kepemimpinan melayani (case study jokowi)

Post on 09-May-2015

1.028 Views

Category:

Education

3 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Leader is Action,not Position! Warisan Ajaran Kepemimpinan dari Ki Hajar Dewantara (Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani) Paradigma kepemimpinan telah berubah dimana pemimpin tidak lagi dihargai oleh karena kekuasaannya, namun lebih pada bagaimana mereka melayani dan mendukung kebutuhan bawahannya dalam bekerja

TRANSCRIPT

Disampaikan oleh: Jackson Lim

Topik

Warisan Ki Hajar Dewantara

Kepemimpinan Melayani

Belajar Kepemimpinan dari Pak Jokowi

Ajaran Ki Hajar Dewantara

Pemimpin yang baik selayaknya melakukan 3 hal

Ing Ngarso Sung Tulodho

Ing Madyo Mangun Karso

Tut Wuri Handayani

Ing Ngarso Sung Tulodho

• Artinya Ing Ngarso itu didepan / dimuka, Sung berasal dari kata Ingsun yang artinya saya, Tulodo berarti tauladan. Jadi makna Ing Ngarso Sung Tulodo adalah menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan bagi orang - orang di sekitarnya.

• Seorang pemimpin harus menjadi teladan, mengajari pengikutnya, menjadi pelatih/ guru yang mengajari pengikutnya bagaimana melakukan suatu pekerjaan

• Di tahap ini pemimpin menjadi coach bagi pengikutnya saat karyawan belum memiliki kompetensi

Ing Madyo Mangun Karso

• Ing Madyo artinya di tengah-tengah, Mangun berarti membangkitan atau menggugah dan Karso diartikan sebagai bentuk kemauan atau niat

• Bila pengikut sudah memiliki kompetensi tetapi tidak mempunyai rasa percaya diri maka pemimpin harus memotivasi dengan konseling agar pengikut mampu bekerja dengan baik

Tut Wuri Handayani

• Tut Wuri artinya mengikuti dari belakang dan handayani berati memberikan dorongan moral atau dorongan semangat

• Bila pengikut sudah memiliki kompetensi dan rasa percaya diri maka tugas pemimpin adalah mendelegasikan & memberdayakan (empowerment)

Kepemimpinan Melayani

• Awal konsep Servant Leadership berasal dari buku Robert K. Greenleaf “Servant Leadership : A Journey Into the Nature of Legitamate Power and Greatness"

• Prioritas utama seorang servant leader mendorong & mendukung pengikutnya agar mampu mengeluarkan potensi dan kemampuan terbaiknya

• Pemimpin yang fokus/ berorientasi atas kepentingan pengikutnya/ orang banyak bukan pada kepentingan dirinya

• Ketulusan dan pengorbanan tanpa mengharapkan balasan adalah ciri khas seorang servant leader

Greenleaf 1904 – 1990

10 Ciri Servant Leadership

• Mendengar• Empati• Meringankan

beban mental• Kesadaran• Persuasi

• Konseptualisasi• Pemahaman• Pendampingan• Komitmen dalam Mengembangkan

pengikut• Membangun komunitas

Mendengar (Listening)

• Pemimpin harus lebih banyak menyimak informasi daripada berbicara

• Mendengar sepenuh hati apa yang dikatakan dan yang tersirat dalam ucapan

Spears, L. C. (2003). Introduction: Understanding the growing impact of.

Empati

• Harus merasakan atau memikirkan apa yang dirasakan atau dipikirkan para pengikutnya dari sudut pandang mereka, bukan dari sudut pandang pribadi.

• Tidak cukup hanya berhenti di empati saja, tapi kemudian berani terjun langsung untuk menyelesaikan masalah

• Memperlakukan orang lain dengan ikhlas dan sepenuh hati

MEMBANTU MERINGANKAN BEBAN ORANG LAIN

• servant-leaders menyadari bahwa dia bisa membuat orang lain bahagia dan melakukan hal tersebut.

Menyadari Dirinya

• Adanya kesadaran diri untuk memahami situasi dan kondisi orang lain dan memperlakukan orang lain dengan etikal, menghargai kekuatan orang lain dan tata-nilai yang dimilikinya

• Ada kesadaran dalam dirinya apa yang menjadi Purpose (misi, tujuan hidup) dan apa Passion (sesuatu yang menyemangati/ dicintai sepenuh hati)

Persuasi

• Servant leader berusaha menyakinkan orang lain, tanpa memaksa orang lain untuk patuh pada dirinya

Spears, L. C. (2003). Introduction: Understanding the growing impact of servant-leadership. In The servant-leader within: A transformative path (pp. 13-28). New York: Paulist Press.

Konseptualisasi

• Memiliki impian dan cita-cita besar melebihi kenyataan yang terlihat sehari-hari– Membuat arahan tertulis– Menjadi mentor– Mengajak orang mencapai visi

Spears, L. C. (2003). Introduction: Understanding the growing impact of servant-leadership.

Tinjauan Ke Masa Depan

• Seorang servant leader harus mampu mengembangkan/ memiliki perasaaan (intuisi) yang baik tentang bagaimana masa lalu, sekarang, dan masa depan dapat terhubung satu sama lain

Pemahaman Diri

• Siapa aku? Untuk apa aku ada? Apa tujuan hidupku?

• Pekerjaan sehari-hari hakikatnya harus sejalan dengan purpose yang kita miliki. Misi dan tujuan hiduplah yang membedakan esensi/ meaning dari perbuatan

• Passion membuat orang bersedia bekerja dengan penuh semangat & sepenuh hati

Pengayoman (Stewardship)

Percaya pada orang lain, bahwa orang lain bisa berbuat dan berniat baik”

Komitmen dalam mengembangkan orang lain sebagai pengikut

• Bertanggung jawab untuk melayani dan membantu pengikutnya agar berkembang

Membangun Komunitas

Spears, L. C. (2003). Introduction: Understanding the growing impact of servant-leadership. In The servant-leader within: A transformative path (pp. 13-28). New York: Paulist Press.

• Membangun tempat kerja yang seperti keluarga besar dan memperlakukan orang lain seperti keluarga

SummaryThese characteristics are central to the development of a servant-leader:• Listening: A servant leader puts the emphasis upon listening effectively to others.• Empathy: A servant leader needs to understand others' feelings and perspectives.• Healing: A servant leader helps foster each person's emotional and spiritual health and

wholeness.• Awareness: A servant leader understands his or her own values and feelings, strengths and

weaknesses.• Persuasion: A servant leader influences others through their persuasiveness.• Conceptualization: A servant leader needs to integrate present realities and future

possibilities.• Foresight: A servant leader needs to have a well developed sense of intuition about how the

past, present, and future are connected.• Stewardship: A servant leader is a steward who holds an organization's resources in trust for

the greater good.• Commitment to the growth of people: A servant leader is responsible for serving the need of

others.• Building community: A servant leader is to help create a sense of community among people.

Belajar Kepemimpinan Dari Pak Jokowi

Management by Walking Around (MWA)

Management by Walking Around (MWA)

• Jokowi mengingatkan, seorang pemimpin memang harus turun ke lapangan untuk mengetahui lebih pasti persoalan dalam masyarakat. Dengan terjun langsung ke lapangan (blusukan), pemimpin bisa menguasai masalah dan mengambil kebijakan yang tepat atas masalah tersebut.

”Dengan begitu, pemimpin merasakan langsung problem sebenarnya di masyarakat, bukan dengar dari lurah atau camat,”

kata Jokowi dalam kuliah umumnya yang bertajuk ”Republik untuk Publik, Pemimpin yang Melayani”.

Management by Walking Around (MWA)

Pola kepemimpinan Jokowi menerapkan reward dan punishment, membangun sistem yang sederhana, mudah dimenherti oleh warga. Agar berjalan efektif Jokowi banyak memberikan pendelegasian kepada wakilnya dan pejabat di bawahnya.

Pendelegasian wewenang agar efektif harus ada pengawasan hariannya. Jokowi rajin berkunjung ke lapangan. Misalnya mengunjungi puskesmas dan bisa tahu kalau ada puskesmas nakal yang tutup sebelum waktunya dan pimpinan puskesmas kena sanksi. Kemudian dia berkunjung ke sekolah-sekolah, menanyai murid apakah ada biaya atau tidak. Dia pun ke pemukiman berdialog dengan warga apakah ada keluhan ?

Terbukti dengan kehadirannya di tengah-tengah warga pejabat tidak berani macam-macam karena ada manajemen controlling dari masyarakat sehingga yang bekerja itu merasa diawasi. Dia pernah mencopot kepala sekolah karena ditemukan ada pungutan tidak resmi kepada siswa

Pak Jokowi Pemimpin Peduli PKL (Rakyat)

• Jokowi hadapi dilema, warga menginginkan kota Solo yang rapih dan bersih. PKL membuat kota semerawut/ kotor & menolak dipindah. Jokowi juga tidak ingin PKL hidup jadi susah.

• Jokowi lakukan dialog intens (mendengar aspirasi), melakukan negosiasi dan memberikan solusi atas kebutuhan PKL agar mau dipindahkan

• Jokowi berhasil mebujuk PKL Banjarsari pindah ke tempat baru di Klitikan tanpa kekerasan & PKL senang mendapat tempat baru

• Tahun 2005 ketika pertama kali menjabat, Jokowi mendapatkan keinginan mayoritas Wong Solo menginginkan pedagang kaki lima (PKL) yang memenuhi jalan dan taman disingkirkan. Jokowi pun pusing tujuh keliling karena ia tak mau membuat susah hidup para PKL yang merupakan rakyat kecil. Namun ia tidak dapat melawan amanah mayoritas masyarakat Solo yang menginginkan kotanya bersih, tertata rapi, dan nyaman sebagai lingkungan perkotaan yang modern. Artinya Jokowi harus merelokasi para PKL. Target pertama merelokasi PKL Banjarsari. Tiga walik kota sebelumnya sudah angkat tangan menghadapi perlawanan para pedagang kaki lima.

• Taktik lobi meja makan dilakoni diyakini mampu meluluhkan sikap keras para PKL. Para koordinator diajak makan siang di rumah dinasnya, Loji Gandrung dan terus dilakoni sampai 54 kali jamuan dalam periode tujuh bulan dalam suasana kekeluargaan dan sarat pendekatan manusiawi. Strategi Jokowi tenryata mampu mengambil hati para pedagang kaki lima. Namun PKL meminta jaminan mereka tidak kehilangan pembeli, mereka menuntut memperlebar akses jalan, membuka satu trayek angkutan kota, dan terkahir yang paling berat meminta kios gratis. Jokowi berusaha meyakinkan DPRD Surakarta bahwa modal pemerintah sebesar Rp. 9,8 milyar bakal balik modal 8,5 tahun kemudian. Alhasil para PKL hanya dikutip uang retribusi Rp. 2.600/ hari.

• Boyongan pedagang dari Banjarsari ke Pasar Klitikan berlangsung meriah, tidak ada demontrasi dan para pedagang pindah dengan suka cita. Relokasi PKL ini menjadi fenomenal karena tidak ada sedikit pun kekerasan malahan mereka pindah dengan suka hati.

• Sukses merelokasi kawasan Banjarsari, mendorong para PKL lain untuk direlokasi. Targt selanjutnya PKL di wilayah Stadion Manahan.

• Penjual makanan yang terkenal dikumpulkan di Gladag Langen Bogan Solo, Gandekan dan kini menjadi tempat wisata kuliner paling ramai di kota Solo.

• Dalam tempo cepat, 52 persen dari 5.718 pedagang kaki lima tertata dengan baik. Dalam waktu tiga tahun pun, 12 pasar tradisional diatata dan dibangun ulang.

• Pada periode pertama, pendapatan sektor pasar baru mencapai angka Rp. 7,8 miliar. Begitu pasar dibenahi ternyata pendapatan meningkat tajam sebesar Rp. 19,2 miliar. Pendapatan dari pasar jauh melebihi sektor perhotelan sebesar Rp. 10 miliar, restoran Rp. 5 miliar, parkir Rp. 1,8 miliar, periklanan Rp. 4 miliar.

• Izin minimarket dihentikan, dari permohonan sekitar 80 gerai yang bisa beroperasi hanya belasan. • Segenap masyarakat Solo sekarang bisa menikmati keindahan kota, jalan yang bersih dan asri serta tertata dengan baik. Solo

menjadi lebih hijau dengan trotoar luas sepanjang Jalan Slamet Riyadi, tersedia bangku dan hotspot internet gratis. PKL pun senang dengan usahanya yang prospektif di Pasar Klitikan.

Pak Jokowi Pemimpin Peduli PKL (Rakyat)

Pemimpin Peduli PKL (Rakyat)

“Dia doang Gubernur (Jokowi) yang bisa rombak Tanah Abang. Dulu Sutiyoso dan Foke enggak bisa," kata Opick seorang

pedagang di Tanah Abang ”

"Bukan sekadar menggusur tapi menata. (Pedagang kaki lima) itu dikasih tempat yang bagus, tempatnya dicat agar menarik, mereka tak lagi

kehujanan dan kepanasan," kata Kukuh Kepala Satpol PP DKI

Pemimpin Peduli Rakyat

Integritas & KejujuranPak Jokowi

• Survey LPI Agt ‘13 Jokowi terpilih sebagai capres paling jujur

• Meraih penghargaan Bung Hatta Anti-Corruption Award (BHACA) 2010 atas perannya atas pemberantasan korupsi

• Indeks Persepsi Korupsi (IPK) kota Solo tahun 2011 6,08 masuk jajaran 3 besar bersama Tegal dan Bali dengan tingkat korupsi paling rendah

Integritas & Kejujuran Pak Jokowi

Jokowi Pemimpin yang Melayani

• September 2013, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mendapat penghargaan Soegeng Sarjadi Award on Government kategori tokoh negara sebagai pemimpin yang melayani rakyat

• Tingginya dukungan publik kepada Jokowi menunjukkan contoh bahwa hegemoni uang atau kekuasaan itu sesungguhnya bisa dikalahkan dengan kesungguhan untuk melayani rakyat.

”Orang mengatakan, Pak Jokowi tak punya uang, tidak punya potongan, tetapi dia dipilih rakyat,” ujar Mahfud MD

Jokowi Pemimpin yang Melayani

Demikian juga bahwa gaya kepemimpinan Jokowi juga mencerminkan kepemimpinan yang melayani (servant leadership) yakni banyak mendengar aspirasi dan keinginan warganya, memiliki empati atas keadaan wong cilik, membantu memberi kehidupan lebih baik kepada warga, melakukan persuasi dan menghindarkan kekerasan misalnya dalam relokasi PKL Banjarsari, sifat-sifat mengayomi, dan membantu komunitas antara lain komunitas pedagang PKL dan pedagang pasar yang memberi kontribusi nyata dalam kemajuan perekonomian masyarakat

Kesimpulan

• Leader is Action, not Position• Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun

Karso, Tut Wuri Handayani• Paradigma kepemimpinan telah berubah

dimana pemimpin tidak lagi dihargai oleh karena kekuasaannya, namun lebih pada bagaimana mereka melayani dan mendukung kebutuhan bawahannya dalam bekerja

Terima Kasih

top related