eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/404/1/jurnal ilmiah akuntansi vol. 2 no.3 juli... ·...
Post on 04-Mar-2019
221 Views
Preview:
TRANSCRIPT
291
PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG
TERHADAP PIUTANG TAK TERTAGIH PASIEN RAWAT
INAP JAMINAN PERORANGAN
(Studi Kasus Pada Rumah Sakit Islam Asshobirin Tangerang Selatan)
Erika Astriani Aprilia
Universitas Pamulang
Holiawati
Universitas Pamulang
Abstraksi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan sistem pengendalian internal
piutang terhadap piutang tak tertagih pasien rawat inap jaminan perorangan di
Rumah Sakit Islam Asshobirin.Menggunakan metode kuantitatif, pengumpulan
data melalui kuesioner, wawancara dan studi pustaka. Sampel yang digunakan
sebanyak 78 responden, penetapan sampel dilakukan dengan disproportionate
stratified random sampling. Pengujian hipotesis menggunakan Spearman Rank
Corelation dengan tingkat signifikansi 5%, koefisien determinasi (rs) dan uji-z.
Hasil pengujian didapatkan koefisien korelasi sebesar rs = 0,553. Koefisien
determinasi (rs2) sebesar 30,6% adalah besarnya peranan sistem pengendalian
internal terhadap piutang tak tertagih sisanya sebesar 69,4% dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain. Nilai z-hitung 4,853 > z-tabel 1,645, dengan ketentuan
tersebut maka hipotesis H0 ditolak dan Ha diterima yaitu terdapat hubungan
positif dan signifikan antara sistem pengendalian internal piutang terhadap
piutang tak tertagih.
Kata kunci: Sistem Pengendalian Internal Piutang, Piutang Tak Tertagih,
Pasien Rawat Inap, Jaminan Perorangan
292
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang harus
diwujudkan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut maka keberadaan
sarana dan prasarana pelayanan kesehatan mutlak dibutuhkan, baik berupa
puskesmas, klinik kesehatan, balai pengobatan maupun rumah sakit, baik yang
dikelola oleh pemerintah maupun oleh pihak swasta.
Berbeda dengan rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah, rumah sakit swasta
yang dikelola oleh perorangan, yayasan maupun perseroan sangat bergantung
pada pendapatan dari jasa pelayanan kesehatan untuk menjaga keberlangsungan
hidup dan berkembangnya rumah sakit.
Pendapatan rumah sakit sebagian besar berasal dari piutang pelayanan kesehatan,
dan macetnya piutang dapat mengganggu kegiatan operasional rumah sakit
Tak tertagihnya piutang tentunya menimbulkan kerugian bagi rumah sakit, namun
rumah sakit tidak bisa menolak pasien yang membutuhkan pertolongan perawatan
demi alasan kemanusiaan. Untuk itu diperlukan adanya pengendalian piutang
pasien yang efektif terhitung dimulai semenjak pasien akan dirawat hingga pasien
diperbolehkan pulang.Peranan pengendalian dan prosedur-prosedur penerimaan
pasien sangat dibutuhkan untuk membantu manajemen rumah sakit dalam
menentukan siapa dan kapan kredit dapat diberikan sehingga meminimalkan
risiko yang mungkin terjadi akibat tidak tertagihnya piutang.
Berdasarkan penjabaran di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul: “PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG
TERHADAP PIUTANG TAK TERTAGIH PASIEN RAWAT INAP JAMINAN
PERORANGAN” Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Asshobirin Tangerang
Selatan.
1.2 Perumusan Masalah
Untuk menghindari kerancuan dalam pembahasan dan luasnya
permasalahan, maka masalah yang sudah ditetapkan dibuat perumusannya sebagai
berikut:
a. Bagaimanakah sistem pengendalian internal piutang di RS. Islam Asshobirin?
b. Bagaimanakah piutang tak tertagih pasien rawat inap jaminan perorangandi
RS. Islam Asshobirin?
293
c. Bagaimana peranan sistem pengendalian internal piutang terhadap piutang tak
tertagih pasien rawat inap jaminan perorangan di RS. Islam Asshobirin?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dengan dilakukannya penelitian ini
adalah:
a. Untuk mengetahui pengendalian internal piutang di RS. Islam Asshobirin.
b. Untuk mengetahui piutang tak tertagih pasien rawat inap jaminan perorangan
di RS. Islam Asshobirin.
c. Untuk mengetahui seberapa jauh peranan sistem pengendalian internal piutang
terhadap piutang tak tertagih pasien rawat inap jaminan perorangan di RS.
Islam Asshobirin.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat di ambil dari penulisan ilmiah ini adalah dapat
menambah pengetahuan mengenai sistem pengendalian internal piutang
khususnya pada ruang lingkup rumah sakit.Bagi akademis, penulisan ilmiah ini
diharapkan menjadi suatu bahan pustaka, referensi, serta dapat membantu
pembaca, khususnya mahasiswa yang mempunyai minat untuk meneliti peranan
sistem pengendalian internal piutang terhadap piutang tak tertagih.
Manfaat praktis, penulisan ilmiah ini diharapkan menjadi bahan
pertimbangan dan masukan untuk perkembangan yang lebih lanjut mengenai
kinerja pelayanan pegawai di rumah sakit tersebut serta mengambil tindakan-
tindakan koreksi yang dibutuhkan.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengendalian Internal
Pengendalian intern berhubungan dengan kebijaksanaan dan prosedur yang
ditetapkan oleh perusahaan untuk memberikan kepastian yang wajar agar tujuan
perusahaan dapat dicapai. Pengendalian intern merupakan salah satu alat untuk
memberikan keyakinan yang memadai bahwa semua transaksi telah diotorisasi
dan dicatat serta diolah seluruhnya dengan cermat dan tepat waktu.
Sementara itu dalam SA Seksi 319 Pertimbangan atas Pengendalian Intern
dalam Audit Laporan Keuangan paragraf 00 dalam Mulyadi (2011:180)
mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses – yang dijalankan oleh
dewan komisaris, manajemen, dan personel lain – yang didesain untuk
294
memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut
ini:
a. Keandalan pelaporan keuangan,
b. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku,
c. Efektivitas dan efesiensi operasi.
Menurut Sukrisno Agoes (2012:100) pengendalian intern terdiri dari lima
komponen yang saling terkait berikut ini: (1) Lingkungan
Pengendalian,(2)Penaksiran Risiko (3) Aktivitas Pengendalian (4) Informasi dan
komunikasi (5) Pemantauan
2.2 Piutang
Merupakan kebiasaan bagi perusahaan untuk memberikan kelonggaran
kepada para pelanggan pada waktu melakukan penjualan. Menurut Soemarso
(2005:338) piutang (trade receivable) adalah piutang yang berasal dari penjualan
barang dan jasa yang merupakan kegiatan usaha normal perusahaan.
Serupa dengan pendapat di atas menurut Kieso, Weygant dan Warfield
(2005:346), piutang adalah klaim uang, barang, atau jasa kepada pelanggan atau
pihak-pihak lainnya
Melengkapi pendapat para ahli di atas, Warren Reeve Fess (2008:346)
menambahkan bahwa yang disebut piutang (receivable) meliputi semua klaim
dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan, atau
organisasi lainnya.
Berdasarkan KMK No.1981 Tahun 2012 tentang Pedoman Akuntansi Badan
Layanan Umum (BLU) Rumah Sakit (2012:25), piutang merupakan hak yang
muncul dari penyerahan pelayanan jasa atau penyerahan uang, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara Badan Layanan Umum (BLU) rumah sakit
dan pihak lain, yang mewajibkan pihak lain tersebut untuk melunasi pembayaran
atas jasa yang telah diterimanya atau utangnya setelah jangka waktu tertentu
sesuai dengan kesepakatan.
Piutang pada BLU rumah sakit menurut sumber terjadinya dikelompokkan
menjadi dua jenis, yaitu piutang pelayanan dan piutang lain-lain.
Piutang Pelayanan
Piutang pelayanan adalah piutang yang timbul karenapenyerahan pelayanan
(jasa)dalam rangka kegiatan rumah sakit, seperti piutang kepada pasien rawat
inap dan rawat jalan.
a) Piutang Umum/Perorangan,
b) Piutang Jaminan:
(1)Piutang Jaminan Pemerintah Pusat,
(2)Piutang Jaminan Pemerintah Daerah,
295
(3)Piutang Jaminan Asuransi,
(4)Piutang Jaminan BLU rumah sakit lain,
(5)Piutang Jaminan Lainnya.
(6)Piutang Pelayanan Lainnya.
Piutang Lain-lain
Piutang lain-lain adalah piutang yang timbul di luar kegiatan pelayanan medis,
yang jumlahnya tidak material, seperti piutang karyawan
a) Piutang pegawai/karyawan,
b) Piutang sewa,
c) Piutang lainnya.
Piutang Tak Tertagih
Menurut Warren Reeve Fess (2005:407) beban operasi yang muncul karena tidak
tertagihnya piutang dinamakan beban piutang tak tertagih (uncolectible accounts
expense), beban piutang sangsi (bad debt expense), atau bebab piutang ragu-ragu
(doubtful accounts expense).Tanpa memperhatikan kriteria yang digunakan dalam
pemberian kredit dan prosedur penagihan yang diterapkan, biasanya sebagian dari
penjualan kredit dipastikan tidak akan tertagih.
2.3 Pasien
Pasien atau pesakit adalah seseorang yang menerima perawatan medis. Kata
pasien dari bahasa Indonesia analog dengan kata patient dari bahasa Inggris.
Patient diturunkan dari bahasa Latin yaitu patiens yang memiliki kesamaan arti
dengan kata kerja pati yang artinya "menderita"orang sakit (yang dirawat dokter),
penderita (sakit).
2.4 4 Rawat Inap
Dikutip dari Yel Mahesa (2009:7) rawat inap adalah pemeliharaan kesehatan
rumah sakit dimana penderita tinggal/mondok sedikitnya satu hari berdasarkan
rujukan dari pelaksana pelayanan kesehatan atau rumah sakit pelaksana pelayanan
kesehatan lain.
2.5 5 Jaminan Perorangan
Mengutip dari http://kuliahade.wordpress.com istilah jaminan perorangan
berasal dari kata borgtocht, dan ada juga yang menyebutkan dengan istilah
jaminan imateriil. Pengertian jaminan perorangan menurut Sri Soedewi
Masjchoen Sofwan (2001), mengartikan jaminan imateriil (perorangan)
adalah:Jaminan yang menimbulkan hubungan langsung pada perorangan tertentu,
hanya dapat dipertahankan terhadap debitur tertentu, terhadap harta kekayaan
debitur umumnya.
Unsur jaminan perorangan, yaitu:
296
a. Mempunyai hubungan langsung pada orang tertentu;
b. Hanya dapat dipertahankan terhadap debitur tertentu; dan
c. Terhadap harta kekayaan debitur umumnya.
3. METODE PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Tempat penelitianRumah Sakit Islam Asshobirin yang berkedudukan di
Jalan Raya Serpong Km.11 Pondok Jagung, Serpong Utara - Tangerang Selatan,
Banten. No Telp. 021-538 4314, No Fax. 021-539 439.
Penelitian ini dilakukan dalam rentang waktu Desember 2013 sampai
dengan Februari 2014 yang didahului dengan studi pendahuluan untuk
mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi di lapangan yaitu, RS Islam
Asshobirin.
3.2 Metode Penentuan Sampel.
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan yang terlibat dalam proses
penerimaan hingga kepulangan pasien rawat inap.
2. Sampel
a. Teknik Pengambilan Sampel
Terdapat berbagai teknik sampling yang dapat digunakan, namun dalam
penelitian ini akan digunakan teknik disproportionate stratified random
sampling..
b. Menentukan Sampel dari Populasi
Untuk mempermudah penentuan sampel, penelitian menggunakan tabel
penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan dari
Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan 1%, 5%, dan 10%.
Diketahui jumlah total populasi 100 orang, jadi sampel (n) dari populasi 100
dengan tingkat kesalahan 5% adalah 78 orang/responden.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam rangka mengumpulkan data-data statistik yang diharapkan dapat untuk
menjawab dan menjelaskan permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Data
dapat dibedakan antara data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
297
Menurut J.Suprapto (2000:10), data primer adalah data yang dikumpulkan dan
dioleh sendiri oleh suatu organisasi atau perseorangan langsung dari objeknya.
a. Penelitian Lapangan (FieldResearch)
1) Interview (Wawancara),
2) Kuesioner (Angket),
3) Observasi, yaitu
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.
Studi Kepustakaan (LibraryResearch)
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder, yaitu penelitian
yang dilakukan melalui pengumpulan data dengan membaca sumber-sumber,
menganalisis dan menarik suatu kesimpulan melalui buku-buku yang menjadi
buku wajib dalam mata kuliah yang ada hubungannya dengan penelitian ini.
3.4 Metode Analisis Data
Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas
(independentvariable) dan variabel terikat (dependentvariable). Dimana variabel
bebasnya adalah sistem pengendalian internal piutang (X) dan variabel terikatnya
adalah piutang tak tertagih (Y).
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode studi kasus pada Rumah
Sakit Islam Asshobirin. Dikatakan kuantitatif karena data yang digunakan
berupa angka atau numerik dan masalah yang dteliti sudah jelas.
Data penelitian diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang dinilai
menggunakan skala Guttman, menurut Sugiyono (2010:96) skala pengukuran
dengan tipe ini akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “ya-tidak”; “benar-
salah”; “pernah-tidak pernah”; “positif-negatif” dan lain-lain. Selain dapat
dibuat dalam bentuk pilihan ganda, skala Guttman dapat dibuat skor tertinggi
satu dan terendah nol.
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan secara bertahap, tahapan
pengujian ini meliputi uji validitas, uji realibilitas dan uji statistik.
a. Uji validitas
Pengujian validitas data dilakukan dengan menggunakan teknik
mengkorelasikan skor masing-masing pernyataan dengan skor total
responden, dengan menggunakan rumus teknik korelasi Pearson Product
Moment.
298
r =
Keterangan:
n XY -
[n X2
– ( X)2][n Y
2 – ( Y)
2]
X : skor dari instrumen 1
Y : skor dari instrumen 2
XY : hasil kali dari skor X dengan skor Y untuk setiap responden
X2
: kuadrat skor isntrumen 1
Y2
: kuadrat skor instrumen 2
b. Uji Realibilitas
Korelasi dicari dengan menggunakan rumus koefisien Pearson Product
Moment sebagai berikut:
n XY -
r =
[n X2
– ( X)2][n Y
2 – ( Y)
2]
Keterangan:
X : skor dari instrumen 1
Y : skor dari instrumen 2
XY : hasil kali dari skor X dengan skor Y untuk setiap responden
X2
: kuadrat skor instrumen 1
Y2
: kuadrat skor instrumen 2
Angka korelasi yang diperoleh tersebut adalah angka korelasi dari alat
pengukur yang dibelah. Langkah berikutnya adalah dengan mencari angka
reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan rumus
SpearmanBrown:
ri =
Keterangan:
ri :angka reliabilitas keseluruhan item
rb : angka korelasi belahan pertama dan belahan kedua
c. Uji Korelasi SpearmanRank
Penggunaan korelasi SpearmanRan berdasarkan Sugiyono (2010:153)
dimana disebutkan untuk menguji hipotesis assosiatif/hubungan (korelasi)
X Y
X Y
299
s
bila datanya berbentuk ordinal maka digunakan teknik statistik korelasi
SpearmanRank.
Rumus:
rs = 1 -
Keterangan:
2
n3
– n
rs = koefisien korelasi SpearmanRank
di = selisih ranking data variabel X
n = banyaknya sampel
Apabila proporsi angka kembar cukup besar, maka dalam perhitungan
koefisien korelasi (rs) perlu dimasukkan faktor koreksi dan formula
menjadi seperti berikut ini:
Keterangan:
T= Faktor koreksi
t= jumlah variabel yang memiliki angka sama.
d. Koefisien Determinasi (r 2)
2
Koefisien determinasi (rs ) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat. Nilai
koefisien determinasi adalah nilai nol dan satu. Rumus untuk mencari
koefisien determinasi adalah: 2
Kd = rs x 100%
e. Uji Statistik Koefisien Korelasi (Uji Z)
Uji statistik bagi koefisien korelasi dimaksudkan adalah untuk mengetahui
signifikan aau tidaknya hubungan antarvariabel. Uji Z adalah salah satu uji
statistika yang pengujian hipotesisnya didekati dengan distribusi normal.
Menurut Hasan (2002:122-123) untuk sampel kecil (n 30) menggunakan
uji t-student, namun untuk sampel besar (n > 30) menggunakan uji z.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan z-hitung dengan z-
tabel (http://digensia.files.wordpress.com/). Rumus untuk mencari nilai z-
hitung adalah sebagai berikut:
300
z = rs
1) Jika z-hitung <z-tabel (α, n-k) atau (α/2, n-k); H0 diterima dan Ha
ditolak.
2) Jika z-hitung >z-tabel (α, n-k) atau (α/2, n-k); H0 ditolak dan Ha
diterima.
4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Sistem Pengendalian Internal
Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan korelasi pearson, data yang
diperoleh kemudian diolah mengggunakan program SPSS 21: dan program
Microsoft Excel 2010. Adapun hasil uji validitas variabel sistem pengendalian
piutang dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 1
Hasil Uji Validitas Instrumen Sistem Pengendalian Internal Piutang
Pertanyaan r-hitung r-tabel Keterangan
1 0,449 0,223 Valid
2 0,480 0,223 Valid
3 0,491 0,223 Valid
4 0,268 0,223 Valid
5 0,516 0,223 Valid
6 0,303 0,223 Valid
7 0,232 0,223 Valid
8 0,426 0,223 Valid
9 0,257 0,223 Valid
10 0,402 0,223 Valid
11 0,497 0,223 Valid
12 0,295 0,223 Valid
13 0,405 0,223 Valid
14 0,318 0,223 Valid
15 0,622 0,223 Valid
Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan Microsoft Excel
301
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan membandingkan besarnya angka r-
kuesioner atau statistik dengan r-tabel didapatkan r-hitung> r-tabel 0,223 maka
skor butir dinyatakan valid
Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan internalconsistency
dengan teknik belah dua (split-half) yang dianalisis dengan rumus
SpearmanBrown. Data diolah dengan bantuan Microsoft Excel 2010.
n XY -
r =
[n X2
– ( X)2][n Y
2 – ( Y)
2]
78(2749) – (474)(440)
r =
[78(3.082) - (474)2] [78(2588) - (440)
2]
214.422 – 208.560
r =
[240.396 – 224.676] [201.864 -193.600]
5.862
r =
129.910.080
5.862
r = 11.398
r = 0,514
Koefisien korelasi ini selanjutnya dimasukkan dalam rumus SpearmanBrown.
r1 = = = 0,679
Jadi reliabilitas instrumen sistem pengendalian internal piutang adalah
sebesar 0,679.
Dari tabel diketahui bahwa n-2 = 76, harga r5% = 0,223. Dengan demikian dapat
disimpulkan instrumen variabel X reliabel karena nilai reliabilitasnya sebesar
0,679 lebih besar daripada r5% = 0,223. Karena berdasarkan uji coba instrumen ini
X Y
302
sudah valid dan reliabel seluruh butirnya, maka instrumen dapat digunakan untuk
pengukuran dalam rangka pengumpulan data.
4.2 Piutang Tak Tertagih
Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan korelasi pearson, data
yang diperoleh kemudian diolah mengggunakan program SPSS 21 dan program
Microsoft Excel 2010. Adapun hasil uji validitas variabel sistem pengendalian
piutang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2
Hasil Uji Validitas Instrumen Piutang tak Tertagih
Pertanyaan r-hitung r-tabel Keterangan
1 0,370 0,223 Valid
2 0,246 0,223 Valid
3 0,292 0,223 Valid
4 0,00 0,223 Tidak Valid
5 0,546 0,223 Valid
6 0,276 0,223 Valid
7 0,320 0,223 Valid
8 0,456 0,223 Valid
9 0,407 0,223 Valid
10 0,269 0,223 Valid
11 0,445 0,223 Valid
12 0,478 0,223 Valid
13 0,319 0,223 Valid
14 0,553 0,223 Valid
15 0,512 0,223 Valid
Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan Microsoft Excel
Dari uji coba tersebut semua butir instrumen memiliki nilai r-hitung lebih
besar dari r-tabel sebesar 0,223 kecuali untuk butir nomor 4, sehingga butir nomor
4 tidak dapat digunakan sebagai intrumen penelitian karena tidak valid sementara
butir pertanyaan lainnya dapat digunakan sebagai intrumen penelitian.
Uji Reliabilitas
Data skor butir instrumen dijumlahkan sehingga menghasilkan skor total.
Selanjutnya skor total antara kelompok ganjil dan genap dicari korelasinya
menggunakan bantuan program Microsoft Excel 2010 dan didapatkan koefisien
korelasi 0.476.
303
n XY -
r =
[n X2
– ( X)2][n Y
2 – ( Y)
2]
78(2.219) – (499)(337) r =
[78(3.353) - (499)2] [78(1.573) - (337)
2]
173.082 – 168.163
r =
[261.534 – 249.001] [122.694 – 113.569
4.919
r =
114.363.625
4.919
r =
10.694
r = 0,460
Koefisien korelasi ini selanjutnya dimasukkan dalam rumus SpearmanBrown.
r1 = = = 0,630
Jadi reliabilitas instrumen piutang tak tertagih = 0,630, selanjutnya angka
reliabilitas tersebut dibandingkan dengan tabel r productmoment. Dari tabel
diketahui bahwa n-2 = 76, harga r5% = 0,223. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa instrumen variabel Y reliabel karena nilai reliabilitasnya
sebesar 0,630 lebih besar daripada r5% = 0,223. Karena berdasarkan uji coba
instrumen ini sudah valid dan reliabel ke 14 butirnya, butir nomor 4 tidak dihitung
karena tidak valid, maka instrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam
rangka pengumpulan data.
X Y
304
4.3 Peranan Sistem Pengendalian Internal Piutang Terhadap Piutang Tak
tertagih
Tabel 3
Saldo Piutang dan Piutang Tak Tertagih Pasien Jaminan Perorangan
RS Islam Asshobirin Tahun 2012-2013
Tahun 2012 2013
Piutang 6.934.755 52.973.529
Piutang Tak Tertagih 6.934.755 35.023.560
Sumber : Data diolah sendiri
Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat bahwa ada peningkatan yang sangat
signifikan dari tahun 2012 k e tahun 2013 yaitu sebesar 505%. Penyebab
membengkaknya piutang pada tahun 2013 adalah dikarenakan wali pasien yang
memiliki koneksi dengan manajemen Rumah Sakit Islam Asshobirin sehingga ada
kelonggaran khusus yang diberikan pada wali pasien tersebut sesuai dengan
perjanjian dengan pihak manajemen rumah sakit.
Untuk piutang tak tertagih tahun 2013 masih dalam proses penagihan lebih lanjut
sehingga angka tersebut masih dapat berkurang, namun yang perlu dicermati
adalah tahun 2012 dimana 100% piutang tidak tertagih dan menjadi beban rumah
sakit meskipun angkanya jauh lebih kecil dibanding tahun 2013.
Adapun berdasarkan hipotesis yang diajukan, maka penelitian ini
menggunakan pengujian satu arah (one-tailed). Pengujian satu arah ini dilakukan
untuk mengetahui hipotesis yang sudah diketahui arahnya.
Uji Korelasi SpearmanRank
Pengujian hipotesis menggunakan korelasi SpearmanRank adalah untuk
menentukan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung korelasi tersebut adalah:
a. Menetapkan ranking variabel X dan Y, serta selisih kuadrat rangking tersebut.
Dalam mengolah ranking ini menggunakan bantuan Microsoft Excel 2010
yang kemudian hasilnya diolah menggunakan rumus sebagai berikut:
rs = 1 -
2
n3
– n
305
= 1 -
6(34.495)
783
– 78
2.690.610
= 1 -
474.474
= 1 - 0,436
= 0,564
Koefisien korelasi RankSpearman antara variabel X dan Y yang didapat dari
hasil perhitungan tersebut adalah sebesar 0,564 yang berarti hubungan antar
variabel adalah sedang atau cukup kuat.
b. Dikarenakan terdapat sejumlah data kembar dengan proporsi cukup besar,
maka perlu dimasukkan faktor koreksi (T) untuk mendapatkan koefisien
korelasi Rank Spearman yang lebih akurat. Rumus untuk menghitung faktor
koreksi adalah:
t3 - t
T =
12
Hasil perhitungan angka kembar tersebut disajikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4
Perhitungan Faktor Koreksi atas Skor Berangka Sama
Korelasi Angka Kembar Variabel X
Skor Sama Jumlah Tx
5 3 2
8 5 10
9 7 28
11 14 227,5
12 15 280
13 10 82,5
14 17 408
15 5 10
Total Tx 76 1048
306
Tabel 5
Perhitungan Faktor Koreksi atas Skor Berangka Sama
Korelasi Angka Kembar Variabel Y
Skor Sama Jumlah Tx
5 2 0,5
7 2 0,5
8 3 2
9 11 110
10 12 143
11 15 280
12 11 110
13 9 60
14 12 143
Total Ty 77 849
Sedangkan jumlah kuadrat untuk X dan Y adalah:
n3
- n
x2
= - 1.048
12
783
- 78
= - 1.048 12
474.552 -78
= - 1.048
12 = 39.539,5 – 1.048
=38.491,5
n3
- n
y2
= - 849
12
783
- 78
= - 849
12
307
474.552 -78
= - 849
12
= 39.539,5 – 849
= 38.690,5
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka dapat diketahui rs sebagai berikut:
x2
+ y2
- di2
rs =
2 x2
y2
38.491,5 + 38.690,5 – 34.495
rs =
2 (38.491,5)( 38.690,5)
rs =
42.687
77.182
rs = 0,553
Nilai rssebelumnya adalah 0,564 dan nilai rsyang menggunakan faktor koreksi
yaitu 0,553, maka nilai rs yang digunakan adalah nilai yang menggunakan faktor
koreksi yaitu 0,553. rsyang bernilai positif menunjukkan terdapat hubungan yang
positif dan searah, yang artinya apabila terjadi kenaikan pada variabel X, maka
akan diikuti kenaikan variabel Y. Adapun mengenai kuat lemahnya hubungan
antara variabel X dan Y dapat dilihat dari tabel di bawah ini
Tabel 6
Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2010:184)
Berdasarkan tabel interpretasi tersebut diketahui bahwa hubungan antara
sistem pengendalian internal terhadap piutang tak tertagih adalah sedang atau
cukup kuat.
308
Uji Koefisien Determinasi
Uji ini dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel independen, yaitu sistem
pengendalian internal (X) dalam menjelaskan variabel dependen yaitu piutang tak
tertagih (Y). Berikut adalah perhitungan manual koefisien determinasi:
Kd = rs 2= (0,553)
2= 0,306 = 30,6%
Angka tersebut memiliki arti bahwa sistem pengendalian internal yang efektif
berperan sebesar 30,6% dalam meminimalisasi piutang tak tertagih, sementara
sisanya (100%-30,6%) sebesar 69,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang
tidak diteliti oleh penulis.
Uji Statistik Koefisien Korelasi (Uji Z)
Hipotesis dilakukan untuk menentukan adanya hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
berjumlah 78, maka untuk sampel besar (n > 30) maka pengujian hipotesis
dilakukan dengan membandingkan z-hitung dengan z-tabel Perhitungan untuk
mencari nilai z-hitung adalah sebagai berikut:
z = rs
z = 0,553
z = 4,853
Dengan ketentuan tersebut, dapat diketahui bahwa z tabel (0,05, 78-2) = 1,645. Karena
pengujian menggunakan satu arah (one-tailed) maka batasnya adalah 1,645.
Berdasarkan hal tersebut maka Ha diterima dan H0 dtolak karena nilai zhitung> ztabel
yaitu 4,853 > 1,645.
Dengan diterimanya hipotesis membuktikan bahwa sistem pengendalian internal
piutang memiliki peranan yang positif dan signifikan dalam meminimalisasi
piutang tidak tertagih pasien rawat inap jaminan perorangan.
309
5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis maka penulis dapat menyimpulkan
sebagai berikut:
1. Sistem pengendalian internal di Rumah Sakit Islam Asshobirin telah berjalan
dengan cukup baik, terlihat dari ada terpenuhinya unsur-unsur pengendalian
internal.
2. Upaya dalam menekan piutang tak tertagih telah memadai dengan adanya
kebijakan uang muka perawatan untuk pasien jaminan perorangan, penagihan
yang dilakukan secara berkala selama pasien dirawat serta pengendalian
penerimaan kas yang cukup baik.
3. Terdapat peranan yang positif dan signifikan antara sistem pengendalian
internal terhadap piutang tak tertagih, yaitu:
a. Koefisien korelasi menunjukkan adanya hubungan antara variabel
independen, sistem pengendalian internal dengan variabel dependen,
piutang tak tertagih. Hal ini terlihat dari angka korelasi positif sebesar
55,3% yang berarti hubungan antar variabel adalah cukup kuat dan searah.
b. Angka koefisien determinasi (rs) sebesar 30,6% menunjukkan besaran
kontribusi sistem pengendalian internal terhadap piutang tak tertagih Rumah
Sakit Islam Asshobirin. Sedangkan sisanya 69,4% disebabkan oleh faktor-
faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis.
c. Pengujian hipotesis mendapatkan angka z-hitung 4,853 > z-tabel 1,645.
Maka H0 ditolak dan Ha diterima. Diduga sistem pengendalian internal
memiliki peranan yang positif dan signifikan terhadap piutang tak
tertagih.Berdasarkan hasil pengujian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
sistem pengendalian internal memiliki peranan yang positif dan signifikan
dalam meminimalisasi piutang tak tertagih dan tingkat hubungannya cukup
kuat.
5.2 Saran
Bertolak dari pembahasan peranan antara sistem pengendalian internal
terhadap piutang tak tertagih, saran yang dapat penulis sampaikan adalah:
1. Bagi Perusahaan
a. Standard Operating Prosedur (SOP) seharusnya disosialisasikan kepada
karyawan, karena masih ada karyawan yang tidak mengetahui adanya SOP
tersebut, terutama untuk karyawan baru.
310
b. Terlalu banyaknya tugas yang dibebankan pada suatu bagian yang tidak
diikuti dengan penambahan sarana dan prasarana untuk mendukung kinerja
karyawan sehingga tugas yang dilakukan menjadi maksimal.
c. Penetapan uang muka yang berbeda sesuai dengan diagnosa pasien dan
tingkatan kelas yang dipilih.
d. Pemberian insentif untuk karyawan yang melakukan penagihan ke rumah
pasien setelah pasien pulang rawat karena selama ini tugas penagihan pasca
rawat dibebankan pada kasir rawat inap dan hanya dilakukan via telpon.
2. Untuk penelitian selanjutnya dapat dikembangkan dengan penambahan
variabel lain serta dilakukan pada rumah sakit dengan tipe rumah sakit yang
lebih tinggi untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik.
Referensi
Agoes, Sukrisno,“Auditing petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan
Publik”Edisi 4 Buku 1,Salemba Empat,Jakarta,2012.
Anwar Hidayat,”Spearman Rho Excel”Artikel Diakses Tanggal 28 Maret 2014
http://statistikian.blogspot.com/2013/02/spearman-rho-excel.html.
Divianto,”Peranan Audit Operasional Terhadap Efektivitas Pelayanan Kesehatan
Rawat Inap di Rumah Sakit”,Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi
(JENIUS) Vol.2 No.2 Mei 2012.
Hasan, M. Iqbal,”Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan
Aplikasinya”,Ghalia Indonesia,Jakarta,2002.
Iskandar,Serafin Trijanti,”Analisis Piutang Tidak Tertagih Pasien Rawat Inap
Jaminan Perorangan di Rumah Sakit Pluit Tahun 2002-2003”,Tesis,
Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit, Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universitas Indonesia,2004
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. KMK No. 1981 Tahun 2010
Tentang Pedoman Akuntansi BLU Rumah Sakit.
Kieso, Donald.E, Jerry J.Weygandt, Terry D.Warfield,”AkuntansiIntermediate
Jilid I ”, Edisi Keduabelas,Erlangga,Jakarta,2005.
Konsultan Statistik, “Pengujian Satu Arah dan Dua Arah” Artikel Diakses
Tanggal 28 Maret
2014,http://www.konsultanstatistik.com/2009/03/pengujian-satu-arah-
dan-dua-arah.html
Kuliahade’s, Blog,Artikel Diakses Tanggal 05 Oktober
2013,http://kuliahade.wordpress.com//2010/06/25/hukum-jaminan-
jaminan-perorangan/.htm.
La Midjan, dan Azhar Susanto,”Sistem Informasi Akuntansi I:Pendekatan Manual
Penyusunan Metode dan Prosedur”, Edisi ke-8,Lingga
Jaya,Bandung,2003.
311
M. A. Yulianto,”Uji Korelasi Spearman”,artikel diakses tanggal 22 Maret 2014,
dari http://digensia.files.wordpress.com/2013/07/09/uji-korelasi-
spearman/.htm
Mulyadi,“Auditing Buku 1”,Edisi Keenam Cetakan Kedelapan,Salemba Empat,
Jakarta.2011.
Mulyadi,“SistemAkuntansi”,Cetakan Keempat,Salemba Empat, Jakarta.2008.
Raymanel, Fretta,“Analisis Manajemen Piutang Pasien Rawat Inap Jaminan
Asuransi di Rumah Sakit XYZ Tahun 2012”,Penelitian,Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia,2012.
Soemarso,“Akuntansi Suatu PengantarBuku1”,Edisi Lima (Revisi),Salemba
Empat,Jakarta,2004.
Sugiyono,”Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D”,Alfabeta,Bandung,2010.
Supranto,J,“Statistik:Teori dan Aplikasi” Edisi Keenam,Erlangga ,Jakarta.2000
Trihendradi, C,“Step by Step IBM SPSS 21:Analisis Data
Statistik”,Andi,Yogyakarta,2013.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit.
Warren, Carl.S, James M. Reeves, Phillip Fess,”Pengantar Akuntansi Buku
Satu”, Edisi 21,Salemba Empat,Jakarta,2006.
top related