konfigurasi geolistrik
Post on 16-Feb-2016
25 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Konfigurasi Geolistrik
Metoda geolistrik terdiri dari beberapa konfigurasi, misalnya yang ke 4 buah elektrodanya
terletak dalam satu garis lurus dengan posisi elektroda AB dan MN yang simetris
terhadap titik pusat pada kedua sisi yaitu konfigurasi Wenner dan Schlumberger. Setiap
konfigurasi mempunyai metoda perhitungan tersendiri untuk mengetahui nilai ketebalan
dan tahanan jenis batuan di bawah permukaan. Metoda geolistrik konfigurasi Schlumberger
merupakan metoda favorit yang banyak digunakan untuk mengetahui karakteristik lapisan
batuan bawah permukaan dengan biaya survei yang relatif murah.Umumnya lapisan
batuan tidak mempunyai sifat homogen sempurna, seperti yang dipersyaratkan pada
pengukuran geolistrik. Untuk posisi lapisan batuan yang terletak dekat dengan
permukaan tanah akan sangat berpengaruh terhadap hasil pengukuran tegangan dan
ini akan membuat data geolistrik menjadi menyimpang dari nilai sebenarnya. Yang
dapat mempengaruhi homogenitas lapisan batuan adalah fragmen batuan lain yang menyisip
pada lapisan, faktor ketidakseragaman dari pelapukan batuan induk, material yang terkandung
pada jalan, genangan air setempat, perpipaan dari bahan logam yang bisa menghantar arus
listrik, pagar kawat yang terhubung ke tanah dsbnya.‘Spontaneous Potential’ yaitu tegangan
listrik alami yang umumnya terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan
penghantar yang secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral
dari lapisan batuan yang berbeda juga akan menyebabkan ketidak-homogenan lapisan
batuan. Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil, tetapi bila digunakan
konfigurasi Schlumberger dengan jarak elektroda AB yang panjang dan jarak MN yang
relatif pendek, maka ada kemungkinan tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang
pada hasil pengukuran tegangan listrik pada elektroda MN, sehingga data yang terukur
menjadi kurang benar.Untuk mengatasi adanya tegangan listrik alami ini hendaknya
sebelum dilakukan pengaliran arus listrik, multimeter diset pada tegangan listrik alami
tersebut dan kedudukan awal dari multimeter dibuat menjadi nol. Dengan demikian alat
ukur multimeter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar diakibatkan oleh
pengiriman arus pada elektroda AB. Multimeter yang mempunyai fasilitas seperti ini hanya
terdapat pada multimeter dengan akurasi tinggi.
Konfigurasi Metode Schlumberger
Prinsip konfigurasi Schlumberger idealnya jarak MN dibuat sekecil-kecilnya, sehingga jarak
MN secara teoritis tidak berubah. Tetapi karena keterbatasan kepekaan alat ukur, maka ketika
jarak AB sudah relative besar maka jarak MN hendaknya dirubah. Perubahan jarak MN
hendaknya tidak lebih besar dari 1/5 jarak AB seperti pada gambar 5. Kelemahan dari
konfigurasi Schlumberger adalah pembacaan tegangan pada elektroda MN adalah lebih kecil
terutama ketika jarak AB yang relatif jauh, sehingga diperlukan alat ukur multimeter yang
mempunyai karakteristik high impedance dengan mengatur tegangan minimal 4 digit atau 2
digit di belakang koma atau dengan cara peralatan arus yang mempunyai tega-ngan listrik DC
yang sangat tinggi. Keunggulan konfigurasi Schlumberger adalah kemampuan untuk
mendeteksi adanya sifat tidak homogen lapisan batuan pada permukaan, yaitu dengan
membanding-kan nilai resistivitas semu ketika terjadi perubahan jarak elektroda
MN/2(Anonim, 2007a).
Gambar 5. Konfigurasi Metode Schlumberger(Anonim, 2007a).
Parameter yang diukur yaitu : jarak antara stasiun dengan elektroda-elektroda (AB/2 dan MN/2),
arus
(I) dan beda potensial ( V). Parameter yang dihitung yaitu : tahanan jenis (R) dan faktor
geometrik (K) (Asisten Geofisika, 2006). Faktor geometrik (K) dapat dicari dengan formula :
Berdasarkan Sunaryo, dkk, (2003) tahanan jenis semu (ρa) dalam pengukuran resistivitas secara
umum adalah dengan cara menginjeksikan arus ke dalam tanah melalui 2 elektroda arus (C1 dan
C2), dan mengukur hasil beda potensial yang ditim-bulkannya pada 2 elektroda potensial (P1 dan
P2). Dari data harga arus (I) dan beda potensial (V), dapat dihitung nilai resistivitas semu (ρa)
sebagai berikut :
I.1. Konfigurasi Geolistrik Wenner
Keunggulan dari konfigurasi Wenner ini adalah ketelitian pembacaan tegangan pada elektroda
MN lebih baik dengan angka yang relatif besar karena elektroda MN yang relatif dekat
dengan elektroda AB. Disini bisa digunakan alat ukur multimeter dengan impedansi yang
relatif lebih kecil.Sedangkan kelemahannya adalah tidak bisa mendeteksi homogenitas
batuan di dekat permukaan yang bisa berpengaruh terhadap hasil perhitungan. Data
yang didapat dari cara konfigurasi Wenner, sangat sulit untuk menghilangkan factor non
homogenitas batuan, sehingga hasil perhitungan menjadi kurang akurat.
ρa = K VI
Gambar 1. Susunan elektroda konfigurasi wenner-schlumberger.
ρ=K VI
Dimana K adalah faktor geometri yang tergantung oleh penempatan elektroda di permukaan dan
ρ adalah resistivitas (tahanan jenis)
K= 2π1r1
+ 1r2
+ 1r3
+…+ 1rn
maka nilai resistivitas untuk metode Wenner-Schlumberger dapat dihitung dengan faktor
geometrikesis
ρ=Rn (n+1 ) a ∆ VI
Tabel 1. Nilai Resistivitas Material-material Bumi
Material Resistivity (Ohm-Meter)
Air (Udara)
Pyrite (Pirit) 0.01-100
Quartz (Kwarsa) 500-800000
Calcite (Kalsit) 1×1012-1×1013
Rock Salt (Garam Batu) 30-1×1013
Granite (Granit) 200-10000
Andesite (Andesit) 1.7×102-45×104
Basalt (Basal) 200-100000
Limestoes (Gamping) 500-10000
Sandstone (Batu Pasir) 200-8000
Shales (Batu Tulis) 20-2000
Sand (Pasir) 1-1000
Clay (Lempung) 1-100
Ground Water (Air Tanah) 0.5-300
Sea Water (Air Asin) 0.2
Magnetite (Magnetit) 0.01-1000
Dry Gravel (kerikil kering) 600-10000
Alluvium (Aluvium) 10-800
Gravel (Kerikil) 100-60
Konfigurasi Schlumberger
Konfigurasi ini diambil dari nama Conrad Schlumberger yang merintis metode geolistrik pada
tahun 1920-an. Adapun keunggulan dari konfigurasi Schlumberger ini adalah kemampuan untuk
mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada permukaan, yaitu dengan
membandingkan nilai resistivitas semu ketika terjadi perubahan jarakelektroda MN/2 .
Sedangkan kelemahannya adalah tidak bias mendeteksi homogenitas batuan di dekat permukaan
yang bisa berpengaruh terhadap hasil perhitungan, selain itu juga dalam pembacaan tegangan
pada elektroda MN adalah lebih kecil terutama ketika jarak AB yang relative jauh, sehingga
diperlukan alat ukur multimeter yang mempunyai karakteristik ‘high impedance’ dengan akurasi
tinggi yaitu yang bias mendisplay tegangan minimal 4 digit atau 2 digit di belakang koma, atau
dengan cara lain, diperlukan peralatan pengirim arus yang mempunyai tegangan listrik DC yang
sangat tinggi.
Figure 1. Konfigurasi Schlumberger
top related