laporan kkn reguler unhas gel.82 kecamatan marioriwawo
Post on 30-Jul-2015
508 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara sosiologis interaksi sosial adalah kebutuhan manusia yang paling
mendasar dalam menjalankan proses hidupnya. Interaksi sosial ini terbangun sebagai
konsekuensi logis dari kesadaran manusia, bahwa kebutuhan pada sisi–sisi tertentu
kemanusiannya tidak dapat tercapai tanpa adanya interaksi dengan sesamanya.
Artinya, manusiapun harus cerdas untuk menemukan model komunikasi yang mampu
menjawab segala kebutuhan-kebutuhan tersebut tanpa ada diskriminasi. Atau dengan
kata lain, komunikasi yang terbangun harus mampu mengakomodasi semua
kepentingan, menyatukan dan mensinergiskan gerakan segala elemen masyarakat
dalam struktur sosial yang sangat kompleks.
Saling tolong-menolong, saling menghargai, adanya pengakuan terhadap hak-
hak individu, munculnya simpati, empati dan kepedulian sosial serta segala bentuk
tindakan sosial yang banyak kita saksikan dalam aktivitas keseharian kita adalah
manifestasi dari cita-cita mulia untuk memenuhi kebutuhan manusia tersebut.
Makanya pranata sosial yang terbangun dalam masyarakat (community) harus dapat
menciptakan keteraturan sosial, menjamin stabilitas sosial, jaminan rasa aman yang di
peroleh setiap anggota masyarakat, menciptakan suasana yang nyaman dan tenteram
serta jaminan keselamatan lain.
1
Institusi Pendidikan tinggi adalah adalah salah satu elemen bangsa yang turut
bertanggung jawab dalam usaha pencapaian cita-cita ideal negara tersebut.
Pendidikan tinggi merupakan benteng terakhir dalam menghadapi segala goncangan
dan problematika kebangsaan. Pendidikan tinggi harus mampu berperan sebagai
produsen pengetahuan, laboratorium pengujian kebenaran, menjaga aset pengetahuan,
mampu mendiagnosa penyakit dan prolematika kebangsaan serta menformulasi resep
alternatif yang solutif terhadap penyakit dan problematika tersebut, secara aktif dan
kreatif menyusun metodologi yang proporsional dan profesional untuk
mengaplikasikan segala gagasan dalam bentuk tindakan yang riil di masyarakat.
Secara umum konsep operasional itu tertuang dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi
yakni Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah salah satu bentuk realisasi tri dharma
perguruan tinggi yakni pengabdian kepada masyarakat, karena mahasiswa diberi
kesempatan secara langsung bersentuhan dengan masyarakat untuk mengaplikasikan
segala bentuk pengetahuan yang telah diperoleh di perguruan tinggi. Kuliah Kerja
Nyata juga sekaligus merupakan ruang pembelajaran yang baru bagi mahasiswa
untuk pengembangan dirinya.
B. Maksud dan Tujuan KKN
2
Adapun maksud dan tujuan dari Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini
adalah sebagai berikut :
1) Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi strata satu
di Universitas Hasanuddin.
2) Sebagai implementasi dari pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi
yaitu pendidikan & pengajaran, Penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat.
3) Memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa tentang pembangunan
masyarakat dan pengalaman kerja nyata pembangunan.
4) Menjadikan lebih dewasanya kepribadian mahasiswa dan bertambah
luasnya wawasan mahasiswa.
5) Memacu pembangunan masyarakat dengan menumbuhkan motivasi
kekuatan sendiri.
6) Mendekatkan perguruan tinggi kepada masyarakat.
C. Dasar Kebijakan KKN
1) Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada hakekatnya adalah pelaksanaan dan
merupakan falsafah pendidikan yang berlandaskan pada UUD 1945 dan
UU No. 22 tahun 1961 dalam rangka pengamalan Tri Dharma perguruan
tinggi.
3
2) Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan bagian integrasi dari kurikulum
pendidikan tinggi yang penerapannya berdasarkan amanat Presiden
Republik Indonesia yang menganjurkan dan mendorong setiap mahasiswa
untuk bekerja membentuk mayarakat serta memecahkan persoalan
pembangunan sebagai bagian dari kurikulumnya.
3) Ketetapan MPR No. 11/MPR/1973 tanggal 22 maret 1973 yaitu tentang
garis-garis besar haluan negara (GBHN) yang memuat persoalan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta pembinaan generasi muda.
4) Ketetapan MPR No. 11/MPR/1983 bahwa pendidikan dikembangkan
peranannya yang antara lain diarahkan untuk mendidik mahasiswa agar
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi berjiwa penuh pengabdian
serta memiliki rasa tanggung jawab terhadap masa depan bangsa dan
negara.
5) Amanat Presiden Republik Indonesia tanggal 15 Februari 1975 .
6) Pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan didalam kebijaksanaan
dasar pengembangan pendidikan tinggi tanggal 17 Februari 1975 yang
isinya antara lain pendidikan tinggi harus menjadi penghubung antara lain
pengetahuan, teknologi dan kebudayaan dengan masyarakat.
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI KECAMATAN
4
A. Kondisi Geografis
Kecamatan Marioriwawo dengan luas wilayah 300 km2, berada di bagian
selatan Kabupaten Soppeng. Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Liliriaja di
sebelah utara, Kabupaten Bone di sebelah timur, Kabupaten Bone dan Kabupaten
Barru di sebelah selatan, Kecamatan Liliriaja dan Kecamatan Lalabata di Barat.
Pemerintahan Kecamatan Marioriwawo membawahi 2 kelurahan dan 11 desa.
Kecamatan ini berada pada wilayah dengan topografi yang beragam. Sebagian desa
berada pada wilayah yang datar dan lainnya berada pada wilayah dengan topografi
berbukit-bukit. Secara keseluruhan wilayah Kecamatan Marioriwawo berada pada
ketinggian antara 25 – 1.400 meter di atas permukaan laut.
B. Jumlah Penduduk
Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, pada tahun 2010 penduduk Kecamatan
Marioriwawo sebanyak 44.310 jiwa, dengan penduduk laki-laki sebanyak 20.701
jiwa, sedangkan sisanya sebanyak 23.609 perempuan. Secara rata-rata, setiap
kilometer persegi wilayah di kecamatan ini didiami oleh 147 penduduk. Kelurahan
Tettikenrarae merupakan kelurahan dengan kepadatan penduduk terbesar yaitu 401
jiwa per kilometer persegi. Sedangkan yang terendah adalah Desa Soga dengan
kepadatan 70 jiwa per kilometer persegi. Rasio jenis kelamin sebesar 87 yang berarti
setiap 100 penduduk perempuan terdapat 87 penduduk laki-laki.
5
Berikut adalah rincian jumlah penduduk desa/kelurahan menurut jenis
kelamin di Kecamatan Marioriwawo.
TABEL/Table: 1.1PENDUDUK MENURUT DESA/KELURAHAN DAN JENIS KELAMIN
DI KECAMATAN MARIORIWAWO TAHUN 2010Population by Villages and Sex in MARIORIWAWO Subdistrict 2010
DESA/KELURAHANVillages
JENIS KELAMINSex RASIO
JENIS KELAMINSex Ratio
LAKI-LAKIMale
PEREM-PUANFemale
JUMLAHTotal
(1) (2) (3) (4) (5)001. GATTARENG
002. MARIO RIAJA
003. WATU
004. MARIORITENGNGA
005. GOARIE
006. BARAE
007. MARIORILAU
008. TETTIKENRARAE
009. LABESSI
010. CONGKO
011. WATU TOA
012. GATTARENG TOA
013. SOGA
1 088
1 912
1 585
1 746
2 315
1 234
1 784
3 246
1 409
1 060
1 726
905
691
1 354
2 077
1 849
1 971
2 603
1 461
2 132
3 572
1 608
1 210
1 934
983
855
2 442
3 989
3 434
3 717
4 918
2 695
3 916
6 818
3 017
2 270
3 660
1 888
1 546
80
92
85
88
88
84
83
90
87
87
89
92
80
2010JUMLAH/Total
2009
20 701
21 387
23 609
24 259
44 310
45 646
87
88
Sumber: Sensus Penduduk 2010 Kabupaten Soppeng
6
C. Agama
Mayoritas penduduk Kecamatan Marioriwawo beragama Islam dan ada
sebagian kecil yang beragaama Kristen. Untuk melakukan kegiatan keagamaan, di
kecamatan ini terdapat 79 buah masjid, 2 mushallah dan 1 buah gereja.
Berikut adalah rincian jumlah tempat ibadah berdasarkan jenisnya di
Kecamatan Marioriwawo.
TABEL/Table: 2.1JUMLAH TEMPAT IBADAH MENURUT JENISNYA
DI KECAMATAN MARIORIWAWO TAHUN 2010Population by Villages and Sex in MARIORIWAWO Subdistrict 2010
DESA/KELURAHANVillages
JENIS TEMPAT IBADAHType of Worship
MASJIDMosque
MUSHALAH/LANGGAR
Prayer House
GEREJAChurch
PURATemple
LAIN-NYA
Others(1) (2) (3) (4) (5) (6)
001. GATTARENG
002. MARIO RIAJA
003. WATU
004. MARIORITENGNGA
005. GOARIE
006. BARAE
007. MARIORILAU
008. TETTIKENRARAE
009. LABESSI
010. CONGKO
011. WATU TOA
6
5
5
6
9
2
6
13
3
6
8
-
-
-
-
-
-
-
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7
012. GATTARENG TOA
013. SOGA
4
6
-
-
-
-
-
-
-
-
JUMLAH/Total 79 2 1 - -
Sumber: Kantor Urusan Agama Kec. Marioriwawo
D. Pendidikan
Dalam hal pendidikan, Kecamatan Marioriwawo memiliki fasilitas pendidikan
mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) sampai dengan Sekolah Menengah Atas
(SMA).
Sampai dengan tahun 2010, di Kecamatan Marioriwawo terdapat 19 buah
sekolah TK, 51 Sekolah Dasar, 13 SMP, dan 2 SMA.
Berikut rinciannya dalam tabel.
TABEL/Table: 3.1BANYAKNYA SEKOLAH MENURUT DESA/KELURAHAN DAN
TINGKAT PENDIDIKAN DI KECAMATAN MARIORIWAWOTAHUN 2010/2011
Number of Schools by Village and Educational Levels in Subdistrict of MARIORIWAWO of year 2010/2011
8
DESA/KELURAHANVillages
TKKindergarten
SEKOLAH DASARPrimary Schools
NEGERIPublic
SWASTAPrivate
NEGERIPublic
SWASTAPrivate
(1) (2) (3) (4) (5)001. GATTARENG
002. MARIO RIAJA
003. WATU
004. MARIORITENGNGA
005. GOARIE
006. BARAE
007. MARIORILAU
008. TETTIKENRARAE
009. LABESSI
010. CONGKO
011. WATU TOA
012. GATTARENG TOA
013. SOGA
-
-
-
-
1
-
-
1
-
-
-
-
-
1
2
3
1
-
2
2
1
1
1
-
2
2
3
5
4
4
5
3
7
7
3
3
4
2
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2010JUMLAH/Total
2009
2
-
17
13
51
51
-
-
TABEL LANJUTAN/Continued Table: 3.1
DESA/KELURAHANVillages
SMPJunior High Schools
SMASenior High Schools
NEGERIPublic
SWASTAPrivate
NEGERIPublic
SWASTAPrivate
(1) (6) (7) (8) (9)
9
001. GATTARENG
002. MARIO RIAJA
003. WATU
004. MARIORITENGNGA
005. GOARIE
006. BARAE
007. MARIORILAU
008. TETTIKENRARAE
009. LABESSI
010. CONGKO
011. WATU TOA
012. GATTARENG TOA
013. SOGA
-
1
-
1
-
-
1
2
-
-
-
-
1
1
-
2
-
-
1
1
-
-
-
1
1
-
-
1
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2010JUMLAH/Total
2009
6
5
7
1
2
2
-
-
Sumber: Kantor UPTD DIKMUDORA Kec. Marioriwawo
E. Pemerintahan
Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, Kecamatan Marioriwawo tidak
mengalami pemekaran desa/kelurahan maupun dusun/lingkungan. Selama periode
tahun 2008-2010, wilayah administrasi Kecamatan Marioriwawo terdiri dari 2
kelurahan, 11 desa, 4 lingkungan, 26 dusun, 55 RW dan 196 RT.
Pada tahun 2010, jumlah pegawai pada instansi pemerintah (tidak termasuk
guru) mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada
tahun 2009, jumlah pegawai 121 orang sedangkan pada tahun 2010 jumlah pegawai
10
bertambah sebanyak 29 orang menjadi 150 orang. Instansi yang mengalami
pertambahan jumlah pegawai antara lain kantor kecamatan dan kelurahan, BKKBN,
Dikbudcam (tidak termasuk guru), dan kantor urusan agama (KUA).
F. Kesehatan
Sarana kesehatan yang terdapat di Kecamatan Marioriwawo sudah cukup
memadai, terlihat dari keberadaan Puskesmas dan Pustu yang menyebar dan terletak
pada daerah-daerah yang dapat diakses dengan mudah. Puskesmas berjumlah 3 unit,
sedangkan Pustu sebanyak 8 unit. Disamping itu terdapat pula fasilitas kesehatan
lainnya seperti 1 praktek dokter, 1 praktek bidan, 11 poskesdes dan 64 posyandu.
Berikut rincian jumlah fasilitas kesehatan di Kecamatan Marioriwawo.
TABEL/Table: 4.1JUMLAH FASILITAS KESEHATAN
DI KECAMATAN MARIORIWAWO TAHUN 2010Number of Health Facilities in Subdistrict of MARIORIWAWO of year 2010
DESA/KELURAHANVillage
PUS-KES-MAS
PUSKES-MAS
PEMBA-
PRAK-TEK
DOK-
PRAK-TEK
BIDAN
11
PublicHealth Center
NTUSubsidiaryof Public Health
TERPhysi-cian
Midwife
(1) (2) (3) (4) (5)001. GATTARENG
002. MARIO RIAJA
003. WATU
004. MARIORITENGNGA
005. GOARIE
006. BARAE
007. MARIORILAU
008. TETTIKENRARAE
009. LABESSI
010. CONGKO
011. WATU TOA
012. GATTARENG TOA
013. SOGA
-
1
-
1
-
-
-
1
-
-
-
-
-
1
-
1
-
1
1
1
-
-
1
1
-
1
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
JUMLAH/Total 3 8 1 1
TABEL LANJUTAN/Continued Table: 1.1
DESA/KELURAHANVillage
POLINDESPoliclinic
POSKESDES POSYANDU
(1) (6) (7) (8)001. GATTARENG
002. MARIO RIAJA
-
-
1
1
4
5
12
003. WATU
004. MARIORITENGNGA
005. GOARIE
006. BARAE
007. MARIORILAU
008. TETTIKENRARAE
009. LABESSI
010. CONGKO
011. WATU TOA
012. GATTARENG TOA
013. SOGA
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
1
1
1
-
1
-
1
2
1
5
6
5
2
11
7
4
3
6
3
3
JUMLAH/Total - 11 64
Sumber: Kantor Desa se-Kecamatan Marioriwawo\
G. Perumahan dan Lingkungan
Kondisi perumahan dan lingkungan di Kecamatan Marioriwawo relatif cukup
baik. Namun demikian masih banyak penduduk yang belum memiliki jamban. Semua
wilayah desa telah dijangkau aliran listrik PLN.
H. Transportasi dan Komunikasi
Sarana komunikasi di Kecamatan Marioriwawo cukup memadai dengan
ketersediaan jaringan telepon baik jenis telepon kabel maupun yang nirkabel (selular).
Pada tahun 2010, terdapat 266 pelanggan telepon kabel di wilayah Tettikenrarae dan
13
Labessi. Selain itu, juga terdapat fasilitas telepon selular yang semakin meningkat
dengan terbukanya akses jaringan selular di sebagian besar wilayah kecamatan.
Untuk transportasi, semua desa dan kelurahan di Kecamatan Marioriwawo
sudah terjangkau oleh kendaraan.
BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM KERJA KECAMATAN
Pelaksanaan program kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler UNHAS
Gelombang 82 Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng dilaksanakan oleh 104
14
orang mahasiswa yang berasal dari berbagai disiplin ilmu, yakni Fakultas Pertanian,
Fakultas Peternakan, Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Farmasi, Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Hukum,
Fakultas Teknik, Fakultas MIPA, Fakultas Ekonomi serta Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik. Program kerja tersebut dilaksanakan mencakup seluruh desa/kelurahan
se-Kecamatan Marioriwawo antara lain yaitu Kelurahan Tettikenrarae, Kelurahan
Labessi, Desa Marioritengnga, Desa Mariorilau, Desa Marioriaja, Desa Watu, Desa
Watu Toa, Desa Gattareng, Desa Gattareng Toa, Desa Congko, Desa Goarie, Desa
Barae, dan Desa Soga. Program kerja yang dirancang telah terlaksana sejak bulan Juli
hingga Agustus 2012 yang berupa program kerja fisik dan non fisik.
Program kerja dilaksanakan secara terpadu dan terencana yang didasarkan pada
basis kebutuhan masyarakat dengan menggunakan metode Partisipatory Rural
Appraisal (PRA) yakni melibatkan dan mendorong peran aktif seluruh elemen
masyarakat mulai dari Pemerintah Kabupaten, Kecamatan dan desa serta instansi
terkait hingga seluruh tokoh masyarakat dimana mahasiswa berperan sebagai
fasilitator dan juga ikut terjun langsung dalam pelaksanaan kegiatan–kegiatan.
Jenis program kerja KKN Reguler Unhas Gelombang 82 Kecamatan
Marioriwawo Kabupaten Soppeng yang dilaksanakan, didasarkan pada hasil rumusan
Seminar Program Kerja Kecamatan (terlampir) yang dilaksanakan di Ruang Data
Kantor Kecamatan Maririwawo Kabupaten Soppeng pada hari Jum’at tanggal 29 Juni
2012 dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat yakni pemerintah Kecamatan
Marioriwawo, Kepala Desa/Lurah se-Kecamatan Marioriwawo, tokoh masyarakat se-
15
Kecamatan Marioriwawo serta mahasiswa KKN Reguler Unhas Gelombang 82
Kecamatan Marioriwawo.
Adapun jenis program kerja KKN Reguler Unhas Gelombang 82 Kecamatan
Marioriwawo Kabupaten Soppeng yang telah terealisasi adalah sebagai berikut:
1) Bidang Sarana dan Prasarana
Pembuatan Peta Desa/Kelurahan dan Kecamatan
Pembuatan peta desa/kelurahan dan kecamatan ini sangat diperlukan oleh
Kecamatan Marioriwawo. Walaupun masing-masing desa/kelurahan serta
kecamatan sendiri telah memiliki peta, namun oleh kecamatan sudah dianggap
tidak memadai dan membutuhkan pembaharuan sesuai dengan teknologi
pembuatan peta yang terbaru.
Pembuatan peta desa/kelurahan dikoordinir oleh masing-masing
kordes/korkel, sedangkan peta kecamatan dikoordinir oleh korcam yang
penyelesaiannya dibantu oleh anggota KKN di Kecamatan Marioriwawo yang
memiliki keahlian membuat peta.
Proses pembuatan peta ini dimulai setelah Seminar Program Kerja
Kecamatan (29 Juni 2012) hingga pelaksanaan KKN di Kecamatan
Marioriwawo berakhir. Lamanya waktu pembuatan peta dikarenakan luasnya
daerah Kecamatan Marioriwawo, serta dilakukannya plotting (menentukan
koordinat tempat dengan GPS) di beberapa tempat.
2) Bidang Pertanian
16
Penyuluhan Pertanian dan Pelatihan Pembuatan MOL (Mikroorganisme
Lokal)
Penyuluhan ini diprioritaskan bagi kelompok tani se-Kecamatan
Marioriwawo. Tujuan diadakannya penyuluhan ini untuk meningkatkan
pengetahuan kelompok tani di Kecamatan Marioriwawo tentang struktur dan
kelengkapan organisasi kelompok tani, serta mempraktekkan pembuatan MOL
(Mikroorganisme Lokal).
Penyuluhan pertanian yang pada intinya membahas tentang struktur dan
kelengkapan kelompok tani dibawakan oleh Koordinator BPP Kecamatan
Marioriwawo, Bapak Alwi, S.Pi. Sedangkan pelatihan pembuatan MOL terbagi
menjadi dua sesi. Sesi pelatihan pembuatan MOL yang pertama dibawakan oleh
Bapak Rusli Akkas, SP seorang penyuluh pertanian Kabupaten Soppeng dan
membahas mengenai pembuatan MOL dari bonggol pisang. Sesi kedua
dibawakan oleh salah satu mahasiswa KKN di Kecamatan Marioriwawo yakni
saudari Ernawati Djaya yang merupakan mahasiswi Fakultas Pertanian, Jurusan
Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan. Pembuatan MOL yang dipraktekkan oleh
saudari Ernawati Djaya berbahan dasar pepaya. Juga, selain berfungsi sebagai
pupuk cair, dapat pula berfungsi sebagai bahan dasar pestisida nabati.
Kegiatan ‘Penyuluhan Pertanian dan Pelatihan Pembuatan MOL’ ini telah
dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 2 Agustus 2012 bertempat di Ruang Data
Kantor Kecamatan Marioriwawo.
17
3) Bidang Kebersihan
Kerja Bakti
Kerja bakti tingkat Kecamatan dihadiri oleh segenap masyarakat
Kecamatan Marioriwawo dan diadakan satu kali, yaitu pada hari Jumat tanggal 13
Juli 2012. Titik lokasi kerja bakti yang disepakati antara Pemerintah Kecamatan
Marioriwawo dan mahasiswa KKN Kecamatan Marioriwawo adalah Pasar Sentral
Takalala yang merupakan pasar terbesar di Kabupaten Soppeng. Kerja bakti ini
bertujuan untuk membersihkan lingkungan Pasar Sentral Takalala, agar dapat bersih
kembali untuk digunakan oleh masyarakat pada hari pasar keesokan harinya yaitu
hari Sabtu. Kegiatan ini dikoordinir langsung oleh Koordinator Kecamatan (Korcam)
dengan melibatkan bantuan dari Koramil Kecamatan Marioriwawo.
BAB IV
EVALUASI UMUM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA/KELURAHAN
SE-KECAMATAN MARIORIWAWO
Program Kerja Desa/Kelurahan se-Kecamatan Marioriwawo Kabupaten
Soppeng dilaksanakan di dua kelurahan dan duabelas desa. Kegiatan desa/kelurahan
dilakukan dalam bentuk fisik dan non fisik sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
masyarakat setempat. Adapun evaluasi umum pelaksanaan kegiatan desa/kelurahan
se-Kecamatan Marioriwawo yaitu sebagai berikut:
18
A. Kelurahan Tettikenrarae
Kelurahan Tettikenrarae merupakan salah satu tempat Posko KKN Reguler
Unhas Gel. 82 yang terletak di Ibukota Kecamatan Marioriwawo. Posko tersebut
dikoordinir oleh saudara Wahyu Rizaldin, mahasiswa Fakultas Ekonomi sebagai
Koordinator Kelurahan dengan jumlah mahasiswa sebanyak 8 orang. Kegiatan Desa
yang dilakukan mencakup 7 Bidang Kegiatan (terlampir). Dari semua program kerja
yang telah direncanakan, hampir semua telah terealisasi kecuali pada kegiatan
membantu pelaksanaan perayaan hari kemerdekaan RI di tingkat kelurahan. Kegiatan
ini tidak terealisasi karena pada akhirnya pemerintah setempat meniadakan perayaan
hari kemerdekaan RI untuk tahun 2012. Total anggaran yang digunakan untuk
kegiatan kelurahan yaitu sebesar Rp 2.305.800,-.
B. Kelurahan Labessi
Kegiatan kelurahan di Kelurahan Labessi dikoordinir oleh saudara Agus Salim
mahasiswa Fakultas Teknik selaku Koordinator Kelurahan. Jumlah mahasiswa KKN
di kelurahan tersebut sebanyak 8 orang. Kegiatan kelurahan yang diprogramkan
sebanyak 4 Bidang kegiatan (terlampir). Kegiatan kelurahan yang diprogramkan telah
terealisasi secara keseluruhan. Total anggaran yang digunakan untuk kegiatan
Kelurahan Labessi yaitu sebesar Rp 858.000,-.
C. Desa Mariorilau
19
Kegiatan desa di Desa Mariorilau dikoordinir oleh saudara Rikhzan Ainun Nur,
mahasiswa Fakultas Kehutanan selaku Koordinator Desa. Jumlah mahasiswa KKN di
desa tersebut sebanyak 8 orang. Kegiatan desa yang diprogramkan sebanyak 6
Bidang kegiatan (terlampir). Kegiatan desa yang diprogramkan telah terealisasi
secara keseluruhan. Total anggaran yang digunakan untuk kegiatan Desa Mariorilau
yaitu sebesar Rp 1.285.000,-.
D. Desa Marioritengnga
Kegiatan desa di Desa Marioritengnga dikoordinir oleh saudara Aditya
Achmad, mahasiswa Fakultas Teknik selaku Koordinator Desa. Jumlah mahasiswa
KKN di desa tersebut sebanyak 8 orang. Kegiatan desa yang diprogramkan sebanyak
7 Bidang kegiatan (terlampir). Kegiatan desa yang diprogramkan telah terealisasi
secara keseluruhan. Total anggaran yang digunakan untuk kegiatan Desa
Marioritengnga yaitu sebesar Rp 1.200.000,-.
E. Desa Marioriaja
Kegiatan desa di Desa Marioriaja dikoordinir oleh saudara Afner Rerung,
mahasiswa Fakultas Ekonomi selaku Koordinator Desa. Jumlah mahasiswa KKN di
desa tersebut sebanyak 8 orang. Kegiatan desa yang diprogramkan sebanyak 2
Bidang kegiatan (terlampir). Dari beberapa kegiatan desa yang diprogramkan, hampir
semua telah terealisasi kecuali pembuatan stan dan tempat saluran air (pipa) dari
Paccorae ke Tanjonge. Hal ini disebabkan karena hingga waktu penarikan,
20
pembuatan stan dan saluran air ini masih dikerjakan. Oleh karena masih terealisasi
80%, maka wargalah yang akan melaksanakan penyelesaiannya. Total anggaran yang
digunakan untuk kegiatan Desa Marioriaja yaitu sebesar Rp 6.441.000,-.
F. Desa Watu
Kegiatan desa di Desa Watu dikoordinir oleh saudara Achmad Satria Idaman,
mahasiswa Fakultas Ekonomi selaku Koordinator Desa. Jumlah mahasiswa KKN di
desa tersebut sebanyak 7 orang. Kegiatan desa yang diprogramkan sebanyak 4
Bidang kegiatan (terlampir). Kegiatan desa yang diprogramkan telah terealisasi
secara keseluruhan. Total anggaran yang digunakan untuk kegiatan Desa Watu yaitu
sebesar Rp 3.129.500,-.
G. Desa Watu Toa
Kegiatan desa di Desa Watu Toa dikoordinir oleh saudara M. Fadli Gumanti,
mahasiswa Fakultas Hukum selaku Koordinator Desa. Jumlah mahasiswa KKN di
desa tersebut sebanyak 8 orang. Kegiatan desa yang diprogramkan sebanyak 4
Bidang kegiatan (terlampir). Kegiatan desa yang diprogramkan telah terealisasi
secara keseluruhan. Total anggaran yang digunakan untuk kegiatan Desa Watu Toa
yaitu sebesar Rp 1.353.000,-.
H. Desa Gattareng
Kegiatan desa di Desa Gattareng dikoordinir oleh saudara Amril, mahasiswa
Fakultas Peternakan selaku Koordinator Desa. Jumlah mahasiswa KKN di desa
21
tersebut sebanyak 8 orang. Kegiatan desa yang diprogramkan sebanyak 6 Bidang
kegiatan (terlampir). Kegiatan desa yang diprogramkan telah terealisasi secara
keseluruhan. Total anggaran yang digunakan untuk kegiatan Desa Gattareng yaitu
sebesar Rp 1.028.500,-.
I. Desa Gattareng Toa
Kegiatan desa di Desa Gattareng Toa dikoordinir oleh saudara Zulhidayat,
mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik selaku Koordinator Desa. Jumlah
mahasiswa KKN di desa tersebut sebanyak 8 orang. Kegiatan desa yang
diprogramkan sebanyak 7 Bidang kegiatan (terlampir). Kegiatan desa yang
diprogramkan telah terealisasi secara keseluruhan. Total anggaran yang digunakan
untuk kegiatan Desa Gattareng Toa yaitu sebesar Rp 2.935.800,-.
J. Desa Congko
Kegiatan desa di Desa Congko dikoordinir oleh saudara A. Muh. Fikrin Gazali,
mahasiswa Fakultas Teknik selaku Koordinator Desa. Jumlah mahasiswa KKN di
desa tersebut sebanyak 7 orang. Kegiatan desa yang diprogramkan sebanyak 4
Bidang kegiatan (terlampir). Kegiatan desa yang diprogramkan telah terealisasi
secara keseluruhan. Total anggaran yang digunakan untuk kegiatan Desa Congko
yaitu sebesar Rp 3.540.000,-.
K. Desa Soga
22
Kegiatan desa di Desa Soga dikoordinir oleh saudara Haryanto, mahasiswa
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik selaku Koordinator Desa. Jumlah mahasiswa KKN
di desa tersebut sebanyak 8 orang. Kegiatan desa yang diprogramkan sebanyak 6
Bidang kegiatan (terlampir). Kegiatan desa yang diprogramkan telah terealisasi
secara keseluruhan. Total anggaran yang digunakan untuk kegiatan Desa Soga yaitu
sebesar Rp 1.347.000,-.
L. Desa Goarie
Kegiatan desa di Desa Goarie dikoordinir oleh saudara Aswar Sandi,
mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi selaku Koordinator Desa. Jumlah mahasiswa
KKN di desa tersebut sebanyak 8 orang. Kegiatan desa yang diprogramkan sebanyak
4 Bidang kegiatan (terlampir). Dari beberapa kegiatan desa yang telah diprogramkan,
hampir semua terealisasi kecuali kegiatan-kegiatan: gemar menabung, mengajar
mengaji, skrining katarak, dan tune up. Kegiatan gemar menabung hanya tercapai
80% karena tidak dilakukan perhitungan hasil tabungan disebabkan libur sekolah
untuk Ramadhan. Kegiatan mengajar mengaji hanya tercapai 70% karena rencana
untuk mengadakan Al-Qur’an untuk masjid tidak dapat dilakukan. Kegiatan skrining
katarak hanya tercapai 20% karena kurangnya warga desa Goarie yang ditemukan
memiliki katarak. Serta kegiatan tune up hanya tercapai 90% karena tidak semua
23
pemilik motor yang perlu diservis datang ke posko KKN Desa Goarie. Total anggaran
yang digunakan untuk kegiatan Desa Goarie yaitu sebesar Rp 1.277.000,-.
M. Desa Barae
Kegiatan desa di Desa Barae dikoordinir oleh saudara Al Fuadh Ansar,
mahasiswa Fakultas Teknik selaku Koordinator Desa. Jumlah mahasiswa KKN di
desa tersebut sebanyak 8 orang. Kegiatan desa yang diprogramkan sebanyak 7
Bidang kegiatan (terlampir). Kegiatan desa yang diprogramkan telah terealisasi
secara keseluruhan. Total anggaran yang digunakan untuk kegiatan Desa Barae yaitu
sebesar Rp 7.590.000,-.
24
BAB V
HAMBATAN DAN MASALAH YANG DIHADAPI
Pelaksanaan Program Kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Unhas
Gelombang 82 di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng untuk kegiatan
Kecamatan maupun Desa/Kelurahan tidak terlepas dari beberapa hambatan dan
masalah yang berdampak pada maksimalisasi program kerja. Adapun hambatan dan
masalah yang dihadapi yaitu sebagai berikut:
a. Dana
Dalam pelaksanaan beberapa program kerja yang dilaksanakan, banyak
memakai dana swadaya/pribadi dari mahasiswa sementara mahasiswa sendiri tidak
memiliki dana yang diharapkan untuk mensukseskan apa yang akan direncanakan.
b. Kurangnya Partisipasi Masyarakat
Kurangnya partisipasi masyarakat setempat dalam pelaksanaan beberapa
program kerja, baik pada tingkat kelurahan/desa maupun kecamatan. Hal ini
25
disebabkan karena masyarakat mengutamakan pekerjaannya yang rata-rata
merupakan petani.
c. Terbatasnya Kemampuan Teknis
Kemampuan teknis mahasiswa peserta KKN yang terbatas untuk memenuhi
seluruh kebutuhan masyarakat setempat. Apalagi banyaknya usulan dari masyarakat
untuk kegiatan fisik yang tidak bisa terpenuhi semuanya.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari pelaksanaan kegiatan KKN di
Kecamatan Marioriwawo selama kurang lebih 2 bulan, dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1) Pelaksanaan program kerja yang telah direncanakan pada tingkat Kecamatan
pada umumnya berjalan dengan baik dan selesai sesuai dengan waktu yang
direncanakan.
2) Keberhasilan yang dicapai dari pelaksanaan program kerja merupakan
kerjasama dari berbagai pihak, yaitu Pemerintah Daerah, Instansi terkait,
masyarakat setempat dan mahasiswa KKN sebagai pelaksananya.
3) Dengan adanya bantuan dari pihak Kodam VII Wirabuana, terutama Babinsa di
desa/kelurahan masing-masing, program kerja yang dilaksanakan dapat
terlaksana dengan lebih lancar.
26
4) Hasil yang dicapai dari pelaksanaan program kerja mahasiswa KKN Reguler
Unhas Gelombang 82 di Kecamatan Marioriwawo dapat dinikmati atau
dirasakan manfaaatnya oleh masyarakat setempat.
B. Saran
Dengan melihat kondisi masyarakat dan pihak pemerintah yang menjadi bagian
dari pelaksanaan KKN Reguler Unhas Gelombang 82, maka kami memberikan
beberapa saran demi kemajuan dan peningkatan fungsi dan manfaat KKN tersebut,
baik bagi mahasiswa yang melaksanakan kegiatan KKN maupun masyarakat sebagai
sasaran pelaksanaan KKN dan pemerintah yang membantu pelaksanaan KKN.
Setelah melakukan berbagai kegiatan dan melihat secara langsung kondisi
wilayah Kecamatan Marioriwawo, maka kami menyarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Sebaiknya mahasiswa yang akan diterjunkan langsung ke masyarakat untuk
melaksanakan KKN diberikan pembekalan per jurusan dimana pembekalan
menyentuh topik yang lebih spesifik, sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
2. Penempatan mahasiswa KKN harus diprioritaskan pada wilayah atau desa
yang betul-betul membutuhkan.
3. Pelaksanaan program KKN perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius
dari pihak pemerintah setempat agar program kerja mahasiswa KKN sejalan
dengan program kerja pemerintah.
27
4. Perlunya perhatian lebih dari Pemerintah dalam upaya peningkatan sarana dan
prasarana di Kecamatan Marioriwawo, serta pada bidang-bidang yang kiranya
dapat membantu peningkatan taraf hidup masyarakat Kecamatan Marioriwawo.
5. Untuk mahasiswa KKN kedepan, diharapkan untuk memprioritaskan program
kerja yang berbentuk nonfisik, yang dititikberatkan pada usaha untuk merubah
pola fikir masyarakat.
28
29
top related