flypaper effect pada belanja daerah dan implikasinya ...digilib.unila.ac.id/31494/2/skrpsi tanpa bab...
Post on 20-Mar-2020
13 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
FLYPAPER EFFECT PADA BELANJA DAERAH DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH
(STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA)
(Skripsi)
Oleh
DILA ANJELIKA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
2
ABSTRACT
FLYPAPER EFFECT OF REGIONAL EXPENDITURES AND IT’S IMPACT
TO THE LEVEL OF REGIONAL FINANCIAL INDEPENDENCE
(EMPIRICAL STUDY AT COUNTRY/CITY IN INDONESIA)
By
DILA ANJELIKA
The objective of this research is to identify the flypaper effect of regional
expenditures of country and city governments in Indonesia and it’s impact to the
level of regional financial independence.
The population used in this study is country/city of Indonesia for the period of
2014-2016. Samples were obtained are as much 252 country/city in Indonesia.
Analysis of data used in this research is to test the classical assumption and
hypothesis testing with multiple linear regression method.
The results found that own-source revenue and unconditional grants have
positively effect on regional expenditures.Coefficient value of unconditional
grants much bigger that the own-source revenue and both of them showing a
significant result, this thing shows flypaper effect has already happen on the
regional expenditures in Indonesia.The regional expenditures also effect on the
level of regional financial independence in Indonesia.
Keywords: Flypaper Effect, Regional Expenditures, The Level of Regional
Financial Independence.
3
ABSTRAK
FLYPAPER EFFECT PADA BELANJA DAERAH DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH
(STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA)
Oleh
DILA ANJELIKA
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi terjadinya flypaper effect pada
belanja daerah kabupaten/kota di Indonesia dan dampaknya terhadap tingkat
kemandirian keuangan daerah.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kabupaten/kota yang
terdapat di Indonesia tahun 2014-2016. Sampel yang diperoleh adalah sebanyak
252 kabupaten/kota di Indonesia. Analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah melakukan uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan metode
regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan asli daerah dan transfer tidak
bersyarat berpengaruh positif terhadap belanja daerah. Nilai koefisien transfer
tidak bersyarat lebih besar daripada nilai koefisien pendapatan asli daerah
terhadap belanja daerah dan nilai keduanya signifikan, ini menunjukkan flypaper
effect terjadi pada belanja daerah di Indonesia. Belanja daerah juga berpengaruh
terhadap tingkat kemandirian keuangan di Indonesia.
Kata Kunci: Flypaper Effect, Belanja Daerah, Tingkat Kemandirian Keuangan
Daerah.
4
FLYPAPER EFFECT PADA BELANJA DAERAH DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH
(STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA)
Oleh
DILA ANJELIKA
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
8
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 17 Juni 1997. Penulis adalah
anak kedua dari dua bersaudara, dari bapak Drs. Dadi dan ibu Oktorita, S.Pd.
Pada tahun 2003, penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) di
TK Ikal Bulog Bandar Lampung. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan
oleh penulis pada tahun 2008 di SD Negeri 2 Palapa Bandar Lampung. Sekolah
Menengah Pertama (SMP) ditempuh oleh penulis di SMP Negeri 4 Bandar
Lampung dan diselesaikan pada tahun 2011. Kemudian, penulis melanjutkan
pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Bandar Lampung
hingga tahun 2014.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung pada tahun 2014 melalui jalur SNMPTN. Selama menjadi
mahasiswa penulis terdaftar menjadi anggota aktif UKMF KSPM (Kelompok
Studi Pasar Modal). Selain itu, pada tahun 2016 penulis terpilih sebagai anggota
kesekretariatan dalam kegiatan Simposium Nasional Akuntansi (SNA) yang
merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI) sebagai perwujudan kepedulian akuntan terhadap pembangunan bangsa dan
negara Indonesia.
9
Pada tahun 2017 penulis juga terpilih untuk dapat mengikuti pelatihan Brevet
Pajak A dan B yang diselenggarakan Tax Center FEB Unila bekerjasama dengan
Ikatan Konsultan Pajak Indonesia cabang Lampung.
10
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat yang telah
diberikan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Kupersembahkan karyaku ini untuk:
Kedua orang tuaku
Bapak Drs. Dadi dan Ibu Oktorita, S.Pd.
Kakakku,
Dita Pratiwi, S.P.
Seluruh keluarga besarku yang telah memberikan motivasi dan doa.
Seluruh sahabat dan teman-teman yang telah memberikan semangat.
Almamaterku tercinta Universitas Lampung.
11
MOTTO
“ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(QS. Al-Insyirah: 6)
“Jika kamu tak tahan lelahnya belajar, maka bersiaplah menanggung perihnya
kebodohan”
(Imam Syafi’i)
“Jangan berhenti berharap, karena Allah lebih tau saat yang tepat mengabulkan
doa-doa mu”
(Anonymous)
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh
jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah
mengetahui, sedang kamu tidak”.
(Qs. Al Baqarah: 216)
12
SANWACANA
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah yang telah diberikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Flypaper Effect Pada
Belanja Daerah dan Implikasinya Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan
Daerah (Studi Empiris Pada Kabupaten/Kota di Indonesia)”, sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah diperoleh penulis dapat
membantu mempermudah proses penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini
dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
13
4. Ibu Dr. Rindu Rika Gamayuni, S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Utama
atas bimbingan, masukan, arahan, nasihat dan semangat serta perhatian yang
telah diberikan selama proses penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Yenni Agustina, S.E., M.Sc.,Akt., selaku Dosen Pembimbing Kedua yang
telah memberikan bimbingan, arahan, bantuan dan saran-sarannya selama proses
penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Yuliansyah, S.E., M.S.A., Ph.D.,Akt.,CA., selaku Dosen Penguji
Utama. Terima kasih untuk kritik dan saran yang diberikan dengan kelemah
lembutan hati serta diskusi yang bermanfaat mengenai pengetahuan untuk
penyempurnaan skripsi ini.
7. Ibu Dr. Ratna Septiyanti, S.E., M.Si., Akt., selaku Pembimbing Akademik
yang telah memberikan waktu, saran, dan masukan selama penulis menjadi
mahasiswa.
8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan pembelajaran berharga bagi penulis
selama menempuh program pendidikan S1.
9. Seluruh staff Akademik, Administrasi, Tata Usaha, para pegawai, serta staff
keamanan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah
banyak membantu baik selama proses perkuliahan maupun penyusunan
skripsi, terimakasih atas segala kesabaran dan bantuan yang telah diberikan.
10. Bapak dan Ibuku tercinta Drs. Dadi dan Oktorita, S.Pd., yang selalu
mendoakan dan menjadi penyemangat untuk menyelesaikan studi ini. Terima
kasih atas kasih sayang dan pengorbanan yang telah diberikan kepadaku yang
tiada hentinya.
14
11. Kakakku tersayang Dita Pratiwi, S.P., dan Pamanku Agustiansyah yang
selalu bersedia disusahkan selama ini.
12. Pejuang Skripsi Dina Purwitasari, Melinda Deborah, Jefry, Indra, Fitri Yanti,
dan Dwiki Yogistiawan. Terima kasih untuk semua canda tawa, perhatian,
serta semangat. Semoga kelak kita akan menjadi orang yang sukses. Amiin.
13. Sahabat selamanya Tika Zelin, Maydian Dara, dan Anggit Hargo Jati. Terima
kasih selalu siap di saat sulit dan selalu sabar mendengar keluh kesah ku
selama masa kuliah. Semoga kebersamaan kita tetap terjaga.
14. Bu Ami Squad yang selalu kompak setiap mendekati ujian. Terimakasih atas
kerjasama, canda tawa serta kebersamaan selama ini.
15. Sahabat-sahabat Akuntansi Amel, Bipa, Elsa, Sarah, Anggi, Laila, Nisa,
Ocha, Reka, Kurnia, Zelda dan seluruh teman-teman akuntansi yang tidak
bisa disebutkan satu persatu.
16. Teman-teman seperbimbingan, pejuang Juli, penunggu gedung E yaitu Reka
Prasylia, Zelda Triyani, dan Rebheca Paramitha. Akhirnya selesai juga ya
drama perskripsian, selamat ya kalian.
17. Sahabatku sejak masa SMA yaitu Hanisa Damayana, Fitri Rendana, Dewi
Retnosari, Amalia Dwningtyas, Dinda Mezia,Olivia Cindowarni, dan Resty
Rahma. Terimakasih atas support nya selama ini.
18. KKN KKN lucu Desa Kota Gajah Timur Olpa, Niko, Widya, Vincha, Reski,
dan Adi. Semoga komunikasi kita tetap terjaga.
19. Kakak-kakak serta teman-teman Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM)
terimakasih atas dukungan serta ilmunya yang bermanfaat selama ini.
15
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan semoga
Allah SWT memberikan rahmat, berkah, dan hidayah-Nya untuk kita semua.
Bandar Lampung, 03 Mei 2018
Penulis,
Dila Anjelika
16
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
ABSTRACT ......................................................................................................... ii
ABSTRAK ........................................................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ v
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. vi
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................... viii
MOTTO ........................................................................................................ ix
SANWACANA ....................................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xviii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 7
1.4.1 Manfaat Teoritis ..................................................................... 7
1.4.2 Manfaat Praktis ...................................................................... 7
17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 8
2.1 Landasan Teori ............................................................................... 8
2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) ...................................... 8
2.1.2 Otonomi Daerah ................................................................. 9
2.1.3 Flypaper Effect ................................................................. 10
2.1.4 Pendapatan Asli Daerah ................................................... 11
2.1.5 Transfer Tidak Bersyarat .................................................. 14
2.1.6 Belanja Daerah ................................................................. 14
2.1.7 Kemandirian Keuangan Daerah ....................................... 15
2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................... 16
2.3 Kerangka Penelitian ..................................................................... 18
2.4 Pengembangan Hipotesis ............................................................. 19
2.4.1 Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Daerah .............. 19
2.4.2 Transfer Tidak Bersyarat terhadap Belanja Daerah ............ 19
2.4.3 Flpaper Effect pada Belanja Daerah ................................... 20
2.4.4 Belanja Daerah terhadap Tingkat Kemandirian
Keuangan Daerah ................................................................ 21
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel .................................................................... 23
3.2 Jenis dan Sumber Data ................................................................. 24
3.3 Definisi Operasional Variabel ...................................................... 24
3.3.1 Variabel Dependen .............................................................. 24
a. Belanja Daerah ............................................................ 24
b. Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah ..................... 25
3.3.2 Variabel Independen ........................................................... 25
a. Pendapatan Asli Daerah ............................................... 26
b. Transfer Tidak Bersyarat ............................................. 26
3.4 Metode Analisis ........................................................................... 27
3.4.1 Statistik Deskriptif .............................................................. 27
3.4.2 Uji Asumsi Klasik ............................................................... 27
a. Uji Normalitas ............................................................. 28
b. Uji Multikolinieritas .................................................... 28
c. Uji Heteroskedastisitas ................................................ 29
d. Uji Autokorelasi .......................................................... 29
3.4.3 Analisis Regresi Linier Berganda ....................................... 30
3.4.4 Pengujian Hipotesis ............................................................. 31
a. Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................... 31
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) .................. 31
c. Uji Signifikansi Parameter Individual ......................... 32
d. Uji Beda T-Test ........................................................... 32
18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................ 34
4.1.1 Data dan Sampel ................................................................. 34
4.1.2 Statistik Deskriptif .............................................................. 35
4.2 Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 36
4.2.1 Uji Normalitas .................................................................. 36
4.2.2 Uji Multikolinieritas ......................................................... 41
4.2.3 Uji Heteroskedastisitas ..................................................... 43
4.2.4 Uji Autokorelasi ............................................................... 46
4.3 Uji Hipotesis ................................................................................. 47
4.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................................ 47
4.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ....................... 49
4.3.3 Uji Signifikansi Parameter Individual .............................. 50
4.3.4 Uji Beda T-Test ................................................................ 54
4.3.5 Hasil Uji Hipotesis ........................................................... 55
4.4 Pembahasan ................................................................................... 56
4.4.1 Pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap
Belanja Daerah .................................................................. 56
4.4.2 Pengaruh Transfer Tidak Bersyarat terhadap
Belanja Daerah .................................................................. 57
4.4.3 Analisis Flypaper Effect pada Belanja Daerah ................. 58
4.4.4 Pengaruh Belanja Daerah terhadap
Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah ........................... 59
4.5 Pembahasan Hasil Analisis ........................................................... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 62
5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................ 63
5.3 Saran ............................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 65
19
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1.1 Tingkat Kemandirian Keuangan Pemerintah Daerah ............................ 5
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 16
Tabel 4.1 Pemilihan Sampel ................................................................................ 34
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ............................................................................... 35
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Model Pertama Sebelum Transformasi
dan Outlier ............................................................................................ 37
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Model Pertama Sebelum Transformasi
dan Outlier ............................................................................................ 37
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Model Pertama ................................................... 39
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Model Kedua ..................................................... 40
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas Model Pertama .......................................... 41
Tabel 4.8 Hasil Uji Spearman’s rho Model Pertama ........................................... 44
Tabel 4.9 Hasil Uji Spearman’s rho Model Kedua .............................................. 45
Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi Model Pertama ................................................ 46
Tabel 4.11 Hasil Uji Autokorelasi Model Kedua .................................................. 47
Tabel 4.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Pertama ................................ 48
Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Kedua ................................... 48
Tabel 4.14 Hasil Uji Statistik F Model Pertama .................................................... 49
Tabel 4.15 Hasil Uji Statistik F Model Kedua ....................................................... 49
Tabel 4.16 Hasil Uji Statistik t Model Pertama ..................................................... 50
Tabel 4.17 Hasil Uji Statistik t Model Kedua ........................................................ 51
Tabel 4.18 Group Statistics .................................................................................... 54
Tabel 4.19 Independent Samples Test ................................................................... 54
Tabel 4.20 Hasil Uji Hipotesis ............................................................................... 55
20
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1.1 Grafik Perbandingan PAD dan Transfer Tidak Bersyarat
Kabupaten/Kota di Indonesia tahun 2016 (dalam jutaan rupiah)......... 3
Gambar 2.1 Model Penelitian ................................................................................ 18
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Model Pertama (Grafik P-Plot) ........................ 39
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Model Kedua (Grafik P-Plot)........................... 40
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Model Pertama .................................... 43
Gambar 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas Model Kedua ...................................... 45
21
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Sampel Kabupaten/Kota di Indonesia
Lampiran 2 Data Pengamatan Tahun 2014-2016
Lampiran 3 Hasil Olah Data SPSS
Lampiran 3.1 Statistik Deskriptif
Lampiran 3.2 Uji Asumsi Klasik
Lampiran 3.2.1 Uji Normalitas
Lampiran 3.2.2 Uji Multikolinieritas
Lampiran 3.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Lampiran 3.2.4 Uji Autokorelasi
Lampiran 3.3 Uji Hipotesis
Lampiran 3.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Lampiran 3.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Lampiran 3.3.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Lampiran 3.3.4 Uji Beda T-TEST
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia dimulai dengan diterapkannya Undang-
undang Nomor 22 Tahun 1999 (kemudian direvisi menjadi Undang – undang Nomor
32 Tahun 2004) tentang pemerintahan daerah dan Undang-undang Nomor 25 Tahun
1999 (kemudian direvisi menjadi Undang – undang Nomor. 33 Tahun 2004) tentang
perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah.
Melalui otonomi daerah, daerah tidak hanya menerapkan instruksi yang diberikan
oleh pemerintah pusat namun juga menuntut pengembangan kreativitas dan inovasi
potensi daerah yang kurang optimal sebelum pelaksanaan otonomi. Kebijakan dalam
otonomi daerah diwujudkan dalam bentuk pengelolaan keuangan yang mandiri.
Bentuk pengelolaan keuangan yang dilakukan pemerintah daerah ditujukan untuk
program dan kegiatan pemerintah, penyediaan sarana dan prasaran publik, dan juga
pelayanan untuk masyarakat. Bentuk pengelolaan keuangan dalam otonomi daerah
berupa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Di dalam APBD sendiri
terdapat tiga komponen, yaitu pendapatan, belanja, dan pembiayaan.
2
Pemerintah daerah memiliki sumber pendanaan untuk melaksanakan kegiatan dalam
meningkatkan kinerja daerahnya, sumber pendanaan yang berasal dari pendapatan
(revenues) yang berasal dari potensi daerahnya sendiri disebut dengan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) dan juga mendapatkan bantuan transfer dana dari pemerintah pusat
berupa Dana Perimbangan. Di era otonomi sekarang ini diharapkan daerah menjadi
mandiri di dalam pengelolaan kewenangannya, yang ditandai dengan makin kuatnya
kapasitas fiskal atau PAD suatu daerah dan mengurangi dana transfer dari pusat . Hines
and Thaler (1995) dalam Goeminne Stijn et al.(2017) mengatakan:
“Grants to be equivalent to an increase in income that inhabitants should spend
analogously to any other increase in income. The expectation is that an increase in
income inspires inhabitants to spend more on both public and private goods.”
Dengan kata lain, transfer seharusnya mendorong pemerintah untuk meningkatkan
belanja publik sejalan dengan peningkatan pendapatan daerah. Namun, pemberian
transfer dihadapkan pada suatu fenomena umum dalam menunjang keberhasilan
pembangunan daerah yaitu terjadi peningkatan pengeluaran daerah sejalan dengan
meningkatnya dana transfer dari pemerintah, sehingga pemberian transfer tersebut
berakibat pada ketidakefektifan dalam pembiayaan pengeluaran daerah dimana
respon belanja daerah lebih besar terhadap transfer, maka fenomena tersebut disebut
dengan flypaper effects (Hamilton,1983; Hines dan Thaler, 1995; Melo, 2002).
Semakin besar transfer yang diterima dari pemerintah pusat akan memperlihatkan
semakin kuat pemerintah daerah bergantung kepada pemerintah pusat untuk
memenuhi kebutuhan daerahnya.
3
Gambar 1.1
Grafik Perbandingan PAD dan Transfer Tidak Bersyarat Kabupaten/Kota di
Indonesia Tahun 2016 (dalam jutaan rupiah)
Sumber: Dirjen Perimbangan Keuangan, data diolah (2018).
Gambar 1.1 diatas menunjukkan bahwa pemerintah daerah di Indonesia masih
bergantung pada pemerintah pusat dalam hal pembiayaan keuangan daerah dan
menunjukkan kemandirian keuangan daerah di Indonesia masih rendah. Hal ini dapat
dilihat dari besarnya transfer tidak bersyarat dibandingkan dengan pendapatan asli
daerah. Hal ini mengindikasikan adanya fenomena flypaper effect pada Belanja
Daerah ditengah kemampuan keuangan daerah yang menurun. Kuncoro (2007) juga
menyebutkan bahwa pendapatan asli daerah (PAD) hanya mampu membiayai belanja
pemerintah daerah paling besar 20%. Kenyataan inilah yang menimbulkan perilaku
asimetris pada pemerintah daerah. Perilaku ketidak simetrisan dapat dilihat pada saat
pemerintah daerah mendapatkan transfer yang lebih kecil dari periode sebelumnya akan
berimbas langsung dengan menurunnya belanja pemerintah. Penurunan belanja yang ada
-
20,000,000
40,000,000
60,000,000
80,000,000
100,000,000
120,000,000
140,000,000
160,000,000
PAD
Transfer Tidak Bersyarat
4
tidak sebanding dengan penurunan PAD, dimana belanja pemerintah justru lebih rendah
dibanding dengan penurunan PAD. Saat pemerintah mendapatkan transfer lebih tinggi,
maka pemerintah meningkatkan belanjanya, namun hal ini tidak disertai dengan
peningkatan PAD (Ndadari dan Adi, 2008).
Bertolak dari latar belakang tersebut maka penelitian ini ingin menganalisis apakah
terjadi fenomena flypaper effect pada Belanja Daerah dalam pelaksanaan otonomi
daerah. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, penelitian ini mereplikasi penelitian
yang dilakukan oleh Amalia (2017) untuk meneliti kembali terjadinya flypaper effect
pada belanja daerah. Penelitian oleh Amalia (2017) menunjukkan hasil bahwa terjadi
flypaper effect pada belanja daerah, dan belanja daerah berpengaruh terhadap
kesenjangan daerah . Penelitian tersebut menggunakan empat variabel diantaranya
PAD, DAU, Belanja Daerah, dan Kesenjangan Daerah. Pada penelitian ini masih
menggunakan variabel diatas, namun disini peneliti tidak menggunakan kesenjangan
daerah tetapi kemandirian keuangan daerah serta menggunakan kedua komponen
transfer tidak bersyarat (unconditional grants) yaitu DAU dan DBH.
Kemandirian keuangan daerah merupakan cerminan dari otonomi daerah.
Ladner et al.(2016) mengatakan bahwa“Local autonomy is a highly valued feature of
good governance”. Kemandirian keuangan daerah dapat dilihat dari rasio PAD
terhadap total pendapatan. Berdasarkan kriteria tingkat kemandirian menurut Halim
maka tingkat kemandirian pemerintah kabupaten/kota di Indonesia masih tergolong
rendah.
5
Tabel 1.1 Tingkat Kemandirian Keuangan Pemerintah Daerah
Kemandirian Kemampuan Keuangan Pola Hubungan
0-25 Rendah Sekali Instruktif
25-50 Rendah Konsultatif
50-75 Sedang Partisipatif
75-100 Tinggi Delegatif
Sumber: Halim, 2004
Pencapaian kemandirian suatu daerah akan dapat meningkatkan kesejahteran
masyarakat. Penelitian yang dilakukan oleh Marzika (2013) tentang pengaruh
pendapatan asli daerah dan transfer tidak bersyarat terhadap kemandirian daerah
menghasilkan bahwa pendapatan asli daerah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap tingkat kemandirian keuangan daerah sedangkan transfer tidak bersyarat
tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemandirian keuangan daerah. Belanja
daerah dalam penelitian ini dijadikan sebagai variabel mediasi
atau intervening, namun hanya untuk pengaruh tidak langsung antar variabel
X terhadap Z. Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini diberi judul,
“Flypaper Effect Pada Belanja Daerah dan Implikasinya Terhadap Tingkat
Kemandirian Keuangan Daerah Kabupaten/Kota Se-Indonesia”.
6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka
diidentifikasikan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah pendapatan asli daerah berpengaruh terhadap belanja daerah?
2. Apakah transfer tidak bersyarat berpengaruh terhadap belanja daerah?
3. Apakah terjadi flypaper effect pada belanja daerah?
4. Apakah belanja daerah berpengaruh terhadap tingkat kemandirian
keuangan daerah?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk :
1. Memberikan bukti empiris apakah pendapatan asli daerah berpengaruh
terhadap belanja daerah.
2. Memberikan bukti empiris apakah transfer tidak bersyarat berpengaruh
terhadap belanja daerah.
3. Memberikan bukti empiris apakah terjadi flypaper effect pada belanja daerah.
4. Memberikan bukti empiris apakah belanja daerah berpengaruh terhadap
tingkat kemandirian keuangan daerah.
7
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki hasil dari penelitan-penelitian
sebelumnya dan bisa menjadi sumber referensi dalam melakukan penelitian
selanjutnya di kemudian hari serta sebagai data tambahan bagi mahasiswa ataupun
peneliti-peneliti lainnya terutama dalam bidang sektor publik.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi dan juga
gambaran bagi pemerintah daerah dalam membuat kebijakan serta menentukan arah
dan strategi didalam perbaikan kemandirian keuangan daerah di Indonesia.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Keagenan (Agecy Theory)
Agency Theory, menurut Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan hubungan
keagenan sebagai sebuah kontrak dimana satu atau lebih (principal) menyewa orang
lain (agent) untuk melakukan beberapa jasa untuk kepentingan mereka dengan
mendelegasikan beberapa wewenang pembuatan keputusan kepada agen. Dengan
kontrak tersebut, masalah yang sering terjadi dengan agen akan dapat diminimalisasi.
Menurut Lane (2003) agency theory dapat diterapkan dalam organisasi publik, ia
menyatakan bahwa negara demokrasi modern didasarkan pada serangkaian hubungan
prinsipal-agen Dalam kaitannya dengan isu penelitan ini adalah bahwa pemerintah
pusat dipandang sebagai prinsipal dan pemerintah daerah sebagai agen, dan peraturan
perundang-undangan secara implisit merupakan bentuk kontrak antara principal-agen.
Dalam peraturan tersebut dinyatakan semua kewajiban dan hak pihak-pihak yang
terlibat dalam pemerintahan. Salah satu aturan yang secara eksplisit merupakan
manifestasi dari teori keagenan adalah UU No. 33/2004 yang menegaskan bahwa
9
untuk pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat (sebagai
principal) akan mentransfer dana perimbangan, yang terdiri dari Dana Alokasi umum
(DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Bagian daerah dari Bagi hasil pajak dan
bukan pajak kepada Pemerintah Daerah (sebagai agen).
Tujuan dari dibentuknya peraturan-peraturan tersebut merupakan implikasi dari
adanya era otonomi daerah, yaitu untuk pemerataan pembangunan. Tetapi pada
praktiknya sebagian besar daerah menjadikan transfer dari prinsipal tersebut sebagai
sumber dana utama bagi agen untuk membiayai kegiatannya sehari-hari. Untuk itulah
sudah menjadi tugas dari pihak agen dalam melaksanakan tugasnya agar tidak terjadi
kesalahan dalam perencanaan anggaran dan dapat meningkatkan kesejahteraan,
pemerataan pembangunan daerah, dan desentralisasi yang baik apabila direncanakan
dengan baik dalam APBD.
2.1.2 Otonomi Daerah
Menurut Undang – undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah,
otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Seperti yang tercantum di dalam UU No. 32 Tahun 2004 Pasal 2 ayat 3, bahwa tujuan
otonomi daerah ialah menjalankan otonomi yang seluas-luasnya, kecuali urusan
pemerintahan yang memang menjadi urusan pemerintah, dengan tujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah.
10
Pertimbangan yang mendasari terselenggaranya otonomi daerah adalah rakyat
menghendaki keterbukaan dan kemandirian setiap daerah, selain itu semakin
maraknya globalisasi yang menuntut daya saing tiap negara termasuk persaingan
daerah di suatu negara. Daya saing pemerintah daerah ini diharapkan akan tercapai
melalui peningkatan kemandirian pemerintah daerah.
Implikasi dari pemberian kewenangan otonomi menuntut daerah untuk melaksanakan
pembangunan di segala bidang, terutama untuk pembangunan sarana dan prasarana
publik (public services). Pembangunan tersebut diharapkan dapat dilaksanakan secara
mandiri oleh daerah baik dari sisi perencanaan, pembangunan, serta pembiayaan
daerah.
2.1.3 Flypaper Effect
Istilah flypaper effect diperkenalkan pertama kali oleh Courant, Gramlich, dan
Rubinfeld (1979) untuk mengartikulasikan pemikiran Arthur Okun (1930) yang
menyatakan “money sticks where it hits”. Sejauh ini, belum ada padanan kata
“flypaper effect” dalam bahasa Indonesia sehingga kata ini dituliskan sebagaimana
adanya tanpa diterjemahkan.
Beberapa peneliti menemukan respon pemerintah daerah berbeda untuk transfer dan
pendapatan sendiri (seperti pajak), ketika penerimaan daerah berasal dari transfer,
maka stimulasi atas belanja yang ditimbulkannya berbeda dengan stimulasi yang
muncul dari pendapatan daerah (terutama pajak daerah). Vegh dan Vuletin (2015)
dalam Inayati (2017) menyatakan bahwa flypaper effect secara luas
11
didokumentasikan sebagai peraturan dalam keuangan publik yang memegang
kecenderungan pemerintah daerah untuk menghabiskan dana transfer lebih tinggi dari
pada menghabiskan pendapatannya sendiri. Flypaper effect membawa implikasi luas
diantaranya kurangnya kemampuan kemandirian keuangan daerah pada
kabupaten/kota yang bersangkutan (Walidi, 2009) selain itu dapat meningkatkan
belanja pemerintah daerah lebih besar dari pada penerimaan transfer itu sendiri
(Turbull,1998) serta kecenderungan untuk menanti bantuan dari pusat di banding
mengelola sumber daya daerah sendiri.
Deteksi terhadap flypaper effect dapat diperoleh melalui pertama, nilai koefisien
transfer (unconditional grants) lebih besar dari nilai koefisien pendapatan asli daerah
(PAD) dan keduanya signifikan, atau kedua, pendapatan asli daerah (PAD) tidak
signifikan (Maimunah, 2006).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa flypaper effect : adalah suatu kondisi
yang terjadi pada saat pemerintah daerah merespon belanja lebih banyak dengan
menggunakan dana transfer daripada menggunakan pendapatan asli daerahnya
sendiri.
2.1.4 Pendapatan Asli Daerah
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan
Keuangan disebutkan bahwa Pendapatan Asli Daerah yang selanjutnya disebut PAD
adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan
Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sedangkan menurut
12
Mardiasmo (2002), PAD adalah penerimaan daerah dari sektor pajak daerah, retribusi
daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, hasil perusahaan milik
daerah, dan lain-lain pendapatan yang sah. Dalam undang-undang No.33 tahun 2004
pasal 6 dijelaskan bahwa, sumber-sumber PAD terdiri dari:
1. Pajak Daerah
Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan
kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan yang digunakan
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan
daerah. Pajak merupakan sumber keuangan pokok bagi daerah-daerah
restribusi daerah.
2. Retribusi Daerah
Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
Hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan merupakan
penerimaan daerah yang berasal dari pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan. Jenis pendapatan ini dirinci menurut objek pendapatan yang
mencakup:
a. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah/BUMD.
b. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik Negara/BUMN.
13
c. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik
swasta/kelompok.
4. Lain-lain Pendapatan yang Sah
Pendapatan ini merupakan penerimaan daerah yang berasal dari lain-lain milik
pemerintah daerah. Rekening ini disediakan untuk mengakuntansikan
penerimaan daerah selain yang disebut diatas. Jenis pendapatan ini meliputi
objek pendapatan sebagai berikut :
a. Hasil penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan
b. Jasa giro
c. Pendapatan bunga
d. Penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah
e. Penerimaan komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari
penjualan, pengadaan barang dan jasa oleh daerah
f. penerimaan keuangan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata
uang asing.
g. Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan
h. Pendapatan denda pajak
i. Pendapatan denda retribusi
j. Pendapatan eksekusi atas jaminan
k. Pendapatan dari pengembalian
l. Fasilitas sosial dan umum
m. Pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
n. Pendapatan dari anggaran/cicilan penjualan.
14
2.1.5 Transfer Tidak Bersyarat
Menurut Rosen (1999: 497-500) dan Boex (2001: 7) dalam Afrizawati (2012)
Transfer tidak bersyarat (unconditional grants) adalah transfer yang diberikan oleh
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah tanpa ada syarat tertentu, artinya
pemerintah daerah dapat menggunakan transfer tersebut sesuai dengan kepentingan
daerah yang bersangkutan tanpa ada batasan tertentu yang ditetapkan oleh
pemerintah pusat. Menurut Brojonegoro dan Vazquez (2005: 159), transfer tidak
bersyarat (unconditional grants) di Indonesia adalah dalam bentuk Dana Alokasi
Umum dan Dana Bagi Hasil, sedangkan transfer bersyarat (conditional grants)
berupa Dana Alokasi Khusus. Ciri utama dari transfer ini adalah daerah memiliki
keleluasaan (diskresi) penuh dalam memanfaatkan dana transfer ini sesuai dengan
pertimbangan-pertimbangannya sendiri atau sesuai dengan aturan yang menjadi
prioritas daerahnya (Iskandar, 2012).
2.1.6 Belanja Daerah
Menurut Undang-Undang No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,
bahwa belanja daerah merupakan kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih. Sedangkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006
menyebutkan belanja daerah merupakan perkiraan beban pengeluaran daerah yang
dialokasikan secara adil dan merata agar relatif dapat dinikmati oleh seluruh
kelompok masyarakat tanpa diskriminasi, khususnya dalam pemberian pelayanan
umum.
15
Belanja daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi atau kabupaten/kota yang terdiri
dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau
bidang tertentu yang dapat dil-aksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah
daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-
undangan.
2.1.7 Kemandirian Keuangan Daerah
Pengertian keuangan daerah sebagaimana dimuat dalam penjelasan pasal 156 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah :
“Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai
dengan uang dan segala sesuatu berupa uang dan barang yang dapat dijadikan milik
daerah yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut”.
Sehubungan dengan pentingnya posisi keuangan tersebut, keuangan daerah sebagai
salah satu indikator untuk mengetahui kemampuan daerah dalam mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri. Kemandirian keuangan daerah (otonomi fiskal)
menunjukkan kemampuan Pemerintah Daerah dalam membiayai sendiri kegiatan
pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat yang telah
membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah.
Kemandirian keuangan daerah ditunjukkan oleh besar kecilnya pendapatan asli
daerah.
16
2.2 Penelitian Terdahulu
Ada beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan yang membahas tentang
flypaper effect , khususnya yang berkaitan dengan penelitian ini, dijelaskan dalam
bentuk tabel di bawah ini:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Penulis Judul Hasil
1. Amalia, Fitri (2017) Flypaper effect of
Regional
Expenditures and
It’s Impact to
Regional Inequality
in Indonesia
Pendapatan asli daerah dan
dana alokasi umum
berpengaruh terhadap Belanja
Daerah dan kesenjangan
daerah antara kedua kawasan.
Selain itu telah terjadi flypaper
effect belanja daerah pada
kabupaten kota di Indonesia.
2. Korzhenevych,
Langer
(2016)
The Flypaper Effect
In Germany : An
East-West
Comparison
Adanya efek fypaper yaitu
dengan menggunakan transfer
untuk meningkat
pengeluaran tapi tidak
mengurangi pajak.
3. Inayati (2017) Flypaper Effect pada
Belanja Daerah di
Indonesia
PAD, DAU, dan DBH
berpengaruh positif terhadap
belanja daerah, sedangkan
DAK tidak berpengaruh
terhadap belanja daerah serta
terjadi fenomena flypaper
effect pada
belanja daerah Kabupaten/Kota
di Indonesia.
17
4. Vegh,Vuletin (2015) Unsticking the
flypaper effect in an
uncertain world
Terjadi flypaper effect karena
respon berbeda antara
penghematan kehati-hatian
terhadap PAD atau guncangan
transfer fiskal di dunia yang
tidak pasti dengan pasar yang
tidak lengkap
5. Nur Alam et al.
(2016)
Flypaper effect dan
Kinerja Keuangan
terhadap Alokasi
Belanja Modal Serta
Dampaknya Pada
Pertumbuhan
Ekonomi
Pendapatan asli daerah
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap alokasi
belanja modal sedangkan dana
alokasi umum berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap
alokasi belanja modal.
Tidak terjadi flypaper effect
pada dana alokasi umum dan
pendapatan asli daerah
terhadap alokasi belanja modal.
Kinerja keuangan tidak
berpengaruh terhadap alokasi
belanja dan alokasi belanja
modal berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi.
18
2.3 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Model Penelitian
Pendapatan Asli
Daerah (PAD)
Transfer Tidak
Bersyarat (TTB)
Tingkat
Kemandirian
Keuangan Daerah
Terjadi Flypaper Effect
Ketika Pengaruh
TTB > Pengaruh PAD
terhadap BD atau PAD
tidak signifikan
Belanja Daerah
(BD)
H1
H2
H3
H4
19
2.4 Pengembangan Hipotesis
2.4.1 Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Daerah
Pendapatan Asli Daerah merupakan sumber pendapatan yang bersumber dari daerah
itu sendiri dan merupakan elemen yang sangat penting bagi suatu daerah dalam
memenuhi kebutuhan belanjanya dan melaksanakan penyelenggaraan pemerintah di
daerah (Hamdani, 2014). Jika Pendapatan Asli Daerah ini meningkat maka akan
meningkatkan belanja daerah yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan
kualitas layanan publik, peningkatan infrastruktur, sarana dan prasarana serta
pembangunan daerah itu sendiri.
Penelitian yang dilakukan oleh Erlina dan Nur (2017) membuktikan bahwa
Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Belanja Daerah.
Hal tersebut juga diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Iskandar
(2012) yang mengemukakan bahwa Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif dan
signifikan terhadap belanja daerah.
Berdasarkan penelitian terdahulu, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut. :
H1: Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif terhadap Belanja Daerah.
2.4.2 Transfer Tidak Bersyarat terhadap Belanja Daerah
Sama seperti pendapatan asli daerah, transfer ke daerah adalah bagian dari belanja
negara dalam rangka mendanai pelaksanaan desentralisasi fiskal. Seiring berjalannya
proses otonomi daerah, transfer masih memiliki persentasi yang besar dalam sumber
20
pendapatan bagi pemerintah daerah, khususnya pada transfer tidak bersyarat
(unconditional grants).
Hal ini didukung oleh Latner et al.(2016) yang menyatakan bahwa :
“Unconditional transfers or grants are generally seen as more conducive to
autonomy than conditional or earmarked grants.”
Bertolak belakang dari pernyataan tersebut, menurut Susilo dan Adi (2007)
kemandirian daerah tidak menjadi lebih baik, bahkan yang terjadi adalah sebaliknya
yaitu ketergantungan pemerintah daerah terhadap transfer pemerintah pusat menjadi
semakin tinggi. Hal ini memberikan adanya indikasi kuat bahwa perilaku belanja
daerah akan sangat dipengaruhi sumber penerimaan ini. Pernyataan sebelumnya
sejalan dengan hasil penelitian Iskandar (2012) dan Maimunah (2006) menunjukkan
transfer tidak bersyarat memiliki pengaruh positif dan signifkan terhadap belanja
daerah. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis kedua, yaitu:
H2 : Transfer Tidak Bersyarat berpengaruh positif terhadap Belanja Daerah.
2.4.3 Flypaper Effect pada Belanja Daerah
Holtz-Eakin et al. (1985) dalam Maimunah (2006) menyatakan bahwa terdapat
keterkaitan sangat erat antara transfer dari pemerintah pusat dengan belanja
pemerintah daerah. Secara spesifik mereka menegaskan bahwa variabel-variabel
kebijakan pemda dalam jangka pendek disesuaikan (adjusted) dengan transfer yang
diterima, sehingga memungkinkan terjadinya respon yang non-linier dan asymmetric.
21
Hal ini juga dibuktikan oleh Inayati (2017) yang melakukan penelitian berkaitan
dengan fenomena flypaper effect di Kabupaten/Kota di Indonesia. Hasil penelitiannya
menyatakan bahwa Kabupaten/Kota di Indonesia umumnya mengalami flypaper
effect terbukti dan diterima, respon belanja daerah masih lebih besar disebabkan oleh
dana transfer dibandingkan pendapatan asli daerah. Semakin besar dana transfer yang
diberikan pemerintah pusat ke pemerintah daerah, maka tingkat ketergantungan
pemerintah daerah dalam membiayai belanja daerah juga akan semakin tinggi untuk
melaksanakan program dan kegiatan yang ada di daerah. Berdasarkan uraian tersebut,
maka hipotesis ketiga, yaitu :
H3 : Terjadi flypaper effect pada Belanja Daerah Kabupaten/Kota di Indonesia.
2.4.4 Belanja Daerah terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah
Belanja daerah di Indonesia dipergunakan dalam rangka pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi atau kabupaten/kota yang terdiri
dari urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-
undangan. Salah satu perwujudan dari belanja daerah adalah dengan berkembang
pesatnya pembangunan (Jemparut, 2017). Hasil penelitian Dewi (2006) dalam Susilo
dan Hariadi (2007) menyimpulkan bahwa sesudah pelaksanaan otonomi daerah,
transfer memberikan pengaruh yang lebih besar daripada pengaruh pendapatan asli
daerah terhadap belanja daerah yang artinya kebijakan belanja daerah lebih
didominasi oleh transfer daripada pendapatan asli daerahnya sendiri. Hal ini dapat
dikatakan peran transfer dan pendapatan asli daerah sangat berpengaruh terhadap
22
kemandirian daerah pada alokasi belanja daerah (Tahar dan Zakhiya, 2011). Adanya
flypaper effect menunjukkan bahwa telah terjadi inefisiensi pada belanja daerah yang
bila terjadi secara terus menerus akan berdampak rendahnya kemajuan pembangunan
ekonomi (Purnomo, 2011) serta menyebabkan semakin besarnya kesenjangan daerah
(Amalia, 2017)
Flypaper effect mengindikasikan adanya transfer dari pusat menyebabkan belanja
daerah menjadi lebih besar bahkan lebih besar daripada penerimaan transfer itu
sendiri (Turbull,1998). Sehingga timbul dugaan apabila pemerintah daerah semakin
besar merealisasikan belanja daerah tersebut yang melebihi penerimaan transfer itu
sendiri yang akhirnya akan mengganggu stabilitas keuangan dan berujung defisit, hal
ini juga akan berdampak pada kemandirian suatu daerah bersangkutan. Penelitian
yang dilakukan oleh Ariyani (2016) menunjukkan bahwa belanja daerah berpengaruh
signifikan negatif terhadap tingkat kemandirian keuangan daerah. Berdasarkan uraian
diatas maka hipotesis selanjutnya, yaitu :
H4 : Belanja Daerah berpengaruh negatif terhadap Tingkat Kemandirian
Keuangan Daerah.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemerintah daerah pada kabupaten/kota
di Indonesia. Sedangkan pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
cluster sampling dan purposive sampling. Pengambilan sampel secara kluster (cluster
sampling) dilakukan dengan membagi populasi menjadi beberapa grup bagian yang
kemudian dipilih secara random (Hartono, 2015). Pada penelitian ini, sampel yang
diambil adalah 50% dari jumlah kabupaten/kota di setiap provinsi yang kemudian
dipilih secara random.
Selanjutnya, dari beberapa sampel random tersebut akan dipilih kembali dengan
menggunakan metode purposive sampling. Pengambilan sampel (purposive
sampling) dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu
kriteria tertentu (Hartono, 2015). Dalam penelitian ini kriteria pemilihan sampel yang
dipilih berupa:
1. Kabupaten/kota yang bukan daerah pemekaran baru atau sudah berdiri selama
periode penelitian.
24
2. Pemerintah daerah kabupaten/kota tersebut memiliki data realisasi APBD dan
dipublikasikan pada website Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
Kementerian Keuangan secara berturut-turut padatahun 2014-2016.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder keuangan yaitu berupa Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Pemerintah kabupaten/kota di Indonesia yang
berupa realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) mulai dari tahun
2014- 2016 yang bersumber dari website Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
– Kementrian Keuangan Republik Indonesia (www.djpk.depkeu.go.id).
3.3. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel
atau dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun
membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.
3.3.1 Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang bergantung atau dipengaruhi oleh
variabel-variabel lain yang bebas.
a. Belanja Daerah
Dalam model regresi I, variabel dependennya adalah belanja daerah.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, belanja daerah diartikan
sebagai segala bentuk pembebanan daerah yang diakui sebagai pengurang
25
kekayaan netto dalam suatu periode tahun anggaran. Pengukuran Belanja
Daerah dapat dilihat dari total Belanja untuk masing-masing kabupaten/kota
yang bersumber dari data Laporan Realisasi Anggaran dalam pos belanja
seperti berikut:
Sumber : Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010
b. Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah
Kemandirian keuangan daerah menunjukkan kemampuan pemerintah daerah
dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan
pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi.
Kemandirian keuangan daerah ditunjukkan oleh besar kecilnya pendapatan
asli daerah dibandingkan dengan total pendapatan daerah. Rumus yang
digunakan untuk mengukur rasio tersebut adalah sebagai berikut :
=
Sumber : Akuntansi Sektor Publik (Mahmudi, 2013)
3.3.2 Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel bebas yang bisa mempengaruhi,
menjelaskan variavel dependen. Dalam penelitian ini variabel independennya, yaitu
pendapatan asli daerah (X1), transfer tidak bersyarat (X2) dan belanja daerah (Y)
Belanja Daerah = Belanja Operasi + Belanja Modal +
Belanja Tak Terduga
26
menjadi variabel independen saat mempengaruhi tingkat kemandirian keuangan
daerah (Z).
a. Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan asli daerah merupakan salah satu sumber pendapatan yang berasal
daerah masing-masing yang akan digunakan untuk pelaksanaan pemerintahan
dan dipungut atau didapat berdasarkan peraturan daerah. Menurut Halim dan
Kusufi (2012:101), bahwa pendapatan asli daerah yang bersumber dari
sumber ekonomi asli daerah itu sendiri. PAD juga sebagai dana pembiayaan
untuk pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan secara efisien dan efektif. PAD sendiri bersumber dari: pajak
daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan,
dan lain-lain PAD yang sah. Pengukuran PAD dapat dilihat dari total PAD
untuk masing-masing kabupaten/kota yang bersumber dari data Laporan
Realisasi Anggaran dalam pos pendapatan seperti berikut:
Sumber : Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010
b. Transfer Tidak Bersyarat
Transfer tidak bersyarat merupakan salah satu komponen pendapatan daerah
yang diberikan kepada pemerintahan daerah tanpa persyaratan tertentu dan
pada umumnya berkaitan dengan usaha-usaha produktif untuk investasi pada
badan usaha. Transfer tidak bersyarat ditujukan untuk menjamin adanya
PAD = Pajak Daerah + Retribusi Daerah + Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang dipisahkan + Lain-Lain PAD yang sah
27
pemerataan dalam kemampuan fiskal antardaerah, sehingga setiap daerah
dapat melaksanakan urusan rumah tangganya sendiri pada tingkat yang layak.
Tujuan dari transfer ini adalah untuk mengurangi ketimpangan fiskal yang
bersifat horisontal (horizontal equalization).Variabel transfer tidak bersyarat
dalam penelitian ini dihitung dari jumlah DAU dan DBH pada realisasi APBD
mengikuti penelitian yang dilakukan oleh Iskandar (2012).
3.4 Metode Analisis
3.4.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan suatu metode yang berhubungan dengan pengumpulan
dan pengolahan data sehingga dapat memberikan suatu informasi berdasarkan
keadaan umum (Kadafi, 2013). Selain itu, statistik deskriptif memberikan gambaran
atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-
rata, dan standar deviasi mengenai variabel independen dan dependen yang
dijabarkan dalam bentuk statistik (Ghozali, 2013).
3.4.2 Uji Asumsi Klasik
Dalam penelitian ini, peneliti akan menguji data-data dengan menggunakan regresi
liner berganda. Pengujian statistik yang menggunakan analisis regresi dapat
dilakukan dengan pertimbangan tidak adanya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi
klasik. Syarat-syarat tersebut yaitu data harus terdistribusi secara normal, tidak
mengandung multikolonieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.
28
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menentukan apakah data variabel yang
dimiliki mendekati populasi distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal (Ghozali,
2013). Uji normalitas dilakukan dengan meggunakan grafik histogram dan
normal probability plot dimana dilakukan pebandingan distribusi kumulatif
dari distribusi normal. Dalam uji normalitas ini dilakukan pula One-Sample
Kolmogorov Smirnov dengan tingkat signifikansi 0,05.
Dasar pengambilan keputusan:
1. Bila Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 maka data berdistribusi normal.
2. Bila Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka data tidak berdistribusi
normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menentukan apakah dalam suatu model
regresi linier ganda terdapat korelasi antar variabel independen. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika
variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel tersebut tidak
ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi
antar sesama variabel independen sama dengan nol. Pengujian ada atau
tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilakukan dengan
melihat nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Nilai yang
umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai
tolerance < 0,10 atau nilai VIF > 10 (Ghozali, 2013:107).
29
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas
atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian
dilakukan melalui pengamatan pola pada grafik saccaterplot antara nilai
prediksi variabel terikat (dependent) dengan residualnya. Model regresi
dikatakan heteroskedastisitas ketika titik-titik data pada grafik menyebar di
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y (Ghozali, 2013:139).
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi bertujuan menguji apakah suatu model regresi linear ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode
t-1 (sebelumnya). Jika terjadi autokorelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi (Ghozali, 2013). Dalam penelitian ini uji autokorelasi dilakukan
dengan Run Test. Run Test digunakan untuk menguji apakah antar residual
terdapat korelasi yang tinggi atau tidak. Jika antar residual tidak terdapat
hubungan korelasi, maka dapat dikatakan bahwa residual acak atau random
(Ghozali, 2013). Suatu model dinyatakan bebas autokorelasi dalam uji Run
Test apabila tingkat signifikansi residual yang diuji berada di atas tingkat
probabilitas 5%.
30
3.4.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Alat analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis linier berganda, dimana analisis
mengenai beberapa variabel independen dengan satu variabel dependen. Penggunaan
regresi linier berganda untuk mengukur seberapa besar hubungan variabel independen
dan variabel dependen sehingga dapat membedakan kedua variabel dalam penelitian
(Ghozali, 2013:96).
Model persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
BD = α + β1 PAD + β2 TTB + ε
TKKD = α + β1 BD + ε
Dimana:
α : Konstanta
β : Koefisien Regresi Variabel Independen
BD : Belanja Daerah
PAD : Pendapatan Asli Daerah
TTB : Transfer Tidak Bersyarat
TKKD : Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah
ε : Error of estimation
31
3.4.4 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan alat statistik SPSS (Statistical
Product and Service Solutions) versi 21.0. Dalam menguji hipotesis dilakukan untuk
menyatakan hubungan antar variabel dependen, yaitu Y (belanja daerah) dengan
variabel independen, yaitu X (pendapatan asli daerah dan transfer tidak bersyarat) dan
hubungan antara variabel Y dan Z (tingkat kemandirian keuangan daerah).
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui besarnya
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Semakin kecil nilai R2, maka
semakin terbatas kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependennya. Penelitian ini juga menggunakan Adjusted
R Square (Adj R2) karena terdapat lebih dari satu variabel independen dan
apabila hanya ada satu variabel independen maka menggunakan R Square (R2)
dalam menjelaskan pengaruh variabel independennya (Ghozali, 2013:97).
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
F-test digunakan untuk menguji apakah model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi belanja daerah. F-test juga digunakan untuk menguji apakah
semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model regresi
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau
terikat (Ghozali, 2013:98). Kriteria pengujiannya (Uji-F) adalah seperti
berikut ini:
32
1. Ha ditolak yaitu apabila . value > 0.05 atau bila nilai signifikansi lebih
dari nilai α 0,05 berarti model regresi dalam penelitian ini tidak layak (fit)
untuk digunakan dalam penelitian.
2. Ha diterima yaitu apabila . value = 0.05 atau bila nilai signifikansi kurang
dari atau sama dengan nilai α 0,05 berarti model regresi dalam penelitian
ini layak (fit) untuk digunakan dalam penelitian.
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Pengujian signifikansi parameter individual ini digunakan untuk mengetahui
apakah variabel bebas secara individual mempengaruhi variabel terikat
dengan asumsi variabel independen lainnya konstan (Ghozali, 2013:98).
Kriteria pengujian hipotesis adalah seperti berikut ini:
1. Ha ditolak, yaitu apabila . value > 0.05 atau bila nilai signifikansi lebih
dari nilai α 0,05 berarti variabel independen secara individual tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
2. Ha diterima, yaitu apabila . value = 0.05 atau bila nilai signifikansi kurang
dari atau sama dengan nilai α 0,05 berarti variabel independen secara
individual berpengaruh terhadap variabel dependen.
d. Uji Beda T-TEST
Uji beda T-Test untuk membandingkan rata-rata nilai dua kelompok yang
berbeda. Dalam penelitian ini peneliti membandingkan nilai rata-rata
pendapatan daerah yang berasal dari daerah sendiri (PAD) dengan pendapatan
daerah yang bersumber dari transfer tidak bersyarat (TTB). Uji beda T-Test
harus memenuhi uji levene test dengan nilai probabilitas > 0,05 dan nilai
33
equal variances assumed dari uji t-test for Equality of Means dengan
probabilitas < 0,05.
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan tujuan penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa flypaper
effect adalah suatu fenomena ketika pemerintah daerah dalam hal membiayai
belanjanya lebih banyak didanai dari transfer dibandingkan pendapatannya sendiri.
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
terjadi flypaper effect pada belanja daerah kabupaten/kota di Indonesia pada tahun
2014-2016 dimana ditunjukkan dari nilai koefisien transfer yang lebih besar daripada
nilai koefisien PAD terhadap belanja daerah dan keduanya signifikan. Namun dalam
hal ini tidak terbukti menyebabkan kemandirian suatu daerah yang semakin menurun.
Hal ini disebabkan meskipun pemberian transfer relatif lebih besar dan diikuti dengan
peningkatan belanja daerah yang semakin besar, namun apabila didukung dengan
kualitas belanja daerah yang unggul yang akhirnya akan memberikan kontribusi yang
besar bagi penerimaan daerah. Penerimaan daerah meningkat, maka daerah tersebut
bisa dikatakan mandiri. Hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa penerimaan
transfer tidak bersyarat (unconditional grants) tidak menjadi subtitusi bagi upaya
pengumpulan penerimaan daerah dan memberikan gambaran bahwa pemerintah
63
daerah di Indonesia secara umum cukup baik dalam mengelola dana transfer yang ada
sehingga dengan adanya transfer yang besar ini dapat memperbaiki kemandirian
keuangan daerah di Indonesia yang dalam hal ini masih dalam kategori yang sangat
rendah.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini menguji hipotesis dengan beberapa keterbatasan dan kelemahan.
Beberapa keterbatasan dan kelemahan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya menggunakan 4 variabel, sehingga belum diketahui
implikasi lain terjadinya fenomena flypaper effect pada belanja daerah.
Variabel-variabel lain seperti petumbuhan ekonomi, kesenjangan daerah, serta
kinerja keuangan yang diduga berkaitan dengan dampak flypaper effect tidak
diuji dalam penelitian ini.
2. Penelitan ini hanya menggunakan periode yang singkat yaitu 3 tahun.
3. Pada penelitian ini peneliti hanya menggunakan aspek jangka pendek
sehingga data yang diambil adalah data tahun yang sama.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka peneliti mengemukakan beberapa
saran, antara lain:
1. Bagi pemerintah daerah, diharapkan semakin meningkatkan pencapaian PAD
ke level yang lebih tinggi, sehingga pemberian unconditional grants dapat
memperbaiki tingkat kemandirian keuangan daerah di Indonesia yang masih
masuk dalam kategori rendah sekali.
64
2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan menambahkan variabel lain mengenai
implikasi terjadinya flypaper effect, menambah sampel yang akan diteliti dan
juga memperluas periode penelitian yang akan diteliti.
65
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim dan Syam Kusufi. 2012. Akuntansi Sektor Publik: Teori, Konsep,Dan
Aplikasi. Jakarta: Salemba Empat.
Abdul Halim. 2004. Akuntansi Keuangan Daerah. Salemba Empat. Jakarta. Afrizawati. 2012. Analisis Flypaper Effect pada Belanja Daerah Kabupaten/Kota di
Sumatera Selatan. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi. Vol. 2, No.1.
Alam,N.,Paddu,Abdul Hamid &Nirwana. 2016. Flypaper Effect dan Kinerja
Keuangan terhadap Alokasi Belanja Modal Serta Dampaknya Pada Pertumbuhan
Ekonomi. Pustaka Unhas.
Amalia, Fitri. 2017. Flypaper effect of regional expenditures and it’s impact to
regional inequality. Jurnal Ilmu Ekonomi. Vol. 6, No.1, pp. 125-138.
Ariyani, Tri. 2016. Analisis Pengaruh Belanja Daerah dan Jumlah Penduduk
terhadap
Kemandirian Keuangan Daerah melalui Pendapatan Asli Daerah Pemerintah
Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara. Master Thesis, Universitas
Sumatera Utara.
Bastian, I. 2006. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Brojonegoro, Bambang dan Jorge Martinez Vazquez, 2005. An Analysis of
Indonesia’s Transfer System: Recent Performance and Future Prospects.
Working Paper, hal 02-13, May. Andrew Young School of Policy Studies,
Georgia State University
Boex, Jameson. 2001. An introductory Overview of Integovernmental Fiscal
Relation. Fiscal Policy Training Program 2001 and Fiscal Decentrlization
Cource. George Satate University. Atlanta. Georgia.
66
Dinata, Gita. 2013. Analisis Kontribusi PAD terhadap Belanja Daerah dan
Pertumbuhan PAD Sebelum dan Sesudah Otonomi Daerah (Studi Empiris
pada Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Barat). Jurnal Ekonomi dan
Bisnis. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.
Dumairy. 1997. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Goeminne,S.,Smolders,C.,Vandorpe. 2017. The real impact of a one-off fiscal
restriction: empirical evidence of a flypaper effect in Flemish municipalities.
Public Money & Management. Vol. 37, No. 4, pp. 285-292.
Gujarati, Damodar N. 1995. Basic Econometrika. Third Edition. McGrawHill
Companies, Inc. New York.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 21.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Halim, Abdul, 2002. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi
Pertama. Salemba Empat. Jakarta.
Hamdani, Surya. 2014. Pengaruh Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah
terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, http: //www. bppk.depkeu. go.id.
Hamilton, B. W. 1983. The Flypaper Effect and Other Anomalies. Journal of Public
Economics. Vol. 22, No. 3, pp. 347-361.
Hartono, Jogiyanto. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis. BPFE Yogyakarta.
Haryanto, J. T. 2014. Peningkatan Kualitas Belanja di Daerah Sudah Mendesak.
http://www.kemenkeu.go.id/en/node/41467. Diakses tanggal 12 Januari 2018.
Hines, J. R. and Thaler, R. H. 1995. Anomalies: the flypaper effect. Journal of
Economic Perspectives. Vol. 9, No. 4, pp. 217–226.
Holtz-Eakin, Doglas, Harvey S & Schuyley Tilly, 1985. Intempora Analysis of State
A Local Government Spending: Theory and Tests. Journal of Urban Economics
Vol. 35, pp.159–174.
Intan Sari, Erlina Tiara dan Asyik, Nur Fadjrih. 2017. Pengaruh PAD, DAU, DAK, dan
DBH Terhadap Belanja Daerah (Studi pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di
Provinsi Jawa Timur). Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Vol. 6, No. 5.
67
Inayati, Nur Isna dan Setiawan, Doddy. 2017. Flypaper Effect pada Belanja Daerah
Kabupaten/Kota di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Keuangan. Vol. 1, No.2,
pp. 220-239.
Iskandar, Irham. 2012. Flypaper Effect Pada Unconditional Grant. Jurnal
Ekonomi Pembangunan . Vol. 13, No. 1.
Jemparut, Maria Selcindya. 2017. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana
Alokasi Umum pada Belanja Modal. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi.
Vol. 6, No. 9.
Jensen, Michael C. dan William H. Meckling. 1976. Theory of the firm:
Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of
Financial Economics. Vol. 3, No. 4, pp. 305-360.
Jolianis. 2014. Pengaruh DAU dan PAD terhadap Belanja Daerah pada
Kabupaten/Kota di Sumatera Barat. Jurnal Pelangi. Vol. 7, No.1, pp. 47-60.
Kadafi, Muhammad Edwin. 2013. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana
Perimbangan terhadap Belanja Modal (Studi Kasus pada Pemerintah
Kota Bandung). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama.
Korzhenevych Artem and Langer Sebastian. 2016. The Flypaper Effect In Germany :
An East-West Comparison. CEPIE Working Paper. Vol. 10, No. 16.
Kuncoro, Haryo. 2007. Tinjauan Literatur Ekonomi Politik Pengaruh Transfer Pada
Kinerja Keuangan Sektor Publik.
Ladner,A., Keuffer, N., dan Baldersheim, H. 2016. Measuring Local Autonomy in 39
Countries. Regional dan Federal Studies. Vol. 26, No. 3, pp. 321-357.
Lane, Jan-Erik. 2003. Manegement and Public Organization: The Principal-Agent
Framework. Working Paper. University of Genewa and National
Unversity of Singapore.
Lestari, Anita. 2016. Pengaruh dana alokasi umum (DAU) dan Pendapatan asli
daerah (PAD) terhadap Belanja modal dan kemandirian keuangan Daerah
provinsi sulawesi tenggara. Jurnal Progres Ekonomi Pembangunan.
Vol. 1, No. 2, pp. 44-55.
Mahmudi. 2013.Akuntansi Sektor Publik. UII Press Yogyakarta
Melo, Ligia. 2002. The Flypaper Effect Under Different Institusional Contexts:
The Colombian Case. Public Chaoice. Vol. 111, No. (3-4), pp. 317-345.
68
Mutiara Maimunah. 2006. Flypaper Effect pada Dana Alokasi Umum (DAU) dan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten/Kota di
Pulau Sumatera, Simposium Nasional Akuntansi IX Padang 23-26 Agustus 2006.
Mardiasmo. 2002. Otonomi daerah sebagai upaya memperkokoh basis
perekonomian daerah. Jurnal Ekonomi Rakyat, Artikel Th. I No.4 Juni 2002.
Jakarta.
Marzika, Reza. 2013. Pengaruh PAD, DBH, DAU, dan DAK Terhadap Tingkat
Kemandirian Keuangan Daerah. Artikel Ilmiah, Universitas Negeri Padang.
Natanael,Yonathan dan Sufren. 2013. Mahir Menggunakan SPSS.
Jakarta: Gramedia.
Ndadari, Adi. 2008. Perilaku Asimetris Pemerintah Daerah Terhadap Pemerintah
Pusat. 2nd konferensi UKWMS, Surabaya 6 September 2008.
Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah.
Purnomo, Hermawan Bayu. 2011. “Flypaper Effect Pada Pengeluaran Transfer Tidak
Bersyarat dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Kabupaten/kota di Kalimantan Tahun 2007-2010”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Padjajaran Bandung.
Rosen. 1999. “The Flypaper Effect is not An Anomaly”.Yale University and
University at California. Cowless Foundation Paper No.1113.
Sari, Putri Ika. 2015. Pengaruh DAU, DAK, dan Belanja Modal terhadap Tingkat
Kemandirian Keuangan Daerah. Seminar Nasional Universitas PGRI
Yogyakarta.
Sari, Erlina dan Asyik, Nur. 2017. Pengaruh PAD, DAU, DAK, dan DBH terhadap
Belanja Daerah. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Vol. 6, No. 5.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Susilo, Gideon Tri Budi dan Hariadi, Priyo. 2007. Analisis Kinerja Keuangan Daerah
Sebelum dan Sesudah Otonomi Daerah (Studi Empiris di Provinsi Jawa
Tengah). Konferensi Penelitian Akuntansi dan Sektor Publik Pertama.
69
Tahar, Afrizal dan Zakhiya, Maulida. 2011. Pengaruh PAD dan DAU terhadap
Kemandirian Daerah dan Pertumbuhan Ekonomi. Jurnal Akuntansi dan Investasi
Vol. 12, No. 1, pp. 88-99.
Turbull, G.K. 1998. “The Overspending and Flypaper Effect of Fiscal Illusion: theory
and Empirical Evidence”, Journal of Urban Economics. Vol. 44, No. 1, pp. 1-26.
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah.
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2015 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016.
Vegh, A. C. dan G. Vuletin. 2015. Unsticking the Flypaper Effect in an Uncertain
Word. Journal of Public Economics. Vol. 131, pp.142-155.
Walidi. 2009. Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Perkapita,
Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening, Tesis. Medan. Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
www.djpk.kemenkeu.go.id/ diakses pada 20-10-2017.
https://www.bps.go.id/ diakses pada 20-10-2017.
top related