merintis usaha baru
Post on 28-Nov-2015
79 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Cara memasuki dunia usaha
Merintis Usaha Baru (Starting)
Membeli Perusahaan Orang Lain (Buying)
Kerja Sama Manajemen
(Franchising)
Merintis Usaha Baru
Pendekatan Utama untuk mencari peluang
a. Pendekatan inside-outb. Pendekatan outside-in
Diri kita Ide
Sumber
daya
Produk Pasar Uang Profit
Hal-hal yang harus diperhatikan
1. Bidang dan jenis usaha yang dimasuki
2. Bentuk usaha dan bentuk kepemilikian yang akan dipilih
3. Tempat usaha yang akan dipilih
Hambatan dalam memasuki industri
Sikap dan kebiasaan pelangganBiaya perubahan (switching
cost)Biaya-biaya yang diperlukan untuk pelatihan kembali karyawan dan penggantian alat serta sistem yang lama
Respon dari pesaing
Faktor-Faktor penyebab kegagalan usaha
Data dan informasi
yang tidak
lengkap
Salah perhitung
an
Pelaksanaan
pekerjaan yang salah
Kondisi lingkunga
n
Membeli Perusahaan yang sudah didirikan
Alasan membeli perusahaan yang sudah ada
a. Untuk mengurangi beberapa ketidaktentuan dan
ketidaktahuan yang harus dihadapi dalam memulai sebuah
bisnis dari latar belakang tersebut
b. Untuk memperoleh sebuah bisnis dengan operasi yang
sedang berjalan dan mengembangkan hubungan dengan
pelanggan dan pemasok
c. Untuk mendapatkan bisnis yang telah dikembangkan
dengan harga di bawah biaya untuk memulai sebuah bisnis
baru
Permasalahan yang akan dihadapi
a. Masalah Eksternal, yaitu pengaruh
lingkungan yang menyangkut banyaknya
pesaing dan ukuran peluang pasar
b. Masalah internal, yaitu masalah-masalah
yang ada dalam perusahaan, termasuk
image dan reputasi perusahaan
Hal-hal kritis yang perlu diperhatikan
Menentukan sebuah
bisnis untuk dibeli
Menyelidiki dan
mengevaluasi bisnis yang ada
Mempercayai
pendapat professiona
l
Menyelidiki mengapa
bisnis tersebut
dijual
Memeriksa data
keuangan
Faktor yang dipertimbangkan dalam penilaian sebuah Bisnis
Persaingan Pasar
Pengembangan komunitas di masa yang
akan datang
Komitmen Hukum
Kontrak serikat pekerja Bangunan
Harga produk
Franchising(Kerja sama Manajemen Waralaba)
Franchising adalah suatu sistem pemasaran yang berkisar pada perjanjian sah antara
dua pihak yang salah satunya (franchisee) diberi hak istimewa untuk menjalankan
bisnis sebagai pemilik pribadi, tapi dengan syarat perusahaan dijalankan menurut
metode dan terminologi yang dispesifikasikan oleh pihak yang lain (franchisor).
Sehingga dalan franchising terdapat dua pihak yang mengadakan perjanjian kerja,
yaitu:
a. Franchisee: seorang wirausaha yang kekuatannya dibatasi oleh hubungan kontrak
dengan organisasi franchising
b. Franchisor: salah satu pihak/orang di dalam kontrak franchise yang
menspesifikan metode yang harus diikuti dan terminologi yang harus dipenuhi
oleh pihak lain.
Jenis-jenis Franchise
•Hubungan franchise yang memberikan hak untuk menggunakan produk atau merek yang telah dikenal luas
Franchising produk dan
merek
•Sebuah perjanjian yang karenanya franchisee mendapatkan keseluruhan sistem pemasaran dan petunjuk yang dijalankan oleh franchisor.
Franchising format
Alasan yang menjadikan seseorang menjadi Franchisor
Pengurangan persyaratan
modal
Meningkatkan motivasi dalam
manajemen
Kecepatan ekspansi
perusahaan
Kelebihan Usaha Franchise
Pelatihan formal
Bantuan keuangan
Metode pemasaran yang
telah terbukti
Bantuan manajemen
Jangka waktu permulaan bisnis
lebih cepat
Tingkat kegagalan
keseluruhan lebih rendah
Kekurangan Franchising(sudut pandang Franchisee)
Biaya Franchising
• Upah franchise awal• Kas yang diinvestasikan• Pembayaran royalti• Biaya periklanan
Pembatasan pengoperasian bisnis
• Membatasi daerah penjualan• Meminta daftar lokasi untuk gerai pengecernya dan memaksakan persyaratan yang berkaitan dengan penampilan gerainya• Membatasi barang dan jasa yang ditawarkan untuk dijual• Membatasi periklanan dan jam kerja
Hilangnya kebebasan
Pengurangan pengendalian
• Pengendalian oleh seorang franchisor atas bisnisnya berkurang karena franchisee bukan karyawan.
Pembagian laba
• Hanya bagian laba tertentu yang akan menjadi milik franchisor
Meningkatkan pendukung operasi
• Pada umumnya terdapat lebih banyak biaya yang berhubungan dengan pemeliharaan hubungan franchise yang sedang berlangsung, khususnya di dalam menyediakan jasa hukum dan akuntansi bila dibandingkan dengan organisasi yang tersentralisasi.
Kekurangan Franchising(sudut pandang Franchisor)
Bisnis Keluarga
Bisnis keluarga mempunyai karakteristik dengan kepemilikannya atau keterlibatan lainnya dari dua orang atau lebih anggota keluarga yang sama dalam kehidupan dan fungsi bisnisnya.
Sebuah perusahaan disebut juga sebagai bisnis keluarga, apabila perusahaan tersebut dialihkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Dengan demikian bisnis keluarga adalah sebuah perusahaan yang anggota keluarganya secara langsung terlibat di dalam kepemilikan dan atau jabatan/fungsi.
Keuntungan keterlibatan keluarga dalam bisnis
1. Memelihara nilai kemanusian di tempat kerjaBisnis keluarga dapat dengan mudah menunjukkan tngkat perhatian yang lebih tinggi bagi tiap orang, daripada perusahaan-perusahaan pada umumnya
2. Memfokuskan pada pelaksanaan jangka panjangManajer keluarga dapat mengambil pandangan jangka panjang lebih mudah daripada manajer perusahaan yang dinilai hasilnya setiap tahun
3. Memperluas kualitas Karena memiliki taruhan di dalam memelihara reputasi keluarga, anggota keluarga akan mempertahankan tradisi memberikan kualitas dan nilai bagi konsumen.
Budaya bisnis keluarga
1. Pendiri perusahaan menanamkan budaya perusahaan Dalam bisnis keluarga, nilai utama pendiri perusahaan
menjadi bagian dari budaya bisnis dan kode perusahaan, yaitu sesuatu yang dipercaya sebagai anggota keluarga.
2. Pola-pola budaya Budaya perusahaan meliputi banyak tingkah laku dan
keyakinan yang berbeda, sehingga pengamatan yang menyeluruh akan memperlihatkan berbagai pola budaya yang akan membantu di dalam menjelaskan cara berfungsinya suatu perusahaan.
3. Suksesi budaya dan kepemimpinan Proses pengalihan kepemimpinan perusahaan keluarga
dari satu generasi ke generasi berikutnya dikaitkan dengan perubahan di dalam pola bisnis keluarga
Ciri-ciri khusus manajemen perusahaan keluarga
1. Kebutuhan akan manajemen yang baik Manajemen yang baik diperlukan untuk kesuksesan tiap bisnis
termasuk bagi perusahaan keluarga. Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah:
a. Merangsang pemikiran dan pemahaman strategi barub. Merekrut dan mempertahankan manajer nonkeluarga yang baikc. Menciptakan organisasi yang fleksibel dan inovatifd. Menciptakan dan melindungi modale. Mempersiapkan pengganti tampuk kepemimpinanf. Mengeksploitasi kelebihan yang unik dari kepemilikan keluarga
2. Karyawan nonkeluarga dalam perusahaan keluarga Hadirnya karyawan nonkeluarga masih dipengaruhi oleh
pertimbangan keluarga, sehingga dalam beberapa kesempatan karyawan ini untuk promosi dipersempit dengan hadirnya anggota keluarga yang memiliki jalur dalam
3. Dewan keluarga Adalah sekumpulan anggota keluarga yang terorganisasi yang
berkumpul secara periodik untuk mendiskusikan masalah keluarga yang berhubungan dengan bisnis.
Profil Usaha Kecil
Batasan usaha kecil di Indonesia, adalah:1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak
1.000.000.0003. Jumlah tenaga kerja antara 5-19 orang yang terdiri dari
pekerja kasar yang dibayar, pekerja pemilik, dan pekerja keluarga.
4. Prinsip manajemen, persyaratan modal dan pengoperasiannya bersifat local
Keunggulan usaha kecil: Memiliki kebebasan untuk bertindak Fleksibel Tidak mudah goncang
Kelemahan usaha kecil
1. Kelemahan strukturalKelemahan dalam struktur perusahaan, yang meliputi: bidang manajemen, pengendalian mutu, penguasaan teknologi, permodalan yang kecil, akses pasar
2. Kelemahan culturalKelemahan dalam budaya perusahaan yang kurang mencerminkan perusahaan sebagai “corporate culture”, meliputi:
a. Kurangnya informasi peluang dan cara memasarkan produk
b. Kurangnya informasi untuk mendapatkan bahan baku yang baik, murah dan mudah
c. Kurangnya informasi untuk memperoleh fasilitas dan bantuan pengusaha besar dalam menjalin hubungan kemitraan untuk memperoleh bantuan permodalan dan pemasaran
d. Kurangnya informasi tentang tata cara pengembangan produk, baik desain, kualitas, maupun kemasan
e. Kurangnya informasi untuk menambah sumber permodalan dengan persyaratan yang terjangkau.
top related