case report metro ulkus kornea

Post on 18-Jan-2016

43 Views

Category:

Documents

7 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

made putri

TRANSCRIPT

Preceptor :dr. H. Yul Khaizar, Sp.M

Nama dokter muda :Abigail Pheilia YT

Frisca Febe LumbangaolNi Made Agusuriyani Diana Putri

CASE REPORTULKUS KORNEA

BAB IPENDAHULUAN

Di Indonesia gangguan penglihatan dan kebutaan masih menjadi masalah kesehatan. Survey Kesehatan Indera tahun 1993 – 1996 menunjukkan 1,5% penduduk Indonesia mengalami kebutaan disebabkan oleh katarak (0,78%), glaukoma (0,2%), kelainan refraksi (0,14%) gangguan retina (0,13%), kelainan kornea, (0,10%) dan penyakit mata lain-lain (0,15%).

Kelainan kornea yang dimaksud, termasuk ulkus kornea. di Indonesia insidensi ulkus kornea tahun 1993 adalah 5,3 per 100.000 penduduk.

BAB IILAPORAN KASUS

IDENTITASNama : Tn. SUmur : 30 tahunJenis Kelamin : Laki-lakiAgama : IslamAlamat : Ds. Purwodadi RT 16Kunjungan Poli : 11-02-2014

ANAMNESA

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANGEnam bulan yang lalu penderita mengeluh mata kirinya terkena pasir saat sedang bekerja. Pasien menggosok-gosok matanya dan kemudian merasakan mata kirinya menjadi merah, nyeri, gatal dan berair. Keluhan ini terus berlangsung selama 1 minggu. Pasien pergi berobat ke dokter spesialis mata dan keluhan di mata kirinya menghilang setelah menggunakan obat tetes mata selama 1 minggu.

Namun, setelah itu pasien merasakan ada bintik putih di tengah pupil mata kirinya yang semakin lama semakin besar. Sejak adanya bintik putih ini pasien merasakan pandangannya agak kabur dan melihat pelangi di sekitar cahaya. Saat ini keluhan mata merah (+), mata terasa nyeri (-), mata berair (+), belekan (-).

RIWAYAT PENYAKIT DAHULUPasien tidak pernah mengalami keluhan

yang sama..  RIWAYAT PENYAKIT KELUARGATidak ada riwayat hipertensi ataupun

diabetes di dalam keluarganya.

RESUME

Enam bulan yang lalu penderita mengeluh mata kirinya terkena pasir saat sedang bekerja. Pasien menggosok-gosok matanya dan kemudian merasakan mata kirinya menjadi merah, nyeri, gatal dan berair. Keluhan ini terus berlangsung selama 1 minggu. Pasien pergi berobat ke dokter spesialis mata dan keluhan di mata kirinya menghilang setelah menggunakan obat tetes mata selama 1 minggu. Namun, setelah itu pasien merasakan ada bintik putih di tengah pupil mata kirinya yang semakin lama semakin besar. Sejak adanya bintik putih ini pasien merasakan pandangannya agak kabur dan melihat pelangi di sekitar cahaya. Saat ini keluhan mata merah (+), mata terasa nyeri (-), mata berair (+), belekan (-).

Status oftalmologis(OD) (OS)

Visus : 6/6 3/60 Conjungtiva bulbi : Injeksi Konjungtiva (-) Injeksi Konjungtiva (+)Cornea : Jernih Keruh, ulkus ø 2mm putih (sentral)

PENATALAKSANAAN

PROGNOSIS

Quo Ad Vitam : Ad bonam Quo Ad Functionam : Dubia ad malamQuo Ad Sanationam : Dubia ad bonam

BAB IIITINJAUAN PUSTAKA

1. Embriologi, Anatomi dan Fisiologi Kornea

Ulkus Kornea

hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea, yang ditandai dengan adanya infiltrat supuratif disertai defek kornea bergaung, dan diskontinuitas jaringan kornea yang dapat terjadi dari epitel sampai stroma.

Etiologi

InfeksiNon infeksiSistem imun

Klasifikasi

Ulkus kornea sentralUlkus kornea perifer

Patofisiologi

Perubahan dalam bentuk dan kejernihan kornea, segera mengganggu pembentukan bayangan yang baik di retina. Oleh karenanya kelainan sekecil apapun di kornea, dapat menimbulkan gangguan penglihatan yang hebat terutama bila letaknya di daerah pupil.

Karena kornea avaskuler, maka pertahanan pada waktu peradangan tidak segera datang, seperti pada jaringan lain yang mengandung banyak vaskularisasi. Maka badan kornea, wandering cell dan sel-sel lain yang terdapat dalam stroma kornea, segera bekerja sebagai makrofag, baru kemudian disusul dengan dilatasi pembuluh darah yang terdapat dilimbus dan tampak sebagai injeksi perikornea. Sesudahnya baru terjadi infiltrasi dari sel-sel mononuclear, sel plasma, leukosit polimorfonuklear (PMN), yang mengakibatkan timbulnya infiltrat, yang tampak sebagai bercak berwarna kelabu, keruh dengan batas-batas tak jelas dan permukaan tidak licin, kemudian dapat terjadi kerusakan epitel dan timbullah ulkus kornea.

Kornea mempunyai banyak serabut saraf maka kebanyakan lesi pada kornea baik superfisial maupun profunda dapat menimbulkan rasa sakit dan fotofobia.

Penyakit ini bersifat progresif, regresif atau membentuk jaringan parut. Ulkus ini menyebar kedua arah yaitu melebar dan mendalam.

Manifestasi Klinis

Diagnosis Ulkus Kornea

Anamnesis pasien penting pada penyakit kornea, sering dapat diungkapkan adanya riwayat trauma, benda asing, abrasi, adanya riwayat penyakit kornea yang bermanfaat, misalnya keratitis akibat infeksi virus herpes simplek yang sering kambuh. Hendaknya pula ditanyakan riwayat pemakaian obat topikal oleh pasien seperti kortikosteroid yang merupakan predisposisi bagi penyakit bakteri, fungi, virus terutama keratitis herpes simplek. Juga mungkin terjadi imunosupresi akibat penyakit sistemik seperti diabetes, AIDS, keganasan, selain oleh terapi imunosupresi khusus.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan gejala obyektif berupa adanya injeksi siliar, kornea edema, terdapat infiltrat, hilangnya jaringan kornea. Pada kasus berat dapat terjadi iritis yang disertai dengan hipopion.

Disamping itu perlu juga dilakukan pemeriksaan diagnostik seperti :

Ketajaman penglihatanTes refraksiPemeriksaan slit-lampKeratometri (pengukuran kornea)Respon reflek pupilPewarnaan kornea dengan zat fluoresensi.Goresan ulkus untuk analisa atau kultur

(pulasan gram, giemsa atau KOH)

Penatalaksanaan ulkus kornea di rumah

Penatalaksanaan medis

Pengobatan konstitusi

keadaan umumnya harus diperbaiki dengan makanan yang bergizi, udara yang baik, lingkungan yang sehat, pemberian roboransia yang mengandung vitamin A, vitamin B kompleks dan vitamin C.

Pengobatan lokalSulfas atropine sebagai salap atau larutan,Skopolamin sebagai midriatika. Analgetik. Antibiotik Anti jamurAnti Viral

Keratoplasti

Indikasi keratoplasti terjadi jaringan parut yang mengganggu penglihatan, kekeruhan kornea yang menyebabkan kemunduran tajam penglihatan, serta memenuhi beberapa kriteria yaitu:

Kemunduran visus yang cukup menggangu aktivitas penderita

Kelainan kornea yang mengganggu mental penderita.

Kelainan kornea yang tidak disertai ambliopia.

Komplikasi Ulkus KorneaKebutaan parsial atau komplit Kornea perforasi dapat berlanjut menjadi

endoptalmitis dan panopthalmitisProlaps irisSikatrik korneaKatarakGlaukoma sekunder

Prognosis Ulkus KorneaPrognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat

keparahan dan cepat lambatnya mendapat pertolongan, jenis mikroorganisme penyebabnya, dan ada tidaknya komplikasi yang timbul.

BAB IVPEMBAHASAN

 Pada kasus ini pasien datang dengan keluhan penglihatan mata kiri kabur dan mata terasa berair serta merah. Karena kornea memiliki banyak serabut nyeri, kebanyakan lesi kornea, superfisial, maupun dalam (benda asing kornea, abrasi kornea, phlyctenulae, keratitis interstisial), menimbulkan rasa sakit dan fotofobia.

Dari pemeriksaan fisik diketahui bahwa ulkus yang terbentuk terletak di tengah kornea mata kiri (sentral), berbentuk bulat irreguler, dan terdapat infiltrat.

Ulkus sentral biasanya merupakan ulkus akibat infeksi bakteri. Lesi terletak di sentral, jauh dari limbus yang bervaskuler. Tukak kornea akan memberikan kekeruhan berwarna putih pada kornea dengan defek epitel yang bila diberi pewarnaan fluoresein akan berwarna hijau di tengahnya.

Pada pasien ini karena keluhan sudah berlangsung kurang lebih 6 bulan maka prognosis bagi fungsi penglihatan (quo ad functionam) adalah dubia ad malam. Obat-obatan tidak dapat mengembalikan fungsi penglihatan pasien menjadi normal, hanya mengurangi gejala mata merah dan berair.

Sedangkan, keluhan penglihatan mata kiri kabur dan melihat pelangi di sekitar cahaya akan tetap ada karena ulkus pada kornea akan menetap sebagai jaringan sikatrik yang mengganggu masuknya cahaya yang masuk ke mata.

top related