laporan kuliah kerja nyata
Post on 18-Jun-2015
12.523 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA ( KKN )
TRANSFORMATIF 2009
DESA LEBANISUKO KEC. WRINGINANOM KAB.GRESIK
15 JULI – 14 AGUSTUS TAHUN 2009
Oleh :
Peserta KKN Desa Lebanisuko
Dosen Pembimbing Lapangan :
Drs. Slamet Mulyono, M.Ag Nip. 150xxxxxxx
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI
SUNAN AMPEL
SURABAYA
2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN KKN
Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai salah satu wahana bagi mahasiswa untuk
mengaplikasikan teori-teori yang dimilikinya ke dalam sebuah wujud nyata
pengabdian kepada masyarakat. Kuliah Kerja Nyata (KKN) juga merupakan bentuk
konkrit dari pengamalanan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang di dalamnya
mencakup mengenai pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat
Dengan wahana Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini, mahasiswa diharapkan
dapat mengaktualisasikan disiplin ilmu yang masih dalam tataran teoritis terhadap
realisasi praktis dengan bentuk pengabdian dan pendampingan langsung kepada
masyarakat, di samping penelitian yang dilakukan sebagai usaha pengembangan ilmu
yang didapat sebelumnya. Selain itu, Kuliah Kerja Nyata (KKN) juga memiliki
keterampilan dalam mengatasi dan mengeliminir masalah-masalah yang terjadi di
tengah masyarakat sebagai media untuk belajar membangun hubungan yang integral
dalam komunitas masyarakat, sebagai obyek utama yang akan dihadapi kelak setelah
menyelesaikan studi.
Walaupun pengabdian merupakan bentuk konkrit dari Trias Akademika,
dengan keterbatasan waktu dan materi, Kuliah Kerja Nyata (KKN) belumlah cukup
untuk dijadikan target pengabdian yang sebenarnya. Namun yang terpenting di sini
adalah kita harus bisa menjadikan pendidikan sebagai suatu prioritas utama bagi
peserta KKN dengan menyeleksi berbagai pengalaman, mulai dari berusaha untuk
beradaptasi, bersosialisasi, dan saling membantu dalam menjalankan berbagai
program kerja hingga memberikan solusi terhadap problematika yang timbul dalam
internal peserta KKN maupun yang terjadi di tengah-tengah masyarakat majemuk
seperti di Desa Lebanisuko. Hal ini dikarenakan permasalahan dalam era
pembangunan ini sangat komplek. Maka perlu adanya penanggulangan secara
pragmatis dengan keterlibatan aksi mahasiswa dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN)
yang signifikan dengan tujuan melatih para calon sarjana untuk bekerja dengan baik
dalam penanggulangan permasalahan secara sistematis dan terarah.
Dengan demikian peserta KKN dapat mengevaluasi dan mengukur akan
kekurangan dan kelebihan masing-masing, paling tidak dari pengalaman tersebut
akan menjadi tolak ukur dan pembelajaran dalam mempersiapkan generasi Islam
yang mampu berperan aktif dalam membangun kehidupan masyarakat yang dinamis,
kreatif, dan berpola pikir lebih maju.
B. LANDASAN HUKUM
Pelaksanaan Kuliah Kerja Nayata (KKN) Fakultas Ushuluddin Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya tahun 2006 mengacu kepada
beberapa landasan hukum berikut :
1. Undang-undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1999 Tentang Pendidikan Tinggi
3. KMA No. 388 tahun 1993 Tentang Organisasi dan Tata Kerja IAIN Sunan Ampel
Surabaya.
4. Pedoman KKN Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) dan Direktorat Perguruan
Tinggi Agama Islam, Departemen Agama RI tahun 2001.
5. Surat Keputusan Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya No. 124/Hk.05/SK/P/2002.
tentang Penyempurnaan Panduan Penyelenggaraan Pendidikan IAIN Sunan
Ampel Surabaya.
C. TUJUAN
Kuliah Kerja Nyata (KKN) selain sebagai manifestasi dari salah satu Tri
Dharma Perguruan Tinggi yang penuh kepada masyarakat, juga mempunyai
hubungan yang erat antara dunia Islam dengan dunia ilmu pengetahuan, teknologi dan
kebutuhan masyarakat. Oleh sebab itu tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa
tujuan umum Kuliah Kerja Nyata (KKN) juga merupakan tujuan dari pendidikan dan
pengajaran pada tiap-tiap perguruan tinggi.
Dengan demikian, tujuan khusus Kuliah Kerja Nyata (KKN) dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Mengintegrasikan mahasiswa dengan masyarakat, antara lain dengan penyuluhan
hukum sehingga hukum-hukum Islam dapat diamalkan sebagaimana mestinya.
2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berlatih memecahkan berbagai
masalah kemasyarakatan secara langsung dan praktis, khususnya dalam masalah
yang bertalian dengan disiplin ilmu yang ditekuninya.
3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa agar berpengalaman mendiskripsikan
dan merealisasikan rasa ingin tahu (curiosity) mereka melalui prosedur yang
sistematis, yaitu dengan melakukan observasi, identifikasi masalah, perumusan-
perumusan program, realisasi program, evaluasi dan penyusunan program.
4. Merealisasikan Dharma pengabdian pada masyarakat dengan melibatkan pada
mahasiswa secara langsung, pada kurun waktu tertentu di bawah bimbingan
sejumlah Dosen untuk mendampingi masyarakat dalam memecahkan masalah-
masalah yang mereka hadapi.
5. Instrumen pengukuran kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu
pengetahuan yang diperoleh dari kampus di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
D. WAKTU DAN TEMPAT
Kegiatan KKN Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya dilakukan
pada :
Hari/Tanggal : Rabu, 15 Juli 2009 sampai dengan Jumat, 14 Agustus 2009
Tempat : Desa Lebanisuko Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik
E. PESERTA
Peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel
Surabaya di Desa Lebanisuko Kecamatan Wriginanom Kabupaten Gresik berjumlah
17 orang mahasiswa aktif, yang telah menyelesaikan perkuliahan semester VI.
Adapun nama-namanya sebagai berikut:
NO. NAMA JURUSAN NIM
01. Imam Nawawi AF E01206010
02. Misyah AF E01206005
03. Hidayatul Fawaid PA E02206002
04. Meiyana Indriawati PA E02206008
05. Puput Wahyudi Z.P PI E34206001
06. Saifullah PI E04206002
07. Nielma Farida PI E04206003
08. Sidik TH E33206005
09. Baiti Darsiyah TH E33206001
10. Nabawiyyah TH E33206003
11. Ach. Khoirur Roziqin TH Khusus E53206002
12. Muh. Fuad Hasan TH Khusus E53206003
13. M. Shaleh Hasan TH Khusus E53206004
14. Muslim Harmaini TH Akselerasi E63207002
15. Muhammad TH Akselerasi E63207003
16. Ummu Hani TH Akselerasi E63207013
17. Siswono TH Akselerasi E63207057
BAB II
DESKRIPSI PELAKSANAAN DAN MEDAN KKN
A. DESKRIPSI PELAKSANAAN KKN
1. PEMBEKALAN
Pembekalan merupakan kegiatan awal dalam proses kegiatan KKN.
Sebelum peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) terjun ke lapangan untuk
merealisasikan program kerja. Pada tahap awal, pihak kademik yang diwakili oleh
DPL memberikan pembekalan. Pembekalan merupakan bagian sub kegiatan KKN
yang dilaksanakan di kampus dalam bentuk tatap muka untuk mempersiapkan
peserta agar mampu melaksanakan semua kegiatan KKN dengan baik.
Pembekalan itu sendiri mempunyai bobot 25% dari seluruh kegiatan KKN.
Dalam pembekalan ini ada beberapa materi yang disampaikan, yaitu :
1. Perbandingan paradigma riset ilmu sosial positif dan ilmu sosial kritis.
2. Pengertian, sejarah dan metodologi dan prinsip kerja PAR.
3. Langkah-langkah riset kritis (PAR).
4. Cara kerja, prinsip metodologi, tujuan, kegunaan PRA dan persiapan
melakukan PRA dan teknik fieldnote.
5. Teknik-teknik PRA.
Dari materi yang telah diberikan dalam pembekalan, diharapkan Kuliah
Kerja Nyata (KKN) yang mengunakan metode PAR kali ini dapat memenuhi
beberapa target yang ingin dicapai, antara lain :
1. Peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) memperoleh deskripsi dan abstraksi
tentang ikhwal masyarakat dan kondisi lokasi dimana KKN akan
diselenggarakan agar mereka lebih siap untuk beradaptasi dengan lingkungan
setempat.
2. Peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) dapat memahami cara mengindentifikasi
masalah, menyusun program dan merumuskan pola pendekatan terhadap
masyarakat dalam pelaksanaannya.
3. Peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) mampu mengevaluasi pelaksanaan
program dan menyusun laporannya
4. Dihasilkannya modulasi, proyeksi program kerja awal atau draft program
kerja KKN pada masing-masing Kelompok Kerja (POKJA).
Pembekalan ini dilakukan pada hari senin tanggal 6, 7, dan 9 Juli 2009 -
dengan dua tahap pemberian materi, yaitu:
a. Tahap pertama dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : Senin, 06 Juli 2009
Pukul : 08.00 s/d 16.00 WIB
Tempat : Fakultas Ushuluddin gedung A Lt.2
Agenda : Deskripsi perbandingan paradigma riset ilmu sosial-positif
dan ilmu sosial-kritis yang disampaikan oleh Dr.
Abd.Chalik, M.Ag. Pengenalan tentang pengertian, sejarah,
metodologi dan prinsip kerja PAR serta langkah-langkah
riset kritis (PAR) disampaikan oleh Bapak Slamet
Mulyono, M.Ag.
b. Tahap kedua dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : Selasa, 07 Juli 2009
Pukul : 08.00 s/d 16.00 WIB
Tempat : Fakultas Ushuluddin gedung C Lt.3
Agenda : Pengenalan cara kerja, prinsip metodologi, tujuan,
kegunaan PRA dan persiapan melakukan PRA dan teknik
fieldnote yang disampaikan oleh Bapak Slamet Mulyono,
M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).
c. Tahap ketiga dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : Rabu, 09 Juli 2009
Pukul : 08.00 s/d 16.00 WIB
Tempat : Fakultas Ushuluddin gedung A Lt.2
Agenda : Simulasi teknik PRA dan teknik fieldnote yang
didampingi oleh Bapak Slamet Mulyono, M.Ag. selaku
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).
Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan penguasaan calon
peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) terhadap materi yang telah diberikan maka
pada kegiatan tersebut diadakan simulasi teknik-teknik PRA yang meliputi
mapping dan transek. Mapping dilakukan terhadap lokasi kampus IAIN Sunan
Ampel sedangkan transek dilakukan pada daerah di sekitar lingkungan kampus
IAIN Sunan Ampel yang difokuskan di kelurahan Jemursari.
2. OBSERVASI MEDAN
Sebelum merealisasikan program sangat diperlukan melakukan observasi
lapangan dengan mencari data-data konkrit dan valid. Hal ini untuk
mensinergiskan antara proyeksi awal dengan situasi dan kondisi masyarakat baik
terkait dengan kondisi sosial dan kultur, lembaga-lembaga kemasyarakatan
maupun birokrasi pemerintah yang ada. Sehingga dalam perumusan program
yang akan direalisasikan bisa tepat guna kepada sasaran yang dituju.
Di samping tujuan di atas, observasi medan juga bertujuan supaya peserta
KKN dapat mengambil langkah antisipatif untuk menanggulangi kemungkinan
masalah yang akan dihadapi baik dalam lingkup internal peserta KKN sampai
problematika yang terjadi di lingkungan masyarakat Desa Lebanisuko Kecamatan
Wringinanom Kabupaten Gresik. Hal ini diharapkan agar peserta KKN mampu
menunjukkan peran dan fungsinya terhadap lingkungan dan masyarakat.
Pada prosesnya, observasi yang dilakukan peserta KKN di Desa
Lebanisuko-Wringinanom-Gresik sebanyak tiga kali. Tahap pertama dilakukan
pada tanggal 29 Juni 2009. Pada observasi awal ini peserta KKN melakukan
pengamatan secara langsung tentang kondisi Desa Lebanisuko, bersilaturrahim
kepada perangkat desa untuk mendapatkan kejelasan tentang kondisi Desa
Lebanisuko baik mengenai kondisi alam, sosial dan kultur, maupun sosio
antropologisnya.
Observasi kedua dilakukan pada tanggal 10 Juli 2009 dengan tujuan
memperjelas fasilitas, sarana dan prasarana peserta KKN, beserta wilayah-
wilayah yang diproyeksikan menjadi obyek utama program yang akan
dilaksanakan.
Observasi ketiga dilakukan pada tanggal 13 Juli 2009. Pada observasi ini
tujuan pertama kita adalah pengenalan kepada perangkat desa, ta’mir masjid,
karang taruna, dan remaja masjid. Tujuan keduanya adalah mencari data tentang
kegiatan yang berjalan di Desa Lebanisuko sehingga kita dapat berpartisipasi aktif
dalam kegiatan yang ada. Oleh karena itu, pada observasi ini semua mahasiswa
mendatangi satu persatu rumah perangkat desa, ta’mir masjid, karang taruna dan
remaja masjid.
Dari keseluruhan observasi yang dilakukan tersebut dapat diperoleh data
sebagai berikut :
1. Keagamaan
Masyarakat Desa Lebanisuko seluruhnya muslim, mereka terbagi dalam
beberapa organisasi keagamaan mulai dari yang mayoritas yaitu
Muhammadiyah (MD), Nahdlotul Ulama (NU), Lembaga Da'wah Islam
Indonesia (LDII), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Majelis Mujahidin
Indonesia (MMI).
Melihat hal tersebut di atas, kegiatan keagamaan di Desa Lebanisuko
terbilang maju. Hal ini didukung pula dengan banyaknya tokoh agama di Desa
Lebanisuko. Selain itu, secara geografis Desa Lebanisuko masuk dalam
wilayah Kabupaten Gresik.
Salah satu parameter kemajuan keagamaan di antaranya adalah
banyaknya sarana ibadah, yaitu 7 musholla dan 3 masjid yang tersebar di 3
(tiga) dusun. Keberadaan musholla dan masjid tersebut menjadikan aktivitas
keagamaan efektif yang dilaksanakan oleh tiap-tiap RT/RW setempat atau
warga sekitar musholla tersebut.
Pada setiap RT diadakan berbagai macam kegiatan keagamaan yang
bersifat mingguan seperti diba’an dan yasinta (yasin dan tahlil) yang
dilaksakan oleh jama’ah yasinta ibu-ibu dan jama’ah yasinta bapak-bapak.
Selain itu, remaja Desa Lebanisuko juga aktif dalam kegiatan keagamaan
seperti Diba’an. Di samping kegiatan mingguan, terdapat juga kegiatan
bulanan seperti sema'an Al-ithihad yang dilaksanakan setiap malam Jum’at
Kliwon.
2. Kondisi Sosial
Mayoritas Penduduk Lebanisuko merupakan orang pribumi yakni
penduduk asli, hanya sebagian kecil yang merupakan warga pendatang,
pendatang yang dimaksud di sini adalah mereka dari luar daerah yang
menikah dengan warga setempat atau mereka yang memang datang mencari
lahan baru untuk tempat tinggal dan pembangunan pabrik, hal ini dapat
dilihat dengan adanya beberapa bangunan pabrik dan perumahan (Graha
Lebani) yang masih dalam tahap pengembangan di desa ini.
Dalam masyarakat lebanisuko terdapat beberapa Kegiatan yang mana
warga sebagai subyek atau pelaku dari kegiatan tersebut, seperti kerja bakti
menjadi agenda rutin yang kondisional, kerja bakti dilakukan saat terdapat
objek yang akan diperbaiki seperti, jalan-jalan yang rusak karena terkena air
hujan ataupun hal lain dan menyambut peringatan hari merdeka indonesia.
Kerja bakti tersebut melibatkan semua warga Lebanisuko yang meliputi tiga
dusun tersebut dan dikoordinasi langsung oleh aparat desa terkait.
Bahasa yang digunakan untuk bekomunikasi dapat dibagi menjadi tiga:
Bahasa Madura, Campuran, dan Jawa. Pada awalnya bahasa yang digunakan
adalah bahasa Madura karena penduduk asli desa ini berasal dari Madura,
lama kelamaan bahasa tersebut bercampur dengan bahasa Jawa akibat adanya
perkawinan silang dengan orang Jawa yang memang Gresik merupakan salah
satu kabupaten yang berada di tanah Jawa, selanjutnya dikarenakan mayoritas
penduduk adalah orang Jawa, sedikit demi sedikit bahasa yang dipakai adalah
bahasa Madura, hal itu juga dkarenakan lingkungan yang yang hampir 100 %
memakai bahasa Jawa.
Perincian bahasa komunikasi yang dipakai oleh penduduk Leanisuko adalah
sebagai berikut:
• Dusun Panggang mayoritas memakai bahasa Jawa
• Dusun Sumbersuko mayoritas memakai bahasa Jawa
• Lebanisuko memakai dua bahasa yaitu bahasa Jawa dan Madura.
Lebanisuko merupakan desa yang mana didalamnya terdapat lima
organisasi keagamaan diantaranya: Nahdhotul Ulama, Muhammadiyah, LDII,
HTI, dan Jamaah Islamiyah (JI). Meskipun dengan ormas yang banyak
tersebut, tetapi interaksi dan komunikasi mereka sangat baik dan teposliro,
sangat jarang sekali terjadi konflik antar kelembagaan tersebut. Mereka hidup
dengan rukun dan damai, saling menghormati dan menghargai perbedaan
masing-masing kelompok.
3. Kondisi Budaya
Kesenian masyarakat Lebanisuko tidak terlalu mencolok, orkes-orkes
yang sering diadakan bukan berasal dari kelompok desa Lebanisuko sendiri,
tapi mendatangkan dari luar. Kebiasaan yang sering terjadi di sini adalah
mendatangkan orkes-orkes tersebut ketika ada hajatan, seperti Pernikahan,
khitanan dan puncak acara Agustusan. Lebanisuko pernah memilki sebuah
grup musik tradisional yang bernama Bunga Melati Muda, namun karena
terkendala masalah finansial dan kesibukan masing-masing personelnya yang
sebagian besar adalah buruh pabrik, grup musik tersebut lama-kelamaan tidak
terurus dan akhirnya hilang. Meskipun tidak mempunyai grup music sendiri,
pemuda-pemuda yang ada sering manggung untuk bermusik dalam acara-
acara tertentu.
Kebiasaan yang lain adalah adanya latihan rutin sepak bola dan bulu
tangkis yang diadakan oleh pemuda-pemuda dan mereka yang tertarik dengan
olahraga tersebut. Untuk latihan sepak bla hampir diadakan setiap hari di sore
hari, sedangkan untuk bulu tangkisnya diadakan secara kondisional. Sebagian
pemuda di desa Lebanisuko ada yang mempuyai kebiasaan buruk, yaitu:
tawuran, mabuk, dan dikenal brutal. Meskipun begitu hanya sebagian kecil
saja yang mempunyai kebiasaan buruk itu.
Masyarakat di sini sangat kompleks dalam bidang hiburan, dengan kata
lain mereka meyukai hiburan yang bervariasi begitu juga dengan pekerjaan
masyarakatnya. Sebagian ada yang bertani, bekerja sebagai karyawan pabrik,
dan sebagian mendirikan Home Industry, buruh bangunan, wiraswasta, dan
lain-lain.
Dari semua data yang telah disebutkan di atas hampir semua
kegiatan yang ada berjalan dengan lancar hingga sekarang. Kebiasaan-
kebiasaan yang ada juga merupakan perilaku yang umum dan hampir terjadi
di sekiatar kecamatan Wringinanom.
Permasalahan yang ada pada sosial budaya desa lebanisuko adalah
minimnya dana oprasional yang dianggarkan dari pemerintah desa, disamping
kenakalan remaja yang juga menjadi kendala tersendiri dalam peningkatan
mutu sosio-budaya masyarakat Lebanisuko, juga kurangya control pihak-
pihak yang terkait.
4. Perekonomian
Desa lebani suko merupakan desa yang dari segi ekonomi bisa dikatakan
kurang maju, karena dilihat dari perkembangan ekonomi masyarakat yang
ternyata stagnan dari tahun ke tahun, sehingga masyarakat desa lebani suko
hanya mengandalkan menjadi buruh pabrik dan petani.
Hal semacam ini bisa dilihat lewat transect Desa dengan melihat
langsung perkembangan ekonomi desa lebani suko, mayoritas setiap pagi
masyarakat yang laki-laki menjadi buruh pabrik dan yang perempuan ada
yang petani, membuka warung di rumah dan juga ada yang jadi buruh
serabutan dengan di pasok barang dari luar untuk dikerjakan di rumah-rumah
penduduk.
Desa Lebanisuko sebetulnya mempunyai potensi ekonomi yang bagus,
dengan adanya program-program dari pemerintah desa dengan memberikan
pinjaman modal kepada para warga utuk membuka usaha (home industry),
seperti program PNPM mandiri, budidaya ayam dan kambing, akan tetapi
dalam perjalanannya masyarakat kurang antusias dalam menerima program-
progam itu, sehingga dalam kurun waktu yang tidak lama program-program
ini tidak berhasil.
Diantara masalah-masalah bidang ekonomi yang dihadapi masyarakat
desa lebani suko antara lain kurang adanya penyuluhan-penyuluhan tentang
bagaimana masyarakat bisa mandiri dalam membuka usaha dan pendidikan
terbatas.
Dilihat dari segi mata pencaharian pokok masyarakat Desa Lebanisuko,
mayoritas sebagai petani. Untuk mengetahui ragam profesi masyarakat bisa
dilihat berdasarkan data-data sebagai berikut :
� Petani : 632 orang
� Buruh tani : 327 orang
� Buruh/swasta : 163 orang
� Pegawai negeri : 6 orang
� Pengrajin : 2 orang
� Pedagang : 163 orang
� Penjahit : 8 orang
� Montir : 4 orang
� Sopir : 15 orang
� Karyawan swasta : 46 orang
� Tukang kayu : 20 orang
� Tukang batu : 4 orang
� Guru swasta : 11 orang
Kemudian tingkat perkembangan Desa Lebanisuko dapat dilihat
berdasarkan data-data dibawah ini:
� Ekonomi Masyarakat
1. Pengangguran
Jumlah angkatan kerja (usia 15-55 tahun) : 2268 orang
Jumlah penduduk usia 15-55 tahun yang masih sekolah : 947 orang
Jumlah penduduk usia 15-55 tahun yang menjadi ibu rumah tangga: 898 orang
Jumlah penduduk usia 15-55 tahun yang bekerja penuh : 607 orang
Jumlah penduduk usia 15-55 tahun yang bekerja tidak menentu : 489 orang
2. Produk domestik desa bruto
a. Tanaman padi
� Luas tanaman padi pada tahun ini : 62 ha
� Hasil per ha : Rp. 4.900.000,-
� Biaya pemupukan per ha : Rp. 389.000,-
� Biaya bibit per ha : Rp. 120.000,-
b. Tanaman jagung
� Luas tanaman jagung tahun ini : 165 ha
� Hasil per ha :Rp. 3.963.000,-
� Biaya pemupukan per ha :Rp. 399.000,-
� Biaya bibit per ha :Rp. 120.000,-
3. Pendapatan perkapita atau PDDB perkapita
a. Pertanian
Jumlah rumah tangga petani : 632 rumah tangga
Jumlah total anggota rumah tangga petani : 2.100 orang
Jumlah rumah tangga buruh petani : 327 rumah tangga
Jumlah total anggota rumah tangga buruh petani : 1.250 orang
b. Industri
Jumlah rumah tangga industri : 14 rumah tangga
Jumlah total anggota rumah tangga petani : 98 orang
Jumlah rumah tangga buruh petani : 6 rumah tangga
Jumlah total anggota rumah tangga buruh petani : 25 orang
4. Kemiskinan
Jumlah kepala keluarga : 803 keluarga
Jumlah keluarga prasejahtera : 183 keluarga
Jumlah keluarga sejahtera 1 : 21 keluarga
Jumlah keluarga sejahtera 2 : 18 keluarga
Jumlah keluarga sejahtera : 581 keluarga
5. Penguasaan aset ekonomi masyarakat oleh masyarakat
a. Aset sarana transportasi umum
Memiliki ojek : 8 orang
Memiliki becak : 3 orang
Memiliki andong/dokar : 6 orang
b. Rumah menurut dinding
Tembok : 641 keluarga
Kayu : 74 keluarga
Bambu : 48 keluarga
c. Rumah menurut lantai
Keramik : 831 orang
Tanah : 34 orang
6. Pemilikan barang berharga
Jumlah kepala keluarga : 1.096 keluarga
Jumlah keluarga memiliki TV : 961 keluarga
Jumlah keluarga memiliki sepeda motor/sejenisnya : 764 keluarga
Jumlah keluarga memiliki mobil : 10 keluarga
Jumlah keluarga memiliki ternak besar : 324 keluarga
Jumlah keluarga memiliki ternak kecil : 1.746 keluarga
� Harapan dan kritik dari Pemeritah Desa
Masyarakat hendaknya bisa menjadi masyarakat yang mandiri yang bisa
mengembangkan potensi dirinya dalam bidang ekonomi, sehingga
kedepannya bisa memberikan masa depan yang baik bagi anaka cucunya.
Dalam bidang pertanian, para petani sangat berharap agar pupuk bersubsidi
bisa di jangkau masyarakat dan tersedia di toko-toko terdekat sehingga bisa
merasakan manfaatnya dan tidak sulit mendapatkannya.
5. Kesehatan
Pada umumnya Desa Lebanisuko telah menerapkan kebiasaan hidup sehat.
Hal ini ditandai dengan adanya bidan desa. Posyandu dilakukan setiap minggu
ketiga dalam sebulan yang dikonsentrasikan pada dua tempat yakni di Balai desa
dan rumah bapak sekretaris desa. Selain itu, hampir seluruh masyarakat Desa
Lebanisuko sudah memiliki kamar mandi dan WC sendiri.
6. Pendidikan
Desa Lebanisuko merupakan sederetan di antara desa yang berkembang di
Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik. Hal ini ditinjau dari sumber daya
manusia yang berpendidikan dan adanya sarana dan prasarana yang berkecukupan
dalam menyongsong kehidupan yang baru.
Adapun sarana dan prasarana pendidikan di Desa Lebanisuko adalah sebagai
berikut :
1) PG Nurul Iman Lebanisuko
2) TK Dharma Wanita
3) TK TAPAS Lebanisuko
4) MI Darun Najah Lebanisuko
5) SDN Lebanisuko
3. RUMUSAN PROGRAM
Berbagai rumusan program kerja dirancang oleh peserta Kuliah Kerja Nyata
(KKN) Desa Lebanisuko secara bersama-sama melalui rapat internal. Rumusan
tersebut dirancang setelah mendapatkan berbagai data dari hasil observasi. Dalam
merumuskan rancangan program kerja, dilakukan identifikasi terhadap program-
program yang diproyeksikan sebagai program unggulan agar sesuai dengan
kondisi sosial budaya masyarakat Lebanisuko.
Rumusan program tersebut dibuat oleh masing-masing Kelompok Kerja
(POKJA) yang terdiri dari lima pokja yang sudah dibentuk. Kemudian dibahas
dan dievaluasi secara kolektif oleh segenap peserta KKN Desa Lebanisuko, yang
selanjutnya disosialisasikan kepada masyarakat sehingga program kerja tersebut
siap untuk direalisasikan secara sistematis dan optimal bagi masing-masing Pokja.
Adapun Program Kerja yang kami susun adalah sebagai berikut :
a. Kelompok Kerja (Pokja) Penyuluhan Sosial
1) Penyuluhan tentang Kenakalan Remaja
� Metode : Pemutaran Film dan penyuluhan
� Sasaran : Remaja putra-putri
� Target : Menjelaskan tentang bahaya merokok, minuman keras,
dan narkoba.
� Waktu : Sabtu, 8 Agustus 2009 pukul 20.00-21.00 WIB
� Tempat : Pertigaan RT 5 Desa Lebanisuko
Elemen masyarakat yang akan diajak kerjasama adalah Remas, Karang Taruna
dan Perangkat Desa.
2) Punyuluhan Moral Anak Didik
� Metode : Pengarahan
� Sasaran : Siswa-Siswi Sekolah Dasar
� Target : Menjelaskan tentang bahaya miras, narkoba dan berbagai
perilaku lainnya yang menyimpang ditinjau dari segi
kesehatan dan segi agama.
� Waktu : Selasa, 4 Agustus 2009 pukul 07.30 – 11.00 WIB
� Tempat : Ruang kelas
b. Kelompok Kerja (Pokja) Pendidikan dan Dakwah
1) Mengajar Al-Qur’an
� Metode : Adz-Dzikr
� Sasaran : Anak-anak (usia 4 tahun – 13 tahun)
� Target : Mengenal huruf hijaiyyah, menghafal surat-surat pendek,
menghafal do’a sehari-hari, mengenal makharijul huruf
dan tajwid.
� Waktu : Setiap hari (kecuali Minggu) pukul 15.00 WIB
� Tempat : TPA Al-Barakah
2) Mengikuti Kegiatan Rutin (Diba’, Tahlil, Istighosah dan Khatmil Quran).
� Metode : Partisipatif
� Sasaran : Masyarakat Desa (Ibu-ibu dan remaja)
� Target : Meningkatkan ukhuwah antara peserta KKN dan
masyarakat setempat, mengembangkan syiar Islam.
� Waktu : Sesuai dengan jadwal kegiatan masyarakat setempat.
3) Pendelegasian Tenaga Pengajar
� Sasaran : Siswa-siswi
� Target : Menggali skill peserta KKN, sosialisasi ilmu pengetahuan
dan mempelajari kebutuhan pendidikan, mengenal metode
belajar yang efektif, dan lain-lain.
� Waktu : Setiap hari (Minggu libur)
� Tempat : Play Group Nurul Iman, TK Dharma Wanita Persatuan
dan MI Darun Najah
4) Mengadakan Bimbingan Belajar
� Sasaran : Siswa-siswi usia usia sekolah dasar yang mengalami
kesulitan belajar
� Target : Membantu mereka yang mengalami kesulitan belajar dan
memberi semangat belajar.
� Waktu : Setiap hari pukul 18.00 WIB
� Tempat : Sekretariat KKN 2009 Desa Lebanisuko
4. Kelompok Kerja (Pokja) Bakti Lingkungan
a. Kerja Bakti
� Metode : Partisipatif
� Target : Terciptanya kebersihan desa
� Waktu : Minggu, 02 Agustus 2009
� Tempat : Makam Desa Lebanisuko
b. Melatih Gerak Jalan
� Target : Ikut berperan serta dalam rangka menyambut HUT RI
ke–64 tahun
� Waktu : Mulai tanggal 23 Juli – 8 Agustus 2009
� Tempat : Dusun Sumbersuko
Orgnisasi yang akan diajak kerjasama adalah Ibu-ibu PKK dan Karang taruna
Desa Lebanisuko.
Dari program kerja di atas, target yang ingin dicapai oleh mahasiswa KKN di
Desa Lebanisuko antara lain :
1. Mengembangkan masyarakat Desa Lebanisuko agar lebih maju dalam segala
bidang, sehingga dapat menyelesaikan problem yang mereka hadapi baik yang
menyangkut masalah mental spiritual, fisik ekonomi, dan sistem
pemerintahan.
2. Terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas dalam bidang agama,
berbangsa dan bernegara.
3. Terciptanya masyarakat dan kehidupan yang aman dan makmur sehingga
dapat mengembangkan dan membangun semangat masyarakat dalam
menjalankan segala aktivitas.
4. Meningkatkan pengalaman dan penghayatan agama Islam di Desa
Lebanisuko, serta meningkatkan peran penting syiar agama Islam dalam setiap
aspek kehidupan manusia.
5. Terbinanya generasi-generasi bangsa sehingga dapat membangun bangsa dan
negara serta dapat menyebarluaskan dan mensyiarkan agama Islam.
6. Terciptanya manajemen yang baik dalam pelaksanaan pemerintahan desa
maupun pengelolaan masjid, TPA dan lain-lain.
7. Tersedianya sarana dan prasarana permanen demi efektivitas dan efisiensi
kerja serta media penggunaan yang memudahkan bagi masyarakat.
4. REALISASI PROGRAM KERJA
Kegiatan KKN yang merupakan pengabdian kepada masyarakat di Desa
Lebanisuko oleh Mahasiswa IAIN Sunan Ampel Fakultas Ushuluddin, berfungsi
sebagai sparing partner (pendamping) dalam mengarahkan masyarakat untuk
membangun mental yang mandiri dan bekerja keras, sehingga diharapkan ada
perubahan yang positif di Desa Lebanisuko.
Dari rumusan program yang sudah direncanakan oleh peserta KKN di desa
Lebanisuko, secara umum apa yang dirumuskan dapat terlaksana dengan
maksimal. Walaupun dalam teknis pelaksanaannya masih terdapat kelemahan dan
kekurangan serta ketidaktepatan waktu yang diprogramkan, sehingga dari
pengalaman tersebut dapat menjadikan peserta KKN semakin dewasa dalam
berpikir dan bertindak untuk memecahkan suatu permasalahan.
Adapun realisasi program kerja selama kegiatan KKN Fakultas Ushuluddin
di Desa Lebanisuko adalah sebagai berikut:
1. Kelompok Kerja (Pokja) Penyuluhan Sosial
a. Penyuluhan tentang kenakalan remaja
Hasil dari pertemuan dengan masyarakat dapat ditemukan masalah
yang paling urgen di Desa Lebanisuko adalah kenakalan remaja.
Kenakalan ini berbentuk mulai dari kegemaran merokok, minum-
minuman keras hingga mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Sehingga
sebagai upaya untuk mengurangi kenakalan remaja di desa ini, tim KKN
bekerjasama dengan karang taruna, remas dan perangkat desa mengadakan
penyuluhan. Kegiatan ini dilaksanakan di pertigaan RT 5 Dusun
Lebanisuko pada hari Sabtu tanggal 08 Agustus 2009 mulai pukul 20.00
WIB. Adapun format dalam penyuluhan ini adalah, pertama, penyuluhan
tentang bahaya merokok, minuman keras dan obat-obatan terlarang
dilakukan dengan menghadirkan Bapak Bahrul Munir selaku staf
penyuluhan di polsek Wringinanom-Gresik dan Bapak Tawar Mulyono
selaku kepala Desa Lebanisuko. Selanjutnya dilakukan pemutaran film
documenter yang bertema yang bahaya rokok. Terdapat sedikit kendala
dalam penyuluhan ini, yaitu suasana yang kurang kondusif karena peserta
yang hadir sebagian besar adalah anak-anak, namun kegiatan ini juga
dihadiri oleh hampir seluruh remaja desa Lebanisuko. remaja tersebut
terdiri dari anggota Karang Taruna, Remas dan lain-lain. Sehingga dari
target yang diinginkan, 100% terpenuhi.
b. Penyuluhan Moral Anak Didik
Sebagai usaha pecegahan pula terhadap problem kenakalan remaja,
maka perlu dilakukan penyuluhan terhadap generasi muda. Untuk
penyuluhan ini yang menjadi sasaran adalah anak-anak usia sekolah dasar.
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 04 Agustus 2009 pukul
07.30-11.00 WIB dengan sasaran siswa-siswi usia sekolah dasar mulai
kelas 3 sampai kelas 6 di SDN Lebanisuko dan MI Darun Najah.
Penyuluhan dilakukan kepada siswa-siswi di MI Darun Najah pada pukul
07.30-09.00 WIB dan pada pukul 10.00-11.00 WIB penyuluhan dilakukan
kepada siswa-siswi di SDN Lebanisuko. Dalam pelaksanaannya, satu
kelas diisi oleh dua pemandu dari peserta KKN, materi yang disampaikan
meliputi : penyuluhan tentang bahaya merokok, bahaya minuman keras,
bahaya obat-obatan terlarang, pacaran, tawuran, mencuri serta perilaku-
perilaku buruk lainnya yang dapat merusak moral anak didik. Tidak ada
kendala yang berarti dalam pelaksanaan penyuluhan ini sehingga dapat
dikatakan bahwa kegiatan ini terlaksana dengan baik (hampir 100% dari
target yang diinginkan terpenuhi).
c. Penyuluhan orang tua
Faktor utama yang tidak bisa diabaiakan sebagai upaya
penanggulangan kenakalan remaja adalah peran orang tua. Maka dari itu,
penyuluhan terhadap orang tua juga mutlak diperlukan. Pada tanggal 31
Agustus 2009 kami dilakukanlah teknik pemecahan permasalah tersebut,
diantaranya dengan masuk ke lingkungan latihan gerak jalan yang
anggotanya sebagian besar merupakan ibu-ibu dan remaja putri dan juga
ada sebagian besar masyarakat yang waktu itu ikut menikmati atau melihat
latihan gerak jalan juga mengikuti acara penyuluhan dengan teknik
permainan sulap dan ibu-ibu atau remaja putri sangat antusias dalam
mengikuti acara penyuluhan tersebut. Diantara poin yang kami bahas
dalam acara tersebut adalah pentingnya kontrol orang tua terhadap anak
mengingat masalah yang paling urgen di desa Lebanisuko adalah
kenakalan remaja. Kami juga menjelaskan tentang generasi atau strata
baru berkenaan dengan gerak jalan agar ada penerus kami setelah
kepergian kami. Dan yang terakhir adalah dampak dari media massa,
sebagian besar dari ibu-ibu banyak menyadari dampak dari media massa
dan kami mengharapkan kepada orang tua agar lebih optimal dalam
membimbing pada saat anak menonton televisi dan membatasi jam tayang
televisi terhadap anak-anak.
2. Kelompok Kerja (Pokja) Pendidikan dan Dakwah
a. Mengajar Al-Qur’an
Program ini dilaksanakan mulai tanggal 21 Juli sampai 8 Agustus
2009, difokuskan pada salah satu TPA dari TPA (TPA Al Barakah),
kendati demikian hanya terlaksana sekitar 70% dari target yang hendak
dicapai, hal ini dikarenakan minimnya tenaga pengajar yang diterjunkan
serta jarak antara TPA dengan sekretariat KKN yang cukup jauh ditambah
keterbatasan sarana transportasi.
b. Mengikuti Kegiatan Rutin (Diba’, Tahlil, Yasinan dan Khatmil Quran)
Partisipasi dalam kegiatan rutin yang bersifat keagamaan seperti
diba’ untuk remaja putri dan ibu-ibu setiap hari Sabtu, yasin dan tahlil
untuk ibu-ibu yang dilaksanakan setiap hari Kamis dan Khatmil Quran
yang dilaksanakan setiap hari Minggu. Dari target yang diinginkan, 50%
terpenuhi karena tidak ada partisipasi peserta KKN laki-laki dalam
kegiatan rutin bapak-bapak.
c. Pendelegasian Tenaga Pengajar
Program ini dapat dilaksakan dengan baik (90% dari target yang
diinginkan terpenuhi). Hal ini didukung oleh distribusi tenaga pengajar
yang cukup memadai. Selain itu, program ini juga dapat dilaksanakan
sesuai dengan keinginan dan bersifat kontinuitas. Program ini
dilaksanakan di MI Darun Najah, TK Dharma Wanita Persatuan dan Play
Group Nurul Iman mulai tanggal Juli sampai 6 Agustus 2009. Pada
awalnya partisipasi tim KKN dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah
juga dikarenakan adanya permintaan dari pihak sekolah yang sedang
menyelesaikan pelaporan untuk akreditasi sekolah yang menyebabkan
kegiatan belajar siswa terganggu, maka dengan adanya partisipasi peserta
KKN, kegiaan belajar mengajar di sekolah tetap berlangsung.
d. Mengadakan Kegiatan Bimbingan Belajar
Kegiatan belajar bersama dilaksanakan setiap hari pada pukul
18.00 WIB sampai pukul 19.00 WIB yang diikuti lebih dari 40 anak.
Kegiatan bimbingan belajar bidang studi pelajaran di sekolah ditujukan
kepada siswa-siswi yang duduk di bangku sekolah dasar mulai dari kelas
II sampai kelas VI. Dalam satu hari hanya membimbing dua kelas
dikarenakan keterbatasan tempat serta untuk membuat suasana belajar
lebih kondusif dan efektif. Kegiatan ini hampir 100% memenuhi target
yang diinginkan.
3. Kelompok Kerja (Pokja) Bakti Lingkungan
a. Kerja Bakti
Kerja bakti membersihkan makam ini merupakan kerjasama antara
remas, karang taruna dan peserta KKN dalam rangka menciptakan
lingkungan yang bersih di desa. Kegiatan yang dilaksanakan pada hari
Minggu tanggal 02 Agustus 2009 ini dapat dikatakan berhasil dengan baik.
Sebenarnya kegiatan ini merupakan agenda rutin karang taruna namun
pada kenyataannya tidak dapat terlaksana karena berbagai hambatan.
b. Pendampingan dan pelatihan gerak jalan
Dalam bidang ini, tim KKN tidak dapat memberikan sesuatu yang
lebih, hanya bisa membantu mengajar tentang baris-berbaris atau latihan
gerak jalan yang dilaksanakan oleh ibu-ibu PKK. Adapun jadwal kegiatan
ini dimulai pukul 16.00-17.00 WIB, yang di laksanakan pada tanggal 22
Juli - 08 Agustus 2009. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka
menyambut peringatan HUT Kemerdekaan RI yang ke-64.
Kegiatan melatih gerak jalan ini juga atas permintaan Ibu-ibu PKK
yang akan mengikuti lomba gerak jalan di tingkat kecamatan dalam ragka
memperingari hari ulang tahun kemerdekaan RI ke-64. Latihan gerak jalan
ini dilaksanakan tiga kali dalam seminggu mulai tanggal 22 Juli sampai 07
Agustus 2009. dalam pelaksanaannya, para peserta lomba begitu antusias
,rajin dan sangat bersemangat dalam berlatih, kegiatan hamper 100%
memenuhi target.
c. Pendampingan Lomba Gerak Jalan
Lomba gerak jalan yang diadakan oleh pemerintah Kecamatan
Wringinanom dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 09 Agustus 2009.
Dalam lomba ini PKK Desa Lebanisuko berpartisipasi dengan hanya
mengirimkan satu regu. Kegiatan ini terlaksana dengan baik atas
dukungan dari ibu-ibu PKK.
B. DESKRIPSI MEDAN KKN
1. KEADAAN GEOGRAFI
Desa Lebanisuko termasuk dalam wilayah Kecamatan Wringinanom
Kabupaten Gresik, terletak di bagian tenggara Kabupaten Gresik, dan paling timur
dari Kecamatan Wringin Anom. Adapun Desa Lebanisuko berbatasan dengan :
� Sebelah Utara : Desa Wates Tanjung
� Sebelah Selatan : Desa Sumengko
� Sebelah Barat : Desa Lebaniwaras
� Sebelah Timur : Desa Sembung
Desa yang mempunyai luas 224.974 Ha Dengan rincian sebagai berikut:
a. Tanah sawah : 100.470 Ha.
b. Tanah Tegalan : 77.575 Ha.
c. Tanah Pekarangan : 46.195 Ha.
d. Tanah Pekuburan : 0,270 Ha.
e. Tanah lain-lain : 0,464 Ha.
Bila dilihat dari orbitasi (dilihat dari pusat pemerintahan Desa / Kelurahan) :
1. Jarak dari pusat Pemerintahan Kecamatan : 4 Km
2. Jarak dari Kabupaten / Kotamadya : 32 Km
3. Jarak Ibukota Propinsi : 30 Km
2. KEADAAN DEMOGRAFI (Kependudukan)
Berdasarkan data monografi dan hasil sensus yang telah dilakukan aparat
desa bersangkutan serta observasi peserta KKN di Desa Lebanisuko menunjukkan
bahwa Desa Lebanisuko terdiri dari tiga dusun yang terdri dengan 4 RW dan 16
RT, yaitu :
1. Dusun Lebanisuko : 2 RW – 9 RT
2. Dusun Sumbesuko : 1 RW – 5 RT
3. Dusun Panggang : 1 RW – 2 RT
Dengan jumlah penduduk sebanyak 3.223 jiwa. Data yang diperoleh
berkait dengan keadaan demografi dideskripsikan sebagai berikut :
1. Kependudukan
Jumlah penduduk menurut :
a. Jenis Kelamin
1) Laki-laki : 1.605 Orang
2) Perempuan : 1.618 Orang
Jumlah : 3.223 Orang
b. Kepala Keluarga : 932 KK
c. Kewarganegaraan
1) WNI :
Laki-laki : 1.605 Orang
Perempuan : 1.618 Orang
Jumlah : 3.223 Orang
2) WNA :
Laki-laki : - Orang
Perempuan : - Orang
Jumlah : - Orang
d. Agama (Keyakinan) terhadap Tuhan YME
1) Islam : 3.223 Orang
2) Kristen : - Orang
3) Katolik : - Orang
4) Hindu : - Orang
5) Budha : - Orang
6) Penganut Kepercayaan Lain : - Orang
Jumlah : 3.223 Orang
e. Tingkat Pendidikan
1) Sekolah Dasar (SD) : 622 Orang
2) SMP / SLTP : 269 Orang
3) SMA / SLTA : 402 Orang
4) Sarjana : 92 Orang
f. Mata Pencaharian
1) Pegawai Negeri Sipil : 38 Orang
2) TNI / POLRI : - Orang
3) Karyawan Swasta : 163 Orang
4) Wiraswasta / Dagang : 911 Orang
5) Tani : 981 Orang
6) Pertukangan : - Orang
g. Mobilitas dan Mutasi
1) Kelahiran
a) Laki-laki : 20 Orang
b) Perempuan : 18 Orang
Jumlah : 38 Orang
2) Kematian
a) Laki-laki : 3 Orang
b) Perempuan : 2 Orang
Jumlah : 5 Orang
3) Pendatang
a) Laki-laki : 15 Orang
b) Perempuan : 2 Orang
Jumlah : 17 Orang
4) Pindah Pergi
a) Laki-laki : 3 Orang
b) Perempuan : 1 Orang
Jumlah : 3 Orang
h. Golongan Umur
No Golongan Umur Kelamin
Jumlah Laki-Laki Perempuan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9
10
11
12
13
14
15
16
17
0 – 4 tahun
5 – 9 tahun
10 – 14 tahun
15 - 19 tahun
20 – 24 tahun
25 – 29 tahun
30 – 34 tahun
35 - 39 tahun
40 – 44 tahun
45 – 49 tahun
50 – 54 tahun
55 – 59 tahun
60 – 64 tahun
65 – 69 tahun
70 – 74 tahun
74 – 79 tahun
80 keatas
93
155
171
151
142
153
140
152
129
103
60
61
27
34
19
7
11
8
114
151
155
154
149
145
157
146
131
85
69
40
41
28
24
18
14
11
207
306
326
305
291
298
297
298
260
188
129
101
68
62
43
25
19
Jumlah 1.605 1.618 3.223
2. Tata Pemerintahan
a. Jumlah Aparat Desa
� Kepala Desa : 1 Orang
� Sekretaris Desa : 1 Orang
� Kepala Urusan (Kaur) : 2 Orang
� Kepala Seksi (Kasi) : 3 Orang
� Kepala Dusun : 3 Orang
b. Badan Perwakilan Desa
� Jumlah Anggota BPD : 9 Orang
� Tahun Pembentukan :
c. Pembinaan RT/RW
� Jumlah RT : 16 RT
� Jumlah RW : 4 RW
� Jumlah Pengurus RT dan RW yang tertatar: - Orang
3. Kelembagaan Desa/Kelurahan
a. Jumlah Pengurus LKMD : 4 Orang
b. Tim Penggerak PKK : 8 Orang
4. Organisasi Sosial
a. Karang Taruna : 3 Kelompok
b. Kelompok PKK : 16 Kelompok
5. Bidang Pembangunan
a. Agama
1) Sarana Peribadatan
� Jumlah Masjid : 3 Buah
� Jumlah Mushalla : 7 Buah
2) Jama’ah Tahlil : 16 Kelompok
3) Remaja Masjid : 3 Kelompok
b. Kesehatan
1) Poliklinik/Balai pelayanan Masyarakat : 1 Buah
2) Dokter : 1 Orang
3) Bidan : 1 Orang
4) Pembantu Bidan : 1 Orang
5) Dukun Bayi : 3 Orang
BAB III
PROSES RISET DAN PEMECAHAN TEKNIS
A. PROSES RISET
Kuliah kerja nyata (KKN) tahun 2009 ini menggunakan metode PAR sebagai
media untuk melakukan penelitian di Masyarakat, metode ini sangat tepat digunakan
sebagai metode Partisipatory Rural Apraisal (PRA), PRA adalah sebuah metode
pemahaman lokasi dengan cara belajar dari, untuk, dan bersama masyarakat. Metode
dan pendekatan ini sangat membantu untuk memahami dan menghargai keadaan dan
kehidupan di lokasi atau wilayah secara lebih mendala
Terdapat prinsip-prinsip yang harus dipenuhi dalam menerapkan metode
PRA.diantarannya :TIM PRA terdiri dari berbagai multidisiplin, yakni dari
masyarakat desa laki-laki dan perempuan, dari berbagai latar belakang social dan
ekonomi juga tim dari luar.
Seluruh tim diharapkan berpartisipasi secara aktif dalam seluruh kegiatan.
Keterlibatan masyarakat disini akan dapat membantu menginterpretasi, memahami
dan menganalisa informasi yang diperoleh.
Selain diperoleh observasi langsung terhadap lokasi atau wilayah sumber
informasi juga diperoleh melalui interview dan diskusi dengan masyarakat setempat.
Selanjutnya informasi yang didapat dituangkan dalam bentuk tulisan maupun
diagram. Dalam penggalian informasi harus dipilih informasi yang benar-benar tepat
guna meliputi kejadian-kejadian penting dan proses berlangsungnya kejadian tersebut.
Tim harus senantiasa melihat kembali dan menganalisa hasil temuan untuk
menghindari arah selanjutnya, maka diperlukan sifat kehati-hatian.
B. PEMECAHAN TEKNIS
1. Mapping (Pemetaan)
a. Pengertian
Mapping atau suatu teknik dalam PRA untuk menggali informasi yang
meliputi sarana fisik dan kondisi sosial dengan menggambar kondisi wilayah
secara umum dan menyeluruh menjadi sebuah peta. Jadi merupakan pemetaan
wilayah dengan menggambar kondisi wilayah (desa, dusun, RT, atau wilayah
yang lebih luas) bersama masyarakat.
b. Tujuan
Dengan mapping dapat memberikan gambaran wilayah Desa
Lebanisuko secara menyeluruh dan dapat menggali data wilayah Desa
Lebanisuko secara lengkap. Hasil dari mappping ini dapat digunakan untuk
mengarah kepada teknik-teknik lain.
c. Proses kegiatan mapping
Mapping Desa Lebanisuko dilaksanakan dalam dua tahap, tahap pertama
dilaksanakan di Dusun Panggang pada hari Sabtu tanggal 25 Juli 2009 pukul
19.30-21.30 WIB. di Balai Dusun Panggang. Kegiatan ini dihadiri oleh sebagian
perangkat desa dan sebagian warga yang berjumlah sembilan orang, Mapping
tahap kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29 Juli 2009 pukul 19.30-
21.30 WIB di Balai Desa Lebanisuko. Kegiatan ini dihadiri oleh masyarakat
dari Dusun Lebanisuko dan Dusun Sumbersuko yang berjumlah lima orang.
d. Hasil Pemetaan Desa Lebanisuko
2. Transect (Transektor)
a. Pengertian
Transect dalam bahasa Inggris adalah cross section yang berarti melintas
suatu daerah, menelusuri, atau potong kompas. Secara terminologi transect
adalah kegiatan yang dilakukan oleh tim PRA dan Nara Sumber Langsung
(NSL) untuk berjalan menelusuri suatu wilayah untuk mengetahui tentang
kondisi fisik seperti tanah, tumbuhan, dll. dan kondisi sosial seperti kegiatan
sosial masyarakat, pembagian kerja laki-laki dan perempuan, masalah-masalah
yang sedang dihadapi, perlakuan-perlakuan yang telah dilakukan dan rencana-
rencana yang akan dilakukan.
Jadi transect merupakan teknik pengamatan secara langsung di lapangan
dengan cara berjalan menelusuri wilayah desa, di sekitar hutan, atau daerah
aliran sungai yang dianggap cukup memiliki informasi yang dibutuhkan.
Hasilnya digambar dalam diagram transect atau gambaran irisan muka bumi.
b. Tujuan Transect
Kegiatan transect ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami potensi
dan masalah-masalah pemukiman di Desa Lebanisuko seperti tanah, kondisi
fisik, sumber air, tata ruang, topografi, teknologi, pengelolahan lahan,
tumbuhan, dan fasilitas kesejahteraan yang meliputi puskesmas dan pasar.
c. Proses Kegiatan Transect
Kegiatan transect di Desa Lebanisuko dilaksanakan bersamaan dengan
mapping, yakni dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama dilaksanakan di
Dusun Panggang pada hari Sabtu tanggal 25 Juli 2009 pukul 19.30-21.30 WIB.
di Balai Dusun Panggang. Kegiatan ini dihadiri oleh sembilan orang. Mapping
tahap kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29 Juli 2009 pukul 19.30-
21.30 WIB di Balai Desa Lebanisuko. Kegiatan ini dihadiri oleh masyarakat
dari Dusun Lebanisuko dan Dusun Sumbersuko yang berjumlah lima orang.
d. Hasil Transeck di Desa Lebanisuko
TRANSECT SOSIAL DESA LEBANISUKO KECAMATAN WRINGINANOM KABUPATEN GRESIK
TOPIK \ ASPEK KEGIATAN PENDANAAN PERMASALAHAN AKIBAT SOLUSI SARANA KET.
KEAGAMAAN
NU, Muhammadiyah dan LDII memiliki kegiatan yang cenderung sama: • Kegiatan rutin
seminggu sekali, sebulan sekali, sampai setahun sekali rutin dilaksanakan.
• Kegiatan pengajian keliling ibu-ibu.
• Bhakti sosial.
• Sumbangan jamaah
• Dana Operasional Masjid(DOM) yaitu dana bantuan dari pemerintah.
• Portal dusun panggang (retribusi setiap truck pengangkut tanah pengerukan yang melintas dari Dusun Sumbersuko melewati Dusun Panggang)
• Anggota kurang kompak.
• Benturan dengan kegiatan desa.
• Keterbatasan dana.
• Jamaah kurang lengkap.
• Kegiatan kurang maksimal.
• Pendekatan personal.
• Masjid • Musholla • Rumah-rumah
warga (pindah-pindah dengan cara diundi)
Antar kelompok agama terjalin tradisi saling menghargai dan menghrmati dengan tidak lagi menjelek-jelekkan satu sama lain. Kaderisasi bersifat parenial, yaitu keturunannya adalah kader penerusnya.
EKONOMI
• Pertanian (bercocok tanam).
• Peternakan (sapi). • Karyawan. • Pegawai. • Home Industri
(Penjahit/konveksi).
• Mandiri
• Pupuk langka • Konsumen kurang • Kurangnya
lapangan pekerjaan • Buruh pabrik:
kebijakan outsourcing sangat merugikan pekerja.
• Sekitar 20% warga menjadi pengangguran.
• Pupuk tidak tepat sasaran.
• Menggunakan pupuk kompos (pupuk kandang).
• Dengan membandingkan dengan desa lain di
• Pupuk yang dialokasikan di Desa Lebanisuko dibagi rata karena keterbatasan supply.
Persentasi: • Bertani:
60% • Lain-lain:
40%
• Irigasi belum terprogram.
• Banyak petani yang hijrah ke daerah lain yang memiliki lahan yang lebih subur.
Kab. Gresik, karena tidak semua desa yang mendapatkan jatah pupuk cukup bisa meningkatkan hasil pertaniannya.
PENDIDIKAN
• Program Pemerintah Wajib Belajar 9 Tahun dengan bantuan BOS sangat membantu.
• Minat masyakat sangat tinggi.
• Buta huruf secara umum sudah tidak ditemukan (hanya sebagian orang-orang yang sudah lanjut usia).
• Bantuan pemerintah seperti BOS.
• Sumbangan lembaga (donatur/organisasi).
• SPP siswa.
Keterbatasan dana/biaya.
• Tingkat pendidikan rendah.
• Banyaknya pengangguran.
Meningkatkan minat dan upaya untuk peningkatan pendidikan. Mencari kerja yang layak dan menjajikan.
• TPA NU bertempat di Musholla.
• TPA Muhammadiyah bertempat di gedung TPA.
• TPA LDII bertempat di Masjid.
KESEHATAN
• Posyandu. • Penyuluhan dari
Puskesmas. • Jumat bersih.
• Bantuan pemerintah
• Pribadi • Mayoritas
karyawan mendapatkan jaminan kesehatan (ASKES)
• Anggaran dari desa
• Belum ada sarana dan prasarana kesehatan seperti Puskesmas.
• Sosialisasi kurang maksimal.
• Dana minim.
• Seringkali tidak berjalannya penyuluhan.
• Peningkatan anggaran desa untuk kesehatan.
• Periksa ke poliklinik bukan ke dukun.
• Balai desa • Balai dusun
• Posyandu tiap bulan dengan penyuluhan dari Dinas Kesehatan.
• Tidak pernah terjadi wabah.
• Kesadaran masyarakat terhadap
kesehatan tinggi.
POLITIK
Apolitik Masyarakat sangat tertutup dan acuh terhadap politik
Tidak ada peran aktif masyarakat dalam kancah perpolitikan baik pada level desa maupun nasional.
Mamberikan pemahaman kepada masyarakat tentang politik.
Masyarakat hanya sekedar hadir dan memilih dalam setiap pemilihan, baik itu pilkades desa maupun pilleg dan pilpres tanpa tanpa didasari kesadaran politik secara individu.
KEPEMUDAAN
• Karang Taruna • Remas • Buka bersama
dalam bulan puasa • Sepak bola • Mengadakan
lomba-lomba memeriahkan momen Agustusan.
• Swadaya • Bantuan dari
masyarakat. • Dana retribusi
portal jalan.
Kekurangan pelatih olahraga.
Olah raga kurang berkembang (stagnan dan jalan di tempat)
Mancari pelatih yang handal
• Balai dusun • Lapangan
KEAMANAN
• Ronda malam (rotasi)
• Ikut berpartisipasi dalam Program Pemda Gresik Lomba Kampung Aman dengan melombakan
• Pribadi • Swadaya
• Pencurian • Kriminalitas
Keamanan masyarakat terganggu.
Dengan mengaktifkan portal jalan.
• Balai dusun. • Pos Kamling
pada masing-masing RT.
• Warung (markas)
Sistem Ronda bergantian (rolling)
ronda malam.
SOSIAL BUDAYA
• Gugur gunung/kerja bhakti.
• Tidak ada grup kesenian.
Gratis (free) • Kurang antusiasnya para pemuda dalam mengembangkan bakat dan minat.
• Tidak adanya sarana kesenian.
• Dusun sepi. • Tidak lagi
melestarikan kesenian tradisional.
Memotivasi masyarakat akan pentingnya melestarikan kesenian tradisional dan budaya yang ada.
• Dusun (lingkungan)
• Rumah-rumah
FASILITAS UMUM
• Masjid • Musholla • Balai RW • Tendon air • Akses jalan
• Bantuan dari pemerintah
• Swadaya masyarakat
• Dana retribusi portal
• Kurangnya bantuan pemerintah untuk menyelesaikan Balai RW (bantuan tersentralisasi di Dusun Lebanisuko).
• Tidak adanya TPU
Pembangunan tidak maksimal
Mengumpulkan dana dari portal jalan.
Ingin mendirikan TPU.
TRANSECT GEOLOGIS DESA LEBANISUKO
KECAMATAN WRINGINANOM KABUPATEN GRESIK TOPIK\ASPEK KONDISI TANAMAN MASALAH PENYELESAIAN HARAPAN
RENCANA KEDEPAN
KET.
PEMUKIMAN &
PERUMAHAN
• Merupakan dataran tinggi sehingga ketinggian rumah bermacam-macam.
• Sebagian besar bangunannya sudah berupa tembok dengan bahan batu bata, namun masih banyak juga yang masih terbuat dari kayu.
• Tanaman yang biasa ditanam warga di depan rumah adalah mangga, jambu, juga ada pisang di belakang rumah.
• Terdapat banyak tanaman budidaya kamboja yang
• Kebersihan belum terkondisikan.
• Selokan masih belum di klensing.
• Sampah berserakan. • MCK masih
tradisional. • RT 7 & RT 8 sering
kekeringan jika musim kemarau.
• Makam tidak terurus sehingga dipenuhi
WC umum • PNPM Mandiri. • Pembuatan sumur
bor. • Perbaikan jalan
gang.
siap dijual hampir pada setiap rumah.
tumbuhan liar.
SAWAH
• Banyak mengandung tanah liat.
• Ada yang asin kalau air berkurang.
• Tanaman tidak bisa dikondisikan.
Padi, jagung, tebu, kangkung, kacang-kacangan, dan lain-lain.
• Kekurangan air. • Pupuk langka. • Penghasilan
berkurang.
Suplai pupuk harus berjalan
• Ada irigasi. • Pupuk lancar.
Akan segera dijadikan pabrik
Sawah tinggal 25%
SUNGAI/ PENGAIRAN
• Tidak ada sungai. • Tidak ada irigasi. • Kering jika musim
kemarau. • Ada yang
memanfaatkan sumur bor.
- • Jauh dari sungai • Dataran tinggi. • Susah menemukan
mata air dikarenakan sumbernya terlalu dalam.
TEGALAN
• Kebanyakan merupakan tanah liat (lempung) yang berwarna kuning.
• Banyak dimanfaatkan untuk paras (tanah kerukan)
• Banyak lahan yang tidak dimanfaatkan dan hanya ditumbuhi rumput liar dan semak belukar.
• Sebagian ditanami mangga, tanaman rempah seperti lombok dan sejenisnya, bengkoang, kacang, ketela dan lain-lain.
• Tandus • Kekurangan air • Kekurangan pupuk
JALAN
• Jalan naik turun • Akses jalan sudah
dipaving, kecuali gang-gang kecil
• Samping kanan kiri jalan dipenuhi pohon, seperti pohon
• Becek jika hujan. • Berdebu jika panas. • Pendangkalan
selokan.
• Segera dibangun • Sudah ada reng-
rengan.
• Segera dibangun
• Selokan dari semen
• Gang-gang dipaving
• Selokan disemen
yang masuk ke dalam.
mangga. • Berjejeran
tanaman hias bunga kamboja pada setiap ruas jalan yang melewati rumah warga.
• Sebagian tidak ada sama sekali dan hanya ditumbuhi rumput liar.
TEKNOLOGI
• Sebagian besar rumah mempunyai televisi, radio dan handphone.
• Sepeda motor dan mobil.
• Play Station. • Rental pengetikan.
• Belum ada jaringan internet.
• Balapan liar. • PS mengganggu
pendidikan. • Dampak negatif dari
televise.
Diatur jam untuk PS
Ingin disediakan jaringan internet.
3. Timeline (Penulusuran Sejarah)
a. Pengertian
Timeline adalah teknik penelusuran alur sejarah suatu masyarakat dengan
menggali kejadian penting yang pernah dialami pada alur waktu tertentu.
b. Tujuan Timeline
Dengan timeline masyarakat dapat mengungkap kembali alur sejarah
wilayah desa Lebanisuko yang meliputi; topik-topik penting yang terjadi pada
tahun-tahun tertentu, selain itu untuk mengetahui kejadian-kejadian yang ada di
dalam masyarakat desa Lebanisuko secara kronologis, serta untuk mengetahui
kejadian penting masa lalu yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.
c. Proses Kegiatan Timeline
Kegiatan timeline ini dilaksanakan pada hari minggu tanggal 19 Juli
2009 pukul 19.30 WIB di rumah bapak Rohiman selaku narasumber sekaligus
kepala Dusun Lebanisuko.
d. Hasil Timeline di Desa Lebanisuko
No. Kejadian Tahun
1. Pemerkosaan anak di bawah umur. 2002
2. Kebakaran Pabrik Tikar. 2005
3. Pembunuhan ketua geng oleh anak buahnya sendiri.
2007
4. Kebakaran dalam mobil. 2008
5. Tawuran anak muda. Hampir setiap ada kegiatan, seperti pertunjukan orkes,
dll.
4. Trend and Change (Bagan Perubahan dan Kecenderungan)
a. Pengertian
Bagan Perubahan dan Kecenderungan merupakan teknik PRA
yang memfasilitasi masyarakat dalam mengenali perubahan dan
kecenderungan berbagai keadaan, kejadiaan serta kegiatan masyarakat dari
waktu ke waktu. Hasilnya digambar dalam suatu matriks. Dari besarnya
perubahan hal-hal yang diamati dapat diperoleh gambaran adanya
kecenderungan umum perubahan yang akan berlanjut di masa depan.
Hasilnya adalah bagan/matriks perubahan dan kecenderungan yang umum
desa atau yang berkaitan dengan topik tertentu, misalnya jumlah pemeluk
agama Islam, jumlah musholla, jumlah masjid, jumlah gereja, jumlah
majlis taklim, dan lain-lain.
b. Tujuan Trend and Change
Tujuan kegiatan trend and change ini adalah untuk mengetahui
kejadian masa lalu dalam rangka memprediksi kejadian pada masa yang
akan datang serta untuk mengetahui hubungan sebab akibat dan mengetahui
faktor yang paling mempengaruhi suatu fenomena.
Dengan bagan perubahan, masyarakat desa Lebanisuko dapat
memperkirakan arah kecenderungan umum dalam jangka panjang serta
mampu mengantisipasi kecenderungan tersebut.
c. Hasil Trend and Change di Desa Lebanisuko
Data \ Tahun 2000 2003 2006 2009 Keterangan
Kepemilikan
Lahan
menurun Dibagi kepada anak
Jumlah
Penduduk
naik Tingkat kelahiran
lebih banyak
Tempat Judi &
Mabuk
turun Tersedianya lapangan kerja,pengangguran berkurang
Jumlah Guru
Ngaji
turun Regenerasi silih berganti
Jumlah Santri Naik Generasi semakin banyak
5. Season Calender (Kalender Musim)
a. Pengertian
Seasonal calender adalah dua kata dalam bahasa Inggris yang masing-
masing artinya sebagai berikut: seasonal adalah jadwal permusim, sedangkan
arti calendar adalah penanggalan. Sebagai terminologi dalam tekhnik PRA arti
seasonal calendar adalah suatu tekhnik PRA yang dipergunakan untuk
mengetahui kegiatan utama, masalah, dan kesempatan dalam siklus tahunan
yang dituangkan dalam bentuk diagram. Hasilnya, yang digambar dalam
suatu ‘kalender’ dengan bentuk matriks, merupakan informasi penting
sebagai dasar pengembangan rencana program.
b. Tujuan Season Calendar
Tujuan kegiatan analisa season calender adalah untuk mengetahui pola
kehidupan masyarakat desa Lebanisuko pada siklus musim tertentu.
Mengidentifikasi siklus waktu sibuk dan waktu luang masyarakat desa
Lebanisuko. Mengetahui siklus masalah yang dihadapi masyarakat desa
Lebanisuko pada musim-musim tertentu serta mengetahui siklus peluang dan
potensi yang ada pada musim-musim tertentu.
c. Hasil Season Calender Desa Lebanisuko
Jenis Kegiatan Kalender Bulan
Juli Agust Sept Okt Nov Des Jan Peb Maret April Mei Juni
Curah hujan
Jenis tanaman yang ditanam Padi Panen Tanam
Tenaga kerja
Kebutuhan hidup
Kriminalitas
Pencurian
Mabuk & judi
Tawuran
Keagamaan
6. Diagram Venn
a. Pengertian
Diagram venn merupakan teknik untuk melihat hubungan
masyarakat dengan lembaga yang terdapat di desa (dan lingkungannya).
Diagram venn memfasilitasi diskusi diskusi masyarakat untuk
mengidentifikasi pihak-pihak apa yang berada di desa, serta menganalisa
dan mengkaji perannya, kepentingannya untuk masyarakat dan manfaat
untuk masyarakat. Lembaga yang dikaji meliputi lembaga-lembaga lokal,
lembaga-lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga swasta (temasuk
lembaga swadaya masyarakat). Diagram venn bisa sangat umum atau
topical; mengenai lembaga-lembaga tertentu saja, misalnya yangkegiatannya
berhubungan dengan penyuluhan pertanian sa, kesehatan saja atau pengairan
saja.
b. Tujuan Diagram Venn
Tujuan diagram venn ini adalah untuk memperoleh data pengaruh
lembaga/tokoh masyarakat yang ada di wilayah desa Lebanisuko terhadap
kehidupan dan persoalan masyarakat desa Lebanisuko, baik laki-laki
maupun perempuan serta untuk mengetahui tingkat kepedulian dan
frekwensi lembaga atau tokoh masyarakat dalam membantu memecahkan
persoalan yang dihadapi oleh masyarakat desa Lebanisuko.
c. Proses Kegiatan
Setelah melihat kondisi sosial di Desa Lebanisuko, maka dapat
digambarkan ke dalam sebuah diagram venn bahwa lembaga keagamaan
memberikan pengaruh yang sangat besar pada masyarakat. Selain itu,
kelompok remaja yang melakukan berbagai penyimpangan semisal yang
tergabung dalam komunitas pemabuk dan tawuran. Kelompok karangtaruna
juga ikut memberikan pengaruh yang cukup.
c. Hasil Diagram Venn Desa Lebanisuko
7. Diagram Alur
a. Pengertian
Diagram alur merupakan teknik untuk menggambarkan arus dan
hubungan di antara semua pihak dan komoditas yang terlibat dalam suatu
sistem. Diagram ini dapat digunakan untuk menganalisa alur penyebaran
keyakinan dan tata nilai keagamaan dalam masyarakat.
b. Tujuan Diagram Alur
Untuk menganalisa dan mengkaji suatu sistem serta fungsi masing-
masing pihak dalam sistem dan mencari hubungan antara pihak-pihak dalam
sistem, termasuk bentuk-bentuk ketergantungan. Dan untuk memberikan
kesadaran kepada masyarakat tentang posisi mereka sekarang
c. Hasil Diagram Alur Desa Lebanisuko
8. Analisis Pohon Masalah dan Harapan
a. Pengertian
Disebut teknik analisa masalah karena melalui teknik ini, dapat dilihat
‘akar’ dari suatu masalah, dan kalau sudah dilaksanakan, hasil dari teknik ini
kadang-kadang mirip pohon dengan akar yang banyak. Analisa Pohon
Masalah sering dipakai dalam masyarakat sebab sangat visual dan dapat
melibatkan banyak orang dengan waktu yang sama.
b. Tujuan Analisis Pohon Masalah dan Harapan
Untuk menelusuri penyebab suatu masalah dan memecahkan suatu
masalah sehingga dapat melihat penyebab yang sebenarnya,
c. Proses Kegiatan
Dari berbagai masalah yang ada di Desa Lebanisuko, ternyata dapat
disimpulkan bahwa masalah kenakalan remaja adalah masalah yang paling
serius sehingga sangat dibutuhkan perhatian yang khusus. Maka
Elit Desa
Remaja
Kyai Desa
TPA/TPQ
Karang Taruna
Kenakalan Remaja
Tawuran
Pemabuk
Remas
dilakukanlah analisis terhadap akar-akar masalah dan harapan-harapan yang
dapat digambarkan menyerupai sebuah pohon lengkap dengan akar-akarnya.
d. Hasil Analisis Pohon Masalah dan Harapan Desa Lebanisuko
POHON MASALAH
Tingginya tingkat
kriminalitas
Perilaku menyimp
ang
Kenakalan Remaja
Keterbatasan lapangan
kerja
Gaya hidup hedonis
Moral anak tidak terkontrol
POHON HARAPAN
9. Matrix Rangking (Bagan Peringkat)
a. Pengertian
Kata Matrix Ranking berasal dari Bahasa Inggris. Matrix artinya
susunan dalam bentuk kolom. Ranking artinya urutan, posisi, kedudukan,
penggolongan. Dengan demikian arti terminologi matrix ranking adalah
suatu tehnik PRA yang dipergunakan untuk menganalisa dan
membandingkan topik yang telah diidentifikasikan dalam bentuk ranking /
Moral anak terkontrol
Rendahnya tingkat
kriminalitas
Tersedianya lapangan
kerja
Gaya hidup sederhana
Perilaku baik
Maksimalnya control dan pendidikan orang tua
Pembentukan lapangan
kerja baru
Peningkatan status
pendidikan
Filterisasi teknologi
yang merugikan
Lingkungan yang baik
KESHALEHAN REMAJA
scoring atau menempatkan topik menurut urutan penting tidaknya topik bagi
masyarakat.
b. Tujuan
Memfasilitasi masyarakat Desa Lebanisuko untuk membuat urutan
prioritas pilihan ‘masalah’ yang paling penting dan mendesak untuk segera
dicarikan jalan keluarnya. Memfasilitasi masyarakat memilih prioritas
masalahnya secara objektif dan demokratis serta sistemis, serta
memfasilitasi masyarakat dalam memilah dan memilih masalahnya secara
objektif dan rasional.
c. Proses
Setelah dilakukannya analisa pohon masalah, tentang kenakalan
remaja dan penyebab-penyebab kenakalan remaja yang meliputi : pengaruh
lingkungan, minimnya kontrol dan pendidikan orang tua, pengangguran,
minimnya status pendidikan dan pengaruh teknologi yang negatif. Dari
berbagai penyebab kenakalan remaja tersebut , dapat diketahui bahwa media
(pengaruh teknologi yang negatif) menduduki ranking pertama sebagai
faktor yang menjadi penyebab semakin berkembang dan meluasnya
kenakalan remaja di Desa Lebanisuko hingga tingkat anak-anak usia
Sekolah Dasar.
d. Hasil Matrix Rangking (Bagan Peringkat) Desa Lebanisuko
No.
Masalah Sebab
Akibat
Scoring Jumlah Scoring
Rang-king SDM Dana Penting
Kemungkinan
1. Pengangguran • Pendidikan rendah • Kurang ketrampilan
• Kriminalitas • Perilaku menyimpang
(judi, narkoba, minuman keras)
8 6 8 6 28 3
2. Media
Teknologi
• Berkembangnya arus globalisasi • Hasrat mayarakat untuk hidup
modern
• Pengaruh negative Lebih mudah terserap
7 6 9 8 30 1
3.
Status pendidikan
rendah
• Keterbatasan dana • Tingkat ekonomi yang rendah
• Banyak pengangguran 7 6 8 8 29 2
4. Pendidikan dari
orang tua
• Kebanyakan orang tua bekerja • Pendidikan orang tua yang
rendah
• Moral anak tidak terkontrol
7 6 8 6 27 4
5. Pengaruh
lingkungan
• Berkembangnnya arus globalisasi • Masyarakat semakin terbuka
dengan dunia luar tanpa filterisasi
• Pengaruh negative • Lebih cepat terpengaruh
6 5 8 7 26 5
BAB IV
TEORISASI (ANALISIS DAN PEMBAHASAN) DAN REFLEKSI
Metode PRA yang diterapkan dalam KKN PAR memberikan kontribusi
yang cukup besar bagi perkembangan desa. Masyarakat desa dari berbagai elemen
turut berpartisipasi dalam kemajuan desa. Dimulai dari teknik pemetaan (mapping)
yang menggambarkan kondisi geografis Desa Lebanisuko, penelusuran desa untuk
mengetahui kondisi fisik dan sosial desa yang disebut dengan kegiatan transect,
perlu juga adanya pembuatan timeline guna memahami keadaan masyarakat masa
kini dengan mengetahui latar belakang masa lalu melalui peristiwa penting dalam
kehidupan masyarakat di masa lalu. Selanjutnya digambarkan pula bagan perubahan
dan kecenderungan (trend and change) untuk memperkirakan arah kecenderungan
umum dalam jangka panjang serta mampu mengantisipasi kecenderungan tersebut.
Yang juga tidak bisa dilewatkan adalah pembuatan kalender musim
(season calendar) yang digunakan untuk mengetahui kegiatan utama, masalah, dan
kesempatan dalam siklus tahunan di desa Lebanisuko. Selanjutnya digambarkan
pula suatu bentuk diagram yang disebut dengan diagram venn yang digunakan
untuk melihat hubungan masyarakat dengan lembaga yang terdapat didesa
(lingkungan) Lebanisuko.untuk menggambarkan arus dan hubungan diantara semua
pikah dan komoditas yang terlibat dalam suatu sistem diperlukan diagram alur.
Analisa tentang akar masalah yang muncul di desa Lebanisuko serta
harapan-harapan untuk penyusunan program aksi selanjutnya dituangkan dalam
bentuk pohon masalah dan pohon harapan selanjutnya dalam menentukan masalah
dari segi penting atau tidaknya bagi masyarakat dapat dilihat dari matrik rangking.
Mapping
Mapping yang telah dilakukan menggambarkan kondisi fisik Desa
Lebanisuko. Secara geografis Desa Lebanisuko termasuk daerah perbukitan
sehingga berhawa dingin. Masih banyak pula ditemui jalan setapak, namun jalan
utama sudah berpaving. Area persawahan cukup luas namun kurang
dimanfaatkan, terlihat banyak sawah yang tandus dan kering. Tanaman yang
banyak ditanam adalah padi, jagung, tebu, kangkung dan kacang-kacangan. Pada
daerah ini juga terdapat aktivitas pengerukan tanah, ini menyebabkan
berkurangnya lahan pertanian dan daerah di sekitar pengerukan berdebu, kering
dan panas. Tidak nampak pula dijumpai sungai, sedangkan sumber air berasal
dari sumur namun sumber air itu tidak merata, pada daerah yang lebih tinggi air
sangat sulit didapat terlebih pada musim kemarau.
Transect
Wilayah Desa Lebanisuko termasuk wilayah padat penduduk, Jika dilihat
dari bentuk bangunan rumah penduduk yang sebagian besar sudah berupa tembok
masyarakat Desa Lebanisuko termasuk masyarakat yang mampu dalam hal
perekonomian. Di setiap rumah juga sudah terdapat fasilitas MCK namun
selokannya masih belum dicleansing. Dilihat dari segi teknologi masyarakat Desa
Lebanisuko sudah cukup maju terlihat pada sebagian besar rumah telah memiliki
televisi, radio dan sepeda motor, mayoritas penduduk juga memiliki handphone
bahkan telah tersedia persewaan play station.
Banyak area persawahan yang mengandung tanah liat sehingga mayoritas
ditanami padi, jagung, tebu, kangkung, dan kacang-kacangan. Irigasi sawah
sangat kurang hanya mengandalkan air hujan dan sumur bor, kadang air yang
keluar asin dan sulit keluar ketika musim kemarau. Tegalan juga dimanfaatkan
untuk ditanami seperti mangga, bengkoang, kacang, ketela dan tanaman rempah
seperti lombok. Sebagian besar tegalan tidak dimanfaatkan sehingga hanya
ditumbuhi rumput liar dan semak belukar, pemanfaataanya lebih banyak
digunakan untuk paras (tanah kerukan) karena merupakan tanah liat, tandus, dan
kekurangan air.
Masyarakat Desa Lebanisuko dapat dikatakan masyarakat religius, hal ini
nampak dari aktif dalam kegiatan-kegiatan syiar keagamaan, hal ini nampak dari
banyaknya masjid atau musholla serta TPA/TPQ-nya serta organisasi-organisasi
keislaman. Banyaknya TPA/TPQ ini juga diimbangi dengan banyaknya jumlah
santri yang mereka juga aktif. Selain itu, kegiatan pengajian Bapak-bapak atau
Ibu-ibu juga sangat semarak, mulai dari kegiatan mingguan, bulanan hingga
tahunan. Untuk kegiatan keagamaan remaja terfokus pada remas, IPNU dan
IPPNU, namun kegiatan-kegiatan rutin remaja ini kurang berjalan secara optimal
karena terbentur dengan aktivitas para remajanya yang bekerja di siang hari.
Meskipun secara geografis letak Desa Lebanisuko di daerah perbukitan
dan terdapat banyak area persawahan dan tegalan, namun pertanian bukan
menjadi penopang utama perekonomian masyarakat. Hal ini dikarenakan adanya
berbagai hambatan dalam bidang pertanian seperti sulitnya mendapat pengairan
dan kelangkaan pupuk. Maka untuk menunjang perekonomian masyarakat,
mayoritas bertopang pada sektor industri yakni sebagai karyawan pabrik dan
industri rumah tangga. Kegiatan perekonomian pada sektor industri ini
dipengaruhi oleh letak Desa Lebanisuko yang berdekatan dengan jalan raya dan
kota-kota besar seperti Sidoarjo dan Surabaya, mayoritas masyarakat baik laki-
laki maupun perempuannya bekerja sebagai karyawan pabrik yang berada di
daerah Surabaya dan Sidoarjo. Untuk industri rumah tangga, masyarakat
mengembangkan kerajinan keranjang dari bambu dan bududaya anggrek. Selain
itu di Desa Lebanisuko terdapat lima pabrik tikar, meskipun pabrik-pabrik
tersebut bukan milik penduduk setempat.
Sarana pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah sampai tingkat sekolah
dasar cukup memadai, antusiasme masyarakat dalam bidang pendidikan cukup
tinggi, namun hal ini tidak dibarengi dengan kemampuan masyarakat dalam hal
pendanaan pendidikan. Sebagian besar masyarakat hanya mampu menempuh
pendidikan hingga tingkat sekolah dasar, hal ini yang menyebabkan banyaknya
pengangguran karena skill dan ketrampilan masyarakat kurang. Pendanaan
pendidikan bergantung pada bantuan pemerintah dan sumbangan lembaga
(donatur/organisasi). Selain itu yang menjadi kendala dalam kemajuan pendidikan
adalah kemajuan teknologi baik televisi maupun play station sehingga hal ini
mengganggu proses belajar anak-anak.
Masyarakat Desa Lebanisuko dapat dikatakan telah menerapkan hidup
sehat, hal ini terbukti dengan tidak adanya kasus wabah penyakit yang serius yang
menimpa masyarakat. Meskipun wilayah Lebanisuko jauh dari lembaga kesehatan
seperti puskesmas, klinik, maupun rumah sakit. Namun sering diadakan
penyuluhan kesehatan dari dinas kesehatan dan masyarakat mempunyai kegiatan
kerja bakti seminggu sekali. Untuk mengontrol kesehatan ibu dan balita
difasilitasi dengan adanya posyandu yang diselenggarakan setiap bulan pada
minggu ketiga di balai desa. Kendalanya adalah kurang perhatian dari para ibu
untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi balitanya dari posyandu.
Dalam masalah politik, masyarakat dapat dikatakan sangat tertutup dan
acuh. Keaktifan masyarakat dalam aktivitas politik hanya sebatas keikutsertaan
pada setiap pemilihan umum mulai dari pemilihan kepala desa hingga pemilihan
presiden.
Aktivitas kepemudaan di Desa Lebanisuko tidak begitu nampak, meskipun
terdapat sarana seperti remas dan karang taruna. Ketidakaktifan para pemuda ini
disebabkan karena kesibukan mereka untuk bekerja selain itu kecenderungan
mereka lebih pada hal-hal yang negatif semisal kebiasaan judi, minuman keras,
hingga narkoba. Selain itu sarana olahraga juga cukup memadai seperti lapangan
bulu tangkis, bola voli, dan sepak bola. Namun karena kekurangan pelatih dan
pendanaan kegiatan keolahragaan kurang berkembang
Dalam hal keamanan Desa Lebanisuko belum dapat dikatakan aman dari
hal-hal pencurian atau tindakan kriminalitas lainnya. Hal ini dikarenakan tidak
adanya koordinasi desa dengan pihak kepolisian, keamanan desa juga dipandang
bukan hal yang prioritas terbukti dengan ketiadaan anggaran khusus dan aparat
keamanan desa. Selama ini anggaran untuk keamanan berasal dari swadaya
masyarakat. Namun untuk mengatasi hal ini telah diupayakan program ronda
malam dan Pemerintah Daerah Gresik juga menyelenggarakan lomba kampung
aman, hal ini cukup memacu motivasi masyarakat untuk menjaga keamanan desa.
Kegiatan sosial dan budaya masyarakat Desa Lebanisuko tidak begitu
nampak. Kegiatan sosial masyarakat hanya nampak pada kegiatan gugur gunung
(kerja bakti), sedangkan untuk kegiatan budaya hampir tidak nampak terbukti
dengan ketiadaan kelompok kesenian di samping itu para pemuda kurang antusias
mengembangkan bakat dan minatnya dalam bidang kesenian.
Secara garis besar fasilitas umum di Desa Lebanisuko sudah terpenuhi
seperti masjid, mushola, balai RW, tandon air, dan akses jalan. Fasilitas yang
kurang terpenuhi adalah TPU. Pembangunan fasilitas umum di Desa Lebanisuko
kurang berkembang dengan maksimal karena kurangnya pendanaan dari
pemerintah sehingga untuk memenuhi pendanaan tersebut berasal dari swadaya
masyarakat.
Timeline
Dari berbagai kejadian penting peristiwa masa lalu yang terjadi di Desa
Lebanisuko yang nampaknya begitu menyita perhatian masyarakat adalah adanya
tawuran anak muda yang terjadi hampir di setiap kegiatan hiburan semisal
orkesan. Tawuran ini disebabkan tiada lain karena perilaku anak muda yang tidak
terkontrol, agaknya hal ini akan menjadi sesuatu yang tetap lestari jika tidak
segera dibenahi.
Trend and Change
Trend and change (Bagan perubahan dan kecenderungan) pada bab III di
Desa Lebanisuko meliputi kepemilikan lahan, jumlah penduduk, tempat judi dan
mabuk, jumlah guru ngaji, dan jumlah santri.
Kepemilikan lahan pada tahun 1980, 1990, 2000, 2005, dan 2009
menurun, hal ini disebabkan dari tahun ke tahun kepemilikan lahan terus menerus
dibagi kepada anak, hal ini yang menyebabkan kepemilikan lahan di Desa
Lebanisuko cenderung menurun.
Jumlah penduduk di Desa Lebanisuko dari tahun ke tahun terus
meningkat, hingga pada tahun 2009 jumlah penduduk Desa Lebanisuko mencapai
3.223 penduduk meliputi laki-laki dan perempuan. Hal ini di sebabkan oleh
tingkat kelahiran dari tahun ke tahun yang terus meningkat.
Tempat judi dan mabuk dari tahun 1980 sampai tahun 2009 menurun, hal
ini disebabkan adanya lapangan kerja, sehingga pengangguran semakin
berkurang.
Jumlah guru ngaji di Desa Lebanisuko dari tahun 1980 sampai 2009
tidaklah tentu, hal ini disebabkan oleh regenerasi yang silih berganti sehingga
mempengaruhi jumlah guru ngaji.
Jumlah santri di Desa Lebanisuko berbanding terbalik dengan jumlah guru
ngaji yang dari tahun ke tahun menurun. Jumlah santri yang ada di Desa
Lebanisuko terus meningkat dari tahun 1980 sampai tahun 2009, hal ini
disebabkan oleh generasi Lebanisuko yang semakin banyak.
Season Calender
Kalender musim Desa Lebanisuko yang telah dibuat meliputi curah hujan,
jenis tanaman yang ditanam, tenaga kerja, kebutuhan hidup, kriminalitas :
pencurian, mabuk dan judi, serta tawuran, dan keagamaan.
Curah hujan di Desa Lebanisuko rendah pada bulan September, pada
bulan Oktober curah hujan sedang, dan curah hujan tinggi pada bulan November
dan Desember, sedangkan pada Bulan Januari curah hujan sangat tinggi, dan pada
bulan Februari, Maret, dan April curah hujan di Desa Lebanisuko cenderung
rendah.
Jenis tanaman yang di tanam di Desa Lebanisuko adalah padi, penanaman
padi dilaksanakan pada bulan September dan Januari, sedang masa tanam adalah
tiga bulan sehingga musim panen dilaksanakan pada bulan Desember dan April.
Tenaga kerja di Desa Lebanisuko pada bulan Juli sampai dengan Juni
cenderung tinggi, artinya penduduk Desa Lebanisuko mayoritas bukan
pengangguran.
Kebutuhan hidup Desa Lebanisuko terus meningkat dari bulan Juli –
Januari, dan pada bulan Februari kebutuhan hidup penduduk Lebanisuko
menurun, selanjutnya pada bulan Maret – Juni kembali meningkat.
Tingkat kriminalitas di Desa Lebanisuko tidak terlalu tinggi, artinya desa
Lebanisuko cukup tinggi tingkat keamanannya. Kalaupun ada kriminalitas itu
hanya sedikit, seperti pencurian dan tawuran.
Keagamaan di Desa Lebanisuko meningkat di bulan Agustus sedangkan di
bulan yang lain cukup rendah. Hal ini bukti bahwa masyarakat desa Lebanisuko
kurang berpartisipasi dalam bidang keagamaan.
Diagram Venn
Gambar diagram venn pada bab 3 adalah gambaran pola komunitas
masyarakat desa Lebanisuko, dimana terdapat organisasi social maupun
keagamaan yang hidup di desa lebanisuko. Adapun organisasi keagamaan lebih
menonjol di masyarakat lebanisuko. Organsasi yang keagamaan yang terbesar
adalah Muhammadiyah di ikuti oleh NU dan LDII, dan sebagian kecil HTI dan
MMI. Organisasi keagamaan seperti muhamadiyah, NU, dan LDII merupakan
organsasi yang berpengaruh di dalam pola interaksi maupun dalam lembaga-
lembaga desa. Muhammadiyah merupakan komunitas terbesar di desa ini, hal ini
bisa dilihat hampir sebagian besar masyarakatnya yang menganut organisasi ini
dengan ditandai keberadaan 3 masjid yang didirikan oleh Muhammadiyah
sedangkan NU dan LDII berdiri 2 Masjid di desa Lebanisuko.
Adapun HTI (Hizbuz Tahrir Indonesia) dan MMI (Majelis Mujahidin
Indonesia)merupakan komunitas kecil yang hidup di lingkungan desa
Lebanisuko. Keberadaanya belum begitu kentara karena cenderung tertutup dari
masyaraat lebanisuko.
Adapun masyarakat yang masyarakat yang masih eksis lainnya adalah
karang taruna. Keberadaan karang taruna sangat penting di desa tersebut terutama
dalam kegiatan keremajaan dan kegiatan pembinaan organisasi bagi pemuda di
desa lebanisuko semisal lomba olahraga saat 17 Agustusan dll.
Satu hal lagi ada beberapa komunitas yang sangat berpengaruh sekali
dalam masyararakat lebanisuko yaitu komunitas pemabuk dan tawuran. Dari
rumor masyarakat luar maupun dalam, masyarakat lebanisuko terkenal dengan
anak-anak nakalnya. Hal ini ditandai dengan sering terjadinya tawuran setiap
setelah ada pertunjukan. Selain itu, banyak ditemui remaja-remaja pada malam
hari sering bergerombol untuk merokok, bahkan ada minum minuman keras di
tempat sepi yang remang-remang.
Diagram Alur
Gambar diagram alur di atas menjelaskan pola kegiatan remaja desa
Lebanisuko, terdapat organisasi kepemudaan yang bersifat sosial maupun
keagamaan yang hidup di desa Lebanisuko yaitu Remaja Masjid (Remas) dan
Karang Taruna. Karang taruna dan Remas memiliki hubungan yang sangat erat
karena mereka yang aktif dalam kegiatan karang taruna juga merupakan anggota
remas. Selain itu hubungan antara remaja dan kyai desa jug dapat dikatakan
bagus. Karang taruna juga cukup memiliki kedekatan dengan elit desa. Namun
yang lebih mendominasi adalah kegiatan yang ditampakkan oleh komunitas
pemuda yang lebih cenderung ke arah negatif. Wujud dari bentuk penyimpangan
itu seperti tawuran, minum-minuman keras, berjudi dan penggunaan narkoba.
Yang patut disayangkan juga bahwa ternyata kenakalan remaja tersebut
juga dilakukan oleh remaja-remaja yang berada dalam karang taruna, sehingga hal
ini membawa pengaruh bagi para remaja masjid. Kegiatan-kegiatan dalam karang
taruna maupun remaja masjid bisa dikataan vakum kecuali jika terdapat event-
event tertentu. Adanya kenakalan remaja ini juga tidak lepas dari intervensi elit
desa, sekilas nampak bahwa kenakalan remaja ini sengaja diciptakan dan
dipelihara.
Analisa Pohon Masalah dan Harapan
Dengan mengambil satu masalah yang dianggap mendesak untuk
dicarikan lebih dulu pemecahannya adalah kenakalan remaja sehingga harapan
yang muncul kemudian adalah terwujudnya pribadi remaja yang shaleh.
Maka untuk mewujudkan harapan itu tindakan riil yang mungkin
dilakukan adalah dengan dilakukannya penyuluhan sosial yang ditujukan kepada
anak-anak, orang tua dan remaja. Tiga elemen inilah yang penting untuk dijadikan
sasaran dalam penyuluhan karena ketiganya memegang peranan penting dalam
penanggulangan kenakalan remaja. Pertama kepada anak-anak yang beberapa
tahun kemudian mereka akan menjadi remaja dan jika mereka tidak dibentengi
mulai sejak dini dari pengaruh-pengaruh negatif perilaku remaja, maka ketika
mereka tumbuh sebagai remaja kelak, bisa dipastikan mereka akan mengulangi
perilaku buruk kenakalan remaja.
Selanjutnya adalah orang tua, baik buruk moral anak juga merupakan hasil
dari bentuk pendidikan yang diberlakukan oleh orang tua. Kenakalan remaja yang
muncul bukan diakibatkan karena ketiadaan pendidikan dari orang tua, tetapi
terkadang orang tua kurang mampu dalam mengenal dan mempelajari karakter
anak-anaknya sehingga hal ini menyebabkan pola didik yang diterapkan terhadap
anak-anak kurang sesuai sehingga malah menyebabkan pemberontakan pada diri
anak. Faktor lain yang menjadi penyebab kenakalan remaja dari peran orang tua
adalah kesibukan orangtua dalam mencri nafkah. Tidak sedikit para bapak dan ibu
bekerja sekaligus sehingga pendidikan anak diserahkan kepada orang lain,
misalnya mereka merasa telah memberikan pendidikan yang baik bagi anak-
anaknya dengan menyekolahkannya atau mengajikannya di TPA. Padahal
pendidikan yang pertama dan utama bagi anak didapatkannya di dalam rumah
yakni dari bapak dan ibunya sendiri.
Terakhir, pentingnya penyuluhan terhadap remaja karena mereka adalah
subjek utama dari kenakalan remaja. Oleh karenanya mereka menjadi obyek
utama pula dalam kegiatan penyuluhan ini. Tidak mudah memberikan penyuluhan
kepada para remaja karena secara emosional mereka sudah sulit untuk
dikendalikan, karena itu butuh pendekatan yang khusus
Matrik Rangking
Berangkat dari analisa terhadap hasil time line maka masyarakat dapat
mengurutkan masalah-masalah mulai dari yang dianggap ringan hingga masalah
yang paling berat mengenai penyebab kenakalan remaja yang terjadi di Desa
Lebanisuko. Pengurutan masalah dari segi prioritasnya sangat penting dilakukan
karena dengan mengetahui masalah yang paling urgen maka akan dengan mudah
dicarikan solusinya. Dari berbagai masalah yang ada di masyarakat Desa
Lebanisuko, masyarakat menemukan lima masalah yang dianggap prioritas yakni
pengangguran, pengaruh media teknologi, rendahnya status pendidikan,
pendidikan orangtua dan pengaruh lingkungan. Terhadap kelima masalah
tersebut, masyarakat memberikan scor tertinggi pada masalah pengaruh media
teknologi. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena teknologi juga mengalami
perkembangan yang sangat pesat dari waktu ke waktu. Perkembangan teknologi
juga mendorong hasrat masyarakat untuk mengikuti gaya hidup modern dan
hedonis. Ini semua mereka maksudkan agar tidak dikatakan ketinggalan jaman
meskipun tinggal di daerah pedesaan.
Walau bagaimanapun perkembangan media teknologi tidak bisa dijadikan
kambing hitam akan adanya kenakalan remaja. Namun yang harus lebih
diperhatikan adalah bagaimana sikap setiap individu agar tidak begitu mudahnya
terpengaruh dengan perkembangan teknologi. Media teknologi menyuguhkan
berbagai hal, tidak hanya yang baik tetapi juga yang buruk dan sayangnya media
teknologi tidak memiliki alat filterisasi akan dampak buruk yang dibawanya bagi
para konsumennya. Maka bagi mereka yang tidak pandai menyaring, memilih dan
memilah informasi serta mengambil manfaat dari kemajuan teknologi ini, akan
dengan mudah terbawa arus globalisasi.
Sebenarnya pencegahan terhadap akibat buruk media teknologi ini tidak
membutuhkan penanganan yang sulit, namun dalam realitasnya akibat yang
ditimbulkan oleh dampak buruk media teknologi ini mendapat perhatian yang
khusus dengan menduduki rangking pertama dalam urutan perangkingan masalah
yang dibuat. Dampak buruk akan pengaruh media teknologi ini baru akan sangat
sulit untuk dilakukan penanganannya jika sudah mulai menyerang masyarakat
karena hampir setiap waktu masyarakat bersinggungan dengan media teknologi
dan kehidupan masyarakat selamanya tidak akan bisadipisahkan dari teknologi.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Puji syukur kepada Allah SWT, kegiatan kerja yang dirumuskan oleh peserta
KKN Fakultas Ushuluddin kelompok kerja Desa Lebanisuko Kecamatan
Wringinanom Kabupaten Gresik secara garis besar 90% berjalan sesuai dengan
rumusan awal. Walaupun secara teknis pelaksanaan di lapangan ternyata masih ada
sedikit kendala. Dari Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) 2009 yang dilaksankaan di
Desa Lebanisuko selama satu bulan mulai dari tanggal 15 Juli sampai 14 Agustus,
maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Kegiatan mahasiswa KKN fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya tahun
2009 di desa Lebanisuko dapat terealisasi dengan baik walaupun banyak kendala
yang merintangi. Hal ini terbukti dengan antusiasme warga yang tinggi dalam
melaksanakan setiap kegiatan KKN.
2. Sosialisasi kegiatan dengan tokoh masyarakat merupakan kunci keberhasilan
perealisasian kegiatan KKN.
3. Masyarakat yang ditempati adalah objek sasaran kegiatan KKN sekaligus mitra
kerja terlaksananya setiap kegiatan KKN.
B. SARAN
Setelah satu bulan terjun langsung ke masyarakat, terasa sekali perjuangan
kami untuk mencapai hasil optimal dalam perealisasian setiap kegiatan dalam
peningkatan sumber daya manusia di desa Lebanisuko- Wringinanom- Gresik.
Berbagi suka dan duka telah kami alami. Dan demi peningkatan dan perbaikan KKN
di tahun depan, maka terlintas di benak kami untuk memberikan saran-saran sebagai
berikut :
1. Kepala badan pelaksana Kuliah Kerja Nyata ( BP KKN IAIN Sunan Ampel
Surabaya) hendaknya :
a. Mempersiapkan konsep KKN yang lebih matang agar mahasiswa lebih siap
terjun di masyarakat
b. Memperhatikan aspirasi mahasiswa yang akan melaksanakan KKN, dan
kebijakan yang diambil bukan top down tetapi juga bottom up.
c. Diharapkan terdapat subsidi dana yang memadai untuk mahasiswa pelaksana
KKN sehingga mahasiswa tidak mengalami kesulitan finansial saat
melaksanakan kegiatan KKN.
2. Kepada masyarakat Desa Lebanisuko-Wringinanom-Gresik.
a. Masyarakat desa Lebanisuko hendaknya bisa menjaga persatuan diantara
sesama anggota masyarakat sehingga tercipta suasana yang harmonis.
b. Masyarakat desa Lebanisuko bisa lebih giat lagi untuk taat menjalankan
perintah agama.
c. Masyarakat desa Lebanisuko kami harapkan bisa memiliki kesan yang baik
terhadap mahasiswa KKN dari manapun.
3. Kepada Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Fakultas Ushuluddin.
a. Hendaknya selalu terjadi kekompakan dalam hal apapun karena hal itu bisa
menunjang keberhasilan setiap kegiatan KKN
b. Hendaknya setiap permasalahan yang timbul senantiasa dapat diatasi dan
dipecahkan dengan jalan musyawarah.
c. Hendaknya sistem kehidupan masyarakat desa Lebanisuko yang telah ada yakni
sifat gotong-royong dipertahankan.
d. Hendaknya suasana kekeluargaan antara karang taruna dan remas dalam satu
dusun tetap dipertahankan dan suasana kekeluargaan serta persaudaraan antara
karang taruna dan remas dari satu dusun dengan karang taruna dan remas dusun
lain dapat tercipta. Sehingga dapat saling bahu membahu membangun desa.
top related