gangguan neurotransmitter dan hubungannya dengan susah tidur serta tidak napsu makan

Post on 08-Apr-2016

103 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Gangguan serotonin dan hubungannya dengan susah tidur serta tidak napsu makan.

1. Gangguan napsu makan

Pada depresi terdapat kelainan pada sistem HPA (Hippothalamus-Pituitary-Adrenal).

Kelainan ini berakibat terjadinya kelainan pada sistem neuroendokrin. Sistem

gastrointestinal, yang merupakan salah satu sistem neuroendokrin terbesar, juga akan

terganggu .

Gaster memiliki sel enteroendokrin yang menghasilkan serotonin. Pada pasien depresi terjadi

gangguan pelepasan serotonin oleh sel enteroendokrin, sehingga terjadi penurunan kadar

serotonin. Penuruan atau kenaikan serotonin bisa terjadi pada kelainan sistem GI

(gasrointestinal), contoh kelainan pada penurunan kadar serotonin adalah IBS (Irritable

Bowel Disease), hal ini karena salah satu fungsi serotonin pada gaster yaitu mengaktifkan

sistem imun sehingga apabila kadar serotonin turun akan meningkatkan faktor risiko

terjadinya infeksi pada gaster. Hal ini lah yang mungkin menyebabkan gangguan napsu

makan pada pasien di skenario.

2. Gangguan tidur

Sebelum membahas kenapa gangguan pada neurotransmitter bisa mengganggu tidur perlu

dipahami bahwa terdapat 2 macam neurotransmitter yang berhubungan dengan tidur, yaitu

excitatory (peragsang) neurotransmitter dan inhibitory (penghambat) neurotransmitter.

Neurotransmitter perangsang antara lain : Epinefrin, NE, Glutamat, Histamin. Sedangkan

neurotransmitter penghambat antara lain : Serotonin, GABA, Taurine, Lycine.

Pada saat kita melakukan aktivitas di siang hari neurotransmitter perangsang mempunyai

kadar sangat tinggi, sedangkan neurotransmiter penghambat sangat sedikit. Lalu saat malam

neurotransmitter penghambat mulai naik kadarnya, dan neurotransmitter perangsang mulai

menurun, hal ini mengindikasikan tubuh butuh istirahat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

neurotransmitter perangsang berfungsi untuk menjaga kita dari tidur, sedangkan

neurotransmitter penghambat menjaga kita untuk tetap dalam keadaan tidur.

Kelainan pada neurotransmitter (baik perangsang maupun penghambat) dapat menyebabkan

gangguan tidur. Sehingga, penurunan serotonin dapat menyebabkan susah tidur sesuai dengan

keluhan pasien pada skenario.

Dafpus :

Manocha Marcus, PhD. Khan Waliul I, MD, PhD (2012) Serotonin and GI disorders: An

update on clinical and experimental studies. The American College of Gastroenterology.

Tsuno N, Besset A, Ritchie K. Sleep and depression. J Clin Psychiatry 2005;66:1254–69.

top related