hukum waris dalam islam

Post on 24-Dec-2015

253 Views

Category:

Documents

5 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

hukkumm

TRANSCRIPT

HUKUM WARIS DALAM ISLAM

KELOMPOK 3

       PENGERTIAN MAWARIS.

Dalam ilmu Fiqh mawaris disebut juga dengan Ilmu Faraidh yaitu ilmu yang membicarakan tentang pembagian harta peninggalan seorang muslim yang meninggal. Harta yang ditinggalkan itu setelah dikurangi keperluan biayaorang yang meninggal disebut harta waris, orang yang berhak mendapat warisan disebut ahli waris, adapun ketentuan yang diterima ahli waris disebut Furudhul Muqaddarah.

B.             HAL YANG PERLU DILAKUKAN SEBELUM HARTA WARIS DIBAGI.

1.       Zakat, bila harta yang ditinggalkan mencapai nisab.

2.       Biaya mengurus jenazah.

3.       Hutang bila ada (QS. An-Nisa’ (4) : 12)

4.       Wasiat, yaitu pesan sebelum seseorang meninggal (QS. An-Nisa’ (4) : 11)

Dengan Syarat :

a.       Tidak boleh lebih dari 1/3

b.      Tidak boleh berwasiat kepada ahli waris kecuali ahli waris yang lain ridha

c.       Tidak untuk maksiat

5.       Nazar bila ada.

Ahli Waris

Ahli waris yang berhak mendapat warisan dari seseorang yang meninggal dunia semuanya ada

              25 orang. 15 orang dari pihak laki-laki dan 10 orang dari pihak perempuan.

1.       Ahli waris dari pihak laki-laki

a.       Anak laki-laki

b.      Cucu laki-laki dari anak laki-laki

c.       Bapak

d.      Kakek dari Bapak

e.      Saudara laki-laki sekandung

f.        Saudara laki-laki sebapak

g.       Saudara laki-laki seibu

h.      Anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung

i.         Anak laki-laki saudara laki-laki sebapak

j.        Paman yang sekandung dengan bapak

k.       Paman yang sebapak dengan bapak

l.         Anak laki-laki paman yang sekandung dengan bapak

m.    Anak laki-laki paman yang sebapak dengan bapak

n.      Suami

o.      Laki-laki yang memerdekakan

Jika semua ahli waris di atas masih ada, maka yang berhak mendapat warisan hanya tiga saja yaitu :

a.       Anak laki-laki

b.      Bapak

c.       Suami

Ahli waris dari pihak perempuan

a.       Anak perempuan

b.      Cucu perempuan dari anak laki-laki

c.       Ibu

d.      Nenek dari pihak bapak

e.      Nenek dari pihak ibu

f.        Saudara perempuan sekandung

g.       Saudara perempuan sebapak

h.      Saudara perempuan seibu

i.         Istri

j.        Perempuan yang memerdekakan

Jika semua ahli waris itu ada maka yang mendapat warisan hanya 5 orang saja yaitu :

a.       Istri

b.      Anak perempuan

c.       Ibu

d.      Cucu perempuan dari anak laki-laki

e.      Saudara perempuan sekandung

Selanjutnya bila semua ahli waris dari pihak laki-laki dan perempuan semuanya ada maka yang berhak mendapat warisan hanya 5 saja yaitu :

a.       Suami / Istri

b.      Ibu

c.       Bapak

d.      Anak laki-laki

e.      Anak perempuan

FURUDHUL MUQADDARAH

1.       Dzawil Furudh yaitu : ahli waris yang mendapat bagian dari harta peninggalan menurut ketentuan yang diterangkan dalam Al-Qur’an atau hadits. Yaitu :

a.       Ahli waris yang mendapat ½ :

·         Anak perempuan tunggal

·         Cucu perempuan tunggal dari anak laki-laki

·         Saudara perempuan tunggal sekandung

·         Saudara perempuan tunggal sebapak

·         Suami bila tidak ada anak atau cucu

b.      Ahli waris yang mendapat ¼ :

·         Suami bila ada anak atau cucu

·         Istri bila tidak ada anak atau cucu

c.       Ahli waris yang mendapat 1/8 :

·         Istri bila ada anak atau cucu

d.      Ahli waris yang mendapat 2/3 :

·         2 orang anak perempuan / lebih bila tidak ada anak atau cucu laki-laki

·         2 orang cucu perempuan / lebih bila tidak ada anak atau cucu laki-laki

·         2 orang / lebih saudara perempuan sekandung

·         2 orang / lebih saudara perempuan sebapak

e.      Ahli waris yang mendapat 1/3

·         Ibu bila tidak ada anak / cucu / saudara

·         Dua orang atau lebih saudara laki-laki / perempuan yang seibu

f.        Ahli waris yang mendapat 1/6

·         Ibu bila ada anak / cucu / saudara

·         Bapak bila ada anak laki-laki atau cucu laki-laki

·         Nenek bila tidak ada ibu

·         Cucu perempuan bila bersama anak perempuan tunggal

·         Kakek bila tidak ada bapak

·         Seorang saudara seibu baik laki-laki maupun perempuan

Ashabah yaitu : ahli waris yang ketentuannya mendapat sisa atau menghabiskan harta waris.  Ashabah terbagi  3 yaitu :

a.       Ashabah binafsihi yaitu : ahli waris yang menjadi ashabah dengan sendirinya, mereka adalah :

·         Anak laki-laki

·         Cucu laki-laki dari anak laki-laki

·         Bapak

·         Kakek dari bapak

·         Anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung

·         Anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak

·         Paman yang sekandung dengan bapak

·         Anak laki-laki paman yang sekandung dengan bapak

·         Anak laki-laki paman yang sebapak dengan bapak

 Ashabah bil ghoir yaitu : ahli waris yang menjadi ashabah karena sebab orang lain        ( karena ditarik saudara laki-lakinya ) yaitu :

·         Anak perempuan bila ditarik saudara laki-lakinya

·         Cucu perempuan bila ditarik saudara laki-lakinya

·         Saudara perempuan kandung bila ditarik saudara laki-lakinya

·         Saudara perempuan sebapak bila ditarik saudara laki-lakinya

Ashabah ma’al ghair yaitu ahli waris yang menjadi ashabah bila bersama ahli waris perempuan yang lain. Mereka adalah :

·         Saudara perempuan kandung seorang / lebih bila bersama anak perempuan / cucu perempuan seorang / lebih.

·         Saudara perempuan sebapak seorang / lebih bila bersama anak perempuan / cucu perempuan seorang / lebih.

HIJAB DAN MAHJUB

Hijab adalah : halangan seseorang untuk mendapat warisan sedangkan orang yang tidak mendapat warisan disebut “ mahjub”.

Ada halangan yang sifatnya mengurangi, seperti suami mendapat ½ bila tidak ada anak, tapi mendapat ¼ bila ada anak, ini disebut dengan hijab “nuqsan” sedangkan hijab penuh seperti cucu tidak mendapat warisan bila ada anak laki-laki, ini disebut hijab “hirman”.

1.       Sebab-sebab seseorang mendapat warisan :

a.       Adanya pertalian darah dengan yang meninggal ( nasab )

b.      Adanya hubungan pernikahan

c.       Adanya pertalian agama

d.      Karena memerdekakan

2.       Halangan seseorang menerima warisan

a.       Hamba, karena seorang hamba dianggap tidak dapat berbuat sesuatu

b.      Karena memebunuh ahli waris

c.       Karena murtad / atau keluar dari agama Islam

d.      Berbeda agama dengan ahli waris.

 

    HIKMAH MAWARIS

1.       Untuk menghindari perselisihan yang mungkin terjadi antara sesama ahli waris.

2.       Untuk menjalin persaudaraan berdasarkan hak dan kewajiban yang seimbang

3.       Menghindari keserakahan terhadap ahli waris lainnya

4.       Untuk menghindari pilih kasih dari orang tua 

5.       Untuk melindungi hak anak yang masih kecil atau dalam keadaan lemah

PERHITUNGAN MEMBAGI WARIS

Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum menghitung pembagian waris, yaitu :

1.       Perhatikan susunan ahli waris, apakah ada yang terhalang (tidak menerima warisan )

2.       Bedakan ahli waris dzawil furudh dan ashabah, bila ada ahli waris ashabah lebih dari satu kelompok, maka ahli waris yang lebih jauh keberadaannya dari yang meninggal menjadi ahli waris dzawil furudh.

contoh

Ashabah

Cara membagi waris dimana ahli warisnya terdapat ashabah, misalnya : Bapak Ahmad wafat, ahli warisnya 1 orang istri, ibu, bapak, 1 orang anak laki-laki, 2 orang anak perem puan dan 3 orang saudara laki-laki. Harta yang ditinggalkan Rp. 12.400.000,- Sebelum meninggal memiliki hutang sebanyak Rp. 200.000,-, wasiat Rp. 100.000,- dan biaya me- ngurus jenazah Rp. 100.000,-, berapakah bagian masing-masing ahli waris ?

Harta peninggalan                                                                  Rp. 12.400.000,-

Kewajiban yang harus dikeluarkan

1.       Hutang                                                                 Rp.  200.000,-

2.       Wasiat                                                                  Rp.  100.000,-

3.       Biaya pengurusan jenazah                            Rp.  100.000,-

Jumlah                                                                          Rp.  400.000,-

Sisa harta waris                                                                              Rp. 12.000.000,-

Ahli waris

1.       Istri                                        : 1/8

2.       Ibu                                         : 1/6

3.       Bapak                                    : 1/6

4.       Anak laki-laki

5.       Anak perempuan             Ashabah bil ghair

6.       Saudara laki-laki                : Mahjub

KPK                                        : 24

Istri 1/8                 = 3/24 X Rp. 12.000.000,-               = Rp. 1.500.000,-

Bapak 1/6            = 4/24 X Rp. 12.000.000,-               = Rp. 2.000.000,-

Ibu 1/6                  = 4/24 X Rp. 12.000.000,-               = Rp. 2.000.000,-

Jumlah                                                                                  = Rp. 5.500.000,

1 anak laki-laki (2 bagian) + 2 anak perempuan (2 bagian) = 4 bagian.

Bagian = Rp. 12.000.000,- – Rp. 5.500.000,-             = Rp. 6.500.000,-

1.       Anak laki-laki = 2/4 X Rp. 6.500.000,-                = Rp. 3.250.000,-

1.       Anak perempuan = 1/4 X Rp. 6.500.000,-       = Rp. 1.625.000,-

top related