e-marketplace -...
Post on 05-Mar-2018
228 Views
Preview:
TRANSCRIPT
E-MARKETPLACE
Pendahuluan
Dunia maya yang tercipta karena berkembangnya teknologi
internet, secara tidak langsung membentuk sebuah pasar atau
arena perdagangan tersendiri yang kerap dinamakan
sebagai e-Marketplace (beberapa praktisi manajemen
menyebutnya sebagai Marketspace).
Beragam produk dan jasa dalam berbagai bentuknya dicoba
ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan yang telah “go
internet” ini dalam berbagai domain industri, sehingga
menghasilkan suatu nilai dan volume perdagangan yang tidak
kalah besar dari pasar konvensional.
Prinsip e-Marketplace
Secara prinsip, e-Marketplace berkembang melalui empat
tahapan evolusi berdasarkan konsep yang dikembangkan oleh
Warran D. Raisch. Keempat tahapan evolusi tersebut masing-
masing adalah:
1. Commodity Exchanges
2. Value Added Services
3. Knowledge Networks
4. Value Trust Networks
1. Commodity Exchanges
Produk atau jasa yang paling cocok untuk diperdagangkan dalam e-Marketplace ini adalah yang bersifat komoditas.
Alasannya adalah karena selain sesuai dengan karakteristik transaksi dagang yang cepat dan berjangka pendek, barang-barang komoditas ini mudah sekali menentukan harganya sehingga tidak sulit jika dipertukarkan secara internasional (dengan memakai standar pembayaran semacam kartu kredit dan transfer bank).
Perbedaan yang mendasar antara pasar konvensional dengan e-Marketplace jenis ini adalah pada konsep transparansi.
Di sisi pembeli (buyer transparency), besar sekali manfaat yang diperoleh jika bertransaksi di pasar ini karena melalui internet harga-harga produk maupun jasa dapat secara transparan diketahui.
Begitu banyaknya pemasok (suppliers) produk atau jasa yang sama,
maka seorang calon pembeli dapat melakukan pengecekan dan
perbandingan antara masing-masing harga yang ditawarkan
tersebut, tentu saja dengan tujuan untuk mencari harga termurah.
Selain harga, transparansi terhadap kualitas pelayanan, aturan
garansi, fasilitas asuransi, dan jaminan pelayanan purna jual
merupakan beberapa hal yang dapat pula diperbandingkan
keberadaannya oleh para calon pembeli.
Di sisi penjual pun manfaat transparansi dapat diperoleh (supplier
tranparency).
1. Manfaat pertama adalah diketahuinya tingkat kompetitif yang
ada dengan cara mempelajari bagaimana para pesaingan
bisnisnya berusaha merebut calon pembeli yang ada di internet.
Dengan mengetahui hal tersebut, maka dengan mudah dapat
disusun strategi bersaing yang efektif tanpa harus mengeluarkan
biaya khusus (biasanya dialokasikan untuk mempelajari pasar dan
perilaku pelanggan).
2. Manfaat kedua adalah sebuah perusahaan pemasok dapat
benar-benar memilih rekanan atau mitra kerja bisnisnya yang
paling cepat, murah, dan berkualitas baik, karena dengan
mudahnya pemasok tersebut dapat melakukan pengecekan
terhadap kinerja mitra bisnis tersebut melalui internet.
Mekanisme transparansi yang terjadi di e-Marketplace ini
perlahan-lahan akan membentuk sebuah pasar perdagangan
yang sangat efisien, yang terasa sulit dan membutuhkan waktu
lama untuk terjadi di pasar konvensional. Bentuk-bentuk bisnis
semacam lelang dan jual-beli produk retail merupakan primadona
dalam arena perdagangan virtual ini.
2. Value Added Services
Perkembangan berikutnya dari e-Marketplace akan menuju kepada
terbentuknya sebuah arena dimana terciptanya sebuah bentuk
penawaran-penawaran baru terhadap sebuah metode jual-beli
yang belum/ sulit terjadi pada pasar konvensional (value added
services).
Filosofi utama yang mendasari jenis perdagangan ini adalah suatu
pandangan yang mengatakan bahwa setiap konsumen (atau calon
pembeli) adalah unik, sehingga mereka sebenarnya mengharapkan
untuk memperoleh atau dapat membeli produk atau jasa yang
khusus sesuai dengan kebutuhan atau kesukaan masing-masing
individu.
Perusahaan harus mampu menghasilkan dan menawarkan produk atau jasa yang dapat di-tambahsulam-kan (tailor made) sesuai dengan keinginan unik pelanggan.
Selain variasi produk yang dapat disesuaikan, harga, cara pengiriman, lama garansi, jenis asuransi, dan hal-hal lain pun dapat dipilih sesuka hati konsumen.
Di e-Marketplace, hal ini sangat mudah dilakukan karena banyak sekali aspek-aspek penciptaan produk atau jasa yang dapat dengan mudah di-digitalisasi-kan.
Semakin hal serupa tidak dapat dilakukan di pasar konvensional, semakin besar value added yang ditawarkan oleh e-Marketplace. Industri dengan produk-produk yang dapat di-digital-kan merupakan primadona di e-Marketplace ini seperti: media dan publikasi, musik dan rekaman, hiburan, dan lain sebagainya.
3. Knowledge Networks
Perkembangan berikutnya dari e-Marketplace adalah menuju ke
sebuah komunitas yang berbasis pengetahuan (knowledge).
Perusahaan adalah merupakan kumpulan dari sumber daya
manusia dengan kompetensi dan keahlian yang beragam.
Interaksi antara perusahaan dengan mitra bisnis, stakeholder (yang
berkepentingan), dan konsumen tidak hanya merupakan sebuah
komunikasi pasif belaka, namun di dalamnya terkandung aspek-
aspek pengetahuan yang secara sadar atau tidak saling
dipertukarkan.
Perusahaan pun dapat “belajar” banyak dari perusahaan-
perusahaan lain, baik yang merupakan mitra bisnis atau pun para
pesaingnya.
Hampir tidak ada lagi produk atau jasa dengan kualitas buruk
yang mampu bertahan lama di pasaran karena konsumen akan
“diberitahu” oleh sumber-sumber lain melalui internet mengenai
produk atau jasa yang buruk mutunya tersebut.
E-Marketplace ini secara tidak langsung akan meningkatkan
kualitas perdagangan di dalam kehidupan manusia, karena sudah
tidak ada lagi yang dapat dikelabui atau “dibodohi” oleh
siapapun. Setiap tawaran, ajakan, data, maupun informasi dapat
dengan mudah dicek kebenarnnya di internet.
4. Value Trust Networks
Akhirnya e-Marketplace akan berkembang ke sebuah jejaring yang
merupakan pusat bertemunya berbagai individu, komunitas, institusi,
perusahaan, bisnis, pemerintah, negara, dan entiti-entiti lain yang
kehadirannya merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan
manusia.
Berbagai interaksi yang tidak efisien dan efektif lagi dilakukan di
pasar konvensional akan segera beralih ke e-Marketplace.
Komunitas manusia akan terbentuk di dunia maya berdasarkan
kepentingannya masing-masing (workgroups).
Berbagai prasyarat yang harus dipenuhi oleh e-Marketplace untuk
menuju kepada lingkungan tersebut di antaranya adalah: faktor
keamanan dalam bertransaksi, jaminan privasi dalam berkomunikasi,
adanya standar pertukaran informasi antar institusi yang disepakati,
dan berlakunya hukum dunia maya yang efektif.
Pada akhirnya nanti, akan terjadi konvergensi yang utuh antara
pasar konvensional dengan e-Marketplace.
Apapun bentuknya nanti, yang pasti akan mendatangkan dampak
positif dan negatif bagi kelangsungan hidup manusia.
Penting untuk dicermati adalah bagaimana memanfaatkan
kemajuan dan inovasi teknologi yang ada untuk meningkatkan
kualitas kehidupan manusia.
7 MARKET PLACE TERBAIK DI
INDONESIA VERSI
ID.TECHINASIA.COM
1. Bukalapak
Didirikan pada awal 2010 sebagai salah satu produk portofolio agensi digital bernama Suitmedia, Bukalapak bertumbuh sebagai salah satu produk online terbesar karya anak bangsa di Indonesia.
Achmad Zaky selaku CEO mengatakan bahwa saat ini terdapat sekitar 150.000 penjual1 dan 1,5 juta produk aktif di Bukalapak.
Pada Januari 2014, Achmad mengatakan bahwa Bukalapak memproses transaksi senilai Rp 500 juta setiap harinya.
Di website ini, para pengguna dapat melakukan aktivitas jual beli dengan harga pas maupun harga yang siap untuk dinegosiasikan.
Bukalapak memiliki fitur dompet virtual bernama Bukadompet sebagai salah satu metode pembayaran.
Peringkat Alexa: ke-25 di Indonesia. (Update: Perlu dicatat bahwa
Bukalapak merupakan satu-satunya pengguna berbayar Alexa di daftar
ini saat artikel ditulis, dan hal ini mempengaruhiperingkat mereka di
Alexa.)
2. Tokopedia
Berdiri pada awal 2009, Tokopedia dinilai sebagai pemimpin pasar dalam ranah marketplace online di Indonesia.
Paling tidak, Tokopedia memiliki jumlah modal yang sangat besar berkat USD 100 juta (Rp 1,2 triliun) yang disuntikkan beberapa bulan lalu oleh Softbank Internet and Media Inc. dan Sequoia Capital.
William Tanuwijaya selaku CEO mengatakan bahwa saat ini mereka memiliki “ratusan ribu” penjual yang bertumbuh jumlahnya sebesar 30 persen setiap bulan.
Saat ini Tokopedia memiliki 3,3 juta produk aktif, dimana sekitar 2 juta produk terjual di platform setiap bulannya.
Tokopedia belum menarik biaya apapun dari para penjual. Namun, para
penjual bisa berlangganan fitur premium bernama Gold Merchant.
Peringkat Alexa: ke-39 di Indonesia
3. Elevenia
Elevenia merupakan salah satu pemain termuda di daftar ini, namun mereka sangat agresif dan telah mencatat pertumbuhan sangat besar di tahun pertama operasinya.
Diluncurkan pada bulan Maret 2014, perusahaan hasil joint venture antara XL Axiata dan SK Planet asal Korea Selatan ini memiliki 2 juta produk aktif dan melayani 8.000 order setiap harinya.
Uniknya, perusahaan ini menyediakan seller zone di Jakarta, berisikan studio foto dan ruang pelatihan untuk membantu para penjual online yang masih baru. Semua hal itu dapat digunakan secara gratis.
Elevenia mengambil komisi dari setiap penjualan di dalam platform.
Peringkat Alexa: ke-72 di Indonesia
4. Qoo10
Berasal dari Singapura, Qoo10 merupakan
perusahaan joint venture antara eBay dengan GMarket
asal Korea Selatan.
Qoo10 Indonesia sendiri mulai beroperasi sejak tahun
2012, dan mengklaim memproses transaksi senilai lebih
dari USD 2,5 juta (Rp 32 miliar) setiap bulannya.
Selain di Indonesia, Qoo10 juga beroperasi di
Singapura, Jepang, Malaysia, China, dan Hong Kong.
Qoo10 Indonesia menarik komisi dari setiap penjualan
yang terjadi di dalam platform.
Peringkat Alexa: ke-153 di Indonesia
5. Rakuten
Diluncurkan pada tahun 2011, Rakuten Belanja Online (RBO) awalnya merupakan perusahaan hasil joint venture antara konglomerat media MNC dan raksasa e-commerce Jepang Rakuten.
Namun, pada tahun 2013 kerjasama itu secara resmi berakhir, dan sekarang RBO beroperasi sendiri di Indonesia.
Tidak banyak informasi seputar perkembangan RBO. Pada tahun 2013, RBO memiliki target menjual 1 juta produk di dalam websitenya.
Dan walaupun menganut model bisnis B2B2C (business-to-business-to-consumer), mulai September 2014 RBO membuka pintu bagi penjual mikro dan individual untuk ikut berjualan di dalam platformnya.
RBO mengambil komisi dari setiap penjualan.
Peringkat Alexa: ke-163 di Indonesia
6. Lamido
Diluncurkan pada akhir tahun 2013, Lamido merupakan marketplacebuatan Rocket Internet, kepala perusahaan yang juga berada di balik toko online Lazada dan Zalora Indonesia.
Lamido sendiri beroperasi dengan ketat dengan Lazada Indonesia, dimana penjual yang masih tergolong lebih kecil dapat berjualan di Lamido, sedangkan mereka yang sudah lebih besar dapat berjualan di Lazada.
Namun, Anda akan tetap melihat sejumlah barang dan penjual yang sama di kedua belah website.
Selain di Indonesia, Lamido juga beroperasi di Malaysia, Filipina, dan Vietnam. Berjualan di Lamido Indonesia masih gratis.
Peringkat Alexa: ke-233 di Indonesia
7. Blanja
Sebagai perusahaan joint venture antara Telkom
Indonesia dengan eBay, kehadiran Blanja memiliki
potensi besar untuk membuat saingannya was-was.
Walau sudah beroperasi sejak 2013, Blanja baru
secara resmi diluncurkan pada Desember 2014.
Dari “hanya” 600 penjual, Blanja klaim telah
memiliki lebih dari 1 juta produk di dalam website.
Blanja mengambil komisi dari setiap penjualan
yang terjadi di dalam platform.
Peringkat Alexa: ke-322 di Indonesia
SUPPLY CHAIN
Introduction
Supply chain management adalah rantai pasokan manajemen yaitu
suatu rantai yang berisi tentang hubungan beberpa unsur dalam
suatu proses pemasokan suatu baranng.
E-Commerce memiliki hubungan yang positif dengan supply chain
management.
E-Commerce menyebabkan produsen dapat langsung menjual
produknya kepada para konsumennya dan juga dapat
meminimalisasi biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan agar produknya sampai kepada konsumen, dimana
dalam hal ini efektivitas dan efisiensi bisa dicapai oleh perusahaan.
Manfaat dari hubungan antara E-Commerce dengan Supply Chain
Management adalah meningkatnya hubungan perusahaan dengan
konsumen secara langsung, berkurangnya biaya pengiriman produk,
serta meningkatkan efektivitas perusahaan dalam memproduksi.
E-commerce berperan dalam mendefinisikan kembali rantai nilai
atau supply chain management yang memudahkan perusahaan
dalam mempengaruhi pasar.
Partisi Sistem Enterprise
T.I dan Manajemen Rantai Pasok
Obyek Supply Chain Management
Skema Rantai Pasok
Kunci Pendorong Kinerja eSCM
top related