implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013 …
Post on 16-Oct-2021
27 Views
Preview:
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM
2013 PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN
ISLAM DI MAN 2 JAKARTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
M. Fadhil Mu’ammar
NIM. 11150110000149
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
ii
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
M. Fadhil Mu’ammar (NIM: 11150110000149). Implementasi Pendekatan
Saintifik Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
di MAN 2 Jakarta.
Pada Kurikulum 2013 digunakan pendekatan saintifik untuk mengasah
keterampilan siswa dalam memahami materi. Selain itu siswa juga diajarkan
tentang pentingnya pembelajaran elaborasi dan kerjasama. Implementasi
pendekatan saintifik yang dilaksanakan di MAN 2 Jakarta adalah Sejarah
Kebudayaan Islam. Karena Sejarah Kebudayaan Islam merupakan catatan
perkembangan perjalanan hidup manusia muslim dari masa ke masa dalam
beribadah, bermuamalah dan berakhlak serta dalam mengembangkan sistem
kehidupan atau menyebarkan ajaran Islam yang dilandasi oleh akidah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pendekatan saintifik
kurikulum 2013 pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang mencakup
pada aspek perencanaan, pelaksanaan pembelajaran dan kendala serta solusi
didalamnya. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
analisis deskriptif. Penelitian ini merupakan kegiatan studi lapangan,
mengumpulkan data melalui kegiatan observasi. Instrumen penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Penelitian hanya dilakukan di kelas X dan XI MAN 2 Jakarta.
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan mereduksi data, triangulasi data,
penyajian data serta penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan saintifik kurikulum 2013 di MAN 2 Jakarta sudah
berjalan cukup baik. Implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013 dilakukan
dengan langkah-langkah, diantaranya yaitu: 1) Mengamati, 2) Menanya, 3)
Mengumpulkan, 4) Mengaosiasi/menalar, 5) Mengkomunikasikan. Solusi dari
kendala yang ada diantaranya: 1) Mengirim guru dalam kegiatan MGMP, 2) Guru
dapat melakukan tutor sejawat, 3) Meningkatkan minat membaca siswa, 4) Siswa
harus mempersiapkan diri sebelum belajar.
vii
ABSTRACT
M. Fadhil Mu'ammar (NIM: 11150110000149). Implementation Scientific
Approach of 2013 Curriculum in History of Islam in MAN 2 Jakarta.
The 2013 Curriculum used a scientific approach for hone student skills in
understanding material. Moreover, the student is taught about the importance of
elaboration and cooperation learning. Implementation scientific approach in
MAN 2 Jakarta is a History of Islam. Because History of Islam is a record
development travel human Muslim life from time to time of worship, muamalah,
moral and life system development or spread the doctrine of Islam based on faith.
This research aims to know the implementation scientific approach of the
2013 curriculum in History of Islam embrace planning aspect, learning execution
and obstacles and solution inside it. This research implemented at MAN 2
Jakarta. Methode used in this research is qualitative research with descriptive
analysis. This research is a field study, collection of data via observation. Only
research do 10th class and 11th class at MAN 2 Jakarta. The technique of data
collection is used data reduction, data triangulation, data display and drawing
conclusions and verification.
Research result shows that learning implementation with a scientific
approach of the 2013 curriculum at MAN 2 Jakarta already worked passably.
Implementation scientific approach of curriculum 2013 with steps, including: 1)
Observing, 2) Asking, 3) Gathering, 4) Associating, and 5) Communicating.
Solutions of existing problems between: 1) Send teacher of MGMP activities, 2)
Teacher do peer tutor, 3) upgrade interest read of a student, 4) students already
preparing my self before learning.
viii
KATA PENGANTAR
Pertama dan yang paling utama, saya panjatkan puji serta syukur kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala karena berkat rahmat, hidayah serta kekuatan dari-Nya saya
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam saya haturkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, semoga
sampai kepada keluarga, sahabat, serta pengikutnya hingga hari akhir nanti.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini begitu banyak hambatan
dan kesulitan sehingga tak lepas dari bimbingan dan arahan berbagai pihak yang
telah membantu dalam proses penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, MA, selaku rektor
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan
3. Bapak Drs. Abdul Haris, M.Ag, selaku Ketua Jurusan/Program Studi
Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
4. Bapak Dr. Akhmad Sodiq, MA, selaku Dosen Penasihat Akademik, yang
telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing saya
selama saya kuliah di kampus ini.
5. Bapak Ahmad Irfan Mufid, MA, selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang
telah membimbing saya dalam proses pembuatan skripsi dari awal hingga
akhir.
6. Orang tua saya, Aba Faisal dan Mamah Hasunah yang selalu mendukung,
mendoakan, memberi motivasi serta memberi bantuan moril maupun
materil sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Abang saya Aziz Faisal Balfas dan Kedua Adik saya, Maulida Balfas dan
Muhammad Fadhlan Nawawi, yang telah memberi support dan semangat
dalam proses pembuatan skripsi ini.
8. Teman-teman perjuangan Pendidikan Agama Islam kelas A 2015 yang
telah menemani, memberikan dukungan, memberikan warna dalam
ix
kehidupan saya serta memberikan nasihat dalam proses perkuliahan saya
hingga saat ini.
9. Sahabat-sahabat teman seper-gamean dan perjuangan hidup selama di
Ciputat “Asiyaaap Up” : Alif, Rifqi, Gojel, Ali, Dwiky, Riza, Nival,
Sundus, Tapleng.
10. TEAM KUY, yang diisi oleh orang-orang hebat yang menemani penulis
berproses di himpunan dalam berdinamika di Ciputat dari akhir semester 1
sampai saat ini, dan telah memberikan dukungan, motivasi, kritik dan
saran kepada saya dalam menjalani proses kehidupan.
11. Warga-warga Hadroh, yang diisi oleh teman-teman saya dari UKM
HIQMA: Nunuk, Amel, Isna, Zahro, Rika, Aldi, Saogi, Roby, Nugi yang
telah menemani saya berproses dalam menyelami hobi saya sampai ke
tingkat Nasional, dan telah mendukung, memberikan doa, serta motivasi
kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman-teman jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2015.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari
sistematika penulisan maupun penggunaan bahasa. Oleh karena itu,
penulis sangat berharap adanya kritik dan saran dari semua pihak yang
membaca untuk kebaikan di masa mendatang.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu, yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Semoga Allah
Subhanahu wa Ta’ala membalas semua kebaikan kalian. Akhir kata,
semoga skripsi ini dapat diterima dan memberikan manfaat bagi penulis
dan pembaca.
Jakarta, 15 April 2020
Penulis
M. Fadhil Mu’ammar
x
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .............................. iii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI .............................. v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 12
C. Fokus Masalah ............................................................................. 13
D. Rumusan Masalah ........................................................................ 13
E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 13
F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 13
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................... 14
A. Kajian Teori.................................................................................... 14
1. Pendekatan Saintifik ................................................................... 14
a. Pengertian Pendekatan ................................................................... 14
b. Pengertian Pendekatan Saintifik .................................................... 15
c. Tujuan Pendekatan Saintifik .......................................................... 17
d. Prinsip-prinsip Pendekatan Saintifik .............................................. 17
e. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik .......................................... 18
f. Tinjauan Kritis Terhadap Pelaksanaan Pendekatan Saintifik
Kurikulum 2013 ............................................................................ 25
2. Kurikulum 2013 ............................................................................ 30
a. Pengertian Kurikulum 2013 ........................................................... 30
b. Tujuan Kurikulum 2013 ................................................................. 31
c. Prinsip-prinsip Kurikulum 2013 ..................................................... 31
d. Konsep Kurikulum 2013 ................................................................ 32
3. Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam .................................. 33
xi
a. Kurikulum Sejarah Kebudayaan Islam Pada Madrasah Aliyah ..... 33
b. Tujuan Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ................................. 42
c. Pendekatan Saintifik Pada Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam43
B. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................... 46
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 49
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 49
B. Metode Penelitian ......................................................................... 49
C. Sumber Data ................................................................................. 50
D. Instrumen Penelitian..................................................................... 50
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 51
F. Teknik Analisis Data .................................................................... 53
G. Pengecekan Keabsahan Data........................................................ 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 59
A. Deskripsi Data ............................................................................. 59
1. Sejarah Singkat MAN 2 Jakarta .................................................... 59
2. Identitas Madrasah ........................................................................ 60
3. Visi MAN 2 Jakarta ...................................................................... 61
4. Misi MAN 2 Jakarta ...................................................................... 61
5. Tujuan Madrasah .......................................................................... 61
6. Jumlah Ruang Kelas dan Rombongan Belajar Tahun Pelajaran ... 62
7. Fasilitas Dan Sarana ...................................................................... 63
8. Peminatan / Jurusan ...................................................................... 64
9. Personil Madrasah ......................................................................... 65
B. Hasil Pembahasan......................................................................... 77
1. Perencanaan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam ......................................................................... 77
2. Pelaksanaan Pendekatan Saintifik Pada Mata Pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam ......................................................................... 79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 85
A. Kesimpulan .................................................................................. 85
B. Implikasi ....................................................................................... 85
C. Saran ............................................................................................. 86
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 87
xii
LAMPIRAN .................................................................................................... 89
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka
mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik
mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan
perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara
nyata dalam kehidupan masyarakat. Pada dasarnya sekolah sebagai suatu
lembaga pendidikan formal, secara sistematis merencanakan bermacam-
macam lingkungan, yakni lingkungan pendidikan yang menyediakan
berbagai kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan berbagai
kegiatan belajar.1
Pendidikan juga pada dasarnya merupakan instrumen
pengembangan potensi yang dimiliki manusia, diantaranya moral. Potensi
moral yang menjadikan manusia secara esensial dan eksistensial sebagai
makhluk religius (homo religious). Hal ini dapat dilihat dalam Undang-
undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas) yang disebutkan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab.2 Dengan demikian sasaran pendidikan
di Indonesia tidak saja menciptakan manusia yang cerdas secara
intelektual tetapi juga cerdas secara emosional dan spiritual, sehingga pada
hakekatnya tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai sesuai dengan
konsep dan ajaran Islam.
1 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), h. 3. 2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
2
Muatan upaya yang dibawa dalam proses pendidikan merupakan
proses yang terpadu dan komprehensif.3 Idealisasi agung dari proses
pendidikan tersebut membutuhkan beragam kreativitas dan inovasi dalam
pelaksanaannya, sehingga peserta didik bisa secara nyata mempunyai
kompetensi sebagaimana dicitakan. Seiring dengan perkembangan zaman
dengan ciri khas mengglobalnya dunia, maka kompetensi output
pendidikan tesebut akan berbenturan dengan berbagai kecenderungan yang
akan terjadi pada era global ini. Mochtar Buchari dalam Abuddin Nata
menyatakan bahwa pada era global akan ditemui setidaknya lima
kecenderungan yaitu :
1. Kecenderungan untuk berintegrasi dalam kehidupan ekonomi
2. Kecenderungan untuk fragmentasi dalam kehidupan politik
3. Ketergantungan interdependensi satu kelompok atau bahkan
negara satu dengan yang lain
4. Kecenderungan meningkatnya kemajuan iptek yang akan
mengubah situasi pasar kerja, dan
5. Kecenderungan semakin tergesernya kebudayaan dan tradisi
oleh tradisi baru yang akan membuat penjajahan baru dalam
kebudayaan.4
Beberapa kecenderungan yang terjadi pada era globalisasi tersebut
ternyata telah berimplikasi luas terhadap kemajuan dan perkembangan
kompetensi peserta didik terhadap materi pembelajaran yang diajarkan di
sekolahnya. Sayangnya, kompetensi output pendidikan (peserta didik) kita
justru belum menunjukkan kualitas yang memadahi untuk bisa bersanding
terlebih lagi berkompetensi di era global. Pada hampir setiap aspek
akademik, utamanya bidang matematika dan sains kompetensi peserta
3 Hendro Widodo, Revitalisasi Pendidikan Humanis Religius di Sekolah Dasar (Jurnal
Al-Bidayah, Vol. 5, No. 2, Desember 2013), h. 222. 4 Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di
Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cet. V, 2012), h. 69-71.
3
didik negara kita dari tingkat dasar hingga menengah masih kalah dengan
peserta didik dari negara lain.
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, pemerintah selalu
berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan yang ada di Indonesia
dengan melakukan pembaharuan-pembaharuan pada kurikulum yang ada.
Dalam dunia pendidikan, kurikulum bukanlah kata yang asing. Pendidikan
atau pembelajaran tidak lepas dari istilah ini, karena kurikulum adalah
salah satu komponen dari pembelajaran. Dengan adanya kurikulum, proses
belajar dan pembelajaran akan berjalan secara terstruktur dan tersistem
demi mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.5 Kurikulum
mempunyai peran penting dalam proses pendidikan. Dan seharusnya
berperan dan bersifat antisipatif dan adaptif terhadap perubahan dan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kurikulum dan pembelajaran
merupakan dua aspek penting dalam kegiatan pendidikan. Keduanya
membahas tentang apa dan bagaimana seharusnya pendidikan tersebut
dilaksanakan.6
Seiring dengan perubahan dan perkembangan kurikulum dari
waktu ke waktu seorang pendidik harus dapat memahami dan
mengimplementasikannya dengan baik. Agar sesuai dengan apa yang
diharapkan perlu adanya pembahasan tentang perkembangan kurikulum
dari Kurikulum 1994, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004,
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan Kurikulum 2013.7
Selama 73 tahun, Indonesia telah melakukan perubahan kurikulum
sebanyak 11 kali, dengan dasar penyesuaian kultur masyarakat serta
perkembngan pendidikan dan teknologi dunia. Pada dasarnya, gagasan
5 Safitri Mardiana, Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Sejarah di SMA
Negeri 1 Metro, Jurnal Historia, Vol. 5, No. 1, 2017. 6 Azkia Muharom Albantani, “Implementasi Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran Bahasa
Arab di Madrasah Ibtidaiyah” Arabiyat : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban
[Online], Vol.2, No.2, h. 179. 7 Murni Eva Marlina, “Kurikulum 2013 yang Berkarakter” JPIIS : Jurnal Pendidikan
Ilmu-ilmu Sosial [Online], Vol.5, No.2, 2013, h. 27-28.
4
pengembangan kurikulum yang dicanangkan pemerintah bertujuan untuk
mencapai kebaikan, tanpa adanya niat untuk memberatkan pendidik
maupun peserta didik.8
Salah satu komponen yang sering dijadikan faktor penyebab
menurunnya mutu pendidikan adalah kurikulum. Kritikan cukup tajam
terhadap kurikulum antara lain yaitu kurikulum terlalu padat, tidak sesuai
kebutuhan anak, terlalu memberatkan anak, merepotkan guru, dan
sebagainya.9 Salah satu kompenen pendidikan yang belum lama
diperbaharui dan dikembangkan adalah kurikulum, yang kemudian lebih
dikenal dengan Kurikulum 2013. Sebuah kurikulum ideal yang diharapkan
mampu menghasilkan insan Indonesia yang berkompetensi produktif,
kreatif dan inovatif melalui sikap, pengetahuan, keterampilan yang
terintegrasi.10 Oleh karena itu dilakukan inovasi melalui penerapan
Kurikulum 2013, yaitu kurikulum sebagai rujukan pengalaman belajar
yang diarahkan bagi tercapainya penguasaan kompetensi.
Demi terlaksananya pendidikan yang efektif, aktif dan
menyenangkan pemerintah menerapkan kurikulum baru yang dipercaya
dapat mengantarkan pendidikan nasional ke arah yang lebih baik.
Kurikulum 2013 terlahir sebagai pembaharu yang dipercaya dapat
menjawab tantangan zaman di masa yang akan datang. Kurikulum 2013
bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif dan afektif serta mampu berkontribusi pada
8 Muhamad Rizal Aziz, “Implementasi Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Pada Mata
Pelajaran FIKIH Kelas 8 di MTs. Al-Husna Lebak Bulus Jakarta Selatan” Skripsi pada UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Jakarta, 2018), h. 3-4. 9 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 2. 10 Ahmad Salim, “Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(PA) di Madrasah”, Jurnal Cendikia, Vol. 12, No. 1, Juni 2014.
5
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dan peradaban
dunia.11
Semenjak diberlakukannya Kurikulum 2013 ini mendapat sorotan
dari berbagai pihak sehingga terjadi pro dan kontra. Diantara yang
dipersoalkan adalah kesiapan sekolah dan para guru, sarana dan fasilitas
yang belum mendukung, besarnya dana yang dikeluarkan yaitu sekitar 2,5
Triliun, kurang optimalnya sosialisasi kepada seluruh pelaksana
dilapangan membuat para guru masih banyak yang kebingungan terhadap
Kurikulum 2013 ini.12 Peserta dituntut berperan aktif dan kreatif dalam
proses pembelajaran. Disamping itu guru sebagai pendidik bertugas
mendampingi dan melakukan penilaian secara teliti dengan perhatian
secara mendalam sebagai bentuk evaluasi terhadap proses pembelajaran,
selanjutnya dituangkan dalam bentuk laporan hasil belajar siswa yang
terperinci dan mendetail terkait hasil belajar siswa. Proses pembelajaran
sebagai penentu keberhasilan dunia pendidikan, tentu menjadi pusat
perhatian dari berbagai sudut pelaku pendidikan.13
Pemerintah menganggap Kurikulum 2013 ini lebih berat dari
kurikulum-kurikulum sebelumnya. Guru sebagai ujung tombak
implementasi Kurikulum 2013, sedangkan guru yang tidak professional
hanya dilatih beberapa bulan saja untuk mengubah pelajaran sesuai dengan
Kurikulum 2013. Selain penguatan dan pendampingan terhadap guru,
siswa juga membutuhkan penguatan dan pendampingan dalam
mengembangkan sikap dan karakter siswa yang ditekankan dalam
Kurikulum 2013.
Berdasarkan Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang
Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa pembelajaran
pada Kurikulum 2013 menggunakan saintifik atau pendekatan keilmuan,
11 Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah 201, h.4. 12 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2013), h. 35-37. 13 Muhamad Rizal Aziz, op.cit. h. 4.
6
Student Centered Active Learning, siswa berperan aktif dalam mencari dan
mengolah informasi ketika pembelajaran berlangsung. Kurikulum 2013
pada dasarnya bertujuan agar siswa mengikuti pembelajaran secara aktif
serta mengembangkan cara berpikir siswa secara ilmiah, sehingga siswa
dapat membentuk pemahaman sendiri dan dipahami secara mendalam oleh
siswa tersebut. Konstuktivisme¸ siswa membentuk pemahaman tersendiri,
mengadopsi dari kejadian sekitar menarik kesimpulan secara mandiri,
sehingga penguatan terhadap materi lebih natural dan dapat dipahami oleh
siswa sendiri. Peserta didik secara mandiri mengamati bahan ajar dengan
menggunakan indra baik membaca, melihat, mendengar, bahkan dengan
mengingat kembali kejadian atau pelajaran yang pernah diterima melalui
metode pembelajaran aktif. Pembelajaran dalam kurikulum 2013 menuntut
perubahan pola pelaksanaan kegiatan pembelajaran dari teaching centered
learning (TCL) kearah student centered teaching learning (SCL).14
Pendekatan saintifik/ilmiah merupakan proses berpikir secara
ilmiah mengambil pelajaran dari lingkungan secara riil, peserta didik akan
secara aktif mencari informasi, membentuk cara belajar serta menarik
pembelajaran, sehingga proses pembelajaran akan lebih logis, aplikatif dan
mudah dipahami. Pada prosesnya, pendekatan saintifik/ilmiah menerapkan
teknik investigasi terhadap objek pembelajaran secara mandiri, sehingga
peserta didik dapat menarik kesimpulan, dengan teori sebagai penguat
hasil pembelajarannya. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena
unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan
simpulan umum.15
Lulusan-lulusan yang cerdas, kreatif dan memiliki sikap yang baik
sangat ditentukan oleh proses pendidikan yang dilaluinya, maka
pemerintah mengeluarkan aturan terbaru yang mengatur tentang standar
14 E. Mulyasa, Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: Rosdakarya, 2014),
h. 48. 15 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Diklat Guru: Konsep Pendekatan Saintifik,
h. 3.
7
proses dan menengah dengan terbitnya Permendikbud nomor 65 tahun
2013. Melalui Permendikbud ini, pemerintah menegaskan bahwa proses
pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah
menggunakan pendekatan scientific (scientific approach) sehingga
diharapkan peserta didik menjadi lebih kreatif dan inovatif.
Sejarah Kebudayaan Islam merupakan pelajaran yang mempelajari
tentang perkembangan peradaban Islam di masa lampau yang diajarkan
jenjang pendidikan yang bernafaskan Islam, mulai dari Madrasah
Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah. Dengan
mempelajari sejarah maka seseorang akan mengetahui segala sesuatu yang
terjadi di masa lampau yang banyak mengandung pelajaran yang
bermanfaat untuk kehidupan. Apalagi Sejarah Kebudayaan Islam, siswa
dapat mengetahui peranan dan sumbangan Islam bagi kehidupan umat
manusia.
Dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, dengan adanya
Kurikulum 2013 diharapkan siswa akan merubah pandangan terhadap
mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang terkesan hafalan menjadi
pembelajaran yang menarik. Dan siswa juga diharapkan dapat mengambil
hikmah dari suatu peristiwa yang nantinya akan menginspirasi siswa untuk
selalu bersikap positif dan juga sesuai dengan kompetensi inti Kurikulum
2013 yang mengedepankan aspek religius.16
Permasalahan yang muncul pada pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam adalah siswa yang mengalami kejenuhan saat proses
belajar-mengajar berlangsung, suasana belajar yang kurang
menyenangkan, dan kelelahan akibat mencatat rangkuman terlalu banyak.
Siswa hanya mendengarkan ceramah guru saja, tanpa ada keaktifan,
kreatifitas dan inovasi yang berasal dari siswa. Kegiatan belajar mengajar
16 Nur Hidayati, dkk., “Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Berdasarkan Kurikulum 2013 di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar”, Skripsi Pendidikan
Sejarah FKIP UNS, Solo, 2015, h.146.
8
khususnya proses belajar mengajar SKI. Hal ini yang menyebabkan siswa
tidak fokus dan tidak memahami apa yang guru jelaskan.
Selain itu, tingkat kecerdasaran yang berbeda antar siswa
merupakan salah satu problem dalam pembelajaran SKI. Perbedaan tingkat
kecerdasan antara satu peserta didik dengan yang lain yang akan
menimbulkan permasalahan bagi peserta didik yang mampu dengan yang
tidak mampu sehingga akan sulit bagi pendidik menerapkan tujuan
intruksional khusus.17
Kondisi pembelajaran SKI di MI NU Tarsyidut Thullab Kudus
Kelas V Singocandi Kudus dalam kegiatan belajar-mengajar diarahkan
kepada terwujudnya proses belajar tuntas (mastery learning). Sedangkan
strategi pembelajaran diarahkan untuk dapat memacu siswa aktif dan
kreatif sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan masing-masing.
Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum terpadu (Integrated
Currriculum) antara Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional
(Kurikulum 2013), Kurikulum Departemen Agama, Kurikulum Lokal dan
Kurikulum Sekolah. Sedangkan untuk metode belajar yang digunakan
adalah metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan.18
Berbeda dengan yang terjadi di MA Negeri Karanganyar,
implementasi pendekatan saintifik yang terjadi di sekolah tersebut tidak
berjalan mulus. Banyak kendala yang dihadapi seperti minimnya tingkat
pemahaman istilah asing bagi peserta didik. Tidak semua murid langsung
menerima dengan mudah materi yang diberikan oleh guru terutama untuk
kata istilah karena kekurangannya dalam membaca. Muhammad Ihsan
selaku guru di sekolah tersebut mengatakan, “Pemahaman siswa
mengetahui berdasarkan poin bisa, akan tetapi tidak memahami ceritanya,
17 Rasyid, Abdul. Problematika Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah
Tsanawiyah Al-Khairaat Pakuli Kabupaten Sigi. Journal of Pedagogy. Vol. 1, No. 1, 2018, h. 24. 18 Tsariy dan Zuhaida. Penerapan Startegi Planted Questions (Pertanyaan Rekayasa)
dalam Meningkatkan Keberanian Siswa Bertanya Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam (SKI) di MI NU Tasryidut Thullab Singocandi Tahun Pelajaran 2015/2016, Tesis pada
STAIN Kudus, 2017.
9
kata istilah dalam sejarah kebudayaan islam juga kurang dipahami oleh
siswa, mencari data terlalu over karena pemahaman siswa yang masih
minim”.19
Selain itu, motivasi dan minat belajar siswa masih
rendah,”Terkadang motivasi belajar siswa masih rendah, dan itu yang
menjadi permasalahan selama ini, mau model seperti apapun ketika
keinginan siswa untuk berkembang tidak ada ya semua akan menjadi tidak
ada hasilnya. Dalam pembelajaran bagaimanapun ketika siswa sudah tidak
mempunyai motivasi dan minat belajar maka dengan cara apapun materi
yang diberikan sukar untuk dicerna oleh murid itu sendiri.20
Tekanan waktu bagi guru yang membuat guru harus
menyampaikan materi dengan singkat. Karena tuntutan guru harus
menyelesaikan silabus dan RPP dalam waktu satu semester.21
Model pembelajaran merupakan suatu cara yang sistematis dalam
mengidentifikasi, mengembangkan dan mengevaluasi seperangkat materi
dan strategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Seorang guru sebelum melakukan kegiatan pembelajaran terlebih dahulu
membuat desain/pm. Dalam mengembangkan RPP, seorang guru harus
menggunakan model pembelajaran yang dianggap cocok untuk
dikembangkan seperti halnya model pembelajaran inkuiri.22
Model pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan saintifik
seperti disebutkan dalam Lampiran Permendikbud RI Nomor 103 Tahun
2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
19 Wisnu Fachrudin, “Implementasi Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam di MA Negeri Karanganyar”, Skripsi pada IAIN Salatiga, Salatiga, 2017, h 51. 20 Ibid. h.52. 21 Ibid., h. 54. 22 I Gede Arnawa Riana, dkk., Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Untuk
Implementasi Kurikulum 2013 di SD Negeri 3 Banjar Jawa Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran
2015/2016. e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan,
Vol. 5, No. 2, 2016, h. 1.
10
Menengah adalah discovery learning, project-based learning, dan inquiry
learning.23
Studi kasus di MIN Tanggul Wetan Jember yang menggunakan
model pembelajaran adalah model inquiry learning. Hal ini terlihat ketika
pelaksanaan model inkuiri menggunakan metode diskusi, pengamatan,
eksplorasi, percobaan, tanya jawab, penugasan dan ceramah. Guru
menggunakan media visual (gambar). Terlihat pada saat observasi metode-
metode tersebut mengaktifkan siswa dalam kegiatan saintifik. Selain itu
penggunaan media visual tersebut dapat mendukung siswa aktif dalam
kegiatan saintifik.24
Evaluasi dari penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran
SKI dalam hal perencanaan diperlukan adanya pelatihan mendalam bagi
guru terkait penyusunan RPP. Pelaksanaan pembelajaran dengan
pendekatan saintifik masih dirasa kurang optimal dikarenakan siswa perlu
penyelesaian dengan kurikulum K-13 dan kurangnya media
pembelajaran.25
Salah satu aspek yang mempengaruhi keberhasilan dengan
pendekatan saintifik adalah kemampuan guru dalam mengolah
pembelajaran dan penentuan metode yang digunakan. Oleh karena itu,
kegiatan proses belajar mengajar selain dikembangkan secara sistematis,
efektif dan efisien juga perlu variasi kegiatan sebagai alternative untuk
menumbuh kembangkan motivasi dan aktivitas peserta didik dalam
mengajar. Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan
pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
23 Permendikbud RI No. 103 Tahun 2014, hlm. 4. 24 Asih Nurwahyuni, “Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam di MIN Tanggul Wetan Jember”, Tesis pada Pascasarjana UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang, 2017, h. 147. 25 Ibid., h. 156.
11
pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada
siswa.26
Dalam jurnal karya Andiana, dkk., pada hasil observasi
pendahuluan di SDN 03 Sintang dan SDN 23 Sintang, guru masih sebagai
penyampai informasi atau penyampaian materinya masih satu arah, kurang
mengaitkan dengan lingkungan dan kehidupan sehari-hari peserta didik,
pembelajaran hanya mengutamakan ingatan dan hafalan, sedangkan
peserta didik lebih baik duduk diam, dan cenderung memperlihatkan dan
mendengarkan penjelasan guru. Dengan menerapkan pendekatan saintifik
dalam pembelajaran tematik guru dapat menghidupkan pembelajaran,
menghidupkan motivasi peserta didik, dan dapat memberikan ruang yang
cukup untuk peserta didik dalam mengembangkan kemampuannya.27
Berbagai permasalahan dalam pembelajaran yang dialami oleh
guru sebagai fasilitator dan murid sebagai subjek perlu dicarikan solusi
dan tentunya solusi yang diterapkan tergantung pada situasi dan kondisi
yang berbeda-beda di lapangan. Oleh karena itu, diperlukan model
pembelajaran yang efektif dan efisien dalam pembelajaran pendekatan
saintifik dalam mengatasi permasalahn itu. Seperti halnya model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Problem Based Learning (PBL) merupakan pembelajaran yang
penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan,
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi peneyelidikan, dan
membuka dialog.28 Masalah yang diangkat biasanya menyangkut
kehidupan nyata di lingkungan peserta didik, ada yang bersifat kasus nyata
yang terjadi di masyarakat dan atau bersifat hopetik yaitu dipilih dan
26 For Andiana, dkk., “Strategi Implementasi Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran
Tematik Di Sekolah Negeri Kota Sintang”, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa,
Vol. 7, No. 4, 2018, h. 2. 27 Ibid. 28 Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013,
(Jakarta: Bumi Akasara, 2015), hal. 127.
12
direkayasa agar dapat memenuhi tujuan dan kriteria pendidikan.29
Penerapan pendekatan saintifik melalui Problem Based Learning dapat
mempengaruhi meningkatnya hasil belajar siswa dari aspek kognitif.
Begitu pun dengan minat belajar siswa, terjadi peningkatan dari sebelum
pembelajaran dengan pendekatan saintifik melalui Problem Based
Learning pada kategori rendah, dan setelah diberikan pembelajaran
pendekatan saintifik melalui Problem Based Learning berada pada
kategori tinggi.30
Salah satu sekolah yang mengalami berbagai permasalahan diatas
adalah Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta. Sekolah tersebut menerapkan
pendekatan saintifik Kurikulum 2013 secara bertahap, dimulai dari kelas X
pada tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini berdasarkan pengalaman penulis
ketika masih duduk di bangku sekolah tersebut, yang saat itu penulis kelas
XII. Masih terdapat kendala dalam pelaksanaan pembelajaran SKI yang
menerapkan kurikulum 2013, karena masih baru diterapkan di sekolah
tersebut.
Setelah menguraikan beberapa permasalahan tersebut, dalam
pembahasan proposal skripsi ini penulis mencoba untuk menjelaskan
mengenai “Implementasi Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Pada
Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MAN 2 Jakarta”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan tersebut,
maka penulis mengidentifikasi adanya beberapa permasalahan yang
terjadi, diantaranya sebagai berikut :
1. Salah satu komponen yang sering dijadikan faktor penyebab
menurunnya mutu pendidikan adalah kurikulum.
29 Ahmad Yani dan Mamat Ruhimat, Teori dan Implementasi Pembelajaran Saintifik
Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2018), hal. 71. 30 Loviga, dkk., “Implementasi Pendekatan Saintifik Melalui Problem Based Learning
Terhadap Minat Dan Prestasi Belajar Matematika”, Jurnal Matematika dan Pendidikan
Matematika, Vol. 3, No. 1, Maret 2018, h. 18.
13
2. Kritikan tajam terhadap kurikulum karena kurikulum terlalu padat,
tidak sesuai kebutuhan anak, terlalu memberatkan anak,
merepotkan guru, dan sebagainya
3. Guru kurang kreatif dan menarik dalam menyampaikan
pembelajaran SKI di MAN 2 Jakarta
C. Fokus Masalah
Dalam penyusunan proposal skripsi ini, penulis berusaha
memfokuskan terhadap implementasi pendekatan saintifik yang terdapat
dalam Kurikulum 2013 pada mata pelajaran SKI di Madrasah Aliyah
Negeri 2 Jakarta.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah
dalam penelitian ini diantaranya :
1. Bagaimana implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada
mata pelajaran SKI di MAN 2 Jakarta ?”.
2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat implementasi pendekatan
saintifik kurikulum 2013 pada mata pelajaran SKI di MAN 2 Jakarta ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah :
1. Mendeskripsikan implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013
pada mata pelajaran SKI di MAN 2 Jakarta.
2. Mendeksripsikan apa saja faktor pendukung dan penghambat
implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada mata
pelajaran SKI di MAN 2 Jakarta
F. Manfaat Penelitian
1. Secara akademis
14
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan terkait proses
pembelajaran yang baik dan efektif, sehingga proses pembelajaran
dapat dikembangkan menjadi lebih baik lagi.
2. Secara praktis
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan evaluasi untuk
berbagai pihak untuk mengembangkan kembali proses
pembelajaran yang bermutu dan tepat sasaran.
15
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Kurikulum 2013
a. Pengertian Kurikulum 2013
Menurut Undang-undang No. 20 tahun 2013 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 1 butir 19 bahwa kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Hidayat berpendapat bahwa “Orientasi Kurikulum 2013 adalah
terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap
(attitude), keterampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge).1 Hal ini
sesuai dengan Sisdiknas pasal 35 tentang kompetensi lulusan yang
merupakan kualifikasi kemampuan lulusan.
Pendapat berbeda tentang Kurikulum 2013 dipaparkan oleh
Kurniasih dan Sani bahwa, “Kurikulum akan secara terus menerus
mengalami perubahan agar suatu kurikulum mampu menjawab tantangan
zaman yang terus berubah tanpa dapat dicegah, dan untuk mempersiapkan
peserta didik yang mampu bersaing di masa depan dengan segala
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.2
b. Tujuan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia
Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga
negara yang beriman, produktif, kreatif dan inovatif dan afektif serta
1 Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h.
113. 2 Intan Kurniash dan Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013, (Jakarta: Kata
Pena, 2014), h.3.
16
mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia.3
Dalam hal ini, pengembangan kurikulum 2013 difokuskan pada
pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa paduan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat di demonstrasikan peserta
didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara
konseptual. Selain itu peserta didik menumbuhkan keberanian dalam
dirinya dan dilatih kemampuan berlogika dalam memecahkan suatu
masalah.
c. Prinsip-prinsip Kurikulum 2013
1) Dari siswa diberi tahu menuju siswa mencari tahu
2) Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar
berbasis aneka sumber
3) Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan
penggunaan pendekatan ilmiah
4) Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi
5) Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu; mata
pelajaran dalam pelaksanaan kurikulum 2013 menjadi komponen
sistem terpadu
6) Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju
pembelajaran dengan jawaban yang kebenerannya multi dimensi
7) Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal
(hardskill) dan keterampilan mental (softskill)
8) Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan
pemberdayaan siswa sebagai pembelajar sepanjang hayat
9) Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi
keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing
3 Dokumen Salinan Lampiran Permendikbud No.69 tahun 2013
17
madyo mangun karso), dan mengembangkan kreatifitas siswa
dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani)
10) Pembelajaran berlangsung di rumah, di sekolah dan di masyarakat
11) Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas
12) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran
13) Pengakuan atas perbedaan individu dan latar belakang budaya
bangsa.4
d. Konsep Kurikulum 2013
Konsep kurikulum yang dipaparkan oleh Kemendikbud adalah
keseimbangan antara hardskill dan softskill, dimulai dari Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses dan Standar
Penilaian.5
Dalam penyempurnaan pola pikir perumusan kurikulum, terdapat
perbedaan sesuai dengan konsep kurikulum. Berikut adalah tabelnya.6
Tabel 2.1 Perbedaan Konsep Kurikulum
No KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013
1 Standar Kompetensi Lulusan
diturunkan dari Standar Isi
Standar Kompetensi
Lulusan diturunkan dari
kebutuhan
2 Standar Isi dirumuskan berdasarkan
Tujuan Mata Pelajaran (Standar
Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran)
yang dirinci menjadi Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mata Pelajaran
Standar Isi diturunkan
dari Standar Kompetensi
Lulusan melalui
Kompetensi Inti yang
bebas mata pelajaran
3 Pemisahan antara mata pelajaran
pembentuk sikap, pembentukan
keterampilan, dan pembentuk
Semua mata pelajaran
harus berkontribusi
terhadap pembentukan
4 Dokumen Kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, h. 8-10. 5 Dokumen Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Jakarta, 14 Januari 2014, h. 26. 6 Ibid, h. 28.
18
pengalaman sikap, keterampilan, dan
pengetahuan
4 Kompetensi diturunkan dari mata
pelajaran
Mata pelajaran
diturunkan dari
kompetensi yang ingin
dicapai
5 Mata pelajaran lepas satu dengan yang
lain, seperti sekumpulan mata
pelajaran terpisah
Semua mata pelajaran
diikat oleh kompetensi
inti (tiap kelas)
2. Pendekatan Saintifik
a. Pengertian Pendekatan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendekatan artinya 1)
proses, cara, perbuatan mendekati, 2) usaha dalam rangka aktivitas
penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti,
metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian.7
Pendekatan juga bisa diartikan konsep dasar yang mewadahi,
menginspirasi, menguatkan, dan melatari pemikiran tentang bagaimana
metode pembelajaran diterapkan berdasarkan teori tertentu.8
Dari paparan diatas, pendekatan bisa berarti cara-cara atau konsep
yang melatari untuk melakukan kegiatan dalam komponen-komponen
yang sudah disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan tertentu.
Pendekatan (approach), menurut T. Raka Joni, menunjukkan cara
umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian, sehingga
berdampak. Ibarat seorang yang memakai kacamata dengan warna tertentu
di dalam memandang alam sekitar. Kacamata berwarna hijau akan
menyebabkan lingkungan kelihatan kehijau-hijaun dan seterusnya.9
Menurut uraian diatas, hal ini berarti bahwa pendekatan itu
bagaimana individu menunjukkan point of view atau sudut pandang yang
7 Aplikasi Kamus Besar Bahasa Indoensia (KBBI), diakses pada tanggal 13 Februari
2019. 8 Hamruni, Strategi Pembelajaran, (Yogyakarta: Insan Madani, 2012), h. 6. 9 Raka Joni, Strategi Belajar Mengajar: Acuan Konseptual Pengelolaan Kegiatan Belajar
Mengajar, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1991), h. 43.
19
digunakannya. Hasil yang didapat tergantung cara sudut pandang yang
dipakai dan ini bersifat relatif.
Istilah pendekatan ini juga digunakan oleh Fred Percival dan Henry
Ellington (1984) untuk menyebut pendekatan yang berorientasi pada
lembaga/guru dan pendekatan yang berorientasi pada peserta didik.10
Pembelajaran yang berorientasi kepada guru/lembaga pendidikan
merupakan sistem pembelajaran konvensional dimana hampir semua
kegiatan pembelajaran dikendalikan oleh guru dan staf lembaga
pendidikan (sekolah). Karakteristik pendekatan yang berorientasi pada
guru bahwa proses belajar mengajar atau proses komunikasi berlangsung
di dalam kelas dengan metode ceramah secara tatap muka.
Sedangkan pendekatan yang berorientasi pada peserta didik
merupaka sistem pembelajaran yang menunjukkan dominasi peserta didik
dan guru hanya fasilitator selama pembelajaran. Karakteristik pendekatan
ini menggunakan berbagai macam sumber belajar, media, metode, media
dan strategi secara bergantian sehingga selama proses pembelajaran
peserta didik berpartisipasi aktif.
b. Pengertian Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik diperkenalkan pertama kali dalam dunia
pendidikan di Amerika sejak akhir abad ke-1, sebagai penekanan pada
metode laboratorium formalistik yang mengaruh pada fakta-fakta.11
Pendekatan saintifik berkaitan erat dengan metode saintifik. Metode
saintifik (ilmiah) pada umumnya melibatkan kegiatan pengamatan atau
observasi yang dibutuhkan untuk perumusan hipotesis atau
mengumpulkan data. Metode ilmiah pada umumnya dilandasi dengan
pemaparan data yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan.12
10 Fred Percival dan Henry Ellington, Teknologi Pendidikan, diterjemahkan oleh
Sudjarwo S, (Jakarta: Erlangga, 1984), h. 20. 11 Ika dan Laila, Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar Teori dan
Praktik, (Yogyakarta: Deepbulish, 2015), h. 1. 12 Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2015), h. 50-51.
20
Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman
kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi
menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana
saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh
karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk
mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui
observasi dan bukan hanya diberi tahu.13
Pendekatan saintifik dapat disebut pendekatan ilmiah. Pendekatan
pembelajaran ilmiah (scientific learning) merupakan bagian dari
pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang
melandasi penerapan metode ilmiah. Proses pembelajaran dapat
dipadankan dengan suatu proses ilmiah. Karena itu kurikulum 2013
mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran.
Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan
pengembangan sikap, keterampilan dan pengetahuan peserta didik. Dalam
pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan
lebih mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning) ketimbang
penalaran deduktif (deductive reasoning). Metode ilmiah umumnya
menempatkan feomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk
kemudian merumuskan simpulan umum.14
Jadi pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara
aktif mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan
mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data (menalar),
menarik kesimpulan dan mengomunikasikan kesimpulan kepada orang
lain.
13 Kemendikbud, Pendekatan, Jenis dan Metode Pendidikan, (Jakarta: T.P. 2013), h. 208. 14 Rista Arivida, “Pendekatan Saintifik Dalam Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Perspektif Al-Qur’an”, Skripsi pada UIN Surabaya, (Surabaya: Surabaya, 2016), h. 28.
21
c. Tujuan Pendekatan Saintifik
Dalam konsep atau gagasan yang dibuat, pasti terdapat cara-cara
yang digunakan agar mempermudah dalam proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru. Dan dalam suatu kegiatan pembelajaran mempunyai
tujuan tersendiri, khusunya tujuan pendekatan saintifik yang menjadi
landasan bagi guru dalam proses pembelajaran.
Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
diantaranya adalah:
1. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan
berpikir tingkat tinggi siswa.
2. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan
sesuatu masalah secara sistematik.
3. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa
belajar itu merupakan suatu kebutuhan.
4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
5. Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya
dalam menulis artikel ilmiah.
6. Untuk mengembangkan karakter siswa.15
Berdasarkan penjelasan tersebut, hasil yang didapat dari
pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah peningkatan
keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi insan yang baik dan
memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak dari
peserta didik yang meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
d. Prinsip-prinsip Pendekatan Saintifik
Beberapa pendekatan pembelajaran tidak lepas dari pendirian atau
prinsip yang menjadi landasan pendekatan tersebut agar tidak
menghilangkan esensinya. Dalam hal ini, pendekatan saintifik mempunyai
15 Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013,(Yogyakarta: Penerbit
Gava Media, 2014), h. 54.
22
prinsip-prinsip yang tidak bisa dihilangkan agar nilai-nilai pendekatan ini
utuh.
Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan
pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Pembelajaran berpusat pada siswa
2. Pembelajaran membentuk students self concept (konsep diri siswa)
3. Pembelajaran terhindar dari verbalisme
4. Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum dan prinsip
5. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan
berpikir siswa
6. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi
mengajar guru
7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan
dalam komunikasi
8. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum dan prinsip yang
dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.16
e. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik
Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk jenjang SMP dan
SMA atau sederajat dilaksanakan menggunakan pendekatan ilmiah.
Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan
dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan
ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi subtansi atau materi ajar
agar peserta didik “tahu bagaimana. Ranah pengetahuan menggamit
transformasi subtansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa”.
Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara
kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skill) dan peserta
16 Ibid. h. 58.
23
didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan
pengetahuan.17
McMillan & Schumacer (2001) menyatakan bahwa pendekatan
saintifik terdiri dari empat langkah, yaitu : 1) define problem, 2) state
the hypothesis to be tested, 3) collect data, dan 4) interpret the result
and draw conlusions about the problem.18
Pertama, define problem atau mengidentifikasi masalah.
Pembelajaran diawali dengan sejumlah masalah baik yang disajikan
guru maupun masalah yang dirumuskan sendiri oleh peserta didik.
Masalah yang digunakan dalam pembelajaran seyogyanya mendorong
peserta didik agar tertarik melakukan pengamatan dan membuat
pertanyaan atas hasil pengamatan yang dilakukannya.
Kedua, membuat hipotesis. Pada tahap ini, peserta didik
menggunakan penalarannya baik secara induktif maupun deduktif untuk
mampu merumuskan jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan.
Proses merumuskan hipotesis dilakukan dengan mengoptimalkan
pengetahuan awal siswa, sehingga terjadi proses penalaran deduktif.
Dalam proses ini kemampuan analisa peserta didik timbul dan
diharapkan mampu untuk merumuskan hipotesis dari permasalahan
yang ada.
Ketiga, mengumpulkan dan menganalisis data. Kegiatan
pengumpulan data dilakukan dengan metode eksperimen maupun studi
lainnya. Hasil pengumpulan tersebut selanjutnya dianalisis untuk
menjawab pertanyaan penelitian maupun untuk membuktikan hipotesis.
Terakhir, menginterpretasi data dan membuat kesimpulan. Pada
tahap ini, peserta didik dilatih untuk memaknai hasil penelitian
sederhana yang sudah dilakukan. Pemberian makna ini dilakukan
dengan menghubungkan hasil penelitian dengan teori-teori yang sudah
ada. Setelah itu, peserta didik menyimpulkan kemampuan penalaran
17 Kemendikbud, Pendekatan dan Strategi Pembelajaran, (Jakarta: T.P. 2013), h. 1. 18 Ika dan Laila, op.cit, h. 6.
24
dari permasalahan yang sedang dikaji sehingga kesimpulan yang
dihasilkan memiliki kelogisan yang tinggi.
Berdasarkan Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang standar
proses pendidikan dasar dan menengah, pendekatan saintifik dalam
pembelajaran meliputi 5M: mengamati, menanya, menalar, mencoba,
dan mengkomunikasikan. Pendekatan saintifik meliputi lima
pengetahuan belajar sebagai berikut:
1) Mengamati (Observing)
Mengamati atau observasi adalah menggunakan panca
indera untuk memperoleh informasi.19 Mengamati menggunakan
panca indera, berbentuk menyimak, mengamati, membaca, baik
menggunakan media atau tidak. Mengamati bukan hanya berupa
pengamatan terhadap objek, tetapi dapat berupa mengingat
ulang apa yang pernah kita lihat, sebagai sebuah informasi.
Mengingat kembali pengetahuan yang diperoleh dari ingatan
jangka panjang.20
Metode observasi mengedepankan pengamatan langsung
pada objek yang akan dipelajari sehingga peserta didik
mendapatkan fakta berupa data yang objektif yang kemudian
dianalisis sesuai tingkat perkembangan peserta didik melalui
panca indera, dan panca indera peserta didik akan menyerap
berbagai hal-hal yang terjadi disekitar dengan merekam, mecatat
dan mengingat.21
Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti
menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan
tertantang dan mudah dalam pelaksanaanya. Metode ini sangat
tepat untuk memenuhi rasa ingin tahu siswa, sehingga
19 Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013, h.
54. 20 Imas dan Berlin, op.cit, h. 61. 21 Hamzah dan Nurdin Muhammad, Belajar Dengan Pendekatan Paikem, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), h. 40.
25
menimbulkan proses pembelajaran yang bermakna. Metode
mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu
peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki
kebermaknaan tinggi. Dengan metode observasi peserta didik
menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang
dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh
guru.22
Berdasarkan paparan diatas menunjukkan bahwa
mengamati pada dasarnya identifikasi hal-hal yang penting
terkait dengan materi pengetahuan yang harus dipelajari. Dalam
memulai kegiatan ini guru perlu mengingatkan tujuan
pembelajaran atau indikator pencapaian kompetensi yang telah
diberikan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan membaca
sekilas bab yang terdapat di dalam buku siswa dan guru juga
bisa memberikan sumber belajar lainnya sebagai objek
pengamatan siswa.
2) Menanya (Questioning)
Langkah kedua dalam pendekatan ilmiah (scientific
approach) adalah menanya. Keberhasilan rangsangan pendidik
melalui fase mengamati, terlihat dari respon yang keluar dari
peserta didik pada fase menanya. Setelah melewati kegiatan
mengamati yang merupakan sebuah upaya rangsangan terhadap
peserta didik, maka akan timbul rasa ingin tahu lebih mendalam
pada diri peserta didik.23 Mengajukan pertanyaan tentang
informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa
yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai
pertanyaan hipotetik). Kompetensi yang dikembangkan adalah
kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan
22 Daryanto, op.cit. h. 60. 23 Muhamad Rizal Aziz, op.cit. h. 24.
26
pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk
hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.24
Kegiatan menanya dalam kegiatan pembelajaran
sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a
Tahun 2013 adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan
untuk mendapatkan informasi tambahan terkait kegiatan
pengamatan tersebut. Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam
bentuk “kalimat tanya”, melainkan juga dapat dalam bentuk
pertanyaan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan
verbal.25
Fungsi bertanya menurut Hosnan adalah mendorong dan
menginspirasi peserta didik dalam berbicara, mengajukan
pertanyaan, dan memberikan jawaban secara logis, sistematis
dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.26
3) Menalar (Associating)
Setelah mencoba mengumpulkan informasi atau data,
kegiatan selanjutnya yaitu menalar. Menalar informasi atau
data yang sudah dikumpulkan untuk memecahkan
permasalahan yang ada. Dalam kegiatan pembelajaran
sebagaimana disampaikan Permendikbud Nomor 81a tahun
2013 adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan,
baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan atau
eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan
kegiatan mengumpulkan informasi.
Adapun kompetensi yang diharapkan adalah
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja
keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan
24 M.. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21, h.
49. 25 Daryanto, op.cit, h.65. 26 Hosnan, op. cit, h. 50.
27
berfikir induktif serta deduktif dan menyimpulkan. Peserta
didik pun di bina untuk memiliki keterampilan agar dapat
menerapkan dan memanfaatkan pengetahuan yang diterimanya
pada hal-hal atau masalah yang baru dihadapinya.27
4) Mencoba (Experimentif)
Dalam Permendikbud Nomor 81a tahun 2013, aktivitas
mencoba yaitu dilakukan untuk mengumpulkan informasi yang
dilakukan melalui ekperimen, membaca sumber lain selain
buku teks, mengamati objek/kajian/aktivitas wawancara dengan
narasumber, dan sebagainya.28 Kegiatan mencari informasi
dilaksanakan dengan cara memberi soal/tugas kepada peserta
didik untuk dipecahkan tepat waktu sesuai dengan waktu yang
diberikan. Belajar dengan menggunakan pendekatan saintifik
akan melibatkan siswa dalam melakukan aktivitas menyelidiki
fenomena dalam upaya menjawab suatu permasalahan.29
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam memiiki banyak
sumber referensi, seperti al-Qur’an, Hadits, buku-buku sejarah,
internet, karya ilmiha, bahkan dengan melalui wawancara
dengan beberapa sejarawan. Peserta didik bisa mencari
informasi melalui berbagai media, baik cetak maupun
elektronik.
5) Mengkomunikasikan (Communication)
Pada tahapan ini, peserta didik sudah mendapat informasi
baru hasil analisa peserta didik dan waktunya untuk
menyajikan informasi atau data kepada khalayak ramai atau
teman-temannya. Dalam kegiatan menyaji ini terjadi
27 Evelin Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2010), h. 108. 28 Ibid, h. 57. 29 Hosnan, op.cit, h. 62.
28
komunikasi, atau dalam tahap ini bisa disebut
mengkomunikasikan.
Dalam rangka kegiatan mengkomunikasikan, pendidik
diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
menyampaikan apa yang telah mereka pelajari. Hasil tersebut
disampaikan dikelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar
peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.30 Peserta
didik diharapkan udah dapat mempresentasikan hasil
temuannya untuk kemudian ditampilkan di depan khalayak
ramai sehingga rasa berani dan percaya dirinya dapat lebih
terasah. Peserta didik yang lain pun dapat memberikan
komentar, saran atau perbaikan mengenai apa yang di
presentasikan oleh rekannya.
Kegiatan mengomunikasikan tidak selalu harus berbentuk
lisan, presentasi, melainkan dapat berbentuk memajang produk
kerja, mempraktekkan hasil temuan, disesuaikan dengan
metode pembelajaran yang digunakan. Lampiran
Permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran
pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah,
menyebutkan bahwa aktivitas mengomunikasikan dilakukan
melalui kegiatan menyajikan laporan dalam bentuk bagan,
diagram, atau grafik; menyusun laporan tertulis; dan
menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan
secara lisan. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilian
oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok
peserta didik tersebut.31
Berdasarkan paparan diatas, peserta didik diharapkan
mampu untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat
30 Daryanto, Op.Cit. h. 80. 31 Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta:
Arruz Media, 2015), h. 80.
29
dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan
berbahasa yang baik dan benar.32
f. Tinjauan Kritis Terhadap Pelaksanaan Pendekatan Saintifik
Kurikulum 2013
Banyak terjadi problem saat menerapkan Kurikulum 2013, mulai
dari awal terbentuknya sampai saat ini. Dibawah ini mungkin hanya
sebagian kecil masalah yang terjadi saat kurikulum 2013 dicoba untuk
diimplementasikan:
Pertama, problem pemahaman. Kurikulum 2013 menawarkan
konsep tematik intergratif, sebelumnya per mata pelajaran atau parsial.
Sementara pengalaman guru selama berpuluh tahun adalah mengajar
secara parsial. Tidak mudah bagi guru untuk shifting paradigm dari parsial
menjadi tematik integrative. Diakui atau tidak, model kurikulum
integrative cocok untuk sekolah-sekolah maju dan guru-gurunya
berkualitas, tapi bila diterapkan pada masyarakat Indonesia dari Merauke
sampai Sabang, belum tentu cocok. Boleh jadi, sebagian besar masyarakat
kita, terutama yang tinggal di pelosok daerah lebih tepat menggunakan
kurikulum parsial. Karena kurangnya pemahaman guru terhadap konsep
tematik integratif disebabkan tidak adanya pelatihan kompetensi guru
sebelum hal itu dilaksanakan.
Shifting paradigm adalah kemampuan mengembangkan pola,
model atau contoh33 berpikir yang sama untuk mendefinisikan
pengetahuan-pengetahuannya, dan menstrukturkannya sebagai ilmu
pengetahuan yang diterima dan diyakini sebagai “yang normal dan yang
paling benar”, untuk kemudian didayagunakan sebagai penunjang
kehidupan yang dipandangnya “paling normal dan paling benar” pula.
Perpindahan shift (pergeseran) adalah suatu persepsi transformatif. Konsep
shifting paradigm membuka kesadaran bersama bahwa para pengkaji ilmu
32 Daryanto, Op.Cit. h. 80. 33 Joyce M. Hawkins, Kamus Dwibahasa Oxford Fajar, Edisi 3, Cet. II, (Malaysia: Fajar
Bakti Sdn Bhd., 2002), h. 280.
30
pengetahuan itu tak akan selamanya mungkin bekerja dalam suatu suasana
“objektivitas” yang mapan, yang bertindak tak lebih kurang hanya sebagai
penerus yang berjalan dalam suatu alur progesi yang linier belaka.34
Adanya Shifting paradigm menurut Thomas Kuhn, disebabkan oleh
adanya shift (pergeseran) biasanya signifikan determinan dengan kriteria
legitimasi antara masalah dan solusi yang dimunculkan.35
Kedua, problem pada penyiapan guru. Para penyusun kurikulum
2013 pada saat rapat membahas masalah implementasi selalu
mengingatkan bahwa hanya guru yang terlatih yang berhak melaksanakan
kurikulum 2013. Tapi faktanya, belum semua guru mengikuti pelatihan
kurikulum 2013 dan mereka yang telah mengikuti pun tidak selalu
memahami kurikulumnya. Bila konsisten pada pedoman yang dibuat
sendiri oleh para penyusun kurikulum 2013, maka kurikulum 2013
memang belum dapat diterapkan pada semua sekolah karena tidak semua
guru sudah mengikuti pelatihan. Bila memaksakan kurikulum 2013
diterapkan di seluruh wilayah Indonesia, maka berarti mereka tidak
konsisten dengan aturan yang mereka buat sendiri.
Menurut Faridah Alawiyah,36 beberapa program persiapan sudah
dilakukan pemerintah, namun masih terdapat beberapa kendala sehingga
belum semua guru memiliki kompetensi yang memadai untuk
mengimplementasikan kurikulum 2013. Disinilah DPR RI berperan untuk
mendorong Pemerintah meningkatkan kinerjanya dalam mempersiapkan
guru. Program yang telah diluncurkan Pemerintah seperti pelatihan khusus
dan klinik konsultasi pembelajaran sudah diluncurkan untuk
34 Nurkhalis, “Konstruksi Teori Paradigma Thomas S. Kuhn”, Jurnal Ilmiah Islam
Futura, UIN Ar-Raniriy, (Banda Aceh: UIN Ar-Raniriy, 2012), Vol. IX, No. 2, h. 85. 35 Thomas Khun, The Structure of Scientific Resolutions, (Chicago: University of Chicago
Press, 1970), Edisi 2, h. 169. 36 Seorang peneliti muda studi Pendidikan pada Bidang Kesejahteraan Sosial di Pusat
Pengkajian, Pengolahan Data, dan Informasi (P3DI) Setjen DPR RI
31
mengembangkan kompetensi guru. Pemerintah harus melakukan evaluasi
secara teratur untuk meningkatkan kualitas guru.37
Dalam rangka penyiapan guru, setiap guru wajib memiliki kriteria
empat standar kompetensi. Terlebih saat ini di Indonesia banyak guru yang
sudah memiliki sertifikat sertifikasi, artinya mereka sudah lulus sebagai
seorang guru professional yang tentunya empat kompetensi guru tersebut
harus selalu dilaksanakan dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini diperkuat
dengan Permendiknas No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru yang berisi macam-macam kompetensi
yang harus dimiliki oleh tenaga pendidik/guru diantaranya kompetensi
pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi professional dan
kompetensi sosial. Keempat kompetensi tersebut harus terintegrasi dalam
kinerja guru.
Ketiga, penjurusan di SMA yang dimulai sejak semester awal pada
saat anak masuk ke SMA akan menimbulkan persoalan teknis di lapangan.
Banyak anak yang memilih jurusan sering tidak didasarkan pada
kemampuan, tetapi keinginan. Akhirnya, ditengah jalan terpaksa harus
pindah ke jurusan yang sesuai dengan kemampuan dan minat. Kurikulum
2013 mengakomodasi kemungkinan pindah jurusan tersebut, tapi ini
sesungguhnya merepotkan sekolah terutama dalam kaitannya
memepersiapkan ruang dan guru, sehingga muncul usulan agar penjurusan
itu dilakukan mulai semester 2 di kelas 1.
Dalam menepatkan individu pada program peminatan/penjurusan
harus benar-benar disesuaikan pada 3 hal pokok yang disebutkan dalam
lampiran Permendikbud yaitu minat, bakat dan kemampuan akademik.
Selain itu, indikator lain yang dikemukakan oleh Ruslan A Gani mengenai
kesesuaian suatu jurusan dengan diri siswa meliputi :38
1. Prestasi belajar
37 Faridah Alawiyah, “Kesiapan Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013”, Jurnal Info
Singkat Kesejahteraan Sosial, Vol. VI, No. 15, 2014, h. 9-12. 38 Ruslan A Gani, Bimbingan Penjurusan, Cet. ke IV, (Bandung: Angkasa, 1986), h. 20.
32
Hasil belajar dari kemampuan akademik siswa selama di jenjang
sebelumnya
2. Pengukuran tes psikologis
Tes ini digunakan untuk mengetahui secara tertulis ukuran bakat
siswa dan tingkat ketertarikan siswa pada bidang tertentu yang
dilakukan oleh lembaga psikotes.
Dengan menerapkan 3 indikator tersebut secara benar dalam
penempatan siswa, kecil kemungkinan terjadi kesalahan atau
ketidaksesuaian pada program peminatan. Dengan tingkat kemungkinan
yang sangat kecil atau rendah tersebut, maka siswa akan merasa cocok dan
pas pada program peminatan yang ditempatkan, sehingga siswa secara
otomatis merasa semangat, senang dan termotivasi selama mengikuti
proses pembelajaran.39
Keempat, beban guru terhadap proses administrasi penilaian. Hal
itu mengingat penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan
dideskripsikan satu per satu. Bila hanya mengajar satu kelas dengan
jumlah murid maksimal 40 murid, seperti guru SD, mungkin itu masih
menjangkau. Tapi bila mengajar per bidang studi dan murid yang diajar
mencapai di atas 200 orang, apalagi 400 orang, tentu saja penilaian
deskriptif tersebut amat membebani guru. Tidak mungkin hafal satu per
satu, sehingga tidak mungkin membuat deskripsi penilaian secara akurat,
akhirnya asal-asalan. Banyak guru sekarang mengeluhkan, kalau tidak
mungkin tugasnya akan selesai bila hanya dikerjakan di sekolah saja,
terpaksa dirumah pun harus lembur.40
Menurut Retnawati, salah satu aspek yang menjadi hambatan
implementasi kurikulum 2013 adalah sistem penilaian yang rumit dan
perlu waktu yang lama untuk menyusun laporannya. Hambatan terbesar
39 Khalifatur Rosyida, “Hubungan Kesesuaian Program Peminatan Dengan Motivasi
Belajar Siswa Kelas X di SMA Negeri 16 Surabaya” Skripsi pada UIN Sunan Ampel Surabaya,
Surabaya, 2015, h. 22-23. 40http://darmaningtyas.blogspot.com/2014/12/tinjauan-kiritis-terhadap-kurikulum-
2013.html diakses pada 29 Oktober 2019 13.02
33
dalam penilaian adalah penilaian sikap. Wawasan guru dalam memilih
metode yang tepat dan mengembangkan instrument penilaian tersebut
masih kurang.41
Dalam kurikulum 2013 ini terdapat kelemahan yang penuh
kontradiktif sehingga perlu direvisi. Pertama, ingin melahirkan manusia
yang kreatif, inovatif, dan komunikatif untuk menghadapai kehidupan
abad ke-21, tapi pelajaran-pelajaran yang bersifat normative-dogmatis
(Agama, PPKN dan Sejarah) justru lebih dominan. Sikap religius itu perlu
dikembangkan agar orang tidak pongah terhadap dirinya sendiri sebagai
orang yang hebat dan menyelesaikan persoalan, tetapi substansi
pendidikan yang terlalu religius juga belum tentu menyelesaikan
persoalan. Artinya perlu ada keseimbangan antara kecakapan ilmu umum
dan ilmu agama agar keduanya saling menopang.
Kedua, terlihat dari elemen perubahan yang pada Kurikulum 2006
menjadi Kurikulum 2013, yaitu Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi,
Standar Proses, dan Standar Penilaian. Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Isi, Standar Proses berubah, tapi Standar Penilaian berubah
setengah hati, yaitu yang hariannya memakai penilaian portofolio, tapi
penilaian akhir menggunakan Ujian Nasional (UN), alias tidak berubah.
Ini jelas inkonsisten. Bagaimana mungkin pendidikan akan melahirkan
manusia-manusia yang berfikir dan bersikap secara konsisten, sementara
kurikulumnya sendiri tidak konsisten?
Ketiga, Kurikulum 2013 ingin melahirkan masyarakat ilmiah, tapi
pendekatan ilmiahnya ustru lemah karena cenderung ke problem solving.
Pendekatan problem solving cocok untuk masyarakat yang sudah memiliki
kultur belajar tinggi sehingga apa yang dipelajari di sekolah itu tinggal
mensismatisasi apa-apa yang dipelajari di rumah dan masyarakat. Tapi
banyak masyarakat di pedalaman yang mengenal buku pun belum, bila
mereka sudah diajak berfikir model problem solving jelas sulit.
41 Retnawati, Hambatan Guru Matematika Sekolah Menengah Pertama dalam
Menerapkan Kurikulum Baru, Jurnal Cakrawala Pendidikan, Vol. XXXIV, Edisi. 3.
34
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai
tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun eksternal.
Disamping itu, didalam menghadapi tuntutan perkembangan zaman, dirasa
perlu adanya penyempurnaan pola pikir dan penguatan tata kelola
kurikulum serta pendalaman dan perluasan materi. Dan hal pembelajaran
yang tidak kalah pentingnya adalah perlunya penguatan proses
pembelajaran dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin
kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.42
3. Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
a. Kurikulum Sejarah Kebudayaan Islam Pada Madrasah Aliyah
Sejarah memiliki dua dimensi yang saling terkait dan tidak bisa
dipisahkan, yaitu peristiwa dan ilmu. Dua hal ini menjadi bahan utama
yang dipisahkan, yaitu peristiwa dan ilmu. Bahan atau materi sejarah yang
dipelajari siswa dan pembelajaran sejarah seharusnya menguraikan suatu
peristiwa sejarah tidak saja mengungkapkan pengetahuan tentang apa,
siapa, dan di mana tetapi lebih ditujukan mangetahui mengapa dan
bagaimana peristiwa itu terjadi, alasan-alasan apa yang mendasari suatu
peristiwa. Artinya, siswa tidak dijadikan oleh guru atau kurikulum untuk
menjadi bank pengetahuan sejarah saja, tapi mereka juga dibimbing untuk
melakukan studi sejarah sesuai dengan kemampuannya yang dimiliki.43
Peristiwa dan ilmu dihadirkan secara simultan kepada siswa.
Kemampuan siswa dalam bidang ajar sejarah kebudayaan Islam tidak
diukur melalui kapasitasnya menghafal fakta-fakta sejarah. Lebih dari itu,
berpikir sejarah atau historis yang meliputi penguasaan terhdap materi,
cara kerja sejarah, kemampuan untuk mengambil pelajaran darinya, dan
mempraktikkannya dalam kehidupan keseharian mereka itu yang dijadikan
sebagai tolak ukur menilai kemampuannya. Contoh, inquiry sebagai cara
42 Ibid. 43Andi Prastowo, Pembelajaran Konstruktivistik-Scientific Untuk Pendidikan Agama Di
Sekolah/Madrasah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), hal. 382.
35
berpikir sejarah bisa diterapkan pada saat pembelajaran sejarah sekaligus
membimbing siswa untuk menguasai keterampilan itu. Selain metode
inquiry, metode lainnya yang sesuai dengan karakteristik metode-metode
dalam ilmu sejarah yaitu pembelajaran berbasis masalah (problem based
learning) dan pembelajaran kontekstual.44
Dalam kurikulum, ada yang namanya struktur kurikulum. Pada
struktur kurikulum ini terdiri atas Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Dasar (KD). Kompetensi Inti kurikulum adalah pengikat berbagai
kompetensi dasar yang harus dihasilkan dengan mempelajari tiap mata
pelajaran serta berfungsi sebagai integrator horizontal antar mata
pelajaran. KI meningkat seiring dengan meningkatnya usia peserta didik
yang dinyatakan dengan meningkatnya kelas. Melalui KI, integrasi vertical
berbagai kompetensi dasar (KD) pada kelas yang berbeda dapat dijaga.45
Rumusan Kompetensi Inti dalam buku menggunakan notasi: 1) KI-1 untuk
Kompetensi Inti sikap spiritual, 2) KI-2 untuk Kompetensi Inti sikap
sosial, 3) KI-3 untuk Kompetensi Inti pengetahuan (pemahaman konsep),
4) KI-4 untuk Kompetensi Inti keterampilan. Urutan tersebut mengacu
pada UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003.
Sedangkan Kompetensi Dasar adalah kompetensi setiap mata
pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti.
Kompetensi dasar merupakan konten atau kompetensi yang terdiri atas
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang bersumber pada kompetensi
inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan
dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta
ciri dari suatu mata pelajaran, mengingat standar kompetensi lulusan harus
dicapai pada kahir jenjang. Selanjutnya Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) yang telah dirumuskan untuk jenjang satuan pendidikan Madrasah
Ibtidaiyah, Mdarasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA) dan
44 Ibid. hal. 385. 45 Dokumen Lampiran PMA 165 tahun 2014, Kementerian Agama Republik Indonesia, h.
3.
36
Madarasah Aliyah Kejuruan (MAK) dipergunakan untuk merumuskan
Kompetensi Dasar (KD).46
Dibawah ini merupakan capaian kompetensi inti (KI) pada
Madrasah Aliyah (MA).
Tabel 2.2 Capaian KI dan KD Pada Tingkat MA
Kompetensi Inti Kelas
X
Kompetensi Inti Kelas
XI
Kompetensi Inti Kelas
XII
1. Menghayati dan
mengamalkan
ajaran agama yang
dianutnya
1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran
agama yang
dianutnya
1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran
agama yang
dianutnya
2. Menghayati dan
mengamalkan
perilaku jujur,
disiplin,
tanggungjawab,
peduli (gotong
royong, kerjasama,
toleran, damai),
santun, responsive dan
pro-aktif dan
menunjukkan seikap
sebagai bagian dari
solusi atas berbagai
permasalahan dalam
interaksi secara efektif
dengan lingkungan
sosial dan alam serta
dalam menempatkan
diri sebagai cerminan
bangsa dalam
pergaulan dunia.
2. Menghayati dan
mengamalkan perilaku
jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli
(gotong royong,
kerjasama, toleran,
damai), santun,
responsive dan pro-aktif
dan menunjukkan
seikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam
interaksi secara efektif
dengan lingkungan
sosial dan alam serta
dalam menempatkan
diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan
dunia.
2. Menghayati dan
mengamalkan perilaku
jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli
(gotong royong,
kerjasama, toleran,
damai), santun,
responsive dan pro-
aktif dan menunjukkan
seikap sebagai bagian
dari solusi atas
berbagai permasalahan
dalam interaksi secara
efektif dengan
lingkungan sosial dan
alam serta dalam
menempatkan diri
sebagai cerminan
bangsa dalam
pergaulan dunia.
46 Ibid.
37
3. Memahami,
menerapkan,
menganalisis
pengetahuan faktual,
konseptual,
procedural
beradasarkan rasa
ingintahunya tentang
ilmu pengetahuan,
teknologi, seni,
budaya dan
humaniora dengan
wawasan
kemanusiaan,
kebangsaan,
kenegaraan, dan
peradaban terkait
penyebab fenomena
dan kejadian serta
menerapkan
pengetahuan
procedural pada
bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya
untuk memecahkan
masalah
3. Memahami,
menerapkan,
menganalisis
pengetahuan faktual,
konseptual, procedural
beradasarkan rasa
ingintahunya tentang
ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya
dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan,
kebangsaan,
kenegaraan, dan
peradaban terkait
penyebab fenomena dan
kejadian serta
menerapkan
pengetahuan procedural
pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya
untuk memecahkan
masalah
3. Memahami,
menerapkan,
menganalisis
pengetahuan faktual,
konseptual, procedural
beradasarkan rasa
ingintahunya tentang
ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya
dan humaniora dengan
wawasan
kemanusiaan,
kebangsaan,
kenegaraan, dan
peradaban terkait
penyebab fenomena
dan kejadian serta
menerapkan
pengetahuan
procedural pada
bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya
untuk memecahkan
masalah
4. Mengolah, menalar
dan menyaji dalam
ranah konkret dan
ranah abstrak terkait
dengan
pengembangan dari
yang dipelajarinya di
sekolah secara
mandiri, dan mampu
menggunakan metode
sesuai kaidah
keilmuan.
4. Mengolah, menalar
dan menyaji dalam
ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan
pengembangan dari
yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif
dan kreatif, serta
mampu menggunakan
metode sesuai kaidah
keilmuan.
4. Mengolah, menalar
dan menyaji dan
mencipta dalam ranah
konkret dan ranah
abstrak terkait dengan
pengembangan dari
yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri
serta bertindak secara
efektif dan kreatif,
mampu menggunakan
metode sesuai kaidah
keilmuan.
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten
kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten mata pelajaran
dalam kurikulum, distribusi konten mata pelajaran dalam semester atau
38
tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu
untuk setiap peserta didik. Struktur kurikulum merupakan aplikasi konsep
pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban
belajar dalam sistme pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem
belajar yang digunakan adalah sistem semester sedangkan
pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan
jam pelajaran per semester.47
Struktur kurikulum sebagai gambaran mengenai penerapan prinsip
kurikulum mengenai posisi seorang peserta didik dalam menyelesaikan
pembelajaran di suatu satuan atau jenjang pendidikan. Lebih lanjut,
struktur kurikulum menggambarkan posisi belajar seorang peserta didik
yaitu apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang
tercantum dalam struktur, ataukah kurikulum memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk menentukan berbagai pilihan sesuai minat dan
kemampuannya.
Struktur kurikulum Madrasah Aliyah terdiri atas: Kelompok mata
pelajaran wajib yang diikuti oleh peserta didik Madrasah Aliyah.
Kelompok mata pelajaran peminatan harus diikuti oleh peserta didik sesuai
dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Mata pelajaran pilihan lintas
minat, untuk tingkat Madrasah Aliyah Peminatan ilmu-ilmu Keagamaan
dapat menambah dengan mata pelajaran kelompok peminatan ilmu-ilmu
alam, sosial ataupun bahasa, demikian juga berlaku untuk peminatan
Matematika dan Bahasa. Adapun struktur kurikulum Madrasah Aliyah
sebagai berikut:48
Struktur Kurikulum 2013
Peminatan Matematika dan Ilmu Alam Madrasah Aliyah
MATA PELAJARAN
ALOKASI WAKTU
PER MINGGU
X XI XII
47 Menteri Agama Republik Indonesia, Peraturan Menteri Agama No. 912 tahun 2013
tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab,
hal. 23. 48 Ibid.
39
Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur’an Hadis 2 2 2
b. Akidah Akhlak 2 2 2
c. Fikih 2 2 2
d. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 4
4 Bahasa Arab 4 2 2
5 Matematika 4 4 4
6 Sejarah Indonesia 2 2 2
7 Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
1 Seni Budaya 2 2 2
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
3 3 3
3 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
Jumlah Jam Kelompok A dan B Per Minggu
33 31 31
Kelompok C (Peminatan)
Peminatan Matematika dan Ilmu Alam
1 Matematika 3 4 4
2 Biologi 3 4 4
3 Fisika 3 4 4
4 Kimia 3 4 4
Mata Pelajaran Pilihan dan Pendalaman
Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat
6 4 4
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 51 51 51
Struktur Kurikulum 2013
Peminatan Ilmu-ilmu Sosial Madrasah Aliyah
MATA PELAJARAN
ALOKASI WAKTU
PER MINGGU
X XI XII
Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur’an Hadis 2 2 2
b. Akidah Akhlak 2 2 2
c. Fikih 2 2 2
d. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2
40
2 Pedidikan Pancasila dan Kewarga negaraan
2
2
2
3 Bahasa Indonesia 4 4 4
4 Bahasa Arab 4 2 2
5 Matematika 4 4 4
6 Sejarah Indonesia 2 2 2
7 Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
1 Seni Budaya 2 2 2
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
3
3
3
3 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
Jumlah Jam Kelompok A dan B Per Minggu
33 31 31
Kelompok C (Peminatan)
Peminatan Ilmu-ilmu Sosial
1 Geografi 3 4 4
2 Sejarah 3 4 4
3 Sosiologi 3 4 4
4 Ekonomi 3 4 4
Mata Pelajaran Pilihan dan Pendalaman
Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat
6
4
4
Jumlah Alokasi Waktu PerMinggu 51 51 51
Struktur Kurikulum 2013
Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya Madrasah Aliyah
MATA PELAJARAN
ALOKASI WAKTU
PER MINGGU
X XI XII
Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur’an Hadis 2 2 2
b. Akidah Akhlak 2 2 2
c. Fikih 2 2 2
d. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 4
4 Bahasa Arab 4 2 2
5 Matematika 4 4 4
41
6 Sejarah Indonesia 2 2 2
7 Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
1 Seni Budaya 2 2 2
2
Pendidikan Jasmani, Olahraga Kesehatan
dan
3
3
3
3 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
Jumlah Jam Kelompok A dan B Per Minggu
33 31 31
Kelompok C (Peminatan)
Peminatan Ilmu-ilmu Bahasa dan Budaya
1 Bahasa dan Sastra Indonesia 3 4 4
2 Bahasa dan Sastra Inggris 3 4 4
3 Bahasa dan Sastra Asing Lainnya 3 4 4
4 Antropologi 3 4 4
Mata Pelajaran Pilihan dan Pendalaman
Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat
6
4
4
Jumlah Alokasi Waktu PerMinggu 51 51 51
Struktur Kurikulum
Peminatan Ilmu-ilmu Keagamaan Madrasah Aliyah
MATA PELAJARAN
ALOKASI WAKTU
PER MINGGU
X XI XII
Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur’an Hadis 2 2 2
b. Akidah Akhlak 2 2 2
c. Fikih 2 2 2
d. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 4
4 Bahasa Arab 4 2 2
5 Matematika 4 4 4
6 Sejarah Indonesia 2 2 2
7 Bahasa Inggris 2 2 2
42
Kelompok B (Wajib)
1 Seni Budaya 2 2 2
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
3 3 3
3 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
Jumlah Jam Kelompok A dan B Per Minggu
33 31 31
Kelompok C (Peminatan)
Peminatan Ilmu-ilmu Keagamaan
1 Tafsir - Ilmu Tafsir 2 3 3
2 Hadis - Ilmu Hadis 2 3 3
3 Fikih - Ushul Fikih 2 3 3
4 Ilmu Kalam 2 2 2
5 Akhlak 2 2 2
6 Bahasa Arab 2 3 3
Mata Pelajaran Pilihan dan Pendalaman
Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat
6
4
4
Jumlah Alokasi Waktu PerMinggu 51 51 51
Struktur kelompok mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Bahasa Arab dalam kurikulum Madrasah meliputi: 1) Al-Qur’an Hadis, 2)
Akidah Akhlak, 3) Fikih, 4) Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), dan 5)
Bahasa Arab. Masing-masing mata pelajaran tersebut pada dasarnya saling
terkait dan melengkapi.
Sejarah Kebudayaan Islam merupakan catatan perkembangan
perjalanan hidup manusia muslim dari masa ke masa dalam beribadah,
bermuamalah dan berakhlak serta dalam mengembangkan sistem
kehidupan atau menyebarkan ajaran Islam yang dilandasi oleh akidah.49
Sejarah Kebudayaan Islam adalah salah satu mata pelajaran yang
menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan
kebudayaan/peradaban Islam di masa lampau, mulai dari dakwah Nabi
Muhammad SAW pada periode Makkah dan periode Madinah,
kepemimpinan umat setelah Rasulullah SAW wafat, sampai
49 Lampiran SK Dirjen No. 2676 tahun 2013 tentang Kurikulum 2013 Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hal. 44.
43
perkembangan Islam periode klasik (zaman keemas an) pada tahun 650 M
– 1250 M, abad pertengahan (1250 M – 1800 M), dan masa modern (1800
M – sekarang), serta perkembangan Islam di Indonesia dan di dunia.50
Secara substansial mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik
untuk mengenal, memahami, menghayati Sejarah Kebudayaan Islam, yang
mengandung nila-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih
kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik.51
b. Tujuan Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Tujuan mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah
Aliyah terkandung dalam KMA 165 tahun 2014 bahwa peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut :
1) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya
mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam
yang telah dibangun oleh Rasulullah SAW dalam rangka
mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
2) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan
tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa
kini, dan masa depan.
3) Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah
secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.
4) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap
peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di
masa lampau.
5) Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil
ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani
tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena
50 Ibid., hal. 58. 51 Ibid.
44
sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk
mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
c. Pendekatan Saintifik Pada Pembelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam
Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dilakukan
melalui tiga tahap, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup.
Kegiatan pendahuluan bertujuan untuk menciptakan suasana awal
pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti
proses pembelajaran dengan baik. Sebagai contoh ketika memulai
pembelajaran, guru menyapa anak dengan nada bersemangat dan gembira
(mengucapkan salam), mengecek kehadiran para siswa dan menanyakan
ketidakhadiran siswa apabila ada yang tidak hadir.52
Dalam metode saintifik, tujuan utama kegiatan pendahuluan adalah
memantapkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang telah
dikuasai yang berkaitan dengan materi pelajaran baru yang akan dipelajari
oleh siswa. Dalam kegiatan ini guru harus mengupayakan agar siswa yang
belum paham suatu konsep dapat memahami konsep tersebut, sedangkan
siswa yang mengalami kesalahan konsep, kesalahan tersebut dapat
dihilangkan.53
Kegiatan inti merupakan kegiatan utama dalam proses
pembelajaran atau dalam proses penguasaan pengalaman belajar (learning
experience) siswa. Kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses
pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang
dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu. Kegiatan inti dalam metode
saintifik ditujukan untuk terkonstuksinya konsep, hukum atau prinsip oleh
52 Gupita, dkk., Makalah Pendekatan Saintifik, Malang: Universitas Negeri Malang, hal.
13 53 Ibid. hal. 14.
45
siswa dengan bantuan dari guru melalui langkah-langkah kegiatan yang
diberikan di muka.54
Kegiatan penutup ditujukan untuk dua hal pokok. Pertama,
validasi terhadap konsep, hukum atau prinsip yang telah dikonstruk oleh
siswa. Kedua, pengayaan materi pelajaran yang dikuasai siswa.55
Dalam Permendikbud No. 65 tahun 2013 menyatakan bahwa
pendekatan yang digunakan saat proses pembelajaran menggunakan
pendekatan saintifk. Langkah-langkah saintifik dijelaskan dalam seperti
dalam tabel berikut dibawah ini:
Tabel 2.7 Langkah-langkah Saintifik
Menurut Permendikbud No. 103 Tahun 2014
Langkah
Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar
Mengamati
(observing)
Mengamati dengan
indra (membaca,
mendengar,
menyimak, melihat,
menonton dan
sebagainya) dengan
atau tanpa alat
Perhatian pada waktu
mengamati suatu objek/
membaca suatu tulisan/
mendengar suatu
penjelasan, catatan yang
dibuat tentang yang diamati,
kesabaran, waktu (on task)
yang digunakan untuk
mengamati
Menanya
(questioning)
Membuat dan
mengajukan
pertanyaan, tanya
jawab, berdiskusi
tentang informasi
yang belum
dipahami, informasi
tambahan yang ingin
diketahui, atau
sebagai klarifikasi
Jenis, kualitas dan jumlah
pertanyaan yang diajukan
peserta didik (pertanyaan
faktual, konseptual,
procedural, dan hipotetik)
Mengumpulkan
informasi/ mencoba
(experimenting)
Mengeksplorasi,
mencoba,
berdiskusi,
mendemonstrasikan,
meniru bentuk/
Jumlah dan kualitas sumber
yang dikaji/digunakan,
kelengkapan informasi,
validitas informasi yang
dikumpulkan, dan
54 Ibid. 55 Ibid.
46
gerak, melakukan
eksperimen,
membaca sumber
lain selain buku
teks, mengumpulkan
data dari narasumber
melalui angket,
wawancara dan
modifikasi/
menambahi/
mengembangkan
instrument/ alat yang
digunakan untuk
mengumpulkan data.
Menalar/
mengasosiasi
(associating)
Mengolah infromasi
yang sudah
dikumpulkan,
menganalisis data
dalam bentuk
membuat kategori,
mengasosiasi atau
menghubungkan
fenomena/informasi
yang terkait dalam
rangka menemukan
suatu pola, dan
menyimpulkan.
Mengembangkan
interpretasi, argumentasi
dan kesimpulan mengenai
keterkaitan informasi dari
dua fakta/konsep,
interpretasi argumentasi dan
kesimpulan mengenai
keterkaitan lebih dari dua
fakta/konsep/teori,
menyintesis dan
argumentasi serta
kesimpulan keterkaitan
antarberbagai jenis
fakta/konspe/teori/pendapat;
mengembangkan
interpretasi, struktur baru
argumentasi, dan
kesimpulan yang
menunjukkan hubungan
fakta/komsep/teori dai dua
sumber atau lebih yang
tidak bertentangan;
mengembangkan
interpretasi, struktur baru,
argumentasi dan
kesimpulan dari
konsep/teori/pendapat yang
berbeda dari berbagai jenis
sumber.
Mengkomunikasikan
(communication)
Menyajikan laporan
dalam bentuk bagan,
diagram, atau grafik;
menyusun laporan
tertulis; dan
menyajikan laporan
Menyajikan hasil kajian
(dari mengamati sampai
menalar) dalam bentuk
tulisan, grafis, media
elektronik, multi media dan
lain-lain.
47
meliputi proses,
hasil dan
kesimpulan secara
lisan.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Skripsi dari Muhammad Rizal Aziz, mahasiswa Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam yang berjudul
“Implementasi Pendeketan Saintifk Kurikulum 2013 Pada Mata
Pelajaran FIKIH Kelas 8 di MTs Al-Husna Lebak Bulus Jakarta
Selatan”. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif
dengan teknik pengumpulan data berupa observasi untuk
mengetahui implementasi pendekatan saintifik pada kegiatan
pembelajaran, wawancara guru mata pelajaran dan peserta didik
sebagai narasumber berbagai informasi dan studi dokumentasi
sebagai data pendukung kegiatan penelitian. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa implementasi pendekatan saintifik telah
dilaksanakan dengan baik dan dikemas secara sederhana, tetapi
belum memenuhi kriteria dan prinsip pendekatan saintifik
sepenuhnya. Sekolah tersebut memiliki fasilitas yang baik untuk
mendukung kegiatan pembelajaran kurikulum 2013, hal ini
menjadi faktor pendukung dalam mengimplementasikan
pendekatan saintifik. Beberapa kendala atau hambatan yang
dihadapi guru adalah peserta didik yang kurang aktif dalam
kegiatan pembelajaran dan rendahnya pemahaman guru terkait
pembelajaran kurikulum 2013. Guru mengaggap pelatihan yang
diberikan oleh pemerintah kurang efektif sehingga perlu diadakan
pelatihan khusus yang lebih efektif sehingga pembelajaran
kurikulum 2013 dapat dipahami dengan baik. Hal ini merupakan
salah satu solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan ini.
48
2. Skripsi dari Irma Surya Wardani, mahasiswi Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,
Jurusan Pendidikan Agama Islam yang berjudul “Impelementasi
Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti di SMA Negeri 1 Sukoharjo Kabupaten
Pringsewu”. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif
dengan pendekatan deskriptif/deskriptif kualitatif. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh peneliti tersebut adalah: 1) Implementasi
Kurikulum 2013 pada mata pelajran PAI agar dapat memperoleh
hasil yang optimal maka guru harus bisa menjadi motivator peserta
didik dengan baik dan bisa membawa dan mengarahkan potensi
peserta didik tersebut. 2) keberhasilan pelaksanaan kurikulum 2013
melalui usaha-usaha kepala sekolah dan guru PAI yang dapat
mendorong sekolah untuk dapat mencapai visi, misi, dan
tujuannya. 3) Dalam upaya mengatasi hambatan, sekolah telah
berusaha meningkatkan kapasitas professional dan kompetensi
dengan berbagai pelatihan dan peningkatan keahlian dalam
mengajar serta memberikan akhlak dan budi pekerti yang baik bagi
peserta didik melalui Pendidikan Agama Islam.
3. Skripsi dari Ahmad Fiqih Ahsani Zaim, mahasiswa Universitas
Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan, Program Studi Pendidikan Agama Islam yang berjudul
“Implementasi Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Sooko Mojokerto”.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menganalisa
bagaimana proses pembelajaran pendekatan saintifik pada
pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas X-1 di SMA Negeri 1
Sooko Mojokerto. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1)
Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMA Negeri 1 Sooko Mojokerto telah berjalan
dengan baik, hal ini dapat dilihat bahwa guru melaksanakan proses
49
pembelajaran melalui langkah-langkah pembelajaran pendekatan
saintifk. 2) Hambatan dalam mengimplementasikan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA
Negeri 1 Sooko Mojokerto adalah minimnya sumber-sumber dan
media pembelajaran, latar belakang peserta didik yang tidak sama,
faktor usia guru, beberapa guru yang sudah berusia senja lemah
dalam mengoperasikan komputer.
50
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2
Jakarta yang beralamat di Jl. Penganten Ali No. 112 Kecamatan Ciracas
Kota Jakarta Timur. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini dapat dirinci
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Pelaksanaan Penelitian
NO JENIS
KEGIATAN
BULAN
Nov Des Jan Feb Mar Apr
1 Observasi awal
2 Bimbingan
dengan dosen
3 Pembuatan
instrumen
pertanyaan
4 Pengajuan surat
izin penelitian
5 Wawancara dan
pengambilan data
lapangan
6 Pengolahan dan
analisis data
7 Melaporkan hasil
penelitian
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis
deskriptif. Penelitian ini merupakan kegiatan studi lapangan,
mengumpulkan data melalui kegiatan pengamatan atau observasi dengan
51
instrument yang telah disusun sesuai data yang dibutuhkan sebagai alat
bantu peneliti dalam mengumpulkan informasi atau data. Data yang
terkumpul kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk deskripsi.
Penelitian dilaksanakan dengan metode kualitatif yaitu
menafsirkan fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian,
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan secara holistic dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.56
Metode analisis deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan dengan
menggambarkan keadaan atau sifat seperti adanya untuk kemudian
dilakukan analisis dengan teknik analisa kualitatif.57
C. Sumber Data
Adapun jenis data dalam penelitian ini yaitu, data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang berupa teks hasil wawancara dan
diperoleh melalui wawancara dengan informan yang sedang dijadikan
sampel dalam penelitian. Sedangkan data sekunder adalah data yang
berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh oleh peneliti
dengan cara membaca, melihat atau mendengarkan. Data sekunder bisa
berupa data dalam bentuk teks, gambar dan suara.58
Dalam penelitian ini, sumber data primer yaitu kepala madrasah,
wakil kepala kurikulum, dan guru mata pelajaran SKI. Sedangkan untuk
sumber data sekunder yaitu RPP SKI, profil dan sejarah MAN 2 Jakarta,
visi misi, data guru dan siswa, serta data sarana dan prasarana madrasah.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini di gunakan sebagai panduan wawancara
dan panduan angket, namun peneliti tidak menentukan urutan pertanyaan
yang ketat, pertanyaan akan dikembangkan sesuai dengan jawaban yang di
berikan subjek peneliti.
1 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2009), Cet. XXXIX, h. 6. 2 Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan,(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), h. 157. 3 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, h. 210.
52
Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara
Aspek Dimensi Sub Dimensi
Implementasi
Pendekatan Saintifik
Kurikulum 2013 Pada
Mata Pelajaran
Sejarah Kebudayaan
Islam di MAN 2
Jakarta
Tahap
Perencanaan
Pembelajaran
Kesesuaian RPP dengan
pendekatan saintifik
Pemahaman Guru
Upaya Peningkatan
Kompetensi
Tahap
Implementasi
Pembelajaran
Kegiatan Mengamati
Kegiatan Menanya
Kegiatan Mencoba
Kegiatan Menalar
Kegiatan Menyaji
Tahap
Evaluasi
Pembelajaran
Bentuk Penilaian
Penilaian Sikap
Penilaian Keterampilan
Penilaian Pengetahuan
E. Teknik Pengumpulan Data
Sebelum penulis kumpulkan data-data, alangkah baiknya penulis
memilah jenis data. Jenis data yang dikumpulkan bersifat kualitatif yang
terdiri dari data primer dan sekunder mengenai implementasi pendekatan
saintifk pada kurikulum 2013.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam tindakan, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak
akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.59
Teknik pengumpulan data ini terdiri dari pengumpulan data, observasi,
wawancara, dan studi dokumentasi.
1. Observasi
Metode observasi digunakan untuk mengamati dan mencari
informasi mengenai pendekatan saintifik dalam pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam. Nasution dalam Sugiyono menyatakan bahwa
observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Observasi atau
4 Lexy J. Meoleong, op. cit., h. 6.
53
pengamatan juga bisa berarti teknik atau cara mengumpulkan data dengan
jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung.60 Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasar data, yakni fakta
mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.
Observasi yang digunakan adalah observasi yang tak berstruktur
(unstructured observation). Observasi tak berstruktur adalah observasi
yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan
diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti
tentang apa yang diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak
menggunakan instrument yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-
rambu.61
2. Wawancara
Wawancara didefinisikan sebegai diskusi antara dua orang atau
lebih dengan tujuan tertentu. Wawancara dalam penelitian kualitatif
umumnya dimaksudkan untuk mendalami dan lebih mendalami suatu
kejadian dan atau kegiatan subjek penelitian.62 Pada teknik ini, peneliti
menggunakan metode wawancara untuk menggali informasi lebih dalam
mengenai implementasi pendekatan saintifik pada mata pelajaran SKI di
MAN 2 Jakarta. Jenis wawancara yang dilakukan adalah wawancara
mendalam (In-Depth Interview). Menurut Bogdan dan Taylor, wawancara
mendalam adalah wawancara antara peneliti dengan informan yang
dilakukan berulang-ulang yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman
mengenai perspektif informan terhadap kondisi kehidupannya,
pengalaman-pengalaman, serta situasi yang dihadapi.
Pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
pedoman wawancara semi terstruktur. Pedoman wawancara dibuat dengan
mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Pedoman wawancara
5 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2010), Cet. X, h. 220. 6 Sugiyono, 2015, h. 226. 7 Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Kualitatif dan Tindakan,
(Bandung: Refika Aditama, 2014), h. 213.
54
(terlampir) digunakan untuk menggali informasi dari subyek penelitian di
MAN 2 Jakarta. Wawancara mendalam digunakan dalam penelitian ini agar
peneliti dapat menelusuri Implementasi Pendekatan Saintifik dalam
Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Informan yang direncanakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Guru Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam MAN 2
Jakarta
2. Waka Kurikulum
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan kegiatan pengumpulan data-data
tertulis sehingga dapat digunakan sebagai penguat dalam penyusunan dan
penyampaian informasi yang akan diberikan atau disajikan oleh penulis.
Studi dokumentasi merupakan sumber non manusia, sumber ini adalah
sumber yang cukup bermanfaat, merupakan sumber yang stabil dan akurat
sebagai cermin situasi/kondisi yang sebenarnya serta dapat dianalisis
secara berulang-ulang dengan tidak mengalami perubahan.63
Dalam penelitian ini data dokumentasi merupakan data-data yang
dibutuhkan oleh peneliti diantaranya struktur organisasi madrasah, proses
kegiatan belajar-mengajar, RPP SKI, dan kegiatan sekolah lainnya.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang
lain.64
8 Tim Penyusun Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Pedoman Penulisan Skripsi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), h.
67. 9 Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. Alfabet, 2014), Cet. IX, h.
82.
55
Setelah mengumpulkan data dalam proses penelitian, peneliti akan
melakukan analisa terhadap data yang telah dikumpulkan. Analisa data
dimulai dengan menelaah data yang tersedia dari berbagai sumber dengan
tahapan sebagai berikut:
1. Reduksi data (data reduction)
Reduksi data adalah bentuk analisis yang menajamkan, membuang
yang tidak perlu, memfokuskan pada hal-hal penting, dan mencari
tema serta polanya. Sugiyono menjelaskan, “reduksi data adalah
aktivitas merangkum data, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.”
Reduksi data dalam penelitian kualitatif sangat dibutuhkan karena
data yang dimiliki sangat beragam. Dengan demikian data yang telah
direduksi dapat mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan
data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. Proses reduksi data
dalam penelitian ini dilakukan ketika melakukan transkip wawancara.
Infromasi yang ada dalam hasil wawancara tentu banyak dan sangat
kompleks sehingga perlu adanya reduksi data agar peneliti fokus pada
pokok permasalahan. Reduksi data dalam penelitian ini menggunakan
analisis tematik, yaitu metode reduksi untuk mengidentifikasi,
menganalisis, dan menyajikan pola atau tema yang ada di dalam data.65
2. Penyajian data (data display)
Setelah direduksi maka langkah selanjutnya adalah penyajian data.
Penyajian data adalah upaya dalam memilah-milah setiap satuan ke
dalam bagian yang memiliki kesamaan sehingga memberikan
kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan. Selain itu, penyajian
data merupakan tahapan analisis data kualitatif yang berfungsi untuk
menemukan pola hubungan antar data, sehinggga mudah untuk
dipahami. Penelitian ini akan menyajikan data berdasarkan rumusan
masalah yang telah ditentukan. Untuk menjawab rumusan masalah
10 Braun dan Clarke, Using Thematic Analysis in Psychology: Qualitative Research in
Psychology, 2013, 3 (2). pp. h. 77-101.
56
penelitian, penyajian akan menjelaskan mengenai bagaimana
implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada mata
pelajaran sejarah kebudayan Islam di Madrasah Aliyah Negeri 2
Jakarta.
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Kesimpulan atau verifikasi ini merupakan tahapan terakhir dalam
proses analisis data. Proses penarikan kesimpulan dan verifikasi ini
didasarkan pada bukti-bukti yang telah didapatkan peneliti dalam
lagkah sebelumnya.. kesimpulan dalam penelitian ini diharapkan
menjawab keseluruhan rumusan masalah yang sudah ditentukan di
awal penelitian, dan merupakan temuan baru yang sebelumnya belum
pernah ada.
Hal ini diperkuat oleh Sugiyono, bahwa temuan dapat berupa
deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-
remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa
hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori. Kesimpulan
digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini.66
G. Pengecekan Keabsahan Data
Pengecekan keabsahan data dilakukan untuk memperoleh data
yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan seacara ilmiah.
Pengecekan keabsahan data digunakan untuk mencapai keakuratan
data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dan wawancara.
Dengan demikian hasil anaisis penelitian mencapai tingkat mutu dan
kevalidan yang baik.
Temuan data yang mencapai tingkat mutu dan kevalidan yang baik
ialah data yang tidak berbeda antar data yang dilaporkan pada hasil
penelitian dengan data yang sesungguhnya terdapat pada objek
11 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D), (Bandung: CV. Alfabeta, 2015), h. 253.
57
penelitian. Sugiyono menjelaskan bahwa uji keabsahan data dapat
digunakan sebagai berikut :67
1. Pengujian kredibilitas (validitas internal)
Uji kredibilitas dalam penelitian ini yaitu anatara lain
melalui peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi,
diskusi, dengan teman sejawat dan memberchecking. Seperti yang
dikatakan oleh Sugiyono bahwa meningkatkan ketekunan dapat
dikatakan sebagai usaha untuk meakukan pengamatan secara lebih
cermat dan berkesinambungan dengan cara membaca berbagai
referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-
dokumentasi yang terkait dengan temuan sehingga peneliti akan
mendapatkan wawasan yang lebih luas dan tajam mengenai
kebenaran data yang ditemukan.
Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang
bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data
dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan
pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti
mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu
mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan
data dan berbagai sumber data.68 Dan dengan triangulasi akan lebih
meningkatkan kekuatan data, bila dibandingkan hanya dengan
menggunakan satu pendekatan.
Paparan diatas diperkuat oleh Mathinson (1998) bahwa
menggunakan teknik pengumpulan data dengan triangulasi akan
lebih konsisten, tuntas dan pasti. Dan tentu juga nilai dari teknik
triangulasi untuk memperoleh data lebih meluas, tidak konsisten
atau kontradiksi.
Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
12 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Bandung: Penerbit
Alfabeta, 2011, h. 372. 13 Ibid.
58
a. Triangulasi sumber ialah pengujian kredibilitas dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui
berbagai sumber.
b. Triangulasi teknik adalah pengujian kredibilitas data
dengan cara mengecek data dari sumber yang sama dengan
teknik pengumpulan data yang berbeda.
Memberchecking adalah proses pengecekan data yang
diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan dari
memberchecking agar informasi yang diperoleh dan akan
digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang
dimaksud sumber data atau informan. Apabila data yang
ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti data tersebut
valid, sehingga semakin kredibel/dipercaya. Jika data yang
diperoleh tidak disepakati oleh pemberi data, maka peneliti perlu
melakukan diskusi dengan pemberi data, dan apabila perbedaannya
tajam, maka peneliti harus merubah temuannya dan menyesuaikan
dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.
2. Pengujian Transferability (Validitas Eksternal)
Pengujian Transferability atau validitas eksternal berfungsi
untuk menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya
hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut diambil.
Agar orang lain memahami hasil penelitian, maka peneliti
harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis dan dapat
dipercaya. Dengan demikian, pembaca menjadi jelas dan mengerti
atas hasil penelitian tersebut.69 Dan hal tersebut diperkuat oleh
Sanafiah Faisal, apabila pembaca memperoleh gambaran secara
jelas mengenai penelitian tersebut, maka bisa dikatakan hasil
penelitian itu dapat diberlakukan (transferability), dan laporan
tersebut memenuhi standar transferabilitas.
3. Pengujian Dependability (Reliabilitas)
14 Ibid. h. 373.
59
Uji reliabilitas dilakukan terhadap peneliti untuk mengecek
apakah hasil penelitian tersebut benar-benar
reliabilitas/dependabilitas. Dikatakan reliabilitas jika peneliti
melakukan proses turun ke lapangan untuk mendapatkan data dari
pemberi data dan setelah itu dilakukan audit atas seluruh proses
penelitiannya. Proses audit dilakukan oleh auditor yang independen
atau pembimbing untuk mengaudit seluruh aktivitas peneliti dalam
melakukan penelitian.
4. Pengujian Obyektivitas Penelitian (Confirmability)
Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian telah
disepakati banyak orang. Pengujian obyektivitas mirip dengan uji
reliabilitas sehingga pengujiannya bisa dilakukan secara
bersamaan. Menguji confirmability berarti menguji hasil penelitian,
lalu dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian
merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka
penelitian tersebut telah memeneuhi standar confirmabilitiy.70
15 Ibid. h. 374.
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Sejarah Singkat MAN 2 Jakarta
Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta adalah lembaga pendidikan yang
setingkat dengan Sekolah Menengah Umum lainnya yang berciri khas
Islam di bawah naungan Kementerian Agama Republik Indonesia.
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Jakarta pada awalnya bernama
Pendidikan Pegawai Urusan dan Peradilan Agama Negeri
(PPUPAN).PPUPAN ini berdiri pada tahun 1960 yang berlokasi di
Mampang Prapatan, dan tahun 1968 direlokasi ke Pondok Pinang Jakarta
Selatan. Selanjutnya, pada tahun 1978 dari PPUPAN menjadi MAN 2
Pondok Pinang Jakarta Selatan.
Pada tahun 1981, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 tersebut
direlokasikan ke Komplek Yayasan Masjid PB. Soedirman Cijantung
Jakarta Timur. Kemudian pada Tahun 1991 direlokasi ke Jalan Penganten
Ali RT 001/06 No. 112 Ciracas Jakarta Timur. Mulai tahun pelajaran
1994/1995, MAN 2 Jakarta secara penuh telah melaksanakan Kurikulum
Baru 1994 dan pada Tahun Pelajaran 1996/1997 kelas III merupakan siswa
yang pertama kali yang melaksanakan EBTANAS dengan kurikulum 1994
dengan Program/Jurusan yang ada ialah Program Bahasa, IPA dan IPS
selain itu dibuka pula program untuk keterampilan yang meliputi : Tata
Busana, Otomotif, AC/kulkas, dan Desain Grafis.
Pada tahun 2004-2007, MAN 2 Jakarta sudah menerapkan sistim
pembelajaran yang berbasis kompetensi yang berpedoman pada
Kurikulum 2004 dimulai darikelas X (Sepuluh). Pada tahun 2009 MAN 2
Jakarta mulai menerapkan SKS dan sistem moving class. Seluruh kelas
telah dilengkapi dengan AC, Projector dan akses internet. Dan pada
Tahun Pelajaran 2010-2011, MAN 2 Jakarta bekerjasama dengan OLSH
(Our Lady of The Sacred Heart) College Adelaide Australia melalui
program BRIDGE Project yang didukung oleh Kementerian Agama RI
61
dan Pemerintah Australia. Pada tahun pelajaran 2013/2014 sistem
pembelajaran di MAN 2 Jakarta kembali lagi ke sistem paket dan tidak
menggunakan sistem SKS lagi seiring diberlakukannya kurikulum 2013.
Saat ini peminatan yang ada di MAN 2 Jakarta adalah :
1. Peminatan MIPA
2. Peminatan IPS
3. Peminatan Bahasa
4. Peminatan Ilmu Keagamaan
2. Identitas Madrasah
Nama Madrasah : Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta
Alamat Madrasah : JL. Penganten Ali No. 112
No. Telepon : 021-8408979
Kelurahan : Ciracas
Kecamatan : Ciracas
Kotamadya : Jakarta Timur
Provinsi : DKI Jakarta
Kode Pos : 13740
Nama Kepala Madrasah : Wido Prayoga, S.Pd
Status Madrasah : Negeri
Standar Madrasah : Terakreditasi A
Keadaan Gedung : Permanen
Nomor Statistik Madrasah : 131.1.31.7500001
NPSN : 20177959
Tahun Didirikan : 1991
Tahun Beroperasi : 1992
Status Tanah : Milik Negara
Luas Tanah : 6.000 m2
Luas Bangunan : 3.000 m2
62
3. Visi MAN 2 Jakarta
“Terwujudnya Pendidikan Islami, Unggul, dan Bermartabat”
4. Misi MAN 2 Jakarta
1. Melaksanakan proses pendidikan yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan
2. Mengembangkan budaya madrasah melalui kegiatan keagamaan,
pembimbingan, dan pembiasaan diri.
3. Mewujudkan lingkungan madrasah yang bersih, sehat, dan indah
4. Meningkatkan kepedulian terhadap diri dan lingkungan
5. Melaksanakan pembelajaran 4C (komunikatif, kreatif, kolaboratif,
dan kritis) ;
6. Meningkatkan bakat, minat, dan kreativitas peserta didik, baik
akademik maupun non-akademik
7. Meningkatkan sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran
8. Meningkatkan kompetensi SDM yang professional
9. Meningkatkan komunikasi dan kerja sama dengan alumni, komite,
dan pihak lain yang terkait
10. Membiasakan perilaku jujur dan disiplin
11. Melaksanakan manajemen terbuka
12. Menerapkan pelayanan prima
5. Tujuan Madrasah
1. Memiliki kepribadian, bertutur kata, berperilaku islami dan
berkarakter bangsa Indonesia;
2. Terciptanya peningkatan pembiasaan membaca Al-Qur’an,
pemahaman, dan pengamalan Al-Qur’an;
3. Terlaksananya pembiasaan Tadarus Tahfizh Dhuha (TTD), Shalat
berjamaah dan Kegiatan Keputrian;
4. Tercapainya Tahfizh Al-Qur’an juz 28, 29, 30, dan hadis Arbain
5. Memiliki budaya 5S ( Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun )
63
6. Terwujudnya lingkungan madrasah yang bersih, sehat, dan indah
7. Terciptanya kepedulian terhadap diri dan lingkungan
8. Tercapainya rerata nilai akhir akademik peserta didik minimal 75
dan mencapai kelulusan 100%;
9. Peserta didik diterima di Perguruan Tinggi Negeri, Perguruan
Tinggi Swasta ternama, dan atau Perguruan Tinggi Luar Negeri
minimal 70%;
10. Terlaksananya pembimbingan/pelatihan ekstrakurikuler sesuai
dengan kemampuan, bakat, dan minat peserta didik;
11. Terlaksananya budaya literasi dan pembelajaran digital;
12. Menjuarai lomba-lomba akademik dan non-akademik, baik
tingkat provinsi, nasional, maupun internasional;
13. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai
14. Memiliki SDM yang profesional
15. Terwujudnya komunikasi dan kerja sama dengan alumni, komite,
dan pihak lain yang terkait
16. Terwujudnya perilaku jujur dan disiplin
17. Terlaksananya manajemen madrasah yang terbuka dan akuntabel
18. Terlaksananya pelayanan prima
6. Jumlah Ruang Kelas dan Rombongan Belajar Tahun Pelajaran
No. Kelas Jumlah Ruang
Kelas
Jml. Rombongan
Belajar Keterangan
1. X 8 8 Pagi
2. XI 8 8 Pagi
3. XII 8 8 Pagi
64
7. Fasilitas Dan Sarana
1. Sarana dan Prasarana Sekolah
No. Jenis Fasilitas
1 Ruang Kelas
2 Ruang Kepala Madrasah
3 Ruang Wakil Kelapa Madrasah
4 Ruang Guru
5 Ruang Tata Usaha
6 Laboratorium :
a. Komputer
b. Fisika
c. Biologi
d. Kimia
e. Bahasa
f. Keagamaan
7 Perpustakaan
8 Ruang Kesenian
9 Ruang BP/BK
10 Ruang Aula
11 Masjid/Mushallah
12 Kantin
13 Toilet Guru & Karyawan
14 Toilet Siswa
15 Koperasi
16 Komputer Kantor
17 Komputer Siswa
18 Printer
19 Scan Nilai
20 Audio Visual
21 Mesin Foto coppy
22 Mesin Fax
23 Meja Guru
65
24 Meja TU
25 Meja Siswa
26 Lemari Piala
27 Filling Kabinet
28 LCD/Projector
29 Kendaraan Operasional (Mobil Elp)
30 Motor
31 AC
32 Kipas Angin
33 Laptop
34 Pengeras Suara
35 TV Display
36 Lapangan Volley Ball
37 Lapangan Basket
38 Lapangan Futsal
39 Lapangan Badminton
40 Lapangan Tenis Meja
41 Saung Gazebo
Dll
2. Sarana Ibadah
No. Nama Sarana Jumlah Ukuran Keterangan
1. Masjid Jami’ Attaqwa 1 375 m2 Permanen
2. Masjid Sayyidina
Hamzah 1 196 m2 Permanen
8. Peminatan / Jurusan
No. Peminatan / Jurusan Jumlah Kelas
X XI XII
1. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 3 3 3
2. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 3 3 3
66
3. Ilmu Pengetahuan Bahasa 1 1 1
4. Ilmu Keagamaan 1 1 1
9. Personil Madrasah
1. Jumlah Pendidik / Guru
No. Guru Negeri (ASN)
Guru Honorer Jumlah Kemenag DPK
1.
30 3 9 50
2. Jumlah Tenaga Kependidikan/Karyawan
No. Jabatan PNS PTT/Honorer Jumlah
1. Kepala Tenaga
Kependidikan 1 1
2. Tenaga
Kependidikan 9 3 12
3. Petugas Kebersihan 1 4 5
4. Satuan Pengamanan 1 2 3
Jumlah 12 9 21
3. Pimpinan dan Staf Pimpinan MAN 2 Jakarta Tahun Pelajaran 2018/2019
Jabatan Nama
Kepala Madrasah Wido Prayoga, S.Pd
Kepala TU / Tenaga Kependidikan Erni Julia, SE
Wakil Kepala Bid. Kurikulum Saepul, S. Pd., MM
Wakil Kepala Bid. Kesiswaan Dahlan, S.Ag
Wakil Kepala Bid. Sarpras Dewi Setiawaty, S.Pd
Wakil Kepala Bid. Humas Yuyum Daryumi, S.Pd
Pembina OSIS Zamal, S.Pd.I
67
4. Daftar Wali Kelas Tahun Pelajaran 2019/2020
NO NAMA PENDIDIK WALI KELAS
1 M. CHOIRUL IRFAN, S.Ag X IPA 1
2 SYAHRUDIN, S.Ag X IPA 2
3 ENDANG HERLINA, SP. X IPA 3
4 WASIATUROHMAH, S.Pd X IPS 1
5 IIS WULANSARI, S.Pd X IPS 2
6 Dra. DARSIH X BHS
7 SAYIDATUL UMMAH, S.Hum X AGM
8 FITRIYAH, S.Ag XI IPA 1
9 ANITA FATMAWATI, M.Pd XI IPA 2
10 Hj. KAHFI SABARIAH, M.Fis XI IPA 3
11 WIDI UTAMI DEWI, S.Sos XI IPS 1
12 SUDARSO, M.Pd XI IPS 2
13 AHMAD IRFAN, S.Pd XI BHS
14 ZAENAL, S.Ag XI AGM
15 HALWANURROFIQ, S.Si XII IPA 1
16 SRI HANDAYANI, S.Pd XII IPA 2
17 Dra. Hj. LATIFAH TUNNAIN, M.Pd XII IPA 3
18 RINI DWI ASTUTI, S.Pd XII IPS 1
19 ENDANG PALUPI, M.Pd XII IPS 2
20 Dra. IDA SUMARSIH, MM XII IPS 3
21 YELLI GUSRITA, S.Ag, M.Pd.I XII BHS
22 MUTHMAINNAH, S.AG XII AGM
1. Daftar Nama Pendidik dan Tenaga Kependidikan
No Nama NIP Gol
Pend
.
Tera
khir
Mapel
Utama/T
ugas
Utama
Status
1 Wido Prayoga,
M.Pd 198004162005011005
IV/
a S1 Sejarah PNS
2 Dra. Sumarni 196005301985032004 IV/
b S1 Pkn PNS
68
No Nama NIP Gol
Pend
.
Tera
khir
Mapel
Utama/T
ugas
Utama
Status
3 Dra. Darsih 196202091988032001 IV/
b S1
Bahasa
Indonesia PNS
4 Drs. Mas'ud,
M.Pd 196511091993031002
IV/
b S2
Bahasa
Inggris PNS
5 Dra. Ida
Sumarsih, MM 196706111994032002
IV/
b S1 Ekonomi PNS
6 Drs. Sudiarto 196406281989031007 IV/
b S1 Fisika PNS
7 Drs. Erwan 196210081989101001 IV/
b S1 Kimia PNS
8 Dra. Is Yuliati 196803141995032001 IV/
a S1 Biologi PNS
9 M. Choirul
Irfan, S.Ag 196911051998031003
IV/
a S1
Bahasa
Indonesia PNS
10 Syahrudin,
S.Ag 196804122001121001
IV/
a S1
Matemati
ka PNS
11
Dra. Hj.
Latifah
Tunnain,
M.Pd
196808022002122001 IV/
a S2
Bahasa
Indonesia PNS
12 Hj. Kahfi
Sabariah,
M.P.Fis
196902262005012001 IV/
a S2 Fisika PNS
13 Sri Handayani,
S. Pd 196904221995122001
IV/
a S1
Bahasa
Inggris PNS
14 Mutmainnah,
S.Ag 197105252002122002
IV/
a S1
Bahasa
Arab PNS
15 Mohammad
Amin,S.Ag 196905112002121002
III/
d S1 Fikih PNS
16 Sudarso, M,Pd 196912072003121003 III/
d S2 Ekonomi PNS
17 Rini Dwi
Astuti, S.Pd 197610202003122002
III/
d S1
Matemati
ka PNS
18 Ahmad Irfan,
S.Pd 197606302003121002
III/
d S1
Bahasa
Inggris PNS
19 Dewi
Setiawaty,
S.Pd
197904242005012009 III/
d S1
Bahasa
Jerman PNS
20 Yuyum
Daryumi, S.Pd 197308172005012004
III/
d S1
Bahasa
Indonesia PNS
21 Zaenal, S.Ag 197104062005011001 III/
d S1
PAI/ Al
Qur'an
Hadits
PNS
69
No Nama NIP Gol
Pend
.
Tera
khir
Mapel
Utama/T
ugas
Utama
Status
22 Fitriyah, S.Ag 198001222005012005 III/
c S1
Matemati
ka PNS
23 Endang
Palupi, S.Pd 197108142009012000
III/
c S1 Sejarah PNS
24 Dahlan, S.Ag 197312302007101001 III/
c S1
Akidah
Akhlak PNS
25 Dony Robygus
Kurniawan,
S.Pd
198211112009011011 III/
c S1
Penjas
Orkes PNS
26 Anita
Fatmawati, S.
Pd
198308012009012012 III/
c S1 Kimia PNS
27 Zamal, S.Pd.I 197810272009011008 III/
c S1 Fikih PNS
28 H. M. Zainal
Arifin, Lc, Ma 197506222000121001
III/
b S2
Bahasa
Arab PNS
29 Dra. Hj. Esti
Suprapti 196203292007012004
III/
b S2 Ekonomi PNS
30 Prihtian
Susanti, Se,
MM
197502182007012015 III/
b S2 Sosiologi PNS
31 Dwi Indriani,
S.Pd 196909152007012037
III/
b S1 Geografi PNS
32 Sri Nurjannah,
S.Pd 197311212007012010
III/
b S1
Bahasa
Indonesia PNS
33 Halwanurrofiq
, S.Si 198012092009011011
III/
b S1
Matemati
ka PNS
34 Tri Agustin
Rahmawati,
S.Pd
197908092007102009 III/
b S1 Geografi PNS
35 Saepul, S.Pd.,
MM 198105072007101002
III/
b S1 Biologi PNS
36 Wasiaturohma
h, S.Pd 198107272009012009
III/
b S1
Penjas
Orkes PNS
37 Wida Fery
Astini, S.Kom 198202222007102005
III/
b S1
Bimbinga
n TIK PNS
38 Widi Utami
Dewi, S.Sos 198407222011012018
III/
b S1
Antropolo
gi PNS
39 Sami'An, S.
Ag 196709122007011001
III/
b S1
Bimbinga
n BK PNS
70
No Nama NIP Gol
Pend
.
Tera
khir
Mapel
Utama/T
ugas
Utama
Status
40 Yelli Gusrita,
S.Ag, M.Pd.I 197412102007102001
III/
a S2 SKI PNS
41 Susiana
Maulida, S. Pd - - S1
Bimbinga
n BK
Honor
er
42 Endang
Herlina, Sp - - S1 Biologi
Honor
er
43 Iis Wulansari,
S. Pd - - S1
Bahasa
Inggris
Honor
er
44 Nofiana Lis
Sartika, Se - - S1
Bimbinga
n TIK
Honor
er
45 Naini
Rohmawaty,
S.Pd
- - S1 Bimbinga
n BK
Honor
er
46 Zulfikar
Abriyanto,
S.Pd
- - S1 Seni
Budaya
Honor
er
47 Joko
Sembodo,
S.Tp
- - S1 Matemati
ka
Honor
er
48 Adam Toqo,
S.Pd.I S1
Bahasa
Arab
Honor
er
49 Luthfi
Assagaf,
S.Pd.I
- - S1 Al qur'an
Hadist
Honor
er
50 Erni Julia, SE 197307092002122002 III/ S1 Kepala
TU PNS
51 Ahmad
Baihaqi S.Ag. 196907152006041002
III/
c S1
Tenaga
Kependidi
kan
PNS
52 Mukidi, SE 196801111986031001 III/
c S1
Tenaga
Kependidi
kan
PNS
53 Imam Sudrajat
S.Kom 197905082009011005
III/
b S1
Tenaga
Kependidi
kan
PNS
54 Fadilah, S.Pd. 196903102006042002 III/
b S1
Tenaga
Kependidi
kan
PNS
55 Dwi
Kristianingsih,
SE
197205132009122001 III/
b S1
Tenaga
Kependidi
kan
PNS
56 Partinah, SE 197611052005012004 III/
b S1
Tenaga
Kependidi
kan
PNS
71
No Nama NIP Gol
Pend
.
Tera
khir
Mapel
Utama/T
ugas
Utama
Status
57 Muhamad
Munawar A 197507012006041010 II/c S1
Tenaga
Kependidi
kan
PNS
58 Siti Suryani 197107232007012022 II/b SPG
Tenaga
Kependidi
kan
PNS
59 Arif Mulyono 197612222009101001 II/b MA
N
Tenaga
Kependidi
kan
PNS
60 Rodin 196308162007011024 II/b SMA
Tenaga
Kebersiha
n
PNS
61 Tina Rizkiyah - - SMA
Tenaga
Kependidi
kan
Honor
er
62 Nursetiyono,
S.IP - - S1
Tenaga
Kependidi
kan
Honor
er
63 Ahmad
Daelami, SH - - S1
Tenaga
Kependidi
kan
Honor
er
64 Samsuri - - SMP
Tenaga
Kebersiha
n
Honor
er
65 Salim - - SMA
Tenaga
Kebersiha
n
Honor
er
66 Agung
Pramuji - - SMA
Tenaga
Keamana
n
Honor
er
67 Iwan - - SMA
Tenaga
Kebersiha
n
Honor
er
68 Eni Mulyanih - - SMP
Tenaga
Kebersiha
n
Honor
er
69 Maman
Suherman
Tenaga
Keamana
n
Honor
er
70 Imam Sukoco
Tenaga
Keamana
n
Honor
er
72
J. KEADAAN PESERTA DIDIK
1. Jumlah Perserta Didik
No. Kelas Jumlah Siswa
2017/2018 2018/2019 2019/2020
1. X 262 243 260
2. XI 266 266 242
3. XII 243 262 265
Jumlah 701 742 768
2. Persentase Kelulusan Peserta Didik Tiga Tahun Terakhir
No. TAHUN
PELAJARAN
JUMLAH LULUS
IPA IPS BHS AGM JML
1. 2016/2017 100% 100% 100% 100% 100%
2. 2017/2018 100% 100% 100% 100% 100%
3. 2018/2019 100% 100% 100% 100% 100%
1. Output Peserta Didik Tiga Tahun Terakhir
Tahun Pelajaran Melanjutkan ke..
PTN PTS Bekerja/Lain2
2016/2017 79 109 54
2017/2018 40 165 37
2018/2019
K. ANGGOTA KKM
No. Nama Madrasah Alamat/Telp.
1. MA Al-Hamid Jl. Raya MABES ABRI Cilangkap No. 1
Cipayung Jak-Tim (021) 8447901
2. MA. Ulul Ilmi Jl. Masjid Al Akbar Rt.005/02 Munjul Cipayung
Jakarta Timur
L. PRESTASI MAN 2 JAKARTA 3 TAHUN TERAKHIR
73
No Tahun Jenis Perlombaan Tingkat Prestasi Penyelengga
ra
1 2018
Lomba Robotik
International Youth
Robot Competition
(IYRC) 2018
Bangkok Thailand
Internasion
al
Juara I Kategori
Humanoid
Robot Mission
IYRA
(International
Youth Robot
Assosiation)
2 2018
Lomba Robotik
International Youth
Robot Competition
(IYRC) 2018
Bangkok Thailand
Internasion
al
Juara 8
Kategori
Creative
Desgn Project
IYRA
(International
Youth Robot
Assosiation)
3 2018
Pencak Silat pada
STIEMJ National
Championship 2
Piala Ketum
Dewan Masjid
Indonesia
JABODET
ABEK
Juara 3
Festival
Berkelompok
GOR PKP
4 2018
Pencak Silat pada
STIEMJ National
Championship 2
Piala Ketum
Dewan Masjid
Indonesia
JABODET
ABEK
Juara 1
Festival
Bercerita
GOR PKP
5 2018
Pencak Silat pada
STIEMJ National
Championship 2
Piala Ketum
Dewan Masjid
Indonesia
JABODET
ABEK
Juara 2
Festival
Berpasangan
Putri
GOR PKP
6 2018 Lomba Tahfidz
Qur’an
JABODET
ABEK
Juara 1
dan 3
SMP dan
SMA Al
Ma’ruf
Jakarta
7 2018
MTQ Akhwat
Lomba
Keterampilan
Agama (LOKETA)
V
JABODET
ABEK Juara 1
SMAN 106
Jakarta
8 2018
LCTI pada kegiatan
pentas seni islam
Exclusive 2018
JABODET
ABEK Juara 1
SMAN 5
Bekasi
9 2018 Hafidz Al-Qur’an JABODET
ABEK Juara 1
Universitas
MH Thamrin
Jakarta
10 2018 Kaligrafi JABODET
ABEK Juara 1
Universitas
MH Thamrin
Jakarta
74
No Tahun Jenis Perlombaan Tingkat Prestasi Penyelengga
ra
11 2018 Pencak Silat pada
UMJ OPEN V
JABODET
ABEK
Juara 1 Seni
beregu putri
Universitas
Muhammadi
yah Jakarta
12 2018
Pencak Silat pada
STIEMJ National
Championship 2
Piala Ketum
Dewan Masjid
Indonesia
JABODET
ABEK
Juara 2 beregu
putri GOR PKP
13 2018
MTQ Akhwat
dalam Rohis DKI
Jakarta
Competition
Provinsi
DKI
Jakarta
Juara 2 Kemenag
DKI Jakarta
14 2018
Da’i Ikhwan dalam
Rohis DKI Jakarta
Competition
Provinsi
DKI
Jakarta
Juara 1 Kemenag
DKI Jakarta
15 2018
MTQ Ikhwan
dalam Rohis DKI
Jakarta
Competition
Provinsi
DKI
Jakarta
Juara 3 Kemenag
DKI Jakarta
16 2018 CCI dalam Twitter
2018
Kota
Jakarta
Timur
Juara 3 SMAN 14
Jakarta
17 2018
Lomba Robotic
kategori Line
Follower
JABODET
ABEK Juara 1
MTs PKP
Jakarta
18 2018 Lomba Silat JABODET
ABEK
Juara 1
kategori
Beregu
MTs PKP
Jakarta
19 2018 Lomba Silat JABODET
ABEK
Juara 2
kategori
Tanding
MTs PKP
Jakarta
20 2018 Lomba Silat JABODET
ABEK
Juara 1
kategori
Tanding
MTs PKP
Jakarta
21 2018 Lomba Silat JABODET
ABEK
Juara 2
kategori
Berkelompok
MTs PKP
Jakarta
22 2018 MTQ Akhwat
Kota
Jakarta
Timur
Juara 3 MAN 14
Jakarta
23 2018 MTQ Akhwat
Kota
Jakarta
Timur
Juara 3 SMAN 39
Jakarta
24 2018 Pekan Lomba MTQ
Kota
Jakarta
Timur
Juara 1 MAN 15
Jakarta
75
No Tahun Jenis Perlombaan Tingkat Prestasi Penyelengga
ra
25 2018
Bulu Tangkis pada
Art and Sport
Competition
(ASCO)
Kota
Jakarta
Timur
Juara 3
Universitas
Mercu Buana
Kampus
Kranggan
26 2017
MTQ dalam rangka
RHSC 50 VOLL 2
( Rohis
Competition )
Kota
Jakarta
Timur
Juara 1 SMAN 50
Jakarta
27 2017
Tilawah Golongan
Remaja Putra pada
LPTQ Ciracas
Kota
Jakarta
Timur
Juara 1
Kecamatan
Ciracas
Jakarta
Timur
28 2017
Tilawah Golongan
Remaja Putri pada
LPTQ Ciracas
Kota
Jakarta
Timur
Juara 2
Kecamatan
Ciracas
Jakarta
Timur
29 2017 MTQ pada IFTOR
48
Kota
Jakarta
Timur
Juara 2 SMAN 48
Jakarta
30 2017 MTQ pada Comfest
2017
Kota
Jakarta
Timur
Juara 2 MAN 9
Jakarta
31 2017
Kejuaraan Pencak
Silat Jakarta
Championship 8
Kota
Jakarta
Timur
Juara 3
Kategori
Beregu
JKTC 8
32 2017 Wisata Nusantara
Bersatu ke-2 Nasional Peserta
Markas
Besar
Angkatan
Darat
33 2017
Lomba Pidato
Memperingati Hari
Anti Korupsi
Provinsi
DKI
Jakarta
Juara 2
Kejaksaan
Tinggi DKI
Jakarta
34 2017
Pencak Silat pada
Kompetisi Antar
Kelas Ke-IX Tapak
Suci
Kota
Jakarta
Timur
Juara 2
Kategori
Tanding
PEMPRES
TMII di
GOR Ciracas
35 2017
Pencak Silat pada
Kompetisi Antar
Kelas Ke-IX Tapak
Suci
Kota
Jakarta
Timur
Juara 1
Kategori
Tanding
PEMPRES
TMII di
GOR Ciracas
36 2017
Pencak Silat pada
Kompetisi Antar
Kelas Ke-IX Tapak
Suci
Kota
Jakarta
Timur
Juara 1
Kategori
beregu
PEMPRES
TMII di
GOR Ciracas
37 2017 Lomba MHQ JABODET
ABEK Juara 2
SMAN 39
Jakarta
76
No Tahun Jenis Perlombaan Tingkat Prestasi Penyelengga
ra
38 2017
CCI dalam Lomba
Keterampilan
Agama (LOKETA)
V
JABODET
ABEK Juara 3
SMAN 106
Jakarta
39 2017
Kegiatan Giat
Prestasi dalam
rangka
memperingati HUT
Pramuka Unindra
yang ke-6
JABODET
ABEK
Juara Umum
Putri
Unindra
Jakarta
40 2017
Perkemahan
Pramuka Madrasah
Nasional III
Nasional Peserta Kementerian
Agama Pusat
41 2017
Kaligrafi pada
Sixty Four Islamic
Competition
JABODET
ABEK Juara 1
SMAN 64
Jakarta
42 2017 Lomba Kaligrafi JABODET
ABEK Juara 2
SMAN 62
Jakarta
43 2017 Lomba Kaligrafi JABODET
ABEK Juara 3
SMAN 39
Jakarta
44 2017
Lomba TTG pada
kegiatan Giat
Prestasi dalam
rangka
memperingati HUT
Pramuka Unindra
yang ke-6
JABODET
ABEK Juara 1
Unindra
Jakarta
45 2017
Lomba MTQ di
SMA Negeri 61
Jakarta
JABODET
ABEK Juara 1
SMA Negeri
61 Jakarta
46 2017
Lomba Da'i di
SMA Negeri 61
Jakarta
JABODET
ABEK Juara 1
SMA Negeri
61 Jakarta
47 2017
Da’i dalam
Kegiatan Festival
Islam Nam Lapan
2017
JABODET
ABEK Juara 1
SMAN 68
Jakarta
48 2017
Da’i dalam Lomba
Keterampilan
Agama (LOKETA)
V
JABODET
ABEK Juara 1
SMAN 106
Jakarta
49 2017
MTQ dalam Lomba
Keterampilan
Agama (LOKETA)
V
JABODET
ABEK Juara 1
SMAN 106
Jakarta
50 2017 MTQ Ikhwan Sixty
Four Islamic
JABODET
ABEK Juara 1
SMAN 64
Jakarta
77
No Tahun Jenis Perlombaan Tingkat Prestasi Penyelengga
ra
Competition
51 2017
Kegiatan Seleksi,
Pembekalan dan
Pengiriman KIR ke
Tingkat Provinsi
DKI Jakarta
Kota
Jakarta
Timur
Juara 2 IPA
Unit
Pengelola
Gelanggang
Remaja
Jakarta
Timur
52 2017
Lomba Ratoeh
Jaroe Carnival 5th
2K17
JABODET
ABEK Juara 3
SMA PKP
Jakarta
53 2017
Lomba Da'iah di
SMA Negeri 61
Jakarta
JABODET
ABEK Juara 2
SMA Negeri
61 Jakarta
54 2017
Lomba MTQ di
Sma Negeri 61
Jakarta
JABODET
ABEK Juara 1
SMA Negeri
61 Jakarta
55 2017
Lomba Da'i di
SMA Negeri 68
Jakarta
JABODET
ABEK Juara 1
SMA Negeri
68 Jakarta
56 2016 Raimuna Kwartir
Ranting Ciracas
JABODET
ABEK Peserta
Kwartir
Ranting
Ciracas
Jakarta
Timur
57 2016
Kompetisi Robot
Line Follower
“Electro Open
Robotic VII”
JABODET
ABEK Juara 3 UNJ Jakarta
58 2016
Perkemahan Ilmiah
Remaja Nasional
XV
Nasional Peserta LIPI
59 2016
National Scietific
Paper Competition
Senior High School
Category ( KIR )
Nasional Juara 2 UPI
Bandung
60 2016
Juno'S Club Intern
Taekwondo
Tournament
PROVINSI Medali Perak
61 2016
Lomba Robotik Di
Universitas
Prasetya Mulya
Tangerang
JABODET
ABEK Juara 1
Universitas
Prasetya
Mulya
Tangerang
62 2016
Lomba Semaphore
Pramuka di UIN
Syarif Hidayatullah
Jakarta
JABODET
ABEK Juara 1
UIN Syarif
Hidayatullah
78
No Tahun Jenis Perlombaan Tingkat Prestasi Penyelengga
ra
Jakarta
63 2016
Juara 1 Semaphore
Pramuka Uin Syarif
Hidayatullah
Jakarta
JABODET
ABEK Juara 2
UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta
64 2016
Kompetisi Sains
Madrasah
(KSM)/(OSN)
Provinsi
DKI
Jakarta
Juara 2
Mapel
Matematika
Kemenag
DKI
65 2016
Lomba Robotik
tingkat
internasional
Internasion
al JUARA 2
PEMDA
DKI JKT di
SMA PKP
66 2016 Lomba Robotik
Piala Menristek Nasional JUARA 2
SMA MH
THAMRIN
JAKARTA
67 2016 Lomba Robotik
Walikota Depok
JABODET
ABEK JUARA 1
Walikota
Depok
68 2016 Lomba Robotik
Walikota Depok
JABODET
ABEK JUARA 2
Walikota
Depok
B. Hasil Pembahasan
1. Perencanaan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam
Sebelum guru melaksanakan pembelajaran di kelas, guru diwajibkan
untuk menyusun dan memiliki rancangan untuk kegiatan belajar-mengajar
atau yang biasa disebut dengan RPP (Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran). Salah satu tugas pokok guru adalah merencanakan
pembelajaran sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2013
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah yang
menyebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban
menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian
79
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.71
RPP yang digunakan dalam pembelajaran SKI di MAN 2 Jakarta dibuat
sendiri oleh guru mata pelajaran SKI, Ibu Yelli Gusrita, M.Pd.I., selaku
guru kelas XI dan XII, dan Bu Sayidatul Ummah, S.Hum., selaku guru
kelas X. Bahkan untuk silabus kedua guru SKI tersebut juga membuatnya.
Seperti yang disampaikan oleh Ibu Yelli selaku guru mata pelajaran SKI,
bahwa :
“Iya buat RPP sendiri, malah silabus yang ga ada, ibu buat
sendiri.”72
Berbeda dengan Bu Ummah, guru SKI kelas X beliau tidak
membuat RPP sendiri, beliau menggunakan RPP yang diambil dari
internet. Tetapi, beliau sudah mempunyai rencana apa yang nanti akan
diajarkan dikelas. Hal ini disampaikan oleh Bu Ummah selaku guru
mata pelajaran SKI kelas X :
“Tidak. Saya pribadi saya tidak membuat RPPnya sendiri
(secara administrasi tertulis), tetapi saya ambil dari internet. Setiap kali
saya mau masuk kelas, saya sudah punya rencana apa saja yang akan
saya kerjakan tapi memang tidak terlalu sesuai dengan apa yang ada di
RPP”.73
Dalam membuat RPP tidak semena-mena membuat dengan
keinginan sendiri, tetapi sudah ada ketentuan atau pedoman penyusunan
RPP yang legal sebagaimana tertuang dalam Permendikbud No. 22
tahun 2016 tentang komponen RPP yang berjumlah 13 komponen.
Seiring berjalannya waktu, Mendikbud membuat aturan baru dalam
penyederhanaan penyusunan RPP yang tertuang dalam Permendikbud
71 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah, (Jakarta: Kemendikbud RI, 2013), hal. 6 72 Wawancara bersama Ibu Yelli Gusrita, guru mata pelajaran SKI kelas XI dan XII, pada
hari Selasa, 3 Maret 2020, pukul 08.30 WIB 73 Wawancara bersama Ibu Sayidatul Ummah, guru mata pelajaran SKI kelas X, pada hari
Selasa, 25 Februari 2020, pukul 16.00 WIB
80
No. 14 tahun 2019 bahwa penyusunan RPP dilakukan dengan prinsip
efisien, efektif dan berorientasi pada peserta didik.
RPP yang digunakan oleh Ibu Yelli Gusrita untuk mata pelajaran
SKI sudah sesuai dengan permendikbud, dan menggunakan perpaduan
antara Permendikbud No.22 tahun 2016 dengan Permendikbud No. 103
tahun 2014. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Ibu Yelli.
“Insya Allah sudah sesuai dengan permendikbud, kalau kata ibu.
Nanti kan ada lagi, kalau pimpinan atau waktu supervisi dinilai
oleh supervisornya, nah kalau katau ibu yang ibu buat nanti kan
dapet nilai lagi.. gitu kann.. Pasti adalah plus minusnya.. nanti
itulah masukan untuk perbaikan RPP yang jadi lebih bagus”.74
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bu Ummah.
“Kalau kesesuaian pasti, RPP yang dibuat sudah sesuai dengan
permendikbud”.75
Maka perencanaan pembelajaran yang disiapkan oleh guru dapat
membantu guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam
melayani kebutuhan belajar peserta didik dan dapat digunakan sebagai
peodman guru dalam mengajar, dan pedoman siswa dalam belajar. Hal
ini sangat bermanfaat sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai
tujuan pembelajaran, sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan
wewenang dan sebagai alat efektif atau tidaknya suatu kegiatan.
2. Pelaksanaan Pendekatan Saintifik Pada Mata Pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, peneliti melihat
pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik pada
mata pelajaran SKI berjalan dengan baik dan metode pembelajaran
yang digunakan oleh guru disesuaikan dengan karakterisik peserta didik
agar peserta didik aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
74 Wawancara bersama Ibu Yelli Gusrita, guru mata pelajaran SKI kelas XI dan XII, pada
hari Selasa, 3 Maret 2020, pukul 08.33 WIB 75 Wawancara bersama Ibu Sayidatul Ummah, guru mata pelajaran SKI kelas X, pada hari
Selasa, 25 Februari 2020, pukul 16.02 WIB
81
Pertama, pada kegiatan pendahuluan. Sebelum memulai pelajaran,
guru memberikan salam dan berdoa bersama-sama. Disini, guru tidak
selalu memimpin doa bersama di kelas, tetapi kadang mempersilahkan
siswa untuk untuk memimpin doa, dalam hal ini guru melatih
keberanian mental siswa dan kemampuan leadership siswa. Setelah itu
guru mengecek kehadiran siswa dengan mengabsen, lalu guru
melakukan apersepsi dengan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh
guru seperti melakukan games, membuat kuis singkat, dan bisa juga
menampikan sebuah video yang berkaitan dengan materi. Kegiatan
apersepsi dilakukan agar menarik perhatian siswa agar siswa senang
dan fokus pada materi yang nantinya akan disampaikan oleh guru dan
juga guru dapat memastikan kalau siswa sudah siap menerima
ilmu/materi yang akan disampaikan oleh guru. Setelah melakukan
apersepsi, guru mereview materi pertemuan sebelumnya, hal seperti ini
dilakukan guna kembali mengingatkan siswa dan bisa pula sebagai
kelanjutan antara materi pada pertemuan sebelumnya dengan materi
yang akan diajarkan. Setelah mereview materi, tahap selanjutnya masuk
pada kegiatan inti pembelajaran yang menggunakan tahapan
pendekatan saintifik yang meliputi mengamati, menanya, mencoba,
menalar dan mengkomunikasikan (5M).
Pada pembelajaran mata pelajaran SKI, guru mengarahkan peserta
didik kearah pendekatan saintifik di dalam proses belajar-mengajar
yang meliputi:
a. Mengamati
Berdasarkan hasil observasi, peneliti melihat kegiatan mengamati
yang dilakukan oleh peserta didik adalah mengamati gambar,
memperhatikan video sebagai bahan ajar yang sedang disampaikan
oleh teman kelompoknya yang sedang presentasi di depan kelas,
dan/atau menyimak ceramah yang sedang disampaikan oleh guru, dan
guru juga menampilkan slide power point di depan kelas sebagai bahan
82
ajar dan menyampaikannya kepada peserta didik, dan peserta didik
mengamati dan mencatat sekiranya itu penting untuk dicatat.
Pada saat kegiatan mengamati berlangsung, peserta didik antusias
untuk menyimak materi baik yang sedang disampaikan oleh temannya
ataupun guru. Hal ini terlihat dari respon peserta didik ketika peserta
didik fokus memperhatikan apa yang sedang disampaikan pada saat
kegiatan pembelajar berlangsung. Dalam pembelajaran, guru tidak
selalu menciptakan suasana yang kaku, yang membuat peserta didik
merasakan kejenuhan. Pembawaan cara mengajar guru tidaklah kaku,
guru beberapa kali membuat peserta didik tertawa dengan memberi
sedikit candaan agar peserta didik tidak jenuh, tetap santai tetapi serius
dalam menyimak materi. Guru sekali-kali mengaitkan antara materi
yang sedang disampaikan dengan fenomena diluar atau kehidupan
nyata dengan mengambil nilai-nilai kehidupan yang dapat diterapkan
dikehidupan nyata.
Hal ini senada dengan firman Allah SWT, yang merupakan wahyu
pertama yang diturunkan oleh-Nya.
(١: لقعال لق اق رأ بسم رب ك الذي خ (
“Bacalah! Dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan.”
(Q.S. Al-‘Alaq: 1)76
Pada ayat tersebut terdapat kata " ق رأ ا " yang dapat menunjukkan
arti membaca. Makna yang terkandung dalam membaca adalah bagian
dari proses menyerap ilmu pengetahuan. Makna yang terkandung
dalam membaca pada ayat satu tersebut memiliki aneka ragam arti,
yaitu menyampaikan, menelaah, membaca, mendalami, meneliti, dan
mengetahui ciri-ciri.77
Kegiatan membaca merupakan cara untuk menggali informasi dari
berbagai sumber ilmu pengetahuan yang telah Allah berikan kepada
76 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan 77 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Quran, Vol. 15,
Jakarta: Lentera Hati, 2002, hal. 454
83
manusia. Proses pembelajaran diawali dari hal yang sederhana yaitu
mengamati. Hal ini pernah dilakukan oleh Nabi Ibrahin as., ketka
menemukan Tuhannya. Diawali dengan melihat bintang-bintang yang
indah, lalu rembulan yang menawan, kemudian matahari yang
menakjubkan, sehingga beliau menyimpulkan bahwa dibalik semua hal
tersebut ada sesuatu yang menciptakannya, sesuatu yang maha besar
dibalik keindahan ciptaannya tersebut.
ن ن م ا أ وم ا يف ن اوات والرض ح م ر الس ط ي ف لذ ي ل ه ت وج ه ن وج إي )الانعام: ٧٩( رك ش م ال
“Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang
menciptkan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang
benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Tuhan” . (QS. Al-An’am: 79)78
Proses pembelajaran yang dilakukan nabi Ibrahim sejalan dengan
proses dalam pembelajaran yang diawali dengan kagiatan mengamati.
Dalam kegiatan mengamati ini nabi Ibrahim memperhatikan, melihat,
memperhatikan ciptaannya, kemudian menganalisis lalu disimpulkan.
Dalam pembelajaran saintifik, kegiatan ini merupakan pembelajaran
inti yang termasuk dalam rangkaian kegiatan mengamati.
b. Menanya
Untuk kegiatan menanya, kegiatan menanya ini dilakukan oleh siswa
ketika; siswa mengajukan pertanyaan setelah guru menjelaskan materi,
setelah presentasi yang dilakukan oleh temannya di kelompok lain, dan
juga setelah proses mengamati gambar atau video baik yang dilakukan
oleh guru ataupun siswa di kelompok lain, dan buku yang sudah dibaca
siswa. Beberapa kali kegiatan menanya ini dilakukan karena guru
menstimulus siswa agar siswa mau bertanya dan berpartisipasi aktif
agar tercipta suasana kelas yang interaktif, inspiratif dan
78 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan
84
menyenangkan agar pembelajaran dikelas berjalan dengan efektif. Di
dalam al-Qur’an, Allah SWT telah menganjurkan kepada para
pembelajar untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dengan bertanya.
لوا أهل ٱلذ كر إ ن كنتم لا ت علمون ما أرسلنا من ق بلك إلا رجالا نوحى إ ليهم فس
“Dan Kami tidak mengutus sebelum engkau (Muhammad),
melainkan orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka;
maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika
kamu tidak mengetahui”. (QS. An-Nahl: 43)79
Pertanyaan merupakan salah satu sikap kritis yang muncul dari
proses berpikir manusia atau sebuah ekspresi dari sifat keingintahuan
seseorang akan sebuah informasi yang dituangkan dalam sebuah
kalimat tanya. Pertanyaan akan muncul setelah seseorang
mendengarkan. Atau pertanyaan itu muncul setelah seseorang
mengamati sesuatu yang terjadi.
Allah SWT telah memberikan petunjuk kepada hambanya untuk
bertanya kepada orang yang mempunyai pengetahuan, tentunya
bertanya kepada ahlinya. Dari pertanyaan-pertanyaan itu, akan
memunculkan ilmu yang sebelumnya tidak diketahui. Begitu juga
dengan siswa dalam pembelajaran saintifik. Siswa dilatih untuk
bertanya kepada siapapun, baik teman kelas atau gurunya yang terkait
dengan materi pembelajaran yang sedang berlangsung, tentunya agar
suasana pembelajaran aktif dan meningkatkan daya kritis siswa.
Proses pembelajaran yang berbasis pertanyaan ini dapat
dikembangkan dalam beberapa bentuk metode pembelajaran, seperti
teknik tanya jawab dan metode student question. Teknik tanya jawab
sangat mudah untuk diterapkan. Teknik ini juga memberikan manfaat
untuk menstimulus siswa untuk lebih memperhatikan pada informasi
yang sedang diberikan. Selain itu juga dapat menjadi ice breaking yang
79 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan
85
dapat menumbuhkan konsentrasi dan fokus siswa terhadap proses
pembelajaran.
Aktivitas belajar berperan penting untuk meningkatkan pengetahuan
dalam diri siswa dan mengembangkan kemauan mereka untuk belajar
sepanjang hayat. Saat guru bertanya, saat itulah ia membimbing dan
memandu siswanya untuk belajar dengan baik. Ketika guru menjawab
pertanyaan siswanya, maka ketika itu pula ia mendorong siswanya
untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.80
c. Menalar
Kegiatan mengasosiasi/menalar yaitu kegiatan mengolah informasi
yang sudah dikumpulkan dari tahap sebelumnya, lalu dianalisa dan
menghubungkan serta mencari keterkaitan informasi dalam rangka
menemukan suatu kesimpulan. Pada kegiatan ini siswa pada
pembelajaran SKI di MAN 2 Jakarta perlu bimbingan guru untuk
menalar dengan melakukan tanya jawab dalam mengaitkan informasi
yang didapatkan oleh siswa, hal yang dilakukan guru yaitu menstimulus
siswa agar kegiatan menalar berjalan dengan lancar dan siswa terbantu
dengan adanya bimbingan dari guru untuk memecahkan masalah yang
belum terjawab.
Pada proses ini guru memberikan contoh yang sering ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari, seperti materi strategi dakwah Islam di
Indonesia. Beliau mencontohkan proses penyebaran Islam di Indonesia
melalui cara-cara damai dengan perdamaian melalu kesenian seperti
pementasan wayang, tarian, sastra hingga bangunan seperti masjid-
masjid yang tersebar khususnya di pulau Jawa. Cara ini sangat efektif
untuk menarik perhatian masyarakat karena dengan media dakwah ini,
masyarakat tertarik dengan dakwah yang dilakukan oleh para muballigh
sehingga makin lama masyarakat memeluk agama Islam. Hal ini
menjadi pembelajaran untuk peserta didik bahwa untuk berdakwah atau
80 Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum
2013,(Bandung: PT. Refika Aditama, 2014), hal. 136.
86
menyebarkan kebaikan harus dilakukan dengan kesabaran dan inovatif
agar masyarakat tertarik.
Kegiatana menalar disebutkan juga di dalam Al-Qur’an.
ب أفلا ت عق لون لون ٱلكت أتمرون ٱلناس بٱلب وتنسون أنفسكم و أنتم ت ت “Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebaikan,
sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca
Kitab (Taurat)? Tidakkah kamu berpikir?“. (Al-Baqarah: 44)81
Pada ayat ini, memberikan isyarat kepada kita (manusia) agar
menggunakan akalnya untuk berpikir. Sebagaimana yag terkandung
dalam Surat Al-Baqarah ayat 44 bahwa Allah SWT secara tidak
langsung menyuruh kita untuk berpikir. Orang tersebut hanya
menyuruh orang mengerjakan kebajikan tersebut tetapi untuk dirinya
sendiri tidak mengerjakan. Maka nalar atau pikirannya harus digunakan
agar senantiasa selalu mengerjakan kebaikan.
Dalam kegiatan menalar yang terdapat dalam pendekatan saintifik
ini, dilakukan dengan mengumpulkan informasi atau pengetahuan
dengan menggunakan strategi discovery learning yang dapat membantu
siswa agar dapat meningkatkan penemuan informasi, menemukan pola
dala situasi konkrit maupun abstrak, serta dapat membentuk cara kerja
bersama yang efektif.
d. Mencoba
Sedangkan untuk kegiatan mengumpulkan informasi/mencoba yaitu
kegiatan mengekspolorasi, mencoba, berdiskusi, mendemonstrasikan,
meniru bentuk/gerak, melakukan ekperimen, membaca sumber lain
selain buku teks, mengumpulkan data dari narasumber melalui angket,
wawancara/interview, dan memodifikasi/mengembangkan. Kegiatan ini
merupakan tindak lanjut dari kegiatan bertanya dimana siswa menggali
dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai
cara. Oleh karena itu, peserta didik dapat mencari sumber informasi
diantaranya dari membaca buku yang banyak, mencari dari jurnal atau
81 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan
87
artikel yang ada, dan dapat juga memperhatikan fenomena atau objek
yang diteliti atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan-
kegiatan diatas, maka akan terkumpul sejumlah informasi yang bisa
dikumpulkan untuk dianalisa dan/atau diasosiasi di tahap pendekatan
saintifik selanjutnya. Dari tahap selanjutnya nanti akan ditemukan
keterkaitan antara satu informasi dengan informasi yang lainnya. Pada
kegiatan ini, siswa di kelas mencoba mencari informasi baik secara
individu atau dengan teman kelompoknya, baik dari media cetak seperti
buku, buku siswa dan buku dari luar sekolah maupun media online
seperti website, jurnal, artikel ataupun referensi lainnya. Siswa diberi
izin oleh guru mata pelajaran untuk mengakses internet dan diberi
waktu untuk mencari informasi sebagai bahan belajar yang hasilnya
nanti akan dipaparkan/dijelaskan di depan kelas di depan teman-
temannya.
Dalam kegiatan mencoba atau mengumpulkan informasi, sesuai
dengan firman Allah SWT surat An-Nisa ayat 40 yang berbunyi:
عفها وي ؤت من لدنه ا جرا عظيما لا يظلم مث قال ذرة وان تك ح سنة يض ان الل “Sungguh, Allah tidak akan menzalimi seseorang walaupun
sebesar dzarrah, dan jika ada kebajikan (sekecil dzarrah), niscaya
Allah akan melipatgandakannya dan memberikan pahala yang besar
dari sisi-Nya.” (QS. An-Nisa': 40)82
Keterkaitan antara ayat ini dengan kegiatan mencoba dalam
pendekatan saintifik bahwa sebesar apapun usaha atau kegiatan yang
kita coba untuk melakukan kebajikan, maka Allah SWT akan
membalasnya dengan berlipat-lipat ganda, pun begitu dengan
keburukan yang kita lakukan, Allah SWT akan membalas walaupun
melakukan keburukan sekecil biji dzarrah.
e. Mengkomunikasikan
Dalam konteks pembelajaran saintifik, mengkomunikasikan
merupakan tahap akhir yang berperan untuk menyebarkan hasil
82 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan
88
mengasosiasi dari satu peserta didik ke peserta didik yang lainnya.
Peserta didik dapat mengkomunikasikan hasil pembelajaran secara
individu maupun berkelompok. Artinya, pada tahap ini tidak
diwajibkan kepada seluruh peserta didik untuk berbicara satu persatu.
Pengemasan tahap mengkomunikasikan ini dapat divariasikan sesuai
dengan kreativitas guru agar partisipasi peserta didik lebih tinggi. Tahap
mengkomunikasikan dapat dimanfaatkan oleh guru untuk
mengoptimalkan berbagai potensi peseta didik sesuai dengan bakat dan
minatnya.
Dalam proses mengkomunikasikan yang dilakukan oleh peserta
didik pada mata pelajaran SKI di MAN 2 Jakarta dilakukan melalui
menyajikan laporan melalui media. Media ini dibuat dengan konsep
mind mapping. Peserta didik diminta oleh guru untuk membuat mind
mapping untuk mengoptimalkan bakat dan minat peserta didik yang
memiliki bakat dan minat dalam menggambar. Lalu peserta didik diminta
untuk mempresentasikan mind mapping di depan kelas untuk
menyimpulkan proyek/media belajar yang dipakai. Ada juga dengan
membuat laporan. Peserta didik membuat laporan akhir setelah
presentasi materi dijelaskan. Laporan tersebut sebagai jawaban yang
telah didapatkan dari tahap mengasosiasi. Laporan tersebut sebagai
bukti bahwa peserta didik telah melakukan tahapan pembelajaran
saintifik secara utuh.
Pada kegiatan penutup di akhir pembelajaran guru melakukan
penilaian, baik itu penilaian afektif, kognitif dan psikomotorik siswa
yang dapat diambil dari presentasi materi, tugas mandiri/kelompok, dan
tugas proyek dan/atau portofolio siswa. Selain itu guru juga
melaksanakan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan,
memberikan pengayaan, merencanakan remedial sebagai rencana tindak
lanjut, memberikan tugas kepada siswa yang nilainya belum memenuhi
standar nilai minimal baik tugas kelompok atau individu, dan juga
89
memberi penguatan serta motivasi kepada siswa agar lebih semangat
dan giat lagi dalam belajar.
Allah SWT menyuruh kita untuk mengkomunikasikan kebaikan
(ma’ruf) dan melarang untuk berbuat yang keji (munkar) dengan
siapapun termasuk pada saat pembelajaran di kelas. Hal ini sesuai
dengan firman Allah SWT yang berbunyi :
هون عن المنكر وت ؤمنون بلل ولو آمن أه ل كنتم خي أمة أخرجت للناس تمرون بلمعروف وت ن
هم المؤمنون وأكث رهم الفاسقون م م ن الكتاب لكان خيا ل
“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya
Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Diantara
mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-
orang fasik”. (QS. Ali Imran: 110)83
Hubungan antara mengkomunikasikan dengan ayat ini adalah
bahwa umat manusia berperan menyampaikan ilmu yang telah
diperolehnya, dengan kata lain adalah berdakwah. Manusia telah
diberikan akal oleh Allah SWT untuk menuntut ilmu, lalu ilmu yang
diperoleh diamalkan untuk diri sendiri dan disebarkan kepada orang
lain, dengan cara mengajak untuk berbuat kebaikan, dan meninggalkan
segala keburukan atau perbuatan yang keji. Dari hal tersebut dapat
diambil pelajaran, bahwa segala informasi mengenai hablum minan
naas atau hubungan sesama manusia itu begitu penting, apalagi dalam
menyebarluaskan kebaikan.
83 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan
90
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, maka pada bab ini penulis dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik
harus mempersiapkan beberapa komponen diantaranya silabus,
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan media belajar yang
relevan.
2. Perencanaan pembelajaran yang terdapat pada RPP yang disusun oleh
guru sudah memuat komponen-komponen pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan atau langkah-langkah saintifik. Hal ini sesuai
dengan Permendikbud nomor 22 tahun 2016 dan Permendikbud nomor
103 tahun 2014.
3. Pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI) di MAN 2 Jakarta dilakukan dengan langkah
mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan
berjalan dengan baik, meski tidak runtut dan ada beberapa materi yang
disampaikan tidak menggunakan langkah-langkah saintifik.
4. Evaluasi pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
saintifik diantaranya ada guru yang belum terbiasa dengan pendekatan
saintifik, rendahnya minat baca siswa, kurangnya persiapan dari diri
siswa masing-masing untuk belajar.
B. Implikasi
Implementasi kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik 2013
memang belum sepenuhnya dan sesempurnanya terlaksana, masih perlu
adanya perbaikan serta pembenahan dalam rangka menerapkan pendekatan
saintifik kurikulum 2013. Untuk itu perlu adanya upaya-upaya yang harus
dilakukan oleh pemerintah, lembaga serta tenaga pendidik agar terlaksana
penerapan saintifik yang sesuai dengan kurikulum 2013 dengan sebaik-
baiknya.
91
Berdasarkan hasil penelitian terdapat empat poin yang harus
dilakukan dalam rangka penerapan pendekatan saintifik diantaranya :
Pertama¸ adanya kerjasama antara sekolah dengan pemerintah
untuk mengadakan workshop pembelajaran kurikulum 2013 bagi guru
agar guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
dengan sebaik-baiknya.
Kedua, mengirim guru dalam kegiatan-kegiatan MGMP agar dapat
mengadopsi pendekatan pembelajaran yang inovatif dan mengembangkan
profesionalisme guru dalam upaya menjamin mutu pendidikan.
Ketiga, sebagai tenaga pendidik guru diharapkan untuk sharing
dengan teman sejawat atau guru-guru lainnya di sekolah bagi guru yang
mengalami kesulitan dan kekuarangan dalam hal pembelajaran agar lebih
baik lagi.
Keempat, guru diharapkan dapat membuat formulasi gagasan
supaya dapat meningkatkan minat baca siswa.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai implementasi pendekatan
saintifik kurikulum 2013 pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
di MAN 2 Jakarta, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Guru harus memperdalam dan terbiasa dengan pendekatan saintifik atau
pembelajaran yang berpusat pada siswa agar dapat terlaksananya
pembelajaran yang aktif, inovatif dan bermakna.
2. Guru diharapkan dapat meningkatkan minat baca siswa agar dapat
meningkatkan kemampuan berpikir dan kebiasaan membaca agar
tercipta masyarakat yang berbudaya membaca
3. Guru dapat melakukan tutor sebaya (guru bertanya atau mengajari guru
lainnya) bagi guru yang mengalami kesulitan dalam pelaksanaan
pendekatan saintifik.
87
DAFTAR PUSTAKA
Alawiyah, Faridah. Kesiapan Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013.
Jurnal Info Singkat Kesejahteraan Sosial, Vol. VI, No. 15, 2014.
Albantani, Azkia Muharom. Implementasi Kurikulum 2013 Pada
Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah. Arabiyat : Jurnal Pendidikan
Bahasa Arab dan Kebahasaaraban [Online], Vol.2, No.2, 2015.
Aplikasi Kamus Besar Bahasa Indoensia (KBBI), diakses pada tanggal 13
Februari 2019.
Arivida, Rista. “Pendekatan Saintifik Dalam Kurikulum Pendidikan
Agama Islam Perspektif Al-Qur’an”, Skripsi pada UIN Surabaya: 2016.
Aziz, Muhamad Rizal. “Implementasi Pendekatan Saintifik Kurikulum
2013 Pada Mata Pelajaran FIKIH Kelas 8 di MTs. Al-Husna Lebak Bulus Jakarta
Selatan”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2018.
Baharudin dan Wahyuni, Esa Nur. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Arruz Media, 2015.
Daryanto. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Penerbit Gava Media, 2014.
Dokumen Kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia.
Gani, A. Bimbingan Penjurusan. Bandung: Angkasa, Cet. IV, 1986.
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara,
2015.
Hamruni. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani, 2012.
Hamzah dan Muhammad, Nurdin. Belajar Dengan Pendekatan Paikem.
Jakarta: Bumi Aksara, 2013.
Hawkins, Joyce M. Kamus Dwibahasa Oxford Fajar. Malaysia: Fajar
Bakti Sdn Bhd., 2002. Edisi 3, Cet. II.
Hidayat. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2013.
88
Hidayati, Nur., dkk., “Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam Berdasarkan Kurikulum 2013 di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar”,
Skripsi pada Pendidikan Sejarah FKIP UNS Solo: 2015.
Hosnan, M. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran
Abad 21.
Ika dan Laila. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar
Teori dan Praktik. Yogyakarta: Deepbulish, 2015.
Joni, Raka. Strategi Belajar Mengajar: Acuan Konseptual Pengelolaan
Kegiatan Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka, 1991.
Kemendikbud. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran. Jakarta: T.P. 2013.
-----------------. Pendekatan, Jenis dan Metode Pendidikan. Jakarta: T.P.
2013.
Majid, Abdul dan Dian Andayani, Dian. Pendidikan Agama Islam
Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006.
Mardiana, Safitri. Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran
Sejarah di SMA Negeri 1 Metro, Jurnal Historia, Vol. 5, No. 1, 2017.
Marlina, Murni Eva. Kurikulum 2013 yang Berkarakter, JPIIS : Jurnal
Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial [Online], Vol.5, No.2, 2013.
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009. Cet. XXXIX.
Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan
Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
---------------. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013.
Nurkhalis. Konstruksi Teori Paradigma Thomas S. Kuhn. Jurnal Ilmiah
Islam Futura. Vol 3, No. 2, h. 85.
Percival, Fread dan Ellington, Henry. Teknologi Pendidikan,
diterjemahkan oleh Sudjarwo S. Jakarta: Erlangga, 1984.
Permendikbud. No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah 201.
88
---------------. Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah. 2013.
Retnawati, H. Hambatan Guru Matematika Sekolah Menengah Pertama
dalam Menerapkan Kurikulum Baru. Jurnal Cakrawala Pendidikan. Vol.
XXXIV, Edisi. 3.
Rosyida, Khalifatur. “Hubungan Kesesuaian Program Peminatan Dengan
Motivasi Belajar Siswa Kelas X di SMA Negeri 16 Surabaya”, Skripsi pada UIN
Sunan Ampel Surabaya: 2015.
Sani, Ridwan Abdullah. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi
Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara, 2015.
Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.
Siregar, Evelin dan Nara, Hartini. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Bogor: Ghalia Indonesia, 2010.
Sukardi. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Yani, Ahmad dan Ruhimat, Mamat. Teori dan Implementasi
Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Bandung: PT. Refika Aditama, 2018.
http://darmaningtyas.blogspot.com/2014/12/tinjauan-kiritis-terhadap-
kurikulum-2013.html
89
90
91
92
93
94
95
LAMPIRAN
96
Instrumen Wawancara
97
Pedoman Wawancara Guru
Implementasi Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Pada Mata
Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MAN 2 Jakarta
Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Narasumber :
1. Bagaimana penerapan pembelajaran saintifik pada mata pelajaran SKI di
MAN 2 Jakarta, apakah sudah sesuai dengan RPP yang dibuat ?
2. Apakah bapak/ibu membuat RPP sendiri ?
3. Apakah RPP mata pelajaran SKI yang bapak/ibu buat sudah sesuai dengan
Permendikbud ?
4. Apakah bapak/ibu setiap memulai pelajaran selalu diawali dengan
kegiatan pendahuluan ?
5. Metode apa yang bapak/ibu gunakan dalam pembelajaran SKI dengan
pendekatan saintifik ?
6. Media apa yang digunakan guru dalam pembelajaran SKI?
(LCD/Video/Buku/Gambar/In focus)
7. Dalam proses mengamati, media/objek apa yang digunakan ?
8. Apakah peserta didik mampu membuat dan pengajukan pertanyaan, tanya
jawab dan berdiskusi tentang informasi yang belum dipahami atau yang
ingin diketahui ?
9. Bagaimana proses mengumpulkan informasi dalam pembelajaran SKI ?
10. Apakah siswa mampu menalar (mengasosiasi) dan mengkomunikasikan
dalam pembelajaran SKI yang disampaikan guru ?
11. Apakah peserta didik dapat menyimpulkan materi yang telah dipaparkan ?
12. Apakah bapak/ibu membimbing peserta didik supaya mampu
mempresentasikan hasil pekerjaannya? Bagaimana proses
pembimbingannya?
13. Bagaimana proses pembelajaran SKI dalam kegiatan penutup ?
14. Apakah siswa suka belajar SKI dengan pendekatan saintifik ?
15. Apakah siswa lebih mudah memahami pembelajaran SKI dengan
pendekatan saintifik ?
16. Apakah terjadi peningkatan prestasi siswa pada mata pelajaran SKI dengan
pendekatan saintifik ?
98
17. Apakah ada kendala dalam pengimplementasian pendekatan saintifik? Apa
saja ?
18. Bagaimana proses penilaian pembelajaran SKI ?
99
Kisi-kisi Observasi
Kegiatan Pembelajaran
100
Dimensi Objek Observasi Indikator
Implementasi
pendekatan saintifik
pada kegiatan
pembelajaran
1. Mengamati 1.1 Guru menyajikan bahan
pengamatan
1.2 Guru memberikan
kesempatan kepada
peserta didik untuk
mengamati objek
1.3 Peserta didik
mengamati bahan yang
disajikan oleh guru
2. Menanya 2.1 Guru memberikan
kesempatan kepada
peserta didik untuk
mengajukan tanggapan
terhadap kegiatan
pengamatan
2.2 Peserta didik
mengajukan tanggapan
terhadap kegiatan
pengamatan
3. Mencari Informasi 3.1 Memberikan instruksi
kegiatan eksplorasi
kepada peserta didik
3.2 Peserta didik
mengeksplorasi materi
sesuai instruksi guru
3.3 Guru membantu peserta
didik dalam kegiatan
mengumpulkan
informasi/mengeksplora
101
si
4. Mengolah Data 4.1 Guru memberikan
instruksi kegiatan
mengasosiasi kepada
peserta didik
4.2 Peserta didik
mengeksplorasi materi
sesuai instruksi guru
5. Mengkomunikasikan 5.1 Guru menyajikan
kegiatan/memberikan
waktu kepada peserta
didik untuk
mengkomunikasikan
hasil temuan
5.2 Peserta didik
mengkomunikasikan
hasil temuan baik
berupa lisan atau tulisan
5.3 Guru memberikan
kesimpulan di akhir
kegiatan pembelajaran
6. Karakteristik
Pendekatan Saintifik
6.1 Kegiatan pembelajaran
berpusat pada peserta
didik
102
6.2 Pembelajaran bersifat
faktual, dikaitkan
dengan kehidupan
sehari-hari
6.3 Membiasakan peserta
didik untuk berpikir
analisis
6.4 Menggunakan
bermacam sumber
belajar/informasi
7. Kesesuaian Kegiatan
Pembelajaran dengan
RPP
7.1 Alokasi waktu
7.2 Metode yang digunakan
7.3 Kegiatan Inti
Pembelajaran
103
RENCANA
PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
(RPP)
104
KEMENTERIAN AGAMA RI
MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 JAKARTA
Jl. Penganten Ali No. 112 Ciracas Jakarta TimurTelp/Fax.021-8408979
Website : www.man2jakarta.sch.id E-mail:man2jkt@kemenag.go.id
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Perpaduan Permendikbud 22-2016 &103-2014)
Sekolah : MAN 2 JAKARTA
Mata Pelajaran : SKI
Kelas/Semester : XI / 1
Materi pokok : Proses kelahiran fase – fase pemerintahan pada masa
Bani Umayyah Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Kompetensi Inti (KI)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong-royong, kerja sama, cinta damai, responsif dan
pro aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam SW
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengem-bangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar/KD dan Indikator Pencapaian Kompetensi/IPK
105
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1.1 Menyadari bahwa
kekuasaan adalah
amanah dari Allah
SWT.
1.1.1 Memiliki bahwa kekuasaan Allah adalah
amanah dari Allah SWT.
2.1 Memiliki semangat
melakukan perubahan
ke arah yang baik
sebagai
impelementasi dari
hikmah memahami
kondisi masyarakat
Mekah sebelum Islam
2.1.1 Menampilkan bahwa dalam perjuangan ada
fase – fase yang harus dilewati
3.1. Menganalisis proses
lahirnya bani
Umayyah di
Damaskus
3.1.1 Menyebutkan proses lahirnya bani
Umayyah di Damaskus
3.1.2 Menjelaskan proses lahirnya bani
Umayyah di Damaskus
3.1.3 Menanggapi proses lahirnya bani
Umayyah di Damaskus
3.1.4 Menganalisis proses lahirnya bani
Umayyah di Damaskus
4.1. Menceritakan proses
berdirinya dinasti
bani
Umayah
4.1.1Menyalin proses berdirinya dinasti bani
Umayah
4.1.2Memaparkan proses berdirinya dinasti bani
Umayah
4.1. 3Menampilkan proses berdirinya dinasti bani
Umayah
4.1. 4Menceritakan proses berdirinya dinasti bani
Umayah
C.Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu Menganalisis proses lahirnya bani Umayyah di Damaskus
Memahami fase-fase pemerintahan dinasti bani Umayah di Damaskus,dan
Menceritakan proses berdirinya dinasti bani Umayah Membuat sinopsis
tentangfase pemerintahan dinasti bani Umayah di Damaskus.(Kecakapan
hidup), dengan berpikir kritis; kreatif; komunikatif; kolaboratif (4C) melalui
kegiatan mencari/menemukan, kajian pustaka, diskusi, menyimak (Metode
yg menghasilkan literasi)dengan disiplin dan penuh tanggung jawab, santun,
serta membangun nilai-nilai toleransi dan kejujuran dalam merancang
dialog maupun mengimplementasikan dialog (Karakter).
106
D.Materi Pembelajaran (**) Proses lahirnya Pemerintah Dan Fase – fase
pemerintahan
Bani Umayyah di Damaskus
1.Fakta : Pemerintah Bani Umayyah
2.Konsep : Proses lahirnya, dan fase – fase pemerintahan Bani
Umayyah
Fase – fase Pemerintahan Bani Umayyah :
Fase berdirinya atau fase pembentukan dan
pembinaan.
Fase kemajuan
Fase lemah sampai runtuh
3.Prosedur : Kerangka Proses lahirnya Abbasiyah,dan Fase-fase
pemerintahan Bani
Umayyah di Damaskus
E.Model/Metode Pembelajaran (***)
Inquary learning
Diskusi
F.Media/Alat dan Bahan Pembelajaran
Media: laptop, LCD, papan tulis
G.Sumber Belajar
Sumber Pembelajaran:
• Buku Pedoman Guru Mapel SKI MA, Kemenag RI
• Buku Pegangan Siswa Mapel SKI MA, Kemenag RI
• Al-Qur’an dan Terjemahanya
• Buku penunjang lainnya yang relevan
• Media cetak dan elektronik sesuai materi
• Lingkungan sekitar yang mendukung
H.Kegiatan Pembelajaran
107
1. Pertemuan Pertama: (2 x JP)
a. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Deskripsi Waktu
a.Pendahuluan/Kegiatan Awal
10 menit
1) Mengajak semua siswa untuk berdoa
yang dipimpin oleh salah satu siswa
2) Menyapa kondisi kelas dan
mengkomunikasikan tentang
kehadiran siswa serta kebersihan kelas
3) Guru mengajak siswa tadarrus
bersama beberapa ayat Al-Qur’an
4) Guru menyampaikan tujuan belajar
yang akan dipelajari
5) Guru mengajak siswa untuk
menentukan metode dan kontrak
belajar
b.Kegiatan Inti 65 menit
Mengamati
1) Mencermati bacaan teks tentang
proses lahirnya dan fase berdirinya
Bani Umayyah
2) Menyimak penjelasan materi
tersebut diatas melalui tayangan
video atau media lainnya
Menanya
1) Memberi stimulus agar peserta
didik bertanya tentang; bagaimana
gambaran sejarah proses lahirnya
108
Bani Umayyah di Damaskus
Mengumpulkan data/eksplorasi
1) Peserta didik mendiskusikan
tentang proses lahirnya Bani
Umayyah di Damaskus, dan fase-
fase pemerintahan dinasti Bani
Umayah di Damaskus
2) Guru mengamati perilaku jujur
dan sabar dalam kehidupan sehari-
hari
Mengasosiasi
1) Membuat kesimpulan tentang
proses lahirnya Bani Umayyah di
Damaskus dan fase-fase
pemerintahan dinasti Bani
Umayyah di Damaskus
Mengkomunikasikan
1) Mempresentasikan/menyampaika
n hasil diskusi tentang proses
lahirnya Bani Umayyah di
Damaskus, dan fase-fase
pemerintahan dinasti Bani
Umayyah di Damaskus
c.Kegiatan Menutup 15 menit
1) Siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran
2) Guru memberikan penguatan
3) Guru memberikan tugas untuk
membaca materi berikutnya
109
4) Guru bersama-sama siswa membaca
doa penutup majlis
Pertemuan 2 ( 2 x JP )
Kegiatan Deskripsi Waktu
a.Pendahuluan/Kegiatan Awal
10 menit
1) Mengajak semua siswa untuk
berdoa yang dipimpin oleh salah
satu siswa
2) Menyapa kondisi kelas dan
mengkomunikasikan tentang
kehadiran siswa serta kebersihan
kelas
3) Guru mengajak siswa tadarrus
bersama beberapa ayat Al-Qur’an.
4) Guru menyampaikan tujuan belajar
yang akan dipelajari
5) Guru mengajak siswa untuk
menentukan metode dan kontrak
belajar
b.Kegiatan Inti 65 menit
Mengamati
1) Mencermati bacaan teks tentang
fase-fase pemerintahan dinasti bani
umayyah di Damaskus
2) Meyimak penjelasan materi
tersebut diatas melalui tayangan
video atau media lainnya.
Menanya
110
Kegiatan Deskripsi Waktu
1) Memberi stimulus agar peserta
didik agar bertanya mengenai
fase-fase pemerintahan bani
Umayyah di Damaskus
2) Siapakah tokoh yang paling
bijaksana dalam pemerintahan
dinasti bani Umayah di Damaskus
Mengumpulkan data/eksplorasi
1) Peserta didik mendiskusikan
tentang fase-fase pemerintahan
dinasti bani Umayah di Damaskus
2) Guru mengamati perilaku jujur dan
sabar dalam kehidupan sehari-hari
Mengasosiasi
1) Membuat kesimpulan tentang fase-
fase pemerintahan dinasti bani
Umayah di Damaskus
Mengkomunikasikan
1) Mempresentasikan
/menyampaikan hasil diskusi
tentang fase-fase pemerintahan
dinasti bani Umayah di Damaskus
c.Kegiatan Menutup 15 menit
1) Siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran
2) Guru memberikan penguatan
3) Guru memberikan tugas untuk
membaca materi berikutnya
111
Kegiatan Deskripsi Waktu
4) Guru bersama-sama siswa
membaca doa penutup majlis
I. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Tertulis
Lisan
Presentasi
Mengetahui, Jakarta, 16 Juli 2018
Kepala MAN 2 Jakarta Guru Mapel
Dra.Nurlaelah, M.Pd Yelli Gusrita, M.Pd.I
NIP. 196606081994032001 NIP.197412102007102001
KEMENTERIAN AGAMA RI
MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 JAKARTA
Jl. Penganten Ali No. 112 Ciracas Jakarta Timur Telp/Fax.021-8408979
Website : www.man2jakarta.sch.id E-mail: man2jkt@kemenag.go.id
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : MAN 2 JAKARTA
Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas/Semester : XII /1
Materi Pokok : Pembaharuan atau Modernisasi Islam di
Dunia
Alokasi Waktu : 4 JP (@ 2x45 menit)
A. KOMPETENSI INTI
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI-2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
112
bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif, dalam
berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak
di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan
alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan
internasional.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural , dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak
secara efektif dan kreatif, mampu menggunakan metode
sesuai kaidah keilmuan
B. KOMPETENSI DASAR DAN IPK
Kompetensi Dasar
Pengetahuan Keterampilan
3.1 Menganalisis sejarah pembaharuan atau modernisasi Islam di dunia
4.1 Menceritakan sejarah
pembaharuan atau
modernisasi Islam di
dunia
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1.1
Menjelaskan sejarah Pembaharuan atau modernisasi Islam di dunia
4.1.1
Menyajikan cerita
sejarah pembaharuan
atau modernisasi Islam
113
3.1.2
Menyimak penjelasan tentang sejarah pembaharuan atau modernisasi Islam di dunia
4.1.2 di dunia Memaparkan sejarah pembaharuan atau modernisasi Islam di dunia
C.Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu Menganalisis proses Menganalisis sejarah pembaharuan atau modernisasi Islam di dunia, dan Menceritakan Menganalisis sejarah pembaharuan atau modernisasi Islam di dunia, sinopsis Menganalisis sejarah sinopsis Menganalisis sejarah (Kecakapan hidup), (Kecakapan hidup), dengan berpikir kritis; kreatif; komunikatif; kolaboratif (4C) melalui kegiatan mencari/menemukan, kajian pustaka, diskusi, menyimak (Metode yg menghasilkan literasi) dengan disiplin dan penuh tanggung jawab, santun, serta membangun nilai-nilai toleransi dan kejujuran dalam merancang dialog maupun mengimplementasikan dialog (Karakter).
D.Materi Pembelajaran (**) Sejarah pembaharuan atau modernisasi Islam di
dunia
1.Fakta : Modernisasi
2.Konsep : Sejarah pembaharuan atau modernisasi Islam di dunia
* adanya sifat jumud
* persatuan umat islam mulai terpecah belah
* Terjadi kontak anatra dunia islam
* Renaisance dengan barat
3.Prinsip : Pembaharuan dan Modernisasi
4.Prosedur : Langkah- langkah pembaharuan atau modernisasi
Islam di dunia
Materi Metakognitif : * Memprediksi, dan menentukan Sejarah pembaharuan
atau modernisasi Islam di dunia.
E. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model : Discovery Learning
Metode : ceramah, diskusi kelompok, tanya jawab, penugasan
F. Media, Alat dan Bahan Pembelajaran
LCD,
laptop
114
G. Sumber Belajar
Sumber Pembelajaran:
• Buku Pedoman Guru Mapel SKI MA, Kemenag RI
• Buku Pegangan Siswa Mapel SKI MA, Kemenag RI
• Al-Qur’an dan Terjemahanya
• Buku penunjang lainnya yang relevan
• Media cetak dan elektronik sesuai materi
• Lingkungan sekitar yang mendukung
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (@4 ×45 menit)
1. Pendahuluan
Membuka dengan salam dilanjutkan berdoa, peserta didik merespon
salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan saling mendoakan.
Mengkondisikan Peserta didik dengan suasana menyenangkan
melalui kegiatan bernyanyi bersama lagu “Buat Layang-Layang” agar
Peserta didik siap mengikuti pembelajaran
Apersepsi dengan cara diskusi kompetensi yang telah dipelajari pada
kelas 10 dan memberikan gambaran awal pada semua materi kelas 11
terutama materi teks prosedur. (Peserta didik merespon pertanyaan
dari guru berhubungan dengan pembelajaran sebelumnya dan materi
yang akan dipelajari teks prosedur)
Peserta didik mendiskusikan informasi dengan proaktif tentang
keterkaitan pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan kompetensi
yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta didik menerima informasi dan menyimak penjelasan metode
pembelajaran yang akan dilalui dalam pembelajaran teks prosedur ini
2. Kegiatan Inti a. Pemberian rangsangan
Guru menyampaikan garis besar/peta pembelajaran pembaharuan
dan modernisasi islam dunia
Peserta didik mengamati pembaharuan modernisasi dunia islam
Guru melakukan diskusi interaktif tentang informasi pada
pembaharuan dan modernisasi pernyataan-pernyataan umum pada
pembaharuan dan modernisasi islam di dunia
Peserta didik memberikan komentar terhadap informasi yang
terdapat pada pembaharuan modernisasi islam di dunia dan
pernyataan-pernyataan umumnya.
b. Identifikasi masalah
115
Peserta didik membentuk beberapa kelompok dan memberi nama
kelompok serta memilih ketua kelompoknya.
Guru membagikan tiap kelompok materi tentang pembaharuan dan
modernisasi islam dunia.
Peserta didik melaksanakan diskusi kelompok kecil dengan
pembimbingan guru yang siap mengarahkan.
Peserta didik mengidentifikasi pembaharuan dan modernisasi
tersebut bersama kelompoknya.
c. Pengumpulan Data
Peserta didik mendiskusikan informasi yang terdapat dalam
pembaharuan atau modernisasi yang diberikan guru.
d. Pengolahan Data
Peserta didik menjelaskan pernyataan-pernyataan umum yang
terdapat dalam pembaharuan atau modernisasi tersebut dalam
kelompoknya.
Peserta didik bersama kelompoknya menentukan dan
menyimpulkan informasi dan pernyataan-pernyataan umum dalam
pembaharuan atau modernisasi yang diberikan guru.
e. Pembuktian
Tiap-tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
Kelompok lain memberi komentar terhadap hasil diskusi yang
dipresentasikan
Setiap kelompok yang presentasi mencatat masukan-masukan dari
kelompok lain
Peserta didik berdialog interaktif tentang presentasi yang dilakukan
oleh kelompok dengan penguatan dari guru.
f. Penarikan Kesimpulan
Tiap-tiap kelompok menyempurnakan hasil presentasinya
berdasarkan masukan-masukan dari kelompok lain.
Setiap kelompok menyampaikan informasi dan pernyataan-
pernyataan umum pada pembaharuan atau modernisasi dunia islam
yang telah disepakati hasil diskusi bersama.
Peserta didik merumuskan pernyataan-pernyataan umum yang ada
pada pembaharuan atau modernisasi dunia islam secara lisan dan
tulis.
Peserta didik menyajikan pernyataan-pernyataan umum untuk
membuat sebuah pembaharuan dunia islam dalam kehidupan
sehari-hari dalam bentuk tulisan.
3. Kegiatan Penutup
Peserta didik saling memberikan umpan balik/refleksi hasil
pembelajaran yang telah
dicapai.
Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi yang dipelajari.
116
Peserta didik menyimak penjelasan kegiatan pada pertemuan
berikutnya dari guru.
Memberi salam
Menutup proses pembelajaran
Pertemuan 2 (4 × @ 45 menit)
1. Kegiatan Pendahuluan
Membuka dengan salam dilanjutkan berdoa
Mengkondisikan Peserta didik dengan suasana menyenangkan kembali
bernyanyi bersama lagu “ Buat Layang-Layang” agar Peserta didik
siap mengikuti pembelajaran
Apersepsi dengan cara diskusi hasil kesimpulan yang telah dilakukan
pada tugas pertemuan sebelumnya.
Peserta didik mendiskusikan informasi dengan proaktif tentang
keterkaitan pembelajaran yang telah dan akan dilaksanakan dengan
kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari.
Peserta didik memperhatikan informasi kegiatan pembelajaran yang
akan dilalui hari ini
2. Kegiatan Inti
a. Pemberian Rangsangan
Guru menyampaikan pembelajaran teks prosedur selanjutnya,
yaitu tahapan-tahapan dalam pembaharuan atau modernisasi dunia
islam.
Peserta didik mengamati berbagai contoh pembaharuan atau
modernisasi dunia islam terutama tahapan-tahapannya.
Guru melakukan diskusi interaktif tentang tahapan-tahapan dalam
pembaharuan atau modernisasi dunia islam .
Peserta didik memberikan komentar terhadap tahapan-tahapan
yang terdapat dalam pembaharuan atau dunia islam.
b. Identifikasi Masalah
Peserta didik kembali ke kelompok sebelumnya.
Guru meminta peserta didik mengamati pembaharuan atau dunia
islam. yang telah diberikan sebelumnya dalam kelompok.
Peserta didik melaksanakan diskusi kelompok kecil dengan
pembimbingan guru yang siap mengarahkan.
Peserta didik mengidentifikasi tahapan-tahapan pembaharuan atau
dunia islam.tersebut bersama kelompoknya.
c. Pengumpulan Data
Peserta didik mendiskusikan tahapan-tahapan pembaharuan
atau dunia islam. tersebut.
117
d. Pengolahan Data
Peserta didik menjelaskan tahapan-tahapan yang terdapat dalam
pembaharuan atau dunia islam. tsb dalam kelompoknya.
Peserta didik bersama kelompoknya menentukan dan
menyimpulkan tahapan-tahapan dalam pembaharuan atau dunia
islam.
e. Pembuktian
Tiap-tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
Kelompok lain memberi komentar terhadap hasil diskusi yang
dipresentasikan
Setiap kelompok yang presentasi mencatat masukan-masukan dari
kelompok lain
Peserta didik berdialog interaktif tentang presentasi yang dilakukan
oleh kelompok dengan penguatan dari guru.
f. Penarikan Kesimpulan
Tiap-tiap kelompok menyempurnakan hasil presentasinya
berdasarkan masukan-masukan dari kelompok lain.
Setiap kelompok menyampaikan tahapan-tahapan pada
pembaharuan atau dunia islam. yang telah disepakati hasil diskusi
bersama.
Peserta didik merumuskan tahapan-tahapan yang ada pada
pembaharuan atau dunia islam.secara lisan dan tulis.
Peserta didik menyajikan tahapan-tahapan untuk membuat sebuah
pembaharuan atau dunia islam. dalam kehidupan sehari-hari dalam
bentuk tulisan.
3. Kegiatan Penutup
Guru meminta beberapa peserta didik untuk mengungkapkan manfaat
belajar pembaharuan atau dunia islam.dalam kehidupan sehari-hari.
Guru memberi penegasan dan motivasi
Guru melakukan penilaian untuk mengetahui tingkat ketercapaian
indikator
Memberi salam
Menutup proses pembelajaran
I. PENILAIAN
1. Penilaian Sikap
a. Teknik penilaian : Observasi
b. Bentuk penilaian : lembar pengamatan
c. Instrumen penilaian : jurnal (terlampir)
2. Pengetahuan
a. Teknik penilaian : tertulis
118
b. Bentuk penilaian : uraian, penugasan
c. Instrumen penilaian : terlampir
3. Keterampilan
a. Teknik penilaian : praktik/portofolio
b. Bentuk penilaian : lembar penilaian presentasi, pedoman
penilaian portofolio
c. Instrumen penilaian : terlampir
4. Remedial
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi Peserta didik yang capaian KD
nya belum tuntas
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial
teaching (klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan
tes.
c. Tes remedial, dilakukan sebanyak 2 kali dan apabila setelah 2 kali tes
remedial belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam
bentuk tugas tanpa tes tertulis kembali
5. Pengayaan
Bagi Peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan
pembelajaran pengayaan sebagai berikut:
a. Peserta didik yang mencapai nilai > 88 dan < 92 diberikan materi
masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan
tambahan
b. Peserta didik yang mencapai nilai ≥ 92 diberikan materi melebihi
cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
c. Peserta didik yang mencapai nilai ≥ 92 menjadi tutor untuk peserta
didik yang belum mencapai kkm.
Jakarta, 17 Juli 2019
Mengetahui
Kepala MAN 2 Jakarta Guru Mata Pelajaran
Dra. Hj. Nurlaelah, M.Pd. Yelli Gusrita,S.Ag.M.Pd.I
NIP. 196606081994032001 NIP.197412102007102001
119
HASIL WAWANCARA
120
HASIL WAWANCARA GURU MENGENAI
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 PADA
MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MAN 2
JAKARTA
Hari, tanggal : Selasa, 3 Maret 2020
Waktu : 08.30 – 09.10
Tempat : Ruang Guru
Nama Narasumber : Yelli Gusrita, M.Pd.I
1. Bagaimana penerapan pembelajaran saintifik pada mata pelajaran SKI di
MAN 2 Jakarta, apakah sudah sesuai dengan RPP yang dibuat ?
Jawab: Insya Allah sudah
2. Apakah bapak/ibu membuat RPP sendiri ?
Jawab: Iya buat RPP sendiri, malah silabus yang ga ada, ibu buat sendiri
3. Apakah RPP mata pelajaran SKI yang bapak/ibu buat sudah sesuai dengan
Permendikbud ?
Jawab: Insya Allah, kalau kata ibu. Nanti kan ada lagi, kalau pimpinan
atau waktu supervisi dinilai oleh supervisornya, nah kalau katau ibu yang
ibu buat nanti kan dapet nilai lagi.. gitu kann.. Pasti adalah plus minusnya..
nanti itulah masukan untuk perbaikan RPP yang jadi lebih bagus.
4. Apakah bapak/ibu setiap memulai pelajaran selalu diawali dengan
kegiatan pendahuluan ?
Jawab: Ada… kegaiatan pendahluan.. pembukaan, pendahuluan, inti,
penutup. Selalu seperti itu. Dimulai dengan doa, nanti setelah itu apersepsi
menyenangkan siswa, membuat mereka itu enjoy, baru ke inti.
5. Metode apa yang bapak/ibu gunakan dalam pembelajaran SKI dengan
pendekatan saintifik ?
Jawab: Ibu menggunakannya tidak selalu saintifik yah, ada diskusi jugaa.
Tergantung materinya.. tanya jawab, gtu. Tanya jawab, diskusi dan
saintifik.
121
6. Media apa yang digunakan guru dalam pembelajaran SKI?
Jawab: Media.. infokus, buku, whiteboard lah.
7. Dalam proses mengamati, media/objek apa yang digunakan ?
Jawab: Tergantung materinya, kalau seandainya misalnya proses
masuknya islam di Indonesia, nah itu tida mungkin dong kit atempatnya..
nah itu melalui gambar… misalnya islam di aceh, tokohnya siapa, diamati.
Setelah itu diberikan ke siswa lagi kemudia siswa menjawab sesuai dengan
apa yg dikeluarkan dari mulutnya. Nanti kita diskusikan. Itu kalau
saintifiknya, melalui mengamatinya.
8. Apakah peserta didik mampu membuat dan pengajukan pertanyaan, tanya
jawab dan berdiskusi tentang informasi yang belum dipahami atau yang
ingin diketahui ?
Jawab: Alhamdulillah mampu.. spertinya enak dia belajar begitu… jadi
harus semua siswa itu malah kita yang kewalahan. Bu jawab jawab…
nanti tidak ada titik temunya, disitulah kita musyawarah. Kadang ibu
menggunakan hape, silahkan cari browsing, dimana titik temunya.. ayok
kita cari sama-sama referensinya… semangat kalau pelajaran seperti itu
saintifik, kemudia berdiskusi, kemudian cara mengamati, macam-macam
proses pertanyaan tuh macam-macam.. jadi bagus menurut ibu.
9. Bagaimana proses mengumpulkan informasi dalam pembelajaran SKI ?
Jawab: Kalau ibu, yang pertama buku sumber dari man 2, kemenag yah.
Yang kedua ibu beli buku di luar, kemudian pake internet yah. Kemudian
ibu bertanya ke teman-teman, tukar pikiran ya pas lagi mgmp. Kemudian
ke senior-senior disini, kalau yg udah purna, senior lah yang lebih tau dari
ibu ttg ski ini ibu tanya. Disitu aja ibu mencari informasinya.
Kalau untuk siswa, paling banyak pakai google, pakai internet. Karena ibu
fasilitasnya seperti ini. Kalau ibu dari media cetak boleh, dari koran boleh,
dari tv boleh. Begitu juga anak-naka ibu sarankan, ke perpustakaan boleh.
Kalau ada yg berlangganan perpustakaan nasional jug boleh, internet
boleh, tapi pilah-pilah webnya. Kita boleh memakai referensi orang, asal
nama orangnya dicantumkan, jgn reerensi orang tapi nama kita.. padahal
122
kita ga ngarang. Sejarah tidak boleh kita ngarang, dia udah baku, udah ada
catatannya dari dulu. Kemudian melalui radio boleh, melalui televisi boleh
dan informasi yang lainnya mendukung terkait pembelajran.
10. Apakah siswa mampu menalar (mengasosiasi) dan mengkomunikasikan
dalam pembelajaran SKI yang disampaikan guru ?
Jawab: Alhamdulillah, sebagian sudah. Karena begini, didalam
pembelajaran tuh misalkan tentang pemerintahan bani umayyah kalau
kelas 11. Pemerintahan bani umayyah pemilihannya itu kan sistem
kekeluargaan yah, nah bagaimana jika dihubungkan dengan di negara kita
di Indonesia, memilih presiden.. kita emang dengan kekeluargaan (?)
tidak. Tapi kita demokrasi. Siswa sudah bisa mengaitkan dan
menghubungkan dengan situasi keadaan kita di Indonesia. Kalau setiap
pembelajaran ada yang sudah bisa ada yang belum, sebagian sudah. Tapi
dilihat yang sudah-sudah tampil beberapa tahun ini ibu mengajarkan,
alhamdulillah pada bagus, bisa.. sebagian besar memahami gitu, gampang.
11. Apakah peserta didik dapat menyimpulkan materi yang telah dipaparkan ?
Jawab: Dapat. Menyimpulkan tuh nomor satu ituu. Susah ibu milih siapa
yang menyimpulkan. Tapi sebenarnya yang menyimpulkan itu tidak
semua siswa yah, kadang ibu ngambil di prakteknya presentasi. Setelah
presentasi menguraikan materi yang masing-masing mereka dapatkan,
mereka dapat menyimpulkan sendiri. Nanti setelah itu baru ibu evaluasi
secara umum.
12. Apakah bapak/ibu membimbing peserta didik supaya mampu
mempresentasikan hasil pekerjaannya? Bagaimana proses
pembimbingannya ?
Jawab: Dari awal ibu selalu ada untuk menguji ujian prakteknya,
presentasi ada. itu bagus-bagus. Satu, dilihat dari slidenya.. dari bagaimana
siswa membuat slide, ibu bimbing terus, mulai dari cover sampai penutup,
sampai referensi. Kemudian ketika mereka tampil. Nah pertama ketika
mereka itu tida bisa ngomong, takut, gerogi. Nah sekarang udah bisa
dibilang sebelas duabelas sama mahasiswa. Sudah bisa ngomong,
123
ngomongnya sudah teratur, sudah isa mengapresiasikan di depan siswa
tanpa gerogi lagi..Nah apalagi yang kelas 12 ini nih, jago-jago, cantic-
cantik penampilannya, dia udah bisa kayak guru sendiri.
13. Bagaimana proses pembelajaran SKI dalam kegiatan penutup ?
Jawab: Kalau kegiatan penutup, setelah ibu evaluasi semua, kemudian
diberikan pertanyaan kepada anak-anak, kalau presentasi otomatis mereka
menutup. Evaluasi terakhir buat ibu, masukan buat mereka bagaimana ppt
yg lebih bagus, kemudian referensinya boleh bebas dimana aja diambil,
yang penting ada bukti webnya kapan diambil, kemudian webnya
Namanya apa, waktunya harus ada. kalau udah selesai, mereka ada yang
menyimpulkan sendiri di catatannya kemudian ibu periksa dan paraf
bahwa mereka presentasi mereka memperhatikan. Nah terus ada lagi
dalam pembelajaran itu ada dari siswa yang presentasi itu menanyakan ke
kelompok yang lain. Kira-kira kelompok yg lain ada ga yg tau ini siapa.
Nah itu, itu yang menariknya disitu, mereka sudah membuat kesimpulan
kalau semuanya ga ada pertanyaan baru ditutup dengan doa.
14. Apakah siswa suka belajar SKI dengan pendekatan saintifik ?
Jawab: Ya lebih suka. Karena ini harus bekerjasama semua, berkelompok.
Kalau tidak pakai metode ini, kalau ibu liat, guru yang aktif, mereka pada
ngobrol, tidur, coret-coret.. gambar-gambar oranglah, ayam, ular.. jadi itu
bukunya pada dicoret-coret semua. Tetapi kalau kita belajar pakai saintifik
seperti ini, mereka itu sudah ada tugasnya masing-masing. Apalagi ibu
sistimnya kalau praktek ibu panggil begini, pakai lotre begini. Jadi mau
gamau kelompoknya harus siap semua. Sebelum ibu pakai sistem ini,
sesuka ibu, ibu panggil. Misal ibu panggil kelompok satu, kelompok satu
semua. Sedangkan kelompok yang paling terakhir santai-santai ada yg
belum memepersiapkan penampilannya. Jadi dengan pakai lotre ini, ibu
rasa mereka ini bersemangat, semuanya kerja, memperhatikan. Makanya
ibu bilang pas proses mengamati saat presentasi, ada pengamatan disitu
sehingga mereka yang bertanya maupun yang menjawab ibu kasih nilai
124
juga. Jadi ada nilai kelompok, pribadi, cara menerangkannya, jadi banyak
nilai ibu ambil untuk membantu anak-anak.
15. Apakah siswa lebih mudah memahami pembelajaran SKI dengan
pendekatan saintifik?
Jawab: Ya lebih mudah. Mereka diberi kebebasan, tidak monoton
mengikuti apa yang kita omongin yang ibu sampaian, mereka diberi
kebabasan untuk mencari sesuai dengan materinya, sumbernya dari mana
aja silahkan, tidak terbatas, yang penting jelas sumbernya, tidak lari dari
materi. Alhamdulillah anak-anak lebih semangat dan lebih bagus. Malah
menurut ibu cepat banget perkembangannya kalau diberi kebebasan seperti
itu, daripada buku aja, monoton. Paling ada sebagian kecil siswa yang
hanya memakai buku saja, tidak mau mencari sumber lain, nah itu karena
faktor x, yaitu faktor malas.
16. Apakah terjadi peningkatan prestasi siswa pada mata pelajaran SKI dengan
pendekatan saintifik ?
Jawab: Peningkatannya ada dari segi nilai ibu bisa lihat. Tapi kebanyakan
nilai yang mereka dapatkan tidak terlalu signifikan sih rendahnya, ada juga
beberapa orang yang harus diperbaiki. Alhamdulillah selama 3 tahun ibu
mengajar disini, belum ada yg perbaikan (remedial).
17. Apakah ada kendala dalam pengimplementasian pendekatan saintifik? Apa
saja ?
Jawab: Kalau di ibu, ibu sedang dinas luar, tidak terlaksana pembelajaran
saintifik sesuai dengan ada guru ada siswa. Kendala di siswa, mereka
sering lupa. Yang sering lupa itu yang kemarin itu metode yang ibu
terapkan, sesuai dengan absen urutannya. Nah itu sering ditinggal, karena
terlena yang terakhir. Flahsdisk ketinggalan, in focus habis, temannya
yang tidak hadir, laptopnya tidak connect.
18. Bagaimana proses penilaian pembelajaran SKI ?
Jawab: Penilaian kalau ibu menurut sekolah aja yah. Ada penilaian KI 1
KI 2 tentang spiritual dan sosial, kemudian pengetahuan terfokus metode
pendekatan saintifik ini yang ibu pakai dalam pengajaran, kemudian
125
keterampilan yaitu presntasi yang dilakukan oleh siswa, kemudian
portofolio, ada juga produk. Klo portofolio ini kadang ibu suruh dia buat
kliping tapi model pop-up (gambar timbul), klo protofolio ibu suruh buat
mind mapping. Untuk penilaian keterampilan terdiri dari penilaian
presentasinya, isinya, apresiasinya,, kalau dia menghubungkan kejadian
pada masa kini kalau siswa itu pintar.. Untuk penilaian diri jarang
terlaksana karena waktu, tp ibu menilai itu dalam satu semester paling
sekali. Untuk format penilaian yg baku ada dari sekolah. Ibu pakai yg dari
sekolah, dipakai tidak setiap hari dan disaat waktu luang.
HASIL WAWANCARA GURU MENGENAI
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 PADA
MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MAN 2
JAKARTA
Hari, tanggal : Selasa, 25 Februari 2020
Waktu : 16.00 – 16.30
Tempat : Ruang Kelas
Nama Narasumber : Sayidatul Ummah, S. Hum.
1. Bagaimana penerapan pembelajaran saintifik pada mata pelajaran SKI di
MAN 2 Jakarta, apakah sudah sesuai dengan RPP yang dibuat ?
Jawab: Kalau untuk penerapannya sudah sesuai dengan RPP yang diibuat
atau belum, mungkin secara ideal belum sesuai dengan RPP. Akan tetapi,
tetap terkait dengan materi KI KD dan semuanya, kita kembali ke RPP.
Namun pada prakteknya tidak seluruhnya ideal sama dengan yang ada di
RPP.
2. Apakah bapak/ibu membuat RPP sendiri ?
126
Jawab: Tidak. Saya pribadi saya tidak membuat RPPnya sendiri (secara
administrasi tertulis). Setiap kali saya mau masuk kelas, saya sudah punya
rencana apa saja yang akan saya kerjakan tapi memang tidak tertulis, tidak
ideal dan tidak terlalu sesuai dengan yang ada di RPP.
3. Apakah RPP mata pelajaran SKI yang bapak/ibu buat sudah sesuai dengan
Permendikbud ?
Jawab: Kalau kesesuaian pasti, RPP yang dibuat sudah sesuai dengan
permendikbud.
4. Apakah bapak/ibu setiap memulai pelajaran selalu diawali dengan
kegiatan pendahuluan ?
Jawab: Setiap akan memulai pembelajaran pasti akan ada salam, doa
besama, kemudian saya absen, kemudian saya mereview dulu pelajaran
yang dibahas minggu lalu.
5. Metode apa yang bapak/ibu gunakan dalam pembelajaran SKI dengan
pendekatan saintifik ?
Jawab: Metode yang digunakan diantaranya presentasi, diskusi. Misalkan
satu kelompok maju maka minggu berikutnya saya yang akan mengulas
kembali. Jadi anak tidak serta-merta hanya mendapat info dari teman-
teman saja, tetapi dapat info juga dari saya, dan saya mengambil
sumbernya dari jurnal, dari beberapa buku supaya informasi yang diteima
anak lebih luas.
6. Media apa yang digunakan guru dalam pembelajaran SKI ?
Jawab: Pastinya LCD kemudian saya juga menggunakan film, kemudian
dari yang lain saya menggunakan jurnal artikel.
7. Dalam proses mengamati, media/objek apa yang digunakan ?
Jawab: Kalau mengamati lebih ke film sih, tetapi saya juga menggunakan
jurnal artikel untuk mereka lebih luas menerima informasi.
8. Apakah peserta didik mampu membuat dan pengajukan pertanyaan, tanya
jawab dan berdiskusi tentang informasi yang belum dipahami atau yang
ingin diketahui ?
127
Jawab: Alhamdulillah sangat, mereka sangat antusias karena tadi saya
menggunakan metode presentasi, kemudian setelah presentasi
menggunakan sesi tanya jawab, selanjutnya ada sesi review materi
sebelum ditutup yang disampaikan oleh teman-teman yang presentasi. Di
sesi diskusi itu saya membatasi lima, tapi bahkan kadang ada yang lebih
dari lima karena ada proses sanggah menyanggah disitu. Dan saya
menwajibkan anak-anak setiap masuk kelas itu mereka harus sudah
membawa informasi, jadi harus baca sebelum masuk kelas saya.
9. Bagaimana proses mengumpulkan informasi dalam pembelajaran SKI ?
Jawab: Saya membebaskan mereka mendapatkan informasi dari manapun.
Silahkan ambil dari LKS, buku, internet, artikel jurnal silahkan, saya
mengharapkan dari buku-buku sejarah, tidak hanya buku-buku yang dari
sekolah saja.
10. Apakah siswa mampu menalar (mengasosiasi) dan mengkomunikasikan
dalam pembelajaran SKI yang disampaikan guru ?
Jawab: Proses penangkapan siswa kan berbeda-beda, ada beberapa anak
yang sudah memahami apa yang disampaikan, tetapi ada yang masih
meraba-raba cara mengkomunikasikannya.
11. Apakah peserta didik dapat menyimpulkan materi yang telah dipaparkan ?
Jawab: Saya tidak bisa mengatakan iya tapi juga tidak bisa mengatatakan
tidak. Karena proses menalar anak tentunya berbeda-beda tapi saya bisa
katakana bahwa sekitar 70% meraka memamhami atau menangkap apa
yang saya sampaikan dan teman-teman presentasi sampaikan, 30% nya
mungkin masih agak meraba-raba hanya satu dua maeri atau satu dua point
yang diingat.
12. Apakah bapak/ibu membimbing peserta didik supaya mampu
mempresentasikan hasil pekerjaannya? Bagaimana proses
pembimbingannya ?
Jawab: Kalau saya pribadi biasanya pertama mereka akan saya minta
untuk buat power point. Untuk pembuatan power point itu saya arahkan
diambil dari artikel jurnal. Jadi mereka tidak sembarangan mengambil
128
power point dari website-website yang bisa di copy paste, tapi saya
menyuruh mereka mendowload dari artikel jurnal agar bisa dipertanggung
jawabkan.
13. Bagaimana proses pembelajaran SKI dalam kegiatan penutup ?
Jawab: Diakhir setelah teman-teman yang lainnya presentasi akan ada dua
orang yang diminta untuk mereview untuk menyampaikan oleh kelompok
yang hari itu bertugas. Dari situ kita bisa melihat, sampai atau tidak sih
materi yang disampaikan. Kemudian nanti saya akan ulas sedikit jika
misalkan ada pertanyaan yang sempat menimbulkan perdebatan agar
mereka melihat dari berbagai perspektif. Jadi kegiatan penutupnya seperti
itu.
14. Apakah siswa suka belajar SKI dengan pendekatan saintifik ?
Jawab: Kalau dari pengamatan saya, alhamdulillah mereka sangat tertarik,
mereka sangat excited. Walaupun awalnya mereka keberatan, tapi yang
paling signifikan adalah saya mencoba membimbing mereka dalam
membuat power point, yang tadinya mereka sangat deskriptif sekarang
alhamdulillah sudah berbentuk pemetaan jadi mereka mulai sudah bisa
bikin mind mapping atau peta konsep.
15. Apakah siswa lebih mudah memahami pembelajaran SKI dengan
pendekatan saintifik?
Jawab: Ya siswa lebih mudah memahami pembelajaran dengan
pendekatan saintifik dengan kegiatan 5M (Mengamati, menanya, menalar,
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan). Hal ini yang menurut saya siswa
tertarik dengan pembelajaran SKI yang saya ajarkan.
16. Apakah terjadi peningkatan prestasi siswa pada mata pelajaran SKI dengan
pendekatan saintifik ?
Jawab: Ini yang sebenarnya menjadi problem menurut saya ketika
pembelajaran saintifik anak tidak hanya jalan kognitifnya aja tapi yang
lainnya juga jalan. Sedangkan ketika ujian yang dipaksakan hanya
kognitifnya saja. Nah ini sebenarnya menurut saya hal yang menjadi
problem pendidikan saat ini. Kalau peningkatan secara signifikan tidak,
129
tetapi mereka lebih kritis menurut saya dalam membaca realita. Ada
peningkatan prestasi.
17. Apakah ada kendala dalam pengimplementasian pendekatan saintifik? Apa
saja ?
Jawab: Memaksa anak untuk membaca. Ketika saintifik kan mereka harus
mengikuti menalar, mengasosiasi dan sebagainya, tetapi kalau mereka
tidak punya bekal bacaan lalu bagaimana. Nah membuat anak untuk suka
membaca ini hal yang masih sangat sulit dilakukan. Bahkan ketika saya
buat aturan masuk kelas saya harus baca buku, mereka tetap aja ada yang
kadangkala melanggar aturan tersebut. Jadi itu sih problemnya menurut
saya.
18. Bagaimana proses penilaian pembelajaran SKI ?
Jawab: Kalau saya pribadi tentunya ada PH1,PH2, PH3, PTS, dan PAS.
HASIL WAWANCARA WAKIL KEPALA MADRASAH BIDANG
KURIKULUM MENGENAI
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 PADA
MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MAN 2
JAKARTA
Hari/Tanggal : Kamis, 12 Maret 2020
Waktu : 20.00 WIB
Tempat : Rumah
Sumber : Saepul, S.Pd.,MM (Waka Kurikulum)
1. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu terkait penerapan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan saintifik di MAN 2 Jakarta ?
Jawab :
130
Pendekatan saintifik menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada aktivitas
siswa. Siswa dituntut untuk aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.
2. Apakah prestasi siswa meningkat dengan diterapkannya pendekatan saintifik
kurikulum 2013 khususnya pada mata pelajaran SKI ?
Jawab :
Secara umum iya, tetapi tidak terlalu signifikan
3. Kendala apa yang dihadapi dengan diterapkannya pendekatan saintifik
kurikulum 2013 ?
Jawab :
Kendalanya terletak pada guru dan siswa.
Guru belum terbiasa dengan pendekatan saintifik atau pembelajaran yang berpusat
pada siswa. Masih ada guru yang selalu melakukan ceramah dalam proses
pembelajarannya dan bersifat searah. Siswa hanya mendengarkan, sementara
aktifitas yang dilakukan hanya sedikit. Kemudaian ada juga anggapan bahwa
kegiatan saintifik harus runut, sehingga jika diterapkan terus menerus
menyebabkan siswa menjadi bosan dan tidak variatif.
Dari sisi peserta didik, kendalanya masih banyak peserta didik yang belum
terbiasa dengan pembelajaran mandiri (membaca dan memahami materi secara
mandiri) karena terbiasa di berikan oleh guru. Siswa belum terbaiasa menggali
informasi sendiri.
4. Upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang ada ?
Jawab :
Usaha madrasah dalam mengatasi kendala pembelajaran saintifik diantaranya :
- Mengadakan workshop pembelajaran K-13 bagi guru
- Mengirim guru di kegiatan-kegiatan MGMP
- Melakukan tutor sebaya (guru bertanya atau mengajari guru lainnya) bagi guru
yang kesulitan
5. Apakah guru di sekolah ini membuat sendiri RPP dan silabus sendiri ?
Jawab :
Iya
131
6. Apakah guru di sekolah ini sudah menyiapkan RPP sebelum pembelajaran
dimulai ?
Jawab :
Iya
7. Apakah RPP yang dibuat sudah sesuai dengan permendikbud No.22 tahun
2016 atau permendikbud yang terbaru No. 14 tahun 2019 ?
Jawab :
Iya
Tapi untuk mapel PAI KI-KD diatur oleh Keputusan Menteri Agama RI.
Yang lama KMA 165 Tahun 2014
Yang terbaru KMA 183 Tahun 2019 tentang Kurikulum PAI dan Bahasa Arab
bagi madrasah
8. Apakah kelengkapan sarana sekolah sudah mendukung untuk diterapkannya
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik ?
Jawab :
Secara umum sudah mendukung
132
DOKUMENTASI
133
\
Wawancara dengan Bu Yelli Gusrita, M.Pd.I
Guru SKI kelas XII dan XII
Wawancara dengan Bu Sayidatul Ummah, S.Hum
Guru SKI kelas X
134
135
136
137
138
BIODATA PENULIS
Nama lengkap adalah M. Fadhil Mu’ammar.
Lahir di Jakarta, 18 September 1997. Anak ke-2 dari 3
bersaudara ini pernah mengenyam pendidikan di MI Al-
Ihsan Condet Jakarta dan tamat pada tahun 2009, setelah
itu melanjutkan ditempat yang sama di MTs Al-Ihsan
Jakarta dan selesai pada tahun 2012. Kemudian
melanjutkan sekolah di MAN 2 Ciracas Jakarta Timur
dan tamat pada tahun 2015, dan hingga saat ini pernah
merasakan kuliah di Jurusan Pendidikan Agama Islam,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan tamat
pada tahun 2020.
Selama kuliah penulis aktif mengikuti organisasi intra maupun ekstra
kampus. Di intra kampus, penulis pernah menjadi pengurus Himpunan
Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Agama Islam Departemen Seniora tahun
2016, menjadi anggota dan pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
Himpunan Qari dan Qariah Mahasiswa (HIQMA) divisi Hadrah tahun 2017.
Sedangkan di ekstra kampus, penulis merupakan anggota biasa yang telah
mengikut Latihan Kader (LK) I di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat tahun 2015. Pernah menjadi pengurus HMI
bidang Pembinaan, Penelitian dan Pengembangan Anggota (P3A) Departemen
Litbang di 2018, dan Wakil Bendahara Umum HMI Komisariat Tarbiyah Cabang
Ciputat tahun 2019 dan telah mengikuti LK II di HMI Cabang Pandeglang tahun
2019.
Motto :
“Yakinkan diri dengan doa, Maksimalkan karya dengan usaha, Pastikan sampai
pada cita-cita; Yakin Usaha Sampai”
top related