logo jogja by dodo
Post on 25-Dec-2015
66 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PERANCANGAN LOGO BRANDING
JOGJASABDO PURNOMO - 131 2292 029 - DKV 2013 REG
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan menyiapkan "brand"
baru untuk wilayah tersebut yang selama ini dikenal dengan slogan "Jogja
Never Ending Asia" dan logo berupa tulisan kata Jogja berwarna hijau. "`Brand`
baru ini tidak terlepas dari penetapan keistimewaan DIY," kata Gubernur DIY
Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X di Yogyakarta. Menurut dia, "brand"
baru yang menjadi bagian dari pencitraan wilayah harus bisa menarik minat
masyarakat untuk berkunjung ke Yogyakarta karena "brand" yang diusung
merupakan persepsi yang baik atas suatu wilayah. Sultan juga mengingatkan
agar "brand" baru yang nanti dimiliki DIY tersebut mencerminkan ikatan
emosional masyarakat atas Yogyakarta sehingga "brand" tersebut tidak hanya
menjadi milik pemerintah semata tetapi juga menjadi milik masyarakat secara
utuh. Sultan juga berharap, "brand" baru tersebut akan bisa meningkatkan
kinerja pemerintah dalam menjalankan tugasnya dan meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat.
Sementara itu, Pakar Pemasaran Hermawan Kartajaya yang dimintai bantuan
oleh Sri Sultan HB X untuk merumuskan "brand" baru untuk Yogyakarta
mengatakan, unsur utama dalam "rebranding" Yogyakarta adalah Sabdatama
dan Jogja Renaissance. "Keduanya menjadi karakter yang tidak boleh
dipisahkan dalam `brand" baru Yogyakarta," Logo berupa tulisan "Jogja"
berwarna hijau yang sudah lekat sebagai "brand" Yogyakarta merupakan
tulisan tangan Sri Sultan HB X yang memiliki makna sangat dalam.
LATARBELAKANG
PERANCANGAN LOGO BRAND JOGJA
Namun, branding logo Yogyakarta yang baru saja diperkenalkan menuai kritikan di media sosial. Banyak pengguna
internet yang menilai logo tersebut bukannya terbaca “Jogja”, melainkan malah “Togua”, sesuai jenis huruf (Font) yang
digunakan. Hal ini sempat memicu kehebohan di media sosial sehingga masuk trending topic Indonesia di Twitter pada
29-30 Oktober 2014.
Logo baru ini adalah rancangan tim Hermawan Kertajaya dari MarkPlus Inc yang mengaku diminta oleh Sultan secara
pribadi untuk menggarap rebranding Yogyakarta, sekitar bulan Februari 2014. Sebelumnya, pria yang juga menjabat
sebagai President of World Marketing Asociation ini juga telah menggarap logo lama “Jogja, Never Ending Asia”.
Dalam desain yang baru, Hermawan mengadaptasi sembilan arah kebijakan Yogyakarta yang terangkum dalam Jogja
Renaissance.
Kritikan terhadap logo baru Jogja tidak hanya sekedar hujatan semata. Namun juga secara nyata diwujudkan dengan
menyumbangkan logo yang lebih representatif pada Bappeda DIY untuk diusulkan kepada Sri Sultan Hamengkubuwono
X. Hal itulah yang dilakukan oleh komunitas Jogja Darurat Logo. Mereka menggalang dan mengajak para designer akar
rumput di Yogya untuk menyumbangkan design logo baru Jogja melalui facebook.
Ada sejumlah elemen masyarakat yang menghendaki, agar rebranding dan tagline tersebut disayembarakan, karena
melibatkan secara langsung para seniman di bidang desain grafis lokal sehingga ciri khas dan keistimewaan yang
dimiliki DIY, yaitu aspek budaya dan heritagenya tetap terjaga. Untuk itu dalam kesempatan kali ini, akan dijadikan
sebagai wadah penyampaian pendapat mengenai logo jogja yang mempresentasikan ciri khas kota Yogyakarta.
Sumber: http://unisifm.com/jogja-darurat-logo-yogya-radio/#.VKDGQf-ABg
Dari Latar belakang diatas maka didapati rumusan masalah untuk perancangan
desain logo brand jogja, sebagai berikut:
Bagaimana merancang logo dan tagline branding kota jogja sebagai tujuan
wisata yang ramah?
Bagaimana merancang desain logo dan tagline branding untuk kota jogja
yang dapat mencerminkan jogja renaisance?
RUMUSAN MASALAHPERANCANGAN LOGO BRAND JOGJA
TUJUAN PERANCANGANPERANCANGAN LOGO BRAND JOGJATujuan perancangan logo brand untuk jogja ini adalah untuk:
Memperkenalkan Logo brand jogja yang baru sebagai pengganti untuk logo
dan tagline lama
Ikut berpartisipasi menyumbangkan logo untuk jogja yang nantinya bisa
digunakan sebagai city branding kota yogyakarta
IDENTIFIKASI & ANALISIS
DATA
Berbagai penamaan tentang
sebutan Yogyakarta seperti
Yogja, Jogja, Jogya dan
Yogya. Variasi nama itu muncul akibat
pelafalan yang berbeda-beda
antar orang dari berbagai daerah
di Indonesia. Uniknya, hampir semua
orang bisa memahami tempat yang
ditunjuk meski cara pengucapannya
berbeda. Karena kepentingan bisnis,
nama Jogja kemudian menguat dan
digunakan dalam slogan Jogja Never
Ending Asia. Slogan tersebut dibuat
untuk membangun citra Yogyakarta
sebagai kota wisata yang kaya
akan pesona alam dan budaya.
Alasan dipilih 'Jogja' adalah karena
(diasumsikan) lebih mudah dilafalkan
oleh banyak orang, termasuk para
wisatawan asing.
(www.yogyes.com).
PROFILDI. YOGYAKARTA JOGJA
Pemikiran mengenai perlunya penciptaan citra diri (Brand Image), dimunculkan
oleh Gubernur DIY pada awal tahun 2001, dimana pada saat itu daerah-
daerah di Indonesia berlomba-lomba menciptakan semboyan atau slogan
yang mewakili citra daerahnya, namun hanya dipahami oleh masyarakatnya
sendiri. Daerah Istimewa Yogyakarta menciptakan citra yang merefleksikan
atau menjadi indikator nilai (value indicator) bagi semua orang, baik di dalam
maupun di luar negeri.
Terdapat 3 (tiga) hal yang mendasar alasan Yogyakarta menciptakan brand
"Jogja Bever Ending Asia" yakni :
Pertama, krisis ekonomi yang berlanjut menjadi krisis multidimensional sejak
beberapa yang silam telah membawa dampak yang serius terhadap
kondisi politik, ekonomi dan sosial. Kondisi ini menyebabkan investor, trader,
dan wisatawan merasa khawatir untuk berkunjung. Dalam kondisi yang penuh
dengan ketidakpastian tersebut, Yogyakarta telah membuktikan sebagai
kawasan yang relatif aman dan damai dengan semangat keharmonisan
(harmony), saling menghormati (respect to each other) dan demokrasi. Kondisi
yang kondusif dan menguntungkan ini harus senantiasa dipelihara sehingga
image baik tentang Yogyakarta akan terus tertanam dibenak para investor,
pelaku usaha dan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Kedua, Globalisasi yang
direfleksikan dalam istilah 4 I
(industri, investasi, informasi dan
individualis) telah mendorong
munculnya persaingan antar negara,
antar daerah untuk merebut pasar
dunia. Dalam kondisi yang penuh
persaingan seperti itu, untuk dapat
memenangkannya, Yogyakarta
perlu secara serius membangun
posisi yang jelas (clear positioning),
kekuatan yang berbeda/khas (strong
differentiation) dan membangun
brand image yang unik (brand image).
Ketiga, Yogyakarta telah
menyadari bahwa marketing
places akan mendorong tumbuhnya
perdagangan, pariwisata dan
investasi atau TTI (trade, tourism,
investment) untuk mendorong
pembangunan ekonomi. Yogyakarta
juga melihat bahwa strategi
membangun brand image sangatlah
diperlukan, karena brand tersebut
akan menjadi indikator nilai (value
indicator) yang akan didukung oleh
seluruh stakeholder di Yogyakarta.
Nilai-nilai Utama Brand
Yogyakarta dikenal sebagai pusat
kebudayaan Jawa yang kaya
akan warisan budaya. Disamping itu,
Yogyakarta juga selalu terbuka untuk
menerima kebudayaan nasional
dan regional lainnya yang selaras,
termasuk budaya global yang positip
dan memperkaya kebudayaannya.
Jadi, warisan budaya yang ada
secara alami tidak bersifat eksklusif dan
statis, melainkan inklusif dan dinamis
dari waktu ke waktu. Yogyakarta juga
selalu mendorong terjadinya dialog,
interaksi dan akulturasi dengan dunia
luas. Dengan demikian budaya
Yogyakarta akan tumbuh dan
berkembang bersamaan dengan
proses pewarisan dan revitalisasi dari
generasi ke generasi. Yogyakarta
juga mendorong terjadinya proses
modernisasi dan universalisasi
mengikuti perkembangan serta kemajuan teknologi. Artinya, Yogyakarta akan
merangkul dunia dan dunia secara antusias disambut di Yogyakarta (Jogja
shall intimately embrace the world will enthusiascally welcome Jogja)
Jogja Never Ending Asia hanyalah titik awal dalam pengembangan Identitas
Jogja. Visi, misi dan nilai utama brand tersebut harus secara konsisten dan
kontinyu dikomunikasikan ke seluruh stakeholders di Yogyakarta, baik internal
maupun eksternal. Secara internal segenap aparatur pemerintah/birokrat,
usahawan dan masyarakat di seluruh Yogyakarta harus turut andil memiliki dan
memahami makna tersebut dan menanamkan secara mendalam dalam pikiran,
hati dan jiwa mereka. Sedangkan secara eksternal, usaha yang keras dan
pantang menyerah harus dilakukan untuk membuat stakeholders luar, seperti
para pelaku bisnis, wisatawan, investor, pengembang, dan organisator kelas
dunia dalam memahami dan memberikan respek terhadap makna dari brand
"Jogja Never Ending Asia".
Jika hal tersebut telah dapat diwujudkan, Jogja Never Ending Asia adalah aset
riil yang memiliki andil cukup besar dalam pembangunan Jogja di masa depan.
Visi
Jogja Never Ending Asia mempunyai visi untuk menjadikan Yogyakarta “to
become the leading economic region in Asia for trade, tourism, and investment
in five years” (menjadi pemimpin/pelopor daerah-daerah Asia dalam bidang
perdagangan, pariwisata, dan investasi dalam jangka waktu lima tahun ke
depan).
Misi
Jogja Never Ending Asia mempunyai satu misi, yaitu untuk menarik, memberikan
kepuasan dan mempertahankan para pelaku pasar, wisatawan, investor,
pengembang dan para organisator kelas dunia untuk berusaha dan
menanamkan investasinya di
Yogyakarta. Untuk mewujudkan hal itu,
Yogyakarta harus mengembangkan
diri, menciptakan LIV, yaitu livability,
yakni suasana damai dan nyaman,
investability, yakni mampu digunakan
untuk berinvestasi, dan visitability,
yakni menarik dan berkesan untuk
dikunjungi. Smeua upaya ini pada
akhirnya dilakukan sebagai upaya
untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat Yogyakarta.
http://portal.jogjaprov.go.id/index.
php?option=com_content&view=arti
cle&id=299&Itemid=487
Logo merupakan suatu gambar
atau sekadar sketsa dengan arti
tertentu, dan mewakili suatu arti dari
perusahaan, daerah, organisasi,
produk, negara, lembaga, dan hal
lainnya membutuhkan sesuatu yang
singkat dan mudah diingat sebagai
pengganti dari nama sebenarnya.
Logo harus memiliki filosofi dan
kerangka dasar berupa konsep
dengan tujuan melahirkan sifat yang
berdiri sendiri atau mandiri. Logo
lebih lazim dikenal oleh penglihatan
atau visual, seperti ciri khas berupa
warna dan bentuk logo tersebut.
LANDASAN TEORIPERANCANGAN LOGO BRANDING JOGJA
LOGO PSIKOLOGI DALAM DESAIN LOGO
Psikologi dalam desain logo merupakan salah satu aspek sederhana dibalik proses pembuatan suatu logo. Biasanya
berhubungan secara ekslusif dengan pilihan warna. Tetapi, sebenarnya psikologi desain logo lebih dari itu. Desain
logo mengacu pada aktivitas membuat logo. Sedangkan istilah logo itu sendiri, digunakan untuk mengacu setiap
symbol yang diciptakan untuk tujuan identifikasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa psikologi dalam desain logo adalah
suatu studi tentang makna yang dapat dilihat pada logo selain identifikasi.
kata logo berasal dari kata Yunani yaitu “logos” yang secara harfiah berarti “kata”. harus berpikir untuk menciptakan
sebuah “kata” visual yang akan digunakan oleh orang-orang untuk mengidentifikasikan kepada siapa logo dibuat.
Pada dasarnya, apa yang perlu diingat adalah bahwa setiap atribut yang memungkinkan penciptaan makna
tambahan, dapat digunakan untuk menciptakan makna, dan akan akhirnya digunakan untuk menciptakan makna.
Setiap orang akan memahami dan berinteraksi dengan logo melalui perspektif pribadi mereka sendiri. Yang pada
akhirnya dipimpin oleh pandangan budaya mereka sendiri dan pengalaman pribadi. Jika orang-orang dengan tingkat
pendidikan yang berbeda melihat arti yang berbeda untuk kata yang sama, kemungkinan mereka akan melakukan hal
yang sama dengan logo tersebut. Oleh karena itu, yang harus dilakukan adalah memikirkan setiap bagian dari logo
sebagai atribut, dan kemudian merenungkan apa setiap atribut mungkin berarti lain atau dalam arti lain harus mencari
tahu bagaimana orang akan menafsirkan desain sebuah logo. Dua elemen yang paling penting dalam desain logo
yaitu warna dan bentuk.
Pengertian garis menurut Leksikon Grafika adalah benda dua dimensi
tipis memanjang. Sedangkan Lillian Gareth mendefinisikan garis sebagai
sekumpulan titik yang bila dideretkan maka dimensi panjangnya akan
tampak menonjol dan sosoknya disebut dengan garis.
Dalam hubungannya sebagai elemen senirupa, garis memiliki kemampuan
untuk mengungkapkan suasana. Suasana yang tercipta dari sebuah garis
terjadi karena proses stimulasi dari bentuk-bentuk sederhana yang sering kita
lihat di sekitar kita, yang terwakili dari bentuk garis tersebut. Sebagai contoh
adalah bila kita melihat garis berbentuk ‘S’, atau yang sering disebut ‘line of
beauty’ maka kita akan merasakan sesuatu yang lembut, halus dan gemulai.
Perasaan ini terjadi karena ingatan kita mengasosiasikannya dengan bentuk-
bentuk yang dominan dengan bentuk lengkung seperti penari atau gerak
ombak di laut.
Beberapa jenis garis beserta suasana yang ditimbulkannya seperti, garis lurus
mengesankan kekuatan, arah dan perlawanan. Garis lengkung mengesankan
keanggunan, gerakan, pertumbuhan. Berikut kami saijkan beberapa jenis garis
beserta asosiasi yang ditimbulkannya :
Horizontal : Memberi sugesti ketenangan atau hal yang tak bergerak.
Vertikal : Stabilitas, kekuatan atau kemegahan.
Diagional : Tidak stabil, sesuatu yang bergerak atau dinamika.
Lengkung S : Grace, keanggunan.
GARISZig-zag : Bergairah, semangat,
dinamika atau gerak cepat.
Bending up right : Sedih, lesu atau
kedukaan.
Diminishing Perspective : Adanya
jarak, kejauhan, kerinduan dan
sebagainya.
Concentric Arcs : Perluasan, gerakan
mengembang, kegembiraan dsb.
Pyramide : Stabil, megah, kuat atau
kekuatan yang masif.
Conflicting Diagonal : Peperangan,
konflik, kebencian dan kebingungan.
Spiral : Kelahiran atau generative
forces.
Rhytmic horizontals : Malas,
ketenangan yang menyenangkan.
Upward Swirls : Semangat menyala,
berkobar-kobar, hasrat yang tumbuh.
Upward Spray : Pertumbuhan,
spontanitas, idealisme.
Inverted Perspective : Keluasan
tak terbatas, kebebasan mutlak,
pelebaran tak terhalang.
Water Fall : Air terjun, penurunan
yang berirama, gaya berat.
Rounded Archs : Lengkung bulat
mengesankan kekokohan.
Rhytmic Curves : Lemah gemulai,
keriangan.
Gothic Archs : Kepercayaan dan
religius.
Radiation Lines : Pemusatan,
peletupan atau letusan.
bih jauh lagi, garis sesuai fungsinya
yang khas, yang mampu membentuk
symbol yang memiliki pengertian
khusus, sangat menunjang
penggunaannya sebagai elemen
symbol.
Bentuk merupakan wujud rupa
sesuatu, biasa berupa segi
empat, segi tiga, bundar, elip
dsb. Pada proses perancangan
logo, bentuk menempati posisi yang
tidak kalah penting dibanding
elemen-elemen lainnya, mengingat
bentuk-bentuk geometris biasa
merupakan simbol yang membawa
nilai emosional tertentu. Seperti yang
diungkapkan Plato, bahwa rupa
atau bentuk merupakan bahasa
dunia yang tidak dirintangi oleh
perbedaan-perbedaan seperti
terdapat dalam bahasa kata-kata.
Dari perspektif psikologis, tidak
ada yang lebih relevan daripada
bentuk. Otak manusia didesain untuk
memahami dan menghafal bentuk.
Ini adalah cara kita belajar sesuatu.
Sebuah bentuk yang khas yang akan
selalu kita ingat setelah melihatnya.
berikut ini adalah penjelasan dari
setiap bentuk suatu logo yang
mampu mengirimkan pesan tertentu:
PSIKOLOGI BENTUK
Lingkaran
- Koneksi, Komunitas, Keseluruhan,
Ketahanan, Pergerakan, Keamanan.
- Referensi untuk perasaan
kewanitaan : Kehangatan,
Kenyamanan, Sensualiatas, dan
Cinta
Kotak
- Keteraturan, Logis, Keamangan.
- Kotak juga adalah dasar dari objek
3 dimensi yang berarti Berat, Massa,
dan Kepadatan
Segi Tiga
- Energi, Power, Keseimbangan,
Hukum, Ilmu Pasti, Agama.
- Juga sebagai referensi untuk
perasaan maskulin : Kekuatan, Agresi,
dan Pergerakan yang dinamik.
Sebagai bagian dari elemen logo,
warna memegang peran sebagai
sarana untuk lebih mempertegas dan
memperkuat kesan atau tujuan dari
logo tersebut. Dalam perencanaan
corporate identity, warna mempunyai
fungsi untuk memperkuat aspek
identitas. Lebih lanjut dikatakan
oleh Henry Dreyfuss, bahwa warna
digunakan dalam simbol-simbol
grafis untuk mempertegas maksud
dari simbol-simbol tersebut. Sebagai
contoh adalah penggunaan warna
merah pada segitiga pengaman,
warna-warna yang digunakan untuk
traffic light merah untuk berhenti, kuning
untuk bersiap-siap dan hijau untuk
jalan. Dari contoh tersebut ternyata
pengaruh warna mampu memberikan
impresi yang cepat dan kuat.
Warna selalu membangkitkan reaksi
emosional. Beberapa orang lebih
menyukai warna tertentu seperti merah,
putih, biru atau hitam sedangkan
sebagian lagi tidak menyukai warna
tersebut karena itulah peran warna
PSIKOLOGI WARNA
menjadi sangat krusial dan penting
dalam menyampaikan pesan dalam
dunia komuniskasi visual terutama
dalam marketing, branding dan
corporate identity.
Alam bawah sadar, manusia sudah
terlatih untuk memberikan respon
tertentu terhadap warna namun hal
ini sangat dipengaruhi oleh budaya
seperti warna hitam yang dipakai
dieropa untuk acara kematian
sedangkan pada budaya china
justru warna putihlah yang dipilih.
Warna dapat menyampaikan
pesan sublimasi tentang persepsi
dan indra sensori manusia yang
akhirnya dapat mengubah cara
kita berpikir tentang sebuah subjek.
Sejak manusia purba hingga manusia
modern, kita bergantung pada
kemampuan kita mengindentifikasi
warna demi kelangsungan hidup
mulai dari membedakan makanan
yang beracun hingga pada rambu
lalu lintas.
Warna adalah unsur yang penting dalam desain logo. Warna memiliki arti
tambahan, tetapi mereka tidak diatur. Orang-orang telah memberikan
makna terhadap warna selama berabad-abad, dan proses terus-menerus
menghubungkan arti yang sama dengan warna yang sama lagi dan lagi
adalah apa yang akhirnya memperkuat itu. Warna yang berbeda memiliki arti
yang berbeda dalam masyarakat yang berbeda.
emampuan warna menciptakan impresi, mampu menimbulkan efek-efek tertentu.
Secara psikologis diuraikan oleh J. Linschoten dan Drs. Mansyur tentang warna
sbb: Warna-warna itu bukanlah suatu gejala yang hanya dapat diamati
saja, warna itu mempengaruhi kelakuan, memegang peranan penting dalam
penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya kita akan bermacam-
macam benda.
Dari pemahaman diatas dapat dijelaskan bahwa warna, selain hanya dapat
dilihat dengan mata ternyata mampu mempengaruhi perilaku seseorang,
mempengaruhi penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya seseorang
pada suatu benda. Berikut kami sajikan potensi karakter warna yang mampu
memberikan kesan pada seseorang sbb :
Hitam
Sebagai warna yang tertua (gelap)
dengan sendirinya menjadi lambang
untuk sifat gulita dan kegelapan
(juga dalam hal emosi).
Putih
sebagai warna yang paling terang,
melambangkan cahaya, kesulitan
dsb.
Abu-abu
merupakan warna yang paling netral
dengan tidak adanya sifat atau
kehidupan spesifik.
Merah
Bersifat menaklukkan, ekspansif
(meluas), dominan (berkuasa), aktif
dan vital (hidup).
Kuning,
dengan sinarnya yang bersifat kurang
dalam, merupakan wakil dari hal-hal
atau benda yang bersifat cahaya,
momentum dan mengesankan
sesuatu.
Biru,
sebagai warna yang menimbulkan
kesan dalamnya sesuatu (dediepte),
sifat yang tak terhingga dan
transenden, disamping itu memiliki sifat
tantangan.
Hijau
mempunyai sifat keseimbangan dan
selaras, membangkitkan ketenangan
dan tempat mengumpulkan daya-
daya baru.
TEORI TIPOGRAFI
Tipografi merupakan seni memilih dan menata huruf dengan pengaturan
penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan
kesan khusus, sehingga akan menolong pembaca untuk mendapatkan
kenyamanan membaca semaksimal mungkin.
Berikut adalah beberapa jenis huruf berdasarkan klasifikasi yang dilakukan
oleh James Craig, antara lain sbb :
1. Roman
Ciri dari huruf ini adalah memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada
ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada
garis-garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah
gemulai dan feminin.
2. Egyptian
Adalah jenis huruf yang memiliki ciri kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi
seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang
ditimbulakn adalah kokh, kuat, kekar dan stabil.
3. Sans Serif
Pengertian San Serif adalah tanpa sirip/serif, jadi huruf jenis ini tidak memiliki
sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir
sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer
dan efisien.
4. Script
Huruf Script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas
atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya
adalah sifast pribadi dan akrab.
5. Miscellaneous
Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada.
Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki
adalah dekoratif dan ornamental.
Dalam pemilihan jenis huruf, yang senantiasa harus diperhatikan adalah
karakter produk yang akan ditonjolkan dan juga karakter segmen pasarnya.
Sumber : Murphy, John and Michael Rowe. How to Design Trademarks and
Logos. Ohio : North Light Book, 1998.
TEORI GESTALT
Gestalt merupakan sebuah teori psikologi yang menyatakan bahwa
seseorang akan cenderung mengelompokkan apa dia lihat disekitarnya
menjadi suatu kesatuan utuh berdasarkan pola, hubungan, dan kemiripan. Teori
ini dibangun oleh 3 ilmuwan asal Jerman yaitu: Kurt Koffka, Max Wertheimer, and
Wolfgang Köhler.
Prinsip-prinsip Gestalt yang banyak diterapkan dalam desain grafis antara
lain adalah proximity (kedekatan posisi), similarity (kesamaan bentuk), closure
(penutupan bentuk), continuity (kesinambungan pola), dan figure Ground.
1. Proximity (kedekatan posisi)
Objek-objek yang berdekatan posisinya akan dikelompokkan sebagai suatu
kesatuan.
2. Similarity (kesamaan bentuk)
Objek-objek yang bentuk dan elemennya mirip akan dikelompokkan sebagai
suatu kesatuan.
3. Closure (penutupan bentuk)
Suatu objek akan dianggap utuh walaupun bentuknya tidak tertutup
sepenuhnya.
4. Continuity (kesinambungan pola)
Objek akan dipersepsikan sebagai suatu kelompok karena adanya
kesinambungan pola.
5. Figure Ground
Sebuah objek bisa dilihat sebagai dua objek dengan permainan foreground
dan background. Masing-masing bisa diidentifikasi sebagai objek tanpa harus
membentuknya menjadi solid.
Gestalt menjelaskan bagaimana secara psikologi seseorang mencerna apa
yang dilihatnya. Dengan memahami prinsip kerja kecenderungan persepsi
visual manusia melalui Gestalt, desainer dapat memahami bagaimana fungsi
sampainya suatu pesan terhadap audiens.
KONSEPBRANDING YOGYAKARTA
Logo sebagai branding sebuah kota
tentunya harus menunjukan jati diri
dari kota tersebut.
Yogyakarta adalah kota budaya
yang sangat kental dengan
adat istiadat Jawa, yang penuh
akan Budaya, adat istiadat, seni
pertunjukan Jawa, itu dikarenakan
Kota ini termasuk salah satu daerah
Istimewa yang ada di Indonesia.
Untuk itu dalam logo ini akan
mengusung tema kearifan lokal
yang ada di jogja, yang nantinya
akan mempresentasikan kota Jogja
sebagai kota Budaya.
YOGYAKARTA KOTA BUDAYA
Budaya yang tumbuh di Jogja adalah kebudayaan Jawa yang berasal
dari abad ke 16 yaitu Kerajaan Mataram hingga pecahannya yaitu
Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Dengan kepemimpinan Sri Sultan
Hamengkubuwono dan Sri Paku Alam, rakyat Yogyakarta merasa terayomi
dan hidup secara damai dan sejahtera. Hal ini terbukti selama ini kehidupan
masyarakat Yogyakarta adem ayem, toto titi, tentrem, dan tetap maju tidak
terjadi gejolak politik, sosial, ekonomi yang menonjol.
KRATONKeraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta merupakan
istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang kini berlokasi di
Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.
Keraton Yogyakarta tidak hanya
menjadi tempat tinggal raja, namun
juga menjadi penjaga nyala
kebudayaan Jawa. Di tempat ini
Anda dapat belajar dan melihat
secara langsung bagaimana
budaya tetap dilestarikan di tengah
laju perkembangan dunia.
Keraton Yogyakarta yang kental
akan budaya, ini menjadi salah satu
landmark kota yogyakarta. Bahkan
sebelum Yogyakarta menjadi bagian
dari NKRI.
Warna dan merah, dan emas menjadi
ciri khas kraton yogyakarta. Dalam hal
ini logo brand jogja akan memakai
warna warna hijau dan emas.
UKIRAN/BATIK
Batik adalah salah satu kerajinan
khas Indonesia terutama daerah
Yogyakarta. Batik yogya terkenal
karena keindahannya, baik corak
maupun warnanya. Seni batik sudah
ada diturunkan oleh nenek moyang,
hingga saat ini banyak sekali tempat-
tempat khusus yang menjual batik
ini. Perajin batik banyak terdapat di
daerah pasar ngasem dan sekitarnya.
Bentuk sulur dari Batik Yogyakarta
akan di ambil sebagai unsur logo
branding jogja.
LAMPU KOTA
Lampu kota Yogyakarta yang sangat
khas menjadi kenunikan yang dapat
merepresentasikan jogja sebagai
kota wisata di mata wisatawan.
Jajaran lampu kota unik dengan ukiran
khas jogja menjadi ikon yang selalu
diinggat wisatawan saat berkunjung
ke jogja.
Jadi penggunaan lampu kota jogja
sangat dapat merepresentasikan
jogja sebagai kota wisata
budayanya di mata wistawan, sangat
cocok untuk branding sebuah kota
KERIS
Keris adalah pusaka orang jawa.
Keris melambangkan kebudayaan
jawa. Keraton Yogyakarta
sebagai landmark kota jogja juga
memiliki berbagai koleksi keris-keris
peninggalan kerajaan yang syarat
akan sejarah.
Karena posisinya sebagai pusaka
orang jawa dan merepresentasikan
budaya jawa maka keris menjadi salah
satu unsur yang di pertimbangkan
dalam perancangan logo brand
kota Yogyakarta.
KONSEP VERBALBRANDING YOGYAKARTA
Kata Jogja sudah lama dibrandingkan untuk merepresentasikan jogja
sebagai kota pariwisata dan budayanya. Kata “Yogyakarta” adalah
nama asli dan nama sah provinsi ini. Namun kata “jogja” lebih sering di gunakan
oleh masyarakat umum sifatnya lebih singkat dan lebih tidak resmi. Yogyakarta
lebih sering di gunakan untuk bahasa resmi. selain untuk meneruskan citra
sebelumnya kata “jogja” lebih singkat dan lebih cepat di tangkap atau di
baca oleh audience.
Logo branding jogja tidak menggunakan logogram, karena justru akan
mengganggu keberadaan logotype jogja sendiri. Logo brand berupa hanya
tulisan "jogja" justru lebih bisa menjadi "reminding" bagi pengunjung. Selain itu
penggunaan kata "jogja" sebagai logo brand juga meneruskan logo brand
sebelumnya dengan kata yang sama.
STUDI WARNA
Dari perspektif psikologi secara umum
warna hijau melambangkan
Emosi: Harmoni, segar, ambisi,
keserakahan. Warna hijau mewakili
kehidupan, kesegaran, lingkungan
hidup dan pembaharuan. Warna
hijau membangkitkan emosi yang
menenangkan.
HIJAU
Menurut Perspektif masyarakat Yogyakarta
Warna Hijau adalah salah satu warna khas dari Yogyakarta, selain warna
merah dan emas, warna ini terdapat pada lambang provinsi DI. Yogyakarta.
Warna hijau juga merupakan warna logo brand sebelumnya yang merupakan
tanda tangan dari Sri Sultan.
Warna emas ini
memiliki arti dan makna yaitu
Mencerminkan prestis (kedudukan),
kesehatan,
keamanan, kegembiraan, kebijakan,
arti, tujuan, pencarian kedalam hati,
kekuatan mistis. Warna emas ini sangat
bagus karena dengan warna ini akan
kelihatan lebih hidup dan lebih
terang.
Warna Emas menjadi warna khas
dari kota jogyakarta selain hidau
dan merah. warna ini sangat
merepresentasikan keraton yogyarata
yang memiliki kedudukan yang tinggi.
EMAS
STUDI BENTUK
Bentuk Logo Jogja menggunakan
LogoType tanpa logogram yang
terpisah. Bentuk utama yang berupa
tulisan jogja akan dikreasikan dengan
sulur yang diambil dari corak batik
jogja.
Tipografi secara umum akan
menggunakan typeface bold
dengan shape yang rounded.
Huruf yang tebal akan memberikan
ketegasan dan lebih mampu memberi
kesan reminder untuk audience,
sedangan bentuk rounded akan
merepresentasikan jogja sebagai
kota yang ramah di kunjungi.
Bentuk Sulur yang di ambil dari corak
uiran/batik yogyakarta akan di
tempatkan di ujung ujung huruf
SKETSA KASARLOGO BRANDING JOGJA
PROSES VEKTORISASILOGO BRANDING JOGJA
Warna Hijau
yang digunakan memiliki value
yang lebih muda dari pada logo
sebalumnya di maksudkan agar
Brand yang baru ini dapat lebih
memiliki semangat muda
Bentuk sulur pada bagian ujung-
ujung tipografi adalah sebagai
perwujudan batik khas yogyakarta.
Bagian atas Huruf ' J ' menggunakan
Ikon yang diambil dari lampu
kota yang terhampar di jalanan
Yogyakarta. Ikon ini sangat efektif
untuk branding kota yogyakarta,
karena sangat mencirikan kota
yogyarta dan tidak ada di kota-
kota lain.
Teori Gestalt di terapkan
antara huruf 'G' dan 'J'. Dengan
menggunakan teori ... bagian
diantara huruf "G" dan "J" ini
membentuk ikon sebuah keris,yang
mempresentasikan budaya
yogyakarta yang pada umumnya
mirip dengan budaya jawa
FINALARTWORKLOGO BRANDING JOGJA
Warna Emas
digunakan sebagai warna nyala
lampu kota pada huruf ' J '. Warna
emas memiliki value yang muda,
sama seperti warna hijau.
100% 75% 50% 25%
FINALARTWORKLOGO BRANDING JOGJA
COLOR POSITIF NEGATIF
FINALARTWORKLOGO BRANDING JOGJA
top related