bab iv analisis data dan pembahasan - institutional...
Post on 02-Apr-2019
221 Views
Preview:
TRANSCRIPT
41
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa FTI UKSW pengambil mata kuliah Bahasa Inggris Dasar (BID) pada semester 2 tahun ajaran 2013/2014. Mahasiswa kelas C yang berjumlah 23 orang yang terdiri dari 10 mahasiswa dan 13 mahasiswi, sedangkan kelas I berjumlah 23 orang yang terdiri dari 21 orang mahasiswa dan 2 orang mahasiswi.
Penelitian ini menggunakan model mixed methods concurrent embedded yang diawali dengan mengumpulkan data kualitatif untuk mengetahui apakah ada peningkatan pada komponen-komponen CTML melalui wawancarfa mendalam, sedangkan untuk pembuktian peningkatan nilai siswa digunakan model eksperimen dengan menempatkan subjek penelitian ke dalam dua kelompok belajar (kelas) yang dibedakan menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberikan pembelajaran menggunakan teori CTML dibantu oleh adobe flash & flearn, sedangkan kelas kontrol diberikan pembelajaran menggunakan pembelajaran konvensional menggunakan handout.
Kemampuan awal mahasiswa yang diukur dari hasil belajar awal mahasiswa sebelum dilakukan eksperimen harus sama. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan awal, maka terhadap kedua kelompok tersebut dilakukan uji homogenitas menggunakan midterm test yang sekaligus menjadi pre test dalam penelitian ini.
42
4.2 Instrumen yang Dibangun Setelah melalui beberapa tahap pengembangan sesuai dengan CTML yang terfokus pada telinga (pendengaran) dan mata (penglihatan) yang diserap melalui kata-kata dan gambar maka jadilah media pembelajaran seperti dijelaskan pada gambar dibawah ini. 1. Present Continuous Tense
Gambar 4.1 Materi Pembelajaran Present Continuous Tense
43
1. Past Tense
Gambar 4.2 Materi Pembelajaran Past Tense
2. Future Tense
Gambar 4.3 Materi Pembelajaran Future Tense
44
3. Making Comparison
Gambar 4.4 Materi Pembelajaran Making Comparison
Potongan-potongan gambar di atas adalah contoh dari media yang dibangun menggunakan bantuan media pembelajaran adobe flash. Media pembelajaran di atas sesuai dengan teori CTML mulai dari satu, multimedia presentation yang dapat dilihat melalui kata-kata dan gambar-gambar yang disajikan; dua, sensory memory yang menangkap hasil dari multimedia presentation menggunakan mata dan telinga karena media pembelajaran mengggunakan audio langsung maupun background sound; tiga, pada working memory media pembelajaran memenuhi unsur sounds dan images yang didapat melalui dua proses sebelumnya yang kemudian diolah menjadi verbal model dan pictorial model pada diri mahasiswa.
45
3.3 Hasil Penelitian Tahap 1:
Setelah diujicobakan dan dilakukan wawancara terhadap beberapa mahasiswa ternyata para mahasiswa mengalami kebingungan karena tulisan dan musik latar yang disajikan masih kurang menarik minat siswa setelah beberapa menit berselang. Hal ini dibuktikan dari beberapa jawaban mahasiswa pada saat wawancara seperti dikutip dibawah ini:
1 : “Saya bingung kalau hanya diminta lihat tulisan” 1 : “Tulisan begini tanpa dijelaskan ya kami tidak paham” 2 : “Hanya tulisan begini ya sama saja dengan handout” 3 : “Sulit untuk mengerti materinya kalau tulisan-tulisan
saja, cuma seperti diberi powerpoint” 4 : “Dijelaskan saja sama pengajarnya pasti lebih paham
daripada menggunakan tulisan-tulisan slide” Disini dapat dilihat bahwa mahasiswa mengalami
kebingungan oleh karena hanya satu komponen yang terstimuli. Ditambah komponen mata hanya di stimuli menggunakan tulisan-tulisan saja.
Tahap 2:
Setelah diujicobakan dan dilakukan wawancara kedua minat siswa terhadap pelajaran sudah cukup meningkat, akan tetapi masih ada beberapa mahasiswa yang belum cukup menikmati pembelajaran yang dilakukan. Hal ini dibuktikan dari beberapa jawaban mahasiswa pada saat wawancara seperti dikutip dibawah ini:
1 : “Gambarnya bagus tapi tetap masih belum paham” 2 : “Gambarnya akan lebih bagus lagi kalau bergerak, kita
melihatnya lebih tertarik” 2 : “Bagus, tapi gambar dan tulisan ini maksudnya apa
ya?”
46
3 : “Kalau model seperti ini ditambah dijelaskan oleh pengajar kami baru paham”
Disini dapat dilihat bahwa murid ada peningkatan pemahaman terhadap materi akan tetapi gambar yang tidak bergeak ditambah tulisan-tulisan yang kurang komunikatif terhadap siswa membuat siswa menangkap materi tetapi tidak memahaminya.
Tahap 3:
Setelah diujicobakan dan dilakukan wawancara ketiga, mahasiswa sangatlah tertarik dengan model pembelajaran ini, akan tetapi pembelajaran ini msh belum bisa mewakili bahan ajar yang dibutuhkan mahasiswa untuk mengerjakan tes karena penjelasan yang maksimal hanya didapatkan pada sesi video saja dengan adanya spoken words. Hal ini dibuktikan dari beberapa jawaban mahasiswa pada saat wawancara seperti dikutip dibawah ini:
1 : “Nah ini saya baru paham” 2 : “Paham, akan tetapi mungkin lebih baik kalau diberikan
gambar bergerak” 3 : “Saya paham, tapi selain pada video gambarnya statis
sehingga kurang menarik” 4 : “Penambahan videonya bagus” 5 : “Kalau penjelasan, gambar serta tulisan ini dimulai
sejak awal seperti pada video akan lebih memudahkan kami”
Pada tahap ini mahasiswa sudah mulai mendapatkan pemahaman yang cukup bagus terhadap materi, akan tetapi mereka hanya terfokus pada video pada akhir instrumen. Hal ini dikarenakan terdapat penjelasan secara langsung pada video yang membuat pembelajaran lebih komunikatif.
47
Tahap 4: Setelah diujicobakan dan dilakukan wawancara keempat, minat mahasiswa terhadap media pembelajaran yang sudah cukup tinggi ditambahkan tingkat pemahaman yang akurat saat dimasukkan spoken words untuk memberikan penjelasan setiap gambar, tulisan dan video yang terdapat dalam media pembelajaran sudah mampu memberikan penjelasan secara maksimal untuk mahasiswa. Hal ini dibuktikan dari beberapa jawaban mahasiswa pada saat wawancara seperti dikutip dibawah ini:
1 : “Suara yang menjelaskan dibantu backsound lagu ini membantu kami mempelajari materi”
2 : “Materi pembelajaran yang menarik, tapi backsound terlalu kencang sehingga penjelasan kalah”
3 : “Ini lebih menarik daripada lecturing biasa” 4 : “Bagus, kalau dari dulu Bahasa Inggris dengan materi
yang seperti ini, saya tidak perlu mengulang” 5 : “Murid lebih rileks dengan pembelajaran model ini,
karena menjadi tidak menegangkan” 6 : “Menarik, kita jadi bisa memahami materi karena
videonya bisa kita putar berulang-ulang dirumah” 7 : “Enak, dengan ini kita tidak perlu bawa-bawa handout
kemana-mana tapi tetap bisa belajar” Pada tahap akhir ini ditemukan bahwa pengaruh
komponen-komponen CTML yang terstimuli secara maksimal mengahasilkan peningkatan hasil yang cukup tinggi. Mahasiswa memahami bahan ajar melalui cara ini, mahasiswa menjadi dapat belajar lebih cepat dan menangkap ilmu secara lebih maksimal.
48
3.4 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 4.4.1 Analisis Data Tahap Awal 1. Uji Normalitas
Tahap pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan uji beda pada kedua kelas yang menjadi subjek penelitian adalah menguji apakah data hasil tes berdistribusi normal. Oleh karena itu, uji normalitas menggunakan one sample kolmogorov smyrnov dilakukan. Hasil dari uji normalitas tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 di bawah ini
Tabel 4.1 Uji Normalitas Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kelompok Kontrol
N 23
Normal Parametersa,b Mean 55.6957 Std. Deviation 20.63191
Most Extreme Differences Absolute .146 Positive .146 Negative -.096
Kolmogorov-Smirnov Z .702 Asymp. Sig. (2-tailed) .709 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
49
Tabel 4.2 Uji Normalitas
Kelas Eskperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kelompok Eksperimen
N 23
Normal Parametersa,b Mean 55.4348 Std. Deviation 19.70885
Most Extreme Differences Absolute .208 Positive .093 Negative -.208
Kolmogorov-Smirnov Z .998 Asymp. Sig. (2-tailed) .273 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dari hasil pengujian normalitas yang ditunjukkan pada kedua tabel di atas maka distribusi data dari kedua kelas adalah normal. Hal ini ditunjukkan melalui tingkat signifikansi 2 tailed yang lebih besar dari 0.05 (p > 0.05) yaitu pada 0.709 untuk kelas kontrol dan 0.273 pada kelas eksperimen. Dengan demikian maka H0 diterima.
2. Uji Perbedaan Dua Rata-rata
Data selanjutnya diolah dengan menggunakan uji t 2 tailed untuk mengetahui apakah ada perbedaan data antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
50
Tabel 4.3 Analisis Uji Beda Pre Test
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation
Std. Error Mean
HasilBelajar Kelompok Kontrol 23 55.6957 20.63191 4.30205
Kelompok Eksperimen 23 55.4348 19.70885 4.10958
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equalit
y of Varianc
es t-test for Equality of Means
F Sig. T Df
Sig. (2-
tailed)
Mean Differe
nce
Std. Error Differe
nce
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
HasilBelajar
Equal variances assumed
.072
.790
.044
44 .965 .26087 5.9494
8
-11.729
52
12.25125
Equal variances not assumed
.044
43.908
.965 .26087 5.9494
8
-11.730
22
12.25196
Hasil uji t di atas menunjukkan bahwa data yang dimiliki oleh kedua kelas adalah homogen. Hal ini dapat terlihat dari tingkat signifikansi yang lebih besar (p > 0.05) yaitu pada 0.790, maka dapat dikatakan tidak ada perbedaan varians pada data nilai pre test kelas kontrol
51
dan kelas eksperimen. Dengan demikian maka H0 diterima.
4.4.2 Analisis Data Tahap Akhir
1. Uji Normalitas Tahap pertama yang harus dilakukan sebelum
melakukan uji beda pada kedua kelas yang menjadi subjek penelitian adalah menguji apakah data hasil tes berdistribusi normal. Oleh karena itu, uji normalitas menggunakan one sample kolmogorov smyrnov dilakukan. Hasil dari uji normalitas tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4 dan tabel 4.5 di bawah ini
Tabel 4.4 Uji Normalitas Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kelompok
Kontrol
N 23
Normal Parametersa,b Mean 60.8696
Std. Deviation 23.07164
Most Extreme Differences
Absolute .135
Positive .115
Negative -.135
Kolmogorov-Smirnov Z .649
Asymp. Sig. (2-tailed) .794
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
52
Tabel 4.5 Uji Normalitas
Kelas Eskperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kelompok
Eksperimen
N 23
Normal Parametersa,b Mean 75.6522
Std. Deviation 16.44442
Most Extreme Differences
Absolute .121
Positive .100
Negative -.121
Kolmogorov-Smirnov Z .583
Asymp. Sig. (2-tailed) .887
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari hasil pengujian normalitas yang ditunjukkan pada
kedua tabel di atas maka distribusi data dari kedua kelas
adalah normal. Hal ini ditunjukkan melalui tingkat
signifikansi 2 tailed yang lebih besar dari 0.05 (p > 0.05) yaitu
pada 0.794 untuk kelas kontrol dan 0.887 pada kelas
eksperimen. Dengan demikian maka H0 diterima.
4.6 Analisis Uji Beda Post Test
Group Statistics
Kelompok N Mean Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
HasilBelajar Kelompok Kontrol 23 60.8696 23.07164 4.81077
Kelompok Eksperimen 23 75.6522 16.44442 3.42890
53
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality
of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig
.
t df Sig.
(2-
taile
d)
Mean
Differe
nce
Std.
Error
Differe
nce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Hasil
Belajar
Equal
variances
assumed
3.63
3
.05
3
-
2.50
2
44 .016
-
14.782
61
5.9076
9
-
26.688
78
-
2.87643
Equal
variances
not
assumed
-
2.50
2
39.7
67 .017
-
14.782
61
5.9076
9
-
26.724
68
-
2.84054
Hasil uji t di atas menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan means pada data nilai post test kelas kontrol dan
kelas eksperimen sebesar 14,78261 yang berarti ada
perbedaan antara nilai hasil belajar kelas kontrol dan nilai
hasil belajar kelas eksperimen.
Selanjutnya, data tahap akhir dianalisis menggunakan metode DID untuk melihat apakah treatment yang dilakukan mendapatkan hasil yang signifikan dibanding kelas yang tidak mendapatkan pengajaran menggunakan adobe flash & flearn. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini.
54
Tabel 4.7 Perbandingan Nilai dengan
Metode Difference in Differences
Nilai Tes Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Sebelum
Treatment 55 56
Sesudah Treatment 76 61
Perbedaan 76 – 55 61 – 56 Perkiraan Pengaruh 21 – 5 = 16
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa hasil nilai tes
pada kelas eskperimen sebelum treatment adalah 55,
sedangkan pada kelas kontrol adalah 56. Setelah dilakukan
treatment hasil nilai tes kelas eksperimen adalah 76,
sedangkan hasil nilai tes pada kelas kontrol adalah 61. Dari
hasil kedua tes di atas, terdapat perbedaan sebesar 21 point
untuk kelas eksperimen yang mendapatkan pembelajaran
menggunakan adobe flash & flearn dan 5 point untuk kelas
kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional
menggunakan handout. Oleh karena itu, terdapat pengaruh
sebesar 16 point yang dihasilkan dari perbedaan nilai tes
kelas eksperimen dikurangi perbedaan nilai tes kelas kontrol.
Sehingga dapat dikatakan adanya perbedaan yang signifikan
antara kelompok eksperimen yang diberi treatment dan
kelompok kontrol yang tidak diberi treatment pembelajaran
menggunakan teori CTML dengan bantuan adobe flash dan
flearn. Dengan demikian maka H1 diterima karena (B – A) > (D
– C).
55
4.4.3 Hasil Uji Hipotesis Setelah dilakukan penghitungan menggunakan metode difference in differences pada hasil belajar siswa maka dapat dilakukan uji hipotesis yaitu terdapat perbedaan hasil belajar dari treatment sebesar 16 poin yang didapat dari selisih kedua hasil nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan demikian maka H1 diterima, komponen-komponen CTML yang dibantu oleh media pembelajaran F-learn dan adobe flash dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa FTI pada mata kuliah Bahasa Inggris Dasar. 4.5 Pembahasan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana khususnya pada mahasiswa yang mengambil mata kuliah Bahasa Inggris Dasar, di mana sejak dulu pembelajaran pada mata kuliah Bahasa Inggris Dasar di Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana seringkali menggunakan metode ceramah, hal tersebut diketahui berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pengajar mata kuliah Bahasa Inggris Dasar. Para pengajar menggunakan metode ceramah dengan alasan karena setiap mahasiswa sudah memiliki modul.
Penelitian ini menggunakan model penelitian mixed methods concurrent embedded. Desain penelitian ini diawali pendekatan kualitatif yang diakhiri dengan pengambilan data secara kuantitatif. Model penelitian ini digunakan karena dibutuhkan dua pendekatan untuk mendapat data yang lebih akhurat (Sugiyono, 2011). Untuk pendekatan kualitatif dilakukan menggunakan wawancara mendalam agar mendapat informasi yang akhurat, sedangkan untuk pendekatan kuantitatif (untuk membuktikan kenaikan nilai hasil belajar) menggunakan Quasi Experimental Non Equivalent
56
Design karena menggunakan kelompok lain sebagai pembanding atau kelompok kontrol yaitu mahasiswa FTI kelas C tetapi kelompok yang dipilih bukan secara random. Sehingga penelitian ini memilih subjek penelitian mahasiswa FTI yang mengambil mata kuliah Bahasa Inggris Dasar sebanyak 2 kelas.
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa FTI UKSW pengambil mata kuliah Bahasa Inggris Dasar (BID) pada semester 2 tahun ajaran 2013/2014. Mahasiswa kelas C yang berjumlah 23 orang yang terdiri dari 10 mahasiswa dan 13 mahasiswi, sedangkan kelas I berjumlah 23 orang yang terdiri dari 21 orang mahasiswa dan 2 orang mahasiswi. Oleh karena itu, subjek penelitian ini secara keseluruhan memiliki 46 subjek penelitian dari 2 kelas, kelas I sebagai kelas eskperimen dengan 23 mahasiswa dan kelas C sebagai kelas kontrol dengan 23 mahasiswa juga. Pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan media pembelajaran dengan adobe flash & flearn mencakup materi tentang Present Continuous Tense, Past Tense, Future Tense, dan Making Comparison, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional ceramah menggunakan handout yang telah diberikan sebelumnya oleh koordinator mata kuliah. Pembelajaran menggunakan media pembelajaran adobe flash dan flearn di rancang oleh peneliti berdasarkan materi yang sudah ada di modul Bahasa Inggris Dasar.
Hasil wawancara menunjukkan bahwa peranan kom-ponen CTML pada sebuah pembelajaran cukup besar. Hal ini dibuktikan dengan semakin membaiknya hasil wawancara pada tiap tahap. Pada Tahap 1 mahasiswa mengalami banyak kebingungan karena hanya menggunakan words saja tanpa ada gambar, music latar maupun penjelasan lisan secara langsung. Pada tahap 2 didapati beberapa siswa masih me-
57
ngalami kebingungan karena hanya gambar dan tulisan saja, sehingga belum dapat terserap oleh mata dan telinga secara sempurna mengingat teori CTML belum terpenuhi ketiga asumsinya. Pada tahap 3 dengan menambahkan video pada akhir media pembelajaran, didapati bahwa mahasiswa mulai bisa mencerna dan mendapatkan pelajaran, karena pada video sudah memenuhi asumsi CTML yang dapat merangsang otak siswa agar dapat menyerap lebih banyak pelajaran yang diberikan. Akan tetapi masih ada beberapa mahasiswa yang mengeluhkan hal ini karena yang dapat mereka serap hanya bagian video saja. Pada tahap 4, yaitu tahap terakhir, mahasiswa mulai menikmati dan bisa menyerap semua bahan pembelajaran. Hal ini dikarenakan media pembelajaran diberikan tambahan spoken words atau penjelasan secara langsung yang membuat mahasiswa mendapat konten materi dan tidak terbebani dengan musik latar dan gambar-gambar bergeraknya.
Hasil pre test pada penelitian ini menunjukkan rata-rata hasil belajar midterm test mahasiswa FTI kelas I sebagai kelas eksperimen adalah 55, sedangkan rata-rata hasil belajar midterm test mahasiswa FTI kelas C sebagai kelas kontrol adalah 56. Jika dilihat dari passing grade yang telah ditentukan oleh koordinator mata kuliah bahasa inggris dasar, keduanya berada pada nilai CD. Adapun passing grade itu adalah A ≥ 80, AB 75 – 79,99, B 70 – 74,99, BC 65 – 69,99, C 60 – 64,99, CD 55 – 59,99, D 50 – 54,99 dan E ≤ 49,99. Setelah dilakukan treatment menggunakan media pembelajaran berdasarkan teori CTML menggunakan bantuan adobe flash & flearn maka nilai rata-rata post test pada kelas I menjadi 76, sedangkan kelas C yang diajar menggunakan metode pembelajaran konvensional ceramah mendapat nilai 61. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa treatment yang
58
dilakukan menggunakan media pembantu adobe flash dan flearn yang merangsang komponen-komponen Cognitive Theory of Multimedia Learning menghantarkan kelas eksperimen mendapat nilai 76 yang berarti mendapat nilai AB yang sebelumnya hasil pre test hanya mendapatkan nilai CD, sedangkan kelas kontrol yang tidak mendapatkan treatment mendapat nilai 61 yang berarti mendapat nilai C.
Berdasarkan penghitungan menggunakan metode DID maka didapatkan hasil bahwa pengaruh pembelajaran menggunakan adobe flash & flearn menaikkan nilai siswa hingga mencapai 16 poin. Hal ini berarti menaikkan hasil nilai mahasiswa hingga 3 tingkat pada passing grade yang telah ditentukan sebelumnya. Mahasiswa pada kelas eskperimen mendapatkan nilai yang lebih baik pada post test yang dihasilkan dari nilai final test. Hal itu dikarenakan kelas eksperimen mendapatkan pembelajaran menggunakan adobe flash & flearn yang memenuhi 3 asumsi dari Cognitive Theory of Multimedia Learning tentang Dual Chanel yang mengutamakan dua jalur dalam proses pembelajaran yaitu visual (penglihatan) dan audio (pendengaran); Limited Capacity yang mengutamakan pada pembelajaran yang mengasyikan sehingga tidak membebani otak siswa yang berujung pada ketertarikan siswa, dan yang terakhir adalah Active Processing yang berfungsi menggabungkan berbagai macam informasi yang siswa terima baik secara visual maupun audio yang kemudian digabungkan menjadi satu kesatuan yang koheren dan mengintegrasikannya dengan pengetahuan yang lain dengan cara diberikan latihan yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari mereka seperti menceritakan liburan pada quis tentang past tense. Sehingga dapat dikatakan bahwa komponen-komponen CTML dapat meningkatkan hasil belajar bahasa inggris dasar mahasiswa FTI yang mendapatkan
59
treatment melalui pembelajaran menggunakan media adobe flash dan flearn.
Sehingga dapat diketahui bahwa hasil dari penelitian ini adalah komponen-komponen Cognitive Theory of Multimedia Learning dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris mahasiswa FTI UKSW pada mata kuliah Bahasa Inggris Dasar yang ditunjukkan dengan rata-rata nilai post test kelompok eksperimen yaitu 76 yang meningkat dari rata-rata nilai pre test yaitu 55. Komponen mata dan telinga sebagai sensory memory menangkap gambar serta kata-kata baik kata-kata melalui suara secara langsung maupun yang berupa tulisan yang disajikan oleh multimedia presentation. Kemudian di dalam sensory memory kata-kata dan gambar tadi diolah menjadi auditory dan visual baik lagu latar yang berfungsi untuk meringankan beban kerja otak mahasiswa maupun suara yang menjelaskan materi secara langsung agar mahasiswa lebih mudah dalam memahami video dan gambar yang disajikan. Setelah itu pada working memory unsur sounds dan images yang didapat melalui dua proses sebelumnya diolah menjadi verbal model dan pictorial model pada diri mahasiswa. Setelah melalui beberapa proses sebelumnya, kemudian verbal model dan pictorial model yang telah terbangun dalam diri mahasiswa diintegrasikan menjadi prior knowledge (pengetahuan) yang mampu meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Pada saat mahasiswa mendapatkan model soal seperti yang sudah didapat pada komponen-komponen sebelumnya, mahasiswa memvisualisasikan kembali materi yang sudah didapat melalui adobe flash.
top related