laporan ds-1 fix anggre
Post on 19-Feb-2016
327 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PERILAKU DINAMIK TANGKI BERPENGADUK
EFEK PERUBAHAN INPUT SECARA BERTAHAP (DS 1)
1. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan praktikum mahasiswa dapat diharapkan :
1. Mengetahui perilaku dinamis dari tangki berpengaduk yang disusun secara seri
2. Menentukan respon konsentrasi tangki bersusun seri terhadap perubahan
konsentrasi di tangki pertama.
3. Menggambarkan kurva respon konsentrasi tangki bersusun dan menentukan
konstanta waktu (Time Constant).
2. BAHAN DAN ALAT
Bahan yang digunakan :
- Kalium klorida yang dilarutkan dalam air sehingga mencapai konsentrasi 0,02 M
dalam tangki berpengaduk (3 L)
- Kalium klorida yang dilarutkan dalam air sehingga mencapai konsentrasi 0,1 M
dalam gelas kimia 100 mL
Alat yang digunakan :
- 1 set tangki berpengaduk bersusun seri
- 1 set konduktometer
- Stopwatch
- Gelas kimia 100mL , 50ml , 500 ml
- Labu takar 1000ml
- Spatula
- Pengaduk
- botol aquades.
3. DASAR TEORI
Tiga buah tangki yang bersusun seri dapat diketahui waktu
konstantanyua dimana suatu proses menjadi konstanta setelah input diubah
setelah periode waktu tertentu.
Namun, apabila input mengalami perubahan secara berulang maka sulit
untuk membentuk waktu konstanta dan karenanya proses akan sulit menjadi
stabil dan dapat mengakibatkan proses menjadi tak terkendali. Praktikum DS3
menstibulasikan suatu keadaan dimana proses di ketiga tangki mencapai
kestabilan, namun kemudian terjadi perubahan input pada salah satu tangki
sehingga kestabilan tangki terganggu.
Tangki berpengaduk adalah alat simulasi pengendalian yang bertujuan
menjelaskan simulasi prilaku dari suatu sistem pengendali untuk tangki-tangki
berpengaduk yang disusun secara seri.
Salah satu hal yang penting dari pada tangki yang berpengaduk didalam
penggunaanya adalah :
1. Mempunyai bentuk yang pada umumnya digunakan yang berbentuk
selinder dan bagian bawahnya cekung.
2. Dapat dilihat dari ukurannya yaitu diameter dan tinggi tangki.
3. Kelengkapan dari suatu bejana yaitu :
- Ada atau tidaknya buffle, yang berpengaruh pada pola aliran di
dalam tangki.
- Jaket atau coil pendingin/pemanas yang berfungsi sebagai pengendali
suhu.
- Letak lubang pemasukan dan pengeluaran untuk proses kontinyu.
- Tutup tangki.
4. Pengaduk, biasanya zat cair diaduk dalam suatu bejana yang biasa
berbentuk selinder dengan sumbu terpasang vertical. Bagian atas bejana
ini mungkin terbuka saja keudara atau dapat pula tertutup.
Pada ujung tangki membulat maksudnya agar atau tidak terlalu banyak
sudut-sudut tajam atau daerah yang sulilt ditembus arus zat cair. Kedalam zat
cair biasanya hampir sama dengan diameter tangki, dan di dalam tangki
dipasang impeller pada ujung poros yang menggantung artinya poros itu
ditumpu dari atas. Poros tersebut digerakkan oleh motor, yang kadang-kadang
dihubungkan langsung dengan poros itu.
Pengadukan zat cair dilakukan untuk berbagai maksud tergantung dari
tujuan langkah pengolahan itu sendiri. Tujuan dari pengadukan antara lain :
1) Untuk mencampur dua macam zat cair yang mampu campur.
2) Melarutkan padatan seperti garam dan air.
3) Untuk mendispersikan gas dalam zat cair yang menjadi gelembung-
gelembung halus dalam suspensi agar suatu mikroorganisme untuk
fermentasi atau untuk proses kerja Lumpur dalam proses pengolahan limbah.
4) Untuk suspensasi padatan halus dalam zat cair seperti dalam hidrogenesasi
katalik, dimana gas-gas hydrogen didispersikan melalui zat cair dimana
terdapat partikel-pertikel katalis padat dalam keadaan suspensi di dalam
bejana hidrogenasi.
5) Pengadukan fluida mempercepat proses perpindahan panas antara zat cair
dengan kumparan atau mantel kalor dalam dinding bejana, dimana kalor
reaksi diangkut melaui kumparan atau mantel.
Tangki ini termasuk sistem tangki kontinyu untuk reaksi–reaksi
sederhana. Berbeda dengan sistem operasi batch di mana selama reaksi
berlangsung tidak ada aliran yang masuk atau meningggalkan sistem secara
berkesinambungan, maka di dalam tangki alir (kontinyu), baik umpam maupun
produk akan mengalir secara terus menerus. Sistem seperti ini memungkinkan
kita untuk bekerja pada suatu keadaan dimana operasi berjalan secara
keseluruhan daripadab sistem berada dalam kondisi stasioner. Ini berarti bahwa
baik aliran yang masuk , aliran keluar maupun kondisi operasi reaksi di dalam
tangki tidak lagi berubah oleh waktu. Pengertian waktu reaksi tidak lagi sama
dengan lamanya operasi berlangsung, tetapi akivalen dengan lamanya reaktan
berada di dalam tangki. Penyataan terakhir ini biasa disebut waktu tinggal
campuran di dalam tangki, yang besarnya ditentukan oleh laju alir campuran
yang lewat serta volume tangki di mana reaksi berlangsung.
Tangki tipe ini bisa terdiri dari satu tangki atau lebih. Biasanya tangki–
tangki ini dipasang vertikal dengan pengadukan sempurna. Pengadukan pada
masing-masing tangki dilakukan secara kontinu sehingga diperoleh suatu
keadaan di mana komposisi campuran di dalam tangki benar-benar seragam.
Tangki tangki ini biasanya digunakan untuk reaksi-reaksi dalam fase cair, untuk
reaksi heterogen cair – padat atau reaksi homogen cair- cair dan sebagainya.
Tiga buah tangki berpengaduk yang disusun secara seri mempunyi
respon berbentuk kurva eksponensial untuk tanki pertama : tempat terjadi
perubahan input , dan kurva sigmoidal (bentuk huruf S) untuk dua tangki
berikutnya. Perbedaan bentuk kurva diakibatkan oleh transfer lag ; kelembapan
akibat perpindahan , yang pada akhirnya akan mencapai konstan pada titik yang
sama.
A adalah konsentrasi dalam tangki pertama setelah terjadinya oerubahan
input konsenrasi yang diukur menggunakan alat konduktor, sedangkan E adalah
konsentrasi awal (konduktivitas awal) dan t adalah waktu konstan aau time
constant, yang besarnya 2/3 dari total perubahan mencapai konstan (63,2%) .
A = E (1 - ) dapat disederhanakan menjadi dA/dT = (E/T)
A = 0,6321 E
Dikarenakan kelambatan ini, maka suatu perubhan terhadap input
akan kembali stabil etelah waktu konstan, dengan menghitung waktu konstan
maka dapat diperkirakan waktu yang dibutuhjjan oleh suatu perubahan untuk
mencapastabil suatu keadaan konstan atau stabil sehingga pengaturan dapat
sebelum perubahan tersebut disarankan oleh suatu proses atau system.
A. Reaktor
Reaktor adalah suatu alat proses tempat di mana terjadinya suatu reaksi
berlangsung, baik itu reaksi kimia atau nuklir dan bukan secara fisika. Reaktor
kimia adalah segala tempat terjadinya reaksi kimia, baik dalam ukuran kecil
seperti tabung reaksi sampai ukuran yang besar seperti reaktor skala industri.
Reaktor CSTR beroperasi pada kondisi steady state dan mudah dalam kontrol
temperatur, tetapi waktu tinggal reaktan dalam reaktor ditentukan oleh laju alir
dari feed masuk dan keluar, maka waktu tinggal sangat terbatas sehingga sulit
mencapai konversi reaktan per volume reaktor yang tinggi, karena dibutuhkan
reaktor dengan volume yang sangat besar (Smith, 198: 325).
Ada dua model teoritis paling populer yang digunakan dalam pereaksian
kimia yang beroperasi dalam keadaan tunak (steady-state), yaitu CSTR
(Continuos Stirred Tank Reactor) dan plug Flow Reaktor (PFR). Perbedaannya
adalah pada dasar asumsi konsentrasi komponen-komponen yang terlibat dalam
reaksi. CSTR merupakan reaktor model berupa tangki berpengaduk dan
diasumsikan pengaduk yang bekerja dalam tangki sangat sempurna sehingga
konsentrasi tiap komponen dalam reaktor seragam sebesar konsentrasi aliran
konsentrasi tiap komponen dalam reaktor seragam sebesar konsentrasi aliran
yang keluar dari reaktor. Model ini biasanya digunakan pada reaksi homogen di
mana semua bahan baku dan katalis cair (Nauman, 2002: 23).
Reaktor tangki berpengaduk yang ideal beroperasi secara isotermal pada
kecepatan alir yang konstan. Bagaimanapun kesetimbangan energi diperlukan
untuk memprediksi temperatur agar konstan pada saat panas dari reaksi cukup
(atau pertukaran panas antara lingkungan dengan reaktor tidak mencukupi)
untuk membuat perbedaan antara suhu umpan dengan reaktor. Tangki
berpengaduk dapat memberikan pilihan yang lebih baik atau bahkan lebih buruk
daripada tubular flow unit pada sistem reaksi ganda. Biasanya hal terpenting
adalah nilai relatif atau energi aktivas (Smith,1981: 327).
B. Daya Hantar Listrik Pada Suatu Larutan
Larutan adalah campuran homogen dari dua jenis atau lebih zat. Suatu
larutan terdiri atas zat pelarut ( solvent ) dan zat terlarut ( solute ). Dilihat dari
kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik larutan dibedakan menjadi
dua yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Garam merupakan salah satu
contoh dari elektrolit kuat.
Menurut Arrhenius, larutan elektrolit mengandung ion yang bergerak
bebas. Ion inilah yang menghantarkan arus listrik melalui larutannya. Zat
elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa. kovalen polar.
C. Dinamika Reaktor Tangki
Reaktor adalah suatu alat tempat terjadinya suatu reaksi kimia untuk
mengubah suatu bahan menjadi bahan lain yang mempunyai nilai ekonomis
lebih tinggi. Continuous Stirred-Tank Reactor (CSTR) merupakan suatu tangki
reaktor yang digunakan untuk mencampur dua atau lebih bahan kimia dalam
bentuk cairan denganmenggunakan pengaduk (mixer). Pada Continuous Stirred-
Tank Reactor terdapat heater yang akan menghasilkan panasuntuk mengatur
temperatur cairan pada harga tertentu. Gambar fisik Continuous Stirred-
Tank Reactor dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Reaktor CSTR bekerja secara kontinyu, dengan laju massa umpan sama
besar dengan laju massa keluar dari tangki. Umpan dengan konsentrasi tetap
mengalir secara kontinyu dapat dipandang sebagai umpan dengan pola step.
D. Tujuan Pemodelan
Gambar berikut ini memberikan ilustrasi sederhana dari pendefinisian
masalah CSTR. Pertimbangkan sistem proses reaktor tangki berpengaduk
kontinyu (CSTR) dengan aliran terus menerus masuk dan keluar dan dengan
reaksi orde pertama kimia tunggal terjadi. Diasumsikan bahwa tangki adalah
mengikuti proses adiabatik, sehingga dinding yang sempurna terisolasi dari
sekitarnya. Adapun tujuan dari pemodelan untk menjelaskan perilaku dinamis
dari CSTR jika perubahan konsentrasi masuk. Kisaran yang diinginkan dari
variabel proses akan berada di antara nilai yang lebih rendah x ^ dan atas nilai x
^ dengan akurasi yang diinginkan dari 10%.
Gambar tangki pencampur kontinyu.
E. Mekanisme Kerja Reaktor Tangki Berpengaduk
Pada reaktor ini proses berlangsung secara kontinue. Terjadinya
pengadukan merupakan hal yang paling penting dalam reaktor ini, karena
dengan pengadukan menyebabkan reaksi menjadi homogen sehingga terdapat
umpan masuk dan terbentuk produk yang keluar selama proses berlangsung.
F. Efektifitas tangki
Efektivitas tangki dapat diukur dari perbandingan volume tangki
sesungguhnya dibandingkan dengan volume yang diperoleh dari perhitungan
volume tangki seungguhnya dapat dihitung dengan mengukur dimensi tangki,
yaitu diameter dan tinggi dari tangki.Volume efektiv dari tangki, yaitu volume
yang benar-benar terpakai untuk terjadinya reaksi dapat diperkirakan dari
penurunan lebih lanjut persamaan (1). Yaitu menghitung harga gradien
konsentrasi NaCl pada saat t=0 pada reaktor CSTR dengan umpan step pada
tangki pertama.
V dCi= qo Co – qi Ci
Pada saat t=0 ; Ci=0 ; persamaan menjadi :
Error: Reference source not found = qo Co – qi
Ci.0………………………………(13)
Error: Reference source not found = qo Co
Error: Reference source not found = Error: Reference source not
foundCo………………………………………(14)
Harga gradient konsentrasi ini juga dapat dihitung dari aluran data
konsentrasi terhadap waktu. Untuk menghitung volume efektif dari reaktor
CSTR. V= qo.t
G. Macam-macam Jenis Pengaduk
Jenis-jenis pengaduk yang biasa digunakan yakni pengaduk baling-
baling (propeller), pengaduk turbin (turbine), pengaduk dayung (paddle) dan
pengaduk helical ribbon.
1. Pengaduk Baling-baling
Pengaduk jenis ini digunakan pada kecepatan berkisar antara 400 hingga
1750 rpm (revolution per minute) dan digunakan untuk bahan berupa cairan
dengan viskositas rendah. Terdapat 3 jenis pengaduk baling-baling yang sering
digunakan yaitu Marine propeller, hydrofoil propeller, dan high flow propeller.
2. Pengaduk Dayung (Paddle)
Pengaduk jenis ini digunakan pada kecepatan rendah diantaranya 20
hingga 200 rpm. Pengaduk jenis ini sebaiknya tidak digunakan untuk bahan
dengan viskositas tinggi seperti padatan. Terdapat beberapa jenis pengaduk
dayung yaitu Paddle anchor, paddle flat beam-basic, paddle double-motion,
paddle gate, paddle horseshoe, paddle glassed steel, paddle finger, paddle
helix, dan multi helix.
3. Pengaduk Turbin
Pengaduk turbin memiliki bentuk dasar yang sama dengan pengaduk
dayung hanya saja pengaduk turbin memiliki daun yang lebih banyak dan
pendek. Pengaduk jenis ini dapat digunakan untuk bahan kering maupun basah.
Pengaduk turbin dengan daun berbentuk datar memberikan aliran yang radial.
Pengaduk turbin jenis ini baik digunakan untuk mendispersi gas sebab gas akan
dialirkan dari bagian bawah pengadukan dan akan menuju bagian daun
pengaduk lalu terpotong-potong menjadi gelembung gas.
Ada pun beberapa jenis pengaduk turbin adalah sebagai berikut: turbine
disc flat blade, turbine hub mounted curved blade, turbine pitched blade, turbine
bar, danturbine shrouded. Pengaduk turbin dengan daun berbentuk miring
450 banyak digunakan untuk bahan dengan viskositas tinggi / padatan, hal ini
karena pengaduk jenis ini menghasilkan pergerakan fluida yang lebih besar.
4. Pengaduk Helical- Ribbon
Pengaduk jenis Helical- Ribbon memiliki bentuks eperti pita (ribbon)
yang dibentuk dalam sebuah bagian yang bentuknya seperti baling- baling
helicopter dan ditempelkan kepusat sumbu pengaduk (helical). Pengaduk jenis
ini memiliki rpm yang rendah dan digunakan untuk bahan-bahan dengan
viskositas tinggi. Ada pun beberapa jenis pengaduk helical-ribbon adalah
sebagai berikut: ribbon impeller, double ribbon impeller, helical screw impleller,
sigma impleller,dan z-blades.
4. LANGKAH KERJA
A. Prosedur Kalibrasi
1. Memasang sek konduktivitas pada socket “cond cell” dengan socket
berwarna hitam
2. Memasang resistance termometer pt-100 pada socket warna merah.
3. Menghidupkan alat konduktometer
4. Mengecek harga kanstanta cell npada elektroda immension cell,
memasukan harga 1,00 pada “cell const” dan menekan tombol xl
5. Memasukkan harga temperature pada “temp” dengan menekan tombol
“temp”
6. Memasukkan harga koef temp, untuk larutan KCl 2,00 sedangkan untuk
yang lain, dapat melihat pada tabel, jika tidak dalam tabel memasukan
harga 2
7. Menggunakan frekuensi 2KHz (tombol tidak ditekan)
8. Mengisi gelas kimia 100 ml KCl 1 M dan memasukkan elektroda
kedalamnya.
9. Mengatur temperature larutan KCl sesuai dengan tabel atau menekan
tombol “temp”
10. Memasukkan harga K pada suhu larutan untuk menghitung konstanta cell
(K)
K = K pada tabel temp t/m pengukuran
11. Kalibrasi telah selesai dan mencetak harga konduktivitas larutan KCl 1 M
B. Prosedur Pengukuran Efek Berulang
1. Mengkalibrasi konduktormeter yang akan digunakan sesuai prosedur
kalibrasi.
2. Mengisi ke 3 tangki berpengaduk dibagian depan dengan larutan KCl 0,03
M yang telah dibuat.
3. Menghidupkan pengaduk dan atur laju pengadukan dengan kecepatan
medium. Ukur konduktivitas ke 3 tangki di depan, pastikan nilai
konduktivitas harus sama (mematikan pengaduk saat melakukan pengukuran
konduktivitas)
4. Mengukur konduktivias di tangki berpengaduk 1,2 dan 3 bergantian setiap 2
menit .
5. Setelah melakukan pengukuran, menuangkan aquadest ke tangki 1 sebanyak
100 ml. Kemudian menghidupkan kembali pengaduk.
6. Mengulangi langkah nomor 3 hingga mendapat harga konduktivitas yang
konstan dike-3 tangki berpengaduk.
7. Setelah selesai, mengosongkan seluruh tangki penampung dan ke 3 tangki
berpengaduk. Cuci bersih dengan air karena sisa air garam dapat membuat
korosi pada alat
5. DATA PENGAMATAN
Pengkonstanan Konduktivity Aliran Keluar
Waktu
(menit)
Konduktivity (mS/cm)
Tangki 1 Tangki 2 Tangki 3
0 2,69 2,69 2,69
2 2,44 2,53 2,61
4 2,28 1,99 2,42
6 1,31 2,53 2,82
8 1,56 2,43 2,38
10 0,87 1,93 2,37
12 0,703 1,53 2,50
14 0,607 1,31 2,25
16 0,495 1,141 1,95
18 0,407 1,02 1,66
20 0,36 0,82 1,52
22 0,286 0,72 1,35
24 0,286 0,587 1,088
26 0,224 0,48 0,99
28 0,206 0,42 0,85
30 0,184 0,36 0,724
32 0,167 0,326 0,635
34 0,163 0,279 0,571
36 0,157 0,245 0,490
38 0,144 0,234 0,345
40 0,142 0,223 0,321
42 0,133 0,190 0,301
44 0,133 0,180 0,276
46 0,131 0,159 0,257
48 0,128 0,152 0,227
50 0,128 0,146 0,212
52 0,127 0,142 0,198
54 0,126 0,137 0,182
56 0,123 0,132 0,164
58 0,123 0,132 0,155
60 0,124 0,131 0,152
62 0,122 0,129 0,143
64 0,122 0,127 0,140
66 0,122 0,127 0,136
68 0,122 0,127 0,134
70 0,122 0,126 0,131
72 0,122 0,126 0,130
74 0,122 0,125 0,129
76 0,122 0,124 0,128
78 0,122 0,123 0,127
80 0,122 0,122 0,124
82 0,122 0,122 0,122
Grafik 1. Grafik Perubahan Konduktivitas pada Tangki 1
Grafik 2. Grafik Perubahan Konduktivitas pada Tangki 2
Grafik 3. Grafik Perubahan Konduktivitas pada Tangki 3
Grafik 4. Grafik Perubahan Konduktivitas pada Tangki 1,2,3
Grafik 5. Konstanta Waktu
6. PERHITUNGAN
a. Pembuatan Larutan
Larutan KCl 0,02 M dalam1 liter air
gr KCl = M x V x BM
= 0,02 mol/L x 1 L x 74,55 gr/mol
= 1,491 gr (dibuat sebanyak 3 liter)
Larutan KCl 0,1 M dalam 100 ml air
gr KCl = M xV x BM
= 0,1 mol/L x 0,1 L x 74,55gr/mol
= 0,7455 gr
b. Kalibrasi Konduktometer
Dik : KCl 0,1 M
Konduktivitas terukur: 115,7 mS/cm
Dit : a. Konduktivitas KCl secara teoritis?
b. % Kesalahan?
Penyelesaian :
a. Konduktivitas KCl 0,1 M teoritis
= 0.0735 S.cm-1
= 73.5 mS/cm
= 0.0763 S.cm-1
= 76.3 mS/cm
Sehingga,
L (KCl) = 73.5 mS.cm-1 + 76.3 mS.cm-1
= 149.8 mS/cm
b. %Kesalahan = x 100 %
= x 100 %
= 22.763 %
c. Laju aliran masuk
V = 100 ml
t = 61 s
Q = 100 ml / 61 s
= 1,639 ml/s
d. Volume tangki 1 :
Diameter = 9 cm, Jari-jari = 4,5 cm
Tinggi tabung = 12 cm
V = ¼ π x d2 x t
= ¼ 3,14 x (9 cm)2 x 12 cm
= 763,02 cm3
= 780,7884 ml
e. Time Constant
Secara teori (Kt)
K max = 5,11
Kmin = 0,126
Kt = (Kmax – Kmin) 63,21%
= (5,11 – 0,126) 63,21%
= 4.984 x 0,6321
= 3,1503
Secara praktek (Kp)
Kp = (Lihat Grafik)
7. ANALISA PERCOBAAN
Setelah melakukan praktikum kali ini yaitu tentang Perilaku Dinamik
Tangki Berpengaduk ( Efek Perubahan Input Secara Bertahap) dapat dianalisa
bahwa Tiga buah tangki yang bersusun seri dapat diketahui waktu konstantanya
dimana suatu proses menjadi konstanta setelah input diubah setelah periode
waktu tertentu. Tangki berpengaduk yang disusun secara berseri mempunyai
jarak yang berbeda antar setiap tangkinya. Tangki 1, tangki 2 dan tangki 3
dihubungkan langsung oleh pipa di bagian bawah tangki tersebut, sehingga saat
tangki 1 berisi suatu larutan maka tangki 2 dan tangki 3 juga akan langsung
berisi larutan dengan tinggi dan volume yang sama seperti tangki 1. Pada
prinsipnya air yang terdapat dalam bak penampung dibagian belakang dialirkan
menuju ketiga tangki berpengaduk yang sebelumnya telah diisi dengan larutan
KCl, sehingga air yang mengalir ke tangki akan mengisi tangki dan bercampur
dengan larutan KCl sehingga terjadi perubahan konsentrasi pada masing –
masing tangki. Tetapi lama – kelamaan konsentrasi ketiga tangki akan sama
pada waktu tertentu.
Pada setiap tangki diisi dengan larutan KCl 0.02 M dan volumenya
diatur sama. Pada setiap selang waktu 2 menit diukur konduktivitasnya. Dari
data pengamatan dapat dilihat bahwa, perubahan konduktivitas pada tangki
ketiga lebih lama dibandingkan dengan tangki sau dan dua. Hal ini dikarenakan
penyusunan tangki tersebut memiliki jarak yang jauh dan prinsip
pemasangannya berbeda dengan tangki 1 dan 2, oleh karena itu tangki 3 lebih
lama dinetralkan oleh aquadest sehingga nilai konduktivitasnya masih tinggi.
konduktivitas larutan yang semula 2,69 ms/cm lama kelamaan menurun seiring
dengan penambahan air aquadest. Sehingga dari praktikum yang telah dilakukan
didapat keadaan konstan untuk ketiga tangki pada menit ke 82 dengan nilai
konduktivitas 0,122 mS/cm.
8. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan, dapat disimpulkan bahwa :
Tangki berpengaduk yang disusun secara berseri memiliki perilaku
dinamis akibat adanya jarak yang berbeda antara ketiga tangki.
Konsentrasi larutan dari ketiga tangki akan berbeda pada saaat awal
penambahan aquadest (umpan). Namun, pada waktu tertentu konsentrasi
larutan pada ketiga tangki akan sama (homogen) itu disebut waktu
konstan.
Semakin lama waktu konstan, maka semakin banyak pula umpan yang
dibutuhkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu konstan: laju alir umpan dan
pengadukan.
DAFTAR PUSTAKA
- Jobsheet. 2015. “Petunjuk Praktikum Pengendalian Proses”. Palembang:
JurusanTeknik Kimia PoliteknikNegeriSriwijaya.
- http://www.scribd.com/
GAMBAR ALAT
Tangki Berpengaduk dengan sususan seri
Keterangan
1. Pengaduk
2. Tanki
3. Konduktometer
4. Tombol on/off
5. Tombol stirrer
6. Tombol pump
1
2
3 4 5 6 7 89
7. Selang air masuk
8. Bak penampung
9. Selang keluaran
top related