cover daftar isi kata pengantar renstra · ï 3hudwxudq 0hqwhul .hvhkdwdq 1rpru 0(1.(6 3(5 ;,,...
Post on 10-Jul-2020
9 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana dengan rahmatNya kami bisa menyelesaikan Revisi Rencana Strategis (RENSTRA) Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek.
Mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Kesehatan (Berita Negara RI tahun 2010 Nomor 585) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 tahun 2013 (Berita Negara RI tahun 2013 Nomor 741).
Revisi Rencana Strategis BKMM Cikampek ini merupakan Panduan dalam menentukan arah strategis dan prioritas tindakan strategis BKMM Cikampek selama periode 5 tahunan yang sejalan dengan rencana aksi Ditjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Menjadi rujukan untuk menilai keberhasilan pencapaian Visi dan Misi BKMM Cikampek dan Sebagai penyempurna renstra lama BKMM Cikampek. Diharapakan Revisi Renstra ini dapat menjadi acuan dalam pencapaian target pada tahun mendatang.
Kami sampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan dokumen ini, diharapakan adanya masukan dan umpan balik yang akan berguna dalam proses perbaikan dalam pencapaian program Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek dimasa yang akan dating.
Cikampek, 30 Januari 2018
Kepala,
dr. Eko Budi Priyanto, MARS NIP. 19670718 200012 1 004
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Kata Pengantar
1.1. Latar Belakang …………………………………………………………………………………….……….1
1.2. Tujuan Renstra ……………………………………………………………………………………….…….2
1.3. Dasar Hukum ……………………………………………………………………………………….………2
1.4. Sistematika Laporan ..………………………………………………………………………………..…….3
BAB II. GAMBARAN KINERJA SAAT INI
2.1. Gambaran Kinerja Aspek Pelayanan Dalam Gedung……………………………………………...……4
2.2. Gambaran Kinerja Aspek Kegiatan Luar Gedung……………………………………………..…………9
2.3. Gambaran Kinerja Aspek Keuangan……………………………………………………………………...14
BAB III. ARAH & PRIORITAS STRATEGIS
3.1. Visi, Misi dan Tata Nilai…………………………………………………………………………………….…22
3..2. Aspirasi Stakeholders Inti…………………………………………………………………………………….23
3..3. Tantangan Strategis………………………………………………………………………………………..…24
3..4. Benchmarking…………………………………………………………………………………….…………...25
3. 5. Analisa SWOT…………………………………………………………………………………………………25
3. 6. Diagram Kartesius Pilihan Prioritas Strategis……………………………………………………………...26
3.7. Analisa TOWS…………………………………………………………………………………..….…….……32
3.8. Rancangan Peta Strategi…………………………………………………………………..………..……….37
BAB IV INDIKATOR KINERJA UTAMA
4.1 Matriks IKU...........................................................................................................................................40
BAB V ANALISA DAN MITIGASI RISIKO
5.1. Identifikasi Risiko.................................................................................................................................53
5.2. Penilaian Tingkat Risiko......................................................................................................................54
BAB V. Proyeksi Finansial
6.1. Estimasi Pendapatan..........................................................................................................................57
6.2. Rencana Kebutuhan Anggaran...........................................................................................................57
BAB VI. PENUTUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan disebutkan bahwa Pembangunan
kesehatan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang, agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi
bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Dengan
ditetapkannya UU tersebut, diharapkan dapat membawa perubahan baru yaitu paradigma kesehatan
yang mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sebagai investasi pembangunan
sumber daya manusia yang produktif, Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) Cikampek Provinsi
Jawa Barat, sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) milik Kementerian Kesehatan RI, mengemban tugas
untuk menyelenggarakan upaya kesehatan mata terutama dalam penanggulangan masalah kebutaan
melalui upaya kesehatan perorangan (UKP) maupun upaya kesehatan masyarakat (UKM). Kebutaan
bukan hanya mengganggu produktivitas dan mobilitas penderitanya, tetapi juga menimbulkan dampak
sosial ekonomi bagi lingkungan, keluarga, masyarakat dan negara, lebih-lebih dalam menghadapi era
pasar bebas. Kesehatan indera penglihatan merupakan syarat penting untuk meningkatkan kualitas
hidup masyarakat, dalam rangka mewujudkan manusia Indonesia yang cerdas, produktif, maju, mandiri,
dan sejahtera lahir batin.
Angka kebutaan di Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan dengan angka kebutaan
negara-negara di Regional Asia Tenggara, yaitu sebesar 1,5% pada tahun 1996 sesuai hasil SKRT
1996-97, bila dibandingkandengan Bangladesh 1%, India 0,7% ataupun Thailand 0,3%). Dari sekian
banyak penyebab kebutaan, penyakit katarak merupakan penyebab tertinggi, yaitu hampir 50%-nya. Di
samping itu insiden katarak masih sebesar 0,1% yang berarti hampir 240.000 orang per tahun terjadi
kasus katarak baru, sedangkan yang operasi katarak yang dilakukan hanya lebih kurang 120.000 orang
pertahun. Akibatnya, timbul backlog (penumpukan penderita) katarak yang cukup tinggi. Penumpukan
ini antara lain disebabkan oleh daya jangkau pelayanan operasi yang masih rendah, kurangnya
pengetahuan masyarakat, tingginya biaya operasi, serta ketersediaan tenaga dan fasilitas pelayanan
kesehatan mata yang masih terbatas.
Untuk mengatasi jangkauan pelayanan kesehatan mata yang terbatas, maka dibutuhkan
suatu institusi yang dapat melakukan kegiatan UKP dan UKM secara harmonis dan berkesinambungan
yang berbentuk Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM). Maka pada tahun 1991 dikeluarkan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan No.350a/Menkes/SK/VI/1991 tentang Struktur dan Organisasi Balai
Kesehatan Mata Masyarakat yang merubah BP Mata menjadi Balai Kesehatan Mata Masyarakat
2
(BKMM) dan merupakan Unit Pelaksana Teknis di bidang Kesehatan Mata dalam lingkungan
Departemen Kesehatan RI yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Ditjen Bina
Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI. Pada tahun 2005 dikeluarkan Peraturan Menteri
Kesehatan RI nomor 1652/Menkes/Per/XII/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Kesehatan
Mata Masyarakat. Pada bulan Januari tahun 2011 sehubungan dengan terjadinya perubahan struktur
organisasi di Kementerian Kesehatan RI, maka sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor
2353/Menkes/Per/XI/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Kesehatan Mata Masyarakat, BKMM
Cikampek kini berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Ditjen Bina Upaya Kesehatan (BUK)..
1.2. Tujuan Rencana Strategis
Mempertimbangkan pentingnya peran resntra BKMM Cikampek, maka renstra BKMM Cikampek
Tahun 2015-2019 bertujuan untuk :
a. Panduan dalam menentukan arah strategis dan prioritas tindakan strategis BKMM Cikampek
selama periode 5 tahunan yang sejalan dengan rencana aksi Ditjen Pelayanan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI.
b. Menjadi pedoman strategis bagi unit kerja dalam pola penguatan dan pengembangan mutu
kelembagaan BKMM Cikampek periode tahun 2015-2019.
c. Menjadi rujukan untuk menilai keberhasilan pencapaian Visi dan Misi BKMM Cikampek.
d. Menjadi bahan rujukan dalam membangun arah kerjasama dengan para stakeholder inti BKMM
Cikampek diperiode tahun 2015-2019.
e. Sebagai penyempurna renstra lama BKMM Cikampek.
1.3. Dasar Hukum
Sebagai dasar hukum penyusunan Perencanaan Strategis Balai Kesehatan Mata Masyarakat
Cikampek mengacu pada :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Peraturan Presiden Nomor 47 tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementrian
Negara.
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementrian Kesehatan (Berita Negara RI tahun 2010 Nomor 585) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 tahun 2013 (Berita Negara RI tahun 2013 Nomor
741).
3
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1652/MENKES/PER/XII/2005 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Kesehatan Mata Masyarakat diperbaharui dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 2353/MENKES/PER/XI/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis di Bidang Kesehatan Mata Masyarakat.
6. Surat Edaran Direktur Jenderal BUK nomor HK.03.03/I/1032/2014 tentang Rencana Strategis
Bisnis UPT Vertikal Dirjen BUK.
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 556/Menkes/SK/VI/2002 tentang Perubahan Rumusan
Kedudukan Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Departemen Kesehatan.
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1625/Menkes/Per/XII/2005 tentang Struktur Organisasi
dan Tata Hubungan Kerja Balai Kesehatan Mata Masyarakat.
1.4. Sistematika Pelaporan
Sistematika penyajian Rencana Strategi Bisnis Balai Mata Masyarakat Cikampek adalah sebagai berikut:
Bab I. Pendahuluan
Menjelaskan tentang latar belakang perlunya penyusunan Renstra, landasan hukum penyusunan Renstra
dan sistematika penyajian Renstra
Bab II. Gambaran Umum Kinerja Saat ini
Menjelaskan tentang hasil pencapaian kegiatan dan kinerja program pelayanan kesehatan baik UKP dan
UKM yang menjadi tugas pokok dan fungsi Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek
Bab III. Arah dan Prioritas Strategis
Menjelaskan tentang kaitan antara visi dan misi serta tata nilai BKMM dalam rangka mencapai tujuan
dihadapkan pilihan-pilihan kegiatan yang strategis agar hasil kinerja yang dicapai dapat dilaksanakan
secara optimal dan efisien serta efektif
Bab IV. Analisa dan Mitigasi Risiko
Menjelaskan tentang upaya dalam memperhitungkan faktor risiko yang dapat mengancam program kerja
BKMM
Bab V. Proyeksi Finansial
Menjelaskan tentang prediksi pendapatan dan rencana kebutuhan anggaran kegiatan
Bab VI. Penutup
4
BAB II
GAMBARAN KINERJA SAAT INI
Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) Cikampek sebagai instansi pemerintah yang berbentuk
balai, memberikan pelayanan kepada masyarakat dapat berupa kegiatan pelayanan dalam gedung (biasanya
bersifat UKP) maupun luar gedung (bersifat UKM). Untuk dapat melihat hasil kinerja yang berkesinambungan
maka dalam tulisan akan dikemukakan data pencapaian hasil kinerja BKMM selama kurun waktu tahun 2010 -
2013. Sedangkan data tahun 2014 masih dalam tahap pelaksanaan.
Adapun gambaran kinerja BKMM dapat diukur dengan melihat indikator kinerja yang meliputi 3
aspek yaitu :
1. Aspek Pelayanan Dalam Gedung
2. Aspek Pelayanan Luar Gedung
3. Aspek Keuangan
2.1. Aspek Pelayanan Dalam Gedung
2.1.1. Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan
Pelayanan kesehatan di BKMM hanya dikhususkan pada pelayanan kesehatan mata dan sejak
tahun 1998 hanya melayani pelayanan rawat jalan saja. Data jumlah kunjungan pasien yang datang ke
BKMM Cikampek untuk mendapatkan pelayanan kesehatan mata secara rawat jalan fungsi penglihatan
dibedakan menjadi dua kategori yaitu pasien lama dan pasien baru. Pasien lama adalah pasien yang
berkunjung ke dan diperiksa di BKMM Cikampek untuk kedua kalinya atau lebih, baik yang datang
langsung maupun yang dirujuk dari puskesmas atau institusi layanan kesehatan lainnya . Sedangkan
pasien baru adalah pasien yang baru pertama kali diperiksa oleh tenaga medis BKMM Cikampek. Data
kunjungan 4 tahun terakhir di BKMM Cikampek dapat dilihat dalam tabel dan grafik di bawah ini :
Tabel 2.1 Jumlah Kunjungan Pasien di BKMM Cikampek
Tahun 2010 – 2015
Tahun Umum Mata Jamkesmas Askes JKN-BPJS
Jumlah
2011 1372 1445 2817
2012 1311 1236 2547
2013 8380 1813 1710 11903
2014 6736 5457 12193
2015 6061 8433 14494 Sumber : Profile BKMM Cikampek Tahun 2015
5
Grafik 2.1 Jumlah kunjungan Pasien BKMM Cikampek
Tahun 2010 – 2015
Tabel dan grafik 2.1 menunjukkan jumlah kunjungan pasien rawat jalan BKMM Cikampek. Pada tabel
ini dapat dilihat bahwa dari tahun 2010 sampai 2015 jumlah kunjungan pasien naik walaupun tidak terlalu
signifikan. Salah satu kemungkinan penyebab adalah lokasi BKMM yang berada di tingkat kecamatan dimana
pertambahan dan mobilisasi penduduk cenderung stagnan.
2.1.2. Kunjungan Kelainan Refraksi
Dalam usahanya menanggulangi kebutaan dan gangguan penglihatan, BKMM Cikampek memberikan
pelayanan pemeriksaan refraksi yang meliputi pemeriksaan tajam penglihatan dan kelainan refraksi. Selain itu,
BKMM Cikampek juga mempunyai bengkel optik yang dapat membuat kacamata sesuai dengan kebutuhan
pasien. Di bawah ini disajikan tabel dan grafik tentang jumlah kunjungan pelayanan refraksi.
Tabel 2.2 Jumlah Kunjungan Kelainan Refraksi di BKMM Cikampek
Tahun 2010 – 2014
No Tahun Jumlah Kunjungan Pasien Jumlah Kunjungan Kelainan Refraksi
1 2010 9214 1586 2 2011 9467 207 3 2012 9564 1508 4 2013 11544 756 5 2014* 5538 623
6
Grafik 2.2
Pada tabel dan grafik 2.2 dapat dilihat bahwa dari tahun 2010 sampai 2013 terjadi peningkatan jumlah
kunjungan pasien dengan kelainan refraksi. Pada tahun 2006 jumlah pasien dengan kelainan refraksi mencapai
1076 orang dan terus meningkat menjadi 1586 orang pada tahun 2010. Disamping itu dapat dilihat juga adanya
peningkatan penggunaan kaca mata pada pasien dengan kelainan refraksi yang mulai sadar akan kebutuhan
untuk menggunakan kacamata dan meningkatnya kemandirian dalam membeli kacamata.
Jumlah kunjungan yang meningkat tersebut di atas dipengaruhi oleh kegiatan UKS yang
melaksanakan skrining tajam penglihatan di sekolah-sekolah dasar dan mendapatkan kelainan refraksi sebesar
12,95 % dari 695 murid sekolah yang diperiksa. Faktor lain yang mempengaruhi peningkatan jumlah kunjungan
pasien dengan kelainan refraksi adalah kegiatan penyuluhan serta kegiatan promosi dalam bidang kesehatan
mata masyarakat.
Namun demikian, jumlah pasien yang menggunakan kacamata masih sangat kecil dibandingkan
dengan jumlah pasien kelainan refraksi yang diperiksa, hal ini disebabkan sebagian besar pasien adalah pasien
ASKES dan ada yang memilih membeli kacamata di luar optik BKMM. Sedangkan BKMM belum bisa melayani
pembelian kacamata pasien ASKES dikarenakan belum adanya kerjasama pelayanan kacamata dengan pihak
ASKES. Adapun pasien lebih memilih membeli kacamata di luar BKMM, karena keterbatasan anggaran serta
spesifikasi dan aturan tata cara pengadaan barang dan jasa dalam penentuan jenis frame dan lensa kacamata.
2.1.3. Pelayanan Operasi Katarak
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
2010 2011 2012 2013 2014*Jumlah Kunjungan Pasien 9214 9467 9564 11544 5538
Jumlah KunjunganKelainan Refraksi 1586 207 1508 756 623
Jumlah Pasien Kelainan Refraksi di BKMM Cikampek Tahun 2010 – 2014
7
Untuk operasi katarak dalam gedung, jenis pasiennya dapat dibedakan dari cara pembayarannya, yaitu
pasien umum yang membayar sendiri biaya operasinya, pasien Askes dan pasien Jamkesmas. Di bawah ini
diuraikan tabel dan grafiknya.
Tabel 2.3
Operasi Katarak Dalam Gedung
NO Tahun Umum Askes Jamkesmas Jumlah 1 2010 46 49 124 219 2 2011 186 87 156 429 3 2012 252 93 237 582 4 2013 359 101 205 665 5 2014 84 *BPJS 257 341
Grafik 2.3
Tabel dan grafik 2.3 menunjukkan jumlah operasi katarak pasien dalam gedung dari tahun 2010 sampai
2014 terjadi peningkatan jumlah yang cukup signifikan yaitu dari 219 menjadi 662 kasus. Peningkatan jumlah
operasi katarak dalam gedung ini mungkin karena bertambahnya dokter spesialis mata, sehingga frekuensi
pelayanan operasi katarak dalam gedung meningkat dan kemungkinan semakin meningkatnya kesadaran
masyarakat akan kesehatan mata serta peningkatan daya beli masyarakat.
2.1.4. Palayanan Laboratorium
BKMM Cikampek juga melayani pemeriksaan laboratorium yang berkaitan dengan kesehatan mata.
Adapun pemeriksaan laboratorium yang dapat di lakukan meliputi pemeriksaan laboratorium lengkap, tes
0
50
100
150
200
250
2006 2007 2008 2009 2010UMUM 0 32 82 25 46
ASKES 30 28 39 57 49
JAMKESMAS 120 93 102 103 124
JUMLAH 150 163 224 185 219
Operasi Katarak Dalam Gedung
8
kualitas dan kuantitas air mata (Schirmer Ferning), pemeriksaan gula darah, pemeriksaan parasit pada bulu
mata (Demodex), dan pemeriksaan jenis bakteri serta pemeriksaan jamur.
Tabel 2.4 Jumlah kunjungan pasien Laboratorium di BKMM Cikampek
Tahun 2010-2014
No Tahun JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN LABORATORIUM
Jumlah Pasien yang diperiksa Gula Darah
1 2010 1556 949 2 2011 2403 1262 3 2012 2510 1540
4 2013 2149 1482 5 2014* 796 700
* terhitung sampai dengan bulan Juni
Grafik 2.4
Tabel dan grafik 2.4 menunjukan terjadinya peningkatan jumlah pemeriksaan laboratorium sejak
tahun 2010 sampai 2014. Hal ini terjadi karena meningkatnya ketrampilan petugas setelah pelatihan
laboratorium pada tahun 2006 sehingga mampu meningkatkan jumlah dan jenis pemeriksaan laboratorium.
2.1.5. Pelayanan Rawat Jalan THT
Selain pelayanan indera penglihatan, sejak bulan Juni tahun 2006, BKMM Cikampek juga
melaksanakan pengembangan pelayanan kesehatan indera pendengaran. Hingga saat ini pelayanan THT
0500
10001500200025003000
2010 2011 2012 2013 2014*JUMLAH KUNJUNGAN
PASIEN LABORATORIUM 1556 2403 2510 2149 796
Jumlah Pasien yangdiperiksa Gula Darah 949 1262 1540 1482 700
Jumlah kunjungan pasien Laboratorium di BKMM CikampekTahun 2010-2014
9
dilakukan oleh dokter spesialis THT yang didatangkan dari FK-UI/RSCM Jakarta sebanyak satu kali dalam
seminggu. Jumlah kunjungan pasien THT dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.5 Jumlah Kunjungan Pasien Poli THT (dalam gedung) di BKMM Cikampek
Tahun 2010 – 2014
No. Tahun Jumlah Kunjungan Pasien Pemeriksaan Tindakan
1 2010 550 550 110
2 2011 632 632 316
3 2012 539 539 219
4 2013 513 513 489
5 2014
Grafik 2.5
Pada tabel dan grafik 2.5 dapat dilihat adanya fluktuasi kunjungan pasien THT dari tahun 2010
sampai 2013 kunjungan THT meningkat karena promosi dan anggaran turun tepat waktu sehingga
pelayanan THT bisa berjalan lancar yang ditunjang dengan adanya kegiatan skrining dan UKS.
2.2 Aspek Pelayanan Luar Gedung
0
500
1000
1500
2000
2500
1 2 3 4 5Tahun 2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah Kunjungan Pasien 550 632 539 513
Pemeriksaan 550 632 539 513
Tindakan 110 316 219 489
Trend kunjungan Pasien Poli THT di BKMM CikampekTahun 2010 – 2014
10
Salah satu aspek pelayanan kesehatan yang menjadi ciri khas Balai Kesehatan adalah kegiatan luar
gedung, dimana kegiatan ini bersifat masal dan tidak menghasilkan pendapatan (PNBP). Sehingga kegiatan
ini menjadikan balai bukan semata-mata sebagai tempat untuk mendapatkan PNBP (revenue centre) tetapi
justru membutuhkan/menghabiskan dana pemerintah (cost centre).
2.2.1. Operasi Katarak Luar Gedung
Untuk kegiatan operasi katarak luar gedung dapat dibedakan menjadi pasien yang dioperasi di puskesmas
binaan (rutin), didanai oleh APBN Pusat/Kemkes RI dan Bantuan Gubernur/Bupati. Di bawah ini diuraikan
tabel dan grafik Operasi Katarak Luar gedung.
Tabel 2.6
Operasi Katarak Luar Gedung
No Tahun Puskesmas Binaan
APBN BAN-GUB SWASTA Jumlah
1 2010 46 422 400 - 446 2 2011 50 207 319 - 576 3 2012 62 440 456 589 1485 4 2013 19 1619 65 605 2308 5 2014* 0 60 65 39 164
* terhitung sampai dengan bulan Juni
Grafik 2.6
0
500
1000
1500
2000
2500
PuskesmasBinaan
APBN BAN-GUB SWASTA Jumlah
2010 46 422 400 0 446
2011 50 207 319 0 576
2012 62 440 456 589 1485
2013 19 1619 65 605 2308
2014* 0 60 65 39 164
Operasi Katarak Luar Gedung
11
Pada tabel dan grafik 2.6 ini tampak adanya peningkatan dari tahun 2010 sampai tahun 2013. Peningkatan
yang cukup tajam adalah operasi katarak yang didanai APBN tahun 2012-2013. Peningkatan jumlah operasi
katarak luar gedung ini sesuai dengan meningkatnya anggaran dari APBN yang pada tahun 2013 mencapai
sebesar lebih dari Rp 3,5M. Di samping itu kerjasama dengan pihak pemda dan swasta juga meningkat.
Pada tahun 2014 anggaran operasi katarak luar gedung menurun menjadi kira-kira sepertiganya yaitu
sebesar Rp. 1,2M.
2.2.2. Kegiatan UKS Indera Penglihatan
Kegiatan UKS Indera Penglihatan merupakan kegiatan skrining kesehatan mata yang dilakukan oleh
BKMM Cikampek yang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) setempat. Kegiatan tersebut
meliputi pemeriksaan tajam penglihatan, refraksi dan memberikan rekomendasi untuk pemberian kacamata
serta skrining kekurangan vitamin A pada anak sekolah dengan melakukan pemeriksaan serum retinol.
Di bawah ini ditampilkan tabel dan grafik kegiatan UKS Indera Penglihatan yang telah dilakukan oleh
BKMM Cikampek dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013.
Tabel 2.7
Kegiatan UKS Skrining Indera Penglihatan
* terhitung sampai dengan bulan Juni
Pada tabel 2.7 menunjukkkan kegiatan UKS yang dilakukan di beberapa SD di beberapa kabupaten yaitu
Purwakarta, Indramayu, dan Karawang. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan deteksi dini kelainan refraksi
pada murid SD. Adapun kabupaten yang menjadi prioritas kegiatan ini disesuaikan dengan program pelatihan
guru yang telah dilakukan oleh Seksi Kemitraan BKMM Cikampek. Sebagai hasil akhir dari kegiatan UKS
skrining indera penglihatan adalah pemberian kaca mata. Pada tabel di atas jumlah murid SD yang mendapat
kaca mata masih kurang optimal. Hal ini di pengaruhi oleh relatif mahalnya harga kacamata di mata orang tua
murid (biaya kacamata sebesar Rp 50.000,-).
2.2.3. Kegiatan UKS indera pendengaran
Kegiatan skrining kesehatan pendengaran dilakukan oleh BKMM Cikampek yang bekerja sama dengan
Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) setempat. Kegiatan tersebut meliputi pemeriksaan tajam pendengaran
No Tahun Kabupaten Jumlah SD
Jumlah Murid
Jumlah Yang Diperiksa
Jumlah Kelainan Refraksi
Jumlah Yang Mendapat Kacamata
1 2010 Karawang 13 1103 1103 90 75 2 2011 Pwk dan subang 24 1158 1158 66 50 3 2012 SUbang 12 1167 1026 53 50 4 2013 Subang&Pwk 24 2455 2455 98 98 5 2014* Subang 12 1207 1207 32 32
12
dan gangguan kesehatan telinga serta merekomendasikan untuk dilakukan tindak lanjut di BKMM
Cikampek/sarana kesehatan terdekat.
Tabel 2.8
Kegiatan UKS Skrining Indera Pendengaran
Pada tabel 2.8 ini memperlihatkan kegiatan UKS untuk deteksi dini gangguan indera
pendengaran yang dilakukan di tiga kabupaten yaitu Purwakarta, Subang, dan Karawang. Ketiga
kabupaten tersebut jaraknya tidak jauh dari BKMM Cikampek, sehingga murid yang terdeteksi
mengalami kelainan indera pendengaran bisa dirujuk dan ditindak lanjuti di BKMM Cikampek. Sebagai
hasil akhir kegiatan ini adalah jumlah murid SD yang di rujuk ke BKMM untuk mendapat pelayanan
gangguan indera pendengaran. Dari tabel di atas dapat dilihat jumlah murid SD yang dideteksi OMSK
berfluktuasi dari 54 sampai 71 orang. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah SD yang dikunjungi dan jarak ke
BKMM, serta kemampuan ekonomi orang tua murid.
2.2.4. Kegiatan Kemitraan
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi BKMM yang meliputi kegiatan-kegiatan baik medis
maupun non medis maka, ada Seksi Kemitraan yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab dalam
kegiatan yang berhubungan dengan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.
Kegiatan jejaring kemitraan dilaksanakan dalam bentuk kerjasama, promosi kesehatan,
pendidikan dan pelatihan, penelitian, dan penggalangan dana untuk peningkatan pelayanan kesehatan
indera penglihatan dan pendengaran.
Kegiatan kemitraan dalam bentuk kerjasama umumnya terkait dengan instansi maupun
organisasi baik pemerintah maupun non pemerintah. Adapun kerjasama dengan instansi lain yang telah
dilaksanakan oleh BKMM Cikampek dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.9
No Tahun Kabupaten Jumlah SD
Jumlah Murid yang diperiksa
Jumlah peny. OMSK/AMSK
1 2010 Karawang 13 1103 54 2 2011 Pwk & Subang 24 1158 71 3 2012 Subang 12 1026 57 4 2013 Pwk&Subang 24 2455 103
5 2014* Pwk&Subang 24 2400 130
13
Kerjasama dengan mitra potensial
No Mitra Potensial 2010 2011 2012 2013 2014 Ket 1. Dep THT FK UI 1 1 1 1 1 2. Dinkes Kab 6 22 4 3. Puskesmas Binaan 1 1 1 1 0 4. Diknas Kab 2 2 2 2 1 5. ASKES 6 6 6 6 *BPJS 10 6. Jamkesmas 6 6 6 6 *BPJS 10 7. Institusi Pendidikan
lainnya 1 1 1 4 3
8. Dinkes Provinsi 1 1 2 17 2 9. Stasion Radio 1 1 2 2 2
10. Swasta 1 2 1
2.2.5. Peningkatan Kapasitas SDM
Dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan di puskesmas
tentang kesehatan indera penglihatan dan indera pendengaran, BKMM Cikampek melakukan pendidikan
dan pelatihan. Saat ini pendidikan dan pelatihan diberikan untuk tenaga dokter umum dan perawat
puskesmas. Selain itu BKMM juga melatih tenaga non kesehatan yaitu Guru UKS Sekolah Dasar.
Tabel 2.10 Pelatihan Dokter & Perawat Puskesmas dan
Guru UKS Tentang PGPK Dan PGPKt di Kabupaten
Pada tabel 2.10 memperlihatkan kegiatan pelatihan tenaga kesehatan dan tenaga non
kesehatan yang dilakukan oleh BKMM Cikampek. Pada 2010 Seksi Kemitraan melaksanakan kegiatan
Pelatihan bagi Dokter, Perawat dan Guru, namun dengan adanya keeterbatasan dana sejak 2011
BKMM Ciakmpek hanya melatih tenaga Perawat saja. Pada tahun 2013 BKMM Cikampek dapat melatih
sebanyak 840 Tenaga Perawat se-Indonesia Bagian Barat karena di dukung oleh anggaran APBN 2013
sebesar Rp. 3,5 Miliar.
Pada tahun 2014 ini dana untuk kegiatan pelatihan tenaga perawat hanya sebesar kira-kira
sepertiga dari tahun 2013, yaitu sebesar Rp. 1M.
No Tahun Dokter Perawat Guru UKS 1 2010 33 86 30 2 2011 0 120 0 3 2012 0 120 0 4 2013 0 840 50 5 2014 0 250 0
14
2.2.6. Promosi kesehatan Kegiatan promosi kesehatan meliputi penyuluhan kader kesehatan, KIE pasien di dalam
gedung, talkshow dan radiospot, pembuatan leaftlet dan brosur kesehatan mata. Salah satu kegiatan
promosi yang dilakukan oleh BKMM cikampek adalah melakukan penyuluhan tentang kesehatan indera
penglihatan dan indera pendengaran kepada kader kesehatan. Hal ini dilakukan untuk memperluas
jangkauan pelayanan kesehatan indera penglihatan dan pendengaran.
Tabel 2.11
Radio Spot dan Talk Show
NO Tahun Pemancar
Radio Radio Spot
(Iklan) Talk Show
Mata Talk Show
THT Lama
Kontrak 1. 2010 1 1200 x tayang 5 kali 1 kali 5 bln 2 2011 2 2400x tayang 10x 4x 10bulan 3 2012 2 2460x tayang 15x 5x 10 bulan 4 2013 2 1500x tayang 10x 3x 10 bulan 5 2014 1 1500x tayang 4x 4x 4 bulan
Pada tabel 2.11 menunjukkan kegiatan penyuluhan masyarakat melalui radiospot dan talk show
pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Kegiatan ini dapat berjalan lancar sesuai dengan rencana. Materi
kegiatan ini meliputi upaya Penanggulangan Gangguan Indera Penglihatan dan Pendengaran. Pemancar
radio yang menyiarkan kegiatan ini adalah Pemancar Radio Lazuar FM 94.00 Cikampek, Radio Sadang –
Purwakarta, Radio Frien Fm CIkampek, Radioa Trend FM Purwakarta.
2.3 Aspek Keuangan
2.3.1. Alokasi dan Realisasi Rupiah Murni
Realiasasi pengeluaran BKMM Cikampek dari tahun 2010 sampai dengan 2014.
Daftar alokasi dan realisasi rupaih murni di bawah ini :
15
Tabel 2.12
Pagu dan Realisasi BKMM Cikampek
No Jenis
Pengeluaran
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
Pagu Realisasi % Pagu Realisasi % Pagu Realisasi % Pagu Realisasi % Pagu Realisasi %
I Rupiah
Murni
1. Belanja
Pegawai 2.312.211.000 1.865.920.951 80,69 2.211.121.000 2.182.677.841 98,71 2.579.598.000 2.510.525.027 97,32 2.797.712.000 2.740.674.525 97,96 2.639.236.000 1.958.131.209 74.19
2. Belanja
Barang 2.509.293.000 2.289.469.022 91,24 3.708.148.000 3.448.002.700 92,98 5.734.146.000 5.030.272.071 87,72 12.486.102.000 10.612.716.998 85,00 7.921.215.000 2.401.257.251 30.31
3 Belanja
Modal 448.532.000 439.791.000 98,05 1.097.665.000 1.075.701.000 98,00 5.000.000.000 4.830.012.020 96,60 4.402.850.000 3.965.631.684 90,07 4.129.075.000 0 0
Jumlah I 5.270.036.000 4.625.357.194 87,77 7.016.934.000 6.706.381.541 95,57 13.313.744.000 12.370.809.118 92,92 19.686.664.000 17.419.023.207 87.97 14.689.526.000 4.359.388.460 29.68
II PNBP
1. Belanja
Pegawai 0 0 0
2. Belanja
Barang 890.000.000 777.904.920 87,40 945.863.000 945.747.800 99,99 1.327.933.000
1.103.487.94
0 83,10 1.491.014.000 1.277.508.250 85,68 3.049.215.000 475.929.000 15.61
3. Belanja
Modal 40.000.000 39.710.000 99,27 159.950.000 159.467.000 99,70 ---- ---- --- 99.910.000 --- 0 --- --- 0
Jumlah II 930.000.000 817.614.920 87,92 1.105.813.000 1.105.214.800 99,95 1.327.933.000 1.103.487.94
0 83,10 3.049.215.000 475.929.000 15.61
Jumlah I+II 6.200.036.000 5.442.972.114 87,77
16
Pada tabel 2.12 menunjukkan anggaran pengeluaran BKMM Cikampek dari tahun 2010 sampai dengan
2014 yang berasal dari Rupiah Murni dan PNBP yang dirinci berdasarkan jenis pengeluaran, yaitu belanja
pegawai, belanja barang dan belanja modal.
Realisasi belanja pegawai dari anggaran Rupiah Murni dari tahun 2010 sampai 2014 pencapaiannya tidak
pernah mencapai 100%. Hal ini secara umum disebabkan pagu anggaran yang disediakan selalu melebihi
kebutuhan untuk belanja pegawai. Walaupun secara besaran jumlah realisasi belanja pegawai dari tahun ke
tahun selalu meningkat, yang dikarenakan terjadi penambahan jumlah pegawai dan kenaikan gaji pegawai.
Realisasi belanja barang dari angaran Rupiah Murni secara umum terjadi penurunan sejak tahun 2011
sampai dengan 2013, yaitu dari 92,98 % menjadi 85 % pada tahun 2013. Penurunan ini terjadi dikarenakan
kenaikan anggaran yang besar yaitu dari Rp. 3,7M pada tahun 2011 menjadi Rp. 5,7M pada 2012 dan menjadi
Rp. 12,4M pada tahun 2013, namun dengan adanya efisiensi dalam pelaksanaannya maka realisasinya tidak
dapat mencapai 100%.
Realisasi belanja barang dari anggaran PNBP pada tahun 2010 sampai tahun 2014 mengalami berbagai
perubahan. Pada tahun 2011 realisasinya mencapai 99,99% sedangkan pada tahun 2012 menurun mnejadi
83% dan meningkat sedikit mnejadi 85% pada tahun 2013.
Realisasi belanja modal anggaran dari PNBP mencapai target hampir 100% pada tahun 2010 dan 2012,
sedangkan pada tahun 2013 realisasi belanja modal justru tidak tercapai sama sekali dikarenakan target
pencapaian PNBP tidak tercapai.
Dibawah ini di sajikan tabel 2.13 yang merupakan kesimpulan dari alokasi dan realisasi penggunaan
total anggaran Rupiah Murni dan PNBP dari tahun 2010 sampai tahun 2014.
Tabel 2.13
Alokasi dan Realisasi Anggaran Rupiah murni
Tahun 2010-2014
No. Tahun Alokasi Realisasi Capaian (%) 1 2010 5.270.036.000 4.625.357.194 87,77
2 2011 7.016.934.000 6.706.381.541 95,57 3 2012 13.313.744.000 12.370.809.118 92,92 4 2013 19.686.664.000 17.419.023.207 87,9
5 2014 14.689.526.000 4.359.388.460 29.68
Tabel 2.13 menunjukkan pencapaian realisasi penggunaan anggaran Rupiah Murni dan PNBP.
Secara umum pencapaian realisasi penggunaan anggaran mulai meningkat sejak tahun 2010, yaitu dari 87,7%
meningkat menjadi 95,6% pada tahun 2011. Namun sejak tahun 2012 terjaid penurunan yaitu menjadi 93%
dan menurun lagi menjadi 88% pada tahun 2013.
17
Grafik 2.13
Pada grafik 2.13 memperlihatkan besaran alokasi dan realisasi penggunaan dana Rupiah Murni dan
PNBP yang secara umum mengalami fluktuasi dari tahun 2010 sampai 2014.
2.3.2. Target, Realisasi dan Penggunaan Anggaran PNBP
Berikut ini disajikan beberapa data yang terkait dengan anggaran PNBP, yaitu realisasi pendapatan,
realisasi penggunaan, dan perbandingan antara pendapatan dan penggunaan.
Tabel 2.14
Target dan Realisasi Pendapatan PNBP
Tahun 2010-2014
NO. Tahun Target Pendapatan Realisasi Pendapatan Capaian (%)
1 2010 983.422.000 958.381.335 97.45
2 2011 1.182.277.000 1.378.768.878 116.63 3 2012 1.418.732.000 1.627.736.893 114.73 4 2013 2.000.000.000 1.670.196.206 83.51 5 2014 3.500.000.000 1.132.670.269 32.36
Tabel 2.14 memperlihatkan pencapaian antara target dan realisasi khusus untuk pendapatan
PNBP dari tahun 2010 sampai 2014. Secara umum pencapaiannya dari tahun 2010 sampai 2012 mengalami
peningkatan yang signifikan bahkan pada tahun 2011 dan 2012 melebihi 100%. Namun pada tahun 2013
mengalami penurunan yang drastis sebesar 85%. Dan pada tahun 2014 ini diperkirakan tidak akan mencapai
target 100% yang di sebabkan antara lain adalah terlalu tingginya target dan penerapan BPJS.
0.00
5,000,000,000.00
10,000,000,000.00
15,000,000,000.00
20,000,000,000.00
1 2 3 4 5Tahun 2010 2011 2012 2013 2014
Alokasi Rp5,270,03 Rp7,016,93 Rp13,313,7 Rp19,686,6 Rp14,689,5
Realisasi Rp4,625,35 Rp6,706,38 Rp12,370,8 Rp17,419,0 Rp4,359,38
Axis
Titl
e
Alokasi dan Realisasi Penggunaan Anggaran Rupiah murni Tahun 2010 – 2014
18
Tabel 2.15
Target dan Realisasi Penggunaan PNBP
Tahun 2010-2014
NO. Tahun Target Penggunaan Realisasi Penggunaan Capaian (%)
1 2010 930.000.000 817.614.920 87.92
2 2011 1.105.767.700 1.105.214.800 99.95 3 2012 1.327.903.700 1.103.487.940 83.10 4 2013 1.590.919.400 1.277.508.250 80.30 5 2014 3.049.215.000 475.929.000 15,61
Pada tabel 2.15 menunjukkan pencapaian realisasi penggunaan PNBP dibandingkan dengan target
yang telah ditetapkan. Secara umum mengalami fluktuasi pencapaian dimana pada tahun 2011 mencapai
99,95% namun menurun menjadi 83% pada tahun 2012 dan menurun kembali pada tahun 2013 menjadi 80%.
19
Tabel 2.17
Realisasi PNBP per Jenis Penerimaan Pada BKMM Cikampek 2010-2014
20
No. Jenis Penerimaan 2010 2011 2012 2013 2014 (1) (2) (7) Sewa Rumah dinas 252.000 Sewa Kantin 600.000 1 Pendaftaran (Rawat Jalan)
a. Biaya Pendaftaran 35.780.000 36.920.000 42.645.000 51.513.000 25.732.000 a. Pelayanan dasar/poli umum 35.424.000 38.904.000 46.356.000 67.226.000 36.010.000 b. Refraksi 33.828.000 36.204.000 42.252.000 83.367.000 50.205.000 Pelayanan Spesialistik Mata Konsultasi spesialistik 42.714.000 43.608.000 50.664.000 89.262.000 55.140.000 Pemeriksaan slit lamp 54.310.000 59.280.000 70.280.000 99.535.000 50.205.000 c. Pemeriksaan tonometri Schiotz 6.480.000 8.416.000 11.688.000 10.642.000 3.890.000 Anel test 4.910.000 6.430.000 9.540.000 7.755.000 2.805.000 Pemeriksaan Funduscopy 3.990.000 4.930.000 7.490.000 7.240.000 3.555.000 Pemeriksaan Buta warna 944.000 568.000 104.000 98.000 750.000 Pelayanan Kesehatan Mata Rehabilitasi Pelayanan Kacamata 29.000.000 35.750.000 66.250.000 56.000.000 30.000.000 Pelayanan penunjang Diagnostik USG 1.800.000 3.360.000 5.160.000 5.870.000 3.500.000 b. Keratometri 1.740.000 2.470.000 3.110.000 3.505.000 1.710.000 Biometri 4.475.000 6.200.000 7.775.000 10.190.000 5.130.000 Retinometri 48.000 592.000 2.016.000 2.716.000 1.440.000 Pelayanan penunjang medis a. Pemeriksaan laboratorium : - Hb 3.560.000 4.728.000 7.176.000 5.490.000 1.850.000 CT 2.225.000 2.950.000 4.485.000 3.689.000 1.295.000 BT 2.225.000 2.950.000 4.485.000 3.991.000 1.480.000 GDS 7.500.000 9.750.000 15.540.000 16.030.000 6.550.000 Urine reduksi 2.225.000 - - Schirmer 2.140.000 2.340.000 1.190.000 960.000 480.000 Ferning 1.900.000 2.260.000 1.190.000 920.000 440.000 Demodex 315.000 150.000 495.000 330.000 Pengecatan Gram 225.000 90.000 180.000 105.000 Pengecatan Jamur 850.000 1.825.000 2.500.000 675.000 25.000
21
Konsultasi gizi - - - Operasi besar 7.800.000 3.000.000 3.000.000 Operasi katarak dengan teknik ECCE 120.900.000 205.400.000 418.300.000 74.400.000 178.500.000 Operasi katarak dengan teknik Phacoemulsifikasi 3.500.000 28.000.000 42.000.000 42.000.000 17.500.000 Operasi sedang 21.150.000 25.400.000 21.650.000 43.500.000 16.000.000 Operasi Kecil 11.120.000 11.130.000 12.060.000 5.850.000 Observasi - - - - Pelayanan Pengembangan THT Pemeriksaan
THT 5.120.000 9.187.000 11.901.000 7.081.000 5.095.000
Tindakan Tindakan Ringan 5.841.000 1.302.000 1.302.000 28.0000 60.000 Tindakan Sedang 386.000 1.943.000 420.000 Tindakan Berat ASKES Sosial 158.178.000 194.279.500 290.849.000 348.389.000 83.960.039 ASKES Maskin / JAMKESMAS 334.026.335 330.892.073 417.438.783 240.521.096 525.373.149
Magang Residen 4.500.000 3.400.000 Hasil lelang aset 10.900.000
Riset 500.000 500.000 Pendapatan Jasa Instansi Th 2011 1.079.110 Jumlah 958.381.335 1.666.112.096
Tabel 2.17 di atas menunjukkan realisasi pendapatan PNBP yang berasal dari beberapa jenis penerimaan. Secara umum jumlah penerimaan PNBP meningkat pada
tahun 2010 sebesar Rp. 958.381.335 menjadi Rp. 1.666.112.096. Kenaikan ini disebabkan karena peningkatan jumlah pasien dan peningkatan pola tariff.
22
BAB III
ARAH & PRIORITAS STRATEGIS
BALAI KESEHATAN MATA MASYARAKAT CIKAMPEK
3.1. Visi , Misi dan Tata Nilai
Mengacu pada tugas pokok dan fungsi BKMM, maka BKMM Cikampek mempunyai visi yaitu “Menjadi
Pusat Pelayanan Kesehatan Mata Masyarakat yang Terpercaya Di Wilayah Indonesia Bagian Barat pada
Tahun 2019”.
Sedangkan misi BKMM Cikampek adalah :
a. Memberikan pelayanan promotif, prefentif, kuratif dan rehabilitative kesehatan mata masyarakat secara
paripurna, bermutu serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyakarat.
b. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan serta masyarakat untuk hidup sehat
dalam menanggulangi permasalahan fungsi indera penglihatan.
c. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam melaksanakan program kesehatan mata
masyarakat.
d. Meningkatkan kerjasama dengan lintas program/lintas sector dan jejaring eksternal lainnya dalam upaya
penanggulangan gangguan penglihatan dan kebutaan.
Motto
Sahabat Anda dalam menjaga kesehatan mata
Adapun tata nilai yang berlaku di BKMM Cikampek adalah “TERPIKAT”:
1. Terdepan dalam pelayanan
2. Profesional
3. Komitmen
4. Aman & Nyaman
5. Terpercaya
23
3.2. Aspirasi Stakeholder Inti
Sebagai salah satu UPT Kementerian Kesehatan RI yang melaksanakan kegiatan UKP dan UKM, serta diberi
wewenang untuk melaksanakan kegiatan koordinasi/bimbingan teknis di wilayah kerjanya yang meliputi 19 provinsi di
Indonesia bagian barat, maka BKMM mempunyai beberapa stakeholders.
Tabel 3.1
Analisis Aspirasi Stakeholder
No Komponen Stakeholders Inti Harapan Kekhawatiran
1 Kemenkes RI Mampu melaksanakan fungsi pelayanan, pendidikan dan penelitian.
Menjadi rumah sakit kelas B mendukung misi Kementerian Kesehatan dalam memberantas penyakit kebutaan.
Menjadi pusat pelayanan kesehatan rujukan mata masyarakat di wilayah Indonesia bagian Barat.
Perubahan regulasi Pemenuhan sumber
daya Keterbatasan
kewenangan pusat karena adanya otonomi daerah
2 Provinsi-provinsi binaan di wilayah kerja BKMM
Dapat bekerjasama dalam pelaksanaan program kegiatan pelayanan kesehatan mata .
Tidak mendapatkan alokasi program kegiatan kesehatan mata
3 Pemerintah Daerah Peningkatan kerjasama layanan.
Peningkatan kordinasi kepada Pemda Tingkat I dan II dalam pemberian pelayanan kesehatan mata kepada masyarakat.
Persaingan dengan rumah sakit daerah
4 Puskesmas & Fasyankes Lainnya Menjadi Rumah Sakit Rujukan Pelayanan Kesehatan Mata terdekat
Sebagai mitra peningkatan kompetensi SDM fasyankes.
Sistem rujukan berjenjang sehingga berdampak terhadap kemitraan dengan JKN.
Keterbatasan sarana dan prasarana.
5 Pelanggan - Internal & Eksternal Memperoleh pelayanan
paripurna Kemudahan akses informasi Perluasan pelayanan
kesehatan mata. BKMM dapat melaksanakan
kegiatan “jemput bola”
Tidak mendapatkan pelayanan yang paripurna dan terjangkau.
Tarif pelayanan yang tidak terjangkau
Tidak ada kegiatan luar gedung
24
- Internal Peningkatan kesejahteraan Perlindungan hukum dalam
menjalankan profesi pelayanan kesehatan.
Kesenjangan penghargaan dan konsekuensi beban kerja semakin tinggi
Regulasi dibidang perlindungan hokum bagi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan masih lemah.
6 Swasta Dapat bekerjasama dalam program kegiatan pelayanan kesehatan mata
Perluasan kerjasama dibidang pelayanan kesehatan mata
Tidak bersedia bekerja sama dalam program pelayanan kesehatan mata Keterbatasan sumber daya
7 Lembaga Pendidikan Sebagai wahana pendidikan dan penelitian yang semakin lengkap
Regulasi semakin ketat Kompetensi pendidikan dan
penelitian yang semakin tinggi
8 Asuransi Kesehatan Peserta asuransi terlayani sesuai dengan pertanggungannya
Ketersediaan jenis pelayanan seperti dalam pertanggungan asuransi
Kualitas pelayanan tidak sesuai pertanggungannya
Keterbatasan sumber daya
3.3. Tantangan Strategis
Berdasarkan aspirasi stakeholder tersebut diatas, diperoleh tantangan strategis yang harus dicapai pada tahun-tahun
mendatang. Adapun tantangan strategis tersebut terdiri dari;
1. Terwujudnya Rumah Sakit Mata Cikampek sebagai rumah sakit rujukan pelayanan kesehatan mata masyarakat
di wilayah Indonesia Bagian Barat
2. Terwujudnya kerjasama jejaring
3. Terwujudnya tata kelola organisasi sesuai GCG
4. Terwujudnya pelayanan kesehatan mata masyarakat paripurna
5. Terwujudnya sarana dan prasarana yang handal dan lengkap
6. Terwujudnya ICT terintegrasi
7. Terwujudnya pelayanan bersifat personality, comunity, dan hospitaity
8. Terwujudnya pusat pelatihan dan penelitian kesehatan mata masyarakat
9. Terjuwujudnya manajemen sumber daya manusia yang excelent.
25
3.4. Benchmarking
Sebagai institusi berbentuk balai kesehatan, BKMM agak sedikit kesulitan dalam menemukan institusi lain
sebagai benchmarking. Hal ini disebabkan BKMM Cikampek sebagai UPT Kemenkes justru menjadi pusat rujukan
bagi BKMM di provinsi dan kab/kota.
Tabel 3.2
Benchmarking antar 1 Rumah Sakit Mata dan 1 BKMM
RSM Cicendo BKMM Makasar BKMM Cikampek
Yankes - Subspesialis 9 divisi
- Terakreditasi KARS
- Sarana dan prasarana
lengkap
- Memiliki wahana diklat
sebagai rujukan
- Memiliki kemitraan dalam
pelayanan (bengkel
kacamata, lab, farmasi)
Subspesialis 5 divisi
0
Alat Type A 100%
Type A 80%
Type B 60%
SDM SPM 41
SPM 7
SPM 4
Unggulan Pusat Mata Nasional Pusat Mata Indonesia
Bag. Timur
-
Lokasi Ibu Kota Provinsi Jawa
Barat
Ibu Kota Provinsi
Sulawesi Selatan
Kecamatan di
Kabupaten Karawang
3.5. Analisa SWOT
Dalam rangka melaksanakan tupoksi tersebut, maka perlu dilakukan analisis manajemen. Salah satu analisis
manajemen yang dianjurkan untuk dilakukan adalah analisis SWOT. Analisis SWOT ini adalah suatu teknik analisis untuk
mengkaji suatu lingkungan secara keseluruhan dan merupakan langkah yang paling penting dalam memformulasikan
suatu strategi dengan melihat kekuatan dan kelemahan (internal factor) dan peluang dan ancaman (external factor).
26
Tujuan analisis SWOT adalah untuk mengembangkan strategi yang memanfaatkan kekuatan dan peluang, dan
menetralisir ancaman dan kelemahan. Ringkasan tentang analisa SWOT di BKMM dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Analisis SWOT dilakukan untuk mengetahui potret gambaran bisnis yang dilakukan untuk menyusun strategi
jangka pendek maupun jangka panjang sehingga arah dan tujuan Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek yang akan
dikembangkan menjadi Rumah Sakit Mata menjadi jelas. Dalam Analisis SWOT tergambar kekuatan dan kelemahan dari
faktor internal Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek serta peluang dan ancaman dari faktor eksternal. Analisis ini
digunakan supaya dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalisasi kelemahan dan ancaman. Untuk
itu diperlukan identifikasi faktor-faktor yang berpengaruh (kritikal faktor internal dan eksternal) bagi Balai Kesehatan Mata
Masyarakat Cikampek yang akan dikembangkan menjadi Rumah Sakit Mata.
1. Faktor internal yang berpengaruh:
a. Kompetensi SDM dokter spesialis mata
b. Pelayanan spesialis mata sesuai standar Rumah Sakit Mata
c. Memiliki peralatan kedokteran mata yang memadai
d. Memiliki kompetensi pelayanan luar gedung terkait dengan bina masyarakat dan jejaring
e. Tarif kompetitif
f. Lahan yang cukup luas untuk pengembangan
g. Lokasi di jalan besar mudah diakses
h. Memiliki captive market (BPJS)
i. Tingkat kesehatan keuangan dan pendanaan investasi
j. Pemanfaatan IT terintegrasi (e health & e management) serta SIM Balai
k. Keterbatasan dana dalam diklat SDM
l. Status belum BLU dan terkareditasi sebagi Rumah Sakit Khusus Mata
m. Ketersediaan fasilitas untuk pendidikan dan penelitian
n. Keterbatasan penyediaan sarana prasarana umum dan keamanan
o. Program maintanance peralatan canggih
p. Pemasaran Balai dan bintek advokasi
2. Faktor eksternal yang berpengaruh:
a. Kebijakan stakeholder untuk pengembangan Balai
b. Sistem rujukan berjenjang dalam JKN dapat meningkatkan profesionalisme
c. Pola kemitraan dalam maupun luar negeri (CSR) untuk pengembangan pelayanan, penelitian dan pendidikan
d. Loyalitas pelanggan (pasien lama dominan)
e. Tingginya angka kebutaan dan gangguan penglihatan di Indonesia
f. Cakupan wilayah kerja luas (19 provinsi)
g. WHO telah menetapkan The Right to Sight Vision 2020 sebagai inisiatif global
27
h. MEA sebagai sarana pengembangan medical tourisme terkait dengan pengembangan Jawa Barat (khususnya
Kabupaten Karawang)
i. Globalisasi sebagai sarana perpindahan SDM muncul rumah sakit pesaing yang dapat memberikan
kesejahteraan lebih
j. Rumah sakit kompetitor menjalin kemitraan dengan pasar yang sama, inovatif
k. Perkembangan advanched technology dan medical equipment diikuti dengan biaya tinggi dan tergantung supplier
l. Meningkatnya kompleksitas regulasi kesehatan, diikuti perubahan kebijakan dan dukungan terhadap penyakit
mata
m. Berkembangnya medicolegal dalam penyelesaian masalah hukum di sarana kesehatan (balai/ rumah sakit)
n. Pola pembayaran eksternal (lamanya waktu verifikasi)
o. Ketergantungan pada rujukan PPK I dan PPKII
p. Regulasi tarif rumah sakit pemerintah yang mengikat
Dari hasil pemetaan faktor internal dan eksternal Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek, didapat gambaran
matrik sebagai berikut :
Tabel 3.1
Analisis SWOT
No SWOT Bobot Rating Bobot X Rating
KEKUATAN
1 Kompetensi SDM dokter spesialis mata 0.20 4.00 0.80
2 Pelayanan spesialis mata sesuai standar Rumah Sakit Mata 0.15 4.00 0.60
3 Memiliki peralatan kedokteran mata yang memadai 0.10 3.00 0.30
4 Memiliki kompetensi pelayanan luar gedung terkait dengan bina masyarakat dan jejaring
0.10 4.00 0.40
5 Tarif kompetitif 0.10 3.00 0.30
6 Lahan yang cukup luas untuk pengembangan 0.10 3.00 0.30
7 Lokasi di jalan besar mudah diakses 0.10 3.00 0.30
8 Memiliki captive market (BPJS) 0.15 3.00 0.45
Skor Kekuatan 1.00 3.45
KELEMAHAN
1 Tingkat kesehatan keuangan dan pendanaan investasi 0.20 4.00 0.80
2 Pemanfaatan IT terintegrasi (e health & e management) serta SIM Balai
0.15 4.00 0.60
3 Keterbatasan dana dalam diklat SDM 0.15 4.00 0.60
4 Status belum BLU dan terkareditasi sebagi Rumah Sakit Khusus Mata 0.10 4.00 0.40
5 Ketersediaan fasilitas untuk pendidikan dan penelitian 0.10 4.00 0.40
6 Keterbatasan penyediaan sarana prasarana umum dan keamanan 0.10 3.00 0.30
28
No SWOT Bobot Rating Bobot X Rating
7 Program maintanance peralatan canggih 0.10 3.00 0.30
8 Pemasaran Balai dan bintek advokasi 0.10 3.00 0.30
Skor Kelemahan 1.00 3.70
TOTAL SKOR FAKTOR INTERNAL -0.25
PELUANG
1 Kebijakan stakeholder untuk pengembangan Balai 0.20 4.00 0.80
2 Sistem rujukan berjenjang dalam JKN dapat meningkatkan profesionalisme
0.10 4.00 0.40
3 Pola kemitraan dalam maupun luar negeri (CSR) untuk pengembangan pelayanan, penelitian dan pendidikan
0.10 4.00 0.40
4 Loyalitas pelanggan (pasien lama dominan) 0.125 4.00 0.50
5 Tingginya angka kebutaan dan gangguan penglihatan di Indonesia 0.15 4.00 0.60
6 Cakupan wilayah kerja luas (19 provinsi) 0.125 4.00 0.50
7 WHO telah menetapkan The Right to Sight Vision 2020 sebagai inisiatif global
0.10 3.00 0.30
8 MEA sebagai sarana pengembangan medical tourisme terkait dengan pengembangan Jawa Barat (khususnya Kabupaten Karawang)
0.10 3.00 0.30
Skor Peluang 1.00 3.80
TANTANGAN
1 Globalisasi sebagai sarana perpindahan SDM muncul rumah sakit pesaing yang dapat memberikan kesejahteraan lebih
0.10 3.00 0.30
2 Rumah sakit kompetitor menjalin kemitraan dengan pasar yang sama, inovatif
0.10 3.00 0.30
3 Perkembangan advanched technology dan medical equipment diikuti dengan biaya tinggi dan tergantung supplier
0.10 3.00 0.30
4 Meningkatnya kompleksitas regulasi kesehatan, diikuti perubahan kebijakan dan dukungan terhadap penyakit mata
0.20 4.00 0.80
5 Berkembangnya medicolegal dalam penyelesaian masalah hukum di sarana kesehatan (balai/ rumah sakit)
0.20 3.00 0.60
6 Pola pembayaran eksternal (lamanya waktu verifikasi) 0.10 3.00 0.30
7 Ketergantungan pada rujukan PPK I dan PPKII 0.10 3.00 0.30
8 Regulasi tarif rumah sakit pemerintah yang mengikat 0.10 3.00 0.30
Skor Ancaman 1.00 3.20
TOTAL SKOR FAKTOR EKSTERNAL 0.60
Melihat hasil matriks di atas, skor kekuatan yang dimiliki Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek sebesar 3,45
dengan kelemahan sebesar 3,70 sehingga diperoleh skor faktor internal sebesar -0,25. Untuk faktor eksternal
dipengaruhi oleh peluang dan tantangan. Peluang yang dimiliki oleh Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek
sebesar 3,80 dan tantangan 3,20 sehingga diperoleh faktor eksternal sebesar 0,60.
29
Gambar 3.1
Posisi Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek
berdasarkan Analisis SWOT
Dari hasil analisis tersebut, Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek berada di kuadran III yang berimplikasi
perlunya memperbaiki kinerja dan mengubah strategi. Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek memiliki beberapa
kelemahan internal namun berpeluang besar untuk maju. Dalam hal ini, skor nilai kelemahan Balai Kesehatan Mata
Masyarakat Cikampek masih lebih besar dibandingkan dengan skor nilai kekuatan. Kondisi ini mengindikasikan bahwa
strategi Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek perlu untuk memfokuskan pada penguatan mutu kelembagaan,
mengubah kelemahan menjadi peluang sebagai arah strategis yang ditekankan dalam mewujudkan visinya.Kemudian
apabila dilihat dari sisi eksternal, nilai kesempatan atau peluang Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek lebih
besar dibandingkan dengan nilai tantangannya. Hal tersebut membuat strategi yang dapat ditempuh ialah dengan
menggapai peluang sekaligus untuk penguatan mutu kelembagaan.
1. STRATEGI SO : Memanfaatkan kekuatan untuk merebut peluang
a. Dengan dukungan stake holder mengembangkan Balai menjadi Rumah Sakit Mata;
b. Melalui kebijakan dan aturanstakeholder membina fungsi rujukan vertikal dan horisonta dengan kompetensi
pelayanan spesialis matal;
PELUANG
AGRESIF
Kuadran I
TURN AROUND
Kuadran III
-0,25 ; 0,60 KELEMAHAN
KEKUATAN
Kuadran IV
DEFENSIF
Kuadran II
DIVERSIFIKASI
ANCAMAN
30
c. Melakukan penetrasi pasar melalui kegiatan luar gedung untukmembina jejaring dengan PPK 1, klinik dan
bidan praktek serta rumah sakit-rumah sakit lain (PPK II) di Kabupaten Karawang dan Jawa Barat, membina
pelanggan yang loyal;
d. Dengan dukungan stakeholder, melakukan kerjasama dengan lembaga pendidikan untuk pengembangan
ilmu terkait pelayanan unggulan maupun pemenuhan tenaga SDM untuk pelayanan dan investasi;
e. Melakukan lobby dengan stakeholder untuk pemanfaatan event nasional& internasional dalam promosi balai/
rumah sakit mata baru terkait kemitraan global dalam tema The right to Sight Vision 2020;
f. Kemitraan dengan perusahaan untuk kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat;
g. Bekerja sama dengan Pemda melakukan penelitian aplikatif yang bermanfaat bagi pengembangan wilayah
daerah dan kearifan lokal budaya Karawang Jawa Barat terkait MEA.;
h. Road show ke daerah-daerah di Kabupaten Karawang dan Provinsi Jawa Barat dan sekitarnya dalam wilayah
cakupan untuk meningkatkan utilisasi alat canggih dan pelayanan khusus mata dengan tarif kompetitif;
i. Membangun komitmen melalui budaya kerja dan sistem reward punishment selain dalam pelayanan juga
dalam pendidikan dan penilitian melibatkan seluruh tenaga profesional;
j. Kasus-kasus rujukan sulit BPJS dapat dikembangkan dalam meningkatkan profesionalisme.
2. STRATEGI WO : Meminimalkan kelemahan, memanfaatkan peluang
a. Keunggulan sebagai Rumah Sakit Rujukan Mata dimanfaatkan untuk menarik investor dalam pembiayaan
peralatan;
b. Memanfaatkan dukungan stakeholder untuk pengaturan perijinan tenaga medis dan regulasi kerjasama untuk
mengatasi kelangkaan tenaga medik spesialis mata dan spesialis lainnya;
c. Pembenahan sistem informasi dan teknologi dalam pengamanan pelaksanaan Rekam Medik dan Sistem
Informasi Rumah Sakit untuk pelayanan, pendidikan dan penelitian terkait masalah medicolegal;
d. Bekerjasama dengan rumah sakit mitra kompetitoruntuk pemanfaatan peralatan dan rujukan serta penelitian
dan pengembangan SDM;
e. Bekerjasama dengan lembaga pendidikan dalam maintanance peralatan canggih;
f. Berupaya membangun komitmen SDM dan keunggulan komparatif dalam pelayanan IGD Terpadu sebagai
Rumah Sakit KhususMata;
g. Melakukan pembenahan Balai menjadi rumah sakit dan memanfaatkan lahan secara optimal dengan
penataan ulang dan penggunaan sumber energi menuju green hospital.
3. STRATEGI ST : Memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi ancaman
a. Dalam perubahan status meningkatkan pelaporan keuangan dengan model acrual basis dibantu dengan SIM
RS yang memadai, melakukan efisisensi dan cost contaiment;
31
b. Mempersiapkan hospital bylaw RS dan melengkapai SOP serta monev berkesinambungan untuk mencegah
terjadinya masalah tuntutan hukum pasien
c. Dengan dukungan stake holder melakukan kerjasama konstruktif dengan mitra rumah sakit dan perusahaan/
institusi pendidikan lain dalam pengadaan peralatan &investasi dan diklat SDM;
d. Mengupayakan stakeholder mendukung sistem pentarifan di balai/ rumah sakit dan jasa medik yang
kompetitif agar SDM loyal;
e. Berupaya untuk melakukan monitoring yang berkesinambungan terhadap kebijakan-kebijakan yang ada
sehingga dapat mengantisipasi perubahannya dengan seksama;
f. Gedung yang lengkap dan modern Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek yang akan dikembangkan
menjadi Rumah Sakit Mata juga dapat digunakan untuk kongres dan konferensi di bidang kedokteran untuk
membina jejaring dengan Puskesmas/ rumah sakit/ sarana kesehatan lain dan meningkatkan IPTEK SDM;
g. Penilaian mutu (akreditasi) sebagai jaminan pelayanan bagi mitra instansi dan PPK I atau rumah sakit lain
dalam hal rujukan;
h. Mengadakan pelatihan/ lokakarya bersama dengan mitra dalam bidang verifikasi tagihan dan pengelolaan
piutang;
i. Memfasilitasi rujukan bagi PPK I dan PPK II (RSU) dengan memanfaatkan kelengkapan alat dan fasilitas
yang dimiliki.
4. STRATEGI WT : Meminimalkan kelemahan, menghindari ancaman
a. Memanfaatkan kompetensi tenaga profesional untuk membina jejaring dan mengadakan pelatihan dan
mengirim tenaga ahlidokter mata sebagai upaya pemasaran dan bintek advokasi;
b. Mengadakan pelatihan dan lokakarya bidang hukum kedokteran dengan sarana kesehatanrujukan dan mitra
instansi;
c. Mengadakan kerjasama dengan lembaga asing (rumah sakit maupun lembaga pendidikan) dalam rangka
transfer knowledge dan skill;
d. Menerapkan sistem reward punish secara konsisten bagi karyawan, perawat dan dokter, menerapkan GCG,
serta melakukan pembinaan jenjang karier, diklatbang sehingga karyawan menjadi loyal tidak berpindah;
e. Memanfaatkan SIM RS sebagai sarana untuk melengkapi Rekam Medik, pembuatan SOP yang memiliki
status hukum yang kuat;
f. Membuat jaringan sistem informasi dengan mitra untuk kemudahan penagihan dan verifikasi data.
g. Melakukan kerjasama dalam maintanace peralatan dan membina tenaga elektrik medik sebagai tenaga tetap
maintanance
h. Mengupayakan rumah sakit segera mampu memenuhi persyaratan untuk menjadi BLU
i. Melakukan penetrasi pasar pada area cakupan (19 propinsi) dan pasar eksternal.
32
Analisis Matriks TOWS
Matriks TOWS digunakan untuk mendapatkan strategi alternatif dengan menggabungkan faktor-faktor internal dan
eksternal secara bersama.Kekuatan dan kelemahan internal dirangkum dalam aksis horizontal dengan
menggunakan nilai hasil perkalian bobot dengan rating kelompok kekuatan dan kelemahan dalam matriks IFE.
Peluang dan ancaman eksternal dirangkum dalam aksis vertikal dengan menggunakan nilai dari hasil pekalian
bobot dengan rating untuk peluang dan ancaman dalam matriks EFE. Hasil analisis Balai Kesehatan Mata
Masyarakat Cikampek diperoleh Matriks TOWS sebagai berikut :
Gambar 3.2
TOWS Matriks Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek
Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek berada di kuadran 2 Internal Fix-it Quadrant (Perbaikan Internal),
dimana manajemen harus meminimalkan kelemahan internal dan memaksimalkan peluang eksternal.
Adapun implementasi TOWS untuk meraih peluang eksternal adalah sebagai berikut :
Kebijakan stakeholder untuk pengembangan Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek menjadi Rumah
Sakit Mata;
Sistem rujukan berjenjang sebagai sarana meningkatkan ilmu pengetahuan dan profesionalisme;
Pola kemitraan dalam maupun luar negeri untuk pengembangan pelayanan/unggulan, penelitian dan
pendidikan dan pengabdian masyarakat;
Loyalitas pelanggan;
Perkembangan pendidikan dokter layanan primer;
Adanya JKN-BPJS pasien membanjir ke rumah sakit pemerintah, kesadaran masyarakat akan kesehatan mata
tinggi;
MEA sebagai sarana pengembangan medical tourisme terkait dengan pengembangan Jawa Barat;
33
Transisi demografi dan epidemologi penyakit (degeneratif) mendukung pelayanan rumah sakit khusus mata.
Adapun implementasi TOWS untuk mengatasi kelemahan internal adalah sebagai berikut :
Kerjasama dengan fihak ketiga dalam pendanaan dan investasi dan pendidikan
Pemanfaatan IT terintegrasi (e health dan e management) serta SIM rumah sakit dan;
Optimalisasi budaya kerja organisasi (SOPdan reward punishment);
Publikasi rumah sakit baru beserta peralatannya dan karya penelitian;
Ketersediaan fasilitas untuk pendidikan dan penelitian;
Utilitas penggunaan peralatan medik teknologi mutakhir dan efisiensi sumber daya;
Kelengkapan sarana umum dan fasilitas rumah sakit;
Maintananceperalatan serta fasilitas dan standarisasi;
Pemenuhan tenaga dokter subspesialis.
Melakukan penetrasi pasar dan bintek & advokasi
Analisis Matriks IE
Dalam penentuan strategi, selain dengan Matriks TOWS juga menggunakan Matriks IE. Matriks IE bermanfaat
untuk memposisikan suatu SBU rumah sakit/ balai ke dalam matriks yang terdiri dari 9 (sembilan) sel dengan
memperhatikan nilai total EFE dan IFE.
Tabel 3.2
IFE Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek
No SWOT Bobot Rating Bobot X Rating
KEKUATAN
1 Kompetensi SDM dokter spesialis mata 0.10 4.00 0.40
2 Pelayanan spesialis mata sesuai standar rumah sakit mata 0.075 4.00 0.30
3 Memiliki peralatan kedokteran mata yang memadai 0.05 3.00 0.15
4 Memiliki kompetensi pelayanan luar gedung terkait dengan bina masyarakat dan jejaring
0.05 4.00 0.20
5 Tarif kompetitif 0.05 3.00 0.15
6 Lahan yang cukup luas untuk pengembangan 0.05 3.00 0.15
7 Lokasi di jalan besar mudah diakses 0.05 3.00 0.15
8 Memiliki captive market (BPJS) 0.075 3.00 0.23
KELEMAHAN
34
No SWOT Bobot Rating Bobot X Rating
1 Tingkat kesehatan keuangan dan pendanaan investasi 0.10 4.00 0.40
2 Pemanfaatan IT terintegrasi (e health & e management) serta SIM Balai
0.08 4.00 0.30
3 Keterbatasan dana dalam diklat SDM 0.08 4.00 0.30
4 Status belum BLU dan terkareditasi sebagi Rumah Sakit Khusus Mata 0.05 4.00 0.20
5 Ketersediaan fasilitas untuk pendidikan dan penelitian 0.05 4.00 0.20
6 Keterbatasan penyediaan sarana prasarana umum dan keamanan 0.05 3.00 0.15
7 Program maintanance peralatan canggih 0.05 3.00 0.15
8 Pemasaran Balai dan bintek advokasi 0.05 3.00 0.15
TOTAL SKOR FAKTOR INTERNAL 1.00 3.58
Tabel 3.3
EFE Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek
No SWOT Bobot Rating Bobot X Rating
PELUANG
1 Kebijakan stakeholder untuk pengembangan Balai 0.10 4.00 0.40
2 Sistem rujukan berjenjang dalam JKN dapat meningkatkan profesionalisme
0.05 4.00 0.20
3 Pola kemitraan dalam maupun luar negeri (CSR) untuk pengembangan pelayanan, penelitian dan pendidikan
0.05 4.00 0.20
4 Loyalitas pelanggan (pasien lama dominan) 0.063 4.00 0.25
5 Tingginya angka kebutaan dan gangguan penglihatan di Indonesia 0.08 4.00 0.30
6 Cakupan wilayah kerja luas (19 provinsi) 0.063 4.00 0.25
7 WHO telah menetapkan The Right to Sight Vision 2020 sebagai inisiatif global
0.05 3.00 0.15
8 MEA sebagai sarana pengembangan medical tourisme terkait dengan pengembangan Jawa Barat (khususnya Kabupaten Karawang)
0.05 3.00 0.15
ANCAMAN
1 Globalisasi sebagai sarana perpindahan SDM muncul rumah sakit pesaing yang dapat memberikan kesejahteraan lebih
0.05 3.00 0.15
2 Rumah sakit kompetitor menjalin kemitraan dengan pasar yang sama, inovatif
0.05 3.00 0.15
3 Perkembangan advanched technology dan medical equipment diikuti dengan biaya tinggi dan tergantung supplier
0.05 3.00 0.15
35
No SWOT Bobot Rating Bobot X Rating
4 Meningkatnya kompleksitas regulasi kesehatan, diikuti perubahan kebijakan dan dukungan terhadap penyakit mata
0.10 4.00 0.40
5 Berkembangnya medicolegal dalam penyelesaian masalah hukum di sarana kesehatan (balai/rumah sakit)
0.10 3.00 0.30
6 Pola pembayaran eksternal (lamanya waktu verifikasi) 0.05 3.00 0.15
7 Ketergantungan pada rujukan PPK I dan PPKII 0.05 3.00 0.15
8 Regulasi tarif rumah sakit pemerintah yang mengikat 0.05 3.00 0.15
TOTAL SKOR FAKTOR EKSTERNAL 1.00 3.50
Gambar 3.3
IE Matrix Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek
Dari hasil pengolahan data diatas, Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek menempati sel I dimana Balai
Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek berada dalam posisi Grow dan Build.
Sel I menunjukkan strategi yang harus dipilih adalah :
a. Strategi Intensif :
Market Penetration;
Market Development;
I II III
VI V IV
VII VIII IX
Kuat 3,0-4,0
Rata-rata 2,0-2,99
Lemah 1,0-1,99
Tinggi 3,0-4,0
Sedang 2,0-2,99
Rendah 1,0-1,99
TOTAL NILAI EFE
TOTAL NILAI IFE
1,0
2,0
3,0
4,0
3,0
2,0
1,0
36
Product Development.
b. Strategi Integratif :
Backward Integration;
Forward Integration;
Horizontal Integration.
Penentuan Alternative Srategy
Setelah diperoleh hasil Matriks TOWS dan Matriks IE, kemudian ditentukan alternative strategy untuk Balai
Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek.Tujuan penggabungan kedua matriks ini adalah supaya diperoleh strategi
yang lebih kuat.
Tabel 3.4
Alternative Strategy Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek
MATRIKS TOWS MATRIKS IE
Internal Fix-it Quadrant Grow and Build
• Retrenchment • Enhancement • Market Development • Product Development • Vertical Integration • Related Diversification
• Market Penetration • Market Development • Product Development • Backward Integration • Forward Integration • Horizontal Integration
Hasil analisis dari kedua matriks di atas (Matriks TOWS dan Matriks IE), diperoleh 2 (dua) alternative strategy
untuk pengembangan Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek ke depan, yaitu :
1. Market Development :
Selective Market Growth : Geografi, demografi, psikografi, perilaku, pangsa pasar;
Puskesmas/rumah sakit jejaring dan fasyankes lainnya (non PBI), lembaga pendidikan, swasta, menjalin
sister hospital nasional/ luar negeri;
Utilitas penggunaan peralatan medik teknologi mutakhir dan efisiensi sumber daya;
Loyalitas pelanggan sebagai tenaga pemasar.
2. Product Development :
Invest Strongly untuk pelayanan unggulan, product awarness;
Pengembangan pelayanan terpadu/ center-center, aneka ragam pelayanan, memberikan nilai tambah
pada pelayanan, memperhatikan survey kebutuhan pelayanan.
37
Pola kemitraan dalam maupun luar negeri untuk pengembangan pelayanan/unggulan, penelitian dan
pendidikan serta pengabdian masyarakat;
MEA sebagai sarana pengembangan rumah sakit diwilayah Indonesia Bagian Barat;
Transisi demografi dan epidemologi penyakit mendukung pelayanan Balai Kesehatan Mata Masyarakat
Cikampek sebagai rujukan yang akan dikembangkan menjadi Rumah Sakit Mata.
Berkembangnya pelayanan medis subspesialis mata secara nasional & internasional untuk melayani
gangguan penglihatan dan kebutaan dalam meningkatkan derajat kesehatan mata masyarakat.
1
Terwujudnyakepuasan
stakeholderPerspektif Stakeholder
TerwujudnyaSarpras yang
memadai
Terwujudnyasistem informasimanajemen kes.
Terpadu
Perspektif Proses Bisnis
TerwujudnyaAdvokasi yg
optimal
PerspektifFinansial
PETA STRATEGI BKMM CIKAMPEK 2015-2019
Terwujudnyaefisiensi
biaya
Terwujudnya Pelayananyang bermutu, efisien
dan merata
Terwujudnya penguatanjejaring kesehatan Terwujudnya
kegiatan yankesdalam deteksi
dini
Terwujudnyabudaya kerjayang optimal
Perspektif Pengembangan Personil & Organisasi
TerwujudnyaSDM yang kompeten
IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI
Setelah ditentukan faktor-faktor kunci keberhasilan dalam melaksanakan program dan kegiatan maka
dirumuskanlah tujuan dan rencana strategi BKMM Cikampek, yaitu :
38
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang kompeten, profesional, ramah, santun dan
berdedikasi;
2. Meningkatkan kegiatan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan dan non kesehatan di bidang kesehatan
mata masyarakat;
3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia internal tentang kesehatan mata
masyarakat;
4. Meningkatkan kegiatan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan
mata masyarakat;
5. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan mata masyarakat;
6. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan mata masyarakat yang optimal dan paripurna;
7. Mengembangkan pelayanan kesehatan mata masyarakat yang terjangkau di seluruh wilayah kerjanya;
8. Meningkatkan keterjangkauan informasi pelayanan kesehatan mata masyarakat diwilayah kerja;
9. Meningkatkan ketersediaan akses pelayanan kesehatan mata masyarakat yang terjangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat dengan kelayakan ekonominya;
10. Meningkatkan pelaksanaan nilai-nilai budaya kerja dilingkungan BKMM Cikampek;
11. Meningkatkan kegiatan advokasi tentang kesehatan mata masyarakat dilingkungan lembaga terkait;
12. Meningkatkan kegiatan kemitraan melalui kerjasama lintas sektor dan program, lembaga pendidikan, lembaga
swadaya masyarakat (LSM), organisasi profesi, perusahaan swasta dan BUMN;
13. Meningkatkan kegiatan deteksi dini gangguan kesehatan mata masyakarat diwilayah kerja;
14. Menerapkan prinsip transparansi, akuntabiltas, kredibilitas, pertanggungjawaban dan keadilan dalam pola
tatakelola.
5.3. Kebijakan
Menindaklanjuti sasaran yang telah ditetapkan dan sebagai panduan dalam menjaga arah pengembangan dan
pelaksanaan program kesehatan mata masyarakat, selanjutnya disusun kebijakan yang merupakan cara atau jalan yang
harus dilalui untuk mencapai tujuan.
Kebujakan diambil setelah melakukan analisis situasi dengan menggunakan SWOT, dari kelemahan dan
kekuatan serta tantangan dan peluang yang ada, maka disusunlah kebijakan sebagai berikut ini:
1. Meningkatkan kemampuan dan menambah jumlah SDM untuk terciptanya pelayanan yang berkualitas dengan tenaga
yang professional dengan menerapkan sistem rekruitmen procedural dan program pelatihan dan pendidikan yang
berkesinambungan.
2. Meningkatkan/menambah kerja sama dengan mitra potensial (MOU) untuk mendukung kegiatan/ program kesehatan
mata masyarakat dan pengembangan sumber daya.
39
3. Meningkatkan/menambah kemampuan SDM (pelatihan, sekolah, seminar, dll) untuk terciptanya pelayanan yang
berkualitas dengan tenaga yang profesional.
4. Meningkatkan/menambah kerja sama dengan pihak yang terkait dalam melakukan kegiatan penelitian dan uji coba
untuk mendapatkan peta permasalahan kesehatan mata di wilayah kerja.
5. Mengembangkan dan menambah jenis pelayanan dan melengkapi alat pemeriksaan penunjang yang lebih lengkap
dan berkualitas untuk meningkatkan pelayanan dibidang kesehatan mata masyarakat.
6. Melaksanakan pelayanan kesehatan mata sesuai dengan SOP dan SPM.
7. Penerapan pola tarif yang kompetitif.
8. Memanfaatkan teknologi yang ada untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan mengatasi kurangnya sumber daya
BKMM Cikampek.
9. Menambah sarana transportasi.
10. Penerapan system reward dan punishment.
11. Promosi pelayanan kesehatan mata yang lengkap, berkualitas, terjangkau dan terpercaya pada institusi lain dan
masyarakat melalui media cetak dan elektronik untuk menarik kepercayaan masyarakat.
12. Meneliti kemungkinan pengembangan promosi kesehatan lain yang dapat meningkatkan kunjungan serta mengatasi
adanya persaingan.
13. Melakukan advokasi dengan kementerian kesehatan dan pemberi dukungan baik dari dalam dan luar negeri untuk
segera merealisasikan pembangunan gedung BKMM Cikampek sesuai master plan yang direncanakan serta
melengkapi fasilitasnya sesuai kebutuhan.
14. Melakukan advokasi dengan kementerian kesehatan untuk mengatasi kurangnya jumlah dan jenis sumber daya
manusia untuk pelayanan tertentu.
15. Membentuk, menawarkan jejaring/kerjasama dengan lembaga lain yang memberikan pelayanan yang sama.
16. Menciptakan kelompok percontohan untuk pemberdayaan masyarakat dalam mengatasi permasalahan kesehatan
mata di masyarakat.
17. Melakukan perubahan pengelolaan keuangan dari PNBP ke PPK-BLU untuk bisa mengatur keuangan sendiri dan
meningkatkan kesejahteraan pegawainya.
18. Mengembangkan sistem informasi kesehatan untuk kelancaran administrasi dan sumber data.
19. Melakukan survei kepuasan pelanggan.
BAB IV
INDIKATOR KINERJA UTAMA & PROGRAM KERJA STRATEGIS
1.1. Matriks IKU
Matrik IKU menjelaskan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang dituju untuk setiap sasaran strategis. Sebuah IKU menunjukan kemajuan perwujudan suatu sasaran strategis.
40
Bagian berikut ini akan berfokus pada matriks BSC (Balanced Skorecard) yang akan berisi informasi tentang IKU, target KPI, bobot KPI bagi setiap sasaran strategis yang terpilih dalam peta strategi, dan penanggungjawab (Person in Charge/PIC) pencapaian target IKU. Berikut ini dijelaskan maksud dari masing-masing isi informasi dari matriks BSC.
IKU menyatakan ukuran keberhasilan perwujudan sasaran strategis terhadap pencapain visi dan misi yang telah dipilih pada bagian terdahulu. Secara teoritis, ada 4 jenis KPI yang dapat didefinisikan untuk menilai tingkat keberhasilan suatu sasaran strategis pada pencapaian visi dan misi BKMM Cikampek.
Berikut ini dijelaskan jenis-jenis IKU yang dipilih bagi BKMM Cikampek untuk menilai tingkat keberhasilan suatu sasaran strategisnya, yakni:
1) IKU berjenis outcome :
IKU ini bertujuan untuk menilai keberhasilan suatu sasaran strategis untuk diterima oleh stake holders inti organisasi melalui keluaran utamanya. IKU ini bertujuan untuk menilai tingkat kebermanfaatan keluaran utama organisasi bagi stakeholders inti. Pencapaian target IKU ini akan memerlukan ini akan memerlukan waktu lebih dari 12 bulan.
2) IKU berjenis output :
IKU ini bertujuan utama untuk menilai keberhasilan suatu sasaran strategis dalam menunjang suatu keluaran utamanya.
3) IKU berjenis process :
IKU ini bertujuan untuk menilai keberhasilan suatu sasaran strategis dari segi prosesnya dalam mewujudkan suatu keluaran utama dari suatu sasaran strategis.
NO Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Sasaran Program Target
2015 2016 2017 2018 2019 1 Terwujudnya
Kepuasan Steakholders
Jumlah peningkatan kapasitas SDM Nakes 150 100 120 130 140
Jumlah Pelayanan Konsultasi kesehatan THT 96 20 20 20 20
41
Jumlah dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis program pelayanan kesehatan
30 39 40 45 50
2 Terwujudnya Pelayanan yang bermutu, efisien dan merata
1 Jumlah sosialisasi, advokasi dan publikasi yang optimal
Jumlah kegiatan Talk Show kesehatan indera 20 20 24 26 30
Jumlah Cetakan Leaflet kesehatan mata
2000 6000 15000 15100 15200
Jumlah CD Profil BKMM 50 50 50 50 50 Jumlah sosialisasi, advokasi dan publikasi upaya pemeliharaan kesehatan mata
1 1 1 1 1
2 Jumlah Screening kesehatan mata dan THT
Jumlah sekolah yang dilakukan screening kelainan refraksi 36 48 48 50 55
Jumlah sekolah yang dilakukan screening gangguan pendengaran
20 20 20 20 20
3 Terwujudnya kekuatan jejaring kesehatan
Kegiatan Study banding 2 2 2 2 2
Jumlah Naskah MOU 1 1 1 1 1
Jumlah Sosialisasi lintas sektoral 1 1 1 1 1
4 Terwujudnya budaya kerja yang optimal
1 Jumlah pemenuhan Kompetensi Sumber Daya Manusia
Jumlah kegiatan pertemuan kesehatan mata tahunan 1 1 1 1 1
Jumlah SDM yang mengikuti diklat, penjenjangan dan lanjutan teknis
6 39 110 115 120
2 Jumlah pemenuhan sarana dan prasarana yang memadai
Jumlah Pemenuhan alat/BHP pelayanan
2 2 2 3 4
Jumlah pengadaan alat kesehatan
2 21 0 10 15
Jumlah Layanan perkantoran 13 13 13 13 13
Jumlah pemeliharaan gedung 1 9 10 12 14
Jumlah pengadaan bahan kacamata
4 4 4 5 5
Jumlah Fasilitas kantor 2 2 2 2 2
Jumlah layanan operasional Balai
20 29 30 35 40
3 Jumlah pemenuhan sistem informasi manajemen kesehatan terpadu
Jumlah pengadaan alat pengolah data
1 1 8 9 10
Jumlah askes informasi komunikasi 5 9 12 14 16
42
PROGRAM STRATEGIS
NO SASARAN STRATEGIS SASARAN PROGRAM PROGRAM KERJA STRATEGIS
2015 2016 2017 2018 2019
1 Terwujudnya kepuasan stakeholder
Jumlah Peningkatan Kapasitas SDM Nakes
Sosialisasi Kegiatan Pelatihan Kesehatan Indera Penglihatan Ke Wilayah Binaan
Sosialisasi Kegiatan Pelatihan Kesehatan Indera Penglihatan Ke Wilayah Binaan
Sosialisasi Kegiatan Pelatihan Kesehatan Indera Penglihatan Ke Wilayah Binaan
Sosialisasi Kegiatan Pelatihan Kesehatan Indera Penglihatan Ke Wilayah Binaan
Sosialisasi Kegiatan Pelatihan Kesehatan Indera Penglihatan Ke Wilayah Binaan
Jumlah Pelayanan Konsultasi Kesehatan THT
Pembuatan MoU tenaga dokter spesialis THT
Pembuatan MoU tenaga dokter spesialis THT
Pembuatan MoU tenaga dokter spesialis THT
Pembuatan MoU tenaga dokter spesialis THT
Pembuatan MoU tenaga dokter spesialis THT
Jumlah Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Program Pelayanan Kesehatan
Perencanaan Anggaran Pengadaan alkes
Perencanaan Anggaran Pengadaan alkes
Perencanaan Anggaran Pengadaan alkes dan Gedung Layanan
Perencanaan Anggaran Pengadaan alkes dan Gedung Layanan
Perencanaan Anggaran Pengadaan alkes dan Gedung Layanan
2 Terwujudnya pelayanan yang bermutu, efesien dan merata
Jumlah kegiatan talkshow kesehatan indera
Perencanaan Anggaran Kegiatan talkshow kesehatan Indera
Perencanaan Anggaran Kegiatan talkshow kesehatan Indera
Perencanaan Anggaran Kegiatan talkshow kesehatan Indera
Perencanaan Anggaran Kegiatan talkshow kesehatan Indera
Perencanaan Anggaran Kegiatan talkshow kesehatan Indera
43
Penyusunan Mou dengan Radio dan Televisi
Penyusunan Mou dengan Radio dan Televisi
Penyusunan Mou dengan Radio dan Televisi
Penyusunan Mou dengan Radio dan Televisi
Penyusunan Mou dengan Radio dan Televisi
Jumlah CD Profil BKMM Perencanaan Anggaran pembuatan CD Profil BKMM
Pembuatan CD Profil BKMM
Pembuatan CD Profil BKMM
Pembuatan CD Profil BKMM
Pembuatan CD Profil BKMM
Publikasi Profil BKMM melalui Website BKMM
Publikasi Profil BKMM melalui Website BKMM
Publikasi Profil BKMM melalui Website BKMM
Publikasi Profil BKMM melalui Website BKMM
Jumlah Cetakan Leaflet kesehatan mata
Perencanaan Anggaran dan pembuatan Leaflet kesehatan Mata
Perencanaan Anggaran dan pembuatan Leaflet kesehatan Mata
Perencanaan Anggaran dan pembuatan Leaflet kesehatan Mata
Perencanaan Anggaran dan pembuatan Leaflet kesehatan Mata
Perencanaan Anggaran dan pembuatan Leaflet kesehatan Mata
Jumlah sosialisasi dan advokasi Upaya Pemeliharaan Kesehatan Mata
Sosialisasi dan advokasi ke wilayah binaan
Sosialisasi dan advokasi ke wilayah binaan
Sosialisasi dan advokasi ke wilayah binaan
Sosialisasi dan advokasi ke wilayah binaan
Sosialisasi dan advokasi ke wilayah binaan
44
Tersusunnya MoU kesehatan mata dengan Pemerintah Daerah
Tersusunnya MoU kesehatan mata dengan Pemerintah Daerah dan Perusahaan Swasta dan BUMN
3 Terwujudnya penguatan jejaring kesehatan
Kegiatan Studi Banding Perencanaan kegiatan studi banding ke RS dengan produk layanan yang sama
Studi banding ke RS dengan produk layanan yang sama
Studi banding ke RS dengan produk layanan yang sama
Studi banding ke RS dengan produk layanan yang sama
Studi banding ke RS dengan produk layanan yang sama
Jumlah Naskah MoU Tersusunnya MoU kesehatan mata dengan Pemerintah Daerah, Perusahaan Swasta dan BUMN
Tersusunnya MoU kesehatan mata dengan Pemerintah Daerah, Perusahaan Swasta dan BUMN
Tersusunnya MoU kesehatan mata dengan Pemerintah Daerah, Perusahaan Swasta dan BUMN
Tersusunnya MoU kesehatan mata dengan Pemerintah Daerah, Perusahaan Swasta dan BUMN
Tersusunnya MoU kesehatan mata dengan Pemerintah Daerah, Perusahaan Swasta dan BUMN
45
Jumlah Sosialisasi Lintas Sektoral Sosialisasi Kegiatan PGPK Wilayah Binaan (Lintas Sektor)
Sosialisasi Kegiatan PGPK Wilayah Binaan (Lintas Sektor)
Sosialisasi Kegiatan PGPK Wilayah Binaan (Lintas Sektor)
Sosialisasi Kegiatan PGPK Wilayah Binaan (Lintas Sektor)
Sosialisasi Kegiatan PGPK Wilayah Binaan (Lintas Sektor)
4 Terwujudnya budaya kerja yang optimal
Jumlah Kegiatan Pertemuan Kesehatan Mata Tahunan
Perencanaan Anggaran untuk Kegiatan PIT dan Informasi Pelatihan
Perencanaan Anggaran untuk Kegiatan PIT dan Informasi Pelatihan
Perencanaan Anggaran untuk Kegiatan PIT dan Informasi Pelatihan
Perencanaan Anggaran untuk Kegiatan PIT dan Informasi Pelatihan
Perencanaan Anggaran untuk Kegiatan PIT dan Informasi Pelatihan
Jumlah SDM yang mengikuti diklat penjenjangan dan lanjutan teknis
Perencanaan Anggaran untuk Kegiatan diklat penjenjangan dan lanjutan teknis dan informasi diklat
Perencanaan Anggaran untuk Kegiatan diklat penjenjangan dan lanjutan teknis dan informasi diklat
Perencanaan Anggaran untuk Kegiatan diklat penjenjangan dan lanjutan teknis dan informasi diklat
Perencanaan Anggaran untuk Kegiatan diklat penjenjangan dan lanjutan teknis dan informasi diklat
Perencanaan Anggaran untuk Kegiatan diklat penjenjangan dan lanjutan teknis dan informasi diklat
Capacity building Capacity building Capacity building Capacity building Capacity building
Pelatihan Service Excelent
Pelatihan Peningkatan Budaya Organisasi
Pelatihan Peningkatan Budaya Organisasi dan Pelatihan Public Speaking
Pelatihan Peningkatan Budaya Organisasi dan Pelatihan Public Speaking
46
Jumlah pemenuhan alat/BHP Pelayanan
Perencanaan Anggaran pengadaan BHP dan obat sesuai formularium nasional
Perencanaan Anggaran pengadaan BHP dan obat sesuai formularium nasional
Perencanaan Anggaran pengadaan BHP dan obat sesuai formularium nasional
Perencanaan Anggaran pengadaan BHP dan obat sesuai formularium nasional
Perencanaan Anggaran pengadaan BHP dan obat sesuai formularium nasional
Jumlah pengadaan alat kesehatan Perencanaan anggaran pengadaan alat kesehatan
Perencanaan anggaran pengadaan alat kesehatan
Perencanaan anggaran pengadaan alat kesehatan
Perencanaan anggaran pengadaan alat kesehatan
Perencanaan anggaran pengadaan alat kesehatan
Jumlah layanan perkantoran Perencanaan anggaran pengadaan layanan perkantoran
Perencanaan anggaran pengadaan layanan perkantoran
Perencanaan anggaran pengadaan layanan perkantoran
Perencanaan anggaran pengadaan layanan perkantoran
Perencanaan anggaran pengadaan layanan perkantoran
Jumlah pemeliharaan gedung Perencanaan anggaran pemeliharaan gedung
Perencanaan anggaran pengadaan layanan perkantoran
Perencanaan anggaran pengadaan layanan perkantoran
Perencanaan anggaran pengadaan layanan perkantoran
Perencanaan anggaran pengadaan layanan perkantoran
Jumlah pengadaan bahan kaca mata
Perencanaan anggaran pengadaan bahan kaca mata
Perencanaan anggaran pengadaan bahan kaca mata
Perencanaan anggaran pengadaan bahan kaca mata
Perencanaan anggaran pengadaan bahan kaca mata
Perencanaan anggaran pengadaan bahan kaca mata
47
1 Terwujudnya kepuasan stakeholder
Jumlah Peningkatan Kapasitas SDM Nakes
Sosialisasi Kegiatan Pelatihan Kesehatan Indera Penglihatan Ke Wilayah Binaan
Sosialisasi Kegiatan Pelatihan Kesehatan Indera Penglihatan Ke Wilayah Binaan
Sosialisasi Kegiatan Pelatihan Kesehatan Indera Penglihatan Ke Wilayah Binaan
Sosialisasi Kegiatan Pelatihan Kesehatan Indera Penglihatan Ke Wilayah Binaan
Sosialisasi Kegiatan Pelatihan Kesehatan Indera Penglihatan Ke Wilayah Binaan
Jumlah Pelayanan Konsultasi Kesehatan THT
Pembuatan MoU tenaga dokter spesialis THT
Pembuatan MoU tenaga dokter spesialis THT
Pembuatan MoU tenaga dokter spesialis THT
Pembuatan MoU tenaga dokter spesialis THT
Pembuatan MoU tenaga dokter spesialis THT
Jumlah Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Program Pelayanan Kesehatan
Perencanaan Anggaran Pengadaan alkes
Perencanaan Anggaran Pengadaan alkes
Perencanaan Anggaran Pengadaan alkes dan Gedung Layanan
Perencanaan Anggaran Pengadaan alkes dan Gedung Layanan
Perencanaan Anggaran Pengadaan alkes dan Gedung Layanan
2 Terwujudnya pelayanan yang bermutu, efesien dan merata
Jumlah kegiatan talkshow kesehatan indera
Perencanaan Anggaran Kegiatan talkshow kesehatan Indera
Perencanaan Anggaran Kegiatan talkshow kesehatan Indera
Perencanaan Anggaran Kegiatan talkshow kesehatan Indera
Perencanaan Anggaran Kegiatan talkshow kesehatan Indera
Perencanaan Anggaran Kegiatan talkshow kesehatan Indera
48
Penyusunan Mou dengan Radio dan Televisi
Penyusunan Mou dengan Radio dan Televisi
Penyusunan Mou dengan Radio dan Televisi
Penyusunan Mou dengan Radio dan Televisi
Penyusunan Mou dengan Radio dan Televisi
Jumlah CD Profil BKMM Perencanaan Anggaran pembuatan CD Profil BKMM
Pembuatan CD Profil BKMM
Pembuatan CD Profil BKMM
Pembuatan CD Profil BKMM
Pembuatan CD Profil BKMM
Publikasi Profil BKMM melalui Website BKMM
Publikasi Profil BKMM melalui Website BKMM
Publikasi Profil BKMM melalui Website BKMM
Publikasi Profil BKMM melalui Website BKMM
Jumlah Cetakan Leaflet kesehatan mata
Perencanaan Anggaran dan pembuatan Leaflet kesehatan Mata
Perencanaan Anggaran dan pembuatan Leaflet kesehatan Mata
Perencanaan Anggaran dan pembuatan Leaflet kesehatan Mata
Perencanaan Anggaran dan pembuatan Leaflet kesehatan Mata
Perencanaan Anggaran dan pembuatan Leaflet kesehatan Mata
Jumlah sosialisasi dan advokasi Upaya Pemeliharaan Kesehatan Mata
Sosialisasi dan advokasi ke wilayah binaan
Sosialisasi dan advokasi ke wilayah binaan
Sosialisasi dan advokasi ke wilayah binaan
Sosialisasi dan advokasi ke wilayah binaan
Sosialisasi dan advokasi ke wilayah binaan
49
Tersusunnya MoU kesehatan mata dengan Pemerintah Daerah
Tersusunnya MoU kesehatan mata dengan Pemerintah Daerah dan Perusahaan Swasta dan BUMN
3 Terwujudnya penguatan jejaring kesehatan
Kegiatan Studi Banding Perencanaan kegiatan studi banding ke RS dengan produk layanan yang sama
Studi banding ke RS dengan produk layanan yang sama
Studi banding ke RS dengan produk layanan yang sama
Studi banding ke RS dengan produk layanan yang sama
Studi banding ke RS dengan produk layanan yang sama
Jumlah Naskah MoU Tersusunnya MoU kesehatan mata dengan Pemerintah Daerah, Perusahaan Swasta dan BUMN
Tersusunnya MoU kesehatan mata dengan Pemerintah Daerah, Perusahaan Swasta dan BUMN
Tersusunnya MoU kesehatan mata dengan Pemerintah Daerah, Perusahaan Swasta dan BUMN
Tersusunnya MoU kesehatan mata dengan Pemerintah Daerah, Perusahaan Swasta dan BUMN
Tersusunnya MoU kesehatan mata dengan Pemerintah Daerah, Perusahaan Swasta dan BUMN
50
Jumlah Sosialisasi Lintas Sektoral Sosialisasi Kegiatan PGPK Wilayah Binaan (Lintas Sektor)
Sosialisasi Kegiatan PGPK Wilayah Binaan (Lintas Sektor)
Sosialisasi Kegiatan PGPK Wilayah Binaan (Lintas Sektor)
Sosialisasi Kegiatan PGPK Wilayah Binaan (Lintas Sektor)
Sosialisasi Kegiatan PGPK Wilayah Binaan (Lintas Sektor)
4 Terwujudnya budaya kerja yang optimal
Jumlah Kegiatan Pertemuan Kesehatan Mata Tahunan
Perencanaan Anggaran untuk Kegiatan PIT dan Informasi Pelatihan
Perencanaan Anggaran untuk Kegiatan PIT dan Informasi Pelatihan
Perencanaan Anggaran untuk Kegiatan PIT dan Informasi Pelatihan
Perencanaan Anggaran untuk Kegiatan PIT dan Informasi Pelatihan
Perencanaan Anggaran untuk Kegiatan PIT dan Informasi Pelatihan
Jumlah SDM yang mengikuti diklat penjenjangan dan lanjutan teknis
Perencanaan Anggaran untuk Kegiatan diklat penjenjangan dan lanjutan teknis dan informasi diklat
Perencanaan Anggaran untuk Kegiatan diklat penjenjangan dan lanjutan teknis dan informasi diklat
Perencanaan Anggaran untuk Kegiatan diklat penjenjangan dan lanjutan teknis dan informasi diklat
Perencanaan Anggaran untuk Kegiatan diklat penjenjangan dan lanjutan teknis dan informasi diklat
Perencanaan Anggaran untuk Kegiatan diklat penjenjangan dan lanjutan teknis dan informasi diklat
Capacity building Capacity building Capacity building Capacity building Capacity building
Pelatihan Service Excelent
Pelatihan Peningkatan Budaya Organisasi
Pelatihan Peningkatan Budaya Organisasi dan Pelatihan Public Speaking
Pelatihan Peningkatan Budaya Organisasi dan Pelatihan Public Speaking
51
Jumlah pemenuhan alat/BHP Pelayanan
Perencanaan Anggaran pengadaan BHP dan obat sesuai formularium nasional
Perencanaan Anggaran pengadaan BHP dan obat sesuai formularium nasional
Perencanaan Anggaran pengadaan BHP dan obat sesuai formularium nasional
Perencanaan Anggaran pengadaan BHP dan obat sesuai formularium nasional
Perencanaan Anggaran pengadaan BHP dan obat sesuai formularium nasional
Jumlah pengadaan alat kesehatan Perencanaan anggaran pengadaan alat kesehatan
Perencanaan anggaran pengadaan alat kesehatan
Perencanaan anggaran pengadaan alat kesehatan
Perencanaan anggaran pengadaan alat kesehatan
Perencanaan anggaran pengadaan alat kesehatan
Jumlah layanan perkantoran Perencanaan anggaran pengadaan layanan perkantoran
Perencanaan anggaran pengadaan layanan perkantoran
Perencanaan anggaran pengadaan layanan perkantoran
Perencanaan anggaran pengadaan layanan perkantoran
Perencanaan anggaran pengadaan layanan perkantoran
Jumlah pemeliharaan gedung Perencanaan anggaran pemeliharaan gedung
Perencanaan anggaran pengadaan layanan perkantoran
Perencanaan anggaran pengadaan layanan perkantoran
Perencanaan anggaran pengadaan layanan perkantoran
Perencanaan anggaran pengadaan layanan perkantoran
Jumlah pengadaan bahan kaca mata
Perencanaan anggaran pengadaan bahan kaca mata
Perencanaan anggaran pengadaan bahan kaca mata
Perencanaan anggaran pengadaan bahan kaca mata
Perencanaan anggaran pengadaan bahan kaca mata
Perencanaan anggaran pengadaan bahan kaca mata
52
Jumlah Fasilitas Kantor Perencanaan anggaran pengadaan fasilitas perkantoran
Perencanaan anggaran pengadaan fasilitas perkantoran
Perencanaan anggaran pengadaan fasilitas perkantoran
Perencanaan anggaran pengadaan fasilitas perkantoran
Perencanaan anggaran pengadaan fasilitas perkantoran
Jumlah Layanan Operasional Balai Perencanaan anggaran pengadaan Operasional Balai
Perencanaan anggaran pengadaan Operasional Balai
Perencanaan anggaran pengadaan Operasional Balai
Perencanaan anggaran pengadaan Operasional Balai
Perencanaan anggaran pengadaan Operasional Balai
Jumlah pengadaan alat pengolah data
Perencanaan anggaran pengadaan alat pengolah data
Perencanaan anggaran pengadaan alat pengolah data
Perencanaan anggaran pengadaan alat pengolah data
Perencanaan anggaran pengadaan alat pengolah data
Perencanaan anggaran pengadaan alat pengolah data
Jumlah akses informasi komunikasi Perencanaan pembuatan Website BKMM dan SIM RS
Pengaplikasian Website BKMM dan Perencanaan pembuatan SIM RS
Pengaplikasian Website BKMM dan Pengaplikasian SIM RS
Pengaplikasian Website BKMM dan Pengaplikasian SIM RS
Pengaplikasian Website BKMM dan Pengaplikasian SIM RS
53
BAB V
ANALISA DAN MITIGASI RESIKO
5.1 Analisis Resiko
Setiap sasaran strategis BKMM Cikampek sebagaimana dijelaskan pada bagian terdahulu
diperkirakan akan mengalami kemungkinan dapat tidak terwujud atau sebagian saja yang bisa
diwujudkan karena potensi risiko yang dapat dialami organisasi, baik risiko finansial maupun non
finansial.
Pemetaan resiko diperlukan untuk mengantisipasi potensi resiko yang akan dan tengah
dihadapi oleh BKMM Cikampek untuk mewujudkan Visi 2019. Tujuan dari pemetaan resiko adalah
untuk menentukan jenis resiko yang dinilai dapat muncul dan mempunyai dampak yang signifikan
dalam menggagalkan perwujudan Visi 2019.
Setelah pemetaan resiko dilakukan tahap selanjutnya adalah menilai tingkat resiko yang
diidentifikasi. Penilaian tingkat risiko, diukur dengan memperhatikan tingkat kemungkinan
kemunculan suatu jenis risiko dan estimasi besar dampak risiko yang di timbulkan bila risiko terjadi
bagi suatu sasaran strategis BKMM Cikampek, sebagai berikut:
1. Kemungkinan risiko terjadi sangat besar: dipastikan akan sangat mungkin terjadi untuk
mempengaruhi suatu sasaran strategis dengan nilai kemungkinan risiko terjadi berkisar di
atas 0,8 sampai 1,0.
2. Kemungkinan risiko terjadi besar: kemungkinan besar terjadi untuk mempengaruhi suatu
sasaran strategis dengan nilai kemungkinan risiko terjadi berkisar antara 0,6 sampai
dengan 0,8
3. Kemungkinan risiko terjadi sedang: kemungkinan sedang terjadinya risiko untuk
mempengaruhi suatu sasaran strategis dengan nilai kemungkinan risiko terjadi berkisar
antara 0,4 sampai dengan 0,6.
4. Kemungkinan risiko terjadi kecil: kemunkginan kecil risiko dapat terjadi untuk
mempengaruhi suatu sasaran strategis denan nilai kemungkinan risiko terjadi berkisar
antara 0,2 sampai dengan 0,4.
54
5. Kemungkinan risiko terjadi sangat kecil: kemunkginan sangat kecil risiko dapat terjadi untuk
mempengaruhi suatu sasaran strategis dengan nilai kemungkinan risiko terjadi berkisar
antara 0 sampai dengan 0,2.
Untuk menentukan besar dampak risiko pada suatu sasaran strategis pada BKMM
Cikampek, digunakan patokan sebagai berikut:
1. Dampak risiko tida penting: risiko mempunyai pengaruh sangat kecil pada suatu sasaran
strategis UPT vertikal, namun sasaran sasaran strategis tersebut masih bisa tercapai.
2. Dampak risiko minor: risiko mempunyai pengaruh kecil pada suatu sasran strategis UPT
vertikal dan memerlukan sedikit upaya penanganan.
3. Dampak risiko medium: risiiiko mempunyai oengaruh sedang pada suatu sasaran startegis
UPT vertikal dan membutuhkan upaya cukup serius penanganannya.
4. Dampak risiko mayor atau besar: risiko mempunyai pengaruh besar pada suatu sasaran
strategis UPT vertikal dan membutuhkan upaya serius penangananya.
5. Dampak risiko malapetaka: risiko mempunyai pengaruh tidak terpenuhinya suatu sasaran
strategis UPT vertikal dan membutuhkan upaya sangat serius penanganannya.
Tabel 5.1 Acuan Penilaian Risiko
55
Berdasarkan pertemuan antara kemungkinan risiko terjadi dan jenis dampak risiko pada
suatu sasaran strategis dapat dinilai suatu level risiko dengan kualifikasi sebagai berikut
(lihat tabel 5.1):
a) Risiko Rendah (kode R)
b) Risiko Moderat (kode M)
c) Risiko Tinggi (kode T)
d) Risiko Ekstrim (kode E)
Tabel 5.2 Pemetaan Risiko terkait Pencapaian Sasaran Strategis
NO SASARAN STRATEGIS RISIKO
KEMUNGIKNAN YANG TERJADI
DAMPAK RISIKO
TINGKAT RISIKO
WARNA
1 Terwujudnya
kepuasan stakeholder
Tidak tercapainya peningkatan SDM Nakes
Sedang Mayor E
Tidak Tercapainya pelayanan konsultasi kesehatan THT
Besar Mayor E
Tidak adanya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis program pelayanan kesehatan
Besar Mayor E
2
Terwujudnya pelayanan yang
bermutu efisien dan merata
Tidak tercapainya kegiatan Talkshow kesehatan indera
Sedang Medium T
Tidak adanya cetakan leaflet kesehatan mata
Sedang Medium T
Tidak adanya CD profil BKMM
Sedang Medium T
Tidak tercapainya sosialisasi, advokasi dan publikasi upaya pemeliharaan kesehatan mata
Besar Mayor E
Tidak tercapainya jumlah sekolah yang dilakukan skrining kelainan refraksi
Besar Mayor E
56
Tidak tercapainya jumlah sekolah yang dilakukan skrining gangguan pendengaran
Besar Mayor E
3 Terwujudnya kekuatan
jejaring kesehatan
Tidak adanya kegiatan studi banding
Sedang Minor M
Tidak terjalinnya MoU Besar Medium T
Tidak ada sosialisasi lintas sektoral
Sedang Mayor E
4 Terwujudnya budaya kerja yang optimal
Tidak adanya kegiatan pertemuan kesehatan mata tahunan
Sedang Mayor E
Tidak tercapainya jumlah SDM yang mengikuti diklat, penjenjangan dan lanjutan teknis
Sedang Mayor E
Tidak terpenuhinya BHP pelayanan
Besar Mayor E
Tidak terpenuhinya pengadaan alat kesehatan
Besar Mayor E
Tidak terpenuhinya jumlah layanan perkantoran
Besar Medium T
Tidak terpenuhinya jumlah pemeliharaan gedung
Besar Medium T
Tidak terpenuhinya jumlah pengadaan bahan kacamata
Besar Mayor E
Tidak terpenuhinya fasilitas kantor
Besar Medium T
Tidak terpenuhinya layanan operasional Balai
Besar Mayor E
Tidak tercapainya jumlah pengadaan alat pengolah data
Sedang Mayor E
Tidak adanya akses informasi komunikasi
Besar Mayor E
57
BAB VI PROYEKSI FINANSIAL
6.1. Estimasi Pendapatan
Estimasi pendapatan BKMM Cikampek dalam 5 (lima) tahun kedepan, dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 6.1
Estimasi Pendapatan BKMM 2015-2019
No Sumber
Pendapatan Baseline Tahun
Sekarang
Estimasi Pendapatan
2015 2016 2017 2018 2019
1 Dana Pemerintah
11,5 M 10 M 10,5 M 11 M 11,5 M 12 M
2 Dana BPJS 2 M 2,7 M 3,4 M 4,1 M 4,8 M 5,5 M
3 Dana Non BPJS 1 M 0,8 M 0,6 M 0,4 M 0,2 M 0
4 Dana lain-lain - - - - - -
T O T A L 14,5 M 13,5 M 14,5 M 15,7 M 16,5 M 17,5 M
6.2 Rencana Kebutuhan Anggaran
Rencana kebutuhan anggaran BKMM Cikampek , dibagi 2 (dua), yaitu anggaran program
kelangsungan operasi dan anggaran program pengembangan
6.2.1 Anggaran Program Kelangsungan Operasi
Anggaran program kelangsungan operasi BKMM Cikampek ditujukan untuk menjaga kegiatan
operasional rutin yang harus tetap dilaksanakan sebagai tugas dan fungsi BKMM. Anggaran yang
direncanakan didasarkan pada jenis pembiayaan dan estimasi besarannya per tahun, perkiraan
belanja program kelangsungan operasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
58
Tabel 6.2 Perkiraan belanja program kelangsungan operasi
BKMM Cikampek
No Belanja Baseline Tahun
Sekarang
Estimasi Belanja
2015 2016 2017 2018 2019
1 Belanja Gaji dan tunjangan
3,15 M 3,46 M 3,81 M 4,19 M 4,61 M
2
Belanja Operasional dan pemeliharaan
5,17 M 4,99 M 5,09 M 5,32 M 5.54 M
3 Belanja Peningkatan kualitas SDM
1 M 1 M 1 M 1 M 1 M
4 Belanja Modal 4,18 M 5,03 M 5,59 M 5,75 M 6,08 M
T O T A L
13,5 M
14,5 M
15,7 M
16,5 M
17,5 M
6.2.2 Anggaran Program Pengembangan
Anggaran program pengembangan disusun berdasarkan jenis pembiayaan dan estimasi besarannya
di BKMM Cikampek untuk periode 5 tahun kedepan.
Adapun pengembangan kedepan mempertimbangkan dua hal:
1. Perubahan bentuk Institusi dari Balai Kesehatan Mata Masyarakat menjadi Rumah Sakit
Khusus Mata (Masyarakat).
2. Perubahan pembiayaan dari dana pasien pribadi berubah menjadi pembiayaan oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Social Bidang Kesehatan (BPJS Kesehatan).
59
VII PENUTUP
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BKMM Ciakmpek ini merupakan suatu proses
berkelanjutan dengan berorientasi pada hasil yang akan dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun
ke depan, yaitu tahun 2015 s/d 2019, dengan memperhitungkan kekuatan (strengths), kelemahan
(weaknesses), peluang (oportunity) dan ancaman (Threats) yang ada atau mungkin timbul.
Selanjutnya RSB BKMM Cikampek ini merupakan integrasi antara kompetensi SDM, pemanfaatan
sumber dasa serta pemanfaatan kondisi lingkungan strategis organisasi secara efektif, efisien dan
ekonomis, yang di laksanakan secara terus meenerus menuju perubahan ke arah perbaikan dan
secara adaftif mampu bertahan dalam lingkungan yang selalu berubah secara cepat.
Manfaat yang diperoleh dari epnyusunan renstra ini adalah :
1. Organisasi dapat memberikan komitmen yang berorientasi ke masa depan;
2. Adanya upaya untuk mengelola keberhasilan/keunggulan bersaing (competetive
advantage), melalui pemanfaatan kapabilitas dan sumber daya yang ada;
3. Organisasi dapat lebih adaftif dan proaktif dalam mengelola sumber dayaguna
pengingkatan kinerja;
4. Adanya peningkatan integritas karyawan, unitk kerja dan organisasi BKMM Cikampek unutk
kebersamaandalam mencapai visi, misi dan tujuan organisasi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan organisasi untuk mencapai visi, misi dan
tujuan seeesuai dengan siklus administrasi, adalah:
1. Komitmen dan konsensus seluruh insan organisasi dalam shared vidion;
2. Sumber Daya Manusia adalah target point orientasi
Continously Evaluation Systems sebagai alat kontrol berkelanjutan berperan penting untuk
menopang keberhasilan organisasi BKMM Cikampek.
60
LAMPIRAN
1.1. Kamus IKK
Kamus IKU BKMM Cikampek disusun untuk setiap IKU yang teridentifikasi dengan memuat
suatu penjelasan tentang definisi IKU, informasi periode pelaporan IKU, formula (bila) IKU,
penanggung jawab suatu IKU (Person In Charge), sumber data, target tiap tahun. Kamus IKU
tersebut dapat dilihat pada rincian di bawah ini :
IKK-1 Jumlah Peningkatan Kapasitas SDM
Perspektif : Stakeholder
Sasaran Strategis : Terwujudnya kepuasan Stakeholder
Sasaran Program : Peningkatan kapasitas SDM Nakes
Definisi : Jumlah tenaga kesehatan yang mengikuti Pelatihan Kesehatan Indera Penglihatan di Wilayah kerja binaan BKMM Cikampek
Formula : Jumlah SDM yang mengikuti Pelatihan Peningkatan kapasitas SDM Nakes
Person in Charge : Kasie Kemitraan
Sumber Data : Laporan hasil kegiatan Seksi Kemitraan
Periode Laporan : 2 Kali per Tahun (Juni dan Desember)
Target : 2015 2016 2017 2018 2019 150 100 50 120 120
IKK-2 Jumlah Pelayanan Konsultasi THT
Perspektif : Stakeholder
Sasaran Strategis : Terwujudnya kepuasan Stakeholder
Sasaran Program : Jumlah Pelayanan Konsultasi THT
Definisi : Jumlah kunjungan tenaga spesialis THT yang datang ke BKMM Cikampek
Formula : Jumlah Kunjungan tenaga spesialis THT
Person in Charge : Kasie Pelayanan Kesehatan
Sumber Data : Laporan Seksi Pelayanan Kesehatan
Periode Laporan : 2 Kali per Tahun (Juni dan Desember)
Target : 2015 2016 2017 2018 2019 96 20 20 20 20
61
IKK-3 Jumlah dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis program pelayanan kesehatan
Perspektif : Stakeholder
Sasaran Strategis : Terwujudnya kepuasan Stakeholder
Sasaran Program : Jumlah dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis program pelayanan kesehatan
Definisi : Dukungan manajemen dalam tugas teknis program pelayanan kesehatan di BKMM Cikampek
Formula : Jumlah dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis program
pelayanan kesehatan dalam satu tahun
Person in Charge : Kasubbag TU, Kasie Yankes, Kasie Penunjang dan Kasie Kemitraan
Sumber Data : Laporan Kasubbag TU
Periode Laporan : 1 kali per Tahun
Target : 2015 2016 2017 2018 2019 30 39 40 45 50
IKK-4 Jumlah Kegiatan Talkshow Kesehatan Indera
Perspektif : Proses Bisnis
Sasaran Strategis : Terwujudnya pelayanan yang bermutu, efesien dan merata
Sasaran Program : Jumlah Kegiatan Talkshow Kesehatan Indera
Definisi : Kegiatan promosi kesehatan Indera dengan metode talkshow yang dilaksanakan di radio dan televisi
Formula : Jumlah Kegiatan Talkshow Kesehatan Indera per tahun
Person in Charge : Kasie Kemitraan
Sumber Data : Laporan Seksie Kemitraan
Periode Laporan : 2 kali per tahun
Target : 2015 2016 2017 2018 2019 20 20 24 26 30
62
IKK- 5 Jumlah Cetakan Leaflet Kesehatan Mata
Perspektif : Proses Bisnis
Sasaran Strategis : Terwujudnya pelayanan yang bermutu, efesien dan merata
Sasaran Program : Jumlah Cetakan Leaflet Kesehatan Mata
Definisi : Leaflet yang berisi informasi tentang kesehatan mata dan profil BKMM Cikampek
Formula : Jumlah Cetakan Leaflet Kesehatan Mata pertahun
Person in Charge : Kasie Kemitraan
Sumber Data : Laporan Seksie Kemitraan
Periode Laporan : 1 kali per tahun
Target : 2015 2016 2017 2018 2019
2000 60000 15000 15100 15200
IKK-6 Jumlah CD Profil BKMM
Perspektif : Proses Bisnis
Sasaran Strategis : Terwujudnya pelayanan yang bermutu, efesien dan merata
Sasaran Program : Jumlah CD Profil BKMM
Definisi : CD Profil BKMM Cikampek yang memuat informasi tentang BKMM dan produk layanan
Formula : Jumlah CD Profil BKMM pertahun
Person in Charge : Kasie Kemitraan
Sumber Data : Laporan Seksie Kemitraan
Periode Laporan : 1 kali per tahun
Target : 2015 2016 2017 2018 2019 50 50 50 50 50
63
IKK-7 Jumlah Sosialisasi, Advokasi dan Publikasi Upaya Pemeliharaan Kesehatan Mata Perspektif : Proses Bisnis
Sasaran Strategis : Terwujudnya pelayanan yang bermutu, efesien dan merata
Sasaran Program : Jumlah Sosialisasi, Advokasi dan Publikasi Upaya Pemeliharaan Kesehatan Mata
Definisi : Sosialisasi, Advokasi dan Publikasi Upaya Pemeliharaan Kesehatan Mata yang diselenggarakan BKMM Cikampek dengan Dinas Kesehatan Provinsi di Wilayan Binaan BKMM Cikampek untuk mengetahui permasalahan mengenai kesehatan mata
Formula : Jumlah Sosialisasi, Advokasi dan Publikasi Upaya Pemeliharaan Kesehatan Mata per tahun
Person in Charge : Kasie Kemitraan
Sumber Data : Laporan Seksie Kemitraan
Periode Laporan : 1 kali per tahun
Target : 2015 2016 2017 2018 2019 1 1 1 1 1
IKK-8 Jumlah Sekolah Yang Dilakukan Skrining Kelainan Refraksi
Perspektif : Proses Bisnis
Sasaran Strategis : Terwujudnya pelayanan yang bermutu, efesien dan merata
Sasaran Program : Jumlah Sekolah Yang Dilakukan Skrining Kelainan Refraksi
Definisi : Deteksi dini kelainan refraksi dan penyakit mata lainnya pada anak sekolah dasar di wilayah Jawa Barat
Formula : Jumlah Sekolah Yang Dilakukan Skrining Kelainan Refraksi per tahun
Person in Charge : Kasie Pelayanan Kesehatan
Sumber Data : Laporan Seksie Pelayanan Kesehatan
Periode Laporan : 1 kali per tahun
Target : 2015 2016 2017 2018 2019 36 48 48 50 55
64
IKK-9 Jumlah Sekolah Yang Dilakukan Skrining Gangguan Pendengaran Perspektif : Proses Bisnis
Sasaran Strategis : Terwujudnya pelayanan yang bermutu, efesien dan merata
Sasaran Program : Jumlah Sekolah Yang Dilakukan Skrining Gangguan Pendengaran
Definisi : Deteksi dini gangguan pendengaran pada anak sekolah dasar di wilayah Jawa Barat
Formula : Jumlah Sekolah Yang Dilakukan Skrining gangguan pendengaran per tahun
Person in Charge : Kasie Pelayanan Kesehatan
Sumber Data : Laporan Seksie Pelayanan Kesehatan
Periode Laporan : 1 kali per tahun
Target : 2015 2016 2017 2018 2019 20 20 20 20 20
IKK-10 Kegiatan Studi Banding
Perspektif : Proses Bisnis
Sasaran Strategis : Terwujudnya Kekuatan Jejaring Kesehatan
Sasaran Program : Kegiatan Studi Banding
Definisi : Studi Banding pada Rumah Sakit dengan produk layanan yang sama
Formula : Kegiatan Studi Banding per tahun
Person in Charge : Kasubbag Tata Usaha
Sumber Data : Laporan Subbag Tata Usaha
Periode Laporan : 1 kali per tahun
Target : 2015 2016 2017 2018 2019 2 2 2 2 2
IKK-11 Jumlah Naskah Mou
65
Perspektif : Proses Bisnis
Sasaran Strategis : Terwujudnya Kekuatan Jejaring Kesehatan
Sasaran Program : Jumlah Naskah MoU
Definisi : MoU yang dibuat BKMM Cikampek dengan Pihak Kedua tentang Pelayanan dan Pendidikan Kesehatan Mata
Formula : Jumlah Naskah MoU per tahun
Person in Charge : Kasubbag Tata Usaha dan Kasie Kemitraan
Sumber Data : Laporan Subbag Tata Usaha
Periode Laporan : 1 kali per tahun
Target : 2015 2016 2017 2018 2019 1 1 1 1 1
IKK-12 Jumlah Sosialisasi lintas sektoral Perspektif : Proses Bisnis
Sasaran Strategis : Terwujudnya Kekuatan Jejaring Kesehatan
Sasaran Program : Jumlah Sosialisasi Lintas Sektoral
Definisi : Kegiatan yang dilakukan ke Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan Provinsi/Kab/Kota sebelum dilaksanakannya kegiatan pelatihan, operasi katarak masal dan kegiatan skrining tajam penglihatan
Formula : Jumlah Sosialisasi Lintas Sektoral per tahun
Person in Charge : Kasie Kemitraan dan Kasie Pelayanan Kesehatan
Sumber Data : Laporan Seksi Kemitraan dan Yankes
Periode Laporan : 1 kali per tahun
Target : 2015 2016 2017 2018 2019 1 1 1 1 1
IKK-13 Jumlah Sosialisasi lintas sektoral
66
Perspektif : Pengembangan Personil dan Organisasi
Sasaran Strategis : Terwujudnya Budaya Kerja yang Optimal
Sasaran Program : Jumlah Kegiatan Pertemuan Kesehatan Mata Tahunan
Definisi : Pertemuan Ilmiah Tahunan yang diikuti oleh Tenaga Kesehatan yang ada di BKMM Cikampek
Formula : Jumlah Kegiatan Pertemuan Kesehatan Mata Tahunan per tahun
Person in Charge : Kasie Kemitraan dan Kasie Pelayanan Kesehatan
Sumber Data : Laporan Seksi Kemitraan dan Yankes
Periode Laporan : 1 kali per tahun
Target : 2015 2016 2017 2018 2019 1 1 1 1 1
IKK-14 Jumlah SDM yang Mengikuti Diklat Penjenjangan dan Lanjutan Teknis Perspektif : Pengembangan Personil dan Organisasi
Sasaran Strategis : Terwujudnya Budaya Kerja yang Optimal
Sasaran Program : Jumlah SDM yang Mengikuti Diklat Penjenjangan dan Lanjutan Teknis
Definisi : Pertemuan Diklat, pelatihan, seminar dan Workshop yang diikuti oleh Pegawai BKMM Cikampek
Formula : Jumlah SDM yang Mengikuti Diklat Penjenjangan dan Lanjutan Teknis per tahun
Person in Charge : Kasubbag Tata Usaha
Sumber Data : Laporan Subbag Tata Usaha
Periode Laporan : 1 kali per tahun
Target : 2015 2016 2017 2018 2019 6 39 110 115 120
IKK-15 Jumlah SDM yang Mengikuti Diklat Penjenjangan dan Lanjutan Teknis
67
Perspektif : Pengembangan Personil dan Organisasi
Sasaran Strategis : Terwujudnya Budaya Kerja yang Optimal
Sasaran Program : Jumlah SDM yang Mengikuti Diklat Penjenjangan dan Lanjutan Teknis
Definisi : Pertemuan Diklat, pelatihan, seminar dan Workshop yang diikuti oleh Pegawai BKMM Cikampek
Formula : Jumlah SDM yang Mengikuti Diklat Penjenjangan dan Lanjutan Teknis per tahun
Person in Charge : Kasubbag Tata Usaha
Sumber Data : Laporan Subbag Tata Usaha
Periode Laporan : 1 kali per tahun
Target : 2015 2016 2017 2018 2019 6 39 110 115 120
IKK-16 Jumlah Pemenuhan Kebutuhan alat/BHP pelayanan Perspektif : Pengembangan Personil dan Organisasi
Sasaran Strategis : Terwujudnya Budaya Kerja yang Optimal
Sasaran Program : Jumlah Pemenuhan Kebutuhan alat/BHP pelayanan
Definisi : Jumlah Paket Alat/BHP yang diadakan di BKMM Cikampek
Formula : Jumlah alat/BHP yang diadakan per tahun
Person in Charge : Kasubbag Tata Usaha
Sumber Data : Laporan Subbag Tata Usaha
Periode Laporan : 1 kali per tahun
Target : 2015 2016 2017 2018 2019 2 2 2 3 4
68
IKK-17 Jumlah Pengadaan Alat Kesehatan Perspektif : Pengembangan Personil dan Organisasi
Sasaran Strategis : Terwujudnya Budaya Kerja yang Optimal
Sasaran Program : Jumlah Pengadaan Alat Kesehatan
Definisi : Jumlah Paket Alat Kesehatan yang diadakan di BKMM Cikampek
Formula : Jumlah paket alat kesehatan yang diadakan di BKMM Cikampek per tahun
Person in Charge : Kasubbag Tata Usaha
Sumber Data : Laporan Subbag Tata Usaha
Periode Laporan : 1 kali per tahun
Target : 2015 2016 2017 2018 2019 2 21 0 3 4
IKK-18 Jumlah Layanan Perkantoran Perspektif : Pengembangan Personil dan Organisasi
Sasaran Strategis : Terwujudnya Budaya Kerja yang Optimal
Sasaran Program : Jumlah Layanan Perkantoran
Definisi : Jumlah Paket Layanan perkantoran yang diadakan di BKMM Cikampek
Formula : Jumlah Paket Layanan perkantoran yang diadakan di BKMM Cikampek per tahun
Person in Charge : Kasubbag Tata Usaha
Sumber Data : Laporan Subbag Tata Usaha
Periode Laporan : 1 kali per tahun
Target : 2015 2016 2017 2018 2019 13 13 13 13 13
69
IKK-19 Jumlah Pemeliharaan Gedung Perspektif : Pengembangan Personil dan Organisasi
Sasaran Strategis : Terwujudnya Budaya Kerja yang Optimal
Sasaran Program : Jumlah Pemeliharaan Gedung
Definisi : Jumlah Paket Pemeliharaan Gedung yang dilaksanakan di BKMM Cikampek
Formula : Jumlah Paket Pemeliharaan Gedung yang dilaksanakan di BKMM Cikampek per tahun
Person in Charge : Kasubbag Tata Usaha
Sumber Data : Laporan Subbag Tata Usaha
Periode Laporan : 1 kali per tahun
Target : 2015 2016 2017 2018 2019 2 2 2 2 2
IKK-20 Jumlah Pengadaan Bahan Kacamata Perspektif : Pengembangan Personil dan Organisasi
Sasaran Strategis : Terwujudnya Budaya Kerja yang Optimal
Sasaran Program : Jumlah Pengadaan Bahan Kacamata
Definisi : Jumlah Paket Bahan Kacamata yang diadakan di BKMM Cikampek
Formula : Jumlah Paket Bahan Kacamata yang diadakan di BKMM Cikampek per tahun
Person in Charge : Kasie Penunjang Pelayanan Kesehatan
Sumber Data : Laporan Seksi Penunjang Pelayanan Kesehatan
Periode Laporan : 1 kali per tahun
Target : 2015 2016 2017 2018 2019 4 4 4 5 5
70
IKK-21 Jumlah Fasilitas Kantor Perspektif : Pengembangan Personil dan Organisasi
Sasaran Strategis : Terwujudnya Budaya Kerja yang Optimal
Sasaran Program : Jumlah Fasilitas Kantor
Definisi : Jumlah Paket Pengadaan Fasilitas Kantor di BKMM Cikampek
Formula : Jumlah Paket Pengadaan Fasilitas Kantor di BKMM Cikampek per tahun
Person in Charge : Kasie Penunjang Pelayanan Kesehatan
Sumber Data : Laporan Seksi Penunjang Pelayanan Kesehatan
Periode Laporan : 1 kali per tahun
Target : 2015 2016 2017 2018 2019 1 9 10 12 14
IKK-22 Jumlah Layanan Operasional Balai Perspektif : Pengembangan Personil dan Organisasi
Sasaran Strategis : Terwujudnya Budaya Kerja yang Optimal
Sasaran Program : Jumlah Layanan Operasional Balai
Definisi : Jumlah Paket Pengadaan Layanan Operasional Balai di BKMM Cikampek
Formula : Jumlah Paket Pengadaan Layanan Operasional Balai di BKMM Cikampek per tahun
Person in Charge : Kasubbag Tata Usaha
Sumber Data : Laporan Subbag Tata Usaha
Periode Laporan : 1 kali per tahun
Target : 2015 2016 2017 2018 2019 20 29 30 35 45
71
IKK-23 Jumlah Pengadaan Alat Pengolah Data Perspektif : Pengembangan Personil dan Organisasi
Sasaran Strategis : Terwujudnya Budaya Kerja yang Optimal
Sasaran Program : Jumlah Pengadaan Alat Pengolah Data
Definisi : Jumlah Paket Pengadaan Alat Pengolah Data di BKMM Cikampek
Formula : Jumlah Paket Pengadaan Alat Pengolah Data di BKMM Cikampek per tahun
Person in Charge : Kasubbag Tata Usaha
Sumber Data : Laporan Subbag Tata Usaha
Periode Laporan : 1 kali per tahun
Target : 2015 2016 2017 2018 2019 1 1 8 9 10
IKK-24 Jumlah Akses Informasi Komunikasi Perspektif : Pengembangan Personil dan Organisasi
Sasaran Strategis : Terwujudnya Budaya Kerja yang Optimal
Sasaran Program : Jumlah Akses Informasi Komunikasi
Definisi : Akses informasi yang dibuat untuk mendapatkan informasi dengan mudah seputar Pelayanan di BKMM Cikampek
Formula : Terpasangnya infrastruktur akses informasi komunikasi per tahun
Person in Charge : Kasubbag Tata Usaha
Sumber Data : Laporan Subbag Tata Usaha
Periode Laporan : 1 kali per tahun
Target : 2015 2016 2017 2018 2019 5 9 12 14 16
top related