yayasan Nara Kreatif tidak ingin
hanya memberdayakan mereka tanpa memberikan
pembinaan. Akhirnya Yayasan Nara Kreatif memutuskan
bahwa mengolah sampah yang dimana merupakan suatu hal
yang tidak asing dan mudah didapat harus mampu diubah
menjadi uang atau sesuatu yang bermanfaat.
9
Sampah selain banyak dan keberadaannya yang
menjadi permasalahan besar di negara ini, menurut Yayasan
Nara Kreatif untuk mendapatkan sampah tidak harus
memakai uang. Dengan begitu, modal yang diperlukan pun
tidak akan terlalu besar. Justru, sampah yang dibuang orang
dan dianggap tidak bermanfaat harus bisa menyambung
hidup anak-anak- jalanan. Sampah kertas yang dihasilkan
perusahaan yang setiap harinya tidak terbendung diolah oleh
Yayasan Nara Kreatif dan anak jalanan tersebut menjadi
handcraft, stationary, goody-bag, dan lainnya.
Dalam keseharian, anak-anak binaan Yayasan Nara
Kreatif tinggal di yayasan atau yang disebut rumah nara.
Bukan hanya mengolah kertas daur ulang, tetapi mereka juga
bisa sekolah gratis. Yayasan Nara Kreatif ini juga membuka
kesempatan untuk masyarakat sekitar untuk belajar. Karena
sebanyak 2,5 juta anak Indonesia tidak mendapatkan akses
pendidikan maka dari itu Yayasan Nara Kreatif membuka
sekolah kejar paket (GRATIS) A, B, C bagi anak pra-
sejahtera dan beasiswa perguruan tinggi. Pemberdayaan
yang dilakukan Yayasan Nara Kreatif ini dilakukan sebagai
sebuah upaya dan cara meretas langkah untuk
menyelamatkan anak-anak bangsa, sekaligus
menanggulangi permasalahan sampah.
Dan dari situ alasan penulis memilih Yayasan Nara
Kreatif sebagai lokasi penelitian dan bahan skripsi. Selain
karena membuka kesempatan anak jalanan untuk dapat
10
menempuh pendidikan dengan layak dan mengajarkan
keterampilan serta kreatifitas melalui sampah yang diubah
menjadi sesuatu yang bermanfaat, Yayasan Nara Kreatif
memiliki keunikan tersendiri jika dibandingkan dengan
yayasan lainnya. Yayasan Nara Kreatif ini sudah banyak
melakukan kerjasam dengan beberapa perusahaan besar di
Jakarta dan sudah pernah dikunjungi oleh beberapa tokoh
artis dan public figure serta Yayasan Nara Kreatif sudah
mendapatkan beberapa penghargaan.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di
atas, maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai
“Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Pengolahan
Limbah Kertas di Yayasan Nara Kreatif”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Untuk memfokuskan permasalahan yang ada di
dalam penelitian ini, maka peneliti hanya membatasi
masalah pada pemberdayaan anak jalanan melalui
pengolahan limbah kertas di Yayasan Nara Kreatif.
11
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan di atas maka penulis
merumuskan permasalahannya sebagai berikut :
a. Bagaimana proses pemberdayaan anak jalanan yang
dilakukan oleh Yayasan Nara Kreatif melalui
pengolahan limbah kertas.
b. Apa manfaat pemberdayaan anak jalanan yang
dilakukan Yayasan Nara Kreatif bagi anak jalanan dan
lingkungan.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok masalah yang telah penulis
rumuskan di atas maka tujuan dari penulisan ini untuk :
1. Mengetahui proses pemberdayaan anak jalanan yang
dilakukan oleh Yayasan Nara Kreatif melalui pengolahan
limbah kertas.
2. Mengetahui manfaat pemberdayaan anak jalanan yang
dilakukan Yayasan Nara Kreatif bagi anak jalanan dan
lingkungan.
D. Manfaat Penelitian
1. Segi Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
pengalaman dan memberikan sumbangan pengetahuan
dan wawasan bagi Pemberdayaan Ilmu Sosial terutama
pada Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam mengenai
12
pemberdayaan anak jalanan melalui pengolahan limbah
kertas di Yayasan Nara Kreatif.
2. Segi Praktis
Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini dapat sebagai
informasi untuk melakukan penelitian masalah yang sama
secara lebih lanjut dan dapat dijadikan acuan untuk
melengkapi data-data yang berhubungan.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan ini, agar mempermudah penulis
menggunakan teknik penulisan yang didasarkan pada buku
pedoman penulisan Skrips, Tesis, Disertasi. Selain itu
peneliti juga merujuk pada beberapa skripsi yang telah lebih
dulu dibuat oleh :
Rizki Arif Santoso, NIM 1113054000001, jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam dengan judul “Kontribusi
Yayasan Nara Kreatif dalam Mengembangkan Keterampilan
Anak Asuh melalui Daur Ulang Kertas”, dalam skripsi ini
membahas tentang bentuk-bentuk kontribusi Yayasan Nara
Kreatif dalam melakukan proses pengembangan
keterampilan anak asuh melalui pengolahan daur ulang
limbah kertas. Di skripsi ini terdapat delapan kontribusi yang
dilakukan oleh Yayasan Nara Kreatif. Kontribusi yang
diberikan terasa sangat dirasakan manfaatnya oleh anak
jalanan. Teori yang digunakan pada skripsi karya Rizki
menggunakan teori kontribusi, pengembangan dan juga
proses pemberdayaan dari Totok Mardikanto dan Tantan
13
Hermansyah. Metode yang digunakan pada skripsi karya
Rizki yaitu menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik
pengumpulan data menggunakan empat cara yaitu observasi,
interview, recorder/catatan notebook dan studi kepustakaan.
Perbedaan dengan skripsi ini yaitu jika pada skripsi
karya Rizki membahas tentang bentuk-bentuk kontribusi
Yayasan Nara Kreatif. Sedangkan peneliti fokus pada proses
pemberdayaan anak jalan yang dilakukan Yayasan Nara
Kreatif. Selain itu perbedaan terletak pada teori. Skripsi ini
menggunakan teori proses pemberdayaan dari Isbandi
Rukminto Adi.
Fitteriya, NIM 105054102071, jurusan Kesejahteraan
Sosial dengan Judul “Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui
Program Ketrampilan di Panti Sosial Asuhan Anak Putra
Utama V Duren Sawit Jakarta Timur”, dalam skripsi ini
membahas tentang pelaksanaan program pemberdayaan
anak jalanan melalui ketrampilan. Ketrampilan yang
diajarkan terdapat tiga macam yaitu ketrampilan komputer,
menjahit, dan sablon. Metode yang digunakan pada skripsi
karya Fitteriya yaitu jenis penelitian deskriptif. Teknik
pengumpulan data menggunakan tiga cara yaitu observasi,
wawancara, dan studi pustaka. Pada teori yang digunakan
memiliki persamaan yaitu sama-sama dalam menggunakan
teori tahapan pemberdayaan dari Isbandi Rukminto Adi.
14
Perbedaan dengan skripsi ini yaitu terletak pada fokus
pemberdayaan untuk anak jalanan. Jika pada skrpsi karya
Fitteriya memberi ketrampilan komputer, menjahit dan
sablon, berbeda dengan skripsi ini yang fokus pada
ketrampilan melalui pengolahan limbah kertas.
Juli Antono, NIM 107054003206, jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam dengan Judul
“Pemberdayaan Anak Jalanan melalui Program Daur Ulang
Sampah di Rumah Belajar Keluarga Anak Langit”, dalam
skripsi ini membahas tentang proses pemberdayaan serta
partisipasi anak jalanan melalui program daur ulang sampah
di Rumah Belajar Keluarga Anak Langit serta dampak
perubahan sosial ekonomi pada anak jalanan tersebut.
Metode yang digunakan pada skripsi karya Juli yaitu
penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data
menggunakan tiga cara yaitu observasi, wawancara, dan
studi dokumentasi. Teori yang digunakan yaitu
pemberdayaan dari Edi Suharto.
Perbedaan skripsi ini yaitu pada skripsi karya Juli
Antono program daur ulang sampah yang dilakukan
dimaksudkan untuk melestarikan lingkungan. Sedangkan
pada skripsi ini tidak hanya dari aspek itu saja melainkan
lebih tepatnya mengolah limbah kertas menjadi suatu barang
yang bermanfaat.
15
Vivih Rahmawati, NIM 111054000006, jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam dengan Judul “Upaya
Yayasan Bina Insan Mandiri “Master” dalam Pemberdayaan
Anak Jalanan melalui Program Pelatihan Keterampilan
Komputer di Depok Jawa Barat, dalam skripsi ini
menejlaskan bahwa pelatihan ketrampilan komputer
merupakan pelatihan yang paling banyak diminati oleh
warga belajar di Yayasan Bina Insan Mandiri. Pelatihan yang
diberikan ada dua tingkatan yaitu basic dan pendalaman.
Manfaat dari pelatihan komputer ini adalah anak jalanan
dapat memiliki rasa percaya diri, memiliki daya saing dan
dapat diterima di dunia kerja sehingga mereka memperoleh
penghasilan. Teori yang digunakan yaitu strategi
pemberdayaan dari Edi Suharto dan tahapan pemberdayaan
langsung dari Yayasan Bina Insan Mandiri. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan
metode pendekatan penelitian kualitatif. Teknik
pengumpulan data menggunakan tiga cara yaitu observasi,
wawancara dan dokumentasi. Dalam menganalisis data,
peneliti menjelaskan catatan hasil temuan lapangan lalu
disimpulkan.
Perbedaan dengan skripsi ini yaitu terletak pada fokus
pemberdayaan untuk anak jalanan. Jika pada skrpsi karya
Vivih memberi ketrampilan komputer, berbeda dengan
skripsi ini yang fokus pada ketrampilan melalui pengolahan
limbah kertas.
16
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis memilih jenis metode
penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
mengeksplorasi dan mengklasifikasikan suatu fenomena
atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeksripsikan
sejumlah variable yang berkenaan dengan masalah dan
unit yang diteliti (Salam 2006, 14).
Dalam penelitian ini, peneliti berupaya
mendeskripsikan atau melihat fenomena tentang
pemberdayaan anak jalanan melalui pengolahan limbah
kertas di Yayasan Nara Kreatif. Dalam penelitian ini,
peneliti berusaha menggambarkan dengan pengumpulan
data melalui wawancara mendalam, tinjauan pustaka, dan
pengamatan di lapangan yang berkaitan dengan objek
yang diteliti.
2. Pendekatan Penelitian
Untuk analisis lebih lanjut tentang upaya Yayasan
Nara Kreatif dalam pemberdayaan anak jalanan,
penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan
dengan pendekatan penelitian kualitatif.
Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara holistik,
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
17
bahasa, pada suatu konteks khususnya alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong
2007, 6).
Dalam penelitian kali ini, peneliti berusaha
memahami baik dari perilaku, tindakan dan lainnya yang
dialami oleh anak-anak jalanan itu sendiri serta pengurus
dari Yayasan Nara Kreatif.
3. Aliran
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan aliran
fenomenologi. Secara sederhana, fenomenologi lebih
memfokuskan diri pada konsep suatu fenomena tertentu
dan bentuk dari studinya adalah untuk melihat dan
memahami arti dari suatu pengalaman individual yang
berkaitan dengan suatu fenomena tertentu. Polkinghorne
(1989) mendefinisikan fenomenologi sebagai sebuah
studi untuk memberikan gambaran tentang arti dari
pengalaman-pengalaman beberapa individu mengenai
suatu konsep tertentu (Herdiansyah 2012, 66).
Dalam aliran fenomenologi, kita dapat melihat
bahwa suatu fenomena tertentu dapat memengaruhi dan
memberikan suatu pengalaman yang unik, baik oleh
seorang individu maupun sekelompok individu.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data, peneliti melakukan
penelitian dengan menggunakan beberapa metode
pengumpulan data sebagai berikut :
18
a. Observasi (Pengamatan)
Kata observasi berasal dari bahasa latin yang
berarti memperhatikan dan mengikuti. Memperhatikan
dan mengikuti disini dalam arti mengamati dengan
teliti dan secara sistematis sasaran yang dituju. Inti dari
observasi adalah adanya perilaku yang tampak dan
adanya tujuan yang ingin dicapai. Perilaku yang
tampak dapat berupa perilaku yang dapat dilihat
langsung oleh mata, dapat didengar, dapat dihitung dan
dapat diukur (Herdiansyah 2012, 131).
Dalam penelitian ini peneliti melakukan
observasi dengan cara melakukan observasi terbuka
yaitu melakukan observasi sistematik dengan
memberitahu dan meminta izin terlebih dahulu pada
subyek yang diamati berdasarkan waktu yang sudah
ditentukan.
b. Wawancara
Wawancara merupakan suatu kegiatan tanya
jawab dengan tatap muka antara pewawancara dan
yang diwawancarai tentang masalah yang diteliti,
dimana pewawancara bermaksud memperoleh
persepsi, sikap dan pola pikir dari yang diwawancarai
yang relevan dengan masalah yang diteliti (Gunawan
2013, 162).
Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai
pengurus dari Yayasan Nara Kreatif. Peneliti
mengadakan tanya jawab berkenaan dengan proses
19
pemberdayaan anak jalanan dan manfaat dari
pengolahan limbah kertas, dengan menggunakan
pedoman wawancara yang sebelumnya peneliti buat
Tabel 1
Jumlah Informan
Sumber : Hasil Pengolahan Data
c. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah salah satu metode
pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau
menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh
subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek.
Studi dokumentasi merupakan salah satu cara yang
dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan
gambaran dari sudut panjang subjek melalui suatu
media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau
No Informan Jumlah Alasan Pemilihan
1
Founder
Yayasan
Nara
Kreatif
1
Mengetahui sejarah awal
dan latar belakang
berdirinya Yayasan Nara
Kreatif
2
Pengurus
Yayasan
Nara
Kreatif
1
Megetahui bagaimana
proses pemberdayaan dan
kegiatan anak jalanan
melai pengolahan limbah
kertas
3
Anak
Jalanan
Yayasan
Nara
Kreatif
5
Sebagai pelaku utama
penerimaan proses
pemberdayaan di
Yayasan Nara Kreatif
20
dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan
(Herdiansyah 2012, 143).
Dalam penelitian, dokumen yang dijadikan
bahan dalam studi dokumentasi seperti catatan harian,
surat pribadi, autobiografi, dokumen resmi dan
lainnya.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data yaitu menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber dengan hasil yang diperoleh
dari lapangan melalui wawancara, pengamatan, dokumen
pribadi, dokumen resmi dan foto. Analisis data adalah
upaya yang dilakukan dengan bekerja menggunakan data,
mengorganisasi data, memilah-milahnya menjadi satuan
yang dikelola, mensistesiskannya mencari dan
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa
yang dipelajari, serta memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain (Moleong 2007, 247).
Analisis data kualitatif prosesnya berjalan sebagai
berikut:
a. Mencatat yang menghasilkan lapangan, dengan hal itu
diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri
b. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan,
mensistensiskan, membuat ikhtisar, dan membuat
indeksnya
c. Berfikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu
mempunyai makna, mencari, dan menemukan pola dan
21
hubungan-hubungan dan membuat temuan-temuan
umum.
Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian ini,
metode analisa yang digunakan adalah metode deksripsi
analisis yakni dengan cara mengumpulkan data kemudian
menyusun, menyajikan, baru kemudian menganalisis
untuk mengungkapkan arti data. Pada saat menganalisa
data hasil observasi, peneliti menginterpretasikan catatan
lapangan yang ada kemudian menyimpulkannya. Setelah
itu peneliti menganalisa kategori-kategori yang nampak
pada data tersebut. Penulis pun berupaya untuk
menganalisis secara lebih rinci apa yang telah diperoleh
di lapangan melalui observasi, wawancara dengan
beberapa pihak pengurus dan anak jalanan serta
dokumentasi yang telah didapatkan di lapangan.
6. Teknik Pemeriksaan dan Keabsahan Data
Untuk menetapkan keabsahan data, diperlukan
teknik periksaan data. Pelaksanaan teknik pemeriksaan
data didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Sebagai
alat analisis data perlu menggunakan triangulasi data.
Triangulasi data digunakan sebagai proses memantapkan
derajat kepercayaan (kredibilitas/validitas) dan
konsistensi (reliabilitas) data, serta bermanfaat juga
sebagai alat bantu analisis data di lapangan.
Triangulasi merupakan teknik yang didasari pola
pikir fenomenologi yang bersifat multiperspektif.
Artinya, untuk menarik kesimpulan, diperlukan tidak
22
hanya satu cara pandang. Beberapa cara pandang tersebut
akan bisa dipertimbangkan beragam fenomena yang
muncul, dan selanjutnya dapat ditarik kesimpulan yang
lebih mantap dan lebih bisa diterima kebenarannya
(Gunawan 2013, 216).
Dalam penelitian ini, pada teknik pemeriksaan
keabsahan data menggunakan teknik triangulasi metode
pengumpulan data karena peneliti tidak hanya
menggunakan satu metode pengumpulan data saja, tetapi
melakukan dua metode pengumpulan data yaitu
wawancara dan observasi.
7. Instrumen dan Alat Bantu
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti.
Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup
rumit, ia sekaligus merupakan perencana, pelaksanaan
pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada
akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya.
Pengertian instrumen atau alat penelitian di sini tepat
karena ia menjadi segalanya dari keseluruhan proses
penelitian (Moleong 2007, 16).
Dalam penelitian kualitatif pada awalnya di mana
permasalahan belum jelas dan pasti, maka yang menjadi
instrument adalah peneliti sendiri. Namun selanjutnya
setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka
kemungkinan akan dikembangkan instrument penelitian
sederhana yang diharapkan dapat melengkapi data dan
23
membandingkan data yang telah ditemukan melalui
wawancara dan observasi.
Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati
dan diwawancarai merupakan sumber data utama.
Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau
melalui perekaman video/audio tapes, pengambilan foto
atau film (Antono 2012, 11).
8. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhitung mulai tanggal 11
April 2018 sampai dengan Januari, 2019. Dan lokasi
penelitian ini berada di Yayasan nara Kreatif, Jalan Bumi
Pratama III Blok K No. 4 RT 06 RW 06, Dukuh, Kramat
Jati, Jakarta Timur 13550
9. Subjek dan Objek Penelitian
Adapun subjek penelitian ini adalah pendiri dan
pengurus dari Yayasan Nara Kreatif, serta anak-anak
jalan yang menetap di Yayasan Nara Kreatif.
Sedangkan objek penelitian ini adalah proses
pemberdayaan pada anak jalanan melalui program
pengolahan limbah kertas serta manfaat program
pengolahan limbah kertas oleh Yayasan Nara Kreatif bagi
anak jalanan dan lingkungan.
G. Sistematika Penulisan
BAB I : Merupakan bagian dari pendahuluan
yang terdiri dari latar belakang masalah,
batasan dan rumusan masalah, tujuan dan
24
manfaat penelitian, tinjauan teoritis,
metodologi penelitian, tinjauan pustaka,
sistematika penulisan.
BAB II : Akan memaparkan mengenai tinjauan
teoritis, terdiri dari pengertian anak,
pengertian anak jalanan, pengertian
pemberdayaan, pengertian pemberdayaan
anak jalanan, proses pemberdayaan anak
jalanan, tujuan pemberdayaan anak
jalanan, hasil dari pemberdayaan anak
jalanan.
BAB III : Akan memaparkan megenai gambaran
umum tentang pemberdayaan anak jalanan
di Yayasan Nara Kreatif, terdiri dari latar
belakang berdirinya Yayasan Nara Kreatif,
visi dan misi, program pemberdayaan,
struktur organisasi dan kegiatan sehari-
hari di Yayasan Nara Kreatif
BAB IV : Akan memaparkan mengenai hasil
temuan lapangan dan analisis data
BAB V : Kesimpulan dan saran dari hasil
penelitian pemberdayaan anak jalanan
melalui program daur ulang sampah dan
akan dijelaskan secara konkrit
25
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pemberdayaan
1. Pengertian Pemberdayaan
Shardlow melihat bahwa berbagai pengertian
mengenai pemberdayaan, pada intinya membahas
bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas
berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan
mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai
dengan keinginan mereka.
Shardlow menggambarkan bahwa pemberdayaan
sebagai suatu gagasan tidaklah jauh berbeda dengan
gagasan Biestik (1961) yang dikenal di bidang pendidikan
Ilmu Kesejahteraan Sosial dengan nama ‘Self-
Determination’. Prinsip ini pada intinya mendorong klien
untuk menentukan sendiri apa yang harus ia lakukan
dalam kaitan dengan upaya mengatasi permasalahan yang
ia hadapi sehingga kliezn mempunyai kesadaran dan
kekuasaan penuh dalam membentuk hari kedepannya.
Sementara itu, Ife melihat pemberdayaan secara
ringkas sebagai upaya untuk meningkatkan daya (power)
dari kelompok yang kurang beruntung (Adi 2013, 2006).
Kata pemberdayaan juga menunjuk pada
kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan
lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau
kemampuan dalam (a) memenuhi kebutuhan dasarnya
26
sehingga mereka memiliki kebebasan dalam (freedom),
dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat,
melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kesakitan; (b)
menjangkau sumber-sumber produktif yang
memungkinkan mereka dapat meningkatkan
pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-
jasa yang mereka perlukan; dan (c) berpartisipasi dalam
pembangunan dan keputusan uang mempengaruhi
mereka (Suharto 2005, 58)
Pada intinya, pemberdayaan itu sendiri merupakan
suatu upaya baik dari individu, kelompok, maupun
komunitas untuk meningkatkan daya dan berusaha
membentuk masa depan sesuai apa yang mereka
inginkan.
2. Tujuan Pemberdayaan
Tujuan utama pemberdayaan adalah memperkuat
masyarakat, khususnya kelompok lemah yang memiliki
ketidakberdayaan, baik karena kondisi internal (misalnya
persepsi mereka sendiri), maupun karena kondisi
eksternal (misalnya ditindas oleh struktur sosial yang
tidak adil).
Menurut Payne, suatu proses pemberdayaan pada
intinya ditujukan untuk membantu klien memperoleh
daya untuk mengambil keputusan dan menentukan
tindakan yang akan ia lakukan yang terkait dengan diri
mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan
sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan untuk
27
menggunakan daya yang ia miliki, antara lain transfer daya dari
lingkungannya.
Secara substansial, tujuan pemberdayaan adalah
untuk mejadikan mereka yang kurang beruntung
(disadvantages), atau yang tidak berdaya (powerless)
dapat menjadi berdaya (empowered) (Suisyanto 2007,
119)
Pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan
kekuasaan orang-orang yang lemah atau tidak beruntung.
Pemberdayaan masyarakat disebut sebagai tujuan, yakni
pemberdayaan menunjuk pada keadaan yang berdaya,
memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan
kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik
bersifat fisik, ekonomi maupun sosial seperti memiliki
kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi,
mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam
kegiatan sosial dan mandiri dalam melaksanakan tugas-
tugas kehidupannya.
3. Tahapan – Tahapan Pemberdayaan
Isbandi Rukminto Adi menjadikan beberapa tahap
dalam melakukan pemberdayaan yakni (Adi 2003, 173):
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini memiliki substansi
penekanan pada dua hal elemen penting yakni
penyiapan petugas dan penyiapan lapangan. Tahapan
ini adalah tahapan prasyarat sukses atau tidaknya
sebuah program pemberdayaan berlangsung.
28
1) Penyiapan Petugas
Penyiapan petugas diperlukan untuk
menyamakan persepsi antara anggota tim agen
perubaha mengenai pendekatan apa yang akan
dipilih dalam melakukan pengembangan
masyarakat.
2) Penyiapan Lapangan
Pada tahap penyiapan lapangan, petugas pada
awalnya melakukan studi kelayakan dan observasi
terhadap daerah yang akan dijadikan sasaran, baik
dilakukan secara informal maupun formal. Bila
sudah ditemukan daerah yang ingin dikembangkan,
petugas harus mencoba jalur formal untuk
mendapatkan perijinan dari pihak terkait.
b. Tahap Pengkajian
Proses assessment yang dilakukan adalah
dengan mengidentifikasi masalah (kebutuhan yang
dirasakan) dan juga sumber daya yang dimiliki oleh
klien atau sasaran. Dalam proses assessment ini
masyarakat sudah dilibatkan secara aktif agar mereka
dapat merasakan bahwa permasalahan yang sedang
dibicarakan benar-benar permasalahan yang keluar
dari pandangan mereka sendiri. Di samping itu, pada
tahap ini pelaku perubahan juga memfasilitasi warga
untuk menyususn prioritas dari permasalahan yang
akan ditindaklanjuti pada tahap berikutnya yaitu tahap
perencanaan.
29
c. Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan
Dalam tahap ini, program perencanaan dibahas
secara maksimal dengan melibatkan peserta aktif dari
pihak masyarakat guna memikirkan solusi atau
pemecahan atas masalah yang mereka hadapi di
wilayahnya. Dalam tahap ini dipikirkan secara
mendalam agar program pemberdayaan yang ada
nantinya tidak melulu berkisar pada program amal
(charity) saja dimana demikian itu tidak memberikan
manfaat secara pasti dalam jangka panjang.
d. Tahap Pemformulasian Rencana Aksi
Pada tahap ini, pelaku perubahan membantu
masing-masing kelompok masyarakat untuk
merumuskan dan menentukan program dan kegiatan
apa yang akan mereka lakukan guna mengatasi
permasalahan yang ada. Dalam tahap pemformulasian
rencana aksi ini diharapkan masyarakat dan fasilitator
menjadi bagian penting dalam bekerjasama secara
optimal. Hal ini disebabkan masyarakat telah
menjabarkan secara rinci dalam bentuk tulisan tentang
apa-apa yang akan mereka laksanakan baik tujuan
jangka pendek maupun jangka panjang.
e. Tahap Pelaksanaan Program atau Kegiatan
(implementasi)
Tahap ini merupakan bentuk pelaksanaan serta
penerapan program yang telah dirumuskan
sebelumnya bersama para masyarakat. Tahapan ini
30
berisi tindakan aktualisasi bersinergi antara
masyarakat dengan pelaku pemberdayaan. Tahapan
pelaksanaan ini merupakan salah satu tahapan yang
paling penting dalam proses pemberdayaan, karena
sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik akan
dapat melenceng dalam pelaksanaan di lapangan bila
tidak ada kerja sama antara petugas dan warga
masyarakat.
f. Tahap Evaluasi
Tahap evalusi adalah tahapan yang memiliki
susbtansi sebagai proses pengawasan dari warga dan
petugas terhadap program pemberdayaan masyarakat
yang sedang berjalan dengan melibatkan warga.
Dengan keterlibatan warga pada tahap ini diharapkan
akan terbentuk suatu sistem dalam komunitas untuk
melakukan pengawasan secara internal. Sehingga
dalam jangka panjang diharapkan akan dapat
membentuk suatu sistem dalam masyarakat yang lebih
mandiri dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.
g. Tahap Terminasi
Tahap terminasi adalah sebuah tahapan dimana
seluruh program telah berjalan secara optimal dan
petugas fasilitator pemberdayaan masyarakat sudah
akan mengakhiri kerjanya. Tahap ini disebut sebagai
tahap pemutusan hubungan antara petugas dengan para
masyarakat yang menjadi basis program
pemberdayaan ketika itu. Petugas pun tidak keluar dari
31
komunitas secara total, melainkan ia akan
meninggalkannya secara bertahap.
B. Anak jalanan
1. Pengertian Anak
Menurut KBBI pengertian anak adalah seorang
manusia yang masih kecil dan usianya berkisar enam
sampai dengan enam belas tahun yang mempunyai ciri-
ciri fisik yang masih berkembang dan masih memerlukan
dukungan dari keluarga dan lingkungannya. Sedangkan
menurut Undang-Undang Perlindungan Anak No 23
Pasal 1 ayat (1) didefiniskan anak adalah seorang yang
belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam
kandungan (Mardiana 2013, 21).
2. Pengertian Anak Jalanan
Konsep anak didefinisikan dan dipahami secara
berbeda dan bervariasi, sesuai dengan sudut pandang dan
kepentingan yang beragam. Menurut Departement Sosial
dan United National Program (UNDP) telah membatasi
anak jalanan sebagai berikut: “Anak jalanan sebagai
anak-anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya
untuk mencari nafkah di jalanan dan tempat umum
lainnya” (Suyanto 2010, 200).
Edi Suharto berpendapat bahwa anak jalanan adalah
anak laki-laki dan perempuan yang menghabiskan
sebagian besar waktunya untuk bekerja atau hidup di
32
jalanan dan tempat umum seperti pasar, mall, terminal,
stasiun, dan taman kota (Suharto 2011, 231).
Dari berbagai definisi, menurut penulis dapat
disimpulkan bahwa anak jalanan adalah anak-anak yang
menghabiskan sebagian waktunya di jalanan untuk
mencari nafkah.
3. Kategori Anak Jalanan
Berdasarkan hasil kajian lapangan, Surbakti dkk
membedakan tiga kelompok anak jalanan, yaitu
(Rahmawati 2014, 30):
a. Children on the street yaitu anak-anak yang memiliki
kegiatan ekonomi sebagai pekerja anak di jalan, namun
masih memiliki hubungan yang kuat dengan orang tua
dan keluarganya. Sebagian penghasilan mereka di
jalan diberikan kepada orang tuanya. Fungsi anak
jalanan pada kategori ini adalah untuk membantu
perekonomian keluarganya.
b. Children of the street yaitu anak-anak yang
berpartisipasi penuh di jalan, baik secara sosial
maupun ekonomi. Beberapa diantara mereka masih
mempunyai hubungan dengan orang tuanya, tetapi
frekuensi pertemuan tidak menentu. Dalam kategori
ini banyak anak-anak yang karena suatu sebab
biasanya kekerasan, lari atau pergi dari rumah. Anak
dalam kategori ini sangat rawan terhadap perlakuan
33
salah, baik secara sosial, emosional, fisik maupun
seksual.
c. Children from families of the street, yaitu anak yang
berasal dari keluarga yang hidup di jalanan. Walaupun
mereka memiliki hubungan kekeluargaan yang cukup
kuat, tetapi hidup mereka terombang-ambing dari satu
tempat ke tempat yang lain dengan segala resikonya.
Salah satu ciri dari kategori ini adalah sejak anak masih
bayi bahkan masih dalam kandungan sudah hidup di
jalanan, mudah ditemui di kolong jembatan, rumah-
rumah liar di sepanjang rel kereta api, dan sebagainya.
4. Faktor Penyebab Anak Jalanan
Banyak faktor yang meyebabkan anak-anak
terjerumus dalam kehidupan di jalanan. Whitemore dan
Sutini (1996) yang dikutip oleh Abu mengklasifikasikan
penyebab anak jalanan antara lain:
a. Terkait dengan permasalahan ekonomi sehingga anak
terpaksa ikut membantu orang tua dengan bekerja
b. Kurang keharmonisan hubungan dengan keluarga
yang sering berakhir dengan penganiayaan dan
kekerasan fisik. Orang tua (asal dan angkat)
mengkaryakan anak sebagai sumber ekonomi keluarga
pengganti peran yang seharusnya dilakukan orang
dewasa.
c. Anak-anak mengisi peluang-peluang ekonomi di
jalanan baik secara sendiri-sendiri maupun diupayakan
34
secara kelompok dan terorganisasi oleh orang-orang
yang lebih tua (Fitteriya 2013, 32)
Menurut UNICEF, motivasi anak-anak hidup di
jalanan bukanlah sekedar karena kebutuhan ekonomi
keluarga, melainkan juga karena terjadi kekerasan dan
keretakan kehidupan rumah tangga orang tuanya. Hidup
di jalanan dinilai lebih memberikan alternatif
dibandingkan dengan hidup dalam keluarga yang penuh
dengan kekerasan yang tidak dapat mereka hindari. Jika
di jalanan mereka dapat lari ancaman tindak kekerasan,
namun jika di dalam keluarga mereka tidak dapat berlari
dari ancaman kekerasan orang dewasa dan sekitarnya
(Suyanto 2010, 197)
5. Model penanganan anak jalanan
Model penanganan anak jalanan selalu berbeda
sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan anak
jalanan. Yayasan Nara Kreatif menggunakan alternatif
model penanganan anak jalanan mengarah kepada 2 jenis
model yaitu :
a. Institutional Centered Intervention yaitu penanganan
anak jalanan yang dipusatkan di lembaga (panti) baik
secara sementara maupun permanen (terutama jika
anak sudah tidak memiliki orang tua atau kerabat).
Pada pendekatan ini juga mencakup tempat berlindung
sementara, “Rumah Singgah” yang menyediakan
fasilitas panti dan asrama bagi anak jalanan
35
b. Community Centered Intervention yaitu penanganan
anak jalanan yang dipusatkan di sebuah komunitas.
Dalam penanganan ini melibatkan program-program
Community Development untuk memberdayakan
masyarakat atau penguatan kapasitas lembaga sosial di
masyarakat dengan menjalin networking melalui
berbagai institusi baik lembaga pemerintahan maupun
lembaga sosial masyarakat (Suharto 2011, 233)
Beberapa alternatif model penanganan yang
mungkin dapat digunakan untuk menangani
permasalahan anak jalanan dan perlu diuji coba, tentunya
dengan tidak lupa mengkaji ulang berbagai model yang
telah pernah ada dalam permasalahan anak jalanan.
Dalam menangani permasalahan anak jalanan harus
terlebih dahulu melakukan pendekatan. Karena pada
dasarnya anak jalan bersikap acuh tak acuh dengan orang
yang baru dikenal.
C. Pengolahan Limbah Kertas
1. Pengertian Pengolahan Limbah
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada
suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki oleh
lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomi
(Kristanto 2013, 22). Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam Pasal 1 ayat 20
yaitu “Limbah adalah sisa suatu usaha dan kegiatan”.
36
Menurut Ign Suharto, limbah adalah zat atau bahan
buangan yang dihasilkan dari proses kegiatan manusia.
Limbah yang mengandung bahan polutan yang memiliki
sifat racun dan berbahaya dikenal dengan limbah-limbah
B-3, yang dinyatakan sebagai bahan yang dalam jumlah
relative sedikit tetapi berpotensi untuk merusak
lingkungan hidup dan sumber daya (Rahmawati, 2016).
2. Jenis-Jenis Limbah
Jenis-jenis limbah bisa dibedakan berdasarkan nilai
ekonominya serta karakteristik. Berdasarkan nilai
ekonominya, limbah dibedakan menjadi dua yakni:
a. Limbah yang mempunyai nilai ekonomi
Limbah yang memiliki nilai ekonomi adalah
limbah jika melalui suatu proses lanjut akan
memberikan suatu nilai tambah.
b. Limbah non-ekonomis
Limbah non-ekonomis adalah limbah yang
walaupun telah dilakukan proses lanjut dengan cara
apapun, tidak akan memberikan nilai tambah kecuali
mempermudah nilai sistem pembuangan, limbah jenis
ini sering menimbulkan masalah pencemaran dan
kerusakan lingkungan.
Sedangkan berdasarkan karakteristiknya, limbah
dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:
a. Limbah Cair
Limbah cair merupakan buangan air yang
digunakan untuk mendinginkan mesin. Jenis industri
37
yang menghasilkan limbah cair diantaranya adalah
pengolahan crumb rubber, besi dan baja, minyak
goring, tekstil dan lainnya.
b. Limbah Gas dan Partikel
Limbah gas merupakan limbah yang dibuang ke
udara. Gas, debu yang dikeluarkan oleh pabrik udara
akan dibawa angina sehingga jangkauan pemarannya
semakin luas. Bahan-bahan tersebut berakumulasi
dengan udara basah sehingga massa partikel
bertambah dan pada malem hari turun ke tanah
bersama-sama dengan embun.
c. Limbah Padat
Merupakan hasil buangan industri yang berupa
padatan, lumpur, bubur yang berasal dari sisa
pengolahan. Limbah padat sangat mempengaruhi
ekologi air, permukaan tanah, udara dan lahan
pertanian.
Berdasarkan sifat kimia unsur pembentuknya,
limbah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu
sebagai berikut:
1) Limbah organik
Limbah organik atau yang biasa disebut
sampah basah adalah jenis sampah yang berasal dari
jasad hidup sehingga mudah membusuk dan dapat
hancur secara alami. Contohnya adalah sayuran,
nasi, ikan, daging daun, ranting, kertas dari
perkantoran.
38
2) Limbah non organik
Limbah non organik atau sampah kering
adalah sampah yang tersusun dari senyawa non
organik yang berasal dari sumber daya alam tidak
dapat diperbaharui seperti mineral, minyak bumi
atau dari industry. Contohnya kaleng, plastic, botol,
gelas.
3. Pengolahan Limbah Kertas
Menurut Rusli Ramlis, kertas adalah bahan yang
tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang
berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah
alami dan mengandung selulosa dan hemiselulosa.
Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis
menulis yang menyumbangkan arti besar dalam
peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas, bangsa-
bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung
yang dibakar.
Kertas yang sudah tidak digunakan atau dibuang
begitu saja akan menjadi limbah padat yang berasal dari
rumah tangga. Limbah berasal dari rumah tangga
mempunyai sifat fisika dan kimia yang selau berubah-
ubah, sehingga diperlukan penaganan sebagai berikut
(Suharto 2011, 217):
a. Reduksi
Reduksi limbah padat dengan jalan mengurangi
sumber limbah padat pada unit penghasil limbah padat
seperti limbah padat dari rumah tangga, dunia industri,
39
limbah padat dari perkantoran, limbah padat dari pasar
swalayan.
b. Daur Ulang Limbah
Pemanfaatan kembali limbah padat melalui
proses fisika dan kimia misalnya pecahan kaca atau
beling digunakan sebagai tambahan bahan baku
industri gelas dan kaca. Manfaat daur ulang adalah
dapar memiliki nilai jual dengan adanya pemanfaatan
limbah tersebut, mencegah adanya sampah yang
sebenarnya dan agar dapat menjadi sesuatu yang
berguna serta mengurangi penggunaan bahan baku
yang baru.
c. Transportasi Limbah Padat
Transportasi limbah padat adalah pengumpulan
dan pemisahan limbah padat untuk dilakukan
pemrosesan selanjutnya dalam pengolahan limbah
padat tersebut.
d. Perlakuan Panas
e. Perlakuan Biologis
f. Penguburan Limbah Padat
Tujuan dari penguburan limbah padat adalah
untuk mencegah tercemarnya air permukaan tanah
oleh limbah padat. Penguburan limbah padat
merupakan saranadan fasilitas untuk pembuangan
limbah padat dimana limbah padat diletakkan di atas
lahan dan di bawah limbah padat terdiri atas beberapa
40
lapisan media padat antara lain granular, plastic, tanah
liat, dan bantuan lainnya.
Akan tetapi pengolahan limbah kertas yang
sering digunakan adalah dengan melakukan
mengurangi (reduce) pemakaian kertas dapat berupa
sikap menghindari pemakaian kertas yang boros,
pemakaian kertas hendaknya dilakukan seperlunya.
Selain dengan reduce, pengolahan kertas juga dapat
dilakukan dengan mendaur ulang (resue) yakni dengan
menggunakan kembali kertas atau box yang telah kita
pakai. Pengolahan kertas juga dapat dilakukan dengan
mendaur ulang (recycle) limbah kertas menjadi sesuatu
yang baru.
41
BAB III
GAMBARAN UMUM YAYASAN NARA KREATIF
A. Profil dan Sejarah Yayasan Nara Kreatif
Yayasan Nara Kreatif merupakan lembaga
kewirausahaan sosial yang bergerak dibidang pendidikan
dan pelatihan pengolahan limbah perusahaan (green office)
khususnya berbahan kertas. Pendirinya ialah Nezatullah
Ramadhan. Beliau lahir di kota Padang pada tanggal 8 April
1991.
Pada tahun 2012, Neza sapaan dari Nezatullah
Ramadhan yang pada saat itu sedang mengenyam
pendidikan S1 di Perguruan Tinggi Politenik Negeri Jakarta
program studi teknik mesin. Ia mendapatkan tugas dari
kampusnya dan mendapatkan modal untuk membuat
program mahasiswa wirausaha dan menjalankannya.
Bersama kedua temannya yaitu Sukri dan Armanda, Neza
mulai memikirkan ide dengan menciptakan wirausaha
namun berbasis sosial. Neza ingin melakukan suatu upaya
atau usaha dengan memanfaatkan kemampuan dalam dirinya
serta mengatasi permasalahan sosial yang ada agar bisa
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat luas
maka tercetuslah ide tersebut membuat program wirausaha
sosial.
Bermula dari Neza merasa gelisah melihat anak-anak
jalanan yang hidup terlunta-lunta tanpa ada kejelasan
bagaimana menyambung hidup. Belum lagi pergaulan anak-
42
anak jalanan yang tidak jelas membuat mereka semakin
berkecil hati untuk hidup lebih baik. Selain masalah
ekonomi, pola pikir dan motivasi juga menjadi faktor
penghambat lain untuk bergerak maju. Nasib miris puluhan
anak-anak kurang beruntung yang hampir setiap hari terlihat
begitu besar menyita rasa kemanusiaan seorang Neza. Mulai
pada bulan Juni tahun 2012, mereka menjalani program
wirausaha sosial yang awalnya bernama “SANAS
KREATIF” yang tidak lain artinya yaitu singkatan nama dari
ketigannya. Pada saat itu Neza dan kedua temannya
berupaya merealokasikan anak-anak yang berada di jalan
agar tidak lagi hidup jalan dan berupaya mengurangi anak-
anak putus sekolah.
Seiring berjalannya waktu, Neza bersama kedua
temannya berdiskusi untuk memberikan pelatihan
ketrampilan memproduksi serta mengolah limbah kertas
daur ulang yang akan diberikan untuk anak jalanan. Menurut
Neza anak-anak jalanan bukan hanya mencari uang di
jalanan dengan mengamen dan mengemis akan tetapi anak
jalanan bisa sama mendapatkan nilai ekonomi dengan
membuat ketrampilan melalui limbah kertas.
Pada tahap awal, metode mereka mengajak anak
jalanan tersebut tidak ingin langsung turun ke jalanan,
melainkan saat itu Neza mendekati salah satu anak yang
sedang bekerja di salah satu usaha “cuci motor”. Menurut
keterangan, anak-anak jalanan yang ditemukan satu persatu
tersebut memang aktifitas mereka tidak 100% berada di
43
jalanan. Melainkan dari mulai pagi hari hingga sore hari
mereka bekerja atau mencari penghasilan, lalu baru setelah
mereka bekerja, mereka turun ke jalanan.
Di situlah Neza mulai melakukan pendekatan secara
personal dengan memberikan uang “tips” dan jajan karena
Neza sudah mempunyai target supaya Neza dapat langsung
turun ke jalan dibantu dan diajak oleh salah satu anak jalanan
tersebut. Menurut Neza, bila dia saat itu langsung turun ke
jalanan untuk mencari dan mengajak anak jalanan, pastinya
mereka tidak akan mau menerima ajakan tersebut. Setelah
tahap pendekatan berhasil dengan salah satu anak tersebut,
barulah akhirnya Neza diajak ke anak jalanan lainnya Neza
dan kedua temannya mendapati anak jalanan tersebut
sekitaran Taman Mini dan daerah Tanjung Priuk. Lalu anak
jalanan tersebut yang dimana sejumlah 15 orang ditempatkan
dan tinggal dalam satu petak rumah kontrakan.
Sebulan berjalan, kedua teman Neza tidak ingin lagi
melanjutkan pogram yang mereka buat karena modal yang
didapat kemarin sudah habis. Dikarenakan anak-anak
jalanan sudah mereka dapati dan ajak sebanyak 15 orang
sudah semangat dan termotivasi untuk mengikuti ajakan dari
Neza dan kedua temannya, akhirnya Neza menjalankan
program tersebut secara sendiri dan meyakinkan diri bahwa
anak-anak jalanan itu harus tetap berlanjut walupun kedua
teman Neza sudah tidak berlanjut menjalankan program.
Dari situ benar-benar titik perjuangan seorang
Nezatullah Ramadhan sebagai penggagas program
44
wirausaha sosial selama setahun dari mulai bulan Juni 2012
sampai bulan April 2013. Setiap hari Neza harus mencukupi
kebutuhan pangan anak jalanan tersebut. Selain itu Neza
harus memberikan uang jajan yang dimana selama sehari
diberikan Rp10.000 peranak dan total sebanyak 15 anak.
Dan masih sangat terngiang dipikiran Neza bahwa Neza
harus membelikan rokok seminggu sekali untuk mereka
karena menurut Neza itu merupakan salah satu metode lain
dalam pendekatan Neza dengan anak-anak jalanan. Belum
lagi mereka setiap hari harus memproduksi dan mengolah
limbah kertas walaupun memang hasil dari olahan limbah
kertas selama setahun belum ada yang terjual. Untuk
mempertahankan itu semua, Neza tidak hanya sekedar fokus
ke pengolahan limbah kertas saja. Saat itu untuk menghidupi
serta mencukupi kebutuhan mereka, Neza berusaha mencari
penghasilan dengan memasang plat nomer mobil, usaha
berjualan makanan “tutut” dan juga supply buah kelapa ke
restoran-restoran.
Sampai pada akhirnya pada saat itulah salah satu
perusahaan BUMN (Bank BNI Syariah) ingin mengadakan
kerja sama dengan Nara Kreatif yang pada saat itu masih
belum terdaftar sebagai kelembagaan Nara Kreatif diberi
kesempatan untuk mempresentasikan tentang pofil dari Nara
Kreatif serta produk hasil pengolahan limbah kertas. Hingga
akhirnya Nara Kreatif mendapat bantuan berupa dana CSR
dari Bank BNI Syariah. Namun ternyata, syarat untuk
mendapatkan bantuan dana CSR harus terdapat legalitas
45
kelembagaan hingga akhirnya tercetuslah ide untuk
membuat yayasan. Pada saat membuat legalitas
kelembagaan yayasan, terdapat kendala dimana adanya
peratutan kebijakan dari Menteri BUMN tentang pembekuan
dana CSR sehingga dana CSR tersebut harus tertunda.
Sebulan setelah melalui beberapa kendala akhirnya
Bank BNI Syariah tersebut mengamanahkan kepada Nara
Kreatif untuk dapat mengelola bantuan dana CSR tersebut.
Bantuan dana CSR tersebut digunakan untuk digunakan
untuk sewa rumah singgah yang disebut “Rumah Nara” serta
fasilitas untuk anak-anak jalanan tersebut. Dan hingga pada
waktunya terbentuklah Yayasan Nara Kreatif dimana makna
dari kata “NARA” itu sendiri yaitu singkatan dari nama
Nezatullah Ramadhan (Wawancara dengan Neza, 2018).
Setelah melakukan kerjasama dengan pihak bank BNI
Syariah, Yayasan Nara Kreatif mulai diajak untuk pameran-
pameran hingga akhirnya Yayasan Nara Kreatif dikenal
masyarakat luas. Dan Bank BNI Syariah yang pertama
kalinya membeli produk hasil olahan limbah kertas yang
sudah dibuat anak-anak jalanan.
Pada bulan April tahun 2013, tepatnya di salah satu
seminar, Neza mendapatkan informasi bahwa di Bandung
terdapat perusahaan handicraft dan disitulah titik pertemuan
Neza dengan Rosim. Awalnya mereka tidak saling mengenal
namun Neza melihat ada kecocokan adanya karakter dan
skill membuat kerajinan yang ada pada diri Rosim. Namun
butuh waktu panjang sekitar 4 bulan untuk mengajak Rosim
46
bergabung menjadi bagian dari Yayasan Nara Kreatif karena
pada saat itu status Rosim masih bekerja di perusahaan
handicraft. Akhirnya Rosim pun tertarik untuk bisa
bergabung dengan Yayasan Nara Kreatif.
Setelah anak-anak jalanan pindah ke tempat tinggal
yang baru, Neza melihat karena tempat yang mereka huni
tersebut besar dan layak, sangat disayangkan jika anak-anak
tersebut hanya memiliki kegiatan mengolah limbah kertas
saja, sehingga bulan September 2013 tercetuslah ide untuk
membuat sekolah gratis.
Awal mula mendirikan sekolah gratis, Neza dan Rosim
hanya memasang spanduk di depan Rumah Nara yang
dimana sebagai tempat tinggal anak-anak jalanan tersebut.
Namun ternyata tanpa disangka, peminat dari sekolah gratis
yang dibuat Neza dan Rosim cukup banyak, sehingga dari
situ mulai terfikirkan untuk mencari tenaga pengajar dan
juga mulai membicarakan pola pengajaran.
Setelah itu mulai dibukalah sekolah gratis tersebut
dimana sekolah gratis itu berkesinambungan dengan dana
dari hasil produksi olahan limbah kertas, karena pada
dasarnya sejak awal memang Neza ingin mengorientasikan
bahwa Yayasan Nara Kreatif tidak fokus mencari
sumbangan dan donasi saja melainkan dengan cara
bagaimana anak-anak bisa hidup dari produktivitas. Maka
dari itu Yayasan Nara Kreatif disebut dengan lembaga
kewairausahaan sosial. Menurut Neza, bila berbicara tentang
sumbangan atau donasi, Neza mengibaratkan saat untuk bisa
47
membangun sekolah gratis mentalnya bukan hanya sekedar
dari bantuan orang lain melainkan dari terdapat segi potensi
yang ada dalam diri Neza dan anak-anak tersebut untuk
bagaimana sebagai manusia terus berupaya dan bermanfaat.
B. Visi dan Misi Yayasan Nara Kreatif
Sejak awal berdirinya Yayasan Nara Kreatif, memang
pendiri ingin mengatasi permasalahan sosial yang ada
melalui suatu upaya dan usaha agar bisa menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat. Neza melihat anak-anak yang
hidupnya di jalanan dan tanpa ada kejelasan bagaimana
mereka menyambung hidup lebih baik. Permasalahan
ekonomi, pola pikir dan motivasi yang juga menjadi faktor
penghambat lain untuk bergerak maju serta nasib miris anak-
anak kurang beruntung begitu besar menyita rasa
kemanusiaan seorang Neza. Sehingga terbesit dan
tercetuslah ide untuk bisa merealokasikan anak-anak yang
berada di jalan tersebut agar tidak lagi hidup di jalan,
berupaya mengurangi anak-anak putus sekolah serta
menggali potensi yang ada dalam diri mereka dengan
melatih kreatifitas melalui pengolahan limbah kertas seperti
visi dari Yayasan Nara Kreatif yaitu “Meningkatkan
Kesejahteraan Anak Jalanan dan Pra-Sejahtera melalui
Olahan sampah Kertas serta Pendidikan”.
Tujuan dan motto yang selalu Yayasan Nara Kreatif
gunakan yaitu “Selalu Hidup Memudahkan” yang dimana arti
dari kata selalu hidup memudahkan itu seperti memudahkan
48
anak pra sejahtera mendapatka kehidupan yang lebih baik
melalui program asrama anak asuh, memudahkan anak pra
sejahtera mendapatkan keseteraan pendidikan melalui sekolah
kejar paket, memudahkan perusahaan dalam mengolah
sampah kertas menjadi barang yang siap dipakai kembali serta
memudahkan perusahaan dalam mewujudkan kegiatan
pemberdayaan sosial dengan menjadi vendor CSR
perusahaan.
C. Struktur Pengurus Yayasan Nara Kreatif
Gambar 1.
Struktur Pengurus Yayasan Nara Kreatif
Sumber : Hasil pengolahan Data
49
D. Deskripsi Pekerjaan
1. Dewan Pembina berfungsi sebagai pihak yang
memberikan arahan dan bimbingan kepada founder
Yayasan nara Kreatif
2. Dewan Pengawas berfungsi sebagai pihak yang
bertanggung jawab untuk mengawasi segala kegiatan
Yayasan Nara Kreatif
3. Ketua Yayasan membawahi dua departemen dan satu
fungsi:
a. Departemen Sosial, yang berfokus pada kegiatan
sekolah gratis, bimbingan belajar dan operasional
asrama
b. Departemen bisnis, yakni sebagai revenue generator
yayasan dengan bisnis produksi pengolahan limbah
kertas dan event (termasuk di dalamnya program
donasi untuk Yayasan Nara Kreatif).
c. General Support Manager, menjalankan fungsi
administrasi. Hal ini mencakup administrasi keuangan
dan kepegawaian yayasan, penjadwalan
4. Departemen Sosial menjalankan fungsi pengelolaan
sekolah gratis, bimbingan belajar dan operasional asrama.
Hal ini mencakup:
a. Desain kurikulum
b. Operasional belajar-mengajar
c. Pengembangan diri anak didik
Ketua Departemen Sosial akan dibantu oleh satu
orang administrator yang bertugas untuk mengatur jadwal
50
dan mengelola keuangan, yang bertanggung jawab
kepada ketua departemen serta General Support Manager.
Ketua departemen akan membawahi manager sekolah dan
bimbel.
5. Departemen Bisnis menjalankan fungsi sebagai revenue
generator yayasan, yang berasal dari
a. Bisnis produksi pengolahan limbah kertas
b. Event (termasuk di dalamnya program donasi untuk
Yayasan Nara Kreatif).
Ketua Departemen bisnis akan dibantu oleh satu
orang administrator yang bertugas untuk mengatur jadwal
dan mengelola keuangan unit produksi pengolahan
limbah kertas dan event, yang bertanggung jawab kepada
ketua departemen serta General Support Manager. Ketua
Departemen Bisnis akan membawahi manager produksi
dan manager event dan marketing.
6. Manager Bimbel menjalankan fungsi pengelolaan
bimbingan belajar (berbayar). Hal ini mencakup:
a. Desain kurikulum
b. Operasional belajar-mengajar
c. Kegiatan pemasaran
Manager bimbel akan membawahi satu orang yang
menjalankan fungsi admistrasi keuangan bimbel, dan
kegiatan pemasaran
7. Manager produksi menjalankan fungsi sebagai revenue
generator yang berasal dari kegiatan Pengolahan limbah
51
kertas, bekerja sama dengan perusahaan sebagai mitra.
Manager produksi akan membawahi tim staff operasional
dan admin produksi
8. Manager Event dan Marketing menjalankan fungsi
pengelolaan event, baik untuk kepentingan sosial maupun
bisnis, serta program donasi. Hal ini mencakup:
a. Perancangan event (termasuk program donasi)
b. Pelaksanaan event (termasuk program donasi)
c. Publikasi event (termasuk program donasi)
Manager Event akan dibantu oleh staff event dan
project marketing
9. General Support Manager menjalankan fungsi
administrasi. Hal ini mencakup administrasi keuangan
dan kepegawaian yayasan, penjadwalan.
E. Kegiatan Harian Yayasan Nara Kreatif
Dalam kesehariannya, Yayasan Nara Kreatif
menyusun jadwal kegiatan rutin yang harus dikerjakan oleh
anak-anak yang beada di Yayasan Nara Kreatif, yaitu:
1. Dimulai dari pukul 04.15 mereka bangun tidur lalu
membersihkan diri, setelah itu dilanjut dengan salat
subuh berjamaah dan membaca Al Quran.
2. Setelah salat subuh berjamaah dan membaca Al Quran
mereka lanjut membersihkan Yayasan.
3. Setelah itu pukul 07.30 mereka sarapan pagi dilanjut
dengan bersiap-siap untuk ke Sekolah Nara.
4. Setelah sampai di Sekolah Nara mereka melakukan
salat dhuha dilanjut dengan ceramah pagi.
52
5. Setelah itu pukul 09.00 mereka memulai kegiatan
belajar mengajar.
6. Pukul 12.00 setelah selesai kegiatan belajar mengajar,
mereka melakukan salat zuhur berjamaah di Sekolah
Nara dilanjut dengan pelajaran agama.
7. Setelah itu mereka pulang ke asrama masing-masing
untuk istirahat.
8. Pukul 13:30 mereka makan siang. Setelah makan siang
dilanjut dengan aktivitas produksi.
9. Pukul 15:00 aktifitas produksi dijeda dengan salat
ashar berjamaah, setelah itu baru dilanjutkan kembali
aktifitas produksi sampai pukl 17:00
10. Pukul 17:00 mereka membersihkan diri dilanjut
dengan salat maghrib berjamaah dan mengaji bersama
hingga salat isya bersama
11. Setelah salat isya berjamaah dilanjutkan dengan makan
malam bersama, dilanjutkan dengan belajar bersama
untuk persiapan belajar esok harinya
12. Pukul 21:45 mereka membersihkan diri dilanjut
dengan dengan tidur malam (Wawancara dengan
Rosyim, 2018).
F. Program Kegiatan Yayasan Nara Kreatif
1. Pengolahan limbah kertas dan organik dimulai hari senin
sampai hari sabtu
2. Pendidikan sekolah kejar paket gratis (SD, SMP, SMA)
berijazah negeri,
53
3. Pelatihan dan keterampilan untuk masyarakat pra
sejahtera yang meliputi kerajinan tangan serta belajar
komputer.
4. Program Nara Education meliputi kelas inspirasi, training
dan lainnya
5. Program Nara Bersih
6. Program Nara Sehat
7. Kelas Agama
G. Sarana dan Prasarana
Terkait dengan fasilitas pendukung yang tersedia di
Yayasan Nara Kreatif, agar semua kegiatan dapat berjalan
dengan lancar, efektif dan efisien, maka disediakan sarana
dan prasarana sebagai fasilitas penunjang guna mencapai
output yang maksimal.
Tabel 2.
Sarana dan Prasarana Yayasan Nara Kreatif
No Sarana/Prasarana Jumlah
1 Al Quran dan juz amma' 80 unit
2 Buku ilmu pengetahuan Memenuhi
isi rak buku
3 Gedung sekolah kejar paket 1 unit
4 Gudang 1 unit
5 Kamar mandi 2 unit
6 Kantor yayasan nara kreatif 1 unit
7 Komputer beserta perangkatnya 10 unit
54
Sumber :Hasil Pengolahan Data
Beberapa sarana dan prasarana yang tersedia di
Yayasan Nara Kreatif merupakan pemberian dari beberapa
perusahaan dan mitra kerjasama, donasi dari pengajar dan
pengurus Yayasan Nara Kreatif.
No Sarana/Prasarana Jumlah
8 Lahan mencuci dan menjemur
pakaian 1 unit
9 Lahan parkir 1 unit
10 Lemari pajangan hasil kreatifitas 3 unit
11 Meja belajar 30 unit
12 Rak buku 3 unit
13 Ruang dapur 1 unit
14 Ruang kamar pengurus 1 unit
15 Ruang kamar putra 2 unit
16 Ruang kamar putri 1 unit
17 Ruang kantor founder yayasan
nara kreatif 1 unit
18 Ruang kerja pengurus 1 unit
19 Ruang presentasi 1 unit
20 Ruang produktivitas 1 unit
21 Ruang tamu 1 unit
22 Telepon rumah 1 unit
23 Wifi 1 unit
55
H. Daftar Nama Anak Jalanan Yayasan Nara Kreatif
Tabel 3
Daftar Nama Anak Jalanan Yayasan Nara Keatif
No Nama Usia Asal Latar Belakang
1 Ahmad
Maulana
15
th Tangerang
Ketidakmampua
n ekonomi
keluarga
2 Alpian 19
th Tangerang
Ketidakmampua
n ekonomi
keluarga
3 Arizal 23
th Banten
Pernah menjadi
pecandu narkoba
4 Asep
Wildan
18
th Tangerang
Korban
perceraian
5 Chandra
Restu
13
th Jakarta
Korban
perceraian
6 Davin
Failaka
15
th Jakarta
Korban
perceraian
7 Imelda
Fatimah
13
th Sulawesi
Korban
perceraian
8 Maryam 16
th Karawang
Ketidakmampua
n ekonomi
keluarga
9 Muhamma
d Dafa
18
th Padang
Korban
perceraian
10 Muhamma
d Fikih
12
th Jakarta
Korban
perceraian dan
menjadi
pengamen
11 Muhamma
d Ichsan
14
th Bogor
Korban
perceraian dan
menjadi
pengamen
56
No Nama Usia Asal Latar Belakang
12 Santia
Melani
18
th Banten Yatim piatu
13 Siti
Nurlaila
16
th Karawang
Korban
perceraian
14 Suwandi 19
th Bekasi
Ditinggal orang
tua
15 Vivian
Sadinten
11
th Padang
Korban
perceraian dan
KDRT Sumber : Hasil Pengolahan Data
I. Alur Pendanaan Yayasan Nara Kreatif
Untuk mencapai misi yang dijalankan Yayasan Nara
Kreatif, diperlukan daya dukung yang memadai untuk
menjalankan operasional sesuai standar yang memadai,
karena itu Yayasan Nara Kreatif tentunya memerlukan dana
guna membiayai semua bentuk biaya operasional.
Sumber dana operasional Yayasan Nara Kreatif
dikategorikan menjadi 2 bagian yaitu bisnis dan bimbel.
Pada bisnis berasal dari pendapatan pesanan produk
kreatifitas anak asuh Yayasan Nara Kreatif dan hasil kerja
sama dengan beberapa pihak perusahaan. Pada bimbel
berasal dari program Harap Patungan.
57
Gambar 2.
Alokasi Dana Yayasan Nara Kreatif
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Sumber dana Yayasan Nara Kreatif dari bisnis tersebut
dialokasikan untuk kebutuhan anak asuh Yayasan Nara
Kreatif, untuk operasional Yayasan Nara Kreatif, untuk
pengembangan SDM seperti memberi pelatihan dan biaya
pengolahan limbah kertas, serta untuk fasilitas sekolah.
Sedangkan sumber dana Yayasan Nara Kreatif dari bimbel
dialokasikan untu operasional sekolah (Wawacara dengan
Dhea, 2018).
J. Mitra Kerja Yayasan Nara Kreatif
Setahun setelah mulai digagas dan didirikan Yayasan
Nara Kreatif, pada saat itulah Bank BNI Syariah ingin
mengadakan kerja sama dengan Yayasan Nara Kreatif yang
58
pada saat itu masih belum terdaftar sebagai kelembagaan.
Yayasan Nara Kreatif diberi kesempatan untuk
mempresentasikan tentang profil dari Yayasan Nara Kreatif
serta produk hasil pengolahan limbah kertas. Hingga
akhirnya Yayasan Nara Kreatif mendapat bantuan berupa
dana CSR dari Bank BNI Syariah. Bantuan dana CSR
tersebut digunakan untuk sewa tempat serta fasilitas untuk
anak-anak jalanan.
Selain itu, Yayasan Nara Kreatif juga mendapat
dukungan dan kerja sama dengan beberapa perusahan atau
instansi di Jakara seperti
1. Bank Mandiri
2. Bank Bukopin
3. Astra International
4. PT. Astra Honda Motor
5. PT. Toyota Astra Motor
6. PT. Merck
7. PT. Nutrifood
8. PT. Garudafood
9. PT. Sarana Multi Infrastruktur
10. PKPU (Lembaga Kemanusiaan Sosial)
11. Yayasan Wahana Artha
59
12. Yayasan Hasanah Titik
13. Dompet Dhuafa
14. Rumah Zakat
Seluruh mitra kerjasama turut serta membantu
memfasilitasi kebutuhan Yayasan Nara Kreatif dimulai dari
sarana prasarana serta kegiatan lainnya melalui kesepakatan
dengan pihak Yayasan Nara Kreatif. Kesepakatan tersebut
antara lain adalah limbah kertas yang dimiliki oleh
perusahaan diberikan dan diolah oleh Yayasan Nara Kreatif
menjadi produk kreatifitas dan mempunyai nilai guna di
perusahaan tersebut (Wawancara dengan Jafar, 2018).
60
BAB IV
ANALISIS TEMUAN LAPANGAN
A. Tahap Pemberdayaan
Dalam buku Isbandi Rukminto Adi, Shardlow melihat
bahwa berbagai pengertian mengenai pemberdayaan, pada
intinya membahas bagaimana individu, kelompok ataupun
komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri
dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai
dengan keinginan mereka. Prinsip ini pada intinya
mendorong klien untuk menentukan sendiri apa yang harus
mereka lakukan dalam kaitan dengan upaya mengatasi
permasalahan yang mereka hadapi sehingga mereka
mempunyai kesadaran dan kekuasaan penuh dalam
membentuk hari kedepannya.
Isbandi Rukminto Adi menjadikan 7 tahap dalam
melakukan pemberdayaan yaitu tahapan persiapan,
pengkajian, perencanaan alternatif program atau kegiatan,
pemformulasian rencana aksi, pelaksanaan program atau
kegiatan, evaluasi, terminasi. Penulis akan menjabarkan
mengenai hasil temuan data dan menganalisis melalui
observasi di lapangan, wawancara penulis dengan pengurus
Yayasan Nara Kreatif melalui pengolahan limbah kertas.
sesuai dengan urutan tahapan pemberdayaan menurut
Isbandi Rukminto Adi serta manfaat yang diterima anak-
anak jalanan.
61
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ini memiliki substansi
penekanan pada dua hal elemen penting yakni penyiapan
petugas dan penyiapan lapangan. Tahapan ini adalah
tahapan prasyarat sukses atau tidaknya sebuah program
pemberdayaan berlangsung.
a. Penyiapan Petugas
Maksud dari pertugas ini yaitu pelaksana
pemberdaya atau pengurus. Pada penyiapan petugas,
awalnya Neza memberdayakan anak-anak jalanan
bersama dengan kedua temannya dimana mereka
sebagai pengurus awal. Namun kedua temannya
memutuskan untuk mengakhiri hingga akhirnya Neza
memeberdayakan dan membina anak-anak secara
sendiri hingga akhirnya bertemu dengan Bang Rosyim.
Syarat khusus untuk bergabung menjadi salah satu
bagian dari Yayasan Nara Kreatif pun tidak ada,
karena yang terpenting mereka mau dan komitmen,
seperti yang diungkapkan Bang Neza:
“Syarat khusus buat bisa gabung di Yayasan
Nara Kreatif saat dulu buat jadi volunteer atau
pengurus sih tidak ada, saya sih saat itu ketemu
dengan Bang Rosyim di salah satu acara seminar di
Bandung, terus saya ngerasa cocok sama dia karena
karakter dan skill yang dia punya tentang
handicraft, akhirnya saya ajak dia bergabung.
Kalo untuk sekarang memang ada beberapa
syarat karena sekarang itu menyebutnya bukan
volunteer atau sistemnya bukan volunteer lagi tapi
62
sudah mejadi tim atau pengurus inti dari Yayasan
Nara Kreatif. Yang dimana diutamakan kerjasama
dan komitmennya karena sudah mendapatkan hak
dan kewajibannya. Paling kalo sebagai volunteer
kita tempatkan di kegiatan kelas inspirasi atau
semacamnya” (Wawancara dengan Neza, 2018).
Pernyataan Bang Neza juga diperkuat dengan
pernyataan Bang Rosyim selaku pengurus Yayasan
Nara Kreatif yaitu:
“Kalau dulu cerita saya bertemu Bang Neza
itu jadi setelah dua temnnya Bang Neza keluar,
Bang Neza merekrut saya yang kebetulan kenalnya
di Bandung dan sebenenya saya masih kerja sama
orang lain Cuma setelah ngobrol-ngobrol dan
prosesnya panjang hampir empat bulan terus
beberapa kali Bang Neza menemui saya, punya visi
misi yang bagus, akhirnya saya gabung dengan
Bang Neza.
Syaratnya sih saat dulu mah emang gaada,
paling Bang Neza cari yang punya potensi atau bisa
ngajarin anak-anak jalanan buat ngolah limbah
kertas dan buat handicraft tapi kalo sekarang
memang sudah agak ketat yah untuk menjadi
pengurus atau tim inti karena banyak yang mau join
juga di beberapa email tapi cuma satu atau dua saja
yang diterima.
Kalo tahun 2014 tahun 2015 sistemnya itu
volunteer, kalo sekarang sudah gaada. Saat itu
bebas tanpa syarat karena sukarela. Kalo sekarang
udah gaada. Walaupun ada volunteer paling di kelas
inspirasi dan sejenisnya” (Wawancara dengan
Rosyim, 2018).
Pada penyiapan petugas diperlukan untuk
menyamakan persepsi antara anggota tim agen
perubahan mengenai pendekatan apa yang akan dipilih
63
dalam melakukan pengembangan masyarakat. Di
Yayasan Nara Kreatif Nezatullah Ramadhan selaku
pendiri Yayasan Nara Kreatif bersama kedua
temannya sekaligus pengurus, melakukan pendekatan
individu dengan anak-anak jalanan yang mereka
temui. Seperti yang diungkapkan oleh Bang Neza:
“Cara pertama pendekatan individu atau
personal ke orangnya ya. Jadi awalnya saya cuci
steam motor nah dari situ saya ketemu salah satu
anak jalanan.
Saya tanya-tanya, saya ajak ngobrol setelah
itu saya diajak dia untuk ke teman-temannya di
jalanan. Saya langsung turun ke jalan terus abis itu
kita ngobrol santai, saya beliin makan, terus saya
buka cara pemikiran mereka. Sebenernya mereka
itu mau sukses, mau kaya juga, mau sekolah tinggu,
disitu kita tanya-tanya, kita sharing sampai mereka
akhirnya mau dan tertarik buat ikut saya”
(Wawancara dengan Neza, 2018).
Pernyataan Neza pun didukung oleh pendapat
dari Rosyim sebagai pengurus:
“Cara pendekatan kita ke anak-anak jalanan
itu pastinya kita dekati individu ke individu ya kaa,
Bang Neza turun ke jalan, melihat bagaimana sih
kehidupan anak-anak di jalanan, karena anak
jalanan di mata orang banyak kan kurang baik,
artinya bisa dibilang kan sampah masyarakat.
Tapi kenyataannya setelah mendekati sendiri
anak jalanan tersebut tidak semuanya anak jalanan
seperti apa yang dipersepsi kan orang-orang,
bahkan banyak anak yang memiliki hati baik. Bang
Neza mencoba merangkul, ngobrol bareng”
(Wawancara dengan Rosyim, 2018).
64
Untuk menyamakan persepsi masing-masing
pada setiap pengurus, Neza bersama teman-teman
pengurus menggunakan metode dengan berdiskusi dan
bertukar pikiran satu sama lain, seperti yang
diungkapkan oleh Bang Rosyim:
“Didiskusikan bareng-bareng yah ka,
diobrolkan bareng karena memang awalnya itu
Bang Neza bersama dua temannya juga karena ini
program dari kampus” (Wawancara dengan
Rosyim, 2018).
Pendapat Bang Rosyim ini didukung oleh Bang
Neza, Bang Neza pun mengungkapkan:
“Metodenya ya kita diskusikan bareng, kita
obrolin bareng, kita cari jalan tengahnya harus
ngelakuin apa, untuk ke depannya persiapan kita
harus gimana, pokonya harus disiapkan secara
matang bareng pengurus-pengurus awal saat itu”
(Wawancara dengan Neza, 2018).
b. Penyiapan Lapangan
Selain penyiapan petugas pastinya dibutuhkan
penyiapan lapangan. Sasaran tempat atau lapangan
yang dituju yaitu tempat tinggal awal mereka atau
biasa mereka hidup sehari-harinya. Menurut Neza:
“Daerah sasaran awal kita ya pasti di jalan ya,
tapi pertama banget saya datengin salah satu anak
jalanan di tempat steam motor, setalah itu baru
diajak ke tempat temen-temennya.
Masih daerah Kampung Dukuh, lampu merah
Tamini Square, Pasar Rebo, daerah Tanjung Priuk
juga pernah, Bekasi, Tangerang, ya sambil saya
65
kalo lagi suka jalan aja. Lokasi buat tempat
tinggalnya pertama di satu rumah petak. Masih
daerah Kampung Dukuh juga” (Wawancara dengan
Neza, 2018).
Sasaran atau tujuan awal Neza karena ingin
mencari anak-anak jalanan pastinya Neza bersama
teman-temannya melakukan pencarian di jalan.
Namun pertama kalinya, Neza tidak langsung turun ke
jalan melainkan menghampiri salah satu anak yang
bekerja di salah satu steam motor atau tempat
pencucian motor, baru setelah Neza berbincang-
bincang dengan anak tersebut Neza mulai diajak turun
ke jalan. Setelah akhirnya menemukan mereka, para
anak jalanan, dan anak jalanan tersebut diajak ke salah
satu tempat untuk tempat tinggal mereka selanjutnya
supaya lebih layak. Saat itu neza mengajak ke satu
rumah kontrakan untuk anak jalanan tinggal. Lokasi
tersebut berada di Daerah Kampung Dukuh, Kramat
jati, seperti yang juga diungkapkan oleh Bang Rosyim:
“Di daerah Kampung Dukuh, lampu merah
Tamini Square, Pasar Rebo, kampung rambutan,
Kramat Jati” (Wawancara dengan Rosyim, 2018).
Pada saat mencari lokasi untuk mereka tinggal
tidak lupa Nezatullah Ramadhan selaku pendiri untuk
meminta izin ke pihak setempat bahwa ia akan
melakukan pemberdayaan di lokasi tersebut, seperti
yang diungkapkan Bang Rosyim:
66
“Kita cari lokasi buat tempat tinggal mereka
terus kita ijin sama pemerintahan setempat kaya
RT, RW. Akhirnya dapet satu petak rumah atau
kontrakan untuk tempat tinggal sekaligus untuk
mulai kegiatan pengolahan limbah kertas”
(Wawancara dengan Rosyim, 2018).
Pernyataan tersebut didukung oleh Bang Neza:
“Setelah saya dapat 1 tempat tinggal, 1 rumah
petak atau kontrakan, saya juga ga lupa buat izin
sama pemerintahan setempat, kaya ke RT, RW”
(Wawancara dengan Neza, 2018).
Selain persiapan-persiapan di atas yang telah
disebutkan, hal utama dan yang sangat penting
pastinya dibutuhkan modal atau dana. Persiapan
tersebut dimulai sejak bulan Juni Tahun 2012. Seperti
yang diungkapkan oleh Neza selaku pendiri Yayasan
Nara Kreatif:
“Jadi awalnya itu saya kan kuliah di
Politeknik Negeri Jakarta jurusan teknik mesin.
Lalu saya dapat tugas dari kampus program
kewirausahaan dan dapat modal. Tugas akhirnya
yaitu membuat mesin pengurai limbah kertas.
Karena saya mengangkat dua ide permasalahan
yaitu permasalahan lingkungan dan permasalahan
sosial. Dari permasalahan lingkungan itu saya
pengen mengurangi sampah-sampah kertas supaya
bisa diurai, nah dari permasalahan sosial itu saya
merasa miris melihat anak-anak jalanan
berkeliaran.
Nah dari awal itu persiapannya setelah dapat
modal itu, terus buat mesin pengurai limbah kertas.
Dari mesin pengurai limbah kertas itu saya gunakan
kan supaya menghasilkan dengan membuat
67
kerajinan. Nah saya menjalankan programnya
bersama kedua teman saya, namun setahun berjalan
mereka mengundurkan diri. Tersisa saya. Karena
selama setahun itu memang dari mesin pengurai
limbah kertas yang kita buat dan dijadikan produk
pun tidak membuahkan hasil.
Tapi saya tetap pada komitmen di awal untuk
bisa memecahkan dua permasalahan tadi, yasudah
akhirnya saya berlanjut terus tanpa kedua teman
saya, disitu saya berusaha semampu saya agar
program yang sudah saya persiapkan dari awal.
Akhrinya ya setelah setahun berjalan saya membuat
yayasan dan dilegalitaskan” (Wawancara dengan
Neza, 2018).
Dengan demikian bisa diketahui bahwa
persiapan yang dilakukan founder dan pengurus awal
yaitu pertama penyiapan petugas dan syarat untuk
menjadi pengurus Yayasan Nara Kreatif juga
persiapan lokasi yang akan dijadikan sasaran untuk
pemberdayaan anak jalanan. Selain itu perlu
menyamakan pendapat atau persepsi masing-masing
antar pengurus untuk ide-ide persiapan yang akan
dijalankan untuk kedepannya.
Ide dan masukan dari para pengurus sangat
diperlukan dalam tahap persiapan karena dari ide
tersebut akan muncul metode yang dilakukan untuk
memberdayakan anak jalanan melalui program
kewirausahaan sosial yaitu mengolah sesuatu yang
tidak bernilai menjadi bernilai seperti motto dari
Yayasan Nara Kreatif. Bang Neza berupaya
merealokasikan anak-anak yang berada di jalan agar
68
tidak lagi hidup jalan dan berupaya mengurangi anak-
anak putus sekolah.
Selain persiapan petugas dan lapangan, Neza juga
pasti mempersipakan dana untuk kebutuhan dan
keperluan anak jalanan yang nantinya akan dibina.
Tabel 4
Tahap Persiapan Pemberdayaan Anak Jalanan melalui
Pengolahan Limbah Kertas di Yayasan Nara Kreatif
No Kegiatan Partisipan Metode Output Kendala
1 Persiapan
petugas
pemberdaya
Pendiri
Yayasan
Nara
Kreatif
Pendekatan
individu
Bertemu
dengan
pengurus
yang
memiki
visi sama
Butuh
waktu
lama
2 Persiapan
mencari anak
jalanan
Pendiri dan
pengurus
Yayasan
Nara
Kreatif
Diskusi dan
pendekatan
individu
Menemu
kan anak
jalanan
Tidak
ada
kendala
dalam
proses
ini
3 Persiapan
lokasi
Pengurus
Yayasan
Nara
Kreatif
Perizinanan ke
pihak
pemerintahan
setempat
Menemu
kan
lokasi
untuk
tempat
tinggal
anak
jalanan
Tidak
ada
kendala
dalam
proses
ini
69
No Kegiatan Partisipan Metode Output Kendala
4 Persiapan
dana
Pendiri dan
pengurus
Yayasan
Nara
Kreatif
Menyelesaikan
tugas akhir
Mendapa
t modal
awal dari
kampus
Tidak
ada
kendala
dalam
proses
ini
Sumber : Hasil Penelitian
2. Tahap Pengkajian
Proses assessment dilakukan dengan
mengidentifikasi masalah dan kebutuhan yang dirasakan
oleh anak-anak jalanan Dalam proses assessment ini anak
jalanan pun sudah dilibatkan. Selain itu pada tahap ini
pengurus memfasilitasi anak jalanan untuk menyusun
prioritas dari permasalahan yang akan ditindaklanjuti
pada tahap berikutnya yaitu tahap perencanaan.
Menurut keterangan Nezatullah Ramadhan dari
hasil identifikasi pengurus ke anak jalanan, kebutuhan
yang dirasakan oleh anak-anak jalanan yaitu :
“Semuanya itu berawal dari ketidaksadaran
mereka. Dimana dari kebutuhan yang mereka rasain
pastinya mereka pengen buat hidup lebih baik
layaknya anak-anak yang lain ya, terus juga mereka
pengen dapat pendidikan yang setara, dilindungi,
dibimbing juga, dibina, diayomi” (Wawancara dengan
Neza, 2018).
Ungkapan Neza juga didukung oleh Rosyim selaku
pengurus, ia mengatakan:
70
“Berawal dari ketidak sadaran mereka, karena
setelah mereka bercerita, mereka pengen sukses,
pengen kaya, pengen seperti kita lah, pengen sekolah,
pengen kuliah, pengen hidupnya jadi terus, bisa jadi
lebih baik tapi mereka gaada yang ngarahin, gaada
yang support, tapi mereka sebenernya butuh kasih
sayang” (Wawancara dengan Rosyim, 2018).
Para anak jalanan tersebut berasal dari latar
belakang yang berbeda. Mereka mempunyai masalahnya
masing-masing. Ada yang penyebabnya karena faktor
ekonomi, lalu ada pula yang karena korban broken home
atau perceraian, ada yang korban kekerasan, banyak yang
putus sekolah, ada pula yang dulunya pengguna obat-
obatan terlarang.
Proses identifikasi dilakukan dengan cara sharing
dengan anak jalanan mengenai kehidupan mereka
masing-masing. Dan proses ini dilakukan di tempat tingal
yang telah disediakan oleh Neza dan teman-temannya.
Seperti yang diungkapkan Neza:
“Caranya kita pertama deketin salah satu anak,
saya turun ke jalan, saya ajak makan siang, terus kita
tanya kehidupan sehari-hari anak itu, terus tanya
keinginan dia apa kedepannya, kebutuhan dia apa.
Lalu dilakukan dimana saja ya, pertama di jalan,
kadang di lokasi anak tersebut, di tempat tinggal
mereka” (Wawancara dengan Neza, 2018).
Pernyataan di atas didukung oleh pernyataan
Rosyim:
71
“Di jalanan terus masih berlanjut di tempat
tinggal yang disediakan untuk mereka” (Wawancara
dengan Rosyim, 2018).
Dari keterangan di atas kita bisa mengetahui
masalah dan kebutuhan yang dirasakan dan diinginkan
oleh anak-anak jalanan tersebut. Pastinya mereka ingin
untuk hidup lebih baik layaknya anak-anak seumurannya.
Di sisi lain mereka ingin mendapatkan pendidikan setara
dan juga pembinaan agar nantinya menjadi manusia yang
berguna.
Selain itu Neza juga memberi keterangan bahwa:
“Awalnya saya merasa miris aja lihat anak-anak
jalanan yang hidupnya ga jelas, mulai dari pergaulan
dan lainnya sampai begitu besar menyita rasa
kemanusiaan saya buat bisa membantu mereka ka,
makanya saya buat program kewirausahaan sosial
bareng temen saya dengan bina anak-anak jalanan,
salah satunya melalui pengolahan limbah kertas dan
dari hasil pengolahan limbah kertas itu bisa
menyekolahkan anak-anak” (Wawancara dengan
Neza, 2018).
Dari keterangan di atas, bisa kita ketahui bahwa
karena Neza merasa miris melihat pergaulan anak jalanan
sehingga Neza ingin melakukan suatu upaya atau usaha
dengan memanfaatkan kemampuan dalam dirinya serta
mengatasi permasalahan sosial yang ada agar bisa
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat
luas. Dari situ maka tercetuslah ide membuat program
72
wirausaha sosial dengan melakukan pemberdayaan
melalui pengolahan limbah kertas.
Di sisi lain, selain mengidentifikasi masalah yang
ada, Neza bersama pengurus juga mendengarkan keluh
kesah mereka sehingga anak-anak jalanan tersebut mau
untuk bergabung dengan Yayasan Nara Kreatif. Ada yang
bergabung dengan Yayasan Nara Kreatif sejak tahun
2014 bahkan ada pula yang baru bergabung pada tahun
2018. Berikut keterangan Santiya :
“Aku awal bergabung karena jadi awalnya aku
berhenti sekolah kan, jadi aku dulunya tuh sekolah di
sekolah lain, masih sekitaran sini juga, terus aku sama
bapak ku kan hidupnya di jalan. Jadi aku dulu sekolah
tuh bajunya diurusin sama orang, dicuciin, dan tiap
pagi aku ke rumah orang itu buat mandi, ganti baju
soalnya aku tidurnya sama bapakku, di jalan atau
diemperan gitu kalo malam.
Jadi pas waktu aku kelas 3 SD, bapakku nikah
sama perempuan tapi seumuran aku ka, soalnya ibu
aku juga udah meninggal dari setelah ngelahirin aku.
Terus ceritanya bapakku pulang kampung, dan aku
ditinggalin di Jakarta sendirian terus dititipin sama
tetangga dan aku cuma dititipin uang Rp50.000,00 dan
bapakku ga ke jakarta-jakarta lagi selama 1 bulan.
Sampai akhirnya aku juga jadi malas sekolah kan
karena gaada yang ngurusin dan ngasih jajan, yaudah
jadinya aku main-main aja selama sebulan itu. Terus
pas bapakku pulang kesini aku ditanyain akhirnya
sama bapakku, sama guru-guru di sekolah kenapa ga
sekolah-sekolah lagi. Aku bilang aja gamau sekolah
lagi karena aku udah malu kan udah lama ga masuk
sekolah.
Terus aku juga suka berantem sama mama tiri
aku di rumah kontrakan bapakku sama istrinya, karena
umurnya juga ga beda jauh dan galak banget. Aku
73
gapernah tidur disana, aku tidurnya numpang di rumah
temen aku, karena pasti berantem terus. Jadi bapakku
tuh kaya takut sama istri gitu, gamau belain anaknya,
yaudah aku pergi dari rumah dan pulang cuma ganti
baju aja terus pergi lagi.
Pernah tuh aku berantem sampe tangan aku
dicakar pas baru pertama kali beli hape dan hapeku
langsung dibanting sampe pecah. Padahal masih baru.
Dan itu hasil kerjaku dari kerja ngupas bawang di pasar
induk. Aku dapat uangnya seminggu sekali diambil,
dapat Rp 300.000,00 dan langsung aku beliin hape
pertama kali. Pas hape aku dibanting aku nangis,
yaudah akhirnya aku marah-marah ke ibu tiri aku,
ngomong kasar juga, jadi aku berantem sama ibu tiri
aku sampai pada lecet.
Yaudah aku jadinya pergi dari rumah. Terus juga
aku sama bapakku sempet berantem gara-gara kejadian
itu sampai jam 12 malem. Terus mama tiri aku mau
pulang kampung ke Serang, sama bapakku gaboleh
sampai nangis-nangis bapakku, sampai mohon-
mohon, bapakku sampai dicubitin sama mama tiri aku,
digebukin pakai sapu.
Memang mama tiri aku galak ka, anaknya
diapun yang bayi pernah dilempar Cuma gara-gara
ngerecokin makan dia doang. Jadi adek bayi aku, aku
yang urusin sampai dia bisa jalan, gapernah sama
mamaku, aku bawa kerja ngupas bawang juga. Sampai
akhirnya dia sekarang udah cerai juga sama bapakku.
Terus kita juga udah ga ngontrak lagi, balik lagi
ke jalan, karena bapakku itu orang yang sayang sama
uang walopun ada uang, sampai dia sakit aja gamau
diobatin pakai uangnya dia sendiri. Uang malah
dipakai buat mabok-mabokan, judi, lainnya. Sampai
bapakku ga ngenalin aku.
Akhirnya aku cerita sama orang warung, aku
bingung soalnya mau tidur dimana, terus akhirnya aku
tidur di rumah teman ku. Terus cerita pas aku masuk
Yayasan Nara Kreatif ada tetangga aku, dia tau
masalah ku sering berantem, soalnya tetangga juga
kan, terus diajak ngupas bawang terus ditawarin mau
74
sekolah lagi atau enggak , ya aku mau dong, malah
seneng, terus aku langsung ke rumah dia, ke rumah
mama angkat aku.
Terus akhirnya kesini malam-malam, tahun 2014
dan disini belum ada asrama putri, jadinya aku masih
tinggal sama mama angkatku sampai setahun, Cuma
setelah itu ga tinggal bareng karena anaknya cemburu
sama aku, dan aku suka dikasih uang jajan sama ayah
mereka, jadi mama angkat aku marah.
Terus sempet marah setelah aku masuk di
Sekolah Nara dan fokus sama kegiatan disini, akhirnya
aku keluar lagi dari Sekolah Nara dan diajak kerja
sama ada salah satu anak asuh juga disini. Aku kerja
jaga anak sama bersih-bersih rumah, emang baik
majikan aku cuma aku ngerasa sepi, jadi aku ga betah
disana dan cuma bertahan 3 bulan aja. Terus aku
sempet bohong sama Bang Neza, aku bilangnya kerja
padahal aku udah ga kerja. Aku cuma main-main aja
pokonya. Bang Neza aku kerja dimana, aku jawab di
PGC, padahal aku bohong, akhirnya Bang neza tahu.
Terus aku dipanggil ke kantor Yayasan Nara
Kreatif, ditanya-tanya, dipojokin, akhirnya aku ngaku,
aku nangis. Terus aku juga pernah request minta
asrama putri karena waktu itu belum ada asrama putri,
terus aku pulang kampung sebulan, pas balik lagi ke
jakarta aku ketemu Bang Neza, aku sempet kabur tapi
ketauan Bang Neza dan aku diajak ke kantor terus aku
ditawarin mau tinggal di asrama putri atau engga.
Terus aku mikir-mikir lagi yaudah akhirnya aku
mau kan tapi aku bohong lagi ga langsung ke asrama.
Terus aku dimarahin lagi. Tapi aku diem aja dan
nangis. Terus akhirnya aku bawa baju dan langsung ke
asrama putri setelah kejadian itu. Karena aku juga
mikir tahun 2018 bapakku meninggal otomatis aku
udah gapunya siapa-siapa lagi karena bapak ibuku
sudah meninggal, aku juga udah gapunya tempat
tinggal dan Bang Neza udah baik banget sama aku dari
awal dan perhatian sama aku” (Wawancara dengan
Santiya, 2018).
75
Selain itu ada pula yang bergabung dengan
Yayasan Nara Kreatif karena memang tertarik dan tinggal
sekitar Yayasan Nara Kreatif. Berikut keterangan Imelda:
“Jadi aku tinggal sama nenek aku yang
rumahnya sekitaran Yayasan Nara Kreatif ka, karena
kedua orang tua ku juga sudah cerai jadi aku
tinggalnya sama nenek, Terus aku tertarik bergabung
kesini” (Wawancara dengan Imelda, 2018).
Selain itu ada pula yang bergabung karena
memang ada teman yang lebih dahulu bergabung dengan
Yayasan Nara Kreatif sehingga mereka juga tertarik
untuk bergabung. Dari keterangan di atas kita bisa
mengetahui bahwa mengidentifikasi masalah bisa dengan
melihat keadaan sekitar serta melibatkan sasaran dengan
mendengarkan keluh kesah agar tercipta solusi untuk
mengatasi masalah sosial yang ada.
Tabel 5
Tahap Pengkajian Pemberdayaan Anak Jalanan melalui
Pengolahan Limbah Kertas di Yayasan Nara Kreatif
No Kegiatan Partisipan Metode Output Kendala
1 Identifikasi
masalah anak
jalanan
Pendiri dan
pengurus
Yayasan
Nara
Kreatif
Sharing
dan
diskusi
Mengetahui
masalah dan
kebutuhan yang
dirasakan anak
jalanan
Butuh
waktu
lama
Sumber : Hasil Penelitian
76
3. Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan
Setelah melakukan pengkajian dan identifikasi
masalah, maka dilanjutan dengan membuat perencanaan
kegiatan. Dalam tahap ini, program perencanaan dibahas
dengan melibatkan anak jalanan guna memikirkan solusi
atau pemecahan atas masalah yang mereka hadapi. Dalam
tahap ini dipikirkan secara mendalam agar program
pemberdayaan yang ada dapat memberikan manfaat
dalam jangka panjang.
Program yang telah direncanakan sejak awal
diantaranya pemberdayaan anak jalan melalui program
kewirausahaan sosial yaitu mengolah limbah kertas.
Selain itu ada sekolah gratis, kelas agama, pengembangan
karakter, seperti yang diungkapkan oleh Neza:
“Program utamanya itu kita pengen
memberdayakan anak jalanan lewat suatu kegiatan
yang bermanfaat salah satunya yaitu mengolah limbah
kertas, selain itu juga sekolah gratis, pembuatan
produk kerajinan, pengembangan karakter dan skill.
Selain itu juga ada kelas agama terus mengajarkan
mereka tentang kesehatan dan kebersihan”
(Wawancara dengan Neza, 2018)
Pada proses perencanaan, Bang Neza bersama
pengurus tidak sungkan untuk melibatkan pula anak
jalanan. Seperti yang diungkapkan oleh Bang Rosyim:
“Pengurus, Bang Neza, orang tua Bang Neza
sebagai pembina Yayasan Nara Kreatif sampai anak-
anak jalanan juga ikut dilibatkan, tim pengajar”
(Wawancara dengan Rosyim, 2018).
77
Pada proses ini, Neza bersama pengurus mulai
menyusun jadwal kegiatan serta alat dan bahan yang akan
digunakan untuk proses kegiatan pengolahan limbah
kertas serta kegiatan lainnya. Seperti yang diungkapkan
Neza:
“Prosesnya itu mulai menyusun jadwal kegiatan
program yang udah kita rencanain dan kita buat di
Yayasan Nara Kreatif, mulai susun kapan kegiatan
pengolah limbah kertas dilakukan, terus mulai siapin
alat-alat dan bahan yang diperluin buat kegiatan
pengolahan limbah kertas” (Wawancara dengan Neza,
2018).
Program utama yang akan dijalankan yaitu
pemberdayaan dengan mengolah limbah kertas dan
sekolah paket untuk anak jalanan. Neza memberikan
pelatihan ketrampilan memproduksi serta mengolah
limbah kertas daur ulang yang akan diberikan untuk anak
jalanan karena menurut Neza anak-anak jalanan bukan
hanya mencari uang di jalanan dengan mengamen dan
mengemis akan tetapi anak jalanan bisa sama
mendapatkan nilai ekonomi dengan membuat
ketrampilan melalui limbah kertas. Selain mengolah
limbah kertas pun terdapat kegiatan lain seperti sekolah
paket, kelas agama, pembinaan karakter dan lainnya.
Dari keterangan di atas bisa ketahui bahwa dalam
proses perencanaan harus dibahas secara maksimal
mengenai jadwal kegiatan serta alat dan bahan untuk
kegiatan dengan melibatkan pengurus dan bisa juga anak
jalanan.
78
Tabel 6
Tahap Perencanaan Pemberdayaan Anak Jalanan melalui
Pengolahan Limbah Kertas di Yayasan Nara Kreatif
No Kegiatan Partisipan Metode Output Kendala
1 Merencanakan
program
Pendiri dan
pengurus
Yayasan
Nara
Kreatif
Diskusi Menghasilkan
program
kegiatan yang
akan
dijalankan
Tidak
ada
kendala
pada
kegiatan
ini
2 Mempersiapka
n alat dan
bahan
Pendiri,
pengurus,
anak
jalanan
Yayasan
Nara
Kreatif
Mencar
i alat-
alat
Alat dan bahan
sudah siap
Tidak
ada
kendala
pada
kegiatan
ini
Sumber : Hasil Penelitian
4. Tahap Pemformulasian Rencana Aksi
Pada tahap ini, pengurus merumuskan dan
menentukan program dan kegiatan apa yang akan mereka
lakukan guna mengatasi permasalahan yang ada.
Pengururs dan anak jalanan menjadi bagian penting
dalam bekerjasama secara optimal.
Dalam tahap pemformulasian rencana aksi, agar
pada tahap pelakasanaan dapat berjalan secara baik, maka
harus ditentukan program-program apa saja yang akan
dilakukan ke depannya. Program utamanya yaitu
pengolahan limbah kertas. Untuk mencapai tujuan baik
jangka pendek maupun jangka panjang pastinya
79
membutuhkan dibutuhkan ide dan gagasan supaya dapat
berjalan dengan baik. Menurut keterangan Bang Neza :
“Awalnya saya kan dapat modal untuk
menyukseskan program pemberdayaan salah satunya
pengolahan limbah kertas, terus buat menghidupi
anak-anak tersebut tapi karena modal tersebut lama
kelamaan habis, terus buat produk kerajinan akhirnya
mulai lah cari penghasilan lain sampai akhirnya
bertemu Bank BNI Syariah dan kita mulai melakukan
kerjasama. Nah baru mulai dari situ Alhamdulillah
berkembang dan kita dikenal masyarakat”
(Wawancara dengan Neza, 2018).
Pernyataan Bang Neza di atas juga diperkuat oleh
pernyataan Bang Rosyim yang mengatakan
“Dulu sebenernya juga belum lancar, masih
tersendat-sendat, pertama dari segi bisnisnya, masih
tahap pencarian semuanya, masih menjajakin
perusahaan perusahaan yang mau kerja sama tapi
banyak yang masih menolak. Jadi syarat utama bekerja
sama dengan perbankan itu harus ada legalitas kan,
harus dibentuk yayasan, nah taunya yang menjanjikan
kerja sama setelah dilegalitaskan malah ga jadi dan
dibatalkan.
Akhirnya setelah perusahaan bank itu
mengundurkan, ternyata malah dari Bank BNI
memanggil Bang Neza untuk persentase terkait
kegiatan yang dilakukan dan alhamdulillah disuruh
cari tempat yang lebih layak untuk anak-anak. Setelah
itu lanjut melakukan kerjasama dengan perusahaan-
perusahaan lewat dana CSR misalnya” (Wawancara
dengan Rosyim, 2018).
Awalnya dalam melakukan pemberdayaan melalui
pengolahan limbah kertas, Neza bersama kedua temannya
80
mendapatkan modal untuk menjalankan program
tersebut. Sebulan berjalan, kedua teman Neza tidak ingin
lagi melanjutkan pogram yang mereka buat karena modal
yang didapat kemarin sudah habis. Dikarenakan anak-
anak jalanan sudah mereka dapati dan ajak sebanyak 15
orang sudah semangat dan termotivasi untuk mengikuti
ajakan dari Neza dan kedua temannya, akhirnya Neza
menjalankan program tersebut secara sendiri dan
meyakinkan diri bahwa anak-anak jalanan itu harus tetap
berlanjut walaupun kedua teman Neza sudah tidak
berlanjut menjalankan program.
Sampai pada akhirnya pada saat itulah salah satu
perusahaan BUMN (Bank BNI Syariah) ingin
mengadakan kerja sama dengan Nara Kreatif yang pada
saat itu masih belum terdaftar sebagai kelembagaan Nara
Kreatif diberi kesempatan untuk mempresentasikan
tentang profil dari Nara Kreatif serta produk hasil
pengolahan limbah kertas. Hingga akhirnya Nara Kreatif
mendapat bantuan berupa dana CSR dari Bank BNI
Syariah.
Seiring berjalannya waktu, Yayasan Nara Kreatif
akhirnya mulai sering mengadakan kerja sama dengan
beberapa perusahaan agar Yayasan Nara Kreatif semakin
berkembang. Semua gagasan itu dihasilkan melalui
diskusi antara Bang Neza selaku pendiri serta pengurus.
81
Tabel 7
Tahap Pemformulasian Pemberdayaan Anak Jalanan melalui
Pengolahan Limbah Kertas di Yayasan Nara Kreatif
No Kegiatan Partisipan Metode Output Kendala
1 Menentukan
program
yang akan
dilakukan
Pendiri dan
pengurus
Yayasan Nara
Kreatif
Diskusi Semua
program yang
direncanakan
harus
dijalankan
Tidak
ada
kendala
Sumber : Hasil Penelitian
5. Tahap Pelaksanaan Program atau Kegiatan
(implementasi)
Pada tahap pelaksanaan, Nezatullah mulai
melakukan program yang telah digagas dan direncanakan
sejak awal. Program pemberdayaan tersebut yaitu
memberdayakan anak-anak jalanan melalui pengolahan
limbah kertas serta sekolah paket untuk anak-anak jalanan
dan putus sekolah. Yayasan Nara Kreatif menjalankan
program kewirausahaan sosial dengan mengolah limbah
kertas menjadi karya kerajinan dan dikaryakan menjadi
office supplies, media kits, wedding kits, dan topi toga,
oleh anak jalanan. Limbah kertas yang dihasilkan
perusahaan yang setiap harinya tidak terbendung diolah
oleh Yayasan Nara Kreatif dan anak jalanan tersebut
menjadi handcraft, stationary, goody-bag, dan lainnya.
Menurut keterangan Bang Neza, saat melakukan
82
pengolahan limbah kertas, anak-anak jalanan dibimbing
oleh Bang Rosyim.
“Setelah alat dan bahan untuk pengolahan
limbah kertas siap digunain, anak-anak mendapat
bimbingan dari Bang Rosyim gimana cara mengolah
limbah kertas menjadi kerajinan, setelah itu mereka
lama kelamaan mulai terbiasa melakukannya sendiri.
Setelah menjadi handicraft baru produknya dijual dan
menghasilkan uang” (Wawancara dengan Neza, 2018).
Pernyataan di atas juga diperkuat dengan pernyataan
Bang Rosyim:
“Awalnya mereka saya latih, saya ajarkan untuk
mengolah limbah kertas, gimana caranya gunain alat-
alat yang ada, baru deh setelah mereka paham jelas
mereka mulai ngelakuin kegiatan pengolahan limbah
kertas sendiri, tapi tetap saya awasin ka.
Lalu yang ngajarin cara ngolah limbah kertas
saya, Bang Neza. Kadang kalo kami gabisa karena ada
agenda, bisa didampingin Asep, salah satu anak
jalanan” (Wawancara dengan Rosyim, 2018).
Saat mengolah limbah kertas, pastinya
membutuhkan alat dan bahan dalam prosesnya. Alat dan
bahan yang dibutuhkan tersebut diantaranya yaitu kertas
yang sudah tidak terpakai, mesin blender kertas, bak
untuk kertas yang sudah dihancurkan, alat gosok kayu,
papan kayu, screen sablon. Berikut ini merupakan proses
mengolah limbah kertas (Observasi dan Wawancara
dengan Asep, 2018):
a. Kumpulkan kertas atau kardus yang sudah tidak
terpakai
83
b. Setelah terkumpul, robek-robek kertas atau kardus
yang sudah terkumpul menjadi bagian-bagian kecil
c. Selanjutnya rendam kertas atau kardus yang sudah
dirobek menjadi bagian-bagian kecil
d. Setelah kertas atau kardus direndam, masukkan kertas
atau kardus tersebut ke dalam mesin blender kertas
hingga mejadi bubur kertas
e. Selanjutnya bubur kertas tersebut dimasukkan ke
dalam bak besar untuk menampung bubur kertas
f. Saring bubur kertas yang ada di bak penampung secara
perlahan dengan alat screen sablon
g. Setelah disaring, sebelumnya tiriskan sisa-sisa air yang
berada di screen sablon
h. Selanjutnya, tuangkan screen sablon ke papan kayu
yang sudah disediakan lalu gosok secara perlahan
i. Angkat screen sablon yang sudah dituangkan ke papan
kayu maka cetakan bubur kertas akan terlihat
j. Setelah proses pencetakan di papan kayu tadi, jemur
hingga kering
k. Proses penjemuran tersebut kira-kira membutuhkan
waktu sekitar satu hari
l. Setelah proses penjemuran, angkat cetakan bubur
kertas yang sudah kering
m. Kertas daur ulang siap digunakan
Setelah melalui beberapa tahap, limbah kertas
tersebut siap digunakan menjadi bahan kreativitas dan
84
menjadi nilai guna. Hasil kreasi dari pengolahan limbah
kertas itu diantaranya menjadi paper bag, notebook, kotak
ATK, wallpaper, kotak tisu, bahkan bisa dijadikan kertas
undangan. Berikut merupakan salah satu proses
pembuatan notebook menggunakan limbah kertas yang
sudah diolah:
a. Sediakan wallpaper bercorak daun sebagaim sampul
untuk karton bolt, lalu potong bagian yang tidak perlu
dengan cutter
b. Rekatkan setiap sisi karton bolt dengan wallpaper
bercorak daun menggunakan lem fox, lalu tunggu
hingga merekat dan mengering (dibuat sebagai cover
dan sampul penutup)
c. Setelah mengering, lubangi karton bolt dan kertas
dengan mesin press
d. Setelah dilubangi, masukkan secara perlahan karton
bolt dan kertas ke dalam ring spiral, lalu masuk ke
dalam mesin press untuk penjilidan
e. Notesbook siap digunakan
Produk tersebut dihasilkan oleh anak-anak jalanan
dan juga pengurus sekaligus melatih anak-anak tersebut
untuk produktif. Sehingga dari produk tersebut yang
sudah dihasilkan, Yayasan Nara Kreatif mendapat
kepercayaan dari perusahan dan masyarakat.
85
Menurut keterangan Bang Rosyim, kegiatan
megolah limbah kertas dilakukan setelah pulang sekolah
dan dilakukan di rumah nara.
“Kegiatan mengolah limbah kertas setiap senin
sampai sabtu terus sekolah gratis jadwalnnya beda-
beda tapi senin sampai minggu, kelas agama ba’da
sholat maghrib” (Wawancara dengan Rosyim, 2018).
Dan diperkuat dengan keterangan dari Davin yaitu:
“Disini ka. Di rumah nara” (Wawancara dengan
Davin, 2018).
Selain mengolah limbah kertas dan menghasilkan
produk menjadi kreatifitas serta nilai guna, Yayasan Nara
Kreatif juga mempunyai program yang masih
berkesinambungan dengan pengolahan limbah kertas
yaitu bernama program Retas Sampah dan program
Kertas Sekolah (Wawancara dengan Dhea, 2018).
Retas Sampah adalah program Yayasan Nara
Kreatif dimana merupakan solusi bagi instansi atau
perusahaan untuk pertanggung jawaban jelas terkait
sampah serta menumbuhkan dan memperkuat komitmen
terhadap aktivitas ramah lingkungan (green company)
secara terintegrasi melalui pengumpulan dan pemilahan
sampah kertas oleh karyawan di lingkungan instansi atau
perusahaan untuk kemudian di produksi kembali menjadi
barang bernilai ekonomi.
86
Manfaat untuk instansi atau perusahaan antara lain:
a. Penghematan biaya instansi atau perusahaan (company
cost reduction) untuk pembelian kertas;
b. Pembentukan citra instansi atau perusahaan (branding)
sebagai instansi/perusahaan ramah lingkungan;
c. Program inisiatif atau volunteer karyawan terhadap isu
lingkungan dan sosial melalui pengumpulan 15 kg
sampah kertas atau plastik = membantu 1 anak
mendapatkan akses pendidikan 1 bulan di Yayasan
Nara Kreatif.
d. Dukungan instansi atau perusahaan terhadap
Sustainable Development Goals PBB Kategori 12 –
Responsible Consumption & Production.
Selain program Retas Sampah adapula program
Kertas Sekolah. Program Kertas sekolah adalah program
yang ditujukan bagi instansi atau perusahaan sebagai
bentuk kontribusi terhadap isu lingkungan melalui
pendonasian produk bekas pakai berbahan dasar kertas
seperti kertas, kardus, majalah, koran, annual report dan
lainnya untuk didaur ulang dan menjadi nilai ekonomi
untuk kelangsungan pendidikan anak – anak pra-
sejahtera Yayasan Nara Kreatif. Setiap pengumpulan 15
kg produk bekas pakai berbahan dasar kertas = membantu
1 anak mendapatkan akses pendidikan kesetaraan gratis
di Sekolah Kejar Paket Yayasan Nara Kreatif.
87
Manfaat untuk instansi atau perusahaan antara lain:
a. Pembentukan citra instansi atau perusahaan (branding)
sebagai instansi atau perusahaan ramah lingkungan;
b. Program inisiatif atau volunteer karyawan terhadap isu
lingkungan & sosial melalui pengumpulan 15 kg
sampah kertas = membantu 1 anak mendapatkan akses
pendidikan di Sekolah Kejar Paket Yayasan Nara
Kreatif .
c. Dukungan instansi atau perusahaan terhadap
Sustainable Development Goals PBB Kategori 12 –
Responsible Consumption & Production
Selain program Retas Sampah dan program Kertas
Sekolah ada pula program Green Office. Melalui program
CSR dari green office dan instansi atau perusahaan lain
yang mempercayai Yayasan Nara Kreatif untuk
memberdayakan sampah kertas, menjadi barang bernilai
guna tinggi yang siap pakai; corporate gifts, souvenir,
media kits, wedding kits, dan lainnya
88
Tabel 8
Tahap Pelaksanaan Pemberdayaan Anak Jalanan melalui
Pengolahan Limbah Kertas di Yayasan Nara Kreatif
No Kegiatan Partisipan Metode Output Kendala
1 Melakukan
kegiatan
pengolahan
limbah
kertas
Anak
jalanan
Diajari
oleh
pengurus
Mengerti cara
mengolah
kertas
Butuh
waktu
lama
2 Membuat
produk
kerajinan
Anak
jalanan
Diajari
oleh
pengurus
Bisa
membuat
produk
kerajinan
Butuh
waktu
lama
Sumber : Hasil Penelitian
6. Tahap Evaluasi
Pada tahap sebelumnya yaitu tahap pelaksanaan
pastinya memiliki hambatan dalam setiap kegiatannya.
Maka diperlukan evaluasi. Nezatullah Ramadhan selaku
pendiri Yayasan Nara Kreatif dan Rosyim selaku
pengurus Yayasan Nara Kreatif melakukan pengawasan
terhadap kegiatan-kegiatan yang ada di Yayasan Nara
Kreatif khususnya kegiatan pengolahan limbah kertas
yang dilakukan oleh anak-anak jalanan. Seperti yang
diungkapkan oleh Bang Rosyim selaku pengurus Yayasan
Nara kreatif:
“Kendala kalo dari anak-anaknya jadi mereka itu
kan harus dididik, dibina akhlaknya, karakternya,
karena namanya juga dari jalan. Sebenernya juga
mereka udah dapet ilmu di jalan. Ada beberapa yang
89
memang gabisa dipaksakan. Kalo Asep emmag sudah
benar-benar 100% berubah.
Kalo mereka yang masih di jalan itu tantangan.
Gabisa dengan sistem lembut, gabisa semuanya harus
dituruti, kalo semuanya dituruti nanti sikap merka
tidak terbentuk. Mereka gatau akhlak, menentang.
Tapi di sisi lain gabisa dikerasin, mereka
terkadang itu juga seleksi alam. Bahkan ada yang
kabur. Itu merupakan tantangan untuk kami. Termasuk
dalam pendidikan juga kadang terbentur karena
pengajarnya” (Wawancara dengan Rosyim, 2018).
Menurut keterangan Asep anak jalanan Yayasan
Nara Kreatif, kendala atau hambatan selama kegiatan
pengolahan limbah kertas yaitu:
“Kendala yang bener-bener sih gaada, paling
kaya di Yayasan Nara Kreatif itu pasti ada aja anak
baru, kita harus bimbing dan ngajarin. Terus juga
paling kendala mesin misalnya mesin mati, bahan
kurang, cuman sampe sekarang belum ada sih kendala
yang bener-bener susah.
Terus kadang anak-anak masih suka kurang teliti
ka saat kegiatan, jadi kurang fokus saat buat handicraft,
hasilnya jadi kadang suka dapat komplen dari
pelanggan yang mesan produk ke Yayasan Nara
Kreatif” (Wawancara dengan Rosyim, 2018).
Pernyataan Asep didukung oleh pernyataan Bang
Rosyim yang mengatakan bahwa:
“Kalo dari pengolahan limbah kertas
kendalanya, pertama dari konsumen, kadangkala ga
semua mengerti tentang limbah kertas, ga semua
paham tentang green, ga semua orang melakukan. Jadi
mereka itu hanya sekedar tau mahal, ko ini bentuknya
seperti ini.
90
Kedua dari bahan baku kalo dulu, kalo sekarang
alhamdulillah karena kita juga udah ambil dari
perusahaan-perusahaan. Terus kendalanya mesin,
karena masih serba manual, handmade. Terus cuaca,
kkalo musim hujan jadi proses pengeringan kertas
agak terhambat jadinya produksi juga jadi lambat”
(Wawancara dengan Rosyim, 2018).
Keterangan di atas juga diperkuat dengan
keterangan Imelda, Davin dan Maryam:
“Gaada sih ka, paling suka bercanda ka anak-
anaknya kalo lagi kegiatan ngolah limbah kertas sama
bikin kerajinan tangannya” (Wawancara dengan
Imelda, 2018).
“Bosen ka” (Wawancara dengan Davin, 2018).
“Kendala gaada sih ka, malah seru aku ngerjain
pengolahan limbah kertas ini. Ya awalnya emang
kayak grogi misalnya motong kertas takut salah”
(Wawancara dengan Maryam, 2018).
Proses pengawasan yang dilakukan pada saat
kegiatan, selain didampingi dan diajarkan juga diawasi.
Tujuannya agar anak-anak tersebut menjadi telaten saat
kegiatan berlangsung, serius dan tidak bercanda.
Kendala dan hambatan setiap kegiatan pasti tidak
bisa dihindari. Maka dari itu diperlukan evaluasi.
Menurut keterangan Bang Neza selaku pendiri:
“Pasti harus dilakukan dong ka, evaluasi harus
dilakukan supaya kedepannya Yayasan Nara Kreatif
ini bisa berkembang dengan baik pastinya. Yang
dimana visi misi kita itu meningkatkan keseahteraan
anak jalanan melalui olahan sampah dan pendidikan,
91
jadi kita pasti harus selalu melakukan evaluasi setiap
kegiatannya” (Wawancara dengan Neza, 2018).
Dengan demikian bisa ketahui bahwa evaluasi
sangat perlu dan penting dilakukan agar bisa mengetahui
program tersebut berjalan dengan lancar atau tidak,
tersampaikan kepada penerima pemberdayaan dengan
baik atau sesuai dengan tujuan awal dari program
pemberdayaan anak jalanan. Sehingga di masa yang akan
datang program pemberdayaan anak jalanan sudah
menjadi lebih baik dan hal-hal yang membuat tidak
tercapai.
Tabel 9
Tahap Evaluasi Pemberdayaan Anak Jalanan melalui
Pengolahan Limbah Kertas di Yayasan Nara Kreatif
No Kegiatan Partisipan Metode Output Kendala
1 Pengawasan
kegiatan
Pendiri dan
pengurus
Yayasan
Nara
Kreatif
Mengawasi Saat
kegiatan
berjalan
serius
dan
lancar
Tidak
ada
kendala
Sumber : Hasil Penelitian
7. Tahap Terminasi
Menurut keterangan Bang Rosyim hasil produk dari
mengolah limbah kertas :
92
“Paper bag, kartu undangan, kartu nama,
notesbook, kotak tisu, kotak ATK, Wallpaper”
(Wawancara dengan Rosyim, 2018).
Pada tahap ini, kegiatan pengolahan limbah kertas
sebenarnya sudah berjalan secara optimal dan maksimal.
Namun, Nezatullah Ramadhan selaku pendiri dan
fasilitator pemberdayaan tidak ingin melakukan
pemutusan hubungan dengan sasaran pemberdayaan yaitu
anak-anak jalanan. Hal itu dilakukan karena menurutnya,
anak-anak jalanan ini masih membutuhkan pengawasan
dan pendampingan dari dia dan juga pengurus Yayasan
Nara Kreatif. Akan tetapi, walaupun Neza tidak
melakukan terminasi atau pemutusan hubungan dengan
anak-anak jalanan tersebut, Neza tetap melatih anak-anak
tersebut untuk bisa mandiri dan melakukan suatu usaha.
Salah satunya yaitu dengan memberi ujian ke salah satu
anak jalanan yaitu bernama Asep. Asep adalah salah satu
anak jalanan yang menjadi teladan bagi teman-temannya.
Seperti yang dikatakan oleh Sintiya:
“Asep ka, dia yang menjadi teladan kita. Karena
perubahan dia tuh drastis banget ka dari yang dulunya
dia itu minum-minuman dan mabok-mabokan terus
ngerokok, ngobat, tidur di jalan sekarang bener-bener
berubah. Jadi dulu pas udah di Yayasan Nara Kreatif
sempet masih bandel gitu ka. Terus dulu disini juga
pernah bikin masalah, pernah main cewe juga.
Tapi sekarang karya-karya nya dia bagus, terus
dia sekarang mikirin keluarganya, yang bayar
kontrakan untuk keluarganya dia, pokonya dia beneran
berubah banget. Aku juga sering dikasih nasihat sama
dia, misalnya kaya cara berpakaian aku, terus aku kan
93
udah yatim piatu juga, dia nasihatin suruh doain orang
tua aku, ngasih tau aku pelan-pelan, makanya aku salut
banget sama dia.
Pokonya hebat banget, aku aja belum bisa kayak
dia sekarang, dia hasilnya banyak dan keluar dari sini
pun pasti dapet kerja bisa, komputer juga bisa, pinter
banget. Hafalannya juga bagus, dia tiap malam pasti di
kamarnya menghafal, terus belajar juga sendiri.
Nilainya bagus-bagus semua” (Wawancara dengan
Santiya, 2018).
Pendapat dari Santiya pun diperkuat oleh Davin:
“Bang Asep Wildan, karena Bang Asep itu
orangnya ya penyabar, terus dia rela berkorban untuk
anak-anak asuh di Yayasan Nara Kreatif, terus dia
gapernah kenal yang namanya lelah sama selalu intinya
dia ngajarin semua hal disini” (Wawancara dengan Davin,
2018).
Asep adalah satu anak jalanan yang sudah
diberdayakan sejak awal berdirinya Yayasan Nara
Kreatif. Saat ini Asep sudah memiliki usaha dengan
menjadi supplier daging olahan. Awalnya Asep
mendapatkan modal dari Bang Neza, seiring
berkembangnya usaha tersebut, alhasil Asep sudah
memiliki keuntungan dari hasil usahanya tersebut. Selain
itu, Asep juga sering kali diutus menjadi narasumber atau
pembicara mengenai pengolahan limbah kertas di instansi
atau perusahaan. Saat ini Asep menjadi tumpuan dan juga
panutan bagi anak-anak jalanan lainnya.
Pada tahap terminasi yaitu proses terakahir dalam
tahapan pemberdayaan yang disebut sebagai tahap
pemutusan hubungan antara petugas dengan para
94
masyarakat atau pengurus dengan anak jalanan yang
menjadi basis program pemberdayaan ketika itu. Namun
disini pendiri Yayasan Nara Kreatif yaitu Nezatullah
Ramadhan dan Bang Rosyim sebagai pengurus tidak
keluar dari komunitas anak jalanan yang sudah mereka
bina.
B. Manfaat Pemberdayaan
Setelah Yayasan Nara Kreatif melakukan
pemberdayaan anak jalanan melalui pengolahan limbah
kertas, banyak sekali manfaat yang dirasakan baik oleh anak
jalanan maupun dirasakan juga oleh Bang Neza selaku
pendiri. Menurut keterangan beberapa anak jalanan, rata-rata
mereka sangat senang bisa berada di Yayasan Nara Kreatif
sampai saat ini, selain karena mereka bisa memperoleh
pembinaan dan pendidikan, mereka juga mendapatkan
pengalaman yang jauh berbeda dari sebelumnya di jalan,
seperti yang diungkapkan oleh Asep:
95
“Yang saya rasakan saya bisa mahir di bidang
kreatifitas, dari Yayasan Nara Kreatif sendiri memberi
bekal yang tidak terukur. Saya diajarkan untuk bisa
mandiri, bisa berbiacara di depan umum, sudah bisa
masuk dalam bagian pengurus juga, membantu di bagian
produksi.
Selain itu juga perubahan karakter, dulunya saya
berfikir hidup untuk sendiri, untuk main-main, kerja ya
sekedar kerja, akhirnya setelah disini pola fikir saya
berubah total. Ternyata hidup itu ga hanya di jalanan,
hidup ga hanya sekedar kerja, menikah gitu aja.
Di Yayasan Nara Kreatif pun banyak yang
membuat saya termotivasi, karena memang saya sendiri
sering diajak Bang Neza bertemu orang-orang besar
seperti direktur, dll. Hidup bukan hanya sekedar hidup,
bukan hanya sekedar belajar,tapi masih banyak lagi yang
mesti kita pelajari. Karena seorang direktur, menteri, yang
lainnya rata-rata mempunyai latar belakang kaya saya.
Akhirnya timbul pemikiran bahwa saya harus
bekerja lebih keras lagi supaya bisa seperti mereka.
Makanya sampe sekarang saya pengen terus belajar.
Mungkin secara logika memang ga mungkin, anak
jalanan yang putus sekolah, masih kecil bisa berbicara
langsung di depan orang penting, bisa berdiskusi
langsung yang biasanya melihat di TV, menurut saya luar
biasa sekali” (Wawancara dengan Asep, 2018).
Pernyataan Asep didukung oleh pernyataan Santiya:
96
“Banyak ka. Yang awalnya aku bangun pagi tuh
gabisa, solat subuh kesiangan terus, sekarang jadi bangun
pagi terus dan bangun paling pertama, terus udah ga malu-
malu lagi. Terus aku sekarang jadi rapi, dulu aku itu
berantakan banget ka orangnya. Dulu aku itu malas nyuci
ka, namanya kita hidup di jalan, baju sekali pakai
langsung aku buang, sekarang mah engga” (Wawancara
dengan Santiya, 2018).
Kedua pernyataan di atas juga didukung oleh
perkataan dari Maryam dimana dia merupakan salah anak
jalanan yang tergolong baru di Yayasan Nara Kreatif
“Banyak perubahan sih ka, kaya dari awal bangun
tidur sampai tentang gimana bisa berbicara di depan orang
lain soalnya waktu Maryam di kampung itu pemalu.
Sekarang karena udah sering diajak-ajak pameran jadinya
Maryam juga mulai bisa ngomong di depan orang”
(Wawancara dengan Maryam, 2018).
Menurut keterangan Bang Neza:
“Setelah lulus sekolah paket C ada yang
melanjutkan kuliah, ada yang sudah kerja, ada juga yang
mulai merintis usaha kecil-kecilan” (Wawancara dengan
Neza, 2018).
Keterangan tersebut juga diperkuat oleh Bang Rosyim
selaku pengurus:
“Ada yang buka usaha ka, ada yang kuliah, kerja”
(Wawancara dengan Rosyim, 2018).
Kehidupan anak jalanan pun setelah menerima
manfaat pemberdayaan dari Yayasan Nara Kreatif, ada yang
sudah mandiri namun tidak menutup kemungkinan semua
kembali ke masing-masing anak. Lokasi mereka melakukan
97
kegiatan setelah menerima manfaat pemberdayaan dari
Yayasan Nara Kreatif itu ada yang masih di sekitaran
Yayasan Nara Kreatif dan daerah Kampung Dukuh, ada yang
juga balik ke kampung halaman. Menurut keterangan Davin:
“Inshallah lebih baik setelah dari Yayasan Nara
Kreatif, Davin pun sangat ngerasain karena Davin merasa
disini hidup Davin berubah banget, di luar gabisa apa-apa
dan disini tumbuhlah yang namanya kekreatifitasan,
karya-karya buatan sendiri dan karena kan kita di sini juga
ada kelas agama terus kan dibina juga biar jadi anak yang
baik dan berguna” (wawancara dengan Davin, 2018).
Keterangan di atas diperkuat oleh Asep :
“Tergantung dari anaknya ka, ada yang jadi lebih
baik, ada yang mandiri, ada yang tambah kreatif. Banyak
pengalaman yang kita dapat ka setelah tinggal di Yayasan
Nara Kreatif, salah satu pengalaman saya yang berkesan
saya menjadi pembicara di salah satu universitas tentang
pengolahan limbah kertas” (Wawancara dengan Asep,
2018).
Menurut keterangan Santiya :
“Ada yang masih di sekitaran sini. Ada yang pulang
kampung ka” (Wawancara dengan Santiya, 2018).
Dengan demikian bisa ketahui setelah kita mengetahui
proses pemberdayaan anak jalanan melalui pengolahan
limbah kertas telah berjalan secara optimal. Pernyataan itu
dilihat bagaimana pada proses pelaksanaan berjalan dengan
lancar dan banyak anak jalanan yang sudah dibina di
Yayasan Nara Kreatif merasakan manfaat yang besar.
98
Manfaat pemberdayaan yang dirasakan anak jalanan
dibagi menjadi beberapa bidang :
1. Bidang Skill
a. Bisa membuat karya kerajinan dan produk-
produk dari mengolah limbah kertas
b. Bisa berbicara depan umum
c. Mahir di bidang kreatifitas
d. Berpengalaman
2. Bidang Ekonomi
a. Membuka usaha sendiri (berjualan)
3. Bidang Pendidikan
a. Sekolah kejar paket
b. Pembinaan Agama
4. Bidang Sosial
a. Bisa berinteraksi dengan orang banyak dengan
baik
b. Perubahan karakter (kerja keras, rajin, ulet)
c. Perubahan pola pikir (termotivasi)
99
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai penutup dari skripsi yang berjudul
“Pemberdayaan Anak Jalanan melalui Pengolahan Limbah
Kertas di Yayasan Nara Kreatif” yang berlokasi di Jalan
Bumi Pratama III Blok K No. 4 RT 06 RW 06, Dukuh,
Kramat Jati, Jakarta Timur 13550, maka penelitian ini
menghasilkan beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Pemberdayaan anak jalanan yang dilakukan yaitu
Yayasan Nara Kreatif merupakan lembaga
kewirausahaan sosial yang bergerak dibidang pendidikan
dan pelatihan pengolahan limbah perusahaan khususnya
berbahan kertas yang ditujukan untuk anak jalanan.
2. Jenis dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian
adalah pendekatan kualitatif dan secara deskriptif. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan observasi secara
terbuka, wawancara, dokumentasi.
3. Teori pemberdayaan yang digunakan pada penelitian ini
adalah dari Isbandi Rukminto Adi mengenai tahapan-
tahapan pemberdayaan diantaranya persiapan,
pengkajian, perencanaan, pemformulasian, pelaksanaan,
evaluasi dan terminasi.
100
4. Program kegiatan yang ada di Yayasan Nara Kreatif
antara lain pengolahan limbah kertas, sekolah paket,
pelatihan meliputi kerajinan tangan serta belajar
komputer, nara education, nara bersih, kelas agama
5. Yayasan Nara Kreatif menjalankan program
kewirausahaan sosial dengan mengolah limbah kertas
menjadi karya kerajinan dan dikaryakan menjadi office
supplies, media kits, wedding kits, oleh anak jalanan
6. Ada 7 tahapan pemberdayaan anak jalanan melalui
pengolahan limbah kertas di Yayasan Nara Kreatif:
a. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ini memiliki beberapa
elemen penting yakni persiapan petugas, persiapan
lapangan dan persiapan dana.
b. Tahap Pengkajian
Proses assessment dilakukan dengan
mengidentifikasi masalah dan kebutuhan yang
dirasakan oleh anak-anak jalanan
c. Tahap Perencanaan Alternatif Program
Program yang telah direncanakan sejak awal
diantaranya pemberdayaan anak jalan melalui program
kewirausahaan sosial yaitu mengolah limbah kertas,
sekolah gratis, kelas agama, pengembangan karakter.
d. Tahap Pemformulasian Rencana Aksi
Dalam tahap pemformulasian rencana aksi, agar
pada tahap pelakasanaan dapat berjalan secara baik,
101
maka harus ditentukan program-program apa saja yang
akan dilakukan ke depannya.
e. Tahap Pelaksanaan Program (implementasi)
Pada tahap pelaksanaan, Nezatullah mulai
melakukan program yang telah digagas dan
direncanakan sejak awal.
f. Tahap Evaluasi
Evaluasi sangat perlu dan penting dilakukan agar
bisa mengetahui program tersebut berjalan dengan
lancar atau tidak
g. Tahap terminasi
Pada tahap ini, kegiatan pengolahan limbah
kertas sebenarnya sudah berjalan secara optimal dan
maksimal. Namun, Neza selaku fasilitator
pemberdayaan tidak ingin melakukan pemutusan
hubungan dengan anak-anak jalanan.
7. Setelah melewati beberapa tahapan pemberdayaan,
sasaran pemberdayaan yaitu anak jalanan pasti merasakan
manfaat dari pemberdayaan yang dilakukan oleh Yayasan
Nara Kreatif. Menurut anak jalanan, rata-rata mereka
sangat senang bisa berada di Yayasan Nara Kreatif
sampai saat ini, selain karena mereka bisa memperoleh
pembinaan dan pendidikan, mereka juga mendapatkan
pengalaman yang jauh berbeda dari sebelumnya di jalan
102
B. Saran
Adapun saran yang diberikan oleh penulis terkait
dengan Pemberdayaan Anak Jalanan melalui Pengolahan
Limbah Kertas di Yayasan Nara Kreatif, sebagai berikut:
1. Menambah tenaga relawan atau volunteer atau pengurus
untuk terciptanya kelancaran pada setiap program
maupun kegiatan yang terdapat di Yayasan Nara Kreatif
karena fungsi relawan atau volunteer atau pengurus
adalah sebagai pelaksana dan membina anak-anak jalanan
di Yayasan Nara kreatif
2. Untuk Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta agar bisa
menjalin kerjasama dengan lembaga maupun institusi
sosial yang berkaitan dengan pemberdayaan, sehingga
bisa bermanfaat untuk menambah pengalaman praktik
bagi mahasiswa dan mahasiswi Pengembangan
Masyarakat Islam.
103
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Kementrian Agama
Adi, Isbandi Rukminto. 2013. Intervensi Komunitas &
Pengembangan Masyarakat: sebagai upaya pemberdayaan
masyarakat. Depok: PT RajaGrafindo Persada
Adi, Isbandi Rukminto. 2001. Pemberdayaan, Pengembangan
Masyarakat dan Intervensi Komunitas. Jakarta: FEUI
Adi, Isbandi Rukminto. 2003. Pemberdayaan Pengembangan
Masyarakat dan Intervensi Komunitas. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Indonesia
Buku Saku Ikhtisar Data Pendidikan. Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud)
Gunawan, Imam. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif Teori &
Praktik. Jakarta: PT Bumi Aksara
Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk
Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika
Kristanto, Philip. 2013. Ekologi Industri, Edisi Kedua.
Yogyakarta: CV. Andi Offset
Moleong , Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif . Bandung:
Remaja Rosdakarya
Salam, Syamsir. 2006 Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: UIN
Jakarta Press
Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan
Rakyat. Bandung: PT Refika Aditama
Suharto, Edi. 2011. Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik.
Bandung: Alfabeta
104
Suharto, Ign. 2011. Limbah Kimia dalam Pencemaran Udara dan
Air. Yogyakarta: C.V Andi
Suisyanto, dkk. ed. 2007. Model-model Kesejahteraan Islam
Perspektif Normatif Filosofis dan Praktis: Pemberdayaan
Masyarakat. Yogyakarta: Fakultas Dakwah Jurusan PMI
UIN Sunan Kalijaga Bekerjasama dengan IISEP-CIDA
Suyanto, Bagong. 2010. Masalah Sosial Anak. Jakarta: Kencana,
Sumber Internet
Diakses pada 09 Januari 2018 pukul 21:23 WIB dari https ://
jakarta.bps.go.id/ pressrelease /2018 /01/02/255/ persentase-
penduduk- miskin-di dki-jakarta- pada- bulan september-
2017- capai -3-78-persen
Diakses pada 09 Januari 2018 pukul 21:10 WIB dari
http://poskotanews.com/2016/11/27/mensos-deklarasikan-
indonesia-bebas-anak-jalanan-2017/
Diakses pada 09 Januari 2018 pukul 21:25 WIB dari http://
nasional.kompas.com/ read/ 2017/ 11/20/1815131/ mensos-
optimistis-target- indonesia-bebas-anak-jalanan-tercapai
Sumber Rujukan
Skripsi karya Fitteriya tahun 2013 yang berjudul “Pemberdayaan
Anak Jalanan melalui Program Ketrampilan di Panti Sosial
Asuhan Anak Putra Utama V Duren Sawit Jakarta Timur”,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas
Islam Negeri Syarif Hiadayatullah Jakarta
Skripsi karya Ira Rahmawati tahun 2016 yang berjudul “Dampak
Kegiatan Kreasi Limbah Kertas Komunitas Enigami Pada
105
Pemberdayaan Anggota di Kelurahan Jombang Ciputat”
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas
Islam Negeri Syarif Hiadayatullah Jakarta
Skripsi karya Juli Antono tahun 2012 yang berjudul
“Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Program Daur Ulang
Sampah di Rumah Belajar Keluarga Anak Langit”, Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Skripsi karya Lina Mardiana tahun 2013 yang berjudul “Peran
Pendamping dalam Membentuk Kemandirian Anak
Terlantar Di Yayasan Sayap Ibu”, Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Skripsi karya Vivih Rahmawati tahun 2014 yang berjudul “Upaya
Yayasan Bina Insan Mandiri “Master” dalam Pemberdayaan
Anaka Jalanan melalui Program Pelatihan Ketrampilan
Komputer di Depok Jawa Barat”, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
106
LAMPIRAN
Transkip Wawancara
Nama : Nezatullah Ramadhan
Jabatan : Founder Yayasan Nara Kreatif
Waktu : Senin, 24 September 2018, Pukul 13:52 WIB
Tempat : Kantor Yayasan Nara Kreatif
1. Apa saja yang dipersiapkan saat akan memulai
pemberdayaan untuk anak jalanan?
Jadi awalnya itu saya kan kuliah di Politeknik Negeri
Jakarta jurusan teknik mesin. Lalu saya dapat tugas dari
kampus program kewirausahaan dan dapat modal. Tugas
akhirnya yaitu membuat mesin pengurai limbah kertas.
Karena saya mengangkat dua ide permasalahan yaitu
permasalahan lingkungan dan permasalahan sosial. Dari
permasalahan lingkungan itu saya pengen mengurangi
sampah-sampah kertas supaya bisa diurai, nah dari
permasalahan sosial itu saya merasa miris melihat anak-
anak jalanan berkeliaran. Nah dari awal itu persiapannya
setelah dapat modal itu, terus buat mesin pengurai limbah
kertas. Dari mesin pengurai limbah kertas itu saya gunakan
kan supaya menghasilkan dengan membuat kerajinan. Nah
saya menjalankan programnya bersama kedua teman saya,
namun setahun berjalan mereka mengundurkan diri. Tersisa
saya. Karena selama setahun itu memang dari mesin
pengurai limbah kertas yang kita buat dan dijadikan produk
107
pun tidak membuahkan hasil. Tapi saya tetap pada komitmen
di awal untuk bisa memecahkan dua permasalahan tadi,
yasudah akhirnya saya berlanjut terus tanpa kedua teman
saya, disitu saya berusaha semampu saya agar program
yang sudah saya persiapkan dari awal. Akhrinya ya setelah
setahun berjalan saya membuat yayasan dan dilegalitaskan
2. Bagaimana metode untuk menyamakan ide-ide persiapan
pada masing-masing pengurus?
Metodenya ya kita diskusikan bareng, kita obrolin
bareng, kita cari jalan tengahnya harus ngelakuin apa,
untuk ke depannya persiapan kita harus gimana, pokonya
harus disiapkan secara matang bareng pengurus-pengurus
awal saat itu.
3. Pendekatan apa yang dipilih pengurus untuk mengajak anak-
anak jalanan bergabung?
Cara pertama pendekatan individu atau personal ke
orangnya ya. Jadi awalnya saya cuci steam motor nah dari
situ saya ketemu salah satu anak jalanan. Saya tanya-tanya,
saya ajak ngobrol setelah itu saya diajak dia untuk ke teman-
temannya di jalanan. Saya langsung turun ke jalan terus abis
itu kita ngobrol santai, saya beliin makan, terus saya buka
cara pemikiran mereka. Sebenernya mereka itu mau sukses,
mau kaya juga, mau sekolah tinggu, disitu kita tanya-tanya,
kita sharing sampai mereka akhirnya mau dan tertarik buat
ikut saya.
108
4. Apa syarat untuk bergabung menjadi menjadi bagian dari
Yayasan Nara Kreatif?
Syarat khusus buat bisa gabung di Yayasan Nara
Kreatif saat dulu buat jadi volunteer atau pengurus sih tidak
ada, saya sih saat itu ketemu dengan bang rosyim di salah
satu acara seminar di Bandung, terus saya ngerasa cocok
sama dia karena karakter dan skill yang dia punya tentang
handicraft, akhirnya saya ajak dia bergabung. Kalo untuk
sekarang memang ada beberapa syarat karena sekarang itu
menyebutnya bukan volunteer atau sistemnya bukan
volunteer lagi tapi sudah mejadi tim atau pengurus inti dari
Yayasan Nara Kreatif. Yang dimana diutamakan kerjasama
dan komitmennya karena sudah mendapatkan hak dan
kewajibannya. Paling kalo sebagai volunteer kita tempatkan
di kegiatan kelas inspirasi atau semacamnya.
5. Dimana daerah sasaran awal untuk menemui anak-anak
jalanan dan dimana lokasi untuk tempat tinggal mereka?
Daerah sasaran awal kita ya pasti di jalan ya, tapi
pertama banget saya datengin salah satu anak jalanan di
tempat steam motor, setalah itu baru diajak ke tempat temen-
temennya, masih daerah Kampung Dukuh, lampu merah
Tamini Square, Pasar Rebo, daerah Tanjung Priuk juga
pernah, Bekasi, Tangerang, ya sambil saya kalo lagi suka
jalan aja. Lokasi buat tempat tinggalnya pertama di satu
rumah petak. Masih daerah Kampung Dukuh juga.
109
6. Bagaimana proses perizinan untuk tempat tinggal sekaligus
pembinaan anak-anak jalanan?
Setelah saya dapat 1 tempat tinggal, 1 rumah petak
atau kontrakan, saya juga ga lupa buat izin sama
pemerintahan setempat, kaya ke RT, RW
7. Sejak kapan persiapan untuk memulai pemberdayaan anak
jalanan?
Sekitar bulan Juni tahun 2012 ka kita persiapan untuk
mulai program pengolahan limbah kertas dan
memberdayakan anak-anak jalanan bareng pengurus-
pengurus awal yaitu kedua teman saya.
8. Apa saja latar belakang anak-anak jalanan?
Latar belakang mereka beragam ya, ada yang korban
perceraian, masalah ekonomi, putus sekolah, korban
kekerasan, narkoba.
9. Apa kebutuhan yang dirasakan anak-anak jalanan saat ini?
Semuanya itu berawal dari ketidaksadaran mereka.
Dimana dari kebutuhan yang mereka rasain pastinya
mereka pengen buat hidup lebih baik layaknya anak-anak
yang lain ya, terus juga mereka pengen dapat pendidikan
yang setara, dilindungi, dibimbing juga, dibina, diayomi.
10. Bagaimana proses identifikasi masalah atau kebutuhan untuk
anak jalanan dilakukan?
Caranya kita pertama deketin salah satu anak, saya
turun ke jalan, saya ajak makan siang, terus kita tanya
kehidupan sehari-hari anak itu, terus tanya keinginan dia
apa kedepannya, kebutuhan dia apa
110
11. Dimana pengurus melakukan identifikasi terhadap anak-
anak jalanan?
Dimana saja ya, pertama di jalan, kadang di lokasi
anak tersebut, di tempat tinggal mereka.
12. Mengapa anda ingin melakukan pemberdayaan untuk anak-
anak jalanan?
Awalnya saya merasa miris aja lihat anak-anak
jalanan yang hidupnya ga jelas, mulai dari pergaulan dan
lainnya sampai begitu besar menyita rasa kemanusiaan saya
buat bisa membantu mereka ka, makanya saya buat program
kewirausahaan sosial bareng temen saya dengan bina anak-
anak jalanan, salah satunya melalui pengolahan limbah
kertas dan dari hasil pengolahan limbah kertas itu bisa
menyekolahkan anak-anak
13. Apa saja program yang direncanakan untuk memberdayakan
anak jalanan?
Program utamanya itu kita pengen memberdayakan
anak jalanan lewat suatu kegiatan yang bermanfaat salah
satunya yaitu mengolah limbah kertas, selain itu juga
sekolah gratis, pembuatan produk kerajinan, pengembangan
karakter dan skill. Selain itu juga ada kelas agama terus
mengajarkan mereka tentang kesehatan dan kebersihan
14. Siapa saja yang dilibatkan dalam menyusun suatu program
pemberdayaan anak jalanan melalui pengolahan limbah
kertas?
Yaaaa selain saya pribadi pastinya paling pertama
saat menyusun program-program yang saya rencanakan
111
bersama kedua orang tua saya, selanjutnya saya mengajak
pengurus lainnya untuk menyukseskan program
pemberdayaan anak jalanan ini selain itu juga tidak ada
salahnya meminta saran kepada anak-anak supaya anak-
anak jalanan pun merasa dilibatkan
15. Bagaimana proses perencanaan kegiatan pengolahan limbah
kertas?
Prosesnya itu mulai menyusun jadwal kegiatan
program yang udah kita rencanain dan kita buat di Yayasan
Nara Kreatif, mulai susun kapan kegiatan pengolah limbah
kertas dilakukan, terus mulai siapin alat-alat dan bahan
yang diperluin buat kegiatan pengolahan limbah kertas
16. Apa saja gagasan yang dibangun untuk menyukseskan
program pemberdayaan?
Awalnya saya kan dapat modal untuk menyukseskan
program pemberdayaan salah satunya pengolahan limbah
kertas, terus buat menghidupi anak-anak tersebut tapi
karena modal tersebut lama kelamaan habis, terus buat
produk kerajinan akhirnya mulai lah cari penghasilan lain
sampai akhirnya bertemu Bank BNI Syariah dan kita mulai
melakukan kerjasama. Nah baru mulai dari situ
Alhamdulillah berkembang dan kita dikenal masyarakat.
17. Siapa saja yang menentukan program pemberdayaan untuk
anak jalanan berjalan?
Saya bersama pengurus
18. Kapan saja program pemberdayaan untuk anak jalanan
berjalan?
112
Kegiatan pengolahan limbah kertas setiap senin
sampai sabtu, terus sekolah gratis senin sampai minggu,
kelas agama setiap abis solat maghrib, pembuatan produk
jika waktu senggang
19. Bagaimana proses pelaksanaan pada saat pengolahan limbah
kertas?
Setelah alat dan bahan untuk pengolahan limbah
kertas siap digunain, anak-anak mendapat bimbingan dari
Bang Rosyim gimana cara mengolah limbah kertas menjadi
kerajinan, setelah itu mereka lama kelamaan mulai terbiasa
melakukannya sendiri. Setelah menjadi handicraft baru
produknya dijual dan menghasilkan uang.
20. Kapan anak jalanan melakukan pengolahan limbah kertas?
Kegiatan pengolahan limbah kertas setiap hari senin-
sabtu setelah pulang sekolah dan waktu kosong
21. Dimana anak jalanan melakukan kegiatan pengolahan
limbah kertas?
Di rumah nara ka
22. Siapa yang mengajarkan pada saat proses kegiatan
pengolahan limbah kertas?
Yang pertama ngajarin saya, terus akhirnya Bang
Rosyim bergabung, jadi akhirnya Bang Rosyim yang bantu
ngajarin anak-anak. Untuk sekarang pun kali saya dan Bang
Rosyim sibuk ada kegiatan, suka diserahkan ke Asep salah
satu anak asuh kita
23. Apa kendala selama program pemberdayaan berlangsung?
113
Kendalanya yang pertama dari anak-anak ya. Karena
pasti butuh waktu dan sabar juga buat bimbing mereka
menjadi lebih baik, ada yang mudah dan ada yang lumayan
sulit juga, kadang anak-anak ngerasa jenuh sama kegiatan-
kegiatan yang ada, kadang kita kasih hiburan, kebetulan
juga di rumah nara sudah dipasang Wi Fi jadi mereka bisa
sambil belajar komputer juga, terus berdampak ke
pengolahan limbah kertas jadinya berdampak juga ke hasil
produk yang kurang maksimal. Terus kita juga kan perlu
dana tambahan pasti buat hidupin anak-anak, buat kegiatan
pengolahan limbah kertas, jadi ya disitu kendalanya.
24. Apa hambatan pada saat proses kegiatan pengolahan limbah
kertas?
Hambatannya kalo ada alat-alat yang rusak, terus
cuaca musim hujan, terus kurang bahan juga buat proses
produksi
25. Mengapa proses evaluasi harus dilakukan?
Pasti harus dilakukan dong ka, evaluasi harus
dilakukan supaya kedepannya Yayasan Nara Kreatif ini bisa
berkembang dengan baik pastinya. Yang dimana visi misi
kita itu meningkatkan keseahteraan anak jalanan melalui
olahan sampah dan pendidikan, jadi kita pasti harus selalu
melakukan evaluasi setiap kegiatannya.
26. Bagaimana proses pengawasan pada saat kegiatan-kegiatan
sedang berlangsung?
Saat kegiatan, selain kita dampingi dan ajarkan juga
kita awasi. Tujuannya biar anak-anak telaten saat kegiatan
114
berlangsung, serius dan tidak bercanda juga. Kita tegur juga
kalo mereka melakukan salah atau apapun.
27. Siapa anak jalanan yang menjadi teladan dan sudah mandiri?
Ada Asep Wildan, terus Santiya.
28. Apa saja hasil produk yang diperoleh dari pengolahan
limbah kertas?
Box tissue, kotak pensil, box ATK, wallpapaer, paper
bag, kartu undangan, notes
29. Apa yang dirasakan anak jalanan setelah mendapat
pembinaan di Yayasan Nara Kreatif?
Mereka merasa aman, merasa kita lindungi juga
pastinya, mereka senang juga kan karena yang awalnya di
jalanan. Tidak ada yang bimbing, tidak ada yang
mengayomi nah disini mereka merasakan itu semua.
30. Apa yang dilakukan anak jalanan setelah memperoleh
manfaat dari pemberdayaan yang dilakukan oleh Yayasan
Nara Kreatif?
Setelah lulus sekolah paket C ada yang melanjutkan
kuliah, ada yang sudah kerja, ada juga yang mulai merintis
usaha kecil-kecilan
31. Bagaimana kehidupan anak jalanan setelah menerima
manfaat pemberdayaan yang telah dilakukan oleh Yayasan
Nara Kreatif?
Kehidupan anak jalanan ya Inshaallah mudah-
mudahan semakin membaik ka setelah kita bina dan kita
asuh di nara. Ada yang sebelumnya pengguna narkoba,
115
sekarang Inshaallah punya usaha. Ada yang dulunya malas,
sekarang rajin.
32. Dimana anak jalanan melakukan kegiatan setelah menerima
manfaat pemberdayaan dari Yayasan Nara Kreatif?
Ada yang di daerah tempat tinggal. Ada yang masih
sekitaran rumah nara
116
Nama : Rosyim
Jabatan : Departemen Sosial Yayasan Nara Kreatif
Waktu : Senin, 24 September 2018, Pukul 15:22 WIB
Tempat : Ruang Tamu Yayasan Nara Kreatif
1. Apa saja yang dipersiapkan saat akan memulai
pemberdayaan untuk anak jalanan?
Kalo untuk pengolahan limbah kertas memang karena
Bang Neza sendiri kan kuliah jurusan teknik mesin, jadi
memang Bang Neza sebelum melakukan kegiatan ini,
memang di kampusnya itu kan sedang ada program, Bang
Neza mencoba membuat suatu mesin untuk pengurai limbah,
nah jadi awalnya seperti itu membuat mesin ala kadarnya
untuk tugas akhir Bang Neza, membuat mesin pengurai
serat. Mulailah dicoba kegiatan awal Bang Neza di kampung
Dukuh langsung dipraktikkan, disangkut pautkan dengan
program kewirausahaan di kampus. Jadi selain tugas akhir,
yaitu program kewirausahaan di kampus, dan dapat modal.
Jadi awalnya banget itu pertama karena program
kewirausahaan kampus, disangkutpautkan dengan tugas
akhir, seiring berjalannya waktu dengan program itu,
namun dari kegiatan itu Bang Neza tidak mendapatkan
penghasilan. Karena Bang Neza dapat modal awal itu dari
kampus, dan termasuk semua fasilitasnya, bahan-bahannya
juga, namun selama setahun ga dapat hasilnya. Kan dalam
satu kelompok itu ada tiga orang, yang dua akhirnya
mundur, karena Bang Neza tetap pada komitemennya,
117
mengangkat dua permasalahan yaitu permasalahan
lingkungan dan permasalahan sosial.
Akhirnya berjalan setahun yaitu pada tahun 2013,
Bang Neza membentuk yayasan dan dilegalitaskan.
Mulailah diadakan pemberdayaan dengan mengangkat dua
permasalahan tadi, yaitu masalah lingkungan dan masalah
sosial. Jadi awal punya mesin itu memang dipersiapkan
idenya untuk mengolah limbah kertas. Nah permasalahan
lingkungan itu dengan mengolah limbah kertas dan
permasalahan sosial dengan membina anak jalanan. Selain
itu persiapannya paling tempat tinggal untuk anak-anak,
terus dana dari modal kampus buat ngurus kehidupan
sehari-harinya
2. Bagaimana metode untuk meyamakan ide persiapan pada
masing-masing pengurus?
Didiskusikan bareng-bareng yah ka, diobrolkan
bareng karena memang awalnya itu Bang Neza bersama dua
temannya juga karena ini program dari kampus
3. Pendekatan apa yang dipilih pengurus untuk mengajak anak-
anak jalanan bergabung?
Cara pendekatan kita ke anak-anak jalanan itu
pastinya kita dekati individu ke individu ya kaa, Bang Neza
turun ke jalan, melihat bagaimana sih kehidupan anak-anak
di jalanan, karena anak jalanan di mata orang banyak kan
kurang baik, artinya bisa dibilang kan sampah masyarakat,
tapi kenyataannya setelah mendekati sendiri anak jalanan
tersebut tidak semuanya anak jalanan seperti apa yang
118
dipersepsi kan orang-orang, bahkan banyak anak yang
memiliki hati baik. Bang Neza mencoba merangkul, ngobrol
bareng.
4. Apa syarat untuk bergabung menjadi menjadi bagian dari
Yayasan Nara Kreatif?
Kalau dulu cerita saya bertemu Bang Neza itu jadi
setelah dua temnnya Bang Neza keluar, Bang Neza merekrut
saya yang kebetulan kenalnya di Bandung dan sebenenya
saya masih kerja sama orang lain Cuma setelah ngobrol-
ngobrol dan prosesnya panjang hampir empat bulan terus
beberapa kali Bang Neza menemui saya, punya visi misi
yang bagus, akhirnya saya gabung dengan Bang Neza.
Syaratnya sih saat dulu mah emang gaada, paling Bang
Neza cari yang punya potensi atau bisa ngajarin anak-anak
jalanan buat ngolah limbah kertas dan buat handicraft tapi
kalo sekarang memang sudah agak ketat yah untuk menjadi
pengurus atau tim inti karena banyak yang mau join juga di
beberapa email tapi cuma satu atau dua saja yang diterima.
Kalo tahun 2014 tahun 2015 sistemnya itu volunteer, kalo
sekarang sudah gaada. Saat itu bebas tanpa syarat karena
sukarela. Kalo sekarang udah gaada. Walaupun ada
volunteer paling di kelas inspirasi dan sejenisnya
5. Dimana daerah sasaran awal untuk menemui anak-anak
jalanan dan lokasi untuk tempat tinggal mereka?
Di daerah Kampung Dukuh, lampu merah Tamini
Square, Pasar Rebo, kampung rambutan, Kramat Jati
119
6. Bagaimana tahap persiapan untuk tempat tinggal sekaligus
pembinaan anak-anak jalanan?
Kita cari lokasi buat tempat tinggal mereka terus kita
ijin sama pemerintahan setempat kaya RT, RW. Akhirnya
dapet satu petak rumah atau kontrakan untuk tempat tinggal
sekaligus untuk mulai kegiatan pengolahan limbah kertas
7. Sejak kapan persiapan untuk memulai pemberdayaan anak
jalanan?
Tahun 2012 ka
8. Apa latar belakang masalah anak-anak jalanan?
Latar belakang mereka ada yang dari korban
kekerasan, perceraian orang tua mereka, terus ada yang
pakai obat-obatan, putus sekolah, terlantar, keterbatasan
ekonomi, terus jadi tulangg punggung keluarga
9. Apa kebutuhan yang dirasakan anak-anak jalanan saat ini?
Berawal dari ketidak sadaran mereka, karena setelah
mereka bercerita, mereka pengen sukses, pengen kaya,
pengen seperti kita lah, pengen sekolah, pengen kuliah,
pengen hidupnya jadi terus, bisa jadi lebih baik tapi mereka
gaada yang ngarahin, gaada yang support, tapi mereka
sebenernya butuh kasih sayang
10. Bagaimana proses identifikasi kebutuhan untuk anak-anak
jalanan dilakukan?
Bang Neza turun ke jalan, ngobrol pada saat lagi
makan, terus mereka cerita, ada yang memang karena
senang, ada yang karena faktor ekonominya, ada yang
memang menjadi tulang punggung untuk keluarganya, jadi
120
yang di jalan itu memang berbagai kategori. Prosesnya kita
tanyain masalah dan kebutuhan mereka terus kita sharing
bareng
11. Dimana pengurus mengidentifikasi anak jalanan?
Di jalanan terus masih berlanjut di tempat tinggal
yang disediakan untuk mereka
12. Apa saja program yang direncanakan untuk memberdayakan
anak jalanan?
Program awal banget fokus kegiatan nya ada
pengolahan limbah kertas. Nah terus lanjut buat program
sekolah gratis, pengajian, program asrama, membuat
handicraft, kelas agama, kelas inspirasi, pengembangan
karakter.
13. Siapa saja yang dilibatkan dalam menyusun program
pemberdayaan anak jalanan melalui kegiatan pengolahan
limbah kertas?
Pengurus, Bang Neza, orang tua Bang Neza sebagai
pembina Yayasan Nara Kreatif sampai anak-anak jalanan
juga ikut dilibatkan, tim pengajar.
14. Bagaimana proses perencanaan kegiatan-kegiatan
pengolahan limbah kertas dan kegiatan lainnya?
Prosesnya mulai siapin peralatan untuk setiap
kegiatan, terus mulai atur jadwal kegiatan satu dengan
lainnya, list alat dan bahan untuk mengolah limbah kertas
15. Apa saja gagasan yang dibangun untuk menyukseskan
program pemberdayaan?
121
Dulu sebenernya juga belum lancar, masih tersendat-
sendat, pertama dari segi bisnisnya, masih tahap pencarian
semuanya, masih menjajakin perusahaan perusahaan yang
mau kerja sama tapi banyak yang masih menolak. Jadi
syarat utama bekerja sama dengan perbankan itu harus ada
legalitas kan, harus dibentuk yayasan, nah taunya yang
menjanjikan kerja sama setelah dilegalitaskan malah ga jadi
dan dibatalkan. Akhirnya setelah perusahaan bank itu
mengundurkan, ternyata malah dari Bank BNI memanggil
Bang Neza untuk persentase terkait kegiatan yang dilakukan
dan alhamdulillah disuruh cari tempat yang lebih layak
untuk anak-anak. Setelah itu lanjut melakukan kerjasama
dengan perusahaan-perusahaan lewat dana CSR misalnya.
16. Siapa saja yang menentukan program pemberdayaan untuk
anak jalanan?
Bang Neza selaku pendiri terus juga pengurus
17. Kapan saja program pemberdayaan berjalan?
Kegiatan mengolah limbah kertas setiap senin sampai
sabtu terus sekolah gratis jadwalnnya beda-beda tapi senin
sampai minggu, kelas agama ba’da sholat maghrib
18. Bagaimana proses pada saat pengolahan limbah kertas?
Awalnya mereka saya latih, saya ajarkan untuk
mengolah limbah kertas, gimana caranya gunain alat-alat
yang ada, baru deh setelah mereka paham jelas mereka
mulai ngelakuin kegiatan pengolahan limbah kertas sendiri,
tapi tetap saya awasin ka.
122
19. Kapan anak jalanan melakukan pengolahan limbah kertas?
Aktivitas mulai dari senin sampai sabtu ka
20. Dimana anak jalanan melakukan pengolahan limbah kertas?
Lokasi untuk kegiatan pengolahan limbah kertas di
rumah nara
21. Siapa yang mengajarkan pada saat proses kegiatan
pengolahan limbah kertas?
Yang ngajarin cara ngolah limbah kertas saya, Bang
Neza. Kadang kalo kami gabisa karena ada agenda, bisa
didampingin Asep, salah satu anak jalanan.
22. Apa kendala selama program pemberdayaan berlangsung?
Kendala kalo dari anak-anaknya jadi mereka itu kan
harus dididik, dibina akhlaknya, karakternya, karena
namanya juga dari jalan. Sebenernya juga mereka udah
dapet ilmu di jalan. Ada beberapa yang memang gabisa
dipaksakan. Kalo Asep emmag sudah benar-benar 100%
berubah. Kalo mereka yang masih di jalan itu tantangan.
Gabisa dengan sistem lembut, gabisa semuanya harus
dituruti, kalo semuanya dituruti nanti sikap merka tidak
terbentuk. Mereka gatau akhlak, menentang. Tapi di sisi lain
gabisa dikerasin, mereka terkadang itu juga seleksi alam.
Bahkan ada yang kabur. Itu merupakan tantangan untuk
kami. Termasuk dalam pendidikan juga kadang terbentur
karena pengajarnya.
23. Apa hambatan saat proses kegiatan pengolahan limbah
kertas?
123
Kalo dari pengolahan limbah kertas kendalanya,
pertama dari konsumen, kadangkala ga semua mengerti
tentang limbah kertas, ga semua paham tentang green, ga
semua orang melakukan. Jadi mereka itu hanya sekedar tau
mahal, ko ini bentuknya seperti ini. Kedua dari bahan baku
kalo dulu, kalo sekarang alhamdulillah karena kita juga
udah ambil dari perusahaan-perusahaan. Terus kendalanya
mesin, karena masih serba manual, handmade. Terus cuaca,
kkalo musim hujan jadi proses pengeringan kertas agak
terhambat jadinya produksi juga jadi lambat.
24. Mengapa proses evaluasi harus dilakukan?
Supaya kegiatan selanjutnya bisa berjalan secara
optimal ka. Karena kita suka dapet komplein juga dari
konsumen. Kompleinnya misalnya hasilnya ga sesuai
harapan, waktunya juga. Jadinya kan harus membuat
produk ulang dan itu rugi biaya dan waktu juga. Tapi ya itu
resiko dan jadi pemebelajaran. Seengaknya anak-anak bisa
tau cara-caranya seperti ini.
25. Bagaimana proses pengawasan pada saat kegiatan-kegiatan
di Yayasan Nara Kreatif sedang berlangsung?
Kita dampingin saat kegiatan
26. Siapa anak jalanan yang menjadi teladan dan sudah mandiri?
Asep, karena benar-benar dilihat dari perubahan
karakternya, dari tingkah lakunya, udah mampu, mandiri
dan walaupun ga disini dan kita lepas Inshaallah pasti bisa.
Karena dia bisa, pintar dan bisa dipercaya. Tanggung jawab
juga, walaupun dia dikasih amanah lain misalnya, yang di
124
Yayasan Nara Kreatif pun ga terbengkalai, tetep dijalanin.
Terus juga ada selain Asep, namanya Rijal, punya usaha
juga Cuma sayangnya dia gabisa untuk dididik, agak susah.
27. Apa saja hasil produk yang diperoleh dari pengolahan
limbah kertas?
Paper bag, kartu undangan, kartu nama, notesbook,
kotak tisu, kotak ATK, Wallpaper
28. Apa yang dirasakan anak jalanan setelah mendapat
pembinaan di Yayasan Nara Kreatif?
Mereka merasa terlindungi, merasa punya saudara,
punya keluarga, yang memang seblumnya kalo di jalanan itu
ya mereka merasa ga punya siapa-siapa, walaupun temen ya
hanya sekedar teman. Jadi bisa ngaji, punya keahlian,
29. Apa yang dilakukan anak jalanan setelah memperoleh
manfaat dari pemberdayaan yang dilakukan oleh Yayasan
Nara Kreatif?
Macam-macam ka, ada yang udah bekerja, ada yang
buka usaha ka, ada yang kuliah, kerja
30. Bagaimana kehidupan anak jalanan setelah menerima
manfaat pemberdayaan yang terlah dilakukan oleh Yayasan
Nara Kreatif?
Kalo yang dari awal memang mengikuti peraturan
yang ada, mereka paham ngerti ternyata tujuan Yayasan
Nara Kreatif itu seperti ini. Yang ditekankan yaitu masalah
kedisiplinan, kerapihan, itu yang penting. Karena itu yang
nanti pasti dipakai. Mereka dikasih modal, dikuliahkan, ada
125
yang disalurkan ke perusahaan. Ada yang jadi rajin, ga
malas-malasan. Ada yang sudah bisa mandiri.
31. Dimana anak jalanan melakukan kegiatan setelah menerima
manfaat pemberdayaan dari Yayasan Nara Kreatif?
Di daerah asal mereka. Ada yang masih di sekitaran
Kampung Dukuh, di perusahaan-perusahaan juga.
126
Nama : Santiya
Jabatan : Anak Jalanan Yayasan Nara Kreatif
Waktu : Senin, 24 September 2018, Pukul 16:40 WIB
Tempat : Ruang Dapur Yayasan Nara Kreatif
1. Sejak kapan bergabung dengan Yayasan Nara Kreatif?
Udah 4 tahun ka, dari tahun 2015
2. Bagaimana awalnya bergabung dengan Yayasan Nara
Kreatif?
Aku awal bergabung karena jadi awalnya aku berhenti
sekolah kan, jadi aku dulunya tuh sekolah di sekolah lain,
masih sekitaran sini juga, terus aku sama bapak ku kan
hidupnya di jalan. Jadi aku dulu sekolah tuh bajunya
diurusin sama orang, dicuciin, dan tiap pagi aku ke rumah
orang itu buat mandi, ganti baju soalnya aku tidurnya sama
bapakku, di jalan atau diemperan gitu kalo malam. Jadi pas
waktu aku kelas 3 SD, bapakku nikah sama perempuan tapi
seumuran aku ka, soalnya ibu aku juga udah meninggal dari
setelah ngelahirin aku. Terus ceritanya bapakku pulang
kampung, dan aku ditinggalin di Jakarta sendirian terus
dititipin sama tetangga dan aku cuma dititipin uang
Rp50.000,00 dan bapakku ga ke jakarta-jakarta lagi selama
1 bulan. Sampai akhirnya aku juga jadi malas sekolah kan
karena gaada yang ngurusin dan ngasih jajan, yaudah
jadinya aku main-main aja selama sebulan itu. Terus pas
bapakku pulang kesini aku ditanyain akhirnya sama
bapakku, sama guru-guru di sekolah kenapa ga sekolah-
127
sekolah lagi. Aku bilang aja gamau sekolah lagi karena aku
udah malu kan udah lama ga masuk sekolah. Terus aku juga
suka berantem sama mama tiri aku di rumah kontrakan
bapakku sama istrinya, karena umurnya juga ga beda jauh
dan galak banget. Aku gapernah tidur disana, aku tidurnya
numpang di rumah temen aku, karena pasti berantem terus.
Jadi bapakku tuh kaya takut sama istri gitu, gamau belain
anaknya, yaudah aku pergi dari rumah dan pulang cuma
ganti baju aja terus pergi lagi. Pernah tuh aku berantem
sampe tangan aku dicakar pas baru pertama kali beli hape
dan hapeku langsung dibanting sampe pecah. Padahal
masih baru. Dan itu hasil kerjaku dari kerja ngupas bawang
di pasar induk. Aku dapat uangnya seminggu sekali diambil,
dapat Rp 300.000,00 dan langsung aku beliin hape pertama
kali. Pas hape aku dibanting aku nangis, yaudah akhirnya
aku marah-marah ke ibu tiri aku, ngomong kasar juga, jadi
aku berantem sama ibu tiri aku sampai pada lecet. Yaudah
aku jadinya pergi dari rumah. Terus juga aku sama bapakku
sempet berantem gara-gara kejadian itu sampai jam 12
malem. Terus mama tiri aku mau pulang kampung ke
Serang, sama bapakku gaboleh sampai nangis-nangis
bapakku, sampai mohon-mohon, bapakku sampai dicubitin
sama mama tiri aku, digebukin pakai sapu. Memang mama
tiri aku galak ka, anaknya diapun yang bayi pernah dilempar
Cuma gara-gara ngerecokin makan dia doang. Jadi adek
bayi aku, aku yang urusin sampai dia bisa jalan, gapernah
sama mamaku, aku bawa kerja ngupas bawang juga. Sampai
128
akhirnya dia sekarang udah cerai juga sama bapakku. Terus
kita juga udah ga ngontrak lagi, balik lagi ke jalan, karena
bapakku itu orang yang sayang sama uang walopun ada
uang, sampai dia sakit aja gamau diobatin pakai uangnya
dia sendiri. Uang malah dipakai buat mabok-mabokan, judi,
lainnya. Sampai bapakku ga ngenalin aku. Akhirnya aku
cerita sama orang warung, aku bingung soalnya mau tidur
dimana, terus akhirnya aku tidur di rumah teman ku.
Terus cerita pas aku masuk Yayasan Nara Kreatif ada
tetangga aku, dia tau masalah ku sering berantem, soalnya
tetangga juga kan, terus diajak ngupas bawang terus
ditawarin mau sekolah lagi atau enggak , ya aku mau dong,
malah seneng, terus aku langsung ke rumah dia, ke rumah
mama angkat aku, terus akhirnya kesini malam-malam,
tahun 2014 dan disini belum ada asrama putri, jadinya aku
masih tinggal sama mama angkatku sampai setahun, Cuma
setelah itu ga tinggal bareng karena anaknya cemburu sama
aku, dan aku suka dikasih uang jajan sama ayah mereka, jadi
mama angkat aku marah. Terus sempet marah setelah aku
masuk di Sekolah Nara dan fokus sama kegiatan disini,
akhirnya aku keluar lagi dari Sekolah Nara dan diajak kerja
sama ada salah satu anak asuh juga disini. Aku kerja jaga
anak sama bersih-bersih rumah, emang baik majikan aku
Cuma aku ngerasa sepi, jadi aku ga betah disana dan Cuma
bertahan 3 bulan aja. Terus aku sempet bohong sama Bang
Neza, aku bilangnya kerja padahal aku udah ga kerja. Aku
Cuma main-main aja pokonya. Bang Neza aku kerja dimana,
129
aku jawab di PGC, padahal aku bohong, akhirnya Bang neza
tahu. Terus aku dipanggil ke kantor Yayasan Nara Kreatif,
ditanya-tanya, dipojokin, akhirnya aku ngaku, aku nangis.
Terus aku juga pernah request minta asrama putri
karena waktu itu belum ada asrama putri, terus aku pulang
kampung sebulan, pas balik lagi ke jakarta aku ketemu Bang
Neza, aku sempet kabur tapi ketauan Bang Neza dan aku
diajak ke kantor terus aku ditawarin mau tinggal di asrama
putri atau engga. Terus aku mikir-mikir lagi yaudah
akhirnya aku mau kan tapi aku bohong lagi ga langsung ke
asrama. Terus aku dimarahin lagi. Tapi aku diem aja dan
nangis. Terus akhirnya aku bawa baju dan langsung ke
asrama putri setelah kejadian itu. Karena aku juga mikir
tahun 2018 bapakku meninggal otomatis aku udah gapunya
siapa-siapa lagi karena bapak ibuku sudah meninggal, aku
juga udah gapunya tempat tinggal dan Bang Neza udah baik
banget sama aku dari awal dan perhatian sama aku.
3. Bagaimana proses pada saat pengolahan limbah kertas?
Awalnya diajarin dan dipantau terus sama Bang
Rosyim ka, gimana cara pakai alat-alat terus cara bikin
handicraftnya gimana setelah kita bisa, lama kelamaan kita
mulai ngelauinnya sendiri aja, Bang Rosyim cuma pantau
aja
4. Kapan anak jalanan melakukan pengolahan limbah kertas?
Hari senin sampai hari sabtu ka
5. Dimana anak jalanan melakukan kegiatan pengolahan
limbah kertas?
130
Di rumah nara
6. Siapa yang mengajarkan pada saat proses kegiatan
pengolahan limbah kertas?
Bang Rosim, Asep, Bang Neza
7. Apa kendala atau hambatan selama proses pemberdayaan
melalui pengolahan limbah kertas?
Kendalanya kadang kita suka ngerasa bosan ka jadi
saat proses pengolahan dan pembuatan handicraft kita
sering bercanda terus juga kadang capek sama kegiatan.
Kadang ga betah ka, ada aja masalahnya juga sama temen-
temen lain.
8. Siapa anak jalanan yang menjadi teladan dan sudah mandiri?
Asep ka, dia yang menjadi teladan kita. Karena
perubahan dia tuh drastis banget ka dari yang dulunya dia
itu minum-minuman dan mabok-mabokan terus ngerokok,
ngobat, tidur di jalan sekarang bener-bener berubah. Jadi
dulu pas udah di Yayasan Nara Kreatif sempet masih bandel
gitu ka. Terus dulu disini juga pernah bikin masalah, pernah
main cewe juga. Tapi sekarang karya-karya nya dia bagus,
terus dia sekarang mikirin keluarganya, yang bayar
kontrakan untuk keluarganya dia, pokonya dia beneran
berubah banget. Aku juga sering dikasih nasihat sama dia,
misalnya kaya cara berpakaian aku, terus aku kan udah
yatim piatu juga, dia nasihatin suruh doain orang tua aku,
ngasih tau aku pelan-pelan, makanya aku salut banget sama
dia. Pokonya hebat banget, aku aja belum bisa kayak dia
sekarang, dia hasilnya banyak dan keluar dari sini pun pasti
131
dapet kerja bisa, komputer juga bisa, pinter banget.
Hafalannya juga bagus, dia tiap malam pasti di kamarnya
menghafal, terus belajar juga sendiri. Nilainya bagus-bagus
semua.
9. Apa saja hasil produk yang diperoleh dari pengolahan
limbah kertas?
Ada paper bag, notesbook, box tisu, kotak pensil
10. Apa yang dirasakan anak jalanan setelah mendapat
pembinaan di Yayasan Nara Kreatif?
Banyak ka. Yang awalnya aku bangun pagi tuh gabisa,
solat subuh kesiangan terus, sekarang jadi bangun pagi
terus dan bangun paling pertama, terus udah ga malu-malu
lagi. Terus aku sekarang jadi rapi, dulu aku itu berantakan
banget ka orangnya. Dulu aku itu malas nyuci ka, namanya
kita hidup di jalan, baju sekali pakai langsung aku buang,
sekarang mah engga.
11. Apa yang dilakukan anak jalanan setelah memperoleh
manfaat dari pemberdayaan yang dilakukan oleh Yayasan
Nara Kreatif?
Setelah lulus ada yang lanjut kuliah, ada yang kerja,
ada yang punya usaha kaya Asep
12. Bagaimana kehidupan anak jalanan setelah menerima
manfaat pemberdayaan yang terlah dilakukan oleh Yayasan
Nara Kreatif?
Pasti membaik dari sebelumnya ka, jadi rajin, ga
males-malesan. Nakalnya berkurang
132
13. Dimana anak jalanan melakukan kegiatan setelah menerima
manfaat pemberdayaan dari Yayasan Nara Kreatif?
Ada yang masih di sekitaran sini. Ada yang pulang
kampung ka
133
Nama : Asep
Jabatan : Anak Jalanan Yayasan Nara Kreatif
Waktu : Senin, 24 September 2018, Pukul 17:30 WIB
Tempat : Ruang Tamu Yayasan Nara Kreatif
1. Sejak kapan bergabung dengan Yayasan Nara Kreatif?
Saya bergabung dengan Yayasan Nara Kreatif dari
awal tahun 2014 ka
2. Bagaimana awalnya bergabung dengan Yayasan Nara
Kreatif?
Jadi dulu saya putus sekolah kelas 2 SMP ka karena
masalah keluarga, karena orang tua saya pisah dan udah
punya keluarga masing-masing juga jadi putus sekolah di
daerah Tangerang. Karena faktor ekonomi juga. Dan
selama putus sekolah itu selama setahun karena gapunya
kegiatan jadi ya saya gitu kegiatannya di jalanan. Itu di
daerah Tangerang dan di Jakarta juga sempet ga lama.
Lebih lama di Tangerang, sama temen-temen juga cari
kehidupan baru. Ikut ngamen sama temen. Sempet juga
melakukan hal-hal negatif di jalan. Pokonya kehidupan yang
keras udah pernah saya cobain hehe akhirnya ya keluarga
saya tau, setelah melihat kondisi saya di Tangerang seperti
itu terus dibawa ke Jakarta oleh keluarga di Jakarta oleh
keluarga bibi. Jadi di Jakarta ada nenek sama bibi. Dan
setelah di Jakarta pun ga langsung sekolah karena kalo
sekolah formal kan masih berhalangan berkas. Berkas pun
masih ditahan di sekolah lama karena saya kan belum
134
melunasi hutang atau biaya di sekolah lama. Akhirnya
berkeliaran lagi di jalan tuh selama lima bulan. Main, anter
bibi ke pasar, terus aja kaya gitu. Nah karena rumah nenek
saya ga jauh dari Yayasan Nara Kreatif, karena sering lewat
juga dan kebetulan malam-malam lagi nongkrong sama
temen-temen, ada salah satu temen pengen sekolah di
Sekolah Paket Nara, dia mau berangkat sekolah , terus
ngobrol-ngobrol, diskusi, ditawari, penasaran juga akhirnya
saya coba daftar ke sini. Setelah itu saya ditawari untuk
tinggal di Yayasan Nara Kreatif. Akhirnya saya ga pikir
lama, karena kondisi di rumah pun ga memungkinkan, terus
saya juga merasa gaenak takut membebani keluarga bibi,
karena dalam satu petak rumah itu ada keluarga bibi,
keluarga nenek dan banyak. Akhirnya sempet berfikir juga
dan saya punya dua adik perempuan, gimana caranya saya
bisa menjadi contoh dan teladan untuk adik-adik saya.
Karena orang tua kita sudah hidup masing-masing.
3. Bagaimana proses pada saat pengolahan limbah kertas?
Prosesnya pertama diajarin Bang Rosyim dulu ka,
setelah kita mulai pada paham sedikit-sedikit baru kita
ngolah limbah kertas sendiri, Bang Rosyim cuma pantau aja
4. Kapan anak jalanan melakukan pengolahan limbah kertas?
Hari senin sampai sabtu ka. minggu nya kita istirahat
5. Dimana anak jalanan melakukan kegiatan pengolahan
limbah kertas?
Di rumah nara
135
6. Siapa yang mengajarkan pada saat melakukan kegiatan
pengolahan limbah kertas?
Yang bimbing Bang Rosyim.
7. Apa kendala atau hambatan selama proses pemberdayaan
melalui pengolahan limbah kertas?
Kendala yang bener-bener sih gaada, paling kaya di
Yayasan Nara Kreatif itu pasti ada aja anak baru, kita harus
bimbing dan ngajarin. Terus juga paling kendala mesin
misalnya mesin mati, bahan kurang, cuman sampe sekarang
belum ada sih kendala yang bener-bener susah. Terus
kadang anak-anak masih suka kurang teliti ka saat kegiatan,
jadi kurang fokus saat buat handicraft, hasilnya jadi kadang
suka dapat komplen dari pelanggan yang mesan produk ke
Yayasan Nara Kreatif
8. Siapa anak jalanan yang menjadi teladan dan sudah mandiri?
Kalo yang menjadi teladan Asep sendiri sih semua
anak-anak di sini. Cuma kalo orang yang bener-bener jadi
teladan Asep disini itu Bang Neza dan Bang Rosim karena
mereka yang bener-bener bimbing Asep, mengayomi Asep,
didik Asep sampe Asep bisa seperti ini.
9. Apa saja hasil produk yang diperoleh dari pengolahan
limbah kertas?
Kotak tisu, undangan, paper bag, kotak ATK,
wallpaper, masih banyak lainnya
136
10. Apa yang dirasakan anak jalanan setelah mendapat
pembinaan di Yayasan Nara Kreatif?
Yang saya rasakan saya bisa mahir di bidang
kreatifitas, dari Yayasan Nara Kreatif sendiri memberi
bekal yang tidak terukur. Saya diajarkan untuk bisa mandiri,
bisa berbiacara di depan umum, sudah bisa masuk dalam
bagian pengurus juga, membantu di bagian produksi. Selain
itu juga perubahan karakter, dulunya saya berfikir hidup
untuk sendiri, untuk main-main, kerja ya sekedar kerja,
akhirnya setelah disini pola fikir saya berubah total.
Ternyata hidup itu ga hanya di jalanan, hidup ga hanya
sekedar kerja, menikah gitu aja. Di Yayasan Nara Kreatif
pun banyak yang membuat saya termotivasi, karena memang
saya sendiri sering diajak Bang Neza bertemu orang-orang
besar seperti direktur, dll. Hidup bukan hanya sekedar
hidup, bukan hanya sekedar belajar,tapi masih banyak lagi
yang mesti kita pelajari. Karena seorang direktur, menteri,
yang lainnya rata-rata mempunyai latar belakang kaya
saya. Akhirnya timbul pemikiran bahwa saya harus bekerja
lebih keras lagi supaya bisa seperti mereka. Makanya sampe
sekarang saya pengen terus belajar. Mungkin secara logika
memang ga mungkin, anak jalanan yang putus sekolah,
masih kecil bisa berbicara langsung di depan orang penting,
137
bisa berdiskusi langsung yang biasanya melihat di TV,
menurut saya luar biasa sekali.
11. Apa yang dilakukan anak jalanan setelah memperoleh
manfaat dari pemberdayaan yang dilakukan oleh Yayasan
Nara Kreatif?
Saya sempet punya usaha atau berjualan juga, tapi
sekarang lagi fokus usaha, pembuatan produksi di Yayasan
Nara Kreatif ka. Tapi ada yang ngelanjutin sekolah lagi, ada
yang jualan kaya saya, ada yang sambil kuliah, ada juga
yang kerja di luar
12. Bagaimana kehidupan anak jalanan setelah menerima
manfaat pemberdayaan yang terlah dilakukan oleh Yayasan
Nara Kreatif?
Tergantung dari anaknya ka, ada yang jadi lebih baik,
ada yang mandiri, ada yang tambah kreatif. Banyak
pengalaman yang kita dapat ka setelah tinggal di Yayasan
Nara Kreatif, salah satu pengalaman saya yang berkesan
saya menjadi pembicara di salah satu universitas tentang
pengolahan limbah kertas
13. Dimana anak jalanan melakukan kegiatan setelah menerima
manfaat pemberdayaan dari Yayasan Nara Kreatif?
Masih sekitaran Yayasan Nara Kreatif ka
138
Nama : Imelda
Jabatan : Anak Jalanan Yayasan Nara Kreatif
Waktu : Senin, 24 September 2018, Pukul 18:00 WIB
Tempat : Ruang Dapur Yayasan Nara Kreatif
1. Sejak kapan bergabung dengan Yayasan Nara Kreatif?
Aku bergabung tahun 2015
2. Bagaimana awalnya bergabung dengan Yayasan Nara
Kreatif?
Jadi aku tinggal sama nenek aku yang rumahnya
sekitaran Yayasan Nara Kreatif ka, karena kedua orang tua
ku juga sudah cerai jadi aku tinggalnya sama nenek, Terus
aku tertarik bergabung kesini
3. Bagaimana proses pada saat pengolahan limbah kertas?
Pertama kita diajarin mengolah limbah kertasnya dulu
ka, setelah itu baru diajar ketrampilan buat handicraft ka
4. Kapan anak jalanan melakukan pengolahan limbah kertas?
Senin sampai sabtu setelah kegiatan pulang sekolah ka
5. Dimana anak jalanan melakukan kegiatan pengolahan
limbah kertas?
Rumah nara
6. Siapa yang mengajarkan pada saat melakukan kegiatan
pengolahan limbah kertas?
Bang Rosyim ka, Bang Asep juga suka bantu ngajarin
anak-anak yang belum bisa, mereka yang bimbing kita
7. Apa kendala atau hambatan selama proses pemberdayaan
melalui pengolahan limbah kertas?
139
Gaada sih ka, paling suka bercanda ka anak-anaknya
kalo lagi kegiatan ngolah limbah kertas sama bikin
kerajinan tangannya
8. Siapa anak jalanan yang menjadi teladan dan sudah mandiri?
Aku Bang Asep
9. Apa saja hasil produk yang diperoleh dari pengolahan
limbah kertas?
Wallpaper, paper bag, kotak tisu, kartu undangan,
notesbook
10. Apa yang dirasakan anak jalanan setelah mendapat
pembinaan di Yayasan Nara Kreatif?
Saya jadi bisa sekolah ka, bisa dapat teman banyak,
bisa masak juga ka semenjak di sini
11. Apa yang dilakukan anak jalanan setelah memperoleh
manfaat dari pemberdayaan yang dilakukan oleh Yayasan
Nara Kreatif?
Setelah lulus mereka ada yang kuliah, ada yang kerja,
ada juga yang nikah ka
12. Bagaimana kehidupan anak jalanan setelah menerima
manfaat pemberdayaan yang terlah dilakukan oleh Yayasan
Nara Kreatif?
Pastinya lebih baik ka
13. Dimana anak jalanan melakukan kegiatan setelah menerima
manfaat pemberdayaan dari Yayasan Nara Kreatif?
Masih sekitar Rumah Nara ka
140
Nama : Davin
Jabatan : Anak Jalanan Yayasan Nara Kreatif
Waktu : Senin, 24 September 2018, Pukul 19:15 WIB
Tempat : Ruang Tamu Yayasan Nara Kreatif
1. Sejak kapan bergabung dengan Yayasan Nara Kreatif?
Dari tahun 2017 ka
2. Bagaimana awalnya bergabung dengan Yayasan Nara
Kreatif?
Jadi awalnya memang gaada yang ngajak, kemauan
sendiri dan tau infonya juga sendiri. Jadi pertamanya tuh
Davin sekolah paket aja di Nara dan sebelum sekolah di
paket Nara, Davin di pesantren ga betah. Terus tau dari ibu
dan Davin taunya setelah beberapa bulanan sekolah disana.
Terus Davin punya temen, dan temen Davin tinggal di
Yayasan Nara. Terus Davin sempet nginep di Yayasan Nara
2 hari, setelah Davin nginep di Yayasan 2 hari, nah disitu
Davin pengen masuk ke Yayasan. Selain itu juga kan karena
kita kekurangan ekonomi, ibu Davin kerja sama orang lain
di daerah sekitaran sini juga tapi sekarang udah di Condet,
udah ga kerja lagi dan udah nikah, jadi Davin sekarang
punya ayah tiri. Ayah kandung davin juga masih ada, Cuma
udah punya istri lagi juga. Mereka cerainya udah lama,
udah dari Davin kelas 4 SD. Pas waktu itu ibu tinggal di
rumah orang itu, jadi pembantu rumah tangga, sedangkan
Davin di rumah itu ya gitu, jadi biayanya cuma makan buat
ibu, jadi Davin gaada kebagian buat makan sehari-hari.
141
Jadi davin di situ punya pemikiran, daripada kaya gini terus,
nyusahin orang tua, jadi lebih baik Davin kesini, ke Yayasan.
3. Bagaimana proses pada saat pengolahan limbah kertas?
Pertama itu dianterin dari PT PT atau perusahaan
kaya misalkan kertas putih, kardus, nah disitu udah ditaro di
Yayasan dan dibawa ke belakang lalu dipilah. Yang gabisa
diblender itu cuman streples sama solasi. Jadi semuanya
dipilah, dipisahin yang gabisa, dan kardusnya disobek-
sobek, kertasnya disobek-sobek. Habis itu direndam, terus
diblender sekitar 10 menit,-15 menit, setelah itu baru
diangkat, di cek udah halus, bahannya udah halus baru
dituang ke bak cetak, habis dituang ke bak cetak lalu
disaring, habis itu baru deh dicetak. Habis itu baru
dikeringin.
4. Kapan anak jalanan melakukan pengolahan limbah kertas?
Setiap hari ka kecuali hari Minggu karena weekend.
Kan kalo weekend atau hari minggu kita kegiatannya lari
pagi,
5. Dimana anak jalanan melakukan kegiatan pengolahan
limbah kertas?
Disini ka, di rumah nara
6. Siapa yang mengajarkan pada saat melakukan kegiatan
pengolahan limbah kertas?
Yang ngajarin kita Bang Rosyim dan Bang Asep, kalo
Bang Neza jarang, ga terlalu sering lah.
7. Apa kendala atau hambatan selama proses pemberdayaan
melalui pengolahan limbah kertas?
142
Bosen ka
8. Siapa anak jalanan yang menjadi teladan dan sudah mandiri?
Bang Asep Wildan, karena Bang Asep itu orangnya ya
penyabar, terus dia rela berkorban untuk anak-anak asuh di
Yayasan Nara Kreatif, terus dia gapernah kenal yang
namanya lelah sama selalu intinya dia ngajarin semua hal
disini.
9. Apa saja hasil produk yang diperoleh dari pengolahan
limbah kertas?
Notesbook terus box tisu, paper bag, undangan,
banyak ka yang lainnya.
10. Apa yang dirasakan anak jalanan setelah mendapat
pembinaan di Yayasan Nara Kreatif?
Banyak, Davin disini bisa sampai khatam Al-Quran.
Terus dapet karya-karya bagus misalnya kaya bisa nyetak,
bisa bikin kerajinan-kerajinan. Disini Davin jadi rajin solat,
rajin ngaji, teratur, disipilin
11. Apa yang dilakukan anak jalanan setelah memperoleh
manfaat dari pemberdayaan yang dilakukan oleh Yayasan
Nara Kreatif?
Ada yang jadi pengusaha, punya usaha sendiri kaya
Bang Asep, Bang Rijal terus, ada yang lanjut kuliah, ada
143
yang kerja, ada yang nikah juga ka, tapi ga semua Davin
kenal yang udah pada lulus dari Yayasan
12. Bagaimana kehidupan anak jalanan setelah menerima
manfaat pemberdayaan yang terlah dilakukan oleh Yayasan
Nara Kreatif?
Inshallah lebih baik setelah dari Yayasan Nara
Kreatif, Davin pun sangat ngerasain karena Davin merasa
disini hidup Davin berubah banget, di luar gabisa apa-apa
dan disini tumbuhlah yang namanya kekreatifitasan, karya-
karya buatan sendiri dan karena kan kita di sini juga ada
kelas agama terus kan dibina juga biar jadi anak yang baik
dan berguna
13. Dimana anak jalanan melakukan kegiatan setelah menerima
manfaat pemberdayaan dari Yayasan Nara Kreatif?
Ada yang sekitar sini, ada yang di luar daerah sini,
macem-macem ka.
144
Nama : Maryam
Jabatan : Anak Jalanan Yayasan Nara Kreatif
Waktu : Senin, 24 September 2018, Pukul 19:30 WIB
Tempat : Ruang Tamu Yayasan Nara Kreatif
1. Sejak kapan bergabung dengan Yayasan Nara Kreatif?
Dari tahun 2018 ka
2. Bagaimana awalnya bergabung dengan Yayasan Nara
Kreatif?
Jadi awalnya aku tau dari saudara nah saudara aku
itu atau abang aku itu temennnya Bang Rosyim, nah mereka
teman satu perkuliahan. Jadi pertamanya diceritain kan
Maryam udah satu tahun ga sekolah itu setelah lulus SMP
jadi Maryam ga lanjutin ke SMA karena gaada biaya juga.
Terus dikasih tau, diajak ke Yayasan Nara Kreatif katanya
mau sekolah lagi atau engga. Yaudah akhirnya diajak kesini
berdua sama saudara ku juga namanya Laila.
3. Bagaimana proses pada saat pengolahan limbah kertas?
Diajarin dulu juga cara gunain alat-alatnya, abis itu
cara olah limbah kertasnya gimana, setelah itu baru cara
buat kerajinan nya
4. Kapan anak jalanan melakukan pengolahan limbah kertas?
Setiap hari ka
5. Dimana anak jalanan melakukan kegiatan pengolahan
limbah kertas?
Di rumah nara
145
6. Siapa yang mengajarkan pada saat melakukan kegiatan
pengolahan limbah kertas?
Yang ngajarin Bang Rosyim, Bang Asep, Ka Sintiya
juga pernah.
7. Apa kendala atau hambatan selama proses pemberdayaan
melalui pengolahan limbah kertas?
Kendala gaada sih ka, malah seru aku ngerjain
pengolahan limbah kertas ini. Ya awalnya emang kayak
grogi misalnya motong kertas takut salah
8. Siapa anak jalanan yang menjadi teladan dan sudah mandiri?
Emm Bang Asep Wildan. Soalnya Bang Asep itu mulai
dari nol sekarang bisa jadi sukses. Aku juga dapet ceritanya
dari anak-anak sini, sama cerita dari Bang Asepnya
langsung. Selain itu juga Ka Sintiya, karena aku tau dari
cerita kecilnya Ka Sintiya yang ibunya meninggal terus
cerita sedih lainnya.
9. Apa saja hasil produk yang diperoleh dari pengolahan
limbah kertas?
Undangan, kartu nama, paper bag, kotak tisu, banyak
yang lainnya ka.
10. Apa yang dirasakan anak jalanan setelah mendapat
pembinaan di Yayasan Nara Kreatif?
Banyak perubahan sih ka, kaya dari awal bangun tidur
sampai tentang gimana bisa berbicara di depan orang lain
soalnya waktu Maryam di kampung itu pemalu. Sekarang
146
karena udah sering diajak-ajak pameran jadinya Maryam
juga mulai bisa ngomong di depan orang
11. Apa yang dilakukan anak jalanan setelah memperoleh
manfaat dari pemberdayaan yang dilakukan oleh Yayasan
Nara Kreatif?
Punya usaha kaya Bang Asep, Bang Rijal terus, ada
yang dapat beasiswa kuliah, ada yang kerja
12. Bagaimana kehidupan anak jalanan setelah menerima
manfaat pemberdayaan yang terlah dilakukan oleh Yayasan
Nara Kreatif?
Banyak sih ka pasti perubahan yang kita dapat di
Yayasan Nara Kreatif. Pastinya perubahan yang lebih baik.
Mungkin setelah dari sini pasti mereka ngerasain hasilnya
setelah dididik di sini dan membawa kehidupan kita lebih
baik.
13. Dimana anak jalanan melakukan kegiatan setelah menerima
manfaat pemberdayaan dari Yayasan Nara Kreatif?
Masih sekitar sini ka..
147
Kegiatan Pengolahan Limbah Kertas
di Yayasan Nara Kreatif
148
149
PEDOMAN WAWANCARA
Rumusan Masalah
No Tahapan
Pemberdayaan
Informan
Founder Pengurus Anak Jalanan
1 Persiapan
- Apa saja yang dipersiapkan saat
akan memulai pemberdayaan untuk
anak jalanan?
- Bagaimana metode untuk
menyamakan ide-ide persiapan pada
masing-masing pengurus?
- Pendekatan apa yang dipilih
pengurus untuk mengajak anak-
anak jalanan bergabung?
- Apa syarat untuk bergabung
menjadi menjadi bagian dari
Yayasan Nara Kreatif?
- Dimana daerah sasaran awal untuk
menemui anak-anak jalanan dan
dimana lokasi untuk tempat tinggal
- Apa saja yang dipersiapkan saat
akan memulai pemberdayaan
untuk anak jalanan?
- Bagaimana metode untuk
menyamakan ide-ide persiapan
pada masing-masing pengurus?
- Pendekatan apa yang dipilih
pengurus untuk mengajak anak-
anak jalanan bergabung?
- Apa syarat untuk bergabung
menjadi menjadi bagian dari
Yayasan Nara Kreatif?
- Dimana daerah sasaran awal
untuk menemui anak-anak jalanan
dan dimana lokasi untuk tempat
mereka?
- Bagaimana proses perizinan untuk
tempat tinggal sekaligus pembinaan
anak-anak jalanan?
- Sejak kapan persiapan untuk
memulai pemberdayaan anak
jalanan?
tinggal mereka?
- Bagaimana proses perizinan untuk
tempat tinggal sekaligus
pembinaan anak-anak jalanan?
Sejak kapan persiapan untuk
memulai pemberdayaan anak
jalanan?
2 Assessment
- Apa saja latar belakang anak-anak
jalanan?
- Apa kebutuhan yang dirasakan
anak-anak jalanan saat ini?
- Bagaimana proses identifikasi
masalah atau kebutuhan untuk anak
jalanan dilakukan?
- Dimana pengurus melakukan
identifikasi terhadap anak-anak
jalanan?
- Mengapa anda ingin melakukan
pemberdayaan untuk anak-anak
jalanan?
- Apa saja latar belakang anak-anak
jalanan?
- Apa kebutuhan yang dirasakan
anak-anak jalanan saat ini?
- Bagaimana proses identifikasi
masalah atau kebutuhan untuk
anak jalanan dilakukan?
- Dimana pengurus melakukan
identifikasi terhadap anak-anak
jalanan?
- Sejak kapan
bergabung dengan
Yayasan Nara Kreatif?
- Bagaimana awalnya
bergabung dengan
Yayasan Nara Kreatif?
3 Perencanaan
Program/Kegiatan
- Apa saja program yang
direncanakan untuk
memberdayakan anak jalanan?
- Apa saja program yang
direncanakan untuk
memberdayakan anak jalanan?
- Siapa saja yang dilibatkan dalam
menyusun suatu program
pemberdayaan anak jalanan melalui
pengolahan limbah kertas?
- Bagaimana proses perencanaan
kegiatan pengolahan limbah kertas?
- Siapa saja yang dilibatkan dalam
menyusun suatu program
pemberdayaan anak jalanan
melalui pengolahan limbah
kertas?
Bagaimana proses perencanaan
kegiatan pengolahan limbah kertas?
4 Pemformulasian
Rencana Aksi
- Apa saja gagasan yang dibangun
untuk menyukseskan program
pemberdayaan?
- Siapa saja yang menentukan
program pemberdayaan untuk anak
jalanan berjalan?
- Apa saja gagasan yang dibangun
untuk menyukseskan program
pemberdayaan?
- Siapa saja yang menentukan
program pemberdayaan untuk
anak jalanan berjalan?
5 Pelaksanaan
Program/kegiatan
- Kapan saja program pemberdayaan
untuk anak jalanan berjalan?
- Bagaimana proses pelaksanaan pada
saat pengolahan limbah kertas?
- Kapan anak jalanan melakukan
pengolahan limbah kertas?
- Dimana anak jalanan melakukan
kegiatan pengolahan limbah kertas?
- apan saja program pemberdayaan
untuk anak jalanan berjalan?
- Bagaimana proses pelaksanaan
pada saat pengolahan limbah
kertas?
- Kapan anak jalanan melakukan
pengolahan limbah kertas?
- Dimana anak jalanan melakukan
- Bagaimana proses
pada saat pengolahan
limbah kertas?
- Kapan anak jalanan
melakukan pengolahan
limbah kertas?
- Dimana anak jalanan
melakukan kegiatan
pengolahan limbah
- Siapa yang mengajarkan pada saat
proses kegiatan pengolahan limbah
kertas?
kegiatan pengolahan limbah
kertas?
- Siapa yang mengajarkan pada saat
proses kegiatan pengolahan
limbah kertas?
kertas?
- Siapa yang
mengajarkan pada saat
melakukan kegiatan
pengolahan limbah
kertas?
6 Evaluasi
- Apa kendala selama program
pemberdayaan berlangsung?
- Apa hambatan pada saat proses
kegiatan pengolahan limbah kertas?
- Mengapa proses evaluasi harus
dilakukan?
- Bagaimana proses pengawasan pada
saat kegiatan-kegiatan sedang
berlangsung?
- Apa kendala selama program
pemberdayaan berlangsung?
- Apa hambatan pada saat proses
kegiatan pengolahan limbah
kertas?
- Mengapa proses evaluasi harus
dilakukan?
- Bagaimana proses pengawasan
pada saat kegiatan-kegiatan
sedang berlangsung?
- Apa kendala atau
hambatan selama
proses pemberdayaan
melalui pengolahan
limbah kertas?
7 Terminasi
- Siapa anak jalanan yang menjadi
teladan dan sudah mandiri?
- Apa saja hasil produk yang
diperoleh dari pengolahan limbah
kertas
- Siapa anak jalanan yang menjadi
teladan dan sudah mandiri?
- Apa saja hasil produk yang
diperoleh dari pengolahan
limbah kertas
- Siapa anak jalanan
yang menjadi teladan
dan sudah mandiri?
- Apa saja hasil
produk yang
diperoleh dari
pengolahan limbah
kertas
Manfaat
Informan
Founder Pengurus Anak Jalanan
- Apa yang dirasakan anak jalanan setelah
mendapat pembinaan di Yayasan Nara
Kreatif?
- Apa yang dilakukan anak jalanan setelah
memperoleh manfaat dari pemberdayaan
yang dilakukan oleh Yayasan Nara
Kreatif
- Bagaimana kehidupan anak jalanan
setelah menerima manfaat
pemberdayaan yang terlah dilakukan
- Apa yang dirasakan anak
jalanan setelah mendapat
pembinaan di Yayasan Nara
Kreatif?
- Apa yang dilakukan anak
jalanan setelah memperoleh
manfaat dari pemberdayaan
yang dilakukan oleh
Yayasan Nara Kreatif
- Bagaimana kehidupan anak
- Apa yang dirasakan
anak jalanan setelah
mendapat pembinaan
di Yayasan Nara
Kreatif?
- Apa yang dilakukan
anak jalanan setelah
memperoleh manfaat
dari pemberdayaan
yang dilakukan oleh
oleh Yayasan Nara Kreatif
- Dimana anak jalanan melakukan
kegiatan setelah menerima manfaat
pemberdayaan dari Yayasan Nara
Kreatif
jalanan setelah menerima
manfaat pemberdayaan yang
terlah dilakukan oleh
Yayasan Nara Kreatif
- Dimana anak jalanan
melakukan kegiatan setelah
menerima manfaat
pemberdayaan dari Yayasan
Nara Kreatif
Yayasan Nara
Kreatif
- Apa manfaat yang
dirasakan anak
jalanan setelah
menjalani
pemberdayaan
melalui pengolahan
limbah kertas?
- Dimana anak jalanan
melakukan kegiatan
setelah menerima
manfaat
pemberdayaan dari
Yayasan nara Kreatif
No Rumusan
Masalah
Jawaban
Founder Pengurus Anak Jalanan
1 Persiapan
Jadi awalnya itu saya kan
kuliah di Politeknik Negeri Jakarta
jurusan teknik mesin. Lalu saya
dapat tugas dari kampus program
kewirausahaan dan dapat modal.
Tugas akhirnya yaitu membuat
mesin pengurai limbah kertas.
Karena saya mengangkat dua ide
permasalahan yaitu permasalahan
lingkungan dan permasalahan
sosial. Dari permasalahan
lingkungan itu saya pengen
mengurangi sampah-sampah
Kalo untuk pengolahan
limbah kertas memang karena
Bang Neza sendiri kan kuliah
jurusan teknik mesin, jadi
memang Bang Neza sebelum
melakukan kegiatan ini, memang
di kampusnya itu kan sedang ada
program, Bang Neza mencoba
membuat suatu mesin untuk
pengurai limbah, nah jadi
awalnya seperti itu membuat
mesin ala kadarnya untuk tugas
akhir Bang Neza, membuat
kertas supaya bisa diurai, nah dari
permasalahan sosial itu saya
merasa miris melihat anak-anak
jalanan berkeliaran. Nah dari awal
itu persiapannya setelah dapat
modal itu, terus buat mesin
pengurai limbah kertas. Dari mesin
pengurai limbah kertas itu saya
gunakan kan supaya menghasilkan
dengan membuat kerajinan. Nah
saya menjalankan programnya
bersama kedua teman saya, namun
setahun berjalan mereka
mengundurkan diri. Tersisa saya.
Karena selama setahun itu
memang dari mesin pengurai
mesin pengurai serat. Mulailah
dicoba kegiatan awal Bang Neza
di kampung Dukuh langsung
dipraktikkan, disangkut pautkan
dengan program kewirausahaan
di kampus. Jadi selain tugas
akhir, yaitu program
kewirausahaan di kampus, dan
dapat modal. Jadi awalnya
banget itu pertama karena
program kewirausahaan kampus,
disangkutpautkan dengan tugas
akhir, seiring berjalannya waktu
dengan program itu, namun dari
kegiatan itu Bang Neza tidak
mendapatkan penghasilan.
limbah kertas yang kita buat dan
dijadikan produk pun tidak
membuahkan hasil. Tapi saya tetap
pada komitmen di awal untuk bisa
memecahkan dua permasalahan
tadi, yasudah akhirnya saya
berlanjut terus tanpa kedua teman
saya, disitu saya berusaha
semampu saya agar program yang
sudah saya persiapkan dari awal.
Akhrinya ya setelah setahun
berjalan saya membuat yayasan
dan dilegalitaskan
Metodenya ya kita diskusikan
bareng, kita obrolin bareng, kita
cari jalan tengahnya harus
Karena Bang Neza dapat modal
awal itu dari kampus, dan
termasuk semua fasilitasnya,
bahan-bahannya juga, namun
selama setahun ga dapat
hasilnya. Kan dalam satu
kelompok itu ada tiga orang,
yang dua akhirnya mundur,
karena Bang Neza tetap pada
komitemennya, mengangkat dua
permasalahan yaitu
permasalahan lingkungan dan
permasalahan sosial.
Akhirnya berjalan setahun
yaitu pada tahun 2013, Bang
Neza membentuk yayasan dan
ngelakuin apa, untuk ke depannya
persiapan kita harus gimana,
pokonya harus disiapkan secara
matang bareng pengurus-pengurus
awal saat itu
Cara pertama pendekatan
individu atau personal ke orangnya
ya. Jadi awalnya saya cuci steam
motor nah dari situ saya ketemu
salah satu anak jalanan. Saya
tanya-tanya, saya ajak ngobrol
setelah itu saya diajak dia untuk ke
teman-temannya di jalanan. Saya
langsung turun ke jalan terus abis
itu kita ngobrol santai, saya beliin
makan, terus saya buka cara
dilegalitaskan. Mulailah
diadakan pemberdayaan dengan
mengangkat dua permasalahan
tadi, yaitu masalah lingkungan
dan masalah sosial. Jadi awal
punya mesin itu memang
dipersiapkan idenya untuk
mengolah limbah kertas. Nah
permasalahan lingkungan itu
dengan mengolah limbah kertas
dan permasalahan sosial dengan
membina anak jalanan. Selain itu
persiapannya paling tempat
tinggal untuk anak-anak, terus
dana dari modal kampus buat
ngurus kehidupan sehari-harinya
pemikiran mereka. Sebenernya
mereka itu mau sukses, mau kaya
juga, mau sekolah tinggu, disitu
kita tanya-tanya, kita sharing
sampai mereka akhirnya mau dan
tertarik buat ikut saya..
Syarat khusus buat bisa
gabung di Yayasan Nara Kreatif
saat dulu buat jadi volunteer atau
pengurus sih tidak ada, saya sih
saat itu ketemu dengan bang
rosyim di salah satu acara seminar
di Bandung, terus saya ngerasa
cocok sama dia karena karakter
dan skill yang dia punya tentang
handicraft, akhirnya saya ajak dia
Didiskusikan bareng-bareng
yah ka, diobrolkan bareng karena
memang awalnya itu Bang Neza
bersama dua temannya juga
karena ini program dari kampus
Cara pendekatan kita ke anak-
anak jalanan itu pastinya kita
dekati individu ke individu ya
kaa, Bang Neza turun ke jalan,
melihat bagaimana sih kehidupan
anak-anak di jalanan, karena
anak jalanan di mata orang
banyak kan kurang baik, artinya
bisa dibilang kan sampah
masyarakat, tapi kenyataannya
setelah mendekati sendiri anak
bergabung. Kalo untuk sekarang
memang ada beberapa syarat
karena sekarang itu menyebutnya
bukan volunteer atau sistemnya
bukan volunteer lagi tapi sudah
mejadi tim atau pengurus inti dari
Yayasan Nara Kreatif. Yang
dimana diutamakan kerjasama dan
komitmennya karena sudah
mendapatkan hak dan
kewajibannya. Paling kalo sebagai
volunteer kita tempatkan di
kegiatan kelas inspirasi atau
semacamnya.
Daerah sasaran awal kita ya
pasti di jalan ya, tapi pertama
jalanan tersebut tidak semuanya
anak jalanan seperti apa yang
dipersepsi kan orang-orang,
bahkan banyak anak yang
memiliki hati baik. Bang Neza
mencoba merangkul, ngobrol
bareng
Kalau dulu cerita saya bertemu
Bang Neza itu jadi setelah dua
temnnya Bang Neza keluar, Bang
Neza merekrut saya yang
kebetulan kenalnya di Bandung
dan sebenenya saya masih kerja
sama orang lain Cuma setelah
ngobrol-ngobrol dan prosesnya
panjang hampir empat bulan
banget saya datengin salah satu
anak jalanan di tempat steam
motor, setalah itu baru diajak ke
tempat temen-temennya, masih
daerah Kampung Dukuh, lampu
merah Tamini Square, Pasar Rebo,
daerah Tanjung Priuk juga pernah,
Bekasi, Tangerang, ya sambil saya
kalo lagi suka jalan aja. Lokasi
buat tempat tinggalnya pertama di
satu rumah petak. Masih daerah
Kampung Dukuh juga.
Setelah saya dapat 1 tempat
tinggal, 1 rumah petak atau
kontrakan, saya juga ga lupa buat
terus beberapa kali Bang Neza
menemui saya, punya visi misi
yang bagus, akhirnya saya
gabung dengan Bang Neza.
Syaratnya sih saat dulu mah
emang gaada, paling Bang Neza
cari yang punya potensi atau bisa
ngajarin anak-anak jalanan buat
ngolah limbah kertas dan buat
handicraft tapi kalo sekarang
memang sudah agak ketat yah
untuk menjadi pengurus atau tim
inti karena banyak yang mau join
juga di beberapa email tapi cuma
satu atau dua saja yang diterima.
Kalo tahun 2014 tahun 2015
izin sama pemerintahan setempat,
kaya ke RT, RW
Sekitar bulan Juni tahun 2012
ka kita persiapan untuk mulai
program pengolahan limbah kertas
dan memberdayakan anak-anak
jalanan bareng pengurus-pengurus
awal yaitu kedua teman saya
sistemnya itu volunteer, kalo
sekarang sudah gaada. Saat itu
bebas tanpa syarat karena
sukarela. Kalo sekarang udah
gaada. Walaupun ada volunteer
paling di kelas inspirasi dan
sejenisnya
Di daerah Kampung Dukuh,
lampu merah Tamini Square,
Pasar Rebo, kampung rambutan,
Kramat Jati
Kita cari lokasi buat tempat
tinggal mereka terus kita ijin
sama pemerintahan setempat
kaya RT, RW. Akhirnya dapet
satu petak rumah atau kontrakan
untuk tempat tinggal sekaligus
untuk mulai kegiatan pengolahan
limbah kertas
Tahun 2012 ka
2 Assessment
Latar belakang mereka
beragam ya, ada yang korban
perceraian, masalah ekonomi,
putus sekolah, korban kekerasan,
narkoba
Semuanya itu berawal dari
ketidaksadaran mereka. Dimana
dari kebutuhan yang mereka rasain
pastinya mereka pengen buat hidup
lebih baik layaknya anak-anak
yang lain ya, terus juga mereka
pengen dapat pendidikan yang
Latar belakang mereka ada
yang dari korban kekerasan,
perceraian orang tua mereka,
terus ada yang pakai obat-obatan,
putus sekolah, terlantar,
keterbatasan ekonomi, terus jadi
tulangg punggung keluarga
Berawal dari ketidak sadaran
mereka, karena setelah mereka
bercerita, mereka pengen sukses,
pengen kaya, pengen seperti kita
lah, pengen sekolah, pengen
Ada yang bergabung dari tahun
2014, 2015, Tahun 2017, Tahun 2018
Awal mereka bergabung diajak
pengurus terus ada rumah neneknya ga
jauh dari Yayasan Nara Kreatif
akhirnya tertarik coba daftar ke sini,
ada yang diajak teman
setara, dilindungi, dibimbing juga,
dibina, diayomi
Caranya kita pertama deketin
salah satu anak, saya turun ke
jalan, saya ajak makan siang, terus
kita tanya kehidupan sehari-hari
anak itu, terus tanya keinginan dia
apa kedepannya, kebutuhan dia
apa
Dimana saja ya, pertama di
jalan, kadang di lokasi anak
tersebut, di tempat tinggal mereka.
Awalnya saya merasa miris aja
lihat anak-anak jalanan yang
hidupnya ga jelas, mulai dari
pergaulan dan lainnya sampai
kuliah, pengen hidupnya jadi
terus, bisa jadi lebih baik tapi
mereka gaada yang ngarahin,
gaada yang support, tapi mereka
sebenernya butuh kasih saying
Bang Neza turun ke jalan,
ngobrol pada saat lagi makan,
terus mereka cerita, ada yang
memang karena senang, ada yang
karena faktor ekonominya, ada
yang memang menjadi tulang
punggung untuk keluarganya,
jadi yang di jalan itu memang
berbagai kategori. Prosesnya kita
tanyain masalah dan kebutuhan
mereka terus kita sharing bareng
begitu besar menyita rasa
kemanusiaan saya buat bisa
membantu mereka ka, makanya
saya buat program kewirausahaan
sosial bareng temen saya dengan
bina anak-anak jalanan, salah
satunya melalui pengolahan
limbah kertas dan dari hasil
pengolahan limbah kertas itu bisa
menyekolahkan anak-anak
Di jalanan terus masih
berlanjut di tempat tinggal yang
disediakan untuk mereka
3 Perencanaan
Program/Kegiatan
Program utamanya itu kita
pengen memberdayakan anak
jalanan lewat suatu kegiatan yang
bermanfaat salah satunya yaitu
mengolah limbah kertas, selain itu
juga sekolah gratis, pembuatan
Program awal banget fokus
kegiatan nya ada pengolahan
limbah kertas. Nah terus lanjut
buat program sekolah gratis,
pengajian, program asrama,
membuat handicraft, kelas
produk kerajinan, pengembangan
karakter dan skill. Selain itu juga
ada kelas agama terus mengajarkan
mereka tentang kesehatan dan
kebersihan
Yaaaa selain saya pribadi
pastinya paling pertama saat
menyusun program-program yang
saya rencanakan bersama kedua
orang tua saya, selanjutnya saya
mengajak pengurus lainnya untuk
menyukseskan program
pemberdayaan anak jalanan ini
selain itu juga tidak ada salahnya
meminta saran kepada anak-anak
agama, kelas inspirasi,
pengembangan karakter.
Pengurus, Bang Neza, orang
tua Bang Neza sebagai pembina
Yayasan Nara Kreatif sampai
anak-anak jalanan juga ikut
dilibatkan, tim pengajar
Prosesnya mulai siapin peralatan
untuk setiap kegiatan, terus mulai
atur jadwal kegiatan satu dengan
lainnya, list alat dan bahan untuk
mengolah limbah kertas
supaya anak-anak jalanan pun
merasa dilibatkan
Prosesnya itu mulai menyusun
jadwal kegiatan program yang
udah kita rencanain dan kita buat di
Yayasan Nara Kreatif, mulai susun
kapan kegiatan pengolah limbah
kertas dilakukan, terus mulai
siapin alat-alat dan bahan yang
diperluin buat kegiatan pengolahan
limbah kertas
4 Pemformulasian
Rencana Aksi
Awalnya saya kan dapat modal
untuk menyukseskan program
pemberdayaan salah satunya
pengolahan limbah kertas, terus
Dulu sebenernya juga belum
lancar, masih tersendat-sendat,
pertama dari segi bisnisnya,
masih tahap pencarian
buat menghidupi anak-anak
tersebut tapi karena modal tersebut
lama kelamaan habis, terus buat
produk kerajinan akhirnya mulai
lah cari penghasilan lain sampai
akhirnya bertemu Bank BNI
Syariah dan kita mulai melakukan
kerjasama. Nah baru mulai dari
situ Alhamdulillah berkembang
dan kita dikenal masyarakat.
Saya bersama pengurus
semuanya, masih menjajakin
perusahaan perusahaan yang mau
kerja sama tapi banyak yang
masih menolak. Jadi syarat
utama bekerja sama dengan
perbankan itu harus ada legalitas
kan, harus dibentuk yayasan, nah
taunya yang menjanjikan kerja
sama setelah dilegalitaskan
malah ga jadi dan dibatalkan.
Akhirnya setelah perusahaan
bank itu mengundurkan, ternyata
malah dari Bank BNI memanggil
Bang Neza untuk persentase
terkait kegiatan yang dilakukan
dan alhamdulillah disuruh cari
tempat yang lebih layak untuk
anak-anak. Setelah itu lanjut
melakukan kerjasama dengan
perusahaan-perusahaan lewat
dana CSR misalnya
Bang Neza selaku pendiri terus
juga pengurus
5 Pelaksanaan
Program/kegiatan
Kegiatan pengolahan limbah
kertas setiap senin sampai sabtu,
terus sekolah gratis senin sampai
minggu, kelas agama setiap abis
solat maghrib, pembuatan produk
jika waktu senggang
Setelah alat dan bahan untuk
pengolahan limbah kertas siap
digunain, anak-anak mendapat
bimbingan dari Bang Rosyim
gimana cara mengolah limbah
kertas menjadi kerajinan, setelah
itu mereka lama kelamaan mulai
terbiasa melakukannya sendiri.
Setelah menjadi handicraft baru
Kegiatan mengolah limbah
kertas setiap senin sampai sabtu
terus sekolah gratis jadwalnnya
beda-beda tapi senin sampai
minggu, kelas agama ba’da
sholat maghrib
Awalnya mereka saya latih,
saya ajarkan untuk mengolah
limbah kertas, gimana caranya
gunain alat-alat yang ada, baru
deh setelah mereka paham jelas
mereka mulai ngelakuin kegiatan
pengolahan limbah kertas
sendiri, tapi tetap saya awasin ka.
Aktivitas mulai dari senin
sampai sabtu ka
Prosesnya awalnya diajarin sama
Bang Rosyim gimana cara pakai alat-
alat terus cara bikin handicraftnya
gimana setelah kita bisa, lama
kelamaan kita mulai ngelakuinnya
sendiri aja, Bang Rosyim cuma pantau
aja
Kegiatan hari senin sampai hari
sabtu di rumah nara oleh Bang Rosim,
Bang Neza kadang Bang Asep
-
produknya dijual dan
menghasilkan uang
Kegiatan pengolahan limbah
kertas setiap hari senin-sabtu
setelah pulang sekolah dan waktu
kosong
Di rumah nara ka
Yang pertama ngajarin saya,
terus akhirnya Bang Rosyim
bergabung, jadi akhirnya Bang
Rosyim yang bantu ngajarin anak-
anak. Untuk sekarang pun kali saya
dan Bang Rosyim sibuk ada
kegiatan, suka diserahkan ke Asep
salah satu anak asuh kita
Lokasi untuk kegiatan
pengolahan limbah kertas di
rumah nara
Yang ngajarin cara ngolah
limbah kertas saya, Bang Neza.
Kadang kalo kami gabisa karena
ada agenda, bisa didampingin
Asep, salah satu anak jalanan.
6 Evaluasi
Kendalanya yang pertama dari
anak-anak ya. Karena pasti butuh
waktu dan sabar juga buat bimbing
mereka menjadi lebih baik, ada
yang mudah dan ada yang lumayan
sulit juga, kadang anak-anak
ngerasa jenuh sama kegiatan-
kegiatan yang ada, kadang kita
kasih hiburan, kebetulan juga di
rumah nara sudah dipasang Wi Fi
jadi mereka bisa sambil belajar
komputer juga, terus berdampak ke
pengolahan limbah kertas jadinya
berdampak juga ke hasil produk
yang kurang maksimal. Terus kita
juga kan perlu dana tambahan pasti
Kendala kalo dari anak-
anaknya jadi mereka itu kan
harus dididik, dibina akhlaknya,
karakternya, karena namanya
juga dari jalan. Sebenernya juga
mereka udah dapet ilmu di jalan.
Ada beberapa yang memang
gabisa dipaksakan. Kalo Asep
emmag sudah benar-benar 100%
berubah. Kalo mereka yang
masih di jalan itu tantangan.
Gabisa dengan sistem lembut,
gabisa semuanya harus dituruti,
kalo semuanya dituruti nanti
sikap merka tidak terbentuk.
Mereka gatau akhlak,
Kendala yang bener-bener sih
gaada, paling kaya di Yayasan Nara
Kreatif itu pasti ada aja anak baru, kita
harus bimbing dan ngajarin. Terus juga
paling kendala mesin misalnya mesin
mati, bahan kurang, cuman sampe
sekarang belum ada sih kendala yang
bener-bener susah. Terus kadang anak-
anak masih suka kurang teliti ka saat
kegiatan, jadi kurang fokus saat buat
handicraft, hasilnya jadi kadang suka
dapat komplen dari pelanggan yang
mesan produk ke Yayasan Nara
Kreatif
buat hidupin anak-anak, buat
kegiatan pengolahan limbah
kertas, jadi ya disitu kendalanya.
Hambatannya kalo ada alat-alat
yang rusak, terus cuaca musim
hujan, terus kurang bahan juga
buat proses produksi
Pasti harus dilakukan dong ka,
evaluasi harus dilakukan supaya
kedepannya Yayasan Nara Kreatif
ini bisa berkembang dengan baik
pastinya. Yang dimana visi misi
kita itu meningkatkan
keseahteraan anak jalanan melalui
olahan sampah dan pendidikan,
jadi kita pasti harus selalu
menentang. Tapi di sisi lain
gabisa dikerasin, mereka
terkadang itu juga seleksi alam.
Bahkan ada yang kabur. Itu
merupakan tantangan untuk
kami. Termasuk dalam
pendidikan juga kadang terbentur
karena pengajarnya
Kalo dari pengolahan limbah
kertas kendalanya, pertama dari
konsumen, kadangkala ga semua
mengerti tentang limbah kertas,
ga semua paham tentang green,
ga semua orang melakukan. Jadi
mereka itu hanya sekedar tau
mahal, ko ini bentuknya seperti
melakukan evaluasi setiap
kegiatannya.
Saat kegiatan, selain kita
dampingi dan ajarkan juga kita
awasi. Tujuannya biar anak-anak
telaten saat kegiatan berlangsung,
serius dan tidak bercanda juga.
Kita tegur juga kalo mereka
melakukan salah atau apapun
ini. Kedua dari bahan baku kalo
dulu, kalo sekarang
alhamdulillah karena kita juga
udah ambil dari perusahaan-
perusahaan. Terus kendalanya
mesin, karena masih serba
manual, handmade. Terus cuaca,
kkalo musim hujan jadi proses
pengeringan kertas agak
terhambat jadinya produksi juga
jadi lambat
Supaya kegiatan selanjutnya
bisa berjalan secara optimal ka.
Karena kita suka dapet komplein
juga dari konsumen.
Kompleinnya misalnya hasilnya
ga sesuai harapan, waktunya
juga. Jadinya kan harus membuat
produk ulang dan itu rugi biaya
dan waktu juga. Tapi ya itu
resiko dan jadi pemebelajaran.
Seengaknya anak-anak bisa tau
cara-caranya seperti ini
Kita dampingin saat kegiatan
7 Terminasi
Ada Asep Wildan, terus
Santiya.
Box tissue, kotak pensil, box
ATK, wallpapaer, paper bag, kartu
undangan, notes
Asep, karena benar-benar
dilihat dari perubahan
karakternya, dari tingkah
lakunya, udah mampu, mandiri
dan walaupun ga disini dan kita
lepas Inshaallah pasti bisa.
Karena dia bisa, pintar dan bisa
dipercaya. Tanggung jawab juga,
Santiya dan Bang Asep yang
menjadi teladan karena mandiri dan
juga sekarang punya usaha
Hasilnya paper bag, notesbook, box
tisu, undangan, kotak ATK, wallpaper
walaupun dia dikasih amanah
lain misalnya, yang di Yayasan
Nara Kreatif pun ga terbengkalai,
tetep dijalanin. Terus juga ada
selain Asep, namanya Rijal,
punya usaha juga Cuma
sayangnya dia gabisa untuk
dididik, agak susah
Paper bag, kartu undangan,
kartu nama, notesbook, kotak
tisu, kotak ATK, Wallpaper
Manfaat
Mereka merasa aman, merasa
kita lindungi juga pastinya, mereka
senang juga kan karena yang
awalnya di jalanan. Tidak ada yang
Mereka merasa terlindungi,
merasa punya saudara, punya
keluarga, yang memang
seblumnya kalo di jalanan itu ya
Banyak perubahan kaya dari awal
bangun tidur sampai tentang gimana
bisa berbicara di depan orang lain.
Sekarang karena udah sering diajak-
bimbing, tidak ada yang
mengayomi nah disini mereka
merasakan itu semua
Setelah lulus sekolah paket C ada
yang melanjutkan kuliah, ada yang
sudah kerja, ada juga yang mulai
merintis usaha kecil-kecilan
Kehidupan anak jalanan ya
Inshaallah mudah-mudahan
semakin membaik ka setelah kita
bina dan kita asuh di nara. Ada
yang sebelumnya pengguna
narkoba, sekarang Inshaallah
punya usaha. Ada yang dulunya
malas, sekarang rajin..
mereka merasa ga punya siapa-
siapa, walaupun temen ya hanya
sekedar teman. Jadi bisa ngaji,
punya keahlian
Macam-macam ka, ada yang
udah bekerja, ada yang buka
usaha ka, ada yang kuliah, kerja
Kalo yang dari awal memang
mengikuti peraturan yang ada,
mereka paham ngerti ternyata
tujuan Yayasan Nara Kreatif itu
seperti ini. Yang ditekankan
yaitu masalah kedisiplinan,
kerapihan, itu yang penting.
Karena itu yang nanti pasti
dipakai. Mereka dikasih modal,
ajak pameran jadinya mulai bisa
ngomong di depan orang
Rasanya senang, dilindungi jadi bisa
bikin kerajinan tangan, bisa sekolah
gratis, bisa kenal teman-teman lainnya,
dapat pengetahuan dan pengalaman
lebih dari kehidupan sebelumnya,
Setelah lulus ada yang lanjut kuliah,
kerja, punya usaha misalnya Bang
Asep
Membaik dari sebelumnya, jadi
rajin, nakalnya berkurang, karena kan
di sini juga ada kelas agama terus kan
dibina juga biar jadi anak yang baik
dan berguna, ada juga yang nikah,
Ada yang di daerah tempat
tinggal. Ada yang masih sekitaran
rumah nara
dikuliahkan, ada yang disalurkan
ke perusahaan. Ada yang jadi
rajin, ga malas-malasan. Ada
yang sudah bisa mandiri
Di daerah asal mereka. Ada
yang masih di sekitaran
Kampung Dukuh, di perusahaan-
perusahaan juga
punya usaha kaya Bang Asep, ada
yang lanjut kuliah, ada yang kerja,
Masih di sekitaran sini, ada yang
pulang kampung juga
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
top related