makalah metpen kel 4 kls a.docx
Post on 05-Feb-2016
80 Views
Preview:
TRANSCRIPT
TUGAS I
MAKALAH
“METODE PENELITIAN ILMIAH”
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4
GAMAR ASSAGAF
ANNISA WULANDARI
MUHAMMAD FAISAL
HUSEN
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI DAN PENGETAHUAN ALAM
PELITA MAS
PALU
2015
A. Mengapa Perlu Meneliti?
Penelitian berorientasi pada Pemecahan Masalah (problem solving), yang
artinya bahwa suatu penelitian diadakan karena ada masalah dan ada keinginan
untuk memecahkan masalah tersebut secara ilmiah. Masalah yang akan
dipecahkan hendaknya bersifat terstruktur dan kompleks, bukan masalah
elementer. Penelitian ilmiah tidak dilakukan oleh semua orang atau masyarakat.
Penelitian merupakan usaha manusia yang dilakukan secara sadar dan
terencana dengan pentahapan proses secara sistematik untuk: memecahkan
masalah dan menjawab pertanyaan praktis di lapang; menambah khasanah ilmu
pengetahuan, baik berupa penemuan teori-teori baru atau penyempurnaan yang
sudah ada.
Beberapa definisi dari penelitian, yaitu sebagai berikut:
Menurut kamus Webster’s New International, penelitian adalah penyelidikan
yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip; suatu
penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu.
Menurut ilmuwan Hillway (1956), penelitian adalah suatu metode studi yang
dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap
suatu masalah sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah
tersebut.
Menurut John (1949), penelitian adalah suatu pencarian fakta menurut
metode objektif yang jelas untuk menemukan hubungan antarfakta dan
menghasilkan dalil atau hukum.
Menurut Robert .R Meyer dan Ernest Greenwood (1984), penelitian adalah
suatu penyelidikan yang dijalankan dengan bantuan prosedur terstandar untuk
didapatkan informasi yang menambah khasanah pengetahuan.
Menurut Fred . N Kerlinger (1993), penelitian adalah penyelidikan yang
sistematis, terkontrol, empiris dan kritis tentang fenomena-fenomena alam dengan
dipandu oleh teori-teori dan hipotesis tentang hubungan yang dikira terdapat
antara fenomena-fenomena tersebut.
Jadi, penelitian adalah suatu pencarian fakta atau penyelidikan yang
dilakukan dengan sistematis, empiris, hati-hati dan kritis yang dipandu dengan
teori-teori dan hipotesis serta metode yang telah ditentukan.
Kegiatan penelitian biasanya dilakukan pada kalangan masyarakat tertentu,
yaitu institusi pendidikan, lembaga penelitian, dan sebagainya. Kebutuhan untuk
melakukan peneltian secara umum bersumber pada :
1. Penelitian akademis di institusi pendidikan formal, misalnya penelitian ilmiah
untuk menyusun skripsi, tesis, atau disertasi. Kegiatan penelitian di kalangan
pendidikan tinggi sudah menjadi kewajiban yang tidak bisa ditawar-tawar,
misalnya seorang mahasiswa S1 tentunya harus menyiapkan skripsi dengan
sistematika atau metodologi tertentu sesuai dengan kebijakan institusinya.
2. Penelitian manajemen terapan di perusahaan-perusahaan, termasuk penelitian
di bidang bisnis. Kebutuhan penelitian biasanya diawali oleh kebutuhan
seorang manajer mengenai suatu informasi tertentu. Kita tidak mungkin
menyebutkan semua masalah manajemen dan tidak semua masalah
manajemen tersebut harus dipecahkan melalui penelitian. Tetapi secara umum
ada tiga tipe pangambilan keputusan yang harus dilakukan seorang manajer,
yaitu masalah manajemen yang mencakup (a)pilihan sasaran dan tujuan
perusahaan, (b) pencarian dan evaluasi solusi, dan (c) pemecahan masalah
atau pengendalian situasi.
Penelitian yang didorong dengan ketersedian data dan berbagai peralatan
yang berkembang pesat. Ketersediaan berbagai teknik tersebut merupakan faktor
penting untuk menentukan apakah suatu penelitian bisa dilakukan. Misalnya,
penyediaan data atau informasi melalui internet mendorong penelitian-penelitian
yang tadinya sulit dilakukan karena terbatasnya sumber data, atau tersedianya
peralatan penginderaan jarak jauh (teropong raksasa atau teknologi satelit)
semakin mendorong penelitian mengenai bumi dan ruang angkasa yang semakin
maju.
Moh Nazir (1988) menyatakan bahwa kegunaan penelitian adalah untuk
menyelidiki keadaan dari, alasan untuk, dan konsekuensi terhadap suatu set
keadaan khusus. Keadaan bisa dikontrol melalui percobaan atau observasi tanpa
kontrol. Sedangkan peranan penelitian adalah memberikan fondasi terhadap
tindak serta keputusan dalam segala aspek pembangunan; tidak ada suatu negara
yang sudah maju dan berhasil dalam pembangunan tanpa melibatkan banyak daya
dan dana dalam bidang penelitian; hasil penelitian tidak dapat segera dinikmati,
tetapi biasanya mempunyai waktu tertentu.
Tujuan Penelitian :
1. Mendeskripsi fenomena
Penulis menjabarkan tentang hal yang ingin diketahuinya, yang
membuatnya merasa perlu untuk melakukan penelitian. Pendeskripsian
fenomena dapat berupa pembuatan latar belakang, menyusun kajian pustaka,
membuat metodologi penelitian hingga pembuatan hasil penelitian.
2. Menjelaskan hubungan
Dengan penelitian, seseorang mampu menjawab pertanyaan yang ada
dalam benaknya dan tentu saja hal ini mampu menjelaskan keterkaitan antara
satu hal dengan hal yang lain.
3. Meramalkan fenomena yang terjadi
Dengan penelitian, seseorang mampu meramalkan suatu hal yang terjadi
karena hal itu sudah diteliti dan terjawab dalam hasil penelitian.
4. Menggendalikan fenomena
Dengan adanya penelitian, sesuatu yang akan terjadi telah diketahui. Tentu
saja peneliti akan mampu mengendalikan atau bahkan dapat mengantisipasi
sesuatu yang akan terjadi.
Adapaun ciri-ciri dari sebuah penelitian adalah sebagai berikut:
1. Penelitian harus berkisar disekeliling masalah yang ingin dipecahkan
2. Penelitian hendaknya mencantumkan batasan masalah, agar penelitian yang
dikaji menjawab masalah yang sebenarnya dituju dan tidak melebar ke hal
yang lain yang bukan merupakan inti permasalahan.
3. Penelitian harus mengandung unsur-unsur orisinilitas
4. Penelitian harus merupakan karya sendiri. Apabila menggunakan ide orang
lain, ide tersebut harus ditulis sesuai aturan dan mencantumkan nama
pembuatnya didaftar rujukan. Hal ini merupakan kode etik pembuatan karya
ilmiah. Apabila hal ini tidak dilakukan, maka penelitian dan penulisannya
dianggap tidak sah.
5. Penelitian harus didasarkan pada pandangan ingin tahu
6. Penelitian disusun karena adanya suatu hal yang membuat rasa ingin tahu
yang besar dan membutuhkan penyelesaian malah-masalahnya.
7. Penelitian menemukan suatu generalisasi
8. Penelitian dilakukan untuk menjawab masalah yang dikemukakan oleh
penelitinya. Jawaban tentang masalah inilah yang disebut dengan
generalisasi.
9. Penelitian merupakan studi tentang sebab-akibat
10. Penelitian harus menggunakan pengukuran yang akurat
11. Penelitian harus menggunakan teknik yang secara sadar diketahui
Sedangkan fungsi dari sebuah penelitian adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan ilmu pengetahuan
2. Penelitian memberikan sumbangan yang besar dalam ilmu pengetahuan.
Dengan penelitian akan didapatkan suatu terobosan baru, misalnya
diketahuinya biji nangka yang bisa dimanfaatkan menjadi mie.
3. Mengembangkan teknologi. Teknologi adalah penerapan ilmu pengetahuan
ke dalam prosedur dan alat (instrumen)
4. Dengan penelitian, seseorang mampu menciptakan sesuatu hal yang
menambah nilai sebuah barang, menemukan teknologi baru yang lebih
canggih ataupun menemukan teknologi sederhana namun mampu
memudahkan kegiatan seseorang. Misalnya penggunaan bola basket mini
kepada siswa sekolah dasar. Pengunaan bola basket mini ini tentu saja telah
melalui suatu penelitian yang telah diuji coba dan menghasilkan teknologi
sederhana yang mampu memaksimalkan proses belajar mengajar di tingkat
sekolah dasar.
5. Penyumbang informasi penting bagi pembuatan kebijakan dan perencanaan
program-program pembangunan
6. Sebelum kebijakan diambil, suatu lembaga atau tim pastinya akan melakukan
penelitan terlebih dahulu tentang keuntungan atau kerugian dari pelaksanaan
kebijakan tersebut. Hal ini tentu saja untuk meramalkan sesuatu yang akan
terjadi dan cara mengatasi jika hal yang tidak diinginkan muncul setelah
kebijakan tersebut diambil. Misalnya, pengoperasian bus trans-jakarta.
Pemerintah tentu saja mempunyai alasan mengembangkan proyek bus ini.
Walaupun dinilai merugikan bus dan angkutan kota, namun hal ini dapat
membantu masyarakat yang membutuhkan angkutan umum yang murah,
cepat dan nyaman untuk sekedar berkunjung ke tempat lain ataupun untuk
pergi ke tempat kerja dan sekolah.
7. Alat pemecah praktis di lapangan
8. Penelitian mempunyai nilai praktis, artinya hasil penelitian bermanfaat
terhadap kegiatan praktis, bukan suatu pemborosan atau penghamburan
sumber daya tanpa manfaat praktis yang bermakna.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu. Pada dasarnya penelitian diadakan untuk membuktikan
suatu kebenaran dengan cara tertentu dan sesuai dengan aturan yang ada sehingga
dapat diterima. Dan pada dasarnya manusia mempunyai sifat ingin tahu akan
suatu hal yang ada. Dan cara pembuktiannya dengan menggunakan metode
penelitian.
Dalam pelaksanaan suatu metode penelitian dibutuhkan cara atau pelaksanaan
kegiatan yang tepat sesuai aturan yang ada. Dan yang paling penting harus paham
betul mengenai metode penelitian yang baik dan benar. Bukan hanya sekedar
melaksanakan kegiatan dalam pengujian kebenaran akan tetapi tidak paham
mengenai penelitian itu sendiri.
Metode penelitian terdiri dari dua kata yaitu “ metode” dan “penelitian”.
Berikut ini penjelasan arti kata tersebut.
1. MetodeKata metode berasal dari bahasa yunani yaitu methodos yang artinya cara
atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode
menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi
sasaran ilmu yang bersangkutan. Ada beberapa pendapat para ahli mengenai
pengertian metode, antara lain :
- Sulistyo, Basuki (2010 : 92)
Metode adalah setiap prosedur yang digunakan untuk mencapi tujuan
akhir.
- Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2007 : 1)
Metode adalah cara yang tepat untuk melakukan sesuatu.
- Titus
Metode adalah rangkaian cara dan langkah yang tertib dan terpola untuk
menegaskan bidang keilmuan.
- Drs. Agus M. Hardjana
Metode adalah cara yang sudah dipikirkan masak – masak dan dilakukan
dengan mengikuti langkah – langkah tertentu guna mencapai tujuan yang
hendak dicapai.
- Rosdy Ruslan
Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara
kerja (sistematis ) untuk memahami suatu subyek atau objek penelitian
sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya.
2. PenelitianPenelitian atau juga bisa disebut research yang berasal dari kata re dan to
search adalah mencari kembali karena sebelumnya sudah ada ( meneliti kembali
atau menyimpulkan kembali) yang sebelumnya ada prosenya yang tujuan untuk
mendapatkan data dengan tujuan serta kegunaan tertentu.
Pendapat beberapa ahli mengenai arti kata penelitian :
- Suharsimi Arikunto (2010 : 1)
Penelitian adalah suatu kegiatan monopoli para ahli.
- Sulistyo dan Basuki ( 2010 : 20 )
Penelitian adalah penyidikan khusus berencana, dan berstruktur terhadap
pengetahuan.
- Drs. Cholid Narbuko dan Drs. H. Abu Achmad ( 2007 : 1 )
Penelitian merupakan suatu kegiatan untuk mencari, mencatat,
merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya.
- Dr. Saifuddin Azwar, MA ( 2009 : 1 )
Peneliian merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan
suatu permasalahan.
- Prof. Dr Nana Syaodih Sukmadinata ( 2010 : 5 )
Penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumlan dan analisis data
yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tertentu.
3. Metode penelitian
Pendapat beberapa ahli mengenai pengertian metode ilmiah diantaranya :
- Nasir ( 1988 : 51)
Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk
mencapai tujuan dan menentukan jawaban atasmasalah yang diajukan.
- Sugiyono ( 2004 : 1 )
Metodepenelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu.
- Winarno (1994)
Metode penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan dengan
teknik yang teliti dan sistematik.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa metode penelitian adalah cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu atau cara
dalam mendapatkan suatu tujuan atau dalam membuktikan suatu kebenaran yang
lebih mengarah pada cara ilmiah.
1. Unsur-unsur Penelitian
Penelitian merupakan sistem berpikir dan bertindak, artinya ada berbagai
faktor dan tindakan yang harus dipikirkan dan dilakukan sehingga tujuan bisa
tercapai. Sebagai suatu sistem, penelitian terdiri dari berbagai unsur yang saling
berhubungan secara fungsional. Sebagai suatu sistem, penelitian memiliki unsur-
unsur sebagai berikut :
a. Permasalahan
b. Teori dan konsep-konsep ilmiah
c. Variabel
d. Hipotesis (fakultatif)
e. Populasi, sampel, dan teknik sampling
f. Data
g. Instrumen pengumpul data
h. Teknik analisis data
2. Metode dan Teknik Penelitian
Metode penelitian dan teknik penelitian merupakan komponen yang paling
penting dalam penelitian. Metode merupakan keseluruhan langkah ilmiah yang
digunakan untuk menemukan solusi atas suatu masalah ( Ulber Silalahi: 2009:
13). Metode penelitian itu sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu setiap
prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir (Sulistyo-Basuki: 2006:
92).
3. Jenis Penelitian
Penelitian dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara atau sudut pandang.
Menurut pendekatan analisisnya penelitian dibagi atas 2 macam yaitu penelitian
kuantitatif dan penelitian kualitatif.
Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-
data numeric (angka) yang diolah dengan metoda statistika. Pada dasarnya,
pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam rangka
pengujian hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu
probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan metoda kuantitatif akan
diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar
variabel yang diteliti, pada umumnya penelitian kuantitatif merupakan penelitian
sampel besar.
Penelitian dengan pendekatan kualitatif lebih menekankan analisisnya pada
proses penyimpulan deduktif dan induktif serta analisis terhadap dinamika
hubungan antar fenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah. Hal
ini bukan berarti bahwa pendekatan kualitatif sama sekali tidak menggunakan
dukungan data kuantitatif akan tetapi penekanannya tidak pada pengujian
hipotesis melainkan pada usaha menjawab pertanyaan penelitian melalui cara-cara
berfikir formal dan argumentatif. Banyak penelitian kualitatif yang merupakan
penelitian sampel kecil.
Penelitian deskriptif melakukan analisis hanya sampai taraf deskriptif yaitu
menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah
untuk difahami dan disimpulkan.
Penelitian inferensial melakukan analisis hubungan antar variabel dengan
pengujian hipotesis. Dengan demikian kesimpulan penelitian jauh melampui
sajian data kuantitatif saja. Dalam penelitian inferensial kita dapat berbicara
mengenai besarnya peluang kesalahan dalam pengambilan kesimpulan.
4. Rancangan Penelitian
Berbagai pengertian rancangan penelitian dikemukan oleh beberapa ahli
tetapi jarang yang bisa menjelaskan secara luas aspek-aspek penting di dalamnya.
Dua dari berbagai pengertian tersebut adalah sebagai berikut:
Rancangan penelitian merupakan rencana atau cetak biru (blue print) untuk
pengumpulan, pengukuran, dan analisis data. Rancangan tersebut membantu
peneliti dalam mengalokasikan sumber daya yaitu meliput pilihan-pilihan:
Apakah rancangan meliputi eksperimen, wawancara, observasi, analisis berkas,
simulasi, atau kombinasinya; Apakah metode pengumpulan data dan situasi
penelitian sangat terstruktur ?; Apakah pengkajian intensif terhadap contoh
(sample) penelitian kecil relatif lebih efektif dibandingkan pengkajian yang
kurang intensif tetapi untuk contoh yang besar?; Apakah analisis utamanya
bersifat kuantitaif atau kualitatif (Bernard S. Philip didalam Enory dan Cooper,
1992)
Rancangan penelitian adalah rencana (plan) dan struktur (structure) investigasi
untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan penelitian. Rencana tersebut
merupakan skema atau program penelitian menyeluruh yang mencakup rencana
apa saja yang akan dikerjakan seorang peneliti mulai dari penyusunan hipotesis
dan implikasi operasional sampai analisis data akhir. Struktur adalah kerangka
kerja, organisasi, konfigurasi, dari hubungan berbagai variabel kajian. Rancangan
penelitian mencerminkan struktur masalah penelitian dan rencana investigasi yang
digunakan untuk memperoleh fakta empiris yang berkaitan dengan masalah
tersebut (Kerlinger didalam Emory dan Cooper, 1992)
Kedua definisi tersebut berbeda dalam perinciannya tetapi keduanya
memberikan esensi yang sama mengenai rancangan penelitian yang baik, yaitu:
1) Rancangan adalah rencana untuk memilih sumber dan tipe informasi yang
relevan dengan pertanyan penelitian.
2) Rancangan merupakan kerangka kerja yang memperinci hubungan diantara
variabelvariabel kajian.
3) Rancangan merupakan cetak biru yang menjelaskan semua prosedur mulai
hipotesis sampai analisis data.
Rancangan penelitian tersebut dibuat untuk menjawab pertanyaan-pertanyan
seperti Teknik apa yang digunakan untuk mengumpulkan data? Teknik
pengambilan sampel apa yang digunakan ? Bagaimana waktu dan biaya menjadi
pertimbangan pemilihan teknik tersebut?
5. Penelitian Sampel
Pada kenyataannya banyak penelitian dilakukan menggunakan sampel
walaupun jenis penelitiannya termasuk dalam penelitian deskriptif yang tentunya
tidak memerlukan generalisasi hasil.
Penggunaan metode pengambilan sampel yang kurang tepat masih sering
terjadi. Penentuan sampel secara non random (bukan acak) masih digunakan pada
penelitian inferensial karena alasan kepraktisan dan kemudahan dalam
pelaksanaan di lapangan. Tidak jarang pula penelitian yang menggunakan seluruh
anggota populasi sebagai subyek penelitian juga dilakukan karena jumlahnya yang
tidak terlalu banyak sehingga masih mampu untuk menjangkau dan mengelola
datanya.
Oleh karena itu mulai sekarang perlu disadari kembali untuk menggunakan
sampel yang tepat dan sesuai dengan jenis penelitian yang akan digunakan dan
tata cara yang berlaku untuk pengambilan sampel yang benar, hal ini disebabkan
karena pengambilan sampel merupakan tindakan sangat penting sebab kesalah
memilih metode atau cara pengambilan sampel akan berakibat pada kesimpulan
yang akan dibuat.
Sampel merupakan sejumlah subyek yang dianggap mewakili populasinya.
Sifat-sifat yang dimiliki oleh populasinya harus dimiliki pula oleh sampel yang
telah diambil. Ada yang mengatakan bahwa sampel itu sebagai miniatur dari
sebuah populasi, sehingga sacara proposional sifat populasi itu akan tergambar
dalam sampel.
Dalam proses pengambilan sampel akan ditetapkan besar sampel minimal
yang diperlukan dan penentuan atau pengambilan sampel dari populasinya. Dua
hal ini sangat berkaitan, mengingat jumlah sampel yang cukup tetapi tidak tepat
dalam mengambil anggota sampel dari populasinya berakibat tidak terwakilinya
populasi. Sebaliknya juga jumlah sampel yang terlalu kecil tidak akan
menjangkau sifat-sifat yang dimiliki oleh populasi dan berarti pula tidak terwakili
dan jelan penentuan anggota sampel tak bisa dilakukan dengan baik dari
populasinya.
Rumus untuk menghitung jumlah sampel minimal banyak ditulis namun
harus hati-hati pemilihan rumus tersebut karena harus disesuaikan dengan situasi
yang tepat misalnya jenis penelitiannya, homogenitas populasinya dan seberapa
upaya untuk membuat homogen populaasi yang digunakan.
C. Komponen Metode Penelitian
Komponen metode penelitian ilmiah terdiri atas 4 yaitu:
1. Cara ilmiah
Cara ilmiah merupakan kegiatan penelitian yang didasarkan pada ciri-ciri
keilmuan yaitu sebagai berikut.
Rasional : Dilakukan dengan cara masuk akal sehingga terjangkau
penalaran manusia.
Empiris : Dapat diamati oleh indera manusia sehingga orang lain dapat
mengamati dan mengetahui cara yang digunakan.
Sistematis : Proses menggunakan langkah yang logis.
2. Data
Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih
memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berujut suatu keadaan,
gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol
lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan,
obyek, kejadian ataupun suatu konsep. Berdasarkan sifatnya, data dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu sebagai berikut.
Data Kualitatif, merupakan data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam
bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik
pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi
terfokus, atau observasi. Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang
diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video. Data kualitatif
berfungsi untuk mengetahui kualitas dari sebuah objek yang akan diteliti.
Data ini bersifat abstrak sehingga peneliti harus benar-benar memahami
kualitas dari objek yang akan diteliti.
Data kuantitatif, merupakan Data kuantitatif adalah data yang berbentuk
angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat
diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau
statistika. Data kuantitatif berfungsi untuk mengetahui jumlah atau besaran
dari sebuah objek yang akan diteliti. Data ini bersifat nyata atau dapat
diterima oleh panca indera sehingga peneliti harus benar-benar jeli dan
teliti untuk mendapatkan keakuratan data dari objek yang akan diteliti.
Adapun syarat data yang baik adalah:
a. Data harus obyektif, artinya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Dengan data yang obyektif diharapkan mampu menghasilkan perhitungan
yang akurat, data tidak boleh dimanipulasi.
b. Representatif (harus bisa mewakili). Data yang diambil harus benar-benar
mewakili semua kondisi.
c. Mempunyai tingkat kesalahan yang kecil. Data yang baik diharapkan
mengandung banyak kebenaran dan seminimal mungkin mengandung
kesalahan.
d. Harus tepat waktu. Syarat ini sangat penting untuk data yang akan
dipergunakan untuk melakukan pengendalian atau evaluasi. Sebab agar
dapat dilakukan penyesuaian atau koreksi secepatnya jika terjadi kesalahan
atau penyimpangan dalam suatu perencanaan.
e. Relevan. Artinya data yang dikumpulkan harus ada hubungannya dengan
masalah akan dipecahkan.
3. Tujuan
Penemuan : Menemukan sesuatu yang sebelumnya belum pernah diketahui
Pembuktian : Membuktian atau menghilangkan keraguan benar atau
salahnya suatu informasi/pengetahuan tertentu
Pengembangan : Memperdalam atau memperluas suatu pengetahuan yang
sudah ada
4. Kegunaan
Memahami masalah : Memperjelas suatu informasi yang tidak diketahui
menjadi diketahui.
Memecahkan masalah : Menghilangkan/memperkecil masalah.
Mengantisipasi masalah : Mengupayakan agar masalah tidak terjadi.
D. Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang
disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan melalui metode
ilmiah. Metode itu sendiri merupakan suatu prosedur atau cara untuk mengetahui
sesuatu yang terdiri dari langkah-langkah sistematis. Soewardi (1996)
menjelaskan bahwa langkah-langkah tersebut adalah
a. identifikasi masalah,
b. kerangka berfikir,
c. hipotesis,
d. disain pengujian hipotesis,
e. disain pengumpulan data, dan
f. penarikan kesimpulan.
Sedangkan menurut Suriasumantri (1991), langkah-langkah dalam metode
ilmiah tersebut adalah :
1) Perumusan Masalah, yang merupakan pertanyaan-pertanyaan mengenai
obyek empiris yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan faktor-
faktor yang terkait di dalamnya,
2) Penyusunan kerangka berfikir, yaitu argumentasi yang menjelaskan hubungan
yang mungkin terdapat antara berbagai faktor yang saling mengkait dan
membentuk konstelasi permasalahan. Kerangka berfikir ini disusun secara
rasional berdasarkan premis-premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya
dengan memperhatikan faktor-faktor empiris yang relevan dengan
permasalahan.
3) Perumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara atau dugaan
terhadap pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan
dari kerangka berfikir yang dikembangkan
4) Pengujian hipotesis, yang merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan
dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-
fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak
5) Penarikan kesimpulan, yang merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis
yang diajukan itu ditolak atau diterima. Sekiranya dalam proses pengujian
terdapat fakta yang cukup mendukung hipotesis maka hipotesis itu diterima.
Sebaliknya, sekiranya dalam proses pengujian tidak terdapat fakta yang
cukup mendukung hipotesis maka hipotesis itu ditolak. Hipotesis yang
diterima kemudian dianggap menjadi bagian dari pengetahuan ilmiah sebab
telah memenuhi persyaratan keilmuan yaitu mempunyai kerangka penjelasan
yang konsisten dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya serta telah teruji
kebenarannya. Pengertian kebenaran disini harus ditafsirkan secara pragmatis,
artinya bahwa sampai saat ini belum terdapat fakta yang menyatakan
sebaliknya.
Langkah-langkah dalam metode ilmiah sebenarnya menunjukkan cara berfikir
ilmiah yang mencakup penalaran deduksi dan induksi sehingga metode ilmiah
dikatakan sebagai langkah deducto-hipotetiko-verifikatif atau logico-hypothetico-
verifikasi. Tahap-tahap metode ilmiah sampai ke penyusunan hipotesis merupakan
proses deducto hipotetiko, yaitu bagaimana kita menyusun hipotesis secara
deduktif dari teori-teori sebelumnya, yang disusun dalam kerangka pemikiran.
Teori-teori tersebut adalah sebagai premis (alasan) kita membuat pernyataan
khusus dalam bentuk hipotesis. Proses hipotetiko-verifikatif menunjukkan
langkah-langkah pembuktian hipotesis (verifikasi) dengan mengumpulkan fakta-
fakta dan menarik kesimpulan umum berdasarkan fakta-fakta empiris tersebut.
Jadi proses kedua ini merupakan proses berfikir induktif.
1. Hakikat Penelitian Ilmiah
Penelitian ilmiah adalah suatu kegiatan yang sistematik dan obyektif untuk
mengkaji suatu masalah dalam usaha untuk mencapai suatu pengertian mengenai
prinsip-prinsipnya yang mendasar dan berlaku umum (teori) mengenai masalah
tersebut.
Penelitian yang dilakukan, berpedoman pada berbagai informasi (yang
terwujud sebagai teori – teori) yang telah dihasilkan dalam penelitian – penelitian
terdahulu, dan tujuanya adalah untuk menambah atau menyempurnakan teori yang
telah ada mengenai masalah yang menjadi sasaran kajian. Penelitian ilmiah
dilakukan dengan berlandaskan pada metode ilmiah dan mengikuti cara-cara
ilmiah yang telah ditentukan serta dilaksanakan dengan adanya unsur kesengajaan
bukan secara kebetulan dan lebih menggunakan penalaran atau aplikasi berfikir
deduktif dan induktif. Cara ilmiah sendiri menurut Sulistyo Basuki (2010)
meliputi :
- Bebas dari sentimen pribadi, obyektif
- Terbuka, dapat diulang oleh ilmuan lain dengan metode yang sama
- Rasa ingin tahu
- Menghargai karya orang lain
- Mempertahankan kebenaran
- Kritis
- Menjangkau ke masa depan
Selain itu penelitian ilmiah dikatakan ilmiah jika dalam kegiataanya
didasarkan pada karateristik keilmuan yaitu :
- Rasional :
Penyelidikan ilmiah adalah sesuatu yang masuk akal dan terjangkau oleh
penlaran manusia.
- Empiris :
Menggunakan cara- cara tertentu yang dapat diamati orang lain dengan
menggunakan panca indera manusia.
- Sistematis :
Menggunakan proses dengan langkah – langkah tertentu yang bersifat logis.
Ciri penelitian ilmiah menurut Sulistyo Basuki adalah :
- Penelitian ilmiah berdasarkan keyakinan bahwa setiap fenomena yang kasat
mata dapat dijelaskan secara ilmiah. Maksudnya bahwa alam semesta merupakan
kosmos yang teratur, di dalamnya selalu ada sebab akibat. Jika manusia primitif
menjelaskan sesuatu yang mereka lihat atau dengar selalu dikaitkan dengan
campur tangan dewa atau kekuatan lain, sedangkan manusia modern menekankan
pada sebab- sebab ilmiah. Walaupun masih banyak hal yang belum dijelaskan
secara ilmiah, manusia berhasil menerapkan asumsi metode ilmiah.
- Penelitian ilmiah menolak kebenaran berdasarkan kewibawaan, mengantinya
dengan pendapat bahwa sesuatu itu sahih bilamana ada bukti yang
mendukungnya. Penelitian tidak mengandalkan pendapat orang tua kecuali bila
telah dibuktikan dengan fakta.
Tujuan penelitian ilmiah dapat dibedakan menjadi dua tujuan antar lain :
1. Tujuan penelitian ilmiah secara umum
- Untuk memperoleh informasi
Penelitian ilmiah biasanya akan berhubungan dengan informasi atau data yang
masih baru dilihat dari aspek sipeneliti. Yaitu fakta baru diungkap dan disusun
secara sisteatis.
- Untuk mengembangkan dan menjelaskan
Dengan melakukan pengembangan dan usaha menjelasakn melalui teori yang
didukung fakta – fakta penunjang.
- Untuk menerangkan, memprediksi dan mengontrol suatu perubahan
Dengan meneliti akan dapat menerangkan keterkaiatan variabel yang ada.
2. Tujuan penelitian ilmiah secara khusus
- Mendeskripsikan fenomena
Mempeorleh pengetahuan yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu
fenomena.
- Menjelaskan hubungan
Berusaha untuk menjelaskan hubungan antara fenomena terutama hubungan
sebab akibat.
- Meramalkan fenomena yang akan terjadi
Penjelasan hubungan sebab akibat sangat bergunamembuat generalisasi yang
berlaku dan bisa juga menguji kebenaran.
Fungsi penelitian ilmiah yaitu sebagai berikut:
- Sebagai cara untuk mengembangkan ilmu pengetahuan baik berupa temuan baru,
pengembangan ilmu atau teori yang ada maupun koreksi terhadap ilmu atau teori
yang telah usang.
- Sebagai cara untuk pengembangan teknologi.
- Sebagai penyumbang informasi bagi pengambilan kebijakan dan perencaanaan
program pembangunan.
- Sebagai alat pemecahan masalah praktis di lapangan.
- Menemukan sesuatu yang baru.
- Walaupun banyak cara untuk menemukan informasi atau karya baru dalam dunia
pengetahuan penemuan yang dilakukan melalui sesuatu kegiatan penelitian adalah
hasil yang andal dan mendapat pengakuan dari kalangan ilmuan.
- Menemukan permasalahan penelitian.
- Untuk mengenal dan memilih penelitian permasalahan diperlukan kejelian dan
penggunaan kriteria yang baik dari para peneliti.
2. Tahap-tahap Metode Penelitian
a) Memilih dan mendefinisikan masalah
Langkah pertama dalam meneliti adalah menetapkan masalah yang akan
dipecahkan atau diangkat ke dalam sebuah penelitian. Untuk menghilangkan
keragu-raguan, masalah tersebut didefinisikan secara jelas. Contoh
Penelitian : “Bagaimana pengaruh mekanisasi terhadap pendapatan usaha tani
di Aceh?” Berikan definisi tentang usaha tani, mekanisasi, pada musim apa,
dan sebagainya.
b) Survei data yang tersedia
Mencari data yang tersedia yang pernah ditulis peneliti sebelumnya yang
ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan. (Langkah pertama
dan kedua dapat dikerjakan secara bersamaan).
c) Merumuskan hipotesis (bila penelitian bertujuan menguji hipotesis)
Hipotesa adalah kesimpulan sementara tentang hubungan antar variabel
atau fenomena-fenomena dalam penelitian.
d) Menyusun kerangka analisa dan alat-alat dalam menguji hipotesis
Pengujian hipotesa menghendaki data yang dikumpulkan untuk keperluan
penelitian.
e) Mengumpulkan data
Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesa, data terserbut perlu
dikumpulkan.
f) Mengolah, menganalisa dan membuat interpretasi
Setelah data terkumpul, peneliti menyusun data untuk dianalisa.
Penyusunan data dapat berbentuk tabel ataupun membuat coding untuk
dianalisa dengan komputer. Setelah dianalisa, data perlu diberikan interpretasi
terhadap data tersebut.
g) Generalisasi dan membuat kesimpulan
Kesimpulan dan generalisasi harus berkaitan dengan hipotesa. Apakah
hipotesa benar untuk diterima ataukah ditolah. Apakah ada hubungan antar
fenomena yang diperoleh atau tidak.
h) Membuat laporan penelitian
Langkah akhir dari suatu penelitian ilmiah adalah membuat laporan ilmiah
tentang hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut.
Unsur Pemikiran Ilmiah
Observasi dengan tujuan tertentu
Analisa sintesa
Mengingat dan memunculkan kembali secara selektif
Hipotesis (bila penelitian bertujuan menguji hipotesis)
Verifikasi terhadap inferensi
Pemberian alasan
Keputusan
E. Rumusan Masalah
1. Hakikat Permasalahan
Masalah atau problem dapat diartikan sebagai jarak antara apa yang
diharapkan (das Sollen) dengan apa yang terwujud atau tercapai (das Sollen).
Masalah menunjukkan adanya ketidak sesuaian antara apa yang diinginkan
dengan apa yang terwujud atau tercapai.
2. Mencari, Merumuskan dan Mengidentifikasi Masalah
Yakni menetapkan masalah penelitian; apa yang dijadikan masalah penelitian
dan apa objeknya.
Cara menemukan masalah Penelitian:
- Melihat suatu proses (fenomena) dari perwujudan teori
- Melihat Linkage dari proposisi suatu teori, kemudian bermaksud
memperbaikinya
- Merisaukan keberlakuan suatu dalil atau model di tempat tertentu dan pada
waktu tertentu
- Melihat tingkat informative value dari teori yang telah ada, dan bermaksud
meningkatkannya
3. Masalah Penelitian
Masalah merupakan deviasi atau penyimpangan antara rencana dengan
aktualisasinya, atau antara harapan dengan realita, termasuk juga antara teori
dengan fakta.
Pengertian secara umum tersebut menunjukkan bahwa masalah selalu ada
disekitar kita, dari yang masalah sederhana sampai rumit. Tetapi apakah semua
masalah bisa dipecahkan melalui penelitian ?
Pemecahan masalah merupakan usaha untuk memperkecil deviasi atau
penyimpangan tersebut. Biasanya masalah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan-
pertanyaan.
Pemecahan masalah bisa juga diartikan memberikan jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan tersebut tetapi tidak semua pertanyaan tersebut dapat
diteliti dan tidak semua pertanyaan penelitian (research qustion) dapat dijawab.
Hal inilah yang menjadi landasan pokok mengapa masalah penelitian harus
didentifikasi, dibatasai, dan diformulasikan secara jelas dalam penelitian ilmiah.
Secara umum, suatu pertanyaan bisa diteliti jika bisa dijawab melalui observasi
atau cara pengumpulan data lainya dalam dunia nyata, yang bisa memberikan
jawaban terhadap pertanyaan tersebut.
Salah satu tahap awal yang sangat berguna dalam proses penelitian adalah
menyatakan atau mendefinisikan masalah mendasar (basic problem). Masalah
dasar tersebut selanjutnya dikembangkan menjadi pertanyaan-pertanyaan yang
lebih mendetail.
Langkah ini merupakan pembuatan hirarki pertanyaan dari pertanyaan
umum sampai pertanyaan yang sangat terperinci, yaitu:
a. Management question, yaitu pertanyaan yang menunjukkan keputusan yang
harus dibuat oleh manajer yang akan dievaluasi lebih lanjut, yaitu apakah masalah
tersebut bisa dijadikan landasan untuk melakukan penelitian atau tidak.
b. Reserach question, yang menterjemahkan pertanyaan manajer diatas ke bentuk
pertanyaan penelitian (research problem) yang lebih dititikberatkan pada aspek
pengumpulan informasi yang mungkin dilakukan.
c. Investigative question, yaitu pertanyaan-pertanyaan yang lebih terperinci lagi
sehingga seorang peneliti bisa mencari jawaban yang memuaskan terhadap
pertanyaan penelitian umum.
d. Measurement question, yaitu pertanyaan yang paling mendetail dalam bentuk
pengukuran faktor atau variabel yang relevan dengan pertanyaan penelitian.
1) Setelah menetapkan berbagai aspek masalah yang dihadapi kemuadian
Menyusun atau memadukan pengetahuannya dalam suatu perumusan.
2) Perlu perumusan tujuan penelitian yang jelas
- Mengapa penelitian dilakukan
- Tujuan dan sasaran penelitian
- Penggunaan dan dampak hasil penelitian
3) Permasalahan yang mas ih samat-samar dan diragukan
- Harus dipertegas dalam bentuk perumusan yang fungsional
- Verbalisasi gagasan agar orang lain dapatmemahaminya
- Penjelasan umum dan dasar dipertegas dan mudah diteliti, serta dapat
menjadi titik tolak penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
1. Fadila, Widiati. 2012. “Pengertian dan Hakikat Metode Ilmiah”.
https://afidburhanuddin.files.wordpress.com/2012/05/pengertian-dan-hakikat-
metode-ilmiah_widiati-fadila_sudah-ok.pdf
2. Anonim. 2015. “Bab 2 Proses Penelitian Ilmiah”. Elearning Gunadarma.
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/risetbisnis_pdf/
04_bab_2_penelitian.pdf
3. Sulistio, Eko Budi. 2013. “Penelitian dan Metode Ilmiah”.
http://staff.unila.ac.id/ekobudisulistio/files/2013/09/02-PENELITIAN-DAN-
METODE-ILMIAH.pdf
4. Soenhadji, Iman. 2010. “Metodologi Penelitian”.
https://imansoenhadji.files.wordpress.com/2010/09/copy-of-metodologi-
penelitian.pdf
5. Kuntjojo. 2009. “Metodologi Penelitian”. Kediri.
https://ebekunt.files.wordpress.com/2009/04/metodologi-penelitian.pdf
6. Suryawan, Bambang. 2009. “Metode Penelitian dan Cara Penulisan Karya
Ilmiah”
http://www.kopertis3.or.id/html/wp-content/uploads/2009/06/pak-penelitian-
kopertis.pdf
7. Suryana. 2010. “Metodologi Penelitian” . Universitas Pendidikan Indonesia.
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._MANAJEMEN_FPEB/19600602
1986011-SURYANA/FILE__7.pdf
8. Hasyim. 2011. ”Tahapan Metode Ilmiah”.
https://hasim319.wordpress.com/2011/04/13/tahapan-metode-ilmiah/
top related