oxidation ditch
Post on 18-Jan-2016
551 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Oxidation Ditch (Parit Oksidasi)
Oxidation ditch adalah bak berbentuk parit yang digunakan untuk mengolah air limbah
dengan memanfaatkan oksigen (kondisi aerob). Kolam oksidasi ini biasanya digunakan untuk
proses pemurnian air limbah setelah mengalami proses pendahuluan. Fungsi utamanya
adalah untuk penurunan kandungan bakteri yang ada dalam air limbah setelah pengolahan.
Cara Kerja
1. Air limbah diskrin dulu dengan coarse screen dan dikominusi dengan comminutor
agar ranting dan sampah menjadi berukuran kecil dan dapat disisihkan.
2. Setelah itu air limbah dialirkan ke dalam grit chamber untuk menyisihkan pasirnya.
3. Tahap selanjutnya adalah primary settling tank yang berfungsi mengendapkan partikel
yang lolos dari grit chamber. Efluen settling tank ini selanjutnya masuk ke parit
oksidasi. Pada setiap unitnya, air limbah selalu mengalami pengenceran (dilusi)
otomatis ketika kembali mengalir melewati bagian inlet. Faktor dilusi ini bisa
mencapai nilai 20 s.d 30 sehingga nyaris teraduk sempurna meskipun bentuk baknya
mendukung aliran plug flow, yakni hanya teraduk pada arah radial saja dengan aliran
yang searah (unidirectional). Influennya serta merta bercampur dengan air limbah
yang sudah dioksigenasi dan mengalami fase kekurangan oksigen. Pengulangan ini
berlangsung terus-menerus selama pengoperasian parit oksidasi.
Removal Ability Oxidation :
1.Rasio BOD dan BOD removal = 85 % -90%
2. Rasio removal SS = 80% -90%
3.Rasio removal Nitrogen = 70%
4.Rasio sludge generated sekitar 75 % dari BOD atau SS removal
Pertimbangan Desain Oxidation Ditch
1.Letak aerator = pada kedalaman 1,0– 1,3 m
2.Udara dari atmosfer menggunakan tekanan negatif dalam air untuk memutar screw
3.Kecepatan rata-rata dalam saluran minimum = 0,3 m/detik untuk menjaga terjadinya
pengebndapan dalam aerasi
4.Dilakukan resirkulasi u/ menjaga kons.MLSS dalam bak aerasi
5.Konsentrasi lumpur dalam bak aerasi = 3000– 6000 mg/L
6. Rasio F/M = 0,03– 0,15 kg BOD / hr / Kg VSS
Kelebihan :
Biaya rendah karena maintenance sederhana
Effluent stabil
Efisiensi removal BOD/COD tinggi ( 9-95%)
Efisiensi removal BOD / COD tinggi (90 –95%)
Operasional sederhana
Pengolahan sludge lebih sederhana karena sludge yangdihasilkan relatif sedikit &
stabil
Maintenance sederhana
Memungkinkan terjadinya proses Nitrifikasi & denitrifikasi
Kekurangan :
Umumnya digunakan untuk pengolahan limbah skala kecil
Memerlukan area luas ( dimensi saluran besar, kedalaman kecil )
Rotor sebagai penyuplai Oksigen harus dibersihkan secara periodik
Masih mengandung zat padat tersuspensi yang tinggi dari adanya algae
(100 – 200mg/l).
Efisiensi tidak stabil (menurun pada malam hari) karena proses photosyntesa terhenti.
Kriteria Desain Oxidation Ditch :
Letak aerator = pada kedalaman 1,0 –1,3 m
Udara dari atmosfer menggunakan tekanan negatif dalam air untuk memutar screw
Kecepatan rata-rata dalam saluran minimum = 0,3 m / detik untuk menjaga terjadinya
pengebndapan dalam aerasi
Dilakukan resirkulasi untuk menjaga kons.MLSS dalam bak aerasi
Konsentrasi lumpur dalam bak aerasi = 3000 –6000 mg/L
Rasio F/M = 0,03 –0,15 kg BOD / hr / Kg VSS
Perencanaan rotor meliputi ; diameter rotor, panjang rotor, jumlah & tenaga
penggerak / motor
Kebutuhan Oksigen = Kapasitas Oksigen X beban BOD
Panjang rotor yang diperlukan = Kebutuhan O2 dalam bak dibagi dengan kapasitas
oksigenasi rotor
Figure 1 http://www.staffs.ac.uk/schools/sciences/consultancy/dladmin/zCIWEMWWT/Activity5/Docs/Design_guide_ox_ditch_ex_aeration.jpg
top related