faktor-faktor yang mempengaruhi audit...
Post on 06-Feb-2018
242 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
ADINUGRAHA PRASONGKOPUTRA
109082000104
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013M/1434H
ii
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
Adinugraha Prasongkoputra
109082000104
Di Bawah Bimbingan
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Kamis, 14 Maret 2013 telah dilakukan ujian komprehensif atas
mahasiswa:
1. Nama : Adinugraha Prasongkoputra
2. NIM : 109082000104
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul skripsi : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 14 Maret 2013
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini, Rabu 14 Juli 2013 telah dilakukan ujian skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Adinugraha Prasongkoputra
2. NIM : 109082000104
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul skripsi : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
v
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Adinugraha Prasongkoputra
No. Induk Mahasiswa : 109082000104
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggung jawabkan 2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebut sumber asli atau
tanpa ijin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas
karya ini
jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Adinugraha Prasongkoputra
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 30 Oktober 1991
3. Alamat : Komplek Antara 1 nomor 46 04/10, Bintara
Jaya, Bekasi Barat
4. Telepon : 085692056088
5. Email :adinugraha.2009@gmail.com
II. PENDIDIKAN FORMAL
1. SDN 07 Pondok Kelapa Jakarta Timur Tahun 1997-2003
2. SLTPN 139 Jakarta Timur Tahun 2003-2006
3. SMAN 91 Jakarta Timur Tahun 2006-2009
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009-2013
III. PENDIDIKAN NON FORMAL
1. Peserta seminar dan company visit “Understanding The New Roles of
Internal Audit in Detecting and Preventing Fraud” oleh SPA FEUI.
2. Peserta seminar, training, dan company visit “Empowering Nations in
Achieving IFRS Convergence 2012, Insurance Contract, Mineral
Resource, and Financial Instrument”, Universitas Indonesia.
3. Peserta seminar dan training “The 12th Indonesia Capital Market
Student Studies International Conference, Seminar and Training”,
Universitas Indonesia.
4. Peserta Seminar “Data Precessing Tools in Information and Technology
Audit to Cope with Complex Business Transaction”, Universitas
Indonesia.
5. Peserta training “Managing Risk in Banking Industry Through
Assessment of Risk Based Audit”, Universitas Indonesia.
6. Peserta workshop Zahir Accounting Software 5.1, STAN
7. Peserta training “Forecasting and Valuation” oleh Binainsan
Konsulindo.
vii
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Tahun 2010
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
Ayah : Anang Prasongko, SH
Ibu : Diah Rachmah Komala, SE
Adik : Windy Septiana Dewi
Cindy Adinda Mariana
Anak ke dari : 1 dari 3 bersaudara
viii
ABSTRACT
The Influencing Factors of Audit Delay
The purpose of this research is examining the factors which influence
audit delay on financial companies that listed in Indonesia Stock Exchange during
2007-2011. Those factors are company size, profitability, leverage, and public
accountant firm size. This research sample was selected by purposive sampling
method. The sample was taken from fifty-five listed financial companies in
Indonesia Stock Exchange. Analysis methods, which were used, are descriptive
analysis, the assumptions of classical test, and multiple linear regression. The
result of multiple linear regression shows that audit delay is significantly
influenced by profitability and public accountant firm size. And the result of
adjusted R2
is 9.7%, which means that company size, profitability, leverage, and
public accountant firm size just explains 9.7% of audit delay variable.
Keywords: audit delay, company size, profitability, leverage, and public
accountant firm size
ix
ABSTRAK
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi audit delay pada perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia selama tahun 2007-2011. Faktor-faktornya adalah ukuran
perusahaan, profitabilitas, leverage, dan ukuran KAP. Sampel pada penelitian ini
dipilih berdasarkan metode purposive sampling. Sampel yang diperoleh dari lima
puluh lima perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan
pengamatan selama lima tahun, sehingga sampel yang terpilih sebanyak 275
sampel. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, uji asumsi
klasik, dan uji regresi berganda. Hasil uji regresi berganda menunjukkan bahwa
audit delay secara signifikan dipengaruhi oleh profitabilitas dan ukuran KAP. Dan
nilai adjusted R2 sebesar 9.7%, dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan ukuran KAP hanya mampu
menjelaskan variabel audit delay sebesar 9.7%.
Kata kunci: audit delay, ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan ukuran
KAP
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
kehidupan, rahmat, dan Hidayah-Nya, sehingga skripsi ini dapat penulis
selesaikan. Skripsi ini berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay”,
yang merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Banyak kendala dan hambatan yang dihadapi penulis dalam penyusunan
skripsi ini, hingga akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Penyelesaian skripsi ini
tidak lepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Dengan segala
kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Ayah dan Ibu, yang selalu memberikan kasih sayang, doa, nasehat, kesabaran
dan pengorbanan yang begitu luar biasa dalam setiap langkah hidup penulis.
2. Adikku Windy dan Cindy, yang selalu memberikan dukungan dan keceriaan
kepada penulis.
3. Bapak Dr. Yahya Hamja selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
kesempatan, meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, dan memberikan
banyak masukan untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Wilda Farah, SE., M.Si., Ak. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan kesempatan, meluangkan waktu, mencurahkan perhatian dan
memberikan banyak masukan untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Dr. Rini, SE., M.Si. selaku Ketua Jurusan Akuntansi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
7. Bapak Hepi Prayudiawan SE., MM., Ak. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta.
xi
8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan segenap ilmunya, serta seluruh Staf dan Karyawan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Sahabat dan teman penulis, Yusniar Rahmania SE yang memberikan
dukungan kepada penulis selama mengerjakan skripsi ini. Terima kasih
banyak.
10. Semua teman-teman ACID 2009. Terima kasih atas segala pengalaman dan
kegembiraan yang telah diberikan kepada penulis. Semoga hubungan
persahabatan kita semua akan terus berjalan.
11. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, tanpa mengurangi rasa
hormat, saya ucapkan terima kasih banyak atas masukan, dukungan, dan
kenangan lainnya.
Dengan segala keterbatasan yang dimiliki dalam penulisan skripsi ini, penulis
menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini. Dengan demikian,
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak sebagaimana mestinya.
Jakarta, 9 Juli 2013
Adinugraha Prasongkoputra
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ..................................................................................................i
Lembar Pengesahan Skripsi.............................................................................ii
Lembar Pengesahan Ujian Kompre ................................................................iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ..................................................................iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ..................................................v
Daftar Riwayat Hidup ......................................................................................vi
Abstract ..............................................................................................................viii
Abstrak ...............................................................................................................ix
Kata Pengantar .................................................................................................x
Daftar Isi ...........................................................................................................xii
Daftar Tabel .......................................................................................................xv
Daftar Gambar ..................................................................................................xvi
Daftar Lampiran ...............................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................10
C. Tujuan Penulisan .....................................................................................11
D. Manfaat Penulisan ...................................................................................11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................13
A. Landasan Teoritis ....................................................................................13
1. Auditing .............................................................................................13
a. Definisi Audit ..............................................................................13
b. Standar auditing ..........................................................................14
2. Teori Sinyal .......................................................................................17
3. Teori Efisiensi Pasar .........................................................................18
4. Laporan Audit ...................................................................................19
5. Audit Delay........................................................................................21
6. Ukuran Perusahaan............................................................................23
7. Profitabilitas ......................................................................................24
xiii
8. Leverage ............................................................................................24
9. Ukuran KAP ......................................................................................25
B. Penelitian Sebelumnya ............................................................................27
C. Kerangka Berpikir ...................................................................................30
D. Keterkaitan antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis ......................31
1. Ukuran Perusahaan .............................................................................31
2. Profitabilitas .......................................................................................31
3. Leverage .............................................................................................32
4. Ukuran KAP ......................................................................................33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................34
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................34
B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................34
C. Metode Pengumpulan Data .....................................................................35
D. Metode Analisis Data ..............................................................................35
1. Statistik Deskriptif ..............................................................................36
2. Uji Asumsi Klasik ..............................................................................36
a. Uji Normalitas ..............................................................................36
b. Uji Heteroskedastisitas .................................................................37
c. Uji Multikolinearitas.....................................................................38
d. Uji Autokorelasi ...........................................................................38
3. Uji Hipotesis .......................................................................................39
a. Koefisien Determinasi ..................................................................40
b. Uji Statistik t .................................................................................40
c. Uji Statistik F ................................................................................41
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian.......................................................42
1. Variabel Dependen .............................................................................42
2. Variabel Independen ...........................................................................42
a. Ukuran Perusahaan......................................................................43
b. Profitabilitas ................................................................................43
c. Leverage ......................................................................................44
d. Ukuran KAP ................................................................................44
xiv
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................46
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................46
B. Analisis dan Pembahasan ........................................................................48
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ..............................................................48
2. Hasil Uji Asumsi Klasik .....................................................................51
a. Hasil Uji Normalitas .....................................................................51
b. Hasil Uji Multikolinearitas ...........................................................53
c. Hasil Uji Autokorelasi ..................................................................55
d. Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................56
3. Hasil Uji Hipotesis .............................................................................58
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi ...................................................58
b. Hasil Uji Statistik t .......................................................................59
c. Hasil Uji Statistik F ......................................................................66
BAB V PENUTUP .............................................................................................68
A. Kesimpulan .............................................................................................68
B. Implikasi ..................................................................................................70
C. Keterbatasan ............................................................................................71
D. Saran ........................................................................................................71
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................73
xv
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya ........................................................................27
Tabel 3.1 Tabel Operasionalisasi Variabel Penelitian ........................................45
Tabel 4.1 Rincian Sampel Penelitian ..................................................................47
Tabel 4.2 Rincian Sampel Penelitian ..................................................................48
Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif ...............................................................49
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas .................................................................54
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................................55
Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi .........................................................58
Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik t ..............................................................................60
Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik F .............................................................................67
xvi
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ...........................................................................30
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot .........................52
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Grafik .......................57
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
Lampiran 1 Data Perusahaan Sampel Penelitian ................................................77
Lampiran 2 Hasil Pengujian SPSS 17 .................................................................87
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang
digunakan sebagai informasi oleh investor, calon investor, manajemen,
kreditor, regulator, dan para pengguna lainnya untuk mengambil keputusan.
Laporan keuangan juga memiliki fungsi sebagai suatu instrument untuk
mengukur kinerja perusahaan. Para pengguna laporan keuangan
membutuhkan laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu dalam
pengambilan keputusan.
Menurut PSAK 1 (IAI, 2009), tujuan laporan keuangan adalah
memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus
kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan
dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan
hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka.
Kieso, Weygrandt, dan Warfield (2011), pada kerangka konseptual
laporan keuangan dinyatakan bahwa ketepatan waktu pelaporan keuangan
adalah karakteristik kualitatif utama dalam mendukung relevansi laporan
keuangan. Manfaat laporan keuangan akan berkurang jika laporan tersebut
tidak tersedia tepat pada waktunya. Menurut Givoly dan Palmon (1982)
dalam Septriana (2010), salah satu faktor penting dalam menentukan
2
ketepatan waktu pelaporan keuangan dan pengumuman laba adalah lamanya
waktu penyelesaian audit. Keinginan untuk menyajikan laporan keuangan
tepat waktu sering dihadapkan dengan berbagai kendala. Salah satu kendala
adalah adanya keharusan laporan keuangan untuk diaudit oleh akuntan publik
(Indriyani, 2012).
Tujuan audit atas laporan keuangan adalah untuk memberikan keyakinan
yang memadai apakah laporan keuangan telah menyajikan informasi yang
andal dalam semua hal material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan
ekuitas, dan arus kas sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum
(PABU). Menurut Boynton, Johson, dan Kell (2006), tujuan utama audit
laporan keuangan adalah untuk menambah keandalan atas laporan keuangan
yang telah dibuat oleh manajemen.
Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan go public di
Indonesia, permintaan atas audit laporan keuangan yang menjadi sumber
informasi bagi para pengguna laporan keuangan juga semakin tinggi.
Menurut Ang (1997) dalam Respati (2004), informasi merupakan kebutuhan
yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan dalam berinvestasi di
pasar modal. Informasi tersebut akan memiliki makna atau nilai bagi investor
jika keberadaan informasi tersebut menyebabkan mereka melakukan
transaksi di pasar modal.
Ahmad dan Kamarudin (2003) mendefinisikan audit delay sebagai
selisih waktu antara berakhirnya tahun fiskal dengan tanggal diterbitkannya
laporan audit. Abdulla (1996) dalam Modugu (2012), menjelaskan bahwa
3
semakin pendek jangka waktu antara tanggal berakhirnya tahun fiskal dengan
tanggal publikasi laporan keuangan, semakin besar pula manfaat yang
diperoleh para pengguna laporan keuangan. Sebaliknya, keterlambatan dalam
mempublikasikan laporan keuangan akan mendorong ketidakpastian dalam
pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang terkandung dalam
laporan keuangan. Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan
tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang
lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor, kondisi ini
sering disebut audit delay.
Audit delay, yang menyebabkan lamanya publikasi laporan keuangan,
dapat sangat merugikan investor karena dapat meningkatkan asimetri
informasi dan menimbulkan rumor dari para pelaku pasar yang membuat
pasar menjadi tidak pasti. Di Indonesia, menurut keputusan Ketua Bapepam
No.KEP 36/PM/2003 tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan,
laporan keuangan yang telah diaudit wajib disampaikan kepada Bapepam-LK
selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga terhitung sejak tanggal terakhir
tahun buku. Publikasi yang melebihi batas waktu yang disyaratkan Bapepam-
LK menyebabkan audit delay yang akan mengindikasikan terdapat masalah
dalam laporan keuangan sehingga memerlukan waktu yang lebih lama bagi
auditor dalam menyelesaikan audit atas laporan keuangan emiten tersebut.
Harian Bisnis Indonesia (11/02/2013), mengutip ada tiga emiten terkena
denda atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan. Produsen migas
dari Grup Bakrie Energi Mega serta Citra Kebun mendapatkan sanksi denda
4
masing-masing Rp50 juta dan peringatan tertulis II. Keduanya belum
menyampaikan laporan keuangan per 30 September 2012. Sementara itu,
Berlian Tanker terkena sanksi tambahan denda Rp150 juta dan peringatan
tertulis III. Sanksi denda jatuh karena perseroan tidak menyampaikan laporan
keuangan unaudited untuk laporan keuangan interim per 30 September 2012
dan laporan keuangan per 31 Desember 2011. Hal ini disampaikan Kepala
Divisi Penilaian Perusahaan Perusahaan Sektor Riil BEI I Gede Nyoman
Yetna dan Kepala Divisi Penilaian Sektor Jasa BEI Umi Kulsum, Jumat
(8/2). Dari total 454 perusahaan, 448 perusahaan telah menyampaikan
laporan keuangan dan enam lainnya belum menyampaikan. Sembilan emiten
tidak wajib menyampaikan laporan karena mereka listing di bursa antara
November 2012-Januari 2013.
Dari contoh kasus tersebut terlihat bahwa perusahaan yang terlambat
dalam mempublikasikan laporan keuangan akan mendapat denda dari
regulator, namun sebenarnya denda tersebut tidak sebanding dengan kerugian
yang akan didapat investor dan pengguna laporan keuangan lainnya karena
mereka tidak akan bisa mengambil keputusan di pasar saham. Menurut
Wiwik (2006), keterlambatan publikasi laporan keuangan sangat merugikan
investor karena dapat meningkatkan asimetris informasi di pasar, insider
trading, dan memunculkan rumor yang membuat pasar menjadi tidak pasti.
Ketepatwaktuan penyajian laporan keuangan tahunan perusahaan bisa
berpengaruh pada nilai laporan keuangan tersebut kepada publik. Menurut
Dyer dan McHugh (1975), ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan
5
elemen pokok bagi catatan laporan keuangan yang memadai. Ketepatan
waktu mengimplikasikan bahwa laporan keuangan seharusnya disajikan pada
suatu interval waktu untuk menjelaskan perubahan dalam perusahaan yang
mungkin mempengaruhi pemakai informasi dalam membuat prediksi dan
keputusan (Aryati, 2005).
Melihat pentingnya jangka waktu penyelesaian audit atas laporan
keuangan, disebut audit delay, sebagai faktor yang mempengaruhi ketepatan
waktu penyampaian laporan keuangan sekaligus nilai informatif laporan
keuangan bagi para pengguna laporan keuangan, penulis beranggapan bahwa
audit delay merupakan suatu objek yang masih perlu diteliti lebih lanjut.
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi audit delay, seperti ukuran
perusahaan, profitabilitas, leverage, dan ukuran KAP. Auditor cenderung
akan memerlukan waktu yang lebih banyak dalam mengaudit perusahaan
yang memiliki ukuran perusahaan lebih besar. Salah satu ukuran perusahaan
ini dapat dinilai dengan total aset perusahaan. Hal ini senada dengan
penelitian yang dilakukan oleh Modugu (2012) yang meneliti perusahaan-
perusahaan di Nigeria dan Ayoib (2008) yang meneliti perusahaan-
perusahaan di Malaysia, hasilnya ukuran perusahaan memiliki pengaruh
signifikan terhadap audit delay.
Dalam hal profitabilitas, perusahaan yang memiliki profitabilitas baik
akan cenderung ingin mempublikasikan laporan keuangan auditannya lebih
cepat agar dapat memberi sinyal positif untuk para penggunanya dalam
mengambil keputusan. Profitabilitas diukur menggunakan rasio laba bersih
6
terhadap aset (ROA) dan rasio laba terhadap ekuitas (ROE). Sebaliknya,
perusahaan dengan profitabilitas buruk akan cenderung menunda publikasi
laporan keuangan auditannya karena hal itu akan menimbulkan sinyal yang
buruk bagi para penggunanya (Givoly dan Palmon, 1982) dalam (Aryati,
2005). Leverage perusahaan juga merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi audit delay, leverage diukur berdasarkan rasio hutang
terhadap ekuitas perusahaan. Hal ini senada dengan penelitian Indriyani
(2012) yang meneliti perusahaan-perusahaan publik di Indonesia dan
Malaysia, hasilnya audit report lag di Indonesia dan Malaysia secara
simultan dipengaruhi oleh profitabilitas dan debt equity ratio.
Auditor berperan sangat penting dalam menyediakan laporan keuangan
auditan dan laporan audit berisi opini yang berdasarkan keyakinan
profesional auditor. Menurut Gilling (1997), terdapat hubungan positif antara
audit delay terhadap ukuran KAP. Subekti (2004), Rachmawaty (2008), dan
Ayoib (2008) menemukan adanya pengaruh signifikan antara audit delay
terhadap ukuran KAP.
Pada penelitian ini, penulis mengacu pada lima jurnal, jurnal tersebut
ditulis oleh Sulthoni (2012) berjudul “Determinan Audit Delay dan
Pengaruhnya terhadap Reaksi Investor”, Modugu et al (2012) berjudul
“Determinants Audit Delay in Nigerian Companies: Empirical Evidence”,
Indriyani et al (2012) yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Audit Report Lag”, Ayoib (2008) yang berjudul “Audit Delay of Listed
Companies: A Case of Malaysia”, dan Rachmawati (2008) yang berjudul
7
“Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan terhadap Audit Delay
dan Timeliness”. Dari kelima jurnal utama ini, terdapat beberapa variabel
yang sama, seperti ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas, tingkat leverage,
dan ukuran KAP.
Sulthoni (2012) melakukan penelitian mengenai determinan audit delay
dan pengaruh audit delay terhadap reaksi investor pada perusahaan-
perusahaan yang terdaftar di BEI selama periode 2007 sampai dengan 2008.
Ada dua model yang diuji, model yang pertama menguji determinan yang
mempengaruhi audit delay. Ada beberapa variabel independen yang diteliti,
diantaranya ukuran perusahaan, kinerja keuangan, jenis industri, rasio utang,
ukuran KAP, dan opini auditor. Tiga variabel memberikan pengaruh
signifikan terhadap audit delay yaitu jenis industri, kinerja keuangan, dan
ukuran KAP, sedangkan tiga variabel lainnya yaitu ukuran perusahaan, opini
auditor, dan rasio utang tidak memberikan pengaruh. Model kedua menguji
pengaruh audit delay terhadap reaksi investor yang diproksikan dengan
abnormal return dan trading volume activity. Hasilnya audit delay
memberikan pengaruh signifikan terhadap reaksi investor.
Indriyani (2012) melakukan penelitian mengenai audit delay pada
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI dan KLSE selama periode 2009
sampai dengan 2010. Hasil penelitian tersebut adalah audit delay di Indonesia
dan Malaysia secara simultan dipengaruhi oleh ukuran perusahaan,
profitabilitas, laba rugi perusahaan, dan debt to equity ratio. Ukuran
perusahaan secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay
8
di Indonesia dan di Malaysia, debt to equity ratio secara parsial berpengaruh
secara signifikan terhadap audit delay di Indonesia.
Rachmawati (2008) melakukan penelitian mengenai audit delay pada
perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian
menunjukkan faktor internal perusahaan, yaitu profitability, solvability,
internal auditor, ukuran perusahaan, dan faktor ekternal perusahaan yaitu
ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap audit delay dan timeliness.
Masing-masing memiliki koefisien determinasi adjusted R2 sebesar 12.3%
dan 7.9%.
Di Nigeria, Modugu (2012) melakukan penelitian mengenai audit delay
terhadap perusahaan-perusahaan publik di Nigeria selama periode 2009
sampai dengan 2011. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
multinasionalitas perusahaan, ukuran perusahaan, dan fee audit
mempengaruhi audit delay. sedangkan debt to equity ratio, profitabilitas,
ukuran KAP, dan jenis industri tidak mempengaruhi audit delay. Audit delay
untuk masing-masing perusahaan membutuhkan waktu minimal 30 hari dan
maksimal 276 hari untuk mempublikasikan annual report.
Di Malaysia, Ayoib (2008) melakukan penelitian mengenai audit delay
terhadap 343 perusahaan yang terdaftar di KLSE pada periode 1993. Rata-
rata audit delay adalah 114 hari dengan minimal waktu audit delay 20 hari
dan maksimal waktu audit delay 442 hari. Determinan audit delay di
Malaysia dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, kompleksitas perusahaan,
9
directors’ shareholdings, ukuran KAP, opini audit, dan profitabilitas
perusahaan.
Dalam penelitian ini, objek sampel yang digunakan oleh penulis adalah
perusahaan yang bergerak pada industri keuangan. Hal ini didorong oleh
beberapa alasan, diantaranya perusahaan keuangan yang terdiri dari sektor
perbankan, sekuritas, asuransi, dan lainnya memegang peranan penting bagi
perekonomian Indonesia. Perusahaan keuangan tersebut berfungsi
menghimpun dana dari masyarakat yang ingin menabung atau berinvestasi
dimana perusahaan keuangan mengelola dana dengan jumlah yang sangat
besar dan sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia terutama dalam hal
moneter. Alasan lain mengapa penelitian ini membahas mengenai audit delay
karena cukup banyak penelitian yang membahas mengenai audit delay dan
penulis ingin mengetahui lebih dalam faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi audit delay, khususnya pada industri keuangan.
Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu
objek sampel yang diambil adalah perusahaan yang bergerak pada industri
keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007 sampai
dengan 2011. Selain itu, variabel yang digunakan pada penelitian ini
mengkombinasikan beberapa variabel yang digunakan oleh peneliti-peneliti
sebelumnya dari jurnal utama yang digunakan oleh penulis. Penulis tertarik
untuk meneliti kembali apakah hasil penelitian tersebut relevan bila
diterapkan pada laporan keuangan auditan tahun 2007 sampai dengan 2011
dalam industri keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
10
Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin mengembangkan penelitian
sebelumnya mengenai “Faktor-Faktor yang mempengaruhi Audit Delay”.
Adapun variabel independen yang digunakan pada penelitian ini adalah
ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan ukuran KAP.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini, yaitu:
1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit delay?
2. Apakah profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap audit delay?
3. Apakah leverage dalam bentuk rasio hutang terhadap ekuitas berpengaruh
signifikan terhadap audit delay?
4. Apakah ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap audit delay?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini ingin menemukan
bukti empiris mengenai hal-hal sebagai berikut:
1. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit delay.
2. Menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap audit delay.
3. Menganalisis pengaruh leverage dalam bentuk rasio hutang terhadap
ekuitas perusahaan terhadap audit delay.
4. Menganalisis pengaruh ukuran KAP terhadap audit delay.
D. Manfaat Penelitian
11
1. Bagi mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat sebagai bahan referensi dalam menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan mengenai audit dan industri keuangan.
2. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi dalam pengembangan teori mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi audit delay.
3. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
variabel-variabel yang mempengaruhi audit delay pada perusahaan
keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan sebagai pemenuhan
persyaratan akademik guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
4. Bagi auditor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi dan
referensi dalam melakukan perencanaan audit yang lebih baik dalam
upaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan audit dengan
mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi audit delay.
5. Bagi regulator, penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan
bahan pertimbangan mengenai audit delay yang terjadi, dan dapat
menjadi masukan ketika merancang kebijakan dan peraturan mengenai
ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan emiten.
6. Bagi perusahaan keuangan, untuk memberikan bahan pertimbangan bagi
manajemen agar penyajian laporan keuangan auditan dapat dihasilkan
tepat waktu sehingga dapat bermanfaat bagi perusahaan dalam
pengambilan keputusan-keputusan ekonomi.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teoritis
1. Auditing
a. Definisi Audit
Menurut Boynton Johnson, dan Kell (2006), auditing adalah suatu proses
sistematik memperoleh dan mengevaluasi bukti mengenai asersi-asersi
tentang aktivitas dan peristiwa ekonomi untuk memastikan tingkat kesesuaian
antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang ditetapkan dan
mengomunikasikan hasilnya kepada para pihak berkepentingan.
Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2010), auditing adalah proses
pengumpulan dan evaluasi bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur
mengenai suatu entitas ekonomi untuk menentukan dan melaporkan
kesesuaian informasi dengan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing
seharusnya dilakukan oleh seorang independen dan kompeten.
Agoes (2004) mendefinisikan auditing adalah pemeriksaan yang
dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen terhadap
laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan
pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
13
Berdasarkan definisi auditing yang dikemukakan para ahli, auditing
merupakan proses sistematik dalam pengumpulan dan evaluasi bukti
mengenai informasi tentang aktivitas ekonomi entitas yang dilakukan oleh
seorang yang independen dan kompeten untuk menentukan tingkat kesesuaian
asersi dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Standar Profesional Akuntan Publik Per 31 Maret 2011 SA Seksi 110.1
menjelaskan secara umum tujuan audit atas laporan keuangan adalah untuk
menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal
yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas
sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia. Dalam pernyataan
yang sama, Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) juga menyatakan bahwa
auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit
untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan
bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan maupun
kecurangan.
b. Standar auditing
Standar auditing merupakan pedoman umum untuk membantu auditor
dalam memenuhi tanggung jawab dan profesionalisme mereka dalam
mengaudit laporan keuangan. Standar auditing juga mencakup pertimbangan
14
dalam kualitas profesional seperti kompetensi dan independensi, persyaratan
pelaporan, dan bukti (Arens, et al, 2010).
Sepuluh standar auditing dibuat oleh Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI) yang disusun oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik
(DSPAP).
1) Standar umum
a) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
b) Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi
dalam sikap mental harus dipertahankan auditor.
c) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
2) Standar pekerjaan lapangan
1) Pekerjaan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan jika
digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.
2) Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus
diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan
lingkup pengujian yang harus dilakukan.
3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang
15
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang
diaudit.
3) Standar pelaporan
1) Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum.
2) Laporan audit harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada
inkonsistensi penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip
akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus disajikan
secara memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.
4) Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa
pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara
keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.
Dalam semua hal mana auditor dihubungkan dengan laporan
keuangan, laporan audit harus memuat petunjuk yang jelas mengenai
sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung
jawab yang dipikul oleh auditor.
16
2. Teori Sinyal (Signalling Theory)
Teori sinyal menyatakan bahwa terdapat kandungan informasi pada
pengumuman suatu informasi yang dapat menjadi sinyal bagi investor dan
pihak potensial lainnya dalam mengambil keputusan ekonomi. Suatu
pengumuman dikatakan mengandung informasi apabila dapat memicu reaksi
pasar, yaitu dapat berupa perubahan harga saham atau abnormal return.
Apabila pengumuman tersebut memberikan dampak positif berupa kenaikan
harga saham, maka pengumuman tersebut merupakan sinyal positif. Namun
jika pengumuman tersebut memberikan dampak negatif, maka pengumuman
tersebut merupakan sinyal negatif. Berdasarkan teori ini maka pengumuman
laporan keuangan atau laporan audit merupakan informasi yang penting dan
dapat mempengaruhi dalam proses pengambilan keputusan (Scott, 2010).
Manfaat utama teori ini adalah akurasi dan ketepatan waktu penyajian
laporan keuangan ke publik adalah sinyal dari perusahaan akan adanya
informasi yang bermanfaat dalam kebutuhan untuk pengambilan keputusan
dari investor. Semakin penjang audit delay menyebabkan ketidakpastian
pergerakan harga saham (Wiwik, 2006). Investor dapat mengartikan lamanya
audit delay disebabkan perusahaan memiliki bad news yang dianggap sebagai
sinyal negatif karena tidak segera mempublikasikan laporan keuangannya,
yang akan berakibat pada penurunan harga saham perusahaan.
17
3. Teori Efisiensi Pasar
Pasar yang efisien merupakan suatu pasar bursa dimana efek yang
diperdagangkan merefleksikan semua informasi yang mungkin terjadi dengan
cepat dan akurat (Ang, 1997). Konsep teori ini menyatakan bahwa faktor
informasi yang tersedia dimasukkan oleh pemodal dalam pengambilan
keputusan sehingga terefleksi dalam harga transaksi yang dilakukan pemodal.
Jadi harga yang berlaku di pasar mengandung faktor informasi tersebut.
Bentuk efisiensi pasar dapat dilihat dari ketersediaan informasi atau dapat
dilihat juga dari kecanggihan pelaku pasar dalam pengambilan keputusan.
Scott (2010) mengemukakan bahwa efisiensi pasar yang ditinjau dari sudut
informasi disebut efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient
market), sedangkan efisiensi pasar yang ditinjau dari sudut kecanggihan
pelaku pasar dalam pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang
tersedia disebut efisiensi pasar secara keputusan (decisionally efficient
market).
Kunci utama untuk mengukur pasar yang efisien adalah hubungan antara
harga sekuritas dengan informasi. Scott (2010) menyajikan tiga macam
bentuk efisiensi pasar secara informasi, yaitu:
18
a. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form).
Apabila harga-harga dari sekuritas secara penuh mencerminkan (fully
reflect) informasi masa lalu maka pasar dikatakan efisien dalam bentuk
lemah.
b. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi-strong form).
Apabila harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect)
semua informasi yang dipublikasikan (all publicly available information)
termasuk informasi yang berada di laporan keuangan perusahaan emiten
maka pasar dikatakan efisiensi dalam bentuk setengah kuat.
c. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form).
Apabila harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect)
semua informasi yang tersedia termasuk informasi yang bersifat privat
maka pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat.
Manfaat utama teori ini adalah penyampaian laporan keuangan dan
laporan audit oleh perusahaan merupakan salah satu informasi yang
digunakan investor dalam pengambilan keputusan. Nilai dari penyampaian
laporan keuangan dan laporan audit akan terefleksi pada harga transaksi yang
dilakukan investor di pasar.
4. Laporan Audit (Audit Report)
Laporan audit adalah media yang digunakan auditor untuk berkomunikasi
dengan pengguna laporan keuangan. Auditor menyatakan pendapat mengenai
19
kewajaran laporan keuangan auditan di dalam laporan audit. Pendapat auditor
disajikan dalam suatu laporan tertulis berupa laporan audit baku. Isi laporan
audit baku terikat pada format yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi
Indonesia (IAI). Laporan audit baku terdiri dari tiga paragraf, yaitu paragraf
pengantar (introductory paragraph), paragraf lingkup (scope paragraph), dan
paragraf pendapat (opinion paragraph).
Paragraf pertama adalah paragraf pengantar laporan audit baku. Di dalam
paragraf pengantar terdapat tiga fakta yang diungkapkan oleh auditor
(Mulyadi, 2002): (1) tipe jasa yang diberikan oleh auditor, (2) objek yang di
audit, (3) pengungkapan tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan
dan tanggung jawab auditor atas pendapat yang diberikan atas laporan
keuangan berdasarkan hasil audit. Pada paragraf ini terdapat tiga kalimat,
yaitu kalimat pertama menjelaskan laporan keuangan yang menjadi objek
sasaran audit, kalimat kedua menjelaskan tanggung jawab manajemen atas
laporan keuangan, dan kalimat ketiga menjelaskan tanggung jawab auditor
atas pendapat yang dinyatakan pada laporan audit.
Pada paragraf lingkup, auditor menyatakan bahwa audit dilaksanakan
berdasarkan standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia
(IAI) dan beberapa penjelasan tambahan. Selain itu paragraf ini juga berisi
pernyataan keyakinan bahwa audit yang dilaksanakan berdasarkan standar
20
audit tersebut dapat memberikan dasar yang memadai bagi auditor untuk
memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan.
Paragraf pendapat digunakan auditor untuk menyatakan pendapat
mengenai laporan keuangan auditan. Pendapat auditor tersebut mengenai
kewajaran laporan keuangan auditan, dalam semua hal yang material
berdasarkan atas kesesuaian penyusunan laporan keuangan dengan prinsip
akuntansi berterima umum.
5. Audit Delay
Setiap perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diwajibkan
untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh KAP.
Dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep-
36.PM/2003 No peraturan X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan
Keuangan Berkala diatur bahwa perusahaan selambat-lambatnya harus
menyampaikan laporan keuangan tahunan pada akhir bulan ketiga setelah
tanggal laporan keuangan tahunan. Ketika perusahaan melanggar aturan ini,
maka akan ada sanksi yang dikenakan oleh Bapepam-LK. Sanksi yang
dikenakan bertingkat mulai dari teguran tertulis, teguran kedua berupa denda
Rp10.000.000 hingga penghentian sementara perdagangan saham perusaham
itu di BEI ketika perusahaan tersebut belum juga memperbaiki kelalaiannya
dalam waktu 30 hari sejak diterimanya teguran tertulis kedua.
21
Dalam penelitian ini, audit delay yang dimaksud adalah lamanya waktu
yang dibutuhkan auditor untuk menghasilkan laporan audit atas kinerja
keuangan suatu perusahaan. Lamanya waktu audit ini dihitung dari selisih
tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan sampai dengan tanggal laporan
audit yang dikeluarkan oleh KAP. Hal ini sesuai dengan definisi Rachmawati
(2008), dimana audit delay adalah rentang waktu penyelesaian audit laporan
keuangan tahunan yang diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan
untuk memperoleh laporan auditor independen atas audit laporan keuangan
tahunan perusahaan, sejak tanggal tahun tutup buku perusahaan yaitu 31
Desember sampai tanggal tertera pada laporan auditor independen. Selisih
jarak waktu antara berkhirnya tahun fiskal dengan tanggal diterbitkannya
laporan audit inilah yang disebut audit delay.
Ketepatan waktu penerbitan laporan keuangan yang telah diaudit
merupakan hal yang penting terutama bagi perusahaan publik yang
menggunakan pasar modal sebagai salah satu sumber pendanaan.
Keterlambatan pelaporan keuangan yang telah diaudit secara tidak langsung
juga diartikan oleh investor sebagai sinyal buruk bagi perusahaan karena
keterlambatan informasi yang diterima dapat menimbulkan reaksi negatif dari
pelaku pasar modal.
Sementara di satu sisi, publik khususnya investor menuntut auditor untuk
dapat menyelesaikan laporan audit secara tepat waktu. Pada sisi lain, proses
22
audit merupakan aktivitas yang membutuhkan waktu dimana auditor harus
memenuhi standar auditing seperti standar umum ketiga yang menyatakan
bahwa audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketelitian, dan
standar pekerjaan lapangan menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan
dengan perencanaan yang matang dan pengumpulan bukti audit yang
memadai. Dengan adanya standar inilah yang memungkinkan auditor dapat
menunda mempublikasikan laporan keuangan auditan, apabila dirasakan perlu
memperpanjang waktu audit ketika menemukan berbagai peristiwa yang
menimbulkan keraguan di dalam proses audit (Panjaitan, 2010).
6. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan pengukur yang menunjukkan besar atau
kecilnya sebuah perusahaan. Ukuran dapat diukur berdasarkan total aset,
jumlah penjualan, rata-rata total penjualan, rata-rata total aset, dan ekuitas
(Almilia dan Devi, 2007). Menurut Dyer dan McHugh (1975), manajemen
perusahaan besar memiliki dorongan untuk mengurangi audit delay dan
penundaan laporan keuangan yang disebabkan karena perusahan besar
senantiasa diawasi secara ketat oleh para investor, asosiasi perdagangan, dan
regulator. Sehingga, perusahaan yang memiliki aset lebih besar cenderung
akan menerbitkan laporan keuangannya secara tepat waktu, agar para
pemegang kepentingan lebih cepat dan tepat dalam pengambilan keputusan.
23
7. Profitabilitas
Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan
dalam menggunakan aset atau ekuitas dalam menghasilkan laba bagi
perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu.
Dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan satu rasio saja untuk
mengukur tingkat profitabilitas perusahaan dalam industri keuangan yang
terdaftar di BEI, yaitu return on assets (ROA). ROA adalah suatu rasio yang
digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian perusahaan didalam
operasional bisnisnya dengan memanfaatkan sumber daya asetnya. Semakin
tinggi nilai rasio ini menunjukkan bahwa semakin tinggi keuntungan yang
diperoleh perusahaan dari hasil investasi pada asetnya dan begitu pula
sebaliknya.
Menurut Ross, Westerfield, dan Jaffe (2005), return on assets (ROA)
dirumuskan sebagai berikut:
ROA=
8. Leverage
Rasio leverage atau rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh utang. Menurut
Kasmir (2009), rasio leverage digunakan untuk mengukur kemampuan
24
perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya baik jangka pendek
maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi.
Menurut Brigham dan Houston (2009), rasio leverage memiliki tiga
implikasi penting yaitu:
a) Dengan memperoleh dana melalui utang, para pemegang saham dapat
mempertahankan kendali mereka atas perusahaan tersebut sekaligus
membatasi investasi yang mereka berikan.
b) Kreditor akan melihat pada ekuitas, atau dana yang diperoleh sendiri,
sebagai suatu batasan keamanan, sehingga semakin tinggi proporsi
dari jumlah modal yang diberikan oleh pemegang saham, maka
semakin kecil risiko yang harus dihadapi kreditor.
c) Jika perusahaan mendapatkan hasil dari investasi yang didanai dengan
dana hasil pinjaman lebih besar daripada bunga yang dibayarkan,
maka pengembalian dari modal pemilik akan diperbesar, atau
“diungkit” (leveraged).
9. Ukuran KAP
Pada penelitian ini variabel ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu auditor yang berafiliasi dengan KAP bertaraf
internasional (Big Four) dan KAP lokal. Auditor Big Four merupakan auditor
yang sudah diakui dimana hasil kerja, reputasi, dan keahlian mereka bisa
dikatakan lebih tinggi dari auditor non Big Four. Dengan reputasi yang sudah
25
diakui, auditor big four akan berusaha secara sunguh-sungguh untuk
mempertahankan pasarnya, kepercayaan semua pihak, dan reputasinya dengan
memberikan perlindungan kepada publik melalui hasil laporan auditnya. Jika
auditor Big Four tidak dapat mempertahankan reputasinya, maka masyarakat
tidak dapat member kepercayaan lagi terhadap mereka, sehingga reputasi
mereka akan hancur dengan sendirinya. Contohnya KAP Arthur Anderson
yang terlibat dalam skandal kasus Enron. Untuk menjaga reputasinya, auditor
Big Four akan bekerja dengan lebih cermat, teliti, efektif, dan efisien yang
disertai dengan pengalamannya akan mencapai hasil kerja yang maksimal.
Menurut Arens et al (2010), Kantor Akuntan Publik (KAP) bertanggung
jawab untuk mengaudit laporan keuangan yang dipublikasikan oleh seluruh
perusahaan yang telah go public, sebagian besar dari perusahaan besar, dan
banyak pula dari perusahaan kecil, serta organisasi nirlaba. Sebutan KAP
merefleksikan bahwa auditor menyatakan pendapat atas laporan keuangan
diwajibkan telah berlisensi sebagai akuntan publik, sering pula disebut auditor
eksternal untuk membedakan dengan auditor internal.
Faktor ukuran KAP yang melakukan penugasan audit juga diduga
memiliki pengaruh terhadap audit delay dan ketepatan waktu pelaporan
keuangan. Penellitian ini akan membagi ukuran KAP berdasarkan adanya
ikatan dengan KAP yang memiliki reputasi internasional, yaitu KAP Big Four
dengan KAP non Big Four.
26
B. Penelitian Sebelumnya
Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya
N
o
.
Judul dan
Peneliti Variabel
Metode
Penelitian Hasil Penelitian
1
.
Determinan Audit
Delay dan
Pengaruhnya
terhadap Reaksi
Investor
Sulthoni (2012)
Ukuran perusahaan,
kinerja keuangan,
jenis industri, rasio
utang, ukuran KAP,
opini auditor, audit
delay, abnormal
return, dan trading
activity volume
Regresi
Berganda
Ada dua model yang diuji, model yang pertama menguji
determinan yang mempengaruhi audit delay. Ada beberapa
variabel independen yang diteliti, diantaranya ukuran
perusahaan, kinerja keuangan, jenis industri, rasio utang,
ukuran KAP, dan opini auditor. Tiga variabel memberikan
pengaruh signifikan terhadap audit delay yaitu jenis
industri, kinerja keuangan, dan ukuran KAP, sedangkan tiga
variabel lainnya yaitu ukuran perusahaan, opini auditor, dan
rasio utang tidak memberikan pengaruh. Model kedua
menguji pengaruh audit delay terhadap reaksi investor yang
diproksikan dengan abnormal return dan trading volume
activity. Hasilnya audit delay memberikan pengaruh
signifikan terhadap reaksi investor.
Bersambung pada halaman berikutnya
27
Tabel 2.1 (Lanjutan)
N
o
.
Judul dan Peneliti Variabel Metode
Penelitian Hasil Penelitian
2
.
Determinants Audit
Delay in Nigerian
Companies:
Empirical Evidence
Modugu (2012)
Multinasionalitas
perusahaan, ukuran
perusahaan, fee audit,
debt to equity ratio,
profitabilitas, ukuran
KAP, jenis industri,
audit delay
Ordinary
Least Square
Regression
Hasil penelitian menunjukkan bahwa multinasionalitas
perusahaan, ukuran perusahaan, dan fee audit
mempengaruhi audit delay. sedangkan debt to equity ratio,
profitabilitas, ukuran KAP, dan jenis industri tidak
mempengaruhi audit delay. Audit delay untuk masing-
masing perusahaan membutuhkan waktu minimal 30 hari
dan maksimal 276 hari untuk mempublikasikan annual
report.
3
.
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
Audit Report Lag
Indriyani (2012)
Ukuran perusahaan,
profitabilitas, laba
rugi perusahaan, debt
to equity ratio, dan
audit delay
Multiple
Linear
Regression
Hasil penelitian adalah audit delay di Indonesia dan
Malaysia secara simultan dipengaruhi oleh ukuran
perusahaan, profitabilitas, laba rugi perusahaan, dan debt to
equity ratio. Ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh
secara signifikan terhadap audit delay di Indonesia dan di
Malaysia, debt to equity ratio secara parsial berpengaruh
secara signifikan terhadap audit delay di Indonesia.
Bersambung pada halaman berikutnya
28
Tabel 2.1 (Lanjutan)
N
o
.
Judul dan Peneliti Variabel Metode
Penelitian Hasil Penelitian
4
.
Audit Delay of Listed
Companies: A Case
of Malaysia
Ayoib (2008)
Ukuran perusahaan,
kompleksitas
perusahaan,
directors’
shareholdings,
ukuran KAP, opini
audit, profitabilitas
perusahaan, dan audit
delay
Multivariate
Analysis
Rata-rata audit delay adalah 114 hari dengan minimal
waktu audit delay 20 hari dan maksimal waktu audit delay
442 hari. Determinan audit delay di Malaysia dipengaruhi
oleh ukuran perusahaan, kompleksitas perusahaan,
directors’ shareholdings, ukuran KAP, opini audit, dan
profitabilitas perusahaan.
5
.
Pengaruh Faktor
Internal dan Eksternal
Perusahaan Terhadap
Audit Delay dan
Timeliness
Rachmawati
(2008)
Profitability,
solvability, internal
auditor, ukuran
perusahaan, ukuran
KAP, audit delay,
dan timeliness
Multiple
Regression
Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitability,
solvability, internal auditor, ukuran perusahaan, dan ukuran
KAP berpengaruh terhadap audit delay dan timeliness
secara signifikan.
29
C. Kerangka Berpikir
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Uji Asumsi Klasik
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay
Perusahaan Industri Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2007-2011
Ukuran Perusahaan
Audit Delay
Ukuran KAP
Profitabilitas
Leverage
Variabel Dependen Variabel Independen
Uji Regresi Linier Berganda
Hasil Uji dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan, dan Saran
30
D. Keterkaitan antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis
1. Ukuran Perusahaan
Laporan audit perusahaan besar pada umumnya dapat diselesaikan
dengan lebih cepat dibandingkan laporan audit pada perusahaan kecil
karena beberapa alasan. Pertama, kontrol internal pada perusahaan besar
lebih kuat dan terencana, sehingga membuat kemungkinan kesalahan pada
laporan keuangan lebih sedikit dan memungkinkan auditor dapat
mengandalkan informasi yang terdapat pada laporan keuangan (Carslaw
dan Kaplan, 1991) dalam Ayoib (2008). Kedua, perusahaan besar
mempunyai sumber daya yang dibayar lebih tinggi untuk melakukan audit
secepatnya setelah tahun berakhir. Ketiga, perusahaan besar memiliki
banyak sekali pihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan
tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H1: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay
2. Profitabilitas
Menurut Carslaw dan Kaplan (1991) dalam Rachmawati (2008),
terdapat hubungan negatif antara profitabilitas dan audit delay. Hal itu
dikarenakan, profitabilitas dapat dijadikan indikasi baik atau buruk dari
aktivitas suatu perusahaan selama satu tahun (Ashton, Willingham, dan
31
Elliott, 1987) dalam Modugu (2012). Jika perusahaan mengalami
kerugian, manajemen akan menunda publikasi laporan keuangan untuk
menghindari dalam mengkomunikasikan berita buruk tersebut.
Sebaliknnya, jika perusahaan memiliki keuntungan, manajemen akan
mempercepat publikasi laporan keuangannya.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H2: Tingkat profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap audit delay
3. Leverage
Menurut Abdulla (1996) dalam Modugu (2012), semakin banyak
hutang pada perusahaan akan memberikan tekanan pada perusahaan untuk
menyediakan laporan keuangan yang telah diaudit kepada kreditornya
lebih cepat. Perusahaan mempunyai insentif lebih besar untuk melengkapi
kerja audit untuk mendapatkan laporan audit dan memfasilitasi kreditor
tentang operasi dan posisi keuangan perusahaan serta menerapkan segala
tindakan koreksi (Abdulla, 1996) dalam Modugu (2012). Selain itu,
beberapa perusahaan mempublikasikan laporan keuangan auditannya
dengan cepat untuk meyakinkan pemegang ekuitas untuk mengurangi risk
premium dalam tingkat ekuitas.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
32
H3: Tingkat leverage perusahaan berpengaruh terhadap audit delay
4. Ukuran KAP
Gilling (1997) dalam Modugu (2012) menemukan hubungan positif
signifikan antara ukuran KAP dengan audit delay. Sementara Carslaw dan
Kaplan (1991) menyimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara
ukuran KAP yang mengaudit dengan audit delay.
Kecenderungan yang lebih besar terdapatnya hubungan positif antara
ukuran KAP yang mengaudit dengan audit delay, karena hal itu akan
memberikan efek langsung pada kinerja KAP oleh klien. Penyelesaian
kerja audit yang lama akan berdampak buruk tentang kinerja mereka di
mata klien yang menyebabkan buruknya image dan hilangnya kesempatan
kerja dengan klien tersebut di tahun-tahun yang mendatang. Sumber daya
yang besar yang dimiliki KAP besar dan terkenal dapat mempengaruhi
performa kinerja untuk mengerjakan audit lebih cepat dibandingkan KAP
yang lebih kecil (Ayoib, 2008).
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H4: Ukuran KAP yang digunakan oleh perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap audit delay
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu
ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan ukuran KAP terhadap variabel
dependen yaitu audit delay. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan-
perusahaan yang bergerak pada sektor keuangan dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode 2009 sampai dengan 2011.
B. Metode Penentuan Sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling, yaitu teknik penetuan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu.
Adapun pertimbangannya, antara lain:
1. Perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode
tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.
2. Perusahaan bergerak pada sektor keuangan.
3. Perusahaan memiliki laporan keuangan telah diaudit selama periode tahun
2009 sampai dengan tahun 2011.
4. Perusahaan tersebut telah mempublikasikan laporan keuangan telah diaudit
selama periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.
5. Perusahaan tidak melakukan initial public offering (IPO) dari tahun 2009-
2011.
34
6. Memiliki data yang diperlukan untuk mendukung penelitian, seperti tanggal
pelaporan auditor, total aset perusahaan, total utang perusahaan, total ekuitas
dan laba bersih perusahaan, serta informasi auditor yang digunakan
perusahaan tersebut.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi. Metode
dokumentasi dilakukan dengan cara penyalinan dan pengarsipan data-data dari
sumber-sumber yang tersedia yaitu data sekunder yang dapat diperoleh dari
situs BEI idx.co.id, Pusat Referensi Pasar Modal, dan Pusat Data Ekonomi dan
Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Data tersebut berupa laporan
keuangan perusahaan yang bergerak pada sektor keuangan. Selain itu, data
sekunder lain yang digunakan berupa jurnal, artikel, dan literatur lainnya yang
berkaitan dengan penelitian.
D. Metode Analisis Data
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat pengaruh yang
signifikan antara ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan ukuran KAP
yang digunakan perusahaan terhadap audit delay.
35
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam
bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Tabulasi
menyajikan ringkasan, pengaturan, atau penyusunan data dalam bentuk tabel
numerik dan grafik.
Metode analisis data yang digunakan adalah dengan cara analisis
kuantitatif yang bersifat deskriptif yang menjabarkan data yang diperoleh
dengan menggunakan analisis regresi berganda untuk menggambarkan
fenomena atau karakteristik dari data, yaitu dengan memberikan gambaran
tentang pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay. Metode
analisis data akan dilakukan dengan bantuan program aplikasi komputer
SPSS versi 17.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dari data sekunder ini dilakukan menggunakan uji
normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji
autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk memeriksa apakah
data penelitian kita berasal dari populasi yang sebarannya normal. Uji t
dan uji F menngasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi
normal, jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid
36
untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2009). Model yang baik adalah
distribusi data normal atau mendekati normal. Deteksi normalitas dapat
dilihat dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal
grafik.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variansi dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variansi dari residual
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka hal ini disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2009). Dalam penelitian ini, pengujian
heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai
prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya
SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah residual (Y prediksi-Y
sesungguhnya) yang telah di-studentized. Jika ada pola tertentu seperti
titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan
telah terjadi heteroskedastisitas. Jika ada pola yang jelas, kemudian titik-
37
titik yang ada menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk meneliti apakah pada model
regresi ditentukan adanya korelasi antar variabel independen. Model
regresi yang valid adalah model regresi yang bebas dari
multikolinearitas. Multikolinearitas terjadi ketika variabel independen
yang ada dalam metode berkorelasi satu sama lain, ketika korelasi antar
variabel independen sangat tinggi maka sulit untuk memisahkan masing-
masing pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Pengujian terhadap multikolinearitas dapat dideteksi dengan
menggunakan tolerance value dan variance inflation factor (VIF). Jika
nilai tolerance value >0.10 dan VIF <10, maka tidak terjadi
multikolinearitas (Ghozali, 2009).
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin Watson. Pengujian ini
bertujuan untuk menguji apakah sebuah model regresi linier ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada
problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini
38
timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu
observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada runtut
waktu karena “gangguan” pada individu atau kelompok yang sama pada
periode berikutnya (Ghozali, 2009). Pada data crosssection (silang
waktu), masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena “gangguan”
pada observasi yang berbeda berasal dari individu atau kelompok yang
berbeda. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi.
3. Uji Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini diuji menggunakan model regresi
berganda. Model regresi berganda umumnya digunakan untuk menguji
pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen
dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier
(Ghozali, 2009). Variabel independen yang akan diteliti terdiri dari ukuran
perusahaan, profitabilitas, leverage, dan ukuran KAP. Sedangkan variabel
dependennya adalah audit delay.
Model regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah
sebagai berikut:
DELAY = α + β1 LnTA + β2 ROA + β3 DER + β4 Big4 + ε
Dimana:
AUDLAY : lamanya waktu penyelasaian audit
α : konstanta
39
β1 LnTA : log dari total aset
β2 ROA : profitabilitas
β3 DER : tingkat leverage / debt to equity ratio
β4 Big4 : KAP Big Four
ε : standar error
Pengujian ini dilakukan menggunakan:
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol (0) dan satu
(1). Nilai R2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat
terbatas. Nilai yang mendekati satu (1) berarti variabel-variabel
independen memberikan hamper seluruh informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2009).
b. Uji Statistik t
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing-
masing suatu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel
40
independen terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat
signifikansi 0.05 (Ghozali, 2009).
1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima atau
H1 ditolak. Ini berarti bahwa variabel independen tidak mempunyai
pengaruh individual terhadap variabel dependen.
2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05, maka H0 ditolak dan H1
diterima. Ini berarti bahwa variabel independen mempunyai
pengaruh secara individual terhadap variabel dependen.
c. Uji Statistik F
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependen. Uji statistik F digunakan untuk
mengetahui seluruh variabel independen yang dimasukkan dalam
model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang
diuji pada tingkat signifikansi 0.05 (Ghozali, 2009).
1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima dan
H1 ditolak. Ini berarti bahwa semua variabel independen tidak
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen.
41
2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05, maka H0 ditolak dan H1
diterima. Ini berarti bahwa semua variabel independen mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Pada subbab ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel, baik
variabel dependen maupun variabel independen, yang digunakan pada
penelitian ini dan juga elemen pengukuran dari masing-masing variabel
tersebut yang biasa disebut indikator atau instrumen penelitian. Kemudian,
indikator atau instrumen tersebut dioperasionalisasikan.
1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah audit delay. Variabel
ini dilihat berdasarkan perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan
dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan yang mengindikasikan
tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor.
Jadi, audit delay diukur secara kuantitatif dalam jumlah hari dengan
menggunakan selisih antara tanggal penerbitan laporan keuangan dengan
tanggal penerbitan laporan audit dalam laporan keuangan.
2. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari beberapa faktor,
antara lain ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan ukuran KAP.
42
a. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan biasanya dilihat dengan total aset
untuk menunjukkan besar atau kecilnya suatu perusahaan.
Perusahaan yang besar memiliki total aset, penjualan, maupun
ekuitas yang besar pula. Sebaliknya, perusahaan yang kecil
memiliki total aset, penjualan, dan ekuitas yang kecil.
Sehingga, perusahaan yang besar memiiliki kecenderungan
yang besar pula untuk mengungkapkan laporan keuangan dan
laporan auditnya. Pengukuran pada variabel ukuran perusahaan
ini menggunakan logaritma natural dari total aset perusahaan
dan skala pengukurannya menggunakan skala rasio.
b. Profitabilitas
Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba baik dalam hubungannya dengan total aset,
investasi, maupun ekuitas. Semakin tinggi tingkat
profitabilitas, suatu perusahaan akan cenderung
mengungkapkannya dalam laporan keuangan. Penelitian ini
menggunakan return on assets dalam mengukur tingkat
profitabilitas perusahaan.
ROA =
43
c. Leverage
Leverage atau rasio utang digunakan untuk mengukur
sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya,
berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan
dibandingkan dengan asetnya. Rasio utang terhadap total aset
bisa dijadikan indikator kondisi kesehatan suatu perusahaan.
Oleh karena itu, rasio utang diharapkan dapat mempengaruhi
lamanya waktu audit delay.
DER
d. Ukuran KAP
Ukuran KAP diharapkan dapat mempengaruhi audit delay.
KAP besar memiliki kecenderungan yang besar untuk
menyelesaikan audit dengan waktu yang lebih singkat
dibandingkan dengan KAP yang lebih kecil. Di Indonesia,
KAP besar diklasifikasikan dalam afiliasi firma big four yaitu
PWC, Ernst&Young, Deloitte, dan KPMG. Ukuran KAP
diukur menggunakan variabel dummy, dimana perusahaan
yang menggunakan jasa KAP dengan afiliasi big four diberi
nilai 1 dan perusahaan yang menggunakan jasa KAP lainnya
diberi nilai 0.
44
Tabel 3.1
Tabel Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Deskripsi Pengukuran
Audit Delay Lamanya waktu yang dibutuhkan
auditor untuk menghasilkan
laporan audit atas kinerja
keuangan suatu perusahaan
Selisih hari antara
tanggal penerbitan
laporan keuangan dengan
laporan audit
Ukuran Perusahaan Dilihat dari total aset perusahaan Natural log dari total aset
Profitabilitas Nilai return on assets perusahaan ROA =
Leverage Nilai debt to equity ratio suatu
perusahaan
DER
Ukuran KAP KAP dengan afiliasi big four dan
KAP non big four
Nilai 1 untuk KAP
dengan afiliasi big four
dan nilai 0 untuk KAP
non big four
45
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan populasi perusahaan
industri keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007
sampai dengan 2011. Perusahaan dalam industri keuangan (financial services)
terdiri dari perusahaan perbankan (banking), lembaga pembiayaan
(multifinance), lembaga investasi dan sekuritas (securities and investments
services), asuransi (insurance), dan lainnya. Sedangkan perusahaan dalam
industri non keuangan terdiri dari industri pertanian (agriculture),
pertambangan (mining), aneka industri (miscellaneous industry), industri
kimia dasar (basic industry and chemicals), barang-barang konsumsi
(consumer goods), property dan perumahan (properties and real estate),
infrastruktur dan transportasi (infrastructure and transportation), dan jasa
perdagangan (trade services). Industri keuangan merupakan salah satu industri
yang sangat vital dan strategis dalam perekonomian karena perusahaan dalam
industri keuangan memiliki fungsi menghimpun dana masyarakat baik untuk
ditabung maupun diinvestasikan dan menyalurkannya kembali kepada
masyarakat dalam bentuk kredit maupun investasi.
Penelitian ini menggunakan beberapa sampel perusahaan dalam industri
keuangan yang ditentukan berdasarkan metode purposive sampling, yaitu
46
penentuan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Data yang digunakan
adalah data sekunder yang berasal dari laporan keuangan auditan tahun 2007,
2008, 2009, 2010, dan 2011. Data tersebut diperoleh dari situs resmi Bursa
Efek Indonesia www.idx.co.id dan Pusat Data Ekonomi dan Bisnis Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia (PDEB-FEUI). Tabel 4.1 berikut ini adalah
rincian perolehan sampel perusahaan dalam industri keuangan dengan
kriteria-kriteria yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan analisis data.
Tabel 4.1
Rincian Sampel Penelitian
Kriteria Jumlah
Perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 72
Perusahaan keuangan yang mengalami delisting ataupun
melakukan IPO selama tahun 2007 sampai dengan 2011
(10)
Perusahaan keuangan yang tidak menerbitkan laporan
keuangan secara lengkap beserta laporan audit independen
selama tahun 2007 sampai tahun 2011
(5)
Perusahaan keuangan yang mengandung data ambigu (2)
Perusahaan keuangan yang menjadi sampel penelitian 55
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa sampel yang digunakan
dalam penelitian ini berjumlah 55 perusahaan. Sampel tersebut digunakan
karena telah memenuhi semua kriteria yang ditentukan sesuai dengan
kebutuhan analisis penelitian. Berikut ini adalah rincian perusahaan keuangan
dalam masing-masing industri.
47
Tabel 4.2
Rincian Sampel Perusahaan
No. Jenis Industri Keuangan Jumlah
1. Industri perbankan (banking) 24
2. Industri kredit pembiayaan (multifinance) 8
3. Industri asuransi (insurance) 11
4. Industri sekuritas dan investasi (investments and
securities)
6
5. Industri keuangan lainnya (others) 6
Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa sampel perusahaan keuangan yang
paling besar dikuasai oleh sektor perbankan (banking) dengan jumlah 24
perusahaan atau 43,64% dari total seluruh sampel. Dan perusahaan keuangan
pada sektor kredit pembiayaan (multifinance), asuransi (insurance), sekuritas
dan investasi (investments and securities), dan lainnya (others) memiliki
jumlah keseluruhan sebesar 31 perusahaan atau 56,36% dari total sampel.
B. Analisis dan Pembahasan
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Ada beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
ukuran perusahaan, return on assets, leverage, dan ukuran KAP
sebagai variabel independen, serta audit delay sebagai variabel
dependen. Variabel tersebut telah diuji secara statistik deskriptif
seperti yang terlihat pada tabel 4.3 berikut ini.
48
Tabel 4.3
Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
TA 275 49503000000 6.E14 3.59E13 8.741E13
ROA 275 -11.720 39.510 4.17647 5.412582
DER 275 .010 16.860 5.17025 4.353838
BIG4 275 0 1 .45 .498
DELAY 275 20 123 69.06 17.815
Valid N
(listwise)
275
Sumber: Data sekunder yang diolah
a. Variabel Independen
1) Ukuran Perusahaan
Hasil uji statistik deskriptif pada tabel 4.3 menunjukkan
bahwa minimum total aset sebesar 49503000000 atau Rp
49,503,000,000 yaitu Asuransi Harta Aman Pratama Tbk pada
tahun 2007 dan maksimum total aset sebesar 6.E14 atau Rp
551,891,704,000,000 yaitu Bank Mandiri (Persero) Tbk pada
tahun 2011. Dengan rata-rata total aset sebesar 3.59E13 dan
standar deviasi sebesar 8.741E13.
2) Return on Equity (ROA)
Hasil uji statistik deskriptif pada tabel 4.3 menunjukkan
bahwa minimum ROA sebesar -11.720 yang diperoleh
Asuransi Bintang Tbk pada tahun 2007 dan maksimum ROA
49
sebesar 39.510 yang diperoleh Adira Dinamika Multi Finance
Tbk pada tahun 2008. Dengan rata-rata ROA sebesar 4.17647
dan standar deviasi sebesar 5.412582.
3) Debt to Equity (DER)
Hasil uji statistik deskriptif pada tabel 4.3 menunjukkan
bahwa minimum DER sebesar 0.01 yang dimiliki Lippo
Securities Tbk pada tahun 2011 dan maksimum DER sebesar
16.680 yang dimiliki Bank Artha Graha International Tbk pada
tahun 2007. Dengan rata-rata DER sebesar 5.17025 dan standar
deviasi sebesar 4.353838.
4) Ukuran KAP
Nilai untuk ukuran KAP diukur berdasarkan dummy. Hasil
uji statistik deskriptif pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai
minimum sebesar 0 untuk perusahaan yang menggunakan
auditor non big four dan nilai maksimum sebesar 1 untuk
perusahaan yang menggunakan auditor afiliasi big four.
Dengan nilai rata-rata ukuran KAP sebesar 0.43 dan standar
deviasi sebesar 0.496.
50
b. Variabel Dependen
1) Audit Delay
Hasil uji statistik deskriptif pada tabel 4.3 menunjukkan
bahwa minimum audit delay adalah 20 hari yaitu laporan audit
independen Wahana Ottomitra Multiartha Tbk. pada tahun
2008 dan maksimum audit delay adalah 123 hari yaitu laporan
audit independen Capitalinc Investment Tbk pada tahun 2011.
Dengan rata-rata audit delay sebesar 69.06 dan standar deviasi
sebesar 17.815.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan dengan menggunakan analisis regresi
terhadap variabel independen dan variabel dependen. Variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran
perusahaan, profitabilitas, leverage, dan ukuran KAP, sedangkan
variabel dependen yang digunakan adalah audit delay.
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel independen dan variabel dependen atau
keudanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi
yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
Untuk mendeteksi normalitas data adalah dengan melihat
51
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data
menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika
data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi mormalitas.
Hasil uji normalitas dapat dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
Sumber: Data sekunder yang diolah
Gambar 4.1 memperlihatkan bahwa penyebaran data yang
berada di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
52
hal tersebut menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi
asumsi normalitas.
b. Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi antar variabel independen. Untuk mendeteksi adanya
problem multikolinearitas, dapat dilakukan dengan melihat nilai
tolerance dan variance inflation factor (VIF) serta besaran korelasi
antar variabel independen. Regresi yang bebas dari problem
multikolinearitas memiliki nilai VIF dibawah angka 10 dan nilai t
diatas angka 0.01. Tabel 4.4 menunjukkan hasil uji
multikolinearitas.
53
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardi
zed
Coefficien
ts
T Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Tolera
nce VIF
1 (Constant) 80.507 17.849 4.511 .000
ROA -.751 .215 -.228 -3.489 .001 .770 1.299
DER -.482 .345 -.118 -1.397 .164 .462 2.163
Big4 -8.478 2.451 -.237 -3.459 .001 .700 1.428
LnTA -.069 .673 -.009 -.103 .918 .447 2.239
a. Dependent Variable: DELAY
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa hasil uji
multikolinearitas menunjukkan nilai tolerance diatas 0.10 dan nilai
variance inflation factor (VIF) dibawah angka 10 untuk setiap
variabel. Nilai tolerance yang dihasilkan untuk variabel ROA,
DER, Big4, dan LnTA sebesar 0.770, 0.462, 0.700, dan 0.447,
sedangkan nilai VIF yang dihasilkan untuk variabel ROA, DER,
Big4, dan LnTA sebesar 1.299, 2.163, 1.428, dan 2.239.
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa semua variabel independen dalam model
regresi tidak terdapat problem multikoliearitas dan layak
digunakan dalam penelitian ini.
54
c. Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan problem
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang
berurutan sepanjang waktu satu sama lainnya. Untuk mendeteksi
ada atau tidaknya autokorelasi, dapat dilakukan dengan melihat
niai Durbin-Watson. Tabel 4.5 menunjukkan hasil uji autokorelasi.
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa hasil uji
autokorelasi pada nilai Durbin-Watson adalah 2.068. Nilai Durbin-
Watson tersebut berada dalam rentang Du=1.8031 sampai 4-
Du=2.1969 sebagaimana ditentukan dalam batasan autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .332a
.110 .097 16.929 2.068
a. Predictors: (Constant), LnTA, ROA, Big4, DER
b. Dependent Variable: DELAY
55
dengan uji Durbin-Watson. Hal ini menunjukkan bahwa data yang
digunakan dalam penelitian ini bebas dari problem autokorelasi.
d. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya heteroskadastisitas, dapat dilakukan
dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Jika terdapat pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudianmenyempit), maka
terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya jika tidak terdapat pola yang
jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol)
pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Gambar 4.2
menunjukkan hasi uji heteroskedastisitas.
56
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Grafik
Scatterplot
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas pada gambar 4.2 di
atas dapat dilihat bahwa grafik scatterplot menunjukkan data
tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan
tidak terdapat pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal
ini berarti model regresi yang digunakan tidak terjadi
heteroskedastisitas, sehingga model ini layak digunakan untuk
memprediksi audit delay berdasarkan variabel yang
mempengaruhinya, yaitu LnTA, ROA, DER, dan Ukuran KAP.
57
3. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan model analisis regresi berganda (multiple regression
analysis), model ini diuji melalui uji koefisien determinasi, uji statistik
t, dan uji statistik F.
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Hasil uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan variabel dependen dapat dijelaskan
oleh variabel independen. Hasil uji koefisien determinasi dapat
dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .332a .110 .097 16.929
a. Predictors: (Constant), LnTA, ROA, Big4, DER
b. Dependent Variable: DELAY
Sumber: Data sekunder yang diolah
Hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.6 menunjukkan
nilai adjusted R square (adjusted R2) sebesar 0.097 atau 9.7%.
Nilai ini menunjukkan bahwa variabel audit delay dapat dijelaskan
sebesar 9.7% oleh variabel ukuran perusahaan yang diproksikan
dengan LnTA, profitabilitas yang diproksikan dengan ROA,
58
leverage yang diproksikan dengan DER, dan ukuran KAP yang
diproksikan dengan Big4. Sedangkan, sisanya sebesar 90.3%
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam
model penelitian ini. Faktor-faktor lain tersebut antara lain internal
audit, kompleksitas perusahaan, jenis industri, opini audit, dan
kepemilikan publik.
b. Hasil Uji Statistik t
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual
terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi
0.05. Jika nilai probabilitas t lebih kecil dari 0.05, maka H1
diterima dan menolak H0. Sedangkan jika nilai probabilitas t lebih
besar dari 0.05, maka H0 diterima dan menolak H1. Tabel 4.7
menunjukkan hasil uji statistik t.
59
Tabel 4.7
Hasil Uji Statistik t
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.7 diatas menghasilkan model regresi
berikut ini:
Y = 80.507 - 0.069 LnTA - 0.751 ROA - 0.482 DER – 8.478 Big4
Tabel 4.7 di atas menunjukkan hasil uji statistik t antara
variabel independen dengan variabel dependen sebagai berikut:
Hasil uji hipotesis 1: Pengaruh ukuran perusahaan terhadap
audit delay
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan
yang diproksikan LnTA memiliki regresi negatif sebesar -0.069
dengan tingkat signifikansi sebesar 0.918. Tingkat signifikansi
tersebut lebih besar dari 0.05 yang berarti H1 ditolak sehingga
dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap audit delay. Hasil penelitian ini sejalan
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 80.507 17.849 4.511 .000
ROA -.751 .215 -.228 -3.489 .001
DER -.482 .345 -.118 -1.397 .164
Big4 -8.478 2.451 -.237 -3.459 .001
LnTA -.069 .673 -.009 -.103 .918
a. Dependent Variable: DELAY
60
dengan hasil penelitian yang dilakukan Respati (2004) dan
Sulthoni (2012) yang tidak menemukan adanya pengaruh
signifikan antara ukuran perusahaan terhadap audit delay.
Audit delay tidak lepas dari kinerja KAP sebagai agen yang
menghasilkan laporan audit. Cepat atau lambatnya hasil laporan
audit bergantung pada kinerja KAP, walaupun perusahaan
memiliki aset yang besar atau kecil tetapi pihak KAP tetap
menyelesaikan laporan audit secara profesional. Selain itu,
perusahaan besar memiliki sistem informasi dan teknologi yang
lebih baik dibandingkan dengan perusahaan kecil sehingga auditor
tidak memerlukan waktu yang berlebih dalam mengaudit karena
sistem informasi dan teknologi perusahaan besar dapat diandalkan
(Ayoib, 2008). Perusahaan terbuka juga biasanya melaporkan
laporan keuangan auditan secara interim sehingga pada akhir tahun
perusahaan tidak membutuhkan waktu yang berlebih dalam
mengaudit laporan keuangan tahunan perusahaan.
Adanya peraturan dan pengawasan oleh regulator yang cukup
ketat pada perusahaan dalam industri keuangan di Indonesia juga
menjadikan variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap audit delay, karena peraturan yang dibuat Bapepam-LK
dan Bank Indonesia selaku regulator dalam industri keuangan tidak
61
memandang perusahaan besar maupun kecil mengenai hal
peraturan dalam menerbitkan laporan keuangan.
Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ayoib
(2008), Rachmawati (2008), Indriyani (2012), dan Modugu (2012)
yang menemukan pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit
delay secara signifikan.
Hasil uji hipotesis 2: Pengaruh profitabilitas terhadap audit
delay
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa variabel profitabilitas yang
diproksikan return on assets (ROA) memiliki regresi negatif
sebesar 0.751 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.001. Tingkat
signifikansi tersebut lebih kecil dari 0.05 yang berarti H2 diterima
sehingga dapat dikatakan bahwa profitabilitas berpengaruh secara
signifikan terhadap audit delay. Nilai koefisien regresi negatif
menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap
audit delay. Hal ini menggambarkan bahwa jika setiap kenaikan
satu persen variabel profitabilitas dengan asumsi variabel lain
tetap, maka akan menurunkan audit delay sebesar 0.751. Hasil ini
sejalan dengan penelitian Ayoib (2008), Rachmawati (2008),
Indriyani (2012), dan Sulthoni (2012) yang menemukan pengaruh
profitabilitas terhadap audit delay secara signifikan.
62
Profitabilitas dalam investasi dan tindakan keuangan lainnya
merupakan hal yang sangat penting untuk memperoleh return yang
diinginkan bahkan melampaui ekspektasi para pengguna laporan
keuangan. Profitabilitas pada penelitian ini menggunakan ROA,
perusahaan dengan ROA yang tinggi berarti perusahaan telah
menggunakan aset-asetnya secara efisien sehingga dapat
menghasilkan laba yang tinggi bagi perusahaan maupun pemegang
saham. Jadi, perusahaan memiliki insentif yang besar untuk
menerbitkan laporan keuangan lebih cepat untuk memberikan
sinyal positif kepada para pengguna laporan keuangan khususnya
investor (Scott, 2010). Menurut Rachmawati (2008), perusahaan
yang memiliki profitabilitas yang lebih tinggi membutuhkan waktu
dalam pengauditan laporan keuangan lebih cepat dikarenakan
keharusan untuk menyampaikan kabar baik secepatnya kepada
publik.
Hasil uji hipotesis 3: Pengaruh leverage terhadap audit delay
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa variabel leverage yang
diproksikan debt to equity ratio (DER) memiliki regresi negatif
sebesar 0.482 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.164. Tingkat
signifikansi tersebut lebih besar dari 0.05 yang berarti H3 ditolak
63
sehingga dapat dikatakan bahwa leverage tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap audit delay. Hasil ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan Sulthoni (2012) dan Modugu (2012) yang tidak
menemukan pengaruh leverage terhadap audit delay secara
signifikan.
Leverage adalah pengungkit untuk memperbesar aset
perusahaan yang dilakukan dengan cara mengambil kredit dari
kreditor seperti bank atau lembaga pembiayaan lainnya. Dalam
memberi kredit, kreditor akan memperhatikan debitornya dengan
cara menganalisis laporan keuangannya terkait dengan kinerja
perusahaan selaku debitor dalam menghasilkan laba agar selalu
dapat membayar pokok utang (principle) dan bunga. Tetapi,
kreditor cenderung akan lebih memilih laporan keuangan yang
telah diaudit untuk menganalisis kinerja keuangan debitur karena
dianggap lebih andal dan dapat lebih dipercaya.
Perusahaan yang memiliki proporsi hutang yang tinggi
memiliki kecendrungan untuk mengalami financial distress dan
kemungkinan besar dapat bangkrut (Ayoib, 2008). Jadi,
perusahaan yang memiliki DER yang besar atau kecil akan tetap
meminimalisasikan audit delay untuk meyakinkan pemegang
saham dan kreditor bahwa perusahaan tetap dalam kondisi baik.
64
Jumlah hutang juga akan memperbesar agency costs dan hal
tersebut akan meningkatkan audit efforts (Jensen and Meckling,
1976).
Hasil uji hipotesis 4: Pengaruh ukuran KAP terhadap audit
delay
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa variabel ukuran KAP yang
diproksikan Big4 memiliki regresi negatif sebesar -8.478 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0.001. Tingkat signifikansi tersebut
lebih kecil dari 0.05 yang berarti H1 diterima sehingga dapat
dikatakan bahwa ukuran KAP berpengaruh secara signifikan
terhadap audit delay. Nilai koefisien regresi negatif menunjukkan
bahwa ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap audit delay. Hal
ini menggambarkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen
variabel ukuran KAP dengan asumsi variabel lain tetap, maka akan
menurunkan audit delay sebesar 8.478. Hasil ini sejalan dengan
penelitian Ayoib (2008), Rachmawati (2008), dan Sulthoni (2012)
yang berhasil menemukan pengaruh ukuran KAP terhadap audit
delay secara signifikan.
Penyelesaian kerja audit yang lama akan berdampak buruk
tentang kinerja KAP tersebut di mata klien maupun para pengguna
laporan audit lainnya. Hal tersebut menyebabkan buruknya image
65
dan hilangnya kesempatan kerja dengan klien tersebut di tahun-
tahun yang akan datang. Sumber daya yang besar yang dimiliki
KAP besar dan terkenal (big four) dapat mempengaruhi performa
kinerja dalam pengerjaan audit yang lebih cepat dibandingkan
KAP yang lebih kecil. Menurut Ayoib (2008), KAP big four
memiliki spesialisasi dan keahlian dalam area dan industri tertentu,
yang pada akhirnya akan menghasilkan hasil kinerja audit yang
lebih efisien daripada KAP yang lebih kecil.
c. Hasil uji statistik F
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama
terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0.05. Jika
nilai probabilitas F lebih kecil dari 0.05, maka H1 diterima dan menolak
H0. Sedangkan, jika nilai probabilitas F lebih besar dari 0.05, maka H0
diterima dan menolak H1. Tabel 4.8 menunjukkan hasil uji statistik F.
66
Tabel 4.8
Hasil Uji Statistik F
Sumber: Data sekunder yang diolah
Hasil uji hipotesis 5: Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas,
leverage, dan ukuran KAP terhadap audit delay
Hasil uji hipotesis 5 dapat dilihat pada tabel 4.8, nilai F yang
diperoleh sebesar 8.356 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000 yang
berarti model regresi ini layak untuk digunakan karena tingkat signifikansi
lebih kecil dari 0.05 dimana H5 diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa
ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan ukuran KAP berpengaruh
terhadap audit delay secara simultan dan signifikan.
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 9579.025 4 2394.756 8.356 .000a
Residual 77382.045 270 286.600 Total 86961.069 274
a. Predictors: (Constant), LnTA, ROA, BIG4, DER
b. Dependent Variable: DELAY
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi
audit delay. Variabel independen yang digunakan adalah ukuran perusahaan,
profitabilitas, leverage, dan ukuran KAP. Analisis yang dilakukan
menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression) dengan SPSS
16. Data sampel yang digunakan sebanyak 55 perusahaan dalam industri
keuangan selama tahun 2007 sampai dengan 2011.
Hasil pengujian dan pembahasan pada bagian sebelumnya dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Rata-rata audit delay yang dialami perusahaan dalam industri keuangan
selama tahun 2007 sampai dengan 2011 adalah 69.05 hari. Jika dilihat dari
batas akhir yang ditentukan Bapepam-LK, yaitu pada akhir bulan ketiga,
maka rata-rata perusahaan sampel dapat dikatakan tidak mengalami
keterlambatan pelaporan.
2. Berdasarkan hasil uji regresi berganda (multiple regression) menunjukkan
bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
audit delay. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Ayoib (2008), Indriyani (2012), dan Modugu (2012) yang menemukan
pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit delay secara signifikan.
68
3. Berdasarkan hasil uji regresi berganda (multiple regression) menunjukkan
bahwa profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay.
Hal ini sejalan dengan penelitian Ayoib (2008), Rachmawaty (2010),
Indriyani (2012), dan Sulthoni (2012) yang menemukan pengaruh
profitabilitas terhadap audit delay secara signifikan.
4. Berdasarkan hasil uji regresi berganda (multiple regression) menunjukkan
bahwa leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rachmawati (2008),
Sulthoni (2012), dan Modugu (2012) yang tidak menemukan pengaruh
leverage terhadap audit delay secara signifikan.
5. Berdasarkan hasil uji regresi berganda (multiple regression) menunjukkan
bahwa ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay.
Hasil ini sejalan dengan penelitian Ayoib (2008) dan Sulthoni (2012) yang
berhasil menemukan pengaruh ukuran KAP terhadap audit delay secara
signifikan.
6. Berdasarkan hasil uji regresi berganda (multiple regression) menunjukkan
bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan ukuran KAP
berpengaruh terhadap audit delay secara simultan dan signifikan.
69
B. Implikasi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
pengembangan ilmu auditing khususnya mengenai audit delay. Implikasi
yang dapat diberikan terkait dengan penelitian ini, antara lain:
1. Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan
referensi dalam menambah wawasan dan pengetahuan mengenai audit
delay.
2. Peneliti selanjutnya, penelitian ini bermanfaat dalam memberikan
kontribusi dalam mengembangkan teori mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi audit delay.
3. Penulis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan mengenai
auditing khususnya audit delay serta faktor-faktor yang mempengaruhinya
pada perusahaan industri keuangan di Bursa Efek Indonesia dan
memenuhi persyaratan akademik guna meraih gelar Sarjana Ekonomi UIN
Syarif Hidayatullah.
4. Auditor, penelitian ini bermanfaat untuk digunakan sebagai referensi dan
informasi dalam melakukan perencanaan audit yang lebih baik dalam
upaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan audit dengan
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay.
70
5. Regulator, penelitian ini bermanfaat sebagai informasi, masukan, dan
bahan pertimbangan dalam merancang kebijakan dan peraturan mengenai
ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan emiten.
6. Perusahaan dalam industri keuangan, penelitian ini bermanfaat sebagai
informasi, masukan, dan bahan pertimbangan dalam penyampaian laporan
keuangan dan laporan audit secara tepat waktu agar kebutuhan para
pengguna laporan tersebut dapat terpenuhi.
C. Keterbatasan
Penelitian ini memiliki keterbatasan yang mungkin dapat melemahkan
hasil penelitian. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, antara lain:
1. Penelitian ini hanya menggunakan populasi dari perusahaan yang bergerak
pada sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Penelitian ini hanya menggunakan data time series selama lima tahun
pelaporan keuangan tahunan.
3. Pengukuran variabel ukuran perusahaan pada penelitian ini menggunakan
logaritma natural dari total aset perusahaan yang menjadi sampel
penelitian.
D. Saran
Penelitian mengenai audit delay pada penelitian selanjutnya diharapkan
mampu memberikan hasil penelitian yang lebih berkualitas, dengan
mempertimbangkan saran berikut ini:
71
1. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan populasi seluruh
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan time series yang lebih
lama dibandingkan penelitian ini yang hanya menggunakan time series
selama lima tahun.
3. Pengukuran variabel ukuran perusahaan pada penelitian selanjutnya
diharapkan dapat menggunakan alternatif proksi lain, seperti total
penjualan atau nilai kapitalisasi pasar perusahaan.
73
DAFTAR PUSTAKA
Abdulla, J. Y. A. 1996. “Timeliness of Bahrain Annual Reports”. Advances in
International Vol.9.
Ahmad dan Kamarudin. 2003. “Audit Delay and Timeliness of Corporate
Reporting: Malaysian Evidence”. Proceeding Hawaii Interrnational
Conference on Business. Hawaii.
Agoes, Soekriesno. 2008. “Auditing (Pemeriksaan Akuntansi) oleh Kantor
Akuntan Publik”. Edisi Ketiga Cetakan Keempat. Jakarta. Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Almilia, Luciana Spica dan Vieka Devi. 2007. “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Simposium Nasional Manajemen.
Ang, Robert. 1997. “Buku Pintar Pasar Modal Indonesia”; Edisi 1. Jakarta.
Medisoft.
Arens Alvin A, Randal J. Elder, Mark S. Besley. 2010.“Auditing and Assurance
Services an Integrated Approach”, 13th
edition, Pearson Education Inc.
New Jersey.
Aryati, Titik, dan Maria Theresia. 2005. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Audit Delay dan Timeliness”. Media Riset Akuntansi, Auditing, dan
Informasi Vol.5 No.3 Desember 2005.
Ashton, et al. 1987. “An Empirical Analysis of Audit Delay”. Journal of
Accounting Research Vol.25 No.2.
Boynton William C, Raymond N. Johnson, Walter G. Kell. 2006. “Modern
Auditing: Assurance Services and Integrity of Financial Reporting” Jilid 1:
Edisi 7. Jakarta. Erlangga.
Brigham, Eugene F dan Houston, Joel F. 2009. “Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan”. Edisi 10. Jakarta. Salemba Empat.
Carslaw. C.A.P.N dan Steven E. Kaplan. 1991. “An Examination of Audit Delay :
Further Evidence from New Zealand”. Acccounting and Business
Research Vol.22.
74
Che-Ahmad, Ayoib dan Shamharir Abidin. 2008. “ Audit Delay of Listed
Companies: A Case of Malaysia”. International Business Research Vol.1
No.4 October 2008.
Dyer, J. C. And McHugh, A. J. 1975. “The Timeliness of The Australian Annual
Report”. Journal of Accounting Research 13.
Ghozali, Imam. 2009. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
16”. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Gilling, D. M. 1977. “Timeliness in Corporate Reporting: Some Further
Comment”. Accounting and Business Research.
Givoly dan Palmon. 1982. “Timeliness of Annual Earnings Announcement: Some
Empirical Evidence”. The Accounting Review.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Pedoman Standar Akuntansi Keuangan.
Jakarta. Salemba Empat.
Indriyani, R. E dan Supriyati. 2012. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit
Report Lag Perusahaan Manufaktur di Indonesia dan Malaysia”. The
Indonesian Accounting Review Vol.2 No.2 July 2012.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik.
Jakarta. Salemba Empat.
Kasmir. 2009. “Pengantar Manajemen Keuangan”. Jakarta. Kencana.
Kieso, D. E., Weygrandt, dan Warfield, T. D. 2011. “Intermediate Accounting”
Vol.1 : IFRS Edition. Hoboken, USA: John Wiley & Sons.
Modugu, et al. 2012. “Determinants of Audit Delay in Nigerian Companies:
Empirical Evidence”, Research Journal of Finance and Accounting Vol.3
No.6 2012.
Mulyadi. 2002. “Auditing”, Buku Dua, Edisi Keenam. Salemba Empat. Jakarta.
Panjaitan, Bastian. 2010. “Analisis Pengaruh Total Aktiva, Jenis Opini Auditor,
Ukuran KAP, dan Rasio Profitabilitas Terhadap Audit Delay”. Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Respati, Novita Weningtyas. 2004. “Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap
Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan”. Jurnal Maksi No.4 Januari 2004.
75
Ross, S. A., Westerfield, R. W., Jaffe, J. 2005. “Corporate Finance”, 7th
Edition.
McGraw Hill Companies Inc,. USA.
Septriana, Ira. 2010. “Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap
Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan”. Jurnal Maksi Vol.10 No.1
Januari 2010.
Sistya, Rachmawati. 2008. “Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan
Terhadap Audit Delay dan Timeliness”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Vol.10 No.1 Mei 2008.
Subekti, Imam dan Novi. 2004. “Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap
Audit Delay di Indonesia”. Simposium Nasional Akuntansi VII.
Sulthoni, Mochamad. 2012. “Determinan Audit Delay dan Pengaruhnya
Terhadap Reaksi Investor”. Jurnal Akuntansi dan Ekonomi Bisnis Vol.1
No.1 Tahun 2012.
Scott, William R. 2010. “Financial Accounting Theory”, Sixth Edition. Pearson
Canada Inc. Toronto.
Wiwik, Utami. 2006. “Analisis Determinan Audit Delay Kajian Empiris di Bursa
Efek Jakarta”. Bulletin Penelitian No.09 Tahun 2000.
www.bisnis-indonesia.co.id, diakses tanggal 11 Februari 2013.
www.bapepam.go.id, diakses tanggal 15 Januari 2013.
77
Lampiran 1
Data Perusahaan Sampel Penelitian
No Nama Perusahaan Tahun ROA DER Big4
Audit
Delay LnTA
1 Bank ICB Bumi Putra Tbk 2007 0.52 10.82 1 70 29.47891
2 Bank Capital Indonesia 2007 1.46 5.65 0 70 27.81621
3 Bank Ekonomi Raharja Tbk 2007 1.78 12.96 1 75 30.38097
4 Bank Central Asia 2007 2.94 9.66 1 65 33.01554
5 Bank Bukopin Tbk 2007 1.58 16.53 1 91 31.17042
6 Bank Negara Indonesia Tbk 2007 0.81 9.65 1 88 32.84237
7 Bank Nusantara Parahyangan Tbk 2007 1.21 11.11 0 84 28.95885
8 Bank Rakyat Indonesia 2007 3.82 9.48 1 79 32.94784
9 Bank Danamon Indonesia Tbk 2007 3.71 7.22 1 37 32.12425
10 Bank Kesawan Tbk 2007 0.33 15.51 0 86 28.4124
11 Bank Mandiri Tbk 2007 1.98 9.91 1 64 33.39648
12 Bank Bumi Arta Tbk 2007 1.53 4.26 1 77 28.29898
13 Bank CIMB Niaga Tbk 2007 2.00 8.72 1 52 31.47143
14 Bank Internasional Indonesia Tbk 2007 1.40 9.04 1 46 31.60324
15 Bank Permata Tbk 2007 1.87 9.05 1 52 31.30221
16 Bank of India Indonesia Tbk 2007 1.06 8.37 1 77 27.78609
17 Bank Victoria International Tbk 2007 1.10 12.06 0 74 29.29286
18
Bank Artha Graha International
Tbk 2007 0.28 16.86 0 79 30.05428
19 Bank Mayapada Internatioanal Tbk 2007 1.32 3.75 0 74 29.1295
20
Bank Windu Kentjana
Internatioanal Tbk 2007 1.14 5.50 0 60 27.96933
21 Bank Mega Tbk 2007 2.14 10.88 1 53 31.18373
22 Bank NISP OCBC Tbk 2007 1.21 7.60 1 56 30.99725
23 Bank Pan Indonesia Tbk 2007 2.57 5.05 1 85 31.33269
24 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 2007 3.12 7.14 0 31 28.01154
25 Adira Dinamika Multi Finance Tbk 2007 24.25 1.70 1 35 28.82549
26 Buana Finance Tbk 2007 7.88 0.77 1 43 27.98066
27 BFI Finance Indonesia Tbk 2007 11.04 1.10 0 52 28.55686
28 Clipan Finance Tbk 2007 5.63 0.58 0 56 28.14647
29 Mandala Multifinance Tbk 2007 7.38 3.87 0 70 28.04502
30 Trust Finance Indonesia Tbk 2007 8.11 0.93 0 59 25.91368
78
Lanjutan Lampiran 1
No Nama Perusahaan Tahun ROA DER Big4
Audit
Delay LnTA
31 Verena Multi Finance Tbk 2007 2.26 5.68 1 46 26.76818
32 Wahana Ottomitra Multiartha Tbk 2007 -7.18 12.67 1 36 29.20224
33 Kresna Graha Sekurindo Tbk 2007 3.22 5.17 0 73 27.2872
34 Panin Sekuritas Tbk 2007 7.79 3.55 0 49 27.89196
35 Panca Global Securities Tbk 2007 3.52 3.59 0 65 26.64494
36 Reliance Securities Tbk 2007 8.74 2.00 0 79 27.04406
37 Trimegah Securities Tbk 2007 7.35 2.79 1 84 28.14819
38 Yulie Sekurindo Tbk 2007 4.23 0.23 0 58 24.94892
39 Asuransi Bina Dana Arta Tbk 2007 8.11 1.59 0 85 26.32468
40
Asuransi Harta Aman Pratama
Tbk 2007 1.96 0.71 0 61 24.6253
41 Asuransi Multi Artha Guna Tbk 2007 5.35 0.86 1 79 26.62378
42 Asuransi Bintang Tbk 2007
-
11.72 1.47 0 72 25.92567
43 Asuransi Dayin Mitra Tbk 2007 0.54 1.26 1 60 26.19002
44 Asuransi Jasa Tania Tbk 2007 -5.05 0.76 0 77 25.76951
45 Asuransi Ramayana Tbk 2007 7.91 1.40 0 88 26.22338
46 Lippo General Insurance Tbk 2007 2.52 0.22 0 53 27.21499
47
Maskapai Reasuransi Indonesia
Tbk 2007 6.22 1.00 0 84 26.00352
48 Panin Insurance Tbk 2007 7.56 1.00 0 87 29.62531
49 Panin Financial Tbk 2007 7.00 0.56 0 86 29.51158
50 Arthavest Tbk 2007 2.82 1.12 0 78 26.28493
51 Bhakti Capital Indonesia Tbk 2007 13.69 1.80 0 65 27.62822
52
Equity Development Investment
Tbk 2007 1.73 1.88 1 109 27.89428
53 Lippo Securities Tbk 2007 30.67 0.70 0 49 26.64579
54 Capitalinc Investment Tbk 2007 0.10 7.34 0 84 25.69114
55 Sinarmas Multiartha Tbk 2007 4.26 4.91 0 91 30.27936
56 Bank ICB Bumi Putra Tbk 2008 0.09 11.45 1 49 29.46964
57 Bank Capital Indonesia 2008 0.99 7.83 0 71 28.16386
58 Bank Ekonomi Raharja Tbk 2008 2.10 10.18 1 84 30.53307
59 Bank Central Asia 2008 3.14 9.55 1 56 33.1346
60 Bank Bukopin Tbk 2008 1.69 14.08 1 107 31.11635
79
Lanjutan Lampiran 1
No Nama Perusahaan Tahun ROA DER Big4
Audit
Delay LnTA
61 Bank Negara Indonesia Tbk 2008 0.96 12.07 1 82 32.93801
62 Bank Nusantara Parahyangan Tbk 2008 1.14 9.87 0 86 28.93795
63 Bank Rakyat Indonesia 2008 3.59 10.01 1 49 33.13667
64 Bank Danamon Indonesia Tbk 2008 2.50 9.09 1 71 32.30635
65 Bank Kesawan Tbk 2008 0.22 14.97 0 84 28.4022
66 Bank Mandiri Tbk 2008 2.25 10.75 1 55 33.51278
67 Bank Bumi Arta Tbk 2008 2.03 4.20 1 83 28.34611
68 Bank CIMB Niaga Tbk 2008 1.87 9.55 1 47 31.63627
69 Bank Internasional Indonesia Tbk 2008 0.68 9.29 1 36 31.64105
70 Bank Permata Tbk 2008 1.40 11.59 1 47 31.62111
71 Bank of India Indonesia Tbk 2008 2.22 3.81 1 54 27.93842
72 Bank Victoria International Tbk 2008 0.80 9.66 0 79 29.35826
73 Bank Artha Graha International Tbk 2008 0.31 12.97 0 83 30.18401
74 Bank Mayapada Internatioanal Tbk 2008 1.09 4.80 0 79 29.33807
75
Bank Windu Kentjana Internatioanal
Tbk 2008 0.23 7.00 0 58 28.37041
76 Bank Mega Tbk 2008 1.94 11.15 1 86 31.18239
77 Bank NISP OCBC Tbk 2008 1.33 8.43 1 27 31.16459
78 Bank Pan Indonesia Tbk 2008 2.45 6.02 1 79 31.61015
79 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 2008 2.80 8.86 0 40 28.31268
80 Adira Dinamika Multi Finance Tbk 2008 39.51 0.84 1 35 28.90974
81 Buana Finance Tbk 2008 4.31 1.02 1 64 28.19047
82 BFI Finance Indonesia Tbk 2008 9.35 1.60 0 58 28.89251
83 Clipan Finance Tbk 2008 9.83 0.37 1 77 28.10567
84 Mandala Multifinance Tbk 2008 6.62 4.58 0 71 28.42474
85 Trust Finance Indonesia Tbk 2008 0.92 8.62 0 33 26.03112
86 Verena Multi Finance Tbk 2008 2.95 4.02 1 41 27.11283
87 Wahana Ottomitra Multiartha Tbk 2008 1.11 11.45 1 20 28.86445
88 Kresna Graha Sekurindo Tbk 2008 1.65 2.24 0 71 26.65696
89 Panin Sekuritas Tbk 2008 5.09 2.07 0 69 27.56228
90 Panca Global Securities Tbk 2008 4.54 1.12 0 73 25.99105
80
Lanjutan Lampiran 1
No Nama Perusahaan Tahun ROA DER Big4
Audit
Delay LnTA
91 Reliance Securities Tbk 2008 4.28 1.45 0 79 26.5193
92 Trimegah Securities Tbk 2008 4.70 1.54 1 91 27.59862
93 Yulie Sekurindo Tbk 2008 1.46 0.15 0 72 24.75497
94 Asuransi Bina Dana Arta Tbk 2008 4.75 2.55 0 79 26.76662
95 Asuransi Harta Aman Pratama Tbk 2008 0.73 3.23 0 89 25.10745
96 Asuransi Multi Artha Guna Tbk 2008 7.73 0.97 1 77 26.80398
97 Asuransi Bintang Tbk 2008 7.66 1.50 1 84 26.02322
98 Asuransi Dayin Mitra Tbk 2008 2.46 1.50 1 58 26.27435
99 Asuransi Jasa Tania Tbk 2008 2.18 0.77 0 79 25.79844
100 Asuransi Ramayana Tbk 2008 1.79 8.66 0 89 26.47671
101 Lippo General Insurance Tbk 2008 2.04 0.22 0 44 27.30916
102
Maskapai Reasuransi Indonesia
Tbk 2008 11.20 1.25 0 72 26.27855
103 Panin Insurance Tbk 2008 7.24 0.66 0 89 29.54923
104 Panin Financial Tbk 2008 6.39 0.37 0 82 29.40953
105 Arthavest Tbk 2008 3.37 0.41 0 75 25.91421
106 Bhakti Capital Indonesia Tbk 2008 1.82 2.77 0 69 27.97176
107
Equity Development Investment
Tbk 2008 1.68 2.22 1 83 27.99885
108 Lippo Securities Tbk 2008 -0.27 0.55 0 82 26.86291
109 Capitalinc Investment Tbk 2008 0.38 11.45 0 84 26.11833
110 Sinarmas Multiartha Tbk 2008 2.24 4.81 0 90 30.37418
111 Bank ICB Bumi Putra Tbk 2009 0.16 11.98 1 64 29.57775
112 Bank Capital Indonesia 2009 0.85 5.86 0 81 28.87205
113 Bank Ekonomi Raharja Tbk 2009 2.09 9.75 1 78 30.70334
114 Bank Central Asia 2009 3.17 9.14 1 64 33.27432
115 Bank Bukopin Tbk 2009 1.4 13.65 1 81 31.24661
116 Bank Negara Indonesia Tbk 2009 1.51 10.88 1 40 33.05816
117 Bank Nusantara Parahyangan Tbk 2009 1.06 9.55 0 84 28.99107
118 Bank Rakyat Indonesia 2009 3.12 10.63 1 83 33.38976
119 Bank Danamon Indonesia Tbk 2009 2.4 5.23 1 41 32.22207
120 Bank Kesawan Tbk 2009 0.27 12.15 0 81 28.48449
81
Lanjutan Lampiran 1
No Nama Perusahaan Tahun ROA DER Big4
Audit
Delay LnTA
121 Bank Mandiri Tbk 2009 2.74 10.23 1 53 33.60894
122 Bank Bumi Arta Tbk 2009 1.71 4.8 1 84 28.50782
123 Bank CIMB Niaga Tbk 2009 1.47 8.55 1 46 32.30482
124 Bank Internasional Indonesia Tbk 2009 -0.07 10.56 1 39 31.74133
125 Bank Permata Tbk 2009 1.37 10.57 1 52 31.65655
126 Bank of India Indonesia Tbk 2009 3.29 4.08 1 83 28.0611
127 Bank Victoria International Tbk 2009 0.85 10.69 0 78 29.62695
128
Bank Artha Graha International
Tbk 2009 0.42 15.02 0 53 30.36749
129 Bank Mayapada Internatioanal Tbk 2009 0.78 6.68 0 78 29.6631
130
Bank Windu Kentjana
Internatioanal Tbk 2009 0.82 8.29 0 56 28.66024
131 Bank Mega Tbk 2009 1.61 10.66 1 82 31.31198
132 Bank NISP OCBC Tbk 2009 1.65 7.98 1 27 31.24336
133 Bank Pan Indonesia Tbk 2009 1.81 6.16 1 84 31.9859
134 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 2009 2.13 8.48 0 56 28.50803
135 Adira Dinamika Multi Finance Tbk 2009 38.3 0.63 1 32 29.09648
136 Buana Finance Tbk 2009 4.31 0.57 1 42 27.94636
137 BFI Finance Indonesia Tbk 2009 16.38 0.56 0 55 28.50356
138 Clipan Finance Tbk 2009 11.41 0.35 1 76 28.20272
139 Mandala Multifinance Tbk 2009 7.2 3.35 0 74 28.35261
140 Trust Finance Indonesia Tbk 2009 5.87 0.66 0 83 25.95766
141 Verena Multi Finance Tbk 2009 3.63 3.77 1 77 27.19013
142 Wahana Ottomitra Multiartha Tbk 2009 3.6 6.65 1 29 28.57602
143 Kresna Graha Sekurindo Tbk 2009 3.25 2.73 0 69 26.89335
144 Panin Sekuritas Tbk 2009 14.88 1.37 0 64 27.6614
145 Panca Global Securities Tbk 2009 8.89 0.89 0 39 26.04488
146 Reliance Securities Tbk 2009 7.49 1.83 0 82 27.07258
147 Trimegah Securities Tbk 2009 2.8 1.59 0 79 27.56742
148 Yulie Sekurindo Tbk 2009 -6.34 0.19 0 67 24.80924
149 Asuransi Bina Dana Arta Tbk 2009 5.99 3.18 0 88 26.97376
150 Asuransi Harta Aman Pratama Tbk 2009 7.26 0.91 0 74 25.33611
82
Lanjutan Lampiran 1
No Nama Perusahaan Tahun ROA DER Big4
Audit
Delay LnTA
151 Asuransi Multi Artha Guna Tbk 2009 10.84 0.86 1 69 26.95044
152 Asuransi Bintang Tbk 2009 1.95 1.14 0 84 25.95359
153 Asuransi Dayin Mitra Tbk 2009 3.2 1.33 1 46 26.29498
154 Asuransi Jasa Tania Tbk 2009 5.53 0.78 0 74 25.90694
155 Asuransi Ramayana Tbk 2009 8.87 1.87 0 78 26.62046
156 Lippo General Insurance Tbk 2009 3.99 0.27 0 41 27.1469
157
Maskapai Reasuransi Indonesia
Tbk 2009 11.57 1.37 0 82 26.54587
158 Panin Insurance Tbk 2009 7.58 0.8 0 88 29.72302
159 Panin Financial Tbk 2009 6.65 0.48 0 85 29.58809
160 Arthavest Tbk 2009 4.11 0.44 0 76 25.98568
161 Bhakti Capital Indonesia Tbk 2009 0.57 1.78 0 67 27.68368
162
Equity Development Investment
Tbk 2009 1.34 2.38 1 77 28.12105
163 Lippo Securities Tbk 2009 6.79 0.65 0 82 26.78319
164 Capitalinc Investment Tbk 2009 0.63 6.37 0 81 26.11486
165 Sinarmas Multiartha Tbk 2009 3.96 4.48 0 90 30.61166
166 Bank ICB Bumi Putra Tbk 2010 0.2 11.14 1 80 29.78972
167 Bank Capital Indonesia 2010 0.66 7.09 0 74 29.11249
168 Bank Ekonomi Raharja Tbk 2010 1.84 8.35 1 77 30.70011
169 Bank Central Asia 2010 3.28 8.51 1 77 33.41306
170 Bank Bukopin Tbk 2010 1.4 15.45 1 73 31.49153
171 Bank Negara Indonesia Tbk 2010 2.21 6.5 1 53 33.14679
172 Bank Nusantara Parahyangan Tbk 2010 1.2 9.25 0 60 29.29537
173 Bank Rakyat Indonesia 2010 3.69 10.02 1 88 33.63314
174 Bank Danamon Indonesia Tbk 2010 3.39 5.4 1 35 32.40345
175 Bank Kesawan Tbk 2010 4.45 13.54 0 53 28.58265
176 Bank Mandiri Tbk 2010 3.11 9.81 1 89 33.73977
177 Bank Bumi Arta Tbk 2010 1.37 5.12 1 88 28.60974
178 Bank CIMB Niaga Tbk 2010 1.78 9.43 1 47 32.59842
179 Bank Internasional Indonesia Tbk 2010 0.61 9.36 1 28 31.95025
180 Bank Permata Tbk 2010 1.68 8.31 1 49 31.93256
83
Lanjutan Lampiran 1
No Nama Perusahaan Tahun ROA DER Big4
Audit
Delay LnTA
181 Bank of India Indonesia Tbk 2010 3.06 3.93 1 88 28.08231
182 Bank Victoria International Tbk 2010 1.28 12.88 0 88 29.96364
183
Bank Artha Graha International
Tbk 2010 0.69 15.18 0 51 30.46794
184 Bank Mayapada Internatioanal Tbk 2010 1.05 5.81 0 80 29.94378
185
Bank Windu Kentjana
Internatioanal Tbk 2010 0.87 7.35 0 74 29.10222
186 Bank Mega Tbk 2010 2.02 10.82 1 88 31.57448
187 Bank NISP OCBC Tbk 2010 0.96 8.81 1 26 31.42594
188 Bank Pan Indonesia Tbk 2010 1.15 7.81 1 88 32.32189
189 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 2010 2.51 7.25 0 45 28.80837
190 Adira Dinamika Multi Finance Tbk 2010 25.42 1 1 32 29.65912
191 Buana Finance Tbk 2010 5.12 0.69 1 80 28.09017
192 BFI Finance Indonesia Tbk 2010 11.96 0.99 0 70 28.9843
193 Clipan Finance Tbk 2010 7.45 0.82 1 80 28.62201
194 Mandala Multifinance Tbk 2010 5.65 4.36 0 76 28.77171
195 Trust Finance Indonesia Tbk 2010 9.43 0.8 0 81 26.29145
196 Verena Multi Finance Tbk 2010 3.67 4.98 1 77 27.59149
197 Wahana Ottomitra Multiartha Tbk 2010 5.39 6.84 1 53 28.91159
198 Kresna Graha Sekurindo Tbk 2010 4.19 4.28 0 73 27.42322
199 Panin Sekuritas Tbk 2010 17.77 1.22 0 47 27.97555
200 Panca Global Securities Tbk 2010 5.52 1.85 0 41 26.6299
201 Reliance Securities Tbk 2010 2.71 2.5 0 80 27.3765
202 Trimegah Securities Tbk 2010 2.4 1.34 1 84 27.47821
203 Yulie Sekurindo Tbk 2010 -1.05 0.13 0 76 24.69437
204 Asuransi Bina Dana Arta Tbk 2010 6.36 3.28 0 63 27.46352
205 Asuransi Harta Aman Pratama Tbk 2010 7.62 1.16 0 84 25.5639
206 Asuransi Multi Artha Guna Tbk 2010 10.36 0.86 1 69 27.20692
207 Asuransi Bintang Tbk 2010 1.8 1.66 0 77 26.2188
208 Asuransi Dayin Mitra Tbk 2010 5.24 1.38 1 48 26.45376
209 Asuransi Jasa Tania Tbk 2010 8.72 0.73 0 74 25.9304
210 Asuransi Ramayana Tbk 2010 7.33 2.23 0 80 26.84886
84
Lanjutan Lampiran 1
No Nama Perusahaan Tahun ROA DER Big4
Audit
Delay LnTA
211 Lippo General Insurance Tbk 2010 7.9 0.27 0 35 27.50684
212
Maskapai Reasuransi Indonesia
Tbk 2010 12.16 1.44 0 89 26.82153
213 Panin Insurance Tbk 2010 9.71 0.72 0 90 29.86736
214 Panin Financial Tbk 2010 8.06 0.44 0 89 29.74777
215 Arthavest Tbk 2010 0.22 0.41 0 73 25.96763
216 Bhakti Capital Indonesia Tbk 2010 6.97 1.58 0 77 27.81549
217
Equity Development Investment
Tbk 2010 2.26 3.05 1 75 28.39081
218 Lippo Securities Tbk 2010 22.67 0.43 0 67 27.09757
219 Capitalinc Investment Tbk 2010 0.81 2.17 0 88 26.98378
220 Sinarmas Multiartha Tbk 2010 4.91 4.46 0 90 30.95768
221 Bank ICB Bumi Putra Tbk 2011 -1.11 10.7 1 81 29.61887
222 Bank Capital Indonesia 2011 0.82 6.45 0 75 29.05252
223 Bank Ekonomi Raharja Tbk 2011 0.99 8.5 1 72 30.81558
224 Bank Central Asia 2011 2.82 8.07 1 86 33.5762
225 Bank Bukopin Tbk 2011 1.3 12.07 1 79 31.67729
226 Bank Negara Indonesia Tbk 2011 2 6.9 1 48 33.33166
227 Bank Nusantara Parahyangan Tbk 2011 1.04 10.27 0 68 29.51394
228 Bank Rakyat Indonesia 2011 3.25 8.43 1 58 33.78354
229 Bank Danamon Indonesia Tbk 2011 2.43 4.49 1 38 32.58639
230 Bank Kesawan Tbk 2011 0.17 3.02 0 88 28.91024
231 Bank Mandiri Tbk 2011 2.3 7.2 1 66 33.94437
232 Bank Bumi Arta Tbk 2011 1.44 5.2 1 87 28.71727
233 Bank CIMB Niaga Tbk 2011 1.9 8.08 1 47 32.74788
234 Bank Internasional Indonesia Tbk 2011 0.71 10.93 1 52 32.18405
235 Bank Permata Tbk 2011 1.14 10.09 1 51 32.24934
236 Bank of India Indonesia Tbk 2011 2.29 5 0 75 28.36359
237 Bank Victoria International Tbk 2011 1.59 8.74 0 85 30.09934
238
Bank Artha Graha International
Tbk 2011 0.52 15.6 0 66 30.58517
239 Bank Mayapada Internatioanal Tbk 2011 1.32 6.78 0 88 30.19221
240
Bank Windu Kentjana
Internatioanal Tbk 2011 0.56 10.57 0 87 29.49553
85
Lanjutan Lampiran 1
No Nama Perusahaan Tahun ROA DER Big4
Audit
Delay LnTA
241 Bank Mega Tbk 2011 1.73 11.7 1 71 31.75669
242 Bank NISP OCBC Tbk 2011 1.26 8.08 1 30 31.7226
243 Bank Pan Indonesia Tbk 2011 1.63 6.85 1 74 32.45737
244 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 2011 1.95 9.75 1 64 29.25747
245 Adira Dinamika Multi Finance Tbk 2011 9.37 2.82 1 34 30.45771
246 Buana Finance Tbk 2011 3.32 0.67 1 78 28.6817
247 BFI Finance Indonesia Tbk 2011 8.53 1.24 0 60 29.29963
248 Clipan Finance Tbk 2011 5.77 1.2 1 71 29.19661
249 Mandala Multifinance Tbk 2011 4.76 4.22 0 79 28.96138
250 Trust Finance Indonesia Tbk 2011 5.34 1.39 0 85 26.7099
251 Verena Multi Finance Tbk 2011 1.62 7.2 1 73 28.05041
252 Wahana Ottomitra Multiartha Tbk 2011 0.14 7.95 1 51 28.99367
253 Kresna Graha Sekurindo Tbk 2011 1.8 1.7 0 87 27.30606
254 Panin Sekuritas Tbk 2011 13 0.99 0 50 28.07733
255 Panca Global Securities Tbk 2011 8.34 0.68 0 40 26.20861
256 Reliance Securities Tbk 2011 8.59 1.13 0 85 27.08671
257 Trimegah Securities Tbk 2011 0.76 0.85 1 89 27.2506
258 Yulie Sekurindo Tbk 2011 1.82 0.05 0 66 24.64242
259 Asuransi Bina Dana Arta Tbk 2011 10.55 1.73 0 74 27.73191
260 Asuransi Harta Aman Pratama Tbk 2011 9.95 1.06 0 81 25.69981
261 Asuransi Multi Artha Guna Tbk 2011 8.38 0.65 1 72 27.68165
262 Asuransi Bintang Tbk 2011 4.01 1.4 0 81 26.22683
263 Asuransi Dayin Mitra Tbk 2011 7.15 1.26 1 59 26.52617
264 Asuransi Jasa Tania Tbk 2011 7.5 1.03 0 86 25.81437
265 Asuransi Ramayana Tbk 2011 6.13 2.61 0 86 27.1359
266 Lippo General Insurance Tbk 2011 4.7 0.36 0 55 27.51966
267
Maskapai Reasuransi Indonesia
Tbk 2011 11.14 1.4 0 87 27.06102
268 Panin Insurance Tbk 2011 9.2 0.44 0 89 30.07968
269 Panin Financial Tbk 2011 8.83 0.46 0 75 29.98345
270 Arthavest Tbk 2011 7.58 0.42 0 81 26.6705
86
Lanjutan Lampiran 1
No Nama Perusahaan Tahun ROA DER Big4
Audit
Delay LnTA
271 Bhakti Capital Indonesia Tbk 2011 3.44 1.9 0 80 28.03569
272
Equity Development Investment
Tbk 2011 2.43 2.61 1 74 28.45784
273 Lippo Securities Tbk 2011 -0.46 0.01 0 71 27.14797
274 Capitalinc Investment Tbk 2011 -2.02 3.72 0 123 27.18957
275 Sinarmas Multiartha Tbk 2011 4.21 2.08 0 89 31.43689
87
Lampiran 2
Hasil Pengujian SPSS 17
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TA 275 49503000000 6.E14 3.59E13 8.741E13
ROA 275 -11.720 39.510 4.17647 5.412582
DER 275 .010 16.860 5.17025 4.353838
BIG4 275 0 1 .45 .498
DELAY 275 20 123 69.06 17.815
Valid N (listwise) 275
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
Durbin-Watson
R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .332a .110 .097 16.929 .110 8.356 4 270 .000 2.068
a. Predictors: (Constant), LnTA, ROA, BIG4, DER
b. Dependent Variable: DELAY
88
Lanjutan Lampiran 2
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 9579.025 4 2394.756 8.356 .000a
Residual 77382.045 270 286.600
Total 86961.069 274
a. Predictors: (Constant), LnTA, ROA, BIG4, DER
b. Dependent Variable: DELAY
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 80.507 17.849 4.511 .000
ROA -.751 .215 -.228 -3.489 .001 .770 1.299
DER -.482 .345 -.118 -1.397 .164 .462 2.163
Big4 -8.478 2.451 -.237 -3.459 .001 .700 1.428
LnTA -.069 .673 -.009 -.103 .918 .447 2.239
a. Dependent Variable: DELAY
top related