laporan lengkap ikhtiologi
Post on 31-Jan-2016
106 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
LAPORAN LENGKAP IKHTIOLOGILAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM IKHTIOLOGI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Ikhtiologi
OLEHIWAYAN EKANATA
E 271 09 020
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRANJURUSAN PETERNAKANFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO2009
MORFOLOGI
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Iktiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang segala aspek kehidupan. Ilmu ini ternasuk
salah satu cabang biologi.sebagai suatu mata ajaran maka ia meliputi kegiatan kuliah dan praktikum.
Iktiologi berkembang meliputi beberapa cabang utama antara lain : Klasifikasi, Anatomi, Evolusi dan
Genetika, Natural history dan Ekologi, Fisiologi, Biokimia dan Konserfasi.
Morfologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk luar organisme. Morfologi ikan
mempelajari tentang bentuk tubuh dan organ luar ikan,yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat
dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan. Bentuk tubuh ikan sering mengalami perubahan
sejalan dengan perkembangan dalam daur hidupnya,sejak lahir sampai dewasa. Pada ikan tertentu
perubahan bentuk ini sangat menyolok.
Tubuh ikan tersusun atas tiga bagian, yaitu: kepala, batang tubuh, dan ekor. Tubuh ikan tuna
adalah simetri dua, bentuk demikian berarti terdiri atas dua belahan yang sama, apabila tubuh ikan
dibelah dua dari kepala ke ekor dengan arah punggung perut. Pada ujung depan dari kepala
terdapat mulut, diatas mulut terdapat cekung hidung, pada sebelah menyebelah kepala terdapat
mata, antara bagian kepala dan batang tubuh terdapat tutup insang.
(Mahardono, 1979).
Badan ikan tuna berbentuk fusiform, menandakan kecepatannya dalam pergerakannya.
Bagian belakang badannya langsing, sedangkan bagian terlebar di tengah-tengah. Penampang
lintang badan ikan tuna pada umumnya berbentuk bulat panjang atau agak membulat (Hardanto,
1979).
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Praktikum morfologi ikan bertujuan untuk mengenal bentuk tubuh dan bentuk organ luar
pada ikan.
Kegunaan dari praktikum morfologi ikan ini adalah agar praktikan dapat mendeskripsikan
ikan berdasarkan ciri morfologi tubuh dan organ luar dari ikan.
II. TINJAUAN PUSTAKATubuh ikan tersusun atas tiga bagian, yaitu: kepala, batang tubuh, dan ekor. Tubuh ikan tuna
adalah simetri dua, bentuk demikian berarti terdiri atas dua belahan yang sama, apabila tubuh ikan
dibelah dua dari kepala ke ekor dengan arah punggung perut. Pada ujung depan dari kepala
terdapat mulut, diatas mulut terdapat cekung hidung, pada sebelah menyebelah kepala terdapat
mata, antara bagian kepala dan batang tubuh terdapat tutup insang.
(Mahardono, 1979).
Morfologi merupakan ilmu yang mempelajari bentuk dan bagian-bagian luar ikan, dan
termasuk bagian-bagian seperti bentuk tubuh, mulut, posisi sirip perut terhadap sirip dada, bentuk
sirip ekor, bentuk linea llateralis serta ciri-ciri khusus seperti finlet, skute, keel dan sebagainya
( Affandi, 1992).
Badan ikan tuna berbentuk fusiform, menandakan kecepatannya dalam pergerakannya.
Penampang lintang badan ikan tuna pada umumnya berbentuk bulat panjang atau agak membulat
(Hardanto, 1979).
III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Ikhtiologi mengenai morfologi ikan ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 18 Mei
2010, praktikum ini dimulai pada pukul 10.30 WITA sampai selesai. praktikum ini bertempat di
Laboratorium Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum Ikhtiologi mengenai morfologi ikan adalah dissecting
kit, baki preparat,lup, tisu, dan alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini
adalah ikan yellowfin tuna dan air mineral.
3.3 Cara Kerja
Sebelum kita melaksanakan praktikum yang pertama kita lakukan adalah menyiapkan alat
dan bahan praktikum. Siapkan ikan yang akan dipraktekkan dan letakkan pada baki preparat dengan
posisi kepala ikan sebelah kanan. Selanjutnya kita mengambil alat yang kita butuhkan, kemudian kita
melakukan penelitian selanjutnya kita menggambar ikan pada lembar kerja modul yang telah
disediakan dan mengisi tabel dengan bagian-bagian morfologi ikan yang diteliti.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, maka kami memperoleh hasil sebagai berikut :
Keterangan :
A.Bagian kepala;B.Bagian badan;C.Bagian ekor.1.sirip dorsal (1a.sirip dorsal pertama, dan 1b.
sirip dorsal kedua); 2.sirip caudal; 3.sirip anal;4. sirip ventral;5. Sirip dada;6. mulut; 7.
Lubang hidung; 8. operkulum; 9.preoperkulum; 10. rahang atas; 11. rahang bawah; 12.
anus.
Gambar 1. Morfologi ikan yellowfin tuna
Tabel 1. Morfologi ikan yellowfin tuna
PARAMETER JENIS IKAN
Thunnus albacores
Bentuk tubuh Fusiform
Bentuk mulut Tidak dapat disembulkan
Posisi mulut Superior
Mulut disembulkan (dapat / tidak) Tidak Dapat
Sungut ( ada / tidak ) Tidak Ada
Jika ada ( letak / jumlah ) _
Bentuk sirip ekor Episerkal
Posisi sirip V terhadap P Torasik
Tipe sirip D (tunggal /ganda) Ganda
Kelengkapan LL Ada
Sirip V (ada/tidak) Ada
Ciri khusus Finlet
Operkulum Ada
Preoperkulum Ada
Sirip P (ada/tidak) Ada
4.2 Pembahasan
Tuna (Thunnusalb albacore) merupakan sumber daya ikan yang potensial dikembangkan, baik
sebagai salah satu sumber makanan sehat bagi masyarakat juga sebagai sumber devisa negara selain
itu ikan tuna juga beragam jenisnya. Pada praktikum morfologi ikan kami menggunakan sampel ikan
tuna jenis yellowfin tuna (Thunnus albacore). Pada umumnya badan ikan ekor kuning tampak padat,
silindris panjang, mulut tidak dapat disembulkan, selain itu ikan tuna jenis yellowfin tuna mempunyai
sirip ekor yang berbentuk Episerkal, dan ciri khusus dari yellowfin tuna memiliki Finlet.
Tubuh ikan tuna tersusun atas tiga bagian, yaitu kepala, badan, dan ekor. Tubuh ikan tuna
adalah simetri, bentuk demikian berarti terdiri atas dua belahan yang sama, apabila tubuh dibelah
dua belahan yang sama, dan tubuh dibelah dua dari kepala sampai ekor dengan arah punggung
perut. Tubuh ikan tuna juga disebut bernentuk fusiform sehingga dia terolong ikan perenang cepat.
Pada ujung depan dari kepala terdapat mulut dengan posisi terminal, diatas mulut terdapat cekung
hidung, pada sebelah menyebelah kepala terdapat mata, diantara bagian kepala dan badan terdapat
tutup insang, diatas punggung terdapat dua buah sirip dorsal/sirip dorsal ganda, dan memiliki sirip
ventral yang posisinya abdominan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah kami lakukan, kami dapat simpulkan sebagai
berikut:
1. Ikan tuna jenis yellowfin tuna merupakan jenis ikan yang dapat berenang cepat karena bentuk
tubuhnya seperti rudal sehingga dapat memudahkan dirinya bergerak di dalam air.
2. Ikan tuna memiliki mulut yang tidak dapat disembulkan dan memiliki tapis insang yang jarang-jarang.
5.2 Saran
Dengan melihat praktikum yang dilakukan maka saya menyarankan agar dalam praktikum
berikutnya jenis ikannya harus lebih beragam dan peralatan yang digunakan lebih lengkap dari
peralatan yang di gunakan pada saat praktikum sekarang.
MORFOMETRIK DAN MERISTIK
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ciri morfometrik adalah Ukuran yang berhubungan dengan ukuran panjang, lebar, tinggi dari
tubuh atau bagian-bagian tubuh ikan. Pada bagian tubuh ikan yang biasanya diukur antara lain :
Panjang total, panjang cagak, panjang standar, panjang kepala dan sebagainya. Sedangkan pada ciri
meristik adalah ciri yang berkaitan dengan jumlah bagian tertentu dari tubuh ikan misalnya : pada
sirip, sisik dan insang. Susunan tubuh ikan yang satu dengan yang lain berbeda sesuai dengan
jenisnya, namun demikian pada umumnya ikan mempunyai ciri-ciri morfometrik atau pun ciri
meristik.
Susunan tubuh ikan yang satu dengan yang lain berbeda sesuai dengan jenisnya, namun
demikian pada umumnya ikan mempunyai ciri-ciri morfometrik atau pun ciri meristik.
Ikan tuna pada dasarnya memiliki jenis yang beragam misalnya ikan tuna mata besar, tuna
sirip biru selatan, tuna sirip kuning, tuna ekor panjang, dan lain-lain. Selain jenisnya yang beragam
ikan tuna juga mempunyai ukuran yang beragam pula baik karena jenisnya maupun karena
perubahan sejalan dengan perkembangan dalam daur hidupnya sejak lahir sampai dewasa (Pratigyo,
1984).
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Praktikum Ikhtiologi mengenai morfometrik dan meristik ikan bertujuan untuk mengetahui
bagian tubuh dan menghitung jumlah dari karakter tertentu bagian tubuh ikan.
Kegunaan dari praktikum Ikhtiologi mengenai morfometrik dan meristik ikan adalah agar
praktikan dapat mengetahui ukuran dari setiap jenis ikan dan mengetahui ukuran dari setiap
perkembangan dalam daur hidupnya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Setiap spesies ikan memiliki ukuran yang masing-masing berbeda disebabkan oleh umur,
jenis kelamin, tempat hidup serta faktor-faktor lingkungan sekitar seperti makanan, suhu, pH,
salinitas dan iklim. Ukuran yang diberikan untuk di identifikasi hanyalah ukuran mutlak (cm) dan
ukuran perbandingan yang berupa kisaran angka saja (Saanin, 1968).
Selain jenisnya yang beragam ikan juga mempunyai ukuran yang beragam pula, hal ini
disebabkan oleh perubahan sejalan dengan perkembangan dalam daur hidupnya. Walaupun ikan
mempunyai ciri morfometrik dan meristik yang berbeda tapi pada umumnya sama (Pratigyo, 1984).
Ukuran ikan menunjukan besar kecilnya ikan, apabila panjangnya lebih dari 10 cm, yang
dimaksud panjang yang diukur dari ujung mulut ikan sampai dengan ujung ekor yang disebut
panjang total (Machar, 1991).
Ikan tuna mempunyai beragam jenis misalnya tuna mata besar, tuna sirip biru selatan, tuna
sirip kuning, albacore, tuna ekor panjang, dan lain-lain. Selain jenisnya yang beragam ikan tuna juga
mempunyai ukuran yang beragam pula baik karena jenisnya maupun perubahan karena sejalan
dengan perkembangan dalam daur hidupnya sejak lahir sampai dewasa (Pratigyo,1984).
III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Ikhtiologi mengenai ciri Morfometrik dan Meristik ikan ini dilaksanakan pada hari
Rabu tanggal 18 Mei 2010, praktikum ini dimulai pada pukul 10.30 WITA sampai selesai. Praktikum
ini bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum Ikhtiologi mengenai ciri morfometrik dan meristik ikan
adalah dissecting kit, baki preparatlup, tisu, dan alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah ikan yellowfin tuna dan air mineral.
3.3 Cara Kerja
Sebelum kita melaksanakan praktikum yang pertama kita lakukan adalah menyiapkan alat
dan bahan praktikum setelah itu mengambil seekor ikan dan meletakkannya pada baki dengan posisi
kepala sebelah kanan. Setelah itu mengukur semua bagian tubuh ikan yang menyatakan karakter
morfometrik dan manghitung jumlah bagian yang menyatakan karakter meristik. Kemudian mengisi
tabel pada lembar kerja sesuai pengukuran dan perhitungan yang telah dilakukan.
Tabel 2. Persentase ciri morfometrik yellowfin tuna
NoBAGIAN TUBUH YANG
DIUKUR
JENIS IKAN
TUNAPERSENTASE
1. Panjang total 34 cm
2. Panjang garpu /cagak 9 cm 26,4 %
3. Panjang baku 30 cm 88,2 %
4. Panjang kepala 9 cm 26,4 %
5. Panjang predorsal 10 cm 29,4 %
6. Panjang batang ekor 10 cm 29,4 %
7. Tinggi badan 9 cm 26,4 %
8. Tinggi batang ekor 1,5 cm 4,4 %
9. Tinggi kepala 6 cm 17,6 %
10. Lebar kepala 5 cm 14,70 %
11. Lebar badan 5,5 cm 16,1 %
12. Panjang hidung 2,5 cm 7,35 %
13. Panjang bagian kepala di belakang
mata4,5 cm 13,23 %
14. Lebar ruang antar mata 3 cm 8,82 %
15. Diameter mata 2 cm 5,88 %
16. Panjang rahang atas 8 cm 8,82 %
17. Panjang rahang bawah 3,5 cm 10,29 %
18. Lebar bukaan mulut 3,5 cm 10,29 %
19. Tinggi di bawah mata 0,9 cm 2,64 %
20. Panjang dasar sirip punggung 7 cm 20,5 %
21. Panjang dasar sirip anal 2 cm 5,88 %
22. Tinggi sirip punggung 3,5 cm 10,29 %
23. Panjang sirip dada 9 cm 26,4 %
24. Panjang sirip perut 3 cm 8,82 %
Rumus proporsi B / A X 100 %
Keterangan : A. Panjang total tubuh
B. Panjang bagian tubuh yang diukur
Tabel 3. Lembar kerja ciri meristik
No PARAMETER JENIS IKANIKAN TUNA
1. Jari-jari sirip keras :
Sirip D
Sirip C
XIV
IX
Sirip A
Sirip P
Sirip V
I
I
I
2. Jari-jari sirip lemah :
Sirip D
Sirip C
Sirip A
Sirip P
Sirip V
15
15
9
33
4
3. Perumesan sirip :
Sirip D
Sirip C
Sirip A
Sirip P
Sirip V
XIV.15
IX.15
I.10
I.33
I.4
4. Jumlah sisik :
Pada LL
Di bawah LL
Di atas LL
27
24
29
5. Jumlah sisik predorsal -
6. Jumlah sisik pipi -
7. Jumlah sisik keliling badan -
8. Jumlah sisik batang ekor -
9. Jumlah tapis insang :
Bagian bawah
Bagian atas
18
5
10. Jumlah finlet 16
4.2 Pembahasan
4.2.1 Ciri morfometrik
Susunan tubuh ikan yang satu dengan yang lain berbeda-beda sesuai dengan jenisnya, namun
demikian pada umumnya ikan mempunyai ciri yang sama. Morfometrik adalah ukuran yang
berhubungan dengan ukuran panjang, lebar, tinggi, dari tubuh atau bagian-bagian tubuh ikan.
Bagian tubuh yang biasanya diukur.
Dari hasil pengamatan kami ikan ini adalah omnivora karena dilihat dari posisi mulutnya yang
tidak dapat di sembulkandan tapis insangnya berjimblah sedikit dan panjang. Ikan ini, ter maksut
ikan yang memiliki kebiasaan makan di permukaan atau biasa dasebut
4.2.2 Ciri meristik
Meristik adalah ciri yang berkaitan dengan jumlah bagian tertentu dari tubuh ikan. Ciri-ciri
meristik pada ikan misalnya sirip (jari-jari sirip keras dan jari-jari sirip lemah), sisik dan insang. Pada
ikan tuna jenis yellowfin tuna yang kita teliti dalam praktium ikhtiologi mengenai morfometrik dan
meristik kami memperoleh perumusan sirip yaitu D.XIV.15, C.IX.15, A.I.10, P.I.33, V.I.4. Jumlah
tapis insang bagian bawah 18, jumlah tapis insang bagian atas 5 dan jumlah finlet 16 buah.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan, maka kami dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut: Ciri morfometrik dan meristik pada ikan tuna umumnya sama namun
kadang berbeda ketika dalam masa pertumbuhan dan kelainan pada saat menetas dari telur. Dan
pada umumnya Ikan tuna tidak memiliki sisik besar seperti jenis ikan lain.
B. Saran
Dengan melihat praktikum yang dilakukan maka saya menyarankan agar dalam praktikum
berikutnya jenis ikannya lebih beragam dan peralatan yang digunakan lebih lengkap.
SISTEM INTEGUMEN
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Integumen merupakan bagian tubuh yang berada pada bagian terluar. Sistem integument
terdiri dari kulit dan derifat-derifatnya. Yang termasuk derifat kulit adalah sisik, jari-jari sirip, skut,
keel, kelenjar lendir, dan kelenjar racun.
Sisik mempunyai empat tipe yaitu :
1. Placoid yaitu sisik yang berbentuk piring dimana tiap sisik memiliki bagian yang berbentuk mangkuk
kecil.
2. Rhomboic yaitu sisik yang menyerupai bentuk diamond atau jajar genjang.
3. Cycloid yaitu sisik yang memiliki garis-garis yang melingkar.
4. Ctenoid hampir sama dengan tipe cycloid tetapi memiliki duri-duri kecil pada bagian posterior dari
sisik.
Menurut Buchar (1991), bahwa bentuk dan bahan yang terkandung pada sisik ikan dapat
dibedakan menjadi lima jenis yaitu placoid, cosnoid, ganoid, cycloid, dan ctenoid. Bagian sisik yang
menempel ketubuh hanya sebagian, kira-kira separuh penempelannya secara tertanam kedalam
sebuah kantung kecil di dalam dermis dengan susunan seperti genting.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Praktikum Ikhtiologi mengenai system integumen bertujuan untuk mengenal system yang
berhubungan dengan derivate kulit. Praktikum Ikhtiologi mengenai system integument berguna agar
setelah selesai praktikum ini para praktikan dapat mendeskripsikan ikan berdasarkan dari kulit dan
derivat-derivatnya, yang meliputi kulit, lendir, dan sisik.
II. TINJAUAN PUSTAKA Badan ikan tuna berbentuk fusiform, menandakan kecepatan dalam pergerakannya. Bagian
belakang badannya lagsing sedangkan bagian terlebar ditengah-tengah. Penampang lintang ikan
pada umumnya berbentuk bulat panjang atau agak membulat. Semua bagian badannya ditutupi oleh
sisik kecuali pada bagian dada yang mengeras seperti perisai. (Buchar, R,1991).
Menurut Buchar (1991), bahwa bentuk dan bahan yang terkandung pada sisik ikan dapat
dibedakan menjadi lima jenis yaitu placoid, cosnoid, ganoid, cycloid, dan ctenoid. Bagian sisik yang
menempel ketubuh hanya sebagian, kira-kira separuh penempelannya secara tertanam kedalam
sebuah kantung kecil di dalam dermis dengan susunan seperti genting.
Kulit pada tubuh ikan merupakan pembungkus luar yang berfungsi sebagai garis pertahanan pertama
terhadap penyakit dan faktor-faktor luar yang mempengaruhi hidupnya, sebagai alat respirasi,
ekskresi dan omoregulasi. Kulit pada epidermis terdapat lendir (lapisan luar), sedangkan pada
corium terdapat pembulu darah, saraf dan jaringan pengikat yang berperang dalam membentuk sisik
(Soewasono, 1960).
Sistem integumen yaitu sisten penutup tubuh, bagian dari tubuh yang berada dibagian
terluar. Sistem ini terdiri dari kulit dan derivat-derivatnya, yang termasuk derivat pada kulit ikan
adalah sisik, jari-jari sirip, kelenjar lendir, skut dan kelenjar racun (Simorangkir S, 2000).
Sisik dibagi menjadi empat bagian yaitu sisik placoid, rhomboid, cycloid, dan chenoid. Pada
keempat tipe sisik ini memiliki bentuk yang berbeda-beda seperti pada plakoid berbentuk piring atau
mangkok kecil, cycloid berbentuk diamond atau jajaran genjang, cyloid berbentuk seperti orbit dan
ctenoid berbentuk seperti sisik plakoid, tetapi memiliki duri-duri kecil (Djuhanda, 1981).
III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Ikhtiologi mengenai sistem integumen dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 18 Mei
2010, praktikum ini dimulai pada pukul 10.30 WITA sampai selesai. Praktikum ini bertempat di
Laboratorium Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum Ikhtiologi mengenai sistem integumen, yaitu: dissecting
kit, baki preparat, lup, tisu, mikroskop, dan alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah ikan yellowfin tuna dan air mineral.
3.3 Cara Kerja
Sebelum kita melaksanakan praktikum yang pertama kita lakukan adalah menyiapkan alat
dan menyedikan satu ekor ikan sebagai sampel dan meletakkannya pada baki preparat dengan posisi
kepala sebelah kanan. Setelah itu kita mengambil satu sisik bagian badan. Kemudian kita
mengamati sisiknya dibawah mikroskop dan membuat gambar sisik seperti yang telah di amati pada
lembar kerja.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum Ikhtiologi tentang sistem integumen dengan
sampel ikan yellowfin tuna (Thunnus albacores) diperoleh hasil sebagai berikut :
Keterangan :
1. Fokus ; 2. Anterior ; 3. Pasterior ; 4. Annulus ; 5. Sirkulus
Gambar 2. Sisik badan (tipe Ctenoid)
4.2 Pembahasan
Integumen merupakan system pembalut tubuh yang terdiri dari kulit dan derivatnya-
derivatnya, yang meliputi kulit, lendir, dan sisik. Kulit terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar yang
disebut epidermis dan lapisan dalam yang disebut dermis atau corium. Kulit pada ikan selain sebagai
pembalut tubuh juga berfungsi sebagai alat pertahanan pertama terhadap penyakit, perlindungan
dan penyesuaian diri terhadap faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan ikan serta alat
eksresi dan osmoregulasi.
Tipe sisik ikan yellowfin tuna adalah ctenoid yaitu sisik yang memiliki garis-garis
melingkar/garis orbit seperti tipe sisikcycloid. Tetapi pada tipe sisik ctenoid terdapat duri-duri kecil
pada bagian posterior dari sisik.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan, maka kami dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Ikan yellowfin tuna memiliki tipe sisik ctenoid
2. Ikan yellowfin tuna tidak mempunyai kelenjar racun untuk melindungi dirinya dari predator.
5.2 Saran
Dengan melihat praktikum yang dilakukan maka saya menyarankan agar dalam praktikum
berikutnya jenis ikannya lebih beragam dan peralatan yang digunakan lebih lengkap.
ANATOMI DALAM
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari letak-letak, fungsi dan bagian-bagian dari organ dalam
dari suatu makhluk hidup. Secara garis besar organ dalam yang mudah diamati adalah alat
pencernaan, alat pernapasan, otak, kelenjar pencernaan.
Pada organ dalam ikan terdapat organ yang tampak memanjang yang berfungsi untuk
mengatur daya apung di dalam air selain itu organ ini juga disebut alat hidrostatik karena dapat
menyerap atau mengeluarkan gas yang dipengaruhi oleh urat syaraf. Penelitian terhadap anatomi
dalam pada ikan ditujukan juga untuk dunia pengetahuan khususnya pada ikan yang nantinya
berguna dalam rangka memanfaatkan sumberdaya hayati.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Praktikum Ikhtiologi mengenai anatomi dalam bertujuan untuk mengetahui bentuk serta letak
organ-organ dalam pada tubuh ikan.
Kegunaan dari praktikum ini adalah agar para praktikan dapat mengetahui bentuk, letak
organ-organ dalam pada ikan serta mengetahui fungsi dari organ-organ tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pratigyo (1984), menyatakan bahwa perut ikan terdapat organ yang tampak memanjang.
Organ dalam tersebut adalah gelembung renang. Gelembung renang disebut juga pnematosis, yang
berfungsi sebagai pengatur daya apung ikan di dalam air. Alat tersebut dinamakan alat hidrostatik.
Pembuluh darah pada dinding gelembung renang tersebut menyerap atau mengeluarkan gas yang
dipengaruhi oleh urat syaraf.
Lambung berfungsi sebagai penampung makanan, pada ikan yang tidak berlambung, fungsi
penampung makanan digantikan oleh usus depan yang dimodifikasi menjadi kantong yang membesar
(lambung palsu). Pada ikan tidak bergigi biasanya terdapat gizzard (lambung khusus) yang berfungsi
untuk mengerus makanan (Murniyati, 2002).
Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan, sisa-sisa metabolisme dikeluarkan lewat
anus. Pada ikan yang bertulang sejati anus terletak disebelah depan saluran genital (Mahardono,
1979).
Menurut Murniyati (2002), selain insang dan paru-paru beberapa jenis ikan memiliki alat
pernapasan tambahan yang dapat mengambil oksigen secara langsung dari udara, insang tambahan
berfungsi mengambil oksigen dari permukaan air.
Pada kloaka adalah ruang yang bermuaranya saluran pencernaan dan saluran urogenital.
Namun pada ikan bertulang sejati tidak memiliki kloaka sedangkan ikan bertulang rawan memiliki
organ tersebut (Mahardono, 1979).
III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Prakikum Ikhtiologi mengenai anatomi dalam dilaksanakan pada hari Rabu pada tanggal 25
mei 2010 pada pukul 10.30 WITA sampai selesai, bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan,
Fakultas pertanian, Universitas Tadulako, Palu.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum Ikhtiologi mengenai anatomi dalam adalah dissecting
kit, baki preparat, tisu, dan lup. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan
yellowfin tuna air mineral.
3.2 Cara Kerja
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan praktikum. Setelah itu
membedah ikan tuna dari arah ekor sampai kepala tanpa harus merusak organ-organ yang ada pada
ikan. Kemudian mengamati struktur organ-organ yang terdapat di dalamnya lalu menggambar
struktur anatomi ikan tersebut mengikuti bentuk tubuh ikan pada lembar kerja yang telah disiapkan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil pengamatan anatomi pada ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacores) sebagai
berikut :
Keterangan :1. otak ; 2. insang ; 3. mulut ; 4. esofagus ; 5. lambung ; 6. usus ; 7. anus ;
8. jantung ; 9. hati ; 10. lambung renang.
Gambar 3. Anatomi Dalam Ikan Yellowfin Tuna (Thunnus Albacore)
4.2 Pembahasan
Organ bagian dalam ikan terutama berhubungan dengan beberapa system yang berbentuk
untuk melakukan berbagai proses biologis. Secara garis besar organ yang berukuran relatif besar
dan mudah diamati adalah otak, alat pencernaan, peredaran darah dan system pernapasan.
Ikan yellowfin tuna memiliki beberapa bagian anatomi dalam yang lengkap. Hal ini
dibuktikan adanya otak, mulut, insang, esophagus, lambung, anus, usus, jantung, hati, dan limpa.
Ikan yellowfin tuna termasuk ikan omnivora, tapis insang dari ikan ini pendek dan tidak rapat.
Didalam mulutnya terdapat gigi yang runcing dan juga langit-langit mulutnya seikit bergerigi. Ikan
ini tidak mempunyai kelenjar ludah tetapi mempunyai kelenjar lendir dari mulutnya. Makanan yang
telah dicerna di mulut diteruskan menuju lambung melalui esophagus. Lambung ikan tuna
memanjang dan besar, tempat makanan dicerna dengan menggunakan enzim. Ususnya sama
panjang atau lebih pendek dari panjang tubuhnya, tempat sari-sari makanan diserap. Otak adalah
suunan saraf dan dilindungi oleh tengkorak.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dan praktikum yang telah kami lakukan, maka kami dapat
menyimpulkan :
1. Organ dalam ikan yellowfin tuna adalah otak, insang, mulut, lambung, usus, anus, jantung, gati dan
lain-lain.
2. Ikan yellowfin tuna (Thunnus albacores) tidak mempunyai gelembung renang.
5.2 Saran
Dengan melihat praktikum yang dilakukan maka saya menyarankan agar dalam praktikum
berikutnya peralatan yang digunakan lebih lengkap demi kelancaran praktikum.
SISTEM PENCERNAAN, PERNAPASAN, DAN PEREDARAN DARAH
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan adalah makhluk yang sangat sederhana misalnya pada organ yang berhubungan dengan
alat pernapasan, pencernaan, dan peredaran darah. Pada alat pencernaan ikan terdiri dari 2 bagian
yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Pada saluran pencernaan yaitu lambung dan
usus, terdapat perbedaan antara lambung dan usus karnivora dengan herbivora.
Alat pernapasan utama ikan adalah insang, tetapi ada jenis ikan tertentu seperti lung fish
yang menggunakan paru-paru dan ada pula ikan yang menggunakan alat pernapasan tambahan
seperti labirin.
Sisem peredaran darah ikan hanya satu jalur aliran, dimana darah mengalir dari jantung ke
insang lalu keseluruh tubuh dan kembali lagi pada jantung. Dan peredaran darah ikan disebut
peredaran darah tunggal.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Praktikun ini bertujuan untuk mengamati organ yang berhubungan dengan sistem
pencernaan, pernapasan, dan peredaran darah.
Kegunaan praktikum ini adalah agar praktikan mengetahui apa-apa saja alat pencernaan,
pernapasan, dan peredaran darah ikan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Peredaran darah ikan adalah peredaran darah tunggal, yang artinya darah hanya satu kali
mengalir melalui jantung. Darah masuk ke jamtung melalui pembuluh balik yang di tampung dalam
satu smpul yang disebut sinus venosus, kemudian darah masuk kedalam serambi dan bilik
selanjutnya dipompa oleh bonggol arteri dan menuju ke lengkung insang, maka selanjutnya akan
terjadi pertukaran gas O2. Setelah itu darah mengalir kembali ke jantung malalui vena (Mahardono ,
1979).
Makanan dicerna oleh ikan dan diserap sebagai sari makanan, dan yang tidak dapat
dicernakan dikeluarkan sebagai fase. Sari makanan itu diedarkan keseluruh bagian tubuh
(Mahardono, 1979).
Ada segolongan ikan selain menghisap hawa dengan insangnya ada juga yang dapat
mengambil hawa dari udara karena mempunyai alat yang disebut ’’ Labyrint ’’ dan bekerja seperti
paru-paru ikan-ikan ini bila berada diluar air tidak segera mati
( Achjar, 1986 ).
Pada kloaka adalah ruang yang bermuaranya saluran pencernaan dan saluran urogenital.
Namun pada ikan bertulang sejati tidak memiliki kloaka sedangkan ikan bertulang rawan memiliki
organ tersebut
(Fujaya, 2004).
Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan, sisa-sisa metabolisme dikeluarkan lewat
anus, pada ikan bertulang sejati anus terletak disebelah depan saluran genital (Mahardono , 1979).
III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Prakikum Ikhtiologi mengenai sistem pencernaan, pernapasan, dan peredaran darah
dilaksanakan pada hari Rabu pada tanggal 11 April 2007 pada pukul 13.00 WITA sampai selesai,
bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan, Fakultas pertanian, Universitas Tadulako, Palu.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum Ikhtiologi mengenai sistem pencernaan, pernapasan,
dan peredaran darah ikan adalah dissecting kit. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum
ini adalah ikan yellowfin tuna.
3.2 Cara Kerja
Setelah ikan tuna tersebut dibedah kemudian mengamati bagian lambung dan usus lalu
mengukur panjang usus dan membandingkan dengan panjang tubuh (panjang total). Setelah itu
mengambil insang dan filamen-filamennya, jantung dan mengamati strukturnya dan menggambarnya
pada lembar kerja.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan, kami memperoleh hasil sebagai
berikut :
Keterangan :
1. Lambung 5. Pilorus caeca
2. Pilorus 6. Saluran air empedu
3. usus 7. Anus
4. esopagus
Gambar 4. Lambung Dan Usus Ikan Dan Organ – Organ Lainnya Jenis Ikan
(Thunnus albacore).
Tabel 4. Lembar Kerja Sistem Pencernaan Ikan Yellowfin Tuna
Tipe organ pencernaan Panjang Rasio
Gigi Lambung usus Tubuh(A) Usus (B) A/B X 100 %
Vilivorm Pendek Panjang 36,2 cm 15/36,2x100
%
41,44 %
Keterangan :
1. Tapis insang ; 2. Lengkung insang ; 3. Filmen insang
Gambar 5. Insang Dari Jenis Ikan Yellowfin Tuna.
Tabel 5. Lembar Kerja Sistem Pernapasan
Jumlah lembar insang Jumlah filamen insang
Kanan Kiri Kanan Kiri
5 5 315 315
Keterangan :
1. Sinus venosus ; 2. Atrium ; 3 . Ventrikel ; 4. Conus anterior ;5. Balbus anterior
6. Aorta ventralis
Gambar 6. Jantung Dari Ikan Yellowfin Tuna.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Sistem pencernaan
Pada alat pencernaan ikan terdiri dari dua bagian yaitu saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, rongga mulut (terdapat gigi), faring, esophagus,
lambung, pylorus, usus, rectum, dan anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari hati, empedu,
dan pankreas.
Sistem pencernaan ikan tergantung pada jenis makanannya. Makanan ikan akan masuk
melalui mulut menuju rongga mulut, didalam rongga mulut terdapat gigi. Gigi pada ikan beragam
tergantung dari jenis makanannya. Menurut bentuknya gigi ikan digolongkan pada beberapa bentuk
yaitu Villiform, Conical, Cannine, Maliform, Incisor, Fuse beak.
Lambung dan usus ikan biasanya memiliki variasi bentuk dan ukuran yang merupakan akibat
dari adaptasi morfologi dan struktural terhadap kebiasaan makanan. Pada ikan herbivora memiliki
lambung yang pendek dan hampir tidak dapat dibedakan dengan usus, sedangkan ususnya lebih
panjang dari ukuran tubuhnya. Pada ikan karnivora memiliki lambung yang agak besar dan
memanjang, sedangkan ususnya lebih pendek dan pada ikan omnivora memiliki lambung yang
menyerupai kantong yang besar mirip dengan lambung manusia. Pada ikan yellowfin tuna memiliki
gigi villiform dan mempunyai lambung yang besar. Jadi ikan yellowfin tuna termasuk ikan omnivora.
4.2.2 Sistem pernapasan
Alat pernapasan utama ikan adalah insang, walaupun ada jenis ikan tertentu seperti lungfish
yang menggunakan paru-paru. Selain insang dan paru-paru beberapa jenis ikan memiliki alat
pernapasan tambahan antara lain labirin pada ikan betok (Anabas sp), organ arborescent (Clarias sp),
divertikula pada ikan gabus.
Pada ikan tuna alat pernapasannya terdiri atas beberapa lembar, masing-masing lembar
insang terdiri dari tiga bagian yaitu tulang lengkung insang, filamen insang dan tapis insang. Bagian
yang berperan dalam pengikatan oksigen dari air adalah filamen insang sehingga filamen insang
dilengkapi dengan kapiler-kapiler darah. Selain itu ikan tuna memiliki lembar insang yang jarang-
jarang atau kurang rapat.
4.2.3 Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darah ikan disebut peredaran darah tunggal. Dimana darah mengalir dari
jantung ke insang kemudian keseluruh tubuh dan akhirnya kembali kejantung. Peredaran darah
berfungsi dalam pengangkutan oksigen hasil respirasi, pengangkutan sisa metabolisme. Jantung ikan
terdapat suatu ruang tambahan yang disebut sinus venosus, yang berfungsi sebagai penampung
darah dari vena hapaticusserta mengirimkannya keatrium terdapat katub sinatrial. Darah kemudian
dikirim kembali ke ventrikel untuk mencegah darah tersebut kembali ke atrium.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum dan pembahasan yang telah kita lakukan, maka kami dapat
menyimpulkan :
1. Alat pencernaan ikan terdiri dari dua bagian yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
2. Alat pernapasan ikan pada umumnya insang.
3. Sistem peredaran darah ikan adalah peredaran darah tunggal.
5.2 Saran
Dengan melihat praktikum yang dilakukan maka saya menyarankan agar dalam praktikum
berikutnya yang digunakan lebih lengkap.
SISTEM OTOT
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Otot nampak merupakan satu kesatuan tetapi sebenarnya tersusun dari kumpulan blok urat
daging. Ikan memiliki susunan otot yang lebih sederhana jika dibandingkan dengan vertebrata
lainnya. Walaupun susunannya lebih sederhana pada prinsipnya ikan mempunyai tiga macam urat
daging yaitu urat daging bergaris, urat daging licin, dan urat daging jantung. Selain itu otot ikan
juga ada yang dibawah rangsangan otak (voluntary) . Sehingga dalam pergerakannya memerlukan
energi, lain halnya dengan tulang. Nafsu, makan seekor binatang khususnya vertebrata bisa
diketahui dengan pergerakannya, begitu juga pada penyakit yang menyerangnya.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Praktikum Ikhtiologi mengenai sistem otot bertjuan untuk mengenal dan melihat bentuk otot
pada beberapa bagian tubuh. Selain itu praktikum ini mempunyai kegunaan agar praktikan dapat
mengenal otot-otot yang terdapat pada setiap jenis ikan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pada prinsipnya ikan mempunyai tiga macam urat daging yaitu urat daging bergaris, urat
daging licin, dan urat daging jantung. Secara fungsional urat daging dibedakan menjadi dua tipe,
yaitu yang di bawah rangsangan otak (voluntary) ialah urat daging jantung. Dari penempelnya juga
dapat dibedakan menjadi dua yaitu urat daging yang menempel pada rangka, ialah urat daging licin
dan urat daging jantung
( Hardanto, 1979).
Otot polos tidak memperlihatkan adanya garis-garis melintang dan terdapat pada sistem-
sistem yang menjalankan fungsinya secara otomatis (Soewasono, 1960).
Otot berperan dalam pergerakan organ tubuh atau bagian tubuh. Kemampuan otot untuk
berkontraksi disebabkan oleh adanya serabut kontraktil (Mahardono, 1979).
Dalam tubuh terdapat tiga macam jaringan otot yaitu otot polos, otot serat lintang involunter
(tidak dipengaruhi kehendak) dan otot serat lintang volunter (dipengaruhi oleh kehendak)
( Frandson, 1983).
Otot pada ikan dibagi oleh suatu sekat horizontal menjadi otot epaksialis yaitu otot yang
terletak di atas sekat horizontal, dan otot hipaksialis yang terletak di bawah sekat horizontal (Fujaya,
2004).
III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Ikhtiologi mengenai sistem otot dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11 April 2007
pada pukul 13.00 WITA sampai selesai. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Budidaya
Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum Ikhtiologi mengenai sistem otot adalah dissecting kit.
Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan yellowfin tuna.
3.3 Cara Kerja
Hal pertama yang dilakukan adalah mengelupas kulit terluar pada ikan tuna, setelah
terkelupas kemudian mengamati dan menggambar blok urat daging yang tampak lateral pada
seluruh bagian tubuh ikan dan otot yang menunjang pergerakan sirip (dada, ventral, dorsal, anal, dan
ekor). Setelah itu membelah ikan dengan melintang ( bagian badan dan ekor ) kemudian
menggambarkan serta menentukan bagian badan, bagian ekor, hipaksial, epaksial, miotom,
mioseptum, septum horizontal dan septum vertikal pada kedua tubuh ikan tersebut.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan, kami memperoleh hasil sebagai
berikut :
Keterangan :
1. epaksial ; 2. hipoksial ; 3. miotom ; 4. mioseptum ; 5. otot sirip punggung ; 6. otot
sirip caudal ; 7. otot sirip anal ; 8. otot sirip ventral ; 9. otot sirip dada ; 10. flexor
caudalis ; 11. aduktor caudalis ; 12. proktator dorsalis ; 13. retractor dorsalis ; 14.
melinator dorsalis.
Gambar 7. Otot Bagian Luar Ikan Yellowfin Tuna.
Keterangan :
A. bagian badan ; B. bagian ekor ; 1. hipaksial ; 2. epaksial ;3. miotom ; 4. mioseptum
5. septum horizontal ; 6. septum vertikal.
Gambar 8. Potongan Melintang Otot Bagian Badan Dan Ekor Ikan Yellowfin Tuna.
4.2 Pembahasan
Ikan memiliki susunan otot yang lebih sederhana jika dibandingkan dengan vertebrata yang
lain. Walaupun susunannya lebih sederhana pada ikan juga didapatkan tiga jenis otot yaitu otot
polos, otot bergaris, dan otot jantung.
Bila dilihat secara keseluruhan, urat daging bergaris diseluruh tubuh ikan terdiri dari
kumpulan blok urat daging. Tiap-tiap blok urat daging ini dinamakan miotom yang dilapisi oleh
mioseptum. Urat daging bergaris terdapat disepanjang tubuh ikan mulai belakang kepala sampai
ekor pada jaringan yang dapat dikendalikan. Menurut Sjafei (1989) urat daging yang terdapat di
kedua sisi tubuh ikan dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu epaksial dan hipoksial. Kedua
bagian tersebut dipisahkan oleh suatu selaput yang dinamakan “horizontal akletogeneous septum“.
Dibagian permukaan selaput ini terdapat urat daging yang menutupinya “musculus lateralis
superficialis“ yang banyak mengandung lemak karena warna yang merah kehitaman.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum dan pembahasan yang telah kami lakukan maka kami dapat
menyimpulkan :
1. Susunan otot ikan lebih sederhana jika dibandingkan dengan vertebrata lain.
2. Tiap blok urat daging terdiri dari hipaksial, epaksial, miotom, mioseptum, septum horizontal, septum
vertical.
5.2 Saran
Dengan melihat praktikum yang dilakukan maka saya menyarankan agar peralatan yang
digunakan lebih lengkap.
SISTEM RANGKA
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rangka pada makhluk hidup mempunyai fungsi yang sangat penting selain membentuk tubuh
makhluk hidup, juga melindungi bagian-bagian yang paling penting pada tubuh makhluk hidup.
Pada tubuh ikan termasuk sistem rangka adalah tulang, jaringan pengikat, sisik, gigi, jari-jari
sirip, dan penyokong sel. Tulang sebagai penyusun rangka banyak mengandung garam kalsium,
pospor, dan magnesium. Ikan termasuk hewan vertebrata atau hewan bertulang belakang. Tulang
belakang, selain sebagai penyokong utama tubuh juga berfungsi sebagai penyokong utama tubuh
juga berfungsi dalam sistem saraf sehingga mempunyai peran yang sangat penting dalam susunan
rangka.
1.2 Tujuan dan Kegunaan.
Praktikum mengenai sistem rangka mempunyai tujuan untuk memudahkan memahami
bagian-bagian tulang ikan, selain itu mempunyai kegunaan agar para praktikum dapat mengetahui
bagian-bagian tulang atau rangka pada ikan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kerangka tubuh ikan disebut skeleton. Sisik ikan yang mengandung zat tulang disebut pula
rangka luar, rangka dari tulang-tulang disebut rajum dalam, jadi pada ikan susunan rangkanya dapat
dibagi rangka luar dan rangka dalam
(Mahardono, 1979).
Skeleton hewan yang dibentuk oleh tulang merupakan struktur yang hidup. Tulang
mempunyai vasa darah, vasa limfatik, dan nerius dan dapat menjadi sasaran penyakit, mampu
memperbaiki diri dan menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan dengan adanya suatu stress
(Pratigyo, 1984).
Skeleton terdiri atas cartilago, os atau kombinasi keduanya. Os mempunyai dua tipe yaitu os
membranus dan os cartilaginous (Katsowo, 1984).
Sisik ikan yang mengandung zat tulang disebut pula rangka luar. Sisik ikan tersusun atas zat
kapur yang berfungsi untuk melindungi bagian dalam tubuhnya (Soewasono, 1960).
III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Ikhtiologi mengenai sistem rangka dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11 April
2007 pada pukul 13.00 WITA sampai selesai. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Budidaya
Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum Ikhtiologi mengenai sistem rangka adalah dissecting
kit. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan yellowfin tuna.
3.3 Cara Kerja
Pertama-tama yang kita lakukan adalah mengelupas daging ikan sampai tertinggal hanyalah
tulang saja. Setelah itu meletakkan tulang diatas baki, lalu menggambarnya pada lembar kerja.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan, kami memperoleh hasil sebagai berikut :
Keterangan :
1. Neural spine ; 2. Neural arch ; 3. Neural canal ; 4. Centrum ; 5. Hermal arch ;
6. Hermal canal ;7. Hermal spine ;8. Transverse ;9. Pieuralrib.
Gambar 9. Tulang Belakang Pada Bagian Badan Dan Tulang Belakang Pada Bagian Ekor Ikan Yellowfin Tuna.
4.2 Pembahasan
Menurut Buchar (1991), tulang rangka ikan terdiri dari dua macam, yaitu rangka
chondrichthyes (tulang rawan) dan osteicthyes (tulang sejati). Rangka berfungsi untuk menegakkan
tubuh, menunjang atau menyokong organ-organ tubuh dan berfungsi pula dalam pembentukan buti-
butir darah merah. Berdasarkan letaknya tulang sebagai penyusun rangka dikelompokan dalam tiga
bagian, yaitu tulang aksial (tengkorak, tulang belakang, tulang rusuk), veskeral (lengkung insang,
tulang-tulang pada bagian kepala yang tidak termasuk dalam tulang tengkorak), apendikular (rangka
anggota badan seperti jari-jari sirip dan tulang sirip).
Pada praktikum Iktiologi mengenai sistem rangka, diketahui bahwa ikan yellowfin tuna
memiliki tulang osteicthyes, selain itu juga memiliki tulang aksial, veskeral, dan apendikular.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum dan pembahasan yang telah kami lakukan, maka kami dapat
menyimpulkan bahwa :
1. Ikan yellowfin tuna mempunyai tulang osteicthyes (tulang sejati).
2. Ikan tuna memiliki tulang aksial, veskeral, dan apendikular.
5.2 Saran
Dengan melihat praktikum yang dilakukan maka saya menyarankan agar dalam praktikum
berikutnya jenis ikannya lebih beragam.
IDENTIFIKASI
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Identifikasi adalah pekerjaan mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomi individu yang
beraneka ragam dan memasukannya dalam suatu takson. Identifikasi penting artinya ditinjau dari
segi ilmiah, sebab seluruh pekerjaan berikutnya sangat tergantung dari hasil identifikasi yang benar
dari suatu spesies yang sedang diteliti.
Dalam melakukan identifikasi ikan, buku kunci identifikasi ikan mutlak diperlukan. Agar
mudah dalam menggunakan buku kunci identifikasi, terlebih dahulu harus memahami istilah-istilah
yang biasa digunakan dalam identifikasi. Identifikasi ikan didasarkan atas morfometrik dan meristik
yang dilakukan sesuai dengan petunjuk identifikasi.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Praktikum Ikhtiologi mengenai identifikasi bertujuan menuntun praktikan agar dapat
mengidentifikasi ikan. Selain itu berguna untuk mempermudah praktikan dalam mempelajari dan
mengamati spesies ikan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Identifikasi ikan didasarkan atas morfometrik dan meristik yang dilakukan sesuai petunjuk
identifikasi. Langkah-langkah penggunaan kunci identifikasi yaitu pada setiap nomor terdapat lebih
dari dua alternatif atau dari dua pernyataan yang berbeda. Pengidentifikasi diharuskan memilih salah
satu alternatif yang sesuai dengan ciri spesimen ikan. Jika alternatif pertama tidak sesuai maka
diharuskan memilih pada alternatif yang lainnya pada nomor terpilih berikutnya terdapat 2 alternatif.
Seperti apa yang telah dikerjakan pada nomor sebelumnya, pada nomor ini pun kita harus memilih
alternatif yang sesuai dengan ciri spesimen ikan yang sedang diidentifikasi. Jika identifikasi dimulai
dari kunci untuk menetapkan subordo dan seterusnya sampai pada genus dan spesies. (Saanin,
1984).
Identifikasi adalah pekerjaan mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomi individu yang
beraneka ragam dan memasukannya dalam suatu takson. Identifikasi penting artinya ditinjau dari
segi ilmiah, sebab seluruh pekerjaan berikutnya sangat tergantung dari hasil identifikasi yang benar
dari suatu spesies yang sedang diteliti
( Soewasono, 1960).
III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Ikhtiologi mengenai identifikasi dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11 April 2007
pada pukul 13.00 WITA sampai dengan selesai. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Budidaya
Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam kegiatan praktikum Ikhtiologi mengenai identifikasi adalah alat
tulis menulis, buku kunci identifikasi. Sedangkan bahan yang kita gunakan adalah ikan yellowfin tuna
(Thunnus spp).
3.3 Cara Kerja
Memilih salah satu buku kunci identifikasi dan satu jenis ikan yellowfin tuna, kemudian
mempelajari ciri-ciri ikan dengan menggunakan kunci identifikasi serta menyiapkan data karakter
morfologis dan meristik ikan yang di identifikasi. Kemudian membuat daftar pada lembar kerja I dan
II sesuai urutan nomor dalam kunci identifikasi.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan, kami memperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 6. Identifikasi Ikan Tuna (Thunnus Sibi)
No.1 Rangka terdiri dari tulang benar
Subclassis Teleostei
No.3
No.3 Kepala simetris
Ordo Percomorphi
No.4
No.4 Badan tidak seperti ular
No.6
No.6 Badan bersisik atau kadang-kadang seluruhnya atau sebagian
tertutup oleh kelopak-kelopak tebal
No.7
No.7 Garis rusuk jika ada, di atas sirip dada
No.9
No.9 Tidak demikian
No.10
No.10 Lebih dari jari-jari sirip punggung keras
No.12
No.12 Hanya satu sirip punggung atau dua sirip punggung yang
berhubungan atau berdekatan
No.16
No.16 Hanya satu sirip punggung, sirip punggung tidak bersatu
No.17
No.17 Sirip punggung terdiri dari bagian yang berjari-jari keras,
langsung berhubungan dengan bagian yang berjari-jari lemah
No.18
No.18 Sirip punggung dan sirip dubur tidak panjang
No.92
No.92 Garis rusuk lengkap
No.93
No.93 Tidak bersisik ctenoid
No.94
No.94 Bersisik lingkaran (Cycloid)
No.95
No.95 Sirip punggung dua, yang pertama berjari-jari mengeras dan
yang kedua mempunyai bagian-bagian yang berjari-jari keras dan
berjari-jari lemah
Subordo SCOMBRIOIDAEA No.147
No.147 Tulang rahang atas depan dan tulang hidung tidak membentuk
cula (alat yang runcing panjang kemuka) sirip dubur satu atau
tidak dengan sirip kecil dibelakangnya
No.148
No.148 Badan berbentuk cerutu V. I. 5 jari-jari lemah sirip ekor
bercabang pada pangkalnya, sirip kecil di belakang sirip
punggung dan sirip dubur ada
Famili SCOMBRIDAE
No.2487
No.2487 Sisik pada daerah sirip dada seolah-olah memebentuk lapisan
sendiri 6-9 rigi pada tiap-tiap sisi ekor
No.2490
No.2490 Langit-langit bergigi atau tidak
No.2491
No.2491 Badan bersisik rata
Genus Thunus
No.2497
No.2497 Sirip dada sepanjang jarak antara sirip dada dan ujung hidung
Spesies Thunnus sibi
Tabel 7. Klasifikasi Ikan Tuna (Thunnus Sibi).
Kelas : Pisces
Subklas : Teleostei
Ordo : Percomorphy
Sub ordo : Scomroidae
Famili : Scombridae
Genus : Thunnus
Spesies : Thunus sibi
4.2 Pembahasan
Identifikasi adalah pekerjaan mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomik individu yang
beragam dan memasukkannya kedalam suatu takson. Identifikasi penting artinya ditijnjau dari segi
ilmiah, sebab seluruh pekerjaan berikutnya sangat tergantung dari hasil identifikasi yang benar dari
suatu spesies yang telah diteliti.
Dalam melakukan identifikasiikan, kunci identifikasi ikan harus diperlukan. Adapun cara
penggunaannya, pada setiap nomor terdapat dua alternatif. Identifikasi harus memilih salah satu
alternatif yang sesuai dengan ciri spesimen ikan. Jika sesuai maka dapat diteruskan ke nomor
disebelah kanan, namun jika alternatif pertama tak sesuai maka pindah pada alternatif dua, dan
begitu seterusnya.
Hasil praktikum mengenai identifikasi ikan yellowfin tuna adalah spesies Thunnus sibidan
genusnya adalah Thunnus.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan :
1. Ikan yellowfin tuna adalah spesies Thunnus sibi
2. Ikan yellowfin tuna adalah genus Thunnus
5.2 Saran
Dengan melihat praktikum yang dilakukan maka saya menyarankan pada asisten memberi
pengarahan kepada praktikan agar hasil yang diharapkan sesuai dengan yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Achjar,M. 1968. Perikanan Darat. Sinar Baru. Bandung.
Buchar,r., 1991. Kegiatan Magang Mata Ajaran Iktiologi. IPB, Fakultas Perikanan.
Fujaya, 2004. Fisiologi Ikan. Rineka Cipta, Jakarta.
Frandson, R.D., 1983. Anatomi dan Fisiologi Ternak. PT Inter Masa, Jakarta.
Hardanto, 1979. Perikanan Indonesia, PT Cipta Sari Grafika, Bandung.
Katsowo, 1984. Anatomi Komparativa. Penerbit Alumni, Bandung.
Mahardono, 1979. Anatomi Ikan. PT Inter Masa, Jakarta.
Murniyati, 2002. Biologi Perikanan. Penebar Swadaya, Tegal.
Pratigyo, 1979. Makhluk Hidup. Proyek Buku Terpadu. Jakarta.
Saanin, 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Binacipta Bogor, Bogor.
Sjafei, 1989. Fisiologi Ikan. IPB , Fakultas Perikanan.
Soewasono, 1960. Diktat Skeleton dan Circulation. Diktaten Kring Fakultas Kedokteran, Yogyakarta.
top related