efektivitas model missouri mathematics project …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel...
Post on 04-Mar-2020
10 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1Alumni STKIP PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau
1
EFEKTIVITAS MODEL MISSOURI MATHEMATICS PROJECT
BERBASIS SOAL OPEN ENDED TERHADAP KEMAMPUAN
KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1
LUBUKLINGGAU TAHUN AJARAN 2018/2019
Friska Perdana Putri1
Idul Adha2, Rani Refianti3
Email : Friskaperdanaputri@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Missouri Mathematics
Project Berbasis Soal Open Ended terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis
Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematika
setelah diterapkannya model Missouri Mathematics Project berbasis soal Open
Ended. Populasinya adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lubuklinggau
tahun pelajaran 2018/2019, yang terdiri dari 346 siswa dan sebagai sampel adalah
siswa kelas VII.5 yang berjumlah 35 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan
teknik tes dan non tes berupa angket dan observasi. Data tes terkumpul dianalisis
menggunakan uji-t pada taraf signifikan α = 0,05. Sedangkan data non tes
dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa
model Missouri Mathematics Project berbasis soal Open Ended sangat efektif
untuk digunakan dalam pembelajaran matematika. Hasil belajar matematika siswa
kelas VII.5 SMP Negeri 1 Lubuklinggau tahun pelajaran 2018/2019 setelah
mengikuti pembelajaran matematika menggunakan model Missouri Mathematics
Project berbasis soal Open Ended rata-rata nilai post-test sebesar 71,38
dikategorikan baik. Aktivitas siswa selama pembelajaran dengan model Missouri
Mathematics Project berbasis soal Open Ended dan respon siswa pada
pembelajaran dengan model Missouri Mathematics Project berbasis soal Open
Ended baik.
Kata Kunci : Komunikasi Matematis, Matematika, Model Missouri Mathematics
Project, Soal Open Ended
PENDAHULUAN
Pendidikan matematika di tanah air saat ini sedang mengalami perubahan
paradigma yaitu perubahan paradigma pembelajaran tradisional ke paradigma
pembelajaran progresif. Perubahan paradigma ini diharapkan agar siswa tidak lagi
berpandangan bahwa matematika adalah ilmu yang kering, abstrak, teoritis, penuh
dengan lambang-lambang, rumus-rumus yang sulit dan membingungkan (Gazali,
1Alumni STKIP PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau
2
2016:181). Terdapat juga beberapa tujuan pembelajaran matematika yaitu
memahami konsep matematika, menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
memecahkan masalah, memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan dan salah satunya mengomunikasikan gagasan (Noviyanti, dkk
2013:49).
Kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan menyampaikan
gagasan/ide matematis, baik secara lisan maupun tulisan serta kemampuan
memahami dan menerima gagasan/ide matematis orang lain secara cermat,
analitis, kritis, dan evaluatif untuk mempertajam pemahaman (Lestari dan
Yudhanegara, 2015:83). Hasil observasi Haji dan Abdullah (2016:42)
menyimpulkan bahwa kemampuan berkomunikasi dalam pembelajaran
matematika di sekolah menengah pertama kurang mendapat perhatian dari para
guru. Guru cenderung menekankan pada kemampuan berhitung, pemecahan
masalah dan penalaran. Sehingga kemampuan komunikasi matematika siswa
lemah.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi penulis dengan guru bidang
studi matematika kelas VII yaitu Ibu Nurlianah pada tanggal 29 Maret 2018 di
SMP Negeri 1 Lubuklinggau, penulis mendapatkan informasi bahwa masih
terdapat siswa yang tidak memperhatikan dan belum terbiasa untuk
mengemukakan ide-ide mereka baik secara tulisan maupun lisan dan belum dapat
memahami ide yang disajikan dalam bentuk tulisan, akibatnya kemampuan
komunikasi matematis siswa belum tercapai dengan baik. Dalam pembelajaran
matematika siswa juga bisa menyelesaikan soal hanya dengan satu jawaban yang
telah di ajarkan dan masih belum bisa mengevaluasi ide-ide matematika yang di
sajikan dalam bentuk tulisan, terlihat pada proses siswa menyelesaikan soal.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi
permasalahan rendahnya kemampuan komunikasi matematis adalah model
Missouri Mathematics Project berbasis soal Open Ended. Noviyanti dkk
(2013:49) model pembelajaran yang efektif untuk menumbuhkan kemampuan
komunikasi matematis salah satunya adalah model pembelajaran Missouri
Mathematics Project (MMP). Model Missouri Mathematics Project berbasis soal
Open Ended. Selain itu Missouri Mathematics Project adalah sebagai suatu
1Alumni STKIP PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau
3
program yang didesain untuk membantu guru dalam hal efektivitas penggunaan
latihan-latihan agar siswa mencapai peningkatan yang luar biasa (Ansori dan
Aulia, 2015:51).
Open Ended merupakan pendekatan dalam proses pembelajaran yang
menawarkan suatu pembelajaran di mana dalam prosesnya dimulai dengan konsep
matematika yang akan dibahas, masalah yang diberikan bersifat terbuka. Masalah
yang diberikan bersifat terbuka yang artinya memberikan tantangan kepada siswa
untuk mencari pola penyelesaian masalah, dan memberikan kesempatan seluas-
luasnya kepada siswa untuk menjawab soal dengan caranya sendiri namun tetap
benar menurut Faridah dkk, (2016:1067).
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan penelitiannya dapat dirumuskan:
(1) Bagaimana kemampuan komunikasi matematis siswa di kelas VII SMP Negeri
1 Lubuklinggau Tahun Ajaran 2018/2019 dengan menggunakan model
Pembelajaran Missouri Mathematics Project berbasis soal Open Ended? (2)
Apakah respon siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lubuklinggau Tahun Ajaran
2018/2019 setelah diterapkannya model pembelajaran Missouri Mathematics
Project berbasis soal Open Ended dikategorikan baik? (3) Apakah aktivitas siswa
kelas VII SMP Negeri 1 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019 setelah
diterapkan model pembelajaran Missouri Mathematics Project berbasis soal Open
Ended dikategorikan aktif?
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan komunikasi
matematis siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lubuklinggau Tahun Ajaran 2018/2019
setelah diterapkan Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project berbasis
soal Open Ended, Untuk mendeskripsikan respon siswa kelas VII SMP Negeri 1
Lubuklinggau Tahun Ajaran 2018/2019 setelah diterapkannya Model
Pembelajaran Missouri Mathematics Project berbasis soal Open Ended, dan
Untuk mengetahui aktivitas siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lubuklinggau Tahun
Pelajaran 2018/2019 setelah diterapkan model pembelajaran Missouri
Mathematics Project berbasis soal Open Ended. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat untuk:
1. Bagi siswa, untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa.
1Alumni STKIP PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau
4
2. Bagi guru, sebagai bahan masukan bagi guru dalam memilih model
pembelajaran yang aktif, kreatif, dan efektif, serta sebagai alternatif
pemilihan model yang sesuai untuk suatu materi pelajaran.
3. Bagi sekolah, sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan
kualitas pengajaran dan pendidikan di sekolah.
4. Bagi peneliti, dapat memperoleh pengalaman dan pembelajaran dalam
meneliti penerapan model pembelajaran Missouri Mathematic Project (MMP)
berbasis soal Open Ended terhadap kemampuan komunikasi matematika
siswa kelas VII SMP Tahun Ajaran 2018/2019.
KAJIAN TEORITIK
1. Efektivitas Pembelajaran
Menurut Rohmawati (2015:17) Efektivitas pembelajaran adalah ukuran
keberhasilan dari suatu proses interaktif antar siswa maupun antar siswa dengan
guru dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Efektivitas
pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung,
respon siswa terhadap pembelajaran dan penguasaan konsep siswa.
2. Aktivitas Belajar Siswa
Fatwati (2014:69) aktivitas belajar merupakan proses belajar siswa di
dalam kelas untuk mendapatkan pengetahuan. Serta aktivitas belajar merupakan
indikator penting dalam keberhasilan belajar siswa, dimana penilaian keberhasilan
siswa dalam belajar bukan hanya diukur dari evaluasi akhir saja, namun juga
harus memperhatikan proses siswa dalam mengikuti pembelajaran. Menurut
Indrawati (2013:20) indikator aktivitas belajar dibagi menjadi empat yaitu : 1)
Keberanian dan ketepatan siswa dalam pembelajaran; 2) Kerjasama siswa dalam
kelompok; 3) Sikap dan kemampuan kerjasama dalam kelompok selama
melakukan proses pembelajaran; dan 4) Keberanian siswa dalam mengemukakan
tanggapan atau pendapat dan pengalaman setelah melakukan pembelajaran.
Observasi aktivitas siswa digunakan untuk mengukur keaktifan siswa dalam
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran bisa
menggunakan rumus sebagai berikut :
1Alumni STKIP PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau
5
Nilai rata-rata = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙× 100% (Ritna, 2013:33)
Tabel 1
Kriteria Taraf Keberhasilan Aktivitas Siswa
Presentase Kategori
75% < NR ≤ 100% Sangat Aktif
50% < NR ≤ 75% Aktif
25% < NR ≤ 50% Cukup
0% < NR < 25% Kurang
Sumber Ritna (2013:23)
3. Respon
Lestari dan Yudhanegara (2015:93) respon adalah suatu sikap yang
menunjukkan adanya partisipasi aktif untuk melibatkan diri dalam suatu kegiatan
(pembelajaran). Angket penelitian ini menggunakan skala likert. Jawaban setiap
item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat
positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain sangat
setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
Tabel 2
Indikator Respon
No Aspek Indikator
1 Penilaian Menilai cara guru mengajar dengan
menggunakan model Missouri
Mathematics Project berbasis soal Open Ended.
Menilai suasana kelas saat diterapkan model Missouri Mathematics Project
berbasis soal Open Ended.
2 Ketertarikan Menunjukkan ketertarikan terhadap
penerapan model Missouri Mathematics
Project berbasis soal Open Ended.
3 Motivasi Menunjukkan motivasi siswa saat
diterapkan model Missouri Mathematics
Project berbasis soal Open Ended.
4 Minat Menunjukkan minat terhadap
pembelajaran matematika saat
diterapkan model Missouri Mathematics
Project berbasis soal Open Ended.
5 Kepuasan siswa Menunjukkan kepuasan siswa dalam
memahami materi matematika.
6 Tanggapan Memberikan tanggapan terhadap
penerapan model Missouri Mathematics
Project berbasis soal Open Ended.
Sumber: modifikasi Nurlatipah, dkk (2015:10)
1Alumni STKIP PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau
6
Untuk menghitung presentase jawaban angket menggunakan rumus
sebagai berikut:
Tanggapan = Skor Jawaban Siswa
Jawaban Maksimal× 100% (Nursafiah, 2015:155)
Tabel 3
Pedoman pemberian skor respon siswa menggunakan skala likert No Kategori Skor
1 Sangat setuju (SS) 5
2 Setuju (ST) 4
3 Ragu-ragu (RG) 3
4 Tidak setuju (TS) 2
5 Sangat tidak setuju (STS) 1
(Sugiyono, 2013:134 dan 136)
Tabel 4
Kriteria Interpretasi Skor Skala Likert
Persentase Kategori
0% - 20% Sangat Kurang
21% - 40% Kurang
41% - 60% Cukup Baik
61%-80% Baik
81% - 100% Sangat Baik
Sumber modifikasi Riduwan(dalam Arizona, 2014:4)
4. Kemampuan Komunikasi Matematis
Komunikasi matematika merupakan hubungan yang terjadi dalam suatu
lingkungan kelas, dimana terjadi pengalihan pesan-pesan oleh komunikator
kepada komunikan yang dialihkan berisi tentang materi matematika yang
dipelajari di kelas menurut Widyawati, dkk (2016:18). Sedangkan Haji dan
Abdullah (2016:43) Kemampuan komunikasi matematika merupakan kemampuan
siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide matematik pada orang lain. Menurut
Cai, Lane, dan Jacobsin (dalam Fachrurazi, 2011:81) indikator kemampuan
komunikasi matematika yaitu :
a. Menulis matematis, pada kemampuan ini siswa dituntut untuk dapat
menuliskan penjelasan dari jawaban permasalahannya secara matematis,
masuk akal, jelas serta tersusun secara logis dan sistematis.
b. Menggambarkan secara matematis, pada kemampuan ini siswa dituntut untuk
dapat melukiskan gambar, diagram, dan tabel secara lengkap dan benar.
1Alumni STKIP PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau
7
c. Ekspresi matematis, pada kemampuan ini siswa diharapkan mampu untuk
memodelkan permasalahan matematis secara benar, kemudian melakukan
perhitungan atau mendapatkan solusi secara lengkap dan benar.
Untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa, diperlukan rubrik
penilaian kemampuan komunikasi matematis yang diadaptasi dari Cai, Lane dan
Jakabscin (dalam Romadhoni, 2016:573) yang menggunakan pedoman tabel 3.
Tabel 3
Rubrik Penskoran Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
Skor Menulis Menggambar Ekspresi Matematika
0 Tidak ada jawaban, kalaupun ada hanya memperlihatkan tidak
memahami konsep sehingga informasi yang diberikan tidak berarti
1 Hanya sedikit dari
penjelasan yang
benar
Hanya sedikit dari
gambar, diagram, atau
tabel yang benar
Hanya sedikit dari
model matematika yang
benar
2 Penjelasan secara
matematis masuk
akal namun hanya
sebagian lengkap
dan benar
Melukiskan diagram,
gambar, atau tabel
namun kurang lengkap
dan benar
Membuat model
matematika dengan
benar, namun salah
dalam mendapatkan
solusi
3 Penjelasan secara
matematis masuk
akal dan benar,
meskipun tidak
tersusun secara logis
atau terdapat sedikit
kesalahan
Melukiskan diagram,
gambar, atau tabel
secara lengkap dan
benar
Membuat model
matematika dengan
benar, kemudian
melakukan perhitungan
atau mendapatkan
solusi secara benar dan
lengkap
4 Penjelasan secara
matematis masuk
akal dan jelas
tersusun secara logis
Skor Maksimal = 4 Skor Maksimal = 3 Skor Maksimal = 3
N = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙× 100 Sugiyono (dalam Danaryanti dan Noviani, 2015:209)
1Alumni STKIP PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau
8
Tabel 4
Kriteria Kemampuan Komunikasi Matematis Rentang Skor Kriteria
0≤ Nilai < 20 Sangat Kurang
20≤ Nilai < 40 Kurang
40≤ Nilai < 60 Cukup
60≤ Nilai < 80 Baik
80≤ Nilai ≤ 100 Sangat Baik
Sudjana (dalam Muhammad dan Akhsani, 2016:125)
5. Model Pembelajaran Missouri Mathematic Project
Model Missouri Mathematics Project (MMP) merupakan suatu model
pembelajaran matematika dengan menerapkan rencana kerja yang memiliki
sasaran dalam mencapai tujuan pembelajaran matematika. Dirancang untuk
menggabungkan kemandirian dan kerja sama antar kelompok. Kerja sama antar
kelompok dapat berupa mengerjakan lembar kerja secara berkelompok yang akan
membuat siswa saling membantu kesulitan masing-masing dan saling bertukar
pikiran (Rahmi dan Depriwana, 2015:30).
Ciri khas Missouri Mathematics Project (MMP) adalah setiap siswa secara
individual belajar materi pembelajaran yang disampaikan guru, hasil dari individu
dibawa ke kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota
kelompok (Jannah dkk, 2013:62).
Adapun langkah-langkah model Missouri Mathematics Project (MMP)
menurut Shadiq (2009:21)
a. Pendahuluan atau Review
1) Membahas PR
2) Meninjau ulang pelajaran lalu yang berkait dengan materi baru
3) Membangkitkan motivasi
b. Pengembangan
1) Penyajian ide baru sebagai perluasan konsep matematika terdahulu
2) Penjelasan, diskusi demonstrasi dengan contoh konkret yang
sifatnya pictorial dan simbolik
c. Latihan dengan bimbingan guru
1) Siswa merespon soal
2) Guru mengamati
3) Belajar kooperatif
d. Kerja Mandiri
Siswa bekerja sendiri untuk latihan atau perluasan konsep pada langkah 2
e. Penutup
1Alumni STKIP PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau
9
1) Siswa membuat rangkuman pelajaran, membuat renungan tentang
hal-hal baik yang sudah dilakukan serta hal-hal kurang baik yang
harus dihilangkan.
2) Memberi tugas PR.
6. Open Ended
Soal Open ended dalam matematika adalah soal atau permasalahan dalam
materi matematika yang menuntut siswa untuk memberikan banyak cara
penyelesaian, baik dengan satu jawaban maupun banyak jawaban dan tujuan dari
pemberian soal Open ended dalam pembelajaran matematika adalah untuk
meningkatkan kegiatan kreatif siswa dan berpikir matematika secara simultan agar
berkembang secara maksimal, memberikan kebebasan siswa untuk berpikir dalam
membuat progres pemecaham sesuai dengan kemampuan, sikap dan minatnya
melalui berbagai strategi dan cara yang diyakininya dalam menyelesaikan masalah
sehingga membentuk intelegensi matematika siswa (Ruslan dan Santoso,
2013:143-144).
7. Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project Berbasis Soal Open
Ended
Langkah-langkah model pembelajaran Missouri Mathematics Project
berbasis Soal Open Ended yaitu:
a. Review, Guru dan siswa meninjau ulang pelajaran yang lalu atau membahas
PR mengenai soal-soal Open Ended yang telah diajarkan.
b. Pengembangan, Guru menyajikan ide-ide baru mengenai perluasan konsep
matematika dan guru juga memberikan penjelasan mengenai materi yang
diajarkan menggunakan contoh-contoh soal Open Ended, pada tahap ini juga
adanya penjelasan dan diskusi interaktif antara guru dan siswa.
c. Kerja Kooperatif, siswa merespon dan menyelesaikan soal Open Ended yang
diberikan dan guru bertugas mengamati proses penyelesaian soal Open
Ended. Guru juga mengamati siswa bekerja sendiri atau dalam kelompok
belajar kooperatif.
d. Kerja Mandiri, pada tahap ini siswa diberikan berupa soal Open Ended untuk
latihan perluasan memperlajari konsep soal Open Ended yang telah disajikan
guru.
1Alumni STKIP PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau
10
e. Memberikan tugas atau PR berupa soal-soal Open Ended.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One-Group
Pretest-Posttest Design. Menurut Sugiyono (2013:110) Pada desain One-Group
Pretest-Posttest Design hasil perlakuan dapat diketahui lebih kuat, karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lubuklinggau Tahun
Ajaran 2018/2019 sebanyak 346 siswa dan sebagai sampelnay adalah kelas VII 5
yang diambil secara acak dengan jumlah siswa sebanyak 35 siswa. teknik yang
digunakan adalah teknik tes berupa uraian sebanyak enam soal dengan materi
penjumlahan, pengurangan dan perkalian bilangan pecahan selain itu juga
menggunakan teknik non tes berupa observasi aktifitas siswa dan angket respon.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Penelitian dilasanakan dari tanggal 25 Juli 2018 sampai 25 Agustus 2018
di SMP Negeri 1 Lubuklinggau. Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan data
siswa dengan menggunakan metode tes dan non tes pada kelas VII.5 dengan
jumlah siswa sebanyak 35 orang, yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 22 siswa
perempuan. Pada metode tes peneliti memberikan soal berbentuk uraian sebanyak
enam soal yang terdiri dari soal-soal mengenai kemampuan komunikasi matematis
siswa.sedangkan pada teknik non tes peneliti menggunakan lembar observasi
siswa yang terdiri dari dua observer dan memberikan angket respon siswa
terhadap model Missouri Mathematics Project.
Pre-test dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap
materi pokok bilangan pecahan sebelum diberi perlakuan dengan menggunakan
model Missouri Mathematics Project berbasis soal Open Ended. Soal pretest yang
digunakan berbentuk uraian yang terdiri dari enam soal berbasis soal Open Ended
untuk menghitung rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa.
1Alumni STKIP PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau
11
Tabel 5
Rekapitulasi Data Hasil Pretest
�̅� S Nilai
Tertinggi
Nilai
Terendah
Persentase
Kategori Komunikasi Matematis
Sangat
Baik Baik Cukup Kurang
Sangat
Kurang
32,08 17,87 77,08 2,08 0% 11% 17% 49% 23%
Berdasarkan tabel 5 terlihat bahwa rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswamasih kurang baik. Selanjutnya akan diberikan pembelajaran
dengan menggunakan model Missouri Mathematics Project berbasis soal Open
Ended. Setelah diberikan pembelajaran maka akan dilakukan tes akhir atau
posttest.
Tabel 6
Rekapitulasi Data Hasil Posttest
�̅� s Nilai
Tertinggi
Nilai
Terendah
Persentase
Kategori Komunikasi Matematis
Sangat
Baik Baik Cukup Kurang
Sangat
Kurang
71,38 17,61 91,67 27,08 35% 44% 12% 9% 0%
Berdasarkan tabel 6 dapat terlihat bahwa rata-rata nilai posttest kelas VII 5
setelah mengikuti pembelajaran dengan model Missouri Mathematics Project
berbasis soal Open Ended kemampuan komunikasi 71,38. Berdasarkan tabel 6
diatas secara deskriptif dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi
matematis akhir siswa dikategorikan baik. Terdapat salah satu jawaban siswa
mengenai soal Open Ended terhadap kemampuan komunikasi matematis. Dari
gambar di bawah ini terlihat bahwa siswa bisa menuliskan apa yang diketahui,
ditanya, menyelesaikan permasalahan, dan menggambar arsiran dengan baik.
1Alumni STKIP PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau
12
Pada soal nomor 1 siswa dapat menuliskan apa yang diketahui, ditanya
dan menyelesaiakan permasalahan soal Open Ended dengan baik.
Soal nomor 2 siswa dapat memberikan jawaban sesuai dengan indikator
kemampuan komunikasi matematis seperti menulis, menggambar dan ekspresi
matematika
Soal nomor 3 siswa bisa menyelesaikan permasalahan soal Open Ended
dengan indikator komunikasi matematis seperti menulis dan ekspresi matematika.
1Alumni STKIP PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau
13
Soal nomor 4 siswa dapat menyelesaikan soal Open Ended dengan
kemampuan komunikasi matematis dengan baik.
Soal nomor 5 siswa bisa menuliskan apa yang diketahui, ditanya dan
menyelesaiakan permasalahan soal Open Ended dengan baik.
Pada soal nomor 6 siswa hanya bisa menuliskan sebagian dari informasi
yang didapatkan dan belum menyelesaikan permasalahan soal Open Ended
dengan baik
1Alumni STKIP PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau
14
Aktivitas siswa dinilai selama tiga kali pertemuan. Hasil analisis aktivitas
siswa selama pembelajaran dapat di lihat pada tabel berikut ini.
Tabel 7
Rekapitulasi Hasil Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
Observer 1 42,17 55,59 56,68
Observer 2 44,50 57,65 57,85
Rata-rata 43,33 56,62 57,27
Skor 52,41
Kategori Aktif
Berdasarkan tabel 7. dapat disimpulkan adanya peningkatan keaktifan
siswa pada saat mengikuti pelajaran matematika dengan model Missouri
Mathematics Project berbasis soal Open Ended. Adapun kategori aktivitas siswa
setelah di hitung rata-rata sebanyak tiga kali pertemuan sebesar 52,41 yang berada
dalam kategori aktif.
Hasil analisis angket respon siswa terhadap pembelajaran dengan model
Missouri Mathematics Project dapat di lihat pada tabel berikut ini.
Tabel 8
Rekapitulasi Hasil Analisis Angket Respon Siswa
No Pernyataan Total skor Rata-rata Persentase
1.
Saya lebih senang belajar matematika
dengan menggunakan model Missouri
Mathematics Project dari pada
pembelajaran biasa
110 3,2 64,7%
2. Saya merasa kesulitan memahami
penjelasan guru di kelas 110 3,2 64,7%
3.
Variasi kegiatan, tugas, soal latihan dan
lain-lain membantu mengembangkan
kemampuan matematika
111 3,3 65,3%
4.
Proses pembelajaran di kelas menjadi
lebih aktif dan berbeda dari pembelajaran
biasanya
102 3 60%
5.
Pembelajaran Matematika menggunakan
model Missouri Mathematics Projectmembuat saya tertarik terhadap
pembelajaran matematika
106 3,4 68,2%
6.
Proses pembelajaran di kelas
menggunakan model Missouri
Mathematics Project membosankan
103 3 60,6%
7. Saya merasa tertekan dan tegang selama
pembelajaran matematika berlangsung 99 2,91 58,2%
1Alumni STKIP PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau
15
No Pernyataan Total skor Rata-rata Persentase
8.
Pembelajaran menggunakan model
Missouri Mathematics Project tidak
mendorong saya dalam kemandirian
belajar
101 3 59,4%
9.
Saya berani mengeluarkan pendapat dan
gagasan dalam proses pembelajaran
menggunakan model Missouri Mathematics Project
113 3,3 66,5%
10. Soal-soal dalam tes sesuai dengan
kompetensi yang dituntut 100 2,9 58,8%
11. Saya termotivasi untuk belajar
matematika 99 2,9 58,2%
12.
Pembelajaran menggunakan model
Missouri Mathematics Project
mendorong saya untuk bekerjasama
dengan teman anda
105 3,1 61,8%
13. Saya berminat untuk mengikuti kegiatan
belajar berikutnya 107 3,1 62,9%
Rata-rata 3,1 62,25%
Kriteria Angket Respon Siswa Aktif
Hasil analisis angket respon siswa terhadap pembelajaran dengan model
Missouri Mathematics Project dengan 13 butir pernyataan didapat rata-rata angket
respon yaitu 62,25%. Dilihat respon siswa per butir pernyataan semuanya berada
dalam kategori baik. Begitupun respon siswa terhadap cara guru mengajar mereka
sangat antusias dan menghargai serta memberikan sikap yang begitu positif
terhadap pembelajaran matematika menggunakan model Missouri Mathematics
Project berbasis soal Open Ended.
2. Pembahasan
Materi yang diajarkan pada pertemuan pertama yaitu mengenai
penjumlahan bilangan pecahan, pada pertemuan pertama siswa belum terbiasa
membuat indikator komunikasi matematika seperti indikator ekspresi matematika
dan menggambar, dimana siswa masih bingung dan belum terbiasa untuk menulis
apa yang diketahui, ditanyakan, dan membuat gambar seperti saat mengerjakan
lembar kerja projek.
Materi yang diajarkan pada pertemuan kedua yaitu mengenai pengurangan
bilangan pecahan, pada kegiatan inti peneliti memberikan materi dan contoh-
contoh mengenai perkalian bilangan pecahan, selanjutnya siswa menyelesaikan
1Alumni STKIP PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau
16
soal Open Ended secara berkelompok dan dengan bimbingan peneliti. Suasana
pembelajaran mulai kondusif karena sudah ada kedekatan antara peneliti dengan
siswa, sehingga siswa tidak malu lagi untuk bertanya, menjawab pertanyaan dan
juga mengemukakan pendapatnya.
Selanjutnya materi yang diajarkan pada pertemuan ketiga ini yaitu mengenai
perkalian bilangan pecahan, pada pertemuan ketiga siswa sudah bisa menjawab
dengan menggunakan indikator komunikasi matematika dengan baik.
3. Respon Siswa
Untuk mendapatkan respon siswa terhadap penerapan model Missouri
Mathematics Project peneliti memberikan angket respon setelah diterapkan model
Missouri Mathematics Project dilaksanakan, angket diberikan diakhir posttest.
Angket yang diberikan terdiri dari tiga belas pernyataan dimana pernyataan-
pernyataan tersebut berisi garis besar secara umum pendapat yang kemudian
dalam setiap pernyataan tersebut diberikan 5 pilihan pendapat berdasarkan skala
likert yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (RG), Tidak Setuju (TS)
dan Sangat Tidak Setuju (STS). Secara keseluruhan berdasarkan hasil angket
siswa bahwa rata-rata respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan
model Missouri Mathematics Project adalah 63,3% yang artinya respon siswa
terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model Missouri
Mathematics Project dikategorikan baik.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan data yang telah diuraikan
sebelumnya, maka dapat disimpulkan tentang kemampuan komunikasi matematis,
aktivitas serta respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan model Missouri
Mathematics Project berbasis soal Open Ended sebagai berikut kemampuan
komunikasi matematis siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan model
Missouri Mathematics Project berbasis soal Open Ended dikategorikan baik. Hal
ini dapat dilihat dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa sebesar
71,38. Respon yang diberikan siswa terhadap pembelajaran menggunakan model
Missouri Mathematics Project berbasis soal Open Ended dikategorikan baik. Hal
ini dapat dilihat dari rata-rata persentase siswa yang memberikan respon sebesar
1Alumni STKIP PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau
17
62,25. Aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran menggunakan model
Missouri Mathematics Project berbasis soal Open Ended dikategorikan aktif.
Dengan rata-rata persentase siswa sebesar 52,41.
Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
menggunakan model Missouri Mathematics Project berbasis soal Open Ended
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa serta respon dan aktivitas
siswa dalam kategori baik dan aktif.
DAFTAR PUSTAKA
Ansori, Hidayah dan Irsanti Aulia.2015.Penerapan Pembelajaran Missouri
Mathematics Project (MMP) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Siswa Di SMP. EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika.3(1): 49-58.
Arizona, Savitri. 2014. Pengembangan Media Pembelajaran Permainan Interaktif
Kosakata Bahasa Jepang “Moji Village” Berbasis Markerless Motion
Untuk Meningkatkan Kemampuan Kosakata Kana dan Kanji di SMA.
Hikari. 2(2): 1-11.
Danaryanti, Agni dan Herlina Noviani.2015.Pengaruh Gaya Belajar Matematika
Siswa Kelas VII Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Di SMP.
EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika. 3(2):204-212.
Faridah, Nenden. dkk. 2016. Pendekatan Open-Ended Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis dan Kepercayaan Diri Siswa.
Jurnal Pena Ilmiah. 1(1):1061-1070.
Fatmawati, Hindun. 2014. Implementasi Pembelajaran STAD Berbantu
Permainan Ular Tangga Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi
Belajar Akuntansi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. 12(1):68-80.
Gazali, Rahmita Yuliana. 2016. Pembelajaran Matematika yang Bermakna. Jurnal
Pendidikan Matematika. 2(3): 181-190.
Haji, Saleh dan M. Ilham Abdullah. 2016. Peningkatan Kemampuan Komunikasi
Matematika Melalui Pembelajaran Matematika Realisti. Jurnal Ilmiah
Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung.5(1):42-49.
Indrawati, Rini Meita. 2013. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Materi
Peristiwa Sekitar Peroklamasi Melalui Bermain Peran. Jurnal Unnes.
2(1):15-22.
1Alumni STKIP PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau
18
Jannah, Miftakhul. dkk. 2013. Penerapan Model Missouri Mathematics Project
(MMP) Untuk Meningkatkan Pemahaman dan Sikap Positif Siswa Pada
Materi Fungsi. Jurnal Pendidikan Matematika Solusi. 1(1):61-66.
Lestari, Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara. 2015. Penelitian
Pendidikan Matematika. Bandung: PT Refika Aditama.
Muhammad, Malim dan Lukmanul Akhsani. 2016. Kemampuan Komunikasi
Matematis dengan Metode K-Means Clustering Model Problem Based
Learning. Pythagoras. 5(2):120-130.
Noviyanti, Santi. dkk. 2013. Penerapan Pembelajaran Missouri Mathematics
Project Pada Pencapaian Kemampuan Komunikasi Lisan Matematis Siswa
Kelas VIII.Unnes Journal of Mathematics Education. 2(2):48-54.
Nursafiah.2015. Tanggapan Siswa terhadap Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing pada Materi Fotosintesis Di SMP Negeri 8 Banda Aceh.Jurnal
Biotik. 3(2):153-157.
Rahmi, Arifa dan Depriwana Rahmi. 2015. Pengaruh Penerapan Model Missouri
Mathematic ProjectTerhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa
SMK Dwi Sejahtera Pekanbaru. Suska Journal of Mathematics Education.
1(1):28-34.
Ritna.2013. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV dalam Pembelajaran IPS
dengan Menggunakan Media Gambar di SD Inpres III Tada. Jurnal
Kreatif Tadulako Online. 1(1):28-41.
Rohmawati, Afifatu. 2015. Efektivitas Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Usia
Dini. 9(1):15-32.
Romadhoni, Erlina Madyaning Candra. 2016. Implementasi Model Pembelajaran
Matematika Knisley (MPMK) dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan
Komunikasi Matematis Siswa dan Respon Siswa dalam Pembelajaran.
Jurnal Pendidikan Matematika. 570-579.
Ruslan, A.S danSantoso B. 2013.Pengaruh Pemberian Soal Open Ended Terhadap
Kemampuan Penalaran Matematis Siswa. Jurnal Kreano. 4 (2):138-150.
Shadiq, Fadjar. 2009. Model-Model Pembelajaran Matematika SMP. Yogyakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Widyawati, Sri.dkk. 2016. Efektivitas Model Pembelajaran Auditory, Intelectually
And Repetition. JKPM. 3(1):17-26.
top related