nusron nim. 89751 program studi ilmu ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_skripsi/02...bisa...
Post on 13-Nov-2020
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PERBANDINGAN MOTORIK KASAR ANTARA TAMAN KANAK-
KANAK MASYITAH SIMPANG EMPAT DENGAN TAMAN
KANAK-KANAK ABA SIMPANG EMPAT SELATAN
KABUPATEN PASAMAN BARAT
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana
di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang
Oleh :
NUSRON
NIM. 89751
PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
2
3
4
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, maka apabila engkau telah sellesai (dari suatu
urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya Kepada Tuhan-Mu lah
engkau berharap”.(Q.S. AL-Insyirah: 6-8).
“Niscaya Allah akan meninggalkan orang-orang beriman diantara kamu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah Maha
Mengetahui apa saja yang kamu lakukan”. (Q.S. AL-Mujadallah).
“Pelajari olehmu akan ilmu, sebab mempelajari ilmu itu member rasa takut Kepada Allah,
menuntutnya merupakan ibadah, mengulanginya merupakan tasbih, pembahasannya merupakan
jihad, mengajarkan kepada orang-orang yang belum mengetahuinya merupakan sedekah, dan
menyerahkan kepada Allah merupakan pendekatan diri kepada Allah”. (HR. Ibnu Abdil Barr).
Alhamdulillah saya yang sebagai aktor InsyaAllah hari ini secerah keinginan,
telah kugenggam, sepenggal asa telah dapat kuraih, sebuah hasil yang berharga
untukku, walau mesti perjalanan kehidupanku masih panjang membentang yang
akan harus kulalui dan kuselesaikan, mudah-mudahan akan itu tidak lepas dari
Ridho-Nya Allah.........................
“Ya Allah....... ridhoilah setetes ilmu yang telah kuperoleh, bantulah hamba tuk selalu bersyukur
kepadaMu, dengan bakti ilmuku hingga kuraih tujuan yang hakiki”.
Ya....... Allah, hamba menyadari sepenuhnya belum mampu diri ini membalas
setetes keringat orang tua hamba, belum mampu diri ini menhapus tetesan air
mata orang tua hamba selama ini.
Kupersembahkan karyaku ini sebagai wujud rasa sayang dan baktiku kepada orang tuaku tercinta.
mak, yaah........ terimalah karya anakmu ini sebagai tanda usaha yang telah mengikuti dan
melaksanakan tugas akhir ini serta sewaktu menjalankan semasa kuliah. Atas segala cinta dan
semua pengorbanan yang tak tergantikan olehku demi mencapai impian ananda untuk
5
kebahagiaanmu dimasa depan, saya ucapkan terima kasih atas semua dukungan, semangatnya
dan semuanya. Buat ayahanda YULISWAN dan ibunda ALISMAR.
Tiada kasih seindah kasih seidah kasih sayangnya, semoga karyaku ini dapat
menghapus setiap tetesan keringat, mengobati setiap luka yang tergoreskan,
menjawab setiap do’a dan harapan yang terberikan. Kemudian tidak lupa juga
buat kakak-kakakku, dan tidak lupa jua buat papa, mama dari yayangku yang
telah membriku semangat yang tiada habis.
Terima kasihku:
Buat Bapak Prof. Dr. Gusril, M.Pd, Bapak Drs. Abu Bakar, karena telah bersedia untuk
meluangkan waktunya untuk memberiku bimbingan, saran, motivasi yang sifatnya membangun
dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasihku juga untuk (semua dosen dan staf yang berada
dijurusan FIK-UNP).
“Berterima kasihlah kepada orang yang telah membuat pedih di hatimu, karena
dia telah “melatih” hatimu untuk menghadapi kepedihan dilain waktu”.seseorang
bisa menjadi sosok yang terhebat dalam suatu hal, tapi seseorang itu juga hanya
manusia biasa. Dalam pentas kehidupan, kesuksesan dan kegagalan merupakan
realitas yang tidak terbantahkan, keduanya datang silih berganti, tidak jemu-
jemu dan tidak jarang menjadi misteri. Hidup dan nasib bisa tampak berantakan,
misterius, fantastis, dan sporadis, namun setiap elemennya subsistem keteraturan
dari sebuah desains holistik yang sempurna. Menerima kehidupan berarti
menerima kenyataan, bahwa tidak ada hal sekecil apapun terjadi karena
kebetulan.
Teruntuk yayankQu, “kehadiranmu yang mengabariQu akan arti dan makna kehidupan, kamu
datang tanpa kata manis, bujuk rayuan gombal dariperangkap cintaQu, tetapi kamu hadir dengan
perasaan tulus tanpa menilai sedikitpun atas kelebihan dan kekuranganQu. AQu memang tidak
bisa memastikan atas pejalanan Qita ini untuk selamanya, dan aQu tidak akan pernah
6
menginginkan ada persimpangan atas tujuan Qita, tapi aQu akan membuktikan perasaan tulusQu
dan jujur ada rasa niat untuk memiliki, karena “kamu yang terindah”.
Buat sahabatku yang tidak akan pernah terlupakan olehku:
Sob; Irwan Syamsani S.Si, M. Jais S. Si, Rama Danni, Rika Fitri, Serli Abradila
S., Ida, Fadril,mudah-mudahan persahabatan awak ko akan taruih tetap wak
jago sampai akhit hayat,dan setelah kematian hingga tangan Tuhan akan
menyatukan awak balik yo........ dan semua donganku nasahuta, kemudian ndak
lupo untuak kawan-kawan sadonyo angkatan 07, khususnyo untuk mahasiswa
IKOR, dan umumnyo ntuak mahasiswa FIK-UNP kasadoalahannyo.
Untaian kata terakhir untuk semua teman, sahabat dan yang merasa kenal dengan Nusron:
Aku gak terlalu berharap menjadi orang yang terpenting dalam kehidupanmu, aku juga tau dimana
ada waktu, dimana kamu ngelupain aku dan aku harus bisa mengerti itu, dan aku juga gak
mungkin meminta kamu untuk selalu ingat, bersama dengan aku. Ini permintaanku yang terlalu
besar, aku Cuma berharap jika kelak aku menghilang, dan kamu dengar namaku disebut, mudah-
mudahan kamu bisa trsenyum dan berkata “dia adalah sahabatku, temanku, atau orang yang
pernah kutemui”.
NUSRON
7
8
ABSTRAK
Nusron 2011. Perbandingan Motorik Kasar Antara Taman Kanak-Kanak
Masyitah Simpang Empat Dengan Taman Kanak-Kanak ABA
Simpang Empat Selatan Kabupaten Pasaman Barat.
Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan menunjukkan bahwa masih
banyak Murid Taman Kanak-kanak yang keterampilan motorik kasarnya masih
rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perbandingan Motorik Kasar
Antara Taman Kanak-Kanak Masyitah Simpang Empat Dengan Taman Kanak-
Kanak Aba Simpang Empat Selatan Kabupaten Pasaman Barat.
Metode penelitian ini adalah metode Penelitian expost facto. Populasi
penelitian ini Populasi dalam penelitian ini adalah dari keseluruhan murid Taman
kanak-kanak Masyitah Simpang Empat dengan murid Taman kanak-kanak ABA
Simpang Empat Selatan. Murid Taman kanak-kanak Masyitah Simpang Empat
berjumlah 90 dan murid Taman kanak-kanak ABA Simpang Empat Selatan
berjumlah 36, sedangkan sampel diambil secara dengan cara porposive random
sampling sehingga diperoleh sampel Taman kanak-kanak Masyitah Simpang
Empat 17 murid, dan Taman kanak-kanak ABA Simpang Empat Selatan 17
murid. Tempat pelaksanaan penelitian adalah Taman kanak-kanak Masyitah
Simpang Empat dan Taman kanak-kanak ABA Simpang Empat Selatan, waktu
penelitian dilaksanakan bulan Oktober 2011. Data keterampilan motorik kasar
diambil dengan tes motorik kasar. Teknik analisis data penelitian ini
menggunakan Data diolah dengan teknik analisis uji t.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa: (1). Tingkat keterampilan
Motorik Kasar Murid TK Masyitah Simpang Empat termasuk dalam kategori
sangat baik, (2). Tingkat keterampilan Motorik Kasar Murid TK ABA Simpang
Empat Selatan termasuk dalam kategori baik, (3). Tingkat keterampilan Motorik
Kasar Murid TK Masyitah Lebih Baik Dari Pada Murid TK ABA Simpang Empat
Selatan Kabupaten Pasaman Barat. Ini terlihat dari rata-rata Keterampilan Motorik
Kasar Murid TK Masyitah Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat sebesar
16,24, sedangkan rata-rata (mean) Keterampilan Motorik Kasar Murid TK ABA
Simpang Empat Selatan Kabupaten Pasaman Barat sebesar 13,71.
.
i
9
KATA PENGANTAR
Berkat rahmat Allah SWT, akhirnya penyusunan skripsi ini yang diberi
judul “Perbandingan Motorik Kasar Antara Taman Kanak-Kanak Masyitah
Simpang Empat Dengan Taman Kanak-Kanak Aba Simpang Empat Selatan
Kabupaten Pasaman Barat” dapat diselesaikan dengan baik. Kegunaan skripsi
ini adalah sebagai salah satu persyaratan bagi penulis untuk menamatkan
perkuliahan dengan mendapatkan gelar Sarjana Sains (S.Si) pada Program Studi
Ilmu Keolahragaan Jurusan Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Padang.
Keberhasilan penyusunan skripsi ini juga melibatkan berbagai pihak yang
telah memberikan bantuan, bimbingan, motivasi dan waktu bagi penulis. Oleh
karenanya, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Z. Mawardi, M.Pd, selaku Rektor UNP.
2. Drs. H. Arsil, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan.
3. Drs. Didin Tohidin, M.Kes AIFO, selaku Ketua Jurusan Kesehatan dan
Rekreasi.
4. Bapak Prof. Dr. Gusril, M.Pd selaku pembimbing I dan, Bapak Drs. Abu
Bakar, selaku Pembimbing II.
5. Bapak Drs. Didin Tohidin, M.Kes. AIFO, dr. Arif Fadli Muchlis, dan Anton,
S.Si,M.Pd selaku tim penguji
6. Bapak/Ibu Staf Pengajar Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Padang.
ii
10
7. Kepala Dinas Kabupaten Pasaman Barat, yang telah memberi izin penelitian
di sekolah tersebut.
8. Murid dan Guru TK Masyitah, dan TK ABA yang terpilih menjadi sampel dan
ikut memperlancar serta membantu pelaksanaan pengambilan data penelitian.
9. Kedua orangtua tercinta yang telah memberikan banyak dukungan moral dan
materil serta do’a yang tulus dan ikhlas sehingga anaknya berhasil mencapai
sukses dan menggapai cita-cita.
10. Teman-teman dekat dan teman-teman sejawat sesama mahasiswa FIK UNP.
11. Keluarga, kerabat dekat yang telah banyak membantu dengan tulus hati untuk
keberhasilanku.
Semoga Allah SWT membalas bantuan, bimbingan, motivasi, dan waktu
yang telah Bapak/Ibu/Sdr/anak-anak sekalian dengan limpahan pahala yang
berlipat ganda. Amin.
Padang, November 2011
Penulis
iii
11
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vii
DAFTAR GRAFIK ..................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah.................................................................... 6
D. Perumusan Masalah ..................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 8
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Kajian Teori ................................................................................ 9
1. Hakikat Motorik Kasar Murid TK ............................................ 9
2. Unsur-unsur Motorik ............................................................... 12
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motorik Kasar ................... 13
4. Fungsi Motorik ....................................................................... 17
B. Kerangka Konseptual .................................................................. 17
C. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 18
iv
12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Waktu dan Tempat Penelitian ............................................. 19
B. Populasi dan Sampel .................................................................... 19
C. Defenisi Operasional .................................................................. 21
D. Jenis dan Sumber Data................................................................. 21
E. Instrumen Penelitian .................................................................... 22
F. Teknik Analisis Data ................................................................... 23
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ....................................................................... 25
B. Pengujian Hipotesis................................................................ 28
C. Pembahasan ........................................................................... 30
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................... 36
B. Saran ..................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 38
LAMPIRAN ............................................................................................... 39
v
13
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Distribusi Populasi Penelitian ............................................................... 20
2. Distribusi Sampel Penelitian................................................................. 21
3. Tabel Pengamatan ................................................................................ 23
4. Distribusi Frekuensi Keterampilan Motorik Kasar TK Masyitah........... 25
5. Distribusi Frekuensi Keterampilan Motorik Kasar TK ABA ................. 27
6. Distribusi Rata-Rata Keterampilan Motorik Kasar Kedua TK............... 29
7. Uji t perbedaan Tingkat Keterampilan Motorik Kasar........................... 30
vi
14
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Konseptual ........................................................................... 18
vii
15
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
1. Distribusi Hasil Keterampilan Motorik Kasar TK Masyitah ............... 26
2. Distribusi Hasil Keterampilan Motorik Kasar TK ABA ..................... 28
viii
16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Data Hasil Keterampilan Motorik Kasar TK Masyitah ......................... 39
2. Data Hasil Keterampilan Motorik Kasar TK ABA ................................ 40
3. Distribusi Frekunsi ............................................................................... 41
4. Deskripsi Dan Frekuensi Data .............................................................. 42
5. Pengujian Hipotesis (Uji t) ................................................................... 44
6. Foto Dokumentasi Penelitian ................................................................ 45
7. Surat-Surat Izin Penelitian .................................................................... 52
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan pembangunan nasional bangsa Indonesia adalah membangun
manusia Indonesia seutuhnya, sehat jasmani dan rohani. Pembangunan itu
merupakan rangkaian kegiatan membangun setiap aspek kehidupan manusia
untuk menciptakan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Untuk mewujudkan warga yang berkualitas berdasarkan visi dan misi
pendidikan nasional, pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang No. 20
tahun 2003:5 yaitu:
“Sistem pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
yang demokratis, serta bertanggung jawab”.
Secara tegas dalam Undang-Undang Pasal 1 butir 14 menyatakan
bahwa: “pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan
yang ditujukan pada anak sejak lahir sampai usia 6 tahunyang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
pengembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut”.
1
2
Oleh sebab itu pendidikan jasmani perlu dilaksanakan secara baik dan
konsisten mulai dari taman kanak-kanak (TK) hingga perguruan tinggi. Pada
taman kanak-kanak (TK) murid melakukan berbagai macam gerakan-gerakan
sebagai aktivitas bermain dan merupakan penampilan gerakan motorik kasar.
Seiring dengan ini pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai
usaha untuk meningkatkan kesegaran jasmani, yaitu menjadikan pendidikan
jasmani sebagai suatu mata pelajaran yang diberikan di lembaga pendidikan
yang dimulai dari TK sampai ke perguruan tinggi. Pendidikan jasmani
merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani.
Penjaskesrek merupakan bagian pendidikan keseluruhan yang
memprioritaskan aktivitas jasmani dan pembinaan pola hidup sehat,
pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang
serasi, selaras dan seimbang (Depdikbud, 1993:1). Pendidikan jasmani juga
merupakan bagian integral dari sistem pendidikan, dengan aktivitas jasmani
sebagai media pendidikan. Namun pendidikan, bukan berarti bahwa
pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang hanya bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan jasmani anak, melainkan melalui aktivitas
jasmani secara multikultural dikembangkan pula potensi kognitif dan afektif
murid. Dalam pelaksanaannya menggunakan aktifitas gerak sebagai sarana
untuk mencapainya.
Adapun tujuan penjasorkes adalah untuk membantu mengembangkan
dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan kesegaran jasmani
3
yang dalam proses pembelajarannya mengutamakan aktivitas jasmani dan
pembinaan pola hidup sehat (Depdikbud, 1993:1).
Bila tujuan dan fungsi penjasorkes sudah tercapai tentu pengetahuan,
keterampilan, sikap dan kesegaran jasmani serta kemampuan motorik (motor
ability) menjadi lebih baik karena pengalaman gerak yang banyak.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh para pakar dalam Gusril
(2004:17) mengungkapkan bahwa “motorik adalah kapasitas seseorang dalam
bergerak dilihat dari fisik dan daya fisik yang mengacu pada otot”. Gerakan
motorik dikatakan kualitas kemampuan untuk menguasai gerakan seseorang
yang dapat mempermudah dalam melakukan keterampilan gerak. Motorik juga
merupakan kualitas umum yang dapat ditingkatkan melalui latihan. Disisi lain,
motorik adalah kemampuan individual yang mendasari penampilan dalam
berbagai keterampilan gerak.
Belajar motorik dapat diartikan suatu rangkaian proses pembelajaran
gerak yang dilakukan secara terencana, sistematis dan sistemik untuk
mencapai tujuan yang direncanakan. Pengulangan gerakan dan akan menjadi
dasar dari terciptanya otomatisasi gerak. Otomatisasi gerak dicirikan dengan
semakin sempurnanya koordinasi gerak yang dapat dilakukan oleh seseorang
penggunaan energi makin efisien dan efektif.
Pemberian berbagai bentuk permainan pada taman kanak-kanak
adalah salah satu usaha memperkaya anak dengan gerakan motorik sehingga
siswa memiliki penekanan dan pengenalan serta penguasaan keterampilan
motorik cabang olahraga yang banyak untuk tahap yang akan datang.
4
Tujuannya masih tetap pada pengembangan motorik secara multilateral. Hal
tersebut dimaksudkan agar kelak siswa memiliki kemungkinan dan peluang
untuk mengembangkan minat dan bakat pada cabang olahraga tertentu. Pada
masa anak-anak hendaknya pola keterampilan motorik sudah dapat dikuasai,
dengan demikian belajar keterampilan pola gerak dasar pada masa ini perlu
diperhatikan.
Berdasarkan pengamatan penulis pada senin, tanggal 21 juni 2011,
murid pada taman kanak-kanak Masyitah Simpang Empat dan taman kanak-
kanak ABA Simpang Empat Selatan masih banyak terlihat anak-anak yang
memiliki pengalaman gerak atau motoriknya rendah atau sedikit yang
seharusnya telah mereka kuasai di usianya sehingga menghambat dalam proses
penguasaan gerak untuk masa yang akan datangnya. Kemudian dalam proses
berlatih untuk menguasai keterampilan permainan sering mendapatkan
kendala.
Terdapatnya perbedaan kemampuan motorik kasar murid Taman
kanak-kanak Masyitah Simpang Empat dan taman kanak-kanak ABA Simpang
Empat Selatan karena kondisi sekolah dan latar belakang keluarga yang
berbeda. Setelah berdiskusi dengan beberapa wali murid dari masing-masing
TK mereka menyatakan bahwa: pada Taman Kanak-kanak Masyitah Simpang
Empat kondisi muridnya dan sekolah diantaranya: 1) status ekonomi keluaga
menengah ke atas, dan pekerjaan orang tua rata-rata pegawai, maka akan
sangat berpengaruh dalam memenuhi semua kebutuhan anaknya terutama
dalam pemenuhan asupan gizi anaknya, 2) aktifitas anak diluar sekolah sangat
5
teratur, disebabkan karena pengawasan orang tuanya, para orang tua terus
mengontrol serta orang tua memberikan pengulangan atas apa yang telah
dipelajari anaknya disekolah, dan memperhatikan aktifitas anaknya diluar
sekolah, 3) fasilitas olahraga yang ada di taman kanak-kanak Masyitah
Simpang Empat lengkap, sehingga murid akan sangat mudah untuk bermain
sekaligus mengetahui dan mampu bagaimana cara memainkannya, 4)
kemampuan guru dalam mengajarkan keterampilan motorik kasar sudah baik.
Sedangkan pada Taman kanak-kanak ABA Simpang Empat Selatan:
1) status ekonomi keluarga menengah ke bawah, dan pekerjaan orang tua rata-
rata buruh dan petani, 2) aktifitas anak diluar sekolah tidak menentu, karena
orang tuanya tidak terlalu memberikan pengawasan yang cukup terhadap
anaknya, disebabkan para orang tuanya sibuk untuk mengurus sawah
ladangnya dan bekerja sama orang lain demi untuk memenuhi kebutuhan anak
dan rumah tangganya, maka dalam faktor itu anak akan sangat bebas untuk
bermain, dan ada juga sebagian orang tuayang membawa anaknya kelokasi
orang tua bekerja, sehingga orang tua tidak sempat memberikan pengulangan
atas apa yang telah dipelajari anaknya disekolah, 3) fasilitas olahraga yang ada
di Taman kanak-kanak ABA Simpang Empat Selatan kurang lengkap,
sehingga murid tidak bisa bermain, 4) kemampuan guru dalam mengajarkan
keterampilan motorik kasar masih kurang maksimal, sehingga murid kurang
memiliki keterampilan motorik yang bayak.
Berdasarkan masalah tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Perbandingan Motorik Kasar antara Taman Kanak-
6
kanak Masyitah Simpang Empat dengan Taman Kanak-kanak ABA Simpang
Empat Selatan Kabupaten Pasaman Barat.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, banyak faktor yang
mempengaruhi kemampuan motorik siswa. Maka masalah di atas dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Apakah status ekonomi keluarga dan pekerjaan orang tua berkontribusi terhadap
kemampuan motorik kasar murid TK?
2. Apakah aktifitas anak diluar sekolah berkontribusi terhadap kemampuan motorik
kasar murid TK?
3. Apakah pasilitas permainan di sekolah berkontribusi terhadap kemampuan
motorik kasar murid TK?
4. Seberapa besar kontribusi pola asuh terhadap kemampuan motorik kasar
muridTK?
5. Apakah asupan gizi akan berkontribusi terhadap kemampuan motorik kasar
murid TK?
6. Seberapa besar kontribusi kemampuan guru dalam memberikan keterampilan
motorik kasar terhadap murid TK?
C. Pembatasan Masalah
Dari latar belakang dan identifikasi masalah yang dikemukakan,
maka peneliti membatasi permasalahan hanya pada “Perbandingan Motorik
7
Kasar antara murid Taman Kanak-kanak Masyitah Simpang Empat dengan
murid Taman Kanak-kanak ABA Simpang Empat Selatan Kabupaten Pasaman
Barat”.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan, dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat motorik kasar murid Taman Kanak-kanak Masyitah
Simpang Empat ?
2. Bagaimana tingkat motorik kasar murid Taman Kanak-kanak ABA
Simpang Empat Selatan ?
3. Bagaimana perbandingan motorik kasar murid Taman Kanak-kanak
Masyitah Simpang Empat dan murid Taman Kanak-kanak ABA Simpang
Empat Selatan ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk :
1. Untuk mengetahui tingkat motorik kasar murid Taman Kanak-kanak
Masyitah Simpang Empat
2. Untuk mengetahui tingkat motorik kasar murid Taman Kanak-kanak ABA
Simpang Empat Selatan
8
3. Untuk mengetahui perbedaan motorik kasar murid Taman Kanak-kanak
Masyitah Simpang Empat dan murid Taman Kanak-kanak ABA Simpang
Empat Selatan.
F. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan dan
pertimbangan bagi:
1. Peneliti sendiri sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Sains di
Fakultas Ilmu Keolahragaan.
2. Guru Taman Kanak-Kanak sebagai bahan informasi dan upaya
meningkatkan penguasaan motorik kasar murid pada umumnya, Taman
Kanak-kanak Masyitah Simpang Empat dengan Taman Kanak-kanak ABA
Simpang Empat Selatan Kabupaten Pasaman Barat pada khususnya.
3. Sebagai masukan kepada sekolah untuk memberikan pembinaan kepada
guru agar dapat melaksanakan proses belajar mengajar lebih baik lagi dan
sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan pembelajaran sekolah,
khususnya di Taman Kanak-Kanak.
4. Peneliti yang akan datang, sebagai referensi penelitian lanjutan.
5. Semoga dapat dipergunakan sebagai bahan bacaan di perpustakaan.
9
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Kajian Teori
1. Hakikat Motorik Kasar Murid TK
Menurut Kiram (2009:12) mengemukakan bahwa motorik adalah
“peristiwa-peristiwa laten (tidak dapat diamati dengan mata) yang meliputi
seluruh proses-proses pengendalian dan pengaturan fungsi-fungsi organ
tubuh baik secara dinamis, fisiologis maupun psikis yang menyebabkan
terjadinya gerak”.
Peristiwa-peristiwa laten meliputi: 1) penerimaan informasi oleh alat
indra, 2) proses berpikir, misalnya pengolahan data dan fakta menjadi
seperangkat informasi, pilihan alternatif respon dan pengambilan
keputusan, 3) peristiwa emosional yang berkaitan dengan dorongan dan
keinginan untuk berbuat, dan 4) peristiwa anatomis dan pengendalian
imfuls tenaga ke alat gerak. Jadi dari pendapat di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa motorik adalah peristiwa yang tidak bisa diamati secara
langsung dengan panca indra yang meliputi seluruh proses pengendalian
dan pengaturan fungsi-fungsi organ tubuh baik secara anatomis, fisiologis,
maupun psikis yang menyebabkan terjadinya gerak.
Menurut Petterson dalam Putra (2009:8) motorik kasar adalah
“gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar yang melibatkan otot-
otot leher, kaki dan lengan, sebagian atau seluruh tubuh yang
mempengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri”. Perkembangan gerakan
9
10
motorik kasar juga memerlukan koordinasi kelompok otot-otot anak yang
tertentu yang dapat membuat mereka dapat meloncat, memanjat, berlari,
menaik sepeda roda tiga, serta melakukan lari dengan menggunakan satu
kaki, bahkan ada juga dari sebagian anak yang dapat melakukan hal-hal
yang lebih sulit.
Gusril (2004:19) menyatakan motorik dapat ditinjau dari dua aspek
yaitu: kemampuan persepsi motorik (perceptual motor ability) dan umpan
balik. Misalnya murid dalam melakukan berlari atau melompat dalam
permainan di sekolah. Perhatian utma yang dilakukan oleh murid antara
lain: (a) posisi berdiri, (b) cara melompat, (c) ayunan, (d) arah lompatan,
(e) seberapa cepat berlari untuk menuju bak lompatan, (f) gerakan
lanjutan.
Dari kesemuanya merupakan suatu stimulus lingkungan yang harus
diperhatikan oleh murid dalam melakukan pukulan dalam permainan kasti
seperti: apa yang dilihat, diperhatikan, didengarkan dan dirasakan. Untuk
itu, dalam mekanisme persepsi dilakukan indra perasaan dan penalaran. Di
samping itu, juga diperlukan kontraksi selektif terhadap stimuli yang
datang dengan tepat misalnya: satu atau beberapa stimuli untuk
mendukung pukulan yang baik. Melalui latihan yang berulang-ulang tentu
pemukul akan lebih mengenal tentang kebiasaan-kebiasaan stimuli yang
ada di sekitarnya, akhirnya dapat memberikan respon yang baik jika
melakukan pukulan berikutnya.
11
Tahap selanjutnya informasi yang dipilih oleh alat indra dan
mekanisme persepsi diteruskan ke mekanisme pemprosesan informasi.
Pada bagian ini, pemukul bola kasti menerima informasi dan menentukan
rencana untuk menentukan strategi dalam respon stimulus. Adapun elemen
yang penting yang dibutuhkan adalah daya ingat (memory) tentang
pengalaman memukul bola yang baik. Di samping itu, juga
mempertimbangkan apakah ada relevansinya dengan situasi memukul bola
untuk saat ini. Jika sudah dipukul berarti keputusan sudah dibuat dengan
berbagai strategi. Pemukul harus mengorganisasikan komponen-
komponen yang ada dalam jawaban dan mengirimkannya ke otot untuk
membuat respon yang memadai. Respon yang dibuat karena adanya
informasi yang diproses sejak pemukul bola kasti mendapat rangsangan.
Respon yang dibuat dapat benar atau salah. Tetapi harus dipilih dan
dilaksanakan pada tugas berikutnya.
Benar atau salahnya pukulan yang dilakukan merupakan umpan
balik yang didapat oleh murid dalam memukul bola kasti. Umpan balik
untuk pusat pemprosesan yang dikirimkan oleh sistem panca indra yang
disimpan dalam ingatan. Hasil ini digunakan saat waktu informasi yang
diperlukan untuk membuat respon dilain waktu terhadap stimulus yang
dijumpai dengan cara yang sama. Bila respon yang diberikan tidak benar,
maka informasi tentang kesalahan/ketidak berhasilan tersebut akan
disimpan.
12
Jadi dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
gerak adalah merupakan suatu proses untuk mendapatkan suatu perubahan
prilaku dalam menciptakan keterampilan gerak. Belajar gerak melibatkan
aspek-aspek psikis dan fisik secara aktif, belajar gerakan dimulai dengan
gerakan psikis (berpikir) kemudian dilanjutkan dengan aktifitas fisik,
dengan artian merealisasikan apa yang telah dipahami, dimengerti secara
psikis (kognitif) ke dalam unjuk kerja motorik.
Motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi
sebagian otot-otot besar anak, seperti otot-otot lengan, kaki dan leher.
Gerakan motorik kasar terbentuk saat anak mulai memiliki koordinasi dan
keseimbangan hampir seperti orang dewasa. Ada tiga gerakan yang dapat
dilakukan dalam motorik kasar, yaitu: gerakan lokomotor, contohnya
melangkah, berjalan, berlari, melompat, meloncat, merangkak, merayap,
berjinjit dan berguling. Gerak nonlokomotor contohnya memutar badan,
menekuk dan membungkukkan badan dan gerak manipulatif contohnya
melempar bola, menangkap bola, menendang bola dan sebagainya.
2. Unsur-unsur Motorik
Lutan dalam Gusril (2007:16) mengatakan bahwa unsur-unsur yang
terkandung dalam motorik yaitu: kekuatan, koordinasi, kecepatan,
keseimbangan dan kelincahan yang dapat dikembangkan secara penuh
melalui program latihan. Kekuatan adalah kemampuan sekelompok otot
untuk menimbulkan tenaga sewaktu kontraksi. Anak yang mempunyai
kekuatan otot yang tinggi akan dapat melakukan aktivitas bermain
13
menggunakan fisik seperti: berjalan, berlari, melompat, melempar,
memanjat, bergantung dan mendorong dengan baik.
Koordinasi adalah kemampuan untuk mempersatukan atau
memisahkan dalam suatu tugas kerja yang kompleks, dengan ketentuan
bahwa gerakan koordinasi meliputi kesempurnaan waktu antara otot dan
sistem syaraf. Kecepatan adalah kemampuan seseorang dalam melakukan
aktivitas yang diukur dalam satuan waktu tertentu. Keseimbangan adalah
kemampuan seseorang untuk mempertahankan tubuh dalam berbagai
posisi. Keseimabngan dibagi dalam 2 bentuk yaitu:
1. Keseimbangan statis adalah merujuk kepada keseimbangan tubuh
ketika berdiri pada suatu tempat.
2. Keseimbangan dinamis adalah kemampuan untuk menjaga
kesimbangan tubuh ketika berpindah dari suatu tempat ke tempat lain.
Kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk mengubah arah terhadap
posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak dari suatu titik ke
titik lain.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motorik Kasar
Kemampuan motorik dipengaruhi oleh faktor mekanik dan fisik.
Faktor mekanik meliputi unsur-unsur sebagai berikut: (a) faktor
keseimbangan terdiri dari: pusat gaya, garis gaya dan dasar penyokong
badan, (b) faktor pemberi daya terdiri dari: gerak yang lamban, percepatan,
aktivitas/reaksi, (c) faktor penerima daya terdiri dari: daerah permukaan
dan jarak, (d) kemampuan lokomotor terdiri dari: fase refleks, fase belum
14
sempurna. fase dasar, fase spesialisasi, (e) kemampuan manipulatif dan (f)
kemampuan yang stabil.
Faktor fisik terdapat unsur-unsur sebagai berikut: (a) faktor
kesegaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan terdiri dari: kekuatan,
daya tahan, daya tahan aerobik, kelentukan, komposisi tubuh, (b) faktor
kesegaran gerak (motor fitness) berkaitan dengan keterampilan terdiri dari:
kesempatan, kelincahan, koordinasi, keseimbangan dan daya ledak
(explosive power) (Gallahue dalam Gusril, 2007:19).
Faktor yang ikut menentukan prestasi belajar siswa adalah tingkat
kepedulian orang tua terhadap pendidikan anak di sekolah. Orang tua yang
peduli terhadap pendidikan anak akan berupaya untuk selalu memotivasi
dan mengawasi anak dalam belajar. Motivasi belajar pada anak akan
dilakukan oleh orang tua dengan memberikan penguatan baik bersifat
positif maupun yang bersifat negatif. Penguat positif dapat berupa
pemenuhan kebutuhan belajar anak, baik berupa fisik maupun psikis.
Penguat negatif berupa sanksi atau hukuman yang diberikan kepada anak
karena tidak berhasil dalam belajar.
Melalui motivasi dan pengawasan orang tua sebagai bentuk
kepeduliannya terhadap pendidikan anak di sekolah, maka diharapkan
kualitas pembelajaran semakin baik dan pada akhirnya dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Tingkat kepedulian orang tua
dipengaruhi oleh kondisi status sosial ekonomi. Kondisi sosial ekonomi
adalah keadaan seseorang atau sekelompok orang yang dapat dilihat dari
15
faktor tingkat pendidikan, status pekerjaan, tingkat pendapatan, kekayaan
serta kedudukannya di tengah-tengah masyarakat.
Kondisi sosial ekonomi orang tua dapat diartikan sebagai keadaan
subjektif maupun objektif dalam suatu rumah tangga yang berkenaan
dengan faktor sosial ekonomi. Kondisi sosial ekonomi yang baik akan
mendorong orang tua untuk meningkatkan kualitas pembelajaran anaknya
di sekolah. Sebaliknya kondisi sosial ekonomi orang tua yang rendah akan
dapat menurunkan kualitas belajar mengajar. Kondisi sosial ekonomi
orang tua dimaksud adalah berupa tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan
pendapatan keluarga. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan yang
telah ditempuh seseorang melalui pendidikan formal. Orang yang
berpendidikan tinggi akan lebih mengetahui dan memahami manfaat
pentingnya pendidikan bagi persiapan masa depan anaknya. Sebaliknya,
orang tua yang tidak berpendidikan atau berpendidikan rendah cenderung
kurang peduli terhadap pendidikan anak.
Jenis pekerjaan orang tua sangat berpengaruh terhadap kualitas
pembelajaran siswa, hal ini disebabkan karena jenis pekerjaan berkaitan
erat dengan pendapatan. Orang tua yang bekerja pada jenis pekerjaan
terampil dalam hal ini jenis pekerjaan profesional dan kepemimpinan
umumnya berpendapatan tinggi sehingga dengan demikian mereka akan
lebih mudah memahami kebutuhan belajar anak dibandingkan dengan
jenis pekerjaan yang lain. Orang tua yang bekerja pada jenis pekerjaan
semi terampil seperti karyawan suatu instansi baik pemerintah maupun
16
swasta, usaha menjual dan usaha jasa walaupun pendapatan tidak begitu
besar, waktu bekerja tidak begitu padat sehingga masih mempunyai waktu
untuk memperhatikan pendidikan anak. Sedangkan orang tua yang bekerja
pada pekerjaan hanya dengan mengandalkan tenaga atau sebagai buruh,
pekerja kasar, kuli bangunan umumnya tingkat pendidikan rendah,
pendapatan orang tua yang rendah sulit memenuhi kebutuhan anak dalam
belajar disamping kurang dapat membantu anak dalam mengatasi kesulitan
belajar disekolah.
Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang pertumbuhan
dan perkembangan anak, karena orang tua dapat menyediakan semua
kebutuhan anak baik primer maupun yang skunder. Anak yang umumnya
bergizi baik biasanya berasal dari keluarga berpenghasilan tinggi,
sebaliknya anak yang bergizi buruk berasal dari keluarga yang
berpenghasilan rendah. Ini tentu akan sangat berpengaruh sekali terhadap
fisik anak, karena kurang tercukupinya asupan gizi yang diperoleh
sehingga kemampuan motorik yang dimiliki anak juga akan menurun
dibanding anak-anak dari keluarga bekecukupan (Amaji, 2007:11).
Penghasilan merupakan faktor bagi kuantitas dan kualitas makanan,
karena penghasilan turut menentukan hidangan yang akan disajikan untuk
keluarga sehari-hari. Penghasilan yang rendah dari segi kualitas akan
mengakibatkan keluarga hanya mementingkan rasa kenyang tanpa melihat
nilai gizi yang dikonsumsi sedangkan dari segi kuantitas, daya beli mereka
terbatas frekuensi makanan yang diperoleh juga kurang (Berg, 1985).
17
4. Fungsi Motorik
Cureton dalam Gusril (2009) menyatakan fungsi utama kemampuan
motorik adalah untuk mengembangkan kesanggupan dan kemampuan
setiap individu yang berguna untuk mempertinggi daya kerja. Dengan
mempunyai kemampuan motorik yang baik tentu individu mempunyai
landasan untuk menguasai tugas keterampilan motorik khusus.
B. Kerangka Konseptual
Motorik kasar pada hakekatnya adalah kualitas kemampuan seseorang
yang dapat mempermudah dalam melakukan keterampilan gerak, dipandang
sebagai landasan keberhasilan masa datang dalam melakukan tugas
keterampilan olahraga.
Untuk melihat kemampuan motorik kasar murid dapat dilihat dari aktifitasnya
sehari-hari, dan juga status social ekonomi orang tua. Status ekonomi akan
sangat mempengaruhi kemampuan motorik anak, maka hal ini akan sangat
erat hubungannya dengan asupan gizi yang dikonsumsi oleh murid tersebut.
Bagi orang tua yang memiliki status ekonomi yang baik/memadai otomatis
orang tua tidak akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan anaknya terutama
dalam pemenuhan gizi yang merupakan penunjang dalam melakukan segala
aktifitas, sehingga apabila asupan gizi telah terpenuhi dengan baik maka
dalam kegiatan aktifitas bermain dan kemampuan motorik anak juga akan
menjadi lebih baik, dan sebaliknya bagi orang tua yang berekonomi lemah
maka akan terhambat didalam memenuhi kebutuhan anaknya, terutama dalam
18
pemenuhan gizi yang merupakan factor pendukung dalam melakukan segala
aktifitas anak, maka ini akan berdampak pula pada perkembangan motorik
yang dimiliki anak tersebut.
Berdasarkan kajian teori dan kerangka konseptual yang telah diuraikan
sebelumnya, yang menjadi variabel terikat adalah motorik kasar dan motorik
kasar murid taman kanak-kanak Masyitah Simpang Empat dengan murid
taman kanak-kanak ABA Simpang Empat Selatan, maka skema konseptual
dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Konseptual
C. Hipotesis Penelitian
1. Tingkat motorik kasar murid TK Masyitah Simpang Empat sudah
tergolong kepada kategori relatif baik.
2. Tingkat motorik kasar murid TK ABA Simpang Empat Selatan termasuk
dalam kategori relatif sedang.
3. Motorik kasar murid TK Masyitah Simpang Empat lebih baik dari murid
TK ABA Simpang Empat Selatan Kabupaten Pasaman Barat.
Motorik Kasar
Murid taman kanak-kanak (TK)
Masyitah Simpang Empat
Murid taman kanak-kanak (TK)
ABA Simpang Empat Selatan Murid taman kanak-kanak (TK)
ABA Simpang Empat Selatan
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis, Waktu dan Tempat Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini tergolong pada penelitian expost facto,
menginventaris seluruh situasi yang terjadi berdasarkan atas pengamatan
dan kemudian mencari kembali faktor yang diduga menjadi penyebab
melalui pengumpulan data tertentu (Sugiono, 2006:91). Penelitian ini
dilakukan untuk mencari perbedaan kemampuan motorik kasar murid
Taman kanak-kanak Masyitah Simpang Empat dengan murid Taman
kanak-kanak ABA Simpang Empat Selatan.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini direncanakan akan dilakukan setelah ujian seminar,
dan tempat penelitian ini dilaksanakan di Taman kanak-kanak Masyitah
Simpang Empat dan Taman kanak-kanak ABA Simpang Empat Selatan,
waktu penelitian dilaksanakan bulan Oktober 2011.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah dari keseluruhan murid Taman
kanak-kanak Masyitah Simpang Empat dengan murid Taman kanak-kanak
ABA Simpang Empat Selatan. Murid Taman kanak-kanak Masyitah
Simpang Empat berjumlah 90 dan murid Taman kanak-kanak ABA
19
20
Simpang Empat Selatan berjumlah 36. Gambaran populasi dapat dilihat
pada tabel 1 di bawah ini:
Tabel 1.
Jumlah populasi TK Masyitah Simpang Empat
dengan TK ABA Simpang Empat Selatan
No Sekolah Jenis kelamin Total Laki-laki Perempuan
1
2
TK Masyitah Simpang Empat
TK ABA Simpang Empat
Selatan
51
19
39
17
90
36
Jumlah 70 56 126
2. Sampel
Dalam penelitian ini dari sampel data yang telah ditetapkan maka
penarikan sampel dilakukan dengan cara pusrposive random sampling.
Berdasarkan teknik pengambilan sampel tersebut diambil dari masing-
masing TK yaitu murid Taman Kanak-kanak Masyitah Simpang Empat
dan murid Taman Kanak-kanak ABA Simpang Empat Selatan. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 2.
Jumlah sampel TK Masyitah Simpang Empat dengan TK ABA
Simpang Empat Selatan yang menjadi sampel penelitian
No Sekolah Jenis kelamin Total
Laki-laki Perempuan
1
2
TK Masyitah Simpang
Empat
TK ABA Simpang
Empat Selatan
9
9
8
8
17
17
Jumlah 18 16 34
21
C. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan istilah yang digunakan dalam penelitian,
maka dikemukakan beberapa definisi operasional sebagai berikut:
1. Perbandingan yang dimaksud adalah perbandingan motorik kasar antara
murid Taman kanak-kanak Masyitah Simpang Empat dengan murid
Taman kanak-kanak ABA Simpang Empat Selatan Kabupaten Pasaman
Barat.
2. Motorik Kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi
sebagian otot-otot besar anak, seperti otot lengan, kaki dan leher. Motorik
kasar saat murid dalam melakukan aktivitas, yang penulis maksud motorik
disini adalah motorik kasar diantaranya: jalan, lari, melompat, melempar
dan menangkap bola, pesawat terbang.
3. Murid TK adalah murid Taman kanak-kanak Masyitah Simpang Empat
dengan murid Taman kanak-kanak ABA Simpang Empat Selatan
Kabupaten Pasaman Barat.
D. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah bersifat primer dan sekunder.
Data primer yaitu data yang diambil atau diperoleh melalui tes
kemampuan motorik terhadap murid yang dipilih menjadi sampel. Data
sekunder adalah data yang diambil dari berbagai sumber yang tidak
langsung diperoleh pada objek penelitian.
22
2. Sumber Data
Data diambil langsung ke lapangan, yaitu murid Taman kanak-
kanak Masyitah Simpang Empat dengan murid Taman kanak-kanak ABA
Simpang Empat Selatan yang akan menjadi sampel penelitian.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dari tes pengamatan/observasi yang termasuk
didalamnya adalah: melompat, berjalan, berlari, membungkuk tubuh,
melempar, dan menangkap.
Dengan penelitian :
1. Bisa (jika dari 3 kali mencoba melakukan, 2 kali anak bisa melakukan
dengan baik tanpa bantuan berarti anak dapat melakukan dengan baik)
dengan score 3.
2. Bisa dengan bantuan (jika dari 3 kali mencoba melakukan, 2 kali anak bisa
melakukan dengan bantuan maka anak belum dapat melakukan dengan
baik) dengan score 2.
3. Tidak bisa (jika dari 3 kali mencoba melakukan, 2 kali anak tidak bisa
melakukan meskipun sudah dibantu maka berarti anak tidak dapat
melakukan dengan baik) dengan score 1.
23
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel kisi-kisi berikut:
Tabel 3. Tabel Pengamatan
No Indikator Kategori
Bs Bdb Tb
1 Melompat ke depan dengan dua kaki
2 Berjalan jinjit dengan ujung kaki
3 Berlari pada garis lurus
4 Gerakan pesawat terbang (salah satu kaki
diangkat, kedua tangan direntangkan lalu
perlahan badan dibungkukkan)
5 Melempar bola dengan satu tangan
6 Menangkap bola dengan dua tangan
Setiap gerakan dilakukan/dicobakan masing-masing sebanyak 3 kali
Sumber: Sujiono (2005)
Keterangan:
Bs : Bisa sendiri
Bdb : Bisa dengan bantuan
Tb : Tidak bisa
F. Teknik Analisis Data
Data diolah dengan teknik analisis “t-test”. Hal ini sesuai dengan jenis
penelitian yang penulis lakukan. Rumus uji “t” menurut (Sudjana, 1992:241)
sebagai berikut:
Rumus Uji-t:
t hitung =
2121
2
2
2
2
1
2
12
1
21
11
2 nnnn
n
XX
n
XX
XX
24
Keterangan :
X1 = Mean 1
X2 = Mean 2
N1 = Jumlah Sampel 1
N2 = Jumlah Sampel 2
Untuk mengklasifikasikan tingkat kemampuan motorik murid Taman
kanak-kanak Masyitah Simpang Empat dengan murid Taman kanak-kanak
ABA Simpang Empat Selatan diambil melalui simpangan baku dari hasil
penelitian.
> 2 SD = sangat baik
+ 1 s/d + 2 SD = baik
- 1 SD s/d + 1 SD = sedang
- 2 SD s/d - 1 SD = kurang
< - 2 SD = kurang sekali
Yusuf (2005:249)
25
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada penelitian dalam
bentuk komparasi, yang membandingkan antara tingkat kemampuan Motorik
Kasar antara Taman Kanak-kanak Masyitah Simpang Empat dengan Taman
Kanak-kanak ABA Simpang Empat Selatan Kabupaten Pasaman Barat, maka
peneliti mendapatkan data hasil pengukuran tes kemampuan motorik kasar
untuk anak TK. Deskripsi data dari masing-masing variabel tersebut dapat
terlihat di bawah ini.
1. Hasil Tes Keterampilan Motorik Kasar Murid TK Masyitah Simpang
Empat Kabupaten Pasaman Barat
Berdasarkan data penelitian untuk skor Keterampilan Motorik
Kasar Murid TK Masyitah Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat
diperoleh skor terendah 15 dan skor tertinggi 18. Dari analisis data
diketahui skor rata-rata sebesar 16,24, simpangan baku 1,091, median
16,00, modus 15, total nilai 276. Distribusi frekuensi keterampilan motorik
kasar sebagaimana tampak pada tabel 4 berikut:
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Keterampilan Motorik Kasar Murid
TK Masyitah Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat
No Kelas Interval Frekuensi
Absolut
Frekuensi
Relatif (%)
Kategori
1. 8 - 9 - - Kurang Sekali
2. 10 - 11 - - Kurang
3. 12 - 13 - - Sedang
4. 14 - 15 6 35,3 Baik
5. 16 - 18 11 64,7 Sangat Baik
Total 17 100,00
25
26
Berdasarkan perhitungan yang tertera pada Tabel 4, nampak bahwa
kategori Keterampilan Motorik Kasar murid TK Masyitah Simpang Empat
Kabupaten Pasaman Barat kebanyakan berada pada kategori sangat baik,
yaitu sebanyak 11 orang (64,7%), selanjutnya 6 orang (35,3%) berada
pada kategori baik. Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi skor
keterampilan motorik kasar TK TK Masyitah Simpang Empat Kabupaten
Pasaman Barat juga dapat dilihat pada histogram di bawah ini :
Grafik 1.
Histogram Data Tes Keterampilan Motorik Kasar Murid TK
Masyitah Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat
2. Hasil Tes Keterampilan Motorik Kasar Murid TK ABA Simpang
Empat Selatan Kabupaten Pasaman Barat
Berdasarkan data penelitian untuk skor Keterampilan Motorik
Kasar Murid TK ABA Simpang Empat Selatan Kabupaten Pasaman Barat
6
11
0
2
4
6
8
10
12
F r
e k
u e
n s
i
8-9 10-11 12-13 14-15 16-17
27
diperoleh skor terendah 8 dan skor tertinggi 18. Dari analisis data
diketahui skor rata-rata sebesar 13,71, simpangan baku 2,910, median
14,00, modus 14, total nilai 233. Distribusi frekuensi keterampilan motorik
kasar sebagaimana tampak pada tabel 5 berikut:
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Keterampilan Motorik Kasar Murid
TK ABA Simpang Empat Selatan Kabupaten Pasaman Barat
No Kelas Interval Frekuensi
Absolut
Frekuensi
Relatif (%)
Kategori
1. 8 - 9 2 11,76 Kurang Sekali
2. 10 - 11 1 5,88 Kurang
3. 12 - 13 3 17,64 Sedang
4. 14 - 15 8 47,06 Baik
5. 16 - 18 3 17,64 Sangat Baik
Total 17 100,00
Berdasarkan perhitungan yang tertera pada Tabel 5, nampak bahwa
kategori Keterampilan Motorik Kasar murid TK ABA Simpang Empat
Selatan Kabupaten Pasaman Barat kebanyakan berada pada kategori baik,
yaitu sebanyak 8 orang (47,06%), selanjutnya 3 orang (17,64%) berada
pada kategori sangat baik, sebanyak 3 orang (17,64%), berada pada
kategori sedang, 1 orang (5,88%) berada pada kategori kurang, dan
sebanyak 2 orang (11,76%) berada pada kategori kurang sekali. Untuk
lebih jelasnya, distribusi frekuensi skor keterampilan motorik kasar TK
ABA Simpang Empat Selatan Kabupaten Pasaman Barat juga dapat dilihat
pada histogram di bawah ini :
28
Grafik 1.
Histogram Data Tes Keterampilan Motorik Kasar Murid TK ABA Simpang
Empat Selatan Kabupaten Pasaman Barat
B. Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini ada hipotesis penelitian yang akan diuji, yaitu:
Motorik Kasar Murid TK Masyitah lebih baik dari pada murid TK ABA
Simpang Empat Selatan Kabupaten Pasaman Barat. Berikut ini disajikan hasil
pengujian hipotesis penelitian yang telah diajukan di atas.
Motorik Kasar Murid TK Masyitah Lebih Baik Dari Pada Murid TK
ABA Simpang Empat Selatan Kabupaten Pasaman Barat
Berikut disajikan hasil pengolahan data Perbandingan Tingkat
keterampilan Motorik Kasar Murid TK Masyitah dan TK ABA Simpang
2
1
3
8
3
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
F r
e k
u e
n s
i
8-9 10-11 12-13 14-15 16-17
29
Empat Selatan Kabupaten Pasaman Barat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
dalam tabel berikut:
Tabel 6.
Distribusi rata-rata Tingkat Keterampilan Motorik Kasar Murid TK
Masyitah dan TK ABA Simpang Empat Selatan Kabupaten
Pasaman Barat
SEKOLAH Mean N Std. Deviation
Keterampilan Motorik
Kasar Murid TK
Masyitah
16,24 17 1,091
Keterampilan Motorik
Kasar Murid TK ABA
13,71 17 2,910
Pada tabel 6 di atas menunjukkan Perbandingan rata-rata (mean)
Keterampilan Motorik Kasar Murid TK Masyitah Simpang Empat
Kabupaten Pasaman Barat (X1) sebesar 16,24, sampel yang dianalisis
adalah sebanyak N=17, standar deviasi 1,091, sedangkan rata-rata (mean)
Keterampilan Motorik Kasar Murid TK ABA Simpang Empat Selatan
Kabupaten Pasaman Barat (X2) sebesar 13,71, sampel yang dianalisis
adalah sebanyak N=17, standar deviasi 2,910. Untuk perhitungan Uji t
disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 8.
Uji t Perbandingan Tingkat Keterampilan Motorik Kasar Murid TK
Masyitah dan TK ABA Simpang Empat Selatan Kabupaten
Pasaman Barat
Uji t
thitung T tabel
3,216 1,694
30
Dari hasil perhitungan Uji t (paired samples test) diatas terlihat
bahwa nilai thitung = 3,216 dengan dk=(n1+n2)-2= 17+17-2 =32 sehingga
nilai ttabel = 1,694. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa thitung =
3,216 > ttabel = 1,694. Ini artinya Ho ditolak sedangkan Ha diterima.
Kesimpulannya terdapat Perbandingan Tingkat keterampilan Motorik
Kasar Murid TK Masyitah dan TK ABA Simpang Empat Selatan
Kabupaten Pasaman Barat, dan dilihat dari rata-rata yang didapat diketahui
bahwa tingkat kemampuan motorik kasar murid TK Masyitah Simpang
Empat Kabupaten Pasaman Barat yaitu sebesar 16,24. Ini artinya Motorik
Kasar Murid TK Masyitah Lebih Baik Dari Pada Murid TK ABA
Simpang Empat Selatan Kabupaten Pasaman Barat.
C. Pembahasan
Berpedoman pada hasil pengujian hipotesis dan analisisnya, maka di
dapat data bahwa tingkat keterampilan Motorik Kasar Murid TK Masyitah
Lebih Baik Dari Pada Murid TK ABA Simpang Empat Selatan Kabupaten
Pasaman Barat. Berkenaan dengan skor Tingkat Keterampilan motorik kasar,
diperoleh rata-rata untuk Perbandingan rata-rata (mean) TK Masyitah
Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat (X1) sebesar 16,24, sedangkan
rata-rata (mean) Keterampilan Motorik Kasar Murid TK ABA Simpang Empat
Selatan Kabupaten Pasaman Barat (X2) adalah sebesar 13,71.
Skor Keterampilan Motorik Kasar Keterampilan Motorik Kasar Murid
TK Masyitah Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat diperoleh skor
terendah 15 dan skor tertinggi 18. Dari analisis data diketahui skor rata-rata
31
sebesar 16,24, simpangan baku 1,091, median 16,00, modus 15, total nilai
276. Sedangkan Keterampilan Motorik Kasar murid TK ABA Simpang Empat
Selatan Kabupaten Pasaman Barat diperoleh skor terendah 8 dan skor tertinggi
18. Dari analisis data diketahui skor rata-rata sebesar 13,71, simpangan baku
2,910, median 14,00, modus 14, total nilai 233. Dari data di atas dapat
disimpulkan keadaan motorik kasar murid TK Masyitah dan TK ABA sudah
baik, dan perlu dipertahankan serta ditingkatkan.
Kirkendall dalam Gusril (2009:13) mengemukakan bahwa:
”Kemampuan motorik adalah merupakan kualitas kemampuan seseorang yang
dapat mempermudah dalam melakukan keterampilan gerak”. Lebih lanjut
Gusril (2007:11) mengemukakan bahwa: ”Kemampuan motorik dapat
dipandang sebagai landasan keberhasilan dimasa mendatang di dalam
melaksanakan tugas gerak. Seseorang yang mempunyai kemampuan gerak
yang lebih tinggi diduga akan cepat berhasil didalam meneyelesaikan tugas
gerak yang dilakukan”. Pendapat ini dipertegas oleh Burton dalam Gusril
(2007:10) yang mengatakan bahwa: ”Kemampuan motorik adalah kemampuan
individual yang mendasari penampilan dalam berbagai keterampilan motorik”.
Gerak merupakan unsur utama dalam pengembangan motorik kasar
anak, oleh sebab itu perkembangan motorik anak akan dapat terlihat jelas
melalui berbagai gerakan dan permainan yang dapat mereka lakukan. Sujiono
(2005:1.3) mengemukakan bahwa: “Jika anak banyak bergerak maka akan
semakin nyata manfaat yang diperoleh anak ketika ia makin terampil
menguasai gerakan motoriknya. Selain kondisi badan juga semakin sehat
32
karena anak benyak bergerak, ia juga menjadi lebih percaya diri dan mandiri,
anak menjadi semakin yakin dalam mengerjakan segala kegiatan karena ia
tahu akan kemampuan fisiknya. Anak-anak yang baik perkembangan
motoriknya, biasanya juga mempunyai keterampilan fisik”.
Selanjutnya menurut Menurut Sujiono (2005:12.3) ruang lingkup
pengembangan motorik kasar terbagi tiga bagian yaitu:
a. Gerak Lokomotor
Gerak lokomotor adalah perilaku-perilaku atau gerakan yang
memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain. Yang termasuk pada
gerak lokomotor yaitu, melangkah, berjalan, berlari, melompat, meloncat,
merangkak, merayap, berjingkat, dan berguling.
b. Gerak Nonlokomotor
Gerak nonlokomotor adalah aktivitas atau tindakan dengan tidak
memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain atau gerak yang
mengitari sendi atau poros.
c. Gerak manipulatif
Gerak manipulatif adalah aktifitas gerakan yang dilakukan tubuh
dengan bantuan alat, seperti melempar, menangkap, menggiring.
Kemampuan motorik dipengaruhi oleh faktor mekanik dan fisik.
Faktor mekanik meliputi unsur-unsur sebagai berikut: (a) faktor keseimbangan
terdiri dari: pusat gaya, garis gaya dan dasar penyokong badan, (b) faktor
pemberi daya terdiri dari: gerak yang lamban, percepatan, aktivitas/reaksi, (c)
faktor penerima daya terdiri dari: daerah permukaan dan jarak, (d)
33
kemampuan lokomotor terdiri dari: fase refleks, fase belum sempurna. fase
dasar, fase spesialisasi, (e) kemampuan manipulatif dan (f) kemampuan yang
stabil.
Faktor fisik terdapat unsur-unsur sebagai berikut: (a) faktor kesegaran
jasmani yang berkaitan dengan kesehatan terdiri dari: kekuatan, daya tahan,
daya tahan aerobik, kelentukan, komposisi tubuh, (b) faktor kesegaran gerak
(motor fitness) berkaitan dengan keterampilan terdiri dari: kesempatan,
kelincahan, koordinasi, keseimbangan dan daya ledak (explosive power)
(Gallahue dalam Gusril, 2007:19).
Faktor yang ikut menentukan prestasi belajar siswa adalah tingkat
kepedulian orang tua terhadap pendidikan anak di sekolah. Orang tua yang
peduli terhadap pendidikan anak akan berupaya untuk selalu memotivasi dan
mengawasi anak dalam belajar. Motivasi belajar pada anak akan dilakukan
oleh orang tua dengan memberikan penguatan baik bersifat positif maupun
yang bersifat negatif. Penguat positif dapat berupa pemenuhan kebutuhan
belajar anak, baik berupa fisik maupun psikis. Penguat negatif berupa sanksi
atau hukuman yang diberikan kepada anak karena tidak berhasil dalam belajar.
Melalui motivasi dan pengawasan orang tua sebagai bentuk
kepeduliannya terhadap pendidikan anak di sekolah, maka diharapkan kualitas
pembelajaran semakin baik dan pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa. Tingkat kepedulian orang tua dipengaruhi oleh kondisi status
sosial ekonomi. Kondisi sosial ekonomi adalah keadaan seseorang atau
sekelompok orang yang dapat dilihat dari faktor tingkat pendidikan, status
34
pekerjaan, tingkat pendapatan, kekayaan serta kedudukannya di tengah-tengah
masyarakat.
Kondisi sosial ekonomi orang tua dapat diartikan sebagai keadaan
subjektif maupun objektif dalam suatu rumah tangga yang berkenaan dengan
faktor sosial ekonomi. Kondisi sosial ekonomi yang baik akan mendorong
orang tua untuk meningkatkan kualitas pembelajaran anaknya di sekolah.
Sebaliknya kondisi sosial ekonomi orang tua yang rendah akan dapat
menurunkan kualitas belajar mengajar. Kondisi sosial ekonomi orang tua
dimaksud adalah berupa tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan pendapatan
keluarga. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan yang telah ditempuh
seseorang melalui pendidikan formal. Orang yang berpendidikan tinggi akan
lebih mengetahui dan memahami manfaat pentingnya pendidikan bagi
persiapan masa depan anaknya. Sebaliknya orang tua yang tidak
berpendidikan atau berpendidikan rendah cenderung kurang peduli terhadap
pendidikan anak.
Jenis pekerjaan orang tua sangat berpengaruh terhadap kualitas
pembelajaran siswa, hal ini disebabkan karena jenis pekerjaan berkaitan erat
dengan pendapatan. Orang tua yang bekerja pada jenis pekerjaan terampil
dalam hal ini jenis pekerjaan profesional dan kepemimpinan umumnya
berpendapatan tinggi sehingga dengan demikian mereka akan lebih mudah
memahami kebutuhan belajar anak dibandingkan dengan jenis pekerjaan yang
lain.
35
Cureton dalam Gusril (2004:24) menyatakan fungsi utama motorik
adalah “untuk mengembangkan kesanggupan dan kemampuan setiap individu
yang berguna untuk mempertinggi daya kerja”. Dengan mempunyai
kemampuan motorik yang baik tentu individu mempunyai landasan untuk
menguasai tugas keterampilan motorik khusus.
36
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan hasil penelitian maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Tingkat keterampilan Motorik Kasar Murid TK Masyitah Simpang Empat
termasuk dalam kategori sangat baik.
2. Tingkat keterampilan Motorik Kasar Murid TK ABA Simpang Empat
Selatan termasuk dalam kategori baik.
3. Terdapat Perbandingan Tingkat keterampilan Motorik Kasar Murid TK
Masyitah dan TK ABA Simpang Empat Selatan Kabupaten Pasaman
Barat, ini dibuktikan dengan hasil penelitian thitung = 3,216 > ttabel = 1,694.
Tingkat keterampilan Motorik Kasar Murid TK Masyitah Lebih Baik
Dari Pada Murid TK ABA Simpang Empat Selatan Kabupaten Pasaman
Barat. Ini terlihat dari rata-rata Keterampilan Motorik Kasar Murid TK
Masyitah Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat sebesar 16,24,
sedangkan rata-rata (mean) Keterampilan Motorik Kasar Murid TK ABA
Simpang Empat Selatan Kabupaten Pasaman Barat sebesar 13,71.
36
37
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas, maka diajukan beberapa
saran kepada :
1. Guru TK Masyitah, diharapkan dapat mempertahankan Keterampilan
Motorik Kasar murid-muridnya agar motorik kasar yang telah diterapkan
akan tetap terus terjaga.
2. Guru TK ABA, diharapkan dapat terus mengembangkan dan lebih
meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar murid-muridnya supaya dapat
menghasilkan nilai yang sangat baik.
3. Para orang tua, agar dapat meningkatkan mutu gizi yang dikonsumsi anak-
anak supaya status gizi dari anak tersebut dapat meningkat.
4. Orang tua dan guru, agar dapat melihat aktivitas bermain anak-anak baik
di sekolah maupun di rumah.
5. Kepala TK, agar dapat mempunyai sebuah program penyediaan sarana dan
prasarana dalam hal peningkatan kemampuan fisik motorik anak.
6. Dinas Pendidikan Sumatera Barat umumnya dan Kota Padang khususnya,
agar memberikan dukungan yang optimal dalam proses pembelajaran di
Taman Kanak-Kanak.
38
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (1992). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Bina Aksara
Depdikbud. (1993). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.
Kiram. 2009. Belajar Motorik. Jakarta: Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Berg, Alan. 1985. Faktor Gizi. Jakarta: Batara Karya Aksara.
Gusril. (2009). Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan Kemampuan Motorik
Siswa Sekolah Dasar Negeri Kota Padang. Jakarta: UNJ.
Depdiknas. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Bp Cipta
Daya.
Amaji, Tantra Kutarja. 2007. Keadaan Status Gizi Siswa Sekolah Dasar (SD)
Pinggiran dan Pusat Kota di Kota Padang. (Skripsi). Padang. Fakultas
Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang.
Muri, Yusuf. (2005). Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press
Putra, Edu Aulia. (2009). Tinjauan Kemampuan Motorik Kasar Anak TK Amanah
Perumnas Belimbing Kec. Kuranji Padang. Skripsi: FIK UNP.
Gusril. 2004. Perkembangan Motorik Pada Masa Anak-Anak. Jakarta:
Depertemen Pendidikan Nasional.
Sudjana. (1992). Metode Statistik, Bandung: Tarsito.
Sugiono. (2006). Logika dan Prosedur Penelitian; Pengantar Teori dan Panduan
Praktis Penelitian bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula. Jakarta: Sekolah
Tinggi Ilmu Administrasi-Lembaga Administrasi Negara Press.
38
39
TES MOTORIK KASAR MURID TAMAN KANAK-KANAK
Nama anak :
Tempat tanggal lahir :
Taman kanak-kanak : Taman kanak-kanak MAYITAH Simpang Empat
TABEL PENGAMATAN GERAK
No Indikator Kategori
Bs Bdb Tb
1 Melompat ke depan dengan dua kaki
2 Berjalan jinjit dengan ujung kaki
3 Berlari pada garis lurus
4 Gerakan pesawat terbang (salah satu kaki
diangkat, kedua tangan direntangkan lalu
perlahan badan dibungkukkan)
5 Melempar bola dengan satu tangan
6 Menangkap bola dengan dua tangan
Setiap gerakan dilakukan/dicobakan masing-masing sebanyak 3 kali
Keterangan
Bs : Bisa sendiri
Bdb : Bisa dengan dibantu
Tb : Tidak bisa
Padang, 2011
( )
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
TES MOTORIK KASAR MURID TAMAN KANAK-KANAK
Nama anak :
Tempat tanggal lahir :
Taman kanak-kanak : Taman kanak-kanak MAYITAH Simpang Empat
TABEL PENGAMATAN GERAK
No Indikator Kategori
Bs Bdb Tb
1 Melompat ke depan dengan dua kaki
2 Berjalan jinjit dengan ujung kaki
3 Berlari pada garis lurus
4 Gerakan pesawat terbang (salah satu kaki
diangkat, kedua tangan direntangkan lalu
perlahan badan dibungkukkan)
5 Melempar bola dengan satu tangan
6 Menangkap bola dengan dua tangan
Setiap gerakan dilakukan/dicobakan masing-masing sebanyak 3 kali
Keterangan
Bs : Bisa sendiri
Bdb : Bisa dengan dibantu
Tb : Tidak bisa
Padang, 2011
( )
58
59
60
61
62
63
64
65
66
7
67
68
69
70
71
72
73
74
75
Lampiran 1
DATA KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MURID TK MASYITAH SIMPANG EMPAT
No Nama JK Butir
Jumlah 1 2 3 4 5 6
1 Farhan Taulana Ikhwan L 2 3 2 3 2 3 15
2 M. Alif Dzaki L 2 3 2 2 3 3 15
3 Afdhal Razak L 3 2 3 3 3 3 17
4 Ahmad Rizki Fauzi L 3 1 3 3 2 3 15
5 Bayu Sugara L 3 3 3 3 3 2 17
6 Binga Radhiya Rabbi L 2 3 3 3 3 3 17
7 Bonie Pedrosa clearesta L 3 3 3 3 3 2 17
8 Farel Al Khalef L 3 2 3 2 3 3 16
9 Farhan Naufal L 3 3 3 2 3 3 17
10 Hanifa Rasgia P 1 3 3 3 3 2 15
11 Khaira Putri Andini P 3 3 3 3 3 3 18
12 Meisyia Asmara P 1 2 3 3 3 3 15
13 Naswa Alya Rinovi P 3 3 3 2 3 2 16
14 Naswa Salsabila P 2 3 3 3 3 3 17
15 Nisa Takia P 3 3 3 1 2 3 15
16 Ratu Viescha Naila P 3 3 1 3 3 3 16
17 Wahyu Dwi Pratama L 3 3 3 3 3 3 18
76
Lampiran 2
DATA KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MURID TK ABA SIMPANG EMPAT SELATAN
No Nama JK
Butir Jumlah
1 2 3 4 5 6
1 Aditya Putra A L 3 2 3 2 3 2 15
2 Azmy Ramanda L 1 2 1 2 1 1 8
3 Bayu L 3 2 1 3 3 2 14
4 Calvin Chalid L 3 3 2 2 3 2 15
5 Dini Alisa P 2 3 2 3 2 2 14
6 Fajar Siddiq L 3 3 3 3 3 3 18
7 Farhan Aprilid R L 2 3 1 2 2 2 12
8 Fandi Saputra L 3 3 3 3 3 3 18
9 Halimatul Latifa P 1 1 2 3 2 2 11
10 M. Baviano Adira P L 2 2 1 3 3 2 13
11 M. Fadhil L 3 1 3 2 2 2 13
12 Nursaida P 3 3 3 3 3 3 18
13 Nur Azmi P 3 2 3 2 2 2 14
14 Rahma P 1 2 1 2 1 1 8
15 Reski Finanda L 3 2 3 2 2 2 14
16 Salwa syakira W P 3 2 2 3 2 2 14
17 Siti Nabila P 2 3 3 2 2 2 14
77
Lampiran 3
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI
No Res Kemampuan Motorik Kasar TK Masyitah
(X1)
Kemampuan Motorik Kasar TK
ABA (X2) X1² X2²
1 15 15 225 225
2 15 8 225 64
3 17 14 289 196
4 15 15 225 225
5 17 14 289 196
6 17 18 289 324
7 17 12 289 144
8 16 18 256 324
9 17 11 289 121
10 15 13 225 169
11 18 13 324 169
12 15 18 225 324
13 16 14 256 196
14 17 8 289 64
15 15 14 225 196
16 16 14 256 196
17 18 14 324 196
Jumlah 276 233 4500 3329
Mean
16.24 13,71
Standar Deviasi 1.091 2.910
78
Lampiran 4
Deskripsi dan Frekuensi Data
Frequencies Statistics
Kemampuan Motorik Kasar
TK ABA
Kemampuan Motorik Kasar TK Masyitah
N Valid 17 17
Missing 27 27
Mean 16.2353 13.7059
Median 16.0000 14.0000
Mode 15.00(a) 14.00
Std. Deviation 1.09141 2.91043
Minimum 15.00 8.00
Maximum 18.00 18.00
Sum 276.00 233.00
a Multiple modes exist. The smallest value is shown
Frequency Table Kemampuan Motorik Kasar TK ABA
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 15.00 6 13.6 35.3 35.3
16.00 3 6.8 17.6 52.9
17.00 6 13.6 35.3 88.2
18.00 2 4.5 11.8 100.0
Total 17 38.6 100.0
Missing System 27 61.4
Total 44 100.0
79
Kemampuan Motorik Kasar TK Masyitah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 8.00 2 4.5 11.8 11.8
11.00 1 2.3 5.9 17.6
12.00 1 2.3 5.9 23.5
13.00 2 4.5 11.8 35.3
14.00 6 13.6 35.3 70.6
15.00 2 4.5 11.8 82.4
18.00 3 6.8 17.6 100.0
Total 17 38.6 100.0
Missing System 27 61.4
Total 44 100.0
80
Lampiran 5
Pengujian Hipotesis
T-Test
t hitung =
2121
2
2
2
2
1
2
12
1
21
11
2 nnnn
n
XX
n
XX
XX
t hitung =
17
1
17
1
21717
17
2333329
17
2764500
71,1324,16
22
t hitung = 3,216
81
FOTO DOKUMENTASI PENELITIAN
TAMAN KANAK-KANAK ABA SIMPANG EMPAT SELATAN
KABUPATEN PASAMAN BARAT
Gambar 1. Murid Sedang Melakukan Gerakan Melompat
Gambar 2. Murid Sedang Melakukan Gerakan Pesawat Terbang
82
Gambar 3. Murid Sedang Melakukan Gerakan Jinjit
Gambar 4. Murid Sedang Melakukan Gerakan Lari Lurus
83
Gambar 5. Murid Sedang Melakukan Gerakan Melempar Bola
Gambar 6. Murid Sedang Melakukan Gerakan Menangkap Bola
84
FOTO DOKUMENTASI PENELITIAN
TAMAN KANAK-KANAK MASYITAH SIMPANG EMPAT
KABUPATEN PASAMAN BARAT
Gambar 1. Murid Sedang Melakukan Gerakan Melompat
Gambar 2. Murid Sedang Melakukan Gerakan Pesawat Terbang
85
Gambar 3. Murid Sedang Melakukan Gerakan Jinjit
Gambar 4. Murid Sedang Melakukan Gerakan Lari Lurus
86
Gambar 5. Murid Sedang Melakukan Gerakan Melempar Bola
Gambar 6. Murid Sedang Melakukan Gerakan Menangkap Bola
87
88
89
top related