filslog20 11

Post on 08-Dec-2014

124 Views

Category:

Documents

4 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

filsafat logika

TRANSCRIPT

Filsafat Logikadalhar Shodiq

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mahasiswa mengetahui asas-asas berpikir

2. Mahasiswa mampu menerapkan asas-asas berpikir dalam kegiatan berpikir

3. Mahasiswa dapat berpikir logis dan kritis

MATERI KULIAH1. Pengertian Filsafat2. Pengertian logika3. Asas-Asas berpikir4. Pengertian (concept)5. Klasifikasi6. Definisi7. Putusan (Statement)8. Penyimpulan 9. Kesesatan berpikir

METODEMETODE1.1. CeramahCeramah2.2. Tanya jawabTanya jawab3.3. Latihan / PraktekLatihan / Praktek

BUKU BACAANBUKU BACAAN1.1. Alex Lanur, 1983, Alex Lanur, 1983, Logika Selayang Logika Selayang

Pandang,Pandang, Yogyakarta: Kanisius Yogyakarta: Kanisius

2. Poespoprodjo dan Gilarso, 1985, 2. Poespoprodjo dan Gilarso, 1985, Logika Ilmu MenalarLogika Ilmu Menalar, Bandung: , Bandung: Remaja KaryaRemaja Karya

PENGERTIAN FILSAFAT

Filsafat →philosophiaphilos →cinta

sophia → kebijaksanaan

PENGERTIAN FILSAFAT1. Kumpulan sikap dan kepercayaan terhadap

kehidupan yang diterima secara tidak kritis2. Suatu proses kritik (pemikiran) terhadap

kepercayaan dan sikapyang dijunjung tinggi3. Usaha untuk mendapatkan gambaran

keseluruhan.4. Sebagai analisa logis dan bahasa serta

penjelasan arti kata dan konsep5. Kumpulan problema yang mendapat perhatian

dari manusia dan dijawab oleh ahli filsafat

BAGIAN-BAGIAN FILSAFAT

1. Metafisika2. Epistemologi3. Etika4. Estetika5. Logika

PENGERTIAN LOGIKALogika→ logos (Yunani) ▼ Ucapan, Kata, Pengertian, Pikiran, Ilmu

Logika→ Ilmu dan kecakapan berpikir dengan tepat

Obyek material→berpikir (penalaran)

Obyek formal→ketepatan berpikir

PENALARAN ialah proses akal budi manusia yang berusaha sampai pada suatu keterangan baru (kesimpulan) dengan bertolak dari satu atau beberapa keterangan yang sudah diketahui (premis), dan keterangan baru itu mestilah merupakan urutan kelanjutan dari sesuatu atau beberapa keterangan semula

ASAS-ASAS BERPIKIR (1)1. Asas-Asas Primer

A. Principium identitatis = tiap-tiap hal itu sama dengan dirinya sendiri

B. Principium contradictionis = Tiap-tiap hal itu tidak dapat positif dan negatif dalam waktu bersamaan.

ASAS-ASAS BERPIKIR (2)1. Asas-Asas Primer

C. Tertii exclusi = tiap-tiap hal itu haruslah positif atau negatif

D. Principium Rationis Sufficientis = Tiap-tiap hal yang ada itu mempunyai alasan yang cukup untuk adanya.

ASAS-ASAS BERPIKIR (3)1. Asas-Asas Sekunder

A. Principium Convenientiae B. Principium Inconvenientiae C. Principium Dictum De OmniD. Principium Dictum De Nullo

UNSUR-UNSUR PENALARAN1. Mengerti kenyataan (menangkap obyek)

mis: mobil, membeli, mahal, baru 2. Menyatakan adanya atau tidak adanya

hubunganharga mobil ↔ keadaan keuangan

↕ harga mobil mahal

3. Menyimpulkan “ aku tidak jadi beli mobil baru karena mahal”

UNSUR-UNSUR PENALARAN1. Pengertian / Concept / Idea

2. Putusan / Penyataan / Statement / Judgement / Proposition

3. Penyimpulan / Penalaran / Reasoning

PENGERTIAN / KONSEP / IDE1. Mengerti berarti menangkap inti (gambaran

yang ideal) tentang sesuatu.2. Pengertian = makna yang dikandung suatu

obyek3. Concept → concipere (Latin)

→ conceptus = tangkapan4. Ide → eidos (Yunani)

→ representasi (wakil) benda yang terdapat dalam intelek5. Ide bersifat umum dan abstrak

PENGERTIAN

KATA

TERM

PEMBAGIAN KATA /TERM1. Menurut jumlah kata• Term tunggal, mis. manusia• Term majemuk, mis. ruang belajar

2. Menurut arti kata• Term univok, mis. manusia• Term ekuivok, mis. bulan• Term analog, mis. sehat

3. Menurut luas term• Term singular, mis. Amri, buku itu• Term partikular, mis. beberapa buruh• Term universal, mis. setiap korban

Tentukan luas subyeknya

• Orang Purwokerto suka makan mendoan• Barang siapa mencuri akan dapat sanksi• Ikan hidup di air• Orang desa itu kolot• Wanita Indonesia cantik-cantik• Presiden Indonesia adalah SBY• Tidak semua mahasiswa ikut makrab

LATIHAN-LATIHAN

• Sebutkan contoh-contoh term ekuivok dan analog

• Buatlah 2 kalimat dalam arti yang berbeda, kemudian sebutkan apakah perbedaan tersebut dalam arti ekuivok atau analog.

ISI DAN LUAS ISI DAN LUAS PENGERTIANPENGERTIAN

► Isi / Komprehensi / KonotasiIsi / Komprehensi / Konotasisemua unsur yang termuat dalam semua unsur yang termuat dalam pengertian.pengertian.MAHASISWA MAHASISWA → manusia→ manusia

→ → yang belajaryang belajar → → di perguruan tinggidi perguruan tinggi → → memiliki KTMmemiliki KTM

Luas / Ekstensi / DenotasiLingkungan realitas yang dapat dinyatakan oleh pengertian tertentu

MAHASISWA → mahasiswa Unsoed → mahasiswa UMP

HUBUNGAN ISI DAN LUAS PENGERTIAN

Semakin banyak isinya, semakin kecil luasnya (daerah lingkupnya)

Semakin sedikit isinya, semakin besar luasnya (daerah lingkupnya)

Makin

Makin sempit

Isi Term LuasHewan berakal Manusia Buruh, petani, guru

dll, dokter, pengacaraHewan+berakal+terdidik

Manusia terdidik

Guru SD, Guru SMP, Dosen, dokter, pengacara

Hewan+berakal+terdidik+mengajar

Guru Guru SD, Guru SMP, Dosen,

Hewan+berakal+terdidik+mengajar+di SD

Guru SD Guru SD

KLASIFIKASI • Klasifikasi=kegiatan akal menguraikan,

membagi, menggolongkan dan menyusun pengertian dan barang menurut kesamaan dan perbedaannya

• Klasifikasi penting karena untuk mengupas suatu persoalan kita harus mampu menangkap bagian-bagianya dan menguraikan unsur-unsurnya

ATURAN KLASIFIKASI 1. Lengkap 2. Sungguh-sungguh memisahkan3. Menggunakan dasar yang sama4. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

DEFINISI• definisi→definitio (Latin) →pembatasan →suatu kata yang tepat, jelas dan singkat untuk menentukan batas pengertian yang tertentu• 2 unsur dalam definisia. Definiendum (yang didefinisikan)b. Definiens (yang mendefinisikan)

MACAM-MACAM DEFINISIA. Definisi nominal = definisi menurut

katanya1. Menguraikan asal-usuk kata (etimologi)2. Melihat arti kata dalam kamus.3. Menggunakan sinonim

MACAM-MACAM DEFINISIB. Definisi real = definisi yang memperlihatkan hal

yang dibatasi dengan menyajikan unsur-unsur / ciri-ciri yang menyusunnya

1. Definisi esensial terdiri dari genus terdekat dan diferensia spesifik,manusia adalah binatang yang berpikir

↓ ↓ genus terdekat diferensia spesifik

MACAM-MACAM DEFINISI2. Definisi deskriptif = definisi yang dibuat dengan

menggunakan ciri-ciri khas yang didefinisikan Burung gagak adalah burung yang berbulu hitam

3. Definisi final = definisi yang menunjukkan tujuanbaju adalah barang yng dibuat untuk menutup aurat

4. Definisi kausal = definisi yang dibuat dengan menunjukkan sebab musabab sesuatu stroke adalah penyakit yang terjadi akibat penyempitan pembuluh dara yang ke otak

Kuliah klas b 18-11-2011• Anshah G1B011055• Definisi final:Helm adalah alat pelindung kepala• Herdy setya G1B011058 • Definisi kausal :gerhana bulan terjadi karena bumi diantara

bulan dan matahari • Zuilfikar G1B007022• Kelelahana kerja adalah gejala yang terjadi akibat penurunan

konsentarsi dalam bekerja.• Ria hartini G1B011054

• Definisi final : Lipstik adalah alat kosmetik untuk pewarna bibir.

ATURAN DEFINISI1. Definiendum harus dapat dibolakbalikan

dengan definiens dengan luas keduanya haruslah sama

2. Definiens tidak boleh negatif kalau dapat dirumuskan secara positif

3. Definiendum tidak boleh masuk dalam definiens (circulus in definiendo)

4. Definiens tidak boleh dinyatakan dalam bahasa yang kabur, kiasan, atau medua arti (ignotum per ignotius)

PUTUSAN1. Mengakui atau memungkiri kesatuan

atau hubungan antara dua hal, misalnya: buruh adalah manusia

2. Putusan dinyatakan dalam kalimat berita3. Putusan dapat dinyatakan benar atau

salah

UNSUR-UNSUR PUTUSAN1. Subyek = sesuatu yang diberi keterangan2. Predikat = sesuatu yang menerangkan

tentang subyek3. Copula (kata penghubung) = pernyataan yang mengakui atau memungkiri hubungan antara subyek dan predikat

MACAM-MACAM PUTUSAN

Putusan

Kategoris Hipotetis

Tunggal Tersusun Kondisional Disyungtif

Konyungtif

PUTUSAN BERDASARKAN MATERINYA

1. Putusan analitis = P menyebutkan sifat hakiki yang pasti terdapat pada S.Ayah adalah laki-laki

2. Putusan sintetis = P menyebutkan hal yang tidak hakiki, tetapi dapat dihubungkan dengan S karena pengalaman.Ayah adalah guru

PUTUSAN BERDASARKAN KUALITAS (COPULA)

1. Putusan afirmatif = putusan yang menyatakan pengakuan adanya hubungan antara S dan P.Penduduk desa rajin bekerja

2. Putusan negatif = putusan yang memungkiri adanya hubungan antara S dan P.Ada mahasiswa yang tidak lulus Tidak benar mahasiswa lulus ujian

PUTUSAN BERDASARKAN LUAS SUBYEK

1. Putusan universal = P menerangkan seluruh luas S.Setiap perusahaan membayar pajak

2. Putusan partikular = P menerangkan sebagian dari luas S.Ada mahasiswa nakal

3. Putusan singular = P menerangkan satu barang yang ditunjuk dengan tegasMuhammad adalah pengusaha yang sukses

PUTUSAN BERDASARKAN BENTUK DAN LUASNYA

1. Putusan afirmatif universal (A) Setiap perusahaan membayar pajak

2. Putusan afirmatif partikular (I) Ada mahasiswa nakal

3. Putusan negatif universal (E) Semua tindak kejahatan tidak baik

4. Putusan negatif partikular (O)Ada manusia yang bukan dokter

LUAS PREDIKAT1. Dalam putusan afirmatif (A dan I),

predikat partikular (tidak distributif)masing-masing pemenang dapat hadiahsebagian petani gagal panen

2. Dalam putusan negatif (E dan O), predikat universalsemua mahasiswa tidak lulusmayoritas buruh tidak sejahtera

Jenis Proposisi Subyek Predikat

AEIO

DistributifDistributifTidak DistributifTidak Distributif

Tidak DistributifDistributifTidak DistributifDistributif

PENYIMPULAN• Penyimpulan adalah kegiatan manusia,

yang dari pengetahuan yang telah dimiliki dan berdasarkan pengetahuan itu bergerak ke pengetahuan yang baru.

• Titik pangkal→pengetahuan tentang fakta, suatu asas umum,

suatu anggapan (hiptesis)

• Manusia bukan malaikat • A. S ditributif, P distributif• B. S ditributif, P tidak distributif• C. S tidak ditributif, P distributif• D. S tidak ditributif, P tidak distributif

CONTOH1. Semua yang melanggar hukum

harus diadili. Koruptor harus diadili.2. Rumah A terbuat dari bambu,

berlantai tanah, dia tidak sekolah, B pengemis tidak sekolah, C anak petani gurem tidak sekolah juga.

Orang-orang miskin tidak sekolah

1. Premis/antecedent=hal dari mana disimpulkan sesuatu

2. Kesimpulan (consequens)=pengetahuan baru yang diperoleh berdasarkan premis

3. Konsekuensia=hubungan antara premis dan kesimpulan serta merupakan dasar untuk kesimpulan

4. Kesimpulan yang sah adalah kesimpulan yang sungguh-sungguh dapat dan harus diambil dari premis-premis

5. Sah atau tidak sahnya kesimpulan tergantung ada-tidaknya hubungan atau lurus tidaknya jalan pikiran

2 MACAM PENYIMPULAN1. Penyimpulan langsung yakni langsung

menyatakan S=P atau S#P, atau tanpa pembuktian

2. Penyimpulan tidak langsung yakni penyimpulan dengan menggunakan term antara (M).

PENYIMPULAN LANGSUNG1. Konversi 2. Oposisi 3. Obversi4. Kontraposisi

KONVERSI• Konversi dilakukan dengan mengganti S dan P,

sehingga yang dulunya P menjadi S, dan yang dulunya S menjadi P tanpa mengurangi kebenaran putusan.

• Setiap mahasiswa bayar SPP (convertend) Yang bayar SPP itu mahasiswa (convers)• A dikonversi menjadi I• E dikonversi menjadi E atau O• I dikonversi menjadi I• O tidak dapat dikonversi

OPOSISI Kontraris

A.Semua mhs lulus E. Semua Mhs tidak luluss su ub ba kontradiktoris a

l lt te e

r rn n

I. Sebagian mhs lulus O. Sebagian mhs tidak lulus Subkontaris

OPOSISI1. Kontradiktoris = oposisi karena

perbedaan kualitas dan kuantitas putusan (A↔O: E↔I)

2. Kontraris = oposisi karena perbedaan kualitas putusan, tetapi universal (A↔E)

3. Subkontraris = oposisi karena perbedaan kualitas putusan, tetapi partikular (I↔O)

4. Subaltern = oposisi karena perbedaan kuantitas putusan, (A↔I: E↔O)

HUKUM KONTRADIKSIA – O : E - I

1. Jika yang satu benar, yang lain tentu salah.

2. Jika yang satu salah, yang lain tentu benar.

3. Tidak ada kemungkinan yang ketiga .

HUKUM KONTRARISA - E

1. Jika yang satu benar , yang lain tentu salah.

2. Jika yang satu salah, yang lain dapat benar, tetapi juga dapat salah

3. Ada kemungkinan yang ketiga, keduanya sama-sama salah .

HUKUM SUBKONTRARISHUKUM SUBKONTRARISI - OI - O1.1. Jika yang satu salah, yang lain tentu Jika yang satu salah, yang lain tentu

benar.benar.2.2. Jika yang satu benar, yang lain dapat Jika yang satu benar, yang lain dapat

salah, tetapi dapat juga benar.salah, tetapi dapat juga benar.3.3. Ada kemungkinan yang ketiga, tidak Ada kemungkinan yang ketiga, tidak

dapat keduanya sama-sama salah, dapat keduanya sama-sama salah, keduanya dapat sama-sama benar.keduanya dapat sama-sama benar.

HUKUM SUBALTERNHUKUM SUBALTERNA – I : E - OA – I : E - O

1.1. Jika yang universal benar, yang Jika yang universal benar, yang partikular juga benar.partikular juga benar.

2.2. Jika yang universal salah, yang partikular Jika yang universal salah, yang partikular dapat benar, tetapi juga dapat salah.dapat benar, tetapi juga dapat salah.

3.3. Jika yang partikular benar, yang Jika yang partikular benar, yang universal dapat salah, tetapi juga dapat universal dapat salah, tetapi juga dapat benar.benar.

4.4. Jika yang partikular salah, yang universal Jika yang partikular salah, yang universal juga salah. juga salah.

TABEL KEBENARANPremis KonklusiA benar E salah I benar O salahE benar A salah I salah O benarI benar E salah A b / s O b / sO benar A salah I b / s E b / sA salah O benar I b / s E b / sE salah I benar A b / s O b / sI salah A salah E benar O benarO salah A benar I benar E salah

OBVERSI• Kualitas proposisi diganti,

(afirmatif menjadi negatif atau sebaliknya), kemudian term predikat diganti dengan komplemennyaJujur itu baik (obverten)Jujur itu bukan tidak-baik (obvers)

obverten obvers

A E

E A

I O

O I

KONTRAPOSISI

• Term S dan P diganti dengan komplemennya masing-masing

• Term yang sudah berubah, kemudian dikonversikan

• Hanya proposisi A dan O yang memiliki kontraposisinyaSemua anggota DPR adalah WNISemua yang bukan WNI bukan anggota DPR

SILOGISMEKATEGORIS

HIPOTETIS

TUNGGAL

MAJEMUK

KONDISIONAL

DISYUNGTIF

KONJUNGTIF

Epicherema

Enthymema

Polysilogisme

Sorites

SILOGISME KATEGORIS TUNGGAL

Setiap orang ingin dihormati M = PTukang becakTukang becak itu juga orang S = MTukang becakTukang becak itu ingin dihormati S = P• Premis yang terdapat P kesimpulan disebut

mayor• Premis yang terdapat S kesimpulan disebut

minor• Term yang terdapat dalam kedua premis disebut

Term Antara (M), tidak boleh masuk dalam kesimpulan

CARA MENJABARKAN KE DALAM CARA MENJABARKAN KE DALAM BENTUK SILOGISME STANDARBENTUK SILOGISME STANDAR

1.1. Tentukan dahulu kesimpulan yang Tentukan dahulu kesimpulan yang ditarikditarik

2.2. Mencari alasan yang diberikan (M)Mencari alasan yang diberikan (M)3.3. Susunlah silogisme berdasarkan S = P Susunlah silogisme berdasarkan S = P

(kesimpulan) serta M(kesimpulan) serta MKamu sih pasti lulus ujian, ndak usah Kamu sih pasti lulus ujian, ndak usah takut, karena kamu mahasiswa yang takut, karena kamu mahasiswa yang pandai. pandai.

HUKUM SILOGISME (1)1. Silogisme tidak boleh mengandung lebih

atau kurang dari 3 termSemua warganegara wajib membayar pajak,Gelandangan juga warganegara.Berarti ia wajib membayar pajak.

2. Term antara (M) tidak boleh terdapat dalam kesimpulan

HUKUM SILOGISME (2)3. Term S dan P dalam kesimpulan tidak boleh lebih luas

daripada term S dan P dalam premis Kambing adalah makhluk hidup Manusia itu bukan kambing.Manusia bukan makhluk hidup

4. Term antara (M) harus sekurang-kurangnya satu kali universalKambing adalah makhluk hidupManusia juga makhluk hidupManusia itu kambing

5. Jika kedua premis afirmatif, maka kesimpulan harus afirmatif.

HUKUM SILOGISME (3)6. Kedua premis tidak boleh negatif

Batu bukan binatang Kambing bukan batu Kambing bukan binatang

7. Kedua premis tidak boleh partikularAda orang kaya yang tidak pandaiBanyak orang miskin yang pandai Banyak orang miskin bukan orang kaya

8. Kesimpulan harus sesuai dengan premis yang paling lemah.

4 MACAM SUSUNAN MI. M = P S = M S = Psubyek-predikat

II. P = M S = M S = Ppredikat-predikat

III. M = P M = S S = Psubyek-subyek

IV. P = M M = S S = Ppredikat-subyek

Susunan Silogisme Yang Lurus

1. babara2. celarent 3. darii 4. ferio

I. M = P S = M S = P

barbarabarbara

Setiap Setiap demonstrandemonstran memakai atribut memakai atributSemua mahasiswa Semua mahasiswa ikut demoikut demoSemua mahasiswa memakai atributSemua mahasiswa memakai atribut

celarentcelarentSetiap Setiap demonstrandemonstran tidak boleh merusak tidak boleh merusakSemua mahasiswa Semua mahasiswa ikut demoikut demoSemua mahasiswa tidak boleh merusakSemua mahasiswa tidak boleh merusak

darii darii

Setiap Setiap peserta demopeserta demo mematuhi aturan mematuhi aturan Sebagian mahasiswa adalah Sebagian mahasiswa adalah peserta demopeserta demoSebagian mahasiswa mematuhi aturan Sebagian mahasiswa mematuhi aturan

ferioferioSetiap Setiap pesertapeserta demodemo tidak boleh anarkhis tidak boleh anarkhisSebagian mahasiswa Sebagian mahasiswa peserta demopeserta demoSebagian mahasiswa tidak boleh anarkhisSebagian mahasiswa tidak boleh anarkhis

Susunan Silogisme Yang Lurus

1. camestres2. cesare3. baroco4. festino

II. P = MS = MS = P

camestrescamestresSemua manusia Semua manusia memiliki hak asasimemiliki hak asasiSemua binatang tidak Semua binatang tidak memiliki hak asasimemiliki hak asasiSemua binatang bukan manusiaSemua binatang bukan manusia

cesarecesareSeluruh koruptor tidak Seluruh koruptor tidak disenangi rakyatdisenangi rakyatSetiap pemimpin yang jujur Setiap pemimpin yang jujur disenangi disenangi

rakyatrakyatSetiap pemimpin yang jujur bukan koruptorSetiap pemimpin yang jujur bukan koruptor

barocobarocoSemua reformis Semua reformis disenangi rakyatdisenangi rakyatSebagian pemimpin tidak Sebagian pemimpin tidak disenangi rakyat disenangi rakyat Sebagian pemimpin bukan reformis Sebagian pemimpin bukan reformis

festino festino Seluruh diktator tidak Seluruh diktator tidak disenangi rakyatdisenangi rakyatAda mahasiswa yang Ada mahasiswa yang disenangi rakyatdisenangi rakyatAda mahasiswa yang bukan diktator Ada mahasiswa yang bukan diktator

Susunan Silogisme Yang Lurus

1. darapti2. felapton3. datisi 4. fresison5. disamis6. bocardo

III. M = PM = SS = P

daraptidarapti

Seluruh Seluruh mahasiswamahasiswa lulus ujian lulus ujianSeluruh Seluruh mahasiswamahasiswa calon pemimpin calon pemimpinSebagian calon pemimpin lulus ujianSebagian calon pemimpin lulus ujian

felaptonfelaptonSemua Semua orangorang bukan binatang bukan binatangSemua Semua orangorang makhluk bernyawa makhluk bernyawaSebagian makhluk bernyawa bukan binatangSebagian makhluk bernyawa bukan binatang

datisidatisi

Setiap Setiap perbuatan baikperbuatan baik mendapat ganjaran mendapat ganjaranPerbuatan baikPerbuatan baik yaitu bertindak adil yaitu bertindak adil Yang bertindak adil mendapat ganjaran Yang bertindak adil mendapat ganjaran

fresisonfresisonSemua Semua tindak kekerasantindak kekerasan tidak disenangi orang tidak disenangi orang Sebagian Sebagian tindak kekerasantindak kekerasan itu melanggar hukum itu melanggar hukum Pelanggar hukum tidak disenangi orangPelanggar hukum tidak disenangi orang

disamis disamis

Ada Ada pejabatpejabat yang senang menyanyi yang senang menyanyiSemua Semua pejabat pejabat adalah pemimpinadalah pemimpinAda pemimpin yang senang menyanyi Ada pemimpin yang senang menyanyi

bocardobocardoAda Ada pejabatpejabat tidak mau korupsi tidak mau korupsi SemuaSemua pejabat pejabat adalah pemimpinadalah pemimpin Ada pemimpin tidak mau korupsi Ada pemimpin tidak mau korupsi

Susunan Silogisme Yang Lurus

1. bramantis2. camenes3. fesapo4. ferison5. dimaris

IV. P = MM = S S = P

bramantisbramantis

Semua orang kaya Semua orang kaya senang plesir ke luar negerisenang plesir ke luar negeri Semua yang Semua yang senang plesir ke luar negerisenang plesir ke luar negeri suka shopping suka shopping Yang suka shopping adalah orang kaya Yang suka shopping adalah orang kaya

camentescamentes

Setiap orang yang berprestasi adalah Setiap orang yang berprestasi adalah pekerja keras pekerja keras Setiap Setiap pekerja keraspekerja keras tidak menyerah terhadap tantangan tidak menyerah terhadap tantangan Setiap orang yang menyerah terhadap tantangan bukan Setiap orang yang menyerah terhadap tantangan bukan

orang berprestasi orang berprestasi

fesapofesapo

Semua pelanggaran HAM tidak Semua pelanggaran HAM tidak diperbolehkan diperbolehkan Semua yang Semua yang diperbolehkandiperbolehkan adalah perbuatan bermoral adalah perbuatan bermoral Perbuatan bermoral bukan pelanggaran HAM Perbuatan bermoral bukan pelanggaran HAM

ferisonferison

Setiap aturan tidak Setiap aturan tidak boleh dilanggarboleh dilanggar Yang Yang boleh dilanggarboleh dilanggar yang membelenggu kreativitas yang membelenggu kreativitas Yang membelenggu kreativitas bukan aturan Yang membelenggu kreativitas bukan aturan

dimaris dimaris

Beberapa konglomerat Beberapa konglomerat licik licik Semua Semua yang licikyang licik adalah manusia adalah manusia Sebagian manusia adalah Sebagian manusia adalah

konglomerat konglomerat

SILOGISME TERSUSUN

1. Epicherema=silogisme yang salah satu premisnya atau keduanya disambung dengan pembuktiannya

Setiap koruptor harus diadili karena tindak korupsi itu melanggar hukum. Ada pejabat orba yang korupsiAda pejabat orba yang harus diadili

SILOGISME TERSUSUN

2. Enthymema=silogisme yang salah satu premisnya atau kesimpulannya dilampaui.

Joni adalah mahasiswa Jadi dia harus bayar SPP

SILOGISME TERSUSUN3. Polysilogisme=deretan silogisme,

kesimpulan silogisme yang satu menjadi premis silogisme yang lain. Semua pelanggar hukum harus diadili Ada pemimpin yang melanggar hukum Ada pemimpin harus diadili Beberapa pejabat orba itu pemimpinBeberapa pejabat orba harus diadili Badu itu pejabat orbaBadu harus diadili

SILOGISME TERSUSUN4. Sorites

Semua negara demokratis ditandai penegakan supremasi hukum Semua yang menegakan supremasi hukum menghargai HAM Semua yang menghargai HAM termasuk bangsa yang beradab Bangsa yang beradab menganut kebebasan berpendapat Semua negara demokratis menganut kebebasan berpendapat

SILOGISME KONDISIONAL

Jika hujan deras, kota banjir.Hujan deras, Kota banjir

A benar

C benar

A salah

S dapat benar tetapi dapat salah

C benar

A dapat salah tetapi dapat benar

C salah

A salah

SILOGISME DISYUNGTIF1. Disyungtif dalam arti sempit hanya mengandung 2

kemungkinan, tidak mungkin keduanya benar, pasti yang satu salah

a. Modus ponendo tollensKorban gempa meninggal atau hidupKorban meninggalKorban tidak meninggal

b. Modus tollendo ponensKorban gempa meninggal atau hidupKorban tidak meninggalKorban hidup

SILOGISME DISYUNGTIF2. Disyungtif dalam arti luas juga memiliki 2

kemungkinan, tetapi kedua kemungkinan itu dapat sama-sama benar.

Yang pergi ke seminar dia atau saya Dia yang pergi(tidak dapat disimpulkan) saya tidak pergi

SILOGISME KONYUNGTIF 1. Afirmatif – negatif

Tidak ada orang yang duduk dan berdiri pada waktu yang samaSartono sedang duduk, Jadi dia tidak berdiri

2. Negatif - afirmatifTidak ada orang yang duduk dan berdiri pada waktu yang samaSartono tidak duduk, Jadi dia berdiri .

3. Hukum konjungtif tergantung jenis perlawanannnya

INDUKSI

Kegiatan akal budi, dimana kita menyimpulkan bahwa apa yang kita ketahui benar untuk kasus atau kasus-kasus, juga akan benar untuk semua kasus yang serupa dengan yang tersebut tadi dalam hal-hal tertentu.

2 MACAM INDUKSI

1. Generalisasi induktif Apel 1 keras, hijau manis rasanyaApel 2 keras, hijau manis rasanyaApel 3 keras, hijau manis rasanyaApel 4 keras, hijau manis rasanyaSemus Apel yang keras, hijau manis rasanya

2. Analogi InduktiApel 1 keras, hijau manis rasanyaApel 2 keras, hijau manis rasanyaApel 3 keras, hijau manis rasanyaJadi Apel 4 ini keras, hijau manis rasanya

Catatan:1. Konklusi analogi induktif tidak selalu

berupa proposisi universal, akan tetapi tergantung dari subyeknya yang diperbandingkan dalam analogi.

2. Analogi induktif dapat digunakan untuk mendeterminasikan apakah suatu obyek atau fakta itu, dan sifat-sifat apakah yang dapat diharapkan padanya, sedangkan generalisasi induktif digunakan untuk menemukan hukum, menyusun teori atau hipotesa

Ciri-ciri Induksi

1. Premis induksi adalah proposisi empirik (basic statement)

2. Konklusi penalaran induktif lebih luas daripada apa yang dinyatakan di dalam premisnya

3. Konklusi induktif memiliki kredibilitas rasional, atau disebut probabilitas.

3 SYARAT GENERALISASI INDUKTIF

1. Generalisasi harus tidak terbatas secara numerik (jumlah tertentu)

2. Generalisasi tidak harus terbatas secara spasio-temporal (berlaku dimana saja dan kapan saja)

3. Generalisasi harus dapat dijadikan dasar pengandaian.

FAKTOR PROBABILITAS DALAM INDUKSI

1. Semakin besar jumlah fakta yang dijadikan dasar penalaran induktif, semakin tinggi probabilitas konklusinya, dan sebaliknya.

2. Semakin besar jumlah fakta analogi di dalam premis, semakin rendah probabilitas konklusinya, dan sebaliknya

3. Semakin besar jumlah fakta yang disanaloginya di dalam premis, semakin tinggi probabilitas konklusinya, dan sebaliknya

4. Semakin luas konklusinya semakin rendah probabilitas, dan sebaliknya.

.

top related