hasil kunjungan rumah keperawatan jiwa dengan harga diri rendah
Post on 03-Jan-2016
294 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PROPOSAL DAN LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH
PADA TN. B DENGAN ISOLASI SOSIAL DI RUANG MERAK
RUMAH SAKIT JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA
Di Susun Oleh : Rijma Nugraha, S.Kep
NIM : 50.12.13.10.046
KEPERAWATAN JIWA
PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FALETEHAN
SERANG-BANTEN
2013
PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH
A. Identitas Klien
Inisial klien : Tn. B
Usia : 40 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : Tidak Sekolah
Nomor Reg : 01 04 82
Masuk RSJSH : 10-03-2013
Nama Keluarga : Tn. Umar Hamdan (Alm)
Nama Penanggung Jawab : Ny. Siti Lestari (Ibu Kandung)
Alamat : Jl. Sumur Batu Gg. Sosial Rt. 0016 / 07 No.23 Kelurahan Sumur Batu
Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat
Tanggal kunjungan : 26 Juni 2013
Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial
B. Tujuan Kunjungan Rumah
1. Tujuan umum
Keluarga dapat menerima dan merawat anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa dan menjadi sistim pendukung yang efektif.
2. Tujuan khusus
a. Memberikan informasi kepada keluarga tentang perkembangan kondisi klien
selama di Rumah Sakit
b. Memvalidasi data dan melengkapi data yang diperoleh dari klien dan data
sekunder (rekam medik) mengenai:
• Alasan masuk atau dirawat di Rumah Sakit
• Faktor predisposisi dan presipitasi
• Genogram keluarga
• Persepsi keluarga terhadap penyakit yang diderita klien
• Support sistem dalam keluarga
• Tindakan yang telah dilakukan keluarga
3. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang perawatan klien gangguan jiwa di
rumah dikaitkan dengan 5 fungsi keluarga, yaitu :
a. Keluarga dapat mengenal masalah yang menyebabkan klien kambuh
b. Keluarga dapat mengambil keputusan dalam melakukan perawatan terhadap
klien
c. Keluarga dapat merawat klien di rumah
d. Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang terapeutik dalam merawat klien
e. Keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat untuk
merawat kesehatan klien.
4. Memberikan pendidikan kepada keluarga sesuai dengan masalah yang
ditemukan saat pengkajian.
5. Memotivasi keluarga untuk melanjutkan perawatan di rumah.
C. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi
a. Salam teraupertik
- Ucapan salam
- Perkenalkan nama, asal, tujuan dan lama kunjungan
- Beri informasi bahwa klien mulai dirawat oleh mahasiswa sejak tanggal 12 Juni
2013 dimulai pada pukul 08.00 – 14.00 WIB.
b. Validasi informasi tentang klien
1. Menanyakan tentang prilaku klien dirumah yang menyebabkan keluarga
memutuskan untuk membawa klien ke rumah sakit
2. Menanyakan kepada keluarga faktor apakah yang menyebabkan klien seperti
yang dialami klien.
3. Menanyakan tentang keluarga klien (orang tua, suami, anak)
4. Menanyakan kepada klien tentang tanggapan keluarga mengenai penyakit yang
diderita klien.
5. Menanyakan harapan keluarga terhadap kesembuhan klien
6. Menanyakan dan mengobservasi kondisi lingkungan tempat tinggal klien.
7. Menanyakan kepada keluarga mengenai cara perawatan dan pengobatan yang
telah dilakukan keluarga selama klien dirumah
c. Kontrak
Selama 1 jam (jam 10.00 – 11.00 WIB) perawat dan keluarga akan berdiskusi
tentang cara perawatan klien yang seharusnya dilakukan keluarga selama
dirumah, memberi informasi tentang kondisi klien di rumah sakit, validasi data
dari keluarga dan kesiapan keluarga terhadap kepulangan klien
2. Fase Kerja
Tindakan keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan
1. Harga Diri Rendah
SP 4 K : Klien mendapat dukungan dari keluarga dan diharapkan keluarga dapat
merawat pasien dengan harga diri rendah di rumah.
Tindakan Keperawatan :
Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien HDR:
• Jelaskan kepada keluarga tentang pengertian HDR yang ada pada pasien
• Tanda dan gejala HDR
• Cara merawat pasien HDR
• Mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan HDR
• Memberikan kesempatan pada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat
pasien HDR.
• Cara memberi obat
Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan masalah HDR
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi respon keluarga
1. Evaluasi Subjektif
- Menanyakan perasaan kepada bapak/ ibu setelah
berbincang – bincang
- Menanyakan kembali kepada keluarga tentang hal – hal yang baru “saja
didiskusikan
2. Evaluasi Objektif
Menayakan kembali kepada keluarga tentang tanda dan gejala serta penyebab
Harga diri rendah, akibat yang akan terjadi apabila tidak ditangani, cara keluarga
untuk memberikan dukungan kepada klien dalam merawat klien
Mengobservasi ekpresi keluarga selama pembicaraan dan respon perilaku
terhadap kunjungan.
Meminta keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara merawat serta
dukungan kelurga dengan klien.
3. Rencana tindak lanjut
Menanyakan kepada keluarga tentang harapan dan keinginan selanjutnya
Meminta keluarga menjelaskan kembali yang telah didiskusikan dan tetap
berkonsultasi dengan dokter.
C. Strategi komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak/bu, nama saya Lukmanul Hakim, S.Kep saya dapat tugas ”dari
Rumah Sakit Jiwa Dr Soeharto Heerjdan untuk mengunjungi keluarga Tn. D,
yang pada saat ini sedang saya rawat. Sebagai tanda bukti, ada surat tugas dari
Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan. nama Ibu/Bapak siapa? Baiklah
Pak/Bu, saya akan menjelaskan kedatangan saya kesini.
b. Evaluasi Validasi
Bapak/Ibu bagaimana kondisi Tn.D sebelum dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Dr.
Soeharto Heerdjan?
c. Kontrak
Topik : Berbincang-bincang dengan keluarga klien tentang pengertian Harga Diri
Rendah (HDR), tanda dan gejala dari HDR dan cara merawat pasien HDR.
Waktu : Bapak/ Ibu mau berapa lama kita berbincang-bincang ?
Tempat : Bapak/Ibu, dimana kira – kira kita dapat berbincang – bincang ? Di
teras, apa diruang tamu ?
Tujuan : Keluarga mampu merawat klien di rumah dengan HDR.
2. Fase Kerja
”Apa yang bapak/ibu ketahui tentang masalah D?”
”ya, memang benar sekali pak/bu, D itu memang terlihat tidak percaya ”diri dan
sering menyalahkan dirinya sendiri, misalnya pada D sering menyalahkan dirinya
dan mengatakan dirinya adalah orang yang tidak berharga. Dengan kata lain anak
bapak/ibu memiliki HDR yang ditandai dengan munculnya pikiran-pikiran yang
selalu negatif terhadap dirinya sendiri. Bila keadaan D itu terus menerus seperti
itu, D bisa mengalami masalah yang lebih berat lagi misalnya, D menjadi malu
bertemu orang ”lain dan memilih mengurung diri”.
”Sampai disini bapak/ibu mengerti apa yang dimaksud dengan HDR?”.
”Bagus sekali, bapak/ibu sudah mengerti.” setelah kita mengerti masalah ”D,
dapat menjadi masalah serius maka kita perlu memberikan perawatan ”yang baik
untuk D.” Bapak/ibu apa saja kemampuan yang dimiliki D?” ”Ya benar bu, dia
juga mengatakan hal yang sama.” D itu telah berlatih 3 ”kegiatan yaitu: merapikan
tempat tidur, menyapu lantai dan ”membersihkan meja makan, serta telah dibuat
jadwal untuk ”melakukannya. Untuk itu bapak/ibu dapat mengingatkan D untuk
”melakukan kegiatan tersebut sesuai dengan jadwal. Tolong bantu ”menyiapkan
alat-alatnya ya pak/bu, dan jangan lupa memberikan pujian ”agar kepercayaan
dirinya meningkat. Ajar pula memberi tanda checklist pada ”jadwal dan
kegiatannya. Selain itu bapak/ibu tetap perlu memantau ”perkembangan D jika
masalah HDRnya kembali muncul dan jika tidak ”tertangani lagi, bapak/ibu dapat
membawanya kembali ke rumah sakit.”
”Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberi pujian kepada D.”
”Bagus sekali D, kamu sudah semakin terampil merapikan tempat tidur. ”Baiklah
bu, tolong D sering diingatkan untuk tetap ”minum ’obat secara rutin dan cepat
kontrol jika obat habis.”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi respon keluarga
4. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita berdiskusi tentang pengertian HDR,
tanda dan gejala dan cara merawat pasien “dengan HDR.”
5. Evaluasi Objektif
“Dapatkah bapak/ibu menjelaskan kembali masalah tentang “pengertian HDR,
tanda dan gejala dan cara merawat pasien “dengan HDR serta memberikan
dukungan kepada klien dalam “mengontrol HDR.
6. Rencana tindak lanjut
Memotivasi kepada keluarga untuk minum obat secara teratur dan kontrol
sebelum obat habis
Memberikan jadwal kegiatan yang dapat dilanjutkan di rumah
E. Terminasi Akhir
“Pak/bu, saya mengadakan kunjungan rumah ini hanya satu kali,
mudah-“mudahan bapak/ibu dapat menerapkan semua yang telah kita diskusikan,
“saya “permisi..”
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH
Berdasarkan surat tugas dari tim Pendidikan dan Pelatihan RS Jiwa Dr.Soeharto
Heerdjan Jakarta tanggal 24 Maret 2009, mahasiswa kemudian melakukan
kunjungan rumah dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan jiwa kepada
keluarga klien sebagai berikut:
I. Identitas klien
Inisial klien : Tn. D
Usia : 30 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Sumur Batu Gg. Sosial No.23 Rt. 016/07 Kelurahan Sumur Batu
Kecamatan Kamyoran Jakarta Pusat
Tanggal kunjungan : 26 Maret 2009
Tanggal masuk RS : 10 Maret 2009
NO RM : 01. 04. 82
Diagnosa keperawatan : Harga Diri Rendah
II. Keluarga Yung Dikunjungi
Nama keluarga : Ny. Siti Lestari
Jenis kelamin : Perempuan
Hubungan dengan klien : Ibu Kandung
Alamat : Sumur Batu Gg. Sosial No.23 Rt. 016/07 Kelurahan Sumur Batu
Kecamatan Kamyoran Jakarta Pusat
Tanggal kunjungan : 26 Maret 2009
Ill. Tujuan Kunjungan
- Tujuan Umum
Keluarga dapat menerima dan merawat anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa.
- Tujuan Khusus
1. Memberikan informasi tentang perkembangan kondisi klien selama di rumah
sakit.
2. Memvalidasi data dan melengkapi data yang di peroleh dari klien dan data
sekunder (rekam medik) tentang alasan masuk atau dirawat di rurnah sakit, faktor
predisposisi, faktor presipitasi, genogram keluarga, psikososial dan lingkungan,
persepsi keluarga terhadap penyakit yang diderita serta support sistem dalam
keluarga.
4. Melakukan implementasi diagnosa keperawatan yang terkait dengan diagnosa
keperawatan serta melakukan pendidikan kesehatan sesuai dengan masalah yang
ditentukan.
5. Memotivasi keluarga untuk mengunjungi klien dirumah sakit dan melanjutkan
tindakan keperawatan.
IV. Hasil Kunjungan Rumah
Mahasiswa berkunjung kerumah keluarga klien pada hari Jumat tanggal 26 Maret
2009. Hasil yang didapat dari kunjungan rumah :
1. Memberikan informasi kepada keluarga tentang perkembangan klien selama di
rawat dirumah sakit, klien dirawat diruang Elang pada hari selasa tanggal 10
Maret 2009 klien mengatakan pesan kepada keluarga untuk menjengguknya
karena klien kangen dan mau dijemput pulang klien juga mengatakan sudah sehat.
Perawat menyampaikan kepada keluarga klien bahwa klien sudah mampu
melakukan perawatan diri seperti mandi, memakai pakaian yang rapih,
membereskan tempat tidur , membersihkan meja makan, klien juga mengikuti
kegiatan senam di Rumah Sakit, klien sudah mau bergabung dengan teman -
temannya dan klien juga sudah bisa berkomunikasi dengan baik dengan perawat
maupun teman - temannya walaupun harus dimotivasi secara teratur, klien
bersedia minum obat secara teratur, klien bisa mengontrol kerpercayaan dirinya
dengan melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya,
walaupun harus dimotivasi dahulu. Keputusan dokter dan perawat ruangan pada
tanggal 25 klien di pindahkan ke ruangan Kutilang.
2. Memvalidasi data
a. Alasan masuk rumah sakit
Ibu klien mengatakan klien sering melamun, sering menyendiri di kamar tidak
mau berkumpul dengan saudara-saudara yang masih tinggal serumah dengan
klien. Klien sering bicara dan tertawa sendiri sambil mengaca, klien juga malas
untuk melakukan kegiatan di rumah dan melakukan tingkah laku yang tidak
sewajarnya, bahkan klien pernah mengatakan kepada keluarganya untuk dicabut
arwahnya saja dan diganti dengan yang baru, ibu klien mengatakan lingkungan
klien sangat mempengaruhi klien.
b. Faktor predisposisi dan presipitasi
Sebelumnya klien tinggal bersama neneknya kurang lebih dari 20 tahun dan
kembali kerumah ibunya pada tahun 1998, nenek klien merupakakan orang berada
sehingga kehadiran klien selalu dimanja oleh neneknya bahkan menurut
pengakuan adik kandung klien, makanan untuk klien pun selalu diantrakan ke
kamarnya. Porsi makan klien ketika di rumah neneknya lebih dari 6 porsi dalam
sehari, sehingga ketika klien kembali pulang ke rumah ibunya, klien tidak bisa
mandiri, karena kebiasaan yang selalu dimanja oleh neneknya, hubungan klien
saat di rumah neneknya dengan saudara-saudaranya (Sepupu), pun kurang
harmonis, klien selalu di lecehkan oleh saudara-saudara, bahwa badan klien
gemuk sekali dan kehadirannya mengganggu, sehingga timbul rasa kurang
percaya diri pada diri klien dengan persepsi klien malu dengan tubuhnya yang
gemuk dan merasa hidupnya tidak berguna. klien juga pernah bekerja di Pabrik
Cat, Dealer Honda dan di Mc.Donald, kemudian klien berhenti bekerja, dari sejak
itu klien mulai sering menyendiri dan melamun, dan tidak mau melakukan
aktivitas. Bahkan klien sempat mengatakan kepada keluarganya untuk dicabut
arwahnya dan diganti dengan jasad yang baru, pada tanggal 24 Oktober 2008,
klien pernah di rawat di rumah sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan dan kembali lagi
pada tanggal 10 maret 2009.
c. Genogram
Keterangan
-------
Klien tinggal bersama ibunya, Klien merupakan anak ke dua dari tujuh bersaudara
Klien belum menikah, hubungan klien dengan kakak-kakak dan adik-adiknya baik
– baik saja meski kakak dan adik klien ada yang sudah berkeluarga dan tidak
tinggal satu rumah dengan klien.
d. Psikologi dan lingkungan
Keluarga klien mendukung kesembuhan klien. Keluarga mengatakan untuk
sementara klien tinggal di Rumah Sakit dulu. Karena kalau di rumah klien banyak
pengaruh negatif dari lingkungan, salah satunya adalah klien tidak banyak
melakukan aktifitas dan lingungan sekelilingnya yang melecehkan terhadap
tingkah laku klien, Ibu klien mengatakan bila klien ada di rumah ibu klien tidak
dapat berpikir Fokus untuk kesembuhan klien karena klien dirumah tidak mau
melakukan aktifitas apapun, serta lingkungan yang selalu memojokan terhadap
diri klien, sehingga ibu klien memutuskan akan membawa klien nanti ke Riau
untuk ikut bersama adik dari ibunya. Sehingga yang diharapkan ibu klien, klien
disana dapat banyak melakukan aktivitas dan lingkungan yang dapat
menumbuhkan kepercayaan dirinya.
e. Persepsi Keluarga Tentang penyakit
Keluarga merasa apa yang dialami klien disebabkan oleh karena klien terlalu
dimanja oleh neneknya dan pengaruh dari lecehan sepupunya yang tinggal dengan
nenek klien, sehingga klien tidak dapat mandiri dan kurang percaya diri terhadap
kondisi tubuhnya. Keluarga klien bisa menerima kalau klien mengalami gangguan
jiwa. Keluarga berharap RSJ Dr. Soeharto Heerdjan dapat menyembuhkan klien
sehingga dapat berkumpul lagi bersama keluarga.
f. Support sistem dalam keluarga
Keluarga klien mengatakan klien sangat sayang dan dekat dengan ibunya (Ny SL,
karena di rumah hanya ada ibu dan klien akan tetapi kakak klien yang sudah pisah
rumah suka datang kerumah ibu klien dan klien suka minta uang dengan kakak
klien, Keluarga sangat mengharapkan klien dapat segera sembuh terlebih ibu
kandung klien. Keluarga mengatakan membesuk klien sudah 1 kali semenjak
klien di rawat di ruang elang. Dan kakak klien 1 kali waktu itu klien masih di
ruang yang sama Keluarga mengatakan rencananya pada hari senin tanggal 31
Maret 2009, mau menjengguk klien karena keluarga ingin tahu bagaimana
keadaan kondisi klien sekarang dan ingin mengetahui perkembangan klien.
g. Usaha yang telah dilakukan
Semenjak terdapat tanda-tanda klien mengalami gangguan jiwa, keluarga
berusaha membawa klien berobat ke RSJ Dr. Soeharto Heerdjan, dan ketika klien
pulang pun keluarga klien selalu mengontrol dan menganjurkan klien untuk
minum obat. Dan juga keluarga klien sudah banyak memberikan arahan kepada
klien baik. Untuk tidak banyak menyendiri dan melamun.
V. Melakukan Implemantasi Berdasarkan Diagnosa Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan : Harga Diri Rendah
SP 4 K : Klien mendapat dukungan dari keluarga dan diharapkan keluarga dapat
merawat pasien dengan harga diri rendah di rumah.
Implementasi :
Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien HDR:
- Menjelaskan kepada keluarga tentang pengertian HDR yang ada pada pasien
- Tanda dan gejala HDR
- Cara merawat pasien HDR
- Mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan HDR
- Memberikan kesempatan pada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat
pasien HDR.
- Cara memberi obat
Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan masalah HDR
Evaluasi
Subjektif
- Keluarga mengatakan mengerti tentang tanda - tanda harga diri rendah
- Keluarga mengatakan akan memberikan dorongan pada klien untuk melatih dan
mengerjakan klien melakukan kegiatan sehari - hari
- Keluarga mengatakan akan berusaha meningkatkan peranannya dalam merawat
klien
- Keluarga mengatakan akan berusaha menciptakan suasana rumah dan
lingkungan yang harmonis, dimana satu sama lainnya saling menerima apa
adanya, saling menghargai dan membina suasana komunikasi dua arah.
Objektif
- Keluarga mendengarkan penjelasan perawat dengan penuh perhatian
- Keluarga kooperatif selama kunjungan
- Keluarga mampu menyebutkan tanda - tanda harga diri rendah
Analisa
SP 4 K tercapai, keluarga mengerti tentang harga diri rendah
Planning
- Menganjurkan keluarga untuk menerapkan prinsip - prinsip cara merawat klien
harga diri rendah yang sudah diketahui keluarga
- Menyampaikan kepada perawat ruangan apa yang sudah dilakukan oleh
keluarga.
2. Diagnosa keperawatan : Koping Keluarga Inefektif
TUK 1 : Keluarga dapat mengenal masalah yang menyebabkan klien ‘kambuh
Implementasi
Mengkaji persepsi keluarga tentang perilaku klien yang maladaptif
Mendiskusikan dengan keluaga beberapa masalah yang dapat menjadi faktor
penyebab klien kambuh
Mendiskusikan dengan keluarga tentang sikap yang harus dilakukan oleh
keluarga, masyarakat dan individu terhadap perilaku maladaptif dari klien
Membantu keluarga mengenal sikap dan perilakunya yang dapat memicu dan
menyebabkan klien kambuh.
Evaluasi
Subjektif
- Keluarga mengatakan klien tidak pernah terbuka kalau punya masalah dipendam
sendiri
- Keluarga mengatakan akan berusaha untuk mencoba bersikap lebih sabar dan
menerima serta mengajak klien untuk berkomunikasi.
Objektif
- Keluarga terdengar sedih dan agak takut ketika bercerita tentang hal - hal yang
dilakukan klien
- Keluarga dapat menyebutkan dan mengenal sikap dan perilaku yang dapat
memicu dan menyebabkan klien kambuh
Analisa
TUK 1 tercapai, keluarga dapat mengenal sikap dan perilaku klien yang dapat
memicu dan menyebabkan klien kambuh
Planning
Mengharapkan bantuan keluarga dalam memperhatikan kebutuhan klien dan ikut
memecahkan masalah yang dihadapi klien.
TUK 2 : Keluarga dapat mengambil keputusan dalam melakukan perawatan
terhadap klien
Implementasi
- Mendiskusikan dengan kelaurga bahwa keluarga merupakan penanggung jawab
utama dalam merawat klien dirumah
- Menjelaskan pada keluarga bahwa keluarga merupakan pengambil keputusan
dalam keperawatan keluarga
Evaluasi
Subjektif
- Keluarga mengatakan bahwa semua yang terjadi pada klien dan keluarga juga
merasa tanggung jawab dan akan berusaha membantu klien
- Keluarga juga mengetahui hal - hal yang harus dilakukan dengan segera apabila
klien mengalami kekambuhan
Objektif
- Keluarga mampu mengungkapkan cara menangani klien jika dirumah kambuh
Analisa
TUK 2 tercapai keluarga mengatakan akan merawat klien jika klien pulang
Planning
- Tetap motivasi keluarga dalam memberikan reinforcement positif apa yang
sudah keluarga lakukan untuk merawat klien.
TUK 3 : keluarga dapat merawat klien dirumah
Implementasi
Mendiskusikan dengan keluarga cara merawat klien dirumah dan
medemonstrasikan seperti :
- Membantu klien dalam memenuhi kebutuhan sehari - hari
- Melibatkan klien dalam kegiatan sehari - hari yang dilakukan oleh keluarga
- Mendengar keluhan yang dirasakan klien
- Memberikan jalan keluar setiap klien mengalami masalah
Mendiskusikan dengan keluarga tentang pentingnya klien minum obat secara
teratur
Evaluasi
Subjektif
- Keluarga mengatakan peran keluarga sangat diperlukan dalam proses pemulihan
klien
- Keluarga mengatakan sangat penting sekali masalah obat dan kelaurga juga
mengatakan akan mendukung klien supaya minum obat secara teratur.
Objektif
- Keluarga dapat mendemonstrasikan cara merawat klien dirumah
Analisa
TUK 3 tercapai keluarga mengatakan akan merawat klien sesuai cara yang telah
didiskusikan bersama perawat
Planning
Pertahankan sikap keluarga untuk tetap memberi support kepada klien.
TUK 4 : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang terapeutik dalam merawat
klien
Implementasi
Memberi informasi pada keluarga tentang fasilitas kesehatan yang ada
dimasyarakat dan dapat digunakan keluarga sebelum klien dibawa kerumah sakit
jiwa bila mengalami kambuh
Mendiskusikan dengan keluarga tentang pentingnya pemanfaatan fasilitas
tersebut serta serta tahu prosedur yang harus dilakukan keluarga
Menganjurkan kepada keluarga sebagai alternatif pemecahan masalah bila klien
kambuh untuk memanfaatkan fasilitas yang ada didekat rumah
Evaluasi
Subjektif
- Keluarga mengatakan mengerti dan mengetahui manfaat fasilitas kesehatan
- Keluarga mengatakan akan membawa klien apabila kambuh ke fasilitas
kesehatan yang ada didekat rumah sebelum ke RSJ
Objektif
- Keluarga dapat menyebutkan kembali manfaat fasilitas kesehatan terdekat
Analisa
TUK 4 tercapai keluarga mengatakan akan berusaha menciptakan lingkungan
rumah yang kondusif untuk kesembuhan klien dan keluarga akan memanfaatkan
fasilitas yang ada.
TUK 5 : Klien dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dimasyarakat
untuk merawat kesehatan yang ada dimasyarakat untuk merawat kesehatan klien
Implementasi
- Mengkaji pandangan keluarga tentang keberadaan puskesmas dalam perawatan
klien
- Mendorong keluarga untuk memanfaatkan puskesmas dalam perawatan klien
Evaluasi
Subjektif
- Keluarga mengatakan tidak pernah membawa klien ke pengobatan alternatif
- Keluarga mengatakan akan berusaha memanfaatkan fasilitas kesehatan apabila
klien terlihat tanda dan gejala kekambuhan akan langsung dibawa ke pelayanan
kesehatan terdekat
Objektif
Keluarga mampu menyebutkan kembali manfaat fasilitas kesehatan
Analisa
TUK 5 tercapai keluarga akan memanfaatkan kesehatan demi kesehatan dan
kesembuhan klien
Planning
Tetap memberi informasi tentang fasilitas kesehatan yang ada disekitar keluarga
yang dapat segera dimanfaatkan apabila dalam keadaan darurat.
VI. Terminasi
Evaluasi
Subjektif
- Keluarga mengatakan merasa senang karena telah diberi informasi tentang
bagaimana merawat klien dan apa saja yang dipersiapkan untuk mendukung
pemulihan klien selama di rumah
Objektif
- Keluarga sangat senang setelah memperoleh informasi tentang perawatan klien
- Keluarga akan menerapkan apa yang telah didapat dari kunjungan kerumah
setelah klien pulang dari rumah sakit.
VII. Kesimpulan
Kunjungan rumah pada keluarga Tn, D pada dasarnya keluarga dapat menerima
klien apa adanya dan berinteraksi dengan perawat yang berarti bagi keluarga.
Keluarga dapat merasakan dan mendapatkan informasi yang sangat bermanfaat
tentang cara perawatan dirumah.
Jakarta, 26 Maret 2009
Mahasiswa
Lukmanul Hakim
10.09.13.1.024
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna. 1996. Hubungan Terapeutik Perawat – Klien. Jakarta : EGC
Keliat, Budi Anna dkk. Basic Course Community Mental Health nursing
(CMHN), Modul IV (B3) Asuhan Keperawatan Klien Dewasa Dengan Halusinasi
Stuart, Gail Wisdcarz. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Ed.3. Jakarta : EGC
top related