peluang dan tantangan profesi akuntan publik di era
Post on 02-Oct-2021
29 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
PELUANG DAN TANTANGAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
MAKALAH
Oleh: Luluk Musfiroh
NIP. 198804122019032007
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER LEMBAGA PENJAMINAN MUTU
MARET, 2021
2
PELUANG DAN TANTANGAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
MAKALAH
Diajukan kepada Lembaga Penjaminan Mutu IAIN Jember untuk dipresentasikan dalam seminar diskusi periodik dosen
Oleh: Luluk Musfiroh
NIP. 198804122019032007
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER LEMBAGA PENJAMINAN MUTU
MARET, 2021
3
DAFTAR ISI
Hal
Halaman Judul ...................................................................................................... i
Daftar Isi .............................................................................................................. iii
Daftar Gambar ................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 3
BAB II TEKS UTAMA
A. Sejarah Revolusi Industri ............................................................................... 4
B. Profesi Akuntan Publik ................................................................................... 5
C. Proses Pemecahan Masalah ............................................................................ 7
D. Hasil dan Pembahasan .................................................................................... 7
1. Peluang Profesi Akuntan Publik di Indonesia .......................................... 7
2. Peluang dan Tantangan Profesi Akuntan Publik di Revolusi
Industri 4.0 .............................................................................................. 10
3. Solusi Era Revolusi Industri untuk Profesi Akuntan Publik ................... 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................... 16
B. Saran ............................................................................................................. 16
Daftar Rujukan ................................................................................................... 17
4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik Akumulasi Penyaluran Fintech Lending .................................. 2
Gambar 2.1.Pertumbuhan Profesi Akuntan Publik .................................................. 8
Gambar 2.2 Persebaran KAP dan Cab. KAP di Indonesia ...................................... 8
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Revolusi Industri 4.0. kini bertandang di seluruh semesta. Revolusi ini
menyuratkan tentang perubahan yang begitu cepat dan esensial, serta dapat
merusak tatatan yang telah ada dengan mengganti dengan tatanan baru yang
lebih modern. Teknologi informasi dan komunikasi banyak dimanfaatkan di
berbagai bidang industri guna meningkatkan efisiensi maupun efektivitas dari
implementasi program atau kegiatan dan layanan (Media Auditor, 2019).
Revolusi Industri ini mendorong lahirnya ekonomi digital. Peraturan
Presiden tentang Peta Jalan Sistem Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik
(Road Map e-Commerce) merupakan ikhtiar Pemerintah untuk menstimulan
percepatan dan pengembangan sistem perdagangan nasional, pengembangan
usaha berbasis digital. Road Map e-Commerce ini mencakup pendidikan dan
sumber daya manusia, perpajakan, pendanaan, infrastruktur komunikasi,
perlindungan konsumen, logistik dan keamanan siber, dan pembentukan
manajemen pelaksana.
Financial technology (fintech) merupakan layanan keuangan termasuk
program pendanaan berbasis teknologi informasi. Fintech yang banyak diminati
masyarakat adalah Peer to Peer Lending (Ansori, 2019). Kelebihan jenis fintech
ini adalah memberikan kemudahan dalam meminjam uang dengan bantuan
teknologi seperti pengunaan komputer atau smartphone. Disamping itu
persyaratan lebih mudah dibandingkan ketika ingin meminjam dana ke bank.
Pertumbuhan fintech lending terdapat pada grafik 1.1.
2
19,62
69,82
132,38
3,0511,67
23,52
0
20
40
60
80
100
120
140
Des-18 Des-19 Des-20
Jawa Luar Jawa
Gambar 1.1 Grafik Akumulasi Penyaluran Fintech Lending
(dalam Triliun Rupiah)
Sumber: OJK (2021)
Gambar 1.1. menunjukkan bahwa akumulasi penyaluran pinjaman online
secara nasional setiap tahun mengalami kenaikan dari tahun 2018 sampai tahun
2020. Pada Tahun 2019 mengalami kenaikan 259,46 % dengan jumlah pinjaman
sebesar 81,49 Triliun sedangkan tahun 2020 mengalami kenaikan 91,30 %
dengan jumlah pinjaman sebesar 155,90 Triliun.
Fintech merupakan salah satu inovasi teknologi di bidang Jasa Keuangan.
Perkembangan fintech selain memberikan manfaat juga menjadi ancaman
terhadap sumber daya manusia (SDM). Berbagai macam inovasi teknologi akan
mengeliminasi banyak pekerjaan, namun juga akan bermunculan pekerjaan-
pekerjaan baru yang berhubungan dengan penggunaan teknologi. Ancaman karir
ini tidak terkecuali untuk Profesi Akuntan. Menurut Chui dkk (2016)
menjelaskan bahwa sekitar 86 persen profesi bookkeepers, accountants, and
auditor dapat diotomatisasi.
Akuntan Publik memiliki peran bagi keberlangsungan bisnis. Akuntan
Publik dipercaya dapat meningkatkan asurans bagi entitas melalui pemberian
opini atas informasi keuangan entitas. Profesi ini bertanggung jawab untuk
kepentingan publik sehingga diharuskan untuk senantiasa meningkatkan baik
kompetensi maupun profesionalisme dalam memberikan jasanya.
3
Penelitian Tikurante dkk (2020) menjelaskan bahwa peran akuntan tidak
hanya book-keeping, namun meliputi pengendalian internal dan analisa
informasi. Analisis yang sebelumnya bersifat retrospektif akan bertransformasi
menjadi prediktif. Analisis akuntan dalam memberikan pertimbangan,
memberikan advice dan penilaian terhadap suatu masalah atau terhadap suatu
data dalam mengambil keputusan. Keterampilan dalam menganalisis data
maupun terkait masalah merupakan hal yang tidak akan tergantikan oleh
teknologi.
Hasil penelitian Merlina dan Nuraini (2020) menjelaskan bahwa
perkembangan teknologi dapat mengubah peranan akuntan menjadi penganalisis
keuangan atau tidak masih diragukan. Mempertahankan peranan akuntan
terhadap resiko automatisasi dapat dilakukan dengan mengikuti kursus atau
seminar dan mengembangakan soft skilled. Peluang tergantikannya fungsi
akuntan dengan teknologi menjadi sangat tinggi bila akuntan maupun calon
akuntan tidak dibekali keterampilan yang tinggi dan kemampuan khusus di
bidang penguasaan teknologi informasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan sebelumnya, adapun
rumusan masalah yang diangkat yaitu bagaimana peluang dan tantangan Profesi
Akuntan Publik di Era Revolusi Industri 4.0?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk mengetahui peluang dan
tantangan Profesi Akuntan Publik di Era Revolusi Industri 4.0.
4
TEKS UTAMA
A. Sejarah Revolusi Industri
Revolusi industri bermula pada abad ke-18 yang ditandai dengan
ditemukannya mesin uap dan mesin manufaktur sehingga yang awalnya manual
beralih ke mekanisasi. Mekanisasi ini mulai menggantikan pekerjaan manusia.
Revolusi industri selanjutnya terjadi pada abad ke-19. Revolusi ini diwarnai
dengan kegiatan produksi massal menggunakan mesin-mesin produksi dengan
menggunakan tenaga listrik. Revolusi industri yang ketiga pada abad ke-20
dengan ditandai penggunaan teknologi komputer dan otomatisasi. Revolusi
industri untuk saat ini telah memasuki fase keempat atau kita mengenal dengan
istilah Revolusi industri 4.0 atau Cyber Physical Systems.
Konsep Revolusi Industri 4.0 diawali oleh Schwab (2017) yang merupakan
ekonom berasal dari Jerman. Schwab menulis buku dengan judul “The Fourth
Industrial Revolution”. Bukunya menjelaskan mengenai dampak dari Revolusi
industri 4.0 yang telah mengubah hidup maupun sistem kerja manusia secara
esensial. Revolusi industri 4.0 kolaborasi antara pemanfaatan teknologi
otomatisasi dengan teknologi siber. Penggunaan Internet of Thing (IoT), Big
data, Cloud Computing, Argumented Reality (AR), Artificial Intelegent (AI) dan
Machine Learning merupakan perkembangan teknologi digitalisasi yang terus
berkembang yang dapat meningkatkan efektivitas dan produktivitas.
Kemajuan teknologi ini akan mereduksi keterlibatan tenaga kerja manusia
dan diganti dengan teknologi otomatisasi misalnya teknologi taksi tanpa
pengemudi, penggunaan drone untuk pengiriman barang dan pengawasan, e-
commerce, mesin robot, financial technology, e-learning dan sebagainya.
Brynjolfsson dan McAfee dalam Budhijanto (2019) menjelaskan bahwa
adanya revolusi memberikan dampak kesenjangan yang jauh lebih besar,
khusunya terkait pasar tenaga kerja. Pada akhirnya akan banyak tenaga kerja
yang akan digantikan oleh otomatisasi mesin. Namun pergeseran ini juga akan
meningkatkan pendapatan.
5
Putritama (2019) menjelaskan bahwa profesi akuntan pada era big data akan
senantiasa memiliki peran penting dalam proses pelaporan keuangan baik di
sektor pemerintah maupun sektor privat, dalam pengauditan dan perpajakan
karena profesi ini merupakan implikasi dari memanfaatan keterbatasan sumber
daya yang dimiliki entitas dalam memproduksi barang maupun jasa dengan
kualitas yang baik guna memperoleh keuntungan dan persaingan yang
kompetitif.
B. Profesi Akuntan Publik
Calon akuntan dapat memilih karir atau profesi sebagai akuntan publik atau
auditor eksternal, auditor internal, akuntan di pemerintahan, pelayanan
perpajakan, konsultan manajemen perusahaan, akuntan dalam dunia pendidikan
(pendidik) dan sebagainya. Undang-Undang No. 5 Tahun 2011 menjelaskan
mengenai Akuntan Publik (AP) sebagai berikut: “Akuntan Publik adalah
seseorang yang telah memperoleh izin untuk memberikan jasa sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini.” Izin yang dalam UU diatas ditujukan kepada
Kementerian Keuangan dan selanjutnya terkait aturan pemberian jasa oleh
Akuntan Publik juga diatur dalam Undang-Undang tersebut yang terdapat pada
pasal 25 ayat 2 yang berbunyi: “Akuntan Publik dalam memberikan jasanya
wajib melalui KAP, mematuhi dan melaksanakan SPAP dan kode etik profesi,
serta peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan jasa yang diberikan;
dan membuat kertas kerja dan bertanggung jawab atas kertas kerja tersebut.”
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) adalah Asosiasi Profesi Akuntan
Publik yang diakui oleh Pemerintah. Asosiasi ini menyediakan Ujian Sertifikasi
Akuntan Publik (USAP) para calon Akuntan Publik yang nantinya agar
memperoleh gelar CPA.
Pusat Pembinaan Profesi Keuangan bertanggung jawab dan berada di bawah
naungan Menteri Keuangan dengan perwakilan melalui Sekretaris Jenderal.
Tugas PPPK yaitu melakukan Koordinasi dan menyiapkan rumusan pembinaan,
kebijakan, pengawasan dan pengembangan, serta pelayanan informasi atas
profesi keuangan yaitu Akuntan, Teknisi Akuntansi, Akuntan Publik, Penilai,
6
Aktuaris, Penilai Publik, dan profesi yang berbungan dengan keuangan lainnya
(217/PMK.01/2018).
Jasa yang disediakan oleh AP antara lain:
1. Jasa asurans
Definisi jasa asurans telah diatur dalam UU No. 5 Th. 2011 sebagai
berikut:
“Jasa asurans adalah jasa Akuntan Publik yang bertujuan untuk memberikan keyakinan bagi pengguna atas hasil evaluasi atau pengukuran informasi keuangan dan nonkeuangan berdasarkan suatu kriteria. Akuntan Publik memberikan jasa asurans, yang meliputi: jasa audit atas informasi keuangan historis; jasa reviu atas informasi keuangan historis; dan jasa asurans lainnya”
2. Jasa non Asurans atau Jasa lainnya
Jasa lainnya yang dapat disediakan oleh AP antara lain: jasa konsultasi
terkait pengelolaan keuangan entitas, jasa kompilasi laporan keuangan, jasa
perhitungan dan pelaporan mengenai perpajakan, jasa audit kinerja atau jasa
audit internal entitas dan sebagainya.
Akuntan Publik merupakan salah satu profesi yang berada di garda terdepan
dalam meningkatkan kualitas dan kredibilitas laporan keuangan. Jasa asurans
oleh Akuntan Publik paling dipercaya untuk memberikan keyakinan publik
sehingga kebutuhan untuk audit semakin banyak. Banyak sekali peraturan
Perundang-undangan yang mewajibkan suatu entitas/badan untuk diaudit
diantaranya: UU No. 40 Th. 2007 Tentang Perseroan Terbatas, UU No. 17 Th.
2012 Tentang Perkoperasian, Peraturan Menteri Perdagangan No. 25 Tahun
2020 tentang Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan, Peraturan OJK No.
13/POJK.03/2017 mengenai Penggunaan Jasa AP dan KAP Dalam Kegiatan
Jasa Keuangan dan peraturan lain yang terkait.
Profesi akuntan harus mampu menyesuaikan dengan perkembangan
teknologi informasi agar perannya tidak diotomatisasikan oleh mesin. Profesi
akuntan yang mulainya sebatas book-keeping, kini harus mencakup
pengendalian internal, analisa informasi manajemen, dan rencana stategis
perusahaan. Akuntan dituntut untuk mampu mengikuti perkembangan teknologi
7
informasi dan aspek selain accounting agar dapat memiliki keunggulan
(Tikurante dkk, 2020).
C. Proses Pemecahan Masalah
Studi kepustakaan (library research) menjadi pilihan peneliti dalam
makalah ini. Penelitian pustaka menurut Zed (2008:3) adalah: “serangkaian
kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca
dan mencatat serta mengolah bahan penelitian”. Metode pengumpulan data
dilakukan dengan teknik yaitu dokumentasi berupa artikel, penelitian-penelitian
terdahulu, majalah dan lain-lain.
Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data dari penelitian-
penelitian sebelumnya mengenai profesi Akuntan dan Akuntan Publik Era
Revolusi Industri 4.0. Selanjutnya mengevaluasi gab antara penelitian-penelitian
sebelumnya dan terakhir dengan memberikan saran mengenai peluang dan
tantangan Akuntan Publik Era Revolusi Industri 4.0.
D. Pembahasan
1. Potret Peluang Akuntan Publik (AP) Terkini
Jumlah AP yang aktif berdasarkan data dari Sekretariat Jenderal Pusat
Pembinaan Profesi Keuangan per 4 Januari 2021 sebanyak 1402, cuti
sebanyak 42 dan yang dikenakan sanksi pembekuan izin sebanyak 11.
Sedangkan jumlah Kantor Akuntan Publik (KAP) yang memperoleh izin
berdasarkan data dari Sekretariat Jenderal Pusat Pembinaan Profesi
Keuangan sebanyak 474, Kantor Jasa Akuntan (KJA) sebanyak 596,
Cabang KAP sebanyak 165, KAP yang bekerja sama dengan KAPA/OAA
sebanyak 72 dan KAP yang sudah tidak aktif sebanyak 842.
8
Pertumbuhan Profesi Akuntan Publik (AP) berdasarkan Pusat
Pembinaan Profesi Keuangan (P2PK) sebagai berikut:
Gambar 2.1. Pertumbuhan Profesi Akuntan Publik
Berdasarkan grafik diatas dapat ditunjukkan bahwa pertumbuhan
Profesi Akuntan Publik dari Tahun 2017 sampai Tahun 2020 tidak
mengalami perubahan yang positif. Jumlah AP Tahun 2017 yaitu 1.354
orang, mengalami kenaikan 4,73% untuk Tahun 2018, pada tahun 2019
mengalami penurunan 0,07 % sehingga jumlah Akuntan Publik mencapai
1.417. Pada tahun 2020 masih mengalami penurunan kembali sebesar
1,06%.
Persebaran KAP dan Cabang KAP di Indonesia berdasarkan Pusat
Pembinaan Profesi Keuangan (P2PK) per November sebagai berikut:
Gambar 2.2 Persebaran KAP dan Cab. KAP di Indonesia
1354
1418 1417
1402
1320
1340
1360
1380
1400
1420
1440
2017 2018 2019 2020
Akuntan Publik
Sumatera KAP 40 Cbg KAP
DKI Jakarta KAP 252
Jawa KAP 145 Cbg KAP
Bali dan Nusa Tenggara KAP 11
Kalimantan KAP 10
Sulawesi KAP 10 Cbg KAP 9
Maluku dan Papua KAP 2 Cbg KAP 0
9
Berdasarkan gambar 2.2. dapat diketahui bahwa secara geografis
KAP tertinggi berada di DKI Jakarta dan Jawa sebesar 84%. Hal ini
menunjukkan bahwa persebaran Kantor Akuntan Publik belum merata di
seluruh wilayah Indonesia. Sehingga potensi pasar Akuntan maupun
Kantor Akuntann Publik untuk wilayah diluar DKI Jakarta dan Jawa masih
terbuka lebar.
Peluang profesi Akuntan Publik juga terbuka lebar pada Sektor
Pemerintah khususnya Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Cakupan
pemeriksaannya antara lain: pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan
BUMN/D. Kebutuhan entitas yang diperiksa Kantor Akuntan Publik
bersama BPK setiap tahun meningkat. Tahun 2016 jumlah entitas yang
diperiksa sebanyak 33, untuk tahun 2017 sebanyak 17, tahun 2018
sebanyak 42 entitas dan pada tahun 2019 jumlah entitas yang diperiksa
sebanyak 54. Jumlah pemanfaatan KAP akan terus meningkat jika
mengacu Renstra BPK 2020-2024 terkait misi BPK menuju level insight
dan foresight.
Peluang profesi Akuntan Publik juga terbuka lebar pada lembaga
syariah. Kantor Akuntan Publik (KAP) yang telah mengantongi ijin di
Lembaga Keuangan Syariah hingga akhir tahun 2019 masih sekitar 18%
(OJK, 2020). Salah satu kendala dalam penerapan audit syariah menurut
Kasim dkk (2009) adalah kompetensi auditor syariah yang belum
terpenuhi. Kondisi seperti ini berbanding terbalik jika melihat
perkembangan industri syariah yang kian maju dan semakin banyaknya
kebutuhan audit syariah seperti kebutuhan audit pada lembaga zakat. Dan
yang baru lagi adanya Badan Wakaf Indonesia yang menyerukan
mengenai wakaf uang. Hal ini otomatis akan meningkatnya kebutuhan
audit dari wakaf uang tersebut.
Kebutuhan akan audit syariah juga dipertegas oleh penyataan Kasi
Audit Syariah Kementerian Agama dalam Webinar KPAP dimana
pernyataan tersebut:
10
“Jumlah lembaga zakat 628 entitas yang harus diperiksa oleh KAP dan hanya 50% yang laporan keuangannya layak diaudit. Problem internal yang dihadapi oleh lembaga zakat dan sejenisnya adalah penyusun laporan keuangan yang ada pada entitas tersebut belum menguasai standar akuntansi syariah (SAS). Menurut Data kementerian Agama, AP yang telah memiliki sertifikasi akuntansi syariah dan dapat melakukan audit syariat hanya 54 orang. Saat ini, audit syariat dilakukan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) Kementerian Agama (KPAP, 2020).”
2. Peluang dan Tantangan Akuntan Publik Era Revolusi Industri 4.0
Tantangan profesi akuntan era revolusi industri 4.0 menurut
Tikurante dkk. (2020) yaitu penguasaan teknologi. Akuntan yang mampu
menguasai teknologi akan lebih banyak dibutuhkan baik dari segi
memberikan pendapat dan penilaian sehingga mampu mengambil
keputusan dengan baik. Sedangkan menurut Widodo (2019) tantangan
revolusi industri 4.0 bagi Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)
adalah masalah keamanan teknologi informasi, keterampilan yang kurang
memadai, ketidakmampuan beradaptasi terkait perubahan, resistensi dan
banyak pekerjaan yang musnah karena ter-otomatisasi.
Tantangan era digitalisasi untuk profesi akuntan menurut Gulin dkk
(2019) adalah penggunaan big data dalam akuntansi dan pelaporan, cloud
computing dan akuntansi berkelanjutan, artificial intelligence, dan
teknologi blockchain. Perubahan kecepatan dalam pelaporan, praktik
bisnis dan proses bisnis, implementasi dompet digital dan akuntansi on-
line serta outsourcing akuntansi di negara-negara yang jauh. Perubahan
tersebut berpengaruh pada cara akuntan dalam menjalankan pekerjaannya,
diperlukan pengetahuan tentang keterampilan baru terutama di bidang
teknik, dan, akhirnya, akan mengarah pada jenis baru profesional
akuntansi.
Sujarwo (2020) menjelaskan bahwa profesi akuntan tidak akan
tergantikan oleh teknologi, namun akan dimanfaatkan dalam menyusun
informasi keuangan yang lebih cepat dan akurat. Akuntan akan
11
memainkan peran konsultan dan jasa asurans yang dilandasi kearifan
profesional yang tidak dimiliki kecerdasan buatan.
Pemanfaatan Internet of Thing (IoT), Big data, Cloud Computing,
Argumented Reality (AR), Artificial Intelegent (AI) dapat meningkatkan
produktivitas, efisiensi dan mempercepat perkembangan bisnis. Budaya
bisnis yang berubah tidak akan mengeliminasi pekerjaan Akuntan Publik
selama profesi ini mampu beradaptasi mengikuti perubahan. Beberapa
peluang baru dan tantangan bagi Akuntan khusunya Akuntan Publik
dengan penggunaan Internet of Thing (IoT), Big data, Cloud Computing,
Artificial Intelegent (AI) antara lain:
a. Konsultan dan Jasa Asurans Artificial Intelegent (AI)
Kecerdasan “Artificial Intelligence” (AI) terdiri dari kata
intelligence yang bermakna cerdas dan kata artificial mengandung
makna buatan. Jadi AI ini merupakan kecerdasan buatan yang
dimiliki oleh mesin yang dapat berfikir, menentukan langkah yang
akan diambil dan mengambil keputusan layaknya manusia (Sutojo,
dkk 2011:3). Teknologi baru dibidang akuntansi yang menggunakan
Artificial Intelligence yaitu mesin yang digunakan untuk menolong
proses akuntansi yang disebut dengan RPA (Robot Process
Automation). Dengan adanya RPA akan terjadi pergeseran peran pada
profesi akuntan (Ramardhani, 2018).
Penerapan AI dalam bisnis sudah tidak mustahil lagi untuk saat
ini seperti supermarket Taocafe yang dikenalkan Alibaba. Amazon
Go oleh Amazon. Supermarket ini mengenalkan belanja unik dan
praktis tanpa ribet untuk mengantre dikasir dan mengeluarkan uang
fisik. Pembelian di Amazon Go cukup dengan menggunakan
aplikasi di ponselnya masing-masing yang sudah secara otomatis
terhubung dengan kartu kredit pengguna. Penerapan AI dalam bisnis
membuka peluang AP untuk menyediakan jasa asurannya mengenai
teknologi AI yang nantinya akan digunakan perusahaan. Disamping
itu, AP juga bisa menyediakan jasa konsultansi terkait AI. AP dapat
12
menjadi solusi untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam
menciptakan nilai dari memanfaat AI bagi organisasi.
b. Konsultan dan Jasa Asurans Keamanan Siber atau cyber security
Cybersecurity atau keamanan siber merupakan segala hal yang
berkaitan dengan teknologi dan proses yang bertujuan untuk
melindungi sistem komputer, perangkat lunak dan pengguna dari
akses yang tidak memiliki izin, yang bentuk ancamannya berasal
dari para pelaku kejahatan siber, kelompok teroris dan hacker.
Berdasarkan data CIA, tingkat kerugian di Indonesia akibat
siber (cyber crime) berhasil menyentul angka satu koma dua puluh
persen (1,20%) dari kerugian yang terjadi di dunia akibat kejahatan
siber. Sejauh ini, didunia siber belum ada regulasi yang memadai dan
masih lemahnya industri untuk mengembangkan teknologi
informasi. Solusi yang dapat membantu meningkatkan cyber-
security yaitu adanya kerjasama dilingkungan pemerintah baik
penegak hukum, kementerian pertahanan, intelejen (Ardiyanti,
2014). Maraknya kejahatan cyber akan memberikan peluang bagi
Akuntan Publik dalam memberikan jasa asurans dan konsultan
terkait keamanan cyber. Konsultasi cyber dapat meliputi
mengidentifikasi risiko, menekan risiko, kejahatan cyber dan
sebagainya.
c. Konsultan dan Jasa asurans Komputasi Awan
Komputasi awan (Cloud computing) adalah proses
komputerisasi teknologi berbasis internet. Sistem ini memungkinkan
user untuk mengolah dan menyimpan data dengan cara virtual. User
tidak perlu menyiapkan fasilitas pendukung, tetapi cukup dengan
menggunakan fasilitas yang sudah disediakan. Terdapat Fasilitas
yang berbayar ataupun yang gratis (Marketing Cloudraya, 2020).
Penggunaan cloud computing dapat meningkatkan
kemampuan dalam peningkatan data, kemudahan sharing data, dan
dapat menekan biaya pemeliharaan suatu sistem. Dengan semakin
13
banyaknya entias bisnis menggunakan cloud computing maka akan
meningkatkan jasa asurans terkait cloud computing maupun jasa
konsultasi. Audit berbasis risiko yang mendorong penilaian risiko
dan audit yang efektif pada risiko yang teridentifikasi. Auditor
mengidentifikasi risiko utama dan mengembangkan audit yang
efektif dari teknologi komputasi awan. Identifikasi risiko utama
tersebut meliputi:
1) Konektivitas
Konektivitas mengacu pada akses Internet yang dapat
diandalkan dan konektivitas ke sistem teknologi terkait dan,
misalnya, penyimpanan data ke aplikasi server. Contoh risiko
adalah ketersediaani dan kecepatan akses.
2) Layanan dan manajeme jaringan
Layanan jaringan dan manajemen tidak hanya mencakup
menyediakan kemampuan jaringan, tetapi mengelola jaringan,
memantau jaringan dan menyediakan akses yang efisien
melalui aspek seperti load balancing. Contohnya risiko
skalabilitas untuk teknologi baru atau memperluas level
transaksi, ketersediaan, transmisi aman, dan tingkat akses
(misalnya, load balancing).
3) Hitung layang dan manajemen
Menghitung layanan dan manajemen termasuk yang
sesuai sumber daya seperti inti, prosesor, memori, dan
pengelolaan sistem operasi (OS). Contoh risikonya adalah
ketersediaan (termasuk kegagalan sistem) dan skalabilitas.
4) Penyimpanan data
Pertumbuhan yang signifikan kebutuhan penyimpan
data mendorong pusat data untuk menjadi lebih canggih dalam
lingkup pelayanan yaitu masalah keamanan dan pemulihan
data jika terjadi kerusakan data yang disebabkan ulah manusia
atau karena terjadi bencana. Contoh risikonya untuk
14
penyimpanan data meliputi: keamanan data, pemulihan data
tepat waktu, ketersediaan kebutuhan daa, dan skalabilitas.
3. Solusi Era Revolusi Industri untuk Profesi Akuntan Publik
Perkembangan teknologi informasi membawa banyak manfaat,
namun juga dibarengi dengan risiko. Salah satunya terkait sumber daya
manusia yang mana teknologi atau mesin kini mampu menggantikan peran
manusia. Profesi akuntan akan tetap memiliki prospek yang baik serta
sangat dibutuhkan karena professional judgement tidak dapat digantikan
oleh mesin (Tarkosunaryo).
Profesi akuntan akan tetap bertahan bahkan memberikan nilai
tambah jika (Mardiasmo, 2019) jika:
a. Meningkatkan keahlian akuntansi sebagai kompetensi utama yang
dimiliki akuntan.
b. Mempertahan nilai dan integritas yang tinggi serta mencegah
kecurangan.
c. Memperluas ilmu pengetahuan mengenai manajemen komunikasi
teknologi informasi.
d. Mempermudah permasalahan yang ada dan mendapatkan solusi bagi
user. yang tidak hanya mencatat, mengolah, dan memilah-milah
suatu transaksi.
e. Mempertahankan kepercayaan dalam memberikan solusi bagi para
pemakainya.
Respon APIP menjawab tantangan Revolusi Industri 4.0 menurut
Widodo (2019) adalah melalui pendidikan, pelatihan pengembangan dan
pemanfaatan teknologi informasi. Selain itu auditor diharuskan mempunyai
keahlian mengenai literasi data dan teknologi informasi. Hal ini diperlukan
dalam meningkatkan keterampilan terkait big data sedangkan literasi
teknologi dapat dimanfaatkan dalam mengolah data dan informasi.
Thomson dalam Cohn (2017) berpendapat bahwa Akuntan tidak
akan tergeser oleh teknologi robotic ketika Akuntan memiliki keterampilan
seperti konsultan perusahaan, analisis kemampuan perusahaan untuk going
15
concern, dan dapat membantu perusahaan mengenai masalah-masalah yang
dihadapi saat pelaksanaan audit. Empat Langkah Akuntan dalam
menghadapi Revolusi Industri 4.0 menurut Burrit & Christ antara lain:
Awarreness, Education, Professional development, Reaching out)
16
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesempatan berkarir sebagai Akuntan Publik di Indoensia masih besar,
mengingat persebaran Akuntan Publik belum merata di berbagai wilayah.
Kebutuhan Akuntan Publik juga dirasakan pada sektor pemerintah dan lembaga
syariah.
Tantangan utama bagi Akuntan Publik Era Revolusi Industri adalah
penguasaan teknologi. Tantangan keamanan teknologi juga merupakan hal yang
vital tidak hanya untuk Akuntan Publik namun juga semua sektor bisnis.
Percepatan ini akan mengeliminasi banyak pekerjaan tanpa terkecuali profesi
Akuntan Publik. Penguasaan teknologi ini terdiri dari pengusaan tentang Internet
of Thing (IoT), Big data, Cloud Computing, Artificial Intelegent (AI), cyber
security dan lain-lain. Penguasaan ini dapat dimiliki oleh Akuntan Publik
melalui pendidikan, pelatihan dan pengembangan baik dibidang akuntan,
auditing, teknologi informasi dan skill lain yang dapat menunjang profesinya.
Percepatan teknologi tidak akan mengeliminasi profesi Akuntan Publik
selama profesi ini mampu beradaptasi mengikuti perubahan. Bahkan akan
memberikan peluang baru bagi Akuntan Publik seperti konsultan dan jasa
asurans Artificial Intelegent (AI), keamanan Siber atau cyber security, cloud
computing.
B. Saran
Perguruan Tinggi, Pemerintah khususnya Pusat Pembinaan Profesi
Keuangan (P2PK) dan asosiasi profesi akuntan harus meningkatkan kerjasama
dalam meningkatkan keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan, baik
melalui seminar, workshop, dan pelatihan. selain itu perlu dilakukan
pengembangkan kurikulum yang selaras dengan peluang dan tantangan Akuntan
Pbulik Era Revolusi Industri 4.0.
16
DAFTAR RUJUKAN
Agus, A. ACO. “Penanganan Kasus Cyber Crime Di Kota Makassar”, Jurnal
Supremasi, Vol. XI No. 1 (2016): 20-29.
Ansori. “Wahana Islamika”. Jurnal Studi Keislaman Vol. 5 No. 1 (201 9): 41.
Binus University,”Implementasi Internet of Things (IoT) dalam Bisnis”, 2020. Url:
https://accounting.binus.ac.id/2020/07/07/implementasi-internet-of-things-
iot-dalam-bisnis/ diakes 12 Nopember 2020.
Budhijanto, Danrivanto. Cyberlaw dan Revolusi Industri 4.0. 2019. Bandung:
Logoz Publishing.
Burritt, R., & Christ, K. (2016). Industry 4.0 and environmental accounting: a new
revolution? Asian Journal of Sustainability and Social Responsibility, 1 (1)
23–38.
Casmudi, “Membangun Ekonomi Digital Sebagai Prime Mover Ekonomi Indonesia
Era Revolusi Industri 4.0”. 2019. Url: https://writing-
contest.bisnis.com/read/20191201/557/1175975/membangun-ekonomi-
digital-sebagai-prime-mover-ekonomi-indonesia-era-revolusi-industri-
4.0#:~:text=Revolusi%20Industri%204.0%20melahirkan%20ekonomi,digita
lisasi%20telah%20meningkatkan%20pertumbuhan%20ekonomi.&text=Digi
talisasi%20juga%20bisa%20meningkatkan%20produktifitas%20usaha%20k
arena%20penggunaan%20data%20lebih%20efisien. (diakses 13 Desember
2020).
Feweb Storage, “Accountants and Changes: Preparing Future Accountant Through
Prakarsa 6.1”. 2020. Url https://youtu.be/sNKsrRQHlzs
Gulin, Danimir., Hladika, Mirjana., &Valenta, Vana. “Digitalization and the
Challenges for the Accounting Profession”. Enterprise Research Innovation
Conference (Entrenova)” 5 (2019): 502-511.
Kemenkeu RI, “Ini 5 Saran Wamenkeu Agar Profesi Akuntan Tidak Tergerus
Revolusi Industri 4.0”. 2019 Url:
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/ini-5-saran-wamenkeu-agar-
17
profesi-akuntan-tidak-tergerus-revolusi-industri-40/ (diakses 20 Januari
2021).
KPAP, “Peluang Baru: Bagaimana Akuntan Publik Mengoptimalkan Jasa Audit”,
2020. Url: https://kpap.go.id/2020/12/berita-kpap/luasnya-potensi-jasa-
audit-bagi-akuntan-publik-di-indonesia/ ( 6 Desember, 2020)
Marketing Cloudraya, “Apa Itu Cloud Computing?”. 2020. Url:
https://cloudraya.com/blog/apa-itu-cloud-computing/ . (diakses tanggal 13
januari 2021).
Martani, Dwi. “Akuntan di Era Revolusi Industri 4.0”. 2018. Url:
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2018/09/Akuntansi-di-ERA-
Revolusi-4.0-25022019.pdf (diaskes tanggal 21 Januari 2021).
Maryanto, Budi. “Big Data Dan Pemanfaatannya Dalam Berbagai Sektor”, Media
Informatika, Vol. 16 No. 2 (2017): 14-19.
Merlina & Nuraini, Airin. “Analisis Persepsi Dosen Dan Mahasiswa Prodi
Akuntansi Mengenai Peranan Akuntan Di Era Revolusi Industri 4.0 - Studi
Empiris pada IBI Kesatuan Bogor”. Jurnal Analisis Sistem Pendidikan
Tinggi, Volume 4. No. 2 (2020): 149-162.
Peraturan Menteri Perdagangan No. 25 Tahun 2020 tentang Laporan Keuangan
Tahunan Perusahaan
Peraturan KPU No. 13 Tahun 2020 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan KPU
No.6 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Pemilihan
Peraturan Menteri PUPR No. 1/PRT/M/2017 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pengadaan Barang Usaha Untuk Pengusahaan Jalan Tol
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 13/POJK.03/2017 tentang
Penggunaan Jasa Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik Dalam
Kegiatan Jasa Keuangan.
PPPK Kemenkeu, “Pusat Pembinaan Profesi Keuangan Sektretariat Jenderal -
Kementerian Keuangan, Informasi Profesi Akuntansi”. 2021. Url:
http://www.pppk.kemenkeu.go.id/in/page/informasi-profesi-akuntansi
(Diakses 10 Januari 2021).
18
Pujianto, Agung dkk, “Pemanfaatan Big Data Dan Perlindungan Privasi Konsumen
Di Era Ekonomi Digital”, Majalah Ilmiah BIJAK, Vol. 15 No. 2, (2018): 127
– 137.
Putri, Anggia Dasa dan Pratama, David. “Sistem Pakar Mendeteksi Tindak Pidana
Cybercrime Menggunakan Metode Forward Chaining Berbasis Web Di Kota
Batam”. Jurnal Edik Informatika. Vol. 3.i2: (197-210)
Putritama, Afrida. “Peluang Dan Tantangan Profesi Akuntan Di Era Big Data”.
Jurnal Akuntansi, Vol. 7 No. 1 (2019): 74-84.
Ramardhani, Frizka Putri (2018) Robotic Process Automation: Peran dan
Tantangan Akuntan Indonesia di Masa depan. Sarjana thesis, Universitas
Brawijaya.
Sutojo, T. (2011). Kecerdasan Buatan. Edisi Pertama. ANDI OFFSET. Bandung.
Tikurante, R. U., Pasoloran, Oktavianus., & Sabandar, S. Y. “Quo Vadis Akuntan
Dalam Era Revolusi Industri 4.0”. Paulus Journal of Accounting (PJA), Vol.
2 No. 1 (2020): 17-30.
Tim Renstra BPK RI 2020-2024. Rencana Strategis 2020-2024. Jakarta: Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. (2020).
Wella, “Johan Setiawan. Audit Sistem Informasi menggunakan Cobit 4.1 pada PT
Erajaya Swasembada, Tbk”. Ultima Infosys, Vol. VI No. 2 (2015):111-124.
Undang-Undang Republik Indonesia No 5 Tahun 2011 Akuntan Publik
Undang-Undang Republik Indonesia No 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian
KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
LEMBAGA PENJAMINAN MUTU (LPM)
SERTIFIKAT NOMOR: B- 23/In.20/L.2/4/2021
Diberikan kepada :
Nama : Luluk Musfiroh
NIP/NUP : 198804122019032007 Pangkat/Gol : Asisten Ahli / IIIb Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Jember Sebagai : Pemateri Judul : Peluang dan Tantangan Profesi Akuntan Publik di Era Revolusi Industri 4.0
dalam Diskusi Periodik Dosen yang diselenggarakan oleh Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) IAIN Jember pada hari Kamis, tanggal 01 April 2021. Jember, 07 April 2021 Ketua LPM, Dr. H. Saihan, S.Ag.,M.Pd.I NIP.197202172005011001
top related