pembelajaran menghias gerabah dengan … · penyediaan alat dan bahan, pemberian bahan perekat (l...
Post on 26-Oct-2020
13 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PEMBELAJARAN MENGHIAS GERABAH DENGAN MENGGUNAKANKAIN PERCA MELALUI TEKNIK MOZAIK PADA SISWA KELAS IX.A
SMP SARIBUANA MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana (S1) PadaProgram Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
MASRIYANINIM 10541 0041210
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARMEI 2016
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jl. Sultan Alauddin no.259, tlp.(0411)866132, Fax.(0411)-860132
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Masriyani
Stambuk : 10541 0041210
Jurusan : Pendidikan Seni Rupa
Judul Skripsi : Pembelajaran Menghias Gerabah dengan Menggunakan
Kain Perca melalui Teknik Mozaik pada Siswa Kelas IX.A
SMP Saribuana Makassar.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji
adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptakan orang lain atau dibuatkan
oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila
pernyataan ini tidak benar.
Makassar, April 2016
Yang membuat pernyataan
MasriyaniNIM: 10541 0041210
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jl.Sultan Alauddin no.259, tlp.(0411)866132, Fax.(0411)-860132
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : MasriyaniStambuk : 10541 0041210Jurusan : Pendidikan Seni Rupa
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya
akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan skirpsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian surat perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, April 2016
Yang membuat pernyataan
MasriyaniNIM: 10541 00241210
vii
Motto
Jangan batasi dirimu dengan kata 'menyerah'.Kegagalan hanya sementara. Percaya diri, terus
berusaha dan katakan 'aku bisa!'.
Sukses berarti melakukan yang terbaik yang kita bisadengan apa yang kita miliki. Bukan dengan
menginginkan apa yang orang lain miliki.
Hidup ini pilihan. Kamu yang sekarang adalah pilihanyang kamu ambil di masa lalu. Bijaklah dalam memilih
langkahmu selanjutnya.
Dalam Perjalanan mungkin anda akan MerasakanKepahitan, tapi ingatlah tujuan akhir anda adalah
Kebahagiaan.
Kupersembahkan karya ini buat:
Kedua orang tuaku, saudaraku, dan saudariku
atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis
mewujudkan harapan menjadi kenyataan.
viii
ABSTRAK
MASRIYANI. 105410041210. 2016. “Pembelajaran Menghias Gerabah dengan
Menggunakan Kain Perca melalui teknik mozaik pada Siswa Kelas IX.A SMP
Saribuana Makassar”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Seni Rupa. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar. Di
bimbing oleh Drs. Yabu. M. M.Sn dan Drs. Benny Subiantoro, M.Sn.
Penelitian ini dapat memberikan gambaran yang jelas, benar, danlengkap, tentang
Pembelajaran Menghias Gerabah dengan Menggunakan Kain Perca pada Siswa
Kelas IX.A SMP Saribuana Makassar. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah deskriptif kualitatif. Penganalisasian data dilakukan dengan cara yaitu
hasil observasi (pengamatan), tespraktik, dan dokumentasi (pengambilan gambar).
Dikumpulkan lalu diadakan kategorisasi data dengan merangkum data-data yang
dianggap penting, kemudian disusun menjadi bagian-bagian untuk diperiksa
kebenarannya dan selanjutnya diadakan deskripsi data-data yang telah diperoleh.
Berdasarkan hasil penelitian tentang Pembelajaran Menghias Gerabah dengan
Menggunakan Kain Perca pada Siswa Kelas IX.A SMP Saribuana Makassar,
bahwa dalam berkarya harus melalui beberapa proses antara lain: penentuan tema,
penyediaan alat dan bahan, pemberian bahan perekat (lem), mengkreasikan motif,
dan hasil akhir. Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah gunting, lem fox,
gerabah, dan kain perca. Hasil yang dicapai dalam proses menghias gerabah
dengan menggunakan kain perca melalui teknik mozaik yaitu dapat mengetahui
kemampuan siswa dalam berkarya seni kriya. Kualitas hasil karya yang dihasilkan
dalam menghias gerabah sudah baik, namun ada beberapa siswa yang belum
ix
mampu menentukan dan memahami tentang hal/aspek yang harus diperhatikan
dalam mengapresiasi seni kriya atau menghias gerabah diantaranya ide/gagasan,
kreativitas, komposisi, cara menyusun dan mengkreasikan motif pada gerabah,
serta teknik dan wujud. Kurangnya pemahaman siswa terhadap hal/aspek dalam
mengapresiasi karya seni kriya yang menyebabkan hasil karya tidak sesuai dengan
kriteria penilaian. Untuk itu disarankan kepada pendidik agar memperhatikan
kelebihan dan kekurangan peserta didik dalam proses pembelajaran.
KATA PENGANTAR
Segala puji milik Allah SWT. Yang Maha Mengatur lagi Maha
bijaksana, Yang Maha Penyayang lagi Maha dermawan, Tuhan Semesta Alam.
Shalawat dan salam tetap terlantun bagi kekasih-Nya Muhammad SAW. Serta
keluarga yang mulia, sahabatnya tercinta, dan pengikutnya yang setia hingga
akhir zaman memberi rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga skripsi, yang
berjudul “Pembelajaran Menghias Gerabah Menggunakan Kain Perca Melalui
Teknik Mozaik pada Siswa Kelas IX.A SMP Saribuana Makassar” dapat
diselesaikan dengan baik. Tulisan ini diajukan sebagai syarat yang harus dipenuhi
guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Seni
Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar. Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua seiring sujud
dan terimakasih, kepada kedua orang tua tercinta, Ayah anda Mawardin dan Ibu
anda tersayang Hasyati yang tidak pernah sedikitpun melewatkan hidupnya untuk
mencurahkan pikiran, semangat, kasih sayang dan doa-nya yang begitu tulus
selama ini hingga selesainya studi. Serta yang sangat berjasa dalam kehidupan
penulis yang tidak dapat diuraikan satu persatu dan senantiasa menyertai dengan
doa.
Sepenuhya penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang tulus dan ikhlas memberi
motivasi kendala namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai
pihak dan berkah dari Allah SWT. Sehingga kendala-kendala yang dihadapi
tersebut dapat diatasi dengan baik
Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Dr. H. IrwanAkib, M.Pd.Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Bapak Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M. Hum .Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Andi Baetal Mukaddas, S.Pd., M. Sn. Ketua Program Studi
Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Muhammad Thahir, S.Pd. Sekretaris Program Studi Pendidikan
Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar.
5. Babak Drs. Yabu M, M.Sn. Pembimbing I
6. Bapak Drs. Benny Subiantoro, M.Sn. Pembimbing II
7. Ibu Arun Sally, S.Pd.Kepala Sekolah SMP Saribuana Makassar yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian serta
keluarga besar SMP Saribuana Makassar, telah memberikan bantuan dan
dukungan selama penulis melakukan penelitian hingga selesai.
8. Keluarga besar yang selama ini menyayangi, mendukung dan memotifasi
saya untuk menjadi yang terbaik dan jadi kebanggaan keluarga.
9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 Program Studi Pendidikan Seni
Rupa, Arfah, S.Pd, Mukrimah, Miftahera, Rismayanti, Nur Amelia m,
Warni Martina,Novi Aghirianti dan yang tidak sempat saya sebutkan satu
persatu terima kasih atas kebersamaanny aserta saran dan sumbangsinya
semoga persaudaraan kita tetap terajut untuk selamanya.
Segenap kemampuan, tenaga dan daya pikir telah tercurahkan dalam
merampungkan penulisan ini untuk mencapai hasil yang maksimal. Namun
kesempurnaannya manusia adalah ketika ia melakukan kesalahan, oleh karena itu
penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat
dalam tulisan ini dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang sempat
membacanya.
Wahai Rab, terimalah segala usaha hamba engkaulah Maha mendengar dan Maha
mengetahui. Semoga Allah SWT. Membalas dengan pahala yang berlipat ganda
kepada semu apihak yang telah membantu dalam penyelesaian tulisan ini.
Makassar, Apri 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i
HALAMAN JUDUL........................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN................................................................................. v
SURAT PERJANJIAN..................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................viii
KATA PENGANTAR...................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. LatarBelakang.................................................................................. 1
B. RumusanMasalah............................................................................. 3
C. TujuanPenelitian .............................................................................. 3
D. ManfaatPenelitian ............................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKI ........................ 5
A. Tinjauan Pustaka.............................................................................. 5
1. Pengertian Pembelajaran............................................................. 5
2. Pengertian Teori mengaja ........................................................... 6
3. Pengertian Kriya.......................................................................... 7
4. Pengertian Menghias................................................................... 9
5. Pengertian Gerabah ..................................................................... 10
6. KainPerca .................................................................................... 11
7. Pengertian Teknik Kolase, Mozaik, dan Montase ...................... 12
8. Macam-macam Teknik Menghias............................................... 13
9. Langkah-langksh Menghias Gerabah.......................................... 16
10. Faktor Kesulitan dalam Pembelajaran ........................................ 21
11. Karya Seni................................................................................... 22
12. Kualitas dan HasiL...................................................................... 23
13. Kriteria Penilaian ........................................................................ 24
B. Kerangka Pikir ................................................................................. 24
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 25
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 25
B. Subjek Penelitian ............................................................................. 26
C. Fokus Penelitian............................................................................... 26
D. Variabel dan Desain Penelitian........................................................ 26
E. Defenisi Operasional Variabel......................................................... 28
F. Prosedur Penelitian .......................................................................... 29
G. Teknik Pengumpulan Data............................................................... 29
H. Teknik Analisis Data ....................................................................... 31
I. Intrumen Penilaian........................................................................... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 33
A. Hasil Penelitin.................................................................................. 33
1. Proses Pelaksanaan Pembelajaran Menghias Gerabahdengan Menggunakan Kain Perca melaluiTeknik Mozaik ............................................................................ 33
2. Hasil Menghias Gerabah dengan MenggunakanMenggunakan Kain Perca melaluiTeknikMozaik ...................... 60
B. Pembahasan ..................................................................................... 70
1. Alat dan bahan yang digunakan dalam pembelajaran menghiasGerabah menggunakan kain perca melalui teknik Mozaik ......... 70
2. Langkah-Langkah Menghias Gerabah denganMenggunakan Kain Perca melalui Teknik Mozaik..................... 70
3. Kesulitan dalam Maenghis Gerabah dengan MenggunakanKain Perca melalui Teknik Mozaik............................................. 73
4. Hasil karya Siswa SMP Saribuana Makassar ............................. 745. Kesimpulan dari Subjek yang Diteliti ......................................... 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 76
A. Kesimpulan........................................................................................... 76
B. Saran .................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hiasan (ornamen) hadirdidalam kehidupan masyarakat sebagai media
ungkapan yang dihadirkan dalam bentuk visual, bahkan pada masyarakat
tertentu hiasan itu mempunyai arti simbolik, bukan hanya sekedar pelengkap
dalam memenuhi rasa keindahan saja. Kehadiran hias-menghias dalam
kehidupan manusia berawal sebagai media ungkapan untuk mengungkap rasa
pengabdian, penghormatan, dan sebagainya.
Sebagaimana diketahui bahwa cabang kesenian yang ada di Indonesia
meliputi seni tari, seni musik, seni rupa, seni teater, seni sastra, dan sebagainya.
Dalam bidang seni rupa pun masih terbagi-bagi lagi menjadi bermacam-macam
jenisnya, dan salah satunya adalah seni kriya. Berbicara tentang seni kriya
berarti sesuatu yang erat hubungannya dengan keterampilan tangan, atau
kerajinan yang membutuhkan ketelitian untuk setiap detail karya yang akan
dihasilkan dalam menggunakan alat dan bahan dengan kepekaan apresiasi,
seperti halnya penggunaan teknik mozaik dan teknik kolase.
Teknik mozaik adalah seni dekorasi bidang dengan kepingan bahan
keras berwarna yang disusun dan ditempelkan dengan perekat. Teknik mozaik
ini pembuatan karya seni rupa dua atau tiga dimensi yang menggunkan
material dipotong-potong atau sudah berbentuk potongan kemudian disusun
dengan bidang datar dengan cara dilem. Sedangkan kolase merupakan karya
seni rupa dua dimensi yang menggunakan bahan yang bermacam-macam
2
selama bahan dasar tersebut dapat dipadukan dengan bahan dasar lainnya yang
akhirnya dapat menyatu menjadi karya yang utuh.
Pembelajaran pendidikan seni budaya mata pelajaran senikriya di
SMP Saribuana Makassar kebanyakan guru hanya memperbanyak teori
daripada praktik. Padahal pembelajaran seni kriya harus dilakukan secara
berimbang antara praktik dengan teori, sehingga hasilnya dapat maksimal.
Pada pembelajaran Seni Kriya dengan menghias gerabah belum dilakukan,
dengan menggunakan kain perca, agar proses pembelajaran ini berjalan dengan
baik kegiatan praktik ini dilakukan secara berkelompok dengan
mempertimbangkan prinsip- prinsip berkarya. Sehingga menghasilkan karya
yang maksimal. Pada pembelajaran praktik menurut mereka lebih banyak
menerapkan teknik mozaik dengan menerapkan biji-bijian dan manik-manik
yang diterapkan media dua dimensi, dalam menghiasseni kriya gerabah atau
dengan menggunakan bahan cat air. Padahal sebenarnya di lingkungan sekitar
kita banyak bahan-bahan yang dapat dimanfaatkan diantaranya limbah kain
perca yang tentunya mudah didapatkan dan tidak perlu mengeluarkan biaya.
Hal ini diharapkan dapat menambah wawasan dan kreativitas siswa dalam
berkarya.
Dari latar belakang tersebut sehingga penulis tertarik untuk meneliti
“Pembelajaran Menghias Gerabah Menggunakan Kain Perca Melalui Teknik
Mozaik pada Siswa Kelas IX.A SMP Saribuana Makassar”. Penelitian ini
dilaksanakan dengan maksud untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah
3
menghias gerabah dengan menggunakan kain perca dan sejauh mana tingkat
kesulitan siswa dalam menghias gerabah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang
menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana langkah-langkah menghias gerabah dengan
menggunakan kain perca melalui teknik mozaik pada siswa kelas
IX.A SMP Saribuana Makassar?
2. Sejauh mana kesulitan siswa dalam menghias gerabah dengan
menggunakan kain percamelalui teknik mozaik pada siswa kelas
IX.A SMP Saribuana Makassar?
3. Bagaimana hasil karya pembelajaran menghias gearabah
menggunakan kain perca melalui teknik mozaik pada siswa kelas
IX.A SMP Saribuana Makassar.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang benar,
lengkap dari masalah pokok yang dirumuskan:
1. Untuk mendeskripsikan langkah-langkah menghias gerabah dengan
menggunakan kain perca melalui tehnik mozaik pada siswa kelas
IX.ASMP Saribuana Makassar.
2. Untuk mengetahui tingkat kesulitan yang dihadapi siswa dalam
pembelajaran menghias gerabah menggunakan kain perca melalui
teknik mozaik pada siswa kelas IX.A SMP Saribuana Makassar.
4
3. Untuk mendeskripsikan kualitas hasil dalam pembelajaran menghias
gerabah dengan menggunakan kain perca melalui teknik mozaik
pada siswa kelas IX.ASMP Saribuana Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dengan mengaplikasikan
ilmu yang telah diperoleh secara teori di lapangan.
2. Dapat memberikan masukan dan informasi yang berarti bagi siswa
SMP Saribuana Makassar tentang kemampuan peserta didik kelas
IX.A dalam pembelajaran menghias gerabah menggunakan kain
perca melalui teknik mozaik.
3. Dapat memperkaya konsep atau teori yang mengkontribusikan
perkembangan ilmuseni rupa dibidang seni kriya, khususnya yang
terkait dengan kemampuan berkarya kerajinan menghias gerabah
menggunakan kain perca melalui teknik mozaik.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
Ada beberapa hal yang merupakan landasan teori untuk dijadikan
bahan dalam penelitian ini, mengingat pentingnya hal tersebut maka
keseluruhan hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah,.
Dengan demikian berguna untuk dijadikan sebagai landasan pemikiran dalam
mencari titik permasalahan seputar objek penelitian yang relevan dengan objek
penulisan.
1. Pengertian pembelajaran
Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan
pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk
membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan
pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam
kontek pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan
menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu yang objektif ditemukan
aspek wawasan pengetahuan teori (kognitif), berorientasi pada kemampuan
befikir juga dapat mempengaruhi aspek perubahan sikap (afektif), serta aspek
keterampilan(psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini
5
6
memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan mengajar
saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar
dengan peserta didik.
Menurut Isdisusilo, (2012: 26) Pembelajaran yang berkualitas sangat
tergantung dari motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu
menfasilitasi akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar.
Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan sisiwa
melalui proses belajar. Dengan pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas
yang memadai, ditambah kretivitas guru akan membuat peserta didik lebih
mudah mencapai target belajar.
2. Teori belajar mengajar
Bagi tenaga kependidikan teori belajar mengajar tidak hanya sekedar
untuk diketahui, teori belajar mengajar harus dapat diaplikasikan setiap tahap
kegiatan belajar agar proses belajar mengajar yang dikelolahnya dapat
berlangsung secara efektif dan efisien. (Syamsu Mappa, dkk. 1984: 35).
Teori belajar (Walinono, 1989: 3), belajar seharusnya diartikan
sebagai perubahan tingkah laku dalam kaitan dengan pengetahuan dan sikap.
Seseorang dikatakan belajar kalau ada perubahan pada tingkah laku.
Selanjutnya dijelaskan beberapa teori tentang belajar menurut para
ahli.
a. Teori belajar menurut ilmu jiwa daya (The Faculty Psychology).Menurut teori ini jiwa manusia mempunyai daya-daya, misalnya:daya mengenal, daya mengingat, daya berpikir, daya fantasi, dansebagainya. Daya-daya itu supaya menjadi tajam harus dilatih,
7
berdasarkan teori ini untuk mendapatkan pengetahuan, dilakukandengan hafalan (melatih) seperti menghafal tahun.
b. Menurut Herbert, orang pandai adalah orang yang mempunyaibanyak tanggapan yang tersimpan dalam otaknya. Jadi, belajaradalah masukan tanggapan sebanyak-banyaknya, berulang-ulangdan sejelas-jelasnya.
c. Teori Gestalt. Teori ini berpendapat bahwa keindahan belajarsama dengan kaidah yang berlaku dalam sebuah pengamatan.Belajar menurut teori ini akanlebih mudah pabila dilakukandengan menanamkan pengertian terlebih dahulu, dibandingkandengan mengulang-ulang hal-hal yang dipelajari tana adanyapengartian.Prinsip-prinsip belajar menurut Gestalt antara lain:
1) Belajar adalah mempelajari sesuatu secara kesuluruhan.Dengan demikian, mempelajari suatu mata pelajaran secarabulat dan utuh akan mudah dimengerti daripadamempelajarinya sebagian-sebagian.
2) Belajar adalah suatu proses perkembangan kerohanian.Kesediaan seseorang untuk mempelajari tidak hanya belajarmelalui intelek dan emosinya saja, akan tetapi juga melaluipotensi jasmaniah yang dimiliki dalam pembentukankepribadian.
3) Belajar, pada dasarnya adalah untuk memperolehkemampuan yang bila telah dikuasai betul-betul, akan mudahdialihkan (transfer) menjadi kemampuan lain.
4) Belajar adalah penataan kembali pengalaman. Penglamanadalah suatu interaksi antara indifidu dan lingkungan. Dalammenghadapi situasi yang belum dikenal, manusia akanmenggunakan segala pengalaman yang telah dimiliki. Padamasa-masa yang lalu untuk menghadapi situasi tersebut.(Walinono, 1959 : 3-4).
3. Pengertian kriya
Kriya merupakan bagian dari seni rupa yang dibuat dengan
menitikberatkan pada penerapan, dan seni kriya diolah dengan menggunakan
tangan.Namun, dalam perkembangannya sekarang dapat menggunakan bantuan
alat-alatmekanik atau mesin sehingga dapat diproduksi masyarakat
8
massal.Untuk menciptakan kriya keramik alat dan bahannyapun mudah didapat
di sekitar lingkungan.
Istilah “kriya” berasal dari akar kata “krya” (bahasa Sanskerta) yangberarti “mengerjakan”, dari akar kata tersebut kemudian menjadi kata:karya, kriya, kerja. Dalam arti khusus adalah mengerjakan sesuatuuntuk menghasilkan benda atau objek.Dalam pengertian berikutnyasemua hasil pekerjaan termasuk berbagai ragam keteknikannyadisebut "senikriya”.(Budiyanto dalam Astutianti, 2015:12).
Kata “kriya” dalam bahasa Indonesia berarti pekerjaan (kerajinantangan). Di dalam bahasa Inggris disebut craft yang mengandung arti:energi atau kekuatan, arti lain suatu keterampilan mengerjakan ataumembuat sesuatu.Istilah itu diartikan sebagai keterampilan yangdikaitkan dengan profesi seperti yang terlihat dalampengrajin(craftsworker).Pada kenyataannya seni kriya seringdimaksudkan sebagai karya yang dihasilkan karena keterampilan(skill)seseorang.Sebagaimana diketahui bahwa semua kerja dan ekspresiseni membutuhkan keterampilan.Dalam persepsi kesenian yangberakar pada tradisi Jawa, dikenal sebutan kagunan. Penjelasan itumenunjukkan posisi dan pentingnya keterampilan dalam membuat(mengubah) benda sehari-hari, disamping pengetahuan dan kepekaanakan keindahan. Oleh sebab itu, sebuah karya seni dalam prosespenggarapannya tidak berdasarkan pada kepekaan dan keterampilanyang baik, maka tidak akan ada kesempatan bagi kita untukmenikmati karya tersebut sebagai karya seni.(Budiyanto dalam Astutianti, 2015:13).
Dari uraian di atas ditarik satu kata kunci, yakni kriya adalah;
kerja, pekerjaan, perbuatan, yang dalam hal ini bisa diartikan sebagai
penciptaan karya seni yang didukung oleh keterampilan (skill) yang tinggi.
Uraian di atas menyiratkan bahwa kriya merupakan cabang seni yang
memiliki muatan estetik, simbolik, dan filosofis sehingga menghadirkan karya-
karya yang monumental sepanjang zaman. Praktik kriya pada masa lalu
dibedakan dari kerajinan, kriya berada dalam lingkup istana (kerajaan)
pembuatannya diberi gelar Empu.Sedangkan kerajinan yang berakar dari kata
9
“rajin” berada di luar lingkungan istana, dilakoni/di perankan oleh rakyat
jelata/miskin dan pembuatannya disebut pengrajin (pandhe).
4. Pengertian menghias
Kadir (1992: 7-8). Hias merupakan suatu simbol-simbol yang
mempunyai arti khusus, tidak hanya sebagai hiasan belaka, tetapi juga
memiliki latar belakang seni yang berkaitan dengan kebutuhan lain diantaranya
adalah pengungkapan rasa cinta kepada lingkungan karena dalam kehidupan
ada saling kait-mengkait, saling ketergantungan antara manusia dan
lingkungannya, bahkan juga dengan segala benda yang telah dibentuk suatu
ekosistem.
Seni hias memiliki arti penting dalam hubungannya dengan kerajinan
dan seni dekorasi. Hiasan berasal dari kata hias yang artinya segala macam
atau sesuatu untuk memperelok benda atau orang dengan yang mengandung
unsur keindahan. Ada yang menggunakan sebagai simbol ada juga yang tampil
menggunakan sebagai hiasan belaka, semata-mata untuk menambah keindahan
saja. Arti dan fungsi pada setiap bentuk corak hias selalu didasari falsafah
hidup manusia dalam tujuan untuk penciptannya untuk mewujudkan variasi-
variasi yang cukup, dan hal ini sangat tergantung dari bahan dasar yang
dipakai.
Ornamen juga berarti “dekorasi” atau hiasan, sehingga ornamen
sering disebut sebagai desain ragam hias atau desain dekoratif. Ornamen
adalah setiap hiasan bergayalain atau bergayageometrik, ornamen dibuat pada
suatu bentuk dasar dari suatu hasil kerajinan tangan (perabotan, pakaian, dan
10
sebagainya) termasuk arsitektur. Dari pengertian tersebut jelas menempatkan
ornamen sebagai karya seni yang dibuat tampak cantik dan menarik untuk
diabadikan atau mendukung maksud tertentu dari suatu produk, tepatnya untuk
menambah nilai estetis dari suatu benda/produk yang akhirnya pula akan
menambah nilai finansial dari benda atau produk tersebut. (Widodo, dkk. 1987:
52).
5. Pengertian gerabah
Seni kriya (seni kerajinan) ialah suatu usaha membuat barang-barang
hasil pekerjaan tangan, atau dapat pula berarti pekerjaan tangan. Benda seni
kriya biasanya dibuat untuk digunakan dalam memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari sekaligus melestarikan tradisi kesenirupaan suatu daerah. (Kartono,
dkk.2007:17).
Keramik diartikan sebagai suatu benda yang terbuat dari bahan
nonlogam dan anorganis yang dibuat melalui proses pembakaran. Istilah lain
yang sepadandengan keramik adalah gerabah atau tembikar,
(Wardha, 1990: 29).
Kerajinan keramik, adalah kerajinan yang menggunakan bahan
bakudari tanah liat yang melalui proses sedemikian rupa (dipijit, butsir, pilin,
pembakaran dan glasir) sehingga menghasilkan barang atau benda pakai dan
benda hias yang indah. Benda-benda keramik yang digunakan manusia untuk
memenuhi kebutuhanhidup sehari-hari jenisnya beraneka ragam.Misalnya,
piring, gelas, cangkir, poci, dan teko, gerabah, dan lain-lain,
(Tim Abdi Guru, 2007: 40).
Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa keramik atau gerabah adalah barang atau benda pakai yang digunakan
11
oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang terbuat dari
tanah liat yang telah diolah melalui proses yang sedemikian rupa.
Membuat keramik memerlukan teknik-teknik yang khusus dan
unik.Hal ini berkaitandengan sifat tanahliatyang plastis dimana diperlukan
keterampilan tertentu dalam pengolahan maupun penanganannya.Membuat
keramik berbeda dengan membuat kerajinan kayu, logam, maupun yang
lainnya. Proses membuat keramik adalah rangkaian proses yang panjang yang
di dalamnya terdapat tahapan-tahapan kritis.Kritis karena tahapan ini paling
beresiko terhadap kegagalan. Tahapan proses dalam membuat keramik saling
berkaitan antara satu dengan lainnya. Proses awal yang dikerjakan dengan baik,
akan menghasilkan produk yang baik juga. Demikian sebaliknya, kesalahan
ditahapan awal proses akan mengasilkan produk yang kurang baik juga.
6. Kain Perca
kain perca adalah sisa-sisa kain yang sudah tidak terpakai lagi, dan perca
adalah potongan-potongan kecil sisa kain dari jahitan sepintas kain sisa ini
adalah kain yang tidak memiliki manfaat, tapi sebenarnya sisa kain ini dapat
dimanfaatkan menjadi suatu produk yang berguna. Dari pada terbuang jadi
sampah lebih baik digunakan sebagai barang yang lebih berguna, kain perca
inidapat dimanfaatkan menjadi barang-barang kerajinan tangan seperti tas, saru
tangan, selimut, tirai, karpet dan berubah seiring dengan pergeseran zaman.
Perkembangan seni perca dewasa ini pun semakin meningkat sesuai dari
kreasi masing-masing pembuatan yang terus berkembang.
12
Berkreasi dengan kain perca adalah menyatukan lapisan- lapisan kain
menjadi satu paduan yang unik dan indah, keberagaman kain perca baik dari
segi warna, corak, bahan sampai media yang digunakan Seperti 2 dimensi dan
3 dimensi. (Siregar, 2009: 6)
7. Pengertian Teknik Kolase, Mozaik, dan Montase
Subiantoro, (2014: 52) mengemukakan teknik dalam berkarya seni
terdapat tiga bagian teknik menempel, yaitu:
a. KolaseKolase komposisi artistik yang dibuat dari berbagai bahan (kain, kertas,kayu) yang ditempelkan pada permukaan gambar. Kolase juga merupakankarya seni rupa dua dimensi yang menggunakan bahan yang bermacam-macam selama bahan dasar tersebut dapat dipadukan dengan bahan dasarlain yang akhirya dapat menyatu menjadi karya yang utuh dan dapatmewakili ungkapan persaan estetis orang yang membuatnya.
b. MozaikMozaik adalah seni dekorasi bidang dengan kepingan bahan keras berwarnayang disusun dan ditempelkan dengan perekat. Sedangkan berkarya senimozaik dilakukan dengan teknik menempel pada bidang datar dengan caradilem, kepingan benda-benda itu, antara lain: kepingan pecahan keramik,potongan kaca, potongan kertas,potongan daun,potongan kayu. Untukmembuat garis kontur yang membasai ruangan atau bidang tidakmenggunakan pewarna yang dioleskan,tetapi menggunakan tempel-tempelan yang bebeda warna. Musahik dibuat dari bahan-bahan yanngsifatnya leparan atau kepingan yang kemudian ditempel pada bidang datarsehingga menjadi sebuah gambar.
c. MontaseMontase adalah komposisi gambar, gambar yang dihasilkan pencampuranunsun, karya montase dihasilkan dari mengomposisikan beberapa gambaryang sudah jadi dengan gambar yang sudah jadi dengan lainnya. Sepertigambar rumah dari majalah kemudian dipotong yang hanya diambil gambarrumahnya saja kemudian ditempelkan pada permukaan alas gambar.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan perbedaan anatara kolase,mozaik, dan montase masih menggunakan satu teknik yang sama namunmenggunakan komposisi yang berbeda, seperti kolase dengan komposisiartistik yang dibuat dari berbagai bahan seperti (kain, kertas, kayu).Menggunakan bahan yang bermacam-macam, selama bahan dasar tersebutdapat dipadukan dengan bahan dasar lainnya yang akhirnya dapat menyatumenjadi karya yang utuh, yang ditempelkan pada permukaan gambar.
13
Sedangkan musahik adalah seni dekorasi bidang dengan kepingan bahankeras berwarna yang disusun, dan ditempelkan dengan perekat, tetapi untuksebuah tema gambar menggunakan satu jenis material, misalnyamenggunakan kaca maka dalam satu tema gambar tersebut menggunakanpecahan kaca semua. Lain halnya montase adalah komposisi gambar yangdihasilkan dari pencampuran unsur dari beberapa sumber, karya montasedihasilkan dari mengomposisikan beberapa gambar yang sudah jadi dengangambar yang sudah jadi lainnya. Seperti gambar rumah dari majalahkemudian dipotong yang hanya diambil gambar rumahnya saja kemudianditempelkan pada permukaan alas gambar.
8. Macam- macam teknik menghias
Dibawah ini diuraikan beberapa contoh gambar gerabah dengan
menggunakan teknik menempel.
Gambar 1. Kerajinan menghias gerabah dengan bahan kertas dan daun.(Sumber: Grigg, Rubena 2000, Http//sd.Much. Net 29/11/2015)
`
14
Gambar 2. Kerajinan menghias gerabah dengan rotan dan daun pandan(Dokumentasi: Masriyani 29/11/2015)
Gambar 3. Kerajinan menghias gerabah dengan bahan pecahan beling.( Dokumentasi Masriyani 29/11/2015)
15
Gambar 4. Kerajinan menghias gerabah dengan bahan kulit telur.( Dokumentasi Masriyani 29/11/2015)
Gambar 5. Karya 2 dimensi tehnik menempel (Montase)(Sumber: Kadekcandra, blogspot.com 28/11/2015)
16
Gambar 6. Karya 2 dimensi tehnik menempel (Montase)(Sumber: Kadekcandra, blogspot.com 28/11/2015)
9. Langkah-langkah menghias gerabah
Langkah awal yang perlu diperhatikan dalam menghias gerabah, yaitu
mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dalam proses menghias.
Mempersiapkan semua kebutuhan bahan dan alat dengan lengkap
sebelum memulai proses berkarya akan mempermudah serta memperlancar
dalam bekerja. Kekurangan persiapan atau kurang lengkap bahan dan alat yang
digunakan akan mempengaruhi kelancaran proses pengerjaan. Dengan begitu
persiapan tersebut menjadi sangat penting dan menjadi langkah yang
menentukan kelancaran kerja selanjutnya. (Abidin, 2002: 17)
Dalam hal mempersiapkan menghias gerabah yaitu perlu di perhatikan
peralatan dan bahan yang digunakan.di antara lain:
Alat adalah benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu”.
Moeliyono dalam Masuara (1988:20). Dari pengertian tersebut, maka dapat
diuraikan bahwa alat adalah merupakan suatu benda atau perkakas yang
17
dipakai untuk menghasilkan suatu barang yang digunakan untuk mendukung
proses menghias gerabah menggunakan kain perca melalui teknik mozaik.
Yang pertama harus diperhatikan oleh para pengrajin yaitu dapat
mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, karena tanpa adanya
bahan pekerjaan tidak terlaksana, benda yang dibuat ditentukan oleh
kesediaannya alat dan bahan yang tepat, sehingga mengolah bahan menjadi
hasil karya. Diantara lain meliputi:
Pensil, berfungsi sebagai alat tulis bantu penanda dalam menggambar
sebuah pola pada bagian gerabah.
Gambar 2.1: PensilSumber :Dokumentasi Masriyani/08/2015)
Gunting, berfungsi sebagai alat pemisah pada poda motif kain yang
akan dipilih untuk memotong dan merapikan bentuk kain perca yang
akan diaplikasikan pada gerabah.
18
Gambar 2.2 GuntingSumber :Dokumentasi Masriyani/08/2015)
Kuas cat, berfunsi sebagai alat bantu untuk mempermudah
mengaplikasikan perekat/lem pada gerabah saat kain perca
direkatkan.
Gambar 2.3: kuas cat(Sumber: mitratehnikcibinong.blogspot.com/RobertJohn2013/06)
Bahan adalah segala sesuatu yang dipakai atau diperlukan untuk
tujuan tertentu, seperti untuk pedoman atau pegangan. (Moeliono,2012). Jadi
berhasil tidaknya benda yang akan dibuat sangat ditentukan oleh kesediannya
bahan yang tepat, benda kerja yang harus disiapkan dan siap diolah agar
19
memperlancar proses menghias gerabah menggunakan kain perca melalui
teknik mozaik, antara lain meliputi:
Gerabah merupakan bahan utama yang akan dipakai dalam menghias
gerabah.
`
Gambar 2.4: Gerabah(Sumber: Sambasinconom.blogspot.com/AauinConom11/2014)
Kain perca adalah potongan-potongan kain kecil sisa kain dari jahitan,
sisa kain ini dimanfaatkan sebagai bahan utama yang digunakan untuk
menghias gerabah.
20
Gambar 2.5: Kain Perca(Sumber :Dokumentasi Masriyani20/11/2015
Lem kayu merupakan salah satu bahan yang mutlak diperlukan dalam
proses menghias kriya gerabah dengan menggunakan kain perca. Lem
kayu digunakan untuk merekatkan bagian kain perca yang ingin
disatukan pada gerabah.
Gambar 2.6: Lem fox kayu
(Sumber: wiefathiya.blogspot.com/AauinConom11/2014)
21
Membuat gambar pada gerabah, senjutnya memilih warna atau motif
kain dengan menggunting warna motif yang dipilih, dan rekatkan
potongan atau atau warna motif tadi pada gerabah yang ingin dihias
dengan menggunakan lem.
10. Faktor Kesulitan dalam Pembelajaran
Siswa atau peserta didik merupakan unsur terpenting dalam suatu
proses kegiatan belajar. Setiap guru berkeinginan agar siswa memperoleh hal
yang optimal dari hasil belajarnya. Namun pada kenyataannya, tidak semua
siswa memperoleh hasil yang diharapkan.
Untuk penjelasan kesulitan yang didefinisikan oleh The United States
office of Education (USOE), (Abdurrahman, 2003:06). Menyatakan bahwa
kesulitan belajar adalah suatu gangguan atau lebih dari proses psikologi dasar
yang mencangkup pemahaman dan penggunaan bahasa ajaran atau tulisan.
Belajar adalah proses internal mental manusia yang tidak dapat diamati
secara langsung. Perubahan yang terjadi dalam kemampuan seseorang untuk
bertingkkah laku dan berbuat dalam situasi tertentu. Perubahan tingkah laku
hanyalah suatu refleksi dari perubahan internal dan tidak dapat diukur tanpa
diterangkan, tanpa melibatkan proses mental. (Aspek-aspek yang tidak dapat
diamati seperti pengetahuan, arti, perasaan, keinginan, kreativitas, harapan dan
pikiran). (Piager, dkk, 1986).
11. Karya Seni
Karya seni yaitu suatu hasil yang diciptakan oleh seseorang yang
mempunyai unsur keindahan dan kadang kala ada yang bisa dimanfaatkan dan
22
ada pula yang diciptakan hanya jadi pajangan. Dan karya seni itu terbagi
menjadi dua, yaitu:
a) Seni terapan. Karya seni terapan dirancang untuk tujuan fungsional, yaitu
fungsi guna atau pakai untuk memenuhi kebutuhan fisik dan dan
psikologis (kejiwaan) manusia. Yang artinya selain sebagai benda yang
bernilai seni (artistik) juga sebagai benda yang indah (estetis) dan dapat
digunakan untuk kepentingan manusia.
b) Seni Murni. Merupakan seni rupa yang tidak memperhatikan unsur praktis.
Karya seni rupa murni diciptakan khusus berdasarkan kreativitas dan
ekspresi pribadi pembuatnya. (Tim Abdi Guru, 2006: 8,10).
12. Kualitas dan Hasil
a). Kualitas. Kualitas atau nilai estetis merupakan nilai keindahan yang dapat
diserap jiwa apresiator terhadap yang diamati baik dari segi bentuk-bentuk
garis dan warna, susunan warna,proporsi komposisi maupun hubungannya
dengan ide atau konsep penciptaan. “Apa yang kita nikmati dan hasil karya
seni rupa tidak lain adalah perwujudan secara utuh dan total. Kita tertarik atau
menggetarkan perasaan kita tetapi kadang-kadang kita tidak sanggup
menerapkan mengapa kita tertarik. Jika kita menganalisa suatu hasil karya seni
yang sedang kita nikmati maka maka disitu terkandung beberapa unsur antara
lain: bentuk, isi dan medium”. (Wahid, Yunus, 2014: 87). Adapun kriterial
penilaian kualitas karya pada pembelajaran menghis gerabah menggunakan
kain perca melalui teknik mozaik pada siswa kelas XI.A SMP Saribuana
Makassar.
23
b). Hasil. Hasil adalah penilaian proses pusaha kegiatan yang dinyatakan alam
bentuk simbol,angka,huruf maupun kalimatyang dapat mencerminkan proses
yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam periode tertentu.
(Tirtonegoro, 2001: 43)
Hasil adalah terkait dengan pengukuran, kemudian akan menjadisuatu
penilaian dan menuju evaluasi baikmenggunakan tes maupun non tes
pengukuran, penilaian dan evaluasi bersifat hirarki/berurutan.
(Widoyoko, 2009: 1)
13. Kriteria Penilaian
Kriteria penilaian karya seni rupa dan seni kriya yang baik meliputi
sebagai berikut ini:
a) Gagasan / ide. Tanggapan pribadi tentang keindahan karya seni rupa
terapan / barang pakai menimbulkan gagasan / ide untuk menciptakan
suatu karya baru.
b) Kreativitas. Kemampuan untuk menciptakan karya seni rupa berupa
barang – barang pakai baru yang indah dan praktis.
c) Keindahan karya. Keindahan karya diperoleh dengan penataan unsur-
unsur seni rupa dengan menggunakan prinsip-prinsip tertentu untuk
memperoleh suatu bentuk seni kriya yang bermakna dan bernilai
guna.
d) Teknik dan wujud. Teknik yang dimaksud adalah cara seseorang
mewujudkan idenya untuk penciptaan karya seni rupa/ kriya. Wujud
yang dihasilkan oleh adanya kemampuan pengolahan bahan dengan
24
menggunakan alat- alat berkarya sehingga mampu mewujudkan karya
seni rupa. (Sukimin, dkk. 2006: 85)
B. Kerangka Pikir
Berdasarkan skema yang telah digambarkan di bawah maka dapat
diuraikan hubungan masing-masing bagian antara satu dengan yang lain.
Dengan melihat konsep yang telah disebutkan di atas maka skema kerangka
pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar skema 1. Kerangka pikir
SMP Saribuana Makassar
Pembelajaran Seni Kriya
(Teknik Mozaik pada Gerabah)
Siswa Kelas IX. ASMP Saribuana Makassar
Langkah- langkahmenghias gerabah
dengan teknik(mozaik)
Tingkat kesulitansiswa dalam
menghias gerabahdengan teknik
(mozaik)
Hasil karyapembelajaran
menghias gerabahdengan teknik
(mozaik)
Hasil Penelitian
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif artinya metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme yang biasanya digunakan
untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti berperan
sebagai instrumen kunci. (Sugiyono, 2008:15). Dalam arti lain yakni bagaimana
cara memberikan pemaparan suatu objek berdasarkan kenyataan yang ada
mengenai “Pembelajran menghias gerabah menggunakan kain perca melalui
teknik mozaik pada siswa kelas IX.A SMP Saribuana Makassar”.
SMP Sarinuana Makassar
JL.A.P.Pettarani
JL.Sultan Alauddin UniversitasNegeri
Makassar
SMP Saribuana Makassar, Pettarani, jl. Pelita raya
Gambar skema 2. Lokasi Penelitian
26
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian sampel asli siswa kelas IX.A SMP Saribuana
Makassar. Jumlah 14 orang siswa, laki-laki berjumlah 6 orang, sedangkan
perempuan berjumlah 8 orang, hampir semua kelas memiliki pengetahuan yang
sama dan telah dilakukan penelitian pada kelas lainnya, sehingga kelas tersebut
dapat mewakili kelas yang lain.
C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian adalah pembelajaran menghias gerabah menggunakan
kain perca melalui teknik mozaik pada siswa kelas IX.A SMP Saribuana
Makassar mata pelajaran seni budaya (seni rupa murni) khususnya seni kriya.
D. Variabel dan Desain Penelitian
1. Variabel penelitian
Keadaan variabel-variabel sebagai berikut:
1). Langkah-langkah siswa kelas IX A SMP Saribuana Makassar
dalam menghias gerabah.
2). Kesulitan yang dihadapi siswa kelas IX A SMP Saribuana
Makassar dalam menghias gerabah.
3). Hasil karya yang akan dicapai siswa kelas IX A SMP Saribuana
Makassar dalam menghias gerabah.
27
2. Desain Penelitian
Desain penelitian ini mengarah pada langkah menghias gerabah
menggunakan kain perca melalui teknik mozaik.rencana atau struktur yang
disusun agar peneliti dapat memperoleh jawaban atas permasalahan-
permasalahan penelitian. Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik dan
mudah, maka desain penelitian harus disusun dengan baik dan terencana.
Adapun bentuk desain penelitian ini digambarkan dalam skemaseperti
dibawah ini:
Gambar skema 2. Desain Penelitian
Teknik Pengumpulan Data(Observasi, tes praktik dan dokumentasi)
`
Pengumpulan datatentang langkah-langkah menghiasgerabah melaluiteknik Mozaik
Pengumpulan datatentang tingkat
kesulitan siswa dalammenghias gerabah
melalui teknik mozaik
)
Pengumpulan datatentang Hasil karyayang hasilkan siswadalam menghiasgerabah melaluiteknik mozaik
Kesimpulan
Deskripsi Data
Pengolahan dan analisis data
28
E. Definisi Operasional Variabel
Untuk memperjelas sasaran penelitian dan menghindari terjadinya salah
penafsiran terhadap variabel-variabel dalam penelitian ini, maka variabel terebut
perlu didefenisikan sebagi berikut:
1. Langkah- langkah menghias gerabah menggunakan kain perca melalui
teknik mozaik pada siswa kelas IX.A SMP Sarubuana Makassar, yang
dimaksud di sini adalah bagaimana siswa menuangkan kreativitasnya
dalam pengolahan dan penciptaan karya menghias gerabah
menggunakan kain perca melalui teknik mozaik, mulai dari awal
hingga akhir.
2. kesulitan siswa dalammenghiasgerabah menggunakan kain perca
melalui teknik mozaik pada siswa kelas IX.A SMP Saribuana
Makassar. Yang dimaksud kesulitan dalam menghias karya yang
dihasilkan oleh siswa melalui alat dan bahan serta teknik yang
digunakan dalam menghias gerabah dengan mengaplikasikan
kreativitas yang dimilikinya.
3. Hasil karya yang dihasilkan dalam menghias gerabah menggunakan
kain perca melalui teknik mozaik pada siswa kelas IX.A SMP
Saribuana Makassar. Yang dimaksud hasil karya yang dihasilkan oleh
siswa melalui alat dan bahan serta proses yang dilaluinya dalam
menghias kriya gerabah dengan mengaplikasikan kreativitas yang
dimilikinya
29
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang penulis gunakan adalah observasi atau
pengamatan, tes praktik menghias gerabah menggunakan kain perca, yang
dilaksanakan pada siswa kelas IX.A SMP Saribuana Makassar. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat kesulitan dalam menghias gerabah dengan
menggunakan kain perca melalui teknik mozaik.
G. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Observasi/ Pengamatan
Observasi yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan
langsung terhadap:
No. Hal yang diamatiObservasi
Deskripsi Dokumentasi
1 Langkah-langkah menghias
2 Kesulitan Siswa
3 Bahan pembelajaran
4 Media
5 Fasilitas
6 Hasil karya
30
1). Langkah- langkah menghias gerabah dengan menggunakan kain perca
melalaui teknik mozaik pada siswa kelasIX.A SMP Sarubuana
Makassar.
2). Sejauh mana kesulitan siswa dalam menghias gerabah dengan
menggunakan kain perca melalui teknik mozaik pada siswa kelas IX.A
SMP Saribuana Makassar.
3). Hasil karya siswa dalam menghias gerabah dengan menggunakan kain
perca melalui teknik mozaik pada siswa kelas IX.A SMP Saribuana
Makassar.
2. Dokumentasi
Teknik dokumentasi dapat pula dikatakan sebagai “pemberian atau
pengumpulan bukti-bukti dan keterangan seperti gambar-gambar dan
sebagainya” (Tim penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:211). Teknik
ini dilakukan untuk memperkuat data-data sebelumnya.Teknik ini digunakan
untuk memperoleh data dan dokumen atau catatan dengan menggunakan kamera
foto untuk pengambilan gambar yang dapat dilakukan sewaktu pembuatan
desain yang sedang berlangsung.
3. Penugasan
Penugasan dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data tentang
kemampuan peserta didik dalam berkarya seni kriya. Dengan penugasan,
kemampuan peserta didik dapat diukur. Penugasan praktik dilakukan dengan
mengamati kegiatan peserta didik dalam menghias gerabah. Penilaian digunakan
untuk menilai pencapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan
31
proses pengolahan kain perca, alat dan bahan yang digunakan dalam menghias
gerabah dengan menggunakan kain perca, hingga menghasilkan karya seni kriya.
Adapun bentuk instrument yang diberikan adalah peserta didik diminta membuat
suatu karya seni yaitu menghias gerabah dengan menggunakan kain perca.
Tabel 2. Aspek yang dinilai
No. Nama NIS Aspek yang dinilai Keterangan
1 2 3 4
1 - - - - - - -
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
Validator yang menilai hasil karya siswa berjumlah dua orang yakni
Arfah dan Yabu. M.
H.Teknik Analisis Data
Setelah data yang dibutuhkan telah terkumpul, maka selanjutnya
penulis mengolah data secara terpisah dengan teknik sebagai berikut :
1. Proses analisa ini dimulai dengan membaca, mempelajari, dan
menelaah seluruh data dari hasil observasi, dan dokumentasi
kemudian diperiksa kembali sehingga lengkap dan benar.
2. Kategorisasi data dan membuat rangkuman dari data-data yang
dianggap penting yang diperoleh melalui observasi, dan
dokumentasi.
32
3. Data-data tersebut di atas disusun menjadi bagian serta
menyusun uraian-uraian dengan struktur data yang diperoleh.
4. Pemeriksaan kebenaran data, kemudian diadakan pengolahan
data dari responden untuk kemudian diadakan penafsiran.
J. Instrumen Penelitian
No. IndikatorKemampuan
Hasil PenilaianSangatBaik Baik Cukup Kurang Sangat
Kurang
1. Ide/gagasan
2. Kreativitas
3. Keindahan Karya
4. Teknik danWujud
5. Segi Kegunaan
Hasil Penilaian
Tabel 2. 1 Kategori Ketentuan Hasil Belajar Siswa
Nilai Kategori
90 – 100 Sangat tinggi
80 – 89 Tinggi
65 - 79 Sedang
55 -65 Rendah
0 - 54 Sangat rendah
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini disajikan data dan pembahasan hasil penelitian mengenai
Pembelajaran Menghias Gerabah dengan Menggunakan Kain Perca melalui
Teknik Mozaik pada Siswa Kelas IX.A SMP Saribuana Makassar. Penelitian ini
tidak menggunakan data kuantitatif melainkan menggunakan data kualitatif,
penyajian hasil penelitian dimaksudkan untuk memaparkan secara objektif tentang
hasil temuan atau penelitian yang diperoleh di lapangan melalui instrumen yang
digunakan dalam penelitian.
1. Proses Plaksanaan Pembelajaran Menghias Gerabah denganMenggunakan Kain Perca melalui Teknik Mozaik
Proses plaksanaan pembelajaran seni budaya khususnya seni kriya
bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk meningkatkan
kreativitas yang dimiliki siswa dalam berkarya sehingga mampu menciptakan
suatu karya seni yang menarik. Tujuan kegiatan belajar mengajar pada satuan
pendidikan adalah untuk menunjukan kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik, peserta didik agar dapat mengembangkan bakat dan minat peserta
didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya.
Pada plaksanaan pembelajaran menghias gerabah dengan menggunakan
kain perca melalui teknik mozaik pada siswa kelas IX.A SMP Saribuana
Makassar, siswa sangat tertarik dan begitu antusias dalam berkarya, sehingga
siswa termotivasi dan terfokus pada pembelajaran seni kriya atau kerajinan
34
tangan yang membutuhkan ketelitian dan ketekunan dalam berkarya. Hal ini
terlihat dari antusias siswa dalam menghias gerabah dengan menggunakan kain
perca melalui teknik mozaik.
Dalam penganalisasian data bahwa kegiatan yang paling pertama yang
harus dilakukan adalah mempersiapkan alat dan bahan, karena tanpa alat dan
bahan untuk mengerjakan sesuatu kerajinan tidak akan berhasil. Oleh karena
itu alat dan bahan merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan suatu
kegiatan proses menghias gerabah menggunakan kain perca melalui teknik
mozaik pada siswa kelas IX.A SMP Saribuana Makassar.
Yang pertama harus diperhatikan oleh siswa yaitu dapat mempersiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan, karena tanpa adanya bahan pekerjaan
tidak terlaksana, benda yang dibuat ditentukan oleh kesediaannya alat dan
bahan yang tepat, sehingga mengolah bahan menjadi hasil karya. Diantara lain
meliputi:
Pensil, Berfungsi sebagai alat tulis bantu penanda dalam menggambar
sebuah pola pada bagian gerabah.
Gambar 4.1. PensilSumber :Dokumentasi Nur Amelia M16/08/2015)
35
Gunting, berfungsi sebagai alat pemisah pada poda motif kain yang
akan dipilih untuk memotong dan merapikan bentuk kain perca yang
akan diaplikasikan pada gerabah.
Gambar 4.2 GuntingSumber :Dokumentasi Nur Amelia M16/08/2015)
Kuas cat, digunakans ebagai alat bantu untuk mempermudah
mengaplikasikan perekat/lem pada gerabah saat kain perca direkatkan.
Gambar 4.3. Kuas cat(Sumber: mitratehnikcibinong.blogspot.com/RobertJohn2013/06)
Gerabah berbentuk silinder dengan ukuran 22 cm adalah bahan utama
yang dijadikan sebagai media dalam berkarya kelas IX.A SMP Saribuana
Makassar.
36
Gambar 4.4: Gerabah(Dokumentasi: Masriyani, 2016)
Kain perca adalah sisa-sisa kain yang sudah tidak terpakai lagi, dan kain
perca adalah potongan-potongan kecil sisa kain dari jahitan, merupakan
bahan utama yang dijadikan hiasan dalam pembelajan menghias gerabah
pada siswa kelas IX.A SMP Saribuana Makassar.
Gambar 4.5 Kain perca(Dokumentasi: Masriyani, 2016)
Lem Kayu (Fox). Merupakan salah satu bahan yang mutlak diperlukandalam pembelajaran menghias gerabah dengan menggunakan kain percamelalau teknik mozaik. Lem kayu (Fox) digunakan untuk merekatkatkanbagian kain perca yang ingin disatukan pada gerabah.
37
Gambar 4.6 Lem kayu (Fox)(Dokumentasi: Masriyani, 2016)
2. Proses Pelaksanaan Menghias Gerabah dengan Menggunakan KainPerca melalui Teknik Mozaik
Langkah-langkah Menghias adalah sebagai berikut:
Gambar 4.7 Desain Pola Lingkar Warna(Dokumentasi: Masriyani, 2016)
Pada proses menghias gerabah dalam hal ini siswa dituntut membuat
dan menentukan pola yang akan digunakan pada gerabah dalam proses
38
menghias gerabah dengan menggunakan kain perca. Menjadi langkah
awal yang harus dilakukan adalah menggambar pola yang dibuat pada
kertas gambar, kemudian pola tersebut yang akan gunakan pada gerbah
untuk memperindah bentuk gerabah. Oleh karena itu merupakan hal
yang sangat penting dalam melakukan suatu kegiatan dalam hal ini
pembelajaran menghias gerabah dengan menggunakan kain perca
melalui teknik mozaik pada siswa kelas IX.A SMP Saribuana Makassar.
Gambar 4.8 Proses Pengecatan(Dokumentasi: Masriyani, 2016)
Proses pemberian cat pada gerabah dilakukan agar gerabah terliahat bersih
dan rapi menjadi langkah awal untuk memudahkan dalam menghias
gerabah. Oleh karena itu merupakan hal yang sangat penting dalam
melakukan suatu kegiatan dalam hal ini pembelajaran menghias gerabah
dengan menggunakan kain perca melalui teknik.
39
Gambar 4.9 Proses membuat pola(Dokumentasi: Masriyani, 2016)
Proses memindahkan desain pola pada gerabah, tujuannya untuk
memepermudah siswa dalam menghias gerabah dengan menngukan kain
perca melalui teknik mozaik. Dalam hal ini pola menjadi sangat penting
dalam proses menentuka hasil akhir atau motif hias dan bentuk dekorasi
yang dipakai untuk menghias atau memperindah bidang, baik dalam bentuk
2 dimensi berupa gambar hiasan dan anyaman ukiran, maupun 3 dimensil,
kerajinan tangan dan lain sebagainya.
40
Gambar 4.10 Pemberian bahan perekat (Lem fox)(Dokumentasi: Masriyani, 2016)
Pada proses menghias gerabah dengan menggunakan kain perca langkah
awal yang digunakan yaitu pemberian lem pada gerabah sebagai bahan
perekat untuk merekatkan bagian yang ingin disatukan, dengan cara
mengoleskan lem kayu pada permukaan gerabah, agar kain perca yang
menjadi media utama dalam proses menghias terlihat rapi sehingga karya
yang dihasilkan pun terlihat menarik dan memiliki nilai keindahan. Dalam
hal ini pengkreasian motif hias dengan menggunakan kain perca akan
memberikan kesan yang berbeda pada gerabah sesuai dengan kreativitas
yang dimiliki masing-masing siswa sehingga dapat menghasilkan suatu
karya yang mengandung unsur-unsur keindahan.
41
Gambar 4.11 Desain Pola Daun Hijau(Dokumentasi: Masriyani, 2016)
Pada proses menghias gerabah dalam hal ini siswa dituntut membuat dan
menentukan pola yang akan digunakan pada gerabah dalam proses
menghias gerabah dengan menggunakan kain perca. Menjadi langkah awal
yang harus dilakukan adalah menggambar pola yang dibuat pada kertas
gambar, kemudian pola tersebut yang akan gunakan pada gerbah untuk
memperindah bentuk gerabah. Oleh karena itu merupakan hal yang sangat
penting dalam melakukan suatu kegiatan dalam hal ini pembelajaran
menghias gerabah dengan menggunakan kain perca melalui teknik mozaik
pada siswa kelas IX.A SMP Saribuana Makassar.
42
Gambar 4.12 Proses Pengecatan(Dokumentasi: Masriyani, 2016)
Proses pemberian cat pada gerabah dilakukan agar gerabah terliahat bersih
dan rapi menjadi langkah awal untuk memudahkan dalam menghias
gerabah. Oleh karena itu merupakan hal yang sangat penting dalam
melakukan suatu kegiatan dalam hal ini pembelajaran menghias gerabah
dengan menggunakan kain perca melalui teknik.
Gambar 4.13 Menggambar pola pada gerabah(Dokumentasi: Masriyanii, 2016
43
Proses memindahkan desain pola pada gerabah, tujuannya untuk
memepermudah siswa dalam menghias gerabah dengan menngukan kain
perca melalui teknik mozaik. Dalam hal ini pola menjadi sangat penting
dalam proses menentuka hasil akhir atau motif hias dan bentuk dekorasi
yang dipakai untuk menghias atau memperindah bidang, baik dalam bentuk
2 dimensi berupa gambar hiasan dan anyaman ukiran, maupun 3 dimensil,
kerajinan tangan dan lain sebagainya.
Gambar 4.14 Pemberian bahan perekat (Lem fox)(Dokumentasi: Masriyani, 2016)
Pada proses menghias gerabah dengan menggunakan kain perca langkah
awal yang digunakan yaitu pemberian lem pada gerabah sebagai bahan
perekat untuk merekatkan bagian yang ingin disatukan, dengan cara
mengoleskan lem kayu pada permukaan gerabah, agar kain perca yang
menjadi media utama dalam proses menghias terlihat rapi sehingga karya
yang dihasilkan pun terlihat menarik dan memiliki nilai keindahan. Dalam
hal ini pengkreasian motif hias dengan menggunakan kain perca akan
44
memberikan kesan yang berbeda pada gerabah sesuai dengan kreativitas
yang dimiliki masing-masing siswa sehingga dapat menghasilkan suatu
karya yang mengandung unsur-unsur keindahan.
Gambar 4.15 Desain Pola Bunga Tulip(Dokumentasi: Masriyani, 2016)
Pada proses menghias gerabah dalam hal ini siswa dituntut membuat dan
menentukan pola yang akan digunakan pada gerabah dalam proses
menghias gerabah dengan menggunakan kain perca. Menjadi langkah awal
yang harus dilakukan adalah menggambar pola yang dibuat pada kertas
gambar, kemudian pola tersebut yang akan gunakan pada gerbah untuk
memperindah bentuk gerabah. Oleh karena itu merupakan hal yang sangat
penting dalam melakukan suatu kegiatan dalam hal ini pembelajaran
menghias gerabah dengan menggunakan kain perca melalui teknik mozaik
pada siswa kelas IX.A SMP Saribuana Makassar.
45
Gambar 4.16 Proses Pengecatan(Dokumentasi: Masriyani, 2016)
Proses pemberian cat pada gerabah dilakukan agar gerabah terliahat bersih
dan rapi menjadi langkah awal untuk memudahkan dalam menghias
gerabah. Oleh karena itu merupakan hal yang sangat penting dalam
melakukan suatu kegiatan dalam hal ini pembelajaran menghias gerabah
dengan menggunakan kain perca melalui teknik.
Gambar 4.17 Menggambar pola pada gerabah(Dokumentasi: Masriyanii, 2016)
46
Pola atau motif hias adalah semua bentuk dekorasi yang dipakai untuk
menghias atau memperindah bidang, baik dalam bentuk 2 dimensi berupa
gambar hiasan dan anyaman ukiran, maupun 3 dimensi yang berupa seni
bangunan, perabotan rumah tangga, kerajinan tangan dan lain sebagainya.
Dalam hal ini pengkreasian motif hias dengan menggunakan kain perca
akan memberikan kesan yang berbeda pada gerabah sesuai dengan
kreativitas yang dimiliki masing-masing siswa sehingga dapat
menghasilkan suatu karya yang mengandung unsur-unsur keindahan.
Gambar 4.18 Pemberian bahan perekat (Lem fox)(Dokumentasi: Masriyani, 2016)
Pada proses menghias gerabah dengan menggunakan kain perca langkah
awal yang digunakan yaitu pemberian lem pada gerabah sebagai bahan
perekat untuk merekatkan bagian yang ingin disatukan, dengan cara
mengoleskan lem kayu pada permukaan gerabah, agar kain perca yang
menjadi media utama dalam proses menghias terlihat rapi sehingga karya
yang dihasilkan pun terlihat menarik dan memiliki nilai keindahan. Dalam
47
hal ini pengkreasian motif hias dengan menggunakan kain perca akan
memberikan kesan yang berbeda pada gerabah sesuai dengan kreativitas
yang dimiliki masing-masing siswa sehingga dapat menghasilkan suatu
karya yang mengandung unsur-unsur keindahan.
Gambar 4.19 Desain Pola Bunga Mawar Ungu(Dokumentasi: Masriyani, 2016)
Pada proses menghias gerabah dalam hal ini siswa dituntut membuat dan
menentukan pola yang akan digunakan pada gerabah dalam proses
menghias gerabah dengan menggunakan kain perca. Menjadi langkah awal
yang harus dilakukan adalah menggambar pola yang dibuat pada kertas
gambar, kemudian pola tersebut yang akan gunakan pada gerbah untuk
memperindah bentuk gerabah. Oleh karena itu merupakan hal yang sangat
penting dalam melakukan suatu kegiatan dalam hal ini pembelajaran
menghias gerabah dengan menggunakan kain perca melalui teknik mozaik
pada siswa kelas IX.A SMP Saribuana Makassar.
48
Gambar 4.20 Proses Pengecatan(Dokumentasi: Masriyani, 2016)
Proses pemberian cat pada gerabah dilakukan agar gerabah terliahat bersih
dan rapi menjadi langkah awal untuk memudahkan dalam menghias
gerabah. Oleh karena itu merupakan hal yang sangat penting dalam
melakukan suatu kegiatan dalam hal ini pembelajaran menghias gerabah
dengan menggunakan kain perca melalui teknik mozaik.
Gambar 4.21 Menggambar pola pada gerabah(Dokumentasi: Masriyanii, 2016)
49
Proses memindahkan desain pola pada gerabah, tujuannya untuk
memepermudah siswa dalam menghias gerabah dengan menngukan kain
perca melalui teknik mozaik. Dalam hal ini pola menjadi sangat penting
dalam proses menentuka hasil akhir atau motif hias dan bentuk dekorasi
yang dipakai untuk menghias atau memperindah bidang, baik dalam bentuk
2 dimensi berupa gambar hiasan dan anyaman ukiran, maupun 3 dimensil,
kerajinan tangan dan lain sebagainya.
Gambar 4.22 Pemberian bahan perekat (Lem fox)(Dokumentasi: Masriyani, 2016)
Pada proses menghias gerabah dengan menggunakan kain perca langkah
awal yang digunakan yaitu pemberian lem pada gerabah sebagai bahan
perekat untuk merekatkan bagian yang ingin disatukan, dengan cara
mengoleskan lem kayu pada permukaan gerabah, agar kain perca yang
menjadi media utama dalam proses menghias terlihat rapi sehingga karya
yang dihasilkan pun terlihat menarik dan memiliki nilai keindahan. Dalam
hal ini pengkreasian motif hias dengan menggunakan kain perca akan
50
memberikan kesan yang berbeda pada gerabah sesuai dengan kreativitas
yang dimiliki masing-masing siswa sehingga dapat menghasilkan suatu
karya yang mengandung unsur-unsur keindahan.
Gambar 4.23 Desain Pola Burung(Dokumentasi: Masriyani, 2016)
Pada proses menghias gerabah dalam hal ini siswa dituntut membuat dan
menentukan pola yang akan digunakan pada gerabah dalam proses
menghias gerabah dengan menggunakan kain perca. Menjadi langkah awal
yang harus dilakukan adalah menggambar pola yang dibuat pada kertas
gambar, kemudian pola tersebut yang akan gunakan pada gerbah untuk
memperindah bentuk gerabah. Oleh karena itu merupakan hal yang sangat
penting dalam melakukan suatu kegiatan dalam hal ini pembelajaran
menghias gerabah dengan menggunakan kain perca melalui teknik mozaik
pada siswa kelas IX.A SMP Saribuana Makassar.
51
Gambar 4.24 Proses Pengecatan(Dokumentasi: Masriyani, 2016)
Proses pemberian cat pada gerabah dilakukan agar gerabah terliahat bersih
dan rapi menjadi langkah awal untuk memudahkan dalam menghias
gerabah. Oleh karena itu merupakan hal yang sangat penting dalam
melakukan suatu kegiatan dalam hal ini pembelajaran menghias gerabah
dengan menggunakan kain perca melalui teknik mozaik.
Gambar 4.25 Menggambar pola pada gerabah
52
(Dokumentasi: Masriyanii, 2016)
Proses memindahkan desain pola pada gerabah, tujuannya untuk
memepermudah siswa dalam menghias gerabah dengan menngukan kain
perca melalui teknik mozaik. Dalam hal ini pola menjadi sangat penting
dalam proses menentuka hasil akhir atau motif hias dan bentuk dekorasi
yang dipakai untuk menghias atau memperindah bidang, baik dalam bentuk
2 dimensi berupa gambar hiasan dan anyaman ukiran, maupun 3 dimensil,
kerajinan tangan dan lain sebagainya.
Gambar 4.26 Pemberian bahan perekat (Lem fox)(Dokumentasi: Masriyani, 2016)
Pada proses menghias gerabah dengan menggunakan kain perca langkah
awal yang digunakan yaitu pemberian lem pada gerabah sebagai bahan
perekat untuk merekatkan bagian yang ingin disatukan, dengan cara
mengoleskan lem kayu pada permukaan gerabah, agar kain perca yang
menjadi media utama dalam proses menghias terlihat rapi sehingga karya
yang dihasilkan pun terlihat menarik dan memiliki nilai keindahan. Dalam
53
hal ini pengkreasian motif hias dengan menggunakan kain perca akan
memberikan kesan yang berbeda pada gerabah sesuai dengan kreativitas
yang dimiliki masing-masing siswa sehingga dapat menghasilkan suatu
karya yang mengandung unsur-unsur keindahan.
Gambar 4.27 Desain Pola Kupu-kupu(Dokumentasi: Masriyani, 2016)
Pada proses menghias gerabah dalam hal ini siswa dituntut membuat dan
menentukan pola yang akan digunakan pada gerabah dalam proses
menghias gerabah dengan menggunakan kain perca. Menjadi langkah awal
yang harus dilakukan adalah menggambar pola yang dibuat pada kertas
gambar, kemudian pola tersebut yang akan gunakan pada gerbah untuk
memperindah bentuk gerabah. Oleh karena itu merupakan hal yang sangat
penting dalam melakukan suatu kegiatan dalam hal ini pembelajaran
menghias gerabah dengan menggunakan kain perca melalui teknik mozaik
pada siswa kelas IX.A SMP Saribuana Makassar.
54
Gambar 4.28 Proses Pengecatan(Dokumentasi: Masriyani, 2016)
Proses pemberian cat pada gerabah dilakukan agar gerabah terliahat bersih
dan rapi menjadi langkah awal untuk memudahkan dalam menghias
gerabah. Oleh karena itu merupakan hal yang sangat penting dalam
melakukan suatu kegiatan dalam hal ini pembelajaran menghias gerabah
dengan menggunakan kain perca melalui teknik mozaik.
55
Gambar 4.29 Menggambar pola pada gerabah(Dokumentasi: Masriyanii, 2016)
Proses memindahkan desain pola pada gerabah, tujuannya untuk
memepermudah siswa dalam menghias gerabah dengan menngukan kain
perca melalui teknik mozaik. Dalam hal ini pola menjadi sangat penting
dalam proses menentuka hasil akhir atau motif hias dan bentuk dekorasi
yang dipakai untuk menghias atau memperindah bidang, baik dalam bentuk
2 dimensi berupa gambar hiasan dan anyaman ukiran, maupun 3 dimensil,
kerajinan tangan dan lain sebagainya.
56
Gambar 4.30 Pemberian bahan perekat (Lem fox)(Dokumentasi: Masriyani, 2016)
Pada proses menghias gerabah dengan menggunakan kain perca langkah
awal yang digunakan yaitu pemberian lem pada gerabah sebagai bahan
perekat untuk merekatkan bagian yang ingin disatukan, dengan cara
mengoleskan lem kayu pada permukaan gerabah, agar kain perca yang
menjadi media utama dalam proses menghias terlihat rapi sehingga karya
yang dihasilkan pun terlihat menarik dan memiliki nilai keindahan. Dalam
hal ini pengkreasian motif hias dengan menggunakan kain perca akan
memberikan kesan yang berbeda pada gerabah sesuai dengan kreativitas
yang dimiliki masing-masing siswa sehingga dapat menghasilkan suatu
karya yang mengandung unsur-unsur keindahan.
57
Gambar 4.31 Desain Pola Bunga Matahari(Dokumentasi: Masriyani, 2016)
Pada proses menghias gerabah dalam hal ini siswa dituntut membuat dan
menentukan pola yang akan digunakan pada gerabah dalam proses
menghias gerabah dengan menggunakan kain perca. Menjadi langkah awal
yang harus dilakukan adalah menggambar pola yang dibuat pada kertas
gambar, kemudian pola tersebut yang akan gunakan pada gerbah untuk
memperindah bentuk gerabah. Oleh karena itu merupakan hal yang sangat
penting dalam melakukan suatu kegiatan dalam hal ini pembelajaran
menghias gerabah dengan menggunakan kain perca melalui teknik mozaik
pada siswa kelas IX.A SMP Saribuana Makassar.
58
Gambar 4.32 Menggambar pola pada gerabah(Dokumentasi: Masriyanii, 2016)
Proses memindahkan desain pola pada gerabah, tujuannya untuk
memepermudah siswa dalam menghias gerabah dengan menngukan kain
perca melalui teknik mozaik. Dalam hal ini pola menjadi sangat penting
dalam proses menentuka hasil akhir atau motif hias dan bentuk dekorasi
yang dipakai untuk menghias atau memperindah bidang, baik dalam bentuk
2 dimensi berupa gambar hiasan dan anyaman ukiran, maupun 3 dimensil,
kerajinan tangan dan lain sebagainya.
59
Gambar 4.33 Pemberian bahan perekat (Lem fox)(Dokumentasi: Masriyani, 2016)
Pada proses menghias gerabah dengan menggunakan kain perca langkah
awal yang digunakan yaitu pemberian lem pada gerabah sebagai bahan
perekat untuk merekatkan bagian yang ingin disatukan, dengan cara
mengoleskan lem kayu pada permukaan gerabah, agar kain perca yang
menjadi media utama dalam proses menghias terlihat rapi sehingga karya
yang dihasilkan pun terlihat menarik dan memiliki nilai keindahan. Dalam
hal ini pengkreasian motif hias dengan menggunakan kain perca akan
memberikan kesan yang berbeda pada gerabah sesuai dengan kreativitas
yang dimiliki masing-masing siswa sehingga dapat menghasilkan suatu
karya yang mengandung unsur-unsur keindahan.
60
Gambar 4.34 Hasil akhir (Finishing)(Dokumentasi: Masriyani, 2016)
Hasil akhir (finishing) adalah tahap akhir dalam proses berkarya atau
sentuhan akhir dengan tambahan-tambahan perlakuan untuk memperbaiki,
memperindah permukaan guna mendapatkan nilai yang lebih. Dalam hal ini
hasil karya siswa dalam menghias gerabah dengan menggunakan kain perca
melaui teknik mozaok pada kelas IX.A SMP Saribuana Makassa.
3. Hasil Menghias Gerabah dengan Menggunakan Kain Perca melaluiTeknik Mozaik
Hasil karya menghias gerabah dengan menggunakan kain perca
melalui teknik mozaik dapat dilihat dari indikator penilaian/instrumen
penelitian yaitu ide/gagasan yaitu mewujudkan (visualisasi) tanggapan atas
objek yang akan dituangkan ke dalam karya seni. Kreativitas yaitu penciptaan
karya seni dengan mewujudkan sesuatu yang belum pernah ada, mempunyai
arti dan nilai baru. Keindahan karya diperoleh dengan penataan unsur-unsur
61
seni rupa dengan menggunakan prinsip-prinsip tertentu untuk memperoleh
suatu bentuk seni kriya yang bermakna dan bernilai guna. Teknik dan wujud
adalah cara seseorang mewujudkan gagasan/ide menjadi sesuatu yang menarik
sehingga mempunyai nilai perwujudan dengan penggunaan media seni rupa
yang berupa alat dan bahan seni rupa. Teknik yang digunakan akan memberi
bentuk atau wujud yang berbeda-beda. Segi kegunaan untuk karya seni rupa
terapan / kriya, didalam mengapresiasi harus mempertimbangkan segi praktik
atau nilai kegunaan.segi kegunaan yaitu kegunaan atau fungsi karya seni rupa
terapan dan seni kriya tersebut setelah tercipta dengan memperhatikan faktor
keamanan, kenyamanan dan keluasan.
Gambar 4.35 Bunga mawar unguKarya Hartitin dan Jumiati
(Dokumentasi: Masriyani, 2016)
Karya Hartitin dan jumiati, dari beberapa kriteria penilaian karya
yang dihasilkan sudah memenuhi syarat, mulai dari penyediaan alat dan bahan,
pemberian bahan perekat (lem), pengkreasian motif pada gerabah, sampai pada
62
tahap akhir anak ini sudah mampu berkarya dengan memenuhi kriteria
penilaian sehingga karya yang dihasilkan pun bisa berkualitas. Adapun kriteria
penilaiannya yaitu:
a. Ide/gagasan dalam berkarya ternyata anak ini sudah paham dan
mengerti tentang menghias gerabah.
b. Kreativitas yang dimilikinya sudah baik dalam penciptaan karya
seni.
c. Keindahan karya, dilihat dari hasil karya menghias gerabah dengan
membaut bunga mawar ungu dengan kain perca telah mencangkup
keserasian yang harmonis.
d. Teknik dan wujud, dilihat dari hasil karya gerabah dengan kain
perca yang menggambarkan bunga bawar yang berwarna suungu
muda sudah tepat sehingga menambah nilai keindahan karya.
Gambar 4.36 Bunga matahariKarya Minarni ayu dan Nur hidayah
(Dokumentasi: Masriyani, 2016)
63
Karya rninarti ayu dan nur hidayah, dari beberapa kriteria penilaian
karya yang dihasilkan sudah memenuhi syarat, mulai dari penyediaan alat dan
bahan, pemberian bahan perekat (lem), pengkreasian motif pada gerabah,
sampai pada tahap akhir anak ini sudah mampu berkarya dengan memenuhi
kriteria penilaian sehingga karya yang dihasilkan pun bisa berkualitas.
Adapun kriteria penilaiannya yaitu:
a. Ide/gagasan dalam berkarya ternyata anak ini sudah paham dan
mengerti tentang menghias gerabah.
b. Kreativitas yang dimilikinya cukup baik dalam penciptaan karya
seni.
c. Keindahan karya, dilihat dari hasil karya menghias gerabah dengan
membaut bunga matahari dengan kain perca telah mencangkup
keserasian yang harmonis.
d. Teknik dan wujud, dilihat dari hasil karya gerabah dengan kain
perca yang menggambarkan bunga matahari dengan komposisi
warna yang yang sudah tepat sehingga menambah nilai keindahan
karya.
e. Kegunaan karya, dilihat dari wujud karya seni yang dihasilkan
telah mencangkup dari segi kegunaan sebagai penghias ruangan.
64
Gambar 4.37 Bunga tilip unguKarya Irfan dan Adrian
(Dokumentasi: Masriyani, 2016)
Karya Irfan dan Adrian, dari beberapa kriteria penilaian karya yang
dihasilkan sudah memenuhi syarat, mulai dari penyediaan alat dan bahan,
pemberian bahan perekat (lem), pengkreasian motif pada gerabah, sampai pada
tahap akhir anak ini sudah mampu berkarya dengan memenuhi kriteria
penilaian sehingga karya yang dihasilkan pun bisa berkualitas. Adapun kriteria
penilaiannya yaitu:
a. Ide/gagasan dalam berkarya ternyata anak ini sudah paham dan
mengerti tentang menghias gerabah.
b. Kreativitas yang dimilikinya cukup baik dalam penciptaan karya
seni.
65
c. Keindahan karya, dilihat dari hasil karya menghias gerabah dengan
membaut bunga tulip ungu dengan kain perca telah mencangkup
keserasian yang harmonis.
d. Teknik dan wujud, dilihat dari hasil karya gerabah dengan kain
perca yang menggambarkan bunga tulip yang berwarna ungu
sudah tepat sehingga menambah nilai keindahan karya.
Gambar 4.38 Daun hijauKarya Siti Arfah dan Jumiati Rahmi
(Dokumentasi: Masriyani, 2016)
Karya Siti Arfah dan Jumiati Rahmi, dari beberapa kriteria penilaian
karya yang dihasilkan sudah memenuhi syarat, mulai dari penyediaan alat dan
bahan, pemberian bahan perekat (lem), pengkreasian motif pada gerabah,
sampai pada tahap akhir anak ini sudah mampu berkarya dengan memenuhi
kriteria penilaian sehingga karya yang dihasilkan pun bisa berkualitas.
Adapun kriteria penilaiannya yaitu:
66
a. Ide/gagasan dalam berkarya ternyata anak ini sudah paham dan
mengerti tentang menghias gerabah.
b. Kreativitas yang dimilikinya cukup baik dalam penciptaan karya
seni.
c. Keindahan karya, dilihat dari hasil karya menghias gerabah dengan
membaut bunga tulip ungu dengan kain perca telah mencangkup
keserasian yang harmonis.
d. Teknik dan wujud, dilihat dari hasil karya gerabah dengan kain
perca yang menggambarkan daun hijau sudah tepat sehingga
menambah nilai keindahan karya.
Gambar 4.39 Burung dan BungaKarya Julkifli dan Riswandi
(Dokumentasi: Masriyani, 2016)
Karya Julkifli dan Riswandi, dari beberapa kriteria penilaian karya
yang dihasilkan sudah memenuhi syarat, mulai dari penyediaan alat dan bahan,
67
pemberian bahan perekat (lem), pengkreasian motif pada gerabah, sampai pada
tahap akhir anak ini sudah mampu berkarya dengan memenuhi kriteria
penilaian sehingga karya yang dihasilkan pun bisa berkualitas.
Adapun kriteria penilaiannya yaitu:
a. Ide/gagasan dalam berkarya ternyata anak ini sudah paham dan
mengerti tentang menghias gerabah.
b. Kreativitas yang dimilikinya cukup baik dalam penciptaan karya
seni.
c. Keindahan karya, dilihat dari hasil karya menghias gerabah dengan
menggambarkan burung dan bunga dengan kain perca telah
mencangkup keserasian yang harmonis.
d. Teknik dan wujud, dilihat dari hasil karya gerabah dengan kain
perca yang menggambarkan burung dan bunga sudah tepat
sehingga menambah nilai keindahan karya.
68
Gambar 4.40 Lingkaran warnaKarya Suparman dan Trian Novianto(Dokumentasi: Masriyani, 2016)
Karya Suparman dan Trian Novianto, dari beberapa kriteria penilaian
karya yang dihasilkan sudah memenuhi syarat, mulai dari penyediaan alat dan
bahan, pemberian bahan perekat (lem), pengkreasian motif pada gerabah,
sampai pada tahap akhir anak ini sudah mampu berkarya dengan memenuhi
kriteria penilaian sehingga karya yang dihasilkan pun bisa berkualitas.
Adapun kriteria penilaiannya yaitu:
a. Ide/gagasan dalam berkarya ternyata anak ini sudah paham dan
mengerti tentang menghias gerabah.
b. Kreativitas yang dimilikinya cukup baik dalam penciptaan karya
seni.
69
c. Keindahan karya, dilihat dari hasil karya menghias gerabah dengan
menggambarkan lingkaran warna dengan kain perca telah
mencangkup keserasian yang harmonis.
d. Teknik dan wujud, dilihat dari hasil karya gerabah dengan kain
perca yang menggambarkan lingkaran warna sudah tepat sehingga
menambah nilai keindahan karya.
Gambar 4.41 Kupu-kupu warna warniKarya Siti Wahidah dan Surti Sriyani
(Dokumentasi: Masriyani, 2016)
Karya Wahidah dan Surti Sriyani, dari beberapa kriteria penilaian
karya yang dihasilkan sudah memenuhi syarat, mulai dari penyediaan alat dan
bahan, pemberian bahan perekat (lem), pengkreasian motif pada gerabah,
sampai pada tahap akhir anak ini sudah mampu berkarya dengan memenuhi
kriteria penilaian sehingga karya yang dihasilkan pun bisa berkualitas.
Adapun kriteria penilaiannya yaitu:
70
a. Ide/gagasan dalam berkarya ternyata anak ini sudah paham dan
mengerti tentang menghias gerabah.
b. Kreativitas yang dimilikinya cukup baik dalam penciptaan karya
seni.
c. Keindahan karya, dilihat dari hasil karya menghias gerabah dengan
menggambarkan kupu-kupu warna-warni dengan kain perca belum
ideal dalam mencangkup keserasian warna yang dipadukan.
d. Teknik dan wujud, dilihat dari hasil karya gerabah dengan kain
perca yang menggambarkan kupu-kupu warna-warni kurang tepat
sehingga menambah nilai keindahan karya tidak harmoni.
B. PEMBAHASAN
Pada bagian ini peneliti menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan
di lapangan dengan mengaitkan teori-teori yang telah dikemukakan terdahulu
dengan berdasarkan kenyataan yang dihadapi.
1. Alat dan bahan yang digunakan dalam Pembelajaran MenghiasGerabah Menggunkan Kain Perca melalui Teknik Mozaik
Bahan utama yang digunakan dalam proses menghias gerabah adalah
kain perca, kain perca atau sisa-sisa kain yang sudah tidak terpakai lagi, dan
kain perca adalah potongan-potongan kecil sisa kain dari jahitan yang
dimanfatkan sabagai bahan utama dalam menghias gerabah. Selain itu gerabah
yang digunakan berbentuk silinder dengan ukuran 22 cm. Adapun peralatan
yang digunakan yaitu gunting sebagai alat untuk memotong kain perca
menjadi potongan kecil pada gerabah agar karya yang dihasilkan terlihat rapi
71
dan berkualitas. Pada penelitian ini siswa diharapkan mampu bekerja kreatif
sehingga dapat menciptakan suatu karya yang unik, cantik, dan menarik.
Dalam penelitian ini bahan dipersiapkan oeh peneliti.
2. Langkah-Langkah Menghias Gerabah dengan Menggunakan KainPerca melalui Teknik Mozaik
Menghias gerabah dengan menggunakan kain perca merupakan salah
satu kerajinan yang lebih mengutamakan ketelitian dan ketekunan dalam
berkarya. Selain itu juga dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam
pemanfaatan bahan-alam alam yang ada di sekitar lingkungan dan diolah
sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu karya yang menarik. Dalam
berkarya ada beberapa aspek yang harus diperhatikan yaitu ide/gagasan,
kreativitas, keindahan karya, teknik dan wujud, dan kegunaan karya.
Sehubungan dengan banyaknya kain perca atau sisa kain dapat
ditemukan di sekitar lingkungan kita, kain perca ini dapat diolah menjadi
berbagai kerajinan yang unik, cantik dan menarik, selain itu juga dalam
rangka meningkatkan kreativitas guru dan siswa yang sekarang ini banyak
dijumpai masalah yaitu sering terjadinya kelangkaan bahan yang akan dibuat
karya seni, dari sinilah kita dapat memperbanyak keanekaragaman karya seni.
Salah satu karya seni rupa yang dimaksud adalah menghias gerabah dengan
menggunakan kain perca, teknik yang digunakanpun merupakan salah satu
teknik kriya yang digolongkan sederhana karena proses pengolahannya
sangatlah sederhana.
Dalam pembelajaran menghias gerabah dengan menggunakan kain
perca melalui teknik mozaik oleh siswa kelas IX.A SMP Sarinuana Makassar,
72
dilakukan secara bertahap untuk menghasilkan karya-karya yang unik, cantik,
dan menarik. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan beberapa tahap yang
meliputi penentuan ide/gagasan dalam berkarya menghias gerabah dengan
mengguakan kain perca, persiapan alat dan bahan yang digunakan dalam
menghias harus memiliki kualitas supaya hasilnya lebih memuaskan.
Langkah awal yang dilakukan dalam menghias gerabah yaitu
menyiapkan alat dan bahan dalam berkarya yaitu gerabah, kain perca, dan
gunting, karena tanpa alat dan bahan untuk mengerjakan suatu kerajinan tidak
akan berhasil, setelah itu melakukan pemberian bahan perekat (lem fox)
dengan cara mengoleskan pada permukaan gerabah untuk melekatkan kain
perca atau bagian yang ingin disatukan pada gerabah, agar kain perca yang
menjadi media utama dalam proses menghias terlihat rapi. Setelah itu
pengkreasian motif dengan memberikan kesan-kesan yang berbeda pada
gerabah sesuai dengan kreativitas masing-masing yaitu mengkreasikan kain
perca dengan menggunakan teknik mozaik dan merekatkannya pada gerabah
yang telah diolesi lem secara teratur mulai dari bagian atas gerabah hingga
bagian bawah gerabah yang berbentuk silinder, selain menggunakan teknik
mozaik ada juga yang menggunakan teknik kolase dan montase teknik ini
tidaklah lazim digunakan, haya saja masyarakat kurang memahami setiap
bagian pengelompokannya. Setelah pengkreasian motif pada gerabah secara
berbeda-beda yang dilakukan siswa kelas IX.A SMP Saribuana Makassar,
mulai dari memotong kecil-kecil kain perca dan merekatkanya pada gerabah
dengan menyatukan pototongan-potongan kecil secara keseluruhan pada
73
gerabah. Kemudian pada tahap akhir merupakan tahap finishing dalam proses
berkarya yaitu memberikan sentuhan-sentuhan akhir dengan tambahan-
tambahan perlakuan untuk memperbaiki, memperindah, permukaan guna
mendapatkan nilai yang lebih. Dalam hal ini merapikan kembali bagian yang
belum rapi yang telah direkatkan kain perca mulai dari bagian atas hingga
bagian bawah dengan menggunakan lem/perekat.
Gambar 4.42 Hasil Karya Menghias Gerabah dengan kain perca(Dokumentasi: Masriyanii, 2016)
3. Kesulitan dalam Menghias Gerabah menggunakan Kain Percamelalui Teknik Mozaik
Pada proses menghias gerabah dengan menggunakan kain perca
melalui teknik mozaik, siswa mengalami kesulitan dan kemudahan yang
terjadi pada proses menghias gerabah, terutama masih kurang kretivitas yang
dimiliki siswa dalam berkarya dikarenakan kurangnya peraktik dilaksanakan
pada bidang mata pelajaran seni budaya, khususnya seni kriya. menghias
74
gerabah menggunakan kain perca melalaiu teknik mozaik ini petama kali
dilakukan, sehingga sisiwa masih perlu banyak belajar untuk membangkitkan
kretivitasnya, dalam mewujudkan ketercapai kriteria yang telah ditentukan.
4. Hasil karya Siswa SMP Saribuana Makassar
Pada proses menghias gerabah dengan menggunakan kain perca
melalui teknik mozaik siswa mengalami tingkat kemudahan dan tingkat
kesulitan pada tahap-tahap berkarya. Setiap siswa memiliki tingkat
kemudahan dan tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Dari 14 orang siswa
semuanya dapat berkarya namun tidak memenuhi kriteria berkarya yang baik
dan memuaskan. Sehingga beberapa hasilnya kurang berkualitas, beberapa
siswa mampu menciptakan ide, kreativitas, keidahan karya, teknik dan wujud
dan kegunaan karya dalam berkarya begitupun sebaliknya ada beberapa
siswa yang belum mampu menciptakan ide, kreativitas, keidahan karya,
teknik dan wujud dan kegunaan karya dalam berkarya. Dalam hal ini siswa
menjadi penentu agar menghasilkan karya yang berkualitas atau tidak.
Kualitas karya adalah nilai seni dari suatu karya, karya dikatakan berkualitas
apabila karya tersebut memenuhi syarat yaitu hasil karya yang bagus dalam
artian sangat memuaskan pekerja seni, penikmat dan pengguna karya seni.
5. Kesimpulan dari Subjek yang Diteliti
Kesimpulan dari 14 orang siswa kelas IX.A SMP Saribuana
Makassar.
a. Dari 14 (empat belas) orang siswa sudah mampu menentukan kriteria
penilaian seni kriya yaitu ide/gagasan dalam berkarya.
75
b. Hasil 2 orang (20.0,8%) dari 14 orang (100%) siswa belum mampu
menentukan kriteria penilaian seni kriya yaitu krativitas dalam
berkarya.
c. Hasil 2 orang (20,0,8%) dari 14 orang (100%) siswa belum mampu
menentukan komposisi pada saat berkarya.
d. Hasil 5 orang (50,2%) dari 14 orang (100%) siswa belum mampu
menentukan teknik dan wujud dalam berkarya.
Diantara 14 orang (100%) siswa sudah mampu menciptakan
ide/gagasan dalam berkarya. 2orang (20.0,8%) diantara orang 14 (100%)
siswa belum mampu menentukan kreativitas dalam berkarya alasannya
karena belum mengerti atau memahami tentang kreativitas dalam berkarya
yang baik. 2 orang (20.0,8%) diantara 14 orang (100%) siswa belum
mampu menentukan komposisi pada saat berkarya alasannya terlalu sulit
dalam mengatur atau menyusun objek serta mengkreasikan kain perca
pada gerabah dengan baik. Sedangkan 6 orang (20,2,4%) diantara 14
orang (100%) siswa belum mampu menentukan teknik dan wujud pada
saat berkarya alasannya masih bingung tentang teknik dan wujud berkarya
yang baik dan pengkreasian motif yang ideal serta perpaduan warna yang
belum serasi sehingga karya yang dihasilkan kurang rapi. Dan 1 orang
(10,0.4%) siswa tidak dapat menyelesaikan proses menghias sampai pada
tahap akhir (Finishing) alasannya siswa ini tidak fokus dalam berkarya
siswa tersebut lebih banyak bermain pada saat mata pelajaran
berlangsung.
76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang berjudul
“Pembelajaran Menghias Gerabah dengan Menggunakan Kain Perca
melalui Teknik Mozaik pada Siswa Kelas IX.A SMP Saribuana Makassar.
1. Langkah-langkah menghias gerabah dengan menggunakan Kain Perca
melalui Teknik Mozaik pada Siswa Kelas IX.A SMP Saribuana
Makassar dimana peserta didik masih perlu bimbingan dan arahan
dalam pembelajaran menghias gerabah, serta memberikan kesempatan
pada peserta didik untuk mengapresiasi karya-karya seni lainnya.
2. Kesulitan yang dihadapi siswa pada proses menghias gerabah dengan
menggunakan kain perca melalui teknik mozaik siswa mengalami
tingkat kemudahan dan tingkat kesulitan pada tahap-tahap berkarya.
Setiap siswa memiliki tingkat kemudahan dan tingkat kesulitan yang
berbeda-beda, terutama dalam berkretivitas sehingga perlu dilakukan
pendekatan terhadap siswa dalam berproses menyelesaikan masalah
yang dihadapi.
3. Hasil karya menghias gerabah dengan menggunakan kain perca sudah
baik, namun ada beberapa siswa yang belum mampu menciptakan
karya seni yang baik dengan memperhatikan beberapa aspek dalam
kriteria penilaian seni kriya dan masih perlu bimbingan dalam
penciptaan karya seni yang baik.
76
77
B. Saran
Untuk meningkatkan pembelajaran menghias kriya gerabah dengan
menggunakan kain perca melalui teknik mozaik maka disarankan:
1. Sebaiknya Pendidik memberikan bimbingan khusus kepada peserta didik
yang dianggap mengalami kesulitan dalam proses penciptaan karya dengan
benar.
2. Kepada Pendidik, agar hasil penelitian ini dijadikan refrensi guna
menemukan cara yang efektif dan bervariasi dalam usaha untuk menarik
perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran seni kriya khususnya
menghias kriya gerabah.
3. Kepada peneliti yang akan mengadakan penelitian lanjutan, agar penelitian
ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya guna meningkatkan
kualitas pembelajaran seni kriya khususnya menghias gerabah dengan
menggunakan kain perca melalui teknik mozaik.
LAMPIRAN-
LAMPIRAN
Lampiran 1
FORMAT OBSEVASI
Obsevasi ini dilakukan dalam rangka mengumpulkan data tentang
kemampuan siswa dalam pembelajaran menghias gerabah dengan menggunakan
kain perca melalui teknik mozaik.
Untuk Peserta didik
No. Hal yang diamati
Observasi
Deskripsi Dokumentasi
1 Bahan pembelajaran
2 Langkah-langkah menghias
3 Kesulitan Siswa
4 Media
5 Fasilitas
6 Hasil karya
Lampiran 2
Tabel 2. Aspek yang dinilai
No. Nama NIS Aspek yang dinilai Keterangan
1 2 3 4
1 - - - - - - -
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
Validator yang menilai hasil karya siswa berjumlah dua orangyakni
Arfah dan Yabu. M.
Tabel 1. InstrumenPenilaianMenghias Gerabah dengan Menggunakan KainPerca melalui Teknik Mozaik.
No. IndikatorKemampuan
Hasil PenilaianSangatBaik Baik Cukup Kurang Sangat
Kurang
1. Ide/gagasan
2. Kreativitas
3. Keindahan Karya
4. Teknik danWujud
5. Segi Kegunaan
Hasil Penilaian
Tabel 2. 1 Kategori Ketentuan Hasil Belajar Siswa
Nilai Kategori
90 – 100 Sangat tinggi
80 – 89 Tinggi
65 - 79 Sedang
55 - 65 Rendah
0 - 54 Sangat rendah
Lampiran 3
Foto Proses Menghias Gerabah dengan Menggunakan Kain Perca melaluiTeknik Mozaik.
RIWAYAT HIDUP
MASRIYANI, lahir di Kolaka Utara Kecamatan
Lasusua pada tanggal 10 November penulis
merupakan anak ke empat dari lima bersaudara,
anak dari pasangan Ayahanda Mawardin, dan Ibu
Hasyati. Penulis menamtkan pendidikan di SDN 1
Lasusua Kabupaten Kolaka Utara, pada tahun 2004
yang melanjutkan pendidikan di Madratsa Negeri
Lasusua dan tamat pada tahun 2007, melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1
Lasusua tamat pada tahun 2010. Di tahun yang sama melanjutkan pendidikan di
Universitas Muhammadiyah Makassar pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Berkat lindungan Allah SWT, dan
iringan Do’a kedua orang tua serta saudaraku, juga berkat bimbingan para dosen
dan support dari teman-teman seperjuangan, sehingga dalam mengikuti
pendidikan di perguruan tinggi berhasil menyusun skripsi yang berjudul
”Pembelajaran Menghias Gerabah dengan Menggunakan Kain Perca melalui
Teknik Mozaik pada Siswa Kelas IX.A SMP Saribuana Makassar”.
top related