bab ii tinjauan pustaka a. surat kabar sebagai media ...eprints.umm.ac.id/52413/3/bab ii.pdf · 7...
Post on 20-Jan-2020
31 Views
Preview:
TRANSCRIPT
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Surat Kabar sebagai Media Komunikasi Masa
1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis yang mempunyai
arti “sama” atau communico,communicatio, atau communicare yang
mempunyai arti membuat sama. Sedang kan dalam bahasa inggris adalah
communication. Asal usul kata komunikasi atau istilah pertama yang
digunakan adalah yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang
miriip. Menurut beberapa ahli seperti dedy mulyana(2005:4) menyatakan
bahwa komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu
pesan dianut secara sama. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan
komunikasi merupaka proses penyampaian pesan dimana pesan dapat berupa
ide, informasi dan dapat berupa simbol, suara, lambang dan kemudian dapat
menimbulkan efek pada media. Adapun kesimpulan diatas diperkuat oleh oleh
Effendy( 2007: 5) bahwa komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan
oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap,
pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tak langsung
melalui sebuah media.
Cara yang baik untuk berkomunikasi adalah menjawab pertanyaan
sebagai berikut: who says what in which channel to whom with what effect
demikian efendi (2007:5) menyatakan kutipan dari harold lasswell didalam
karya The Structure and Function of Communication in Society.
8
Yang dikemukan oleh Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi
meliputi lima unsur segabai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:
Komunikator ( communicator, source, sender )
- Pesan ( message )
- Media ( channel, media )
- Komunikan ( communican, communicatee, receiver, recipient )
- Efek (effect, impact, influence)
Kemudian dapat disimpulkan bahwa apa yang telah dikemukan oleh
lasswell komunikasi merupakan proses meyampaikan pesan dari
siapa(komunikator) kepada siapa (komunikan) melalui media dan kemudian
menimbulkan sebuah efek tertentu.
2. Macam-Macam Komunikasi Massa
Dalam kaitan dengan definisi makan berlanjut kepada klasifikasi dalam
komunikasi. Akan ada banyak versi menurut berbagai pakar tergantung dari
bidang studi dan pengalamannya. Ada banyak sudut pandang yang muncul
ketika banyak pakaryang membahas karena diyakini bahwa masing – masing
mempuyai sumber dan dasar tersendiri. Kemudian didalam kelompok buku
human communication dibagi lima (5) macam komunikasi yaitu Komunikasi
Antarpribadi (Interpersonal Communication), Komunikasi Kelompok Kecil
(Small Group Communication), Komunikasi Organisasi (Organizational
Communication), Komunkasi Massa (Mass Communication), dan Komunikasi
Publik (Public Communicatioon).
Joseph A. de Vito seorang pakar komunikasi di City University of new
York dalam bukunya Comminicology (1982 dalam Cangara, Hafied. 2005:
9
29) membagi komunikasi atas empat macam, yakni Komunikasi Antarpribadi,
Komunikasi Kelompok, Komunikasi Publik dan Komunikasi Massa.
a. Komunikasi Antarpribadi
sebuah kegiatan komunikasi antara individu seacara langsung atau
bertatap muka dimana dapat dilihat langsung reaksi orang lain saat
berbicara. Dan dapat menangkap pesan secara verbal dan non verbal.
Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi
diadik (dyadic communication) yang melibatkan hanya dua orang. Ciri-
ciri komunikasi diadik adalah pihak-pihak yang berkomunkasi berada
dalam jarak yang dekat; pihak-pihak yang berkomunikaasi mengirim
pesan secara simultan dan spontan, baik secara verbal maupun nonverbal
(Mulyana, 2005: 73).
b. Komunikasi Kelompok
Kumpulan para individu yang mempunyai tujuan bersama sehingga
saling berinteraksi antar satu derngan yang lain untuk mencapai tujuan
bersama dan mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka
sebagai bagian dari kelompok tersebut.Sehinggakomunikasi kelompok
biasanya merujuk pada komunikasi yangdilakukan kelompok kecil.
Komunikasi kelompok dengan sendirinya melibatkan komunikasi antar
pribadi, karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku
juga bagi komunikasi kelompok(Mulyana, 2005: 74).
c. Komunikasi Publik
Kegiatan berkomunikasi yang terjadi diantara pembicara dengan
sejumlah orang pada sebuah forum dimana orang – orang tersebut tidak
10
dapat dikenali satu persatu (khalayak).Contoh komunikasi seperti ini
adalah pidato, ceramah, atau kuliah umum.Beberapa pakar menggunakan
istilah komunikasi kelompok besar (large-group communication) untuk
komunikasi ini(Mulyana, 2005: 74)
Komunikasi publik berbeda dengan komunikasi antar pribadi dan
komunikasi kelompok karena komunikasi publik lebih formal dan dan
banyak kesulitan dalam pengaplikasiannya. Dalam berbicara di publik
dibutuhkan keberanian, daya tarik dan seni berbicara agar perhatian
orang terpusat kepada pembicara sangat dibutuhkan sehingga persiapan
harus cermat dalam melakukan komunikasi publik. Daya tarik fisik
pembicara bahkan dipertimbangkan sebagai faktor penting untuk
menentukan tersampainya pesan atau tidak. Komunikasi antarpribadi
melibatkan pihak-pihak yang sama-sama aktif.Sedangkan satu pihak
(pendengar) dalam komunikasi publik cenderung pasif.
d. Komunikasi Massa
Kegiatan komunikasi dengan menggunakan media massa. Bias
menggunakan media cetak atau media elektronik. Pesan pesan yang
disampaikan bersifat umum dan ditujukan kepada masyarakat dengan
tujuan jangkauan luas karena fungsi media adalah sebagai sarana dalam
penyebaran berita. Media massa yang digunakan adalah media yang
dikelola oleh lembaga atau perseorangan yang dilembagakan.
Komunikasi massa merupakan gabungan dari komunikasi
antarpribadi,kelompok dan public (Mulyana, 2005: 75).
11
Menurut pakar diatas terdapat empat (4) tipe komunikasi yaitu komunikasi
dengan diri sendiri, komunikasi antarpribadi, komunikasi publik dan komunikasi
massa.
3. Macam-Macam Media Komunikasi Massa
Media massa dalam konteks jurnalistik pada dasarnya dibatasi pada tiga
jenis media, sehingga dapat dibedakan dengan bentuk media komunkasi yang
bersifat masal, tetapi tidak memilki kaitan dengan aktivitas jurnalistik. Dalam
jurnalistik, media dikategorikan ke dalam tiga jenis berikut:
1) Media cetak yang berupa surat kabar harian, surat kabar mingguan, tabloid,
2) Media elektronik berupa radio dan televisi.
3) Media online berupa media yang menggunakan internet, seperti website,
blog, dan lain sebagainya
Keberadaan media massa tidak dapat dipungkiri karena akan selalu ada
dalam kehidupan sehari – hari di seluruh aktivitas kehidupan. Tiada hari tanpa
berita. Secara subtansial, media massa dapat dibedakan berdasarkan proses
pencarian, pengumpulan, pengolahan, dan penyebaran berita yang dilakukan.
Perlu diketahui bahwa terdapat beberapa ciri – ciri yang menentukan perbedan
antara media cetak, media elektronik, dan media online, antara lain terletak
padapenyajian berita, Positioning, teknis pengelolaan, target audiens (pembaca/
pendengar/ pemirsa).
Apabila melihat ciri diatas maka pada akhirnya akan menentukan
proses kerja tim redaksi, periode penerbitan, kecepatan penyajian berita, dan
kedalaman informasi yang dipublikasikan (Yunus, 2012: 27).
12
B. Surat Kabar sebagai Industri
1. Pengertian Industri
Secara luas industri yaitu mencakup semua usaha dan kegiatan
dibidang ekonomi bersifat produktif. Sedangkan secara sempit industri adalah
kumpulan perusahaan yang menghasilkan produk sejenis dimana terdapat
kesamaan dalam bahan baku yang digunakan, proses, bentuk produk akhir dan
konsumen akhir. Dikatakan dalam KBBI pengertian industri
(https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/industri; diakses tanggal 25 febuari 2019)
adalah kegiatan memperoses atau mengolah barang dengan menggunakan
sarana peralatan. Sedangkan Media (https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/media;
diakses tanggal 25 febuari 2019 ) adalah alat, sarana, bisa seperti koran,
majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk. Sedangkan menurut Badan
Pusat Statistik (2008), industri mempunyai dua pengertian, Selain pengertian
diatas, pada tahun 2002 Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Tambunan (2002 :
49), membagi industri berdasarkan aspek tenaga kerja. Industri dibagi menjadi
empat yaitu industri besar, industri sedang, industri kecil, industri rumah
tangga (usaha mikro).
2. Ciri-Ciri Industri
Menurut Badan Pusat Statistik, skala industri dibedakan menajdi empat
lapisan berdasarkan jumlah tenaga per unit usaha, yaitu sebagai berikut :
1) Industri besar : pekerja antara 100 orang atau lebih
2) Industri sedang : pekerja antara 20 sampai 99 orang
3) Industri kecil : pekerja antara 5 sampai 19 orang
4) Indsutri rumah tangga : pekerja antara 1 sampai 4 orang
13
Demi keperluan kalangan perbankan Bank Indonesia menetapkan
batasan tersendiri mengenai besar kecilnya skala usaha suatu industri.Dasar
kriteria Bank Indonesia adalah besar kecilnya assets (kekayaan) yang dimiliki.
Klasifikasinya berdasarkan penetapan pada tahun 1990 adalah sebagai berikut :
1) Industri Besar : Industri yang memiliki asset (tidak termasuk nilai tanah
dan bangunan) ≥ Rp. 600 juta
2) Industri Kecil : Industri yang memiliki asset (tidak termasuk nilai tanah
dan bangunan) < Rp. 600 juta
3. Industri Media
Di indonesia sistem ekonomi politik selalu berkaitan dengan
pertumbuhan industri media. Industri media yang begitu dinamis menjadi
bagian yang tidak terpisahkan di masyarakat dalam kehidupan maka tidak
dipungkiri perkembangan dalam media sangat penting menurut masyarakat.
Begitu pentingnya media bagi masyarakat maka perlu sebuah langkah praktis
agar media selalu mengutamakan kepentingan masyarakat dan menjalankan
fungsinya, sehingga media tidak terjerumus kepada kepentingan industri bisnis
semata.
Bernard (1994: 43) Bernard (1994: 43) mengatakan bahwa didalam
media sebagai bisnis keuntungan sebagian besar didapat dari konten melalui
iklan. Efek dari kestabilan ekonami terlihat dari tumbuhnya iklan dan semakin
konsumtif konsumen dan permintaan. Semakin banyak konten yang
dikonsumsi oleh pemirsa, semakin besarkeuntungan yang akan diperoleh oleh
media. Peraturannya sangat jelas, operator media harus berusaha sebisa
mungkin, untuk dapat menciptakan konten yang, menarik sebanyak mungkin
14
pemirsa. dalam bisnis media dan sepertinya tidak menimbulkan masalah yang
serius. Tetapi hal ini terus berlanjut, untuk menjaga permintaan konten yang
menguntungkan agar rating tetap tinggi dilakukan dengan cara memanipulasi
kebutuhan konsumen. Untuk meraih keuntungan lebihkonten harus diproduksi
dan didistribusikan, dengan cara yang lebih ekonomis. Pemikiran seperti diatas
seharusnya, tidak terjadi diindonesia namun pada dasarnya bisnis adalah
menghasilkan profit maka pemikiran tersebut sudah benar, namun hal ini tidak
dibenarkan apabila sebuah media hanya memikirkan konten dan profit
sehingga lupa bahwa media ada untuk kepentingan tetapi inilah yang sedang
terjadi pada media di Indonesia.
Dalam perkembangan bisnis media penyedia konten dan iklan turut
berkembang pula. Iklan dalam bisnis memang menggiurkan dan merupakan
salah satu cara untuk mencari keuntungan. Diharapkan bisa meraih keuntungan
besar maka pemilik media lokal berusaha untuk mendirikan hal serupa,
misalnya stasiun tv lokal, surat kabar lokal. Menjadi salah satu faktor
pendorong diawal kemunculan media lokal.
4. Isu utama dalam industri media di Indonesia (Curtis ,
James,1996: 89)
Pertama, Konten. Isu utama yang telah dibahas dibahas diawal menjadii
isu utama yang menghubungkan aspek aspek yang berada di media mulai dari
awal hingga distribusi. Dalam industri media tentu saja bisnis menjadi nafas
media untuk bertahan dan agar perannya sebagai penyampai berita demi
kepentingan publik tetap berjalan.
15
Produksi konten harus didasarkan pada dan cerminan dari kebutuhan
warga negaara.Namun, gagasan tentangkebutuhan itu sendiri banyak
disalahartikansebagai keinginan dimana tidak semua yang diinginkan adalah
yang dibutuhkan.Namun karrena adanya profit yang ingin dikejar maka
keinginan selalu di balut dengan kata kebutuhan agar dalam praktiknya dapat
terlihat benar. Padahal hal ini tidaklah benar dari seperti yang dilihat.
Secara teoritis, satu salah satu hal baik yang didapatkan dari media
adalah mempunyai kekuatan untuk mendidik warga mengenai apa yang mereka
butuhkan, bukan sekedar apa yang mereka inginkan. Media harus dan sudah
seharusnya, mendidik danmensosialisaikanpublikmelalui kontennya.
Kedua, Perkembangan Tekno-ekonomi. Sementara keuntungan sudah
secara jelas menjadi pendorong utama perkembangan industri media saat ini,
inovasi dalam teknologi media juga menjadi faktor yang tidak kalah
pentingnya.Kemajuan teknologi, khususnya internet dan media baru, telah
mengubah struktur dan model bisnis media. Kemajuan teknologi tidak hanya
menyediakan platform baru untuk distribusi konten seperti saat ini, tetapi juga
strategi digitalisasi yang akan datang. Tetapi, kebijakan media sepertinya tidak
mampu mengimbangi kecepatanperkembangan teknologi dan ekonomi. Ketika
kebijakan-kebijakan yang ada saat ini tidak dijalankan untuk membatasi
kepemilikan media,belum ada kebijakan yang disiapkan untuk mengantisipasi
dampak dari modelmodel bisnis baru yang berkembang, sebagai konsekuensi
dari digitalisasi media yang akan datang. Sebagian besar peraturan media
hanya terfokus pada konten (terlepas dari ketidakmampuannyaa untuk
16
menjamin keberagaman), dan mengabaikan cara-cara di mana praktik-praktik
bisnis baru akan berdampak terhdap hak warga dalam bermedia.
Ketiga, Kebijakan Media. Dalam perkembangan bisnis di indutri media
yang semakin maju beberapa kebijakan sudah tidak sesuai dan beberapa sudah
sangat bagus dan mengikuti perkembangan namun dalam pengaplikasian nya
sangat buruk. Beberapa kebijakan juga terlihat tidak jelas dan menguntungkan
satu pihak saja demi menguntungkan bisnis media.KIDP (koalisi independen
untuk demokratisasi) mengajukan tuntutan mengenai UU Penyiaran no.
32/2002 Pasal 18 ayat (1) dan Pasal 34 ayat (4). Meskipun kedua pasal
tersebut mengatur kepemilikan dan membatasi jumlah izin yang diberikan
kepada institusi penyiaran tunggal, tidak ada pernyataan yang jelas bagaimana
efek yang diberikan oleh pembatasan ini.Interpretasi yang tidak jelas dari
pasal-pasal ini di interpretasikan oleh KIDP sebagai dukungan legal atas
konglomerasi di bisnis media yang telah memiliki dampak sangat besar dalam
hal akses media dan kontenn.
Keempat, Bias Keterwakilan. terlihat bahwa media mulai
mengesampingkan kepentingan publik dan lebih mementingkan pasar.
Terkadang terlihat dari sebuah kemakluman dari kegagalan yang dilakukan
terhadap badan – badan publik namun kurang tanggap apabila terjadi
kegagalan serupa pada pasar. Apalagi yang berkaitan dengan sektor korporasi
swasta.
5. Surat Kabar sebagai Industri Bisnis
Media memainkan peran penting dalam kehidupan publik saat ini.Bahkan
secara etimologis, kata media memiliki makna locus publicus adalah sebuah
17
ranah publik. Akan tetapi seperti yang mungkin juga terjadi di negara-negara
lain, media di Indonesia tampak semakin digerakkan oleh motif keuntungan.
Meskipun demikian, pemahaman lebih lanjut melihat bahwa media tetaplah
sebuah ranah yang diperebutkan oleh berbagai kelompok kepentingan, mulai
dari politik dan bisnis hingga blok-blok religius-fundamentalis, yang bersaing
untuk meraih kendali dan pengaruh, meskipun terlihat jelas satu pihak
memiliki kekuasaan lebih dibanding lainnya. Media terlihat dikendalikan oleh
pemegang modal, sehingga industri dapat mengelak dari peraturan-peraturan
yang ada, dan pada gilirannya menyebabkan diperbolehkannya penguatan
bisnis media melalui akuisisi maupun perusahaan media lain, dengan jumlah
yang tidak terbatas.
Pertumbuhan industri media di manapun berkaitan erat dengan sistem
ekonomi politik begitupun yang terjadi di Indonesia.industri media di
Indonesia sangatlah dinamis. Media terus menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan manusia, oleh karena itu perkembangan industri
media selalu penting bagi masyarakat.Meskipun begitu, ada langkah-langkah
yang perlu diambil untuk memastikan bahwa industri mengutamakan
pelayanan pada kepentingan masyarakat.Agar kita tidak ikut dalam permainan
media bisnis.
Akan tetapi, perkembangan berikutnya memperlihatkan bahwa surat
kabar telah menjadi institusi produk bisnis yang menjual informasi. Di
Amerika, menjelang abad ke-19, koran The New York Sun sudah menjadi
institusi ekonomi. Banyak perusahaan penerbit surat kabar yang kemudian
menjelma menjadi korporasi besar.
18
Di Indonesia, di masa-masa prakemerdekaan, banyak koran yang
didirikan dan disubsidi oleh pemerintah kolonial Belanda. Koran menjadi alat
propaganda pemerintah kolonial ketika itu, di samping koran-koran kaum
nasionalis yang menjadi media politik yang memberitakan kritik atau
perlawanan terhadap pemerintah kolonial.
Titik awal pers Indonesia memasuki era industri adalah ketika
diterbitkannya Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri pada Juli
1968. Undang-undang ini memasukkan pers sebagai industri yang berhak
mendapat pinjaman pemerintah, insentif pajak, dan insentif barang impor
(kertas koran). Media terus berkembang dan berubah seiring peubahan dari
ekonomi dan teknologi. Aktivitas ini melibatkan produksi barang dan layanan
seringkali bersifat individu (konsumsi kepuasan pribadi individu dan publik
dipandang perlu bagi bekerjanya masyarakat sebagai keseluruhan dan juga
pada ranah publik). Media massa tumbuh dengan citra yang kuat dan meluas
sebagai pemain penting dalam kehidupan publik, media dapat menarik
perhatian pemerintah untuk alasan membuat bisnis pribadai menjadi subjek
dalam berbagai bentuk regulasi hukum dan ekonomi(McQuail, 2011:244-245)
C. Macam-Macam Rubrikasi Surat Kabar
Pengertian dari rubrik adalah tempat didalam surat kabar yang memuat
isi dan berita. Dibuat khusus untuk periode tertentu entah harian atau
mingguan, maka dari itu Rubrik menjadi kepala karangan dalam media cetak
surat kabar. Rubrik berisi informasi baik berita, opini, dan iklan. Di dalam
penempatan teks maupun gambar di dalam rubrik juga mempunyai kriteria
19
diantaranya pangsa pasar yang jelas, memiliki konten beragam, memiliki dumi,
memiliki nama dan kop (dikutip dari library.unisba.ac.id)
“News is the timely report of facts or opinion of either interest or
importance, or both, to a considerable number of people”. (Berita adalah
laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang mengandung hal yang
menarik minat atau penting, atau keduanya, bagi masyarakat). (Effendy,
1993; 67)
Berita merupakan adalah hasil laporan. Namun apa yang membedakan
laporan dengan laporan lainnya adalah kecepatan dari hadirnya berita tersebut
dan berkaitan dengan kepntingan umum.seorang penulis jurnalistik kenamaan
bernamah Frank Luther Mott dalam bukunya, News Survey of Jurnalism
menyatakan bahwa paling sedikit ada delapan kosep berita yang meminta
perhatian kita, yaitu:
1) Berita sebagai laporan tercepat (News as Timely Report)
Konsep berisi bahwa faktor utama dari berita adalah waktu kapan terjadinya.
Namun dengan munculnya radio dan televisi maka hal ini menjadi relatif.
Kenyataan menunjukkan bahawa seseorang yang pada malam harinya
mendengar berita dari radio ataupun televisi, keesokan harinya
menyempatkan diri untuk membaca berita yang sama dari surat kabar. Hal
ini adalah berkat jurnalistik surat kabar yang tetap dapat memikat khalayak.
2) Berita sebagai rekaman (News as Record)
Berita yang tercetak dalam surat kabar merupakan bahan dokumentasi
sering menjadi catatan bersejarah yang sangat berharga. Pernah New
York Times, sebuah surat kabar di Amerika memperoleh Pulitzer Prizes
sebagai penghargaan atas pemuatan berita yang merupakan bahan yang
bersifat documenter.
20
3) Berita sebagai fakta objektif (News as objective facts)
Sebuah berita harus faktual dan objektif. Tetapi nilai objektif untuk suatu
fakta merupakan hubungan yang membingungkan karena tergantung
sudut pandang, karena tidaklah mungkin ada objektivitas yang mutlak.
Bagi para wartawan berita objektif adalah laporan mengenai fakta yang
diamatinya tanpa pandangan memihak salah satu pihak, ini berarti
laporan yang jujur.
4) Berita-berita interpretasi (News as Interpretation)
Dalam situasi yang kompleks yang menyangkut bidang politik, ekonomi,
atau ilmu pengetahuan. suatu fakta perlu dijelaskan agar pembaca
mengerti. Mereka perlu diberi penjelasan mengenai sebab-sebabnya, latar
belakangnya, akibatnya, situasinya, dan hubungannya dengan hal-hal
yang lain. Ini adalah berita dibalik beritta. Untuk menggali dan
menyajikannya diperlukan kepandian dan kejujuran. Tetapi bahayanya
dalam interpretation reporting seperti dapatmenimbulkan faktor
prasangka terhadap suatu soal atau seseorang.
5) Berita sebagai sensasi (News as Sensation)
Disini terdapat unsur subyektif, yakni bahwa sesuatu yang mengejutkan
dan yang menggetarkan atau mengharukan bagi pembaca yang lain. Hal-
hal seperti ini terdapat dalam pemberitaan yang serius mengenai kejadian-
kejadian penting seperti bencana atau perang, dan yang lebih ringan
seperti skandal dan desas-desus.
21
6) Berita sebagai minat insani (News as Human Interest)
Disini menariknya berita bukan karena pentingnya peristiwa yang di-
laporkan tapi karena sifatnya yang menyentuh perasaan insan,
menimbulkan iba, terharu, gembira, prihatin, dan sebagainya.
7) Berita sebagai ramalan (News as Prediction)
Wartawan cenderung untuk menaruh perhatian pada masa depan
daripada masa kini dan masa lalu. Sebabnya ialah karena minat pembaca
terutama terletak pada masa depan. Pada umumnya yang kita harapkan
dari berita, disamping yang merupakan informasi kejadian kini, juga
ramalan yang masuk akal mengenai masa depan.
8) Berita sebagai gambaran (News as Picture)
Gambaran-gambaran yang disajikan dalam halaman surat kabar
jumlahnya semakin banyak. Ilustrasi hal surat kabar, selain sifatnya
semata-mata hiburan, juga mengandung nilai berita. Banyak kejadian
yang dilaporkan dalam bentuk gambaran yang sering kali lebih efektif
daripada kalau diterangkan dengan kata-kata.
a. Struktur Berita atau Unsur-Unsur Kelayakan Berita
Unsur-unsur kelayakan berita terdiri dari;
1) Berita yang akurat
Seorang jurnalis harus memiliki kewaspadaan dan kecermatan yang
tinggi dalam melakukan peliputan karena dampak yang akan
ditimbulkan dari berita yang diliputnya akan berdampak pada
masyarakat
22
2) Berita yang lengkap, adil serta berimbang
Jurnalis tidak dapat berbohong atau melaporkan kejadian yang tidak
sungguhnya dengan kata lain jurnalis harus senantiasa berusaha untuk
menempatkan setiap fakta atau kumpulan fakta-fakta.
3) Berita harus obyektif
Jurnalis harus membuat berita yang sesuai dengan kenyataan serta
tidak memihak dan bebas prasangka. Termasuk pula keharusan
wartawan menulis dalam konteks peristiwa secara keseluruhan, tidak
terpotong-potong oleh kecenderugan subyektif.
4) Berita harus ringkas dan jelas
Berita yang disajikan haruslah dapat dicerna dengan cepat, artinya
suatu tulisan yang ringkas, jelas, dan sederhana. Tulisan berita harus
tidak banyak menggunakan kata-kata, harus langsung, dan padu.
5) Berita harus hangat
Berita adalah padanan kata News dalam bahasa Inggris. apa yang baru,
yaitu lawan dari lama (Kusumaningrat, 2005; 47-58).
Sedangkan Dja’far Assegaf (1998; 29-38) menyimpulkan unsur-unsur
berita dari para ahli publisistik dan jurnalistik sebagai berikut:
1) Berita haruslah termasa (aktual)
2) Jarak (dekat-jauhnya) lingkungan yang terkena berita
3) Penting (ternama) orang yang diberitakan
4) Keluarbiasaan dari berita
5) Akibat yang mungkin ditimbulkan berita
6) Ketegangan yang ditimbulkan oleh beritaitu
23
7) Pertentangan (konflik) yang terkandung di dalamnya
D. Jurnalistik dan Bentuk-Bentuknya
1. Pengertian Jurnalistik
Menurut Romly, (2003:2) dalam buku Jurnalistik Terapan, mengatakan
bahwa: Jurnalistik adalah proses penulisan dan penyebarluasan informasi
berupa berita, feature, dan opini melalui media massa. Dari definisi tersebut
didapati empat unsur yang membangun dunia jurnalistik:
a. Informasi adalah keterangan, pesan, gagasan, atau pemberitahuan tentang
suatu masalah atau peristiwa.
b. Penulisaninformasi adalah aktivitas penulisan atau penyusunan berita,
opini, feature, untuk dipublikasikan di media massa.
c. Penyebarluasan informasi yaitu penyebarluasan media massa yang berisikan
berita, opini, dan feature yang ditulis oleh wartawan atau penulis.
d. Media massa merupakan singkatan dari media komunikasi massa yaitu
saluran, alat atau sarana yang digunakan dalam proses komunikasi.
Seorang jurnalis tentu berhubungan dengan kegitan jurnalistik. Jurnalis
yang profesional harus menyebarluaskan informasi kepada masyarakat untuk
dinikmati merupakan sebuah kewajiban sehingga dibutuhkan sikap
profesional dalam setiap kegiatan seorang jurnalis. Masyarakat sendiri dapat
menilai dan memperhatikan kinerja dari jurnalis dengan membaca dan
membeli surat kabar. Sumadiria (2006:3) dalam buku Jurnalistik Indonesia,
mengatakan bahwa jurnalistik adalah kegiatan menyiapkan, mencari,
mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menyebarkan berita melalui
media berkala kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-
24
cepatnyadengan demikian dapat dipahami bahwa jurnalis harus mempunyai
sikap profesional dalam dirinya agar segala kegiatan jurnalistik menghasilkan
berita yang faktual
Dalam pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan jurnalistik itu
meliputi tahap -tahap tertentu dalam pencarian informasi untuk dijadikan sebuah
berita. Sedangkan jurnalistik berfungsi untuk mengarahkan pers pada fungsinya
sebagai pembawa dan penyalur informasi, fakta, data, keterangan,, dan hiburan
bagi semua orang yang meminatinya, oleh karena itu berbicara pers atau surat
kabra mau tidak mau kita harus pula mempelajari ilmu tentang jurnalistik.
Jurnalistik dapat didefinisikan sebagai teknik mengolah berita yang
dimulai dari mendapatkan informasi hingga menyebarluaskan informasi
kepada khalayak Menurut Effendy(1993:94) dalam buku Ilmu, Teori dan
Filsafat Komunikasi Maksud dari pengertian tersebut menyebutkan bahwa
dalam kegiatan jurnalistik meliputi sebuah peristiwa yang dianggap menarik.
Karena bahan untuk dijadikan untuk sebuah pemberitaan adalah suatu yang
menarik, sesuatu yang dianggap tidak biasa atau sedang hangat –
hangatnyadiperbincangkan oleh semua orang. Peristiwa yang bisa menarik
perhatian semua orang, bisa untuk bahan berita juga karena hal tersebut
mengundang mitan atau perhatian orang.
2. Macam-Macam Bentuk Jurnalistik
Ada tiga (3) bagian besar dalam menulis berita dan feature menurut
Sumadiria (2006:4-5) dalam buku Jurnalistik Indonesia:
25
1) Jurnalistik Media Cetak
Ada dua faktor yang mempengaruhi Jurnalistik media cetak
yaituverbal dan visual. Visual menekankan kepandaian dalam hal
menata, menempatkan, dan mendesain tata letak agar lebih mudah
dipahami dan akan selaras dengan berita yang akan di tulis pada media
cetak.. Verbal menekankan keefektifan dalam pemilihan dan
menyusun kata dalam setiap rangkain kalimat sehingga menjadi lebih
mudah dipahami
2) Jurnalistik Media Elektronik Auditif
Berkaitan dengan audio. Teknologi berkaitan dengan frekuensi
sehingga dapat menyebarkan berita lebih jauh. daya pancar radio dapat
ditangkap jelas dan jernih oleh pendengar apabila pendengar
mempunyai alat untuk menangkap frekuensi tersebut misalnya
radio.Sedangkan tingkat penyebaran berita dengan audio lebih cepat
ketimbang distribusi media cetak.
3) Jurnalistik Media Elektronik Audio Visual
Gabungan dari verbal, visual, tekhnologi dan tata. Verbal berhubungan
dengan kata-kata yang disusun singkat, padat, dan efektif.menekankan
keefektifan dalam pemilihan dan menyusn kata dalam setiap rangkain
kalimat sehingga menjadi lebih komunikatif sedangkan Visual lebih
banyak menekankan bahasa gambar yang tajam, hidup, memikat dan
selaras dengan verbal.. Teknologimerupakan sarana menyediakan
26
barang-barang yang diperlukan dimana hal ini berkaitan dengan daya
jangkau siaran, kualitas suara, dan gambar yang dihasilkan serta
diterima oleh pesawat televisi penerima.
3. Produk Jurnalistik
Produk jurnalistik menurut Sumadiria (2006:7) dalam buku Jurnalistik
Indonesia. Menulis berita dan Featuremenjelaskan bahwa produk jurnalistik
adalah surat kabar, tabloid, majalah, buletin, atau berkala lainnya seperti
radio, televisi, dan media on line Internet. Namun tidak semua surat kabar
disebut produk jurnalstik. Diantaranya produk jurnalistik tersebut yaitu
meliputi:
1) Tajuk rencana
Berisi opini tentang pendapaat atau sikap resmi sebagai suatu media
sebagai lembaga penerbitan terhadap persoalan yang sedang terjadi,
fenomenal atau kontroversial yang sedang berkembang di masyarakat.
2) Karikartural.
Secara etimologis, karikartur berasal dari bahasa Italia, caricare, artinya
melebih-lebihkan.Kata caricare itu sendiri dipengaruhi kata carattere, juga
bahasa Italia, yang berarti wajah.Jadi karikartur dapat diartikan sebagai
opini redaksi media dalam bentuk gambar yang sarat dengan muatan kritik
sosial dengan memasukan unsur kelucuan, anekdot, atau
humor agar siapa pun yang melihatnya bisa tersenyum, termasuk tokoh
atau objek yang dikarikarturkan itu sendiri.
3) Pojok.
27
Pojok adalah kutipan pernyataan singkat narasumber atau peristiwa
tertentu yang dianggap menarik atau kontroversial, untuk kemudian
dikomentari oleh pihak redaksidengan kata-kata atau kalimat yang
mengusik, menggelitik, dan adakalanya reflektif.Tujuannya untuk
mencubit, mengingatkan, atau menggugat sesuai dengan fungsi kontrol
sosial yang dimiliki pers, kritis tetapi tetap etis.
4) Artikel.
Artikel adalah tulisan lepas berisi opini seseorang yang mengupas tuntas suatu
masalah tertentu yang sifatnya aktual dan atau konroversial dengan tujuan
untuk memberitahu (informatif), memepengaruhi dan meyakinkan (persuasive
argumentatif), atau menhibur khalayak pembaca (rekreatif).
5) Kolom.
Kolom adalah opini singkat seseorang yang lebih banyak menekankan
pengamatan dan pemaknaan terhadap suatu persoalan yang terdapat dalam
masyarakat.
6) Surat Pembaca.
Surat pembaca berisi opini yang berisi keluhan atau komentar singkat yang
ditulis oleh pembaca yang berkaitan dengan kepentingan dirinya atau
masyarakat. Surat pembaca di muat pada rubrik khusus untuk pembaca.
Semua produk jurnalistik yang disebut diatas mengandung isi yang
berbeda – beda beserta kelebihannya pula. Semua produk jurnalistik diatas
dapat ditemukan di surat kabar.
E. Peran Wartawan dalam Meliput Berita
1. Gambaran umum tentang Wartawan
28
Pasal 1 ayat 4 Undang-undang Tentang Pers mengatakan wartawan
ialah orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, wartawan diartikan sebagai orang yang
pekerjaannya mencari dan menyusun berita untuk dimuat di surat kabar,
majalah, radio, atau televise (Depdikbud, 1990). Menurut jakob oetomo
(2001) penegrtian dari wartawan adalah pekerja yang melakukan jenis
pekerjaan tidak hanya berhubungan dengan perusahaan namun juga
berhubungan dengan pembaca. jurnalis sama dengan kaum professional
lainnya seperti dokter, pengacara, akuntan dan dosen. Untuk menekuni
profesi-profesi tersebut, harus memiliki keahlian khusus yang didasari pada
ilmu pengetahuan dan keterampilan. Untuk jurnalis, disyaratkan memiliki
kemampuan dan keterampilan menulis (bagi wartawan media cetak dan
media online) serta kemampuan berbicara (bagi wartawan elektronik)
(Zaenuddin, 2011).
Dalam persepsi diri para wartawan sendiri istilah professional
memiliki tiga arti: pertama, professional adalah kebalikan dari amatir, kedua,
sifat pekerjaan wartawan menuntut pelatihan khusus, ketiga, norma-norma
yang mengatur perilakunya dititik beratkan pada kepentingan publik
pembaca. Selanjutnya, terdapat dua norma yang dapat diidentifikasikan,
yaitu: pertama, norma teknis (keharusan menghimpun berita dengan cepat,
keterampilan menulis dan menyunting dan sebagainya) dan kedua, norma etis
(kewajiban kepada pembaca serta nilai-nilai seperti tanggungjawab, sikap
tidak memihak, sikap peduli, sikap adil, objektif yang semuanya harus
tercermin dalam produk penulisannyaa).
29
Maka dari itu agar menjadi wartawan yang profesional dalam
menjalankan tugasnya perlu memahami kode etik.Sama seperti dokter,
pengacara, akuntan semua berpegang pada kode etik masing –masing saat
menjalankan pekerjaan mereka.PWI ( persatuan wartawan indonesia) adalah
lembaga yang mengeluarkan kode etik atau kode etik jurnalistik. Bagi
wartawam yang menjalani karir jurnalistik di surat kabar yang memiliki
reputasi dan senantiasa berpedoman kepada kode etik, maka surat kabar
tersebutmemiliki kepercayaan masyarakat sehingga meringankan pekerjaan di
lapangan. Reputasi baik ini sudah tentu tidak didapat begitu saja. Reputasi
sebuah surat kabar diperoleh karena sikap, perilaku dan peforma yang
diperlhatkan kepada publik pembacanya. Hal ini tidak akan ada apabila tidak
terlebih dahulu ditanamkan dengan konsisten selama bertahun-tahun oleh
para wartawan senior surat kabar bersangkutan sejak awal pendiriannyaa.
2. Organisasi Wartawan
Persatuan wartawan indonesia (PWI) merupakan organisasi bagi
wartawan, diketahui bahwa banyak profesi yang mempunyai mempunyai
organisasi pula. Melalui PWI para wartawan Indonesia mengatur berbagai
masalah yang terkait dengan profesinya. Misalnya, memecahkan masalah
atau kasus-kasus pers yang dialami wartawan, melindungi dan membela
wartawan yang mengalami kasus kekaryawanan di media tempatnya bekerja,
serta meningkatkan keahliandan kemampuan profesi para anggota PWI.
Organisasi PWI berpusat di Jakarta dengan sejumlah cabangnya.
PWI merupakan organisasi tunggal bagi wartawan indonesia pada
masa orde baru. Maka apabila bukan anggota dari PWI tidak diakui sebagai
30
wartawan. Namun, sejak masa reformasi PWI tidak lagi menjadi organisasi
tunggaldilakukan deregulasi pers. Hal ini dilancarkan oleh Menteri
Penerangan (ketika itu) Junus Yosfiah, yang salah satunya telah mengubah
tatanan organisasi pers. Melalui SK Menpen No.133/SK/Menpen/1998,;
kedudukan PWI yang semasa Orde Baru ditetapkan sebagai wadah tunggal
untuk organisasi wartawan,telah berakhir. Dengan demikian, terbuka peluang
bagi masyarakat pers untuk membangun organisasi pers diluar PWI.
Setelah mulai muncul organisasi wartawan baru bagi
wartawan.Berdasarkan inventarisasi Departemen Penerangan (kini dibawah
naungan Menteri Komunikasi dan Informasi, Menkominfo), hingga 7 April
1999, tercatat 24 organisasi wartawan berdiri. Wartawan televisi, yang pada
era tunggal bergabung dengan PWI, kini mendirikan organisasi sendri, Ikatan
Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI). Pengelompokan wartawan tidak hanya
didasarkan pada perbedaan jenis media massa, tetapi juga pada bidang
liputannya.
Kelompok wartawan yang biasa meliput masalah-masalah ekonomi
mendirikan Assosiasi Wartawan Ekomomi (AWE). Muncul pula organisasi
wartawan dengan dasar keagamaan yaitu Himpunan Wartawan Muslim
Indonesia (Himawi) dan Asosiasi Wartawan Muslim (Awam) Indonesia,.
Kalangan wartawan fotto tidak mau ketingalan dengan membentuk Persatuan
Wartawan Foto Republik Indonesia (PWFI) dan Pewarta Foto Indonesia
(PFI). Para penyiar pun membentuk Himpunan Praktisi Penyiaran Indonesia
(HPPI) dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI). PWI sendiri kemudian
mendapat tandingan organisasi yang berasal dari pecahan PWI tunggal, yakni
31
PWI Reformasi, meski organisasi tandingannya itu kini tak terdengar lagi
kabar beritanya (Zaenuddin, 2011).
3. Manajemen wartawan untuk membekali diri dalam mencari berita
Menurut Eni Setiati (2005), strategi wartawan untuk membekali diri
dalam mencari berita, adalah sebagai berikut:
a. Sebelum melakukan liputan, wartawan harus memiliki bekal tentang apa
saja yang akan dilakukanya. Wartawan bisa membuat kerangka acuan dan
pertanyaan.
b. Wartawan juga harus menguasai topik pembicaraan. Dengan demikian,
wartawan tidak buta sama sekali terhadap pokok persoalan yang akan
ditanyakan kepada narasumber.
c. Pelajari dulu peristiwa dalam konteks pemberitaan. Apakah peristiwa itu
memiliki nilai berita sehingga layak untuk diangkat sebagai berita.
d. Sebelum melakukan liputan, perlu diamati dahulu apakah berita itu sesuai
dengan kode etik media massa tempat wartawan bekerja
e. Jika berita tersebut sudah dianggap layak untuk diangkat,
pertimbangkanlah apakah berita tersebut mendatangkan keuntungan bagi
media. Keuntungan disini memiliki arti, berita tersebut nantinya banyak
dibaca orang sehingga media laku keras.
f. Apakah berita yang diliput memiliki nilai “prominence” (kemahsyuran
atau popularitas) kalau mengandung itu, bisa saja mendongkrak oplah
penjualan media tersebut
Seperti diungkap di atas, suatu peristiwa patut diangkat menjadi
sebuah berita jika memang memiliki nilai berita. Nilai berita itu antara lain:
32
a. Kebermaknaan
Kejadian yang dapat mempengaruhi kehidupan orang banyak atau
pembaca. Contoh: Kenaikan BBM, Kenaikan tarif angkutan, dan lain-lain.
b. Besaran
Kejadian menyangkut angka-angka yang berarti bagi kehidupan orang
banyak. Contoh: Kasus korupsi triliyunan yang merugikan Negara.
c. Kebaruan
Suatu kejadian menyangkut peristiwa yang baru terjadi. Contoh: Gempa
bumi dan Tsunami
d. Kedekatan
Suatu kejadian yang berada di dekat pembaca. Kedekatan itu bisa secara
geografis atau emosional. Contoh: Peristiwa kecelakaan mobil, kebakaran
atau pembunuhan yang berada di dekat
e. Kemasyuran
Suatu kejadian yang memberi sentuhan rasa kepada para pembaca.
Mengungkap peristiwa orang terkenal, figure publik, atau masyarakat
biasa dalam peristiwa luar biasa. Contoh: Seorang artis mengalami
kecelakaan
4. Wartawan mencari ide dan menentukan bahan berita di sumber berita
Wartawan dituntut untuk dapat mencari berita setiap hari.Hal ini
disebabkan oleh tenggat waktu dari perusahaan.Namun tidak setiap hari
terjadi suatu hal yang menggermparkan.Wartawan perlu mencari ide dan
menentukan bahan berita.
33
Untuk memudahkan dalam mencari berita adalah dengan kekayaan ide
yang dimiliki dan dicari oleh wartawan. Karenanya berita wartawan dapat
dikatakan berbobot dan nantinya diakui masyarakat. Maka dari mencari ide
itu perlu mendapatkan perhatian serius untuk segera memilih ide dan
mengembangkanya (Yunus Hanis Syam, 2006).
Berita diperoleh wartawan tidak saja dari peristiwa yang dilihat
dengan mata kepalanya sendiri. Tapi juga diperoleh dari banyak sumber.
Sebagaimana diketahui, berdasarkan berbagai masalah juga terdapat berbagai
macam berita misalnya berita politik, berita ekonomi, berita kejahatan, berita
olahraga, berita militer, berita pendidikan, dan berita keagamaan.Masing-
masing macam berita itu mempunyai sumber-sumber tersendiri. (Sutirman
Eka Ardhana, 1995) Wartawan dapat mencari bahan berita di sumber
beritanya yaitu sebagai berikut:
a. Sumber informasi
Sumber informasi atau narasumber misalnya petugas kepolisian, petugas
pemadam hingga preman sekali pun .wartawan harus mempunyai
aksesmuntuk menemui atau mempunyai kontak.
b. Saluran radio
Salah satu sumber informasi yang tidak dapat diabaikan adalah salura radio
milik lembaga yang bertuga menanggulangi keadaan darurat atau milik
kepolisian.
c. Saksi mata
34
Sebaiknya diupayakan untuk mendapatkan saksi mata lebih dari satu supaya
keterangan yang diperoleh mendapatakan akurasi yang setinggi-tingginya
dan terhindar dari kemungkinan dramatiisasi yang bisaa dibuat saksi mata.
d. internet
salah satu cara mencari rujukan dan referensi bagi wartawan adalah
internet.guna melengkapi beritanya. Karena di internet juga terdapat
sejumlah kantor berita on ine yang melakukan pembaharuanberita secara
berkala dan cepat Salah satu yang terkenal di Indonesia adalah detik.com.
e. kantor berita
contoh kantor berita adalah kantor berita antara. Merupakan kantor berita
indonesia. Kantor berita seperti ini menjual layanan berita kepada lembaga
media massa yang membayar biaya langganan dalam jumlah tertentu
f. Freelance
Mereka mengirimkan laporan apabila ada hal-hal khusus yang tidak
mungkin diliput sendiri oleh wartawan, atau karena latar belakang keahlian
di bidang yang mereka laporkann.
g. Sindikasi atau Jaringan
Memperkerjakan sejumlah wartawan yang bertugas mengumpulkan bahan
di lapangan dan kemudian mengolahnya sebagai berita disebut sindikasi
atau jaringan. Semua berita dikumpulkan dan dipersiapkan di kantor pusat
untuk kemudian disebarluaskan melalui di daerah yang berada di jaringan
tersebut.
35
h. Jumpa pers
Merupakan sebuah acara untuk memperjelas acara atau kegiatan yang sudah
terselenggara. Biasanya wartawan mendapatkan akseskhusus melalui
undangan
i. Press Release
Berita ini datang sendirinya ke kantor sebagai permintaan dari
penyelenggara acara untuk memuat acara yang akan mereka
selenggaraakan.
j. Pejabat
Pejabat membutuhkan publikasi dimedia Karena pejabat pasti lebih
mengerti ada acara apa saja yang akan terselenggara,.
k. korban
di katakan oleh dalam(Torben Brandt, 2002) korban merupakan orang yang
mengalami peristiwa tersebut secara langsung dan pasti tahu dengan baik
kejadiannya. Korban merupakan salah satu cara untuk mendapatkan berita
metode diatas dapat membantu wartawan dalam mengumpulkan
informasi dengan mudah dan cepat. wartawan memahami mana ide berita
yang bisa di pilih, liput dan tulis lalu mana informasi yang layak untuk
dimuat. Namun khusus untuk para informan, para wartawan harus selalu
menjaga hubungan yang baik dengan para informan tersebut, agar selalu
terjaga kerja samanya sehingga wartawan bisa mendapatkan berita dengan
optimal.
36
F. Newsroom Study
Newsroom merupakan ruang redaksi dimana tempat utama wartawan, staf
redaksi,editor bekerja . tempat kerja yang digunakan untuk mengumpulkan berita
yang kemudian akan dipublikasikan disurat kabar. Konsep ruang redaksi
merupakan dapur yang dugunakan untuk mengolah bahan mentah hingga layak
untuk publikasikan.Sebelum melakukan publikasi sebuah data yang dikumpulkan
oleh wartawan harus dioleh sedemikian rupa sehingga menjadi informatif dan
pesan yang di sampaikan kepada pembaca bisa terbaca dan juga menjadi ruang
kontrol agar kegiatan jurnalistik dapat berjalan dengan baik. Hal ini lah yang
mempengaruhi newsroom menjadi jantung dari sebuah suratkabar sekaligus dapur
dengan banyak bumbu rahasia.Menurut suhadang (2004:23) adapun aktifitas
jurnalistik antara lain mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun dan
menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari hari secara inah dalam
rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya sehingga bisa
mengubah sikap,sifat, dan tingkah laku khalayaknya.
Newsroom study adalah studi tentang peran personil dalam ruan redaksi
untuk membangun publiknya dalam mempelajari dan menganalisa semua berita
yang masuk keruang redaksi, yaitu suatu berita yang ptensial yang layak untuk
disiarkan keseluruh penjuru dunia,baik lokal maupun nasional ( Gaye Tuchmann
dalam OliverBoyd 1995:294)
Dalam ruang redaksi diharuskan steril agar dapat menghasilkan berita
yang sesuai dengan kepentingan masyarakat.Sehingga sangat penting dalam
penerapannya ruang redaksi harus steril dari ikut campur pihak luar. Pihak luar
yang dapat mempengaruhi kinerja dari ruang redaksi bisa dari pemilik modal,
37
intervensi negara dan pihak pihak yang berkepentingan didalam lembaga tempat
ruang redaksi bernaung seddangkan dari pihak dalam ruang redkasi sendiri bisa
dari wartawan yang menerima suap sehingga data dan fakta yang seharusnya di
sampaikan kepada masyarakat tidak maksimal. Efeknya adalah fungsi dan kinerja
ruang redaksi tidak maksimal.
Dalam prakteknya ruang redaksi merupakan nafas dari lembaga tempatnya
bernaung.Dari sini dimunculkan berita yang dibutuhkan oleh masyakat.
G. Manajemen Peliputan Berita Investigasi
Berita yaitu laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki
nilai penting, menarik bagi sebagian masyarakat, masih baru dan
dipublikasikan secara luas melalui media massa periodik. Berdasarkan
penjelasan definisi berita diatas, kesimpulannya berita adalah laporan tentang
fakta peristiwa atau pendapat dalam tuliusan/narasi, audio visual, gambar
foto, peta, grafis, baik direkam atau live yang actual, menarik, bermanfaat,
dan dipublikasikan melalui media massa periodik seperti surat kabar,
majalah, radio, dan televisi. (Fachruddin: 2012. 48).
Berita pada umumnya dapat dikategorikan menjadi tiga jenis yaitu
hard news (berita berat), soft news (berita ringan), dan investigative news
(laporan penyelidikan).Pembedaan terhadap ketiga kategori tersebut
didasarkan pada jenis peristiwa dan cara-cara penggalian data.
1. Hard News
Hard news adalah berita tentang peristiwa yang dianggap penting bagi
masyarakat baik sebagai individu, kelompok maupun organisasi.
2. Soft News
38
Soft news seringkali juga disebut dengan feature yaitu berita yang
tidak terikat dengan aktualitas namun memiliki daya tarik bagi pemirsanya.
Berita-berita semacam ini seringkali lebih menitik beratkan pada hal-hal
yang dapat menakjubkan atau mengherankan pemirsanya.
3. Investigative Reports
Investigative reports atau disebut juga laporan penyelidikan adalah
jenis berita yang eksklusif atau berita investigasi. Datanya tidak
bisadiperoleh di permukaan, tetapi dilakukan berdasarkan penyelidikan.
(Deddy Iskandar, 2005;40).
Dalam upaya peliputan berita investigasi dibutuhkan upaya yang lebih
untuk mendapatkan informasi. Misalnya adalah menggunakan informan,
pemantauan secara tersembunyi dan pemeriksaan data yang telah dicari dari
berbagai refernsi. Adapun karakteristik dari peliputan berita investigasi
adalah karya asli (bukan dari hasil investigasi yang telah dilakukan
pemerintah atau lembaga lain), sebuah isu atau perkara yang belum
terungkap (tugas wartawan untuk mengungkap berita dibalik berita) dan
hasil dari peliputan bergunauntuk kepentingan pembaca.
Gambaran umum dari tahapan berita investigasi di media cetak malang
postrapat besar yang berisi leader, manajemen semua divisi lalu dilanjutkan
dengan rapat redaktur yang berisi para redaktur didalam media cetak
tersebut dan penetapan angle lalu pembentukan kru dan eksekusi.
Di Indonesia sendiri untuk peliputan berita investigasi belum banyak
dan merata. Dengan kata lain tidak banyak media cetak yang melakukan
peliputan berita investigasi dalam praktiknya.. malang post menjadi salah
39
satu media cetak di indonesia yang aktif dalam melakukan peliputan berita
investigasi, dimana wartawan dalam peliputan berita investigasitentang
kasus Sindikat Penipuan Ritual Gunung Kawi.
Peliputan berita sendiri adalah sebuah proses mengumpulkan data dan
informasi yang dilakukan oleh wartawan yang berada di lapangan. Adapun
diketahui tahapan sistematis dalam peliputan berita adalahdimulai rapat
redaktur yang berisi para redaktur didalam media cetak tersebut, peliputan
berita dalam mencari informasi adalah dengan observasi di lapangan,
wawancara, berlangganan kantor berita dan internet, riset dokumen atau
informasi tertulis. Dalam tahapan yang telah diuraikan diatas tentu
dibutuhkan sebuah langkah sistematis agar hasil peliputan menjadi akurat
dan terpercaya.yang dimaksud dengan langkah sistematis adalah dengan
manajemen peliputan berita.
Manajemen Peliputan berita berasal dari manajemen adalah merupakan
ilmu yang fungsinya diterapkan didalam sebuah organisasi. Agar dapat
mencapai tujuan tertentu dan dalam perjalanan tersebut dapat diorganisir
dengan baik. Sedangkan manajemen peliputan berita adalah pengorganisiran
data dan informasi dilapangan yang dikumpulkan oleh wartawan agar dapat
diolah menjadi berita.peliputan berita investigasi bisa dilakukan dengan
manajemen sebagai berikut:
1. Fact Findinguntuk Peliputan Berita Investigasi
Fact Findinguntuk peliputan berita investigasi. Pada tahap ini
pencarian dan menganalisis data atau informasi yang tersedia yang
didapatkan dari riset dan referensiyang dilakukan oleh koordinator atau
40
redaktur. Berdasarkan informasi dan data yang tersedia kemudian dapat
diperoleh pemahaman - pemahaman baru. Pemahaman baru ini sangat
berguna bagi redaktur pelaksana atau koordinator memutuskan atau
menentukan langkah-langka yang harus dilakukan untuk memecahkan
permasalahan dan mengambil keputusan apakah peliputan akan dilanjutkan
atau tidak.
2. Planningatau Penyusunan Perencanaan Peliputan
. Planning dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai penetapan
tujuan, penetapan aturan, penyusunan rencana dalam peliputan berita
investigasi yang dilakukan koordinator atau redaktur pelaksana.
Jika dalam forum pada tahap ini adalah memberikan sikap, opini, ide
dan reaksi yang berkaitan dengan kebijaksanaan dalam peliputan berita
investigasi. Dilakukan juga penetapan program peliputan, kerja wartawan
yang sejalan dengan kepentingan atau keinginan-keinginan pihak
berkepentingan.apabila planning telah tersusun maka akan berlanjut pada
tahap berikutnya agar tujuan dapat tercapai.
3. Organizingdalam pembentukan tim peliputan
Organizing meliputi pembentukan bagian-bagian, pembagian
tugas, mengelompokkan wartawan dan sebagainya dalam melakukan
kegiatan peliputan berita oleh redaktur. Tahap ini diperlukan
komunikasiagar diperoleh hasil yang diharapkan. Dalam pembentukan tim
peliputan berita investigasi maka dibutuhkan wartwan yang berkompeten
dan berpengalaman serta harus mematuhi dan menjunjung kode etik yang
telah ada. agar berita yang dihasilkan valid dan wartawan terhindar dari
41
pelanggaran. Dalam setiap indikator penetapan wartwan yang terjun sudah
dibahas di planning. Sehingga organizing adalah cara untuk menyaring
wartawan yang akan meliput.Wartawan juga harus baik dari segi
penguasaan materi berita yang akan diliputnya, penguasaan medan, maupun
teknik ketika melakukan pengambilan gambar dan melakukan wawancara
dengan narasumber.
4. Actuatingdalam Peliputan Berita Investigasi
Actuating merupakan aksi dari redaktur dan wartawan yangterdiri atas
melaksanakan tugas liputan, memproduksi, mengemas produk sehingga
akan menjadi sebuah berita. Dengan demikian dalam pengolahan dan
pengemasan data wartawan seharusnya dapat menjalankan fungsinya
dengan baik sedangkan pada tahap ini fungsi dari redaktur sendiri adalah
sebagai pengarah bagi wartawan agar sesuai dengan planning diawal atau
ada perubahan. Dalam kaitan dengan actuating data dilapangan harus fakta
sehingga akan menghasilkan berita yang berimbang dan faktual, sesuai
dengan fakta dan dapat dipercaya bukan suatu hal yang bersifat mengada-
ada atau bohong. Sehingga masyarakat mendapatkan informasi yang benar
dan jelas.
5. ControlingDalam Peliputan Berita Investigasi
Controling meliputipengawasan oleh redaktur pada wartawan dalam
menyeleksi produk berita, dan mengevaluasi wartawan saat pengolahan data
menjadi berita. Hal ini memang dapat dilakukan oleh redaktur yang
memiliki kepekaan. Redaktur bagai ujung tombak dalam sebuah peliputan
berita. Terutama dalam peliputan berita investigasi dimana wartawan juga
42
harus berpengalaman seperti yang disebutkan didalam organizing.
Kemudian harus melakukan langkah – langkah peliputan dengan sistematis
dan membutuhkan keputusan yang tepat dengan arahan redaktur agar berita
yang dihasilkan memiliki bobot.Wartawan juga harus baik dari segi
penguasaan materi berita yang akan diliputnya, penguasaan medan, maupun
teknik ketika melakukan pengambilan gambar dan melakukan wawancara
dengan narasumber.
6. EvaluatingPeliputan Berita Investigasi
Dalam kaitan peliputan berita investigasi evaluating merupakan hal vital .
ini adalah fase terakhir dalam pembuatan berita investigasi yang akan di
sebarkan kepada masyarakat.
Evaluating diartikan sebagai aktivitas untuk meneliti dan mengetahui
sejauhmana pelaksanaan peliputan yang dilakukan dalam rangka mencapai
tujuan. Tahap ini, dimana peliputan kasus Sindikat Penipuan Ritual Gunung
Kawi harus dievaluasi atau dilakukan perbaikan-perbaikan agar
permasalahan atau hambatan yang ada dapat diatasi dan dipecahkan dengan
baik(Naratama, 2004).
Sebelum disebarluaskan kepada masyarakat. Berita yang dibuat oleh
wartawan harus di check dan recheck segala komponen yang ada dalam
berita investigasi misalnya nama, jabatan, nama tempat, istilah asing dan
sebagainya kepada informan atau narasumber kembali. Berita investigasi
merupakan berita penyelidikan dan berkaitan dengan hukum karena
mengungkap sisi lain dalam sebuah berita. Maka redaktur juga harus
43
berperan sebagai editor juga adar dapat meminimilisir kesalahan yang akan
mempermalukan lembaga.
Adapun tujuan wartawan dalam mengungkap informasi yang belum
terungkap adalah untuk memberitahu masyarakat tentang informasi yang
terkait dan bahkan akan berpengaruh kepada kehidupan sehari – hari.
Seorang jurnalis melakukan riset dan menyiapkan laporan.Melalui
investigasi dapat mengungkap berita didalam berita demi kepentingan
publik.
Sehingga seperti yang sering disebutkan dalam penelitian ini,
wartawan yang profesional tidak hanya yang mematuhi kode etik namun
seorang wartawan yang memiliki kompetensi melalui Standar Kompetensi
Wartawan (SKW). Dalam peliputan investigasi, wartawan berkompeten;
bukan hanya penting sebagai syarat peliputan, melainkan juga wartawan
profesional memahami hak dan kewajiban sebagai peliput. Karena itu, perlu
sejumlah cara tersendiri untuk melakukan pengujian bagi wartawan
berkompeten yaitu, penerapan SKW memerlukan pedoman sebagai tolak
ukur pengujian kompetensi seorang wartawan.
Tolak ukur utama profesi berkaitan dengan kompetensi. Wartawan
menjalani profesi sebagai pihak penyampai isi berita kepada manusia lain
melalui medium komunikasii media massaa. Dalam hal ini, wartawan yang
baik dan benar menjadi syarat utama wartawan berkompeten. Untuk itu,
wartawan memerlukan panduan, pegangan, atau pedoman standar
kompetensi. Pedoman ini dapaat digunakan oleh wartawan di seluruh
Indonesia. Berdasarkan pedoman SKW bagian rumusan kategori
44
keterampilan terdapat kemampuan wartawan untuk melakukan investigaasi.
Wartwan yang melakukan peliputan investigasi berarti memiliki
keterampilan tertentu.
G. Definisi Konseptual
1. Peliputan Berita
Peliputan berita adalah proses pengumpulan data dan informasi di
lapangan yang dilakukan jurnalis atau wartawan. Sedangkan tahapan
peliputan berita adalah rapat redaksi, peliputan berita seperti observasi di
lapangan, wawancara, berlangganan kantor berita dan internet, riset dokumen
atau informasi tertulis.
2. Peliputan Investigasi
Peliputan investigasi merupakan praktik kegiatan jurnalistik dengan
menggunakan metode investigasi. Dalam penggalian informasi. Peliputan
investigasi berbeda dengan kegiatan jurnalismepada umumnya. Kisah-kisah
peliputan investigasi juga memiliki perbedaan dengan pola kisah jenis
pemberitaanyang lain. Liputan investigasi buukan lagi hanya berdasarkan
agenda pemberitaan yang terjadwal di ruang redksi, melainkan
peliputanyangjuga tidak lagi dibatasi oleh tekanan-tekanan waktu atau
tenggat (deadline) dan bukan dari hasil investigasi yang pernah dilakukan
pemerintah atau lembaga lain.
Dalam melakukan peliputan investigasi wartawan memaparkan
kebenaran yang ditemukan , lalu melaporkan adanya kesalahan dan kemudian
mempublikasikan kepda publik tentang persoalan yang ada.Adapun tujuan
45
dari peliputan investigasi adalah memberikan informasi kepada publik
apabila ada pihak yang menutupi dan memanipulasi kebenaran atau dengan
ada lain adalah mengungkapkan berita didalam berita.. Publik diharapkan
wasapada terhadap pelanggaranpelanggaran yang dilakukan oleh berbagai
pihaak.
3. Manajemen Peliputan berita
Manajemen adalah merupakan ilmu yang fungsinya diterapkan didalam
sebuah organisasi. Agar dapat mencapai tujuan tertentu dan dalam perjalanan
tersebut dapat diorganisir dengan baik. Sedangkan manajemen peliputan
berita adalah pengorganisiran data dan informasi dilapangan yang
dikumpulkan oleh wartawan agar dapat diolah menjadi berita.
top related