master meningitis
Post on 08-Feb-2016
36 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Penyakit infeksi pada sistem saraf diklasifikasikan
berdasarkan jaringan yang terkena infeksi; (1) infeksi pada
selaput pembungkus otak (meningeal), yang melibatkan lapisan
dura secara primer (pachymeningitis) atau lapisan pia- araknoid
(leptomenigitis) dan (2) infeksi pada parenkim serebral dan
parenkim pada bagaian spine ( ensefalitis atau myelitis). Pada
kebanyakan kasus didapatkan kedua dua meninges dan
parenkim otak terkena dengan pelbagai derajat infeksi.
Infeksi pada susunan saraf pusat (SSP) secara akut
merupakan salah satu penyakit yang memerlukan penanganan
yang cepat dan tepat. Kerusakan sistem saraf pusat sebenarnya
tidak hanya karena adanya mikroorganisme, tetapi lebih
diakibatkan oleh proses inflamasi sebagai respon adanya
mikroorganisme tersebut. Penyakit meningitis dapat terjadi pada
semua tingkat, usia, namun kalangan usia muda lebih rentan
terserang penyakit ini.(1)
ARDIAL PURSYA 08171118
Page 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI
Meninges terdiri daripada tiga jaringan ikat membran yang
terletak di bagian luar organ sistem saraf pusat. Fungsi dari lapisan
selaput otak ini adalah:
1. Melapisi dan memberikan proteksi kepada struktur organ
sistem saraf pusat (otak dan medula spinalis).
2. Memberikan proteksi pembuluh darah yang terdapat di otak
dan menutupi sinus venosus.
3. Mengandungi likour serebrospinalis
4. Membentuk partisi/ bagian bagian dari otak.(3)
Struktur meninges dari luar adalah, dura mater, araknoid mater, dan
pia mater.
ARDIAL PURSYA 08171118
Page 2
Gambar 1 (dipetik dari kepustakaan 3 )
Meningea terdiri dari tiga lapis, yaitu :
a. Piamater
Yang menyelipkan dirinya ke dalam celah pada otak dan
sumsum tulang belakang dan sebagai akibat dari kontak
yang sangat erat akan menyediakan darah untuk struktur-
struktur ini.
b. Arachnoid
Merupakan selaput halus yang memisahkan piameter dan
duramater.
c. Duramater
Merupakan lapisan paling luar yang padat dan keras
berasal dari jaringan ikat tebal dan kuat.(4)
ARDIAL PURSYA 08171118
Page 3
2.2 Definisi
Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur. 3
Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus).5
Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat.1
2.3 Etiologi
Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme,
seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang menyebar dalam darah
ke cairan otak. Penyebab infeksi ini dapat diklasifikasikan atas :
1. Meningitis bakteri:
a. Pneumococcus
b. Meningococcus
c. Haemophilus influenza
d. Staphylococcus
e. Escherichia coli
f. Salmonella
g. Mycobacterium tuberculosis
Age Group Causes
neonatus Group B Streptococci, Escherichia coli, Listeria
monocytogenes
Bayi Neisseria meningitidis, Haemophilus influenzae,
Streptococcus pneumoniae
Anak anak N. meningitidis, S. pneumoniae
ARDIAL PURSYA 08171118
Page 4
Dewasa S. pneumoniae, N. meningitidis, Mycobacteria
(dipetik dari kepustakaan 5)
2. Virus :
a. Enterovirus
b. Mumps
c. Herpes virus
d. Arbovirus
e. Kasus yang sangat jarang: LMCV (lymphocytic
choriomeningitis virus)
3. Jamur :
a. Cryptococcus neoformans
b. Coccidioides immitris
c. Candida (jarang)
d. Histoplasma (terutama pada kasus
immunocompromise)
Meningitis juga bisa berlaku pada kasus non infeksi terutama
pada kasus seperti AIDS, kanker, diabetes, trauma fisik atau oleh kerna
obat obatan yang bisa menurunkan sistem imunitas tubuh. (5)
1. Faktor predisposisi : jenis kelamin lakilaki lebih sering dibandingkan dengan
wanita
2. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir
kehamilan
3. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin.
4. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan
dengan sistem persarafan.7
2.4 Klasifikasi
ARDIAL PURSYA 08171118
Page 5
2.4.1 Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi
pada cairan otak, yaitu :
1.Meningitis serosa
Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak yang
jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa. Penyebab
lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.
2.Meningitis purulenta
Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan medula
spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae (pneumokok),
Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus
aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae,
Peudomonas aeruginosa.8
2.4.2 Tipe Meningitis
Tipe meningitis yang sering menyerang pada anak adalah:
Viral meningitis
Termasuk penyakit ringan. Gejalanya mirip dengan sakit flu
biasa, dan umumnya si penderita dapat sembuh sendiri.
Frekuensi viral meningitis biasanya meningkat di musim panas
karena pada saat itu orang lebih sering terpapar agen pengantar
virus. Banyak virus yang bisa menyebabkan viral meningitis.
Antara lain virus herpes dan virus penyebab flu perut.
Bacterial meningitis
Disebabkan oleh bakteri tertentu dan merupakan penyakit
yang serius. Salah satu bakterinya adalah meningococcal
bacteria. Gejalanya seperti timbul bercak kemerahan dan
kecoklatan pada kulit. Bercak ini akan berkembang menjadi
ARDIAL PURSYA 08171118
Page 6
memar yang mengurangi suplai darah ke organ-organ lain dalam
tubuh dapat berakibat fatal dan menyebabkan kematian.
Meningitis Tuberkulosis Generalisata
Gejala : demam, mudah kesal, obstipasi, muntah- muntah,
ditemukan tanda-tanda perangsangan meningen seperti kaku
kuduk, suhu badan naik turun, nadi sangat labil/lambat,
hipertensi umum, abdomen tampak mencekung, gangguan saraf
otak.
Penyebab : kuman mikobakterium tuberkulosa varian hominis.
Diagnosis : Meningitis Tuberkulosis dapat ditegakkan dengan
pemeriksaan cairan otak, darah, radiologi, test tuberkulin.
Selain dari tipe-tpe meningitis yang dibahas di atas, terdapat
juga tipe meningitis yang disebabkan oleh jamur seperti
meningitis Kriptikokus. (4)
ARDIAL PURSYA 08171118
Page 7
Perbandingan Gambaran Lcs Antara Meningitis Purulenta, Tb,
Viral, Dan Jamur
PURULENTA TUBERKULOSA VIRUS JAMUR
Tekanan >180
mm H20
Bila
didiamkan
terbentuk
pelikula
Mikroskopis
: kuman TBC
-Pemeriksaan
mikroskopik
-Biakan
cairan otak
-Pemeriksaan
serologik
serum dan
cairan otak
Kultur
bakteri
negatif
Warna Keruh sampai
purulen
Jernih atau
xantokrom
Jernih Jernih
Sel Leukosit
meningkat
95 % PMN
Meningkat,
<500/mm3, MN
dominan
Meningkat
antara 10-
1000/mm3
10 -500 sel/mm3
dengan
dominasi
limfosit
Protein Meningkat,
>75 mg%
meningkat Normal / sedikit
meningkat
Meningkat
Klorida Menurun,
<700 mg%
menurun Normal
Glukosa Menurun, <40
mg %, atau <
40 % gula
darah
menurun Normal Menurun,
sekitar 15-35
mg
ARDIAL PURSYA 08171118
Page 8
2.5 Patofisiologi
Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti dengan
septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.
Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media,
mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf
baru, trauma kepala dan pengaruh imunologis. Saluran vena yang melalui
nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran mastoid menuju otak dan
dekat saluran vena-vena meningen; semuanya ini penghubung yang menyokong
perkembangan bakteri. Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan
reaksi radang di dalam meningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan
trombus dan penurunan aliran darah serebral. Jaringan serebral mengalami
gangguan metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi.
Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis. Radang
juga menyebar ke dinding membran ventrikel serebral.
Meningitis bakteri dihubungkan dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier oak), edema serebral dan peningkatan TIK. Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi meningitis.
Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada
sindromWaterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus.7
2.6 Manifestasi klinis
Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :
1. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering)
ARDIAL PURSYA 08171118
Page 9
2. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif,
dan koma.
3. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sbb:
a. Rigiditas nukal (kaku leher). Upaya untuk fleksi kepala mengalami
kesukaran karena adanya spasme otot-otot leher.
b. Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam
keadan fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan
sempurna.
c. Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi
lutut dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah
pada salah satu sisi maka gerakan yang sama terlihat peda sisi
ektremita yang berlawanan.
4. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.
5. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat
eksudat purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan
karakteristik tanda-tanda vital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi),
pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah dan penurunan tingkat
kesadaran.
6. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal.
7. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia: demam tinggi tiba-tiba
muncul, lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati
intravaskuler diseminata6
2.7 DIAGNOSIS
Diagnosis kerja ke arah meningitis dapat dipikirkan apabila
menemukan gejala dan tanda-tanda klinis meningitis. Gejala dan tanda
dari infeksi akut, peningkatan tekanan intrakranial dan rangsang
meningeal perlu diperhatikan. Untuk mengkonfirmasi diagnosis
meningitis dilakukan tes laboratorium berupa tes darah dan cairan
sumsum tulang belakang. (4)
ARDIAL PURSYA 08171118
Page 10
Pemeriksaan Rangsangan Meningeal
a. Pemeriksaan Kaku Kuduk
Pasien berbaring terlentang dan dilakukan pergerakan pasif berupa
fleksi dan rotasi kepala. Tanda kaku kuduk positif (+) bila didapatkan
kekakuan dan tahanan
pada pergerakan fleksi kepala disertai rasa nyeri dan spasme otot.
Dagu tidak dapat disentuhkan ke dada dan juga didapatkan tahanan
pada hiperekstensi dan rotasi kepala.
b. Pemeriksaan Tanda Kernig
Pasien berbaring terlentang, tangan diangkat dan dilakukan fleksi
pada sendi panggul kemudian ekstensi tungkai bawah pada sendi lutut
sejauh mengkin tanpa rasa nyeri. Tanda Kernig positif (+) bila ekstensi
sendi lutut tidak mencapai sudut 135° (kaki tidak dapat di ekstensikan
sempurna) disertai spasme otot paha biasanya diikuti rasa nyeri.
c. Pemeriksaan Tanda Brudzinski I ( Brudzinski Leher)
Pasien berbaring terlentang dan pemeriksa meletakkan tangan
kirinya dibawah kepala dan tangan kanan diatas dada pasien
kemudian dilakukan fleksi kepala dengan cepat kearah dada sejauh
ARDIAL PURSYA 08171118
Page 11
mungkin. Tanda Brudzinski I positif (+) bilapada pemeriksaan terjadi
fleksi involunter pada leher.
d. Pemeriksaan Tanda Brudzinski II ( Brudzinski Kontra Lateral
Tungkai)
Pasien berbaring terlentang dan dilakukan fleksi pasif paha pada
sendi panggul (seperti pada pemeriksaan Kernig). Interpretasi: Tanda
Brudzinski II (+) bila tungkai yang satunya ikut pula terfleksi (7)
Pemeriksaan Penunjang Meningitis
a. Pemeriksaan Pungsi Lumbal
Lumbal pungsi biasanya dilakukan untuk menganalisa jumlah sel
dan protein
ARDIAL PURSYA 08171118
Page 12
cairan cerebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan adanya
peningkatan tekanan
intrakranial.
a. Pada Meningitis Serosa terdapat tekanan yang bervariasi,
cairan jernih, sel darah putih meningkat, glukosa dan protein
normal, kultur (-).
b. Pada Meningitis Purulenta terdapat tekanan meningkat, cairan
keruh, jumlah sel darah putih dan protein meningkat, glukosa
menurun, kultur (+) beberapa jenis bakteri.
b. Pemeriksaan darah
Dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin, jumlah leukosit, Laju
Endap
Darah (LED), kadar glukosa, kadar ureum, elektrolit dan kultur.
a. Pada Meningitis Serosa didapatkan peningkatan leukosit saja.
Disamping itu, pada Meningitis Tuberkulosa didapatkan juga
peningkatan LED.
b. Pada Meningitis Purulenta didapatkan peningkatan leukosit.(7)
c. Pemeriksaan Radiologis
a. Pada Meningitis Serosa dilakukan foto dada, foto kepala, bila
mungkin
dilakukan CT Scan.
b. Pada Meningitis Purulenta dilakukan foto kepala (periksa mastoid,
sinus
paranasal, gigi geligi) dan foto dada.(7)
2.8 Komplikasi
ARDIAL PURSYA 08171118
Page 13
1. Hidrosefalus obstruktif
2. MeningococcL Septicemia ( mengingocemia )
3. Sindrome water-friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal
bilateral)
4. SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone )
5. Efusi subdural
6. Kejang
7. Edema dan herniasi serebral
8. Cerebral palsy
9. Gangguan mental
10. Gangguan belajar
11. Attention deficit disorder.4
2.9 Penatalaksanaan.
Jika berdasarkan pemeriksaan penderita didiagnosa
sebagai meningitis, maka pemberian antibiotik secara Infus
(intravenous) adalah langkah yang baik untuk menjamin
kesembuhan serta mengurang atau menghindari resiko
komplikasi. Antibiotik yang diberikan kepada penderita
tergantung dari jenis bakteri yang ditemukan.(7)
Farmakologis
a. Obat anti inflamasi :
1) Meningitis tuberkulosa :
a) Isoniazid 10 – 20 mg/kg/24 jam oral, 2 kali sehari
maksimal 500 gr selama 1 ½ tahun.
b) Rifamfisin 10 – 15 mg/kg/ 24 jam oral, 1 kali sehari
selama 1 tahun.
ARDIAL PURSYA 08171118
Page 14
c) Streptomisin sulfat 20 – 40 mg/kg/24 jam sampai 1
minggu, 1 – 2 kali sehari, selama 3 bulan.
2) Meningitis bacterial, umur < 2 bulan :
a) Sefalosporin generasi ke 3
b) ampisilina 150 – 200 mg (400 gr)/kg/24 jam IV, 4 –
6 kali sehari.
c) Koloramfenikol 50 mg/kg/24 jam IV 4 kali sehari.
3) Meningitis bacterial, umur > 2 bulan :
a) Ampisilina 150-200 mg (400 mg)/kg/24 jam IV 4-6
kali sehari.
b) Sefalosforin generasi ke 3.(6)
b. Pengobatan simtomatis :
1) Diazepam IV : 0.2 – 0.5 mg/kg/dosis, atau rectal 0.4 –
0.6/mg/kg/dosis kemudian klien dilanjutkan dengan.
2) Fenitoin 5 mg/kg/24 jam, 3 kali sehari.
3) Turunkan panas :
a) Antipiretika : parasetamol atau salisilat 10
mg/kg/dosis.
b) Kompres air PAM atau es.
c. Pengobatan suportif :
1) Cairan intravena.
2) Zat asam, usahakan agar konsitrasi O2 berkisar antara
30 – 50%.(6)
ARDIAL PURSYA 08171118
Page 15
2.10 Perawatan
a. Pada waktu kejang
1. Longgarkan pakaian, bila perlu dibuka.
2. Hisap lender.
3. Hindari dari mencoba untuk mameasuki sesuatu ke
dalam mulut penderita.
4. Kosongkan lambung untuk menghindari muntah dan
aspirasi.
5. Hindarkan penderita dari rudapaksa (misalnya jatuh).(4)
b. Bila penderita tidak sadar lama.
1. Beri makanan melalui sonde.
2. Cegah dekubitus dan pnemunia ortostatik dengan
merubah posisi penderita sesering mungkin.
3. Cegah kekeringan kornea dengan boor water atau
salep antibiotika.6
c. Pada inkontinensia urine lakukan katerisasi dan pada
inkontinensia alvi lakukan lavement.
d. Pemantauan ketat:
1. Tekanan darah
2. Respirasi
3. Nadi
4. Produksi air kemih
ARDIAL PURSYA 08171118
Page 16
5. Faal hemostasis untuk mengetahui secara dini
adanya DC.3
2.11 Pencegahan
Langkah dalam mencegah meningitis antara lain:
1. Cuci tangan anda secara benar untuk menghindari terkena
penyebab infeksi.
2. Tetap sehat. Jaga sistem imun anda berfungsi dengan baik
dengan cukup istirahat, olahraga teratur dan makan makanan
sehat dan bergizi.
3. Tutup mulut dan hidung anda ketika bersin atau batuk.
4. Jika anda sedang hamil, berhati-hatilah dengan apa yang anda
konsumsi.1
2.12 Prognosis
Penderita meningitis dapat sembuh, baik sembuh dengan cacat
motorik atau mental atau meninggal tergantung :
a. umur penderita.
b. Jenis kuman penyebab
c. Berat ringan infeksi
d. Lama sakit sebelum mendapat pengobatan.
e. Kepekaan kuman terhadap antibiotic yang diberikan
f. Adanya dan penanganan penyakit.6
ARDIAL PURSYA 08171118
Page 17
BAB III
KESIMPULAN
Meningitis adalah infeksi cairan otak dan disertai proses peradangan yang
mengenai piameter, araknoid dan dapat meluas ke permukaan jarinag otak dan
medula spinalis yang menimbulkan eksudasi berupa pus atau serosa yang terdapat
secara akut dan kronis.
ARDIAL PURSYA 08171118
Page 18
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada
cairan otak, yaitu :
1) Meningitis serosa Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang
disertai cairan otak yang jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium
tuberculosa. Penyebab lainnya Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.
2) Meningitis purulenta Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang
meliputi otak dan medula spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus
pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus
haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli,
Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.2
DAFTAR PUSTAKA
1. Price, Sylvia Anderson. Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease
Processes. Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4. Jakarta : EGC; 1994.
2.Harsono.(1996).Buku Ajar Neurologi Klinis.Ed.I.Yogyakarta : Gajah Mada
University Press.
ARDIAL PURSYA 08171118
Page 19
3. Infection of the nervous sytem. Dalam ; Abbas k. dan Mitchell F.Robin basic
pathology .Edisi ke *. Saunders. 2007. Hal 874.
4. Chapter 64 : the central nervous sytem II infection. Dalam : Chandrasoma P.
and Taylor C. R. Concise pathology. Edisi III. Mc Graw Hills 1998.
5.Meninges. Dalam ; Marieb E.dan Hoehn. K. Human anatomy and physiology.
Edisi VII. Pearson education.2007
6.Lumbantobing S, Neurologi Klinik, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2007.
7.Mahar Marjono, Neurologi Klinis Dasar, Penerbit Dian Rakyat, Jakarta, 2008.
ARDIAL PURSYA 08171118
Page 20
top related