laporan klimatologi kehutanan
Post on 05-Mar-2016
158 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR
DISUSUN OLEH KELOMPOK II
NAMA NIM
1. Fajar ramadhan 201410320311009
2. Kukuh yudi winarto 201410320311010
3. Andi nurul ananda 201410320311011
4. Sadam yusuf affandy 201410320311012
5. Ridho arsandi 201410320311013
6. Habib aji saputra 201410320311015
LABORATORIUM AGRONOMI
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN - PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
-
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR
DISUSUN OLEH KELOMPOK II
NAMA NIM
1. Fajar ramadhan 201410320311009
2. Kukuh yudi winarto 201410320311010
3. Andi nurul ananda 201410320311011
4. Sadam yusuf affandy 201410320311012
5. Ridho arsandi 201410320311013
6. Habib aji saputra 201410320311015
LABORATORIUM AGRONOMI
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN - PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
-
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan akhir praktikum klimatologi dasar disusun berdasarkan praktikum
praktikum yang telah dilakukan sebelumnya oleh mahasiswa :
Nama / NIM
1. Fajar ramadhan
2. Kukuh yudi winarto
3. Saddam yusuf affandy
4. Andi nurul ananda
5. Habib aji saputra
6. Ridho arsandi
Jurusan kehutanan
Fakultas Pertanian - Peternakan
Universitas Muhammadiyah Malang
Disetujui tanggal : 5 Juni 2015
Mengetahui,
Assisten I Assisten II
( Rovis Salsabyla Saladin ) (Risca mita ayuningtyas)
Instruktur
Dr.Ir. Erny Ishartati, MP
-
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdullilahirobbilalamin kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
berkat dan rahmat-Nyalah, Laporan Akhir Praktikum Klimatologi Dasar ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Laporan Akhir Praktikum Klimatologi Dasar kami
susun sebagai prasyarat dalam menyelesaikan praktikum klimatologi dasar pada
semester ganjil ini.
Tentunya dalam penyusunan laporan akhir praktikum ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Untuk itu kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Ir.Dr. Erny Ishartati, MP selaku Instruktur praktikum klimatologi dasar.
2. Rovis salsabyla Saladin dan Riska mita ayuningtyas selaku Assisten praktikum
klimatologi dasar.
3. Dan pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan laporan akhir praktikum klimatologi
dasar.
Kami mengharapkan semoga laporan yang kami susun dapat bermanfaat bagi
pihak yang mau memanfaatkannya. Dan kami menyadari dalam penyusunan laporan
akhir praktikum klimatologi dasar ini, kami banyak melakukan kesalahan. Untuik itu
kami penyusun mengharap kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Malang, 10 Mei 2015
Penulis
-
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ vi
MATERI I EVAPORASI .............................................................................................. 1
MATERI II SUHU UDARA ....................................................................................... 19
MATERI III KELEMBABAN NISBI UDARA ......................................................... 37
MATERI IV ANGIN .................................................................................................. 55
METERI V CURAH HUJAN ..................................................................................... 70
MATERI VI AWAN ................................................................................................... 87
MATERI VII RADIASI MATAHARI .................................................................... 111
-
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Hasil Pengamatan Evaporasi Hal 10
Tabel 2 Hasil Pengamatn Suhu Maksimum Hal 29
Tabel 3 Hasil Pengamatan Suhu Minimum Hal 29
Tabel 4 Hasil Pengmatan Suhu Bola Basah Dan Suhu Bola Kering Hal 44
Tabel 5 Hasil Pengamatan Hygrograf Hal 45
Tabel 6 Hasil Pengamatan Angin Hal 62
Tabel 7 Hasil Pengamatan Awan Hal 92
-
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Panci Evaporasi Hal 6
Gambar 9 Termometer bola basah dan kering Hal 24
Gambar 14 Hygrograf Hal 46
Gambar 16 Anemometer Hal 60
Gambar 20 Ombrometer Hal 75
Gambar 25 Jenis-Jenis Awan Hal 86
Gambar 26 Chambell Stokes Hal 115
Gambar 27 Actinograf Hal 115
-
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Perhitungan evaporasi Hal 15
Gambar pengamatan evaporasi Hal 18
Perhitungan suhu udara Hal 33
Gambar pengamatan suhu udara Hal 36
Perhitungan kelembaban nisbi Hal 50
Gamabar pengamatan suhu udara Hal 54
Perhitungan kecepatan angin Hal 67
Gambar pengamatan angin Hal 69
Gambar curah hujan Hal 86
-
1
MATERI I
EVAPORASI
-
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penguapan atau Evaporasi merupakan proses penguapan air dari suatu
permukaan penguapan ke udara. Evaporasi terjadi setelah adanya proses
penyerapan energi yang diterima oleh permukaan. Evaporasi terjadi dari
permukaan air seperti laut, permukaan tanah, dan permukaan tanaman . Apabila
permukaan air tanah cukup dalam, evaporasi dari air tanah adalah kecil dan dapat
diabaikan.
Evaporasi terjadi ketika air dipanaskan oleh sinar matahari, permukaan
molekul-molekul air memiliki cukup energy melepaskan ikatan molekul air
tersebut kemudian terlepas dan mengambang sebagai uap air yang tidak terlihat
dalam atmosfer.Sebagian air hujan yang jatuh akan tertahan oleh tanaman dan
menempel pada daun dan cabang, yang kemudian akan menguap. Sedangkan
Transpirasi adalah penguapan melalui tanaman, dimana air tanah diserap oleh akar
tanaman yang kemudian dialirkan melalui batang sampai ke permukaan daun dan
menguap menuju atmosfer.
Dalam budidaya tanaman di lapangan, kehilangan air dari tanah disamping
terjadi lewat proses transpirasi, juga lewat permukaan tanah yang disebut sebagai
evaporasi. Evaporasi diartikan sebagai kehilangan air dalam bentuk uap air.
Hubungan dengan hubungan pertanian yaitu kehilangan air dari permukaan tanah
mengingat tumbuhan membutuhkan air untuk hidup. Evaporasi dipengaruhi oleh
kondisi iklim, terutama temperatur, kelembaban, radiasi dan kecepatan angina
serta kandungan air. Untuk mengetahui seberaba besar terjadinya evaporasi, maka
dilakukanlah praktikum pengamatan tentang evaporasi.
-
3
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang mengenai evaporasi maka dapat diambil
tujuan sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian evaporasi
2. Mempelajari tentang terjadinya proses evaporasi
3. Mengetahui alat-alat evaporasi
4. Mengetahui cara untuk menghitung rata-rata harian evaporasi
-
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Evaporasi adalah proses perubahan molekul dari keadaan cair menjadi gas.
Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Laju evaporasi adalah laju neto antara
evaporasi dan kondensasi yang sebanding dengan perbedaan tekanan uap air
dipermukaan air dan tekanan uap air di udara di atasnya. Laju evaporasi pada suatu
wilayah berkaitan erat dengan intensitas radiasi matahari yang diterima akan semakin
tinggi pula laju evaporasi yang berlangsung dengan asumsi bahwa tersedia cukup air
untuk diuapkan. Radiasi matahari aktual yang diterima permukaan bumi dipengaruhi
oleh keadaan sebarandan ketabalan awan (Seyhan,1977).
Selain pengaruh musim, laju evaporasi juga berbeda antara dataran tinggi
dengan dataran rendah. Laju evaporasi di dataran rendah umumnya lebih tinggi
dibandingkan dengan laju evaporasi didtaran tinggi atau pegunungan. Rendahnya laju
evaporasi didaerah pegunungan juga disebabkan karena penutupan awan yang lebih
intensif (Wahyuningsih,2004).
Evaporasi merupakan faktor penting dalam studi tentang pengembangan
sumber sumber daya air laju evaporasi atau penguapan akan berubah ubah menurut
warna dan sifat pemantulan permukaan (albedo) dan berbeda pada permukaan yang
langsung tersinar matahari (air bebas) dan yang terlindung. Penguapan hanya terjadi
apabila terdapat perbedaan tekanan uap air antar permukaan dan udara di atasnya.
Evaporasi terus menurus memerlukan pemindahan uap air dari permukaan
sedikit ke atas, tanpa memindahkan udara dekat bumi. Udara itu akan jenuh dengan
uap air dan evaporasi akan berhenti. Keperluan kedua untuk evaporasi adalah suatu
sumber panas. Permukaan manjadi dingin karena evaporasi. Penguapan air akan
menurunkan tekanan uap air jenuh. Bila tidak ada sumber panas, kesetimbangan tidak
-
5
lama dicapai dan evaporasi berhenti. Evaporasi juga dipengaruhi oleh sifat fisika atau
kimia cairan. (Harto,Sri.1998).
Besarnya faktor meteorologi yang mempengaruhi besarnya evaporasi adalah
radiasi matahari, angin, kelembaban relatif, dan suhu. Evaporasi merupakan konversi
air kedalam uap air, proses ini berjalan terus hampirtanpa henti disiang hari dan kerap
kali juga dimalam hari. Perubahan dari keadaan cair menjadi gas ini memerlukan energi
berupa panas laten untuk evaporasi. Proses ini akan sangat aktif jika ada penyinaran
matahari langsung. Awan merupakan penghalang radiasi matahari dan menghambat
proses evaporasi. Jika air menguap ke atmosfer maka lapisan batas antar permukaan
tanah dan udara menjadi jenuh oleh uap air sehinggaproses penguapan berhenti. Agar
proses tersebut dapat berjalan terus lapisan harus diganti dengan udara kering.
Pergantian itu hanya mungkin kalau ada angin memegang peranan terpenting dalam
proses evaporasi. (Soemarto.1995)
Jika kelembaban relatif naik, maka kemampuan udara untuk menyerap air akan
berkurang sehingga laju evaporasinya menurun. Penggantian lapisan udara pada batas
tanah dan udara yang sama kelembaban relatifnya tidak menolong dalam memperbesar
laju evaporasinya. Jika suhu udara dan tanah cukup tinggi, proses evaporasinya
berjalan lebih cepat dibandingkan dengan jika susu udara dan tanah rendah dengan
adanya energi panas yang tersedia, kemampuan udara untuk menyerap uap air naik.
Jika suhunya naik, maka suhu udara mempunyai efek ganda terhadap besarnya
evaporasi denagn mempengaruhi kemampuan udara menyerap air dan mempengaruhi
suhu tanah yang akan mempercepat penguapan. Sedangkan suhu tanah dan air hanya
mempunyai efek tunggal.
-
6
BAB III
HASIL FIELDTRIP
3.1 Alat dan fungsinya
Praktikum lapang yang dilaksanakan di stasiun klimatologi Karangploso
bertujuan untuk memperkenalkan alat-alat klimatologi yang digunakan untuk
pengamatan. Alat-alat klimatologi yang digunakan di Stasiun Karangploso antara
lain :
1. Pan Evaporasi (Oven Pan)
Gambar 1 Pan Evaporasi (Oven Pan)
Fungsi : Pan Evaporasi (Oven Pan) adalah sebuah alat klimatologi yang
digunakan sebagai alat pengukur penguapan air (evaporasi).
Cara Kerja : Air yang ditampung pada pan evaporasi akan menguap karena
terkena sinar matahari, pencatatannya pada pengurangan air. Jika terjadi
hujan, maka pencatatannya pada penambahan air. Pengukuran terhadap selisih
air dapat di ketahui dengan menggunakan hook gauge yang terletak di still
well. Pemasangan anemoneter didekat pan evaporasi untuk mengetahui
-
7
pengaruh angin terhadap penguapan air. Satuan yang digunakan untuk
pengukuran pan evaporasi adalah (mm).
Komponen Pan Evaporasi
Gambar 2 Pan penampung air
- Terbuat dari aluminium dengan tinggi = 25 cm dan diameter 122,5 cm.
Gambar 3 Termometer Air.
- Alat yang digunakan untuk mengukur temperatur / suhu air pada pan
evaporasi.
-
8
Gambar 4 Still Well.
- Berbentuk seperti tabung yang digunakan untuk meletakkan hook gauge.
Gambar 5 Hook Gauge.
- Komponen pan evaporasi yang digunakan untuk pengukuran karena
mempunyai skala yang digunakan untuk pentuan pengurangan atau
penambahan air.
-
9
Gambar 6 Anemometer.
- Alat yang digunakan untuk mengetahui pengaruh angin terhadap penguapan
air.
-
10
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan
Tabel 1. Hasil pengamatan evaporasi
Hari,
tanggal 06.30 12.30 17.30
Curah
Hujan
Rata-
rata
Sabtu,18
April 2015
93,69 mm 91,7 mm 98,94 mm 28 94,77
Minggu, 19
April 2015
79,15 mm 78,87mm 98,93 mm 35 85,65
Senin, 20
April 2015
74,15 mm 73,30 mm 72,25 mm 30 73,33
Selasa,21
April 2015
99,86 mm 98,54 mm 101,38 mm 40 99,92
Rabu, 22
April 2015
93,2 mm 101,1 mm 99,4 mm 80 98
Kamis, 23
april 2015
96,5 mm 95,1 mm 93,1 mm - 94
Sumber: Dokumentasi primer
-
11
4.2 Pembahasan
Evaporasi secara umum dapat diartikan dalam dua kondisi, yaitu : (1)
evaporasi yang berarti proses penguapan yang terjadi secara alami, dan (2)
evaporasi yang terjadi dengan proses penguapan yang timbul akibat diberikan uap
panas dalam suatu peralatan. Evaporasi dapat juga diartikan sebagai proses
penguapan air dari suatu permukaan penguapan ke udara. Proses evaporasi terjadi
etelah adanya proses penyerapan energi yang diterima oleh permukaan. Evaporasi
atau penguapan adalah kebalikan dari proses kondensasi.
Dalam proses evaporasi di pengaruhi oleh beberapa faktor yang
memperngaruhi cepat atau lambatnya air hilang dari tanah ke udara/ atmosfer,
yaitu :
1. Radiasi matahari
Radiasi matahari merupakan sumber utama panas yang mempengaruhi jumlah
evaporasi.
2. Suhu
Suhu sangat berpengaruh terhadap proses evaporasi. Karena jika suhu semakin
tinggi maka evaporasi terjadi semakin besar. Pada musim kemarau dimana
peningkatan suhu sangat tinggi, maka akan mempengaruhi evaporasi.
3. Kelembaban udara
K elembaban adalah banyaknya kadar uap air di udara. Jika di suatu tempat itu
kelembabannya tinggi maka akan mempengaruhi laju evaporasi, dikarenakan
kelembaban yang mengandung uap air ini akan menekan uap air yang ada dan
menguap ke udara. Dan juga sebaliknya, kelembaban rendah maka laju
evaporasi akan semain cepat. Kelembaban tergantung pada musim, jika musim
penghujan kelembaban tinggi sedangkan musim kemarau kelembaban rendah.
-
12
4. Kecepatan angin
Kecepatan angin merupakan faktor penting terhadap evaporasi. Di daerah
terbuka dan banyak angin, penguapan akan lebih besar daripada di daerah yang
tertutup.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama satu minggu dimulai
tanggal 19 April 2015 23 April 2015 didapatkan hasil rata-rata evaporasi sebesar
91, 11 mm. Dalam pengamatan yang dilakukan selama satu minggu terjadi hujan
yang cukup lebat dimana hujan berlangsung pada hari sabtu sampai rabu,
sedangkan pada hari kamis tidak terjadi hujan. Curah hujan mengakibatkan
evaporasi tidak terjadi secara optimal, karena air pada panci evaporasi mengalami
penambahan oleh air hujan yang mengakibatkan volume air bertambah pada panci
evaporimeter sehingga dalam perhitungan data sebelum hujan turun harus
dikurangi dengan jumlah curah hujan pada ombrometer. Pengaruh evaporasi
sendiri bagi pertumbuhan tanaman atau pohon ialah bila laju evaporasi terlalu
tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkut ke lapisan atas tanah dan kadang-
kadang tertimbun dalam jumlah yang banyak sehingga dapat langsung merusak
tanaman dan pemasukan air pada tumbuhan haruslah seimbang dengan
pengeluaran air, agar tercapai keseimbangan air pada tumbuhan tersebut.
Alat alat yang digunakan untuk pengukuran evaporasi adalah panci
evaporasi yang didalamnya berisi air, hook guage gunanya untuk mengukur
ketinggian air.
-
13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai evaporasi maka dapat diambil
kesimpulan sebegai berikut.
1. Evaporasi adalah proses penguapan air dari suatu permukaan oleh sinar
matahari sehingga berubah dalam bentuk uap air.
2. Cepat lambatnya evaporasi dipengaruhi oleh radiasi matahari, suhu,
kelembaban udara, kecepatan angin dan curah hujan
3. Pengaruh evaporasi sendiri bagi pertumbuhan tanaman atau pohon ialah bila
laju evaporasi terlalu tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkut ke
lapisan atas tanah dan kadang-kadang tertimbun dalam jumlah yang banyak
sehingga dapat langsung merusak tanaman dan pemasukan air pada tumbuhan
haruslah seimbang dengan pengeluaran air, agar tercapai keseimbangan air
pada tumbuhan tersebut
5.2 Saran
Setelah melakukan praktikum-praktikum mengharapkan agar praktikum
selanjutnya tidak semata-mata hanya bertujuan untuk pengenalan alat, tetapi
penggunaan alat secara langsung dan dapat diaktulaisasikan.
-
14
DAFTAR PUSTAKA
Harto, Sri 1998. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Program studi Agronomi,
Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Seyha, ersin. 1997. Dasar dasar Hidrologi. Editor Soenardi Prawirohatmojo.UGM
press. Yogyakarta
Soemarto, 1995. Agroklimatologi. PT. Karya Grafika. Jakarta
Wahyuningsih, Utami. 2004. Geografi. Pabelan. Jakarta
-
15
LAMPIRAN
1. Perhitungan evaporasi
18 april 2015
Evaporasi =(93,69-98,94)+28= 22,75
19 april 2015
Evaporasi =(79,15-98,93)+35= 15,22
20 April 2015
Evaporasi =(74,15-72,25)+30= 31,9
21 April 2015
Evaporasi =(99,86-101,38)+40= 38,48
22 April 2015
Evaporasi =(93,2-99,4)+80= 73,8
22 April 2015
Evaporasi =(96,5-93,1) = 3,4
-
16
Perhitungan untuk hari Sabtu, 18 April 2015
Rata rata evaporasi = Pagi hari + siang hari+i sore hari
3
= 93,69+91,7+98,94
3
= 284,33
3
= 94,77 mm
Perhitungan untuk hari Minggu, 19 April 2015
Rata rata evaporasi = Pagi hari + siang hari+i sore hari
3
= 79,15+ 78,87 +98,93
3
= 256,95
3
= 85,65 mm
Perhitungan untuk hari Senin, 20 April 2015
Rata rata evaporasi = Pagi hari + siang hari+i sore hari
3
= 74,15+73,30+72,25
3
= 220
3
= 73,33 mm
-
17
Perhitungan untuk hari Selasa, 21 April 2015
Rata rata evaporasi = Pagi hari + siang hari+i sore hari
3
= 99,86+98,54+101,38
3
= 299,78
3
= 99,92 mm
Perhitungan untuk hari Rabu, 22 April 2015
Rata rata evaporasi = Pagi hari + siang hari+i sore hari
3
= 93,2+101,1+99,4
3
= 294
3
= 98 mm
Perhitungan untuk hari Kamis, 23 April 2015
Rata rata evaporasi = Pagi hari + siang hari+i sore hari
3
= 96,5+95,1+93,1
3
= 284,7
3
= 95 mm
-
18
2. Gambar pengamatan evaporasi
gambar pengamatan 7 evaporasi
Sumber:Dokumentsi Primer
-
19
MATERI II
SUHU UDARA
-
20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara, atau ukuran energy
kinetik rata-rata dari pergerakan molekul-molekul. Suhu suatu benda ialah
keadaan yang menentukan kemampuan benda tersebut, untuk memindahkan panas
ke benda-benda lain atau menerima panas dari benda-benda lain tersebut.
Suhu udara permukaan bumi adalah relative, tergantung pada faktor yang
mempengaruhinya seperti lamanya sinar matahari, penutupan sinar matahari oleh
awan, cuaca. Hal itu berdampak langsung akan adanya perubahan suhu udara. Alat
yang digunakan untuk mengukur suhu udara yaitu thermometer. Pengukuran
biasanya dinyatakan dalam satuan skala Celcius ( C ), Reamur ( R ) dan fahrenheit
( F ). Suhu udara tertinggi di pemukaan bumi adalah di daerah tropis atau sekitar
ekuator bumi dan semakin menuju kutub bumi suhu akan semakin dingin. Dalam
bidang pertanian suhu memiliki pengaruh dalam pertumbuhan tanaman atau
pohon, suhu berpengaruh dalam terhadap penyerapan air oleh akar tanaman.
Semakin rendah suhu, semakin sedikit air yang diserap oleh akar, karena itulah
penurunan suhu mendadak dapat menyebabkan kelayuan pada tanaman. Terdapat
salah satu faktor yang mempengaruhi Suhu suatu tempat yaitu sudut datangnya
sinar matahari, sudut datang sinar matahari terkecil pada pagi hari dan sore hari,
sedangkan sudut terbesar terjadi pada siang hari karena disiang hari matahari
berada pada titik tegak atas permukaan bumi. Semakin besar sudut penyinaran,
semakin tinggi suhu permukaan bumi. Untuk mengetahui suhu suatu tepat dalam
satu hari maka dilakukanlah praktikum pengamatan mengenai suhu udara.
-
21
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas mengenai suhu udara maka dapat diambil
tujuan sebagai berikut
1. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai suhu
2. Mengetahui alat-alat yang digunakan untuk mengamati suhu udara
3. Mengetahui bagaimana cara menghitung suhu udara
-
22
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata dari pergerakan molekul suatu benda.
Panas adalah energi total dari pergerakan molekul suatu benda. Jadi panas adalah
ukuran energi total, sedangkan suhu adalah energi rata-rata dari setiap gerakan
molekul. Lebih besar pergerakan, maka lebih benda tersebut (Zailani Kadir, 1986).
Fungsi tanaman yang normal tergantung dari pengendali reaksi-reaksi biokimia
yang baik, dan salah satu pengendali penting ialah suhu. Tiap jenis tanaman maupun
populasinya harus menyesuaikan diri dengan suhu lingkungannya. Dalam suatu luasan
geografis akan terdapat tahun-tahun yang mempunyai kenaikan atau penurunan suhu
diluar batas normal yang menghambat pertumbuhan dan mengakibatkan rusaknya
fungsi organ pada tanaman (Hassan, U.M, 1970).
Suhu didaerah equator lembab, tidak bervariasi dari pada suhu didaerah kering
atau berlintang tinggi. Didaerah tropis yang berhujan cukup, suhu bukanlah merupakn
suatu faktor pembatas pertumbuhan tanaman dan produksi dalam arti yang luas.
Walaupun demikian masih terdapat 2 pengaruh yang dapat dicatat:
- Bila tanaman tropis disebar kedaerah subtropis, misalnya industri pisang di
usahakan di subtropis walaupun keadaan itu dibawah optimum, karena
pemasarannya mudah.
- Dengan bertambahnya penggunaan tanah, ekstensifikasi harus dilakukan ditempat-
tempat yang tinggi (Dengel, G.O.F, 1956).
Beberapa faktor penyebaran yang mempengaruhi suhu antara lain:
- Jumlah radiasi yang diterima perhari, permusim, dan pertahun.
- Pengaruh daratan dan lautan.
- Pengaruh altitude.
- Pengaruh angin.
- Pengaruh panas laten (Karim Kormalis, Zailani Kadir, 1986).
-
23
BAB III
HASIL FIELDTRIP
3.1 Alat dan fungsi
Alat berserta fungsinya yang digunakan stasiun klimatologi karangploso
dalam mengamati suhu udara yaitu sebagai berikut
1. Sangkar meteorologi
Gambar 8 (Sangkar meteorology)
Fungsi : Sebuah alat klimatologi yang digunakan untuk menempatkan
psikrometer.
Cara Kerja : Sangkar Meteorologi dipasang pada ketinggian 120 cm di atas
permukaan tanah dan mempunyai fentilasi dobel. Alatnya di cat warna putih
agar dapat memantulkan sinar matahari dan menjaga suhu di dalam sangkar
tetap dalam kondisi yang stabil.
-
24
Komponen Sangkar Meteorologi
Gambar 9 (Termometer bola basah dan bola kering vertikal, Termometer
maksimum dan minimum horizontal)
1. Termometer bola basa dan bola kering
- Fungsi thermometer bola basa untuk menghitung titik embun di
udara (Kelembaban udara), thermometer bola basah merupakan
thermometer bola kering yang dibungkus dengan kain muslin yang
bersih dan dimasukkan ke dalam botol yang berisi air bersih
- Fungsi thermometer bola kering untuk pengamatan suhu udara yang
ditunjukan oleh thermometer dengan ketelitian 0,2 C.
-
2. Termometer maksimum dan minimum
Termometer maksimum dan minimum digunakan untuk
pengukuran suhu udara maksimum dan suhu udara minimum. Suhu
tertinggi biasanya terjadi pada jam 13.00-14.30 dan suhu terendah
biasanya terjadi pada pukul 03.00-04.00. Di Stasiun Klimatologi
Karangploso biasanya suhu tertinggi dapat mencapai 330C dan suhu
terendah mencapai 140C.
-
26
- Komponen Termometer maksimum dan minimum
a. Resevior
b. Celah sempit
c. Pipa kapiler berisi
air raksa
- Cara kerja Termometer maksimum dan minimum
Jika suhu naik atau suhu turun, maka reservoir yang berisi air
raksa akan terpengaruh sehingga air raksa mengembang dan dapat
melewati celah sempit. Pada penurunan suhu, air raksa akan
menyusut tetapi penyempitan tidak melewati air raksa dalam tabung
menuju reservoir.
3. Piche
Gambar 10 (Piche)
- Alat untuk mengukur penguapan ruangan dalam sangkar meteorologi.
- Di bagian bawah piche terdapat filter piche yang berfungsi sebagai media
untuk penguapan.
-
27
4. Termohigrograf
Gambar 11 (Thermohigrograf)
- Komponen-komponen termohigrograf:
a. Lembeng dwi logam/ bimetal
b. Rambut
c. Sistem tuas higrograf
d. Sistem tuas termograf
e. Pena
f. Silinder kertas grafil
- Cara kerja termohigrograf:
Termograf: kenaikan suhu udara menyebabkan keeping dwi logam
memuai dan menggerakkan sistem tuas sehingga penan pencatat
suhu udara bergerak dan menggores pada kertas grafik
Higrograf: kenaikan kelembababn udara menyebabkan rambut
menyerap uap air sehingga pena kelembaban udara bergerak dan
menggoreskan tinta pada kertas grafik.
-
28
- Alat yang digunakan dalam pengukuran suhu dan kelembaban secara
otomatis.
- Dalam thermohigrograf terdapat kertas pias yang digunakan untuk
mencatat kelembaban secara otomatis. Kertas pias biasanya diganti 1
minggu sekali.
-
29
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan
Tabel 2. Hasil pengamtan Suhu minimum
Tanggal Suhu minimum
06.30 12.30 17.30
18 April 2015 24 27 25
19 April 2015 23 27 25
20 April 2015 25 28 30
21 April 2015 24 27 26
22 April 2015 20 26 23
23 April 2015 25 31 27
Sumber: Dokumentasi Primer
Tabel 3. Hasil pengamatan Suhu maksimum
Tanggal Suhu maksimum
06.30 12.30 17.30
18 April 2015 25 29 27
19 April 2015 26 29 25
20 April 2015 25 25 29
21 April 2015 25 29 35
22 April 2015 21 27 24
23 April 2015 26 30 27
Sumber: Dokumentasi Primer
-
30
4.2 Pembahasan
Suhu udara adalah ukuran energi rata-rata dari pergerakan molekul-
molekul. Suhu suatu benda ialah keadaan yang menentukan kemampuan benda
tersebut. Suhu udara juga merupakan keadaan panas atau dinginnya udara. Alat
untuk mengukur suhu udara atau derajad panas disebut thermometer. Pengukuran
biasa dinyatakan dalam skala Celcius, Reamur, dan Fahrenheit. Suhu sangat
berperan bagi kelangsungan mahluk hidup dibumi ini, suhu pada setiap wilayah
berbeda dimana suhu itu dipengaruhi oleh berbagai macam faktor diantaranya
yaitu letak geografis wilayah, suhu wilayah di daerah sekitar equator bumi
cenderung panas dan memiliki iklim tropis, semakin mendekati kutub bumi suhu
akan mengalami penuruan dan memiliki iklim dingin, intensitas radiasi cahaya
matahari yang diterima permukaan bumi, semakin tinggi suatu wilayah suhu akan
mengalami penurunan.
Hasil dari pengamatan yang dilakukan mulai tanggal 18 april 23 april
2014 Didapatkan hasil bahwa suhu rata-rata selama 1 minggu yaitu berkisar antara
22 - 29 dapat diartikan bahwa suhu wilayah terbilang normal mengingat suhu
ideal/ optimum mahluk hidup seperti manusia yaitu antara 36,5 37,5. Hasil
rata rata suhu selama seminggu memungkinkan tanaman untuk tumbuh optimal
karena suhu optimal tanaman berkisar antara 15 30 , pada suhu tersebut
enzim pertumbuhan pada tanaman akan bekerja lebih optimal .
-
31
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas mengenai suhu udara maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
- Suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata dari pergerakan molekul suatu
benda.
- Alat pengukur suhu dinamakan Thermomer yang memiliki berbagai jenis
diantaranya yaitu termometer maksimum dan minimum untuk mengukur suhu
udara.
- Satuan dari pada suhu yaitu Celcius ( C ), Fahrenheit ( F ), Kelvin ( R ), Reamur
- Suhu dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu radiasi matahari, curah hujan,
kecepatan angin, vegetasi tanaman, dan awan.
- Hasil pengamatan suhu udara selama 1 minggu dimulai dari tanggal 18 april
23 April 2015 berkisar antara 22 29 yang menandakan suhu wilayah
normal mengingat suhu yang normal untuk ditoleransi oleh tubuh mahluk hidup
berkisar antara 15 40 . Suhu 22 29 merupakan suhu optimal bagi
tumbuhan untuk tumbuh berkembang karena enzim pertumbuhan pada tanaman
akan lebih optimal jika berada pada suhu 15 30 .
5.2 Saran
Kepada praktikan dan instruktur maupun assiten agar lebih teliti dalam
melakukan pengamatan suhu. Dan kepada assisten lebih membimbing
mahasiswanya agar memahami cara penghitungan.
-
32
DAFTAR PUSTAKA
Hassan, U.M, 1970. Klimatologi umum. ITB Press. Bandung
Dengel, G.O.F, 1956. Climate of Indonesia. Asian pacific weed. Jakarta
Zailani Kadir, 1986. Dasar dasar klimatologi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
-
33
LAMPIRAN
1. Perhitungan thermometer maksimum dan thermometer minimum
Perhitungan untuk tanggal 18 April 2015
Perhitungan untuk tanggal 19 April 2015
Suhu rata rata thermometer minimum = ++
= ++
= 29,33C
Suhu rata rata thermometer maksimum = ++
= ++
=30C
Suhu rata-rata thermometer min max = +
= +,
= 29,67C
Suhu rata rata thermometer minimum = ++
= ++
= 25C
Suhu rata rata thermometer maksimum = ++
= ++
=27C
Suhu rata-rata thermometer min max = +
= +
= 26C
-
34
Perhitungan untuk tanggal 20 April 2015
Perhitungan untuk tanggal 21 April 2015
Suhu rata rata thermometer minimum = ++
= ++
= 26C
Suhu rata rata thermometer maksimum = ++
= ++
=26C
Suhu rata-rata thermometer min max = +
= +
= 26C
Suhu rata rata thermometer minimum = ++
= ++
= 26C
Suhu rata rata thermometer maksimum = ++
= ++
=29C
Suhu rata-rata thermometer min max = +
= +
= 28C
-
35
Perhitungan untuk tanggal 22 April 2015
Perhitungan untuk tanggal 23 April 2015
Suhu rata rata thermometer minimum = ++
= ++
= 23C
Suhu rata rata thermometer maksimum = ++
= ++
=24C
Suhu rata-rata thermometer min max = +
= +
= 24C
Suhu rata rata thermometer minimum = ++
= ++
= 28C
Suhu rata rata thermometer maksimum = ++
= ++
=28C
Suhu rata-rata thermometer min max = +
= ,+
= 29C
-
36
2. Gambar pengamatan suhu udara
Gambar 12 pengamatan suhu udara (termometer basah dan termometer
kering)
Sumber: Dokumentasi Primer
-
37
MATERI III
KELEMBABAN NISBI UDARA
-
38
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam budidaya pertanian, iklim merupakan sumber daya alam yang perlu
dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam usaha meningkatkan produksi tanaman.
Iklim sangat berpengaruh dalam tumbuh dan berkembangnya suatu tanaman
sehingga dibutuhkan data-data yang lengkap dan akurat tentang iklim dan cuaca
dari suatu wilayah. Salah satu unsur iklim yang penting untuk diketahui dalam
dunia pertanian yaitu kelembaba udara.
Kelembaban udara memaikan peranan penting dalam pengaruhnya
terhadap pertumbuhan tanaman sejak dari fase perkecambahan/pertumbuhan tunas
hingga fase produksi. Ketika udara dalam keadaan lembab, maka kelembaban
udara dan tanah yang dominan dalam menentukan laju pertumbuhan
perkecambahan, pertumbuhan bibit, dan perkembangan akar. Kelembaban udara
merupakan banyaknya kandungan air dalam bentuk uap yang terkandung di udara
dimana uap air terjadi karena adanya penguapan air oleh sinar matahari. Untuk
tanaman kelembaban harus seimbang dengan suhu, karena apabila kelembaban
tinggi maka proses-proses yang terjadi didalam tubuh tanaman akan terganggu.
Untuk mengetahui kadar kelembaban udara yang merupakan informasi berguna
bagi laju pertumbuhan tanaman maka dilakukan pengamatan mengenai
kelembaban nisbi dengan menggunakan alat pengukur kelemababan udara yaitu
hygrograf.
-
39
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diambil tujuan sebagai berikut
1. Mengetahui peran penting kelembaban bagi budidaya tanaman
2. Mengetahui cara menggunakan atau mengukur kelembaban udara
3. Mengetahui cara menghitung kelembaban rata-rata udara
-
40
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelembaban nisbi atau kelembaban relatif, yaitu bilangan yang menunjukkan
berapa persen perbandingan antara jumlah uap air yang terkandung dalam udara dan
jumlah uap air maksimum yang dapat ditampung oleh udara tersebut. Menurut,
kelembaban nisbi merupakan perbandingan jumlah uap air yang ada diudara dengan
nilai jenuh udara pada suhu dan tekanan tertentu. Satuan dari kelembaban nisbi adalah
persentase. Kelembaban nisbi suatu lapisan udara pada suatu daerah tertentu dapat
diukur menggunakan suatu alat yang disebut psikhrometer atau dengan higrograf
Waryono,(1987)
Kelembaban nisbi berhubungan erat dengan suhu udara, karena suhu udara
menentukan kemampuan udara memegang uap air. Kelembaban nisbi sangat
dipengaruhi oleh kepadatan fluks radiasi matahari yang sampai dipermukaan bumi.
Apabila fluks radiasi matahari sampai dipermikaan bumi tinggi, maka suhu udara
tinggi dan kelembaban udara cenderung rendah (udara kering). Sebaliknya apabila
kerapatan fluks radiasi matahari rendah, maka suhu udara nisbi rendah dan kelembaban
nisbi udara cenderung tinggi (udara lembab).
Kelembaban nisbi pada suatu tempat dipengaruhi oleh kerapatan vegetasi atau
penggunaan lahan. Pada waktu curah hujan tinggi di wilayah yang vegetasinya lebat
menyebabkan suhu udara rendah dan kelembaban nisbi udara tinggi. Sebaliknya pada
keadaan yang sama tetapi vegetasinya renggang menyebabkan suhu udara lebih tinggi
(hangat), dan kelembaban nisbi udara lebih rendah. Pengaruh keberadaan tumbuhan
terhadap suhu dan kelembaban nisbi udara telah diteliti oleh (Sudrajat, 1996) dibawah
tegakan (hutan ) jati, RPH Kali Pucang, BKPH Pengandaran, KPH Ciamis, bahwa
pembersihan tumbuhan bawahan menyababkan suhu minimum Meningkat dari 25,30
C menjadi 26,2 0 C. suhu udara maksimum naik dari 28,1 menjadi 300 C, kelembaban
-
41
nisbi udara maksimum menurun dari 99 menjadi 98 %, dan kelembaban minimum
menurun dari 86 menjadi 75 %.
Berdasarkan hasil pengamatan di lahan sawah, tegalan dan kebun campur di peroleh
nilai maksimum dan minimum pada masing-masing lahan yaitu:
1. Tegalan
Kelembaban Nisbi Maksimum yaitu Sebesar 96% dan kelembaban maksimum
sebesar 34 %. Pada hari yang beerbeda.
2. Sawah
Kelembaban Nisbi Maksimum yaitu sekitar 96% dan kelembaban maksimum
sebesar 47 %. Pada hari yang beerbeda.
3. Kebun Campur
Kelembaban Nisbi Maksimum yaitu Sebesar 99% dan kelembaban maksimum
sebesar 47 %. Pada hari yang beerbeda.
Suhu dan kelembaban nisbi udara juga dipengaruhi oleh kandungan air tanah.
pada musim hujan di wilayah lahan kering bervegetasi rapat kadar air tanah tinggi
menyebabkan suhu udara rendah dan kelembaban nisbi udara tinggi dan bahkan dapat
mencapai 100% ( Susilo, 1999).
-
42
BAB III
HASIL FIELDTRIP
3.1 Alat dan fungsinya
Alat berserta fungsinya yang digunakan dalam pengamatan kelembaban di
stasiun BMKG karangploso yaitu
1. Psikrometer
Gambar 13 (Psikrometer sangkar)
Fungsi : Mengukur kelembaban nisbi udara
Cara kerja :
Psikrometer terdiri dari dua thermometer yang dipasang berdampingan, kalor
atau suhu sekitar thermometer diserap oleh reservoir pada thermometer bola
kering (TBK) yang akan memisahkan air raksa yang menunjukkan skala
tertentu. Sedangkan thermometer bola basah (TBB) menunjukan kalor yang
diserap reservoir digunakan untuk menguapkan zat cair yang ada di kain kasa
yang dibasahi oleh air. Sehingga dalam penggunaanya akan didapat bahwa
TBK > TBB.
-
43
Komponen psikrometer :
a. thermometer bola basah
b. thermometer bola kering
c. kain basah yang di basahi
d. bejana tempat air
gambar 14 (psikometer)
-
44
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan Thermometer bola basah dan kering
Tabel 4. Hasil pengamatan Suhu bola basah dan kering
4.1.1 Hasil Pengamatan Sabtu, 18 April 2015
SUHU Pagi Siang Sore
a. Suhu bola basah 25 28 26
b. Suhu bola kering 21 24 24
4.2.2 Hasil Pengamatan Minggu, 19 April 2015
SUHU Pagi Siang Sore
c. Suhu bola basah 22C 25C 24C
d. Suhu bola kering 25C 26C 30C
4.3.3 Hasil Pengamatan Senin, 20 April 2015
SUHU Pagi Siang Sore
e. Suhu bola basah 25C 26C 27C
f. Suhu bola kering 22C 25C 24C
4.4.4 Hasil Pengamatan Selasa, 21 April 2015
SUHU Pagi Siang Sore
g. Suhu bola basah 22C 25C 24C
h. Suhu bola kering 22C 28C 26C
4.5.5 Hasil Pengamatan Rabu, 22 April 2015
SUHU Pagi Siang Sore
i. Suhu bola basah 22 C 24 C 23 C
j. Suhu bola kering 25 C 27 C 24 C
-
45
4.6.6 Hasil pengamatan Kamis, 23 april 2015
SUHU Pagi Siang Sore
k. Suhu bola basah 22 C 25C 24 C
l.Suhu bola kering 25 C 29 C 27 C
Tabel 5. Hasil pengamatan Hygrograf
Hasil pengamatan untuk hari sabtu, 18 april 2015
Pagi 69%
Siang 61%
Sore 82%
Hasil pengamatan untuk hari Minggu, 19 april 2015
Pagi 70%
Siang 69%
Sore 75%
Hasil pengamatan untuk hari Senin, 20 april 2015
Pagi 75%
Siang 64%
Sore 69%
Hasil pengamatan untuk hari Selasa, 21 april 2015
Pagi 68%
Siang 71%
Sore 58%
Hasil pengamatan untuk hari Rabu, april 2015
Pagi 76%
Siang 82%
Sore 72%
-
46
Hasil pengatamatan untuk hari kamis,23 April 2015
Pagi 80%
Siang 71%
Sore 75%
Sumber: Dokumentasi Primer
Gambar 14 Higrometer
-
47
4.2 Pembahasan
Kelembaban nisbi merupakan perbandingan jumlah uap air yang ada di
udara dengan nilai jenuh udara pada suhu dan tekanan tertentu,Satuanya adalah
presentase. Kelembaban nisbi suatu lapisan udara dapat diukur dengan
menggunakan suatu alat yang disebut psikhometer atau higrometer. Kelembaban
nisbi sangat erat kaitanya dengan suhu udara, karena suhu udara menentukan
kemampuan udara memegang uap air. Kelembaban nisbi sangat dipengaruhi oleh
kepadatan fluks radiasi matahari yang sampai dipermukaan bumi. Apabila fluks
radiasi matahari sampai ke permukaan bumi, maka suhu udara tinggi dan
kelembaban udara cenderung rendah (udara kering). Sebaliknya apabila kerapatan
fluks radiasi matahari rendah, maka suhu nisbi rendah dan kelembaban nisbi
cenderung tinggi ( udara lembab ). Kelembaban nisbi pada suatu tempat juga
dipengaruhi oleh kerepatan vegetasi atau pengunaan lahan. Pada curah hujan tinggi
di wilayah yang vegetasinya lebat menyebabkan suhu udara rendah dan
kelembaban nisbi udara tinggi. Sebaliknya pada keadaan yang sama tetapi
vegetasinya renggang menyebabkan suhu udara lebih hangat , dan kelembaban
nisbi udara lebih rendah. Berdasarkan pengamatan mengenai kelembaban nisbi
selama satu minggu dimulai hari sabtu tanggal 19 april 23 april 2015 didapatkan
hasil dari suhu rata rata 24,43 C dengan kelembaban rata-rata dalam satu minggu
70,6 % yang memiliki arti bahwa kelembaban nisbi dalam satu minggu terbilang
cukup tinggi dalam satu minggu mengingat suhu udara berada pada level sejuk
ditambah lagi dengan ketinggian tempat yang berada pada dataran tinggi dan
lumayan banyaknya vegetasi disekitar wilayah pengamatan ditambah lagi
terkadang turun curah hujan yang cukup lebat menjadikan kelembaban udara
menjadi tinggi. Semakin rendah suhu udara semakin tinggi kelembaban nisbi udara
.
-
48
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai kelembaban nisbi udara, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Kelembaban nisbi merupakan perbandingan jumlah uap air yang ada di udara
dengan nilai jenuh udara pada suhu dan tekanan tertentu,Satuanya adalah
presentase.
2. Kelembaban nisbi suatu lapisan udara dapat diukur dengan menggunakan
suatu alat yang disebut psikhometer atau hygrometer.
3. Kelembaban nisbi suatu wilayah dipengaruhi oleh dengan suhu udara,
ketinggian tempat, banyak tidaknya vegetasi
4. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan didapatkan suhu harian rata-
rata dalam satu minggu yaitu 24,43C dengan kelembaban rata-rata 70,6%
yang menandakan kelembaban pada laboratorium cukup tinggi dimana
tingginya kelembaban tersebut juga dipengaruhi oleh ketinggian tempat,
banyaknya vegetasi di sekitar wilayah dan turunnya curah hujan yang cukup
tinggi.
5.2 Saran
Pada saat pengamatan harus tepat waktu karena jika tidak maka hasil nya
tidak akan valid. Untuk assiten agar lebih teliti dalam mengevaluasi praktikannya.
-
49
DAFTAR PUSTAKA
Sudrajat, 1996. Klimatologi umum. ITB press. Bandung
Susilo, 1999. Dasar dasar klimatologi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Waryono, 1987. Climate of Indonesia. Asia press Indonesia. Bogor
-
50
LAMPIRAN
1. Perhitungan kelembaban nisbi
Sabtu, 18 Oktober 2014
Minggu, 19 Oktober 2014
Suhu rata-rata thermometer bola kering = +++
= +++5
=
24 C
Suhu rata-rata thermometer bola basah = +++
= +++2
= 25,25 C
Suhu rata-rata harian bola kering-basah
= +
=+,
= 24,62 C
Kelembapan rata-rata = ++
=
%+%+%
= 70,6 %
Suhu rata-rata thermometer bola kering = +++
= +++22
= 25,75 C
-
51
Senin, 20 Oktober 2014
Suhu rata-rata thermometer bola basah = +++
= +++
= 24 C
Suhu rata-rata harian bola kering-basah
= +
=.+
= 24,87 C
Kelembapan rata-rata = ++
=
%+%+%
= 66%
Suhu rata-rata thermometer bola kering = +++
= +++22
= 22,75 C
Suhu rata-rata thermometer bola basah = +++
= +++2
= 25 C
Suhu rata-rata harian bola kering-basah= +
=.+
= 23,87 C
Kelembapan rata-rata = ++
=
%+%+%
= 69%
-
52
Selasa, 21 Oktober 2014
Rabu, 22 Oktober 2014
Suhu rata-rata thermometer bola kering = +++
= +++25
= 25,25 C
Suhu rata-rata thermometer bola basah = +++
= +++23
= 23,25C
Kelembapan rata-rata = ++
=
%+%+
= 66%
Suhu rata-rata harian bola kering-basah
= +
=,+,
= 24,25 C
Suhu rata-rata thermometer bola kering = +++
= +++25
= 25,25 C
-
53
Kamis, 23 april 2015
Suhu rata-rata thermometer bola basah = +++
= +++22
= 22,75C
Kelembapan rata-rata = ++
=
%+%+%
= 77%
Suhu rata-rata harian bola kering-basah
= +
=,+,
= 24 C
Suhu rata-rata thermometer bola kering = +++
= +++25
= 27 C
Suhu rata-rata thermometer bola basah = +++
= +++22
= 23,25C
Kelembapan rata-rata = ++
=
%+%+%
= 75%
Suhu rata-rata harian bola kering-basah
= +
=+,
= 25 C
-
54
2. Gambar pengamatan kelembaban nisbi
Pagi hari jam 07.30 Pagi hari jam 07.30
Siang hari jam 12.30 Siang hari jam 12.30
Sore hari jam 17.30 Sore hari jam 17.30
Gambar 15 pengamatan kelembaban nisbi udara
Sumber: Dokumentasi Primer
-
55
MATERI IV
ANGIN
-
56
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angin merupakan salah satu unsur cuaca yang dapat berpengaruh terhadap
lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara luas angin akan
mempengaruhi unsur cuaca yang lain seperti suhu, kelembaban udara maupun
pergerakan awan. Arah datangnya angin akan berpengaruh terhadap kandungan
uap air yang dibawanya. Ketika angin banyak mengandung air maka akan
terbentuk awan. Hal ini terjadi pada saat awal musim hujan. Selain itu, angin yang
banyak mengandung uap air akan meningkatkan kelembaban udara dan dapat pula
menurunkan suhu udara.
Angin dalam budidaya pertanian dapat berpengaruh langsung seperti
merobohkan tanaman.Namun pengaruh angin secara tidak langsung sangat
komplek baik yang menguntungkan maupun merugikan bagi tanaman. Dengan
adanya angin maka akan membantu dalam penyerbukan tanaman dan pembanihan
alamiah. Namun kelemahannya juga akan terjadi penyerbukan silang dan
penyebaran benih gulma yang tidak dikehendaki. Selain itu angin merupakan salah
satu penyebar hama dan patogen yang dapat mempertinggi serangan hama dan
penyakit yang akan sangat merugikan. Oleh karena pengamatan tentang kecepatan
angin sangat penting bagi bidang pertanian khusunya dalam meningkatkan hasil
pertanian, maka dilakukanlah pengamatan kecepatan angin.
-
57
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas mengenai angin maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut
1. Untuk menentukan arah angin secara manual menggunakan kapas lalu
diterbangkan
2. Untuk mengetahui kecepatan angin disuatu daerah dengan menggunakan
anemometer
3. untuk mengetahui perhitungan kecepatan angin
-
58
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam klimatologi angin diamati dalam kecepatan dan arahnya. Kecepatan
angin adalah jarak tempuh massa udara yang bergerak tersebut dalam waktu
tertentu; jadi satuannya adalah jarak per waktu seperti m per detik, km per
jam.sedang arah angin merupakan arah datangnya angin.(Lakitan, 1994). Angin
mempunyai arah dan kecepatan. Perubahan arah dan kecepatan angin merupakan
efek dari perubahan tekanan. Perubahan tekanan per satuan jarak biasanya
dinyatakan dalam satuan milibar/km disebut gradien tekanan.(Trewartha, 1995)
Arah angin sebenarnya di ubah oleh :
Rotasi bumi (perputaran bumi pada sumbunya)
Gaya sentrifugal (gaya yang mengarah ke pusat bumi)
Kekuatan gesekkan dengan permukaan bumi.
Macam-macam angin:
a. Angin lokal
Angin lokal adalah angin setempat yang biasanya perubahan arahnya kekal
setiap hari seperti :
1. Angin laut dan angin darat
2. angin lembab dan angin gunung
b. Angin passat
Passat artinya penyebaran. Angin passat adalah angin yang bergerak terus-
menerus dari pusat tekanan tinggi subtropis ke daerah tekana rendah tropis.
Akibat rotasi bumi, maka arah angin passat ini bukan tegak lurus dengan garis
khatulistiwa, tetapi mengalami pembelokan sedikit. Di utara khatulistiwa, angin
passat ini berubah arah menjadi angin Passat Timur Laut (PSL), dan di selatan
khatulistiwa menjadi angin Passat Tenggara (PT).
-
59
c. Angin dingin dan angin panas
1. Angin dingin
Angin dingin adalah angin yang berasal dari aliran udara dari daerah dingin
(kutub) ke daerah iklim sedang atau angin dari daerah gunung ke lembah.
2. Angin panas
Angin panas ada dua macam : angin panas yang berasal dari daerah panas
dan anngin panas yang terjadi akibat pemanasan udara secara dinamis yang
dikenal juga dengan angin Foehn. Tipe-tipe angin panas (Foehn) : terdapat
diberbagai daerah dikenal dengan berbagai nama antara lain : Angin
kumbang (Jabar), Angin Bahorok (Sumut), Angin Gending (Jatim), Angin
Barubu (Sumsel),Angin Zonda (Argentina), dan Angin Chinok (Amerika
Barat).
d. Angin musim (Monsoon)
Angin musim (Monsoon) merupakan angin yang mengalami perubahan
arah menurut perubahan musim dan tergantung letak matahari. Angi ini
timbul akibat perbedaan pemanasan antara daratan dan lautan dalam skala
besar. Angin di Indonesia dikenal dengan Angin Barat pada musim hujan dan
Angin Timur pada musim kemarau. Banyak musim hujan umumnya terjadi
pada bulan-bulan September hingga Febuari yaitu matahri berada diselatan
khatulistiwa atau diatas benua Australia. Sedangkan musim kemarau terjadi
pada bulan-bulan Maret hingga Agustus dan matahari berada di Utara
khatulistiwa atau di atas benua Asia. (Oldeman, 1978)
-
60
BAB III
HASIL FIELDTRIP
3.1 Alat dan fungsi
Gambar 16 (Anemometer)
Fungsi : sebuah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan dan arah angin
(darimana angin bertiup).
Cara Kerja : Anemometer bergerak apabila ada aliran angin yang menyebabkan
cup counter berputar. Dengan menggunakan wind vane kita dapat mengetahui
darimana angin berhembus (arah angin). Anemometer yang terdapat di stasiun
klimatologi Karangploso dipasang pada ketinggian yang berbeda-beda. Ada
yang dipasang pada ketinggian 0,5 meter dan dipasang didekat pan evaporasi
untuk mengetahui pengaruh angin dalam proses evaporasi. Ada yang dipasang
pada ketinggian 2 m. Dan ada yang di pasang pada ketinggian 10 m.
-
61
Komponen Anemometer.
Gambar 17 Cup Counter
- Berbentuk seperti mangkok yang berputar apabila terkena hembusan angin.
- Cup counter berfungsi untuk mengukur kecepatan angin.
Gambar 18 Wind Vane
- Wind vane berfungsi untuk mengetahui darimana angin berhembus
(menentukan arah angin).
-
62
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 6. Hasil pengamatan angin
Hasil pengamatan untuk hari Sabtu, 18 april 2015
Arah Angin
Kecepatan Angin
- Pagi = utara ke selatan 511,03
- Siang = utara keselatan 514,23
- Sore = selatan ke utara 522,77
Hasil pengamatan untuk hari Minggu, 19 april 2015
Arah Angin
Kecepatan Angin
- Pagi = utara ke selatan 531,50
- Siang = utara keselatan 534,49
- Sore = selatan ke utara 541,82
Hasil pengamatan untuk hari Senin, 20 april 2015
Arah Angin
Kecepatan Angin
- Pagi = utara ke selatan 559,55
- Siang = utara ke selatan 577,97
- Sore = selatan ke utara 587,98
-
63
Hasil pengamatan untuk hari Selasa, 21 april 2015
Arah Angin
Kecepatan Angin
- Pagi = timur 547,88
- Siang = timur ke barat 552,09
- Sore = timur ke barat 555,61
Hasil pengamatan untuk hari Rabu, 22 april 2015
Arah Angin
Kecepatan Angin
- Pagi = utara ke selatan 651,23
- Siang = utara ke selatan 642,34
- Sore = selatan ke utara 598,65
Hasil pengamatan untuk hari kamis, 23 april 2015
Arah Angin
Kecepatan Angin
- Pagi = utara ke selatan 598,74
- Siang = utara ke selatan 614,41
- Sore = selatan ke utara 642,48
Sumber: Dokumentasi Primer
-
64
4.2 Pembahasan
Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah
yang bertekanan rendah yang mempunyai besaran dan arah. Besaran yang
dimaksud adalah kecepatannya sedang arahnya adalah darimana datangnya angin.
Arah angin diukur dalam satuan derajat yaitu utara 360, selatan180, timur 90,
barat 270, dan seterusnya. Beberapa contoh angin yang diberi nama sesuai dengan
arah datangnya angin yaitu angin darat adalah angin yang datang dari arah darat,
angin laut adalah angin yang datang dari laut. Angin bergerak dari tekanan tinggi
menuju tekanan rendah.
Pada permukaan bumi terdapat atmosfer yang diakibatkan perbedaan dalam
menerima energi matahari, maka dalam skala luas/global angin membentuk
sirkulasi tertentu. Oleh karena itu maka angin memiliki laju dan arah. Di samping
angin yang bergerak dalam skala luas terdapat angin yang terjadi di lokasi tertentu
atau disebut angin lokal. Contoh dari angin lokal adalah angin laut dan angin darat.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama satu minggu dimulai
tanggal 18 april 2015 23 april 2015 di dapat rata-rata kecepatan angin 1,2918
km/jam. Tinggi rendahnya kecepatan angin itu dipengaruhi oleh tekanan dalam hal
ini dipengaruhi oleh oleh ketinggian tempat, keadaan topografi suatu wilayah yang
mempengaruhi koefisien gesekan dan posisi lintang terutama kondisi geografis
apakah berada di posisi belahan bumi utara atau selatan (berperan dalam penentuan
gaya atau effect coriolis). letak atau posisi geografis pengamatan berada pada
dataran tinggi dan mempunyai keadaan topografi yang berbukit-bukit, hal ini
menyebabkan kecepatan angin cukup tinggi karena semakin tinggi kedudukan
suatu tempat, maka kecepatan angin semakin cepat. Sebaliknya semakin rendah
kedudukan suatu tempat maka kecepatan anginya semakin lambat
-
65
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai kecepatan angin , maka dapat di ambil
kesimpulan sebagai berikut.
1. Angin adalah udara yang bergerak akibat rotasi bumi dan perbedaan tekanan
udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke
bertekanan udara rendah.
2. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin yaitu anemometer
3. Tinggi rendahnya kecepatan angin itu dipengaruhi oleh tekanan dalam hal ini
dipengaruhi oleh oleh ketinggian tempat, keadaan topografi suatu wilayah
yang mempengaruhi koefisien gesekan dan posisi lintang terutama kondisi
geografis apakah berada di posisi belahan bumi utara atau selatan (berperan
dalam penentuan gaya atau effect coriolis).
4. alat yang digunakan untuk mengetahui kecepatan angin yaitu anemometer
ketinggian 2 meter, dan arah angin menggunakan kapas diterbangkan.
4.2 Saran
Saran dari praktikum yang telah dilaksanakan hendaknya data yang di
ambil dalam pengukuran haruslah secara sempurna. Selain itu sebelum melakukan
praktikum para praktikan sebaiknya sudah menguasai bahan-bahan materi yang
akan dipraktikumkan sehingga memudahkan untuk pemahamannya. Bimbingan
dari asisten juga sangat diperlukan.
-
66
DAFTAR PUSTAKA
Lakitan, B . 1994. Dasar dasar Klimatologi. PT. Gramedia Persada. Jakarta
Trewartha,1995. Pengantar Iklim. UGM Press. Yogyakarta
Oldeman, 1978. Wind . Asian Pacific. Jakarta
-
67
LAMPIRAN
1. Perhitungan kecepatan angin
Perhitungan untuk hari Sabtu, 18 april 2015
Perhitungan untuk hari Minggu, 19 april 2015
Perhitungan untuk hari Senin, 20 april 2015
Perhitungan untuk hari Selasa, 21 april 2015
Kecepatan angin=
= , / ,/
= 1,2354 km/jam
Kecepatan angin=
= ,/, /
= 1,9233 km/jam
Kecepatan angin=
= ,/,/
= 1,3487 km/jam
Kecepatan angin=
= , /,/
= 1,7933 km/jam
-
68
Perhitungan untuk hari Rabu, 22 april 2015
Perhitungan untuk hari Kamis, 23 april 2015
Kecepatan angin=
= ,/,/
= 1,0762 km/jam
Kecepatan angin=
= , /, /
= 0,3775 km/jam
-
69
2. Gambar pengamatan angin
Pagi hari jam 07.30 Siang hari 12.30
Gambar 19 pengamatan kecepatan angin (Anemometer)
Sumber: Dokumentasi Primer
-
70
METERI V
CURAH HUJAN
-
71
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hujan adalah peristiwa jatuhnya cairan (air) dari atmosfer ke permukaan
bumi. Di indonesia terdapat dua musim, yaitu musim kemarau dan musim
hujan.Hujan sangat berpengaruh pada pertanian di Indonesia. Hujan terbentuk
apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan, Tidak semua air hujan
sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara
kering.Hujan jenis ini disebut sebagai virga. Hujan memainkan peranan penting
dalam siklus hidrologi dari laut menguap, berubah menjadi awan, terkumpul
menjadi awan mendung, lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut
melalui sungai dan anak sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula.
Data curah hujan rata-rata untuk suatu daerah merupakan informasi yang
sangat berguna salah satunya bagi bidang pertanian misalnya untuk pengaturan air
irigasi, mengetahui neraca air lahan, mengetahui besarnya aliran permukaan (run
off). Perhitungan curah hujan sangat diperlukan untuk mengetahui kisaran
kandungan air tanah, karena semakin tinggi curah hujan di suatu tempat maka
kandungan air tanah di daerah tersebutpun semakin tinggi. Oleh karena informasi
mengenai data curah hujan sangat diperlukan dalam bidang pertanian, maka dari
itu dilakukanlah pengataman curah hujan dalam jangka waktu satu minggu.
-
72
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang mengenai curah hujan, maka dapat diambil
tujuan sebagai berikut.
1. untuk mengetahui curah hujan rata-rata dalam satu minggu
2. untuk mengetahui cara menghitung curah hujan rata-rata
3. mengetahui pentingnya data mengenai curah hujan bagi bidang pertanian
-
73
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
Presipitasi (Hujan) merupakan salah satu komponen hidrologi yang paling
penting. Hujan adalah peristiwa jatuhnya (air) dari atmosfer ke permukaan bumi. Hujan
merupakan salah satu komponen input dalam suatu proses dan menjadi faktor
pengontrol yang mudah diamati dalam siklus hidrologi pada suatu kawasan (DAS).
Peran hujan sangat menentukan proses yang akan terjadi dalam suatu kawasan dalam
kerangka satu sistem hidrologi dan mempengaruhi proses yang terjadi di dalamnya
(bayong, 2004). Data curah hujan (CH) rata-rata untuk suatu daerah tangkapan air atau
daerah aliran sungai (DAS) merupakan informasi yang diperlukan oleh pakar hidrolgi,
dalam bidang pertanian data CH sangat berguna, misalnya untuk pengaturan air irigasi
, mengetahui neraca air lahan, mengetahui besarnya aliran permukaan (run off).
Besarnya CH di suatu wilayah/daerah diperlukan penakar CH dalam jumlah yang
cukup untuk dapat mewakili, semakin banyak penakar dipasang di lapangan
diharapkan dapat diketahui besarnya rata -rata CH yang menunjukkan besarnya CH
yang terjadi di daerah tersebut. Menurut (Suroso, 2006) Ketelitian hasil pengukuran
CH tegantung pada variabilitas spasial CH, maksudnya bila kita mengukur CH di suatu
daerah yang variasi curah hujannya besar diperlukan penakar CH lebih banyak juga
agar ketelitiannya lebih akurat, sehingga penakar hujan yang dipasang juga lebih
banyak, tetapi memerlukan biaya mahal dan juga memerlukan banyak waktu dan
tenaga dalam pencatatannya di lapangan.
-
74
Penakar hujan merupakan peralatan meteorology yang dipergunakan untuk
mengukur curah hujan yang terdiri atas dua macam penakar curah hujan yaitu penakar
hujan recording dan non recording. Berikut ini adalah alat-alat penakar curah hujan
yang biasanya digunakan oleh BKMG:
1. Alat Ukur curah hujan OBS (Manual)
2. Alat ukur curah hujan netta (Manual)\
3. Alat ukur curah hujan Hellman (Otomatis)
4. Alat ukur curah hujan dengan sistem download data
Sifat hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama
satu bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat. Sifat
hujan dibagi menjadi 3 kriteria, yaitu:
1. Atas normal (A)
Jika nilai perbandingan terhadap rata-rata lebih besar dari 115%.
2. Normal (N)
Jika nilai perbandingan terhadap rata-rata antara 85%-115%.
3. Bawah normal (BN)
Jika nilai perbandingan terhadap rata-rata kurang dari 85%.
Normal curah hujan
1. Rata-rata Curah Hujan Bulanan
Rata-rata Curah Hujan Bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan masing-
masing bulan dengan periode minimal 10 tahun.
2. Normal Curah Hujan Bulanan
Normal Curah Hujan Bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan masing-masing
bulan selama periode 30 tahun. (Wesli, 2008)
-
75
BAB III
HASIL FIELDTRIP
3.1 Alat dan fungsi
Alat yang digunakan stasiun klimatologi karangploso dalam mengukur
curah hujan yaitu ombrometer (manual), penakar hujan tipe hellman (otomatis).
1. Ombrometer
Gambar 20 ombrometer
Fungsi : sebuah alat yang berfungsi untuk pengukur curah hujan secara manual.
Cara Kerja : Menampung air hujan dan setelah hujan selesai air yang keluar
dari kran ditampung di gelas ukur atau gelas kimia agar mudah dalam
pengukurannya.
-
76
Komponen Ombrometer
Gamabar 21 Corong dan kran ombrometer
- Corong digunakan sebagai tempat masuknya air hujan, dan kran digunakan
sebagai pengatur keluarnya air dari ombrometer
2. Penakar hujan tipe hellman
Gambar 22 penakar hujan tipe hellman
Fungsi : sebuah alat yang digunakan untuk pengukuran curah hujan secara
otomatis.
Cara Kerja : alat ini menampung air hujan dan mencatatnya dengan
mengunakan kertas pias secara otomatis.
-
77
Komponen Penakar Hujan Hellman
Gambar 23 Pias Penakar Hujan Hellman
- Digunakan untuk mencatat curah hujan secara otomatis dan mencatat waktu
hujan dari awal sampai hujan berhenti (jika musim hujan penggantian kertas
pias dilakukan setiap hari)
-
78
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
a. Hasil pengamatan hari Sabtu, 18 April 2015
Jam pengamatan Curah hujan
06.30 -
13.00 -
17.30 2800 mm
b. Hasil pengamatan hari Minggu, 19 April 2015
Jam pengamatan Curah hujan
06.30 -
12.30 -
17.30 3500 mm
c. Hasil pengamatan hari Senin, 20 April 2015
Jam pengamatan Curah hujan
06.30 -
12.30 -
17.30 3000 mm
d. Hasil pengamatan hari Selasa, 21 April 2015
Jam pengamatan Curah hujan
07.30 -
12.30 -
17.30 3600 mm
e. Hasil pengamatan hari Rabu, 23 April 2015
Jam pengamatan Curah hujan
07.30 -
12.30 -
17.30 -
-
79
f. Hasil pengamatan hari Kamis, 23 April 2015
Jam pengamatan Curah hujan
07.30 -
12.30 -
17.30 -
Sumber: Dokumentasi primer
-
80
3.2 Pembahasan
Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan.
Presipitasi sendiri dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau
aerosol (seperti embun dan kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang
terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan
bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis
ini disebut sebagai virga.
Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi. Lembaban
dari laut menguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung,
lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan
anak sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan mengenai curah hujan dalam
kurun waktu satu minggu dimana dimulai tanggal 18 April 2015 23 April
2015. Hujan hanya turun pada tanggal, 18 april, 19, april, 20 april, 21 april
saja sedangkan sisa hari berikutnya tidak turun hujan. Curah hujan pada
tanggal 18 april sebesar 2800 ml , tanggal 19 april sebesar 3500 ml, tanggal
20 april sebesar 3000 ml dan tanggal 21 april sebesar 3600 ml. faktor turunya
curah hujan juga dipengaruhi oleh adanya evaporasi air menjadi uap air,
semakin tinggi intensitas dari evaporasi memungkinkan terjadinya hujan.
Sedangkan faktor yang mempengaruhi intensistas curah hujan yaitu
ketinggian tempat, semakin rendah ketinggian tempat potensi curah hujan
yang akan diterima semakin banyak, karena pada umumnya semakin rendah
suatu daerah suhunya semakin tinggi. Untuk wilayah pengamatan sendiri
berada pada dataran tinggi sehingga intensistas hujannya tidak terlalu tinggi
dibandingkan dengan wilayah pada dataran rendah. Hubungan dengan deretan
pegunungan, wilayah sekitar pegunungan sering dilanda hujan. Hal itu
disebabkan uap air yang dibawa angin menabrak deretan pegunungan,
sehingga uap air tersebut dibawah keatas sampai ketinggian tertentu
-
81
mengalami kondensasi. Ketika uap air pada titik jenuh di akan jatuh pada
lereng pegunungan. Angin juga mempengaruhi datangnya hujan, angin yang
melewati sumber penguapan akan membawa uap air yang berpotensi
menurunkan hujan. Untuk hasil dari curah hujan sendiri dalam kurun waktu 3
hari yang turun hujan termasuk curah hujan lebat.
Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam
waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain
gauge. Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Curah hujan
yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
adalah bentuk medan/topografi, arah lereng medan, arah angin yang sejajar
dengan garis pantai dan jarak perjalanan angina diatas medan datar. Hujan
merupakan peristiwa sampainya air dalam bentuk cair maupun padat yang
dicurahkan dari atmosfer ke permukaan bumi.
Sifat hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan yang
terjadi selama satu bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut
di suatu tempat. Sifat hujan dibagi menjadi 3 kriteria, yaitu:
1. Atas normal (A)
Jika nilai perbandingan terhadap rata-rata lebih besar dari 115%.
2. Normal (N)
Jika nilai perbandingan terhadap rata-rata antara 85%-115%.
3. Bawah normal (BN)
Jika nilai perbandingan terhadap rata-rata kurang dari 85%
(Anonim,2011).
-
82
Normal curah hujan
1. Rata-rata Curah Hujan Bulanan
Rata-rata Curah Hujan Bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan
masing-masing bulan dengan periode minimal 10 tahun.
2. Normal Curah Hujan Bulanan
Normal Curah Hujan Bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan
masing-masing bulan selama periode 30 tahun.
-
83
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai curah hujan maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut
1. Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam
waktu tertentu
2. besarnya curah hujan yang dihasilkan setiap harinya tidak dapat dipastikan,
kadang naik dan bisa juga turun. Ini semua tergantung pada evaporasi yang
terjadi,kelembaban suatu daerah, tiupan angin,letak daerah tersebut dan
faktor-faktor lainnya.
3. Semakin banyak panas yang diterima maka semakin tinggi evaporasi yang
dihasilakan dan begitu juga sebaliknya. Ini semua dipengaruhi oleh
besar kecilnya pengaruh penyinaran matahari yang diterima,sehingga ikut
mempengaruhi jumlah penguapan yang dihasilkan.
4. Berarti hubungan antara curah hujan dan evaporasi berbanding berbanding
terbalik dimana jika evaporasinya besar mak curah hujannya kecil begitu
juga sebaliknya sehingga terbukti bahwa dalam waktu satu minggu terjadi
defisit air, yaitu nilai evaporasinya lebih tinggi dibanding curah hujan.
5. Faktor yang mempengaruhi curah hujan diantaranya ketinggian tempat,
semakin rendah suatu wilayah potensi curah hujan yang diterima akan lebih
banyak, karena pada umumnya suhu pada dataran rendah lebih tinggi.
Hubungan dengan pegunungan, apabila suatu tempat berada pada lereng
gunung potensi hujan akan semakin sering terjadi. Arah angin berpotensi
membawa uap air yang berpotensi untuk menurunkan hujan.
-
84
6. Berdasarkan pengamatan curah hujan didapatkan intensitas curah hujan
rata 3200 mm selama tiga hari dengan 3 hari sisanya tidak turun hujan.
Hujan yang terjadi selama 3 hari tesebut tergolong hujan lebat.
5.2 Saran
Adapun ada beberapa hal yang perlu untuk kita perhatikan dalam
pengukuran curah hujan harian khususnya yaitu mengetahui cara penggunaan alat
yang kita gunakan. Selain itu juga, waktu yang kita jadwalkan dalam pengukuran
curah hujan haruslah sesuai dan tepat waktu pada saat pengukuran curah hujan.
Dan yang tidak kalah penting adalah pemasangan ataupun penempatan alat
pengukur curah hujan haruslah sesuai pada tempat yang tepat yaitu tempat yang
terbuka atau terbebas dari naungan.
-
85
DAFTAR PUSTAKA
Bayong, 2004. Klimatologi . Bandung. ITB
Suroso. 2006. Analisis Curah Hujan untuk Membuat Kurva Intensity-Duration
Frequency (IDF) di Kawasan Rawan Banjir Kabuaten Banyumas. Jurnal
Teknik Sipil, Vol. 3, No.1. Purwakarta : Universitas Jendral Sudirman
Wesli. Drainase Perkotaan. 2008. Yogyakarta: Graha Ilmu
-
86
Lampiran
1. Gambar pengamatan
Gambar pengamatan 24 (Ombrometer)
Sumber: Dokumentasi primer
-
87
MATERI VI
AWAN
-
88
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Awan adalah sekumpulan tetesan air/kristales di dalam atmosfer yang terjadi
karena pengembunan/pemadatan uap air yang terdapat dalam udara setelah
melampaui keadaan jenuh..Awan terlihat seperti asap berwarna putih atau kelabu
di langit. Awan berwarna disebabkan sinar matahari adalah kombinasi dari
berbagai sinar dengan panjang gelombang (warna) yang berbeda-beda.
Butiran air dan es dalam awan membaur secara merata ke berbagai arah
seluruh komponen sinar matahari. Pembauran sinar dengan panjang gelombang
yang berbeda secara merata itu menghasilkan warna putih. Efek yang diberikan
awan terhadap radiasi matahari yang diterima permukaan Bumi sebenarnya
kompleks. Tidak sesederhana bahwa ada awan maka suhu udara akan turun.
Secara umum, system perawanan memang berperan untuk menyaring,
mengurangi, bahkan mengeliminasi radiasi matahari sama sekali. Tapi, jika
matahari tampak mengintip dari awan, misalnya, pencaran radiasi matahari dari
awan itu justru akan membuat radiasi matahari meningkat disbanding tidak ada
awan sama sekali. Awan bersifat mengabsorbsi dan merefleksikan radiasi dari
bumi dapat memanaskan atau mendingankan suhu udara. Bentuk awan juga
dengan karakteristiknya juga mencerminkan potensi hujan disuatu permukaan
bumi. Awan memiliki pengaruh dalam bidang pertanian khususnya pada intensitas
Cahaya pada tanaman, apabila Langit tertutup oleh rapat maka intensistas
penyinaran cahaya akan terganggu dan awan dengan ciri-ciri tertentu dapat
menandakan bahwa akan turun hujan. Oleh karena itu untuk mengerti tentang
kerapatan awan pada setiap kuadran dan jenis-jenis awan, maka dilakukanlah
pengamatan awan selama satu minggu.
-
89
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diambil tujuan sebagai
berikut.
1. Mempelajari tentang pengertian dan jenis awan
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kawan.
3. Untuk memberikan pengertian tentang kemungkinan terjadinya hujan dengan
melihat kondisi cuaca beberapa waktu sebelumnya.
4. Menghitung penutupan awan dengan menggunakan metode sistem kuadran
-
90
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Awan adalah gumpalan uap air dan kristal es yang terapung di atmosfir yang
sangat kecil atau campuran keduanya dengan konsentrasi berorde 100 per centimeter
kubik dan mempunyai radius sekitar 10 mikrometer. Ia kelihatan seperti asap berwarna
putih atau kelabu di langit. Masalah awan biasanya dipelajari pada nephologi atau
fisika awan yang merupakan cabang dari meteorology (Hadi, 1992)
Klasifikasi Awan (Foth,1998)
1. Berdasarkan morfologi (bentuk)
Awan cumulus : awan ini bergumpal-gumpal (bundar-bundar dengan dasar
horizontal)
Awan ciratus : awan ini tersebar luas dan tipis sehingga menutupi langit
secara merata
Awan cirrus : awan ini berdiri sendiri, yang halus dan berserat berbentuk
seperti bulu burung
2. Berdasarkan ketinggian
1. Golongan awan tinggi = 6000 m keatas
Awan cirrus (9km) : awan halus, struktur berserat seperti bulu burung,
tersususn sebagai pita yang melengkung
Awan citrostratus (6-7km) : awan berbentuk seperti kelambu putih halus,
menutup seluruh angkasa berwarna pucat dan tampak seperti anyaman
tidak teratur
Awan cirrocumulus (7,5-9km) : awan berbentuk seperti gerombolan
domba, tidak menimbulkan bayangan dan hujan
-
91
2. Golongan awan sedang = 2000-6000 m
Awan altostratus (3-45km) : awan yang berbentuk seperti selendang
yang tebal pada bagian yang menghadap bulan/matahari nampak lebih
terang
Awan altocumulus (4,5-6km) : awan berbentuk seperti bola-bola yang
tebal, putih, pucat dan ada bagian yang berwarna kelabu karna mendapat
sinar
3. Golongan awan rendah = dibawah 2000 m
Awan sitrocumullus : awan yang berbentuk seperti gelombang yang
sering menutupi seluruh angkasa, menimbulkan persamaan dengan
gelombang dilautan, berwarna abu-abu dan terang
Awan nimbustratus : awan tebal dengan bentuk tertentu dipinggir
tampak compang-camping dan menutupi seluruh langit
Awan stratus : awan yang melebar seperti kabut tetapi tidak sampai
menyentuh permukaan bumi
3. Awan yang terjadi karena udara naik = 500-1500 m
Awan cumulus : awan bergumpal-gumpal, dasarnya rata
Awan cumulonimbus : awan bergumpal luas dan sebagian merupakan hujan
seiring dengan angin rebut
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Awan
Angin : angin yang tinggi, terjadi evaporasi yang besar sehingga mempercepat
terbentuknya awan
Tekanan udara : dengan adanya pergerakan tekanan udara yang ditimbulkan
maka akan mempengaruhi pergerakan awan
Kelembaban udara : semakin tinggi kelembaban udara, awan akan terlihat
semakin mendung (Hakim, 1986)
-
92
BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
Tabel 6. Hasil pengamatan awan
3.1.1 Hasil Pengamatan Sabtu, 18 April 2015
Penutupan Awan Pagi Siang Sore
Kuadran I 80% 80% 80%
Kuadran II 20% 80% 80%
Kuadran III 10% 80% 80%
Kuadran IV 40% 80% 80%
3.1.2 Hasil Pengamatan Minggu, 19 April 2015
Penutupan Awan Pagi Siang Sore
Kuadran I 75% 80% 80%
Kuadran II 70% 80% 80%
Kuadran III 80% 70% 80%
Kuadran IV 80% 70% 80%
3.1.3 Hasil Pengamatan Senin, 20 April 2015
Penutupan Awan Pagi Siang Sore
Kuadran I 80% 80% 80%
Kuadran II 20% 80% 80%
Kuadran III 10% 80% 80%
Kuadran IV 40% 80% 80%
-
93
3.1.4 Hasil Pengamatan Selasa, 21 April 2015
Penutupan Awan Pagi Siang Sore
Kuadran I 21% 80% 80%
Kuadran II 10% 80% 80%
Kuadran III 21% 80% 80%
Kuadran IV 21% 80% 80%
3.1.5 Hasil Pengamatan Rabu, 22 April 2015
Penutupan Awan Pagi Siang Sore
j. Kuadran I 60% 80% 80%
k. Kuadran II 30% 80% 80%
l. Kuadran III 10% 70% 60%
m. Kuadran IV 80% 50% 40%
3.1.6 Hasil Pengamatan Kamis, 23 April 2015
Penutupan Awan Pagi Siang Sore
n. Kuadran I 5% 40% 30%
o. Kuadran II 2% 45% 35%
p. Kuadran III 15% 50% 40%
q. Kuadran IV 20% 30% 45%
Sumber: Dokumentasi Primer
-
94
Gambar pengamatan awan
Hari sabtu, 18 april 2015
JAM 06.30
Jenis: cumulus Jenis: Cirostratus
Jenis: Cirostratus Jenis: Cirocumulus
JAM: 12.30
Jenis: cumulus Jenis: Cirostratus
Jenis: Cirostratus Jenis: Cirocumulus
-
95
JAM: 17.30
Jenis: Nimbostratus Jenis: Nimbostratus
Jenis:Nimbostratus Jenis: Nimbostratus
Hari Minggu, 19 April 2015
JAM 06.30
Jenis: cumulus Jenis: Cirostratus
Jenis: Cirostratus Jenis: Cirocumulus
-
96
JAM 12.30
Jam 17.30
Jenis: Nimbostratus Jenis: Nimbostratus
Jenis:Nimbostratus Jenis: Nimbostratus
Jenis: cumulus
Jenis: Cirostratus
Jenis: Cirostratus
Jenis: Cirocumulus
-
97
Hari Senin, 20 April 2015
JAM 06.30
Jenis: cirostratus Jenis: Cirostratus
Jenis: Cirostratus Jenis: Cirocumulus
JAM 12.30
Jenis: cirostratus Jenis: Cirostratus
Jenis: Cirostratus Jenis: Cirocumulus
-
98
JAM 17.30
Jenis: cirocumulus Jenis: Cirocumulus
Jenis: Cirostratus Jenis: Cirocumulus
Hari Selasa, 21 April 2015
JAM 06.30
Jenis: cirocumulus Jenis: Cirrus
Jenis: Cirrus Jenis:Cirrus
-
99
JAM 12.30
Jenis: cirocumulus Jenis: Cirrus
Jenis: Cirrus Jenis:Cirrus
JAM 17.30
Jenis: cirocumulus Jenis: Nimbostratus
Jenis: Nimostratus Jenis:Nimbostratus
-
100
Hari Rabu, 22 April 2015
JAM 06.30
Jenis: cirocumulus Jenis: Cirrus
Jenis: Cirrus Jenis:Cirrus stratus
JAM 12.30
Jenis: cumulus Jenis: Nimbostratus
Jenis: Nimbostratus Jenis: Nimbostratus
-
101
JAM 17.30
Jenis: Nimbostratus Jenis: Nimbostratus
Jenis:Nimbostratus Jenis: Nimbostratus
Hari Kamis, 23 April 2015
JAM 06.30
Jenis: Cirrusstratus Jenis: Cirrostratus
Jenis:Nimbostratus Jenis: Nimbostratus
-
102
JAM 12.30
Jenis: Cirrus Jenis: Cirrustratus
Jenis:Nimbostratus Jenis: Nimbostratus
JAM 17.30
Jenis: Cirrus Jenis: Cirrustratus
Jenis:Cirrocumulus Jenis: Cirrocumulus
Gambar 25 pengamatan awan selama 1 minggu
Sumber: Dokumentasi primer
-
103
3.2 Pembahasan
Awan merupakan sekumpulan tetesan air (Kristal es) di dalam udara
atmosfer yang terjadi karena pengembunan/pemadatan uap air yang terdapat dalam
udara setelah melampaui keadaan jenuh. Kondisi awan dapat berupa cair, gas, dan
padat karena dipengaruhi oleh suhu (kondensasi). Kondensasi terjadi karena
adanya proses penggabungan molekul-molekul air dalam jumlah yang cukup
banyak sehingga membentuk butiran yang lebih besar. Terdapat berjuta-juta
butiran awan di atmosfer dengan ukuran ukuran yang berbeda-beda. Masing-
masing mempunyai gerakan yang arah dan kecepatnya tidak sama, sehingga antara
butir yang satu dengan yang lain sangat membutuhkan. Satu butir hasil kondensasi
yang berukuran kecil (0,01 mm) mempunyai kecepatan jatuh 1 cm per detik.
Besarnya butiran awan dapat tumbuh menjadi 200 mikron atau lebih dan dapat
jatuh sebagai hujan.
Awan mempunyai bentuk dan ukuran bermacam-macam. Dari bentuk dan
ukuran yang bermacam-macam tadi, ada awan yang menyebabkan bayangan dan
hujan, ada juga yang tidak menyebabkan bayangan dan hujan. Dalam ilmu
pertanian, perlu untuk mengetahui dan faham akan jenis jenis awan yang dapat
menyebabkan hujan atau tidak karena hujan dapat mempengaruhi siklus tumbuh
tanaman.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan selama satu minggu dimulai
tanggal 18 april 2015 23 april 2015 didapatkan hasil bahwa rata-rata awan miliki
8 okta yang berarti awan total ditutupi oleh awan yakni awan yang dominanan
adalah awan nimbostratus yang dapat menyebabkan turun hujan. Awan
nimbostratus tergolong awa rendah dengan ketinggian dibawah 2000 m. Jadi
dalam satu minggu terjadi hujan yang dimulai dari hari sabtu sampai rabu, kecuali
hari kamis tidak turun hujan. Pada hari kamis awan di dominasi oleh awan cirrus
yang menandakan hari cukup cerah.
-
104
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai awan maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut.
- Awan adalah kumpulan titik-titik air atau kristal es yang demikian banyak
jumlahnya dan terletak pada titik kondensasi serta meyang-layang tinggi
diudara. Kondisi awan dapat berupa cair,gas atau padat karena dipengaruhi
oleh keadaan suhu.
- Awan digolongkan menjadi 3 bagian yaitu awan rendah (6000m).
- Pengamatan dilakukan secara langsung dengan menggunakan metode
kuadran yaitu persepuluh.
- Pengamatan awan dapat dijadikan prakiraan cuaca pada suatu daerah,
seperti cuaca mendung, hujan dan angin.
- Dalam ilmu pertanian, perlu untuk mengetahui dan faham akan jenis jenis
awan yang dapat menyebabkan hujan atau tidak karena hujan dapat
mempengaruhi siklus tumbuh
4.2 Saran
Didalam melakukan pengamatan awan agar dilakukan secara teliti, agar
tidak terjadi kesalahan pada pengindentifikasian dan perhitungan awan, karena
agar prakiraan cuaca yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan.
-
105
DAFTAR PUSTAKA
Foth,H.D .1998. Cloud Clasification . Cambrige university press. London
Hadi, 1992. Klimatologi dasar. Graha media. Bogor
Hakim,, 1986. Klasifikasi awan. Media pustaka. Jakarta
-
106
LAMPIRAN
1. Perhitungan keadaan awan dengan pebagian persepuluh
Perhitungan untuk hari Sabtu, 18 April 2015
Penutupan awan = ++ +
= +++
=
=
,
= 4 okta
JAM 12.30
Penutupan awan = ++ +
= +++
=
=
= 8 okta
JAM 06.30
JAM 17.30
Penutupan awan = ++ +
= +++
=
=
= 8 okta
-
107
Perhitungan untuk hari Minggu, 19 april 2015
Perhitungan untuk hari Senin, 20 April 2015
JAM 06.30
Penutupan awan = ++ +
= +++
=
=
,
= 8 okta
Penutupan awan = ++ +
= +++
=
=
,
= 7 okta
JAM 17.30
Penutupan awan = ++ +
= +++
=
=
= 8 okta
JAM 12.30
Penutupan awan = ++ +
= +++
=
=
= 8 okta
JAM 06.30
-
108
Perhitungan untuk hari Selasa, 21 April 2015
JAM 12.30
Penutupan awan = ++ +
= +++
=
=
,
= 3 okta
JAM 17.30
Penutupan awan = ++ +
= +++
=
=
= 8 okta
JAM 06.30
Penutupan awan = ++ +
= +++
=
=
,
= 2 okta
JAM 12.30
Penutupan awan = ++ +
= +++
=
=
= 8 okta
-
109
Perhitungan untuk hari Rabu, 22 April 2015
JAM 17.30
Penutupan awan = ++ +
= +++
=
=
= 8 okta
JAM 06.30
Penutupan awan = ++ +
= +++
=
=
,
top related