maniring hinting sebagai gerakan kontra … disertasi new.pdfkutipan pendapat dan tulisan orang lain...
Post on 14-Aug-2019
235 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
DISERTASI
MANIRING HINTING SEBAGAI GERAKAN KONTRAHEGEMONI MASYARAKAT DAYAK DALAMPEMBERTAHANAN HAK-HAK ATAS TANAH
DI KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
LINGGUA SANJAYA USOPNIM 1190371004
PROGRAM DOKTORPROGRAM STUDI KAJIAN BUDAYA
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR2015
ii
MANIRING HINTING SEBAGAI GERAKAN KONTRAHEGEMONI MASYARAKAT DAYAK DALAMPEMBERTAHANAN HAK-HAK ATAS TANAH
DI KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
Disertasi untuk Memperoleh Gelar Doktorpada Program Doktor, Program Studi Kajian Budaya
Program Pascasarjana Universitas Udayana
LINGGUA SANJAYA USOPNIM 1190371004
PROGRAM DOKTORPROGRAM STUDI KAJIAN BUDAYA
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR2015
iii
LEMBAR PENGESAHAN
USULAN HASIL PENELITIAN DISERTASI INI TELAH KAMIBIMBING DAN SIAP UNTUK DIUJIKAN
(UJIAN TERTUTUP)
Denpasar, Maret 2015
Promotor,
Prof. Dr. Phil I Ketut Ardhana, M.ANIP 19600729 198601 1 001
Kopromotor I, Kopromotor II,
Prof. Dr. I Gde Parimartha, M.A Dr. I Gusti Ketut Gde Arsana, M.SiNIP 19431231 197602 1 001 NIP 19520815 198103 1 004
Mengetahui,
KetuaProgram Doktor (S3)
Kajian Budaya Program PascasarjanaUniversitas Udayana,
Prof. Dr. A.A. Bagus Wirawan, S.U.NIP 19480720 197803 1 001
iv
Disertasi ini telah diuji pada Ujian Seminar HasilTanggal 27 Februari 2015
Panitia Penguji Disertasi, Berdasarkan SK Rektor Universitas UdayanaNomor: 672/UN.14.4/HK/2015
Tanggal 27 Februari 2015
Panitia Penguji:
No. Nama Dosen Keterangan
1. Prof. Dr. Phil I Ketut Ardhana, M.A. ( Ketua)
2. Prof. Dr. I Gde Parimartha, M.A. (Penguji)
3. Dr. Drs. I Gusti Ketut Gde Arsana, M.Si. (Penguji)
4. Prof. Dr. A.A. Bagus Wirawan, S.U. (Penguji)
5 Prof. Dr. I Wayan Ardika, M.A. (Penguji)
6. Dr. I Putu Sukardja, M.Si. (Penguji)
7. Dr. Drs. Industri Ginting Suka, M.S. (Penguji)
v
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Linggua Sanjaya UsopNIM : 1190371004Jurusan/Program Studi : Program Doktor S3 Kajian Budaya PPs UnudJudul Disertasi : Maniring Hinting sebagai Gerakan Kontra
Hegemoni Masyarakat Dayak dalamPembertahanan Hak-Hak atas Tanah diKabupaten Kotawaringin Timur
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa disertasi ini benar-benarmerupakan hasil karya dan penelitian saya sendiri, bebas dari peniruankarya orang lain. Kutipan pendapat dan tulisan orang lain dirujuk sesuaidengan cara-cara penulisan karya ilmiah yang berlaku.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwadalam disertasi ini terkandung ciri-ciri plagiat dan bentuk-bentuk peniruanlain yang dianggap melanggar peraturan, maka saya bersedia menerimasanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Denpasar, Maret 2015
MateraiRp 6.000,00
Linggua Sanjaya Usop
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala puji dan seluruh kesempurnaan hanya milik Tuhan YangMaha Esa, yang telah memberikan kekuasaan-Nya sehinga penulis dapatmenyelesaikan penelitian dan penulisan disertasi yang berjudul “ManiringHinting sebagai Gerakan Kontra Hegemoni Mayarakat Dayak dalamPembertahanan Hak-Hak atas Tanah di Kabupaten Kotawaringin Timur” inisesuai dengan jadwal dan harapan penulis.
Dengan penuh ketulusan penulis juga mengucapkan terima kasih danpenghargaan sedalam-dalamnya kepada Prof. Dr. Phil I Ketut Ardhana,M.A., yang berkenan menjadi promotor dan dengan penuh dedikasi sertatanggung jawab moral dan keilmuan beliau membimbing sehingga penulistermotivasi terus-menerus untuk merampungkan disertasi ini. Secaramendalam pula penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnyakepada Prof. Dr. I Gede Parimartha, M.A., selaku kopromotor I yang penuhkebijaksanaan memberikan dorongan dan koreksi selama bimbinganberlangsung. Ucapan terima kasih yang tidak kalah nilainya juga penulisucapkan kepada Dr. I Gusti Ketut Gde Arsana, M.Si., selaku kopromotor IIyang telah banyak meluangkan kesempatan yang bersifat kekeluargaan danpetunjuk-petunjuk penulisan yang sangat berarti selama bimbingan.
Penulis selanjutnya mengucapkan terima kasih kepada RektorUniversitas Udayana Prof. Dr. dr. I Ketut Swastika, Sp. P.D.-KEMD ataskesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikutidan menyelesaikan pendidikan Program Doktor di Universitas Udayana.Ucapan yang sama tingginya disampaikan kepada Direktur PascasarjanaUniversitas Udayana Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S.(K)., AsistenDirektur I, Prof. Dr. Made Budiarsa, M.A., dan Asisten Direktur II, Prof.Dr. Made Sudiana Mahendra, Ph.D., atas kepemimpinan yang baik, fasilitas,dan kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi karyasiswaProgram Doktor pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Khususkepada Prof. Dr. A.A. Bagus Wirawan, S.U. dan Dr. Putu Sukardja, M. Si.,selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Doktor Kajian Budaya yangtelah memberikan fasilitas pendidikan serta kemudahan akademik melaluigagasan pengembangan program studi yang sangat berarti, serta semangatyang terus membara untuk membawa Program Studi Kajian Budaya ke jalanyang semestinya.
Terima kasih yang tidak terhingga kepada para penguji sewaktupenulis menempuh ujian kualifikasi, ujian proposal, ujian hasil, hingga ujiantertutup, yakni Prof. Dr. I Wayan Ardika, M.A., Prof. Dr. Phil I KetutArdhana, M.A., Prof. Dr. I Gde Parimartha, M.A., Prof. Dr A.A. BagusWirawan, S.U., Dr. I Gusti Ketut Gde Arsana, M.Si., Dr. Putu Sukardja, M.Si., Dr. Industri Ginting Suka, M.S., Dr. A.A. Gede Oka Wisnumurti, M.Si.,yang telah memberikan masukan, sanggahan, informasi, saran, koreksidengan sangat teliti, jeli, serta kritis demi kebaikan, dan kelayakan disertasiini.
vii
Pada kesempatan ini pula, penulis mengucapkan terima kasihmendalam kepada seluruh dosen, baik dosen tetap maupun dosen tamu padaProgram Studi Doktor Kajian Budaya yang telah banyak memberikanpemahaman tentang cultural studies, postmodernisme, poststrukturalisme,poststrukturalisme, dan menanamkan secara baik ideologi pembelaanterhadap kelompok marginal. Bakti dan hormat penulis kepada mereka diantaranya, yaitu Prof. Dr. I Gede Widja, M.A., Prof. Dr. I Nengah BawaAtmaja, M.A., Prof. Dr. Sri Heddy Ahimsa Putra, M.A., Prof. Dr. IrwanAbdullah. M.A., Prof. Dr. Ir. Sulistyawati, M.S., Prof. Dr. I Ketut Mertha,S.H., M.H., Prof. Dr. Ing. I Made Merta, Prof. Dr. Emiliana Mariyah, M.S.,Dr. Ni Made Wiasti, M.Si., dan Dr. I Gede Mudana, M.Si., serta dosen lainyang telah banyak memberikan sumbangan pemikiran dan perenunganmendalam yang kritis selama penulis mengikuti perkuliahan ProgramDoktor.
Ucapan terima kasih mendalam kepada Prof. Dr. Ferdinand, M.S.selaku Rektor Universitas Palangka Raya, Dr. Netto W.S. Rahan, M.Si.selaku mantan Dekan FKIP Universitas Palangka Raya yang telahmengizinkan penulis untuk melanjutkan studi kejenjang Program DoktorKajian Budaya di Universitas Udayana. Semoga Universitas Palangka Rayadapat menjadi kampus masa depan untuk generasi pilihan pada masamendatang.
Kepada teman-teman seperjuangan di Program Doktor KajianBudaya, khususnya angkatan 2011, yaitu A.A. Rai Sita Laksmi, I KetutWenten Aryawan, Salman Alfarizi, I Gst. Ngrh. Seramesara, I NyomanArba Wirawan, Ni Gst. Nym. Suci Murni beserta suami sekeluarga,Mustain, I Nyoman Wiratmaja, I Wayan Kondra, Ketut Muka Pendet, Refly,I Nyoman Sudipa, Ervantia Restulita, Abdul Alim, I Wayan Kandia, KetutKodi, La Batia, Maria Rahayu, I Wayan Mudana, Mustaman, A.A. Raka, IMade Suantina, Linda Suryana, I Gede Suardana, I Ketut Supir, Syahrun, INyoman Wardi, dan I Wayan Munggah atas persahabatan yang selaluberapi-api dan penuh kehangatan selama perkuliahan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada staf/pegawaiProgram Doktor Kajian Budaya, yaitu Putu Sukaryawan, S.T., Dra. Ni luhWitari, Ni Wayan Ariyati, S.E., Cok Istri Murniati, S.E., A.A. AyuIndrawati, I Nyoman Chandra, Putu Hendrawan, dan Ketut Budi Astra yangtelah banyak memberikan bantuan fasilitas dan informasi sehubungandengan administrasi Program Doktor. Termasuk kehangatan, kesabaran, dankekeluargaan mereka dalam memberikan pelayanan.
Terima kasih kepada narasumber, yakni informan, akademisi,budayawan, dan terutama seluruh pelaku maniring hinting yang selama inibergulat dalam perasaan terpinggirkan. Akan tetapi, penuh semangat hidupdan kegembiraan yang senantiasa terbagi dengan keikhlasan mendalam.Semoga perjuangan hak-hak dapat terwujud sesuai dengan jerih payahperjuangan yang sudah tercurahkan dan akan terus terkobarkan.
Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih, bakti dan sembahmendalam kepada kedua orang tua dan mertua penulis yang mendidik,membimbing dengan kasih, dan cinta. Atas segala wejangan dan ajaranmereka dunia pun menjadi terbuka.
viii
Akhirnya, tiada kata yang dapat mewakili semua perasaan kepadaistri Estiani Isa Leluni dan anugerah terindah Tuhan untuk sepasang anandaDharma Raga Sanjaya Usop dan Febiola Harmonitha Sanjaya Usop.
Akhirnya semoga Tuhan yang Maha Pemberi selalu menempatkankita semua sebagai manusia yang senantiasa dapat memberikan manfaatsebanyak-banyaknya untuk sesama manusia tanpa memandang suku, agama,ras, dan antar golongan.
Denpasar, Mei 2015
Penulis
ix
ABSTRAK
Disertasi ini berjudul "Maniring Hinting sebagai Gerakan KontraHegemoni Masyarakat Dayak dalam Pembertahanan Hak-Hak atas Tanah diKabupaten Kotawaringin Timur." Isu energi alternatif (bio-fuel) dansengketa tanah yang terjadi akhir-akhir ini, khususnya di KabupatenKotawaringin Timur, menjadi alasan munculnya gerakan ritual perlawananmaniring hinting ini. Hal ini disebabkan oleh tekanan kelas dominasi yangtelah menjadi pemicu tingginya tingkat resistensi/perlawanan masyarakatadat Dayak sebagai usaha menggerogoti dominasi keberadaaan PBS-PBSyang menyebabkan keadaan konflik meluas dan menjadikan konflik dalamskala yang lebih luas antara masyarakat, investor, dan pemerintah yangbersifat multikonflik yaitu horizontal dan vertikal. Berdasarkan latarbelakang masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk (1) menjelaskanideologi maniring hinting sebagai gerakan kontra hegemoni masyarakatDayak dalam mempertahankan hak-hak atas tanah di KabupatenKotawaringin Timur, (2) membahas pelaksanaan maniring hinting sebagaigerakan kontra hegemoni masyarakat Dayak di Kotawaringin Timur, dan(3) menganalisis makna perlawanan maniring hinting bagi masyarakatDayak di Kabupaten Kotawaringin Timur. Secara teoretis dalam mengkajiketiga permasalahan di atas digunakan pendekatan kajian budaya (culturestudies) melalui teori hegemoni dan kontra hegemoni, teori disiplin danhukum, dan teori praktik sosial. Dalam pembahasannya digunakan tigateori, tetapi yang paling dominan adalah teori kontra hegemoni Gramsci.Metodologis studi ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dananalisis interpretatif dengan cara pengumpulkan data dengan teknikwawancara mendalam, observasi, serta studi literatur dan dokumen.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa konstitusi dan institusikapitalis dijadikan sebagai basis produksi ideologi oleh pengusaha danpemerintah untuk melanggengkan kekuasaan. Namun, akibat perlawanandari kelompok terpinggirkan melalui maniring hinting ritual perlawananmasyarakat Dayak, otoritas yang dipegang oleh pengusaha dan pemerintahmengalami counter dan tandingan meskipun pemerintah dan pengusahamasih tampak mempraktikkan kekerasan simbolik mendominasi kelompokmarginal/subaltern. Rivitalisasi, transformasi, dan reproduksi kebudayaanlokal terjadi karena dominasi dan tekanan kelompok dominan terhadapmasyarakat Dayak menuntut terjadinya pengakuan dan perlindunganterhadap hak-hak atas tanah melalui local wisdoms tandingan terhadaplogosentrisme. Hal itu dilakukan dengan menciptakan dan membangkitkanritual dan budaya tandingan, yang direpresentasikan lewat media ritualmaniring hinting. Gerakan maniring hinting dapat dilihat sebagai upayamemperkuat, mempertahankan, dan melestarikan budaya lokal sertakearifan lokal dalam menghadapi dampak dan masalah sosial ekonomi sertasosial kebudayaan, baik pada masa kini maupun pada masa yang akandatang.
Kata Kunci: maniring hinting, gerakan kontra hegemoni, dan masyarakatDayak
x
ABSTRACK
This dissertation is entitled “Maniring Hinting as the CounterHegemony of Dayak Community in maintaining the Land Rights in EastKotawaringin regency.” The issue of bio-fuel alternative energy and landdisputes occurring lately, especially in East Kotawaringin regency, thepressure of capitalistic domination and reacted by ritual movement is thereason for appearance of maniring hinting actions. Dayak ritual resistance asthey attempt to disgrace Oil Palm Plantation (PBS) dominance that hascaused a state of conflict, becoming wider horizontally and vertically amongDayak community, investors, and governments as well as law enforcement.Based on the background of the these problems, there are three mainquestions to be discussed including (1) Explain ideology maniring hintingas counter-hegemonic movement of Dayak community in defending theland rights in East Kotawaringin regency, (2) Discuss the implementation ofmaniring hinting as counter-hegemonic movement, and (3) Analyze themeaning of maniring hinting resistance for the Dayak community at EastKotawaringin regency. Theoretically, this study uses a cultural studiesapproach through theories of hegemony and counter-hegemony, diciplineand punish, and social practice dominated by Gramsci’s theory of counterhegemony. Methodologically this studu used a qualitative descriptiveapproch and interpretative analysis by collecting data throught in-depthinterview technique, observation, and study of literature and document.
The result of analysis showed maniring hinting is not merely a kindof “police line” but a form of ritual resistance, “spritual line” and a“statement of rights” to open a dialogue on a certain solution of conflict inEast Kotawaringin Dayaks of Central Kalimantan. This study found thatgovernment, investors and Kaharingan institution become the basic campfor which they produce their domination and cultural ideologies in order tosupport their authority. However, strong resistance made by the marginalthrough the maniring hinting has effectively reduced the domination andinfluence of government and Palm Oil Plantation. Consequently, there is nolonger law and justice center of authority in Dayak society althoughgovernment and Palm Oil Plantation are still apparently powerful. This isbecause the Dayak wants division and deconstruction in power andauthority by deconstructing logo-centrism of justice of law and culture andalso establishing a counter culture that consist of local ideology as it ismanifested in the maniring hinting. This idea of maniring hinting should bestrengthened in order to maintain and preserve local culture and localwisdom in facing the impact of any important socio-economic and socio-cultural problem in the near future.
Keywords: maniring hinting, counter-hegemonic movement, and Dayakcommunity
xi
RINGKASAN DISERTASI
Gerakan kontra hegemoni merupakan suatu bentuk perlawanan yangsengaja dan sadar dilakukan oleh masyarakat Dayak dalam kondisisubordinat terhadap sebuah dominasi untuk menciptakan terjadinyaperubahan ruang sosial dalam pola interaksi atau keadilan di dalammasyarakat. Gerakan counter tersebut dilatarbelakangi oleh perbedaanklaim pada sistem penguasaan lahan antara pemerintah, pengusaha danmasyarakat adat Dayak dalam konflik agraria yang tidak kunjung adakepastian penyelesaian. Masyarakat adat mempertahankan hakpenguasaannya secara turun-temurun dan bersifat informal (hukum adat),sementara perusahaan dan para pihak lain datang dengan sistem aturanformal (hukum positif) yang tidak dikenal dalam kebiasaan masyarakat adat.Pelaksanaan ritual perlawanan mempunyai ciri-ciri bisa dipimpin olehpendeta agama Hindu Kaharingan, yakni pisor dan basir atau hanyadilaksanakan oleh seorang tokoh adat seperti damang. Jika pelaksanaannyadipimpin oleh seorang damang, maka nama menjadi maniring hinting adat,tetapi jika dalam pelaksanaan dipimpin oleh pendeta Kaharingan, disebutmaniring hinting pali. Konteks dan situasi memengaruhi maksud dan tujuanritual ini dilaksanakan. Makna ritual ini pun menjadi berkonotasimultimakna, yaitu tidak hanya bermakna larangan atau pantangan (pali),tetapi juga membuka jalan untuk bermufakat guna mencari solusi (win-winsolution) dalam menyelesaikan sengketa dan konflik pertanahan.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) memahami ideologi maniringhinting sebagai gerakan kontra hegemoni masyarakat Dayak dalammempertahankan hak-hak atas tanah di Kotawaringin Timur, (2) memahamipelaksanaan maniring hinting sebagai gerakan konta hegemoni, dan (3)pencarian makna perlawanan maniring hinting sebagai gerakan kontrahegemoni bagi masyarakat Dayak terkait dengan kemunculan gerakankontra hegemoni. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian kualitatifinterpretatif kritis. Penelitian kualitatif atau verstehen merupakan suatumetode berganda dalam fokus, yang melibatkan suatu pendekataninterpretatif dan wajar terhadap setiap pokok permasalahannya. Penelitianini menggunakan metode observasi partisipasi (participatory observation) dilapangan. Metode observasi partisipasi merupakan sebuah teknikpengumpulan data yang mengharuskan peneliti melibatkan diri dalamkehidupan masyarakat yang diteliti. Peneliti harus dapat memahamifenomena dan gejala-gejala yang ada, sesuai dengan makna yang diberikanatau dipahami (dari sudut pandang yang diteliti), yakni warga masyarakatyang sedang diteliti, termasuk dalam pengertian metode ini adalahwawancara dan mendengarkan serta memahami apa yang didengarnya.
Kabupaten Kotawaringin Timur dengan luas 16.796 km2 yangmeliputi 17 kecamatan. Dari luas wilayahnya itu, 50 % telah ditanamikelapa sawit (sekitar 1,5 juta ha). Hal itu mengangkat KabupatenKotawaringin Timur menjadi kawasan perkebunan kelapa sawit. Selain itu,meningkatnya permintaan global untuk minyak sawit tengah memacuekspansi besar-besaran perkebunan kelapa sawit di Indonesia khususnya
xii
Kalimantan Tengah. Sehubungan dengan itu, timbul kekhawatiran ataskonflik pertanahan dan dampak lingkungan serta sosial dari konversi lahanyang sangat luas untuk perkebunan monokultur. Hal itu menyebabkanKabupaten Kotawaringin Timur menjadi salah satu kabupaten yang palingbanyak mengalami konflik pertanahan, yaitu 17 dari kecamatan mengendapmasalah klaim atas sumber daya alam dan agraria. Artinya, konflikberlangsung merata di wilayah administratif kabupaten tersebut. Kasussengketa lahan perkebunan di Kabupaten Kotawaringin Timur merupakanyang tertinggi di Kalimantan Tengah, yaitu sebanyak 82 kasus dari 177kasus yang terdata seluruhnya. Permasalahannya mulai dari tumpang tindihlahan perusahaan dengan masyarakat serta tumpang tindih lahan antar-perusahaan. Data juga menunjukkan bahwa sebanyak 85% dari kasus diKalimantan Tengah terjadi di sektor perkebunan, sedangkan 10%merupakan konflik di sektor kehutanan. Sisanya adalah konflikpertambangan dan konflik lainnya. Meluasnya ekspansi perkebunanmonokultur seperti sawit di Kalimantan tidak khayal membuat luas hutanberkurang drastis. Perubahan status kawasan hutan, baik melalui mekanismepelepasan, tukar-menukar yang tidak seimbang, maupun izin pinjam pakaimarak terjadi dan cenderung kian tidak terkendali. Akibatnya, konflik klaimadat atas wilayah hutan melawan penunjukan sepihak oleh negara yangpaling sering terjadi, makin runyam. Ketika kasus macam ini belum tuntas,kini konflik bertambah antara masyarakat dan perusahaan.
Kemunculan ritual maniring hinting sebagai gerakan kontrahegemoni masyarakat Dayak atas penguasaan lahan di KabupatenKotawaringin Timur didasari sudut pandang berbeda antara pemerintah,pengusaha, dan masyarakat. Pemerintah menganggap tanah dan hutanadalah potensi alam yang dikuasai untuk kepentingan umum danmempunyai kewenangan dalam memberikan izin dan hak pengelolaankepada pihak lain. Dipihak lain masyarakat menganggap hutan dan tanahsebagai tempat berusaha dan memperoleh hasil alam yang dapatdimanfaatkan untuk kesejahteraan hidup. Pemerintah mempunyai hakmenguasi tanah (HMN) dan hutan melalui legalisasi peraturan pemerintahdan berbagai bentuk undang-undang dan peraturan. Sebaliknya, masyarakattidak dapat menunjukan bukti hukum akan kepemilikan tanah dan hutanyang legalitasnya diakui dan setara dengan kebijakan negara. Perlawananmasyarakat subordinat dalam menggerogoti kekuasaan dominan dilakukandengan menggunakan media ritual, yakni maniring hinting untuk melakukanperlawanan politik pertanahan. Makna di balik konteks tindakan perlawananmenjadi sangat penting dalam ritual maniring hinting dilakukan dalam ranahprivat (sakral) dalam kaitan dengan roh leluhur orang Dayak dalam ikutmenjaga hak-hak dan kepemilikan atas tanah berubah menjadi bersifatkomunal ketika disatukan oleh pemaknaan yang sama. Hal ini dilakukanoleh masyarakat Dayak ketika berada pada posisi marginal, yaitu tidakmemiliki kemampuan untuk menyatakan penolakan terhadap hegemoni dandominasi kekuasaan. Dalam hal ini pilihannya adalah menggunakan mediaritual kepercayaan agama Kaharingan sebagai agama asli etnis Dayak yangdihidupkan kembali sebagai simbol perjuangan.
xiii
Gerakan kontra hegemoni masyarakat adat Dayak di KabupatenKotawaringin Timur dapat dilihat sebagai aksi perlawanan masyarakat yangtermarginal terhadap perampasan tanah oleh kapital swasta yang didukungnegara melalui pemberian hak guna usaha (HGU). Masuknya pemodalswasta ke dalam komunitas Dayak di Kotawaringin Timur dalam bentukperampasan tanah menyebabkan kehidupan orang Dayak semakin terpurukdan menghadapi krisis subsistensi hingga ke batas toleransi. Walaupunbegitu, lahirnya gerakan kontra hegemoni di Kotawaringin Timur tidakhanya didasarkan pada adanya dominasi dan kekerasan simbolik di tingkatstruktur sosial masyarakat, tetapi juga karena aktor dan LSM nonpemerintahyang membawa pencerahan dan terbukanya kesempatan akibat adanyareformasi dan kemajuan iptek (Virtual Movement) di Indonesia.
Dalam pelaksanaan ritual maniring hinting tersebut terjadipergeseran maksud dan tujuan. Adanya pihak Majelis Besar Agama HinduKaharingan (MBAHK) yang merupakan kepanjangan tangan dari kekuasaandominan yang tidak dapat membangun hubungan yang baik denganmasyarakat adat, berupaya melarang dan meredam perlawanan denganmengatakan bahwa ritual maniring hinting merupakan ranah sakral dantidak boleh dilakukan sembarangan. Pro dan kontra pelaksanaan tindakantersebut memunculkan kontroversi dari pihak MBAHK dan masyarakat adatDayak. Akibat dari kontroversi tersebut memunculkan maniring hintingbentuk baru dalam pelaksanaan dengan istilah maniring hinting adat/hintingadat karena dalam pelaksanaannya tidak dipimpin oleh pendeta agamaHindu Kaharingan (pisor dan basir). Akan tetapi, digantikan oleh tokoh-tokoh adat dan damang sebagai pemimpin upacara ritual yang mengerti danmemiliki pengetahuan dan wawasan tentang ritual tersebut. Maniringhinting pali atau hinting adat yang menjadi model perlawanan terhadaphegemoni yang sekarang dipraktikan oleh masyarakat Dayak. Adakomodifikasi ritual dalam hal pelaksanaannya dan tata caranya harusberkoordinasi dan memperoleh izin dari MBAHK, serta melapor kegiatanritual tersebut kepada pihak-pihak yang terkait hal ini menunjukan bahwahegemoni kelompok dominan berusaha dengan sedemikian rupa meredampergerakan masyarakat adat.
xiv
GLOSARIUM
basir : pimpinan upacara adat
batang garing : pohon kehidupan, simbol keseimbanganhubungan manusia dengan alam dan sesama manusia
belom bahadat : menyesuaikan dengan adat yang berlakudalam wilayah adat
betang : rumah panjang
Dayak : suatu label yang digunakan dalammenyebutkan ratusan suku bangsa asli yang mendiami Pulau
Kalimantan. Dalam bahasa Sangen (bahasaDayak kuno), kata Dayak berarti “bakena” yangdalam bahasa Indonesia berarti “ antik dan gagahperkasa.”
damang : kepala adat yang memimpin semua kegiatanyang berhubungan dengan adat istiadat.
dinamisme : pemujaan terhadap roh nenek moyang dankepercayaan yang memercayai terhadap
kekuatan yang abstrak yang berdiam pada suatu benda.
eka malan manana sare : wilayah tempat berusaha dengan radius limakm
gana : roh
hadat : beradat
jipen : budak
hapakat : sepakat
hatala : Tuhan
hinting : larangan/pantangan
hinting pali : tanda larangan karena adanya pantangan
hinting bunu : tanda larangan karena adanya kematian
hinting rutas : tanda larangan batas tanah
intu kacicas harian andaw : mendapat kutukan pada masa yang akandatang
jata : penguasa dunia lapisan bawah
je tempon petak- : masyarakat marginalmanana sare
Kaharingan : agama asli suku Dayak Ngaju di KalimantanTengah
kadamangan : lembaga adat
xv
kutak bawi : penuturan sifat perempuan
kutak hatue : penuturan sifat laki-laki
lewu tataw : surga
mambaleh bunu : membalas kematian
maniring hinting : membentangkan tali larangan
menyalamat petak- : menyelamatkan tanah airdanum
manyalamat utus : menyelamatkan harga diri
manawur behas : manabur beras pada upacara adat
pahewan : hutan keramat
pali : larangan
pakat Dayak : kesadaran orang Dayak
pambelom : pedoman hidup
peteh tatu hiang : pesan leluhur
pisor : pendeta agama Hindu Kaharingan (tukangmenabur beras) dalam upacara ritual orangDayak
ranying hatala langit : Tuhan penguasa dunia lapisan atas
sandong : tempat penyimpanan tulang belulang orangyang sudah di-Tiwah-kan
singer : denda
tanah adat : tanah yang di atasnya berlaku aturan-aturanadat. Peruntukan dan pemanfaatannya diaturoleh Kepala Adat (Damang) sebagai pimpinan adatmereka.
tatu hiang : leluhur
tawur behas : ritual memanggil roh-roh leluhur denganmedia menabur beras
tetek tatum : asal usul
Tiwah : upacara kematian (second burial)
xvi
DAFTAR SINGKATAN
AMAN : Aliansi Masyarakat Adat Nusantara
APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
APEC : Asia Pacific Economic Cooperation
ASEAN : Association of Southeast Asian Nations
BAPPEDA : Badan Perencanan Pembangunan Daerah
BPN : Badan Pertahanan Negara
BPS : Badan Pusat Statistik
CLUA : Climate and Land Use Alliance
CPO : Crude Palm Oil
CSR : Community Social Responsibility
CU : Credit Union
DAD : Dewan Adat Dayak
FGD : Focus Group Discussion
FPIC : Free Prior Informed Consent
FPP : Forest Peoples Programme
HAM : Hak Asasi Manusia
HCVF : High Conservation Value Forest
HGU : Hak Guna Usaha
HMN : Hak Menguasai Negara
HPH : Hak Pengusahaan Hutan
HUMA : Perkumpulan untuk Pembaruan Hukum BerbasisMasyarakat dan Ekologis
IUP : Izin Usaha Perkebunan
IUPHK : Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
KABID : Kepala Bidang
KEMENHUT : Kementerian Kehutanan
KBDD : Keputusan Bebas Didahulukan Diinformasikan SejakDini
KBKT : Kawasan Hutan Bernilai Konservasi Tinggi
KKN : Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
LMMDD-KT : Lembaga Musyawarah Masyarakat Dayak dan DaerahKalimantan Tengah
xvii
MADN : Majelis Adat Dayak Nasional
MK : Mahkamah Konstitusi
NKRI : Negara Kesatuan Republik Indonesia
ORBA : Orde Baru
PAD : Pendapatan Asli Daerah
PBB : Persatuan Bangsa-Bangsa
PBS : Perkebunan Besar Swasta
PERDA : Peraturan Daerah
PERGUB : Peraturan Gubernur
PERMEN : Peraturan Menteri
PIR : Perkebunan Inti Rakyat
PLG : Pengembangan Lahan Gambut
PP : Peraturan Pemerintah
RTRWP : Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
SDM : Sumber Daya Manusia
SKT : Surat Keterangan Tanah
SKTA : Surat Keterangan Tanah Adat (dikeluarkan olehDamang)
SOB : Save Ours Borneo
UU : Undang-Undang
UUD : Undang-Undang Dasar
UUPA : Undang-Undang Peraturan Agraria
WALHI : Wahana Lingkungan Hidup Indonesia
WWF : World Wild Foundation
xviii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
PRASYARAT GELAR ......................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................... iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ..................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................... v
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................ vi
ABSTRAK ........................................................................................... ix
ABSTRACT .......................................................................................... x
RINGKASAN ....................................................................................... xi
GLOSARIUM ...................................................................................... xv
DAFTAR SINGKATAN ....................................................................... xviii
DAFTAR ISI ........................................................................................ xx
DAFTAR TABEL ................................................................................. xxiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xxvi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xxvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................. 19
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 20
1.3.1 Tujuan Umum .............................................................. 20
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................. 20
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................ 21
1.4.1 Manfaat Teoretis .......................................................... 21
1.4.2 Manfaat Praktis ............................................................. 22
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN
MODEL PENELITIAN
2.1 Kajian Pustaka ....................................................................... 24
2.2 Konsep .................................................................................. 32
xix
2.2.1 Dayak ........................................................................... 32
2.2.2 Maniring Hinting .......................................................... 38
2.2.3 Gerakan Kontra Hegemoni ........................................... 43
2.2.4 Hak Atas Tanah ............................................................ 45
2.2.5 Hubungan Hukum Adat dan Tanah Adat Dayak ............. 48
2.3 Landasan Teori ...................................................................... 51
2.3.1 Teori Kuasa dan Pengetahuan ...................................... 53
2.3.2 Teori Praktik ................................................................. 62
2.3.3 Teori Hegemoni ............................................................ 67
2.4 Model Penelitian .................................................................... 71
BAB III MEDOTE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian ............................................................ 74
3.2 Lokasi Penelitian ................................................................... 78
3.3 Sumber Data .......................................................................... 80
3.4 Penentuan Informan ............................................................... 80
3.5 Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 82
3.5.1 Observasi Partisipatoris ................................................. 83
3.5.2 Wawancara Mendalam .................................................. 83
3.5.3 Studi Dokumen .............................................................. 84
3.6 Teknik Analisis Data ............................................................... 84
3.6.1 Reduksi Data ................................................................. 85
3.6.2 Penyajian Data .............................................................. 85
3.6.3 Penarikan Simpulan ...................................................... 85
3.7 Teknik Penyajian Hasil Analisis Data .................................... 86
BAB IV GAMBARAN UMUM DAN KEHIDUPAN RITUAL
MASYARAKAT ADAT DAYAK DI KABUPAPEN
KOTAWARINGIN TIMUR
4.1 Gambaran Umum Kabupaten Kotawaringin Timur ................. 87
4.2 Geografis, Administrasi, dan Kondisi Fisik Kabupaten
Kotawaringin Timur .............................................................. 93
4.3 Kependudukan dan Distribusi Sumber Daya Etnis .................. 99
4.4 Perkebunan Besar Swasta di Kotawaringin Timur.................... 102
xx
4.5 Lokasi Penelitian ................................................................... 105
4.6 Ritual Maniring Hinting dalam Kehidupan Masyarakat Dayak di
Kabupaten Kotawaringin Timur ................................................... 111
4.6.1 Kepercayaan Masyarakat Dayak Terkait Ritual dengan
Maniring Hinting ........................................................... 121
4.6.2 Jenis-Jenis Ritual Maniring Hinting ............................... 124
4.6.2.1 Hinting Pali ....................................................... 125
4.6.2.2 Hinting Rutas ..................................................... 128
4.6.2.3 Hinting Bunu ...................................................... 130
BAB V IDEOLOGI LOKAL RITUAL MANIRING HINTING
SEBAGAI GERAKAN KONTRA HEGEMONI
5.1 Kalimantan Tengah sebagai Salah Satu Kantong Bahan Baku
Minyak Sawit Indonesia ............................................................... 135
5.2 Ideologi Lokal Kontra Hegemoni Masyarakat Dayak ............... 161
5.2.1 Nilai–Nilai dan Semangat Rapat Damai Tumbang Anoi.. 166
5.2.2 Kearifan Lokal Budaya Dayak terhadap Lingkungan........ 172
5.2.3 Batang Garing sebagai Mitologi Dayak............................. 175
5.2.4 Kepemimpinan Moral dan Kultural ................................... 186
5.3 Ideologi dan Respons Masyarakat Dayak terhadap Masuknya
Perkebunan Kelapa Sawit di Pedalaman Kalimantan .................. 191
5.3.1 Kelompok Masyarakat yang Menolak Perkebunan Sawit... 192
5.3.2 Kasus Perlawanan Masyarakat Dayak terhadap
Perkebunan Kelapa Sawit di Pedalaman
Kalimantan ................................................................. 196
BAB VI PELAKSANAAN RITUAL MANIRING HINTING
SEBAGAI GERAKAN KONTRA HEGEMONI
6.1 Ritual Maniring Hinting sebagai Gerakan Kontra Hegemoni
Masyarakat Dayak .................................................................. 219
6.2 Tahapan-Tahapan Pelaksanaan Ritual Maniring Hinting......... 226
6.2.1 Persiapan Syarat-Syarat Ritual Maniring Hinting ........ 231
6.2.2 Pelaksanaan Ritual Maniring Hinting .......................... 234
xxi
6.2.3 Tahapan Akhir Ritual Maniring Hinting ..................... 245
6.3 Maniring Hinting (Hinting Pali) sebagai Simbol Perlawanan... 248
BAB VII MAKNA PERLAWANAN MANIRING HINTING BAGI
MASYARAKAT DAYAK DI KALIMANTAN TENGAH
7.1 Makna Perlawanan Maniring Hinting bagi Masyarakat Dayak.... 277
7.1.1 Menyalamat Petak Danum .............................................. 279
7.1.2 Makna MempertahankanIdentitas .................................. 289
7.1.3 Makna Membuka Pintu Musyawarah ............................. 289
7.2 Makna Maniring Hinting bagi Investor .................................... 300
7.2.1 Kepentingan Elite Tingkat Lokal..................................... 312
7.2.2 Kegagalan Peraturan dan Penyebab-Penyebabnya............ 321
7.2.3 Stigmasi Orang Dayak Melawan Negara ......................... 323
7.3 Makna Maniring Hinting bagi Pihak Pemerintah ...................... 327
7.3.1 Makna Paradigma Pembangunan Kapitalistik................... 336
7.4 Refleksi .................................................................................. 346
7.5 Temuan Baru dalam Penelitian ............................................... 352
BAB VIII PENUTUP
8.1 Simpulan ............................................................................... 357
8.2 Saran-saran ............................................................................ 360
8.2.1 Saran bagi Masyarakat Adat............................................ 361
8.2.2 Saran bagi Pengusaha/Investor Sawit .............................. 362
8.2.3 Saran bagi Pemerintah ................................................... 364
8.3 Rekomendasi ......................................................................... 365
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 367
LAMPIRAN .................................................................................... 391
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Sebaran Konflik Perkebunan Sawit di Kabupaten
Kotawaringin Timur .............................................................. 9
Tabel 4.1 Luas Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur ........................ 92
xxii
Tabel 4.2 Nama, Luas Wilayah per Kecamatan, dan Jumlah Kelurahan
Kabupaten Kotawaringin Timur ............................................. 97
Tabel 4.3 Penduduk Kotim menurut Kecamatan, Jenis Kelamin,
Sex Ratio, Luas Daerah, dan Kepadatan Penduduk ..................... 99
Tabel 5.1 Pembangunan Perkebunan Besar Kelapa Sawit di Provinsi
Kalimatan Tengah per 30 Juni 2009 .................................... 139
Tabel 5.2: Luas Areal dan Produksi Perkebunan di Provinsi Kalimatan
Tengah Tahun 2008 ............................................................... 140
Tabel 5.3 Alokasi Fungsi Kawasan Hutan Sesuai dengan Hasil Paduserasi
RTRWP dan TGHK Tahun 1999 dan 2003................................. 147
Tabel 5.4 Luas Perusahaan Besar Swasta per Kab/Kota dan Lintas
Kab/Kota Menurut RTRWP Kalimantan Tengah Tahun 2003... 150
xxiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Penelitian ................................................................... 73
Gambar 3.1 Peta Kalimantan Tengah ....................................................... 78
Gambar 4.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kotawaringin Timur ........... 90
Gambar 4.2 Peta Administratif Kabupaten Kotawaringin Timur .............. 98
Gambar 4.3 Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Kotawaringin Timur...
100
Gambar 4.4 Peta Wilayah Lokasi Penelitian di Kabupaten Kotim ............ 109
Gambar 4.5 Pelaksanaan Ritual Maniring Hinting .................................... 115
Gambar 4.6 Pemasangan Hinting Pali ........................................................ 126
Gambar 4.7 Alat-alat Kelengkapan Maniring Hinting ................................ 127
Gambar 4.8 Sandong Ngabe Sukah di Palangka Raya ................................ 129
Gambar 5.1 Hamparan Hijau Perkebunan Kelapa Sawit ............................. 137
Gambar 5.2 Perkembangan Luas dan Produksi Kelapa Sawit
di Pulau Kalimantan Tahun 2008............................................. 138
Gambar 5.3 Pabrik Kelapa Sawit di Kotawaringin Timur .......................... 143
Gambar 5.4 Perkebunan Kelapa Sawit yang Tumpang Tindih dengan
Hutan Produksi di Kalimantan Tengah .................................... 149
Gambar 5.5 Peralihan Alih Fungsi Lahan .................................................... 151
Gambar 5.6 Hutan yang Ditelantarkan ........................................................ 152
Gambar 5.7 Peta Rencana Pengembangan Areal Perkebunan di
Provinsi Kalimatan Tengah ..................................................... 153
Gambar 5.8 Sebaran Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi
Kalimatan Tengah Tahun 2007 .............................................. 154
Gambar 5.9 Rencana Struktur Ruang Provinsi Kalimatan Tengah ........... 160
Gambar 5.10 Batang Garing.......................................................................... 179
Gambar 5.11 Alur Para Agen Perubahan ...................................................... 190
Gambar 5.12 Diagram Perkembangan Luasan Lahan Perkebunan .............. 206
Gambar 5.13 Unjuk Rasa dengan Pemasangan Maniring Hinting ............... 208
Gambar 6.1 Hinting Pali yang Dijaga Aparat di Desa Damar Makmur ..... 220
Gambar 6.2 Sesaji (Panduduk/Padudukan) dan (Panginan Sangiang)....... 232
Gambar 6.3 Tempat Sesajen (Ancak.) ......................................................... 233
xxiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Wawancara ............................................................... 391
Lampiran 2 Daftar Informan ....................................................................... 394
Lampiran 3 Peta Pulau Kalimantan ............................................................ 398
Lampiran 4 Dokumen-dokumen Administrasi Penelitian ........................... 399
top related