daftar isi deputi...laporan kinerja deputi bidang restrukturisasi usaha tahun 2019 3 bab i...
Post on 23-Sep-2020
16 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2019 1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. 1
LAMPIRAN .............................................................................................................................................. 2
BAB I ........................................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ...................................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 3
B. Maksud dan Tujuan .................................................................................................................... 6
C. Tugas Pokok dan Fungsi ............................................................................................................. 8
D. Sumber Daya Manusia ............................................................................................................... 9
E. Sistematika Penyusunan Laporan Kinerja ............................................................................... 10
BAB II..................................................................................................................................................... 12
PERENCANAAN KINERJA ...................................................................................................................... 12
A. RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG RESTRUKTURISASI USAHA ........................................ 12
1. Visi dan Misi.............................................................................................................................. 12
2. Arah Kebijakan Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha ............................................................ 12
B. PENETAPAN KINERJA DEPUTI BIDANG RESTRUKTURISASI USAHA ........................................ 12
1. Sasaran Indikator dan Target ................................................................................................... 12
2. Penetapan Kinerja .................................................................................................................... 13
BAB III ................................................................................................................................................... 15
AKUNTABILITAS KINERJA ..................................................................................................................... 15
A. Pencapaian Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha ...................................................... 15
B. REALISASI ANGGARAN ............................................................................................................. 24
BAB IV ................................................................................................................................................... 26
PENUTUP .............................................................................................................................................. 26
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 26
B. Saran/Rekomendasi ................................................................................................................. 26
PERKEMBANGAN IZIN USAHA MIKRO DAN KECIL (IUMK) ................................................. 27
TAHUN 2019....................................................................................................................................... 27
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2019 2
LAMPIRAN
REKAP DATA MONITORING PERKEMBANGAN IZIN USAHA MIKRO DAN KECIL (IUMK)
TAHUN 2019 ......................................................................................................................................... 27
PHOTO KEGIATAN SOSIALISASI PELAYANAN IZIN USAHA MIKRO DAN KECIL (IUMK) MELALUI
ONLINE SINGLE SUBMISSION (OSS) TAHUN 2019 ............................................................................... 28
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2019 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
merupakan salah satu upaya pencapaian tujuan negara dan bangsa Indonesia sesuai
Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu
untuk memajukan kesejahteraan umum. Pelaksanaannya menggunakan landasan azas
kekeluargaan (pasal 33 ayat 1) dan penyelenggaraan perekonomian nasional yang
berdasar atas demokrasi ekonomi (pasal 33 ayat 4). Pemberdayaan koperasi dan UMKM
juga dilakukan dalam rangka pelaksanaan amanat beberapa Undang-Undang (UU) yaitu:
a. Undang-undang (UU) Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, yaitu
pembangunan koperasi merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, dunia usaha dan seluruh rakyat Indonesia yang diarahkan untuk
membangun koperasi yang kuat dan mandiri berdasarkan prinsip koperasi sehingga
mampu berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
b. UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah yaitu
pemberdayaan UMKM merupakan bagian yang integral dalam pembangunan
perekonomian nasional yang diselenggarakan secara menyeluruh, optimal, dan
berkesinambungan melalui pengembangan iklim yang kondusif, pemberian
kesempatan berusaha, dukungan, perlindungan, dan pengembangan usaha seluas-
luasnya, sehingga mampu meningkatkan kedudukan, peran, dan potensi UMKM
dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan peningkatan
pendapatan rakyat, penciptaan lapangan kerja, dan pengentasan kemiskinan.
c. UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN) Tahun 2005-2025 yaitu:
1) peningkatan daya saing usaha kecil dan menengah (UKM) di berbagai wilayah
di Indonesia sehingga menjadi bagian integral dari kegiatan ekonomi dan
memperkuat basis ekonomi dalam negeri;
2) pengembangan UKM diarahkan agar menjadi pelaku ekonomi yang makin
berbasis iptek dan berdaya saing dengan produk impor, khususnya dalam
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2019 4
menyediakan barang dan jasa kebutuhan masyarakat sehingga mampu
memberikan kontribusi yang signifikan dalam perubahan struktural dan
memperkuat perekonomian domestik;
3) koperasi yang didorong berkembang luas sesuai kebutuhan menjadi wahana
yang efektif untuk meningkatkan posisi tawar dan efisiensi kolektif para
anggotanya, baik produsen maupun konsumen di berbagai sektor kegiatan
ekonomi sehingga menjadi gerakan ekonomi yang berperan nyata dalam
upaya peningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat; dan
4) pemberdayaan usaha mikro menjadi pilihan strategis untuk meningkatkan
pendapatan kelompok masyarakat berpendapatan rendah dalam rangka
mengurangi kesenjangan pendapatan dan kemiskinan melalui peningkatan
kapasitas usaha dan ketrampilan pengelolaan usaha serta sekaligus
mendorong adanya kepastian, perlindungan, dan pembinaan usaha.
Amanat UUD 1945 dan tiga Undang-Undang tersebut mengarahkan
pemberdayaan koperasi dan UMKM untuk dilaksanakan melalui pendekatan
keberpihakan (affirmative) dan pendekatan pengembangan kemandirian. Pendekatan
keberpihakan diwujudkan dalam bentuk pemberian kesempatan berusaha, dukungan
peningkatan kapasitas usaha dan keterampian, serta perlindungan usaha terutama bagi
koperasi dan UMKM yang berkembang di antara masyarakat berpendapatan rendah.
Pada saat yang sama, pemberdayaan koperasi dan UMKM diarahkan untuk membangun
kemandirian dan daya saing melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif, penerapan
iptek, dan penguatan skala ekonomi sehingga memiliki posisi tawar yang tinggi dalam
menghadapi kondisi pasar yang dinamis. Pemberdayaan koperasi dan UMKM juga
diarahkan untuk memperkuat meningkatkan kontribusinya dalam perekonomian, baik
dalam penganggulangan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, maupun dalam
peningkatan nilai tambah perekonomian yang menyokong pertumbuhan ekonomi yang
tinggi dan pembangunan berkelanjutan.
Dalam periode lima tahun 2015-2019, pemberdayaan koperasi dan UMKM
dilaksanakan melalui berbagai kebijakan untuk meningkatkan daya saing koperasi dan
UMKM. Kebijakan-kebijakan tersebut mencakup upaya-upaya peningkatan kapasitas dan
kinerja usaha koperasi dan UMKM, penguatan dan perluasan peran sistem pendukung
usaha, dan peningkatan dukungan iklim usaha. Hal ini sejalan dengan tiga tataran
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2019 5
pemberdayaan koperasi dan UMKM dimana pada tataran makro, kebijakan
pemberdayaan koperasi dan UMKM mencakup perbaikan lingkungan usaha yang
diperlukan untuk mendukung perkembangan koperasi dan UMKM. Beberapa isu
lingkungan usaha di antaranya berkaitan dengan peraturan, persaingan usaha, biaya
transaksi, formalisasi usaha, serta peran pemerintah, swasta dan masyarakat.
Kebijakan pemberdayaan koperasi dan UMKM pada tataran meso mencakup
peningkatan sistem pendukung usaha yang mencakup lembaga atau sistem yang
menyediakan dukungan bagi peningkatan akses koperasi dan UMKM ke sumber daya
produktif dalam rangka perluasan usaha dan perbaikan kinerja. Sumber daya produktif
mencakup bahan baku, modal, tenaga kerja terampil, informasidan teknologi. Perluasan
usaha mencakup peningkatan tata laksana kelembagaan, peningkatan kapasitas dan
perluasan jangkauan pasar. Sementaraitu kebijakan pemberdayaan koperasi dan UMKM
pada tataran mikro mencakup peningkatan kualitas kelembagaan koperasi dan UMKM
serta perbaikan kapasitas dan kualitassumber daya manusia (SDM) baik dari aspek
kewirausahaan, maupun kemampuan teknis, manajeman dan pemasaran.
Ketiga tataran kebijakan pemberdayaan koperasi dan UMKM tersebut telah
menjadi acuan rencana kerja Kementerian Koperasi dan UKM dalam periode 2000-2004,
2004-2009 dan 2010-2014. Hasilnya menunjukkan masih banyak perbaikan yang perlu
dilakukan untuk mewujudkan koperasi dan UMKM yang memiki usaha yang
berkelanjutan, mandiri dan berdaya saing. Perkembangan koperasi dan UMKM juga masih
membutuhkan dukungan kebijakan yang membantu koperasi dan UMKM dalam
merespon perubahan pasar dan perekonomian yang dinamis. Koperasi dan UMKM juga
perlu diperkuat sehingga mampu berkontribusi pada perbaikan struktur pelaku usaha
nasional menjadi lebih kokoh dan seimbang, baik dalam skala usaha, strata maupun
sektoral.
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAPKIN) merupakan satu
rangkaian kegiatan yang harus dilakukan setiap tahun dan merupakan bentuk
akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada instansi
Pemerintah atas penggunaan anggaran. LAPKIN merupakan amanat dari Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Pelaksanaaan lebih lanjut didasarkan
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2019 6
atas Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas LAKIP.
Satuan Kerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha yang merupakan bagian unit
Organisasi di bawah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah berkewajiban
untuk menyampaikan LAPKIN tersebut. LAPKIN Deputi Bidang Restrukturisasi di tahun
2019 disusun berdasarkan Perjanjian Kinerja yang telah ditandatangani pada awal tahun
aggaran berjalan. Dalam melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsinya Deputi Bidang
Restrukturisasi Usaha tidak hanya berpijak pada visi dan Misi Organisasi tetapi juga
memperhatikan sasaran dan indikator kinerja yang telah dibuat sebelumnya. Harapannya
LAPKIN yang disusun ini dapat menjadi pertanggunggjawaban Kinerja Deputi
Restrukturisasi Usaha dan Kedepannya dapat menjadi evaluasi dalam pelaksanaan
program dan kegiatan di tahun yang akan datang.
B. Maksud dan Tujuan
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP) mengamanatkan bahwa setiap Kementerian/Lembaga wajib
melaporkan pelaksanaan akuntabilitas kinerjanya sebagai wujud pertanggungjawaban
dalam mencapai misi dan tujuan organisasi, serta menyampaikan Laporan Kinerja pada
setiap akhir tahun kepada presiden melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi.
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mana didalamnya
menyebutkan SAKIP merupakan rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat dan
prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data,
pengklarifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dalam
rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah.
Tujuan SAKIP adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah sebagai salah satu prasyarat untuk terciptanya pemerintah yang baik dan
terpercaya. Sedangkan sasaran dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
adalah:
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2019 7
1. Menjadikan instansi pemerintah yang akuntabel sehingga dapat beroperasi secara
efisien, efektif dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya.
2. Terwujudnya transparansi instansi pemerintah.
3. Terwujudnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan nasional.
4. Terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
Penyelenggaraan SAKIP ini dilaksanakan untuk menghasilkan sebuah laporan
kinerja yang berkualitas serta selaras dan sesuai dengan tahapan-tahapan meliputi :
1. Perencanaan kinerja, terdiri dari Rencana Strategis, Rencana Kinerja Tahunan, dan
Penetapan Kinerja
2. Pengukuran Kinerja, yang meliputi pemenuhan pengukuran, kualitas pengukuran dan
implementasi pengukuran
3. Pelaporan kinerja yang terdiri dari pemenuhan laporan, penyajian informasi kinerja,
serta pemanfaatan informasi kinerja
4. Evaluasi kinerja yang terdiri dari pemenuhan evaluasi, kualitas evaluasi dan
pemanfaatan hasil evaluasi
5. Pencapaian kinerja yang terdiri dari kinerja yang dilaporkan dan kinerja lainnya
Untuk itu maksud penyampaian LAPKIN Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban sebagai kepada publik atas pelaksanaan
program/kegiatan serta akuntabilitas kinerja dalam rangka mencapai visi dan misi
Kementerian Koperasi dan UKM. Tujuan penyampaian LAPKIN Deputi Bidang
Restrukturisasi Usaha adalah:
1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi manfaat atas kinerja
yang telah dan seharusnya dicapai.
2. Mereviu capaian pelaksanaan program/kegiatan sebagai upaya perbaikan
berkelanjutan dengan satuan kerja du instansi untuk meningkatkan kinerjanya.
Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha setiap tahun menetapkan program dan
kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pemenuhan visi, misi dan tujuan/sasaran
strategis. Sistem pengukuran kinerja dibangun dan yang belum berhasil akan diwujudkan
serta penyebab ketidakberhasilan tersebut dikomunikasikan dalam wujud LAPKIN Deputi
Bidang Restrukturisasi Usaha. Fungsi LAPKIN Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2019 8
memiliki dua fungsi. Pertama, sebagai sarana bagi organisasi untuk menyampaikan
pertanggungjawaban kinerjanya kepada Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah, melalui Deputi Bidang Resrukturisasi Usaha. Kedua, sebagai sarana evaluasi
atas pencapaian kinerja organisasi dalam upaya memperbaiki kinerja di masa yang akan
mendatang. Dua fungsi tersebut merupakan cerminan dari maksud dan tujuan
penyusunan dan penyampaian LAPKIN oleh setiap instansi Pemerintah.
C. Tugas Pokok dan Fungsi
Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha terbentuk berdasarkan Peraturan Presiden
(Perpres) Republik Indonesia Nomor 62 tahun 2015 Tentang Kementerian Koperasi dan
UKM. Deputi Bidang Restrukturisasi merupakan Unit Eselon I yang berada di bawah
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Penjabaran Peraturan Menteri tersebut
tertuang dalam Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah nomor:
08/PER/M.KUKM/IX/2015 tentang Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
mempunyai fungsi:
1. perumusan kebijakan di bidang penyusunan strategi pengembangan usaha, pemetaan
kondisi dan peluang usaha, pendampingan usaha, pengembangan dan penguatan
usaha, perlindungan usaha, dan pengembangan investasi usaha baru koperasi dan
usaha mikro, kecil dan menengah;
2. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang penyusunan strategi
pengembangan usaha, pemetaan kondisi dan peluang usaha, pendampingan usaha,
pengembangan dan penguatan usaha, perlindungan usaha, dan pengembangan
investasi usaha baru koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah;
3. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidang penyusunan strategi
pengembangan usaha, pemetaan kondisi dan peluang usaha, pendampingan usaha,
pengembangan dan penguatan usaha, perlindungan usaha, dan pengembangan
investasi usaha baru koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah;
4. pelaksanaan administrasi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha; dan
5. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri.
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2019 9
D. Sumber Daya Manusia
Mengacu terhadap Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor:
08/PER/M.KUKM/IX/2015 tentang Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, unit Kerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
terbagi atas beberapa unit eselon II yaitu:
1. Sekretaris Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
2. Asisten Deputi Pemetaan Kondisi dan Peluang Usaha
3. Asisten Deputi Pendampingan Usaha
4. Asisten Deputi Pengembangan dan Penguatan Usaha
5. Asisten Deputi Perlindungan Usaha
6. Asisten Deputi Pengembangan Investasi Usaha
Jumlah Pegawai Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha sebanyak 103 orang yang
terdiri atas 82 pegawai berstatus aparatur sipil negara dan 21 pegawai berstatus sebagai
pegawai honorer.Adapun Pegawai di Deputi Bidang Restrukturisasi dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
Asdep Pemetaan Kondisi dan Peluang
Usaha
Asdep Pendampingan
Usaha
Asdep Pengembangan dan Penguatan
Usaha
Asdep Perlindungan
Usaha
Asdep Pengembangan Investasi Usaha
Sekretaris Deputi Bidang Restrukturisasi
Usaha
ASN
82 Orang
Non ASN 21 orang
55 27 4 17
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2019 10
E. Sistematika Penyusunan Laporan Kinerja
Kata Pengantar
Ikhtisar Eksekutif
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
Pada Bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada
aspek strategis organisasi dan permasalahan utama (strategic issued) yang
sedang dihadapi organisasi.
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Tugas Pokok dan Fungsi
D. Sumber Daya Manusia
E. Sistematika Penyusunan laporan Kinerja
BAB II Perencanaan kinerja
Pada Bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang
bersangkutan
A. Rencana Strategis
1. Visi dan Misi
2. Arah Kebijakan
B. Penetapan kinerja
1. Sasaran, Indikator dan Target
2. Penetapan Kinerja Deputi
BAB III Akuntabilitas Kinerja
A. Capaian Kinerja Organisasi
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi sesuai dengan hasil
pengukuran kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian
kinerja. Uraian masing-masing sasaran strategis meliputi:
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun 2018.
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2019 11
2. Progam/kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran strategis beserta
hasilnya.
3. Analisis penyebab keberhasilan dan/atau kegagalan serta peningkatan
dan/atau penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan.
B. Realisasi Anggaran
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah
digunakan untuk mencapai target kinerja organisasi sesuai dengan dokumen
perjanjian kinerja.
BAB IV Penutup
Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta
rekomendasi dan langkah yang akan dilakukan organisasi di masa yang akan
datang untuk meningkatkan kinerjanya.
Lampiran:
1. Perjanjian Kinerja
2. Rencana Kinerja Tahunan
3. Rencana Aksi
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2019 12
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG RESTRUKTURISASI USAHA
1. Visi dan Misi
Rencana Strategis Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha didalamnya memuat
penjabaran arah dan tujuan Deputi Bidang Restrukturisasi usaha selama lima tahun.
Dalam penyusunan rencana strategis Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
memperhatikan arahan sasaran strategis nasional yang tercantum dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Visi dan Misi dalam
rencana strategis diarahkan untuk mendukung pencapaian visi Presiden terpilih periode
2014-2019 yaitu Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian
berdasarkan gotong royong. Atas visi tersebut Kementerian Koperasi dan UKM dalam
renstranya merumuskan visinya yaitu mewujudkan koperasi dan UMKM yang sehat,
kuat, Tangguh dan Mandiri, untuk berkontribusi dalam perekonomian nasional.
2. Arah Kebijakan Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
1. Mewujudkan Koperasi dan UMKM yang berdaya saing.
2. Mewujudkan sumber daya manusia Pengelola Koperasi dan UMKM serta
Pendamping Koperasi dan UMKM yang Kompteten.
B. PENETAPAN KINERJA DEPUTI BIDANG RESTRUKTURISASI USAHA
1. Sasaran Indikator dan Target
Berdasarkan Indikator dan Terget Kegiatan Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha tahun
2019
No. Indikator Kegiatan Target
1. Koordinasi Perencanaan, Pelaksanaan dan Monev Urusan Restrukturisasi Usaha
2 Layanan
2. Koperasi dan Usaha Mikro dan Kecil (KUMK) yang difasilitasi Kemitraan dengan Usaha Menengah Besar (UMB) dan KUMKM yang diperkuat dalam kemitraan rantai nilai/pasok
1.000 KUMK
3. Peningkatan daya saing UMKM dan Koperasi Melalui Layanan Usaha Terpadu
12 Unit
4. Pengembangan Investasi Usaha 204 KUMK
5. Pememtaan Kondisi dan Peluang Usaha 300 KUMK
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2019 13
No. Indikator Kegiatan Target
6. Perlindungan Usaha 25.300 KUMKM
2. Penetapan Kinerja
Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai
penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis,
yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan.
Didalam rencana kinerja ditetapkan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh
indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Penyusunan rencana
kinerja dilakukan seiring dengan agenda penyusunan dan kebijakan anggaran, serta
merupakan komitmen bagi instansi untuk mencapainya dalam tahun tertentu.
Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang
merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam
rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang
dikelolanya. Tujuan khusus perjanjian kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan
akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur; sebagai wujud nyata komitmen antara
penerima amanah dengan pemberi amanah; sebagai dasar penilaian
keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; menciptakan tolok
ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan sebagai dasar pemberian
penghargaan (reward) dan sanksi (punishment).
Berdasarkan hasil evaluasi akuntabilitas kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi
Usaha tahun 2018, kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha dinilai belum
menggambarkan pencapaian outcome, kegiatan deputi bidang restrukturisasi usaha
yang dilaksanakan masih sebatas output seperti dalam rencana kerja tahunan. Atas
dasar tersebut pada awal tahun 2019 Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha telah
menyusun Perjanjian Kinerja yang berorientasi ke pencapaian outcome. Perjanjian
Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha di 2019 lebih banyak diukur dari
peningkatan omzet atau volume usaha Koperasi dan UMKM, yang membedakan
hanyalah pada pendekatan yang digunakan. Penetapan Kinerja Deputi Bidang
restrukturisasi tahun 2019 berbanding tahun 2018 sebagai berikut :
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2019 14
No.
Tahun Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja Target
1. 2019 Terwujudnya Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha yang berkinerja Tinggi dan Akuntabel
1 Akuntabilitas Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
Nilai B
2 Tingkat Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
Puas
2. Meningkatnya daya saing Koperasi dan UKM melalui Restrukturisasi Usaha
1 Persentase peningkatan volume usaha KUMKM yang mendapatkan pendampingan
15 %
2 Persentase peningkatan volume usaha KUMKM yang bermitra
10%
3 Persentase peningkatan produktivitas KUMKM yang difasilitasi restrukturisasi
5%
1. 2018 Layanan dukungan manajemen eselon I
1. Koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan monev urusan restrukturisasi usaha
6 Layanan
2. Pemetaan kondisi dan peluang usaha KUMKM
2. Jumlah KUMKM yang dipetakan kondisi dan peluang usahanya
950 KUMKM
3. Terwujudnya Pengembangan SKKNI bagi Pendamping KUMKM
3. Jumlah Pendamping KUMKM yang difasilitasi SKKNI
200 Pendampin
g
4. Terwujudnya KUMKM yang difasilitasi kemitraan produksi dan pemasaran serta kemitraan investasi dan rantai Nilai/Pasok
4. Jumlah KUMKM yang difasilitasi Pengembangan Kemitraan dan kerjasama Investasi
300 KUMKM
5. Meningkatnya Perlindungan Usaha terhadap KUMKM
5. Jumlah KUMKM yang difasilitasi dalam perlindungan usaha dan mendapatkan izin usaha mikro kecil
50.250 KUMKM
6. Terwujudnya Fasilitasi Kerjasama Ekonomi Bilateral dan Multilateral KUMKM serta Resi Gudang Koperasi
6. Jumlah Koperasi dan UMKM yang difasilitasi kerjasama ekonomi bilateral dan multilateral serta jumlah koperasi yang difasilitasi sistem resi gudang
504 KUMKM
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2019 15
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas kinerja adalah pertanggungjawaban kinerja instansi dalam mencapai
tujuan dan sasaran strategis instansi dan digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan
dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam
rangka mewujudkan visi dan misi. Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha berkewajiban untuk
melaporkan akuntabilitas kinerja melalui penyajian Laporan Kinerja. Laporan tersebut
menggambarkan tingkat keberhasilan dan kegagalan selama kurun waktu 1 (satu) tahun
berdasarkan sasaran, program dan kegiatan yang telah ditetapkan
A. Pencapaian Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
Pencapaian kinerja adalah hasil kerja yang dicapai organisasi sesuai dengan wewenang
dan tanggung jawabnya dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Dalam mencapai
tujuan untuk mewujudkan visi dan misi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha telah
ditetapkan sasaran dan target kinerja. Sasaran dan target kinerja tersebut dicapai melalui
pelaksanaan program dan kegiatan sebagaimana telah disampaikan pada Bab II.
Pencapaian masing-masing sasaran dan target yang direncanakan dalam Tahun 2019
berdasarkan Perjanjian Kinerja, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Capaian Sasaran Strategis Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2019
No. Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja Target Capaian
1. Terwujudnya Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha yang berkinerja Tinggi dan Akuntabel
1. Akuntabilitas Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
Nilai B Nilai A
2. Tingkat Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
Puas Puas
2. Meningkatnya daya saing Koperasi dan UKM melalui Restrukturisasi Usaha
1. Persentase peningkatan volume usaha KUMKM yang mendapatkan pendampingan
15 % 15,92
2. Persentase peningkatan volume usaha KUMKM yang bermitra
10% 38
3. Persentase peningkatan produktivitas KUMKM yang difasilitasi restrukturisasi
5%
17,68
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2019 16
Berdasarkan tabel di atas, berikut diuraikan capaian kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi
Usaha untuk masing-masing sasaran yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja untuk
setiap perspektif sebagai berikut:
Sasaran Strategis 1:
Terwujudnya Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha yang berkinerja Tinggi dan Akuntabel
Indikator Kinerja 1:
Akuntabilitas Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
Tabel 3.2: Capaian Indikator Akuntabilitas Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
Capaian indikator akuntabilitas kinerja deputi bidang restrukturisasi usaha pada tahun 2019
memperoleh predikat A, dari target yang ditetapkan memperoleh predikat B.
Indikator akuntabilitas kinerja ini tidak dapat dibandingkan dengan indikator pada tahun
sebelumnya, mengingat indikator ini baru baru diperjanjikan pada tahun 2019.
Tabel 3.3: Hasil Penilaian SAKIP Tahun 2019
Sebagaimana kita ketahui Laporan kinerja disusun sebagai bentuk akuntabilitas dari
pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi Pemerintah atas
penggunaan anggaran. Deputi Bidang Restrukturisasi sebagai salah satu satker di bawah
Kementerian Koperasi dan UKM secara periodik telah menyusun laporan Kinerja berdasarkan
pada perjanjian kinerja yang telah ditandatangani pada awal tahun. Pada tahun 2018 Deputi
Bidang Restrukturisasi Usaha telah menyusun laporan kinerja yang telah dinilai oleh
Inspektorat Kementerian Koperasi dan UKM.
Indikator Kinerja 1: Akuntabilitas Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
2018 2019
Target Realisasi Target Realisasi
- - B A
No. Komponen yang dinilai Hasil Penilaian
Bobot Kinerja
a. Evaluasi atas Perencanaan Kinerja 30 28,70
b. Evaluasi atas Pengukuran Kinerja 25 19,69
c. Evaluasi atas Pelaporan Kinerja 15 9,86
d. Evaluasi atas Evaluasi Internal 10 7,56
e. Evaluasi atas capaian kinerja 20 14,38
Nilai Akhir 100 80,19
Predikat A
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2019 17
Indikator Kinerja 2: Tingkat Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
Tabel 3.4: Capaian Indikator Tingkat Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Deputi BidangRestrukturisasi
Usaha
Capaian indikator tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan Deputi Bidang
Restrukturisasi Usaha pada tahun 2019 memperoleh predikat Puas, dari target yang
ditetapkan memperoleh predikat Puas.
Indikator tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan Deputi Bidang Rerstrukturisasi
Usaha didapat dari perhitungan survey kepuasan masyarakat yang ada dalam unit layanan
Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha. Dalam lembar survey kepuasan masyarakat, terdapat
13 pertanyaan dan satu lembar saran dan masukan. Dalam survey kuesioner tersebut terbagi
menjadi 5 tingkat pilihan jawaban yang diartikan menjadi tingkat kepuasan dalam menyusun
predikat dalam pelaporan kinerja ini:
Tabel 3.5: Tingkat Jawaban dalam lembar survey pelayanan masyarakat
Hasil pengisian menunjukkan bahwa masyarakat puas terhadap layanan yang diberikan oleh
pegawai Deputi bidang Restrukturisasi Usaha dalam melayani dan berkonsultasi terkait
dengan program dan kegiatan yang ada di Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha.
Sasaran Strategis: Meningkatnya Daya Saing Koperasi dan UKM melalui Restrukturisasi Usaha
Indikator Kinerja 1:
Indikator Kinerja 2: Tingkat Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
2018 2019
Target Realisasi Target Realisasi
- - “Puas” “Puas”
Jawaban dalam Kuesioner Interpretasi
Tidak Mudah Sangat Tidak Puas
Kurang Mudah Tidak Puas
Netral Cukup Puas
Cukup Mudah Puas
Sangat Mudah Sangat Puas
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2019 18
Persentase Peningkatan Volume Usaha KUMKM yang mendapatkan Pendampingan
Tabel 3.6: Capaian Indikator Persentase Peningkatan Volume Usaha KUMKM yang mendapatkan pendampingan
Capaian indikator Persentase peningkatan volume usaha KUMKM yang mendapatkan
pendampingan sebesar 15.92 % dari target peningkatan volume usaha 15%.
Indikator ini diukur menggunakan peningkatan volume usaha KUMKM yang meningkat
setelah mengalami pendampingan. Pendampingan yang dimaksud adalah pendampingan
yang yang dilaksanakan dalam seluruh kegiatan Deputi Bidang Restrukturisasi usaha selama
tahun 2019.
Kegiatan Pendampingan Volume Usaha Awal
(Rp.) Volume Usaha
Akhir (Rp.) Peningkatan
Pendampingan Melalui PLUT-KUMKM
Koperasi 45.945.191.802 51.458.614.818 12 %
UMKM 3.038.739.410.832 3.585.712.504.782 18 %
Pendampingan di Luar PLUT-KUMKM (Pendamping BDS)
KUMKM 90.654.836.255 106.321.686.300 17,28 %
Pendampingan IUMK IUMK 87.080.469.666 98.288.730.000 12.87
12,96
Tabel 3.7: Peningkatan Volume Usaha KUMK Hasil pendampingan tahun 2019
Indikator ini tidak dapat dibandingkan dengan indikator pada tahun sebelumnya, mengingat
pada tahun 2019 terjadi penyempurnaan indikator yang berorientasi ke outcome. Namun
demikian, secara umum manfaat pendampingan usaha terhadap KUMKM pada tahun 2018
antara lain:
a. Memperoleh kemudahan dalam peningkatkan dan pegembangkan kelembagaan
KUMKM, pengembangan SDM KUMKM, kapasitas produksi KUMKM.
b. Memperoleh kemudahan dalam peningkatkan akses pasar dan pembiayaan bagi KUMKM
c. Memperoleh kemudahan dalam peningkatkan jaringan kerjasama dan teknologi
informasi bagi KUMKM.
Program Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha fokus kepada pendampingan Koperasi dan
UMKM, pendampingan di Deputi bidang Restrukturisasi Usaha dilaksanakan melalui program
Indikator Kinerja 1: Persentase Peningkatan Volume Usaha KUMKM yang mendapatkan Pendampingan
2018 2019
Target Realisasi Target Realisasi
- - 15 % 15.92 %
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2019 19
Pendampingan Usaha Terpadu yang ada di daeerah, program pendampingan terhadap
UMKM oleh pendamping di luar PLUT-KUMKM dan program pendampingan penerbitan izin
iumk melalui OSS. Pendampingan oleh PLUT-KUMKM saat ini dilaksanakan di 61 Lokasi PLUT-
KUMKM, sedangkan pendampingan di luar PLUT-KUMKM dilaksanakan oleh pendamping
BDS. Pendamping IUMK dilaksanakan di daerah-daerah untuk mendapatkan IUMK. Dari hasil
evaluasi yang dilaksanakan setelah pendampingan terjadi peningkatan volume usaha
terhadap KUMKM rata-rata sebesar 15.92 %. Kegiatan Pendampingan yang dilaksanakan oleh
Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha selama tahun 2019 yaitu:
1. Pendampingan melalui PLUT-KUMKM
Pendampingan melalui PLUT-KUMKM sudah dilaksanakan sejak tahun 2013 dan sampai
dengan tahun 2019 pendampingan terhadap KUMKM binaan PLUT semakin meningkat
seiring bertambahnya jumlah PLUT-KUMKM yang berdiri di daerah. Tercatat pada tahun
2019 terdapat 8.583 UMKM dan 1.876 Koperasi yang didampingi oleh pendamping PLUT-
KUMKM di 60 lokasi. Hasil monitoring terhadap 541 Koperasi dan 7.210 UMK binaan
konsultan pendamping PLUT-KUMKM di 60 lokasi menunjukkan bahwa terhadap koperasi
terjadi peningkatan volume usaha sebesar 12 % yang dilihat dari peningkatan volume
usaha dari Rp 45.945.191.802,- menjadi Rp 51.458.614.818,-. Sedangkan terhadap UMKM
terjadi peningkatan volume usaha sebesar 18 % yang dilihat dari peningkatan volume
usaha UMKM dari Rp 3.038.739.410.832,- mnenjadi Rp. 3.585.712.504.782,-. Apabila
dirata-rata peningkatan volume usaha yang terjadi sebesar 17.91 %.
2. Pendampingan melalui Pendamping di luar PLUT-KUMKM
Hasil capaian ini didapat dari pengumpulan data kapasitas usaha laporan konsultan
pendamping KUMKM sebanyak 935 laporan, dari jumlah ini kapasitas usaha UMKM
dampingan meningkat dari Rp 90.654.836.255, menjadi Rp 106.321.686.300.
3. Pendampingan melalui IUMK
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi yang menyimpulkan implementasi penerbitan
IUMK berdasarkan Perpres 98 Tahun 2014 berjalan sangat lambat dan keinginan yang kuat
pemerintah untuk mendorong pertumbuhan investasi secara nasional, maka pada bulan
Juni 2018 Pemerintah menerbitkan kebijakan pelayanan perizinan terintegrasi satu pintu
melalui Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2019 20
Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atau Online Single Submission (OSS) untuk semua
skala usaha, termasuk usaha mikro dan kecil yang ditindaklanjuti dengan penyusunan
norma, standard, prosedur dan kriteria (NSPK) melalui Peraturan Menteri Koperasi dan
UKM Nomor 02 Tahun 2019 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Secara Elektronik Bagi
Usaha Mikro dan Kecil.
Berdasarkan pertimbangan diatas, Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha terus berupaya
mendorong agar penerbitan perizinan bagi usaha mikro dan kecil secara nasional dapat
diwujudkan. Untuk itu, pada tahun anggaran 2019 telah dirumuskan program/kegiatan
fasilitasi penerbitan IUMK melalui OSS dengan target sebanyak 25.000 IUMK secara
nasional dengan sasaran strategis yaitu meningkatnya daya saing Koperasi dan UMKM
melalui pengembangan perlindungan usaha. Untuk mendukung ketercapaian tersebut
dilakukan pendampingan kepada PUMK untuk memperolah IUMK melalui OSS.
Untuk mengetahui pencapaian dari sasaran strategis, berdasarkan laporan Dinas yang
membidangi Koperasi dan UKM Provinsi/DI atau Kabupaten/Kota, telah dilakukan uji petik
kepada 1.645 PUMK yang tersebar di 21 (dua puluh satu) Kabupaten/Kota pada 6 (enam)
Provinsi/DI periode bulan November sampai dengan Desember 2019.
Hasil uji petik terhadap 1.645 PUMK menunjukkan 1.545 PUMK di 20 Kabupaten/Kota
mengalami peningkatan nilai omzet (volume usaha) antara 1% hingga 30%. Sementara
100 PUMK di Kabupaten Majene tidak mengalami peningkatan omzet/tetap seperti
sebelumnya. Dilihat dari sesi nilai omzet dari 1.545 PUMK yang sebelum memperoleh
IUMK memiliki omzet Rp 79.588.469.666,- mengalami peningkatan setelah memperoleh
IUMK menjadi Rp 90.796.730.000,- atau meningkat 14,08%. Sementara 100 PUMK di
Kabupaten Majene tidak mengalami peningkatan omzet/tetap seperti sebelum
memperoleh IUMK yaitu Rp 7.492.000.000,- atau 0%
Melihat perkembangan hasil uji petik sebagaimana diatas, dimana sebagian besar usaha
mikro dan kecil yang telah memperoleh IUMK mengalami peningkatan nilai omzet,
menunjukkan bahwa IUMK sangat bermanfaat untuk pengembangan usaha mikro dan
kecil, meskipun tidak selalu berbanding lurus dengan peningkatan pencapaian omzet.
Secara keseluruhan dilihat dari total nilai omzet (volume usaha) hasil uji petik terhadap
1.645 PUMK di 21 (dua puluh satu) Kabupaten/Kota pada 6 (enam) Provinsi/DI periode
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2019 21
bulan Nopember sampai dengan Desember 2019, sebelum memperoleh IUMK total
omzet sebesar Rp 87.080.469.666,- menjadi Rp 98.288.730.000,- atau meningkat 12,87%
setelah memperoleh IUMK.
Persentase peningkatan volume usaha KUMKM yang bermitra
Tabel 3.8: Capaian Indikator Persentase peningkatan volume usaha KUMKM yang bermitra
Capaian indikator Persentase peningkatan volume usaha KUMKM yang bermitra sebesar 38
% dari target peningkatan volume usaha 10%.
Instrumen yang dipergunakan untuk pengambilan data capaian kegiatan berupa angket atau
kuesioner yang disusun oleh tim unit Asisten Deputi Pengembangan dan Penguatan Usaha.
Dari kuesioner tersebut didapatkan data volume usaha KUMKM berupa data omzet, aset
serta tenaga kerja. Pencapaian indikator peningkatan volume usaha mikro dan kecil rata-rata
10% diukur dengan cara membandingkan antara volume usaha sebelum dengan setelah
pelaku usaha mikro dan kecil difasilitasi program kemitraan usaha.
Berdasarkan kuesioner yang dibagikan kepada 50 KUMKM, data menunjukkan bahwa seluruh
KUMKM yang difasilitasi mengalami peningkatan nilai omzet (volume usaha) antara 1%
hingga 30%. Dilihat dari sesi nilai omzet dari UMKM yang sebelum difasilitasi kegiatan
kemitraan usaha memiliki rata-rata omzet Rp 33.308.580,- mengalami peningkatan setelah
fasilitasi program kemitran usaha menjadi Rp 46.048.757,- atau meningkat 38%. Selain omzet,
terlihat juga peningkatan pada aspek tenaga kerja dan aset usahanya. Data yang diperoleh
menunjukkan adanya peningkatan tenaga kerja dari rata-rata 20 orang pekerja menjadi 23
orang (15%). Begitu juga dengan aset usahanya yang meningkat dari rata-rata Rp
227.496.967,- menjadi Rp 241.809.036,- (6,3%) (rincian data terlampir).
Penjabaran data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar usaha mikro dan kecil yang
telah mendapatkan fasilitasi kemitraan usaha mengalami peningkatan volume usaha.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan fasilitasi kemitraan usaha sangat bermanfaat
untuk pengembangan usaha mikro dan kecil. Dengan demikian, sasaran strategis program
Indikator Kinerja 2:
Indikator Kinerja 2: Persentase peningkatan volume usaha KUMKM yang bermitra
2018 2019
Target Realisasi Target Realisasi
- - 10 % 38 %
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2019 22
fasilitasi kemitraan usaha yang mengharapkan meningkatnya volume usaha sebesar 5% untuk
koperasi dan 10% untuk UMK sebagaimana tertuang dalam perjanjian kinerja antara Asisten
Deputi Pengembangan dan Penguatan Usaha dengan Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
Tahun 2019 dapat dinyatakan tercapai.
Berdasarkan pembahasan sebelumnya terdapat perbedaan indikator kinerja antara tahun
anggaran 2019 dengan tahun 2018. Namun secara umum, pencapaian kinerja yang dicapai
pada tahun ini mencapai 100% sama dengan capaian kinerja tahun 2018 namun dengan
target yang berbeda. Indikator kinerja dari sasaran strategis 2018 berupa jumlah KUMKM
yang difasilitasi Pengembangan Kemitraan dan Kerjasama Investasi sebanyak 300 KUMKM.
Target 300 KUMKM tersebut terdiri atas:
1. Target pemantauan kemitraan Koperasi dan UMKM sebesar 50 Kemitraan;
2. Target Koperasi dan UMKM yang difasilitasi Kemitraan Produksi dan Pemasaran sebanyak
150 KUMKM;
3. Target Koperasi yang diperkuat dalam Kemitraan Rantai nilai/Pasok sebesar 100 KUMKM.
Pada tahun 2019, jumlah KUMKM yang difasilitasi program kemitraan usaha tercapai target
1000 KUMKM dengan rincian sebagai berikut:
a. Temu Mitra KUMKM dengan Usaha Besar sebanyak 500 KUMKM; dan
b. Temu Konsultasi Penguatan Kemitraan Usaha KUMKM Berbasis Rantai Nilai/Pasok
sebanyak 500 KUMKM.
Selain 2 (Dua) kegiatan tersebut, terdapat kegiatan tambahan yang merupakan rangkaian
program pengembangan dan penguatan usaha, yaitu:
a. Bimbingan Teknis KUMKM Potensial dimitrakan dengan Usaha Besar; dan
b. Sosialisasi Kemitraan Rantai Nilai/Pasok.
Keberhasilan program/kegiatan fasilitasi kemitraan usaha tahun anggaran 2019 dalam
mencapai target tentu saja sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mendukung antara
lain:
a. Perencanaan program/kegiatan yang tepat dalam rangka pencapaian tujuan dan target
sasaran;
b. Koordinasi dan komunikasi dengan Pemerintah Daerah Cq. OPD yang membidangi
Koperasi dan UKM terkait potensi produk unggulan serta masukan daerah akan bentuk
kerjasama serta usaha menengah/besar yang berpotensi untuk dikerjasamakan dengan
KUMKM setempat;
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2019 23
c. Sosialisasi peluang kemitraan usaha yang diberikan kepada KUMKM di masing-masing
daerah;
d. Koordinasi dan komunikasi dengan seluruh pemangku kepentingan dalam rangka
membuka peluang kemitraan usaha.
Menjalin kemitraan usaha antara KUMK dengan UMB bukan hal yang mudah, diperlukan
konsistensi dalam melakukan pembinaan, bukan sekedar merealisasikan program/kegiatan.
Kendala yang dihadapi terkait dengan keterbatasan waktu pelaksanaan kegiatan dalam satu
tahun anggaran serta terbatasnya SDM di unit Asisten Deputi Pengembangan dan Penguatan
Usaha. Selain itu, perjanjian kerjasama yang sudah disepakati antara UMK dengan UM/UB
harus dipantau agar dapat berjalan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Bagi KUMK yang
belum berkesempatan bermitra namun memiliki potensi pengambangan kemitraan, tetap
dilakukan pembinaan secara konsisten agar kemitraan usaha tersebut dapat terwujud.
Indikator Kinerja 3:
Persentase peningkatan produktivitas KUMKM yang difasilitasi restrukturisasi
Tabel 3.9: Persentase peningkatan produktivitas KUMKM yang difasilitasi restrukturisasi
Capaian indikator Persentase peningkatan produktivitas KUMKM yang difasilitasi
restrukturisasi usaha sebesar 17.68 % dari target peningkatan volume usaha 5%.
Indikator ini diukur menggunakan peningkatan produktivitas KUMKM yang meningkat setelah
dilakukan fasilitasi restrukturisasi usaha. Produktivitas pada indikator ini diukur dengan
peningkatan volume usaha KUMKM sebelum dan sesudah mendapatkan fasilitasi
restrukturisasi usaha.
Tabel 3.10: peningkatan volume usaha KUMKM yang difasilitasi Restrukturisasi Usaha
Indikator Kinerja 3:
Persentase peningkatan produktivitas KUMKM yang difasilitasi restrukturisasi
2018 2019
Target Realisasi Target Realisasi
- - 5 % 17.68 %
Fasilitasi Restrukturisasi Volume Usaha Awal (Rp.) Volume Usaha Akhir (Rp.) Peningkatan
Restrukturisasi Koperasi 626.760.000 699.334.000 11,57
UMKM 923.099.000 1142.669.000 23.78%
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2019 24
Indikator tersebut diatas didapat dengan metode pengumpulan dan pengukuran data yang
sama yaitu dari survey terhadap peserta kegiatan penerapan aplikasi peringatan dini, skema
dan SOP serta Kegiatan Restrukturisasi Usaha pada KUMKM Binaan PLUT-KUMKM yang
dilaksanakan setelah pelaksamaam kedua kegiatan tersebut. Produktivitas pada indikator
diatas dilambangkan dengan omzet usaha yang dimiliki koperasi dan UKM. Dari hasil evaluasi
sebelum dan setelah pelaksanaan kegiatan restrukturisasi usaha, dari survey di 8 lokasi
didapat kenaikan omzet pada UMK sebesar 11,58 % dan Koperasi sebesar 23%. Kedua
indikator tidak dapat dibandingkan dengan tahun sebelumnya karena indikator ini baru ada
pada tahun 2019.
Melihat hasil evaluasi dalam pelaksanaan kegiatan diatas, membuktikan bahwa kegiatan yang
dilaksanakan telah berhasil memberikan efek positif terhadap kinerja Koperasi dan UMKM.
Keberhasilan ini tidak lepas dari peran pendamping KUMKM dalam memberikan diagnosa
yang tepat melalui aplikasi EWS yang dimiliki. Kegiatan Penerapan Aplikasi Penerapan Aplikasi
Peringatan Dini, Skema dan SOP yang dilaksanakan selama tahun 2019 mampu mendorong
KUMKM untuk melakukan perbaikan terhadap Kondisi usahanya.
B. REALISASI ANGGARAN
Realisasi Anggaran Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha tahun 2019 sebesar Rp.
24.561.740.875,- atau mencapai 98,64 % dari Pagu Anggaran Rp. 24.900.000.000,-.
Persentase realisasi ini lebih rendah dari realisasi belanja tahun lalu yaitu sebesar 99.15 %
dengan anggaran sebesar Rp. 22.489.669.290,-. Berikut realisasi anggaran setiap sasaran
strategis pada tahun 2019:
Tabel 3.11: Realisasi Anggaran Deputi Bidang Restrukturisasi usaha Tahun 2019
No.
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Jumlah
Anggaran
Realiasi
(Rupiah) %
1. Meningkatnya Dukungan Manajemen pada Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
1) Persentase Efektivitas Pengelolaan Keuangan
5.000.000.000,- 4.955.008.800,-
99,10
2) Akuntabilitas Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
3) Indeks Kepuasan Pelayanan Internal Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
4) Rata-rata nilai e-kinerja ASN di Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
2. Meningkatnya daya saing koperasi dan UMKM
1).
Presentase peningkatan produktivitas koperasi yang melaksanakan restrukturisasi usaha
750.000.000,- 746.124.370,- 99,48
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2019 25
No.
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Jumlah
Anggaran
Realiasi
(Rupiah) %
melalui restrukturisasi usaha
2).
Persentase peningkatan produktivitas UMKM yang melaksanakan restrukturisasi usaha
3).
Aplikasi Sistem Peringatan Dini restrukturiasi Usaha
3. Meningkatnya daya saing Koperasi dan UMKM melalui Layanan Usaha Terpadu
1).
Presentase Koperasi dan UMKM yang difasilitasi layanan usaha terpadu yang meningkat volume usahanya
8.400.000.000,- 8.315.521.100,-
98,99
2).
Persentase Peningkatan Kapasitas Usaha UMKM yang didampingi Konsultan Pendamping PLUT-KUMKM
Meningkatnya Kualitas pelayanan PLUT-KUMKM terhadap Koperasi dan UMKM
1).
Indeks Kepuasan Pelayanan PLUT-KUMKM
4. Meningkatnya daya saing Koperasi dan UKM melalui kerjasama penguatan usaha
1).
Presentase peningkatan volume usaha koperasi yang dimitrakan dengan usaha menengah dan besar
5.500.000.000,- 5.305.755.345,-
96,47
2).
Persentase peningkatan volume usaha UMK yang dimitrakan dengan usaha menengah dan besar
5. Meningkatnya daya saing Koperasi dan UMKM melalui pengembangan perlindungan usaha Meningkatnya daya saing Koperasi dan UMKM melalui pengembangan perlindungan usaha
1).
Persentase Koperasi dan UMKM yang mengalami pemulihan usaha pasca bencana
4.500.000.000,- 4.494.311.560,-
99,87
2).
Persentase Koperasi dan UMKM yang mengalami pemulihan usaha pasca bencana
6. Meningaknya daya saing koperasi dan UMKM melalui investasi usaha
1).
Persentase Koperasi yang meningkat modal dan volume usahanya melalui kerjasama dengan investor
750.000.000,- 745..019.700,- 99,34
2).
Persentase UMKM yang meningkat modal dan volume usahanya melalui kerjasama dengan investor
3.)
Presentase Peningkatan volume usaha koperasi yang mengelola resi gudang
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2019 26
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha yang menyajikan
pertanggungjawaban dan pencapaian kinerja Deputi Bidang Rerstrukturisasi Usaha tahun
2019 untuk mendukung visi dan misi, tujuan dan sasaran Kementerian Koperasi dan UKM.
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, sebagian besar kinerja kegiatan telah terlaksana
sesuai dengan perjanjian kinerja dan IKU Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha. Secara
keseluruhan sasaran strategis Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha tercapai 100 %,
dengan realisasi anggaran yang dicapai mencapai 98,64%.
2. Keberhasilan atas pencapaian target dari kegiatan atau sasaran yang ditetapkan adalah
tidak lepas dari peran serta semua pihak yang terlibat didalamnya. Keberhasilan tersebut
merupakan cerminan dari telah berjalannya sistem kerja yang berlaku dan didukung oleh
suasana kerja yang dinamis dan bersifat kekeluargaan. Keberhasilan yang telah dicapai di
lingkungan Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha tentunya membawa dampak kepada
peningkatan mutu pelayanan dan kesejahteraan para pelaku Koperasi dan UMKM.
B. Saran/Rekomendasi
Perlu disusun di struktur kinerja secara berjenjang sehingga dapat menggambarkan capaian
kinerja yang mendukung Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2019 27
REKAP DATA MONITORING
PERKEMBANGAN IZIN USAHA MIKRO DAN KECIL (IUMK)
TAHUN 2019
No Provinsi/Kabupaten/Kota Jumlah PUMK
Nilai Omzet/Tahun Persentase (%) Sebelum Sesudah
1. PROVINSI JAWA BARAT
1 Kota Bandung 50 3.161.000.000 3.632.905.000 14,93%
2 Kab. Garut 55 4.259.000.000 4.430.500.000 4,03%
3 Kota Tasikmalaya 100 6.196.800.000 6.320.100.000 1,99%
4 Kab. Tasikmalaya 96 3.355.400.000 3.459.400.000 3,10%
5 Kab. Cianjur 100 5.289.200.000 6.660.500.000 25,93%
6 Kab. Pangandaran 50 1.792.000.000 2.155.000.000 20,26%
JUMLAH 451 24.053.400.000 26.658.405.000
2. PROVINSI JAWA TENGAH
1 Kab. Banyumas 82 1.387.500.000 1.617.125.000 16,55%
2 Kab. Cilacap 138 12.034.824.000 14.675.350.000 21,94%
3 Kab. Jepara 37 725.000.000 742.000.000 2,34%
4 Kab. Kebumen 150 509.485.666 679.450.000 33,36%
5 Kab. Magelang 80 4.189.500.000 4.581.800.000 9,36%
6 Kab. Purworejo 7 304.000.000 711.400.000 134,01%
7 Kab. Semarang 75 3.448.500.000 3.791.000.000 9,93%
JUMLAH 569 22.598.809.666 26.798.125.000
3. PROVINSI JAWA TIMUR
1 Kab. Probolinggo 130 14.035.000.000 16.260.300.000 15,86%
2 Kota Pasuruan 15 500.200.000 532.500.000 6,46%
JUMLAH 145 14.535.200.000 16.792.800.000
4. D.I. YOGYAKARTA
1 Kab. Bantul 70 3.306.000.000 3.410.000.000 3,15%
2 Kab. Sleman 55 2.713.910.000 3.074.600.000 13,29%
3 Kab. Gunung Kidul 60 3.622.300.000 3.671.400.000 1,36%
JUMLAH 185 9.642.210.000 10.156.000.000
5. PROVINSI BALI
1 Kab. Badung 155 7.451.850.000 8.641.000.000 15,96%
2 Kab. Karangasem 40 1.307.000.000 1.750.400.000 33,93%
JUMLAH 195 8.758.850.000 10.391.400.000
6. PROVINSI KALIMANTAN BARAT
1 Kab. Majene 100 7.492.000.000 7.492.000.000 0,00%
JUMLAH 100 7.492.000.000 7.492.000.000
21 Kabupaten/Kota 1.645 87.080.469.666 98.288.730.000 12,87%
Lampiran 1
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2019 28
PHOTO KEGIATAN
SOSIALISASI PELAYANAN IZIN USAHA MIKRO DAN KECIL (IUMK) MELALUI ONLINE SINGLE SUBMISSION (OSS)
TAHUN 2019
1. PROVINSI BALI
2. PROVINSI JAWA TENGAH
3. PROVINSI JAWA TIMUR
Lampiran 2
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2019 29
4. PROVINSI DI YOGYAKARTA
5. PROVINSI JAWA BARAT
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2019 30
PHOTO KEGIATAN SOSIALISASI FASILITASI PENCADANGAN USAHA DAN SOSIALISASI RESI
GUDANG TAHUN 2019
Kegiatan Fasilitasi Pencadangan Usaha
di Kabupaten Gresik, 14 Maret 2019
Kegiatan Fasilitasi Pencadangan Usaha di Provinsi
Kalimantan Selatan, 15 Maret 2019
Kegiatan Sosialisasi Pemanfaatan SRG di
Kabupaten Lebak, 31 Januari 2019
Kegiatan Sosialisasi Pemanfaatan SRG
di Kota Surakarta, 9 April 2019
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2019 31
PHOTO KEGIATAN FASILITASI KEMITRAAN USAHA
TAHUN 2019
6. PROVINSI NTB
7. PROVINSI JAWA TENGAH
Kegiatan, Temu Konsultasi Penguatan
KUMKM
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2019 32
REKAP BANTUAN PEMERINTAH
DALAM RANGKA PENDAMPINGAN IZIN USAHA MIKRO DAN KECIL (IUMK)
TAHUN 2019
No. Provinsi/DI Kabupaten/Kota Jlm. Pendamping
(Org) Jlm. IUMK
(Lbr) Nilai Bantuan
(Rp)
1 Sumatera Barat 1 Kota Padang 4 1.000 40.000.000
2 Jambi 2 Kota Jambi 1 150 6.000.000
3 Banten 3 Kab. Tangerang 5 333 13.320.000
4 Jawa Barat 4 Kota Bandung 1 844 33.760.000 5 Kab. Purwakarta 3 726 29.040.000 6 Kab. Pangandaran 1 503 20.120.000 7 Kota Tasikmalaya 2 750 30.000.000 8 Kab. Tasikmalaya 4 667 26.680.000 9 Kab. Indramayu 1 320 12.800.000 10 Kab. Bandung Barat 1 350 14.000.000 11 Kab. Garut 3 552 22.080.000 12 Kab. Cianjur 2 686 27.440.000 13 Kab. Subang 2 447 17.880.000
5 DI Yogyakarta 14 Kota Yogyakarta 6 630 25.200.000 15 Kab. Sleman 4 500 20.000.000 16 Kab. Bantul 5 700 28.000.000 17 Kab. Kulon Progo 8 600 24.000.000 18 Kab. Gunung Kidul 18 600 24.000.000
6 Jawa Tengah 19 Kota Semarang 3 2.290 91.600.000 20 Kab. Purworejo 3 800 32.000.000 21 Kab. Kebumen 1 1.014 40.560.000 22 Kab. Brebes 2 730 29.200.000 23 Kab. Cilacap 1 1.100 44.000.000 24 Kab. Semarang 2 773 30.920.000 25 Kab. Magelang 2 800 32.000.000 26 Kab. Jepara 2 300 12.000.000 27 Kab. Pekalongan 1 160 6.400.000 28 Kab. Banyumas 6 77 3.080.000 29 Kab. Purbalingga 1 175 7.000.000
7 Jawa Timur 30 Kab. Probolinggo 7 1.000 40.000.000 31 Kota Probolinggo 2 226 9.040.000 32 Kab. Tulung Agung 1 240 9.600.000 33 Kota Pasuruan 2 100 4.000.000 34 Kab. Malang 1 130 5.200.000 35 Kota Malang 3 124 4.960.000 36 Kota Blitar 2 184 7.360.000 37 Kab. Blitar 2 100 4.000.000
8 Kalimantan Barat 38 Kab. Sambas 2 470 18.800.000
9 Bali 39 Kota Denpasar 2 462 18.480.000 40 Kab. Tabanan 2 181 7.240.000 41 Kab. Buleleng 4 542 21.680.000 42 Kab. Badung 2 142 5.680.000 43 Kab. Karangasem 1 152 6.080.000 44 Kota Denpasar 2 600 24.000.000 45 Kab. Gianyar 4 50 2.000.000
Lampiran 3
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2019 33
46 Kab. Jembrana 5 500 20.000.000
10 Sulawesi Barat 47 Kab. Majene 1 1.000 40.000.000
11 Nusa Tenggara Timur 48 Kota Kupang 1 220 8.800.000
TOTAL 48 Kab/Kota 141 25.000 1.000.000.000
Keterangan : Nilai Bantuan Pemerintah Rp. 40.000 / Naskah IUMK
top related