contoh ppt praktikum baf
Post on 08-Dec-2015
117 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Kelompok _Nama - NPM
Kunyit
Sinonim :Curcuma domestica Val. C. domestica Rumph. C. longa Auct. (Curcuma longa Linn.)
Taksonomi
Klasifikasi kunyit menurut Linnaeus dalam Winarto (2003), selengkapnya adalah sebagai berikut:
Kingdom: Palantae
Divisi : Spermatophita
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Subkelas : Zingiberales
Famili : Zingibereaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma Longa Linn.
Taksonomi
(Syukur dan Hernani, 2002).
Kunyit merupakan tanaman herba, dengan tinggi mencapai 100 cm
Batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang, berwarna
hijau kekuningan
Daun tunggal, lanset memanjang, helai daun berjumlah 3-8 dan pangkal runcing, tepi rata, panjang 20-40 cm, lebar 8-12.5
cm, pertulangan menyirip , berwarna hijau pucat
Rimpang induk bercabang, rimpang cabang lurus atau sedikit melengkung, keseluruhan rimpang membentuk rumpun yang
rapat, berwarna jingga, tunas muda berwarna putih
Bunga tumbuh dari ujung batang semu, panjang 10-15 cm, bunga berwarna kuning atau kuning pucat, mekar secara
bersamaan
Akar serabut berwarna cokelat muda
Kandungan kimia
Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, desmetoksikumin dan bisdesmetoksikurkumin dan zat- zat manfaat lainnya (Syukur dan Hernani 2002).
Kandungan Zat
• R1 = R2 = OCH3 10 % Kurkumin
• R1 = OCH3, R2 = H 1 - 5 % • R1 = R2 = H
Demetoksikurkumin
Bisdemetoksikurkumin
• Keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, Zingiberen 25%, felandren, sabinen, borneol dan sineil
Minyak atsiri / Volatil oil
Lemak 1 -3 %, Karbohidrat 3 %, Protein 30%, Pati 8%, Vitamin C 45-
55%, Garam-garam Mineral (Zat besi, fosfor, dan. kalsium) sisanya
Curcumin
Formula• C21H20O6
Molar mass
• 368.38 g/mol
Melting point
• 183 °C
IUPAC ID
• (1E,6E)-1,7-bis (4-hydroxy- 3-methoxyphenyl) -1,6- heptadiene-3,5-dione)
Gangguan pencernaan atau Dispepsia
• zat antibakteri yang dapat merangsang dinding kantong empedu untuk berkontraksi mengeluarkan empedu sehingga pencernaan lebih sempurna
Minyak Atsiri
Khasiat• mencegah keluarnya asam
lambung yang berlebihan dan mengurangi peristaltik usus yang terlalu kuat
CARA IDENTIFIKASI
• Pada 2mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna merah darah.
• Pada 2mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes asam sulfat 10N; terjadi warna coklat.
• Pada 2mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P; terjadi warna coklat.
• Pada 2mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v; terjadi warna jingga.
• Pada 2mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes amonia (25%) P; terjadi warna merah jingga.
• Pada 2mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes larutan besi (III) klorida P 5% b/v; terjadi warna coklat.
• Pada 2mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes larutan timbal (II) asetat P 5% b/v; terjadi warna merah jambu.
Curcumae domesticae
rhizoma
+ Mayer+ Dragendorff
KeruhEndapan jingga
ALKALOID (+)
+ FeCl3 Warna biru-hitam POLIFENOLAT (+)
+ gelatin 1% Endapan putih TANIN (+)
+ Mg + HCl 2N + amil alkohol
Warna kuning – merah
FLAVONOID (+)
+ eter + vanilin sulfat Warna-warnaMONO dan
SESQUITERPENOID (+)
+ Liebermann Buchardad
Warna unguWarna biru hijau
TRITERPENOID (+)STEROID (+)
+ KOH 5% Warna kuning-merah
KUINON (+)
Dikocok vertikal Busa persisten SAPONIN (+)
Screening Fitokimia
Ekstraksi : Soxhletasi• Prinsip kerja : salah satu model ekstraksi
(pemisahan/pengambilan) yang menggunakan pelarut selalu baru dalam mengekstraknya sehingga terjadi ektraksi yang kontinyu dengan adanya jumlah pelarut konstan yang juga dibantu dengan pendingin balik (kondensor).
• Umumnya digunakan : untuk mengekstrak senyawa yang kelarutannya terbatas dalam suatu pelarut dan pengotor-pengotornya tidak larut dalam pelarut tersebut.
• Untuk mendapatkan larutan ekstrak yang pekat biasanya pelarut ekstrak diuapkan dengan menggunakan alat rotarievaporator (Harborne, 1987).
Prosedur SokhletasiSimplisia Curcumae domesticae Rhizoma
Haluskan sampel dan bungkus dengan kertas saring
masukkan batu didih ke dalam labu alas bundar + etanol 96% 200 ml
sampel dalam kertas saring dimasukkan kedalam timbal, dgn dibasahi sedikit etanol 96%
Lakukan pemanasan selama 3 jam, dimana uapnya akan menguap melalui pipa F dan akan menabrak dinding-
dinding kondensor hingga akan terjadi proses kondensasi (pengembunan), pemanpelarut akan bercampur dengan
sampel dan mengekstrak (memisahkan/mengambil)senyawa yang kita inginkan
dari suatu sampel.
pelarut akan memenuhi sifon, dan ketika pada sifon penuh kemudian akan disalurkan kembali ke dalam labu
alas bundar.
kemudian ekstrak cair yang didapatkan, dikentalkan dgn rotarieveporator
Timbal
Sifon
Kondensor
Pipa F
Labu alas bundar
Pemeriksaan Parameter Ekstrak Cair
• Pemeriksaan alat indera, • meliputi : Bentuk, warna, bau : dan rasa.Organolepik
• Menunjukkan spesifikasi ekstrak uji• Bobot Jenis EkstrakBobot jenis ekstrak
• Mengetahui adanya kandungan kimia berdasarkan Rfnya
• Fase diam : silika gel• Fase gerak : kloroform dan metanol (85:15)
Pola KLT
• untuk memberikan gambaran secara kualitatif dari kandungan kimia yang terdapat dalam ekst rak karena masing-masing ekstrak memiliki pola dinamolisis yang berbeda.
• Diameter pola.
Pola Dinamolisis
Bobot Jenis Ekstrak Cair
Piknometer kosong ditimbang dan dicatat masaanya
piknometer diisi dengan aquades hingga penuh dan ditutup rapat
Lalu piknometer yang berisi air ditimbang kembali dan dicatat massanya, kerapatan air dapat ditentukan
piknometer dikosongkan dan diisi kembali dengan ekstrak
piknometer ditimbang kembali dan dicatat massanya, kerapatan dari ekstrak dapat ditentukan
bobot jenis dari ekstrak dapat ditentukan
Pola Kromatogram Lapis Tipis
Pelat silika GF 254
disiapkan beri batas atas dan bawah
ekstrak cair ditutulkan
pada batas bawah dengan
menggunakan pipa kapiler,
biarkan menguap
Pengembang yang
digunakan adalah
koloform (85) : metanol
(15), dibiarkan
hingga jenuh
pelat silika dimasukkan
kedalam bejana
kromatografi yang telah dijenuhkan
tunggu beberapa
saat hingga cairan
mencapai batas atas
Kemudian silika
dikeluarkan, keringkan
dilihat pola kromatogramnya dibawah
lampu UV 254 nm dan
366 nm
Rf dapat ditentukan
Pola dinamolisis
Siapkan kertas Whatman yang berbentuk lingkaran dengan diamter 10cm
Lubangi bagian pusatnya dan pasang sumbu yang terbuat dari kertas saring
lalu kertas saring bersumbu ini ditutupkan pada cawan petri yang berisi ekstrak cair sambiloto
biarkan proses difusi sirkular terjadi, diamkan hingga berdifusi sempurna
lalu keringkan dan amati pola dinamolisisnya (ukur diameter masing2 pola yang terbentuk)
Hasil Ekstraksi
• Ekstraksi dengan sokhletasi
Ekstrak cair
• Dikentalkan dengan Rotatorieveporator
Ekstrak Kental• Diuapkan diatas
tangas air
Ekstrak Sangat Kental
ROTARY EVAPORATOR
Digunakan untuk mendapatkan ekstrak kental
Prinsip utama instrumen ini terletak pada penurunan tekanan pada labu alas bulat dan pemutaran labu alas bulat hingga berguna agar pelarut dapat menguap lebih cepat dibawah titik didihnya
ROTARY EVAPORATOR
Alasan menggunakan rotary evaporator?
Teknik yang digunakan dalam rotary vakum evaporator ini bukan hanya terletak pada pemanasannya tapi dengan menurunkan
tekanan pada labu alas bulat dan memutar labu alas bulat dengan kecepatan tertentu. Karena
teknik itulah, sehingga suatu pelarut akan menguap dan senyawa yang larut dalam
pelarut tersebut tidak ikut menguap namun mengendap. Dan dengan pemanasan dibawah
titik didih pelarut, sehingga senyawa yang terkandung dalam pelarut tidak rusak oleh suhu
tinggi
Rendemen Ekstrak
Ekstrak sedikit kental hasil rotatorievaporator
ditempatkan dalam cawan penguap
diuapkan diatas tangas air 40-50ºC hingga diperoleh ekstrak yang kental atau
bobot tetap (tidak berubah).
Berat total ektstrak dikurangi berat cawan
kosong shingga didapat berat ekstrak lalu dihitung
rendemennya
Kadar air Ekstrak
Maka kadar air dari ekstrak dapat ditentukan
hasil destilasi ditampung dan diukur volume airnya
destilasi selama 2 jam
alat destilasi dirangkai
Toluene + Ekstrak (alumunium foil) + batu didih dimasukkan kedalam labu alas bundar
ukur toluene sebanyak 200ml
ekstrak kental ditimbang sebanyak 2 gram dan dibungkus dengan alumunium foil Kadar air
PEMBUATAN PRODUK
Masing-masing bahan
ditimbang
Ekstrak kental Curcuma domestica
Digerus dengan SL
Ditambahkan perasa (flavor passion fruit)
Ditambahkan asam sitrat
Sediaan ekstrak seduh
Dikemas Pengujian
CONTOH SEDIAAN YANG ADA DI PASARAN
Reumatik (persendian nyeri)
DispepsiaKesemutanGusi BengkakEncokKeputihanJerawatAmandelPerut Kembung
DiareMemperbaiki PencernaanAnyang-anyanganobat PenenangPenghilang LendirPeluruh empeduMenghilangkan Bau Badandll.
Seduh 2 – 3 sendok makan KUNYIT dengan sedikit air panas + air dingin hingga mencapai 150 ml dan KUNYIT siap disajikan.
KHASIAT
PENYAJIAN
DOSIS DAN FORMULASI
DOSIS
Literatur 1 kapsul : 250 mg ekstrak
Dikonsumsi 2 kapsul dosis : 500 mg
Ekstrak seduh1 sendok makan ≈ 10g
2-3 sendok makan = 500mg/25g
Dikonsumsi 4x sehari
FORMULASISediaan ekstrak seduh
Tiap toples 100 g mengandung :
• Ekstrak kurkumin 2 g• Saccharum lactis 2g• Perasa 1 g• Asam sitrat 0,4 g• Gula pasir ad 100 g
EVALUASI SEDIAAN
Organoleptik
• Seluruh jamu bentuk serbuk berwarna kuning hingga coklat kehitaman dengan bau yang khas yaitu beraroma tajam. Evaluasi dengan pemeriksaan organoleptik ini dilakukan menggunakan panca indra
Pemeriksaan bobot jenis (BJ)
• Pemeriksaan bobot jenis ekstrak dilakukan dengan cara menimbang piknometer dengan volume tertentu dalam keadaan kosong. Kemudian piknometer diisi penuh dengan air dan ditimbang. Kerapatan air dapat ditetapkan. Kemudian piknometer dikosongkan dan diisi dengan ekstrak lalu ditimbang. Bobot jenis ekstrak dapat ditetapkan dengan rumus : Bobot jenis ekstrak = kerapatan ekstrak: kerapatan air
EVALUASI SEDIAAN
EVALUASI SEDIAAN
Pemeriksaan Kadar air
• Kadar air obat tradisional adalah banyaknya air yang terdapat dalam obat tradisional. Air tersebut berasal dari kandungan simplisia, penyerapan pada saat produksi atau penyerapan uap air dari udara pada saat berada dalam peredaran.
• Persyaratan yang ditetapkan Departemen Kesehatan RI untuk kadar air adalah kurang atau sama dengan 10%. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan tumbuhnya kapang dan jamur dalam sediaan tersebut.
EVALUASI SEDIAAN
ALT (Angka Lempeng Total)
• Angka lempeng Total (ALT) adalah bilangan yang menyatakan jumlah koloni bakteri aerob yang terdapat pada tiap gram atau ml sampel dan produk yang diuji.
• Prinsip pengujian ALT ialah berdasar anggapan bahwa sel-sel mikroba yang terdapat dalam bahan uji bila dicampur medium dan diinkubasikan dalam suhu tertentu maka masing-masing sel akan membentuk koloni terpisah yang dapat dilihat
AKK (Angka Kapang Khamir)
• Prinsipnya sama dengan ALT namun pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui angka kapang khamir yang terdapat dalam sediaan/produk.
• Tujuan uji ini untuk mengetahui seberapa tinggi pencemaran bakteri dan kapang khamir yang sudah dialami oleh suatu produk
EVALUASI SEDIAAN
Dapus
• Muliani, N.,W. 2011 Pelaksanaan Pengembangan Minuman Serbuk Instan Angkak-Jambu Biji Serta Hard Candy Jahe di PT Industri Jamu Borobudur Semarang. Curmatab®. Program Studi Teknologi Pangan-Fakultas Teknologi Pertanian-Universitas Katolik Soegijapranata. Semarang.
• Thamlikitkul, V. 1985. Randomized Double Blind Study of Curcuma domestica. For Dyspepsia. Thailand.
• Lia – 91
Boleh ga sokhletasi kurang/lbh dari 3 jam?• Alfy – 124
Cara menghitung angka kapang khamir? Ada alatnya ga?• Bimo – 106
Derajat kehalusan serbuk untuk sokhletasi• Teteh
Apa ekstraknya pasti larut air?
• Kalo kurang dari 3 jam, metabolit kurang ketarik. Makin lama justru malah makin bagus ( warna ditimbal harusnya bening )
• Biasanya serbuk sokhletasi ga perlu terlalu halus ato terlalu kasar
• Caranya kayak ngitung koloni bakteri. Tumbuhin di media tumbuh jamur, inkubasi suhu ruang, terus itung koloni. Jumlahnya ga lebih dari 10
top related