faktor-faktor yang berhubungan dengan ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/894/1/skripsi...
Post on 23-Feb-2020
21 Views
Preview:
TRANSCRIPT
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU KE POSYANDU DIWILAYAH KERJA
PUSKESMAS PALANGGA KABUPATEN KONAWE SELATAN
SKRIPSI
Penyusun :
SUTARNI
NIM P00313017073
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KENDARI
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV GIZI 2018
ii
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU KE POSYANDU DIWILAYAHKERJA
PUSKESMAS PALANGGA KABUPATEN KONAWE SELATAN
SKRIPSI
Diajukansebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Serjana sain terapan
Penyusun :
SUTARNI
NIM P00313017073
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KENDARI
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV GIZI 2018
iii
iv
v
vi
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU KE POSYANDU DI WILAYAHKERJA PUSKESMAS PALANGGA
KABUPATEN KONAWE SELATAN
SutarnidenganBimbinganPurnomoLeksonoDanTreesPaukiran
INTISARI
Latar Belakang : Partisipasi ibu balita merupakan salah satu kunjungan masyarakat ke Posyandu di Indonesia masih tergolong rendah, berdasarkan data Riskesda, secara nasional sebanyak 44,6% rumah tangga memanfaatkan posyandu, 62,5%rumah tangga tidak memanfaatkan posyandu karena tidak membutuhkan, dan 10,3% rumah tangga tidak memanfaatkan posyandu. Tujuan:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan partisipasi ibu dengan pengetahuan, dukungan keluarga dan dukungan tokoh masyarakat. Metode:Penelitian ini termasuk analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah balita umur 12 bulan sampai 59 bulan dengan populasi 943 orang Pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik random sampling dengan jumlah sampel adalah 228 orang. Sedangkan uji statistic yang digunakan yaitu Chi-square. Hasil :Berdasarkan hasil penelitian partisipasi ibu aktif sebesar 60,2 %. Dari hasil uji statistic ditemukan bahwa ada hubungan partisipasi ibu dengan pengetahuan (p=0,032), tidak ada hubungan partisipasi ibu dengan dukungan keluarga (p=3,662) dan tidak ada hubungan partisipasi ibu dengan dukungan tokoh masyarakat (p=1,542). Kesimpulan : Ada hubungan partisipasi ibu dengan pengetahuan ibu. Tidak ada hubungan partisipasi ibu dengan dukungan keluarga dan dukungan tokoh masyarakat Saran:Diharapkan dilakaukan penyuluhan tiap kali posyandu untuk meningkatkan Pengetahuan ibu dan tokoh masyarakat harus ikut serta dalam pelaksanaan posyandu. Kata kunci :partisipasi ibu, pengetahuan, dukungan keluarga, dan dukungan tokoh masyarakat.
vii
FACTORS ASSOCIATED WITH MOTHER PARTICIPATION TO POSYANDU IN THE WORKING AREA OF PUSKESMAS PALANGGA
DISTRICT KONAWE SELATAN
Sutarni with PurnomoLeksono and Trees Paukiran Guidance
ABSTRACT Background: The participation of mothers of under-fives is one of the community visits to Posyandu in Indonesia is still relatively low, based on Riskesda data, nationally as many as 44.6% of households use posyandu, 62.5% of households do not use posyandu because they do not need, and 10, 3% of households do not utilize posyandu. Objective: This study aims to determine the relationship of maternal participation with knowledge, family support and support of community leaders. Method: This study included observational analytic with cross sectional approach. The population in this study were toddlers aged 12 months to 59 months with a population of 943 people. Sampling was done by random sampling technique with a sample of 228 people. While the statistical test used is Chi-square. Results: Based on the results of the study active maternal participation was 60.2%. From the results of statistical tests it was found that there was a relationship between maternal participation and knowledge (p = 0.032), there was no relationship between maternal participation and family support (p = 3.662) and there was no relationship of maternal participation with the support of community leaders (p = 1.542). Conclusion: There is a relationship between maternal participation and mother's knowledge. There is no relationship between maternal participation and family support and support from community leaders Suggestion: It is expected that counseling is carried out every time the posyandu is to improve the knowledge of mothers and community leaders must participate in the implementation of posyandu. Keywords: maternal participation, knowledge, family support, and support of community leaders.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah, penyusunan skripsi ini dapat di
selesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam proses
penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala, tetapi berkat bantuan,
bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari allah SWT
sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu,
penulis menyampaikan terimah kasih dan penghargaan kepada Bapak
PurnumoLeksono, DCM, M.Kes selaku pembimbing I dan IbuTrees
Paukiran, STP,M.Kes selaku pembimbing II yang telah dengan sabar
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dan memberikan bimbingan,
motivafi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada penulis
selama menyusun skripsi.
1. Ibu Askrening, SKM, M. Kesselaku Direktur Politehnik Kesehatan
Kemenkes Kendari.
2. Ibu Sri Yunanci V.G, SST, MPH selaku Ketua Jurusan Gizi Politehnik
Kesehatan Kemenkes Kendari.
3. Bapak Dr.S.Akbar Toruntju, SKM, M.Kes selakuke tua Program Studi
Diploma D-IV Gizi.
4. Bapak Petrus, SKM, M.Kes, Ibu Rosnah, STP, MPH, dan Ibu Sri Rizki,
S.Gz, M.Gz selaku penguji-penguji yang telah memberikan saran dan
arahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh staf dan dosen Jurusan Gizi yang selalu memberikan
dukungan moril dalam proses penyusunan skripsi.
6. Sahabatku Nur Khairia, Kiki Ismawati, Fitriani Sufrin, sarinah, Gusti
Putu Sutrisnadan La Parman yang telah memberikan dukungan dan
bantuan dalam penyusunan skripsi.
7. Seluruh mahasiswa DIV alih jenjang Politehnik Kesehatan Kemenkes
Kendari Jurusan Gizi, khususnya mahasiswa angkatan 2017.
8. Seluruh tenaga petugas gizi Puskesmas Palangga member dukungan
dan bantuan dalam penyusunan skripsi.
ix
Ucapan terima kasih yang tidak ternilai harganya penulis
persembahkan kepada Ayah anda TARO dan Ibunda HJ.NIA serta adik-
adiku tercinta yang telah memberikan doa, dukungan moril dan mendidik
sejak kecil hingga penulis dapat menyusun skripsi.
Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dariitu saran kritik yang sifatnya membangun untuk
kesempurnaan penulis sangat harapkan .Atas saran dan kritik, penulis
ucapkan banyak terima kasih.
Kendari, Agustus 2018
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................... v
INTISARI .............................................................................................. vi
KATAPENGANTAR ............................................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 6
C. TujuanPenelitian ................................................................. 6
D. ManfaatPenelitian ............................................................... 7
1. BagiPeneliti ................................................................... 7
2. BagiInstitusiTempatPenelitian ...................................... 7
3. BagiPemerintahSetempat ............................................. 8
E. KeaslianPenelitian ............................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 10
A. Telaahpustaka ................................................................... 10
1. Posyandu...................................................................... 10
2. Kunjunganbalitakeposyandu ......................................... 23
3. KonsepBalita ................................................................ 24
4. Faktor-Faktor Yang BerhubunganDengan
KunjunganBalitaPosyandu............................................ 29 B. KerangkaTeori/LandasanTeori ........................................... 32
C. KerangkaKonsep ................................................................ 33
xi
D. Hipotesis ............................................................................. 3
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 35
A. Jenis Dan desainPenelitian ................................................ 35
B. PopulasidanSampel ........................................................... 35
C. Tempatdanwaktupenelitian ................................................ 37
D. Variable penelitian ............................................................. 37
E. Definisioprasional variable penelitian ................................. 38
F. Jenisdanteknikpengumpulan data ..................................... 39
G. Instrument penelitian .......................................................... 40
H. ProsedurPenelitian ............................................................. 40
I. Manajemen data ................................................................ 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 43
A. Hasil ........................................................................................... 43
1. GambaranUmumPuskesmasPalangga ................................. 43
2. GambaranUmumSampel ...................................................... 45
B. Pembahasan .............................................................................. 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 58
A. Kesimpulan ................................................................................ 58
B. Saran ......................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 60
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Penarikan Sampel .......................................................................... 37
2. ContohTabel 2 X 2 ......................................................................... 42
3. Distribusi Sampel Menurut Umur . ................................................. 45
4. Distribusi Sampel Menurut Pendidikan ........................................... 45
5. Distribusi Sampel Menurut Pekerjaan ............................................ 46
6. Distribusi Sampel Menurut Partisipasi Ibu ...................................... 46
7. Distribusi Sampel Menurut Pengetahuan Ibu ................................. 46
8. Distribusi Sampel Menurut Dukungan Keluarga ............................. 48
9. Distribusi Sampel Menurut Dukungan Tokoh Masyarakat .............. 48
10. Distribusi Cakupan Penimbangan Balita Dengan Pengetahuan ..... 49
11. Distribusi Cakupan Penimbangan Balita Dengan Dukung
Keluarga ......................................................................................... 49
12. Distribusi Cakupan Penimbangan Balita Dengan Tokoh
Masyarakat ..................................................................................... 50
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Kuesioner
Lampiran 2. Master Tabel Hasil Pengumpulan Data
Lampiran 3. Hasil Anaisis Uji Statistik
Lampiran 4. Surat Izin Penelitian Dari Litbang
Lampiran 5. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 6. Dokumentasi
Lampiran 7. Naska Publikasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat di Indonesia
adalah angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), dan angka
kematian balita yang masih tinggi. Angka Kematian Ibu (AKI), di Indonesia
ini masih jauh dari target yang harus dicapai pada tahun 2015 (Kemenkes,
2012).
Paradigma pembangunan, telah ditetapkan arah kebijakan
pembangunan kesehatan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) 2015-2019 Bidang Kesehatan.Kondisi
pembangunan kesehatan diharapkan untuk lebih menetapkan
pembangunan secara menyeluruh diberbagai bidang dengan menekankan
pada pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandasan
keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas
serta kemampuan IPTEK selalu meningkat.
Balita merupakan golongan yang rentan terhadap masalah
kesehatan.Gangguan kesehatan yang terjadi pada balita mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan baik pada masa balita maupun masa
berikutnya.Upaya untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan
balita salah satunya adalah dengan Posyandu (Supariasa, 2002 dalam
Tresnawan 2015).
2
Posyandu adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk
dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi
(Depkes RI, 2006).
Kegiatan di posyandu meliputi kegiatan pementauan tumbuh
kembang anak, pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti imunisasi
untuk mencegah penyakit, penanggulangan diare, pelayanan KB,
penyuluhan dan konseling/rujukan konseling bila diperlukan (Kemenkes,
2012).
Partisipasimasyarakat dalam pembangunan kesehatan
mempunyaiperanan yang sangat besar terutama partisipasi
dalampemanfaatan pelayanan kesehatan, salah satunya adalahpartisipasi
dalam posyandu.Posyandu diselenggarakan untukkepentingan
masyarakat sehingga pembentukan,penyelenggaraan dan
pemanfaatannya memerlukan peran sertaaktif masyarakat dalam bentuk
partisipasi penimbangan balitasetiap bulannya, sehingga dapat
meningkatkan status gizibalita.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, terdapat 19,6%
balitakekurangan gizi yang terdiri dari 5,7% balita dengan gizi buruk dan
13,9%berstatus gizi kurang serta informasi tentang pemantauan
3
pertumbuhan anakdiperoleh dari frekuensi penimbangan anak balita
selama enam bulan terakhir,idealnya anak balita ditimbang minimal enam
kali. Frekuensi penimbangan > 4 kali sedikit menurun pada tahun 2013
(44,6%) dibanding tahun 2007 (45,4%).Anak umur 6-59 bulan yang tidak
pernah ditimbang dalam enam bulan terakhirmeningkat dari 25,5% (2007)
menjadi 34,3% (2013). Sebaiknya semakin tinggiumur anak semakin
tinggi pula presentase anak yang tidak pernah ditimbang diPosyandu.
Pada anak sampai usia lima tahun seharusnya dibawa ke Posyandusetiap
bulan (Kemenkes RI, 2013).
Kunjungan masyarakat ke Posyandu di Indonesia masih tergolong
rendah, berdasarkan data Riskesdas (2013), secara nasional sebanyak
44,6% rumah tangga memanfaatkan posyandu, 62,5%rumah tangga tidak
memanfaatkan posyandu karena tidak membutuhkan, dan 10,3% rumah
tangga tidak memanfaatkan posyandu untuk alasan lainnya.
Menurut Kemenkes, (2015) terdapat hubungan antara balita yang
ditimbang dengan status gizi buruk dan kurang. Balita yang ditimbang
tidak teratur memiliki resiko 1,5 kali mengalami gagal tumbuh di
bandingkan yang ditimbang teratur (Ramadani, 2013 dalam Suryaningsih
2012).
Data Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara tahun 2016, baru sekitar
61,72% anak balita yang dibawa keposyandu untuk ditimbang sebagai
upaya deteksi dini gangguan pertumbuhan. Untuk Profil dinas kesehatan
konawe selatan tahun 2015 D/S yaitu 65,74% terjadi penurunan pada
4
tahun 2016 sebanyak 63,00%. Hal ini masih diperlukan upaya strategis
untuk mencapai target nasional tahun 2016 yaitu 85% bayi/balita
ditimbang berat badannya (Dinkes Prop Sultra, 2016)
Faktor yang mendorong ibu berkunjung keposyandu untuk
menimbang anaknya adalah pemantauan pertumbuhan anak karena
pemantauan pertumbuhan anak sangat penting dilakukan untuk
mengetahui adanya gangguan pertumbuhan secara dini. Untuk
mengetahui pertumbuhan tersebut, penimbangan balita setiap bulan
sangat diperlukan.
Salah satu faktor penyebab kurangnya kunjungan ibu ke posyandu
adalah kurangnya pengetahuan ibu, dukungan tokoh masyarakat atau
pemerintah setempat dan dukungan keluarga (Yuliana, 2017).
Hasil penelitian Puspitasari (2015) dan tresnawan, dkk,
menunjukkan bahwa 70 orang partisipasi ibu yang aktif dengan
pengetahuan ibu yang baik ada hubungan pengetahuan ibu yang
signifikan terhadap partisipasi ibu berkunjung keposyandu. Sedangkan
hasilpenelitian Yuryanti (2012) menyatakan bahwa ibu yang mendapat
dukungan keluarga untuk membawa anaknya keposyandu 2,716 kali
dibandingkan ibu yang tidak mendapat dukungan keluarga.
Hasil penelitian Yuryanti (2010) menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan yang bermakna antara dukungan tokoh masyarakat dengan
partisipasi ibu berkunjung keposyandu.dimana nilai OR sebesar 1,317 ibu
balita yang pernah mendapat dukungan tokoh masyarakat berpeluang
5
1,3kali kunjungan ke posyandu di bandingkan ibu balita yang tidak pernah
mendapat dukungan tokoh masyarakat.
Rendahnya kunjungan masyarakat ke Posyandu diWilayah kerja
Puskesmas Palangga Kabupaten Konawe Selatan tiga tahun terakhir
yaitu pada tahun 2015, 2016 dan 2017 cenderung fluktuatif. Hal
inimenggambarkan bahwa tingkat partisipasi masyarakatberkunjung ke
posyandu masih tergolong rendah, dimana padatahun 2015 persentase
kunjungan D/S sebesar 69,70% sedangkan 2016turun menjadi 58,7%,
dan 2017 cakupan D/S sebesar 59,5 %. Pencapaian cakupan D/S di
Puskesmas Palangga selama tigatahun terakhir tidak mencapai target
Standar PelayananMinimal (SPM). Target SPM D/S Kabapaten Konawe
Selatan padatahun 2017 adalah 85%.
Cakupan D/S per posyandu di wilayah kerja Puskesmas Palangga
pada tahun 2017 terdapat 16 Desa, cakupan D/S diwilayah kerja
Puskesmas Palangga yaitu posyandu Kiaea 44,2 %, Watudemba 44,9 %,
Aosole 55,6 %, Alakaya 56,7 %, Waworaha 92,5 %, Kapujaya 66 %,
Wonuaraya 61,6 %, Mekar Sari 67,6 %, Watumarembe 56,3 %, Eewa
70,2 %, Onembute 49,4 %, Anggondara 63,4 %, Palangga 64,4 %,
Wawonggura 51,9 %, Sanggi-Sanggi 52,4 %, dan Upt.Tolihe 82,1 %.
Dapat dilihat cakupan D/S dari 16 desa, rata-rata msih dibawah target
capaian hanya ada dua desa yang mencapai target.Puskesmas palangga
merupakan puskesmas yang berada diwilayah kabupaten konawe selatan
6
terdapat diwilayah kecamatan palangga. Dimana persentase cakupan D/S
atau kunjungan ibu balita keposyandu masih dibawah target capaian
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas penulis tertarik
melakukan penelitian tentang “Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Partisipasi Ibu Ke Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas
Palangga Kabupaten Konawe Selatan”.
B. Rumusan Masalah
Apakah “Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Partisispasi Ibu
Menimbang Balita Ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Palangga
Kabupaten Konawe Selatan”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahuiFaktor-Faktor yang Berhubungan Dengan
Partisispasi Ibu Menimbang Balita Ke Posyandu di Wilayah Kerja
Puskesmas Palangga Kabupaten Konawe Selatan.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui gambaran umur ibudi Wilayah Kerja Puskesmas
Palangga Kabupaten Konawe Selatan.
b. Mengetahui gambaran pendidikan ibudi Wilayah Kerja Puskesmas
Palangga Kabupaten Konawe Selatan.
c. Mengetahui gambaran pekerjaan ibudi Wilayah Kerja Puskesmas
Palangga Kabupaten Konawe Selatan.
7
d. Mengetahui gambaran partisipasi ibu di Wilayah Kerja Puskesmas
Palangga Kabupaten Konawe Selatan.
e. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu di Wilayah Kerja
Puskesmas Palangga Kabupaten Konawe Selatan.
f. Mengetahui gambaran dukungan keluarga di Wilayah Kerja
Puskesmas Palangga Kabupaten Konawe Selatan.
g. Mengetahui gambaran dukungan tokohdi Wilayah Kerja
Puskesmas Palangga Kabupaten Konawe Selatan.
h. Mengetahui hubunganpengetahuan ibu dengan partisipasi ibu di
Wilayah Kerja Puskesmas Palangga Kabupaten Konawe Selatan.
i. Mengetahui hubungandukungan keluarga dengan partisipasi ibu di
Wilayah Kerja Puskesmas Palangga Kabupaten Konawe Selatan.
j. Mengetahui hubungan dukungan tokoh masyarakat dengan
partisipasi ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Palangga Kabupaten
Konawe Selatan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Menambah pengalaman dalam penelitian serta sebagai bahan
untuk penerapan ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan.
2. Bagi tempat penelitian
Sebagai bidan masukan tentang cakupan kunjungan Posyandu
balita, partisipasi masyarakat terhadap kunjungan ke Posyandu dan
8
sebagai bahan masukan dalam menyusun program untuk
perencanaan kegiatan dimasa mendatang.
3. Bagi pemerintah setempat
Sebagai masyarakat yang mendukung perkembangan
posyandu dengan penyediaan fasilitas, dan srsana posyandu.
E. Keaslian Penelitian
1. Penelitian sebelumnya
Judul Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku
Kunjungan Keposyandu Pada Ibu Balita Di Wilayah
Kerja Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok
Penulis Purba
Metode Cross sectional
Variable Pengetahuan Ibu, Dukungan Keluarga, Dukungan
Toko Masyarakat Umur, Pendidikan Pekerjaan, Umur
Anak Balita, Sikap Ibu,Jarak Keposyandu,
Kepemilikan KMS, Pelayanan Imunisasi, Pemberian
PMT.
Tahun 2012
Judul Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku
Kunjungan Ibu Bayi Dan Balita Ke Posyandu Di
Puskesmas Kemiri Muka Kota Depok Tahun 2012.
Penulis Ningsih
9
Variable Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Umur Anak Balita,
Motivasi Ibu, Jarak Keposyandu, Kepemilikan KMS,
Kebutuhan Ibu Terhadap Posyandu, Pengetahuan
Ibu, Dukungan Keluarga, Dukungan Toko Masyarakat
Dan Pelayanan Kesehatan.
Tahun 2012
2. Perbedaan Antara Penelitian Sebelumnya Dan Penelitian Ini
Judul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Deang Partisipasi Ibu Ke
PosyanduDi Wilayah Kerja Puskesmas Palangga Konawe
Selatan
Penulis Sutarni
Variabel pengetahuan ibu, dukungan keluarga, dukungan toko
masyarakat, pelayanan kesehatan.
Tahun 2018
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Posyandu
a. Pengertian Posyandu
Posyandu adalah salah satu bentuk upaya kesehatan
bersumber daya masyarkat (UKMB) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Selain itu,
posyandu merupakan bentuk partisipasi masyarakat yang yang
sungguh membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat (Depkes, 2012).
Tujuan umum dari posyandu adalah menunjang percepatan
penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi
(AKB) di indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat.
Sedangkang, tujuan khusus posyandu adalah peningkatan peran
serta masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan
mendasar (primary health care), meningkatkan peran lintas sektoral
dalam penyelenggaraan posyandu, dan meningkatkan cakupan
11
dan jangkauan pelayanan kesehatan mendasar, terutama yang
berkaitan dengan penuruna AKI dan AKB.
Istilah posyandu yang dikenal sebagai pos pelayanan terpadu
adalah suatu tempat yang kegiatannya tidak dilakukan setiap hari
melainkan satu bulan sekali diberikan oleh pemberi pelayanan
kesehatan terdiri dari beberapa pelayanan kesehatan yaitu:
1. Pelayanan pemantauan pertumbuhan berat badan balita.
2. Pelayanan imunisasi
3. Pelayanan kesehatan ibu dan anak. Pelayanan ibu merupakan
pelayanan ANC (antenatal care), kunjungan pasca persalinan
(nifas) sementara pelayanan anak berupa deteksi dan intervensi
dini tumbuh kembang balita dengan maksud menemukan
secara dini kelainan-kelainan pada balita dan melakukan
intervensi segera.
4. Pencegahan dan penanggulangan diare dan pelayanan
kesehatan lainnya.
b. Tujuan Penyelenggaraan Posyandu
1. Menurungkan angka kematian ibu dan anak.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR
(infant mortality rate).
3. Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil bahagia dan
sejahtera (NKKBS)
12
4. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan menunjukkan peningkatan hidup sehat.
5. Pendekatan dan pemerataaan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat sehingga tercapai peningkatan cakupan pelayanan
kesehatan.
6. Meningkatkan dan membina peran serta masyarakat dalam
rangka alih teknologi untuk usaha kesehatan masyarakat.
c. Fungsi Posyandu
Posyandu merupakan media diskusi, median informasi,
media edukasi/pendidikan, dan media fasilitasi (pembimbingan)
bagi masyarakat/social.
d. Sasaran Posyandu
1. Bayi usia < 1 tahun
2. Anak balita 1-5 tahun
3. Ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu nifas
4. Wanita usia subur (WUS)
e. Jenis Kegiatan Posyandu
Posyandu memiliki lima kegiatan utam, yakni kegiatan ibu dan
anak, keluarga berencana, imunisasi, gizi, dan pencegahan dan
penanggulangan diare. Kegiatan posyandu sebagai berikut
(Depkes RI, 2012).
1. Kegiatan ibu dan anak (KIA)
a. Ibu Hamil
13
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil
mencakup penimbangan berat badan dan pemberian tablet
besi yang dilakukan oleh kader kesehatan. Jika ada petugas
puskesmas ditambah dengan pengukuran tekanan darah
dan pemberian imunisasi tetanus toksoid.Bila tersedia ruang
pemeriksaan, ditambah denagan pemeriksaan tinggi
fudus/usia kehamilan.
Untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil
diselenggarakan kelas ibu hamil pada setiap hari posyandu
atau hari lain sesuai dengan kesepakatan. Kegiatan antara
lain:
1) Penyuluhan : tanda bahaya pad ibu hamil, persiapan
persalinan, persiapan menyusui, keluarga berencana,
dan gizi.
2) Perawatan payudara dan pemberian Air Susu Ibu (ASI).
3) Peragaan pola makan ibu hamil.
4) Senam ibu hamil.
b. Ibu Nifas dan Menyusui
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan
menyusui mencakup penyuluhan atau konseling kesehatan,
pasca persalinan, KB, IMD, ASI esklusif, dan Gizi. Kemudian
pemberian 2 kapsul vitamin A warna merah 200.000SI,
perawatan payudara, serta dilakukan pemeriksaan
14
kesehatan umum, pemeriksaan payudara, pemeriksaan
tinggi fundus uteri dan pemeriksaan lochia oleh petugas
kesehata.
c. Bayi dan anak balita
Pelayanan posyandu untuk bayi dan anak balita harus
dilaksanakan secara menyenangkan dan memacu kreativitas
tumbuh kembangnya.Untuk itu perlu disediakan sarana
permainan yang sesuai dengan umur balita.
Adapun jenis peayanan yang diselenggarakan
posyandu untuk balita mencakup penimbangan berat badan,
penentuan status pertumbuhan, penyuluhn dan
konseling.Jika ada petugas kesehtan puskesmas maka
diakukan pemeriksaan kesehatan, pemberian imunisasi,
deteksi dini tubuh kembang.
2. Keluarga berencana (KB)
Pelayanan KB di posyandu yang dapat diberikan oleh
kader adalah pemberian kondom dan pemberian pil
ulangan.Jika terdapat tenaga kesehatan puskesmas, pelayan
yang dapat diberikan yaitu suntik KB dan kongseling KB.Apabila
tersedia ruangan dan peralatan yang menungjang serta tenaga
yang terlatih dapat pula dilakukan pemasangan IUD dan implat.
15
3. Imunisasi
Pelayanan imunisasi di posyandu hanya dilaksanakan
oleh petugas puskesmas.Jenis imunisasi yang diberikn
disesuaikan dengan program terhadap bayi dan ibu hamil.
4. Gizi
Pelanan gizi di posyandu dilakukan oleh kader. Jenis
pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat badan,
deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan dan konseling
gizi, pemberian makanan tambahan (PMT) local, suplementasi
vitamin A dan tablet Fe.
Apabila ditemukan ibu hamil kurang energy kronik (KEK),
balita yang berat badannya tdk naik 2 kali berturut-turut atau
berada dibawah garis merah (BGM), kader wajib segera
melakukan rujukan ke puskesmas atau poskesdes.
5. Pencegahan dan penanggulangan diare
Pencegahan diare di posyandu dilakukan dengan
penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS).Penanggulngan diare di posyandu dilakukan melalui
pemberian oralit. Apabila diperlukan penanganan lebih lanjut
akan dberikan obat zink oleh petuas kesehatan.
f. Waktu Dan Penyelenggaraan Kegiatan Posyandu
Waktu penyelenggaraan posyandu pada hakikatnya
dilaksanakan dalam satu bulan kegiatan, baik pada hari buka
16
posyandu, maupun diluar hari buka posyandu.Hari buka posyandu
sekurang-kurangnya satu hari dalam sebulan, dimana hari dan
waktu dipilih sesuai dengan hasil kesepakatan.Apabila diperlukan,
hari buka posyandu dapat lebih dari satu kali dalam sebulan.
Berkaitan dengan tempat penyelenggaraan posyandu,
sebaiknya berada pada lokasi yang mudah dijangkau oleh
masyarakat, contohnya seperti di salah satu rumah warga, halaman
rumah, balai desa/kelurahan atau tempat khusus yang dibangun
secara swadaya oleh masyarakat yang biasa disebut dengan nama
“wisma posyandu” atau sebutan lain (Depkes RI, 2006).
Adapun kegiatan rutin posyandu diselenggarakan dan
dimotori oleh kader posyandu dan bimbingan teknis dari
puskesmas dan sektor terkait.Jumlah minimal kader untuk setiap
posyandu adalah 5 orang. Jumlah ini sesuai dengan jumlah
kegiatan utama yang dilaksanakan oleh posyandu, yakni mengacu
pada system lima meja, maka istilah lima meja diganti menjadi 5
langkah pelayanan.
1. Meja I : pendaftaran
2. Meja II : Penimbangan
3. Meja III : pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat)
4. Meja IV :Komunikasi/penyuluhan perorangan
berdasarkan KMS
17
5. Meja V : Tindakan (pelayanan imunisasi, pemberian
vitamin A dosis tinggi berupa obat tetes mulut tiap bulan
februari dan agustus, pengobatan ringan, pembagian pil atau
kondom, konsultasi KB- Kesehatan.
g. Strata Posyandu
Untuk mengetahui tingkat perkembangan posyandu, telah
dikembangkan metode dan alat telaah perkembangan poyandu,
yang dikenal dengan nama telaah kemandirian posyandu (Depkes
RI, 2006). Kriteria posyandu secara umum dapat dibedakan atas 4
jenis yaitu:
1. Posyandu pratama
Posyandu pratama yaitu posyandu yang masih belum mantap,
kegiatannya belum bias rutin setiap bulan dan kader aktifnya
masih terbatas. Posyandu pratama adalah posyandu yang
memenuhi kriteria:
a. Frekuensi penimbangan kurang dari 8 kali pertahun
b. Rata-rata jumlah kader yang bertugas pada hari buka
posyandu kurang dari 5 orang.
2. Posyandu madya
posyandu madya yaitu yang sudah dilaksanakan penimbangan
lebih dari 8 kali pertahun, dengan rata-rat jumlah kader yang
bertugas pada hari buka posyandu adalah 5 orang. Tapi
18
cakupan program utamanya kurang dari 50%. Posyandu madya
memiliki kriteria :
a. Frekuensi penimbangan kurang dari 8 kali pertahun
b. Rata-rata jumlah kader yang bertugas pada hari buka
posyandu kurang dari 5 orang atau lebih.
c. Rata-rata cakupan D/S dan cakupan kumulatif KB, KIA, dan
imunisasi kurang dari 50% pertahun.
3. Posyandu purnama
Posyandu purnama yaitu posyandu yang sudah melaksanakan
penimbangan dari 8 kali pertahun, rata-rata jumlah kader yang
bertugas pada hari buka posyandu adalah 5 orang atau lebih.
Cakupan program utamanya lebih dari 50% sudah ada program
tambahan dan mungkin ada dana sehat yang sederhana.
Posyandu purnama memiliki kriteria:
a. Frekuensi penimbangan kurang dari 8 kali pertahun
b. Rata-rata jumlah kader yang bertugas pada hari buka
posyandu kurang dari 5 orang atau lebih.
c. Rata-rata cakupan D/S dan cakupan kumulatif KB, KIA, dan
imunisasi kurang dari 50% pertahun.
d. Sudah ada program tambahan antar lain: pemberantasan
penyakit infeksi, saluran pernafasan akut, pemberantasan
penyakit penular, pemberantasan sarang nyamuk, dana
sehat, dll.
19
e. Cakupan dana sehat <50%
4. Posyandu Mandiri
Posyandu mandiri adalah posyandu yang sudah dapat
melakukan kegiatan secara teratur, cakupan program bagus,
dan program tambahan dan cakupan dana sehat telah
menjangkau >50% KK. Jadi posyandu mandiri memiliki kriteria:
a. Frekuensi penimbangan kurang dari 8 kali pertahun
b. Rata-rata jumlah kader yang bertugas pada hari buka
posyandu kurang dari 5 orang atau lebih.
c. Rata-rata cakupan D/S dan cakupan kumulatif KB, KIA, dan
imunisasi 50% atau lebih pertahun.
d. Sudah ada program tambahan antar lain: pemberantasan
penyakit infeksi, saluran pernafasan akut, pemberantasan
penyakit penular, pemberantasan sarang nyamuk, dana
sehat, dll.
e. Cakupan dana sehat >50%
h. Revitalisasi posyandu
Untuk meningkatkan kegiatan posyandu kembali telah
diterbitkan surat edaran menteri dalam negri nomor: 411.3/536/SJ
tanggal 3 maret 1999 tentang revitalisasi posyandu.
Revitalisasi posyandu ditujukan bagi pemangku kepentingan
(stakeholder) dalam upaya penyelenggaraan revitalisasi posyandu
yang meliputi masyarakat, petugas, kader, Pembina posyandu,
20
pengelola posyandu, tokoh masyarakat, tokoh adat, seluruh lintas
sektor pemerintah, dan pihak terkait mencakup swasta, dunia
usaha, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan organisasi non
pemerintah. Pedoman ini member petunjut tentang
penyelenggaraan revitalisasi posyandu (Depdagri RI, 2001 dalam
Purba, 2012).
1. Tujuan revitalisasi posyandu
a. Meningkatkan kualitas kemampuan dan keterampilan kader
posyandu
b. Meningkatkan pengelolaan dalam pelayanan posyandu
c. Meningkatkan pemenuhan kelengkapan sarana, alat, dan
obat di posyandu.
d. Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat
untuk kesinambungan kegiatan posyandu.
e. Meningkatkan fungsi pendampingan dan kualitas pembinaan
posyandu.
2. Strategi reviatalisasi posyandu
Strategi yang perlu ditempuh dalam rangka mencapai
tujuan revitalisasi posyandu, adalah:
a. Meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan
teknis, serta dedikasi kader posyandu.
21
b. Memperluas system posyandu dengan meningkatkan
kualitas dan kuantitas pelayanan di hari buka dan kunjungan
rumah.
c. Menciptakan iklim kondusif untuk pelayanan dengan
pemenuhan sarana dan prasaran kerja posyandu.
d. Meningkatkan peran serta masyarakat dan kemitraan dalam
penyelenggaraan dan pembaiayaan kegiatan posyandu.
e. Menyediakan system pilihan jenis dalam pelayanan (paket
minimal dan tambahan) sesuai perkembangan kebutuhan
masyarakat.
f. Menggunakan azas kecukupan dan urgensi dalam
penetapan sasaran pelayanan dengan perhatian khusus
pada baduta untuk mencpai cakupan keseluruhan.
g. Memperkuat dukungan pembinaan dan pendampingan
teknis dari tenaga professional dan tokoh masyarakat,
termasuk unsur LSM.
3. Indicator kemajuan revitalisasi posyandu
Kemajuan kegiatan revitalisasi posyandu dapat diukur dari
aspek input/asupan, proses, luaran (output) dan dampat
(outcome) sebagai berikur (depdagri RI, 2001 dalam Purba,
2012).
22
a. Indikator input
1) Jumlah posyandu yang telah lengkap sarana dan obat-
obatan.
2) Jumlah kader yang telah dilatih dan aktif bekerja.
3) Jumlah kader yang mendapat akses untuk meningkatkan
ekonomisnya.
4) Adanya dukungan pembiayaan diri masyarakat setempat,
pemerintah, dan lembaga donor untuk kegiatan
posyandu.
b. Indikator proses
1) Meningkatkan frekuensi pelatihan kader posyandu
2) Meningkatkan frekuensi pendampingan dan pembinaan
posyandu.
3) Meningkatkan jenis pelayanan yang dapat diberikan.
4) Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk posyandu.
5) Menguatnya kapasitas pemantauan pertumbuhan anak.
c. Indikator luaran
1) Meningkatnya cakupan bayi dan balita yang dilayani
2) Pencapaian cakupan seluruh balita.
3) Meningkatnya cakupan ibu hamil dan ibu menyususi
yang dilayani.
4) Meningkatnya cakupan kasus yng dipantau dalam
kunjungan rumah.
23
d. Indikator dampak (outcome)
1) Meningkatnya status gizi balita.
2) Berkurangnya jumlah anak yang berat badannya tidak
cukup naik.
3) Berkurangnya prevalensi penyakit anak (cacingan, diare,
infeksi saluran pernapasan akut).
4) Berkurangnya prevalensi anemia ibu hamil dan ibu
menyususi.
5) Mantapnya pola pemeliharaan anak secara baik di
tingkat keluarga serta mantapnya kesinambungan
posyandu.
2. Kunjungan Balita Keposyandu
Kunjungan Balita di Posyandu adalah keteraturan kegiatan atau
proses yang terjadi beberapa kali atau lebih. Peran serta ibu dalam
menimbangkan balitanya ke Posyandu dilihat berdasarkan frekuensi
kehadiran balita dalam kegiatan posyandu, dimana dikatakan teratur
jika frekuensi penimbangan minimal 8 (delapan) kali dalam wa ktu satu
tahun dan dikatakan tidak teratur jika frekuensi penimbangan kurang
dari 8 (delapan) kali dalam satu tahun (Depkes RI, 2004).
Kunjungan balita ke Posyandu adalah datangnya balita ke
posyandu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan misalnya
penimbangan, imunisasi, penyuluhan gizi, dan sebagainya.Kunjungan
balita ke posyandu yang paling baik adalah teratur setiap bulan atau
24
12 kali per tahun.Untuk itu kunjungan balita diberi batasan 8 kali
pertahun.Posyandu yang frekuensi penimbangan atau kunjungan
balitanya kurang dari 8 kali pertahun dianggap masih
rawan.Sedangkan bila frekuensi penimbangan sudah 8 kali atau lebih
dalam kurun waktu satu tahun dianggap sudah cukup baik, tetapi
frekuensi penimbangan tergantung dari jenis posyandunya
(Kemenkes, 2012).Sehingga dapat disimpulkan bahwa ibu balita dapat
dikatakan berperan serta baik dalam kegiatan posyandu yaitu jika
dalam frekuensi minimal 8 kali pertahun atau lebih, dan sebaliknya ibu
balita dikatakan berperan serta buruk atau kurangbaik yaitu jika
kunjunganya ke posyandu kurang dari 8 kali pertahun.
Kunjungan adalah aktivitas sesorang dalam perihal mendatangi
suatu objek tertentu, kunjungan keposyandu adalah datangnya ibu
dengan membawa balitanya keposyandu sesuai jadwal yang telah
ditetapkan yaitu 1 bulan sekali untuk mendapat pelayanan kesehatan
seperti penimbang berat badan, imunisasi, pemberian makanan
tambahan, vit A, penyuluhan gizi dan sebagainya. Kunjungan balita
keposyandu yang paling baik keposyandu adalah teratur setiap bulan
selama satu bulan atau 12 kali dalam setahun.(Kemenkes, 2012).
3. Konsep Balita
a. Pengertian Balita
Balita merupakan istilah yang berasal dari kependekan kata
bawah lima tahun. Istilah ini cukup popular dalam program
25
kesehatan. Balita merupakan kelompok usia tersendiri yang
menjadi sasaran program KIA (kesehatan Ibu dan Anak) di lingkup
Dinas Kesehatan. Balita merupakan masa pertumbuhan tubuh dan
otak yang sangat pesat dalam pencapaian keoptimalan fungsinya.
Periode tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada
masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan
menentukan perkembangan kemampuan berbahasa, kreatifitas,
kesadaran social, emosional dan intelegensi berjalan sangat cepat
dan merupakan landasan perkembangan berikutnya (Supartini,
2009)
b. Karakteristik Balita
Menurut karakteristik, balita terbagi dalam dua kategori yaitu
anak usia 1 – 3 tahun (batita)dan anak usia prasekolah (Choirunisa,
2009). Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya
anak menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya. Laju
pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia pra-sekolah
sehingga diperlukan jumlah makanan yang relative besar. Namun
perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang
mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil dari anak yang
usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan
adalah porsi kecil dengan frekuensi sering Pada usia pra-sekolah
anak menjadi konsumen aktif. Mereka sudah dapat memilih
makanan yang disukainya. Pada usia ini anak mulai bergaul
26
dengan lingkungannya atau bersekolah playgroup sehingga anak
mengalami beberapa perubahan dalam perilaku. Pada masa ini
anak akan mencapai fase gemar memprotes sehingga mereka
akan mengatakan “tidak” terhadap setiap ajakan. Pada masa ini
berat badan anak cenderung mengalami penurunan, akibat dari
aktivitas yang mulai banyak dan pemilihan maupun penolakan
terhadap makanan.Diperkirakan pula bahwa anak perempuan
relative lebih banyak mengalami gangguan status gizi bila
dibandingkan dengan anak laki-laki (Markum, 2009).
c. Tumbuh Kembang Balita
Secara umum tumbuh kembang setiap anak berbeda-beda,
namun prosesnya senantiasa melalui tiga pola yang sama, yakni:
1) Pertumbuhan dimulai dari tubuh bagian atas menuju bagian
bawah (sefalokaudal). Pertumbuhannya dimulai dari kepala
hingga ke ujung kaki, anak akan berusaha menegakkan
tubuhnya, lalu dilanjutkan belajar menggunakan kakinya.
2) Perkembangan dimulai dari batang tubuh ke arah luar.
Contohnya adalah anak akan lebih dulu menguasai
penggunaan telapak tangan untuk menggenggam, sebelum ia
mampu meraih benda dengan jemarinya.
3) Setelah dua pola di atas dikuasai, barulah anak belajar
mengeksplorasi keterampilan-keterampilan lain. Seperti
melempar, menendang, berlari dan lain-lain. Pertumbuhan
27
pada bayi dan balita merupakan gejala kuantitatif. Pada
konteks ini, berlangsung perubahan ukuran dan jumlah sel,
serta jaringan intraseluler pada tubuh anak. Dengan kata lain,
berlangsung proses multiplikasi organ tubuh anak, disertai
penambahan ukuran-ukuran tubuhnya. Hal ini ditandai oleh:
a) Meningkatnya berat badan dan tinggi badan
b) Bertambahnya ukuran lingkar kepala.
c) Muncul dan bertambahnya gigi dan geraham.
d) Menguatnya tulang dan membesarnya otot-otot.
Bertambahnya organ- tubuh lainnya, seperti rambut, kuku,
dan sebagainya.
d. Pemantauan Pertumbuhan Balita
Pemantauan Pertumbuhan adalah pengukuran berat badan
per tinggi/panjang badan (BB/TB).Ditingkat masyarakat
pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan per
umur (BB/U) setiap bulan di posyandu (Kemenkes RI, 2006).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
155/Menkes/Per/I/2010 Tentang Penggunaan Kartu Menuju Sehat
(KMS) Bagi Balita, perubahan berat badan merupakan indikator
yang sangat sensitif untuk memantau pertumbuhan anak. Bila
kenaikan berat badan anak lebih rendah dari yang seharusnya,
pertumbuhan anak terganggu dan anak berisiko akan mengalami
28
kekurangan gizi, sebaliknya bila kenaikan berat badan lebih besar
dari yang seharusnya merupakan indikasi risiko kelebihan gizi.
Menurut Departemen Kesehatan RI (2012), pemantauan
pertumbuhan balita di Indonesia telah dilaksanakan sejak Tahun
1975 melalui penimbangan bulanan di posyandu dengan
menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). Dengan penimbangan
setiap bulannya diharapkan gangguan pertumbuhan setiap anak
dapat diketahui lebih awal sehingga dapat ditanggulangi secara
cepat dan tepat Pembinaan perkembangan anak yang
dilaksanakan secara tepat dan terarah menjamin anak tumbuh
kembang secara optimal sehingga menjadi manusia yang
berkualitas, sehat cerdas, kreatif, produktif, bertanggung jawab dan
berguna bagi bangsa dan negara.
Pemantauan pertumbuhan adalah serangkaian kegiatan
yang terdiri dari: (1) Penilaian pertumbuhan anak secara teratur
melalui penimbangan berat badan setiap bulan, pengisian KMS,
menentukan status pertumbuhan berdasarkan hasil penimbangan
berat badan; dan (2) Menindaklanjuti setiap kasus gangguan
pertumbuhan.
Pada saat ini pemantauan pertumbuhan merupakan
kegiatan utama posyandu yang jumlahnya mencapai lebih dari 260
ribu yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Hasil Riset
Kesehatan Dasar Tahun 2007 yang dikutip dari Peraturan Menteri
29
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 155/Menkes/Per/I/2010
Tentang Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Bagi Balita
menunjukkan bahwa sebanyak 74,5% (sekitar 15 juta) balita
pernah ditimbang minimal 1 kali selama 6 bulan terakhir, 60,9% di
antaranya ditimbang lebih dari 4 kali, dan sebanyak 65% (sekitar 12
juta) balita memiliki KMS. Tindak lanjut hasil pemantauan
pertumbuhan biasanya berupa konseling, pemberian makanan
tambahan, pemberian suplementasi gizi dan rujukan.
4. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjugan Balita
Posyandu
Ibu balita dapat dikatakan berperan serta baik dalam kegiatan
posyandu yaitu jika dalam frekuensi minimal 8 kali pertahun atau lebih,
dan sebaliknya ibu balita dikatakan berperan serta buruk atau kurang
baik yaitu jikan kunjunngannya ke posyandu kurang dari 8 kali
pertahun. Faktor – faktor yangberhubungan dengan kunjungan balita
ke posyandu (Sri poedji, 2010).
1. Pengetahuan Ibu Tentang Posyandu
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah
orang melakuakn pengindraan terhadap objek tertentu sebagian
besar pengetahuan diperoleh mata dan telinga.Pengetahuan
merupakan pedoman dalam membentuk tindakan seseorang (ovent
behavior). Berdasarkan pengalaman dan penelitian ternyata
30
perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
daripada perialaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6
tingkat sintesis yaitu: tahu, memahami, aplikasi, analisis, dan
evaluasi (Maulana, 2009 Dalam Koto, 2011).
Pendapat umum menyatakan bahwa adanya pengetahuan
yang cukup akan memotivasi individu untuk berperilaku sehat.
Pendapat ini mengacu pada model prilaku knowledge-
action.Kenyataanya pengetahuan tidak cukup untuk mengubah
perilaku.
2. Dukungan Keluarga
Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat mempunyai
nilai strategis dalam pembangunan kesehatan, karena setiap
masalah individu merupakan masalah keluarga dan
sebaliknya.Kesehatan keluarga meliputi kesehatan suami, istri,
anak, dan anggota lainnya (UU No.23 tahun 2019).
Setiap individu sejak lahir berada didalam suatu kelompok,
terutama kelompok keluarga. Kelompok ini akan membuka
kemungkinan untuk dipengaruhi atau mempegaruhi anggota-
anggota keompok lain. Oleh karena pada setiap kelompok
senantiasa berlaku aturan-aturan dan norma-norma social tertentu,
maka perilaku setiapindividu anggota kelompok berlangsung di
dalam suatu jaringan normative.Demikian pula perilaku individu
31
tersebut terhadap masalah-masalah kesehatan (Notoatmodjo,
2003).
Menurut hasi penelitian yang dilakukan oleh Yuryanti (2012)
menyatakan bahwa ibu yang mendapat dukungan keluarga akan
berperilaku baik untuk membawa anaknya 2,716 kali di bandingkan
dengan ibu yang tidak mendapatkan dukungan keuarga.
3. Dukungan Tokoh Masyarakat
Menurut Tricia (2008) Dalam Suryaningsih, (2012)
keterlibatan informal dan partisipasi organisasi masyarakat akan
berpengaruh terhadap keberhasilan program posyandu. Kegiatan
posyandu dilakukan oleh masyarakat dan untuk masyarakat
sendiri. Oleh karena itu jika tokoh masyarakat tersebut tidak
berpartisipasi/terlibat dalam kegiatan posyandu ada kemungkinan
bahwa masyarakat setempat tidak akan menggunakan posyandu.
Untuk berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan
hanya perlu pengetahuan dan sikap positif dan dukungan fasilitas
saja, melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para tokoh
masyarakat, tokoh agama dan para petugas, lebih-lebih para
petugas kesehatan. (Lawrence Green 1980 dalam Suryaningsih,
2007).
32
B. Kerangka Teori/Landasan Teori
Gambar 1. Kerangka Teori Penelitian
Sumber : Modifikasi Penelitian Puspita, (2011) Dan Teori Sulaeman
(2009) Dalam Badawi, (2014).
Faktor lingkungan sosial posyandu :
- Dukungan keluarga
- Dukungan tokoh masyarakat
- Swadayah masyarakat
Kinerja Posyandu
Input Proses Output
- Sarana dan bahan
- Kader - Struktur
organisasi
- Persiapan - Penimbangan - Penyuluhan - Paket
pelayanan gizi dan kesehatan
- Penyusunan laporan dan tindak lanjut
- Pelaporan - Cakupan
D/S - Cakupan
ASI ekslusif - Cakupan
vitamin A - Cakupan
tablet Fe
Pembinaan posyandu
Pengetahuan ibu
Motivasi masyarakat
33
C. Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini sebagaimana pada
gambar dibawah berikut :
Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian
Variabel tidak ditelti
Variabel diteliti
Kinerja Posyandu
Proses Input Output
- Persiapan - Penimbangan - Penyuluhan - Paket
pelayanan gizi dan kesehatan
- Penyusunan laporan dan tindak lanjut
- Sarana dan bahan
- Kader - Struktur
organisasi
Cakupan D/S
Pengetahuan ibu
Faktor lingkungan sosial posyandu :
- Dukungan keluarga - Dukungan tokoh
masyarakat
34
D. Hipotesis
1. Ho = Tidak ada hubungan pengetahuan ibu dengan cakupan
penimbangan balita diposyandu.
Ha = Ada hubungan pengetahuan ibu dengan cakupan penimbangan
balita diposyandu.
2. Ho = Tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan cakupan
penimbangan balita diposyandu.
Ha= Ada hubungan dukungan keluarga dengan cakupan penimbangan
balita diposyandu
3. Ho = Tidak ada hubungan pengaruh dukungan tokoh masyarakat
dengan cakupan penimbangan balita diposyandu.
Ha= Tidak ada hubungan pengaruh dukungan tokoh masyarakat
dengan cakupan penimbangan balita diposyandu
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik observasional
dengan pendekatan cross sectionalyaitu jenis penelitian yang
menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data dalam satu kali
pada satu waktu yang dilakukan pada variabel terikat dan variabel
bebas.Penelitian ini dilakukan diposyanduwilayah kerja Puskesmas
palangga.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian adalah semua posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Palangga jumlah Ibu balita periode januari2018 sebanyak
943 semua populasi.
2. Sampel
Sampel penelitian adalah semua ibu yang mempunyai balita
yang berusia 12-59 bulan yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas
Palangga.
a. Teknik Sampling dan Kriteria Sampel
Teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling.
Kriteria sampel :
Kriteria sampel ibu-ibu yang mempunyai balita dan terdaftar
dalam buku register posyandu, mempunyai balita usia 12-59 bulan
dan bersedia untuk di wawancrai.
b. Besar Sampel (termasuk rumus)
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan
mampu mewakili populasi dalam penelitian.Pengambilan sampel
dilakukan dengan tehnik random sampling. Perhitungan besar
sampel dilakukan dengan menggunakan rumus pengujian hipotesis
dua proporsi (Lemeslow et.al 2007) sebagai berikut.
36
n =���α/���� (���)� ���β��� (����)� �� (����) �
(�����)�
n =�,�� ��.�,� (���,�) ��,�� ��,�� (���,��)� �,��(���,��) �
(�,����,��)�
n = 128 sampel
keterangan :
n = besar sampel
z2-α/2 = nilai standar normal (1,96)
α = level of significance 5 %
1-β = power of test β 80 % (kekuatan uji)
P1 =Proporsi kunjungan ibu-ibu keposyandu berdasarkan
dukungan keluarga baik 59,8 %. (Hasanah, 2015)
P2 =Proporsi kunjungan ibu-ibu keposyandu berdasarkan
dukungan keluarga buruk 40,2 %. (Hasanah, 2015)
P = ½ (P1+P2)
37
Berdasarkan perhitungan didapatkankan jumlah sampel tiap
Posyandu sebagai berikut :
Tabel 1
Jumlah sampel dari masing-masing posyandu
No Posyandu Jumlah Balita Sampel 1. Kiaea 84 84/943X 128 = 11 2. Watudemba 54 54/943 X 128 = 7 3. Wawonggura 47 47/943 X 128 = 6 4. Onembute 66 66/943 X 128 = 9 5. Sanggi-Sanggi 50 50/943 X 128 = 7 6. Aosole 61 61/943 X 128 = 8 7. Alakaya 50 50/943 X 128 = 7 8. Waworaha 43 43/943 X 128 = 6 9. Kapujaya 44 44/943 X 128 = 6 10. Wawouru 51 51/943 X 128 = 6 11. Mekarsari 51 51/943 X 128 = 6 12. Watumarembe 57 57/943 X 128 = 8 13. Eewa 44 44/943 X 128 = 6 14. Palangga 64 64/943 X 128 = 9 15. Wawonggura 47 47/943 X 128 = 6 16 Upt. Tolihe 25 25/943 X 128 = 4 Total 943 128
C. Tempat Dan Waktu
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan mei s/d juni tahun
2018 di wilayah kerja Puskesmas Palanagga Kabupaten Konawe Selatan.
D. Variable Penelitian
Adapun variable penelitian ini adalah:
1. Variable independen : pengetahuan ibu, dukungan keluarga, dan
dukungan tokoh masyarakat.
2. Variable dependen : cakupan D/S
38
E. Definisi Oprasional Variable Penelitian
1. Partisipasi ibu keposyandu adalah datangnya ibu keposyandu untuk
menimbang anaknya setiap bulan (Depkes, RI, 2004)
Kriteria Objektif :
1. Aktif minimal 8 kali dalam satu tahun
2. Tidak aktif ≤ 8 kali dalam satu tahun.
2. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui ibu dalam
menjawab pertanyaan tentang tablet tambah darah. Skor jawaban
dibagi menjadi 2 yaitu jika jawaban ibu benar maka mendapatkan skor
13, jika jawaban salah atau tidak menjawab sama sekali akan
mendapat skor 0 dengan total skor tertinggi 100 dan terendah 0.
Pengetahuan responden akan dikategorikan dalam pengetahuan
cukup dan pengetahuan kurang.
Kriteria objektif :
1. Pengetahuan cukup = ≥ 60%
2. Pengetahuan kurang = < 60%
3. Dukungan keluarga adalah dukungan yang diberikan keluarga supaya
membawa anak balita keposyandu (Hasanah, 2015). Pengukuran
dukungan keluarga terhadap kunjungan ibu keposyandu dengan
memberikan pertanyaan dalam kuesioner dan skor jawaban yang
benar 2 dan yang tidak diberikan skor 1 kemudian dikategorikan
dukungan keluarga baik dan dukungan keluarga buruk.
Kriteria Objektif :
1. Baik ≥ 7
2. Buruk < 7
39
4. Dukungan tokoh masyarakat himbauan atau pemberitahuan yang
diberikan oleh tokoh masyarakat kepada ibu agar membawa anak
balitanya ke posyandu. (Hasanah, 2015)
Kriteria Objektif :
1. Pernah 2
2. Tidak pernah 1
F. Jenis dan teknik Pengumpulan Data
1. Data primer
Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data
primer antara lain:
a. Pengetahuan dikumpulkan melalui hasil wawancara menggunakan
kuisioner
b. Dukungan keluarga dikumpulkan melalui hasil wawancara
menggunakan kuisioner
c. Dukungan masyarakat dikumpulkan melalui hasil wawancara
menggunakan kuisioner
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil dari suatu sumber dan
biasanya sudah dikomplikasi terlebih dahulu oleh instansi atau yang
punya data. Data sekunder bila pengambilan data yang di inginkan
diperoleh dari orang lain atau tempat lain dan bukan dilakukan oleh
peneliti sendiri. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data mengenai Puskesmas Palangga dan data-data yang
40
terkait dengan data program gizi yaitu data D/S Selain itu, dalam
penelitian ini juga membutuhkan data hasil kunjungan ibu ke
posyandu.
G. Instrumen dan Bahan Penelitian
Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner yang berisi variabel tentang pengetahuan, pekerjaan, dukungan
keluarga, dan tokoh masyarakat.
H. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
a. Perizinan
b. Instrument penelitian (kuesioner)
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pengumpulan data
- Memberikan lembar persetujuan untuk menjadi informan
- Tahapan :
Membagikan kuesioner
Menjelaskan cara pengisian kuesioner
Memberikan waktu yang mengisi sendiri
- Tahap pengambilan dokumentasi masing-masing
3. Tahap Pengolahan
a. Pengolahan dan analisis data
b. Pembahasan dan kesimpulan
41
I. Manajemen Penelitian
Data yang telah terkumpul diolah dengan menggunakan
computer dengan program SPSS melalui langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Pengkodean (Coding)
Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf
menjadi data berbentuk angka/bilangan.Kegunaan dari coding
adalah untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga
mempercepat pada saat entry data.
b. Memeriksa (Editing)
Dilakukan untuk memeriksa kuesioner apakah jawaban yang
ada dalam kuesioner sudah lengkap, jelas, relevan dan konsisten.
c. Skoring
Skoring adalah memberi skor pada data yang telah dikumpulkan.
d. Tabulasi (Tabulating)
Setelah data diolah dari semua variabel kemudian
dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi.
e. Penyajian data
Penyajian data dalam penelitian ini adalah dalam bentuk
tabel dan dinarasikan.
f. Analisi data
1) Analisi Univariat
Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat
untuk menginformasikan suatu variabel dalam kondisi
42
tertentutanpa dikaitkan dengan variabel lain yang dinyatakan
dengan sebaranfrekuensi baik secara angka-angka mutlak
maupun secara persentase.Dalam hal ini variabelnya adalah
data cakupan penimbanagn balita, umur, pendidikan, pekerjaan
dukungn keluarga, dan dukungan tokohmasyarakat yang
disajikandalam bentuk tabel deskriptif dan dinarasikan.
2) Analisi Bivariat
Analisis bivariat adalah tabel silang antara dua variabel
yaitu variabel dependen dan variabel independen.Analisis ini
dilakukan untuk melihat kemaknaan atau keeratan hubungan
antara variabel dependen dengan variabel independen.
Analisis data menggunakan uji chi square dengan bantuan
SPSS pada taraf signifikasi 0,05. Jika p> 0,05 Ho
diterima/tidak ada hubungan, dan jika p < 0,05 Ha ditolak/ada
hubungan(Sutanto, 2010 Dalam Purba, 2012).
Tabel 2. Table 2 X 2
Variabel Independen
Variabel Independen Jumlah Kategori I Kategori II
Kategori 1 A B A+B Kategori 2 C D C+D Total A+C B+D N
43
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHSAN
A. HASIL
1. Gambaran Umum Puskesmas Palangga
Puskesmas berdasarkan keputusan mentri kesehatan RI Nomor
75 Tahun 2014 tentang pusat kesehatan masyarakat, adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya.
Berdasarkan karakteristik wilayah kerjanya puskesmas
palangga dikategorikan menjadi puskesmas kawasan pedesaan.
Sesuai dengan PERMENKES RI Nomor 75 Tahun 2014
puskesmas kawasan pedesaan harus memenuhi 3 dan 4 kriteria
kawasan pedesaan:
a. Aktivitas lebih dari 50% penduduk pada sektor agraris
b. Memiliki fasilitas antara lain sekolah redius lebih dari 2,5 km,
pasar dan perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah sakit
radius lebih dari 5 km, tidak memiliki fasilitas berupa bioskop.
c. Rumah tangga dengan listrik kurang dari 90%
d. Terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas
seperti dimaksud dalam poin b
44
Wilayah kerja puskesmas palangga telah memenuhi 3 kriteria
sebagaimana dimaksud diatas yang mencukupi poin a, b dan d
sedangkan penggunaan listrik oleh rumah tangga di wilayah kerja
puskesmas palangga mencapai 99,4 persen.
Puskesmas palangga merupakan puskesmas induk non-
perawatan yang didefinitif, berdiri atas lahan seluas 8000 m2 (80m x
100m) yang terletak tepat didepan kantor camat palangga, jln poros
kendari-andoolo + 10 km dari ibu kota kabupaten.
Luas wilayah kerja secara keseluruhan menjadi 177,8 km2.
Sebagian besar wilayah kerja merupakan daerah daerah daratan
dengan rata-rata ketinggian 50 m dari permukaan laut dan didukung
oleh prasarana jalan yang memadai, sehingga setiap desa dapat
dijangkau dengan mudah. Adapaun batas wilayah kerja:
Sebelah utara berbatas dengan kecamatan baito
Sebelah timur berbatas dengan kecamatan laeya
Sebelah selatan berbatas dengan kecamatan palangga selatan
Sebelah barat berbatas dengan kecamatan andoolo
Wilayah kerja puskesmas palangga mempunyai 15 wilayah
desa, 1 kelurahan yang terdekat desa yang luas adalah desa
watudemba dengan luas wilayah 29,1 km2 atau 16,4% dari luas
Kecamatan Palangga. Untuk desa yang terkecil adalah desa Kapujaya
dengan luas wilayah 2,7 km2atau 1,5% dari luas kecamatan Palangga.
45
2. Gambaran Umum Sampel
a. Karakteristik Responden
1) Distribusi Sampel Menurut Umur Ibu
Tabel 3 Distribusi Sampel Menurut Umur Ibudi Wilayah
Kerja Puskesmas Palangga
Umur n % 18-25 40 31,3 26-35 79 61,7 36-45 9 7 Total 128 100
Sumber : Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa dari 128
sampel sebagian besar sampel berumur antara 26-35 tahun
yaitu 61,7 % (n=79).
2) Distribusi Sampel Menurut Pendidikan
Tabel 4 Distribusi Sampel Menurut Pendidikan
Pendidikan n %
SD 12 9,4 SMP 41 32 SMA 69 53,9 PT 6 4,7
Total 128 100 Sumber : Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa dari 128
sampel sebagian besar sampel berpendidikan SMA yaitu 53 %
(n=69).
46
3) Distribusi Sampel Menurut Pekerjaan
Tabel 5 Distribusi Sampel Menurut Pekerjaan
Pekerjaan n %
IRT 120 93,8 PNS 3 2,3
Buruh/Petani 4 3,1 Honorer 1 0,8
Total 128 100 Sumber : Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa dari 128
sampel sebagian besar sampel bekerja sebagai IRT yaitu 93,8
% (n=120).
4) Distribusi Sampel Menurut Partisipasi Ibu
Tabel 6 Distribusi Sampel Menurut Partisipasi Ibu
Partisipasi n %
Aktif 77 60,2 Tidak aktif 51 39,8
Total 128 100 Sumber : Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa dari 128
sampel sebagian besar sampel aktif berkunjung keposyandu
yaitu 39,8 % dan tidak aktif berkunjung sebanyak 60,2 %.
5) Distribusi Sampel Menurut pengetahuan
Tabel 7 Distribusi Sampel Menurut pengetahuan
Pengetahuan n %
Tinggi 44 34,4 Rendah 84 66,6
Total 128 100 Sumber : Data Primer, 2018
47
Berdasarkan tabel 7 diatas diketahui bahwa dari
128sampel sebanyak 34,4 % ditemukan pengetahuan tinggi dan
sebanyak 66,6 % pengetahuan rendah.
6) Distribusi sampel menurut dukngan keluarga
Tabel 8 Distribusi Sampel Menurut dukungan keluarga
Dukungan keluarga n %
Baik 62 48,4 Buruk 66 51,6 Total 128 100
Sumber : Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 8 diatas diketahui bahwa dari
128sampel sebanyak 48,4 % ditemukan dukungan kluargabaik
dan sebanyak 51,6 % dukungan keluarga buruk.
7) Distribusi sampel menurut tokoh masyarakat
Tabel 9 Distribusi Sampel Menurut dukungan tokoh masyarakat
Dukungan Tokoh masyarakat n %
Pernah 100 78,1 Tidak pernah 28 21,9
Total 128 100 Sumber : Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 9 diatas diketahui bahwa dari 128
sampel sebanyak 78,1% pernah mendapa tdukungan tokoh
masyarakat dan sebanyak 21,9% yang tidak pernah mendapat
dukungan tokoh masyarakat.
48
8) Distribusi Partisipasi IbuDengan Pengetahuan
Tabel 10 Distribusi Partisipasi Ibu Berdasarkan Pengetahuan
Pengetahuan Ibu
Partisipasi Ibu Total
Nilai P Tidak Aktif Aktif
n % n % n %
0,032 Kurang 34 44 21 41 55 43
Cukup 43 56 30 59 73 57
Total 77 100 51 100 128 100
Sumber : Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 10 diatas dari 128 responden
ditemukan 59 % partisipasi ibu aktif dari pengetahuan ibu cukup
dan pada pengetahuan ibu kurang sebesar 41 %. Berdasarkan
hasil uji chi-square nilai p diterima 0,032 sehingga p<0,05 dan
H0 ditolak yang artinya ada hubungan pengetahuan ibu dengan
kunjungan ibu keposyandu.
9) Distribusi Partisipasi Ibu Dengan Dukungan Keluarga
Tabel 11
Distribusi Partisipasi Ibu Berdasarkan Dukungan Keluarga
Dukungan keluaraga
Partisipasi Ibu Total
Nilai p Tidak Aktif Aktif
n % n % n %
0,083 Buruk 45 58,4 21 41,2 66 51,6
Baik 32 41,6 30 58,8 62 48,4
Total 77 100 51 100 128 100
Sumber : Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 11 diatas dari 128 responden yang
mendapat dukungan keluaraga baik dan yang mempunyai
partisipasi ibu aktif (58,8%) lebih besar dibandingkan dengan
49
proporsi responden yang tidak mendapat dukungan keluarga dan
partisipasi ibu aktif (41,2%). Berdasarkan hasil uji chi-square nilai
p diterima 0,083 sehingga p>0,05 dan H0 diterima yang artinya
tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan parsipasi
ibu.
10) Distribusi Partisipasi Ibu Dengan Dukungan Tokoh
Msyarakat
Tabel 12 Distribusi Partisipasi Ibu Berdasarkan Dukungan Tokoh
Masyarakat
Dukungan tokoh
masyarakat
Partisipasi Ibu Total
Nilai p Tidak Aktif Aktif
n % n % n %
1,542 Tidak pernah 14 18,2 14 27,5 28 21,9
Pernah 63 81,8 37 72,5 100 78,1
Total 77 100 51 100 128 100
Sumber : Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 12 diatas dari 128 responden yang
pernah mendapat dukungan tokoh masyarakat yang mempunyai
partisipasi ibu aktif (72,5 %). Lebih besar dibandingkan dengan
proporsi responden yang tidak pernah mendapat dukungan
tokoh masyarakat dan partisipasi ibu aktif (27,5 %). Berdasarkan
hasil uji chi-square nilai p diterima 0,306 sehingga p>0,05 dan H0
diterima yang artinya tidak ada hubungan antaradukungan tokoh
masyarakat dengan parsipasi ibu.
50
B. PEMBAHSAN
1. Partisipasi Ibu Ke Posyandu
Kunjungan ibu ke Posyandu adalah datangnya balita ke
posyandu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan misalnya
penimbangan, imunisasi, penyuluhan gizi, dan sebagainya.Kunjungan
balita ke posyandu yang paling baik adalah teratur setiap bulan atau
12 kali per tahun.Untuk itu kunjungan balita diberi batasan 8 kali
pertahun.Posyandu yang frekuensi penimbangan atau kunjungan
balitanya kurang dari 8 kali pertahun dianggap masih
rawan.Sedangkan bila frekuensi penimbangan sudah 8 kali atau lebih
dalam kurun waktu satu tahun dianggap sudah cukup baik, tetapi
frekuensi penimbangan tergantung dari jenis posyandunya
(Kemenkes, 2012). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ibu balita
dapat dikatakan berperan serta baik dalam kegiatan posyandu yaitu
jika dalam frekuensi minimal 8 kali pertahun atau lebih, dan sebaliknya
ibu balita dikatakan berperan serta buruk atau kurangbaik yaitu jika
kunjunganya ke posyandu kurang dari 8 kali pertahun.
Menimbang berat badan setiap bulan bisa diketahui apakah
anak tersebut tumbuh normal sesuai jalur pertumbuhannya atau tidak,
mengetahui secara lebih awal terjadinya gangguan pertumbuhan pada
individu balita sehingga dapat memberikan tindakan penanggulangan
segera pada anak yang mengalami gangguan pertumbuhan agar
dapat dikembalikan ke jalur pertumbuhan normalnya, memberikan
51
konseling pada ibu atau pengasuh anak dalam upaya
mempertahankan atau meningkatkan keadaan gizi dan kesehatan
anak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi ibu yang aktif
berkunjung ke posyandu 77 orang (60,2%). Sedangkan pada
partisipasi ibu yang tidak aktif berkunjung ke posyandu sebesar 51
orang (39,8 %).
Berdasarkan hasil pengambilan data yang dilakukan, peneliti
menyimpulkan bahwa tingkat partisipasi ibu masih rendah.Sedangkan
cakupan standar pelayanan minimal (SPM) pada tahun 2017 adalah
85%.
Rendahnya cakupan penimbangan balita keposyandu
menunjukkan bahwa perilaku masyarakat dalam bidang kesehatan
khususnya dalam memantau tumbuh kembang balita masih rendah.
Komponen pendukung terbentuknya perilaku baik atara lain
pengetahuan, sikap positif terhadap posyandu, ketersediaan sumber
daya kesehatan, adanya dukungan keluarga maupun dukungan tokoh
masyarakat pada ibu balita serta adanya bimbingan atau penyuluhan
dari petugas kesehatan dalam kegiatan posyandu.
Mengingat pentingnya fungsi posyandu dalam deteksi dini balita
untuk mengetahui tumbuh kembang balita dengan mudah dan cepat
serta diketahui jika balita tersebut mengalami gangguan tumbuh
kembang sehingga balita tidak masuk dalam keadaan gizi buruk.
52
2. Hubungan Partisipasi Ibu Balita Dengan Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu.Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari
penglihatan dan pendengaran yang merupakan domain yang sangat
penting dalam membentuk suatu tindakan tingkatan pengetahuan
(Notoadmodjo, 2011).
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah
orang melakuakn pengindraan terhadap objek tertentu sebagian besar
pengetahuan diperoleh mata dan telinga.Pengetahuan merupakan
pedoman dalam membentuk tindakan seseorang (ovent behavior).
Berdasarkan pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang
disadari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perialaku
yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang cukup
didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat sintesis yaitu: tahu,
memahami, aplikasi, analisis, dan evaluasi (Maulana, 2009 dalam
Koto, 2011).
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang
berpengetahuan baik 35,3% partisipasi ibu balita aktif dari
pengetahuan ibu tinggi dan pada pengetahuan rendah sebesar
64,7%. Berdasarkan hasil uji chi-square nilai p diterima 0,032 sehingga
p<0,05 dan H0 ditolak yang artinya ada hubungan pengetahuan ibu
dengan partisipasi ibu keposyandu di Puskesmas Palangga.
53
Apabila penerimaan perilaku melalui proses yang didasari oleh
pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku tersebut
akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari
oleh pengetahuan dan kesadaran maka akan tidak langgeng. Oleh
karena itu pengetahuan ibu harus terus ditingkatkan sehingga
pengetahuan dapat meningkat. Pengetahuan ini dapat dilaksanakan
melalui penyuluhan yang berkesinambungan baik melalui media leaflet
dan poster (Oktaviani, 2015).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Purba
(2012) dan Oktaviani (2015)yang mengatakan bahwa pengetahuan ibu
balita tentang Posyandu berhubungan secara bermakna dengan
ketidakhadiran balita di Posyandu. Semakin tinggi pengetahuan ibu
balita semakin sedikit frequensi mereka tidak hadir di
Posyandu.Perilaku keluarga yang membawa balitanya setiap bulan
juga berhubungan dengan pengetahuan keluarga. Keluarga yang
memiliki pengetahuan tentang kesehatan, tanda, dan gejala
sehubungan dengan pertumbuhan anggota keluarganya, maka
keluarga tersebut akan segera melakukan tindakan untuk
meminimalkan dampak yang lebih buruk lagi terhadap kondisi anggota
keluarganya (Octaviani, 2008).
Dari hasil penelitian ini masih banyak ibu-ibu tingkat
pengetahuannya rendah terhadap posyandu, maka jumlah kunjungan
ibu keposyandu juga kurang. Dari hasil penilaian pada jawaban tingkat
54
pengetahuan dijumpai sebagian besar ibu yang mempunyai balita tidak
mengetahuai kegiatan-kegiatan yang dilakukan di posyandu dan tidak
mengetahui fungsi dari penimbangan sehingga ibu-ibu setelah anak
lepas imunisasi tidak berkunjung lagi keposyandu, karena
pengetahuan mereka bahwa kegiatan posyandu hanya penimbangan,
imunisasi dan pemberian vitamin A.
Kelemahan dari penelitian ini peneliti salah dalam pengambilan
sampel dan pembuatan kuesioner yang salah karena peneliti sudah
memberi skor setiap pertanyaan sementara skor yang harus
didadaptkan hanya peneliti yang boleh mengetahuinya.
3. Hubungan Partisipasi Ibu Dengan Dukungan Keluarga
Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat mempunyai nilai
strategis dalam pembangunan kesehatan, karena setiap masalah
individu merupakan masalah keluarga dan sebaliknya.Kesehatan
keluarga meliputi kesehatan suami, istri, anak, dan anggota lainnya
(UU No.23 tahun 2019).
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang
memiliki dukungan keluarga sebesar 58,8 % cakupan penimbangan
balita aktif dari dukungan keluarga baik dan pada dukungan keluarga
ibu buruk sebesar 41,2 %. Berdasarkan hasil uji chi-square nilai p
diterima 0,083 sehingga p<0,05 dan Ho diterima yang artinya tidak ada
hubungan dukungan keluarga dengan partisipasi ibu ke posyandu.
55
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Koto
N (2011) dan Purba (2012).Menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
antara dukungan keluarga dengan cakupan penimbangan bailta
diposyandu.Berbeda dengan penelitian Yuryanti (2010) yang
menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara dukungan
keluarga dengan partisipasi ibu balita ke posyandu.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuryanti (2012)
menyatakan bahwa ibu yang mendapat dukungan keluarga akan
berperilaku baik untuk membawa anaknya 2,716 kali di bandingkan
dengan ibu yang tidak mendapatkan dukungan keuarga.
Pada penelitian ini peneliti mendapat bahwa dorongan dari
keluarga tidak berhubungan dengan perilaku ibu yang mempunyai
balita berkunjung keposyandu, didasarkan bahwa ibu yang tidak
mendapatkan dukungan baik dari keluarga untuk menimbang anaknya
ke posyandu ternyata tetap menimbang anaknya di posyandu.Dari
hasil menunjukkan bahwa dukungan keluarga tidak berhubungan yang
signifikan terhadap partisipasi ibu berkunjung ke posyandu.
4. Hubungan Partisipasi Ibu Dengan Dukungan Tokoh Masyarakat
Menurut Tricia (2008) dalam Suryaningsih, (2012) keterlibatan
informal dan partisipasi organisasi masyarakat akan berpengaruh
terhadap keberhasilan program posyandu. Kegiatan posyandu
dilakukan oleh masyarakat dan untuk masyarakat sendiri. Oleh karena
itu jika tokoh masyarakat tersebut tidak berpartisipasi/terlibat dalam
56
kegiatan posyandu ada kemungkinan bahwa masyarakat setempat
tidak akan menggunakan posyandu.
Untuk berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan
hanya perlu pengetahuan dan sikap positif dan dukungan fasilitas saja,
melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para tokoh
masyarakat, tokoh agama dan para petugas, lebih-lebih para petugas
kesehatan. (Lawrence Green 1980 dalam Suryaningsih, 2007).
Dari hasil penelitian yang dapat dukungan tokoh masyarakat
yaitu 72,5% cakupan penimbangan balita aktif dari dukungan tokoh
masyarakat pernah dan tidak pernah adadukungan tokoh masyarakat
sebesar 27,5 %. Berdasarkan hasil uji chi-square nilai p diterima 0,306
sehingga p<0,05 dan Ho diterima yang artinya tidak ada hubungan
dukungan tokoh masyarakat dengan kunjungan ibu keposyandu.
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Yuryanti (2010) tidak
ada hubungan yang bermakna antara dukungan tokoh masyarakat
dengan partisipasi ibu berkunjung keposyandu. dimana nilai OR
sebesar 1,317 ibu balita yang pernah mendapat dukugan tokoh
masyarakat berpeluang 1,3 kali di bandingkan ibu balita yang tidak
perna mendapat dukungan tokoh masyarakat.
Tokoh masyarakat merupakan penggerak masyarakat untuk
dapat hadir dan berperan aktif dalam kegiatan posyandu (Kemenkes,
2011).Tingginya peran tokoh masyarakat terhadap kegiatan posyandu
57
sehingga masyarakat dapat merasa bahwa kegiatan posyandu adalah
kegiatan program masyarakat.
Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan kepedulian
tokoh masyarakat terhadap posyandu dan merasa memiliki posyandu
sehingga dukungan yang diberikan juga lebih bermakna bagi
peningkatan perilaku ibu dalam pemanfaatan posyandu. Selama ini
dukungan tokoh msyarakat pada umumnya hanya bersifat
mengingatkatkan, namun yang mengingatkan hanya kader,untuk
meningkatkan kepedulian tokoh masyarakat terhadap kegiatan
posyandu tokoh masyarakatseperti Ibu PKK diharapkan oleh
masyarakat ikut hadir setiap pelaksanaan posyandu supaya
masyarakat merasa mendapatkan dukungan atau dorongan
khususnya ibu-ibu yang mempunyai balita.
Menurut Notoatmodjo (2010) bahwa untuk berperilaku sehat,
masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap
positif dan dukungan fasilitas saja, melainkan perlu perilaku contoh
para tokoh masyarakat, tokoh adat dan petugas kesehatan. Jadi,
apabila kegiatan yang diselenggarakan masyarakatnya melihat bahwa
tokoh-tokoh masyarakatnya yang disegani ikut serta dalam kegiatan
tersebut maka mereka akan tertarik juga untuk berpartisipasi
didalamnya.
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diuraikan, maka dapat
diambil kesimpulan:
1. Partisipasi ibu ke posyandu yang aktif sebesar 77 orang (60,2%) dan
yang tidak aktif berkunjung ke posyandu 51 orang (39,8%).
2. Distribusi sampel pengetahuan ibu dalam partisipasi ibu ke posyandu
tinggi 34% rendah 84%.
3. Distribusi frekuensi dukungan keluaraga dalam partisipasi ibuke
posyandu baik 48,4% dan buruk 51,6%.
4. Distribusi frekuensi dukungan tokoh masyarakat dalam partisipasi ibu
ke posyandu pernah 78,1% dan tidak pernah 21,9%.
5. Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan partisipasi ibu
6. Tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan partisipasi ibu
7. Tidak ada hubungan antara dukungan tokoh masyarakat dengan
partisipasi ibu
B. Saran
1. Disarankan kepada pihak puskesmas untuk melakukan penyuluhan
mengenai pentingnya berkunjung ke posyandu secara rutin kepada
masyarakat yang termasuk didalamnya Ibu yang mempunyai Balita
(usia anak 12- 59 bulan), dan penyuluhan tersebut bisa dilakukan baik
saat penyelenggaraan posyandu ataupun diluar penyelenggaraan
posyandu.
59
2. Tokoh masyarakat diharapkan lebih aktif dalam kegiatan posyandu
tidak hanya mengingatkan jadwal posyandu atau mengajak ibu-ibu
datang keposyandudan bentuk kegiatan seperti arisan pada ibu-ibu
balita.
60
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, licha rizki. 2014. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan
pelayanan posyandu di wilayah kerja puskesmas desa lalang tahun 2013. FKMUniversitas Sumatera Selatan. Skripsi
Badawi, Musfika Rahman, 2014. Kinerja Posyandu Dalam Pelaksanaan
Pembinaan Gizi Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan. Skripsi
Depkes. 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Direktorat Bina
Gizi Masyarakat. Jakarta.
. . 2012. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Jakarta.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara.2016. Profil Kesehatan
Sulawesi Tenggara Tahun 2016. Sulawesi Tenggara : Dinkes Sultra Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan.2015. Profil Kesehatan
Kabupaten Konawe selatan tahun 2015. Sulawesi Tenggara : Dinkes Konsel.
Hasana, Indah Jamiatun. 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Perilaku Ibu Balita Dalam Menimbang Anaknya Ke Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Clincing Jakarta Utara. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehata. Skripsi.(Online) http://repository.uinjkt.ac. id/dspace/ bitstream/123456789/38059/1/INDAH%20JAMIATUN%20HASANAH-FKIK.pdf.(Diakses Pada Tanggal 1 Maret 2018).
Herniati, Sri. 2015. Hubungan Tingkat Pendidikan, Tingkat Pengetahuan
Dan Sikap Ibu Balita Dengan Berkunjung Keposyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Belawang. Kesehatan Masyarakat. Naska Publikasi.
Kementrian Kesehatan RI, 2012. Pedoman Umum Pengelolaan Posyndu.
Jakarta. Koto, Nani Olivia. 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Perilaku Kunjungan Ibu Yang Mempunyai Balita Ke Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Solo. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Skripsi.(Online) http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440415-S-Pdf-Nani%20Olivia%20Koto.pdf.Diakses Pada Tanggal 25 Januari 2018.
61
Notoajmojo, S. 2010. Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi. Jakarta: Rineka.
. . 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: RinekaCipta; Octaviani.2008. Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Ibu
Dalam Kegiatan Posyandu di Wilayah Puskesmas Jogonalon II Kabupaten Klaten, repository.usu.ac.id/ bitstream/.../2/Reference.pdf
Oktarina, Sri Dkk. 2015.Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemamfaatan Posyandu Oleh Ibu Balita Dikelurahan Kurao Ilayah Kerja Puskesmas Naggalo Kota Padang.Naska Publikasi
Purba, Elinda Haerunida BR. 2012. Faktor Yang Berhubungan Dengan
Perilaku Kunjungan Ke Posyandu Pada Ibu Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Skripsi. (Online) URL: http://lib.ui.ac.id/file?file= digital/20319826-S-PDF-Elida%20Hairunida%20BR%20Purba.pdf (Diakses Pada Tanggal 15 Desember 2017).
Poerdji S. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Balita Berkunjung Ke
Posyandu. Jakarta: EGC Reihan, Dkk. 2012.Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi
Ibu Untuk Menimbang Balita Ke Posyandu.Jurnal Kedokteran Yarsi (20) 3 : 143-157
Riset Kesehatan Dasar. 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. Jakarta. Riset Kesehatan Dasar. 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. Jakarta.
Suryaningsih, Hestri. 2012. Factor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Kunjungan Ibu Bayi dan Balita Keposyandu Di Puskesmas Kemiri Muka Kota Depok. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Skripsi. (Online) http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20319771-S-Hestri%20 Sur yaningsih.pdf Diakses Pada Tanggal 5 Maret 2018.
Tresnawan, T. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Yang
Mempunyai Balita (Usian 12-59 Bulan) Ke Posyandu Di Kelurahan Warudoyong Wilayah Kerja Puskesmaspabuara Kecamatan Warudoyong Kota Sukabumi. Naskah Publikasi
62
Yuryanti. 2010. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku kunjungan ibu balita di posyandu dikelurahan muka kuning wilayah kerja puskesmas sei pancur kota batam tahun 2010. Program serjana kesehatan masyarakat, universitas indonesia. Skripsi
ii
LAMPIRAN
3
Lampiran 1
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU
KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PALANGGA KABUPATENKONAWE SELATAN
PADA PENELITIAN TENTANG
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : .........................................................................
Umur : ............................................................... Tahun
Alamat : ...................................................................................
Dengan ini menyatakan kesediaan terlibat dalam mendukung
penelitian yang berjudul faktor-faktor yang berhubungan dengan Partisipasi
ibu ke posyandu di wilayah kerja puskesmas palangga kabupaten konawe
selatan pada penelitian tersebut diatas, yang diajukan oleh mahasiswa
Jurusan Gizi Poltekkes Kementerian Kesehatan Kendari.
Kendari,......................2018
Mengetahui
Peneliti Responden
(....................................) (....................................)
4
KOESIONER PENELITIAN
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANPARTISIPASI IBU
KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PALANGGA KABUPATENKONAWE SELATAN
A. Identitas Ibu Balita
Kode Sampel :
Nama : ...................................
Umur : ...........................................Tahun
Jenis Kelamin : .............................................(L/P)
Pendidikan : 1. SD
2. SMP
3. SMA
4. PT
Pekerjaan : 1. IRT
2. PNS
3. buruh/petani
3. Lainnya........
Alamat :
Desa/kelurahan :
Kecamatan :
Kota :
Propinsi : Sulawesi Tenggara.
5
A. Identitas Balita
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
A. Partisipasi Ibu berkunjung Ke Posyandu
1. Partisipasi Ibu berkunjung Keposyandu 8 Bulan Terakhir ....... Kali
B. Pengetahuan Ibu BalitaTentang Posyandu
1. Menurut ibu, apa tujuan dari penimbangan pada anak balita? (boleh di
isi lebih dari satu)
1. Mengetahui perkembangan anak (1)
2. Mengetahui berat badan anak (1)
3. Mengetahui apakah anak sehat (1)
4. Tidak tahu (0)
2. Menurut ibu anak umur berapakah yang perlu ditimbang?
1. Anak balita 0-5 tahun (1)
2. Bayi saja 0-1 tahun (0)
3. Semua anak (0)
3. Menurut ibu kapankah seharusnya anak pertama kali ditimbang?
1. Sejak lahir (1)
2. Kapan saja (0)
3. Lainnya, sebutkan ….(0)
4. Menurut ibu, selanjutnya kapan sajakah anak balita harus ditimbang?
1. Setiap bulan secara teratur (1)
2. Kapan saja sesempatnya (0)
3. Lainnya, sebutkan….. (0)
5. Setelah anak berumur 5 tahun, menurut ibu apakah anak tersebut
masih harus ditimbang?
1. Ya (1)
2. Tidak (0)
6
6. Bila anak ibu sehat, menurut ibu apakah masih perlu ditimbang?
1. Ya (1)
2. Tidak (0)
7. (tunjukan KMS yang menunjukkan status gizi baik) menurut ibu,
bagaimana keadaan anak yang memiliki KMS ini?
1. Status gizi baik (1)
2. Status gizi buruk (0)
3. Status gizi kurang (0)
4. Lainnya, sebutkan ………………(0)
8. (tunjukan KMS yang menunjukkan status gizi kurang) menurut ibu,
bagaimana keadaan anak yang memiliki KMS ini?
1. Status gizi kurang (1)
2. Status gizi buruk (0)
3. Status gizi baik (0)
4. Lainnya, sebutkan ………………(0)
9. Bila keadaan anak ibu demikian, apa yang akan ibu lakukan?
1. Diberikan makanan yang lebih banyak dan bergizi (1)
2. Dibawah kedokter/puskesmas (0)
3. Dibiarkan saja (0)
4. Lainnya, sebutkan …………….. (0)
10. (tunjukan KMS yang menunjukkan status gizi buruk) menurut ibu,
bagaimana keadaan anak yang memiliki KMS ini?
1. Status gizi buruk (1)
2. Status gizi kurang (0)
3. Status gizi baik (0)
4. Lainnya, sebutkan ………………(0)
11. Bila keadaan anak ibu demikian, apa yang akan ibu lakukan?
1. Diberikan makanan yang lebih banyak dan bergizi (1)
2. Dibawah kedokter/puskesmas (0)
7
3. Dibiarkan saja (0)
4. Lainnya, sebutkan …………….. (0)
C. DukunganKeluarga
1. Apakah keluarga selalu mengingatkan tentang jadwal posyandu?
1. Ya (2)
2. Tidak (1)
2. Apakah ibu perna mendapat informasi tentang manfaat posyandu dari
keluarga?
1. Ya (2)
2. Tidak (1)
3. Apakah keluarga member motivasi pada ibu untuk mebawa balita
keposyandu?
1. Ya (2)
2. Tidak (1)
4. Bila ibu berhalangan untuk keposyandu, ada anggota keluarga yang
membantu membawa balita keposyandu?
1. Ya (2)
2. Tidak (1)
D. DukunganTokohMasyarakat
1. Apakah ibu pernah mendapat informasih dari tokoh masyarakat untuk
datang keposyandu?
1. Ya (2)
2. Tidak (1)
2. Jika pernah siapa tokoh masyarakat yang memberikan informasi
kepada ibu untukd atang keposyandu?
1. Ibu PKK
2. Ustadz
3. Ketua RT/RW
4. Lainya……
8
3. Dimana ibu paling sering mendapat informasi atau motivasi supaya ibu
membawa anaknya keposyandu?
1. Pengajian
2. Rapat
3. Pengumuman di mesjid
4. Datangkerumah
5. Tidak ingat
4. Berapa kali ibu mendapat informasi untuk datang keposyandu?
1. Setiap bulan
2. 1 kali dalam 3 bulan
9
MASTER TABEL HASIL PENELITIAN
No nama
responden
jenis kelamin
umur ibu
pendidikan ibu
pekerjaan
alamat nama balita
umur balita
jenis kelamin
kunjungan
balita kategori
pengetahuan
kategori
dukungan
keluarga
kategori
dukungan
TOMA Kategori
1 ny.G PR 30 SMP IRT watumaremba
nada 34 perempuan 9 aktif 7 kurang 8 baik 1 tidak
pernah
2 Ny.R peremp
uan 32 SD IRT
watumaremba
m.arif 47 laki-laki 9 aktif 6 kurang 8 baik 2 pernah
3 Ny.A peremp
uan 25 SMP IRT
watumaremba
amanda 11 perempuan 9 aktif 8 cukup 8 baik 1 tidak
pernah
4 Ny.E peremp
uan 24 SMP IRT
watumaremba
olivia 41 perempuan 9 aktif 7 kurang 7 buru
k 2 pernah
5 ny. M peremp
uan 24 SMA IRT
watumaremba
ica 19 perempuan 8 Tidak aktif
8 cukup 8 baik 2 pernah
6 ny.ln peremp
uan 30 SMP IRT
watumaremba
ranti 16 perempuan 9 aktif 9 cukup 8 baik 2 pernah
7 ny. L peremp
uan 34 SMP IRT
watumaremba
rani arfita 13 perempuan 7 Tidak aktif
11 cukup 8 baik 2 pernah
8 ny. N peremp
uan 22 SMA IRT
anggondara
m.rezky 29 laki-laki 8 Tidak aktif
8 cukup 8 baik 2 pernah
9 ny. S peremp
uan 19 SMP IRT
anggondara
firen 29 laki-laki 7 Tidak aktif
8 cukup 8 baik 2 pernah
10 ny. A peremp
uan 22 SMA IRT
anggondara
ainun 18 perempuan 6 Tidak aktif
8 cukup 8 baik 2 pernah
11 ny. A peremp
uan 24 SMA IRT
anggondara
m.faras 18 laki-laki 6 Tidak aktif
9 cukup 8 baik 2 pernah
12 ny. R peremp
uan 25 SMA IRT
anggondara
hadi 45 laki-laki 7 Tidak aktif
5 kurang 5 buru
k 2 pernah
13 ny. R peremp
uan 30 SMA IRT
anggondara
adifa 17 perempuan 7 Tidak aktif
9 cukup 7 buru
k 2 pernah
14 ny. H peremp
uan 24 SMP IRT
anggondara
aprilia 16 perempuan 6 Tidak aktif
11 cukup 8 baik 2 pernah
15 ny. Ha peremp
uan 25 SMA IRT
anggondara
andi nadira
19 perempuan 10 aktif 5 kurang 5 buru
k 2 pernah
16 ny.ap peremp
uan 23 SMA IRT
anggondara
nabila 12 perempuan 7 Tidak aktif
7 kurang 5 buru
k 2 pernah
17 ny.s peremp
uan 23 SMA IRT eewa rafka 18 laki-laki 8
Tidak aktif
5 kurang 6 buru
k 2 pernah
18 ny.yen peremp
uan 24 SMA IRT eewa hadi 20 laki-laki 6
Tidak aktif
6 kurang 8 baik 2 pernah
19 ny.atr peremp
uan 25 SMA IRT eewa m.ivan 25 laki-laki 10 aktif 8 cukup 4
buruk
1 tidak
pernah
10
20 ny.mn peremp
uan 32 SMP IRT eewa anjas 21 laki-laki 6
Tidak aktif
8 cukup 6 buru
k 2 pernah
21 ny.ras peremp
uan 35 SMP IRT eewa arianto 16 laki-laki 7
Tidak aktif
5 kurang 8 baik 2 pernah
22 ny.geby peremp
uan 27 SMA IRT eewa eris 47 laki-laki 8
Tidak aktif
8 cukup 7 buru
k 2 pernah
23 ny.mag peremp
uan 29 SD IRT eewa ahmad 29 laki-laki 10 aktif 6 kurang 6
buruk
2 pernah
24 ny.yn peremp
uan 27 SMP
BURUH/PETAN
I
upt.tolihe
m.firdan 59 laki-laki 12 aktif 7 kurang 4 buru
k 2 pernah
25 ny.iriani peremp
uan 28 SMA IRT
upt.tolihe
amalia zahra
41 perempuan 8 Tidak aktif
5 kurang 7 buru
k 2 pernah
26 ny.ern peremp
uan 21 SMA IRT
upt.tolihe
rifal 23 laki-laki 7 Tidak aktif
5 kurang 8 baik 2 pernah
27 ny.irm peremp
uan 26 SMA IRT
upt.tolihe
ikram 56 laki-laki 6 Tidak aktif
5 kurang 6 buru
k 2 pernah
28 ny. M peremp
uan 23 SMP IRT
mekarsari
airin 46 laki-laki 10 aktif 7 kurang 4 buru
k 2 pernah
29 ny.ros peremp
uan 34 SMP IRT
mekarsari
m.rapa 37 laki-laki 8 Tidak aktif
8 cukup 5 buru
k 2 pernah
30 ny.sa peremp
uan 28 PT IRT
mekarsari
m.danis 34 laki-laki 7 Tidak aktif
7 kurang 8 baik 1 tidak
pernah
31 ny.as peremp
uan 25 SMA IRT
mekarsari
m.yayat 19 laki-laki 10 aktif 7 kurang 4 buru
k 1
tidak pernah
32 ny.aidar peremp
uan 33 PT PNS
mekarsari
novita 19 perempuan 9 aktif 6 kurang 8 baik 2 pernah
33 ny.nur peremp
uan 23 SMP IRT
mekarsari
nurainun 26 perempuan 8 Tidak aktif
10 cukup 8 baik 2 pernah
34 nya.jh peremp
uan 24 SMA IRT
wawouru
adelia 42 perempuan 10 aktif 9 cukup 6 buru
k 2 pernah
35 ny.n peremp
uan 28 SMP IRT
wawouru
nabila 17 perempuan 7 Tidak aktif
10 cukup 8 baik 2 pernah
36 ny. sas peremp
uan 23 SMA IRT
wawouru
ival 25 laki-laki 9 aktif 11 cukup 6 buru
k 2 pernah
37 ny.faj peremp
uan 29 SMP IRT
wawouru
muh.ikram 42 laki-laki 11 aktif 9 cukup 8 baik 2 pernah
38 ny.narti peremp
uan 27 SD IRT
wawouru
andi nauria
17 perempuan 9 aktif 5 kurang 4 buru
k 2 pernah
39 ny.rani peremp
uan 26 SD IRT
wawouru
putri 15 perempuan 8 Tidak aktif
7 kurang 6 buru
k 1
tidak pernah
40 ny.siti peremp
uan 31 SMP IRT
kapujaya
salwa 28 perempuan 7 Tidak aktif
6 kurang 5 buru
k 2 pernah
11
41 ny.m peremp
uan 33 SD
BURUH/PETAN
I
kapujaya
sesil 48 perempuan 8 Tidak aktif
10 cukup 7 buru
k 1
tidak pernah
42 ny.ras peremp
uan 22 SMP IRT
kapujaya
anasya 32 perempuan 7 Tidak aktif
10 cukup 5 buru
k 2 pernah
43 ny.nis peremp
uan 27 SMA IRT kiaea raihan 37 laki-laki 9 aktif 11 cukup 8 baik 2 pernah
44 ny.anti peremp
uan 30 SMA IRT kiaea alisa 59 perempuan 9 aktif 6 kurang 8 baik 2 pernah
45 ny.sam
sia peremp
uan 32 SMA IRT
palangga
annisa 55 perempuan 9 aktif 6 kurang 8 baik 2 pernah
46 ny.sl peremp
uan 38 SMP IRT
palangga
aliya 43 perempuan 9 aktif 5 kurang 7 buru
k 2 pernah
47 ny.har peremp
uan 29 SMP IRT
palangga
rasya 25 laki-laki 6 Tidak aktif
10 cukup 8 baik 1 tidak
pernah
48 ny.mar peremp
uan 29 SD IRT
palangga
putri 28 perempuan 9 aktif 9 cukup 8 baik 1 tidak
pernah
49 ny.r peremp
uan 23 SMA IRT
palangga
kamila 29 perempuan 6 Tidak aktif
8 cukup 8 baik 2 pernah
50 ny.roh peremp
uan 31 SD IRT
palangga
zakia 29 perempuan 6 Tidak aktif
4 kurang 4 buru
k 2 pernah
51 ny.fit peremp
uan 28 PT IRT kiaea zidan 27 laki-laki 10 aktif 11 cukup 8 baik 1
tidak pernah
52 ny.tini peremp
uan 30 SD IRT
sanggi-sanggi
abd.abdil 18 laki-laki 6 Tidak aktif
7 kurang 8 baik 2 pernah
53 ny.firda peremp
uan 26 SMA IRT
sanggi-sanggi
fatul 44 laki-laki 7 Tidak aktif
11 cukup 8 baik 2 pernah
54 ny.L peremp
uan 34 SD IRT kiaea aqil 39 laki-laki 7
Tidak aktif
9 cukup 8 baik 2 pernah
55 ny.dewi peremp
uan 31 PT
LAINNYA
kiaea hafiz 16 laki-laki 8 Tidak aktif
11 cukup 8 baik 2 pernah
56 ny.mita peremp
uan 23 SMA IRT kiaea nur aini 42 perempuan 6
Tidak aktif
11 cukup 8 baik 1 tidak
pernah
57 ny.rika peremp
uan 23 SMA IRT
watudemba
riniyanti 39 perempuan 10 aktif 8 cukup 8 baik 2 pernah
58 ny.asm
a peremp
uan 23 SMA IRT
watudemba
nur arika 28 perempuan 6 Tidak aktif
7 kurang 8 baik 2 pernah
59 ny.asni peremp
uan 28 SMA IRT
watudemba
ikram 27 laki-laki 7 Tidak aktif
7 kurang 8 baik 2 pernah
60 ny.sr peremp
uan 30 SMA IRT alakaya ainun 21 perempuan 9 aktif 7 kurang 7
buruk
2 pernah
61 ny.nur peremp
uan 32 SMP IRT
palangga
misbatul jannah
30 perempuan 5 Tidak aktif
4 kurang 5 buru
k 2 pernah
12
62 ny.mar peremp
uan 34 SMP IRT
palangga
suci 27 perempuan 11 aktif 11 cukup 8 baik 2 pernah
63 ny.nr peremp
uan 22 SMP IRT alakaya nur fajri 27 perempuan 7
Tidak aktif
11 cukup 4 buru
k 2 pernah
64 ny.nira peremp
uan 30 SMP
BURUH/PETAN
I
watumaremba
rahmat 29 laki-laki 7 Tidak aktif
8 cukup 8 baik 2 pernah
65 ny.rusni peremp
uan 30 SD IRT kiaea ainil 55 perempuan 11 aktif 7 kurang 8 baik 1
tidak pernah
66 ny.me peremp
uan 24 SMA IRT alakaya syila 47 perempuan 6
Tidak aktif
6 kurang 6 buru
k 1
tidak pernah
67 ny.sa peremp
uan 33 PT PNS
sanggi-sanggi
azrah 55 perempuan 10 aktif 11 cukup 8 baik 2 pernah
68 ny.N peremp
uan 24 SMP IRT
watumarembe
alfih anugrah
19 perempuan 7 Tidak aktif
11 cukup 8 baik 2 pernah
69 ny.N peremp
uan 34 SMP IRT
watumarembe
m.arif 19 laki-laki 7 Tidak aktif
8 cukup 8 baik 2 pernah
70 ny.R peremp
uan 28 PT PNS
watudemba
fauzan 47 laki-laki 9 aktif 11 cukup 8 baik 2 pernah
71 ny.sm peremp
uan 30 SMA IRT kiaea ahmad 25 laki-laki 7
Tidak aktif
8 cukup 6 buru
k 2 pernah
72 ny.L peremp
uan 25 SMA IRT kiaea ergiansya 25 laki-laki 6
Tidak aktif
5 kurang 5 buru
k 2 pernah
73 ny.NH peremp
uan 28 SMA IRT
watumarembe
sulfa 13 perempuan 10 aktif 8 cukup 8 baik 2 pernah
74 ny. AD peremp
uan 26 SMP IRT
watumarembe
adriani 13 perempuan 7 Tidak aktif
7 kurang 7 buru
k 2 pernah
75 ny.selfi peremp
uan 26 SMA IRT eewa rafisqi 22 laki-laki 9 aktif 8 cukup 8 baik 2 pernah
76 ny.R peremp
uan 27 SMA IRT eewa jihan 18 perempuan 9 aktif 9 cukup 8 baik 2 pernah
77 ny.ef peremp
uan 38 SD IRT eewa aqil 39 laki-laki 9 aktif 8 cukup 8 baik 2 pernah
78 ny.as peremp
uan 29 SMA IRT eewa naumi 32 perempuan 9 aktif 10 cukup 8 baik 2 pernah
79 ny. es peremp
uan 22 SMA IRT eewa akram 27 laki-laki 10 aktif 10 cukup 8 baik 2 pernah
80 hamda
na peremp
uan 35 SMA IRT aosole asira 19 perempuan 7
Tidak aktif
9 cukup 6 buru
k 2 pernah
81 ny.L peremp
uan 28 SMP IRT aosole m.ibrahim 25 laki-laki 10 aktif 8 cukup 6
buruk
1 tidak
pernah
82 ny.N peremp
uan 29 SMA IRT aosole ahmad 26 laki-laki 6
Tidak aktif
7 kurang 6 buru
k 1
tidak pernah
13
83 ny.r peremp
uan 36 SD IRT aosole adit 25 laki-laki 7
Tidak aktif
7 kurang 6 buru
k 1
tidak pernah
84 ny.R peremp
uan 33 SMA IRT aosole sulfiani 26 perempuan 10 aktif 9 cukup 5
buruk
2 pernah
85 ny.v peremp
uan 36 SMP IRT aosole selfiani 28 perempuan 7
Tidak aktif
6 kurang 5 buru
k 2 pernah
86 ny.KS peremp
uan 24 SMP IRT aosole eliana 19 perempuan 4
Tidak aktif
7 kurang 5 buru
k 2 pernah
87 ny.IS peremp
uan 27 SMA IRT aosole akila 47 perempuan 10 aktif 7 kurang 4
buruk
1 tidak
pernah
88 ny.is peremp
uan 27 SMA IRT aosole maryam 20 perempuan 7
Tidak aktif
6 kurang 4 buru
k 2 pernah
89 ny.K peremp
uan 32 SMP IRT
sanggi-sanggi
aska 18 laki-laki 10 aktif 7 kurang 4 buru
k 1
tidak pernah
90 ny.sr peremp
uan 30 SMP IRT
sanggi-sanggi
ifan 16 laki-laki 10 aktif 8 cukup 8 baik 2 pernah
91 ny.s peremp
uan 23 SMA IRT
sanggi-sanggi
gina 31 perempuan 11 aktif 8 cukup 4 buru
k 2 pernah
92 ny.R peremp
uan 28 SMA IRT
sanggi-sanggi
a. chaira 19 perempuan 7 Tidak aktif
9 cukup 4 buru
k 1
tidak pernah
93 ny.her peremp
uan 29 SMA IRT
sanggi-sanggi
alfandi 24 laki-laki 8 Tidak aktif
6 kurang 4 buru
k 2 pernah
94 ny.Ns peremp
uan 31 SMA IRT
sanggi-sanggi
adeefa 27 perempuan 6 Tidak aktif
8 cukup 4 buru
k 1
tidak pernah
95 ny.R peremp
uan 38 SMP IRT
anggondara
asyila 26 perempuan 12 aktif 8 cukup 7 buru
k 1
tidak pernah
96 ny.R peremp
uan 29 SMA IRT
wawonggura
afifa 29 perempuan 10 aktif 6 kurang 8 baik 1 tidak
pernah
97 ny.R peremp
uan 27 SMA IRT
wawonggura
salsabilla 36 perempuan 9 aktif 7 kurang 8 baik 2 pernah
98 ny.SR peremp
uan 36 SMA IRT
wawonggura
arsila 22 perempuan 7 Tidak aktif
9 cukup 7 buru
k 1
tidak pernah
99 ny.M peremp
uan 28 SMA IRT
wawonggura
m.alfais 35 laki-laki 8 Tidak aktif
5 kurang 8 baik 1 tidak
pernah
100 ny. AN peremp
uan 33 SMP IRT
wawonggura
zulfarel 37 laki-laki 9 aktif 10 cukup 8 baik 2 pernah
101 ny.as peremp
uan 31 SMP IRT
wawonggura
m.fajriansa
35 laki-laki 7 Tidak aktif
9 cukup 4 buru
k 2 pernah
102 ny.ros peremp
uan 30 SMP IRT
wawonggura
naura 22 perempuan 8 Tidak aktif
7 kurang 6 buru
k 1
tidak pernah
103 ny.nur peremp
uan 29 SMA IRT
wawonggura
m.fikril 21 laki-laki 8 Tidak aktif
11 cukup 8 baik 2 pernah
104 ny.m peremp
uan 29 SMA IRT
wawonggura
musdalifa 21 perempuan 7 Tidak aktif
10 cukup 7 buru
k 2 pernah
14
105 ny.m peremp
uan 25 SMA IRT
kapujaya
tenov 16 laki-laki 8 Tidak aktif
6 kurang 4 buru
k 1
tidak pernah
106 ny.n peremp
uan 23 SMA IRT
kapujaya
m.alazhim 19 laki-laki 8 Tidak aktif
8 cukup 7 buru
k 2 pernah
107 ny.AN peremp
uan 21 SMA IRT
kapujaya
owi putra 19 laki-laki 10 aktif 10 cukup 6 buru
k 2 pernah
108 ny.K peremp
uan 38 SMA IRT
waworaha
muh.alfaro 40 laki-laki 6 Tidak aktif
7 kurang 5 buru
k 2 pernah
109 ny.T peremp
uan 39 SMA IRT
waworaha
yusmiawan
32 laki-laki 8 Tidak aktif
7 kurang 5 buru
k 2 pernah
110 ny.A peremp
uan 22 SMA IRT
waworaha
muh. panji 49 laki-laki 8 Tidak aktif
8 cukup 6 buru
k 2 pernah
111 n.T peremp
uan 31 SMP IRT
waworaha
muh.adri 23 laki-laki 7 Tidak aktif
9 cukup 8 baik 2 pernah
112 ny.TN peremp
uan 30 SMA IRT
waworaha
alfaro 50 laki-laki 10 aktif 10 cukup 8 baik 2 pernah
113 ny.m peremp
uan 23 SMA IRT
waworaha
muh. brian 17 laki-laki 9 aktif 8 cukup 8 baik 1 tidak
pernah
114 ny.m peremp
uan 27 SMA IRT
onembute
syela 41 perempuan 6 Tidak aktif
9 cukup 8 baik 2 pernah
115 ny.C peremp
uan 29 SMP IRT
onembute
hendriana 26 perempuan 10 aktif 6 kurang 6 buru
k 1
tidak pernah
116 ny. R peremp
uan 28 SMA IRT
onembute
nur arsyi 28 perempuan 4 Tidak aktif
7 kurang 7 buru
k 2 pernah
117 ny. N peremp
uan 38 SMP IRT
onembute
jamal 42 perempuan 6 Tidak aktif
8 cukup 6 buru
k 2 pernah
118 ny. R peremp
uan 34 SMA IRT
onembute
fatmawati 30 perempuan 7 Tidak aktif
8 cukup 8 baik 2 pernah
119 ny. M peremp
uan 21 SMP IRT
onembute
nurhidayah
42 perempuan 8 Tidak aktif
9 cukup 6 buru
k 2 pernah
120 ny. W peremp
uan 29 SMA IRT
onembute
kartini 30 perempuan 7 Tidak aktif
5 kurang 7 buru
k 2 pernah
121 ny. sitti peremp
uan 29 SMA IRT
onembute
rasti 38 perempuan 6 Tidak aktif
4 kurang 5 buru
k 2 pernah
122 ny. S peremp
uan 30 SMP IRT
onembute
andini 27 perempuan 5 Tidak aktif
9 cukup 8 baik 2 pernah
123 ny. F peremp
uan 25 SMA IRT
onembute
andra 28 laki-laki 9 aktif 9 cukup 6 buru
k 2 pernah
124 ny. H peremp
uan 35 SMA
BURUH/PETAN
I
onembute
febiana 42 perempuan 11 aktif 7 kurang 8 baik 2 pernah
125 ny. R peremp
uan 30 SMA IRT
onembute
riska 30 perempuan 10 aktif 8 cukup 8 baik 2 pernah
15
126 ny. es peremp
uan 21 SMP IRT
onembute
wahyuningsih
23 perempuan 7 Tidak aktif
9 cukup 8 baik 2 pernah
127 ny. S peremp
uan 28 SMA IRT
onembute
fadli 21 laki-laki 8 Tidak aktif
8 cukup 5 buru
k 2 pernah
128 ny. Ss peremp
uan 32 SMA IRT
onembute
fahmi 18 laki-laki 7 Tidak aktif
7 kurang 5 buru
k 2 pernah
16
Lampiran 3. HASIL UJI STATISTIK ANALISIS DATA
17
18
19
Lampiran 4. Surat Izin Penelitian Dari Litban
20
Lampiran 5. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
21
Lampiran 6. Dokumentasi FOTO KEGIATAN WAWANCARA PENGISISAN KUESIONER
22
NASKAH PUBLIKASI
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PARTISIPASI IBU KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PALANGGA KABUPATEN
KONAWE SELATAN
SKRIPSI
Penyusun :
SUTARNI
NIM P00313017073
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KENDARI
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV GIZI 2018
23
PENDAHULUAN :Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat di Indonesia adalah angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), dan angka kematian balita yang masih tinggi. Angka Kematian Ibu (AKI), di Indonesia ini masih jauh dari target yang harus dicapai pada tahun 2015 (Kemenkes, 2012).
Paradigma pembangunan, telah ditetapkan arah kebijakan pembangunan kesehatan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015-2019 Bidang Kesehatan.Kondisi pembangunan kesehatan diharapkan untuk lebih menetapkan pembangunan secara menyeluruh diberbagai bidang dengan menekankan pada pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandasan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan IPTEK selalu meningkat.
Balita merupakan golongan yang rentan terhadap masalah kesehatan.Gangguan kesehatan yang terjadi pada balita mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan baik pada masa balita maupun masa berikutnya.Upaya untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan balita salah satunya adalah dengan Posyandu (Supariasa, 2002 dalam Tresnawan 2015).
Posyandu adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006).
Kegiatan di posyandu meliputi kegiatan pementauan tumbuh kembang anak, pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti imunisasi untuk mencegah penyakit, penanggulangan diare, pelayanan KB, penyuluhan dan konseling/rujukan konseling bila diperlukan (Kemenkes, 2012).
Partisipasimasyarakat dalam pembangunan kesehatan mempunyaiperanan yang sangat besar terutama partisipasi dalampemanfaatan pelayanan kesehatan, salah satunya adalahpartisipasi dalam posyandu.Posyandu diselenggarakan untukkepentingan masyarakat sehingga pembentukan,penyelenggaraan dan pemanfaatannya memerlukan peran sertaaktif masyarakat dalam bentuk partisipasi penimbangan balitasetiap bulannya, sehingga dapat meningkatkan status gizibalita.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, terdapat 19,6% balitakekurangan gizi yang terdiri dari 5,7% balita dengan gizi buruk dan 13,9%berstatus gizi kurang serta informasi tentang pemantauan pertumbuhan anakdiperoleh dari frekuensi penimbangan anak balita selama enam bulan terakhir,idealnya anak balita ditimbang minimal enam kali. Frekuensi penimbangan > 4 kali sedikit menurun pada tahun 2013 (44,6%) dibanding tahun 2007 (45,4%).Anak umur 6-59 bulan yang tidak pernah ditimbang dalam enam bulan terakhirmeningkat dari 25,5% (2007) menjadi
24
34,3% (2013). Sebaiknya semakin tinggiumur anak semakin tinggi pula presentase anak yang tidak pernah ditimbang diPosyandu. Pada anak sampai usia lima tahun seharusnya dibawa ke Posyandusetiap bulan (Kemenkes RI, 2013).
Kunjungan masyarakat ke Posyandu di Indonesia masih tergolong rendah, berdasarkan data Riskesdas (2013), secara nasional sebanyak 44,6% rumah tangga memanfaatkan posyandu, 62,5%rumah tangga tidak memanfaatkan posyandu karena tidak membutuhkan, dan 10,3% rumah tangga tidak memanfaatkan posyandu untuk alasan lainnya.
Menurut Kemenkes, (2015) terdapat hubungan antara balita yang ditimbang dengan status gizi buruk dan kurang. Balita yang ditimbang tidak teratur memiliki resiko 1,5 kali mengalami gagal tumbuh di bandingkan yang ditimbang teratur (Ramadani, 2013 dalam Suryaningsih 2012). Data Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara tahun 2016, baru sekitar 61,72% anak balita yang dibawa keposyandu untuk ditimbang sebagai upaya deteksi dini gangguan pertumbuhan. Untuk Profil dinas kesehatan konawe selatan tahun 2015 D/S yaitu 65,74% terjadi penurunan padatahun 2016 sebanyak 63,00%. Hal ini masih diperlukan upaya strategis untuk mencapai target nasional tahun 2016 yaitu 85% bayi/balita ditimbang berat badannya (Dinkes Prop Sultra, 2016)
Faktor yang mendorong ibu berkunjung keposyandu untuk menimbang anaknya adalah pemantauan pertumbuhan anak karena pemantauan pertumbuhan anak sangat penting dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan pertumbuhan secara dini. Untuk mengetahui pertumbuhan tersebut, penimbangan balita setiap bulan sangat diperlukan.
Salah satu faktor penyebab kurangnya kunjungan ibu ke posyandu adalah kurangnya pengetahuan ibu, dukungan tokoh masyarakat atau pemerintah setempat dan dukungan keluarga (Yuliana, 2017).
Hasil penelitian Puspitasari (2015) dan tresnawan, dkk, menunjukkan bahwa 70 orang partisipasi ibu yang aktif dengan pengetahuan ibu yang baik ada hubungan pengetahuan ibu yang signifikan terhadap partisipasi ibu berkunjung keposyandu. Sedangkan hasil penelitian Yuryanti (2012) menyatakan bahwa ibu yang mendapat dukungan keluarga untuk membawa anaknya keposyandu 2,716 kali dibandingkan ibu yang tidak mendapat dukungan keluarga.
Hasil penelitian Yuryanti (2010) menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara dukungan tokoh masyarakat dengan partisipasi ibu berkunjung keposyandu.dimana nilai OR sebesar 1,317 ibu balita yang pernah mendapat dukugan tokoh masyarakat berpeluang 1,3 kali kunjungan ke posyandu di bandingkan ibu balita yang tidak pernah mendapat dukungan tokoh masyarakat.
Rendahnya kunjungan masyarakat ke Posyandu diWilayah kerja Puskesmas Palangga Kabupaten Konawe Selatan tiga tahun terakhir yaitu
25
pada tahun 2015, 2016 dan 2017 cenderung fluktuatif. Hal inimenggambarkan bahwa tingkat partisipasi masyarakatberkunjung ke posyandu masih tergolong rendah, dimana padatahun 2015 persentase kunjungan D/S sebesar 69,70% sedangkan 2016turun menjadi 58,7%, dan 2017 cakupan D/S sebesar 59,5 %. Pencapaian cakupan D/S di Puskesmas Palangga selama tigatahun terakhir tidak mencapai target Standar PelayananMinimal (SPM). Target SPM D/S Kabapaten Konawe Selatan padatahun 2017 adalah 85%.
Cakupan D/S per posyandu di wilayah kerja Puskesmas Palangga pada tahun 2017 terdapat 16 Desa, cakupan D/S diwilayah kerja Puskesmas Palangga yaitu posyandu Kiaea 44,2 %, Watudemba 44,9 %, Aosole 55,6 %, Alakaya 56,7 %, Waworaha 92,5 %, Kapujaya 66 %, Wonuaraya 61,6 %, Mekar Sari 67,6 %, Watumarembe 56,3 %, Eewa 70,2 %, Onembute 49,4 %, Anggondara 63,4 %, Palangga 64,4 %, Wawonggura 51,9 %, Sanggi-Sanggi 52,4 %, dan Upt.Tolihe 82,1 %. Dapat dilihat cakupan D/S dari 16 desa, rata-rata msih dibawah target capaian hanya ada dua desa yang mencapai target.Puskesmas palangga merupakan puskesmas yang berada diwilayah kabupaten konawe selatan terdapat diwilayah kecamatan palangga. Dimana persentase cakupan D/S atau kunjungan ibu balita keposyandu masih dibawah target capaian
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas penulis tertarik melakukan penelitian tentang “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi ibu Menimbang Balita Ke Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Palangga Kabupaten Konawe Selatan”. METODE PENELITIAN :jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini semua jumlah balita yang berumur 12-59 bulan yang berada dalam wilayah kerja puskesmas palangga kab. Konawe selatan tahun 2018 yaitu sebanyak 943 orang dari hasil perhitungan sampel didapatkan 128 sampel dengan cara penarikan sampel menggunakanrandom sampling.Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan lembar kuesioner dan analisis data menggunakan uji chi square. HASIL Analisis Univariat Karakteristik sampel 1) Umur
Tabel 1. Distribusi Sampel Menurut Umur Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Palangga tahun 2018
Umur n % 18-25 40 31,3 26-35 79 61,7 36-45 9 7
26
Total 128 100 Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa dari 128 sampel sebagian
besar sampel berumur antara 26-35 tahun yaitu 61,7 % (n=79). 2) Pendidikan
Tabel 2. Distribusi Sampel Menurut pendidikan Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Palangga tahun 2018
Pendidikan n % SD 12 9,4
SMP 41 32 SMA 69 53,9 PT 6 4,7
Total 128 100 Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa dari 128 sampel sebagian
besar sampel berpendidikan SMA yaitu 53 % (n=69).
3) Pekerjaan
Tabel 3. Distribusi Sampel Menurut pekerjaan Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Palangga tahun 2018
Pekerjaan n % IRT 120 93,8 PNS 3 2,3
Buruh/Petani 4 3,1 Honorer 1 0,8
Total 128 100 Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa dari 128 sampel sebagian
besar sampel bekerja sebagai IRT yaitu 93,8 % (n=120). 4) Partisipasi Ibu
Tabel 4. Distribusi Sampel Menurut Partisipasi Ibu Ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Palangga tahun 2018
Partisipasi n % Aktif 77 60,2
Tidak aktif 51 39,8 Total 128 100
27
Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa dari 128 sampel sebagian besar sampel aktif berkunjung keposyandu yaitu 39,8 % dan tidak aktif berkunjung sebanyak 60,2 %. 5) Pengetahuan Ibu
Tabel 5. Distribusi Sampel Menurut pengetahuan ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Palangga tahun 2018
Pengetahuan n % Tinggi 44 34,4
Rendah 84 66,6 Total 128 100
Berdasarkan tabel 7 diatas diketahui bahwa dari 128sampel sebanyak
34,4 % ditemukan pengetahuan tinggi dan sebanyak 66,6 % pengetahuan rendah. 6) Dukungan Keluarga
Tabel 6. Distribusi Sampel Menurut Dukungan Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Palangga tahun 2018
Dukungan keluarga n % Baik 62 48,4
Buruk 66 51,6 Total 128 100
Berdasarkan tabel 8 diatas diketahui bahwa dari 128sampel sebanyak
48,4 % ditemukan dukungan kluargabaik dan sebanyak 51,6 % dukungan keluarga buruk. 7) Dukungan Tokoh Masyarak
Tabel 7. Distribusi Sampel Menurut Dukungan Tokoh Masyarak di Wilayah Kerja Puskesmas Palangga tahun 2018
Dukungan Tokoh masyarakat n % Pernah 100 78,1
Tidak pernah 28 21,9 Total 128 100
Berdasarkan tabel 9 diatas diketahui bahwa dari 128sampel sebanyak
78,1% pernah mendapatdukungan tokoh masyarakatdan sebanyak 21,9% yang tidak pernah mendapatdukungan tokoh masyarakat. Analisis Bivariat 1) Pengetahuan
Tabel 1. Distribusi Partisipasi Ibu Berdasarkan Pengetahuan di Wilayah Kerja Puskesmas Palangga tahun 2018
28
Pengetahuan Ibu
Partisipasi Ibu Balita Total
Nilai P
Tidak Aktif Aktif
n % n % n %
0,032 Rendah 51 66,2 33 64,7 84 66,6
Tinggi 26 33,8 18 35,3 44 34,4
Total 77 100 51 100 128 100
Berdasarkan tabel 10 diatas dari 128responden ditemukan 35,3 %
cakupan penimbangan balita aktif dari pengetahuan ibu tinggi dan pada pengetahuan rendah sebesar 64,7 %. Berdasarkan hasil uji chi-square nilai p diterima 0,032 sehingga p<0,05 dan H0 ditolak yang artinya ada hubungan pengetahuan ibu dengan kunjungan ibu keposyandu. 2) Dukungan Keluarga
Tabel 2. Distribusi Partisipasi Ibu Berdasarkan Dukungan Keluaraga di Wilayah Kerja Puskesmas Palangga tahun 2018
Dukungan keluaraga
Partisipasi Ibu Total
Nilai p
Tidak Aktif Aktif
n % n % n %
0,083 Buruk 45 58,4 21 41,2 66 51,6
Baik 32 41,6 30 58,8 62 48,4
Total 77 100 51 100 128 100
Berdasarkan tabel 11 diatas dari 128respondenyang mendapat dukungan
keluaraga baik dan yang mempunyai partisipasi aktif (58,8%). Lebih besar dibandingkan dengan proporsi responden yang tidak mendapat dukungan keluarga dan partisipasi ibu aktif (41,2%). Berdasarkan hasil uji chi-square nilai p diterima 0,083 sehingga p>0,05 dan H0 diterima yang artinya tidak ada hubungan antaradukungan keluarga dengan parsipasi ibu. 3) Dukungan Tokoh Masyarakat
Tabel 3. Distribusi Partisipasi Ibu Balita Berdasarkan Dukungan Tokoh Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Palangga tahun 2018
Dukungan tokoh masyarakat
Partisipasi Ibu Balita Total
Nilai p
Tidak Aktif Aktif
n % n % n %
0,306 Tidak pernah 14 18,2 14 27,5 28 21,9
Pernah 63 81,8 37 72,5 100 78,1
29
Total 77 100 51 100 128 100
Berdasarkan tabel 12 diatas dari 128respondenyang pernah mendapat
dukungan tokoh masyarakat yang mempunyai partisipasi aktif (72,5 %). Lebih besar dibandingkan dengan proporsi responden yang tidak pernah mendapat dukungan tokoh masyarakat dan partisipasi ibu aktif (27,5 %). Berdasarkan hasil uji chi-square nilai p diterima 0,306 sehingga p>0,05 dan H0 diterima yang artinya tidak ada hubungan antaradukungan tokoh masyarakat dengan parsipasi ibu. PEMBAHASAN : Partisipasi Ibu Balita Berkunjung Ke Posyandu
Kunjungan ibu ke Posyandu adalah datangnya balita ke posyandu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan misalnya penimbangan, imunisasi, penyuluhan gizi, dan sebagainya.Kunjungan balita ke posyandu yang paling baik adalah teratur setiap bulan atau 12 kali per tahun.Untuk itu kunjungan balita diberi batasan 8 kali pertahun.Posyandu yang frekuensi penimbangan atau kunjungan balitanya kurang dari 8 kali pertahun dianggap masih rawan.Sedangkan bila frekuensi penimbangan sudah 8 kali atau lebih dalam kurun waktu satu tahun dianggap sudah cukup baik, tetapi frekuensi penimbangan tergantung dari jenis posyandunya (Kemenkes, 2012). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ibu balita dapat dikatakan berperan serta baik dalam kegiatan posyandu yaitu jika dalam frekuensi minimal 8 kali pertahun atau lebih, dan sebaliknya ibu balita dikatakan berperan serta buruk atau kurangbaik yaitu jika kunjunganya ke posyandu kurang dari 8 kali pertahun.
Menimbang berat badan setiap bulan bisa diketahui apakah anak tersebut tumbuh normal sesuai jalur pertumbuhannya atau tidak, mengetahui secara lebih awal terjadinya gangguan pertumbuhan pada individu balita sehingga dapat memberikan tindakan penanggulangan segera pada anak yang mengalami gangguan pertumbuhan agar dapat dikembalikan ke jalur pertumbuhan normalnya, memberikan konseling pada ibu atau pengasuh anak dalam upaya mempertahankan atau meningkatkan keadaan gizi dan kesehatan anak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi ibu yang aktif berkunjung ke posyandu 77 orang (60,2%). Sedangkan pada partisipasi ibu yang tidak aktif berkunjung ke posyandu sebesar 51 orang (39,8 %). Berdasarkan hasil pengambilan data yang dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa tingkat partisipasi ibu masih rendah.Sedangkan cakupan standar pelayanan minimal (SPM) pada tahun 2017 adalah 85%.
Rendahnya cakupan penimbangan balita keposyandu menunjukkan bahwa perilaku masyarakat dalam bidang kesehatan khususnya dalam memantau tumbuh kembang balita masih rendah. Komponen pendukung
30
terbentuknya perilaku baik atara lain pengetahuan, sikap positif terhadap posyandu, ketersediaan sumber daya kesehatan, adanya dukungan keluarga maupun dukungan tokoh masyarakat pada ibu balita serta adanya bimbingan atau penyuluhan dari petugas kesehatan dalam kegiatan posyandu.
Mengingat pentingnya fungsi posyandu dalam deteksi dini balita untuk mengetahui tumbuh kembang balita dengan mudah dan cepat serta diketahui jika balita tersebut mengalami gangguan tumbuh kembang sehingga balita tidak masuk dalam keadaan gizi buruk. Hubungan Partisipasi Ibu Balita Dengan Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari penglihatan dan pendengaran yang merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk suatu tindakan tingkatan pengetahuan.Tingkatan pengetahuan menurut Notoadmodjo (2011).
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakuakn pengindraan terhadap objek tertentu sebagian besar pengetahuan diperoleh mata dan telinga.Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan seseorang (ovent behavior). Berdasarkan pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perialaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat sintesis yaitu: tahu, memahami, aplikasi, analisis, dan evaluasi (Maulana, 2009 dalam Koto, 2011).
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang berpengetahuan baik 35,3 % partisipasi ibu balita aktif dari pengetahuan ibu tinggi dan pada pengetahuan rendah sebesar 64,7 %. Berdasarkan hasil uji chi-square nilai p diterima 0,032 sehingga p<0,05 dan H0 ditolak yang artinya ada hubungan pengetahuan ibu dengan partisipasi ibu ke posyandu di Puskesmas Palangga.
Apabila penerimaan perilaku melalui proses yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka akan tidak langgeng. Oleh karena itu pengetahuan ibu harus terus ditingkatkan sehingga pengetahuan dapat meningkat. Pengetahuan ini dapat dilaksanakan melalui penyuluhan yang berkesinambungan baik melalui media leaflet dan poster (Oktaviani, 2015).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Purba (2012) dan Oktaviani (2015)yang mengatakan bahwa pengetahuan ibu balita tentang Posyandu berhubungan secara bermakna dengan ketidakhadiran balita di Posyandu. Semakin tinggi pengetahuan ibu balita semakin sedikit frequensi mereka tidak hadir di Posyandu.Perilaku keluarga yang membawa
31
balitanya setiap bulan juga berhubungan dengan pengetahuan keluarga. Keluarga yang memiliki pengetahuan tentang kesehatan, tanda, dan gejala sehubungan dengan pertumbuhan anggota keluarganya, maka keluarga tersebut akan segera melakukan tindakan untuk meminimalkan dampak yang lebih buruk lagi terhadap kondisi anggota keluarganya (Octaviani, 2008)
Dari hasil penelitian ini masih banyak ibu tingkat pengetahuannya rendah terhadap posyandu, maka jumlah kunjungan ibu keposyandu juga kurang. Dari hasil penilaian pada jawaban tingkat pengetahuan dijumpai sebagian besar ibu yang mempunyai balita tidak mengetahuai kegiatan-kegiatan yang dilakukan di posyandu dan tidak mengetahui fungsi dari penimbangan sehingga ibu-ibu setelah anak lepas imunisasi tidak berkunjung lagi keposyandu, karena pengetahuan mereka bahwa kegiatan posyandu hanya penimbangan, imunisasi dan pemberian vitamin A.
Kelemahan dari penelitian ini peneliti salah dalam pengambilan sampel dan pembuatan kuesioner yang salah karena peneliti sudah memberi skor setiap pertanyaan sementara skor yang harus didadaptkan hanya peneliti yang boleh mengetahuinya. Hubungan Partisispasi Ibu Balita Dengan Dukungan Keluarga
Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat mempunyai nilai strategis dalam pembangunan kesehatan, karena setiap masalah individu merupakan masalah keluarga dan sebaliknya.Kesehatan keluarga meliputi kesehatan suami, istri, anak, dan anggota lainnya (UU No.23 tahun 2019).
Dari hasil penelitianmenunjukkan bahwa responden yang memiliki dukungan keluarga sebesar 58,8 % cakupan penimbangan balita aktif dari dukungan keluarga baik dan pada dukungan keluarga ibu buruk sebesar 41,2 %. Berdasarkan hasil uji chi-square nilai p diterima 0,083 sehingga p<0,05 dan Ho diterima yang artinya tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan partisipasi ibu ke posyandu.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Koto N (2011) dan Purba (2012).Menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan cakupan penimbangan bailta diposyandu.Berbeda dengan penelitian Yuryanti (2010) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan partisipasi ibu balita ke posyandu.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuryanti (2012) menyatakan bahwa ibu yang mendapat dukungan keluarga akan berperilaku baik untuk membawa anaknya 2,716 kali di bandingkan dengan ibu yang tidak mendapatkan dukungan keuarga.
Pada penelitian ini peneliti mendapat bahwa dorongan dari keluarga tidak berhubungan dengan perilaku ibu yang mempunyai balita berkunjung keposyandu, didasarkan bahwa ibu yang tidak mendapatkan dukungan baik
32
dari keluarga untuk menimbang anaknya ke posyandu ternyata tetap menimbang anaknya di posyandu. Dari hasil menunjukkan bahwa dukungan keluarga tidak berhubungan yang signifikan terhadap partisipasi ibu berkunjung ke posyandu Hubungan Partisispasi Ibu Balita Dengan Dukungan Tokoh Masyarakat
Menurut Tricia (2008) dalam Suryaningsih, (2012) keterlibatan informal
dan partisipasi organisasi masyarakat akan berpengaruh terhadap keberhasilan program posyandu. Kegiatan posyandu dilakukan oleh masyarakat dan untuk masyarakat sendiri. Oleh karena itu jika tokoh masyarakat tersebut tidak berpartisipasi/terlibat dalam kegiatan posyandu ada kemungkinan bahwa masyarakat setempat tidak akan menggunakan posyandu.
Untuk berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para tokoh masyarakat, tokoh agama dan para petugas, lebih-lebih para petugas kesehatan. (Lawrence Green 1980 dalam Suryaningsih, 2007).
Dari hasil penelitian yang dapat dukungan tokoh masyarakat yaitu 72,5% cakupan penimbangan balita aktif dari dukungan tokoh masyarakat pernah dan tidak pernah adadukungan tokoh masyarakat sebesar 27,5 %. Berdasarkan hasil uji chi-square nilai p diterima 0,306 sehingga p<0,05 dan Ho diterima yang artinya tidak ada hubungan dukungan tokoh masyarakat dengan kunjungan ibu keposyandu.
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Yuryanti (2010) tidak ada hubungan yang bermakna antara dukungan tokoh masyarakat dengan partisipasi ibu berkunjung keposyandu. dimana nilai OR sebesar 1,317 ibu balita yang pernah mendapat dukugan tokoh masyarakat berpeluang 1,3 kali di bandingkan ibu balita yang tidak perna mendapat dukungan tokoh masyarakat.
Tokoh masyarakat merupakan penggerak masyarakat untuk dapat hadir dan berperan aktif dalam kegiatan posyandu (Kemenkes, 2011).Tingginya peran tokoh masyarakat terhadap kegiatan posyandu sehingga masyarakat dapat merasa bahwa kegiatan posyandu adalah kegiatan program masyarakat.
Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan kepedulian tokoh masyarakat terhadap posyandu dan merasa memiliki posyandu sehingga dukungan yang diberikan juga lebih bermakna bagi peningkatan perilaku ibu dalam pemanfaatan posyandu. Selama ini dukungan tokoh msyarakat pada umumnya hanya bersifat mengingatkatkan, namun yang mengingatkan hanya kader untuk meningkatkan kepedulian tokoh masyarakat terhadap kegiatan posyandu tokoh masyarakat seperti Ibu PKK diharapkan oleh
33
masyarakat ikut hadir setiap pelaksanaan posyandu supaya masyarakat merasa mendapatkan dukungan atau dorongan khususnya ibu-ibu yang mempunyai balita.
Menurut notoatmodjo (2010) bahwa untuk berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif dan dukungan fasilitas saja, melainkan perlu perilaku contoh para tokoh masyarakat, tokoh adat dan petugas kesehatan. Jadi, apabila kegiatan yang diselenggarakan masyarakatnya melihat bahwa tokoh-tokoh masyarakatnya yang disegani ikut serta dalam kegiatan tersebut maka mereka akan tertarik juga untuk berpartisipasi didalamnya. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan: 1. Partisipasi ibu menimbang balita ke posyandu yang aktif sebesar 77
orang (60,2%) dan yang tidak aktif berkunjung ke posyandu 51 orang (39,8%).
2. Distribusi sampel pengetahuan ibu dalam penimbangan anaknya ke posyandu tinggi 34% rendah 84%.
3. Distribusi frekuensi dukungan keluaraga dalam penimbangan balita ke posyandu baik 48,4% dan buruk 51,6%.
4. Distribusi frekuensi dukungan tokoh masyarakat dalam penimbangan balita ke posyandu pernah 78,1% dan tidak pernah 21,9%.
5. Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan cakupan penimbangan balita.
6. Tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan cakupan penimbangan balita.
7. Tidak ada hubungan antara dukungan tokoh masyarakat dengan cakupan penimbangan balita.
SARAN Disarankan kepada pihak puskesmas untuk melakukan penyuluhan mengenai pentingnya berkunjung ke posyandu secara rutin kepada masyarakat yang termasuk didalamnya Ibu yang mempunyai Balita (usia anak 12- 59 bulan), dan penyuluhan tersebut bisa dilakukan baik saat penyelenggaraan posyandu ataupun diluar penyelenggaraan posyandu. Tokoh masyarakat diharapkan lebih aktif dalam kegiatan posyandu tidak hanya mengingatkan jadwal posyandu atau mengajak ibu-ibu datang keposyandu dan bentuk kegiatan seperti arisan pada ibu-ibu balita. DAFTAR PUSTAKA 1. Badawi, Musfika Rahman, 2014. Kinerja Posyandu Dalam Pelaksanaan
Pembinaan Gizi Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan
34
Kembangan Jakarta Barat. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan. Skripsi
2. Depkes. 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Jakarta.
3. . . 2012. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Jakarta.
4. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara.2016. Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2016. Sulawesi Tenggara : Dinkes Sultra
5. Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan.2015. Profil Kesehatan Kabupaten Konawe selatan tahun 2015. Sulawesi Tenggara : Dinkes Konsel.
6. Hasana, Indah Jamiatun. 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu Balita Dalam Menimbang Anaknya Ke Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Clincing Jakarta Utara. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehata. Skripsi.(Online) http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38059/1/INDAH%20JAMIATUN%20HASANAH-FKIK.pdf.(Diakses Pada Tanggal 1 Maret 2018).
7. Herniati, Sri. 2015. Hubungan Tingkat Pendidikan, Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Balita Dengan Berkunjung Keposyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Belawang. Kesehatan Masyarakat. Naska Publikasi.
8. Kementrian Kesehatan RI, 2012. Pedoman Umum Pengelolaan Posyndu. Jakarta.
9. Koto, Nani Olivia. 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Kunjungan Ibu Yang Mempunyai Balita Ke Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Solo. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Skripsi.(Online) http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440415-S Pdf Nani %20 Olivia%20Koto.pdf.Diakses Pada Tanggal 25 Januari 2018.
10. Notoajmojo, S. 2010. Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi. Jakarta: Rineka.
11. . 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: RinekaCipta; 12. Oktarina, Sri Dkk. 2015.Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemamfaatan Posyandu Oleh Ibu Balita Dikelurahan Kurao Ilayah Kerja Puskesmas Naggalo Kota Padang.Naska Publikasi
13. Purba, Elinda Haerunida BR. 2012. Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Kunjungan Ke Posyandu Pada Ibu Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Skripsi. (Online) URL: http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20319826-S-PDFElida%20 Hairunida %20BR%20Purba.pdf (Diakses Pada Tanggal 15 Desember 2017).
14. Poerdji S. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Balita Berkunjung Ke Posyandu. Jakarta: EGC
35
15. Reihan, Dkk. 2012.Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Ibu Untuk Menimbang Balita Ke Posyandu. Jurnal Kedokteran Yarsi (20) 3 : 143-157
16. Riset Kesehatan Dasar. 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. Jakarta.
17. Riset Kesehatan Dasar. 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. Jakarta.
18. Suryaningsih, Hestri. 2012. Factor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Kunjungan Ibu Bayi dan Balita Keposyandu Di Puskesmas Kemiri Muka Kota Depok. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Skripsi. (Online) http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20319771-S-Hestri%20 Sur yaningsih.pdf Diakses Pada Tanggal 5 Maret 2018.
19. Tresnawan, T. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Yang Mempunyai Balita (Usian 12-59 Bulan) Ke Posyandu Di Kelurahan Warudoyong Wilayah Kerja Puskesmaspabuara Kecamatan Warudoyong Kota Sukabumi. Naskah Publikasi
top related