paper rico bab i & bab ii
Post on 24-Dec-2015
219 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN1.1. LATAR BELAKANG
Equilibrium adalah suatu kondisi keseimbangan tubuh dalam ruang. Dalam
mengatur keseimbangan tubuh tersebut, terdapat tiga sistem yang berperan
penting, yaitu sistem visual, sistem vestibular, dan sistem somatosensori. Masing-
masing sistem tersebut terdiri dari 3 tingkat: resepsi, integrasi, dan persepsi.
Informasi sensorik diterima oleh retina, labirin (telinga dalam), dan propioseptor
sendi dan otot. Jaras asendens terutama diproyeksikan ke serebelum dan nukleus
vestibularis yang ada di medulla oblongata melalui neuron yang bersinaps
kepadanya. Ada juga yang mencapai korteks serebri, tetapi integrasi
keseimbangan terutama terjadi di serebelum. Sistem inilah yang membentuk
persepsi tentang lokasi berbagai bagian tubuh yang satu terhadap yang lain dan
juga terhadap lingkungan. Jaras desendens dari nukleus vestibularis menuju
beberapa nukleus motorik yang melibatkan gerak mata menimbulkan reflex
vestibulookularis. Jaras ini menolong mata mengunci objek penglihatan bila
kepala bergerak 1,2
Oliva
inferior
Integrasi
Resepsi
Korteks
Thalamus
Nuc.vestibularis
Serebelum
Persepsi
Kornu
anterior
Nuc.oculomotorius
Sendi leher dan kaki (sistem somatosensorik
Labirin (sistem vestibuler)
Retina
(Sistem visual)
RSU dr. Pirngadi Medan
Gambar 1. Tiga Sistem Keseimbangan Tubuh
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.2. Defenisi
Vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere, yang berarti memutar. Vertigo
adalah suatu perasaan gangguan keseimbangan 3,4. Vertigo seringkali dinyatakan
sebagai rasa pusing, sempoyongan, rasa melayang, badan atau dunia sekelilingnya
berputar-putar (vertigo subjektif atau objektif), dan berjungkir balik. Vertigo
disebabkan karena alat keseimbangan tubuh tidak dapat menjaga keseimbangan
tubuh dengan baik.3
Vertigo harus dibedakan dengan keluhan dizziness non-vertigo, yaitu
adanya ilusi pergerakan, bukan hanya sensasi presinkop, lightheadedness.
Bertentangan dengan vertigo, sensasi-sensasi ini diakibatkan oleh gangguan suplai
darah, oksigen, dan glukosa (contohnya: stimulasi vagal, hipotensi ortostatik,
aritmia jantung, iskemik miokardium, hipoksia, dan hipoglikemia) dan mungkin
mengakibatkan penurunan kesadaran.4
1.3. Klasifikasi Vertigo
Skema 1. Klasifikasi vertigo
Vertigo dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu vertigo vestibular dan non-
vestibular. Vertigo vestibular adalah vertigo yang disebabkan oleh gangguan
sistem vestibular, sedangkan vertigo non vestibular adalah vertigo yang
disebabkan oleh gangguan sistem visual dan somatosensori.
Judul : Vertigo SentralNama: Rico Afriyanto 2
VertigoVestibular
sentral
perifer
Non-vestibularsistem visual
sistem somatosensori
RSU dr. Pirngadi Medan
Karakteristik Vertigo Vestibular Vertigo Non-vestibular
Waktu Episodik Konstan
Sifat Vertigo Berputar Melayang
Faktor pencetus Gerakan kepala, perubahan
posisi
Stress, hiperventilasi
Gejala Penyerta Mual, muntah, tuli, tinnitus Gangguan mata, gangguan
somatosensorik
Tabel 1. Perbedaan Vertigo Vestibular dan Non-vestibular 7
Vertigo vestibular selanjutnya dapat dibedakan menjadi vertigo vestibular perifer
dan sentral. Vertigo vestibular perifer adalah vertigo yang terjadi akibat gangguan
alat keseimbangan tubuh di labirin (telinga dalam) atau di saraf kranial VIII (Saraf
Vestibulokoklear) divisi vestibular. Vertigo vestibular sentral adalah vertigo yang
terjadi akibat gangguan alat keseimbangan tubuh di sistem saraf pusat, baik di
pusat integrasi (serebelum dan batang otak) ataupun di area persepsi (korteks).
Penyebab vertigo sentral antara lain adalah perdarahan atau iskemik di
serebelum, nukleus vestibular, dan koneksinya di batang otak, tumor di sistem
saraf pusat, infeksi, trauma, dan sklerosis multiple. Vertigo yang disebabkan
neuroma akustik juga termasuk dalam vertigo sentral. Vertigo akibat gangguan di
korteks sangat jarang terjadi, biasanya menimbulkan gejala kejang parsial
kompleks 5,6
Karakteristik V. Vestibular Perifer V. Vestibular Sentral
Onset Tiba-tiba, onset mendadak Perlahan, onset gradual
Durasi Menit hingga jam Minggu hingga bulan
Frekuensi Biasanya hilang timbul Biasanya konstan
Intensitas Berat Sedang
Mual muntah Tipikal Sering kali tidak ada
Diperparah perubahan
posisi kepala
Ya Kadang tidak berkaitan
Judul : Vertigo SentralNama: Rico Afriyanto 3
RSU dr. Pirngadi Medan
Usia pasien Berapapun, biasanya
muda
Usia lanjut
Gangguan status
mental
Tidak ada atau kadang-
kadang
Biasanya ada
Defisit nervi cranial
atau cerebellum
Tidak ada Kadang disertai ataxia
Pendengaran Seringkali berkurang atau
dengan tinnitus
Biasanya normal
Nistagmus Nistagmus horizontal dan
rotatoar; ada nistagmus
fatique 5-30 detik
Nistagmus horizontal atau
vertical; tidak ada
nistagmus fatique
Penyebab Meniere’s disease
Labyrinthitis
Positional vertigo
Massa Cerebellar / stroke
Encephalitis/ abscess otak
Insufisiensi A. Vertebral
Neuroma Akustik
Sklerosis Multiple
Tabel 2. Perbedaan Vertigo Vestibular Perifer dan Sentral 7
1.4. EPIDEMIOLOGI
Di Amerika Serikat, sekitar 500.000 orang menderita stroke setiap
tahunnya. Dari stroke yang terjadi, 85% merupakan stroke iskemik, dan 1,5%
diantaranya terjadi di serebelum. Rasio stroke iskemik serebelum dibandingkan
dengan stroke perdarahan serebelum adalah 3-5: 1. Sebanyak 10% dari pasien
infark serebelum, hanya memiliki gejala vertigo dan ketidakseimbangan. Insidens
sklerosis multiple berkisar diantara 10-80/ 100.000 per tahun. Sekitar 3000 kasus
neuroma akustik didiagnosis setiap tahun di Amerika Serikat 5
Insidens penyakit cerebrovaskular sedikit lebih tinggi pada pria
dibandingkan wanita. Dalam satu seri pasien dengan infark serebelum, rasio
antara penderita pria dibandingkan wanita adalah 2:1. Sklerosis multiple dua kali
lebih banyak pada wanita dibandingkan pria.
Judul : Vertigo SentralNama: Rico Afriyanto 4
RSU dr. Pirngadi Medan
Vertigo sentral biasanya diderita oleh populasi berusia tua karena adanya
faktor resiko yang berkaitan, diantaranya hipetensi, diabetes melitus,
atherosclerosis, dan stroke. Rata-rata pasien dengan infark serebelum berusia 65
tahun, dengan setengah dari kasus terjadi pada mereka yang berusia 60-80 tahun.
Dalam satu seri, pasien dengan hematoma serebelum rata-rata berusia 70 tahun.
Cedera vaskular dan infark di sirkulasi posterior dapat menyebabkan
kerusakan yang permanen dan kecacatan. Pemulihan seperti yang terjadi pada
vertigo perifer akut tidak dapat diharapkan pada vertigo sentral.
Dalam satu seri, infark serebelum memiliki tingkat kematian sebesar 7%
dan 17% dengan distribusi arteri superior serebelar dan arteri posterior inferior
serebelar. Infark di daerah yang disuplai oleh arteri posterior inferior serebelar
sering terkait dengan efek massa dan penekanan batang otak dan ventrikel ke
empat, oleh karena itu, membutuhkan manajemen medis dan bedah saraf yang
agresif. Dalam satu rangkaian 94 pasien, 20 diantaranya datang dengan Glasgow
Coma Scale (GCS) 8 yang mengindikasikan adanya penurunan kesadaran yang
signifikan. Tingkat kematian pasien lainnya, yaitu yang GCSnya lebih dari 8,
adalah 20%.
Neuroma akustik memiliki tingkat kematian yang rendah jika dapat
didiagnosis dengan cepat. Tumor dapat diangkat tanpa mengganggu N VII, namun
gangguan pendengaran unilateral dapat terjadi.
1.1. ETIOLOGI
Beberapa penyebab vertigo sentral adalah: 2, 5
a. Perdarahan dan infark serebelum
b. Sindrom Wallenberg
c. Insufisiensi vertebrobasilar
d. Diseksi arteri vertebral
e. Sklerosis multiple
f. Neoplasma (termasuk neuroma akustik)
g. Infeksi sistem saraf pusat
h. Trauma
Judul : Vertigo SentralNama: Rico Afriyanto 5
RSU dr. Pirngadi Medan
1.2. PATOGENESIS
Sensasi keseimbangan merupakan hasil dari informasi yang tepat yang
dideteksi atau diterima oleh reseptor sistem visual, sistem vestibular, dan sistem
propioseptif, yang kemudian diintegrasikan di serebelum dan batang otak, lalu
dipersepsikan oleh korteks. Cara berjalan, postur, dan fokus mata selama kepala
bergerak, semua bergantung pada sensasi keseimbangan yang utuh. Gangguan
informasi sensori, pusat integrasi, dan persepsi berakibat pada gangguan
keseimbangan.5
Vertigo sentral merupakan sensasi gangguan keseimbangan akibat
gangguan di pusat integrasi (serebelum dan batang otak) atau persepsi (korteks).
Pathogenesis beberapa penyebab vertigo sentral adalah sebagai berikut.
a. Oklusi arterial dan infark iskemik
Oklusi arteri dan infark iskemik dapat disebabkan oleh cardioemboli, emboli
dari plak arteri vertebralis, thrombosis arteri lokal. Satu atau kedua arteri
vertebral, arteri basilar, dan cabang-cabang arteri kecil dapat tersumbat. Namun,
oklusi total arteri besar tidak akan berakibat pada kematian karena adanya
anastomosis dari sirkulus arteriosus wilisi dan arteri posterior komunikans.
Perdarahan serebelum lebih jarang terjadi dibandingkan dengan infark serebelum.
Namun begitu, perdarahan serebelum spontan merupakan kondisi mengancam
jiwa. Perdarahan serebelum biasanya berkaitan dengan penyakit vaskular
hipertensif dan antikoagulasi. 5
b. Sklerosis Mutiple
Sklerosis Mutiple merupakan penyakit demyelinisasi pada sistem saraf pusat.
Perjalanan penyakitnya fluktuatif dengan berbagai gejala dan tanda. 5
c. Neuroma Akustik
Neuroma Akustik adalah tumor sel Schwann yang berasal dari divisi
vestibular saraf cranial VIII (Vestibulokoklear) di kanal auditori interna
proksimal. Neuroma akustik biasanya berkembang di satu sisi (unilateral).
Neuroma akustik bilateral biasa terjadi pada orang dewasa muda dan berkaitan
dengan neurofibromatosis tipe 2. Jika tidak diberi pengobatan, neuroma akustik
Judul : Vertigo SentralNama: Rico Afriyanto 6
RSU dr. Pirngadi Medan
dapat berkembang ke sudut serebelopontin dan menekan saraf cranial VII
(Fasialis) dan saraf kranial lainnya. 5
d. Penyebab lainnya
Vertigo sentral yang diakibatkan infeksi sistem saraf pusat (mikroabses) dan
kejang lobus temporal sangat jarang terjadi. Vertigo sentral traumatik disebabkan
oleh perdarahan petekie di nukleus vestibular di batang otak.
1.3. MANIFESTASI KLINIS
Beberapa karakteristik vertigo sentral adalah 2:
1. Onset gradual
2. Lebih konstan
3. Durasi lebih panjang (minggu hingga bulan)
4. Intensitas ringan sampai sedang
5. Tidak dipengaruhi posisi kepala
6. Seringkali tidak disertai mual dan muntah
7. Seringkali disertai dengan gangguan status mental
8. Seringkali tidak berkaitan dengan tinnitus dan gangguan pendengaran
9. Nistagmus horizontal atau vertikal; tanpa adanya nistagmus fatigue
10. Disertai dengan tanda gangguan serebelum dan batang otak, seperti:
a. Ataxia
b. Pandangan kabur
c. Diplopia
d. Disfagia
e. Disartria
A. Perdarahan dan infark serebelum
Perdarahan serebelum biasanya menyebabkan gejala vertigo akut dan ataxia.
Nyeri kepala, mual, dan muntah dapat tidak terjadi. Selain vertigo berat, pasien
seringkali mengeluhkan adanya sensasi pergerakan sisi samping atau depan
belakang. Pasien juga dapat mengalami ataxia trunkal dan tidak dapat duduk tanpa
penyangga. Tes Romberg dan Tandem akan memberikan hasil abnormal.
Judul : Vertigo SentralNama: Rico Afriyanto 7
RSU dr. Pirngadi Medan
Biasanya terdapat kelemahan saraf kranial VI (Abdusens) atau deviasi konjugat
mata berlawanan dengan lesi perdarahan. Infark serebelum memberikan gambaran
klinik yang serupa. 2
B. Sindrom Wallenberg
Infark medulla lateral dari batang otak dapat menyebabkan vertigo sebagai
bagian dari presentasi klinisnya. Penemuan ipsilateral klasik meliputi rasa baal
pada wajah, hilangnya refleks kornea, sindron Horner, dan paralisis atau paresis
pada palatum mole, faring, dan laring (mengakibatkan disfagia dan disfonia).
Penemuan kontralateral meliputi hilangnya sensasi nyeri dan suhu pada sumbu
tubuh dan anggota gerak. Biasanya lesi saraf kranial VI (Abdusens), VII
(Fasialis), dan VIII (Vestibulokoklear) dapat muncul menyebabkan vertigo, mual,
muntah, dan nistagmus. 2
C. Insufisiensi Vertebrobasilar
Transient ischemic attack (TIA) dari batang otak dapat memicu vertigo. Tanda
orthostatik harus ditentukan, karena orthostatik akan memperburuk gejala iskemik
vertebrobasilar. Sama seperti TIA secara umum, vertigo mungkin terjadi secara
tiba-tiba dan berlangsung dalam hitungan menit hingga jam. Sesuai dengan
definisi TIA, gangguan harus hilang secara total dalam 24 jam. Vertigo yang
diinduksi iskemik vertebrobasilar dapat terjadi dengan disertai diplopia, disfagia,
disarthria, dan hilangnya fungsi penglihatan bilateral. Tidak seperti penyebab
vertigo sentral lainnya, vertigo yang diinduksi iskemik vertebrobasilar dapat
diprovokasi dengan perubahan posisi. Memutar kepala menyumbat setengah arteri
vertebral ipsilateral sehingga menyebabkan ada gangguan sirkulasi sementara
pada batang otak.2
D. Diseksi Arteri Vertebralis
Diseksi arteri vertebral dapat menyebabkan stroke pada sirkulasi posterior.
Gejala dan tanda dari diseksi arteri vertebral meliputi nyeri kepala, vertigo, dan
sindrom Horner unilateral. 2
E. Sklerosis Multiple
Judul : Vertigo SentralNama: Rico Afriyanto 8
RSU dr. Pirngadi Medan
Penyakit demyelinasi dapat disertai dengan vertigo yang berlangsung
beberapa jam hingga minggu dan biasanya tidak berulang. Intesitas vertigo
ringan-sedang dan terdapat nistagmus. Ataxia atau neuritis optik dapat ditemukan
atau sudah berlangsung sebelumnya. 2
F. Neoplasma
Neoplasma ventrikel keempat dapat menyebabkan vertigo yang disertai gejala
dan tanda gangguan batang otak. Neoplasma yang biasa terjadi adalah
ependimoma pada pasien yang berusia lebih muda, dan metastasis pada pasien
yang berusia lebih tua. 2
Neuroma akustik biasa terjadi di sudut serebelopontin. Neuroma akustik
memiliki gejala awal berupa gangguan pendengaran dan tinnitus. Vertigo dapat
ditemukan sejak presentasi awal (8). Selain itu, neuroma akustik juga memberikan
gejala akibat penekanan saraf VII (Fasialis), jika terus berkembang gejala
gangguan batang otak dan saraf kranial lain dapat muncul karena efek sekunder
dari perkembangannya hingga ke fossa posterior 2
G. Infeksi Sistem Saraf Pusat
Beberapa infeksi sistem saraf pusat yang dapat menyebabkan vertigo adalah
abses pada serebelum, infeksi serebelum, encephalitis, dan sebagainya. Gejala
vertigo biasanya disertai dengan tanda-tanda infeksi seperti demam, malaise,
tanda-tanda serebelar (gangguan keseimbangan, gangguan koordinasi, dan
sebagainya).
H. Trauma
Trauma yang biasanya terjadi adalah trauma leher. Biasanya gejala muncul
dalam 7-10 hari setelah terjadi whiplash injury. Episode vertigo muncul terutama
ketika menggerakkan kepala dapat berlangsung hingga berbulan-bulan. Selain itu
juga terdapat nyeri pada leher dan nistagmus pada pergerakkan kepala.
Judul : Vertigo SentralNama: Rico Afriyanto 9
RSU dr. Pirngadi Medan
1.4. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik terutama pemeriksaan neurologis dan kardiologis penting
dalam mengidentifikasi pasien dengan vertigo sentral.
A. Gangguan kesadaran
Adanya gangguan kesadaran membutuhkan perhatian klinis khusus. Gangguan
kesadaran mungkin diakibatkan oleh infark atau penekanan batang otak. Pada
infark serebelum, penekanan batang otak terutama terjadi jika meliputi pembuluh
darah arteri serebelum posterior inferior. Dalam satu seri, tanda awal penekanan
batang otak adalah lethargi, yang terjadi pada 11% pasien dalam waktu 50 jam
setelah infark serebelum. Pasien dengan perdarahan serebelum, 46% mengalami
perburukan status mental kurang lebih 5,5 jam setelah presentasi.
B. Nistagmus
Pemeriksaan pergerakan ekstraokular adalah kritikal. Nistagmus, jika ada,
merupakan infromasi yang penting. Nistagmus terdiri dari pergerakan lambat
mata dalam satu arah diikuti dengan pergerakan cepat ke arah sebaliknya.
Nistagmus horizontal bukanlah tanda spesifik dari vertigo perifer. Pada infark
serebelum, nistagmus horinzontal paling banyak ditemukan. Nistagmus vertikal
dianggap spesifik untuk vertigo sentral. Karakteristik nistagmus akibat lesi sentral
lainnya adalah memburuk dengan fiksasi pandangan, berbeda dengan nistagmus
pada lesi perifer yang cenderung membaik dengan fiksasi pandangan. Selain itu
nistgamus akibat lesi sentral dapat unidireksi atau multidireksi, sedangkan pada
lesi perifer hanya ditemukan nistagmus unidireksi. (9)
Nistagmus dan Gejala Vertigo yang Diinduksi
A. Dix-Hallpike (Manuver Nylen- Barany)
a. Pertama, perubahan posisi (dari duduk menjadi supine)
dilakukan dengan kepala lurus menghadap ke depan
b. Lalu diulangi dengan kepala 45° ke kanan, lalu ke kiri
c. Leher sedikit lebih diekstensikan ketika pasien dalam posisi
supine
Judul : Vertigo SentralNama: Rico Afriyanto 10
RSU dr. Pirngadi Medan
d. Berbeda dengan vertigo sentral, pada vertigo perifer, nistagmus
tidak terjadi secara tiba-tiba setelah perubahan posisi, dan
setelah nistagmus muncul, dapat hilang dengan cepat, kurang
dari 1 menit (nistagmus fatigue)
Gambar 2. Manuver DixHallpike
B. Drachman Dizziness Stimulation Battery
a. Tanda Vital postural
b. Manuver Valsava
c. Berbelok tiba-tiba ketika berjalan
d. Tiga menit hiperventilasi
e. Hallpike
f. Geleng kepala dengan posisi berdiri dan mata terbuka
g. Stimulasi sinus carotid
C. Opthalmoplegia Intranuklear
Opthalmoplegia intranuklear bermanifestasi sebagai parsial atau tidak adanya
pergerakan adduksi mata dan nistagmus kasar pada abduksi mata dengan arah
pandangan lateral. Hal ini terkait dengan adanya gangguan sepanjang fasikulus
longitudinal medial dan diagnosis sklerosis multiple dan gangguan batang otak
lainnya.
Judul : Vertigo SentralNama: Rico Afriyanto 11
RSU dr. Pirngadi Medan
D. Defisit Saraf Kranial
Selain gangguan pendengaran, defisit neurologis lainnya tidak seharusnya
ditemukan pada pasien vertigo perifer maupun sentral. Adanya defisit saraf
kranial lain seperti kelemahan otot-otot wajah, hilangnya refleks kornea, palsy
pandangan lateral, disarthria, membutuhkan evaluasi lanjutan.
E. Pemeriksaan Neurologis Ekstremitas dan Koordinasi
Kelemahan, hyperesthesia, dan refleks patologis positif membutuhkan evaluasi
lanjutan. Ataxia merupakan indikator penting adanya gangguan serebelar.
Pemeriksaan ataxia meliputi tes jari-hidung, tes tumit-lutut, dan sebagainya.
F. Pemeriksaan Jantung
Pemeriksaan kardivaskular yang teliti dapat mengungkap penyebab asal stroke
emboli. Periksa adanya murmur dan irama irregular yang menunjukkan adanya
fibrilasi atrium.
1.5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah: 5
A. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan
penyakit lainnya seperti anemia, kehamilan, dan kondisi
ketidakseimbangan metabolik (hiperglikemia, hipoglikemia, dll).
B. Pencitraan
Pencitraan fossa posterior penting dilakukan jika terdapat kecurigaan
adanya vertigo sentral.
a. MRI adalah pencitraan terpilih, terutama untuk mendiagnosis
infark, perdarahan, tumor, dan lesi substansi alba seperti sklerosis
mutiple.
b. CT scan dengan potongan hingga ke fossa posterior dapat
digunakan jika tidak tersedia MRI. CT Scan terbatas karena
resolusi yang lebih buruk dan adanya artifak tulang.
Judul : Vertigo SentralNama: Rico Afriyanto 12
RSU dr. Pirngadi Medan
c. Angiografi intraarterial dahulu digunakan untuk mendiagnosis
oklusi di sistem vertebrobasilar. Namun, sekarang telah
berkembang CT angiografi, MRA, dan Doppler USG
menggantikan angiografi intrarterial.
Gambar 3. Perbandingan CT Scan (kanan) dan MRI (kiri) dalam Pencitraan
Perdarahan Serebelar di Fossa Posterior
C. Pemeriksaan penunjang lainnya adalah:
a. Elektrokardiografi (EKG) digunakan untuk melihat adanya fibrilasi
atrium atau disaritmia lainnya dan bukti adanya infark myocardial
akut.
b. Tes kalori dan Elektronystagmografi (ENG) digunakan untuk
melokalisasi lesi di apparatus vestibukar atau di nukleus saraf
vestibular.
c. Audiometri dan Brain Auditory Evoked Response (BAER)
1.6. DIAGNOSIS
Diagnosis vertigo sentral ditegakkan dengan:
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
Judul : Vertigo SentralNama: Rico Afriyanto 13
RSU dr. Pirngadi Medan
3. Pemeriksaan Neurologis
4. MRI
Skema 2. Alur diagnosis Vertigo 10
1.7. PENATALAKSANAAN
Penatalaksaan vertigo sentral ditujukan kepada penyakit penyebab. 5
1. Penatalaksanaan awal:
a. Penatalaksanaan tanda-tanda vital
b. Keseimbangan cairan, elektrolit, dan gizi
a) Pemasangan infus untuk merehidrasi pasien
b) Kalori 25 kkal/kgBB/hari
Judul : Vertigo SentralNama: Rico Afriyanto 14
vertigo
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Neurologis
Penemuan sistem saraf pusat abnormal
MRI
abnormal
StrokeMassa
Neuroma akustik
Demyelinisasi
Trauma
normal
EEG
abnormalKejang dengan aura
vestibular
normalpe
meriksaan vestibular
Penemuan sistem saraf pusat normal
Audiogram
pendengaran simetris
Manuver DixHallpi
ke
positif
BPPV
negatifpe
meriksaan vestibular
mungkin gangguan sistem saraf pusat awal psikogenik
pendengaran asimetris
MRI telinga dalam
abnormalAkusti
k neuromaCholesteatom
a
normalpe
meriksaan vestibular
RSU dr. Pirngadi Medan
c. Pemberian obat-obat simptomatik
d. Tirah baring
2. Penatalaksanaan stroke iskemik:
a. Terapi thrombolisis diberikan melalui kateter intrarterial ke dekat
sumbatan, atau secara intravena dalam tiga jam setelah onset gejala dan
tidak ada kontraindikasi.
b. Sebelum memberikan terapi thrombolitik, perhatikan beberapa hal
terutama resiko terjadinya perdarahan intraserebral, seperti:
a) Operasi mayor dalam 10 hari terakhir
b) Hipertensi berat
c) Adanya perdarahan akut atau edema pada CT Scan
d) Perbaikan gejala yang cepat
c. Keputusan untuk memberikan terapi thrombolitik dibuat setelah konsultasi
neurologis langsung dan dengan persetujuan pasien, setelah pasien diberi
penjelasan lengkap dan jelas.
3. Penatalaksanaan stroke perdarahan:
Penelitian menyatakan bahwa pemberian recombinant activated factor VII
jika diberikan dalam 4 jam setelah onset gejala, mungkin berguna. Namun
penelitian selanjutnya, khususnya untuk perdarahan serebelum,
diperlukan.
4. Penatalaksanaan pasien dengan gangguan kesadaran dan perburukan gejala:
a. Pasien yang lethargi dan dengan gangguan kesadaran membutuhkan
pengawasan ketat, mencakup observasi secara langsung,
elektrokardiogram, dan monitor pulse oxymetry.
b. Pasien dengan gangguan kesadaran dan perburukan gejala membutuhkan
intervensi yang cepat untuk meminimalisasi edema dan kompresi batang
otak
c. Hal yang dapat dilakukan diantaranya:
a) Intubasi endotrakeal untuk menjaga jalan nafas, mengontrol
pernafasan, dan untuk terapi hiperventilasi
b) Memberikan obat-obat dieresis seperti manitol dan furosemide
Judul : Vertigo SentralNama: Rico Afriyanto 15
RSU dr. Pirngadi Medan
c) Memberikan kortikosterois seperti dexamethason
1.8. PROGNOSIS
Prognosis pasien dengan vertigo sentral sangat bervariasi, bergantung dari
penyakit yang mendasari. Namun, kemajuan bedah saraf memperbaiki prognosis
beberapa kondisi serius Prognosis pasien dengan infark arteri vertebral atau
basilar adalah buruk. Prognosis pasien dengan perdarahan serebelum spontan
adalah buruk. 5
Judul : Vertigo SentralNama: Rico Afriyanto 16
RSU dr. Pirngadi Medan
DAFTAR PUSTAKA
1. Waxman SG. Clinical Neuroanatomy. 26th ed. Amerika Serikat: The McGraw-
Hill Companies, Inc; 2010
2. Tintinalli JE, Stapczynski S, Cline DM, Ma OJ, Cydulka RK, Meckler GD.
Tintinalli’s Emergency Medicine: A Comprehensive Study Guide. 7th ed.
Amerika serikat: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2011
3. Mardjono M, Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat; 2008
4. Simon RP, Greenberg DA, Aminoff MJ. Clinical Neurology.7th ed. Amerika
serikat: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2009
5. Marril KA. Central Vertigo [Internet]. WebMD LLC. 21 Januari 2011.
Diunduh tanggal 8 April 2011. Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/794789-clinical#a0217
6. Antunes MB. CNS Causes of Vertigo [Internet]. WebMD LLC. 10 September
2009. Diunduh tanggal 8 April 2011. Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/884048-overview#a0104
7. Mcphee SJ, Papadakis MA. Current Medical Diagnosis and Treatment 2011.
50th ed. Amerika Serikat: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2011
8. Rowland L, editor. Merritt’s Neurology. 11th ed. Amerika Serikat: Lippincott
Williams and wilkins; 2005
9. Ropper HA, Samuels MA. Adams and Victor’s Principles of Neurology. 9 th
ed. Amerika Serikat: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2009
10. Delisa AJ. Physical Medicine and Rehabilitation. 4th ed. Amerika Serikat:
Lippincott Williams and Wilkins; 2005
Judul : Vertigo SentralNama: Rico Afriyanto 17
top related