bahan ajar farmakologi keperawatan
Post on 24-Jul-2015
982 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
SAINAL EDI KAMAL, S.Si., M.Kes., Apt.
PENDAHULUAN
A. DEFENISIFarmakologi : Pharmacon (Obat) & Logos (Ilmu
Pengetahuan)
Ilmu yang mempelajari obat dan cara kerjanya pada
sistem biologi.
Obat : bahan atau sediaan yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi
atau kondisi patologi dalam rangka penetapan
diagnosi, pencegahan, penyembuhan, pemulihan
dari sakit, gejala sakit atau penyakit untuk
meningkatkan kesehatan dan kontrasepsi.
B. PERKEMBANGAN OBATPenggunaan Obat :
Coba – coba
Turun – temurun Efek tidak seragam
Empiris
Distandarisasi dan diekstraksi :
Efedrin dari tanaman Efendra vulgaris
Vinblastin dari tanaman Vinca rosea
Digoksin dari tanaman Digitalis lanata
C. PENGGOLONGAN OBAT1. Berdasarkan Keamanan (Permenkes No.
949/Menkes/Per/VI/2000.
a. Obat Bebas : parasetamol, vitamin C, asetosal, antasida daftar
obat esensial (DOEN), obat batuk hitam.
b. Obat Bebas Terbatas (Waarschuwing) artinya peringatan :
klortrimaleas, mebendazol, obat flu kombinasi tablet.
c. Obat Keras (Gevaarlijk) artinya berbahaya : amoksisilin, asam
mefenamat, semua obat injeksi dan semua obat baru.
d. Psikotropika (obat keras tertentu)
Golongan I : hanya untuk penelitian; metilen dioksi
metamfetamin, lisergid acid diathylamine (LSD) dan
metamfetamin.
Golongan II, III dan IV : dapat digunakan untuk pengobatan
asalkan sudah didaftarkan; diazepam, fenobarbital, lorasepam,
dan klordiazepoksid.
e. Narkotika : dapat menimbulkan addiksi (ketergantungan)
Golongan I : hanya untuk penelitian, dilarang produksi; heroin
dan kokain
Golongan II dan III : dapat digunakan untuk pengobatan
asalkan sudah memiliki ijin edar; morfin, petidin, kodein,
doveri dan kodipron.
2. Berdasarkan Cara atau Jalur Pemakaian
a. Obat luar : salep, injeksi, lotion, tetes hidung, tetes telinga,
suppositotia dan krim. Menggunakan etiket biru.
b. Obat dalam : tablet, kapsul, sirup menggunakan etiket putih.
3. Berdasarkan Sumber atau Asalnya
a. Tanaman : alkaloid, glikosida, resin, karbohidrat, protein
b. Hewan : hormon atau enzim, misalnya insulin
c. Mineral : aluminium hidroksida, magnesium trisilat
4. Berdasarkan Bentuk sediaan
a. Padat : ekstrak, serbuk, pil, tablet, suppositoria.
b. Cair : sirup, larutan, suspensi, linimen, lotion
c. Semi Padat : salep, krim, gel dan pasta
d. Gas : aerosol, oksigen dan inhaler
5. Berdasarkan Keamanan Selama Kehamilam
a. Kategori A : obat yang tidak menimbulkan pengaruh buruk
pada janin; parasetamol, penisilin, eritromisin, digoksin,
isoniazid dan asam folat
b. Kategori B : obat yang dibatasi penggunaannnya pada wanita
hamil.
B1 : dari penelitian tidak terbukti menimbulkan kerusakan
pada janin; simetidin
B2 : data dari penelitian hewan tidak memadai; amfoterisin,
dopamin
B3 : pada hewan terjadi kerusakan janin tetapi belum tentu
bermakna pada manusia; griseofulvin, mebendazol
c. Kategori C : obat memberikan pengaruh buruk pada janin
tanpa disertai malformasi anatomi jadi semata-mata efek
farmakologi; narkotika, aspirin, diuretik
d. Kategori D : obat terbukti meningkatkan malformasi pada janin
manusia; androgen, fenitoin, fenobarbital, kinin
e. Kategori X : obat yang mempunyai resiko tinggi memberikan
pengaruh buruk pada janin yang menetap (irreversibel) jika
diminum pada masa kehamilan; dietilstilbestrol.
D. OBAT GENERIK1. Obat generik, menggunakan nama sesuai zat kimia yang
dikandungnya berdasarkan the international nonpropietary
names list for pharmaceutical preparation (INN); parasetamol,
amoksilin, asam mefenamat
2. Obat Generik dengan nama dagang (branded generic
medicines) yaitu diedarkan dengan nama dagang; amoksan,
panadol, ponstan
3. Obat Generik Berlogo : obat generik yang diproduksi oleh
industri farmasi yang bersertifikat CPOB
12
POSOLOGI
Bentuk Sediaan Obat
Cara Pemberian Obat
Perhitungan Dosis Obat
Frekuensi Pemberian Obat
Bentuk Sediaan Obat
1. Sediaan Padat
a. Serbuk Pulvis : Campuran kering bahan obat atau zat kimia
yang dihaluskan ditujukan untuk obat dalam atau obatluar.
Pulveres : Serbuk yang dibagi-bagi dalam bobot yangdiperkirakan sama, dibungkus dengan pengemas yangcocok untuk sekali minum.
b. Tablet : Sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berat : 50 mg – 2 g
c. Kapsul : Sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut gelatin, pati
d. Suppositoria : Sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk rektal, vagina, urethal
e. Kaplet : Tablet berbentuk kapsul yang pembuatannya melalui kempa cetak
f. Lozenges : Sediaan tablet manis dan baunya enak, penggunaannya dihisap dalam mulut
2. Sediaan Setengah Padat
a. Salep : Sediaan setengah padat diloles,obat luar
b. Krim : Sediaan setengah padat emulsiair ≥ 60%, pemakaian luar
c. Pasta : Sediaan massa lembek, pemakaianluar (terbuat dari serbuk & ≥ 50% vaselin atauparaffin, gliserol
3. Sediaan Cair
a. Larutan : Sediaan cair yang mengandungbahan kimia terlarut kecuali dinyatakanlain, pelarutnya air suling
b. Sirup : Larutan yang mengandung gulasukrosa, kadar gula tidak kurang dari 64% atautdk lebih dari 66%.
d. Eliksir : Larutan rasa, bau sedap, selain obat mengandung zat pemanis, zat pewarna, pewangi, pengawet. Pelarut etanol.
e. Guttae : Larutan, emulsi atau suspensi obat luar & obat dalam.
f. Injeksi : Sediaan steril, bebas pirogen
Larutan, emulsi, suspensi, serbuk yang dilarutkan.
4. Sediaan Gas
a. Aerosol : Sediaan mengandung 1 atau lebih zatberkhasiat dalam wadah yang diberi tekanan
b. Gas : berupa oksigen, obat anestesi atau zatyang digunakan untuk sterilisasi.
Rasionalisasi Pemberian Obat1. Tepat Pasien
2. Tepat Obat
3. Tepat Waktu
4. Tepat Dosis
5. Tepat Rute
6. Tepat Dokumentasi
Rute Pemberian Obat
Enteral oral, sublingual, bukal
Parenteral topikal, injeksi, endotrakea, inhalasi
PERHITUNGAN DOSIS
1. Berdasarkan LPT
KO : LPT anak
1,73 M : LPT dewasa
Wagner : LP : 0,09 x W0,73
W = BB dalam Kg
Da = Dd KO
1,73 M2
2. Berdasarkan BB
Clark :
W = BB (Kg)
Da = W... Dd
70
3. Berdasarkan Usia
Frekuensi Pemberian Obat
Pemberian obat dapat :
Tiap 5 menit
Sekali sehari tujuan, kinetika obat, t½,
Beberapa kali sehari onset dan durasi obat
Setiap bulan
Interval Pemakaian Obat
Kebiasaan :
3 x sehari pagi, siang dan sore
Optimal :
3 x sehari tiap 6 atau 8 jam
interval : 24 jam - (6 - 8 jam)
3
ARTI % DALAM OBAT
• % berat / berat = gram/gram % misal : Boorzalf 10% =tiap 100 g zalf mengandung 10 g acidum boricum
• % berat / volume = gram / ml % misal : 1% morphine HCl= 1 g morphine HCl dlm 100 ml larutan / injeksi
• % vol. / vol = ml / ml % misal : alkohol 70% = tiap 100 mlcampuran mengandung 70 ml ethylalkohol murni
• % vol / berat = ml / gram % misal : kadar minyak 10%dlm suatu simplisia berarti tdp 10 ml minyak dlm 100 gsimplisia
29
Kerja Obat
Efek obat terjadi karna interaksi fisiko-
kimiawi antara obat atau metabolit aktif
dengan reseptor atau bagian tertentu dari
tubuh.
Untuk mencapai tempat kerjanya maka obat
harus melalui 3 proses :
1. Fase Farmasetik
2. Fase Farmakokinetik
3. Fase Farmakodinamik
Fase yang dipengaruhi antara lain oleh cara
pembuatan obat, bentuk sediaan obat dan
zat tambahan yang digunakan.
Tablet terdegradasi granul
Partikel kecil pelepasan zat aktif
Zat aktif terdisolusi absorpsi
Larutan ˃ suspensi ˃ serbuk ˃ kapsul ˃
tablet ˃ tablet salut
. .. ....... . .. ..
.....
. .. .......
. .. ....... . .. ..
.....
. .. ........ .. ....... . .. ..
.....
. .. .......
. .. ....... . .. ..
.....
. .. ........ .. ....... . .. ..
.....
. .. .......
. .. ....... . .. ..
.....
. .. ........ .. ....... .. . ..
.....
. .. .......
. .. ....... . .. ..
.....
. .. ..
.
.
.
.
.
TABLETDISINTEGRASI DISOLUSI
Fase Farmakokinetik
Mempelajari absorpsi, distribusi,
metabolisme dan ekskresi obat dari dalam
tubuh atau mempelajari pengaruh tubuh
terhadap obat
1. Absorpsi
Adalah proses masuknya obat ke dalam
sirkulasi sistemik.
a. Kelarutan
Kecepatan melarut dari suatu obat akan
menentukan kecepatan absorpsi obat
Lipid bilayer
b. pH : derajat keasaman atau kebasahan
Obat yang bersifat asam lemah akan mudah
menembus membran sel pada suasana
asam atau obat relatif tidak terionisasi.
Aspirin mudah menembus membran
lambung dari pada membran usus
Obat yang bersifat basa lemah akan mudah
diabsorpsi di usus halus
c. Tempat Absorpsi
Obat dapat diabsorpsi pada kulit, membran
mukosa, lambung dan usus halus.
Absorpsi obat menembus lapisan sel tunggal
seperti pada ephitelium intestinal akan
lebih cepat dibandingkan membran kulit
yang berlapis-lapis
d. Sirkulasi Darah
Obat baiknya diberikan pada daerah yang
kaya akan sirkulasi darah.
Pemberian melalui sublingual lebih cepat
diabsorpsi dari sub kutan (sirkulasi darah
kurang)
MEMBRAN
Pasif
Aktif
Pinositosis
Usus Sel
2. Distribusi
Merupakan proses dimana obat berada
dalam cairan tubuh dan jaringan tubuh.
Kecepatan distribusi dipengaruhi oleh aliran
darah, afinitas obat pada jaringan dan
protein.
Faktor lain yang mempengaruhi distribusi
obat adalah fungsi kardiovaskuler.
PERSENTASI PENGIKATAN DENGAN PROTEIN
DAN WAKTU PARUH OBAT TERTENTU
OBAT % Terikat t1/2, jam
Furosemida 95 1,5
Aspirin 49 0.25-2
Digoxin 25 36
Eritromisin 70 3
Lorazepam 92 15
Quinidin 70 6
Rifampisin 89 2
Teofilin 60 9
Organ (jantung, ginjal, hati) yang mendapat
suplai darah lebih banyak atau cepat akan
menerima obat lebih banyak dan cepat
dari organ lain (tulang, abses).
Pada saat obat masuk ke sirkulasi sistemik ,
sebagian besar akan terikat oleh protein
plasma (albumin), ikatan ini membentuk
molekul besar sehingga tdk dapat
menembus membran.
Hanya obat bebas yg mencapai sasaran dan
mengalami metabolisme sehingga mudah
diekskresikan.
Berkurangnya obat bebas (tidak terikat)
akan menyebabkan pelepasan obat yang
terikat oleh protein, jadi terjadi
keseimbangan yg dinamis.
Perbandingan obat bebas dan obat terikat
menentukan durasi obat
Obat lipofil mempunyai afinitas yang tinggi
terhadap jaringan, sehingga cenderung
terakumulasi, apabila aliran darah sedikit
di jaringan, maka distribusi obat
terhambat. Pemberian obat yang terlalu
cepat berpotensi menimbulkan toksik.
3. Metabolisme
Merupakan reaksi perubahan zat kimia
dalam jaringan biologis yang dikalisis oleh
enzim menjadi metabolitnya.
Hati merupakan organ utama tempat
metabolisme obat.
Kebanyakan metabolisme menggunakan
enzim sitokrom P450 (hepar dan GI)
Waktu Paruh
Dilambangkan dengan t½ adalah
waktu yang dibutuhkan oleh
separuh konsentrasi obat untuk
dieleminasi.
Suatu obat akan melalui beberapa
kali waktu paruh sebelum lebih dari
90% obat dieleminasi.
WAKTU PARUH ASPIRIN 650 mg
JUMLAH
t1/2
Wkt
Eliminasi
(Jam)
Dosis yg
tersisa
(mg)
%tase yg
tersisa
1 3 325 50
2 6 162 25
3 9 81 12.5
4 12 40.5 6.25
5 15 20.25 3.125
6 18 10.125 1.562
4. Ekskresi
Ginjal adalah organ utama dalam ekskresi
obat atau metabolitnya.
Organ lain tempat ekskresi adalah
instestinal (feses), paru-paru, kulit,
keringat, air liur dan air susu.
Kecepatan ekskresi dilihat dari nilai t½, obat
yg panjang t½nya maka frekuensinya
pemakaiannya relatif panjang.
Proses ekskresi obat dalam ginjal meliputi :
a. Filtrasi glomelurus
Obat bebas akan mengalami filtrasi
glomelurus masuk ke tubulus.
Kelarutan dan pH tidak berpengaruh
Dipengaruhi oleh ukuran partikel
b. Reabsorpsi tubulus
Di tubulus kebanyakan obat mengalami
reabsorpsi ke sirkulasi sistemik kembali,
terutama zat non polar atau bentuk non
ion.
c. Sekresi tubulus
Obat yang tdk mengalami FG dapat masuk
ke tubulus melalui sekresi di tubulus
proksimal.
Fase Farmakodinamik
Mempelajari efek obat dalam tubuh atau
jaringan hidup atau mempelajari pengaruh
obat terhadap fisiologi tubuh.
a. Berinteraksi dengan reseptor
Reseptor dapat berupa protein, asam
nukleat, enzim, karbohidrat atau lemak.
Semakin banyak reseptor yg diduduki maka
intensitas efek semakin meningkat
b. Berinteraksi dgn enzim
Obat dapat menimbulkan efek karna
mengikat enzim yg dikeluarkan oleh tubuh.
Obat DM : memperbanyak insulin
c. Kerja non spesifik
Obat yang bekerja tanpa mengikat reseptor.
Misalnya alkohol mendenaturasi protein,
norit mengikat racun atau bakteri
Conc
WaktuTo T1
T2 T3
MEC
To - T1 = Mula
To – T2 = Puncak, T1 – T3 = Lama Kerja Obat
Indeks Terapetik dan BatasanTerapetik
• Mengukur batas keamanan suatu
obat , yaitu dengan mengukur ratio
dosis terapetik efektif dan dosis
lethal
• Atau = IT
• IT kecil = batas keamanan tipis
• IT besar = batas keamanan lebar
• IT kecil = diperlukan batas terapetik
berulang, misal ; 3 X 1 dll
ED50
LD50
KURVA IT% tase hewan
Yang ber-respon
0
50
100
Dosis
ED50 LD50
DOSIS PEMBEBANAN
• Jika diinginkan efek segera
• Untuk mencapai MEC yang cepat, danselanjutnya diberi dosis biasa
• Misal : Digoksin (Digitalis) atau digitalisasi(pembebanan)
EFEK SAMPING
– Efek samping = efek fisiologis yang tidakdiinginkan atau diinginkan
– Efek Merugikan = reaksi obat yang merugikan
– Efek toksik = menimbulkan toksisitas
57
INTERAKSI OBAT - OBAT
• Interaksi Obat terjadi karena kerja atau
efek obat yang berubah atau
mengalami modifikasi akibat interaksi
dengan satu atau lebih obat.
• Inkompatibilitas Obat adalah reaksi
kimia atau fisik yang terjadi antara dua
obat atau lebih dalam keadaan invitro.
INTERAKSI FARMAKOKINETIK
A. Absorpsi
Minum ≥ 2 obat, maka laju absorpsi obat
dapat berubah :
• Memperpendek atau memperpanjang
waktu pengosongan lambung
• Mengubah pH lambung
• Membentuk kompleks obat
• ↑ pengosongan lambung (Laksatif) » ↑
motilitas GI » ↓ absorpsi obat (banyak
diabsorpsi di usus kecuali barbiturat,
salisilat, teofilin)
• ↓ pengosongan lambung (narkotika &
antikolinergik) » ↓ motilitas GI » ↑ absorpsi
• ↓ pH lambung » obat asam lemah (aspirin)
cepat diabsorpsi
• ↑ pH lambung (antasida) » absorpsi aspirin
menurun
• Obat dapat bereaksi secara kimiawi »
tetrasiklin dgn ion logam berat (Ca,
Mg, Al, Fe) » membentuk kompleks »
tetrasiklin tdk diabsorpsi.
B. Distribusi
Minum 2 ≥ yg berikatan dgn albumin »
plasma » terjadi ↓ pengikatan pd salah
satu atau kedua obat » ↑ obat bebas dlm
plasma » ↑ kerja obat » toksisitas obat.
C. Metabolisme & Biotransformasi
Barbiturat (Fenobarbital) » ↑ induksi
enzim hati » ↑ metabolisme penghambat
reseptor beta (Propanolol) » ↑ eleminasi
obat & ↓ kons. Obat dlm plasma.
Simetidin » ↓ enzim hati » ↓ metabolisme
teofilin dlm plasma » efek toksik.
D. Ekskresi
Obat ↑ atau ↓ ekskresi ginjal »
mempunyai efek ekskresi » obat lain.
Obat ↓ curah jantung » ↓ aliran darah ke
ginjal » ↓ filtrasi glomerulus » ↓ ekskresi
obat.
Antiaritmia (Quinidin) ↓ ekskresi
digoksin » ↑ digoksin dlm plasma »
toksik
Obat gout (Probenesid) » ↓ ekskresi
penisilin » bersaing » reabsorpsi
penisilin » tubulus ginjal.
Antasida ↑ pH urin (basa) » ↑ ekskresi
obat asam lemah (aspirin & barbiturat)
INTERAKSI FARMAKODINAMIK• Dapat menimbulkan efek adiktif,
sinergis, antagonis.
• Adiktif : efek dua kali lipat
• Sinergis : lebih besar dari dua kali lipat
• Antagonis : efek dari salah satu atau
kedua obat menurun.
Efek Obat Adiktif
Diinginkan » diuretik + penghambat reseptor
beta » Hipertensi
Diinginkan » analgesik + aspirin + codein » ↑
analgesik
Tdk diinginkan » 2 vasodilator » hidralazin
(hipertensi) + nitrogliserin (angina) »»
hipotensi berat
Tdk diinginkan » aspirin + alkohol »
pendarahan lambung
Efek Obat Sinergis
• Diinginkan » Meperidin (analgesik
narkotik) + prometazin (antihistamin) »
prometazin » ↑ efek meperidin.
• Tdk diinginkan » alkohol + obat
hipnotik-sedatif (klordiazepoksid atau
diazepam »» ↑ penekanan SSP.
Efek Obat Antagonis
• Perangsang adrenergik beta
(isoproterenol) + penghambat reseptor
beta (propanolol) »» saling
meniadakan
INTERAKSI OBAT - MAKANAN
• Tetrasiklin + antasida atau susu »» ↓
efek tetrasiklin
• Nitrofurantoin (antiinfeksi),
penghambat reseptor beta
(metoprolol), antilipidemik
(lovastatin) + makanan »» ↑
absorpsi obat
INTERVENSI PERAWAT• Beritahu dokter jika penyesuai dosis
obat tdk diperintahkan » ada obat
penginduksi enzim yg dihentikan.
• Kenali kategori obat yg sama yg dapat
» efek adiktif.
• Beritahu dokter atau ahli farmasi yg
bertugas jika ada obat yg berefek
antagonis » perangsang beta dan
penghambat beta.
PENYULUHAN & EVALUASI
• Nasehati klien » tdk memakai obat
bebas bersamaan dgn obat yg
diresepkan » tanpa petunjuk dokter.
• Evaluasi efektifitas obat dan
tentukan apakah klien bebas dari
efek samping.
73
PENDAHULUAN
• Dosis Obat » umur, berat badan, protein
serum, jaringan lemak
• Perubahan terapi » bayi baru lahir, bayi,
orang lanjut usia
• Bayi » organ tubuh belum matang
• Lanjut usia » fungsi organ menurun
• Secara tradisional » terapi difokuskan »
orang dewasa
• Perlu perhatian bagi bayi dan manula
FARMAKOLOGI PEDIATRIK
• Dosis obat anak dapat disesuaikan dgn
dosis dewasa
• Dosis anak ditentukan » tingkat
kematangan organ tubuh, BB, LPT
• Neonatus dan Bayi » getah lambung
bersifat basa, fungsi hati dan ginjal
belum matang » ↓ metabolisme dan ↓
ekskresi obat
• Ginjal & Hati » matang » 1 tahun
• pH getah lambung » 1-2,5 » 3 tahun
FARMAKOKINETIK
ABSORPSI
• ↑ pH lambung » ↑ absorpsi penisilin »
dosis dikurangi
• ↓ eliminasi first-pass hati » ↑ distribusi
obat » dosis obat ↓ » terutama yg
menjalani first-pass di hati
• Absorpsi obat topikal diabsorpsi lebih
besar pd bayi : dewasa » kulit bayi tipis
DISTRIBUSI
• Bayi & anak » tekanan darah ↓ » aliran
darah jaringan ↓
• Protein plasma bayi ↓ » obat bebas ↑ »
dosis obat ↓
• Antibiotik (sefalosporin & sulfonamid),
fenobarbital, teofilin » dosis ↓ pediatrik
• Sawar darah otak belum berkembang »
banyak obat masuk ke sel otak
METABOLISME
• Aktivitas enzim hati menurun » hati bayi
belum matang
• Waktu paruh obat » panjang » anak yg
lebih besar atau dewasa
• Waktu paruh pd anak yg lebih besar »
lebih singkat » laju metabolisme ↑
• Dosis tinggi untuk anak yg lebih besar »
untuk mengimbangi laju metabolisme yg
meningkat
EKSKRESI
• Eliminasi obat melalui ginjal » ↓ sampai
usia 1 tahun
• Volume darah lebih sedikit : dewasa
• Laju filtrasi glomerulus 30%-40% dr
dewasa
• Penurunan ekskresi obat » waktu paruh
lebih panjang » toksisitas
FARMAKODINAMIK
• Organ bayi belum matang » pengaruhi
kerja obat
• Kepekaan » reseptor berbeda pada
neonatus, bayi dan anak kecil
• Dosis perlu diturunkan ayau dinaikkan
• Aspirin, morfin, fenobarbital lebih toksik
pd anak daripada dewasa
• atropin, kodein, digoksin » efek sama
atau kurang toksik dr dewasa
• Jaringan yg sedang bertumbuh pd bayi
dan anak kecil lebih peka terhadap obat
tertentu
• Tetrasiklin » trisemester I kehamilan &
anak usia 8 tahun » perubahan warna
tulang & gigi yg permanen
• Kortikosteroid pd anak menghambat
pertumbuhan anak » Tinggi Badan &
Berat Badan dipantau
INTERVENSI KEPERAWATAN
• Pergunakan referensi obat yg sesuai »
ketahui » informasi ttg obat kepada anak
• Pantau efek samping obat yg ketat pada
bayi » perhatikan perilaku bayi
• Bicarakan dgn perawat atau dokter
mengenai dosis obat untuk bayi yg
meragukan » interaksi obat
• Hitung dosis anak » BB atau LPT
PENYULUHAN PADA KLIEN
• Beritahu keluarga untuk tdk
memberikan obat bebas pada anak
tanpa petunjuk dokter
• Beritahu keluarga untuk segera
melaporkan efek samping obat »
perawat atau dokter
• Nasehatkan ibu yg menyusui untuk
menghindari pemakaian obat bebas »
sebagian obat diekskredikan » ASI
FARMAKOLOGI GERIATRIK
• ± 20% orang lanjut usia menggunakan
40% obat
• Efek samping dan interaksi obat lebih
tinggi pada usia lanjut
• Orang lanjut usia menggunakan banyak
obat karna penyakit
• Swamedikasi, berobat pd beberapa
dokter & penuaan fisiologis » ↑ reaksi
merugikan dari obat
TABEL PERUBAHAN FISIOLOGIS
GI ↑ pH lambung
↓ peristaltik GI
Jantung & Sirkulasi ↓ curang jantung
↓ aliran darah
Hati ↓ fungsi enzim
↓ aliran darah
Ginjal ↓ aliran darah
↓ fungsi nefron
↓ laju filtrasi glomerulus
FARMAKOKINETIK
ABSORPSI
• ↓ pH lambung » mengubah absorpsi
aspirin
• ↓ aliran darah ke GI (40%-50%) » ↓
curah jantung » absorpsi
diperlambat
DISTRIBUSI
• ↑ rasio lemak » obat sifat lipofil
cenderung terakumulasi
• ↓ serum protein dan ↓ albumin » ↑
obat bebas » toksisitas
METABOLISME
• ↓ produksi enzim hati, aliran darah
dan fungsi total hati » ↓
metabolisme obat
• ↑ t½ » ↑ akumulasi obat » toksisitas
EKSKRESI
• ↓ aliran darah ginjal & ↓ laju filtrasi
glomerulus » ↓ ekskresi obat » ↑
akumulasi obat
FARMAKODINAMIK
• Orang lanjut usia dapat lebih atau
kurang peka terhadap kerja obat
• Disebabkan perubahan jumlah
reseptor obat, perubahan afinitas
reseptor terhadap obat
KETIDAKPATUHAN
SEBAB-SEBAB TINDAKAN KEPERAWATAN
Memekai banyak obat dgn waktu berbeda-
beda
Buatkan diagram pemakaian obat
Tidak mengetahui tujuan & alasan
pengobatan
Jelaskan tujuann, kerja, pentingnya
pengobatan
Menurunnya daya ingat Dorong keluarga memantau aturan
pengobatan
Berkurangnya mobilitas/gerak Sediakan obat dan air yg mudah dicapai
Gangguan penglihatan/pendengaran Sarankan pemeriksaan mata dan telinga
INTERVENSI PERAWAT
• Pantau hasil laboratorium kaitannya dgn
ginjal (BUN & kreatinin) dan hati
(SGOP/SGPT)
• Bicarakan dgn ahli farmasi atau dokter
jika dosis obat meragukan
• Pantau klien untuk reaksi yg merugikan
jika beberapa macam obat diberikan
• Kenali perubahan perilaku atau
kebingungan berkaitan aturan obat
PENYULUHAN PD KLIEN
• Ulangi pengobatan pd klien atau
keluarga » alasan pengobatan, cara
pakai, frekuensi, efek samping
• Jelaskan kepada orang lanjut usia atau
keluarga ttg pentingnya kepatuhan
pengobatan
• Siapkan waktu untuk menjawab
pertanyaan klien
94
Susunan sistem saraf manusia tersusun dari
sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan
sumsum tulang belakang.
Sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf
somatis dan sistem saraf otonom.
Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf
simpatis dan sistem saraf parasimpatis.
Obat perangsang simpatik adalah adrenergik,simpatomimetik atau agonis adrenergik
Obat penghambat simpatik adalah simpatolitik atauantiadrenergik
Obat perangsang parasimpatik adalah kolinergik,parasimpatomimetik atau agonis kolinergik
Obat penghambat parasimpatik adalahparasimpatolitik atau antikolinergik
Neurotransmitter ada dua macam :
1. NT untuk saraf simpatik adalah norepinefrin (NE)
2. NT untuk saraf parasimpatik adalah asetilkholin(Ach)
Adrenergik
• Alfa 1 : ↑ kontraksi jantung, vasokontriksi, ↑
tekanan darah, dilatasi pupil mata,mengurangi sekresi saliva
• Alfa 2 : ↓ pelepasan NE, dilatasi pembuluhdarah, hipotensi
• Beta 1 : ↑ denyut jantung dan kekuatankontraksi
• Beta 2 : dilatasi bronkiolus, ↑ relaksasi GI danuterus
Simpatomimetik
a. Bekerja Langsung : merangsang reseptoradrenergik, ex, epinefrin, norepinefrin
b. Bekerja Tidak Langsung : merangsang pelepasannorepinefrin dr ujung saraf terminal, ex.Ampetamin
c. Bekerja Campuran : merangsang reseptor danpelepasan norepinefrin
Obat Khasiat
Fenilefrin (lar) Dekongestan
Dobutamin (IV) Meningkatkan Kerja Jantung
Isoproterenol (Inhal, IV)
Meningkatkan Kerja Jantung & Bronkodilator
Albuterol(inhal, PO)
Bronkodilator
Terbutelin (inhal, PO) Bronkodilator
Metoproteronol (inhal)
Bronkodilator
Obat Antiadrenergik
Bekerja melalui penghambatan terhadapreseptor adrenergik.
a. Penghambat Adrenergik Alfa, obat ygmenghambat respon pd tempat reseptoradrenergik alfa » vasodilatasi » hipotensi» hipotensi ortostatik
b. Penghambat Adrenergik Beta,menurunkan denyut jantung
Obat Khasiat
Tolazolin (IM,IV) Hipertensi
Prazosin (PO) Hipertensi
Propanolol (PO) Hipertensi, angina
Nadolol (PO) Hipertensi, angina
Atenolol (PO) Hipertensi, angina
Asetolol (PO) Hipertensi , aritmia
Kolinergik
• Muskarinik : merangsang otot polos,memperlambat denyut jantung
• Nikotinik : mempengaruhi otot rangka
Kebanyakan obat Kolinergik bersifat nonselektif karena mempengaruhi reseptormuskarinik dan reseptor nikotinik
• Kerja langsung : bekerja pd reseptor »mengaktivasi respon jaringan
• Kerja tidak langsung : menghambat kerjaasetilkolinesterase » membentuk komplekskimia » Ach tetap pd reseptor
Obat Khasiat
Betanekol (PO) Diuresis, ↑ Motil GI
Karbakol (tetes) ↓ tek. Intraokuler, miosis
Fisostigmin (tetes) ↓ tek. Intraokuler, miosis
Neostigmin (PO) Miastenia gravis
Isoflurofat (ointment) glaukoma
Obat Antikolinergik
Obat golongan ini menghambat reseptor
muskarinik sehingga efeknya
berlawanan dengan obat kolinergik baik
langsung atau tidak langsung
Obat Khasiat
Atropin (IM, IV) Prabedah untuk mengurangi salivasi dan
sekresi bronkial
Skopolamin (PO,IM) Mabuk perjalanan
Hematropin (Lar.) Midriasis
Biperiden (PO) Parkinson
INTERVENSI KEPERAWATAN
• Laporkan bila tekanan darah dan denyut
nadi meningkat, jika memakai
adrenergik-alfa secara IV untuk syok,
pantau TD tiap 3-5 menit
• Laporkan ES obat adrenergik : takikardi,
palpitasi, tremor, pusing dan
peningkatan TD
• Periksa tempat suntikan IV saat
pemberian norepinefrin bitartrat dan
dopamin » nekrosis jaringan
INTERVENSI KEPERAWATAN
• Tawarkan makanan ketika memberikan
obat adrenergik » hindari mual dan muntah
• Pantau ES takikardia untuk pemberian obat
kolinergik
• Periksa bising usus » tdk ada » terjadi ileus
paralitik akibat ↓ motilitas GI
• Periksa adanya konstipasi » akibat ↓
motilitas GI » anjurkan makanan berserat
• Perbanyak minum air putih
11
6
INFLAMASI
• Reaksi terhadap cedera jaringan akibat
dilepaskannya mediator kimia » vaskular,
cairan, SDP » migrasi ke tempat cedera
• Inflamasi » infeksi, trauma, intervensi
pembedahan, panas atau dingin (ekstrim),
zat kimia kaustik
• Obat NSAID dan Steroid (Kortison) »
menghambat mediator kimia » ↓ proses
inflamasi
mediator-mediator kimia :
1. Histamin » penyebab » dilatasi arterior
& ↑ permeabilitas kapiler » cairan
meninggalkan kapiler menuju daerah
cedera
2. Kinin » ↑ permeabilitas kapiler & rasa
nyeri
3. Prostaglandin » vasodilatasi,
permeabilitas kapiler, nyeri dan demam
RESPON MEDIATOR KIMIA
CEDERA RINGAN
Vasokonstriksi
(Sementara)
Pelepasan Mediator Kimia
(Histamin, Kinin, Prostaglandin)
Dilatasi anterior Bertambahnya Nyeri Demam
(vasodilatasi) permeabilitas kapiler
Kemerahan ; eritema Pembengkakan ; edema Nyeri Panas
(kongesti darah) (penimbunan cairan & sel) Ujung saraf vasodilatasi)
& bengkak
Hilangnya fungsi
TANDA UTAMA INFLAMASI
• Eritema (Kemerahan) » darah berkumpul
pd daerah cedera » akibat pelepasan
mediator kimia (Histamin, Kinin,
Prostaglandin)
• Edema (Pembengkakan) » plasma
merembes » jaringan intertisial pd cedera
• Panas » disebabkan pengumpulan darah
atau pirogen » mengganggu pusat
pengatur panas »» Hipotalamus
TANDA UTAMA INFLAMASI
• Nyeri » disebabkan » pembengkakan &
pelepasan mediator kimia
• Hilangnya Fungsi » disebabkan »
penumpukan cairan pd tempat cedera
jaringan & rasa nyeri » ↓ mobilitas pd
daerah yang cedera
OBAT AINS
• Salisilat, Aspirin » penghambat PG,
membutuhkan dosis tinggi untuk Inflamasi &
RA, rasa tdk enak pd GI & dapat terjadi tukak
sekarang dikenal Ibuprofen
• Asam Para-Klorobenzoat, Indometasin »
penghambat PG (kuat) » rematik, gout,
osteoartritis.
berikatan dgn protein (90%), waktu paruh 4 –
11 jam, obat lainnya : sulindak & tolmetin
OBAT AINS
• Derivat Pirazolon, Fenilbutazon » terikat
96% » AR & gout, t½ = 50 – 65 jam
obat lainnya » Oksifenbutazon, Aminopirin,
Dipiron (jarang dipakai karna toksisitasnya
tinggi)
• Derivat Asam Proprionat, obat ini lebih kuat
dr Aspirin & sedikit menimbulkan iritasi GI.
contoh obat : Fenoprofen Kalsium,
Naproksen, Suprofen, Ketoprofen,
Flurbiprofen
OBAT AINS
• Fenamat, untuk artritis akut dan kronik
ES. Iritasi lambung, edema, pusing,
pruritus
obat : meklofenamat sodium monohidrat,
Asam Mefenamat
• Oksikam » Piroksikam » RA &
Osteoartritis
ES. Tukak & rasa tdk enak pd epigastrium
OBAT AINS
• Derivat Asam Fenilasetat » Diklofenak
Sodium, t½ 8-12 jam » RA, Osteoartritis
ES. Sama dgn NSAID lainnya
INTERVENSI KEPERAWATAN
• Pantau » fases berwarna seperti ter,
perdarahan gusi, petekie. Waktu
perdarahan diperpanjang oleh NSAID
• Periksa » perubahan hasil laboratorium
darah, jika klien memakai NSAID »
golongan Pirazolon
PENYULUHAN KEPADA KLIEN
• Beritahu » tdk mengkonsumsi Aspirin
dgn NSAID lainnya
• Beritahu » memakai NSAID, bersama
makanan, untuk mengurangi rasa tdk
enak pd GI
• Beritahu » hindari alkohol saat
mengkonsumsi NSAID » tukak lambung
• Nasehati » wanita untuk tdk
mengkonsumsi NSAID » 1-2 hari
sebelum menstruasi
PENYULUHAN KEPADA KLIEN
• Nasehati » ibu hamil trisemester III,
hindari NSAID » perdarahan
• Ajarkan » ES dari NSAID » laporkan pd
dokter
• Infokan » NSAID memerlukan waktu
beberapa minggu untuk bekerja seperti
yg diinginkan
13
1
PENDAHULUAN
• Antibakteri : substansi yg menghambat
pertumbuhan/membunuh MO lainnya.
• Antibiotik : zat kimia yg dihasilkan oleh satu
macam MO yg menghambat
pertumbuhan/membunuh MO lainnya.
• Bakteriostatik : menghambat pertumbuhan
bakteri
• Bakterisidal : membunuh bakteri
MEKANISME KERJA
• Menghambat metabolisme sel mikroba :
sulfonamid, trimetoprin, PAS, sulfon
• Menghambat sintesis dinding sel mikroba :
penisilin, sefalosporin, vankomisin
• Mengganggu keutuhan membran sel mikroba :
polimiksin, gol. Polien & kemoteraupetik
• Menghambat sintesis protein : aminoglikosida,
tetrasiklin, kloramfenikol
• Menghambat sintesis asam nukleat : rifampisin,
gol. kuinolon
RESISTENSI AM
• Resistensi : suatu sifat tidak
terganggunya kehidupan sel MO oleh
AM
• Resistensi Genetik : Resistensi Spontan,
Resistensi Dipindahkan
• Resistensi Non-Genetik, MO persisters
• Resistensi Silang
MUTASI SPONTAN
• Gen MO berubah dr sensitif » resisten
• Terjadi dengan atau tanpa ada pengaruh
AM
• AM » terjadi seleksi » galur yg resisten »
bermultiplikasi » resisten
• Galur » sensitif » terbasmi
RESISTENSI DIPINDAHKAN
• Transformasi : MO menginkorporasi
faktor R langsung dr lingkungannya
• Transduksi : faktor R dipindahkan dr MO
resisten ke sensitif » perantara
bakteriofag
• Konyugasi : terbentuk saluran antara sel
MO » perpindahan komponen kuman »
komponen faktor R
RESISTENSI NON-GENETIK
• Bakteri dlm keadaan inaktivitas
metabolit
• Dikenal dgn persisters
• Bila MO aktif » akan sensitif kembali,
keturunannya jg kembali sensitif
• Lepra dan Tuberkulosis
RESISTENSI SILANG
• Resistensi terhadap AM tertentu yg jg
memperlihatkan sifat resistensi
terhadap AM lain
• Biasanya terjadi antara AM dgn struktur
kimia yg hampir sama, misalnya antara
berbagai derivat penisilin
• Atau antara AM dgn strukur kimia yg
beda tetapi mekanisme kerjanya hampir
sama, contoh linkomisin dgn eritromisin
Side effect
• Reaksi Alergi, dapat ditimbulkan oleh
semua AM dgn melibatkan sistem imun
hospes
• Reaksi Idiosinkrasi, 10% pria kulit hitam
akan mengalami anemia hemolitik »
primakuin » kekurangan enzim G6PD
• Reaksi Toksik, tetrasiklin » mengganggu
pertumbuhan jaringan tulang,
aminoglikosida » Nervus octavus
KOMBINASI AM
• Pengobatan Infeksi Campuran, infeksi
tertentu disebabkan oleh lebih dr satu
MO »» infeksi pascabedah abdominal »
kuman anaerob (metronodazol,
klindamisin, sefoksitin) & aerob
(gentamisin)
• Pengobatan Awal Pada Infeksi Berat Yg
Etiologinya Belum Jelas, keterlambatan
pengobatan dapat membahayakan jiwa
pasien
KOMBINASI AM
• Mendapatkan Efek Sinergi, kombinasi
karbenisilin atau tokarsilin dgn
aminoglikosida » infeksi Pseudomonas
pd neutropenia
• Memperlambat Timbulnya Resisensi,
bila mutasi adalah mekanisme timbulnya
resistensi maka kombinasi AM adalah
solusinya
INTERVENSI KEPERAWATAN
• Kirimkan pembiakan dr daerah yg
terinfeksi untuk pemeriksaan
sensitifitas, sebelum terapi AM dimulai,
dapat diambil dr luka, dahak, urin, darah
• Periksa tanda2 superinfeksi (stomatitis,
rasa gatal pd anus & genital) , terutama
pd klien yg memakai AM dosis tinggi
untuk waktu yg lama
PENYULUHAN PD KLIEN
• Beritahu klien untuk menyelesaikan
semua terapi AM yg diresepkan.
Resistensi dapat terjadi jika
menghentikan obat sebelum waktunya
• Beritahu klien jika terjadi suatu reaksi
alergi, AM harus segera dihentikan.
Beritahu dokter
14
4
PENISILIN
• Agen AM pertama yg dihasilkan dr jamur
genus Penicllium diperkenalkan pd
tahun 1945 (Obat Ajaib)
• Struktur beta laktam penisilin
menghambat sintesis dinding sel bakteri
dgn menghambat enzim bakteri yg
diperlukan untuk pemecahan sel dan
sintesis seluler
• Beberapa penisilin akan berkurang
aktivitasnya dalam suasana asam
PENISILIN SPEKTRUM LUAS
• Dipakai untuk membunuh bakteri gram
positif maupun gram negatif
• Kelompok obat ini tidak dipakai apabila
penisilin biasa seperti penisilin G masih
efektif
• Efektif melawan Escherichia coli,Haemophillus influenzae, shigelladysentriae, Salmonella sp
• Ampisillin, amoksisilin, bekampisilin,
siklasilin
PENISILIN RESISTEN PENISILINASE
• Untuk membunuh Staphylococcusaureus penghasil penisilinase
• Kloksasilin dan Dikloksasilin : oral
• Metisilin, Nafsilin & Oksasilin : IM, IV
• Obat gol ini kurang efektif pada gram
negatif
• Kurang efektif pd gram positif
dibandingkan dgn Penisilin G
PENISILIN ANTIPSEUDOMONAS
• Efektik untuk Pseudomonas aeruginosa,
basilus gram negatif yg sulit dibasmi
• Obat ini jg berguna untuk Proteus sp,
Serratia sp, Acinetobacter sp, Klebsiellapneumoniae
• Kerjanya mirip aminoglikosida, tapi
kurang toksis dr aminoglikosida
FARMAKOKINETIK
• Amoksisilin diabsorpsi baik pd GI, 20%
berikatan pd protein
• Kloksasilin hanya sebagian diabsorpsi, >
90% berikatan dgn protein, dapat
meningkatkan toksisitas
• t½ kedua obat ini singkat, 70%
Amoksisilin diekskresikan lewat urin &
70% Kloksasilin lewat empedu dan urin
FARMAKODINAMIK
• Amoksisilin dan Kloksasilin : bakterisidal
• Mengganggu sintesis dinding sel : sel
bakteri lisis
• Penambahan Asam Klavulanat
menambah efek Amoksisilin
• Efek Amoksisilin dan Kloksasilin
berkurang : Eritromisin dan Tetrasiklin
SIDE EFFECT
• Hipersensitifitas
• Superinfeksi
• Mual, muntah, diare (GI)
• Ruam kulit (elergi)
• Efek elergi terjadi 5-10%
INTERVENSI KEPERAWATAN
• Berikan penisilin oral 1 jam sebelum
atau 2 jam sesudah makan
• Pantau klien untuk terjadinya
perdarahan jika penisilin dosis tinggi
diberikan
• Persiapkan epinefrin bila terjadi reaksi
alergi yg berat
PENYULUHAN KEPADA KLIEN
• Nasehatkan klien yg alergi terhadap
penisilin untuk mengenakan gelang atau
kalung pengenal yg menunjukkan bahwa
klien alergi penisilin
• Peringatkan klien yg alergi untuk
menghindari penisilin spektrum luas
seperti ampisilin karena sensifitas silang
dapat menimbulkan respon alergi
15
8
SEFALOSPORIN
• Sefalosporin dihasilkan dr jamur genus
Cephalosporium acremonium
• Jamur ini aktif melawan gram positif dan gram
negatif, tetapi resisten terhadap beta laktamase
• Tahun 1960, untuk efektivitasnya maka
molekulnya diubah secara kimia : sefalosporin
semisintetik
• Mempunyai struktur beta laktam yg dapat
menghambat enzim bakteri yg diperlukan untuk
mensintesis dinding sel
AKTIVITAS AM
• Merupakan AM betalaktam
• Menghambat sintesis dinding sel mikroba
• Menghambat reaksi transpeptidase, tahap
ketiga dalam reaksi pembentukan dinding
sel
• Aktif terhadap gram positif maupun negatif
SIDE EFFECT
• Reaksi alergi
• anafilaksis
• Spasme bronkus
• urtikaria
INTERVENSI KEPERAWATAN
• Berikan sefalosporin IV selama 30-45
menit untuk mencegah iritasi vena
PENYULUHAN PD KLIEN
• Nasehatkan klien untuk memakan dadih
susu atau yogurt untuk mencegah
superinfeksi (flora usus halus)
16
7
PENDAHULUAN
• ISPA : flu, rinitis akut, sinusitis, tonsilitis
akut dan laringitis
• Pilek : dewasa » flu, 2 – 4 x setahun,
anak2 » 4-12 x pertahun
• Insidennya tergantung musin : 50% pd
musim dingin dan 25% pd musim panas
• Bukan penyakit yg tdk berbahaya
• Mengganggu aktivitas keseharian
FLU DAN RINITIS AKUT
• Flu : disebabkan oleh rinovirus,
terutama menyerang nasofaring
• Rinitis akut : peradangan akut membran
mukosa hidung, biasanya terjadi
bersama dgn flu
ANTIHISTAMIN (AH)
• H1 : otot2 polos ekstravaskular,
termasuk otot2 yg melapisi rongga
hidung berkontriksi
• H2 : peningkatan sekresi gastrik (tukak)
• Sifat antikolinergik AH : mengurangi
sekresi histamin, berguna mengurangi
rinitis yg ditimbulkan oleh flu
• AH : mengurangi rasa gatal pd hidung »
bersin
FARMAKOKINETIK
• Difenhidramin » oral, IM, IV
• Mudah diabsorpsi pd usus
• Absorpsi sistemik pd topikal » sangat
kecil
• t½ 2-7 jam
FARMAKODINAMIK
• Difenhidramin » menghambat efek
histamin » menempati lokasi reseptor H1
• Onset » 15 menit » oral dan IM
• Onset » segera » IV
• Durasi » 4-8 jam
SIDE EFFECT
• Mengantuk
• Pusing
• Letih
• Gangguan koordinasi
• Mulut kering
• Retensi urin
• Pandangan kabur
DEKONGESTAN HIDUNG
• Hidung tersumbat » dilatasi pembuluh
darah hidung » infeksi, peradangan, alergi
• Dilatasi » transudasi cairan » jaringan
sekitar » pembengkakan rongga hidung
• Dekongestan » merangsang adrenergik alfa
» vasokontriksi » pengurangan sekresi
cairan
• Sediaan : semprotan, tetes hidung, tablet,
kapsul, cairan
SIDE EFFECT
Seperti obat adrenergik alfa :
• Peningkatan tekanan darah
• Peningkatan glukosa darah
ANTITUSIF
• Bekerja pd pusat pengendali batuk »
medula » menekan refleks batuk
• Jika batuk tdk produktif » antitusif
• Dekstrometorfan » sirup, tablet
• Onset » cepat, durasi » 3-6 jam
EKSPEKTORAN
• Mengencerkan sekret bronkus shg
batuk hilang
• Ekspektoran dijual bebas bersama dgn
analgesik, antihistamin, dekongestan,
antitusif
• Guaiafenesin » ekspektoran yg sering
dipakai
INTERVENSI KEPERAWATAN
• Pantau tanda2 vital. Tekanan darah bisa
meningkat & aritmia » dekongestan
• Amati warna sekret bronkus. Mukus yg
kuning/hijau » infeksi bronkus, perlu AM
• Hati2 menggunakan kodein » menekan
batuk » ketergantungan fisik
PENYULUHAN PADA KLIEN
• Ajari klien penggunaan semprot hidung,
tarik napas dgn 1 semprotan, 4-6 x sehari
selama 5-7 hari
• Nasehati klien untuk membaca label obat yg
dijual bebas » obat flu, terutama pasien TD
tinggi
• Nasehatkan klien » tdk mengendarai
kendaraan » antihistamin
• Beritahu klien untuk minum banyak » cairan
akan mengencerkan sekresi bronkus »
keluar dgn batuk
PENYULUHAN PD KLIEN
• Beritahu klien » tdk memakai obat flu »
menjelang tidur » insomnia »
dekongestan
• Anjurkan klien untuk mendapatkan
istirahat yg cukup
18
4
PENDAHULUAN
• Chronic Obstructive Pulmonary Disease(COPD) » obstruksi sal. Napas karna
meningkatnya tahanan aliran udara ke
jaringan paru
• COPD » asma, bronkitis kronik,
enfisema, bronkiektasis
ASMA BRONKIAL
• AB » penyakit paru obstruktif kronik
ditandai » bronkospasme » sukar
bernapas dan mengi
• Bronskospasme » terjadi » jaringan paru
dirangsang » kelembaban, perubahan
tekanan udara, perubahan temperatur,
asap, debu, kekecewaan emosi, alergi
• Sel mast merangsang » histamin,
serotonin, leukotrien
• cAMP » bronkodilatasi
SIMPATOMIMETIK
• Meningkatkan cAMP » dilatasi bronkiolus
• Epinefrin (simpatomimetik non selektif) »
agonis α, β1, β2 » SC » meningkatkan
bronkodilatasi & meningkatkan TD
• Isoproterenol (simpatomimetik β1
(takikardia), β2 (bronkodilator)) »
sublingual, inhalasi, aerosol, IV (asma
berat)
METILXANTIN
• Xantin : teofilin, aminofilin, cafein
• Xantin : merelaksasi otot polos bronkus,
bronkiolus, pembuluh darah pulmoner »
dgn cara menghambat enzim
fosfodiesterase » peningkatan cAMP »
bronkodilatasi
INTERVENSI KEPERAWATAN
• Pantau tanda2 vital » ↑ TD & ↑ denyut
jantung
• Sediakan hidrasi yg memadai » cairan
membantu mengencerkan sekresi
bronkus
• Pantau terapi obat » ES » kadar teofilin
serum & plasma » normalnya 10-20
µg/mL
PENYULUHAN KEPADA KLIEN
• Beritahu klien untuk memakai inhaler
dgn benar
• Ajari klien cara memantau denyut nadi »
pengobatan inhaler » takikardi
• Nasehatkan klien yg memakai teofilin »
diet tinggi protein & rendah karbohidrat
» meningkatkan eleminisainya dan
sebaliknya
PENYULUHAN KEPADA KLIEN
• Beritahu klien untuk menghindari
merokok » rokok dapat menambah
eliminasi teofilin
• Nasehatkan klien yg sering mengalami
serangan asma akut » mengenakan
gelang pengenal
top related