perpustakaanrepository.unjaya.ac.id/1625/2/sulfi ardiani_1308043... · 2017. 11. 13. · hasil: 1)...
Post on 04-Feb-2021
8 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI
DI PUSKESMAS GAMPING II SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2011
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan STIKES A.Yani Yogyakarta
Disusun Oleh : Sulfi Ardiani
NPM : 1308043
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
YOGYAKARTA 2011
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
iv �
ABSTRACT
RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE MOTHER ABOUT FOOD COACH
ASI WITH EVENT DIARRHEA ON BABY IN PUSKESMAS GAMPING II
SLEMAN YOGYAKARTA YEAR 2011
Sulfi Ardiani1, Atik Badi'ah
2, Dechoni Rahmawati
3
Background: Until now the disease is also often referred to diarrhea or
gastroenteritis, is still a problem of society in Indonesia. Chronological list of
causes of visits Puskesmas/clinic, almost always included in group 3 main causes
to the center Puskesmas. Figures of pain is around 200-400 incidence of diarrhea
among the 1000 population every year. Patients with diarrhea about 60 million
incidents every year in Indonesia, the majority (70-80%) of these patients are
children under 5 years (40 million events. Therefore it is very important for
mothers to have knowledge of the MP- ASI for the baby to minimize the
incidence of diarrhea.
Objective: To determine the relationship level of knowledge of mothers about
food supplementary ASI with the incidence of diarrhea in baby in the Puskesmas
Gamping II, Sleman, Yogyakarta. This type of study is an analytic observational
to approach time cross-sectional. Technique sampling using accidental sampling
as many as 45 people. Analysis of data using test correlation non parametric
Kendall's tau.
Results: 1) There is relationship a significant between level of knowledge
mothers about food supplementary ASI with the incidence of diarrhea in baby in
the Puskesmas Gamping II, Sleman, Yogyakarta, evidenced hitung2χ > tabel2χ >
(6.827> 5.991) and value p tabel2χ >
(6.827> 5.991) and value p
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
v �
INITISARI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN
PENDAMPING ASI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI
DI PUSKESMAS GAMPING II SLEMAN YOGYAKARTA
TAHUN 2011
Sulfi Ardiani1, Atik Badi’ah
2, Dechoni Rahmawati
3
Latarbelakang: Sampai saat ini penyakit diare atau juga sering disebut
gastroenteritis, masih merupakan masalah masyarakat di Indonesia. Daftar urutan
penyebab kunjungan puskesmas / Balai pengobtan, hampir selalu termasuk dalam
kelompok 3 penyebab utama ke puskesmas. Angka kesakitannya adalah sekitar
200-400 kejadian diare di antara 1000 penduduk setiap tahunya. Penderita diare
sekitar 60 juta kejadian setiap tahunya di Indonesia, sebagian besar (70-80%) dari
penderita ini adalah anak di bawah umur 5 tahun (40 juta kejadian). Oleh karena
itu sangat penting bagi ibu memiliki pengetahuan tentang MP-ASI bagi bayi
untuk meminimalisir angka kejadian diare.
Tujuan: untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang makanan
pendamping ASI dengan kejadian diare pada bayi di puskesmas Gamping II,
Sleman,Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik observasional
dengan pendekatan waktu cross sectional. Teknik sampling menggunakan
accidental sampling yaitu sebanyak 45 orang. Analisa data menggunakan uji
korelasi non parametrik Kendall’s tau.
Hasil: 1) Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu
tentang makanan pendamping ASI dengan kejadian diare pada bayi di puskesmas
Gamping II, Sleman,Yogyakarta, dibuktikan hitung2χ > tabel2χ (6,827 >5,991)
dan nilai p5,991)
dan nilai p
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
vi �
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik disuatu Perguruan
Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, Agustus 2011
Sulfi Ardiani
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
vii �
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul “Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang Makanan
Pendamping ASI dengan kejadian diare pada bayi di Puskesmas Gamping II
sleman yogyakarta”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan
untuk menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada jurusan Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan jenderal Achmad yani Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan tugas pembuatan Karya
Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan, namun penulis telah berusaha sebaik
penulis yang dapat lakukan, baik melalui konsultasi dengan pembimbing dan
narasumber lain. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat terwujud. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Dr. Edy Selaku direktur Stikes Achmad Yani Yogyakarta.
2. Tri Sunarsih SST, M. Kes, selaku ketua Program Studi Kebidanan Stikes
Achmad Yani Yogyakarta yang telah memberikan izin dan kesempatan
untuk melaksanakan studi khususnya dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah
ini.
3. Atik Badiah S.Pd, S.Kp, M.Kes, selaku pembimbing yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran serta dengan penuh kesabaran memberikan
bimbingan dan dukungan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Dechoni Rahmawati SST, selaku pembimbing kedua yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran serta dengan penuh kebasaran memberikan
bimbingan dan dukungan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Eny Retna A.SST.,M.Kes, selaku penguji yang telah meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran memberikan bimbingan dan dukungan dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah.
6. Dosen-dosen pembimbing lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
7. Staf perpustakaaan Program Studi Kebidanan Yogyakarta.
8. Ibu, Bapak serta keluarga tercinta yang telah memberikan kasih dan
sayangnya serta motivasi dan dukungan moril spiritual dalam penyusunan
karya tulis Ilmiah ini
9. Kepada kepala puskesmas Gamping II beserta staf-stafnya yang telah
memberikan izin untuk melakukan studi pendahuluan di tempat beliau.
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
viii �
Akhir kata, semoga Tuhan melimpahkan rahmat dan kasih sayangNya bagi
kita semua dan penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
kekurangan dan kelemahannya. Penulis berharap Saran dan Kritik yang sifatnya
membangun dengan harapkan guna perbaikan dimasa yang akan datang. Penulis
berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberi manfaat.
Yogyakarta, Agustus 2011
Penulis
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
ix �
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
ABSTRAK .......................................................................................................... iv
INTISARI ............................................................................................................ v
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6 D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6 E. Keaslian Penelitian ..................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 10
A. TinjauanTeori ............................................................................... 10
1. Pengetahuan .............................................................................. 10
a. Pengertian ............................................................................. 10
b. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif ............... 10
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan ..... 12
2. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) ..................................... 13
a. Pengertian ............................................................................ 13
b. Tujuan Pemberian MP-ASI ................................................. 14
c. Jenis Makanan MP-ASI ....................................................... 15
d. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pemberian
MP-ASI ............................................................................... 16
e. Syarat-syarat MP-ASI ......................................................... 16
f. Makanan Untukbayi Sehat .................................................. 17
g. Jenis MP-ASI danWaktu Pemberianya ............................... 20
3. Diare ......................................................................................... 20
a. Pengertian ............................................................................ 20
b. Penyebab Diare .................................................................... 20
c. Gejala dan Tanda Diare ....................................................... 23
d. Gejala Pada Diare yang Berkepanjangan ............................ 23
e. Cara Penularan Diare ........................................................... 25
f. Pengobatan .......................................................................... 26
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
x �
g. Pencegahan .......................................................................... 28
h. Tingkatan Diare ................................................................... 28
B. Kerangka Teori ............................................................................. 31
C. Kerangka Konsep .......................................................................... 32
D. Hipotesis ....................................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 31
A. Desain Penelitian .......................................................................... 31
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 31
C. Variabel Penelitian ........................................................................ 34
D. Definisi Operasional ..................................................................... 35
E. Populasi dan Sampel ..................................................................... 36
F. Jenis dan Metode Pengumpulan Data ........................................... 37
G. Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen Penelitian ...................... 38
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ......................................... 40
I. Etika Penelitian ............................................................................. 42
J. Jalannya Penelitian ......................................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 45
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 45 B. Pembahasan .................................................................................. 50 C. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 59
A. Kesimpulan ................................................................................... 59 B. Saran ............................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
xi �
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. KerangkaTeori ............................................................................ 31
Gambar 2.2. KerangkaKonsep ........................................................................ 32
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
xii �
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Rekomendasi Pemberian Makanan Bayi .................................... 18
Tabel 2.2. Jadwal Pemberian Makanan Pendamping ASI Menurut
Umur Bayi, Jenis Makanan dan Frekuensi Pemberian ............... 20
Tabel 2.3. Tabel Tanda Klinis Dehidrasi ..................................................... 29
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Umur, Pendidikan, dan Pekerjaan .............................................. 46
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu tentang
Makanan Pendamping ASI Pada Bayi ...................................... 47
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Kejadian Diare pada Bayi
di Puskesmas Gamping II Sleman, Yogyakarta ......................... 47
Tabel 4.4. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Makanan Pendamping ASI dengan Kejadian Diare pada
Bayi di Puskesmas Gamping II Sleman, Yogyakarta ................. 48
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
xiii �
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Penelitian
Lampiran 2 Imform Consent
Lampiran 3 Indentitas Responden
Lampiran 4 Koesioner
Lampiran 5 Panduan Lembar Wawancara
Lampiran 6 Hasil Analisis Data
Lampiran 7 Surat Izin Penelitian
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Rendahnya utilisasi (penggunaan) fasilitas kesehataan seperti
puskesmas, rumah sakit, dan sebagainya, seringkali kesalahan atau
penyebabnya dilemparkan kepada faktor jarak antara fasilitas tersebut
dengan masyarakat yang terlalu jauh (baik jarak secara fisik maupun secara
sosial), tarif yang tinggi, pelayanan yang tidak memuaskan dan sebagainya.
Faktor persepsi atau konsep masyarakat itu sendiri tentang sakit
(Notoatmodjo, 2007).
Peningkatan dan perbaikan upaya kelangsungan, perkembangan dan
peningkatan kualitas hidup anak merupakan upaya penting untuk masa depan
Indonesia yang lebih baik. Upaya kelangsungan hidup, perkembangan dan
peningkataan kualitas anak berperan penting sejak masa dini kehidupan, yaitu
masa dalam kandungan, bayi, dan anak balita. Kelangsungan hidup anak itu
sendiri dapat diartikan bahwa anak tidak meninggal pada awal-awal
kehidupannya, yaitu tidak sampai mencapai usia satu tahun atau usia di
bawah lima tahun (Maryunani, 2010).
Bidan sebagai salah satu anggota tim kesehatan berkewajiban untuk
ikut serta dalam upaya kelangsungan hidup, perkembangan dan peningkataan
kualitas hidup anak Indonesia. Kompetensi yang harus dikuasai seorang bidan
berkaitan dengan kesehtan bayi dan balita, terutama berkenaan dengan
kompetensi ke-6 (enam), yaitu : bidan memberikan asuhan yang bermutu
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
2 �
�
tinggi dan komprehesif pada bayi baru lahir sampai usia 1 (satu) bulan, dan
kompetensi ke -7 (tujuh) yaitu : bidan memberikan asuhan yang bermutu
tinggi dan komprehesif pada bayi dan balita sehat usia 1 bulan sampai dengan
5 tahun.
Sri Rezeki dalam Maryunani mengatakan penyebab kematian anak
terbanyak saat ini masih diakibatkan oleh diare dan pneumonia. Faktor yang
menyebabkan kematian anak ini, namun beberapa penyebab utama adalah
keterlambatan mengakses pelayanan kesehataan. Keterlambatan ini dapat
disebabkan karena kurang aware nya orang tua, jarak rumah ke fasilitas
kesehatan yang jauh, atau kurangnya sarana dan sumber daya manusia
(SDM), termasuk kurangnya tenaga bidan di fasilitas kesehataan yang dekat
dengan masyarakat (Maryunani, 2010).
Angka kesakitan (morbiditas) adalah perbandingan antara jumlah
penduduk karena penyakit tertentu dengan jumlah penduduk pada
pertengahan tahun, dan dinyatakan dalam per 100 penduduk. Angka kesakitan
adalah sebagai indikator yang digunakan untuk menggambarkan pola
penyakit tertentu yang terjadi di masyarakat.
Survei kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2001, angka kematian
bayi baru lahir (umur 0-28 hari) adalah 20 per 1000 kelahiran hidup.
Kematian bayi baru lahir adalah : 89,770 bayi lahir per tahun atau 246 bayi
baru lahir per hari atau 10 bayi baru lahir per jam. Angka kematian bayi (0-12
bulan), menurut SKRT tahun 2001 adalah 35 per 1000 kelahiran hidup.
Kematian bayi adalah 157,000 bayi per tahun atau 430 bayi per hari atau 18
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
3 �
�
bayi per jam. Tahun 2009 Depkes RI mentargetkan penurunan angka
kematian bayi baru lahir dari 20 bayi baru lahir per 1000 kelahiran hidup.
Penurunan angka kematian bayi adalah dari 35 bayi per 1000 kelahiran hidup
menjadi 26 bayi per 1000 kelahiran hidup (Maryunani, 2010).
Makanan yang mengandung gizi yang lengkap dan seimbang, dari segi
kuantitas dan kualitas sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal, serta memelihara daya tahan tubuh dari
berbagai infeksi, sehingga dapat membangun persedian zat gizi yang
dibutuhkan untuk proses tumbuh di masa pubertas dan dewasa kelak. Seorang
anak akan terhindar dari berbagai penyakit defisiensi dan memungkinkan
anak lebih cepat sembuh dari penyakitnya.
Makanan yang ideal harus mengandung cukup energi dan zat esensial
sesuai dengan kebutuhan sehari-hari. Masa bayi ASI adalah makanan yang
mempunyai unsur gizi yang paling lengkap. ASI eksklusif harus diberikan
pada bayi sampai usia 6 bulan, setelah usia 6 bulan keatas bayi harus diberi
MP-ASI (makanan pendamping ASI). Makanan pendamping ASI dapat
berupa buah-buahan, bubur, atau biscuit dan lain-lain. Tujuan dari diberikan
makanan pendamping ASI adalah untuk melengkapi zat-zat gizi ASI yang
sudah mulai berkurang. Bayi juga adaptasi terhadap bermacam-macam
makanan yang mempunyai bentuk dan rasa yang berbeda serta makanan yang
mengandung kadar energi tinggi.
Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI, bertambahnya umur bayi dan
tumbuh kembang bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
4 �
�
jumlah ASI. Bayi harus mendapatkan makanan pendamping atau MP-ASI.
ASI yang dihasilkan ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan tambahan
sewaktu hamil dan menyusui, stress mental dan sebagainya. Pemberi 100-110
Kkal energi tiap kg BB perhari. Bayi boleh mengkonsumsi susu formula atau
PASI (pengganti Air Susu Ibu), terutama bila ASI tidak mencukupi
kebutuhan tubuh bayi, susu bayi mengandung kurang lebih 67 Kkal tiap 100
cc. Bayi diberikan 150-160 cc susu tiap kg BB, tetapi tidak semua bayi
memerlukan jumlah energi tersebut, jika ASI sudah mencukupi, hendaknya
ASI diberikan selama minimal 6 bulan tanpa makanan tambahan.
Sampai saat ini penyakit diare atau juga sering disebut gastroenteritis,
masih merupakan masalah masyarakat di Indonesia. Daftar urutan penyebab
kunjungan puskesmas / Balai pengobtan, hampir selalu termasuk dalam
kelompok 3 penyebab utama ke puskesmas. Angka kesakitannya adalah
sekitar 200-400 kejadian diare di antara 1000 penduduk setiap tahunya.
Penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap tahunya di Indonesia, sebagian
besar (70-80%) dari penderita ini adalah anak di bawah umur 5 tahun (40 juta
kejadian). Kelompok ini setiap tahunya mengalami lebih dari satu kali
kejadian diare. Sebagian dari penderita (1-2%) akan jatuh kedalam dehidrasi
dan kalau tidak segera ditolong 50-60% diantaranya dapat meninggal
(Suraatmaja, 2005).
Pencatatan dan pelaporan yang ada, baru sekitar 1.5-2 juta penderita
penyakit diare yang berobat rawat jalan kesarana kesehatan pemerintah.
Jumlah ini adalah sekitar 10% dari jumlah penderita yang datang berobat
untuk seluruh penyakit. WHO dalam Suraatmaja (2005), diare yang
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
5 �
�
berlangsung lebih dari 14 hari adalah diare kronik (diare berkelanjutan) :
diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dan disebabkan infeksi.
Indentifikasi tanda dan gejala sebagai berikut frekuensi BAB pada
bayi lebih dari 3x/hari dan pada neonatus lebih dari 4x/hari, bentuk cair pada
buang air besarnya kadang-kadang disertai lendir dan darah, nafsu makan
menurun, warna nya lama-lama kehijauan karena bercampur empedu,
muntah, rata-rata haus, malaise, adanya lecet pada daerah sekitar anus
(Hidayah , 2006).
Studi pendahuluan telah dilakukan oleh penulis. Hasil survei
pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Gamping II Sleman, Yogyakarta
dengan wawancara dari 7 ibu yang memiliki bayi diantaranya masih
berpengetahuan kurang dan 3 berpengetahuan cukup tentang MP-ASI dan
diare pada bayi, dari data yang diperoleh dari puskesmas kejadian diare pada
bayi dari bulan januari sampai mei terdapat angka kesakitan 20 kejadian
diare pada bayi.
Akibat dari kurangnya pengetahuan ibu tentang MP-ASI dan kejadian
diare merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan. Dampak yang timbul
akibat diare dan tingginya prevelensi diare pada bayi membuat peneliti
tertarik untuk meneliti tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu tentan
MP-ASI dengan kejadian diare pada bayi.
B. Identifikasi Masalah
Kejadian diare pada bayi harus selalu diwaspadai mengingat diare
dapat mengakibatkan kematian. Rumusan masalahnya adalah :”Apakah ada
hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI dengan
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
6 �
�
kejadian diare pada bayi di Puskesmas Gamping II Sleman, Yogyakata Tahun
2011?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang makanan
pendamping ASI dengan kejadian diare pada bayi di puskesmas Gamping
II, Sleman,Yogyakarta
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya tingkat pengetahuan ibu tentang Makanan Pendamping
ASI pada bayi.
b. Diketahuinya kejadian diare pada bayi di puskesmas Gamping II,
Sleman, Yogyakarta.
c. Diketahuinya hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang makanan
pendamping ASI dengan kejadian diare.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana dan kepustakaan
tentang ilmu kebidanan yang berhubungan dengan makanan pendamping
ASI dan kejadian diare, khususnya tentang tingkat pengetahuan ibu
tentang makanan pendamping ASI dengan kejadian diare pada bayi, serta
dapat dijadikan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
7 �
�
2. Manfaat Praktis
a. Bagi tempat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi
bidan di Puskesmas khususnya kesehatan ibu dan anak untuk lebih
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
b. Bagi ibu-ibu yang memiliki bayi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pengetahuan
dan wawasan para ibu-ibu yang mempunyai bayi tentang MP-ASI dan
diare pada bayi.
c. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan
wawasan penelitian serta sebagai media untuk menerapkan ilmu yang
telah didapatkan selama kuliah khususnya metodologi penelitian.
d. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk penelitian
selanjutnya.
E. Keaslian Penelitian
1. Elvi, NS. (2007) Gambaran pengetahuan ibu tentang pola pemberian
ASI,MP-ASI dan pola penyakit pada bayi usia 0-6 bulan. Penelitian ini
dilakukan di dusun III desa Limau Manis. Jenis penelitian ini adalah survei
dengan pendekatan cross sectional, subyek penelitian ini adalah seluruh
ibu yang mempunyai bayi berumur 0-6 bulan yang ada di dusun III desa
limau manis. Pengambilan sampel dengan teknik total sampling. Hasil
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
8 �
�
penelitian sebagian besar tingkat pengetahuan ibu tentang pola pemberian
ASI adalah cukup dan kurang dengan masing-masing sebesar
43,33%.Sebagian besar tingkat pengetahuan ibu tentang pola pemberian
MP-ASI adalah cukup sebesar 50,00%. Sebagian besar tingkat
pengetahuan ibu tentang pola penyakit pada bayi adalah kurang sebesar
50,00%. Penelitian ini terdapat hubungan yang signifikan antara
gambaran pengetahuan ibu tentang pola pemberian ASI, MP-ASI dan pola
penyakit pada bayi usia 0-6 bulan. Perbedaan dengan penelitian ini adalah
tempat penelitian di puskesmas Gamping II Sleman Yogyakarta, waktu
penelitian pada Juni 2011.
2. Rosnah. (2009) Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu
dalam pemberian makanan pendamping ASI ( MP-ASI ) pada anak usia 2-
24 bulan. Penelitian ini dilakukan di puskesmas perumnas kecamatan
kadia Kediri. Jenis penelitian ini adalah analitk dengan pendekatan cross
sectional, subyek penelitian ini adalah ibu-ibu yang mempunyai anak usia
6-24 bulan di puskesmas perumnas. Pengambilan sampel dengan teknik
random sampling. Hasil penelitian sebagian besar (58,5%5%) ibu
mempunyai pengetahuan tinggi,skor nilai pengetahuan tertinggi 22 dan
skor terendah 7 dengan median skor nilai 19,0% ibu mempunyai
pengetahuan tinggi,skor nilai pengetahuan tertinggi 22 dan skor terendah 7
dengan median skor nilai 19,0. Sebagian besar (50,5%) sebagian besar
(50,5%) ibu mempunyai sikap tidak baik, skor nilai sikap tertinggi 85 dan
skor terendah 53 dengan median skor nilai 71,0. Perilaku tidak baik dalam
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
9 �
�
pemberian MP-ASI sebesar 66%, diukur dengan skor yang didapatkan dari
19 pertanyaan. Skor nilai perilaku ibu tertinggi 19 dan skor terendah 8,
dengan median skor nilai 13,0. Penelitian ini terdapat hubungan yang
signifikan antara faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu
dalam pemberian makanan pendamping ASI ( MP-ASI ) pada anak usia 2-
24 bulan. Perbedaan dengan penelitian ini adalah tempat penelitian di
puskesmas Gamping II Sleman Yogyakarta, waktu penelitian pada Juni
2011.
3. Raginem. (2010) Hubungan pemberian makanan pendamping air susu ibu
dengan kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan. Penelitian ini dilakukan di
wilayah puskesmas Jetis 1 Bantul. Jenis penelitian ini adalah deskiptif
analitik dengan pendekatan cross sectional, subyek penelitian ini adalah
bayi usia 0-6 bulan di wilayah puskesmas Jetis 1 Bantul. Pengambilan
sampel dengan tehnik accidental sampling. Hasil penelitian sebagian besar
di berikan MP-ASI yaitu sebanyak 59 bayi atau 89,4% dari jumlah sampel,
dari jumlah tersebut terdapat 27 bayi yang mengalami diare. Perbedaan
dengan penelitian ini adalah tempat penelitian di puskesmas Gamping II
Sleman Yogyakarta dan waktu penelitian pada Juni 2011.
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Puskesmas Gamping II terletak di Patran, Banyuraden, Gamping,
Sleman dengan luas tanah 200 m2. adapun batas wilayahnya sebagai
berikut.
Sebelah utara : Kecamatan Mlati
Sebelah Timur : Kecamatan Kasihan dan Kota Yogyakarta
Sebelah Selatan : Kecamatan Kasihan
Sebelah barat : Kecamatan Godean
Pelayanan kesehatan yang di Puskesmas Gamping II terdiri dari
pelayanan umum, kesehatan gigi, ibu dan anak, ANC, konseling, KB,
imunisasi, posyandu. Pelayanan di Puskesmas Gamping II terlaksana
dengan baik karena ditangani oleh tim yang terdiri dari 3 orang dokter
umum, 1 orang dokter gigi, 1 petugas gizi, 1 psikolog, 7 bidan, 3 perawat,
2 perawat gigi, 2 petugas laborat, 2 petugas farmasi, 1 RM, dan 6 orang
Tata Usaha.
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
47 �
�
2. Karakteristik Responden
Karakteristik responden berdasarkan usia, pendidikan, dan pekerjaan
dapat ditunjukkan pada tabel 4.1 sebagai berikut.
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Usia, Pendidikan dan Pekerjaan di Puskesmas Gamping II,
Sleman, Yogyakarta
No. Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%)
1. Usia
>35 tahun 2 4,4
20 – 35 tahun 42 93,3
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
48 �
�
3. Deskripsi Data
a. Tingkat pengetahuan ibu tentang Makanan Pendamping ASI pada bayi
Tingkat pengetahuan ibu tentang Makanan Pendamping ASI
pada bayi dapat ditunjukkan pada tabel 4.2 sebagai berikut.
Tabel 4.2.Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Makanan Pendamping ASI Pada Bayi di Puskesmas
Gamping II, Sleman, Yogyakarta
No. Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)
1. Baik 22 48,9
2. Cukup 10 22,2
3. Kurang 13 28,9
Jumlah 45 100,0
Sumber: data primer diolah 2011
Berdasarkan tabel 4.2 tersebut di atas dapa diketahui bahwa
mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik tentang MP-ASI
yaitu sebesar 48,9%.
b. Kejadian diare pada bayi di puskesmas Gamping II, Sleman,
Yogyakarta
Kejadian diare pada bayi di puskesmas Gamping II, Sleman,
Yogyakarta dapat ditunjukkan pada tabel 4.3 sebagai berikut.
Tabel 4.3. Distribusi Frekeunsi Kejadian Diare Pada Bayi di Puskesmas
Gamping II, Sleman, Yogyakarta
No. Kejadian Diare Frekuensi Prosentase (%)
1. Tidak pernah 0 0,0
2. Pernah 33 73,3
3. Sering 4 8,9
4. Sering sekali 8 17,8
Jumlah 45 100,0
Sumber: data primer diolah 2011
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
49 �
�
Berdasarkan tabel 4.3 tersebut di atas dapat diketahui bahwa
mayoritas responden pernah mengalami diare yaitu sebesar 73,3%.
4. Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI dengan kejadian diare pada bayi di puskesmas Gamping II,
Sleman,Yogyakarta
Hasil penelitian hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang
makanan pendamping ASI dengan kejadian diare pada bayi di puskesmas
Gamping II, Sleman,Yogyakarta dapat ditunjukkan pada tabel 4.4 berikut
ini.
Tabel 4.4. Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang makanan
pendamping ASI dengan kejadian diare pada bayi di puskesmas
Gamping II, Sleman,Yogyakarta
Pengetahuan
MP-ASI
Kejadian diare
Total Kendall’s
tau Sig. Pernah Sering
Sering
sekali
F % F % F % F %
Baik 19 86,4 1 4,5 0 0,0 22 100,0
0,560 0,000 Cukup 4 40,0 3 30,0 0 0,0 10 100,0
Kurang 5 38,5 0 0,0 8 61,5 13 100,0
Jumlah 28 62,2 4 8,9 8 17,8 45 100,0
Sumber: data primer diolah 2011
Berdasarkan tabel 4.4 tersebut di atas diketahui pengetahuan baik
sebanyak 22 orang memiliki kecenderungan kejadian diare dengan kategori
pernah mengalami diare yaitu sebesar 86,4%. Pengetahuan cukup sebanyak
10 orang dengan kecenderungan pernah mengalami kejadian diare
sebanyak 40%. Pengetahuan kurang memiliki kecenderungan sering sekali
mengalami kejadian diare sebesar 61,5%. Hal ini memberikan gambaran
bahwa pengetahuan kurang akan semakin sering mengalami kejadian diare.
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
50 �
�
Hasil uji korelasi Kendall’s tau diperoleh koefisien korelasi
sebesar -0,526, selanjutnya dilakukan perhitungan manual untuk
mengetahui nilai Z hitung. Hasil perhitungan Z hitung adalah sebagai
berikut:
42,5
0107,0
560,0
17820
190
560,0
)145(459
)5452(2
560,0
)1(9
)52(2
560,0
=
=
=
−
+=
−
+=
Z
x
x
NN
NZ
Nilai Zhitung sebesar 5,42 dengan nilai Ztabel pada taraf signifikansi 5%
adalah sebesar 1,980. Oleh karena nilai Zhitung > Ztabel (5,42>1,980) dan
dengan p value = 0,000 (p < 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa ada hubungan tingkat
pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI dengan kejadian diare
pada bayi di puskesmas Gamping II, Sleman,Yogyakarta.
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
51 �
�
B. Pembahasan
1. Tingkat pengetahuan ibu tentang Makanan Pendamping ASI pada
bayi
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa mayoritas
responden memiliki pengetahuan yang baik tentang MP-ASI yaitu sebesar
48,9%. Hasil penelitian ini sedikit berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Elvi, NS. (2007) yang berjudul “Gambaran pengetahuan
ibu tentang pola pemberian ASI,MP-ASI dan pola penyakit pada bayi usia
0-6 bulan” dengan hasil penelitian sebagian besar tingkat pengetahuan ibu
tentang pola pemberian ASI adalah cukup dan kurang dengan masing-
masing sebesar 43,33%. Sebagian besar tingkat pengetahuan ibu tentang
pola pemberian MP-ASI adalah cukup sebesar 50,00%. Sebagian besar
tingkat pengetahuan ibu tentang pola penyakit pada bayi adalah kurang
sebesar 50,00%. Hal ini dimungkinkan karena perbedaan informasi yang
diterima oleh responden.
Tingkat pengetahuan responden yang baik dipengaruhi oleh
beberapa fakor yang melatar belakanginya. Seperti yang dikemukakan oleh
Notoatmodjo (2003) bahwa faktor tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh:
1) pendidikan, 2) sosial ekomoni, 3) informasi, intruksi verbal, dan 4)
pengalaman/pekerjaan, dan 5) budaya.
Ditinjau dari pengalaman, dapat berpengaruh terhadap tingkat
pengetahuan seseorang. Seperti yang dikemukakan oleh Soekanto (2002)
bahwa berdasarkan pikiran kritis pengalaman yang disusun secara
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
52 �
�
sistematis oleh otak maka hasilnya adalah ilmu pengetahuan. Begitu juga
menurut Notoatmodjo (2002) bahwa semua pengalaman pribadi
merupakan sumber pengetahuan untuk menarik kesimpulan dari
pengalaman. Secara umum tingkat pengetahuan responden dengan kategori
baik, hal ini mengindikasikan bahwa responden memiliki pengalaman yang
baik dalam bersinggungan dengan MP-ASI. Pengalaman disini dapat
dilihat dari usia responden yang sudah cukup matang, yaitu 20 – 35 tahun
(93,3%), selain itu usia responden yang mayoritas 20 – 35 tahun
merupakan masa produktif, dimana biasanya lebih mudah mendapatkan
informasi dan lebih aktif dalam belajar untuk menambah pengetahuan.
Semakin matang umur seseorang maka kesempatan untuk memperoleh
pengetahuan semakin banyak sehingga pengetahuan seseorang semakin
baik (Notoatmojo, 2003).
Selanjutnya ditinjau dari tingkat pendidikan dapat mempengaruhi
tingkat pengetahuan seseorang, dimana konsep pendidikan adalah suatu
proses belajar yang berarti di dalam pendidikan itu terjadi proses
pertumbuhan, perkembangan/ perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih
baik dan matang pada individu, kelompok atau masyarakat (Notoatmodjo,
2003). Tingkat pendidikan yang tinggi akan semakin banyak informasi
yang diperoleh sehingga memberikan wawasan yang luas tentang
kesehatan. Selain itu tingkat pendidikan yang tinggi akan membentuk
seseorang menjadi kritis dan meningkatkan rasa ingin tahu tentang hal-hal
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
53 �
�
yang ada disekitarnya atau yang dialaminya, seperti tentang makanan
pendamping ASI (MP-ASI).
Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa mayoritas responden
memiliki jenjang pendidikan tingkat SMA (66,7%). Jenjang pendidikan
yang cukup tinggi, hal ini karena menurut pemerintah dicanangkan hingga
tingkat SLTP atau wajib belajar 9 tahun. Dengan pendidikan yang cukup
tinggi akan mendukung responden mendalam mengakses informasi,
seperti kemampuan membaca informasi yang ada. Pendidikan menurut
Notoatmodjo (2003) merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi pengatahuan seseorang, hal ini karena konsep pendidikan
adalah suatu proses belajar yang berarti di dalam pendidikan itu terjadi
proses pertumbuhan, perkembangan/ perubahan ke arah yang lebih dewasa,
lebih baik dan matang pada individu, kelompok atau masyarakat.
Sumber informasi juga turut memberikan kontribusi terhadap tinggi
rendahnya pengetahuan seseorang. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh
Notoatmodjo (2003) bahwa sumber informasi yang tepat dan lebih banyak
akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Pekerjaan juga dapat
mempengaruhi pengetahuan responden tentang MP-ASI, hal ini
berhubungan dengan sosial ekonomi seseorang dan berpengaruh pada
pengetahuan dan perilaku seseorang di bidang kesehatan sehubungan
dengan kesempatan untuk memperoleh informasi karena adanya fasilitas
atau media informasi (Azwar Cit Haryani, 2002).
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
54 �
�
Berdasarkan hasil penelitian diketahui mayoritas responden sebagai
ibu rumah tangga (57,8%), pekerjaan ibu rumah tangga akan memberikan
kesempatan luas bagi responden untuk menerima informasi kesehatan,
misalnya pemberian penyuluhan dari petugas kesehatan sangat dibutuhkan
bagi masyarakat yang kurang memiliki kesempatan memperoleh informasi
kesehatan dalam pekerjaannya, hal ini dapat mendukung pengetahuan
responden tentang MP-ASI, karena semakin banyak informasi yang
diperoleh semakain tinggi pula pengetahuannya (Notoatmojo, 2003)
Selanjutnya berdasarkan penghasilan juga sangat mempengaruhi
tingkat pengetahuan responden. Hal ini dikarenakan semakin tinggi
penghasilan responden, semakin mudah dalam mengakses informasi secara
luas, seperti membeli koran, berkonsultasi ke tenaga kesehatan, ataupun
mengakses internet yang membutuhkan biaya untuk mengakses informasi
tersebut. Penghasilan yang baik searah dengan tingkat pengetahuan
responden tentang MP-ASI kategori pengetahuan baik. Lebih lanjut
penelitian ini memberikan gambaran pentingnya keluarga untuk
meningkatkan taraf hidupnya dengan meningkatkan penghasilan keluarga
untuk meningkatkan kualitas pengetahuannya akan kesehatan.
Lebih lanjut pengetahuan tentang MP-ASI penting dimiliki
responden, hal ini akan berpengaruh terhadap prilaku responden dalam
memberikan MP-ASI secara benar. Hal ini sesuai yang dikemukkan oleh
Notoatmojo (2003) bahwa tingkat pengetahuan merupakan domain bagi
seseorang untuk melakukan tindakan. Seseorang hingga taraf memahami
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
55 �
�
ditunjukkan melalui pengintreprestasian materi secara benar hingga
selanjutnya pengaplikasian secara riil, yang berarti responden mampu
mambaca dan memahami MP-ASI yang baik bagi bayinya.
2. Kejadian diare pada bayi di puskesmas Gamping II, Sleman,
Yogyakarta
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa mayoritas
responden pernah mengalami diare yaitu sebesar 62,2%. Kejadian diare
yang banyak dialami bayi dikarenakan pencernaan bayi yang belum
mampu menerima makanan padat dipaksa harus menerima. Umur bayi
yang masih sangat rawan dengan berbagai macam kuman penyakit
sehingga mudah terserang penyakit. Penyakit yang biasa diderita bayi salah
satunya adalah diare.
Umumnya ibu kurang memperhatikan akan bahaya diare pada
bayinya. Selain itu kurangnya pengetahuan tetang diare menyebabkan ibu
kurang menjaga kebersihan makanan pada bayinya. Tanpa mereka tahu
diare dapat menyebabkan kematian. Seperti yang diungkapkan oleh
Ngastiyah (2005) yang mengatakan bahwa diare menyebabkan keadaan
semakin menurunya daya tahan tubuh sehingga penyembuhan tidak lekas
tercapai bahkan dapat menimbulkan komplikasi yang berakibat kematian.
3. Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI dengan kejadian diare pada bayi di puskesmas Gamping II,
Sleman,Yogyakarta
Berdasarkan hasil penelitian diketahui pengetahuan baik sebanyak
22 orang memiliki kecenderungan kejadian diare dengan kategori pernah
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
56 �
�
mengalami diare yaitu sebesar 86,4%. Pengetahuan cukup sebanyak 10
orang dengan kecenderungan pernah mengalami kejadian diare sebanyak
40%. Pengetahuan kurang memiliki kecenderungan sering sekali
mengalami kejadian diare sebesar 61,5%. Hal ini memberikan gambaran
bahwa pengetahuan kurang akan semakin sering mengalami kejadian diare
Selanjutnya berdasarkan hasil uji kendall’s tau diperoleh koefesien
kendall’s tau sebesar 0,526 dan nilai signifikansi sebesar 0,000.Lebih
lanjut berdasarkan Nilai Zhitung sebesar 5,42 dengan nilai Ztabel pada taraf
signifikansi 5% adalah sebesar 1,980. Oleh karena nilai Zhitung > Ztabel
(5,42>1,980) dan dengan p value = 0,000 (p < 0,05), maka Ho ditolak dan
Ha diterima. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI
dengan kejadian diare pada bayi di puskesmas Gamping II,
Sleman,Yogyakarta.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hipotesis penelitian yang
berbunyi “Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang makanan
pendamping ASI dengan kejadian diare pada bayi di Puskesmas Gamping
II, Sleman, Yogyakarta”. Selain itu hasil penelitian ini juga semakin
mengukuhkan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2010) bahwa
pengetahuan merupakan domain bagi seseorang untuk melakukan
tindakan, jadi dengan tindakan yang benar dalam memberikan MP ASI
maka akan semakin kecil kemungkinan bayi terkena diare. Hal ini karena
makanan yang ideal harus mengandung cukup energi dan zat esensial
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
57 �
�
sesuai dengan kebutuhan sehari-hari. Masa bayi ASI adalah makanan yang
mempunyai unsur gizi yang paling lengkap. ASI eksklusif harus diberikan
pada bayi sampai usia 6 bulan, setelah usia 6 bulan keatas bayi harus diberi
MP-ASI (makanan pendamping ASI). Makanan pendamping ASI dapat
berupa buah-buahan, bubur, atau biscuit dan lain-lain. Tujuan dari
diberikan makanan pendamping ASI adalah untuk melengkapi zat-zat gizi
ASI yang sudah mulai berkurang. Bayi juga adaptasi terhadap bermacam-
macam makanan yang mempunyai bentuk dan rasa yang berbeda serta
makanan yang mengandung kadar energi tinggi.
Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI, bertambahnya umur bayi
dan tumbuh kembang bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang
melebihi jumlah ASI. Bayi harus mendapatkan makanan pendamping atau
MP-ASI. ASI yang dihasilkan ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan
tambahan sewaktu hamil dan menyusui, stress mental dan sebagainya.
Pemberi 100-110 Kkal energi tiap kg BB perhari. Bayi boleh
mengkonsumsi susu formula atau PASI (pengganti Air Susu Ibu), terutama
bila ASI tidak mencukupi kebutuhan tubuh bayi, susu bayi mengandung
kurang lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Bayi diberikan 150-160 cc susu tiap kg
BB, tetapi tidak semua bayi memerlukan jumlah energi tersebut, jika ASI
sudah mencukupi, hendaknya ASI diberikan selama minimal 6 bulan tanpa
makanan tambahan.
Sampai saat ini penyakit diare atau juga sering disebut
gastroenteritis, masih merupakan masalah masyarakat di Indonesia. Daftar
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
58 �
�
urutan penyebab kunjungan puskesmas / Balai pengobtan, hampir selalu
termasuk dalam kelompok 3 penyebab utama ke puskesmas. Angka
kesakitannya adalah sekitar 200-400 kejadian diare di antara 1000
penduduk setiap tahunya. Penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap
tahunya di Indonesia, sebagian besar (70-80%) dari penderita ini adalah
anak di bawah umur 5 tahun (40 juta kejadian). Kelompok ini setiap
tahunya mengalami lebih dari satu kali kejadian diare. Sebagian dari
penderita (1-2%) akan jatuh kedalam dehidrasi dan kalau tidak segera
ditolong 50-60% diantaranya dapat meninggal (Suraatmaja, 2005).
Pemberian MP-ASi yang benar sangat penting dimiliki oleh ibu
karena menurut Sri Rezeki dalam Maryunani bahwa penyebab kematian
anak terbanyak saat ini masih diakibatkan oleh diare dan pneumonia.
Faktor yang menyebabkan kematian anak ini, namun beberapa penyebab
utama adalah keterlambatan mengakses pelayanan kesehataan.
Keterlambatan ini dapat disebabkan karena kurang aware nya orang tua,
jarak rumah ke fasilitas kesehatan yang jauh, atau kurangnya sarana dan
sumber daya manusia (SDM), termasuk kurangnya tenaga bidan di fasilitas
kesehataan yang dekat dengan masyarakat (Maryunani, 2010).
C. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini terletak pada kurangnya pengawasan peneliti
pada saat pengisiian koesioner beberapa responden yang diantar suami atau
familynya kadang-kadang ikut member jawaban sehingga banyak hal yang
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
59 �
�
kurang sempurna. Selain itu pada proses penelitian juga terdapat hal yang
tidak bisa dikendalikan oleh peneliti, yaitu masalah psikologis responden
dalam pengisian kuesioner, sehingga banyak responden yang mengisi secara
cepat tanpa meneliti kembali kebenaran jawabannya.
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil
beberapa kesimpulan sesuai dengan tujuan penelitian sebagai berikut.
1. Tingkat pengetahuan ibu tentang Makanan Pendamping ASI pada bayi
kategori pengetahuan baik (48,9%)
2. Kejadian diare pada bayi di puskesmas Gamping II, Sleman, Yogyakarta
kategori pernah mengalami diare (73,3%)
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang
makanan pendamping ASI dengan kejadian diare pada bayi di puskesmas
Gamping II, Sleman,Yogyakarta, dibuktikan Zhitung > Ztabel (5,42>1,980)
dan dengan p value = 0,000 (p < 0,05).
B. Saran
1. Bagi Bidan di wilayah Puskesmas Gamping II Sleman
Bidan di Puskesmas Gamping II disarankan dapat lebih
meningkatkan pelayanan kepada masyarakatdan penyuluhan khususnya
kesehatan ibu dan anak dengan cara melakukan pemberian pengetahuan
khususnya tentang makanan pendamping ASI (MP-ASI) dengan kejadian
diare pada bayi baik secara formal maupun melalui kegiatan
kemasyarakatan.
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
61 �
�
2. Bagi ibu-ibu yang memiliki bayi di Puskesmas Gamping II Sleman
Ibu disarankan dapat memperhatikan pemberian MP-ASI pada
bayinya dengan cara bertanya atau mencari pengetahuan tentang cara
memberikan MP-ASI yang baik bagi anaknya sehingga dapat mengurangi
potensi bayi terkena diare.
3. Bagi Peneliti Lain
Peneliti lain dapat meneruskan penelitian sejenis dengan mencari
dimensi lain yang dapat mempengaruhi kejadian diare pada bayi.
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, edisi Revisi
VI. Jakarta: Rineka Cipta.
Elvi,Simanjuntak.N. (2007).”Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pola Pemberian
ASI, MP-ASI dan Pola Penyakit pada Bayi Usia 0-12 Bulan Di Dusun
III Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli
Serdang. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara.
Maryunani,Anik, (2010). Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan, Jakarta :Trans
Info Media.
Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan, cetakan ketiga.
Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S. (2010).Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, Jakarta : Rineka
Cipta.
Rosnah. (2009). “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu dalam
Pemberian MP-ASI pada Anak usia 6-24 bulan di Puskesmas
Perumnas Kecamatan Kadian kota Kendari. Tesis Fakultas
Kedokteran Universitas Gadja Mada. Yogyakarta.
Saryono, (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis Bagi
Pemula. Jogjakarta: Mitra Cendika.
Sibagariang, Eva, Ellya. (2010). Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi, Jakarta:
Trans Info Media.
Sugiyono, (2010). Statistika Untuk Penelitian, cetakan ke- 16. Bandung: Alfabeta.
Waryana. (2010). Gizi Reproduksi, Yogyakarta :Pustaka Rihama.
Wawan, A dan Demi M, (2010). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Widoyono. (2010). Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan
Pemberantasannya, Jakarta :Erlangga.
-
STIKES
JEND
ERAL A
CHMA
D YAN
I YOGY
AKAR
TA
PERPUS
TAKAA
N
63 �
�
Raginem. (2010). “Hubungan pemberian makanan pendamping air susu ibu
dengan kejadian diare pada bayi 0-6 bulan di wilayah puskesmas jetis I
Bantul. Karya tulis ilmiah Stikes Jenderal Ahcmad Yani. Yogyakarta.
Hidayah, Alimul, Aziz. A. (2006). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Jakarta :
Salemba Medika.
Suraatmadja, Sudaryat. (2005). Gastroenterologi Anak, Jakarta : Sagung Setu.
Azwar, s. (2002). Sikap Manusia, Teori dan Pengukuranya, Yogyakarta :Pustaka
Pelajar.
Soekanto, Soerjono. (2002). Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : Rajawali
Gravindo Persada.
Notoatmodjo, S (2003). Metodologi Oenelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipata.
Halaman JudulHalaman PengesahanAbstractIntisariPernyataan KeaslianKata PengantarDaftar IsiBAB IBAB IVBAB VDaftar Pustaka
top related