bab iv hasil dan pembahasan penelitian...alamat sekolah di jl. raya pongangan rt.03 rw.02 kelurahan...
Post on 28-Jan-2021
2 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Deskripsi SDN Pongangan
SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota
Semarang berdiri tahun 1954. Sebelum bernama SDN
Pongangan awalnya bernama SDN Pongangan 01,
karena penataan administrasi wilayah kelurahan pada
tahun 2010 berubah menjadi SDN Pongangan. Alamat
sekolah di Jl. Raya Pongangan Rt.03 Rw.02 Kelurahan
Pongangan, Kecamatan Gunungpati Kota Semarang,
Telepon 024.76916112, Kode Pos : 50224 email :
pongangansd@gmail.com, web: http//sdpongangan.com.
Dalam melaksanakan kegiatan pendidikan dan
pembelajaran berpegang pada visi yang telah
ditetapkan. Visi SDN Pongangan tahun 2014 pada
waktu penulis mengadakan penelitian di sekolah
tersebut yaitu : Terwujudnya warga sekolah yang
bertaqwa, cerdas, berkepribadian dan berbudaya.
Adapun misi yang ada di SDN Pongangan meliputi : 1)
Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang
keagamaan. 2) Melaksanakan kurikulum yang
berstandar untuk semua jenjang kelas. 3)
Melaksanakan pembelajaran tematik scientific dengan
bercirikan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan. 4)Melaksanakan pengembangan
kompetensi lulusan. 5)Melaksanakan pengembangan
kualifikasi tenaga pendidik dan kependidikan.
43
mailto:pongangansd@gmail.com
-
44
6)Melaksanakan pengembangan fasilitas sarana dan
prasarana pendidikan. 7) Melaksanakan pengembangan
pengelolaan manajemen sekolah dan kelas. 8)
Melaksanakan program pengembangan diri.
9)Melaksanakan pengembangan dan pendidikan
karakter dan budaya lingkungan.
Dengan visi dan misi di atas, tujuan yang akan
dicapai dalam penyelenggaraan pendidikan adalah :
1)Membentuk warga sekolah yang bertagwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa. 2) Menyelenggaraan KBM yang
aktif, kreatif inofatif dan efisien sesuai dengan
pembelajaran tematik scientifik. 3)Menciptakan lulusan
yang memiliki sikap agamis dan sosial dan dapat
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. 4)
Menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan
dasar untuk menempuh jenjang pendidikan
selanjutnya. 5)Menghasilkan lulusan yang memiliki
ketrampilan dasar untuk bekal belajar di jenjang
pendidikan berikutnya maupun di masyarakat. 6)
Mewujudkan sekolah yang memiliki prestasi akademik
maupun non akademik yang optimal. 7)Menyiapkan
lulusan yang mampu berdaya saing untuk melanjutkan
ke SMP/sederajat. 8)Menciptakan siswa/lulusan yang
berkeribadian bangsa Indonesia dan menjunjung tinggi
budaya jawa. 9) Menjadikan sekolah sebagai pelopor
dan penggerak dalam pendidikan karakter dan
pengembangan budaya lingkungan.
Sudah banyak upaya yang dilakukan oleh
sekolah, berbagai fasilitas mengalami pembenahan
SDN Pongangan mempunyai tiga gedung, ruang kepala
sekolah dan ruang guru sudah terpisah, ada gedung
-
45
perpustakaan, lengkap dengan meubelair beserta
buku.
Siswa SDN Pongangan berasal dari berbagai
latar belakang sosial ekonomi yang berbeda-beda
kebanyak dari kalangan buru. Keadaan siswa pada
setiap tahunnya stabil berasal dari kelurahan
Pongagan sendiri, kelurahan Nongkosawit, kelurahan
Kandri, bahkan ada yang berasal kelurahan
Kembangarum.
Prestasi siswa akademis yang diraih selama 4
tahun terakhir juara Olimpiade siswa pada mata
pelajaran MIPA tingkat kecamatan dan mewakili ke
tingkat kota. Pada akhir tahun 2014 meraih juara I
siswa berprestasi putri tingkat kecamatan dan
mewakili tingkat kota Semarang. Untuk bidang non
akademis selalu mewakili Popda tingkat kota
Semarang dalam cabang Kids Atletik. Jumlah siswa
pada tahun pelajaran 2014/2015 berdasarkan studi
dokumentasi terdari dari 166 siswa yaitu: kelas I
berjumlah 24 siswa, kelas II berjumlah 27 siswa,
kelas III berjumlah 33 siswa, kelas IV berjumlah 31
siswa, kelas V berjumlah 22 siswa, dan kelas VI
berjumlah 28 siswa. Dari data jumlah peserta didik di
atas, masing-masing kelas sebagai kelas normal.
Untuk menyelenggarakan pendidikan dan
pembelajaran SDN Pongangan Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang diampu oleh seorang
Kepala Sekolah dengan dibantu enam guru kelas,
satu guru PJOK, satu guru PAI, satu guru Bahasa
Inggris, satu Staf Sekolah dibidang Ketata Usahaan,
-
46
dan satu Staf Sekolah ditempatkan sebagai Penjaga
Sekolah.
Untuk memperjelas berikut hasil observasi
penulis tersaji pada tabel 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.1 Guru SDN Pongangan tahun 2014/2015
No Nama/NIP Jabatan/Guru Pendidikan
1. Bagiyono,M.Pd
196107101980121003
Kepala Sekolah S2
2010
2. Hasan Rochmad,S.PdI 195608151981041001
Guru PAI I -VI
S1 2010
3. Hartini,S.Pd
196105021982012015
Guru
Kls I
S1
2012
4. Siti Rohmah,S.Pd
19620119198201210
Guru
Kls VI
S1
2003
5. Marsahid,S.Pd
196012151983041006
Guru PJOK
Kls I-VI
S1
2002
6. Sulasih,S.Pd
196309301987032003
Guru
Kls III
S1
2003
7. Susi Kurniawati,S.Pd
197902202008012009
Guru
Kls V
S1
2005
8. M M Suciati,S.Pd -
Guru Kls.II
S1 2004
9. GatotWidagdo C,S.Pd Guru
Kls. IV
S1
2010
10. Dian Febriyanti,S.Pd Staf Ketata Usahaan S1
11. Muhgni Yasmari
196009281987021001
Staf Sekolah Penjaga
Sekolah
SMA
Sumber data: Statistik SDN Pongangan Tahun 2014
4.1.2 Perencanaan Supervisi Akademik yang
dilakukan Kepala Sekolah di SDN Pongangan
Gunungpati Kota Semarang
Perencanaan merupakan syarat bagi setiap
organisasi atau lembaga dalam melakukan kegiatan,
baik perorangan maupun kelompok. Perencanaan
merupakan keharusan untuk melakukan kegiatan
pelaksanaan. Perencanaan pada penelitian ini adalah
tentang perencanaan program supervisi akademik yang
dilakukan oleh kepala sekolah yang ditinjau dari
-
47
tujuan, sasaran, langkah-langkah, dan waktu yang
ditetapkan.
Program perencanaan yang digunakan dalam
pengelolaan supervisi akademik di SDN Pongangan
dilaksanakan dengan cara mengkoordinasikan lewat
rapat dengan semua guru untuk menentukan dasar
atau landasan dalam menyusun perencanaan supervisi,
menyusun jadwal rencana supervisi akademik,
memahami tujuan dari supervisi yang dilakukan
nantinya. Dengan panduan kalender pendidikan yang
di buat kepala sekolah dan menyiapkan buku-buku
sebagai sarana pendukung yang diperlukan. Kegiatan
riilnya berupa penyusunan program supervisi
akademik, pelaksanaan pembelajaran serta rencana
evaluasi dan tindak lanjut. Sedang mekanisme melalui
rapat guru untuk mensosialisasikan program supervisi
akademik yang akan dilakukan kepala sekolah.
Penyusunan program perencanaan supervisi
akademik dilaksanakan setiap awal tahun pelajaran,
perencanaan supervisi akademik ini dilakukan oleh
Kepala Sekolah dengan matang dan benar-benar pasti.
Seperti yang diungkapkan oleh Bagiyono selaku Kepala
Sekolah SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota
Semarang berikut:
”Disini saya mempunyai program supervisi akademik
dan dilaksanakan sesuai dengan jadwal. Kemudian
dalam perencanaan supervisi akademik di SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang ini
yang saya lakukan selaku kepala sekolah sehingga
nantinya bisa berjalan baik dan lancar yaitu antara
lain: 1) Melakukan analisis hasil supervisi tahun lalu,
2) Menyusun program, jadwal dan instrument, 3) melakukan sosialisasi kepada guru, 4) melaksanakan
supervisi manajerial dan akademik, 5) pembinaan dan
-
48
penyusunan laporan). Dalam penyusunan program supervisi tentunya kami memiliki tujuan, sasaran dan
waktu penyusunan. Kemudian dalam menyusun
instrument pada perencanaan supervisi akademik ini
tentunya berdasarkan pada Silabus, RPP serta
didukung pula dengan alat peraga dalam proses KBM nantinya.”
Senada dengan ungkapan Bagiyono selaku Kepala
Sekolah SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati,
Sulasih guru kelas III SDN Pongangan Gunungpati
mengungkapkan berikut ini:
“Yang dilakukan kepala sekolah SDN Pongangan
Gunungpati dalam perencanaan supervisi akademik ini antara lain adalah: 1) mengadakan evaluasi hasil
supervisi tahun lalu, 2) mengkomunikasikan kepada
semua guru SDN Pongangan Gunungpati ini, 3)
menyusun program supervisi akademik, 4)
mensosialisasikan kepada guru.”
Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa kepala sekolah dalam perencanaan
supervisi akademik di SDN Pongangan Gunungpati ini
antara lain adalah 1) Melakukan analisis hasil supervisi
tahun lalu, 2) Menyusun program, jadwal dan
instrument, 3)melakukan sosialisasi kepada guru, 4)
melaksanakan supervisi manajerial dan akademik, 5)
melaksanakan tindak lanjut (refleksi, pembinaan dan
penyusunan laporan).
Kemudian dalam pelaksanaan pembuatan
perencanaan supervisi akademik ini tentunya
dilakukan dengan waktu yang benar-benar harus
tepat.Selain itu untuk memulai pembuatan
perencanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah
inipun harus dimulai dengan sebaik-baiknya. Berikut
-
49
ini yang diungkapkan Bagiyono selaku Kepala Sekolah
SDN Pongangan Gunungpati Kota Semarang:
“Saya membuat perencanaan supervisi akademik ini
adalah pada awal tahun pelajaran baru. Karena awal semester pada bulan ke dua akan atau sudah harus
digunakan. Kemudian saya memulai membuat
perencanaan supervisi akademik ini antara lain
dengan: 1) menganalisis hasil dari pelaksanaan tahun
lalu,2) mengadakan pertemuan dengan guru untuk
berdiskusi.
Sulasih selaku guru kelas III SDN Pongangan Gunungpati mengungkapkan berikut ini:
“Kepala sekolah kami di dalam membuat perencanaan
supervisi akademik ini dilakukan pada awal tahun
pelajaran baru, karena program perencanaan akan dipakai sebagai acuan pelaksanaan supervisi dan
pelaksanaan PKG dalam bentuk formatif dan
pelaksanaan sasaran kinerja pegawai. Kemudian yang
dilakukan bapak Kepala Sekolah kami ini dalam
memulai membuat perencanaan supervisi akademik adalah dengan mencari kekurangan supervisi tahun
yang lalu untuk diperbaiki dalam penyusunan
perencanaan program.Perencanaan program ini
didasarkan hasil supervisi klinis dan hasil
komunikasi dengan guru.”
Berdasarkan pernyataan di atas dan berdasarkan
hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti maka dapat
diambil kesimpulan bahwa dalam pembuatan
perencanaan supervisi akademik ini kepala sekolah
SDN Pongangan Gunungpati membuatnya pada awal
tahun pelajaran baru hal tersebut dimaksudkan karena
awal semester pada bulan ke dua supervisi akademik
tersebut akan atau sudah harus digunakan. Selain itu
kepala sekolah dalam memulai membuat perencanaan
supervisi ini adalah antara lain dengan: 1) menganalisis
-
50
hasil dari pelaksanaan tahun lalu, 2) mengadakan
pertemuan dengan guru untuk berdiskusi.
Perencanaan supervisi akademik di SDN
Pongangan Gunungpati ini tentunya dilakukan dengan
langkah-langkah yang terstruktur serta supervisi
akademik ini memiliki aspek atau materi yang harus
diketahui kepala sekolah dan guru sehingga dapat
disupervisi. Seperti yang diungkapkan Bagiyono selaku
Kepala Sekolah SDN Pongangan Gunungpati berikut
ini:
“Langkah-langkah yang saya lakukan dalam perencanaan supervisi akademik di SDN Pongangan
Gunungpati ini adalah sebagai berikut: 1)
menganalisis hasil supervisi tahun lalu dan 2)
menyusun program atau rencana. Kemudian untuk
aspek atau materi yang saya tanyakan pada guru dalam perencanaan supervisi akademik ini adalah
antara lain: 1)aspek manajerial yaitu administrasi
kelas dan pembelajaran, dan 2) aspek akademis yaitu
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian
pembelajaran.”
Senada yang diungkapkan oleh Bagiyono selaku
Kepala Sekolah SDN Pongangan Gunungpati Semarang,
berikut ini yang diungkapkan oleh Sulasih guru kelas
III SDN Pongangan Gunungpati:
“Langkah-langkah yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dalam perencanaan supervisi akademik di
SDN Pongangan Gunungpati ini antara lain adalah: 1)
mengidentifikasi permasalahan supervisi akademik, 2)
mengadakan pertemuan dengan guru untuk
menentukan tehnik dan metode supervisi, 3) menyusun program dan jadwal pelaksanaan.
Kemudian aspek yang ditanyakan kepala sekolah
pada guru dalam perencanaan supervisi akademik di
SDN Pongangan Gunungpati ini antara lain adalah: 1)
Permasalahan manajerial terkait administrasi kelas
dan pembelajaran, 2) tentang perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut pembelajaran. Selain
-
51
itu perencanaan lain yang digunakan dalam pengelolaan supervisi akademik oleh Kepala Sekolah
di SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota
Semarang ini adalahperencanaan supervisi
managerial dan akademis yang meliputi program,
jadwal, instrument dan program tindak lanjut.”
Berdasarkan uraian-uraian di atas dan
berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti
dapat disimpulkan bahwa dalam perencanaan supervisi
akademik yang dilakukan kepala sekolah SDN
Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang
adalah sebagai berikut: 1) Kepala Sekolah melakukan
analisis hasil supervisi tahun lalu, 2) Menyusun
program, jadwal dan instrument, 3)melakukan
sosialisasi kepada guru, 4) melaksanakan supervisi
manajerial dan akademik, 5) melaksanakan tindak
lanjut (refleksi, pembinaan dan penyusunan laporan),
6) pembuatan dilakukan pada awal tahun pelajaran
baru hal tersebut dimaksudkan karena awal semester
pada bulan ke dua supervisi akademik tersebut akan
atau sudah harus digunakan, 7) menganalisis hasil dari
pelaksanaan tahun lalu, 8) mengadakan pertemuan
dengan guru untuk berdiskusi, 9) menyusun program
atau rencana, dan 10) kepala sekolah menanyakan
kepada guru aspek atau materi yang perlu disupervisi
akademik ini meliputi aspek manajerial yaitu
administrasi kelas dan pembelajaran dan aspek
akademis yaitu perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian pembelajaran.
-
52
4.1.3 Pelaksanaan Supervisi Akademik yang
dilakukan Kepala Sekolah di SDN Pongangan
Gunungpati Kota Semarang
Pelaksanaan merupakan kegiatan untuk
merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata dalam
rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Rencana yang telah disusun akan mempunyai nilai jika
dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Dalam
pelaksanaan, setiap organisasi harus memiliki
kekuatan yang mantap dan meyakinkan sebab jika
tidak kuat, maka proses pendidikan yang diinginkan
sulit terealisasi.
Pelaksanaan supervisi akademik di SDN
Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang ini
dilakukan oleh Kepala Sekolah dengan perencanaan
yang sudah dibuat sebelumnya untuk menghasilkan
suatu hasil dari supervisi akademik yang maksimal.
Seperti yang diungkapkan oleh Bagiyono selaku Kepala
sekolah SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati
berikut ini:
“Upaya yang saya lakukan agar pelaksanaan supervisi akademik di SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota
Semarang ini dapat berjalan baik dan lancar adalah
dengan: 1) menyusun program diawali dengan analisis supervisi akademik tahun lalu, 2) mensosialisasikan
program kepada guru dan pegawai, 3) melaksanakan
program sesuai jadwal, 4) mengadakan evaluasi dan
tindak lanjut.”
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Siti Rohmah
selaku guru kelas VI SDN Pongangan Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang sebagai berikut:
“Yang dilakukan oleh kepala sekolah kami di dalam
pelaksanaan supervisi akademik supaya dapat berjalan
-
53
baik dan lancar antara lain adalah: 1) menyusun jadwal pelaksanaan, 2) melakukan koordinasi kesepakatan
dengan guru, 3) melaksanakan supervisi sesuai jadwal, 4)
menganalisis hasil supervisi, 5) menyusun laporan.”
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa yang dilakukan kepala sekolah SDN Pongangan
Kecamatan Gunungpati Kota Semarang dalam
pelaksanaan supervisi akademik supaya dapat berjalan
baik dan lancar antara lain adalah 1) menyusun jadwal
pelaksanaan, 2) melakukan koordinasi kesepakatan
dengan guru, 3) melaksanakan supervisi sesuai
prinsip-prinsip supervisi, pendekatan, tehnik dan
jadwal, 4) menganalisis hasil supervisi, dan 5)
menyusun laporan.
Pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan
oleh Kepala Sekolah di SDN Pongangan Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang ini menggunakan langkah-
langkah yang telah terstruktur dan waktu pelaksanaan
yang sudah direncanakan sebelumnya sehingga
nantinya akan mampu menghasilkan hasil supervisi
yang maksimal dan optimal. Berikut ini Bagiyono
selaku Kepala Sekolah SDN Pongangan Gunungpat
mengungkapkan:
“Langkah-langkah yang saya lakukan dalam pelaksanaan supervisi akademik di SDN Pongangan Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang ini antara lain adalah 1)
mengadakan pertemuan awal dengan guru, 2)
menyampaikan instrument untuk disepakati, 3)
melakukan pemantauan dokumen pembelajaran atau
administrasi kelas, 4) melaksanakan pengamatan atau observasi pembelajaran, 5) mengadakan balikan guna
melakukan refleksi. Kemudian waktu dalam pelaksanaan
supervisi akademik di SDN Pongangan Gunungpati ini
yaitu: 1) pada awal semester pertama dan kedua, hal ini
dimaksudkan sebagai alat formatif untuk mengadakan
-
54
pembinaan dan PKB, dan 2) Akhir tahun pelajaran, yaitu sebagai penilaian formatif PKG.”
Sulasih selaku guru kelas III SDN Pongangan
Gunungpati mengungkapkan berikut ini:
“Langkah-langkah dalam pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah antara lain adalah 1) kepala sekolah
mengadakan pertemuan awal lewat rapat, 2)
menginformasikan sasaran dan instrument yang dipakai,
3) melakukan pemantauan dokumen administrasi kelas
atau pembelajaran, 4) melakukan observasi atau
pengamatan pembelajaran, 5) mengadakan balikan atau refleksi. Untuk kapan pelaksanaan supervisi akademik
kepala sekolah ini yang saya ketahui adalah sesuai
dengan jadwal yang sudah diprogramkan.Misalnya untuk
semester satu dilaksanakan pada bulan September-
November, untuk semester dua pada bulan Februari-April dan juga terkait dengan supervisi manajerial dan
akademik.”
Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa langkah-langkah yang dilakukan
kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik
di SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota
Semarang ini antara lain adalah 1) mengadakan
pertemuan awal dengan guru, 2) menyampaikan
instrument untuk disepakati, 3) melakukan
pemantauan dokumen pembelajaran atau administrasi
kelas, 4) melaksanakan pengamatan atau observasi
pembelajaran, 5) mengadakan balikan guna melakukan
refleksi. Kemudian waktu dalam pelaksanaan supervisi
akademik di SDN Pongangan Gunungpati ini yaitu: 1)
pada awal semester pertama dan kedua, hal ini
dimaksudkan sebagai alat formatif untuk mengadakan
-
55
pembinaan dan PKB, dan 2) Akhir tahun pelajaran,
yaitu sebagai penilaian formatif PKG.
Pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala
sekolah di SDN Pongangan Gunungpati ini tentunya
tidak dapat berjalan dengan baik tanpa diketahuinya
aspek yang terkandung di dalam pelaksanaan supervisi
akademik ini. Untuk itu kepala sekolah perlu
menanyakan aspek atau materi kepada guru dalam
pelaksanaan supervisi akademik SDN Pongangan
Gunungpati. Berikut ini Bagiyono selaku kepala
sekolah SDN Pongangan Gunungpati, mengungkapkan:
“Aspek atau materi yang saya tanyakan pada guru
menyangkut supervisi akademik di SDN Pongangan
Kecamatan Gunungpati Kota Semarang ini meliputi: 1)
tentang kendala yang dialami administrasi kelas atau pembelajaran, 2) aspek penyusunan perencanaan
pembelajaran, 3) aspek pelaksanaan pembelajaran dengan
komponennya, 4) kesulitan pelayanan kepada siswa.”
Siti Rohmah selaku guru kelas VI SDN Pongangan
Kecamatan Gunungpati Kota Semarang
mengungkapkan berikut ini:
“Aspek atau materi yang ditanyakan kepala sekolah
kepada saya menyangkut pelaksanaan supervisi akademik
ini adalah aspek administrasi kelas, aspek administrasi
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan kesulitan
yang ditemui guru dalam pembelajaran.”
Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa aspek dalam pelaksanaan supervisi
akademik di SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang ini adalah aspek administrasi kelas, aspek administrasi pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran dan kesulitan yang ditemui guru dalam pembelajaran.
-
56
Dalam pelaksanaan supervisi akademik ini tentu perlu adanya campur tangan dari kepala sekolah maupun pengawas supaya guru dapat menguasai
bahan materi pembelajaran dan guru mampu meningkatkan kinerjanya. Berikut ini diungkapkan oleh Bagiyono selaku kepala sekolah SDN Pongangan
Gunungpati berikut ini: “Yang saya lakukan agar guru menguasai bahan materi
pembelajaran antara lain adalah: 1) saya membuka diri,
mempersilakan kepada guru untuk konsultasi atau
bertanya secara langsung, 2) memfasilitasi melalui forum
tidak resmi waktu istirahat, 3) memberikan kesempatan melalui forum rapat atau KKG. Kemudian yang saya
lakukan agar guru mampu meningkatkan kinerjanya
adalah 1) memotivasi guru untuk belajar, membuka
internet dan sharing dengan teman, 2) memberikan rasa
aman dan nyaman dalam melakukan kerja, 3) mengikutsertakan dalam pelatihan sesuai keahlian atau
kemampuan, 4) mendorong untuk mengikuti KKG.” Pernyataan tersebut diperkuat oleh Hartini selaku
guru kelas I SDN Pongangan Gunungpati
mengungkapkan berikut ini:
“Yang dilakukan kepala sekolah supaya kami selaku guru
bisa menguasai bahan materi pembelajaran adalah kepala
sekolah membuka diri untuk menerima pertanyaan atau keluhan guru dalam materi dan membahas bersama-sama
dalam forum KKG sekolah. Kemudian dalam
meningkatkan kinerja kami dalam proses pembelajaran
adalah kepala sekolah memberikan kesempatan untuk
belajar kepada kami, kepala sekolah mendorong untuk kegiatan KKG, dan mendorong atau mengirim guru dalam
forum work shop.”
Berdasarkan pernyataan di atas dapat
disimpulkan bahwa yang dilakukan kepala sekolah agar guru menguasai bahan materi pembelajaran
antara lain adalah: 1) kepala sekolah membuka diri, mempersilakan kepada guru untuk konsultasi atau bertanya secara langsung, 2) memfasilitasi melalui
forum tidak resmi waktu istirahat, 3) memberikan kesempatan melalui forum rapat atau KKG. Kemudian
yang dilakukan kepala sekolah agar guru mampu
-
57
meningkatkan kinerjanya adalah 1) memotivasi guru untuk belajar, membuka internet dan sharing dengan teman, 2) memberikan rasa aman dan nyaman dalam
melakukan kerja, 3) mengikutsertakan dalam pelatihan sesuai keahlian atau kemampuan, 4) mendorong untuk mengikuti KKG.
Pelaksanaan supervisi akademik di SDN Pongangan Gunungpati tentunya harus memiliki faktor
kondisi yang mampu mendukungnya supaya dapat berjalan baik dan lancar. Berikut ini diungkapkan oleh Bagiyono selaku Kepala Sekolah SDN Pongangan
Gunungpati: “Kondisi dalam pelaksanaan supervisi akademik ini
berjalan dengan akrab dan bersifat kolegial. Kemudian
dalam pelaksanaan pengelolaan supervisi akademik ini
dilakukan dengan menganalisis pelaksanaan tahun lalu kemudian menyusun program.Program ini kemudian
disosialisasikan kepada guru.Tentunya pelaksanaan
supervisi akademik ini sesuai dengan program yang telah
disusun.Setelah itu menindaklanjuti hasil berupa
pembinaan dan pelaporan.Setelah itu semua kegiatan
didokumenkan.”
Senada dengan yang diutarakan kepala sekolah
SDN Pongangan Gunungpati, berikut ini Siti Rohmah
selaku guru kelas VI SDN Pongangan Gunungpati
mengungkapkan:
“Kondisi dalam pelaksanaan supervisi akademik Kepala
Sekolah berjalan dengan akrab dan kolegial.”
Berdasarkan keterangan-keterangan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan supervisi
akademik kepala sekolah terhadap pembelajaran di SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang ini antara lain adalah 1) menyusun jadwal
pelaksanaan, 2) melakukan koordinasi kesepakatan dengan guru, 3) melaksanakan supervisi sesuai prosedur, prinsip, dan jadwal, 4)menganalisis hasil
supervisi, 5) menyusun laporan, 6) mengadakan
-
58
pertemuan awal dengan guru, 7) menyampaikan instrument untuk disepakati, 8) melakukan pemantauan dokumen pembelajaran atau administrasi
kelas, 9) melaksanakan pengamatan atau observasi pembelajaran, dan 10) mengadakan balikan guna melakukan refleksi.
4.1.4 Tindak Lanjut Supervisi Akademik yang
dilakukan Kepala Sekolah di SDN Pongangan Gunungpati Kota Semarang
Tindak lanjut supervisi akademik adalah suatu
kegiatan yang dilakukan kepala sekolah yang berguna untuk menganalisis kelemahan dan kekuatan guru
dengan alat instrumen penilaian kinerja guru (IPKG), sehingga hasil analisis catatan supervisor dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan kompetensi guru
dalam melaksanakan pembelajaran, meningkatkan profesional guru.
Pada pelaksanan supervisi akademik sebelumnya
di SDN Pongangan Gunungpati tentunya kepala sekolah maupun guru menemukan faktor pendukung
serta hambatan yang nantinya akan mampu mencapai suatu titik hasil akhir. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Bagiyono selaku kepala sekolah SDN
Pongangan Gunungpati Semarang berikut ini:
“Yang jadi pendukung dalam pelaksanaan supervisi di SDN Pongangan Gunungpati ini adalah 1) adanya
tanggapan positif dari guru, 2) adanya dukungan tenaga
administrasi untuk ketersediaan instrument yang telah
dibuat kepala sekolah, 3) adanya ketersediaan guru untuk
disupervisi. Sedangkan yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan supervisi akademik ini adalah kadang jadwal
supervisi tidak dapat berjalan karena adanya kegiatan
denah yang situasional.”
Senada dengan yang diutarakan oleh kepala
sekolah di atas, berikut ini yang disampaikan pernyataan pendapat Sulasih dan Siti Rohmah selaku guru SDN Pongangan Gunungpati Semarang:
-
59
“Pada pelaksanaan supervisi akademik ini memiliki factor pendukung yaitu adanya program dan adanya
keterbukaan dari guru untuk program supervisi.
Sedangkan factor penghambat dari pelaksanaan supervisi
akademik adalah bahwa jadwal tidak dapat berjalan
sesuai program, karena terbentur adanya kegiatan dinas kepala sekolah yang mendadak dan tidak terprogram dari
UPTD maupun Dinas terkait.”
Berdasarkan wawancara di atas dapat diambil kesimpulan bahwa faktor pendukung dalam pelaksanaan supervisi akademik di SDN Pongangan
Gunungpati Kota Semarang antara lain adalah 1) adanya tanggapan positif dari guru, 2) adanya dukungan tenaga administrasi untuk ketersediaan
instrument yang telah dibuat kepala sekolah, 3) adanya ketersediaan guru untuk disupervisi, 4) adanya
program, dan 5) adanya keterbukaan dari guru untuk program supervisi. Sedangkan faktor penghambat pelaksanaan supervisi akademik di SDN Pongangan
Gunungpati Semarang adalah kadang jadwal supervisi tidak dapat berjalan karena adanya kegiatan yang situasional dan karena terbentur adanya kegiatan dinas
kepala sekolah yang mendadak dan tidak terprogram dari UPTD maupun Dinas terkait.
Kepala Sekolah dalam menindak lanjuti pelaksanaan supervisi akademik tentunya dilakukan dengan serinci mungkin.Hal tersebut dilakukan supaya
hasil yang diperoleh nantinya dapat sesempurna yang diinginkan.Begitu pula dalam mengatasi hambatan
dalam pelaksanaan supervisi akademik di SDN Pongangan Gunungpati Semarang kepala sekolah harus mampu mengatasinya dengan semaksimal
mungkin. Seperti yang diutarakan Bapak Bagiyono selaku kepala sekolah SDN Pongangan Gunungpati Semarang berikut ini:
“Cara saya mengatasi hambatan dari pelaksanaan
supervisi akademik di SDN Pongangan Gunungpati
Semarang ini adalah dengan cara program yang tetap
dilaksanakan, namun jadwal diganti pada hari lain
dengan adanya kesepakatan dengan guru. Kemudian
-
60
untuk tindak lanjut yang akan saya lakukan dengan hasil yang sudah saya dapat ini adalah bahwa setelah saya
melakukan refleksi, maka dilakukan pembinaan langsung
maupun tidak langsung sesuai Permasalahan dan
melakukan secara kelompok sesuai temuan kemudian
saya baru menyusun laporan untuk finalnya.”
Siti Rohmah selaku guru kelas VI juga Hartini guru kelas I SDN Pongangan Gunungpati Semarang
mengungkapkan pernyataan berikut ini ( sesuai wawancara tanggal,20 Desember 2014);
“Menurut saya kepala sekolah dalam mengatasi hambatan
dari pelaksanaan supervisi akademik di SDN Pongangan Gunungpati Semarang ini yaitu bahwa jika pelaksanaan
terhambat oleh kegiatan maka harus diganti dengan
waktu lain dengan didasarkan konfirmasi pada guru yang
bersangkutan. Kemudian untuk tindak lanjut yang
dilakukan oleh kepala sekolah dalam pelaksanaan
supervisi akademik ini adalah dengan melakukan balikan kepada guru baik dalam catatan instrument maupun
pembinaan cara langsung maupun tidak langsung kepada
guru dan pembinaan melalui rapat sekolah.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat
diambil kesimpulan bahwa tindak lanjut supervisi
akademik kepala sekolah di SDN Pongangan
Gunungpati Semarang adalah dengan melakukan
balikan kepada guru baik dalam catatan instrument
maupun pembinaan cara langsung maupun tidak
langsung kepada guru dan pembinaan melalui rapat
sekolah dan juga melakukan refleksi.
-
61
4.2 Pembahasan
4.2.1 Perencanaan Supervisi Akademik Kepala
Sekolah di SDN Pongangan Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang
Perencanaan adalah proses kegiatan rasional dan
sistemik dalam menetapkan keputusan, kegiatan atau
langkah-langkah yang akan dilaksanakan di kemudian
hari dalam rangka usaha mencapai tujuan secara
efektif dan efisien.
Perencanaan ini mengandung arti: pertama,
manajer memikirkan dengan matang terlebih dahulu
sasaran dan tindakan berdasarkan pada beberapa
metode, rencana atau logika dan bukan berdasarkan
perasaan. Kedua, rencana mengarahkan tujuan
organisasi. Ketiga, disamping itu rencana merupakan
pedoman untuk: a) Organisasi memperoleh dan
menggunakan sumber daya yang diperlukan untuk
mencapai tujuan, b) Anggota organisasi melaksanakan
aktivitas yang konsisten dengan tujuan dan prosedur
yang sudah ditetapkan, dan c) Memonitor dan
mengukur kemajuan untuk mencapai tujuan, sehingga
tindakan korektif dapat diambil bila kemajuan tidak
memuaskan.
Perencanaan supervisi akademik yang dilakukan
kepala sekolah SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati
Kota Semarang adalah sebagai berikut: 1) Kepala
Sekolah melakukan analisis hasil supervisi tahun lalu,
2) Menyusun program, jadwal dan instrument,
3)melakukan sosialisasi kepada guru, 4) melaksanakan
supervisi manajerial dan akademik, 5) melaksanakan
-
62
tindak lanjut (refleksi, pembinaan dan penyusunan
laporan), 6) pembuatan dilakukan pada awal tahun
pelajaran baru hal tersebut dimaksudkan karena awal
semester pada bulan ke dua supervisi akademik
tersebut akan atau sudah harus digunakan, 7)
menganalisis hasil dari pelaksanaan tahun lalu, 8)
mengadakan pertemuan dengan guru untuk
berdiskusi, 9) menyusun program atau rencana, dan
10) kepala sekolah menanyakan kepada guru aspek
atau materi yang perlu disupervisi akademik ini
meliputi aspek manajerial yaitu administrasi kelas dan
pembelajaran dan aspek akademis yaitu perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian pembelajaran.
Perencanaan supervisi akademik di SDN
Pongangan Kecamatan Gunungpati ini perlu menyusun
program supervisi yang berdasarkan atas tujuan,
jadwal, sasaran dan waktu.Pada penyusunan program
supervisi ini memiliki tujuan untuk mewujudkan
program akademik dan supervisi manajerial kepala
sekolah. Untuk sasaran dari program supervisi
akademik di SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati
sendiri adalah sebagai program supervisi perencanaan
PBM, pelaksanaan PBM, perbaikan dan pengayaan,
bimbingan dan pembinaan. Sedangkan waktu
penyusunan program supervisi biasanya dilakukan
pada awal ajaran baru sebelum proses PBM
berlangsung.
Perencanaan supervisi akademik di SDN
Pongangan Kecamatan Gunungpati ini selain perlu
menyusun program supervisi tentunya juga perlu
menyusun instrument supervisi yang gunanya untuk
-
63
melihat bagaimana kesiapan guru dalam pelaksanaan
supervisi yang akan dilaksanakan nantinya. Instrument
tersebut biasanya berupa instrument cek list yang akan
dibuat oleh supervisor sendiri yaitu kepala sekolah
untuk melihat apakah semua persiapan guru dalam
pembelajaran sudah sesuai atau belum seperti
penyusunan Silabus, RPP, alata peraga pembelajaran,
media pembelajaran dan lain sebagainya.
Penelitian yang dilakukan peneliti dibandingkan
dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Rucinski
and Hazi (2007: 3), yang berjudul Supervision as
Profesional Development: Compatible or Strange
bedfellows in the Policy Quest for Increased Student
Achievement. Hasilnya menyatakan bahwa supervisi
merupakan usaha evaluasi guru yang berguna untuk
meningkatkan kualifikasi guru sebagai tenaga
pengajar.Prosesnya berlangsung secara berjangka atau
bertahap yang dilakukan dalam rangka peningkatan
pembelajaran siswa di kelas melalui guru yang
disupervisi. Perencanaan supervisi akademik kepala
sekolah akan menunjukkan hasil yang baik apabila
dapat memotivasi guru dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya. Supervisi akademik akan bermakna
apabila dilaksanakan sesuai program, prinsip, tujuan
dan teknik supervisi di bidang pendidikan.
Terdapat persamaan dan perbedaan dalam
penelitian sekarang dengan jurnal Rucinski and Hazi
(2007: 3). Persamaannya bahwa tujuan dari supervisi
akademik sendiri adalah untuk meningkatkan
kualifikasi guru sebagai tenaga pengajar. Sedangkan
perbedaannya bahwa bahwa penelitian ini dilakukan
-
64
secara bertahap dengan terstruktur sedangkan jurnal
Rucinski and Hazi (2007: 3) hanya mengungkap
tentang manfaat supervisi akademik saja.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa
aktivitas perencanaan supervisi akademik yang
dilakukan oleh kepala sekolah menekankan pada
tujuan yang berorientasi pada peningkatan
profesionalisme dan peningkatan kualitas guru dalam
pembelajaran. Selain itu sasaran supervisi akademik
sudah berdasarkan permasalahan dan karateristik
permasalahan yang dihadapai guru.
Peran kepala sekolah dalam membina guru atau
yang lebih dikenal dengan istilah supervisi
pendidikan/pengajaran, kedudukannya sangat
strategis dalam rangka meningkatkan kemampuan
profesionalisme guru khususnya dalam kegiatan
pembelajaran. Dalam hal ini, kepala sekolah
diharapkan mampu membimbing, membina, dan
mendorong guru dalam memecahkan problematika
kegiatan belajar mengajar yang dihadapi guru. Hal ini
sebagaimana yang dijelaskan oleh SyaifulSagala (2010:
95) yaitu kegiatan supervisi menaruh perhatian utama
pada bantuanyang dapat meningkatkan kemampuan
profesional guru. Kemampuan professionalini tercermin
pada kemampuan guru memberikan bantuan belajar
kepadamuridnya, sehingga terjadi perubahan perilaku
akademik pada siswanya.
Oleh karena itu perencanaan supervisi akademik
yang disusun kepala sekolah SDN Pongangan kiranya
sangat tepat karena akses peningkatan kemampuan
-
65
guru dalam pembelajaran terbuka dan mendapat
perhatian.
Perencanaan supervisi akademik yang baik jika di
dalamnya berisi dan memuat langkah-langkah dan
waktu pelaksanaan supervisi. Kepala sekolah SDN
Pongangan dalam penyusunan rencana supervisi
akademik berdasarkan hasil penilitan dinyatakan telah
memasukkan prosedur, tehnik, dan jadwal
pelaksanaan.
Prosedur supervisi akademik merupakan
rangkaian kegiatan supervisi untuk memberikan
bantuan dan bimbingan kepada guru agar termotivasi
melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan
dalam bidang akademik dengan cara memilih
pendekatan, metode, dan teknik supervisi yang tepat
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Prosedur
pelaksanaan supervisi akademik terdiri atas: 1) Tahap
persiapan meliputi: (a) menyiapkan instrument dan (b)
menyiapkan jadwal bersama, 2) Tahap Pelaksanaan,
yaitu pelaksanaan observasi supervisi baik secara
langsung maupun tidak langsung, 3) Tahap Pelaporan,
meliputi; (a) mengidentifikasi hasil pengamatan pada
saat observasi, (b) menganalisis hasil supervisi, (c)
mengevaluasi bersama antara supervisor dengan kepala
sekolah dan guru, (d) membuat catatan hasil supervisi
yang didokumentasikan sebagai laporan, 4) Tahap
Tindak Lanjut, meliputi: (a) mendiskusikan dan
membuat solusi bersama, (b) memberitahukan hasil
pelaksanaan supervisi akademik, dan (c)
mengkomunikasikan hasil pelaksanaan supervisi
akademik antara kepala sekolah dan guru.
-
66
Berdasarkan uraian di atas tersebut maka dapat
dijelaskan bahwa kepala sekolah SDN Pongangan
dalam perencanaan supervisi akademik dengan
menetapkan komponen serta langkah-langkah
supervisi akademik yang akan ditempuh dengan
disertai jadwal pelaksanaan sudah tepat sehingga
pelayanan pembinaan guru nantinya dapat berjalan
dengan baik.
4.2.2. Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala
Sekolah Di SDN Pongangan Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang
Pelaksanaan merupakan kegiatan untuk
merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata dalam
rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Rencana yang telah disusun akan mempunyai nilai jika
dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Dalam
pelaksanaan, setiap organisasi harus memiliki
kekuatan yang mantap dan meyakinkan sebab jika
tidak kuat, maka proses pendidikan yang diinginkan
sulit terealisasi.
Pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah
terhadap pembelajaran di SDN Pongangan Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang ini adalah 1) menyusun
jadwal pelaksanaan, 2) melakukan koordinasi
kesepakatan dengan guru, 3) melaksanakan supervisi
sesuai jadwal, 4) menganalisis hasil supervisi, 5)
menyusun laporan, 6) mengadakan pertemuan awal
dengan guru, 7) menyampaikan instrument untuk
disepakati, 8) melakukan pemantauan dokumen
pembelajaran atau administrasi kelas, 9) melaksanakan
-
67
pengamatan atau observasi pembelajaran, dan 10)
mengadakan balikan guna melakukan refleksi.
Pelaksanaan supervisi akademik di SDN
Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang ini
dilakukan dengan tiga tahap yaitu perencanaan, inti
dan penutup. Pelaksanaan supervisi akademik di SDN
Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang
dilakukan pada kelas I, II, III, IV, V dan VI. Pada
pelaksanaan supervisi akademik kelas bawah yaitu
kelas I dan III diketahui bahwa Silabus maupun RPP
masih kurang lengkap sehingga perlu untuk
melakukan tindak lanjut sehingga mampu
menyempurnakan kekurangan kelengkapan Silabus
maupun RPP yang digunakan sebagai acuan proses
pembelajaran. Sedangkan pada pelaksanaan supervisi
akademik kelas atas yaitu kelas V dan VI diketahui
bahwa alat peraga serta media dalam pembelajaran
masih kurang sehingga peserta didik merasa jenuh dan
tidak minat dengan proses pembelajaran yang monoton
tanpa ada media pembelajaran yang menarik dan tidak
membuat bosan sehingga perlu adanya tambahan
sarana dan prasarana serta adanya proses tindak
lanjut supervisi untuk guru yang bersangkutan.
Penelitian ini pernah dilakukan oleh Hamadi
(FISIPUI, 2011:113) dengan tesisnya berjudul
“Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah
dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru
Sekolah Dasar Kecamatan Kelapa Kampit Kabupaten
Belitung Timur. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif dengan metode deskriptif. Dalam penelitian
ini dapat ditarik kesimpulkan untuk menjawab
-
68
permasalahan sebagai berikut: a) Pelaksanaan
supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah
tidak banyak memberikan manfaat untuk perbaikan
pembelajaran dan meningkatkan profesional guru.
Karena kepala sekolah sendiri tidak memahami tentang
pengertian, fungsi, tujuan prinsip dan teknik serta
pendekatan supervisi dalam melaksanakan supervisi di
sekolah. Untuk program supervisi saja belum semua
kepala sekolah mampu menyusunnya, apalagi
melaksanakannya secara terprogam dan kontinyu,
sehingga membuat guru kurang termotivasi untuk
mempersiapkan diri dalam melaksanakan tugas,
karena hasil supervisi belum dimanfaatkan untuk
dapat membina dan mengembangkan potensi guru.
Pada hal supervisi akademik bertujuan memberikan
layanan dan bantuan untuk memperbaiki proses
pembelajaran dan meningkatkan kompetensi guru. b)
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pelaksanaan
supervisi akademik yaitu, fator yang mendukung
antara lain program supervisi yang telah disusun,
komitmen terhadap tugas dan tanggungjawab, motivasi
serta penilaian terhadap kinerja kepala sekolah.
Sedangkan faktor yang menghambat pelaksanaan
supervisi akademik yaitu, kompleksitas dan beban
tugas yang tinggi, rendahnya kompetensi, kurangnya
komunikasi dan wawasan ilmu pengetahuan serta
penguasan teknologi. Hal ini sangat menjadi kendala
dalam pelaksanaan supervisi terhadap guru di sekolah,
apalagi kompetensi yang dimiliki sangat rendah dan
berdampak terhadap pengelolaan sekolah secara
keseluruhan. c) Pelaksanaan supervisi akademik yang
-
69
dilaksanakan oleh kepala sekolah terhadap guru-guru
belum tercapai secara efektif. Sehingga supervisi
akademik belum memiliki dampak yang besar untuk
membantu guru dalam memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pengajaran. Secara administratif, masih ada
kepala sekolah yang tidak mampu menyusun program
supervisi, tidak melaksanakan supervisi, melaksanakan
supervisi hanya sebagai tugas saja ,sehingga belum ada
umpan balik bagi guru untuk perbaikan dalam
pembelajaran.
Dibandingkan penelitian yang penulis lakukan
dengan penelitian terdahulu terdapat persamaan dan
perbedaan. Persamaan dari kedua penelitian ini adalah
supervisi akademik dilakukan oleh kepala sekolah
untuk meningkatkan keprofesionalan guru dalam
mengajar. Sedangkan perbedaannya adalah bahwa jika
penelitian sekarang dilakukan untuk meningkatkan
kinerja guru dalam proses pembelajaran dengan
melalui KKG, namun jika penelitian yang dilakukan
oleh Hamadi (FISIPUI, 2011:113) adalah untuk
memberikan layanan dan bantuan untuk memperbaiki
proses pembelajaran dan meningkatkan kompetensi
guru.
Supervisi juga dilaksanakan oleh supervisor secara
konstruktif dan kreatif dengan cara mendorong inisiatif
guru untuk ikut aktif menciptakan suasana kondusif
yang dapat membangkitkan suasana kreativitas peserta
didik dalam belajar. Pendapat senada disampaikan oleh
Ali Imron (2011: 23) mengartikan bahwa supervisi
pembelajaran adalah bantuan dalam wujud layanan
profesional yang diberikan oleh orang yang lebih ahli
-
70
dalam rangka peningkatan kemampuan profesional,
terutama dalam proses belajar mengajar.
Melalui kegiatan supervisi tersebut diharapkan
proses belajar mengajar, yang di dalamnya melibatkan
guru dan siswa, melalui serangkaian tindakan,
bimbingan dan arahan akan menjadi baik. Proses
belajar mengajar akan baik pencapaiannya antara lain
melalui peningkatan kemampuan profesional guru
tersebut diharapkan memberikan kontribusi
bagipeningkatan mutu pendidikan.
Peranan supervisor pendidikan yang disandang
oleh pengawas dalam melaksanakan supervisi
akademik harus dihindarkan tindakan-tindakan yang
bersifat menyuruh atau menggurui, tetapi hendaknya
harus dilakukan dengan pola pendekatan kemitraan
dengan jalan mendukung, membantu, dan membagi
tugas dan pekerjaan kepada seluruh komponen
pendidikan.
Imam Wahyudi (2012: 48–49) mengemukakan
delapan prinsip yang dapat digunakan dalam
melakukan tindakan supervisi. Prinsip-prinsip itu
mencakup sistematis, objektif, realistic, antisipatif,
konstruktif, kreatif, kooperatif, dan kekeluargaan.
Sistematis, dalam arti supervisi dikembangkan dengan
perencanaan yang matang sesuai dengan sasaran yang
diinginkan. Objektif, artinya supervisi memberikan
masukan sesuai dengan aspek yang terdapat dalam
instrument. Realistis, artinya supervisi didasarkan atas
kenyataan sebenarnya, yaitu pada keadaan atau hal-
hal yang sudah dipahami dan dilaksanakan oleh para
staf sekolah. Antisipatif, artinya supervisi diarahkan
-
71
untuk menghadapi kesulitan-kesulitan yang mungkin
akan terjadi. Konstruktif, artinya supervisi memberikan
saran-saran perbaikan kepada yang disupervisi untuk
terus dikembangkan sesuai dengan ketentuan atau
aturan yang berlaku. Kreatif, artinya supervisi
mengembangkan kreatifitas dan inisiatif guru dalam
mengembangkan proses pembelajaran. Kooperatif,
artinya supervisi mengembangkan perasaan
kebersamaan untuk menciptakan dan mengembangkan
situasi pembelajaran yang baik. Kekeluargaan, artinya
supervisi mempertimbangkan saling asah, asuh dan
asih antar warga sekolah yang sering dikenal dengan
Tutwuri Handayani.
Supervisi yang dilakukan secara tradisional
cenderung tidak menyenangkan, maka interaksi antara
guru dengan supervisor cenderung untuk dihindari dan
dikurangi. Kemampuan pengawas dalam menjalankan
tugasnya sebagai supervisor pendidikan juga tercermin
dalam penentuan materi-materi supervisi, yakni
terdiridari perencanaan program meliputi:
program/materi supervisi yang berhubungan/berkaitan
dengan administrasi guru yakni: program tahunan,
program semester, silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), kalender pendidikan, jadwal tatap
muka, agenda harian, daftar nilai, kriteria ketuntasan
maksimal (KKM), dan absensi siswa. Materi
menyangkut materi pelaksanaan KBM diarahkan pada
materi pengelolaan kelas mulai dari kegiatan membuka,
kegiatan inti, dan evaluasi pembelajaran. Sedangkan
materi tindak lanjut kegiatan supervisi diarahkan pada
upaya perbaikan mutu hasil pembelajaran.
-
72
Selain itu, penerapan pola supervisi akademik
yang dilakukan pengawas juga cukup bervariasi. Hal ini
menunjukkan bahwa pengawas telah memiliki
pengetahuan dan keterampilan bagaimana menerapkan
pola supervisi agar kegiatan supervisi yang
dilakukannya dapat menarik perhatian serta tidak
membosankan bagi guru. Sebagaimana telah
disampaikan, mulai dari tahapankegiatan supervisi,
waktu yang dipilih untuk kegiatan supervisi, media
atau alatyang digunakan dalam melakukan supervisi,
maupun evaluasi kegiatan supervisi, secara
keseluruhan dilakukan secara bervariasi.
Aspek-Aspek yang disupervisi oleh Kepala Sekolah
adalah aspek perencanaan, pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar, dan kegiatan tindak lanjut. Aspek
perencanaan pembelajaran, yakni program/materi
supervisi yang berhubungan/berkaitan dengan
administrasi guru meliputi: program tahunan,program
semester, silabus, RPP, KKM, kalender pendidikan,
jadwal tatap muka, agenda harian, daftar nilai, dan
absensi siswa. Pada komponen pelaksanaan
pembelajaran, kegiatan supervisi diarahkan pada
kemampuan guru dalam mengelola kelas, dimulai dari
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
pada aspek pelaksanaan supervisi akademik kepala
SDN Pongangan telah melaksanakan supervisi dengan
baik karena telah melaksanakan sesuai prinsip
supervisi akademik berorientasi pada permasalahan
dan kebutuhan guru, dalam rangka peningkatan
kemampuan dan kualitas pembelajaran. Pendekatan
-
73
sesuai tujuan dan permasalahan. Kesemuanya
dilakukan dengan berbagai tehnik dengan kunjungan
kelas, pertemuan pribadi, kelompok melalui rapat serta
dengan memanfaatkan informasi dari guru lain, siswa
dan orangtua. Kesemuanya dibingkai dalam
pelaksanaan supervisi kolegial familier sebagaimana
dinyatakan kepala sekolah.
4.2.3. Tindak Lanjut Supervisi Akademik
Kepala Sekolah SDN Pongangan Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang
Tindak lanjut supervisi akademik adalah suatu
kegiatan yang dilakukan kepala sekolah yang berguna
untuk menganalisis kelemahan dan kekuatan guru
dengan alat instrumen penilaian kinerja guru (IPKG),
sehingga hasil analisis catatan supervisor dapat
dimanfaatkan untuk mengembangkan kompetensi guru
dalam melaksanakan pembelajaran, meningkatkan
profesional guru.
Tindak lanjut supervisi akademik kepala sekolah
di SDN Pongangan Gunungpati Semarang adalah
dengan melakukan balikan kepada guru baik dalam
catatan instrument maupun pembinaan cara langsung
maupun tidak langsung kepada guru dan pembinaan
melalui rapat sekolah dan juga melakukan refleksi.
Tindak lanjut pada pelaksanan supervisi akademik
kepala sekolah di SDN Pongangan Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang ini dilakukan untuk
melengkapi kekurangan dari supervisi yang telah
dilaksanakan sebelumnya. Proses tindak lanjut yang
dilakukan dalam supervisi akademik di SDN Pongangan
-
74
Kecamatan Gunungpati Kota Semarang ini adalah
dengan mengadakan pelatihan/workshop pada guru
yang disupervisi, kepala sekolah memberikan
pengarahan pada guru yang disupervisi pada tiap akhir
semester atau pada akhir bulan yang gunanya untuk
meningkatkan kemampuan guru dalam pelaksanaan
proses kegiatan belajar mengajar.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti
dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hamadi (FISIPUI, 2011:113) dengan tesisnya berjudul
“Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah
dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru Sekolah
Dasar Kecamatan Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode
deskriptif. Dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulkan
untuk menjawab permasalahan sebagai berikut: 1)
Pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh
kepala sekolah tidak banyak memberikan manfaat
untuk perbaikan pembelajaran dan meningkatkan
profesional guru. Karena kepala sekolah sendiri tidak
memahami tentang pengertian, fungsi, tujuan prinsip
dan teknik serta pendekatan supervisi dalam
melaksanakan supervisi di sekolah. Untuk program
supervisi saja belum semua kepala sekolah mampu
menyusunnya, apalagi melaksanakannya secara
terprogam dan kontinyu, sehingga membuat guru
kurang termotivasi untuk mempersiapkan diri dalam
melaksanakan tugas, karena hasil supervisi belum
dimanfaatkan untuk dapat membina dan
mengembangkan potensi guru. Pada hal supervisi
akademik bertujuan memberikan layanan dan bantuan
-
75
untuk memperbaiki proses pembelajaran dan
meningkatkan kompetensi guru. 2) Faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi pelaksanaan supervisi akademik
yaitu, faktor yang mendukung antara lain program
supervisi yang telah disusun, komitmen terhadap tugas
dan tanggungjawab, motivasi serta penilaian terhadap
kinerja kepala sekolah. Sedangkan faktor yang
menghambat pelaksanaan supervisi akademik yaitu,
kompleksitas dan beban tugas yang tinggi, rendahnya
kompetensi, kurangnya komunikasi dan wawasan ilmu
pengetahuan serta penguasan teknologi. Hal ini sangat
menjadi kendala dalam pelaksanaan supervisi terhadap
guru di sekolah, apalagi kompetensi yang dimiliki
sangat rendah dan berdampak terhadap pengelolaan
sekolah secara keseluruhan. 3) Pelaksanaan supervisi
akademik yang dilaksanakan oleh kepala sekolah
terhadap guru-guru belum tercapai secara efektif.
Sehingga supervisi akademik belum memiliki dampak
yang besar untuk membantu guru dalam memperbaiki
dan meningkatkan kualitas pengajaran. Secara
administratif, masih ada kepala sekolah yang tidak
mampu menyusun program supervisi, tidak
melaksanakan supervisi, melaksanakan supervisi
hanya sebagai tugas saja,sehingga belum ada umpan
balik bagi guru untuk perbaikan dalam pembelajaran.
Jika dibandingkan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Hamadi (FISIPUI, 2011:113) terdapat
persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah
bahwa proses tindak lanjut supervisi akademik ini
dilakukan untuk perbaikan pembelajaran dan
meningkatkan profesional guru. Perbedaannya adalah
-
76
bahwa dalam penelitian sekarang supervisi akademik
dilakukan memang untuk meningkatkan kinerja guru
dalam proses pembelajaran dan untuk meningkatkan
mutu pembelajaran, sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Hamadi (FISIPUI, 2011:113)
pelaksanakan supervisi hanya sebagai tugas saja,
sehingga belum ada umpan balik bagi guru untuk
perbaikan dalam pembelajaran.
Kegiatan tindak lanjut adalah kegiatan supervisi
diarahkan pada pembimbingan dan penilaian
profesional guru, dan dilakukan upaya perbaikan mutu
pendidikan melalui supervisi administrasi penilaian
pembelajaran dengan jalan pembimbingan guru sebagai
refleksi dan feedback hasil penilaian kinerja.
Dilihat dari pendekatannya, pengawas dalam
melakukan kegiatan supervisi menerapkan tiga model
pendekatan, yakni: menggunakan pendekatan
kedinasan, pendekatan sebagai mitra kerja, dan
pendekatan cara kekeluargaan. Sedangkan dilihat dari
teknik, pengawas menerapkan atau melaksanakan
kegiatan supervisi dengan teknik-teknik yang cukup
bervariasi. Teknik-teknik kegiatan supervisi kepala
sekolah yang dapat diidenifikasi antara lain: teknik
diskusi kelompok atau rapat supervisi, teknik
pertemuan individual, dan teknik kunjungan
kelas/lapangan.
Keadaan ini menunjukkan bahwa kepala sekolah
telah memiliki keterampilan yang cukup baik dalam
melakukan tugasnya sebagai supervisor pengajaran.
Dengan demikian maka keterampilan yang dimiliki
kepala sekolah tersebut merupakan salah satu
-
77
kekuatan yang dimiliki sekolah dalam rangka
meningkatkan kemampuan guru dalam hal mengelola
pembelajaran, sehingga pada gilirannya dapat pula
meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran.
Kepala sekolah SDN Pongangan dalam
menjalankan fungsinya sebagai supervisor pendidikan
tidak dapat dilepaskan dari beberapa kendala baik
secara internal maupun eksternal. Secara internal
kendala-kendala kegiatan supervisi dapat diidentifikasi
menjadi dua jenis, yakni kendala yang berhubungan
dengan teknis dan kendala yang bersifat non-teknis.
Secara teknis kendala pengawas dalam mengadakan
kegiatan supervisi yaitu kendala yang berhubungan
dengan kemampuan atau keterampilan sebagai
supervisor, sedangkan kendala yang bersifat non-teknis
diantaranya adalah jika kepala sekolah sakit sementara
guru-guru yang lain kurang respon, maka jadwal
kegiatan supervisi menjadi terganggu.
Upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam
melaksanakan supervisi akademik dapat berjalan
dengan baik dan lancar adalah berkat kemampuan
yang dimiliki oleh kepala sekolah yang selalu membina
atau membangun komunikasi yang baik dengan para
guru.
Kepala sekolah juga berkolaborasi dengan
pengawas sekolah dalam pelaksanaannya. Hal tersebut
selalu mendapat respon yang baik dari para guru,
karena hal tersebut dikomunikasikan dengan guru.
Guru-guru selalu menyambut baik dan selalu siap
ketika dilakukan supervisi akademik oleh kepala
sekolah maupun pengawas. Guru selalu menunjukkan
-
78
sikap yang bersahabat dan menganggap kehadiran
kepala sekolah di kelas dirasakan membantu tugas dan
akivitasnya. Hal itu semua disebabkan berkat terjalin
komunikasi dengan baik. Mereka selalu memberikan
respon yang positif karena sudah memiliki persepsi
yang sama mengenai program dan jadwal pelaksanaan
supervisi akademik tersebut.
Kunjungan kepala sekolah lebih sering dan lebih
banyak membantu guru baik melalui kegiatan
pembinaan, pemantauan, penilaian mapun
pembimbingan dan pelatihan. Di sekolah ini sudah
terbentuk budaya saling menghormati dan akrab
dengan baik mulai dari staf TU, guru-guru sampai oleh
kepala sekolahnya sendiri.
Kehadiran kepala sekolah di ruang kelas selalu
disambut dengan baik bahkan dengan penuh
keakraban, para guru bersemangat melakukan
konsultasi seputar permasalahan pembelajaran yang
sedang dihadapinya. Kepala sekolah sangat leluasa
dalam melaksanakan supervisi akademik.
Hasil supervisi akademik dievaluasi dan dianalisis
untuk kemudian didiskusikan dan diinterpretasikan
melalui rapat. Sikap guru terhadap hasil supervisi
merespon dengan baik bahkan untuk ke depan bisa
diberikan bimbingan lebih baik. Selain itu hasil
dilaporkan kepada pengawas sebagai bukti
pelaksanaan supervisi.
Dengan demikian berdasarkan hasil penelitian dan
kajian teori bahwa aspek tindak lanjut supervisi
akademik yag dilakukan oleh kepala sekolah SDN
Pongangan sangat baik.
top related