bab iii ok
Post on 06-Aug-2015
120 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB III
OPTIMALISASI CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA
KOTA BANGUN WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAPUNG HILIR I
KABUPATEN KAMPAR
3.1 Plan
Kegiatan Plan dimulai dengan melakukan wawancara dengan kepala
puskesmas, penanggung jawab program Gizi Masyarakat, hasil evaluasi lintas
sektor dan data sekunder yang dimulai pada tanggal 27-28 Juni 2012. Kendala
yang dijumpai dalam pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Tapung Hilir I
diantaranya adalah kurangnya pengetahuan dan sikap ibu tentang asi eksklusif.
Lalu dilakukan identifikasi penyebab masih kurangnya pemberian asi eklusif di
Puskesmas Tapung Hilir I. Hasilnya didiskusikan dengan pembimbing kegiatan
untuk menentukan permasalahan yang perlu mengalami perbaikan.
3.1.1. Deskripsi keadaan
Kegiatan Puskesmas Tapung Hilir I secara garis besar tercantum dalam
program basic six yang terdiri dari Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan,
Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana (KIA-KB), Perbaikan
Gizi, Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), dan Pengobatan serta Program
Kesehatan Pengembangan.
Berdasarkan data rekapitulasi laporan tahunan Puskesmas Tapung Hilir I
tahun 2011 diketahui bahwa cakupan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif pada
tahun 2011 adalah 12,4%. Hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas Tapung I
diketahui bahwa desa yang mencapai target ASI eksklusif hanya 1 desa,
sedangkan 6 desa lain diwilayah kerja puskesmas masih di bawah target nasional
yang ditetapkan yaitu sebesar 90%, dan target kabupaten sebesar 65%.
10
11
Suka Maju Koto Aman Kota Baru Beringin Lestari
Kota Bangun Kota Garo Cinta Damai PUSKESMAS0
20
40
60
80
100
120
ASI eksklusif 2011
Chart1. Cakupan ASI Eksklusif Puskesmas Tapung Hilir I tahun 2011
Puskesmas Tapung Hilir I terdiri dari 1 orang penanggung jawab program
Gizi, 19 posyandu, 118 kader posyandu. Wilayah Kerja Puskesmas Tapung Hilir I
terdiri dari 7 desa dengan jumlah penduduk 24.105 jiwa. Desa Kota Bangun
sebagai desa tempat melaksanakan proyek ini memiliki jumlah penduduk 3.979
jiwa. Sedangkan jumlah ibu menyusui 88 ibu dan jumlah bayi 88 bayi.
3.1.2. Identifikasi masalah
Proses identifikasi masalah dilakukan dengan cara :
1. Observasi
2. Wawancara
3. Data sekunder
Dari data-data tersebut teridentifikasikan beberapa masalah, yang
dijelaskan pada tabel 3.1.
12
Tabel 3.1 Masalah yang ditemukan di Puskesmas Tapung Hilir I.
Aspek yang
dinilaiMasalah Evidance Base
Metode
Identifikasi
Masalah
Pemberian ASI
Eksklusif
Belum
optimalnya
cakupan
pemberian ASI
eksklusif
Berdasarkan wawancara dengan Kepala
Puskesmas :
Cakupan pemberian ASI eksklusif di wilayah
kerja Puskesmas Tapung Hilir masih rendah,
pada tahun 2011,
Dari tujuh desa hanya satu desa yang
mencapai target pada cakupan bayi yang
mendapat ASI eksklusif.
Berdasarkan wawancara dengan pemegang
program gizi:
Cakupan bayi yang mendapat ASI eksklusif
masih rendah karena kurangnya pengetahuan
ibu tentang pemberian ASI eksklusif dan
kebiasaan memberikan makanan padat sejak
dini terhadap bayi.
Selain itu pencatatan dan pelaporan oleh
kader posyandu masih belum lengkap.
Berdasarkan data sekunder:
Cakupan bayi yang mendapatkan ASI
eksklusif tahun 2011 adalah 12,4%, target
tahun 2011 adalah 65%.
Wawancara dan
data sekunder
Kegiatan
Pelayanan
Imunisasi
Belum
optimalnya
cakupan
imunisasi
Berdasarkan wawancara dengan Kepala
Puskesmas :
Pelaksanaan kegiatan imunisasi sudah
terlaksana namun cakupan imunisasi di tiga
Wawncara dan
data sekunder
13
desa belum mencapai target, yaitu: Desa Kota
Baru, Desa Kota Garo dan Desa Kota Aman.
Desa Kota Garo memiliki cakupan imunisasi
terendah, hal ini disebabkan oleh masalah
demografis wilayah kota Garo dan kurangnya
tenaga kesehatan.
Berdasarkan wawancara dengan pemegang
program Pemberantasan Penyakit Menular:
Cakupan imunisasi masih rendah karena
kurangnya pengetahuan ibu tentang
pentingnya imunisasi.
Berdasarkan data sekunder:
Cakupan Imunisasi tahun 2011 adalah 90%,
target tahun 2011 adalah 100%
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan ditetapkan satu prioritas
masalah dengan metode skoring yang menggunakan pertimbangan 4 aspek yaitu :
1. Urgensi / kepentingan :
Nilai 1 tidak penting
Nilai 2 penting
Nilai 3 sangat penting
2. Solusi :
Nilai 1 tidak mudah
Nilai 2 mudah
Nilai 3 sangat mudah
3. Kemampuan merubah :
Nilai 1 tidak mudah
Nilai 2 mudah
14
Nilai 3 sangat mudah
4. Biaya :
Nilai 1 tinggi
Nilai 2 sedang
Nilai 3 rendah
3.1.3. Penentuan prioritas masalah
Penentuan prioritas masalah dibuat ke dalam tabel penentuan prioritas
masalah yang disajikan pada tabel 3.2.
Tabel 3.2. Penentuan prioritas masalah di Puskesmas Tapung Hilir I.
Kriteria Masalah Urgensi SolusiKemampuan
Untuk Merubah
Biaya Total Rank
Belum optimalnya cakupan pemberian ASI eksklusif di Desa Kota Bangun wilayah kerja Puskesmas Tapung Hilir I
3 2 2 2 24 I
Belum optimalnya cakupan imunisasi di Desa Kota Garo wilayah kerja Puskesmas Tapung Hilir I
3 1 1 2 6 II
Berdasarkan tabel penentuan prioritas masalah dapat disimpulkan bahwa
yang menjadi prioritas masalah yaitu belum optimalnya cakupan pemberian ASI
eksklusif desa Kota Bangun wilayah kerja Puskesmas Tapung Hilir I.
3.1.4. Analisis penyebab masalah
Berdasarkan tabel penentuan prioritas masalah di atas, didapatkan prioritas
masalah utama pada kegiatan ini adalah belum optimalnya cakupan pemberian
15
ASI eksklusif desa Kota Bangun wilayah kerja Puskesmas Tapung Hilir I.
Beberapa hal yang menjadi penyebab masalah tersebut antara lain terlihat
dari berbagai aspek yang disajikan pada tabel 3.3.
Tabel 3.3. Analisis Penyebab Masalah
Masalah Penyebab Timbulnya Masalah Evidence Base
Belum optimalnya
cakupan pemberian
ASI eksklusif di
Desa Kota Bangun
wilayah kerja
Puskesmas Tapung
Hilir I
Market
Kurangnya pengetahuan ibu-ibu tentang
pentingnya pemberian ASI eksklusif
Methode
Belum adanya wadah khusus ibu hamil
dan menyusui untuk berbagi informasi
dan motivasi tentang ASI eksklusif
Man
- Masih kurangnya pengetahuan kader
posyandu tentang pentingnya
pencatatan dan pelaporan bayi yang
mendapatkan ASI eksklusif
Berdasarkan wawancara dengan
masyakat:
Dari 10 orang ibu yang memiliki
bayi usia 0-6 bulan tidak
satupun yang dapat
menyebutkan definisi dan
manfaat ASI eksklusif. Mereka
juga mengaku belum pernah
mendapatkan penyuluhan
tentang ASI eksklusif. Mereka
tidak melakukan ASI eksklusif
karena khawatir bayi tidak
kenyang dengan ASI saja.
Berdasarkan wawancara dengan
Bidan desa belum adanya wadah
khusus ibu hamil dan menyusui
untuk berbagi informasi dan
motivasi tentang ASI eksklusif
Berdasarkan wawancara dengan
Kepala Puskesmas dan Bidan
desa :
- Petugas yang mendata
cakupan ASI eksklusif adalah
kader di posyandu.
- Jumlah kader posyandu Desa
16
- Kurangnya pelaksanaan inisiasi
menyusui dini (IMD) pada bayi baru
lahir
Kota Bangun sudah cukup
yaitu 10 orang.
- Namun pengetahuan untuk
mengisi kolom ASI eksklusif,
serta pencatatan dan pelaporan
tentang jumlah bayi yang
mendapatkan ASI eksklusif
masih kurang.
Berdasarkan wawancara dengan
10 orang ibu-ibu yang memiliki
bayi berusia 0-6 bulan yang
diberikan ASI eksklusif:
tidak ada satupun yang
didata tentang cakupan ASI
ekslusif.
Hal ini terlihat dari kolom
ASI eksklusif yang ada pada
Buku Kesehatan Ibu dan
Anak yang tidak terisi.
Berdasarkan wawancara dengan
penanggungjawab program
Kesehatan Ibu dan Anak
termasuk:
- Cakupan bayi baru lahir
yang mendapatkan IMD
masih di bawah target
- Hal ini disebabkan
kurangnya perhatian Nakes
dalam pelaksanaan IMD
tersebut.
Berdasarkan data sekunder:
- Cakupan bayi baru lahir
17
Material
- Tidak ada blanko rekapitulasi baku
dalam pencatatan jumlah anak yang
mendapatkan ASI eksklusif perbulan
- Tidak ada media penyuluhan
mengenai ASI eksklusif
yang mendapatkan IMD
pada tahun 2011 adalah 25%
dari 90% target pencapaian.
Berdasarkan wawancara dengan
bidan desa Kota Bangun dan
observasi :
- Tidak ada blanko
rekapitulasi baku dalam
pencatatan jumlah anak
yang mendapatkan ASI
eksklusif perbulan
Berdasarkan wawancara dengan
bidan desa Kota Bangun dan
observasi :
- penyuluhan mengenai ASI
eksklusif belum pernah
diberikan dan hanya berupa
informasi yang diberikan dari
mulut ke mulut
- tidak adanya media
penyuluhan mengenai ASI
eksklusif di puskesmas maupun
Pustu Desa Kota Bangun
18
Di bawah ini dapat dilihat hubungan antara keempat faktor tersebut dengan menggunakan fish bone Ishikawa.
Gambar 3.1. Diagram tulang ikan (diagram Ishikawa)
Material Metode
MarketMan
Belum optimalnya cakupan ASI eksklusif
desa Kota Bangun wilayah kerja
Puskesmas Tapung Hilir I
Belum adanya wadah khusus ibu hamil dan menyusui untuk berbagi informasi dan motivasi tentang ASI eksklusif
- Masih kurangnya pengetahuan kader posyandu tentang pentingnya pencatatan dan pelaporan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif
- Kurangnya pelaksanaan inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi baru lahir.
Kurangnya pengetahuan ibu-ibu tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif
- Tidak ada blanko rekapitulasi baku dalam pencatatan jumlah anak yang mendapatkan ASI eksklusif perbulan
- Tidak ada media penyuluhan mengenai ASI eksklusif
19
3.1.5. Strategi dan Alternatif Pemecahan Masalah & Plan of Action
Setelah didapatkan analisis penyebab masalah, direncanakan beberapa strategi dan alternatif pemecahan masalah seperti terlihat
dalam tabel 3.4 berikut :
Tabel 3.4. Strategi dan Alternatif Pemecahan Masalah & Plan of Action
NoMasalah/ Penyebab Masalah
Alternatif Pemecahan
MasalahTujuan Sasaran Tempat
Pelaksana Kegiatan
Waktu Kriteria Keberhasilan
1 Kurangnya pengetahuan ibu-ibu tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif.
Memberikan penyuluhan tentang pentingnya ASI eksklusif
Meningkatnya pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI eksklusif.
Ibu hamil dan menyusui yang memiliki bayi berusia 0-6 bulan Desa Kota Bangun
PUSTU desa Kota Bangun
Dokter Muda
Juli 2012 Jangka pendek:Meningkatnya pengetahuan ibu-ibu mengenai ASI eksklusif
Jangka panjang: meningkatnya jumlah ibu-
ibu yang melaksanakan ASI eksklusif
2 Belum adanya wadah khusus ibu hamil dan menyusui untuk berbagi informasi dan
Membentuk klub ibu hamil dan menyusui
Terbentuknya klub ibu hamil dan menyusui yang dapat memberikan informasi dan motivasi secara
Ibu hamil dan menyusui yang memiliki bayi
Desa Kota Bangun
Dokter muda dan aparat desa
Juli 2012 Jangka pendek:Terbentuknya klub ibu hamil dan menyusui
20
motivasi tentang ASI eksklusif
berkesinambungan untuk pelaksanaan ASI eksklusif
berusia 0-6 bulan
Jangka panjang: Ibu-ibu hamil dan
menyusui terkumpul dalam suatu klub untuk berbagi informasi dan dukungan dalam pemberian ASI ekslusif secara berkelanjutan
Terjadi peningkatan jumlah ibu-ibu yang memberikan ASI eksklusif
3 Masih kurangnya pengetahuan kader posyandu tentang pentingnya pencatatan dan pelaporan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif
Melakukan pembinaan kembali kepada kader-kader posyandu tentang pencatatan dan pelaporan mengenai cakupan ASI eksklusif.
Adanya pencatatan cakupan ASI ekslusif rutin setiap bulan oleh kader posyandu
Kader posyandu
PUSTU Kota Bangun Tapung Hilir I
Dokter Muda
Juli 2012 Jangka pendek :Terlaksananya pembinaan
Jangka panjang :- Adanya pencatatan dan
pelaporan tentang jumah bayi yang mendapatkan ASI ekslusif
21
4 Kurangnya pelaksanaan inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi baru lahir.
Merekomendasikan kepada Kepala Puskesmas untuk menghimbau setiap tenaga kesehatan yang membantu persalinan agar melaksanakan IMD.
Setiap tenaga kesehatan melaksanakan IMD
Kepala Puskesmas
PuskesmasTapung I
Dokter Muda
Juli 2012 Jangka pendek:Tersampainya rekomendasi
Jangka panjang:Setiap bayi yang lahir mendapatkan IMD dan dilanjutkan dengan pemberian ASI eksklusif
5 - Tidak adanya blanko rekapitulasi baku dalam pencatatan jumlah anak yang mendapatkan ASI eksklusif perbulan
Menyediakan blanko rekapitulasi baku dalam pencatatan jumlah anak yang mendapatkan ASI eksklusif
Adanya blanko rekapitulasi baku dalam pencatatan jumlah anak yang mendapatkan ASI eksklusif perbulan
Pengurus klub ibu hamil dan menyusui
Puskesmas Tapung Hilir I
Dokter Muda
Juli2012
Jangka pendek:Tersedianya blanko rekapitulasi baku dalam pencatatan jumlah anak yang mendapatkan ASI eksklusif perbulan
Jangka panjang:Adanya keseragaman dalam pelaporan hasil rekapitulasi pencaratan jumlah anak yang mendapatkan ASI eksklusif perbulan.
6 - Tidak ada media penyuluhan mengenai ASI eksklusif
Menyediakan media penyuluhan ASI eksklusif berupa flip-chart dan leaflet sebagai alat bantu penyuluhan
Meningkatkan efektifitas penyuluhan
Pengurus klub ibu hamil dan menyusui
Desa Kota Bangun
Dokter Muda
Juli 2012 Jangka pendek:Tersedianya flip-chart dan leaflet sebagai alat bantu penyuluhan
22
Jangka panjang:flip-chart dan leaflet digunakan sebagai alat bantu penyuluhan, sehingga penyuluhan berjalan efektif.
23
3.1.6. Definisi Operasional
Definisi operasional yang digunakan dalam proyek peningkatan mutu ini
antara lain :
1. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya ASI eksklusif adalah Dokter
Muda menyampaikan informasi tentang ASI eksklusif kepada ibu-ibu hamil
dan menyusui Desa Kota Bangun.
2. Membentuk klub ibu hamil dan menyusui adalah Dokter Muda KKS COME
membentuk klub ibu hamil dan menyusui yang diberi nama “ASI-E Club”.
Klub tersebut terdiri dari ibu hamil dan ibu menyusui hingga bayi berusia 6
bulan dengan kegiatan berupa pemberian penyuluhan tentang ASI eksklusif,
simulasi perawatan payudara, simulasi menyusui yang efektif dan kegiatan
sharing masalah ibu hamil dan menyusui yang dilakukan secara rutin.
3. Melakukan pembinaan kembali kepada kader-kader posyandu tentang
pencatatan dan pelaporan mengenai cakupan ASI eksklusif adalah dokter
muda KKS COME mengadakan pertemuan yang dihadiri oleh kader-kader
posyandu dan menyampaikan tata cara yang benar dalam pencatatan dan
pelaporan cakupan ASI eksklusif.
4. Merekomendasikan kepada Kepala Puskesmas untuk menghimbau setiap
tenaga kesehatan yang membantu persalinan agar melaksanakan IMD adalah
Dokter Muda KKS COME membuat surat rekomendasi yang mengusulkan
kepada Kepala Puskesmas untuk mewajibkan tenaga kesehatan untuk
melakukan IMD terkecuali pada kondisi dengan kontraindikasi.
5. Menyediakan blanko rekapitulasi baku dalam pencatatan jumlah anak yang
mendapatkan ASI eksklusif adalah Dokter Muda KKS COME membuat dan
memberikan blanko pencatatan kepada Kepala Puskesmas untuk digunakan
dalam pencatatan dan pelaporan jumlah bayi yang mendapatkan ASI
eksklusif.
6. Menyediakan media penyuluhan ASI eksklusif berupa flip-chart dan leaflet
sebagai alat bantu penyuluhan adalah Dokter Muda membuat dan memberikan
24
media penyuluhan berupa flip-chart dan leaflet kepada pengurus klub ibu
hamil dan menyusui.
3.2 Do
Kegiatan optimalisasi cakupan pemberian ASI eksklusif desa Kota Bangun
wilayah kerja puskesmas Tapung Hilir I Kabupaten Kampar dilakukan pada tanggal
9-17 Juli 2012 sesuai dengan alternatif pemecahan masalah yang telah diberikan.
Seluruh alternatif pemecahan masalah dapat terlaksana sesuai Plan of Action (PoA).
Do kegiatan peningkatan mutu dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3. 5 Do
No Kegiatan Sasaran Pelaksana Waktu Keterangan
1 Memberikan penyuluhan tentang pentingnya ASI eksklusif
Ibu hamil dan menyusui yang memiliki bayi berusia 0-6 bulan Desa Kota Bangun
Dokter Muda
Juli 2012
Terlaksana
2 Membentuk klub ibu hamil dan menyusui
Ibu hamil dan menyusui yang memiliki bayi berusia 0-6 bulan Desa Kota Bangun
Dokter Muda
Juli 2012
Terlaksana
3 Melakukan pembinaan kembali kepada kader-kader posyandu tentang pencatatan dan pelaporan mengenai cakupan ASI eksklusif.
Kader Posyandu
Dokter Muda
Juli 2012 Terlaksana
4 Merekomendasikan kepada Kepala Puskesmas untuk menghimbau setiap tenaga kesehatan yang membantu persalinan
Kepala Puskesmas Dokter Muda
Juli 2012
Terlaksana
25
agar melaksanakan IMD
5 Menyediakan blanko rekapitulasi baku dalam pencatatan jumlah anak yang mendapatkan ASI eksklusif
Pengurus klub ibu hamil dan menyusui
Dokter muda
Juli 2012 Terlaksana
6 Menyediakan media penyuluhan ASI eksklusif berupa flip-chart dan leaflet sebagai alat bantu penyuluhan
Pengurus klub ibu hamil dan menyusui
Dokter muda
Juli 2012 Terlaksana
3.3 Check
Kegiatan Check dilakukan dengan membandingkan keadaan sebelum dan
sesudah intervensi terhadap pelaksanaan Optimalisasi Cakupan Pemberian Asi
Eksklusif di Desa Kota Bangun Wilayah Kerja Puskesmas Tapung Hilir I Kabupaten
Kampar dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.6 Check
No. Kegiatan Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi
1. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya ASI eksklusif
Kurangnya pengetahuan
ibu hamil dan menyusui
megenai ASI eksklusif,
dimana dari hasil kuesioner
didapatkan pengetahuan
ketegori baik sebesar
14,7%.
Meningkatnya pengetahuan ibu
hamil dan menyusui megenai
ASI eksklusif, dimana dari hasil
kuesioner kategori baik
meningkat menjadi 47,1%.
2. Membentuk klub ibu hamil dan menyusui.
Belum adanya klub khusus
untuk ASI Eksklusif.
Terbentuknya klub ibu hamil
dan menyusui
26
3. Melakukan pembinaan kembali kepada kader-kader posyandu tentang pencatatan dan pelaporan mengenai cakupan ASI eksklusif.
Belum adanya pembinaan
kader-kader posyandu
tentang pencatatan dan
pelaporan mengenai
cakupan ASI eksklusif.
Terlaksananya pembinaan kader
kader posyandu dan terlatihnya
kader dalam pencatatan. Ini
ditandai dari hasil chek list
didapatkan praktik kader 100%
4. Merekomendasikan kepada Kepala Puskesmas untuk mewajibkan setiap tenaga kesehatan yang membantu persalinan agar melaksanakan IMD
Rendahnya pelaksanaan
IMD. Cakupan bayi baru
lahir yang mendapatkan
IMD pada tahun 2011
adalah 25% dari 90% target
pencapaian
Meningkatnya pelaksanaan IMD
sebagai faktor yang mendukung
dalam terlaksananya ASI
eksklusif
5. Menyediakan blanko rekapitulasi baku dalam pencatatan jumlah anak yang mendapatkan ASI eksklusif
Belum adanya blanko
rekapitulasi baku
Adanya buku rekapitulasi baku
yang telah diterima oleh ketua
klub ibu hamil dan menyusui
6 Menyediakan media penyuluhan ASI eksklusif berupa flip-chart dan leaflet sebagai alat bantu penyuluhan
Belum adanya media
penyuluhan ASI eksklusif
Tersedianya flip chart dan
leaflet sebagai alat bantu
penyuluhan.
Hasil kuesioner tentang pengetahuan ibu-ibu hamil dan menyusui di Desa
Kota Bangun tentang ASI Eksklusif adalah sebagai berikut:
Tabel 3.7. Hasil Kuesioner Awal dan Akhir Tingkat Pengetahuan Ibu-Ibu
Hamil dan Menyusui Di Desa Kota Bangun Tentang Asi Eksklusif.
Kategori Awal Persentase (%) Akhir Persentase (%)Baik 5 14,7 16 47,1Cukup 20 58,8 18 52,9Kurang 9 26,5 0 0Total 34 100 34 100
27
Penyuluhan dilakukan kepada 34 ibu-ibu hamil dan menyusui di Desa Kota
Bangun yang dilaksanakan pada tanggal 12 Juli 2012. Dari tabel diatas didapatkan
peningkatan pengetahuan ibu-ibu tentang ASI Eksklusif. Sebelum intervensi
didapatkan pengetahuan baik 14,7% sedangkan setelah penyuluhan pengetahuan baik
meningkat menjadi 47,1%. Berdasarkan uji statistik didapatkan sebaran data normal
dengan uji Shapiro Wilk maka untuk uji statistik pengolahan data digunakan dengan
uji t-berpasangan. Hasil pengolahan didapatkan nilai Significancy dengan p=0.000,
karena nilai p<0.05, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan
bermakna antara tingkat pengetahuan ibu sesudah dan sebelum intervensi.
Hasil dari check list praktik kader-kader tentang pencatatan rekapitulasi ASI
eksklusif dapat dilihat dari tabel 3.8.
Tabel 3.9. Hasil checklist kader-kader klub ASI eksklusif dalam praktik
pencatatan rekapitulasi ASI eksklusif.
Kategori Frekuensi Persentase (%)Baik 5 100Cukup 0 0Total 5 100
Dari hasil checklist diatas didapatkan praktik pencatatan rekapitulasi ASI
ekslusif oleh kader kader klub ASI eksklusif adalah 100% dikategorikan baik.
3.4 Action
Setelah dilakukan check terhadap do yang telah dilakukan, maka tindakan
action dalam proyek optimalisasi ini adalah menjadikan penyuluhan, klub ibu hamil
dan menyusui serta pelatihan kader tentang pencatatan dan pelaporan sebagai standar
tetap dalam kegiatan optimalisasi cakupan pemberian ASI Eksklusif. Kegiatan check
atas do yang hanya bersifat rekomendasi, media informasi berupa flip chart dan
leaflet, blanko rekapitulasi, belum dapat dinilai karena keterbatasan waktu dan perlu
pengevaluasian di masa mendatang.
top related