kabar madura

12
Email Redaksi: [email protected] 18 Februari 2013 SENIN Panwascam Haji Bupati Terpilih @kabarmaduranews TWITTER Kabar Bangkalan Kabar Pamekasan Kabar Sumenep Kabar Sampang Perhutani Minta Dukungan Aparat Bakal Tebang Jati di Lahan Konik Terganjal Adiwiyata, Adipura Terancam Pupus Pemerintah Perketat Daerah Penerima Award Anggaran Tahap II untuk Perlengkapan Terkait Pengoperasian RSUD Waru Rumah Sakit Rujukan Kepulauan Rencana RS Pratama Bertekad Pertahankan Trend Positif Tak Bisa Ikut Tes Tulis SUMENEP- Penetapan ujian tes tulis untuk merekrutan panwaslu kecamatan (paqnwascam) sudah di- laksanakan. Hanya saja, dari sekian peserta tes tulis tersebut masih ada satu daerah yang tidak bisa mengikuti ujian tes tulis, yang dihadiri langsung oleh Ketua Bawaslu Provinsi Jatim. Daerah yang tidak bisa mengikuti ujian tes tulis tersebut adalah dae- rah dari wilayah Kepulauan Ra’as, Sumenep. Pasalnya, dari daerah tersebut be- lum bisa berangkat untuk mengikuti ujian tes tulis yang diselenggarakan di wilayah Kecamatan Kota Sumenep. ”Kami sudah membuat surat edaran untuk merekrut panwaslu kecamatan se-Jawa Timur. Mulai satu Februari sampai dengan 1 Maret. BANGKALAN- Akses Jembatan Suramadu kembali menjadi tempat kejadian perkara (TKP) kecelakaan lalu-lintas (laka lantas). Kali ini, yang celaka adalah se- buah mobil Avanza hitam bernopol W 700 PU dan sebuah mobil Grand Liv- ina bernopol B 1300 BFF. Untung, tak ada kor- ban jiwa atau luka berat dalam laka lantas terse- but, hanya saja kedua mobil yang naas, rusak lumayan parah. Tapi be- lum dapat diketahui nilai persis kerugian materi yang terjadi. Ditaksir, nilainya mencapai pulu- han juta rupiah. Informasi yang di- himpun Kabar Madura, laka lantas itu bermula dari ban meletus. Mobil Avanza hitam yang dike- mudikan Ahmad Liman Sanjaya Anom, 35, warga Garut, melaju dengan ke- cepatan tinggi ketika me- masuki akses Suramadi. Saat melintas di TKP, persisnya di Jalan Raya Sendeng Dajah, Suko- lilo, Kecamatan Labang, Bangkalan, mobil terse- but berusaha menyalip mobil Grand Livina, yang dikemudikan Mat Holil, 30, Warga Sampang. KIetika posisi Avanza su- dah dalam keadaan meny- alip, ban kanan belakang- nya tiba-tiba meletus. KM/FIRMAN GHAZALI AKHMADI YANG KETIGA: Akibat ban meletus, sebuah Avanza hitam dan Grand Livina ringsek terpelanting ke kiri jalan akses Suramadu, kemarin siang (17/02). Laka lantas ini bukan yang pertama dalam Februari 2013. Dua Mobil Celaka di Akses Suramadu KM/FIRMAN GHAZALI AKHMADI HUNAIMAH terlihat sedang asyik menganyam sebuah tikar, ketika Kabar Madura mengunjungi rumah tempat tinggalnya di Desa Kaduara Barat, Kecamatan Larangan, Pame- kasan, Ahad kemarin (17/2). Sementara di belakang punggung- KM/ANWAR NURIS TURUN TEMURUN: Hunaimah, sedang menganyam tikar yang terbuat dari bahan dasar daun siwalan di rumahnya, Minggu kemarin (17/2). Tikar Brengbeng Tak Tergilas Roda Zaman Pembungkus Tembakau yang Lebih Mahal Ketimbang Tembakaunya Di tengah ganasnya gilasan roda zaman yang serba plas- tik, ternyata ada satu kerajinan tradisional masyarakat Madura di Pamekasan yang tetap ber- tahan hingga kini. Tak sekadar bertahan, kerajinan tradisional itu bahkan mampu menjadi gan- tungan hidup, karena hasilnya cukup lumayan besar. ANWAR NURIS, Pamekasan Dari 4 Kompi, Kini Menjadi 2 Kompi SAMPANG-Isu terkait Kerusuhan Sampang Ji- lid 1 dan 2 berangsur- angsur mereda. Dusun Nangkernang, Desa Ka- rang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang, tempat kejadian perkara (TKP) kerusuhan itu, juga kian kondusif. Karenanya, sekitar 4 ratus personel Polres Sampang dan Brimob Polda Jatim yang ditugaskan untuk mengamankan situasi di TKP kerusuhan, secara bertahap mulai ditarik, dan dikembalikan ke kesatuan masing-masing. Kapolres Sampang AKBP Solehan melalui Kabag Ops Polres Sam- pang Kompol Alfian Nurrizal mengatakan, menyusul kian kondusif- nya desa tempat konflik yang meledak menjelang akhir Agustus 2012 itu, sedikit personel sudah mulai ditarik. “Sekitar 400 atau 4 kom- pi personel kami yang berada di wilayah konflik, saat ini, sudah mulai kami kurangi. KM/DOK SIMPANG SIUR: Nasib bocah-bocah anak pengungsi Syiah, yang masih tinggal di GOR Tennis Indoor Sampang ini, masih belum jelas, sekalipun desa tempat tinggal mereka sudah kian kondusif. Pengamanan Nangkernang Dikurangi nya, beberapa lembar tikar yang sudah selesai dianyam dan siap dijual, tampak tergulung den- gan rapi. Tikar-tikar hasil anyaman Hu- naimah itu, berbahan lembaran- lembaran daun siwalan. Warga setempat menyebutnya sebagai tikar brengbeng (daun siwa- lan, red). Ya, tikar brengbeng memang merupakan tradisi yang mengakar cukup kuat di kalangan sebagian masyarakat Pamekasan, khususnya di desa paling timur Kabupaten Ger- bang Salam itu. Dan jangan membayangkan, Hunaimah yang perajin tikar brengbeng itu adalah seorang perempuan tua, kriput serta berbaju lusuh. Jangan pula membayangkan, rumah tem- pat tinggal Hunaimah adalah gubug bambu reot yang nyaris roboh dimakan usia. Hunaimah, adalah salah satu permpuan muda di Desa Kadu- ara Barat. Usianya baru 31 ta- hun. Sementara, rumah tempat tinggalnya bukanlah rumah gubug berdinding bambu, me- lainkan rumah tembok serta berlantai keramik. Di dalamnya pun bisa didapati peralatan elektronik modern, sekalipun bukan tipe terbaru. Itu menunjukkan bahwa kera- jinan tikar brengbeng sekalipun merupakan tradisi kuno warga setempat, tapi mampu bertahan hingga kini, bertarung dengan peralatan rumah tangga yang lebih modern, TEPAT pukul 07.30 rombongan P-MU yang terdiri dari 16 pemain berangkat dari halaman Pendapa Ronggosukowati Pamekasan. Mer- eka mengawali keberangkatan dengan doa bersama yang dipimpin M. Rivai, pemain lokal kelahiran Madura yang masuk dalam daftar pemain yang ikut serta dalam la- watan ke Bumi Borneo. Dalam doa tersebut, hanya diikuti oleh 13 pemain saja. Sebab pada hari kemarin, menjadi jadwalnya Osas Saha untuk sembahyang. Se- mentara dua pemain lainnya, yakni Kristian Adelmund dan Abu Bakar Abduh tidak ikut serta dalam sesi doa, karena menunggu rombongan di Hotel New Ramayana, yang be- rada di arah jalan yang akan dilalui bus rombongan pemain. TABRI S. MUNIR Dari Banjarmasin Kembali Kabar Madura akan menyampaikan info perjalanan rombongan pemain Persepam Madura United (P-MU) yang akan melakukan laga tandang ke empat dan kelimanya di Bumi Borneo. Bagaimana proses per- jalanannya? Langsung Disambut Warga Madura DIALOG dan semacam- nya sudah dilakukan ban- yak pihak untuk menen- tukan nasib pengungsi syiah. Namun setelah hampir 6 bulan terlalui, keadaan pengungsi yang menempati GOR Ten- nis Indoor Sampang, tak banyak berubah. Berbagai macam dialog tersebut terkesan menemui jalan buntu dan hasilnya nihil. Padahal, sejumlah tokoh dan pejabat penting su- dah melakukan tinjauan langsung. Terakhir adalah Watimpres (Dewan Pertim- bangan Presiden) Albert Ha- sibuan. Selain itu masih ada pertemuan sejumlah ulama dan kiai yang diprakarsai Kepolisian Resort Sampang. Menurut Untung Rifa’i, salah satu relawan yang mengurus anak-anak pen- gungsi berbagai perte- muan tersebut belum me- nyelesaikan permasalah- an. Kesemuanya berujung pada rencana relokasi namun kesemuanya di tolak oleh pengungsi den- gan alasan ingin kembali ke kampungnya lagi. “Sudah sering dilakukan pertemuan membahas pen- gungsi ini tapi selalu men- tok pada rencana relokasi sementara rencana itu selalu ditolak oleh pengungsi,” ujarnya kepada Kabar Mad- ura, Minggu (17/2). Dari pengalamannya men- jadi relawan pengungsi syiah, mereka enggan pin- dah dari desanya karena khawatir tidak bisa me- nyesuaikan diri dalam ke- hidupan baru dan takut mendapat pertentangan dari masyarakat di sekitar lokasi yang akan ditempatinya. Para Ulama Harus Introspeksi J Bersambung ke Hal 6 J Bersambung ke Hal 6 MLM Calhaj Belum Terdeteksi Kemenag PAMEKASAN-Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pamekasan mengaku tidak tahu apa-apa soal praktik Multi Level Marketing (MLM) calon haji (calhaj) yang dilakukan sebagian masyarakat Kota Gerbang Salam. Padahal praktik ini kerap kali terjadi di masyarakat bawah. Seperti yang diutarakan Taufiqur- rahman warga Desa Galis, Kecamatan Galis, Pamekasan. Dia mengaku, pernah diajak salah seorang rekannya untuk bergabung dalam praktik MLM calhaj tersebut Keuntungannya, ketika dapat merekrut 10 calhaj, maka dia beroleh kesempatanan menunaikan ibadah haji secara gratis. “Saya kemarin pernah ditawari pe- kerjaan seperti itu (MLM calhaj, red). Katanya, ketika saya mendapatkan 10 orang calon haji, maka saya gratis berangkat (haji) ke Makkah. KM/TABRI S MUNIR MASUK KORAN, BOK: Masyarakat Madura di Banjarmasin, berebutan rebutan foto bareng dengan penggawa Laskar Sape Kerap, saat anak-anak asuh Daniel Roekito itu tiba di Bandara Sjamsudin Noor. J Bersambung ke Hal 6 J Bersambung ke Hal 6 J Bersambung ke Hal 6 J Bersambung ke Hal 6 Anggaran Pelantikan Berlebihan SAMPANG-Anggaran pelantikan Bupati-Wakil Bupati Sampang periode 2013-2018, sebesar Rp 300 juta, dinilai terlalu besar. Pasalnya, acara pelanti- kan hanya bersifat seremonial belaka. Idealnya, biaya pelantikan Bupati ter- pilih senilai Rp 200 juta. Itu pun sudah tergolong sangat cukup untuk mem- biayai segala keperluan dalam acara seremonial berupa pelantikan Bupati. “Anggaran yang ditetapkan untuk biaya pelantikan sangat besar. Pa- dahal, ini acaranya hanya bersifat seremonial,” terang Direktur MDW, Tamsul, saat dikonfirmasi wartawan Kabar Madura kemarin (17/2). Dia menjelaskan, biaya pelantikan bupati terpilih yang mencapai Rp 300 juta dinilai suatu pemborosan terhadap anggaran. J Bersambung ke Hal 6 J Bersambung ke Hal 6

Upload: kabar-madura

Post on 23-Mar-2016

296 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

daily newspaper

TRANSCRIPT

Page 1: Kabar Madura

Email Redaksi: [email protected]

18 Februari 2013SENIN

Panwascam

Haji

Bupati Terpilih

@kabarmaduranewsTWITTER

Kabar Bangkalan

Kabar Pamekasan

Kabar Sumenep

Kabar Sampang

Perhutani Minta Dukungan Aparat Bakal Tebang Jati di Lahan Konfl ik

Terganjal Adiwiyata, Adipura Terancam PupusPemerintah Perketat Daerah Penerima Award

Anggaran Tahap II untuk PerlengkapanTerkait Pengoperasian RSUD Waru

Rumah Sakit Rujukan KepulauanRencana RS Pratama Bertekad Pertahankan Trend Positif

Tak Bisa Ikut Tes TulisSUMENEP-Penetapan ujian tes

tulis untuk merekrutan panwaslu kecamatan (paqnwascam) sudah di-laksanakan. Hanya saja, dari sekian peserta tes tulis tersebut masih ada satu daerah yang tidak bisa mengikuti ujian tes tulis, yang dihadiri langsung oleh Ketua Bawaslu Provinsi Jatim.

Daerah yang tidak bisa mengikuti ujian tes tulis tersebut adalah dae-rah dari wilayah Kepulauan Ra’as, Sumenep.

Pasalnya, dari daerah tersebut be-lum bisa berangkat untuk mengikuti ujian tes tulis yang diselenggarakan di wilayah Kecamatan Kota Sumenep.

”Kami sudah membuat surat edaran untuk merekrut panwaslu kecamatan se-Jawa Timur. Mulai satu Februari sampai dengan 1 Maret.

BANGKALAN-Akses Jembatan Suramadu kembali menjadi tempat kejadian perkara (TKP) kecelakaan lalu-lintas (laka lantas). Kali ini, yang celaka adalah se-buah mobil Avanza hitam bernopol W 700 PU dan sebuah mobil Grand Liv-ina bernopol B 1300 BFF.

Untung, tak ada kor-ban jiwa atau luka berat dalam laka lantas terse-but, hanya saja kedua mobil yang naas, rusak lumayan parah. Tapi be-lum dapat diketahui nilai persis kerugian materi yang terjadi. Ditaksir, nilainya mencapai pulu-han juta rupiah.

Informasi yang di-

himpun Kabar Madura, laka lantas itu bermula dari ban meletus. Mobil Avanza hitam yang dike-mudikan Ahmad Liman Sanjaya Anom, 35, warga Garut, melaju dengan ke-cepatan tinggi ketika me-masuki akses Suramadi.

Saat melintas di TKP, persisnya di Jalan Raya Sendeng Dajah, Suko-lilo, Kecamatan Labang, Bangkalan, mobil terse-but berusaha menyalip mobil Grand Livina, yang dikemudikan Mat Holil, 30, Warga Sampang.

KIetika posisi Avanza su-dah dalam keadaan meny-alip, ban kanan belakang-nya tiba-tiba meletus.

KM/FIRMAN GHAZALI AKHMADI

YANG KETIGA: Akibat ban meletus, sebuah Avanza hitam dan Grand Livina ringsek terpelanting ke kiri jalan akses Suramadu, kemarin siang (17/02). Laka lantas ini bukan yang pertama dalam Februari 2013.

Dua Mobil Celaka di Akses SuramaduKM/FIRMAN GHAZALI AKHMADI

HUNAIMAH terlihat sedang asyik menganyam sebuah tikar, ketika Kabar Madura mengunjungi rumah tempat tinggalnya di Desa Kaduara Barat, Kecamatan Larangan, Pame-kasan, Ahad kemarin (17/2).

Sementara di belakang punggung-

KM/ANWAR NURIS

TURUN TEMURUN: Hunaimah, sedang menganyam tikar yang terbuat dari bahan dasar daun siwalan di rumahnya, Minggu kemarin (17/2).

Tikar Brengbeng Tak Tergilas Roda Zaman

Pembungkus Tembakau yang Lebih Mahal Ketimbang TembakaunyaDi tengah ganasnya gilasan

roda zaman yang serba plas-tik, ternyata ada satu kerajinan tradisional masyarakat Madura di Pamekasan yang tetap ber-tahan hingga kini. Tak sekadar bertahan, kerajinan tradisional

itu bahkan mampu menjadi gan-tungan hidup, karena hasilnya

cukup lumayan besar.

ANWAR NURIS, Pamekasan

Dari 4 Kompi, Kini Menjadi 2 KompiSAMPANG-Isu terkait

Kerusuhan Sampang Ji-lid 1 dan 2 berangsur-angsur mereda. Dusun Nangkernang, Desa Ka-rang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang, tempat kejadian perkara (TKP) kerusuhan itu, juga kian kondusif.

Karenanya, sekitar 4 ratus personel Polres Sampang dan Brimob Polda Jatim yang ditugaskan untuk mengamankan situasi di TKP kerusuhan, secara

bertahap mulai ditarik, dan dikembalikan ke kesatuan masing-masing.

K a p o l r e s S a m p a n g AKBP Solehan melalui Kabag Ops Polres Sam-pang Kompol Al f ian Nurrizal mengatakan, menyusul kian kondusif-nya desa tempat konflik yang meledak menjelang akhir Agustus 2012 itu, sedikit personel sudah mulai ditarik.

“Sekitar 400 atau 4 kom-pi personel kami yang berada di wilayah konflik, saat ini, sudah mulai kami kurangi.

KM/DOK

SIMPANG SIUR: Nasib bocah-bocah anak pengungsi Syiah, yang masih tinggal di GOR Tennis Indoor Sampang ini, masih belum jelas, sekalipun desa tempat tinggal mereka sudah kian kondusif.

Pengamanan Nangkernang Dikurangi

nya, beberapa lembar tikar yang sudah selesai dianyam dan siap dijual, tampak tergulung den-gan rapi.

Tikar-tikar hasil anyaman Hu-naimah itu, berbahan lembaran-lembaran daun siwalan. Warga setempat menyebutnya sebagai tikar brengbeng (daun siwa-lan, red). Ya, tikar brengbeng memang merupakan tradisi yang mengakar cukup kuat di kalangan sebagian masyarakat Pamekasan, khususnya di desa paling timur Kabupaten Ger-bang Salam itu.

Dan jangan membayangkan, Hunaimah yang perajin tikar brengbeng itu adalah seorang perempuan tua, kriput serta berbaju lusuh. Jangan pula membayangkan, rumah tem-

pat tinggal Hunaimah adalah gubug bambu reot yang nyaris roboh dimakan usia.

Hunaimah, adalah salah satu permpuan muda di Desa Kadu-ara Barat. Usianya baru 31 ta-hun. Sementara, rumah tempat tinggalnya bukanlah rumah gubug berdinding bambu, me-lainkan rumah tembok serta berlantai keramik. Di dalamnya pun bisa didapati peralatan elektronik modern, sekalipun bukan tipe terbaru.

Itu menunjukkan bahwa kera-jinan tikar brengbeng sekalipun merupakan tradisi kuno warga setempat, tapi mampu bertahan hingga kini, bertarung dengan peralatan rumah tangga yang lebih modern,

TEPAT pukul 07.30 rombongan P-MU yang terdiri dari 16 pemain berangkat dari halaman Pendapa Ronggosukowati Pamekasan. Mer-eka mengawali keberangkatan dengan doa bersama yang dipimpin M. Rivai, pemain lokal kelahiran Madura yang masuk dalam daftar pemain yang ikut serta dalam la-watan ke Bumi Borneo.

Dalam doa tersebut, hanya diikuti oleh 13 pemain saja. Sebab pada hari kemarin, menjadi jadwalnya Osas Saha untuk sembahyang. Se-mentara dua pemain lainnya, yakni Kristian Adelmund dan Abu Bakar Abduh tidak ikut serta dalam sesi doa, karena menunggu rombongan di Hotel New Ramayana, yang be-rada di arah jalan yang akan dilalui bus rombongan pemain.

TABRI S. MUNIRDari Banjarmasin

Kembali Kabar Madura akan menyampaikan info perjalanan rombongan pemain Persepam Madura United (P-MU) yang akan melakukan laga tandang ke empat dan kelimanya di Bumi Borneo. Bagaimana proses per-

jalanannya?

Langsung Disambut Warga Madura DIALOG dan semacam-nya sudah dilakukan ban-yak pihak untuk menen-tukan nasib pengungsi syiah. Namun setelah hampir 6 bulan terlalui, keadaan pengungsi yang menempati GOR Ten-nis Indoor Sampang, tak banyak berubah. Berbagai macam dialog tersebut terkesan menemui jalan buntu dan hasilnya nihil.

Padahal, sejumlah tokoh dan pejabat penting su-dah melakukan tinjauan langsung. Terakhir adalah Watimpres (Dewan Pertim-bangan Presiden) Albert Ha-sibuan. Selain itu masih ada pertemuan sejumlah ulama dan kiai yang diprakarsai Kepolisian Resort Sampang.

Menurut Untung Rifa’i, salah satu relawan yang mengurus anak-anak pen-gungsi berbagai perte-

muan tersebut belum me-nyelesaikan permasalah-an. Kesemuanya berujung pada rencana relokasi namun kesemuanya di tolak oleh pengungsi den-gan alasan ingin kembali ke kampungnya lagi.

“Sudah sering dilakukan pertemuan membahas pen-gungsi ini tapi selalu men-tok pada rencana relokasi sementara rencana itu selalu ditolak oleh pengungsi,” ujarnya kepada Kabar Mad-ura, Minggu (17/2).

Dari pengalamannya men-jadi relawan pengungsi syiah, mereka enggan pin-dah dari desanya karena khawatir tidak bisa me-nyesuaikan diri dalam ke-hidupan baru dan takut mendapat pertentangan dari masyarakat di sekitar lokasi yang akan ditempatinya.

Para Ulama Harus Introspeksi

Bersambung ke Hal 6

Bersambung ke Hal 6

MLM Calhaj Belum Terdeteksi KemenagPAMEKASAN-Kementerian Agama

(Kemenag) Kabupaten Pamekasan mengaku tidak tahu apa-apa soal praktik Multi Level Marketing (MLM) calon haji (calhaj) yang dilakukan sebagian masyarakat Kota Gerbang Salam. Padahal praktik ini kerap kali terjadi di masyarakat bawah.

Seperti yang diutarakan Taufiqur-rahman warga Desa Galis, Kecamatan Galis, Pamekasan. Dia mengaku, pernah diajak salah seorang rekannya untuk bergabung dalam praktik MLM calhaj tersebut Keuntungannya, ketika dapat merekrut 10 calhaj, maka dia beroleh kesempatanan menunaikan ibadah haji secara gratis.

“Saya kemarin pernah ditawari pe-kerjaan seperti itu (MLM calhaj, red). Katanya, ketika saya mendapatkan 10 orang calon haji, maka saya gratis berangkat (haji) ke Makkah.

KM/TABRI S MUNIR

MASUK KORAN, BOK: Masyarakat Madura di Banjarmasin, berebutan rebutan foto bareng dengan penggawa Laskar Sape Kerap, saat anak-anak asuh Daniel Roekito itu tiba di Bandara Sjamsudin Noor.

Bersambung ke Hal 6

Bersambung ke Hal 6

Bersambung ke Hal 6

Bersambung ke Hal 6

Anggaran Pelantikan Berlebihan

SAMPANG-Anggaran pelantikan Bupati-Wakil Bupati Sampang periode 2013-2018, sebesar Rp 300 juta, dinilai terlalu besar. Pasalnya, acara pelanti-kan hanya bersifat seremonial belaka.

Idealnya, biaya pelantikan Bupati ter-pilih senilai Rp 200 juta. Itu pun sudah tergolong sangat cukup untuk mem-biayai segala keperluan dalam acara seremonial berupa pelantikan Bupati.

“Anggaran yang ditetapkan untuk biaya pelantikan sangat besar. Pa-dahal, ini acaranya hanya bersifat seremonial,” terang Direktur MDW, Tamsul, saat dikonfirmasi wartawan Kabar Madura kemarin (17/2).

Dia menjelaskan, biaya pelantikan bupati terpilih yang mencapai Rp 300 juta dinilai suatu pemborosan terhadap anggaran.

Bersambung ke Hal 6

Bersambung ke Hal 6

Page 2: Kabar Madura

Email Redaksi: [email protected]

SENIN 18 Februari 20132

Bakal Tebang Jati di Lahan Konfl ik

MODUNG-Sejumlah kawasan hutan milik negara yang dikelola Perhutani diklaim warga. Dari 1978 hektare lahan di 6 kecamatan di Kabupaten Bangkalan, sekitar kurang lebih 120 hektare di ka-wasan Modung diklaim warga.

Diantara lahan tersebut, terdapat 58 hektare hutan jati yang rencananya akan ditebang tak lama lagi. Menyikapi hal ini, pihak Resort Pemangku Hutan (RPH) akan melakukan koordinasi dengan selu-ruh aparat terkait, baik dari Polres, Polsek, dan Koramil setempat.

Sebelumnya, dalam sebuah forum ber-sama DPRD, AKBP Endar Priantoro, Ka-polres Bangkalan mengatakan, pihaknya

telah mendalami kasus ini. Menurutnya, kasus sengketa tanah yang melibatkan sejumlah warga dan Perhutani itu ber-peluang menimbulkan konflik komunal.

“Jadi sengketa tanah di Patengteng, Kecamatan Modung ini sangat berpo-tensi menimbulkan konflik komunal, karenanya kami harap turut dilibatkan dalam pembahasan dan koordinasi terkait masalah ini,” terang Endar. Menurut En-dar pihaknya telah mencoba memediasi kedua belah pihak namun terjadi kebun-tuan karena kedua belah pihak merasa saling memiliki tanah dengan bukti surat kepemilikan masing-masing.

Sementara itu, Masrur,SE, Kepala Re-sort Pemangku Hutan (KRPH) Blega, saat dihubungi Kabar Madura melalui selularnya, mengaku akan melakukan penebangan di lahan hutan jati yang men-

jadi sengketa. Karenanya pihak KRPH sudah melayangkan surat guna meminta bantuan terkait pengamanan.

“Kemungkinan Maret akan kami tebang mas. Untuk itu kami sudah minta bantuan kepada pihak Polres, Polsek, dan Koramil terkait pengamanan. Kami sampaikan juga surat perintah penebangan dari atasan kami. Berdasarkan berkas yuridis formal yang kami pegang, kami masih meyakini atas kepemi-likan serta hak terhadap tanaman yang ada diatas tanah tersebut,” ungkapnya.

Menurutnya pihak KRPH tidak akan memulai proses hukum atas sengketa tersebut sebelum warga yang terlebih dahulu mengajukan sengketa perdata. Ini dikarenakan pihaknya memiliki secara lengkap bukti kepemilikan tanah oleh negara yang pengelolaannya diserahkan kepada pihak Perhutani. (jos/h4d)

KM/IST

SENGKETA: Lahan jati seluas 58 hektar yang diklaim warga. Dua bulan lagi pihak Perhutani berencana menebang kayu di hutan tersebut.

Perhutani Minta Dukungan Aparat

KOTA-Pusat perbelanjaan seringkali membuat kemacetan arus lalu lintas di sekitarnya. Apalagi jika lahan parkir di tempat tersebut terbilang minim. Hal ini pula yang terjadi di jalanan depan Indah Swalayan, Bangkalan. Kemacetan di lokasi tersebut, sebelumnya sempat diperbincangkan sejumlah instansi terkait.

Hanya saja hingga Minggu (17/2), kemacetan di salah satu lokasi paling ramai di Bangkalan itu masih juga belum dapat teratasi. Sebelumnya, baik pihak Dishub dan Satlantas Polres Bangka-lan, menyampaikan di hadapan pimpinan DPRD Bangkalan, bahwa akan membahas masalah ini di forum lalu lintas antar lembaga terkait.

Sebelumnya, dari pihak kepolisian, AKP Yusis Budi, Kasatlantas Polresta Bangkalan men-gatakan bahwa pihak swalayan yang ada di kawasan tersebut dianggap tidak menyediakan lahan parkir yang layak dan sesuai kebutuhan konsumen, akibatnya sejumlah juru parkir me-milih menggunakan bahu jalan sebagai lahan parkirnya.

“Jadi kedua swalayan itu kan ramai, tapi ma-salahnya lahan parkir yang disediakan tidak mencukupi, terlebih Matahari swalayan yang bahkan tidak memiliki lahan parkir sehingga memanfaatkan bahu jalan,” terang yusis.

“Terlebih ketika harus bongkar muat, truk berukuran besar sering berputar arah disitu seenaknya,” ungkapnya. Menurut Yusis, kondisi sekitar lokasi tersebut tidak memenuhi syarat analisa mengenai dampak lingkungan lalu lintas (AMDAL LALIN).

Pada kesempatan yang sama, Abdul Hamed, Kepala Dinas Hubkominfo mengaku telah me-manggil kedua pengusaha dari swalayan terse-but. Pihaknya mengklaim telah menghimbau agar keduanya melakukan bongkar muat barang di luar jam ramai.

“Jadi kami sudah himbau kedua pengusahanya

agar tidak melaksanakan bongkar muat pada jam-jam ramai,” jelas Hamed. Seakan menghadapi masalah yang pelik, selanjutnya Hamed meminta untuk melibatkan konsultan Amdal Lalin guna menganalisa kawasan tersebut agar ditemukan solusi terbaik. Kendati kedua lembaga tersebut dia-tas telah berjanji membahas masalah ini bersama, akan tetapi, berdasarkan pantauan Kabar Madura selama sepekan terakhir, kepadatan lalu lintas yang diakibatan oleh banyaknya kendaraan besar yang melakukan bongkar muat serta parkir kendaraan yang memakan bahu jalan, masih seringkali ter-jadi. (jos/h4d)

KM/AGUS JOSIANDI

MACET: Kepadatan arus lalu lintas yang diakibatkan minimnya lahan parkir di sekitar Indah Swalayan masih juga belum teratasi, Minggu (17/2).

Dua Swalayan Bikin Arus Lalu Lintas Macet

KOTA-Kinerja Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Bangkalan mendapat kritik dari kalan-gan DPRD. Hal ini menyusul hanya 60 warga yang berhasil terekam e-KTP. Menurut pihak legislatif, sosialisasi dalam rekam e-KTP yang dilakukan Dispendukcapil masih kurang inovasi.

Namun demikian, pihak Dispendukcapil mengklaim telah berupaya secara opti-mal untuk itu, pihaknya mengaku telah berkoordinasi dengan para camat yang ada di Bangkalan. Selain itu, tingginya penduduk yang bermigrasi juga diang-gap sebagai penyebab masalah minimnya pencapaian rekam data KTP elektronik.

Mohammad Syafii, Kepala Dispen-dukcapil Kabupaten Bangkalan, men-gaku telah berupaya semaksimal mungkin dalam melakukan sosialisasi terkait rekam data e-KTP ini. Pihaknya mengklaim telah berkoordinasi dengan para camat yang ada untuk kemudian ditindaklanjuti kepada jajaran pemer-intahan desa dan seterusnya.

“Kami sudah berkoordinasi dengan para camat, kami minta agar informasi tersebut ditindaklanjuti hingga ke RT/RW, hanya saja minat dan kesadaran masyarakat cukup rendah, termasuk pula tingginya warga Bangkalan yang bekerja di luar pulau dan luar negeri hingga tidak pulang bertahun-tahun, tentu menjadi penyebab pula,” papar Syafii.

Berdasarkan data yang ada di Dispen-dukcapil, dari target perekaman e-KTP

yang mencapai jumlah 822.635, hanya 495.569 yang berhasil terealisasi.

Terkait permasalahan ini, Siti Fathonah, Sekretaris Komisi A DPRD Bangkalan menilai langkah sosialisasi pihak Dispen-duk terlalu monoton dan tidak Inovatif. “Seharusnya ada evaluasi dari pihak Dispenduk, jika apa yang telah dilakukan ternyata tidak berhasil secara maksimal. Pihak Dispenduk seharusnya dapat lebih berupaya membuat masyarakat sadar bahwa e-KTP itu penting,” tegurnya. “Seharusnya Dispenduk mengambil langkah jemput bola jika memang kon-

disi masyarakat seperti ini.”Sementara itu, berdasarkan data BPS Bang-

kalan berdasarkan Sensus 2010 hasil sensus mencatat bahwa proyeksi penduduk Bang-kalan 2010 berjumlah 906.761 penduduk. Sedangkan untuk 2011 adalah 911.863 penduduk, dan untuk tahun 2012 berjumlah 927.433 penduduk. Sedangkan berdasarkan pernyataan pihak Dispendukcapil, untuk DP4 (Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu) Kabupaten Bangkalan, yang daft-arnya sama dengan penduduk yang berhak memiliki KTP jumlahnya akan ditetapkan senilai 767.179. (jos/h4d)

KM/IST

KURANG INOVASI: Dispendukcapil mendapat kritik dari kalangan DPRD karena hanya mampu merekam data e-KTP 60 persen warga di Bangkalan.

DPRD: Sosialisasi e-KTP Monoton

Page 3: Kabar Madura

KOTA–Para pelaku keru-suhan Sampang tahun lalu, kini satu per satu telah mendapat hukuman dari pengadilan. Salah satunya adalah pelaku pembakaran dan pengrusakan dalam kerusuhan ini yang sudah menjalani proses peradi-lan di pengadilan negeri (PN) Surabaya. Saripin alias Salikin dan Saniwan alias Muhriyah yang sudah menerima vonis selama delapan bulan, keduanya merupakan pelaku keru-suhan yang terjadi di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben tahun lalu.

Pelaku kerusuhan Sam-pang yang dikenal ma-syarakat dengan sebutan kerusuhan Sampang jilid 1 dan kerusuhan Sam-pang jilid 2 hingga saat ini sedang menjalani proses peradilan. Dimana semua pelaku yang masih berada dalam satu daerah tersebut didakwa sesuai dengan perbuatan yang dilaku-kannya. Hingga saat ini, sedikitnya tiga dari pelaku kerusuhan sampang ini sudah menerima vonis hakim.

Salah satu Jaksa Penun-tut Umum (JPU) dalam kasus yang menjerat Sar-

ipin dan Saniwan, Bagus Wicaksono mengatakan pihaknya dalam hal ini hanya mendapatkan tugas dakwaan dan tuntutan ter-hadap pelaku kerusuhan tersebut. Namun, tidak ber-laku untuk semua pelaku. “Yang masuk dalam regis-ter di Kejari Sampang han-ya dua orang, yakni Saripin dan Saniwan aja,” ujarnya melalui sambungan tele-pon, Minggu (17/2).

Dijelaskan, selain dua pelaku ini pelaku lainnya bukan masuk dalam reg-ister kejaksaan ini. Seperti pelaku dalam kerusuhan sampang jilid 2 Rois Al hukama, Muksin, Matsafi maupun Hadiri yang ma-suk dalam register Suraba-

ya. “Yang lain masuk dalam register Surabaya sehingga dakwaan dan tuntutan nantinya disiapkan dari Kejaksaan di Surabaya,” ungkap jaksa pindahan dari batu malang ini.

Seperti terhadap perkara Muksin yang telah divonis hakim 10 bulan penjara pekan lalu, pihaknya han-ya sekedar sebagai jaksa pendamping saja. Sebab, pelaku tersebut tidak ma-suk dalam register di Ke-jari Sampang. Jaksa yang menuntut dalam perkara ini berasal dari kejaksaan di Surabaya.

Sebagaimana diketahui, Muksin alias Mamat di-vonis 10 bulan penjara karena dinyatakan terbukti bersalah telah melang-gar Pasal 187 ayat (10) KUHP tentang mempu-nyai, menyembunyikan dan menyediakan bahan berbahaya seperti bensin diduga untuk digunakan membakar rumah Tajul Muluk saat kerusuhan pecah pada 2012 lalu. Ter-dakwa merupakan pelaku pada kerusuhan sampang jilid 1 bersama Saripin yang terlebih dahulu me-nerima vonis 8 bulan pen-jara. (sya/h4d)

3SENIN 18 Februari 2013

Email Redaksi: [email protected]

PERTAN IAN

Yang masuk dalam register di Kejari

Sampang hanya dua orang, yakni Saripin dan Saniwan aja,”

BAGUS WICAKSONO

Jaksa Penuntut Umum

Kalaupun ada kreatornya lebih

banyak lebih memilih mengadu nasib ke

luar Madura,”

KHUSNULBagian Neraca dan Analisa BPS (Badan

Pusat Statistik)

JELANG PANEN: Sejumlah petani menggarap lahan sawah.

Petani Khawatir HamaKOTA-Memasuki masa musim panen,

para petani di wilayah Kecamatan Sam-pang, khususnya di Desa Kemoning men-gaku khawatir akan serangan berbagai jenis organisme pengganggu tanaman (OPT) seperti wereng, keong mas, dan tikus. Alasannya, lahan tempat bercocok tanam mereka dinilai terlalu lembab aki-bat tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir.

”Kalau keadaan hujan yang tak menentu ini terus-menerus, selalu saja diikuti den-gan datangnya hama seperti awal tahun lalu. Namun mungkin saja sekarang lebih mendingan karena hujannya lebih banyak dan sering,” kata Budi, petani dari desa setempat, Minggu (17/2).

Dikatakan, hama yang masih menjadi kekhawatiran adalah keong mas dan tikus. Dimana keduanya masih menjadi momok utama dalam beberapa musim tanam terakhir. Dua jenis hama itu pal-ing sulit diberantas karena perkembang-biakannya cepat. “Keong dan tikus mas yang masih menjadi perhatian petani disini,” ungkap bapak dengan 1 anak ini.

Hal sama disampaikan Safiih. Pria yang kesehariannya sebagai petani ini menjelaskan hama yang masih sering mengganggu padi petani saat ini sudah mulai berkurang. Hal ini dikarenakan para petani sudah bersiap-siap dengan memberantas hama tersebut sejak musim tanam lalu. “ Untuk jumlahnya sudah mu-lai berkurang sekarang mas,” ungkapnya, kemarin.

Sementara itu, petugas pengamat hama yang berada ditingkat desa mengatakan, dengan curah hujan yang tinggi saat ini, sedapat mungkin petani harus membuat kering lahan pertanian sebelum memulai masa tanam. Sehingga ini diharapkan akan mengurangi jumlah populasi hama tikus maupun binatang lain. (sya/h4d)

KM/IST Pemerintah Perketat Daerah Penerima Award

KOTA –Tahun lalu, Ka-bupaten Sampang sukses meraih Piala Adipura untuk kategori kota kecil. Hanya saja, prestasi tersebut ke-mungkinan sulit dipertahank-an. Satu alasannya, karena syarat meraih perhargaan bidang lingkungan hidup itu makin ketat. Salah satunya terkait sekolah yang sudah memiliki sertifikat Adiwiyata.

Pemerintah pusat mensyarat-kan sebuah kota/kabupaten harus mempunyai lima sekolah dengan sertifikat Adiwiyata untuk bisa mengikuti seleksi Piala Adipura. Sayangnya, Sampang sejauh ini hanya mempunyai satu sekolah yang memiliki Adiwiyata, yakni SMA 1 Torjun.

Seperti diungkapkan Abi

Kusno dari Dinas Pendidikan Sampang, untuk bisa mengiku-ti seleksi Adipura paling tidak dalam satu kabupaten harus mempunyai 5 buah sertifkat. ”Kalau sekarang lebih berat lagi, di kabupaten yang tidak punya minimal 5 sertifikat adiwiyata tidak bisa mengikuti seleksi adipura,” ujarnya.

Kepada Kabar Madura (17/2), Kabid Kurilulum Disdik Sam-pang tersebut menjelaskan, ini adalah dampak dari ‘titipan’ kurikulum lingkungan hidup oleh Kementrian Lingkungan Hidup dimana ada pelajaran khusus tentang lingkungan hidup yang harus dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah.

Dengan jam belajar yang bertambah dalam hasil rem-buk nasional beberapa waktu lalu, hal ini di perkirakan juga akan sangat memberatkan be-ban siswa. Dalam kurikulum baru 2013 yang rencananya mulai diterapkan Juli men-datang, salah satunya adalah

pertambahan jam belajar tiap minggunya. Untuk tingkatan SMA yang sebelumnya 38 jam

menjadi 40 jam perminggu sedangkan tingkat SMP dari 32 jam perminggu menjadi 38

jam dan SD dari 32 menjadi 36 jam perminggu.

Menurut Abi, pemerintah terkesan memaksa meskipun tujuannya sangat bagus den-gan mendorong sekolah untuk menerapkan Adiwiyata. “Ini kan sepertinya kita di paksa, ya meskipun tujuannya bagus,” ujar mantan guru yang meng-abdi sejak tahun 1978 itu.

Terkait Adipura, hingga kini pihak Dinas Pendidikan masih berusaha keras memenuhi kri-teria yang ditetapkan pemer-intah. Antara lain, dengan mencoba untuk menambah jumlah sekolah yang mempu-nyai sertifikat Adiwiyata.

Saat ini pihak Disdik Sampang sedang mengirimkan 13 profil sekolah untuk di seleksi dengan maksud untuk mendapat serti-fikat Adiwiyata. “Kita sedang menyiapkan 13 sekolah, ya harapannya bisa dapat serti-fikat Adiwiyata tapi sekarang profilnya masih belum selesai,” katanya (waw/h4d)

KM/IST

KENANGAN: Bupati Sampang, Noer Tjahja (kanan) menunjukkan Piala Adipura yang berhasil direbut tahun lalu. Tahun ini, Sampang masih berusaha keras mempertahankannya.

Terganjal Adiwiyata, Adipura Terancam Pupus

KOTA–Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Sampang beru-saha meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Terbaru, adalah pembena-han manajemen informasi yang akan memakai sistem satu pintu. Penerapan sistem ini dimaksudkan untuk me-nyelaraskan informasi yang diterima masyarakat. Terlebih terhadap kaum jurnalis sebagai pencari informasi.

Kepala Bagian (Kabag) Humas RSUD Sampang, Dr Yuliono menjelaskan, sistem satu pintu itu dilaksanakan atas dasar kebijakan pimpinan rumah sakit. Dimana segenap nara sumber di rumah sakit ini menginginkan informasi yang keluar ke masyarakat seragam, agar tidak terjadi kesimpangsiuran yang bisa membuat bingung masyarakat.

“Kebijakan ini diambil untuk meng-hindari kesimpangsiuran sehingga akan menimbulkan salah tafsir. Jadi apapun itu informasi yang keluar harus satu pintu melalui bagian Humas,” ujarnya, Minggu (17/2).

Penjelasan tentang informasi satu pintu itu, sekaligus untuk menanggapi berbagai sorotan dari masyarakat termasuk dari wartawan yang menganggap sebagian besar pejabat dinilai ada yang tertutup dan mengabaikan sikap transparansi sep-erti yang diatur dalam Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP).

Namun, yang pasti sejauh ini pihaknya selalu memberikan informasi sesuai dengan apa yang diinginkan masyara-kat, terlebih kalangan wartawan yang mencari berita seputar rumah sakit ini.

Pihaknya tidak pernah tertutup mengenai informasi apalagi itu infor-masi mengenai kemajuan dan seputar kejadian yang berhubungan dengan kesehatan dan rumah sakit.

“Kalau dirumah sakit, jangan pernah meminta informasi kepada petugas rumah sakit selain saya dan direktur,” ujar Yuliono.

Ia memastikan jawaban yang keluar dari petugas rumah sakit selain humas dan direktur akan keliru. Seperti pada pemberitaan yang menyebutkan air minim di RSUD dari narasumber petu-gas ponten, maka dikatakan dapat menyalahi aturan di rumah sakit ini. “Kalau tidak dapat bertemu langsung, lewat telepon. Telepon saya ada dua dan telepon direktur ada tiga,” ungkapnya.

Sehingga dengan ini pihaknya tetap menegaskan pemberi informasi di salah satu rumah sakit di kabupaten ini tetap berada di tangan dua orang. Yakni hu-mas RSUD dan pimpinan rumah sakit umum ini. Sehingga pihaknya hanya ingin memberikan kepastian informasi dan tidak simpang siur dari berbagai nara sumber. (sya/h4d)

KM/IST

SISTEM BARU: Pihak RSUD Sampang kini mulai menerapkan sistem infomasi satu pintu untuk mencegah kesimpangsiuran informasi yang diterima masyarakat.

Cegah Simpang Siur Informasi, Terapkan ‘Satu Pintu’

KOTA–Angka IPM (Indeks Pem-bangunan Manusia) di Kabupaten Sampang terbilang rendah, yaitu 63,49. Ini membuat Sampang kemu-dian masuk dalam kategori daerah tertinggal yang masih memerlukan pembangunan SDM (Sumber Daya Manusia). Hal itu bisa ditempuh dengan berbagai cara, selain urban-isasi yang seringkali dilakukan.

Sejauh ini, masyarakat Sampang diketahui lebih suka merantau atau pergi ke daerah lain untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Kebiasaan ini lebih banyak menjadi alternatif dibanding bertahan atau mencapai pekerjaan di daerah sendiri.

K h u s n u l , B a g i a n Neraca dan Analisa BPS (Badan Pusat Statistik) Sampang menyebutkan, seharusnya dengan kon-disi geografis yang tidak mendukung untuk sek-tor pertanian, masyara-kat perlu merubahnya dengan lebih kreatif.

“Perlu ada kreativitas selain hanya bertani. Karena sektor perta-nian di Sampang masih cukup lemah dibandingkan dengan di Jawa,” ujarnya kepada Kabar Madura, Minggu (17/2).

Khusnul melanjutkan, yang perlu dikembangkan pemerintah daerah untuk menekan angka urbanisasi yang cukup tinggi adalah den-gan cara membuka dan memberi banyak kesempatan warga untuk membuka usaha pada sektor jasa dan perdagangan.

“Sekarang yang namanya laun-dry saja baru muncul di Sampang, padahal di daerah lain sudah ber-tahun tahun lalu,”kata pria asal sumenep itu.

Sebelumya, usaha seperti laundry di Sampang dianggap sebagai usaha sia-sia karena tidak ada konsumen-nya. seperti halnya dengan hasil kerajinan tangan atau ukiran kayu, khusus di Sampang peminatnya sangat minim bahkan pembuatnya pun juga minim. “Kalaupun ada kre-atornya lebih banyak lebih memilih mengadu nasib ke luar Madura,”

imbuh Khusnul.Hal ini diperparah den-

gan peranan pemkab yang kurang begitu maksimal. Terutama sekali untuk memacu pertumbuhan usaha-usaha kecil yang bisa tumbuh di masyarakat. Sejauh ini, pemkab ma-sih disibukkan dengan investasi pada industri-industri besar.

“Kalaupun membuka investasi harus merim-bas kepada masyarakat kecil seperti pembukaan

Poltera (Politeknik Negeri Madura) , saat itu dibuka akan menarik minat masyarakat kecil untuk membuka wa-rung” tandasnya.

Khusnul mengatakan berdasarkan data yang di keluarkan BPS pusat, rata-rata pengeluaran perkapita ma-syarakat sampang terhitung tinggi, artinya masyarakat lebih banyak konsumsinya daripada daerah lainya di Madura. (waw/h4d)

Tekan Urbanisasi, Butuh KreativitasDua Pelaku Ditangani Pihak Kejari Sampang

Page 4: Kabar Madura

SENIN 18 Februari 20134

Email Redaksi: [email protected]

BCP

Anggaran Tahap II untuk PerlengkapanTerkait Pengoperasian RSUD Waru

W A R U - P e m b a n g u n a n Rumah Sakit Umum Dae-rah (RSUD) Waru belum sepenuhnya selesai. Ang-garan Rp 8 miliar yang ren-cananya dipergunakan un-tuk pembangunan tahap kedua hingga kini masih belum cair.

Anggaran tersebut dik-abarkan telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pamekasan dan akan dicanangkan untuk pembelian perlengkapan lain yang belum tersedia dan menjadi penunjang opera-sional RSUD Waru.

”Untuk anggaran 2013 sudah disepakati sebesar Rp 8 miliar dan dipergunakan untuk pembangunan selan-jutnya yang meliputi bangu-

nan rawat inap setinggi dua lantai,” terang Kepala Di-nas Kesehatan Pamekasan, Ismail Bey, kepada Kabar Madura, Minggu (17/2).

Anggaran tersebut juga dialokasikan untuk pemban-gunan bagian sisi belakang rumah sait yang masih be-lum siap. Antara lain ka-mar mayat, dapur, laundry, musala, dan gudang tem-pat penyimpanan barang-barang.

”Termasuk di dalamnya untuk pemasangan pagar rumah sakit yang hingga saat ini masih belum ada mengingat kebutuhan pagar tersebut sangat mendesak dan penting sekali kegu-naannya. Sementara untuk peralatan lain yang juga dibutuhkan di antaranya: lemari, meja, dan keperluan administrasi,” imbuhnya.

Salah satu objek vital yang masih belum dibangun adalah ruang operasi. Dinkes

masih akan mengajukan anggaran ke pusat melalui Kementerian Daerah Ter-tinggal. ”Proposalnya sudah kami persiapkan dan tinggal ditindaklanjuti pengajuan-nya ke pusat sebagai lang-kah selanjutnya,” katanya.

Sementara DPRD Pame-kasan melalui Ketua Komisi A, M. Suli Faris, mengatakan jika DPRD sepenuhnya me-masrahkan perihal tersebut kepada Dinkes sebagai pi-hak yang lebih mengerti dan mumpuni berkaitan dengan urusan rumah sakit.

”DPRD secara kelem-bagaan memiliki hak un-tuk mengajukan rancangan RSUD tersebut karena ini adalah persoalan rumah sakit. Akan tetapi pihak kami tidak begitu paham terhadap istilah medis serta terkait sarana dan prasarana yang dibutuhkan sehingga lebih percaya kepada Dinkes,” kata Suli. (ong/rr)

KM/DOK

TUNGGU PENCAIRAN: Pembangunan RSUD Waru untuk sementara masih terhambat belum cairnya anggaran tahap kedua sebesar Rp 8 miliar yang akan dipergunakan untuk pembelian perlengkapan penunjang rumah sakit.

Tidak Sentuh Seluruh Korban

KOTA-Banyaknya bencana yang me-landa Pamekasan awal tahun 2013 men-gakibatkan persediaan Beras Cadangan Pemerintah (BCP) sebanyak 30 ton menipis. Dari jumlah tersebut, lebih dari setengahnya sudah terpakai untuk ban-tuan kepada korban bencana alam.

Meski demikian, sekitar 15 ton BCP yang terdistribusi tersebut tidak menyentuh se-luruh korban yang membutuhkan bantuan tersebut. Berbagai alasan dikemukakan oleh pihak Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) selaku pengelola BCP.

Kepala Seksi Bantuan Sosial Dinsos-nakertrans Pamekaan, M. Munir, me-nuturkan bahwa untuk tahun 2013 total jatah BCP di Pamekasan sebanyak 100 ton. Namun jumlah tersebut baru diambil sebanyak 30 persennya saja atau 30 ton karena disesuaikan dengan kebutuhan yang ada.

”Pengambilan BCP dilakukan secara bertahap. Artinya disesuaikan dengan kebutuhan dan ketika kebutuhan BCP kurang, kami akan mengambil lagi ke Bu-log,” tutur Munir kepada Kabar Madura, Minggu (17/2).

Ia mengakui ada beberapa daerah yang hinggi kini belum terdistribusi BCP. Ada beberapa kendala sehingga keberadaan beras sejumlah 30 ton tersebut dipastikan terus terkuras sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

”Di Kecamatan Pegantenan, puluhan rumah belum terdistribusi BCP. Itu lain lagi dengan bencana yang menimpa masyarakat, Jumat (15/2) kemarin lusa. Kami akan segera mendistribusikannya,” janji Munir.

Wakil Ketua DPRD Pamekasan, Khairul Kalam, mengatakan bahwa BCP tersebut diambil sesuai dengan laporan dan ke-butuhan masyarakat sehingga Pemkab Pamekasan harus pintar-pintar mengatur agar tidak kewalahan di kemudian hari.

”Pengambilan BCP disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di bawah. Jatah 100 ton BCP tidak bisa diambil secara keseluruhan karena sesuai mekanisme harus seperti itu,” tegasnya. (jck/rr)

Tanaman Tomat Mulai Terserang PenyakitLARANGAN-Musim penghujan dan

intensitas hujan sudah mulai mening-kat membuat areal pertanian tomat di daerah Dusun Sekaca, Desa Panaguan, Kecamatan Larangan mulai terserang penyakit. Serangan penyakit tersebut diduga berasal dari jamur atau bakteri yang menyebabkan daun tomat men-gering dari bagian paling bawah pohon, dan lama kelamaan menjalar ke atas di setiap pohon tomat.

Penyebabnya, kemungkinan karena tidak teraturnya pasokan air. Tanaman tomat, biasanya harus disiram dan diairi air satu kali seminggu baik pada musim penghujan dan kemarau, tapi di musim penghujan ini lahan pertanian tomat kelebihan pasokan air, sehingga jamur atau bakteri mudah menyerang.

Sumbahwi, salah seorang petani tomat mengatakan, pada musim penghujan ini tanaman tomat miliknya seluas 0,5 hektare, daunnya mulai mengering. Pa-dahal biasanya, masih hijau jika dalam keadaan normal, dan masih berbuah satu kali. ”Biasanya jika normal daun-nya tidak cepat kering,” ujarnya.

Lebih jelas, dia memaparkan,”hal tersebut disebabkan air yang tidak tera-tur yang biasanya hanya disiram dan diairi satu kali dalam seminggu, tapi ini kan musim hujan yang hujannya sudah mulai meningkat intesitasnya sehingga beluran sering tergenang air, sehingga harus disemprot setiap minggu sekali

jika tidak ingin menjalar ke daun di atasnya dan tidak cepat,” tambahnya.

“Di samping itu juga jika musim hujan seperti sekarang buahnya kecil tidak sep-erti pada musim kemarau karena waktu hujan daun tomat terpukul air hujan,

dan untuk merang sang buahnya supaya lebih besar harus disemprot pakai obat perangsang sehingga biaya perawatan-nya lebih tinggi 50 persen dibanding pada musim kemarau,” terangnya.

“Jika musim kemarau biaya perawata

hanya Rp 500 ribu-600 ribu sedangkan sekarang bisa mencapai Rp 1 juta, dan produksi buah tomat jika musim hujan menurun 50 persen dibanding musim kemarau yang biasanya mencapai 10 ton ,” imbuh Sumbahwi.

Terpisah, Pengamat hama Penyakit tanaman (PHP) Dinas pertanian Pa-mekasan, Muh Fauzi menjelaskan, biasanya daun tomat kering itu meny-erang pertanian tomat yang tidak pakai mulsa plastik di tanah tempat ditanam-nya pohon tomat seperti di Kecamatan Galis beberapa waktu lalu, katanya.

“Hal tersebut bisa disebabkan jamur atau bakteri yang biasa menyerang jika tanaman tomat terlalu banyak pasokan air seperti musim hujan sekarang, Jika itu jamur bisa blast daun bisa hama daun, jika disebabkan bakteri seperti daunnya layu sampai mati bisa karena bakteri glosarium, dan jika penanga-nannya tidak tepat bisa kering semua daunnya, bahkan bisa hitam,” jelasnya.

“Untuk penanganan daun kering tomat yang baru berbuah satu kali dan kuncupnya masih hijau, harus ditangani secara tepat dengan disemprot fungi-sida dan beluran diantara tempat yang ditanami tomat itu harus dijaga dari genangan air sehingga asupan airnya terjaga artinya biar tidak kelebihan asupan air,” pugkasnya melalui tele-pon selulernya kepada Kabar Madura, Minggu kemarin (17/2). (KM 12/yoe)

KM/ANWAR NURIS

KARENA JAMUR: Sumbahwi, Menunjukkan Daun Tomat Yang Mengering akibat Serangan Penyakit di arel Pertaniaannya di Dusun Sekaca, Desa Panaguan, Kecamatan Larangan, Minggu kemarin (17/2).

Pengelolaan Sampah Tanpa PerdaKOTA-Pengelolaan sampah di

Pamekasan rupanya masih di-lakukan secara tradisional, yakni dengan membuang aneka jenis sampah tersebut kepada tempat pembuangan akhir (TPA) tanpa bisa diambil manfaatnya secara maksimal.

Sejauh ini Kota Gerbang Salam ini belum memiliki Peraturan Daerah (Perda) pengelolaan sampah sebab dianggap tidak begitu penting. Padahal jika itu dilakukan, maka jelas akan memberikan omset kepada dae-rah dan tentunya tidak terlalu mengotori lingkungan.

Ketua Komisi B DPRD Pame-kasan Husnan Ahmadi men-gatakan, pembuatan Perda Sam-pah masih belum dilakukan se-bab dinilai tidak begitu penting, lagi pula harus menelan biaya yang cukup besar.

“Perda pengolahan sampah itu kan dilihat urgen atau tidak tida-knya, sejauh ini masih dibuang kepada lahan yang tersedia, karena hal itu juga menyangkut kisaran dana yang harus dikelu-arkan,” ujarnya, Minggu (17/2).

Sebenarnya kata Husnan, kes-adaran lingkungan dalam upaya mengolah sampah penting di-lakukan, tidak harus adanya per-da tentang pengolahan sampah yang dibuat oleh Pemerintah Ka-bupaten (Pemkab) Pamekasan.

“Misalnya masyarakat mengo-lah atau memisahkan sendiri an-tara sampah basah dan sampah

kering itu penting dilakukan,” katanya.

Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini tidak mengelak jika di daerah lain sudah ada ten-tang perda pengolahan sampah tersebut. Namun yang menjadi salah salah satu kendala, imbuh Husnan, yaitu adanya biaya yang harus dikeluarkan.

“Memang ada di daerah lain tentang bank sampah itu, artinya masyarakat menyetor kepada bank sampah dan dihargai ses-uai kuantitas dan kualitas sam-pah yang dibawa, namun kita

masih berpikir antara pendapa-tan dari pengolahan sampah itu,” tandasnya.

Diakuinya, nilai ekonomi dari pengolahan sampah itu masih menjadi salah satu pertimban-gan. Apalagi saat ini keberadaan sampah yang dibuang itu masih dapat dimanfaatkan orang lain.

“Ya, untuk sementara biar sam-pah itu menjadi lahan mereka (pemulung, red), tetapi kalau dari segi kesadaran lingkungan, memang sudah saatnya berpikir ke arah itu (pengolahan sampah, red),” pungkasnya. (jck/h4d)

KM/MARZUKIY

BERSERAKAN: Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang terletak di Desa Angsanah, Kecamatan Palengaan, Pamekasan yang belum dikelola secara serius.

KM/ FATOR RAHMAN

INDAH: Alat pagan dari bambu dan perahu nelayan yang biasanya memadati pantai Talang Siring, kini tak terlihat lagi.

Talang Siring Lebih BersihLARANGAN-Perbaikan

Pantai Talang Siring, yang dimulai sejak tahun 2012 lalu, hingga kini masih terus berjalan. . Karenanya, masih terlihat materi bangunan yang masih menumpuk, di sekitar pantai.

Tapi ada yang berbeda di sekitar pantai Talang Siring yang masuk wilayah Desa Montok, Kecamatan Laran-gan. Bangunan pagan dari bambu yang biasanya ber-deretan di sisi pantai, kini, sudah tidak terlihat lagi. Pa-gan tersebut banyak berdiri di sebelah timur pantai.

Begitu pula dengan perahu milik para nelayan sekitar yang biasanya mangkrak di muka pantai, juga sudah tidak terlihat lagi. Perahu-

perahu tersebut sudah jauh dari muka pantai dan berada jauh disebelah timur pantai.

“Mungkin karena dilarang atau bagaimana mas, sehing-ga pagan yang dulunya ada di sekitar pantai dan perahu yang mangkarak di bibir pantai sudah tidak ada lagi,” ujar salah satu pengunjung pantai, Eko Supriyadi, warga Polagan, kepada Kabar Mad-ura, Minggu (17/2) kemarin.

Suasana pantai jadi lebih indah terlihat, lanjut Eko Su-priyadi, karena pemandangan pantai bisa dinikmati dan ter-lihat jelas hamparan laut yang membentang. “Kalau dulu kan, sejauh mata memandang, hanya bisa melihat pagan dan perahu yang memenuhi sisi pantai,” ujarnya. (ong/yoe)

WASPADA BANJIRSering meluapnya aliran air sungai

Kali Semajid dan Kali Jombang ketika hujan turun membuat warga yang ting-gal di sekitar bantaran sungai di sepan-jang Jalan Gurem, Trunojoyo, Gladak

Anyar, dan Parteker di Kecamatan Kota menjadi resah. Kawasan tersebut

menjadi langganan banjir meski luapan air hanya baru sebatas mata kaki orang

dewasa saja. (ong/rr)

KM/FATHOR RAHMAN

Page 5: Kabar Madura

518 Februari 2013SENIN

Email Redaksi: [email protected]

P E N Y A K I T S O S I A L

Rumah Sakit Rujukan KepulauanRencana Pendirian RS Pratama KOTA–Kepulauan Kangenan

Kecamatan Arjasa sudah selay-aknya memiliki Rumah Sakit Pratama atau rumah sakit tanpa kelas. Tapi sayang, meski ke-beradaan penduduk cukup ban-yak dan menjadi rukukan dari pulau-pulau lain di Sumenep, hingga kini di wilayah tersebut masih belum memiliki Puskesmas benar-benar memadai.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Sumenep, dr. Anugerah Rizka Rahadi mengatakan, sudah saat-nya Puskesmas Arjasa naik kelas menjadi rumah sakit Pratama. Sebab, Kecamatan Arjasa sangat jauh dari daratan. Sementara, lanjutnya, Jumlah penduduk di pulau ini cukup banyak dan terus mengalami perkembangan.

”Jika sudah ada rumah sakit di pulau Kangean, tepatnya di Kecamatan Arjasa, nantinya di-harapkan bisa menjadi sentra rujukan pulau-pulau sekitarnya.

Sehingga, masyarakat tidak akan kesulitan,” ujar dr. Anugerah Rizka Rahadi.

Menurutnya, pihaknya saat ini tengah melakukan berbagai persiapan untuk menjadikan Puskesmas Arjasa menjadi Rumah Sakit Pratama. Salah satu per-siapan yang sedang dilakukan adalah pembangunan fisik, ke-mudian mencari tanah untuk pengganti Puskesmas. Sebab, jika Puskesmas Arjasa nantinya sudah berubah menjadi rumah sakit, maka secara otomatis harus

terdapat pengganti lokasi untuk Puskesmasnya.

Dia menjelaskan, meskipun natinya terdapat rumah sakit, maka Puskesmasnya tetap harus ada. Selain itu, perubahan status Puskesmas Arjasa tersebut saat ini masih menunggu turunnya ijin dari Kementrian Kesehatan.

”Sebenarnya kami mas ih menunggu turunnya ijin. Tetapi, sambil menunggu lebih baik melakukan pembenahan dan persiapan-persiapan. Untuk pem-bangunan fisik Puskesmas Arjasa

yang akan beruah menjadi rumah sakit, ada anggaran Rp1,5 milyar dari APBD Sumenep,” imbuhnya

Pihaknya menjelaskan, semen-tara yang bisa dilakukan oleh Dinas Kesehatan Sumenep yaitu melakukan reposisi tenaga medis dan paramedis. Misalnya di Pusk-esmas A tenaga perawat gigi lebih dari satu, maka akan direposisi ke Arjasa. Sementara, alternatif lain yang diijinkan adalah merekrut tenaga dokter kontrak.

”Nah, untuk ini kami berusaha semaksimal mungkin agar agar

jumlah tenaga medis dan para-medis di Puskesamas Arjasa yang akan naik kelas menjadi Rumah Sakit Pratama, bisa mendekati standar ideal,” terangnya.

Untuk tenaga medis dan parame-dis di Puskesmas Arjasa, diakuinya, masih kurang untuk memenuhi standar minimal Rumah Sakit Pratama. Sebab, idealnya sebuah rumah sakit terdapat 4 dokter umum dan 1 dokteer gigi. Tapi, saat ini di Puskesmas Arjasa baru 1 dokter umum PNS, 1 dokter umum kontrak, dan 1 dokter gigi. (bus/zis)

SUMENEP-Disahkannya Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (UU Kesehatan) yang di dalamnya mengatur penggunaan bahan zat adiktif termasuk tembakau dinilai akan merugikan ekonomi ma-syarakat petani tembakau di Madura. Beberapa pengamat menilai adanya undang-undang tersebut tidak lain untuk memasukkan tembakau dari luar daerah ke Indonesia.

Akan anggapan tersebut dibantah langsung oleh Staf khusus Menteri Ke-sehatan Bidang Politik dan Kebijakan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Bambang Sulistomo, Minggu (17/2).

Usai mengisi seminar tentang un-dang-undang tersebut, dia menjelas-kan semangat undang-undang terse-but tidak lain untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.

”Pengesahan undang-undang ini dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Soal apakah ada kepentingan politik karena ada tembakau yang mau dimasukkan ke Indonesia itu bukan urusan kami, itu urusan Kementrian Perdagangan,” papar Bambang Sulistomo.

Makin meningkatnya angka pero-kok di negeri ini, menurut Bambang, menjadi semangat awal dalam pem-bentukan UU Pembatasan Tembakau tersebut. ”Nah, keinginan kami itu sebenarnya sederhana. Kita ingin masyarakat mengerti bahwa merokok itu bisa menyebabkan orang sakit itu aja. Jadi buat apa ada kepentingan politik. Ya kalau mau dibilang ada kepentingan politik, politiknya itu politik negara bahwa orang harus sehat gak boleh sakit,” tegasnya.

”Perokok laki-laki jumlahnya 60 juta, yang perempuan 30 juta. Yang baru merokok berapa orang? Nah karena itu, angka perokok itu akan terus bertambah dan UU ini semangatnya memang ingin mengurangi angka konsumsi perokok itu,” tambahnya.

Di lain pihak, plt Kepala Dinas Ke-

hutanan dan Perkebunan Sumenep, Suprayogi mengatakan pihaknya akan melakukan pengalihan terha-dap prospek tanaman tembakau di Madura. Sebab dengan disahkannya Undang-undang tersebut dan disusul dengan juga disahkannya PP No 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan

Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kes-ehatan (PP Tembakau) itu pihaknya berkewajiban untuk menjalankan undang-undang tersebut.

”Kita akan melakukan sosialisasi dan pembinaan prospek budidaya. Jadi selain tanaman tembakau ini

yang kami pikirkan adalan tanaman alternatif. Kalau tanaman alternatif selain tembakau ini dirawat sedemiki-an rupa maka juga akan tidak kalah dengan hasil tanaman tembakau,” paparnya tanpa menyebutkan jenis tanaman yang akan di gunakan untuk pengalihan bibit tersebut. (aqu/zis)

KM/ACH. QUSYAIRI NURULLAH

BUKAN POLITIS : Bambang Sulistomo saat memberikan keterangan pada wartawan di gedung Korpri Sumenep, Minggu (17/2) kemarin.

Bantah Politisasi UU KesehatanJudi di Langgar, Digrebek Polisi

SUMENEP-Keterlaluan benar perbua-tan yang satu ini. Empat orang pelaku judi domino ditangkap aparat Polres Sumenep sedang asyik bermain dengan di salah satu langgar kayu di desa Juruan Laok.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun kabar madura, keempat pelaku tersebut semuanya terdiri dari warga kecamatan batu putih antara lain Abdurrahman, warga desa Tengedan, Nahju Adnan Desa Juruan Laok, dan Subanda Desa Batu pu-tih Daya. Mereka semua tertangkap basah sedang bermain judi di musala tersebut pada waktu Maghrib tiba.

”Ketika anggota melaksanakan kegiatan patroli di desa juruan laok kecamatan batu putih. Kita temuakan 4 orang yang sedang melakukan judi domino di sebuah langgar kemudian kita amankan. Dan sekarang ada di polres Sumenep. Mereka di tang-kap karena ketangkap basah melakukan judi di sebuah langgar yang terbuat dari bambu,” kata Kabag Ops Polres Sumenep Kompol Edy Purwanto, kemarin.

Dalam penangkapan tersebut, Edy men-egaskan pihaknya mendapatkan sejumlah barang bukti berupa uang dan 2 set per-mainan domino. (aqu/zis)

KM/RRI.CO.ID

RUJUKAN: Rencana menjadikan puskesmas Arjasa menjadi rumah sakit pratama sebagai rujukan bakal memudahkan warga kepulauan yang biasanya berobat ke RSU Moh Anwar.

Page 6: Kabar Madura

Email Redaksi: [email protected]

6 SENIN 18 Februari 2013

WARTAWAN KABAR MADURA DIBEKALI

TANDA PENGENAL, DAN DILARANG ME MINTA ATAU MENERIMA UANG/BA-

RANG DARI SUMBER BERITA

Pemimpin Redaksi: Edi Kurniadi. Redaktur Pelaksana: Rossi Rahardjo. Koordinator Liputan: Fathurrochman Al Aziz. Redaktur: Satriyo Eko Putro. Biro Bangkalan: Kasiono (kepala), Firman Ghazali Akhmadi, Agus Josiandi, Abdur Rohim. Biro Sampang: Fandri Ardiansyah (plt kepala), Wawan Awalluddin Husna, Ahmad Syaiful Ramadhan, Syaiful Islam. Biro Pamekasan: Hairul Anam (kepala), Marzukiy, Fathor Rahman, Ahmadur Rusdi (pemasaran). Biro Sumenep: Busri Thaha (plt kepala), Ahmad Ainol Horri, Achmad Qusyairi Nurullah. Sport: Tabri Syaifullah Munir (Pamekasan-Sumenep) Ahmad Baiquni (Bangkalan-Sampang) Tata Artistik/Desain Grafi s: Ryan Kalig (kepala), Umar Saja, Agus Subandi, Teguh Santoso. Keuangan: Neny Haryanti. Staf Penagihan: Ahmad Qoyyum, Eko Prayitno, Khairus Shodiqin. Human Resources Development (HRD): Rossi Rahadjo (koordinator), Disyahmain, Ryan Kalig. Direktur Utama: Cholili Ilyas. Direktur : Disyahmain, Taufi q Rizqon, Edi Kurniadi. Wakil Direktur: Ryan Kalig. Penerbit: PT Madura Mandiri Indonesia Sejahtera. Alamat Redaksi/Iklan dan Pemasaran: San Diego Main Street MR-2 No. 16 (No.95) Pakuwon City Surabaya, Telp/Fax: (031) 5993097. Telp Redaksi: (031) 5937959. e-mail Redaksi: [email protected]. Tarif Iklan: Iklan Umum Full Colour (FC): Rp 35.000 per mm/kolom. Iklan Umum Hitam/Putih (BW): Rp 19.000 per mm/kolom. Iklan Duka Cita/Sosial: Rp 12.000 per mm/kolom. Lowongan Rp 12.000 per baris.

Dari 4 kompi menjadi 2 kompi dalam hal pengaman-an,” jelasnya melalui sam-bungan telepon, kemarin (17/2).

Dijelaskan Alfian, dalam proses pengamanan ini saat

ini jajaran keamanan masih melakukan patroli rutin di kawasan konflik perbedaan aliran agama itu. Di mana konflik yang sampai meletus dua kali ini masih mengun-dang perhatian dari luar daerah, bahkan para pe-jabat tingkat Nasional, dari

Pemerintah Pusat, Jakarta.Di bagian lain, mantan

Kapolsek Gubeng itu men-gatakan, saat ini aktivitas warga di tempat tersebut sudah berlangsung normal seperti hari-hari biasanya. Sementara, pembahasan ten-tang kelanjutan nasib para

pengungsi, yang sebagian masih tinggal di GOR Tennis Indoor Sampang itu, hingga Ahad (17/2) masih terus ber-langsung.

Pihak Polres Sampang, belum lama ini menggelar diskusi bersama dengan beberapa perwakilan to-

koh agama, dinas terkait serta beberapa tokoh ma-syarakat untuk mencari titik temu mengenai dampak konflik itu, sekaligus men-cari solusinya, yang hingga saat ini masih buram dan simpang siur. “Kami masih melakukan diskusi agar kon-

flik ini dapat menemui titik temu,” ungkapnya kembali.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, beberapa warga desa yang dianggap sebagai pengikut aliran Syiah diusir dari kampungnya pada 26 Agustus tahun lalu. Hal ini terjadi setelah sebagian be-

sar rumah mereka dibakar dan dirusak. Hingga saat ini belum diketahui pasti sampai kapan para korban konflik SARA (suku, agama, ras, dan antar-golongan) itu bertahan hidup di lokasi pengungsian GOR Tennis Indoor Sampang. (sya/yoe)

Pengamanan Nangkernang Dikurangi

“Para ulama seharusnya mulai instropeksi, Tajul ini di mata para kiai diang-gap tidak punya tengkah (sopan santun) yang perlu diamankan cukup Tajul dan keluarganya saja, yang sekarang jadi korban kan para pengikutnya itu yang perlu diperhatikan,” ujar Untung.

Salah satu yang member-atkan lagi adalah para kiai menuntut sejumlah anak anak yang di sekolahkan di Jawa untuk dikembalikan

ke Madura, sekitar 60 anak anak tersebut di ungkapkan Untung, sedang belajar di sekolah berbasis Syiah di Jawa.

Menurutnya secara kon-tekstual masalah yang di-hadapi pengungsi ini tidak perlu dikait-kaitkan den-gan Syiah, karena mereka adalah korban. Bahkan be-berapa minggu terakhir ini di lokasi pengungsian sudah tidak lagi tampak relawan yang biasanya mendampingi pengungsi. “Ya mungkin karena su-dah terlalu lama sehingga

relawan banyak yang men-galami kejenuhan,” kata untung.

Lulut, seorang aktifis sos-ial dari Jakarta, saat men-gunjungi penampungan pengungsi Syiah, berujar, perlu lembaga khusus yang mendampingi korban kon-flik tersebut. Di Jakarta, katanya, ada lembaga ber-nama FAKTA yang tugasnya melakukan advokasi dan pendampingan terhadap korban konflik. “Seharusnya perlu ada lembaga khu-sus yang menangani dan mendampingi mereka ti-

dak dibiarkan begitu saja,” ujarnya.

Biarawati salah satu ge-reja di Jakarta itu juga ber-pendapat, perlu dibentuk FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) di Sam-pang, karena selama ini, di kabupaten itu memang be-lum pernah dibentuk forum yang fungsinya menjalin dialog antar-umat beragama tersebut

“Kalau terus seperti ini sulit untuk selesai,seperti kasus yang lainnya” ujarnya usai bermain dengan anak anak pengungsi. (waw/h4d)

Para Ulama Harus Introspeksi

Akibatnya, Avanza hitam itu terpelanting ke kiri, dan bahkan sempat terguling-guling sebanyak tiga kali sebelum akhirnya tersung-kur di semak belukar, bahu jalan sebelah kiri, sekitar 100 meter dari titik lokasi saat ban meletus.

“Tadi Avanza mau meny-alip, tapi tiba-tiba saya den-gar suara ban meletus dan Avanza sudah ada di kiri jalan masuk ke sini,” ung-kap Mudahli, 40, seorang pencari rumput yang be-rada tidak jauh dari lokasi kejadian.

Sementara, mobil Grand Livina yang disalip Avanza itu, juga turut celaka. Mobil itu terjerembab dan masuk ke saluran irgasi, setelah bersenggolan dengan bodi Avanza dan berusaha meng-hindar dari benturaan saat Avanza itu terpelanting di depanya.

“Grand Livina ini tadi sempat kena senggol dan banting setir ke kiri jalan,” ungkap Syarif, 36, penge-mudi sepeda Motor yang tepat berada di belakang dua kendaran tersebut saatke-celakaan berlangsung.

Kecelakaan tersebut sem-pat menyebabkan kema-

caetan lumayan panjang di jalur akses Suramadu yang menuju ke Surabaya. Ter-lebih saat kedua kendaran tersebut dievakuasi dari lokasi kejadian.

Catatan Kabar Madura, laka lantas itu adalah yang ketiga kalinya terjadi di akses Suramadu, sepanjang Februari tahun ini. Yang pertama, menimpa sebuah mobil Daihatsu Xenia hi-tam bernopol B 12843 SW, Senin dua pekan lalu (4/5), pagi hari sekitar pukulo 05.00. Mobil itu terperosok di ceruk dangkal sekitar akses Suramadu, Desa Ma-saran, Kecamatan Tragah,

akibat pengemudinya men-gantuk. Beruntung, penge-mudinya selamat, hanya luka ringan.

Naas yang kedua, menimpa dua pengendara sepeda motor Honda Supra ber-nopol L 2985 CB. Karena berjalan terlalu ke kanan, saat melintas di akses Sura-madu, yang masuk wilayah Desa Baengas, Kecamatan Labang, Honda Supra itu tertabrak Daihatsu yang melaju dengan kecepatan tinggi, di belakangnya. Laka lantas tersebut menyebabkan pengemudi Honda Supra luka ringan, sementara pembon-cengnya luka berat. (fir/yoe)

Dua Mobil Celaka di Akses Suramadu

seperti tikar yang terbuat dari bahan plastik dan semacamnya. Para peles-tarinya pun juga datang dari kalangan muda usia.

Memang, masyarakat Kad-uara Barat tetap menekuni usaha kerajinan tradisional, yang diwariskan secara tu-run temurun oleh nenek moyang mereka itu, sebagai lahan mencari rezeki. Kare-na tikar brengbeng, sampai sekarang masih dibutuhkan masyarakat Pamekasan dan Madura, pada umumnya, terlebih jika musim panen tembakau.

Biasanya tikar tersebut dijadikan sebagai bungkus tembakau rajangan kering. Bahkan harga selembar tikar brengbeng, bisa melangit menyaingi harga tembakau-

nya, terutama ketika musim panen tambakau.

Hunaimah sendiri men-gaku, mewarisi keterampilan menganyam tikar breng-beng itu, dari kakek dan neneknya. Bahkan, ujarnya, dia sudah bisa menganyam daun siwalan tersebut sejak masih kanak-kanak. Sebab, sekeluarganya biasa meng-anyam bersama-sama tikar brengbeng, sembari saling mengajari satu sama lain, serta saling memberi tahu dan membetulkan kesalahan masing-masing.

“Ya, jika tidak ada kerjaan lain dalam satu hari, kami bisa menghasilkan dua buah tikar, setiap satu orang,” tu-tur Hunaimah.

“Kalau sedang ada ker-jaan lain, seperti sekarang, karena sambil bertani, bisa satu helai tikar (per orang).

Itupun hanya diselang, dan biasanya kalau lagi sengg-gang seperti sore dan malam hari,” lanjut ibu dua anak tersebut.

Memasarkan tikar tradis-ional itu, di tengah zaman yang serba platik ini, menu-rut Hunaimah, bukan perka-ra yang sulit. Sebab, pembeli biasanya datang sendiri. Ter-lebih, ketika sedang musim panen tembakau.

“Harganya kalau musim sekarang (bukan musim panen tembakau, red) Rp 6 ribu perhelai dan itupun langsung didatangi oleh pedagang yang biasanya datang pagi hari,” ujar Hu-naimah. “Kalau musim tem-bakau harganya bisa Rp 30 ribu perhelai dan kualitasnya beda. Jika untuk bungkus tembakau daun siwalan lebih lebar jika dibanding dengan

tikar untuk keperluan sehari-hari, seperti untuk tempat gabah,” tuturnya lagi.

Omzet dari usaha kera-jinan tradisonal itu, kata Hunaimah, naik turun ter-gantung musimnya. “Kalau musim seperti sekarang se-dikit mas, omzetnya perki-raan tiap bulannya hanya dua ratus ribu (rupiah), se-dangkan kalau musim tem-bakau bisa sampai jutaan (rupiah),” ungkapnya.

“Kan memang beda dari harga dan kualitas tikarnya,” sambung Sulaiman, bapak Hunaimah. Selanjutnya, Sulaiman menambahkan, dia yakin kerajinan tikar brengbeng itu akan tetap lestari, di zaman modern ini, bahkan hingga puluhan tahun mendatang, sepanjang masih ada budaya bertani tembakau di Madura. (yoe)

Pembungkus Tembakau yang Lebih Mahal Ketimbang Tembakaunya

Langsung Disambut Warga Madura

Tak banyak halangan yang dilalui rombongan selama perjalan menuju Surabaya. Perjalan sempat melambat ketika aktivitas pasar tradis-ional terjadi di Pasar Blega, Tanah Merah dan Galis, di wilayah Kab Bangkalan.

Rombongan sampai den-gan selamat di Bandara Juanda tepat pukul 11.45. Selama di Bandara, sambil menunggu proses reservasi, mereka mendapatkan jatah makan siang. Kejadian unik sempat terjadi selama mela-hap makanan kotak yang disediakan. Ketika sedang lahap memakan nasi kotak dengan lauk ayam goreng, sejumlah petugas Bandara meminta pemain dan ang-gota rombongan agar makan di kursi yang telah tersedia.

Sementara sebagian pe-main dan rombongan justru duduk di pot bunga ruang tunggu Bandara Juanda.

”Wah ada Satpol PP neh,” ujar Firly Apriyansyah sambil tergopoh-gopoh yang disam-but tawa oleh pemain lainnya, termasuk petugas Bandara.

Usai makan siang, tak

menunggu waktu lama pros-es reservasi selesai. Rom-bongan kemudian menuju ruang tunggu, dilanjut naik pesawat yang akan mem-bawa serta ke Banjarmasin.

Penerbangan pesawat Citil-ink baru dilakukan tepat pu-kul 13.12. Perjalanan menuju Banjarmasin, tepatnya ke Bandara Sjamsudin Noor, memakan waktu selama dua jam. Pemain mendarat dengan selamat di bandara terluas di Banjarmasin terse-but tepat pukul 14.12 WITA.

Hanya dalam hitungan me-nit usai mendarat di Bandara Sjamsudin Noor, sejumlah pemain langsung dikerubuti sejumlah warga Madura yang memang telah menunggu. Selain menyalami sejumlah pemain, mereka rebutan foto bareng dengan penggawa Laskar Sape Kerap.

Selama penerbangan dari Surabaya ke Banjarmasin, sebenarnya banyak war-ga Madura yang ikut serta dalam pesawat. Mereka keb-etulan satu pesawat dengan rombongan pemain. Warga Madura di Banjarmasin me-mang tergolong banyak.

Menurut Zaini Ali (32),

salah satu warga Madura yang sudah menetap di Ban-jarmasin selama 11 tahun, warga Madura di Kaliman-tan Selatan tidak hanya bermukim di wilayah kota saja. ”Mereka tersebar di beberapa wilayah, bahkan ada yang satu kampung warga Madura semua,” ujar Zaini, pria kelahiran Desa/Kecamatan Ketapang, Kab Sampang.

Zaini yang mengaku sudah memiliki rumah di Banjar Baru, menjelaskan jika se-bagian besar warga Madura yang hidup di kota lebih banyak yang bekerja sebagai penjual sate dan pentol. Se-bagian dari mereka menurut Zaini juga ada yang berpro-fesi sebagai pedagang.

Usai mengurus barang-barang yang dibawa serta, rombongan P-MU kemu-dian melanjutkan perjalanan menuju penginapan, yakni Hotel Monatana yang terle-tak di Banjar Baru. Di hotel yang bernuansa muslim tersebut, rombongan ma-sih disuguhi makan siang kembali, kemudian istirahat melepas penat selama dalam perjalanan. (ed)

Dan kebetulan saya ini ke-bagian untuk men-supervisi sekaligus memberikan soal-soal (tes) dari Jawa Timur, agar diujikan di sini,” ung-kap Sufyanto Ketua Bawaslu Jatim, Ahad (17/2).

“Nah, masukan dari be-berapa kawan di Sumenep ini, dari sekian kecamatan masih ada satu kecamatan yang belum memenuhi (mengikuti tes, red), yaitu kecamatan kepulauan,” imbuh Sufyanto.

Lebih lanjut, dia memapar-kan, tidak datangnya peserta rekrutmen panwascam dari Kepulauan Ra’as tersebut, lantaran terkendala cuaca buruk. Terkait hal itu, Sufyan mengaku, akan membawa persoalan tersebut ke Ba-waslu Jatim untuk dibahas dan dicarikan solusinya.

”Tetapi memang kondisi geografis yang berat juga tergantung pada alam nanti itu juga akan saya bawa ke Provinsi Jawa Timur untuk mengambil kebijakan baru, khususnya di Sumenep ini

masih ada Kecamatan yang belum uji tulis pada hari ini,” tegasnya.

Lebih lanjut dia menegas-kan, kebijakan yang akan di-ambilnya untuk memperpan-jang waktu tersebut lantaran pengurus panwascam tidak boleh diisi oleh mereka yang bukan penduduk setempat. Berdasarkan amanat un-dang-undang, pembentukan penwascam harus terdiri dari penduduk yang berdomisili di daerah tersebut.

”Persyaratan Undang-un-dang itu harus berdomisili

di tempat itu. kalau yang sekarang ini kekurangan itu untuk Kecamatan Ra’as maka harus juga mengambil orang Ra’as. Nah itu juga kami akan bawa ke Pan-waslu,” tuturnya.

“Kami juga sudah mengir-im SE (Surat Edaran) nomor 041 agar jika pendaftarnya belum memenuhi, sesuatu yang harus diseleksi, maka agar waktunya diperpan-jang. Termasuk Sumenep ini adalah tempat nya wak-tunya diperpanjang,” pung-kasnya. (aqu/yoe)

Tak Bisa Ikut Tes Tulis

Demikian pula ketika mendapatkan 20 orang, maka istri saya juga dapat bonus gratis haji,”cerita Tau-fiq, Minggu (17/2).

Namun d ia menolak , karena pekerjaan tersebut dinilai kurang baik dan ter-kesan hanya sebagai ajang bisnis saja. “Tapi saya ti-dak mau karena takut ter-jadi apa-apa di kemudian hari,”tandasnya.

Kasi Pelaksana Haji dan Umroh Kemenag Pame-kasan, Juhedi mengaku, belum mengetahui adanya praktik semacam itu. Pasal-nya aktifitas tersebut tidak termasuk kepada agenda Kemenag itu sendiri.

“Saya tidak tahu mengenai hal itu, tetapi saya terkejut ketika mendengar adanya

praktik seperti itu. Makanya saya harapkan kepada ma-syarakat untuk hati-hati dan agar menempuh jalur normal ketika akan hendak melak-sanakan ibadah haji. Kare-na sudah ada prosedurnya semua,” dalih Juhedi.

Terpisah, ketua Majlis Ulama Indonesia (MUI) Pamekasan, K. Ali Rahbini mengatakan, dia pernah didatangi seorang yang men-gaku sebagai wakil sebuah perusahaan, dan bertanya-tanya seputar MLM calhaj. Namun diakuinya, dia belum pernah mengetahui adanya praktik MLM semacam itu, di lapangan.

“Dulu memang pernah ada orang yang datang kepada kami dan bilang jika praktik itu sudah mendapat sertifi-kasi halal dari MUI Pusat, dan katanya, (MLM calhaj)

ini pak kiai, bebas dari tujuh hal, seperti haram, ghibah, judi, spekulasi dan lain se-bagainya,” ungkap Rahbini.

Dia menambahkan, MUI Pamekasan belum melaku-kan tindakan apapun atas praktik tersebut, karena be-lum ada anggota masyara-kat yang merasa dirugi-kannya. “MUI Pamekasan masih belum menyikapi persoalan itu, karena me-mang belum ada laporan atau keluhan dari masyara-kat,” tandasnya.

Namun pihaknya akan melakukan kajian terkait praktik tersebut. “Speku-lasi itu seperti ini, kalau gagal ya gagal total, kalau antum (anda, red) misalnya sekian tahun tidak diberangkatkan pas uangnya hilang, berarti ada spekulasi. Dan itu tidak boleh,” pungkasnya. (jck/yoe)

MLM Calhaj Belum Terdeteksi Kemenag

Selain itu, ini menunjukkan bahwa pemerintah masih senang dengan hal-hal yang formalitas.

Seharusnya biaya pelantikan tidak perlu sebesar itu. Sebab, masih ada pos lain yang san-gat urgen, dan membutuhkan kucuran anggaran dari pemer-intah. Seperti untuk program pendidikan, kesehatan dan perbaikan infrastruktur.

“Kalau pemerintah peduli

pada penderitaan rakyatnya, biaya pelantikan tidak akan sampai mencapai Rp 300 juta. Ini kata istilah orang Madura, awakua (berlebi-han),” ungkapnya.

Biaya pelantikan bupati terpilih harus dipangkas. Kemudian digunakan un-tuk program lain yang ber-sentuhan langsung dengan masyarakat. Sehingga bisa mendongkrak roda pereko-nomian di Sampang.

“Kebijakan dalam menen-

tukan anggaran pelanti-kan bupati yang mencapai sebesar itu, melukai hati masyarakat sampang. Maka dari itu sudah tidak bisa di-tawar lagi, biaya pelantikan harus ditekan,” tandasnya.

Selanjutnya, Tamsul ber-harap, bupati-wakil bupati terpilih nanti agar bisa men-jalankan amanah rakyat dengan baik. Sehingga apa yang telah dijanjikan pada masyarakat saat kampanye segera terwujud. (ful/yoe)

Anggaran Pelantikan BerlebihanSambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Page 7: Kabar Madura

Email Redaksi: [email protected]

ANDA MEMILIKI UNEG-UNEG, SARAN, DAN KELUHAN TENTANG PELA YANAN PUBLIK (PENDIDIKAN, EKONOMI,

KEAMANAN DLL) DI SEANTERO MADURA? Silakan kirim melalui pesan dan alamat ke:

Kabar Madura. Tulis pendapat Anda dan kirim ke no +6287850767325 (khusus SMS)

atau via email:[email protected], [email protected]

SENIN 18 Februari 2013 7

TAHUN 2013-2014 Indonesia kembali disibukkan oleh pemilu, baik itu untuk pemilihan Presiden hingga pemilihan kepala desa. Dari tahun ke tahun roda pemerin-tahan di Indonesia terus berputar, rotasi dari satu pemimpin ke pe-mimpin selanjutnya terus bergulir. Namun tetap saja banyak keluhan masyarakat yang tidak puas akan kinerja pemimpinnya.

Padahal dikatakan bahwa de-mokrasi adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Namun masih saja banyak keluhan yang terlontar di masyarakat. Baik itu karena birokrasi pemerintahan yang sulit, dikarenakan perang-kat-perangkat pemerintahannya. Atau, pemegang kekuasaan yang tidak lagi berpihak pada masyara-kat. Termausk juga keluhan-keluhan lainnya.

Tidak jarang pula masyarakat yang mulai tidak percaya dengan perpolitikan di Indonesia memilih tidak ikut campur alias golput dalam pemilu.

Pemilu cerdas diperlukan se-bagai ikhtiar untuk terciptanya pemimpin yang berkualitas. Tidak dapat dipungkiri masih banyak masyarakat kita yang belum me-miliki kecerdasan dalam memilih pemimpin yang berkualitas. Hal ini bisa dikarenakan latar belakang pendidikan, kondisi lingkungan dan lain sebagainya. Sehingga tidak jarang dalam pemilu (baik

pemilihan presiden, gubernur, bupati, ke-pala desa, hingga un-sur terkecil seperti RT/RW) masyarakat ma-sih mengedepankan keuntungan pribadi secara materi (money politic). Termasuk juga ras, hubungan kekerabatan dan se-bagainya. Hal-hal seperti ini yang pada akhirnya bisa menim-bulkan kesengsaraan bagi rakyat itu sendiri.

Setiap kita yang menyadari pentingnya pemimpin berkuali-tas, memiliki peran dalam upaya mencerdaskan masyarakat dalam pemilu-pemilu yang ada dalam ranah apapun itu. Terutama para pemuda atau mahasiswa, tidak jarang dari mereka yang memiliki idealisme terkait kepemimpinan. Harapannya, idealisme ini tidak hanya berdasarkan gairah mem-bara akan golongan-golongan ter-tentu. Namun harus berdasarkan ilmu yang benar dan wawasan yang luas. Sehingga menciptakan pola berpikir yang bijaksana.

Hati-hati dengan setiap yang kita kobarkan. Jangan sampai apa yang diteriakkan di tengah-tengah masyarakat, baik melalui media apapun itu, justru menjadikan masyarakat mengambil langkah yang tidak tepat. Yang pada akh-

irnya, akan berujung pada kesengsaraan masyarakat itu send-iri. Jangan sampai tanpa kita sadari kita menjadi bagian dari orang yang terlibat dalam menyengsara-kan rakyat.

Sudah cukup kasus-kasus kesulitan yang dialami rakyat di neg-eri tercinta kita ini. Pelayanan kesehatan yang rumit dengan

birokrasi dan materi. Hingga, tidak jarang orang-orang miskin yang meninggal hanya karena mereka dipersulit oleh administrasi. Anak-anak terlantar yang tertunda-tunda mendapat bantuan hanya karena oknum-oknum yang tidak mau tanda tangan tanpa ada amplop. Termasuk kantor-kantor desa yang tidak jarang menjadi bangunan yang tidak berpenghuni karena kelalaian para perangkatnya.

Saatnya mewujudkan kepemimp-inan yang berkualitas. Tidak seka-dar berkualitas dari segi pendidi-kan, namun juga berkualitas dalam segala hal. Serta, yang bijaksana dalam berpikir dan bertindak.

Dibutuhkan usaha besar dalam upaya mencerdaskan masyarakat terkait memilih pemimpin yang arif dan bijaksana. Dan hal ini bisa dimulai dari forum-forum kecil. Seperti pengajian-pengajian di

musala, perkumpulan ibu-ibu PKK, bahkan dari tongkrongan warung kopi sekali pun. Mewacanakan pemilu cerdas melalui pertemuan-pertemuan ringan. Memilah-milah mana pemimpin yang sekiranya mampu membawa banyak mash-lahat untuk rakyatnya.

Bahkan tidak jarang di tem-pat-tempat tertentu yang masih menggunakan cara-cara jahiliyah untuk pemenangan pemilu, mulai dari yang secara terang-terangan hingga yang sembunyi-sembunyi seperti kelakuan anarkis, carok, membunuh orang yang terpilih menjadi kades misalnya, atau san-tet. Bukan masanya lagi kita hidup dengan pola-pola seperti itu. Untuk menghentikannya, diperlukan per-anan setiap kita yang memahami bahwa anarkis dan sebagainya bukan solusi terbaik dalam meny-elesaikan masalah ummat.

Golput pun bukanlah solusi yang solutif untuk menyelesaikan ma-salah kepemimpinan di Indonesia. Karena setiap suara dapat me-nentukan hasil kedepannya. Jika dengan diamnya kita menjadikan terpilihnya pemimpin-pemimpin yang tidak bertanggung jawab, maka secara tidak langsung kita telah mendzalimi rakyat.

*) Warga Jl. Pendekar No.1A Kepanjin-Sumenep, Sekaligus Mahasiswi Universitas Negeri

Malang

Pemilu Cerdas, Pemimpin Berkualitas

Oleh:MUNAWAROH

MAULID Nabi atau hari kelahi-ran Nabi Muhammad SAW pada mulanya diperingati untuk mem-bangkitkan semangat umat Islam. Sebab waktu itu umat Islam se-dang berjuang keras mempertah-ankan diri dari serangan tentara salib Eropa, yakni dari Prancis, Jerman, dan Inggris. Kita men-genal musim itu sebagai Perang Salib atau The Crusade.

Pada tahun 1099 M tentara salib telah berhasil merebut Yerusalem dan menyulap Masjidil Aqsa men-jadi gereja. Umat Islam saat itu kehilangan semangat perjuangan dan persaudaraan ukhuwah. Se-cara politis memang umat Islam terpecah-belah dalam banyak kera-jaan dan kesultanan. Meskipun ada khalifah tetap satu dari Dinasti Bani Abbas di kota Baghdad sana, namun hanya sebagai lambang persatuan spiritual.

Adalah Sultan Salahuddin Al-Ayyubi –orang Eropa menyebut-nya Saladin, seorang pemimpin yang pandai mengena hati rakyat jelata. Salahuddin memerintah para tahun 1174-1193 M atau 570-590 H pada Dinasti Bani Ayyub –katakanlah dia setingkat Gubernur. Pusat kesultanannya berada di kota Qahirah (Kairo), Mesir, dan daerah kekuasaannya membentang dari Mesir sampai Suriah dan Semenanjung Arabia. Kata Salahuddin, semangat juang umat Islam harus dihidupkan kembali dengan cara memperte-bal kecintaan umat kepada Nabi mereka. Salahuddin mengimbau umat Islam di seluruh dunia agar hari lahir Nabi Muhammad SAW, 12 Rabiul Awal kalender Hijriyah, yang setiap tahun berlalu begitu saja tanpa diperingati, kini harus dirayakan secara massal.

Ketika Salahuddin meminta per-setujuan dari khalifah di Baghdad yakni An-Nashir, ternyata khalifah setuju. Maka pada musim ibadah haji bulan Dzulhijjah 579 H (1183 Masehi), Salahuddin sebagai pen-guasa Haramain (dua tanah suci, Makkah dan Madinah) menge-luarkan instruksi kepada seluruh jamaah haji, agar jika kembali ke kampung halaman masing-masing

segera menyosialisasi-kan kepada masyara-kat Islam di mana saja berada, bahwa mulai tahun 580 Hi-jriah (1184 M) tang-gal 12 Rabiul-Awal dirayakan sebagai hari Maulid Nabi dengan berbagai kegiatan yang membangkitkan semangat umat Islam.

Salahuddin ditentang oleh para ulama. Sebab sejak zaman Nabi per-ingatan seperti itu tidak pernah ada. Lagi pula hari raya resmi menurut ajaran agama cuma ada dua, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Akan tetapi Salahuddin kemudian menegaskan bahwa perayaan Maulid Nabi hany-alah kegiatan yang menyemarak-kan syiar agama, bukan perayaan yang bersifat ritual. Sehingga tidak dapat dikategorikan bid`ah yang terlarang.

Salah satu kegiatan yang diada-kan oleh Sultan Salahuddin pada peringatan Maulid Nabi yang pertama kali tahun 1184 (580 H) adalah menyelenggarakan say-embara penulisan riwayat Nabi beserta puji-pujian bagi Nabi den-gan bahasa yang seindah mungkin. Seluruh ulama dan sastrawan diun-dang untuk mengikuti kompetisi tersebut. Pemenang yang menjadi juara pertama adalah Syaikh Ja`far Al-Barzanji. Karyanya yang dike-nal sebagai Kitab Barzanji sampai sekarang sering dibaca masyarakat di kampung-kampung pada perin-gatan Maulid Nabi.

Barzanji bertutur tentang ke-hidupan Muhammad, mencakup silsilah keturunannya, masa kanak-kanak, remaja, pemuda, hingga diangkat menjadi Rasul. Karya itu juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad, serta berbagai peristiwa untuk dijadikan teladan umat manusia.

Nama Barzanji diambil dari nama pengarang naskah tersebut yakni Syekh Ja’far al-Barzanji bin Husin bin Abdul Karim. Barzanji berasal dari nama sebuah tempat di Kurdistan, Barzinj. Karya tulis tersebut sebenarnya berjudul

‘Iqd Al-Jawahir (arti-nya kalung permata) yang disusun untuk meningkatkan ke-cintaan kepada Nabi Muhammad SAW. Tapi kemudian leb-ih terkenal dengan nama penulisnya.

Ternyata peringatan Maulid Nabi yang diselenggarakan Sul-tan Salahuddin itu membuahkan hasil yang positif. Semangat

umat Islam menghadapi Perang Salib bergelora kembali. Salahud-din berhasil menghimpun kekua-tan, sehingga pada tahun 1187 (583 H) Yerusalem direbut oleh Salahuddin dari tangan bangsa Eropa, dan Masjidil Aqsa menjadi masjid kembali, sampai hari ini.

Dalam sejarah penyebaran Islam di Nusantara, perayaan Maulid Nabi atau Muludan dimanfaatkan oleh Wali Songo untuk sarana da-kwah dengan berbagai kegiatan yang menarik masyarakat agar mengucapkan syahadatain (dua kalimat syahadat) sebagai pertanda memeluk Islam. Itulah sebabnya perayaan Maulid Nabi disebut Perayaan Syahadatain, yang oleh lidah Jawa diucapkan Sekaten.

Dua kalimat syahadat itu di-lambangkan dengan dua buah gamelan ciptaan Sunan Kalijaga bernama Gamelan Kiai Nogowi-logo dan Kiai Gunturmadu, yang ditabuh di halaman Masjid Demak pada waktu perayaan Maulid Nabi. Sebelum menabuh dua gamelan tersebut, orang-orang yang baru masuk Islam dengan mengucap-kan dua kalimat syahadat terlebih dulu memasuki pintu gerbang “pengampunan” yang disebut gapura (dari bahasa Arab ghafura, artinya Dia mengampuni).

Pada zaman kesultanan Mataram, perayaan Maulid Nabi disebut Gerebeg Mulud. Kata “gerebeg” artinya mengikuti, yaitu mengikuti sultan dan para pembesar keluar dari keraton menuju masjid untuk mengikuti perayaan Maulid Nabi, lengkap dengan sarana upacara, seperti nasi gunungan dan seb-

againya. Di samping Gerebeg Mu-lud, ada juga perayaan Gerebeg Poso (menyambut Idul Fitri) dan Gerebeg Besar (menyambut Idul Adha).

Kini peringatan Maulid Nabi sangat lekat dengan kehidupan warga Nahdlatul Ulama (NU). Hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awal (Mulud), sudah dihafal luar kepala oleh anak-anak NU. Acara yang disuguhkan dalam peringatan hari kelahiran Nabi ini amat variatif, dan kadang diselenggarakan sam-pai hari-hari bulan berikutnya, bu-lan Rabius Tsany (Bakdo Mulud). Ada yang hanya mengirimkan masakan-masakan spesial untuk dikirimkan ke beberapa tetangga kanan dan kiri, ada yang meny-elenggarakan upacara sederhana di rumah masing-masing, ada yang agak besar seperti yang diselenggarakan di mushala dan masjid-masjid, bahkan ada juga yang menyelenggarakan secara besar-besaran, dihadiri puluhan ribu umat Islam.

Ada yang hanya membaca Bar-zanji atau Diba’ (kitab sejenis Bar-zanji). Bisa juga ditambah dengan berbagai kegiatan keagamaan, sep-erti penampilan kesenian hadhrah, pengumuman hasil berbagai lom-ba, dan lain-lain, dan puncaknya ialah mau’izhah hasanah dari para muballigh kondang.

Para ulama NU memandang per-ingatan Maulid Nabi ini sebagai bid’ah atau perbuatan yang di zaman Nabi tidak ada, namun termasuk bid’ah hasanah (bid’ah yang baik) yang diperbolehkan dalam Islam. Banyak memang amalan seorang muslim yang pada zaman Nabi ti-dak ada namun sekarang dilakukan umat Islam, antara lain: berzanjen, diba’an, yasinan, tahlilan (bacaan Tahlilnya, misalnya, tidak bid’ah sebab Rasulullah sendiri sering membacanya), mau’izhah hasanah pada acara temanten dan Muludan.

*) Musyfiq lahir di Bragung Gu-luk-guluk Sumenep, mahasiswa ST-KIP PGRI Sumenep. Kesehariannya hanya berfikir Indonesia kenapa dan harus bagaimana di Sekret LPM Retorika dan UKM Karomah. hidup di [email protected].

Sultan Salahuddin Al-Ayyubi dan Syaikh Ja`far Al-Barzanji

TERIMA kasih Osas, kamu memperlihatkan gol-gol cantik yang aku tunggu. Kami sekarang tahu kalau kamu bisa mengharumkan nama Madura. Ayo teruskan per-juanganmu. Kami selalu medukungmu. Untuk Bapak Aqsanul dan Bapak Daniel, terima kasih telah membuat kami bangga dengan nama Madura. Jaya terus Persepam Madura United ku...

+6287850456767

ALLHAMDULILLAH P-MU menang lagi. Bravo buatmu P-MU, terimakasih Pak AQ, kamu telah bikin bangga Madura. Salam settong dhere tretan dhibik

Elonk Bongkar 96, +6281913603496

TERIMA KASIH P-MU, terima kasih saudaraku Osas saha, terima kasih Pak Daniel Roekito, terima kasih Pak AQ, terima kasih semua, Laskar Sape Kerap. Bikin bangga Madura, salam settong dhere. Buat Pak Daniel, kuatkan barisan pertahanan dalam tur Kalimantan. terima kasih Allah......!

Roby Taretan Toronan Pamekasan, +6281937302369

SALAM, perlu adanya marka jalan/pembatas tengah dan traffig ligh di tikungan simpang tiga jalan bay pass (sebelah timur SMA 1 Kalianget) untuk menjaga dan menghindari kecelakaan

Mohammad Ridwan, Pamolokan, +6287850294601

OSASSSSSSSSSSS.... Kebuntuan kamu sudah terjawab. Sudah saya bilang, pil pahit itu bisa menyegarkan dan menjadi kekuatan tim kamu. Lebih tingkatkan lagi gol-gol selanjutnya. Jangan takut sama lawan-lawanmu. Karena P-MU kebanggaan orang Madura. Waduh, saya cukup puas dan terharu atas gol dari Osas. Apa lagi waktu berpelukan sama Pak Daniel. Wow... keren dan menegangkan. Salam tretan mania netral.

Suharto Jln Darma, +6281939324907.

AYO Madura Laskar Sape Kerap... Tunjukkan seman-gatmu. Kalahkanlah lawanmu. Kami Tretan Sayonara selalu ada untukmu. Madura... Madura... juara...

DJ_Ian’z cute, +6283850294975

AYO P-MU perbanyak lagi gol-gol cantikmu Chachaa Iichaa, C-BINK Jakarta Utara,

+6287850115359

MADURA Mania tetap jaya +6281931049034

GO-GO berjuanglah PMU. Jangan sampek keok di kan-dang Barito. Aku selalu mendukngmu. Cetak golmu Osas di kandang Barito. Semoga dapat poin penuh di kandang lawan.

Baros Taretan Mania, +6281939316890.

AYOOO Persepam Madura United, buktikan kepada pub-lik Madura kalau kamu bisa. Libas PS Barito Putra pada Selasa esok dengan skor 2-0 aja

Hariri Tapay Commonity, +6281913779437

SEMANGAT, kekompakan dan sportifitas tinggi pemain, akan menjadi modal utama dalam meraih kemenangan. Ayooo... libas semua pesaingmu, kami sangat mendukung penuh dan berdoa untuk kemenanganmu, smoga P-MU jadi yang terbaik di pulau Madura.

Kacong Areta Jl. Simpang Tiga Karang Penang Sampang, +62818579805

Oleh:MUSYFIQ

Page 8: Kabar Madura

SUMENEP-Rencana meng-gelar pemilihan kepala desa (pilkades) secara serentak di Sumenep dipastikan tidak terlak-sana setelah Pemerintah Kabu-paten (Pemkab) setempat melalui Bagian Pemerintahan Desa (Pem-des) membatalkannya secara sepihak tanpa berkoordinasi den-gan Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Bagian Pemdes Sekretariat Dae-rah (Setda) Sumenep telah mene-tapkan pelaksanaan pilkades se-cara bertahap pada tanggal 1, 13, 15, 20, dan 23 Mei 2013. Komisi A geram pembatalan tersebut kare-na anggaran yang dianggarkan di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) tersebut yang mencapai angka Rp 1 milliar menjadi sia-sia.

K e t u a K o m i s i A D P R D Sumenep, Abrori Mannan, men-gatakan jika pihaknya memper-tanyakan pembatalan pilkades serentak dan merekomendasikan agar anggaran pilkades serentak ditangguhkan penggunaannya karena telah melanggar kes-epakatan sebelumnya.

”Pilkades yang dilaksanakan selama lima kali berarti pilkades bertahap, bukan pilkades seren-tak. Sesuai pembicaraan awal antara Komisi A dan Bagian Pemdes disepakati bahwa pilkades serentak dilakukan hanya satu hari saja,” ujarnya.

Abrori menandaskan, jika me-mang terpaksa tidak bisa di-lakukan serentak se-Sumenep, maka pilkades serentak bisa dibagi menjadi dua tahap, yakni

pilkades daratan dan kepulauan.“Dengan perubahan ini berarti

Pemkab Sumenep sudah meny-alahi komitmen yang dibangun bersama. Rencananya pilkades itu digelar Mei dan Oktober. Sekarang tiba-tiba sudah ditetap-kan lima kali dalam bulan Mei. Perubahan ini sebelumnya tidak pernah didiskusikan dengan

kami,” kecewa Abrori Mannan.Politisi dari Partai Kebangkitan

Bangsa (PKB) tersebut men-gatakan, alasan yang menjadi pertimbangan utama oleh Pemk-ab Sumenep adalah masalah keamanan sehingga pilkades batal digelar serentak.

Menurutnya, hal tersebut hanya alasan yang terlalu mengada-ada sebab, Bagian Pemdes sudah men-cari referensi ke daerah lain yang melaksanakan pilkades serentak lebih awal, seperti di Bali.

”Beberapa waktu lalu Bagian Pemdes sudah mencari refer-ensi ke Bali yang melaksanakan pilkades serentak. Semestinya sudah mendapatkan pelajaran yang bisa diambil. Di Bali jumlah desanya lebih banyak dibanding Sumenep, tapi ternyata mampu melaksanakan pilkades seren-tak,” kritiknya.

”Dalam waktu dekat kami akan memanggil Bagian Pemdes un-tuk memberi klarifikasi. Kalau Pemdes bersikukuh, bukan tidak mungkin kami akan rekomenda-sikan untuk penangguhan ang-garan untuk pilkades serentak,” tambah Abrori.

Kepa la Bag ian Pemdes Sumenep, Ferdiansyah, ketika dikonfirmasi berkali-kali melalui telepon selulernya tidak memberi-kan jawaban. Telepon dan pesan singkat dari Kabar Madura tidak mendapatkan respon apapun, termasuk Pelaksana Tugas (Plt) Sekkab Sumenep, Hadi Soetarto, juga belum bisa memberikan per-nyataan terkait. (bus/rr)

S U M E N E P - B a n y a k n y a kader-kader partai yang ter-sandung korupsi seperti yang terjadi pada Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dinilai tidak hanya berdampak pada minimnya tingkat kepercayaan masyara-kat terhadap dua partai politik (parpol) tersebut.

Diungkap Koordinator Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sumenep, Eko Wahyudi, prahara yang menimpa dua partai terse-but makin menguatkan tingkat ketidakpercayaan masyarakat terhadap parpol yang ada.

Berdasar anilisis politiknya, kasus korupsi yang menimpa partai yang dulunya dianggap ‘bersih’ akan makin mem-perkuat asumsi masyarakat bahwa parpol merupakan ba-gian dari mesin ‘kejahatan sosial’ yang menjadikan rakyat sebagai alat untuk meraih kekuasaan.

”Kasus Partai Demokrat dan PKS akhir-akhir ini justru akan semakin memperburuk citra partai politik itu sendiri tidak hanya dua partai tersebut. Sederhananya, masyarakat bawah akan mengeneralisasi sendiri tanpa melihat itu kader partai A atau B. Umumnya be-gitu cara berpikir masyarakat kita sekarang,” ujarnya men-coba menjadi pakar politik.

Ia memaparkan, meski terjadi hal demikian bukan berarti hal tersebut menjadi tanda bahwa angka golput dalam setiap pesta demokrasi akan sema-kin tinggi. Menurutnya, hal tersebut akan berdampak pada dua hal, yakni tingginya poli-

tik uang dalam setiap pesta demokrasi dan munculnya penilaian terhadap figur.

”Dua hal yang akan terjadi, pertama money politic akan makin meningkat karena ma-syarakat menganggap bahwa pemilu adalah pasar politik se-

hingga pencoblosan itu diang-gap sebagai tawar menawar kekuasaan. Jadi siapa nantinya bisa memberikan penawaran yang lebih tinggi, maka dialah yang akan terjadi,” katanya menganalisis.

Disinggung soal kecender-

ungan politik di Jawa Timur, Eko mengatakan yang paling banyak didukung oleh partai bukan berarti mereka yang akan jadi pemenang. Tingkat kesadaran politik masyarakat menurutnya sudah semakin tinggi, ditambah ketidakper-cayaan terhadap parpol.

”Meski Karsa Jilid II banyak didukung banyak partai, belum tentu bisa menang di Pilgub Jatim nanti, seperti fenomena Jokowi di Jakarta. Jika tingkat ketokohan Khofifah di ma-syarakat Jatim kuat dan belum memiliki catatan buruk di ma-syarakat, bisa jadi Khofifah akan menang,” ujarnya memprediksi.

Sementara mantan Kordina-tor BEM Madura, Sutomo, mengatakan bahwa terjadi prahara yang cukup tinggi dari berbagai partai politik yang ada, ia tetap mengaku peran partai juga tidak bisa direme-hkan. Masing-masing parpol memiliki tokoh lokal yang suaranya tetap diperhitungkan oleh masyarakat setempat.

”Semakin tingginya ketidak-percayaan masyarakat kepada parpol, saya sangat setuju. Tapi dalam Pilgub Jatim peran par-pol masih sangat kuat. Masing-masing parpol memiliki tokoh kharismatik tersendiri. Jadi kita sangat sulit menganalisisnya,” ujar Sutomo. (aqu/rr)

SENIN 18 Februari 20138

Email Redaksi: [email protected]

P E M I L I H P E M U L A

P K N U

Dalam waktu dekat kami akan

memanggil Bagian Pemdes untuk

memberi klarifi kasi. Kalau Pemdes

bersikukuh, bukan tidak mungkin

kami akan rekomendasikan

untuk penangguhan anggaran untuk

pilkades serentak.”

Terkait Konfl ik Internal Anas Urbaningrum dan SBY

PAMEKASAN-Konflik an-tara Ketua Umum Partai De-mokrat, Anas Urbaningrung, dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bam-bang Yudhoyono (SBY), masih terus menggelinding panas. Anas yang notabene meru-pakan mantan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), melahirkan pembi-caraan bahwa organisasi ma-hasiswa tersebut terseret ke dalam pusaran politik.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) HMI Pamekasan, Moham-mad Sikur, secara lantang menyatakan bahwa penilaian yang menyebut HMI telah masuk ke dalam pusaran poli-tik sama sekali tidak benar.

”Sampai kapanpun, HMI akan terus berusaha untuk bersikap netral. HMI tidak akan terjebak dalam pusaran politik dan akan tetap berja-lan sesuai koridornya,” tekan

Sikur saat dihubungi Kabar Madura, Minggu (17/2).

Ia mengatakan, persoalan politik yang kadang meny-emati organisasinya tidak akan memudarkan sistem pengaderan di dalamnya. Pemuda asal Desa Bangkes Kecamatan Kadur tersebut menambahkan jika tudingan bahwa HMI sudah masuk ke dalam politik tidak hanya berhembus di HMI Pame-kasan saja, namun hampir di seluruh daerah.

”Ini juga berlaku se-Indo-nesia. Kalau misalnya ada kader HMI yang menyatakan mendukung Anas atau SBY dalam persoalan Partai De-mokrat, hal itu tidak bisa diar-tikan bahwa tindakan tersebut merupakan sikap organisasi,” terangnya.

”HMI Pamekasan sendiri sudah berkoordinasi dengan PB HMI di Jakarta. Dari sana kami mendapat arahan bah-wa HMI harus netral dalam kemelut Partai Demokrat, khususnya perseteruan an-tara kabar yang menyebutkan jika SBY mengambil alih we-

wenang Anas selaku Ketua Umum Partai Demokrat,” imbuhnya.

Sebelumnya, sejumlah pen-gurus HMI dan Korps Alumni HMI (KAHMI) dari berbagai daerah, mendatangi kediaman Anas Urbaningrum di Jalan Teluk Langsa Blok C No.7, Duren Sawit, Jakarta Timur, Sabtu (9/2) malam lalu.

Mereka di antaranya berasal dari DKI Jakarta, Lampung, Sulawesi Selatan, dan Jog-jakarta. Kedatangan mereka ke Duren Sawit untuk mem-berikan dukungan langsung kepada Anas sebagai sesama kader HMI untuk tetap tegar menghadapi tekanan di Partai Demokrat.

”Hasil dari koordinasi kami dengan pengurus di Jakarta menghasilkan wacana men-gundang SBY selaku presiden dalam kongres HMI yang akan berlangsung beberapa waktu mendatang. Jadi tidak benar jika ada berita HMI mendukung Anas! Sekali lagi ditekankan bahwa HMI akan bersikap netral,” pungkas Si-kur. (anm/rr)

KM/IST

BUKAN RANAH HMI : Anas Urbaningrum (kiri) berjalan beriringan dengan Susilo Bambang Yudhoyono dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat di Jakarta, kemarin.

HMI Pamekasan Bersikap Netral

Diprediksi Mencapai 35 PersenSUMENEP-Pemilu 2014 mendatang

diprediksi akan dipenuhi oleh pemilih pemula. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumenep memprediksi pemilih pemula da lam Pemi lu 2014 di Sumenep akan mencapai 35 persen sehingga merupakan po-tensi yang cukup besar untuk di-garap oleh partai politik (parpol).

K e t u a K P U Sumenep, Thoha Samadi , men-gatakan bahwa t ingginya pe-milih pemula di Sumenep men-jadi pekerjaan rumah bagi KPU untuk lebih intens melakukan sosialisasi terkait Pemilu 2014 maupun Pemilihan Gubernur Jawa Timur, Agustus mendatang.

”Pemilih pemula merupakan sebuah potensi yang sangat strategis untuk diopti-malkan. Kami fokus untuk menggarap para pemilih pemula di Sumenep yang dipre-diksi mencapai 35 persen sehingga kami anggap perlu melakukan sosialisasi intens agar mereka tidak golput,” ujar Thoha Samadi kepada Kabar Madura, kemarin.

Sejauh ini KPU Sumenep sudah melaku-kan sosialisasi di sejumlah lokasi untuk membidik pemilih pemula, terutama siswa-siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Menurutnya, sosialisasi tersebut berupa pengetahuan tentang pemilu yang diharapkan akan menjadi pencerahan bagi pemilih pemula.

KPU Sumenep berencana melakukan sosialisasi terhadap pemilih pemula yang berada di wilayah kepulauan. ”Nanti kami akan mengadakan agenda khusus untuk melakukan sosialisasi di wilayah kepu-lauan,” pungkasnya. (bus/rr)

KM / BUSRI THAHA

THOHA SAMADIKetua KPU Sumenep

KM/IST

TIDAK BISA MENGANDALKAN PARTAI: Pasangan Soekarwo dan Syaifullah Yusuf (KarSa) yang komitmen akan kembali maju dalam Pilgub Jawa Timur 2013 tidak bisa mengandalkan mesin parpol yang semakin tidak dipercaya oleh masyarakat.

Kredibilitas Parpol Mulai Menurun

Jadi ‘Sayap’ Partai GerindraSAMPANG-Partai Kebangkitan Nasional

Ulama (PKNU) sudah memastikan diri ber-gabung dengan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dalam Pemilu 2014. Lang-kah ini dilakukan menyusul tidak lolosnya PKNU menjadi peserta Pemilu 2014.

Bergabungnya partai pimpinan Choirul Anam atau yang akrab disapa Cak Anam tersebut secara otomatis akan menambah kekuatan Partai Gerindra dalam mencari simpati masyarakat untuk mendulang suara dalam Pemilu 2014, khususnya di Sampang, mengingat massa pendukung PKNU di Sampang cukup besar.

Dengan bekal kekuatan massa yang sudah mengakar di Sampang, partai pimpinan Prabowo Subianto tersebut akan semakin diperhitungkan dalam Pemilu 2014 mendatang oleh parpol lain di Sampang.

”Pilihan yang tepat bagi PKNU bergabung dengan Partai Gerindra. Untuk saat ini dan ke depan, hanya Partai Gerindra yang bisa menyelamatkan suara dari basis massa PKNU,” terang Bendahara DPC Gerindra Sampang, Abdul Muklis, kemarin.

Ia menjelaskan, nantinya PKNU men-jadi ‘sayap’ Partai Gerindra yang secara intens akan berkomunikasi dengan mas-sa di akar rumput sehingga dukungan dari masyarakat akan jatuh pada Partai Gerindra. Apalagi PKNU dan Partai Gerindra mempunyai massa tersendiri di Sampang. Keduanya sama-sama mem-punyai kader yang militan dan memiliki kerjasama tim yang kuat. (ful/rr)

Komisi A Ancam Tangguhkan Anggaran Pilkades Serentak

KM/BUSRI THAHA

ABRORI MANNANKetua Komisi A DPRD

Sumenep

Page 9: Kabar Madura

Email Redaksi: [email protected]

9SENIN 18 Februari 2013

ISTILAH kota administratif per-nah populer sebelum berlakunya era otonomi daerah. Banyak daerah yang pada walnya berstatus sebagai kota administratif, akhirnya naik status menjadi kabupaten atau kota. Sebagai salah satu contoh adalah Kota Batu. Sebelumnya hanyalah sebuah keca-matan. Namun seiring dengan semakin padatnya penduduk dan kompleksnya persoalan, akhirnya statusnya pun naik menjadi kota administratif sebelum akhirnya menjadi Kota Batu terpisah dari Kabupaten Malang.

Sebagai diatur olehUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerin-tahan Daerah, kota administratif adalah sebuah wilayah administratif di Indo-nesia yang dipimpin oleh walikota ad-ministratif. Kota administratif bukanlah daerah otonom sebagaimana kotamadya atau kota, dan karena itu tidak memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Wa-likota administratif bertanggung jawab kepada bupati kabupaten induknya.

Namun aturan ini kemudian menjadi tidak berlaku dengan diberlakukan-nya Undang-Undang Republik Indo-nesia Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah. Disebutkan dalam undang-undang tersebut, karena pem-bagian provinsi hanya terdiri atas kabu-paten dan kota, akibatnya tidak dikenal lagi istilah kota administratif. Akibatnya kota administratif harus berubah status menjadi kota atau bergabung kembali dengan kabupaten induknya.

Nah, pertanyaannya, mungkinkah Ka-

mal meniru Kota Batu, menjadi pemek-aran wilayah Kabupatan Malang? Joko Sutrisno, Camat Kecamatan Kamal, mengatakan bukan tidak mungkin hal ini dilakukan bagi wilayah yang berpenduduk 39.787 jiwa tersebut, terlebih masyarakat Kamal yang ter-golong heterogen dengan banyaknya pendatang baik di kawasan Perumnas Kamal maupun para pendatang di kawasan Telang, sehingga dengan itu masyarakat setempat dinilai lebih maju dan berkembang dalam hal pola pikir.

Walau demikian, Joko Sutrisno men-gakui baru kali ini mendengar wacana menjadikan Kamal menjadi kota ad-

ministratif. “Belum mas, yang ada se-lama ini adalah wacana terobosan yang sempat dibahas bersama Bupati terkait dengan upaya menjadikan Kamal seb-agai kawasan pusat souvenir dan kuliner khas Madura,” jelas Joko Sutrisno.

Joko mengungkapkan pihaknya berencana melaksanakan kontes ku-liner yang melibatkan 10 desa yang ada di Kecamatan Kamal. Dengan diseleng-garakannya kontes tersebut, semua desa bisa memunculkan makanan khas desanya masing-masing. “Nantinya makanan khas tersebut bisa dimanfaat-kan sebagai penggerak perekonomian Kamal jika pusat wisata kuliner benar-benar direalisasikan,” imbuh Joko.

Mengenai konsep teknisnya, Joko mengungkapkan konsep yang tepat adalah dengan mendirikan pusat ku-liner berbentuk resto apung. “Dulu yang sempat dibahas adalah pendirian rumah makan apung mas, saya pikir itu layak dikarenakan kawasan Kamal kan pesisir. Apalagi viewnight nya bagus di kawasan pelabuhan itu. Lampu-lampu dari pelabuhan Surabaya tampak indah kalau malam kan,” jelas Joko pada Ka-bar Madura beberapa waktu lalu.

Walau demikian, Joko mengatakan sejumlah kendala menjadi penghalang realisasi rencana tersebut, terutama ter-kait masalah pembebasan lahan. “Saya rasa masalah terberatnya adalah di pem-bebasan lahan mas, karena sebagian be-sar wilayah pelabuhan sana kan sudah dikuasai ASDP, termasuk pula masalah modal sehingga perlu dukungan inves-tor untuk itu,” paparnya.(jos/zis)

Pemekaran Kab Bangkalan, Tiru Kota Batu

KM/PANORAMIO.COM

LENGKAP: Melihat kondisi fasilitas publik, perlu dipertimbangkan menjadikannya sebagai ‘kota adminsitratif seperti saat era pra otonomi daerah.

KM/PANORAMIO.COM

MATI SURI: Pelabuhan Kamal kondisinya semakin merana, terutama sejak beroperasinya jembatan Suramadu. Kondisi ini tentu saja mempengaruhi kondisi ekonomi terutama masyarakat Kamal Bangkalan. Persoalan ini tentu saja tidak bisa dibiarkan. Karena itu upaya untuk memulihkan kembali perekonomian Bangkalan terus dilakukan, termasuk menjadikannya sebagai semacam kota administratif.

Dulu yang sempat dibahas adalah pendirian rumah makan apung mas, saya

pikir itu layak dikarenakan kawasan Kamal kan

pesisir. Apalagi viewnight nya bagus di kawasan pelabuhan itu. Lampu-lampu dari pelabuhan

Surabaya tampak indah kalau malam kan.”

JOKO SUTRISNO Camat Kecamatan

Kamal

KM/PANORAMIO.COM

PEMEKARAN: Kecamatan Kamal sangat mungkin diproyeksikan nantinya sebagai kabupaten seperti yang telah dilaksanakan Kota Batu yang berkembang pesat seperti sekarang ini.

Wilayah Kecamatan Kamal, Bang-kalan merupakan salah satu pintu

gerbang utama menuju Pulau Madura. Namun sejak dioperasi-

kannya jembatan atau jalan tol Suramadu, wilayah bukan lagi

satu-satunya pintu masuk utama. Kondisi pun berubah. Kamal tak

seramai sebelum tahun 2009, yakni jembatan Suramadu dires-mikan. Roda perekonomian pun

ikut melamban. Menyikapi kondisi ini, berbagai upaya pun ditempuh

agar Kamal sebagai pintu masuk Madura bisa menarik masuk siapa

saja. Apa saja dan bagaimana?

MOH. DARSONO, warga Desa Bilaporah Socah, sudah tidak as-ing dengan setiap sudut pelabu-han Kamal. Tak hanya itu, dia pun sangat hapal kapan waktu pelabuhan Kamal ramai dan kapan waktunya sepi. Maklum, pria berusia 37 tahun ini sudah 10 tahun berjualan tahu di kawasan pelabuhan Kamal, termasuk di atas kapal.

Karena itu, Darsono bisa den-gan mudah merasakan bedanya suasana sebelum dan sesudah adanya jembatan Suramadu. “Se-jak Suramadu bisa dipakai, sehari maksimal hanya bisa dapat 50 ribu, kalau dulu bisa sampai 100 ribu sampai 150 ribu seharinya,” ungkap Darsono.

Tak hanya Darsono, pedagang lainnya yang menggantungkan hidupnya pada hasil berjualan di atas kapal penyebrangan yang melintasi Selat Madura tersebut

seperti Yusuf juga merasakan hal yang sama. “Saya tidak punya modal kalau mau jualan di tempat lain,” ungkap pria yang sudah 5 tahun berdagang air mineral dan berbagai macam snack.

Pantas saja keluhan para peda-gang di pelabuhan seperti koor paduan suara. Komentarnya ber-beda tapi intinya sama, menge-luh kondisi yang sepi. Memang pelabuhan Kamal memang tidak seramai dahulu. Ketika menjadi penghubung satu utama satu-satunya antara pulau Madura dan Jawa. Pelabuhan Kamal hanya pada momen tertentu saja kon-disinya ramai, seperti pada saat perayaan tellasen topa’ (enam hari bulan Syawal), Idul Idul Adha, Maulid Nabi.

Pernah dalam hari raya Idul Fitri tahun 2011, jumlah sepeda mo-tor yang lewat hanya 4.500 dari sebelumnya 8.000 unit. Karena itulah sebabnya, PT. ASDP se-laku pengelola pelayaran Selat Madura (Ujung-Kamal) hanya mengoperasikan sepertiga dari armada saat sebelum jembatan Suramadu beroperasi. Sehari-hari paling banyak hanya enam arma-da kapan feri yang dioperasikan. Bandingkan dengan dulu yang bisa mencapai 18 armada.

Begitulah faktanya. Pelabuhan Kamal pun seperti sedang mati suri. Dampaknya pun berim-bas terhadap perekonomian ma-syakarat Bangkalan Madura, terutama di Kecamatan Kamal. Buktinya, masyarakat seperti Dar-sono dan Yusuf mulai merasakan turunnya kegiatan ekonomi sejak jembatan Suramadu. Kondisi pun tentunya tidak bisa dibiarkan. Ber-bagai upaya untuk memulihkan kembali suasana aktivitas ekono-

mi wilayah Kamal seperti sebelum operasinya jembatan Suramadu terus dilakukan.

Sekitar setahun lalu, ada usu-lan penyeberangan Ujung-Kamal diproyeksikan menjadi wisata ba-hari. Daniel M. Rosyid, pakar ke-lautan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya, mengatakan tawaran ini merupakan upaya revitalisasi terhadap pelabuhan Kamal khususnya dan tentunya wilayah Kamal, Kabupaten Bang-kalan dan Madura, umumnya.

Tawaran revitalisasi ini juga sudah pernah mempertemukan para stake holder mulai dari ka-langan akademisi, PT ASDP, PT Dharma Lautan Utama, PT

Pelindo III, Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur, Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya, Dinas Pertanian Surabaya serta Kelompok Nelayan.

Daniel yang juga saat itu men-jadi Ketua Himpunan Ahli Penge-lolaan Pesisir Indonesia (HAPPI) Jawa Timur mengatakan terma-suk dalam wacana revitalisasi kawasan itu antara lain penyedi-aan dermaga dan kapal wisata, pengembangan kawasan wisata di pesisir Surabaya dan Bangkalan, penataan regulasi dan ruang Selat Madura, penyiapan pusat infor-masi wisata, penataan lingkungan fisik dan sosial di kedua kawasan pesisir serta pemberdayaan ma-

syarakat pesisir.Kepala Supervisor ASDP Pelabu-

han Kamal Herman S. pernah mengusulkan pelabuhan Kamal dibangkitkan kembali dengan menjadikannya sentra bisnis. Ka-lau memang diarahkan ke sana, Kamal tergolong kecamatan di Madura tegolong memiliki fasili-tas umum relatif paling lengkap, termasuk keberadaan Universi-tas Trunojoyo Madura di Desa Telang, Kec. Kamal. Kalau pun belum seperti rumah sakit tentu bisa dilengkapi sambil berproses.

Kondisi ini bisa dimaklumi karena wilayah Kamal sendiri merupakan titik paling Barat pulau Madura yang dijadikan sebagai pusat ke-

giatan bisnis terutama pada era pemerintahan kolonial Belanda. Terbukti, di Kamal terdapat stasiun kereta api yang tergolong terbesar dibandingkan dengan wilayah ka-bupaten Madura lainnya.

Ada juga usulan atau tawaran menarik juga pernah diungkap-kan anggota DPR RI daerah pemilihan Madura, Achsanul Qosasi. Pria asal Sumenep ini pernah mengusulkan Kamal dija-dikan semacam kota administratif di wilayah Kabupaten Bangkalan. “Entah apa pun namanya, tapi yang jelas Kamal memang harus dipulihkan karena fungsinya seb-agai pintu gerbang Madura,” ujar Achsanul Qosasi. (zis)

‘Kota Administratif’, Alternatif Revitalisasi Kamal?

KM/PANORAMIO.COM

Page 10: Kabar Madura

Diimbau Galakkan Try OutSUMENEP-Disdik Sumenep mengaku

memiliki pekerjaan baru menjelang dilak-sanakannya ujian nasional (unas) untuk seluruh tingkatan pendidikan, mulai SD, SMP, dan SMA, yang dimulai pada April mendatang.

Pihak Disdik mengaku terdapat per-bedaan teknis dari ujian nasional tahun ini yang tidak seperti tahun-tahun sebe-lumnya. Menyiasati hal tersebut, dinas pimpinan Ahmad Masuni tersebut meminta seluruh sekolah untuk memaksimalkan try out bagi siswa dengan harapan lulus dengan hasil memuaskan.

Masuni menjelaskan, dalam persiapan menghadapi unas pihaknya sudah meng-umpulkan beberapa kepala sekolah untuk membicarakan persoalan teknis terkait dengan adanya perubahan dalam peny-elenggaraan unas tahun ini.

”Soal Unas su-dah kita rapatkan, tinggal rapat tek-nis dengan kepala sekolah pada tang-gal 20 Februari, be-sok. Memang ada perbedaan teknis untuk unas sek-arang, sehingga pelaksana harus paham betul ten-tang kriteria-kri-teria dan kisi-kisi unas,” paparnya.

Ia berharap, lembaga pendidikan yang ada bisa menerapkan hasil rapat teknis dalam penyelenggaraan try out di lem-baganya masing-masing sehingga siswa Sumenep yang mengikuti unas bisa lulus dengan capaian angka yang maksimal.

”Harapannya nanti bagaimana sekolah-sekolah bisa melaksanakan try out kepada murid-muridnya agar dalam menghadapi ujian nasional nanti anak didik kita itu bisa lulus dengan baik tanpa dan mendapat nilai yang memuaskan,” tegasnya.

Pengamat pendidikan Sumenep, Jun-aidi Sya’rani, mengatakan bahwa per-soalan unas sebenarnya merupakan lagu lama yang selalu diputar kembali setiap menjelang akhir tahun ajaran.

Ia menyebut, meski bimbingan belajar kepada siswa ditambah kuantitasnya, tetap saja akan terjadi kecurangan dalam dalam penyelenggaraan unas. ”Itu sudah menjadi rahasia umum. Lembaga seko-lah yang fasilitasnya tidak lengkap dan tidak mengutamakan pelajaran tersebut justru akan menjadi korban unas. Pada akhirnya, karena mereka dipaksa ikut ujian, kecurangan tidak bisa dimungkiri lagi,” sindirnya.

Alumnus Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UNI) Sunan Kalijaga Jogja-karta tersebut menambahkan, persoalan kecurangan dalam unas tersebut seharus-nya menjadi prioritas Kemendikbud daripa-da bersilang sengkarut terkait teknis unas. ”Kecurangan unas termasuk kebohongan publik,” kritiknya. (aqu/rr)

Email Redaksi: [email protected]

SENIN 18 Februari 201310

U J I A N N A S I O N A L

S A R A N A

KM/DOK

AHMAD MASUNIKepala Disdik Sumenep

BANGKALAN-Kawasan Kecamatan Kota Bangka-lan diwarnai aksi damai sejumlah mahasiswa, Min-ggu (17/2). Bukan hanya mahasiswa asal Bangkalan saja yang turun ke jalan untuk menyampaikan as-pirasinya, beberapa berasal dari kampus di Surabaya.

Mereka hadir ke Bangkalan untuk melakukan aksi damai berupa jalan kaki dan pembagian selebaran peringatan kepada warga atas bahaya narkoba dan pergaulan bebas atau free sex.

Komunitas yang menamakan dirinya Forum Si-laturahim Lembaga Dakwah Kampus se-Surabaya Raya (FSLDK Surya) tersebut menilai jika kondisi peredaran narkoba dan free sex di Bangkalan saat ini sudah masuk ke dalam tahap memprihatinkan.

Nasrudin, mahasiswa semester akhir Politeknik Kesehatan Surabaya yang kemarin bertindak sebagai koordinator aksi kegiatan, mengaku prihatin dengan

kondisi generasi muda di Bangkalan, beberapa waktu terakhir ini.

”Kami dari FSLDK Surya yang juga tergabung LDK UTM Bangkalan di dalamnya, menyampai-kan rasa prihatin kami dengan kondisi pergaulan bebas dan penyebaran narkoba di Bangkalan yang semakin parah. Sebagaimana yang kami baca dari beberapa media, kondisi tersebut sangat mem-prihatinkan. Karenanya kami melakukan aksi ini sebagai upaya penyadaran akan hal itu,” paparnya di tengah orasi.

Dalam aksi tersebut, sedikitnya 25 mahasiswa dari lima kampus yang asal Surabaya dan Bangkalan bergabung menyampaikan orasi sambil berjalan kaki dari Stadion Gelora Bangkalan hingga ke Alun-Alun Bangkalan.

Pada kesempatan tersebut Nasrudin mengim-

bau kepada warga Bangkalan, khususnya para orangtua, untuk meningkatkan komunikasi dan perhatian terhadap putra-putrinya. Termasuk pula menambah nilai-nilai keimanan dan keagamaan dalam keluarga sebagai tameng terhadap bahaya narkoba dan free sex.

”Peredaran narkoba dan pergaulan bebas semakin merebak dan menguasai kalangan remaja karena minimnya perhatian dan kepedulian orangtua ter-hadap anak-anaknya. Karenanya kami mengimbau kepada orangtua untuk lebih memperhatikan hal itu, di samping meningkatkan nilai-nilai keimanan dan keagamaan dalam keluarga,” jelasnya.

Dalam aksi tersebut, kelompok mahasiswa ini mengharap dukungan dari masyarakat Madura atas aksinya. Baik dalam tindakan maupun doa demi per-baikan bangsa Indonesia, khususnya Madura. (jos/rr)

KM/AGUS JOSIANDI

AKSI DAMAI: Puluhan mahasiswa menggelar aksi jalan kaki dari Stadion Gelora Bangkalan menuju Alun-Alun Bangkalan di sebagai bentuk penolakan terhadap narkoba dan seks bebas yang semakin memprihatinkan di Madura

Mahasiswa Tolak Narkoba dan Free Sex

Anggaran Rp 2,4T Diduga untuk Kepentingan ParpolPAMEKASAN-Sekalipun pembaruan

kurikulum 2013 menuai pro dan kontra, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pamekasan tetap memberikan dukungan digulirkannya kurikulum baru pendidikan tersebut.

Komisi D DPRD Pamekasan yang membidangi pendidikan, menyatakan bahwa pembaruan tersebut memang dibutuhkan oleh masyarakat sehingga diharamkan upaya politisasi kurikulum tersebut.

”Pembaruan ini sangat berpengaruh terhadap anggaran yang akan dikeluar-kan. Karena itu, pembaruan kurikulum

2013 jangan sampai dipolitisasi!” pinta Wakil Ketua DPRD Pamekasan, K. Ju-haini, Minggu (17/2).

”Saya Sangat tidak setuju apabila kuri-kulum 2013 ini dipolitisasi. Terpenting ialah ada langkah cepat sosialisasi ke-pada guru dan kita sudah dekat mengha-dapi tahun ajaran baru. Tujuannya adar siswa tidak terkejut dan guru tidak gagap dalam menyikapi pembaruan tersebut,” tekannya.

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut menambahkan, pada kurikulum 2013 terdapat anggaran proyek buku senilai Rp 2,4 triliun yang rawan untuk diselewengkan. ”Harus efesien dan tepat sasaran. Ini kuncinya,” tukasnya.

Sebelumnya beberapa pengamat pen-didikan menyebut jika kurikulum 2013 sama sekali bukan untuk kepentingan rakyat, tetapi lebih kepada kepentingan politik. Banyak cibiran yang mengatakan

jika kurikulum 2013 tidak berpihak ke-pada siswa.

”Apalagi nama Wakil Presiden Boedio-no disebut-sebut ikut ambil bagian dalam proyek pembaruan kurikulum 2013 ini. Kita harus menolak kurikulum 2013 karena menunjukkan intervensi politik yang sangat kuat!” tuding Ketua Gerakan Pemuda Ronggosukowati, Baisuni, beberapa waktu lalu

Ia menengarai ada partai politik yang turut bermain dalam kurikulum 2013 tersebut. Kemungkinan anggaran dana kurikulum 2013 senilai Rp 2,4 triliun itu akan digunakan untuk kepentingan Pemilu 2014. ”Hampir semua korupsi paling banyak diisi pengadaan barang. Proyek pengadaan buku senilai Rp 2,4 triliun sangat tidak logis,” sindirnya.

Untuk merealisasikan kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan Ke-budayaan (Kemendikbud) mengajukan

anggaran ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Rp 2,491 triliun yang terdiri dari anggaran melekat Rp 1,740 triliun dan anggaran tambahan Rp 751,4 miliar.

Anggaran melekat digunakan untuk pelatihan guru dan pengadaan buku untuk siswa dan guru. Anggaran itu bersumber dari APBN sebesar Rp 991,8 miliar dan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp 748,5 miliar.

sementara anggaran tambahan di-gunakan untuk penyiapan dokumen kurikulum 2013, penulisan buku, uji publik dan sosialisasi, penggandaan buku, pelatihan guru, serta monitoring dan evaluasi.

Baisuni memberikan catatan khusus di Pamekasan terkait belenggu korupsi yang melekat pada Dinas Pendidikan (Disdik) Pamekasan, yakni dugaan ko-rupsi Rp 1,9 miliar dari dana pengadaan bantuan buku Ad Hoc. (anm/rr)

Kurikulum 2013 Jangan Dipolitisasi!

30 Persen Lahan BersengketaSAMPANG-Sekitar 30 persen lahan

yang ditempati lembaga pendidikan di Sampang saat ini sedang bermasalah. Rata-rata lahan tersebut masih dimiliki warga tetapi di atasnya berdiri bangunan milik lembaga pendidikan.

Sejumlah pihak berharap supaya per-masalahan tersebut segera diselesaikan agar kasus penyegelan gedung lembaga pendidikan yang pernah terjadi sebe-lumnya tidak terulang karena menim-bulkan beban psikologi kepada civitas akademika dan mengganggu kegiatan belajar mengajar.

Pelaksan Tugas (Plt) Kepala Disdik Sampang, Sumadi, mengatakan saat ini sekitar 30 persen lahan yang di atasnya dibangun lembaga pendidikan secara hukum masih menjadi milik warga.

Ia menuturkan, persoalan pembebesan lahan ini belum dilakukan oleh Pemer-intah Kabupaten (Pemkab) Sampang. Sumadi bersyukur lahan milik warga yang dipakai untuk kepentingan kegiatan belajar mengajar tidak sampai berujung pada penyegelan yang berujung meru-gikan murid.

”Sekitar 30 persen lahan dari jumlah lembaga pendidikan yang ada masih ber-masalah. Di sini (Sampang, red), untuk lembaga pendidikan yang bersengketa, jumlah keseluruhan untuk SD sebanyak 590 lembaga dan SMP 34 lembaga,” ung-kapnya sambil menambahkan untuk SMA terdapat delapan lembaga pendidikan yang bersengketa.

Sumadi mengatakan, untuk tanah Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD), may-oritas milik sekolah yang bersangkutan sehingga tidak ada masalah terkait seng-keta. Satu-satunya UPTD yang lahannya dipermasalahkan yakni di Kecamatan Jrengik yang terjadi beberapa waktu lalu.

”Kami berharap permasalahan lahan yang menimpa pada lembaga pendidikan agar diselesaikan secara damai sehingga tidak sampai merugikan kedua belah pihak,” harapnya.

Debelumnya kantor UPTD Jrengik disegel pemilik lahan meski akhirnya dibuka kembali setelah ada kesepaka-tan. Hal tersebut terjadi karena ahli waris menuntut ganti rugi dari Disdik Sampang sebab lahan yang ditempati kantor UPTD milik warga dan diklaim belum dibayar. (ful/rr)

PAMEKASAN-Pelaksanaan kurikulum 2013 pada ta-hun ajaran baru mendatang menuntut guru untuk lebih kreatif dalam mengajar peserta didiknya. Dari setiap mata pe-lajaran yang akan diajarkan, dipastikan tidak sesuai dengan adat kedaerahan setempat.

Yudik Ainurrahman, Dosen Ilmu Alamiyah Dasar (IAD) Perguruan Tinggi di Pame-kasan, mengatakan bahwa dalam menghadapi kurikulum 2013 ini semestinya para guru lebih faham dan tidak sekedar mencekoki anak didiknya den-gan pola lama.

Diakui Yudik, kurikulum lama dan baru tidak akan pernah ada perbedaan jika seorang guru hanya mengajar tanpa ada pemahaman baru atas eksistensi kurikulum baru tersebut.

”Jangan hanya kurikulumnya saja yang berbeda, sementara pola pengajarnya tidak jelas alias tidak ada perbedaan. Perubahan kurikulum baru ini diharapkan guru mampu mengeksplorasi segala metode mengajar,” ungkapnya.

Ia mencontohkan, jika mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Penge-tahuan Sosial (IPS) disatukan dalam satu mata pelajaran, maka jelas guru harus men-geluarkan energi yang lebih dari sebelumnya, baik energi metode mengajar maupun eksplorasi keilmuannya.

”Tugas besar seorang guru tidak hanya cukup mengajar tanpa mempersoalkan apakah siswanya paham atau tidak. Untuk itu menjadi sebuah keharusan bagi guru untuk ti-dak lagi berkutat pada metode

kurikulum sebelumnya,”pekik Yudik.

Yudik mengatakan, up grade kualitas guru tersebut menjadi tugas Disdik dan instansi lain yang menaungi pendidikan. Tujuannya agar sinkronisasi

kurikulum dan metode yang akan disampaikan seorang guru bisa berjalan searah.

”Yang menjadi pertanyaan penting hari ini, apakah guru sudah siap mengaplikasikan kemampuannya sesuai dengan

harapan pemerintah atau tidak? Kalau tidak siap, berarti kuriku-lum baru ini hanya sia-sia belaka. Pihak terkait harus mengantisi-pasinya sejak dini,” imbau Yudik.

Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdik Pamekasan, Pra-ma Jaya, mengatakan bahwa dalam menghadapi kurikulum 2013 setiap guru harus lebih kreatif dalam mengajar peserta didik. Ia berdalih, semua isi mata pelajaran itu dipastikan tidak akan semuanya sesuai dengan adat kedaerahan.

”Misalnya di Papua jangan diberi contoh alat transportasi seperti kereta api karena siswa dipastikan tidak akan mengerti karena di Papua tidak ada kereta api. Mengantisipasi hal tersebut, guru harus kreatif dan mengeksplorasi segala kemampuannya dengan baik,” ujar Prama Jaya. (jck/rr)

KM/IST

BUTUH PEMAHAMAN: Para guru dituntut untuk lebih kreatif dalam mendidik siswa sesuai kurikulum 2013 yang dipastikan banyak mengalami perbedaan metode pengajaran dari kurikulum sebelumnya.

Metode Baru, Guru Dituntut Kreatif

Page 11: Kabar Madura

BANJARMASIN-Lawatan Las-kar Sape Kerap ke Bumi Borneo menjadi beban tersendiri bagi Zaenal Arif dan kawan-kawan. Persiapan yang mepet usai melakoni dua laga kandangnya yang sarat emosi, menjadi ken-dala berarti. Padahal, 16 pemain yang terpilih ke Kalimantan kembali harus berjibaku dengan pertandingan yang akan mengu-ras emosi lebih.

Ini karena dua pertandin-gan yang akan dilakoni tim kebanggaan warga Madura tersebut dilangsungkan di ten-gah harapan publik Madura yang membuncah. Sebab bola mania Madura ingin melihat tim kebangaannya menang dan menang lagi. Sehingga posisinya terus terdongkrak, hingga mampu menghindari zona degradasi.

Di sisi lain, persiapan anak asuh Daniel Roekito hanya dua hari latihan. Itu pun, hanya un-tuk memulihkan fisik pemain pasca terkuras dalam dua laga kandang lawan dua tim tamu dari Papua. Yakni Persidafon Dafonsoro dan Persiram Raja Ampat.

”Ini kondisi nyata dari kom-petisi ISL. Setiap menit dan kesempatan yang ada harus dimaksimalkan,” jelas Daniel Roekito menanggapi persiapan yang dilakukan timnya jelang keberangkatan ke Borneo.

Secara tersirat, Daniel tidak mengkhawatirkan minimnya persiapan dimaksud. Justru Dan-iel mengingatkan agar euforia kemenangan jangan dirayakan berlebih. Sehingga semangat

tempur di markas PS Barito Putra, yakni Stadion Demang Lehman, Martapura, bisa tetap membara.

”Secara emosi, kalau euforia ditanggapi sangat berlebih, bisa mengakibatkan pemain men-ganggap enteng lawan,” tandas mantan pelatih yang sukses membawa Persik Kediri Juara Ligina edisi 2006 ini.

Padahal lawan yang akan dihadapi bukanlah tim ringan. Utamanya jika bertanding di kandangnya. Arema Indone-sia yang bermaterikan pemain sarat bintang saja harus takluk dari tim yang promosi tahun ini bersama-sama dengan P-MU dan Persita Tangerang. Tak hanya itu, Persegres Gresik United yang nota bene mampu menjinakkan P-MU 2-1 di ajang

Inter Island Cup juga dijinakkan dengan skor 1-0.

”Semua lawan tidak ada yang ringan dan tidak ada yang be-rat, semuanya sama. Tinggal bagaimana mengatur situasi se-lama dalam pertandingan,” tutur pelatih asal Semarang tersebut.

Untuk menghadapi tim yang terkenal berdarah dingin ter-hadap tim dengan nama besar, Daniel mengaku tidak mem-persiapkan timnya secara khu-sus. Yang ditekankan kepada pemainnya adalah instruksi bermain santai dan tidak terpro-vokasi tekanan dan permainan kasar lawan.

”Jaga emosi. Sebab pasti tim lawan dengan dukungan su-porternya akan memprovokasi,” tegasnya. (bri/ed)

SENIN 18 Februari 2013 11

RAYON MADURA

Email Redaksi: [email protected]

NO KLUB P W D L GD PTS

1. PERSEBAYA 3 3 0 0 10-2 9

2. PERSEBA SUPER 3 3 0 0 6-1 9

3. DELTRAS 3 2 1 0 4-1 7

4. PERSID 4 1 1 2 2-6 4

5. PERSETA 1 1 0 0 2-1 3

6. PERSEBO BONDOWOSO 2 0 1 1 2-3 1

7. PERSIPAS PASER 3 0 1 2 1-3 1

8. PSBK BLITAR 3 0 1 2 2-5 1

9. PERSEKAM 4 0 1 3 3-10 1

KLASEMEN SEMENTARA DIVISI UTAMA 2012-2013

GROUP 3

BANGKALAN-Dari tiga pertandingan sebelumnya, laga melawan Deltras Sidoarjo bisa dibilang sebagai laga terberat bagi Perseba Super Bangkalan (PSB). Pasalnya, selain memiliki pemain bagus, sang lawan juga akan bermain di kandangnya sendiri.

Di bawah dukungan suporter fanatiknya, Delta Mania, The Lobster -julukan Deltras, tentu tak ingin tampil setengah hati.

Apalagi tim yang musim lalu berlaga di ISL itu m a s i h m e n y i m p a n ambisi untuk kembali meraih posisi runner up di klasemen sementara

Grup 3 Divisi Utama. Itu, setelah tergusur oleh ke-

menangan ketiga PSB atas Persekam Metro FC, Sabtu sore lalu (16/2).

Itulah yang menjadi dalil bahwa laga yang akan digelar 25 Februari itu diprediksi berlangsung super ketat. Pelatih Kepala PSB, Nus Yadera mengaku masih optimistis anak asuhnya akan mampu mencuri poin dari tim tuan rumah. ”Meskipun pastinya akan tidak mudah,” ujarnya saat dihubungi melalui ponselnya kemarin.

Sementara itu, Manajer PSB Ayu Sartika Virianti menyatakan timnya akan bertan-dang ke Sidoarjo dengan dua target. Tiga kemenangan beruntun membuatnya yakin bahwa target tersebut bukanlah sesuatu yang berlebihan.

”Dengan hasil tiga kali kemenangan, menambah motivasi untuk laga berikutnya dan insya Allah meraih poin. Itu target pertama,” ujarnya kemarin.

Ditanya mengenai target yang kedua, manajer 25 tahun itu masih percaya bahwa Deltras merupakan tim yang masih bisa dikalahkan. ”Meskipun tidak mudah, na-mun kami tetap menginginkan kemenan-gan untuk target selanjutnya,” imbuhnya optimistis.

Sementara itu, hingga kemarin sore, peng-gawa Laskar Suramadu masih menjalani liburan. Setelah menikmati dua hari rehat, sore ini Danilo Fernando akan kembali menjalani latihan. Menurut informasi, tak ada cedera berarti yang dialami anak-anak Bangkalan. Hanya Fandi Ahmad yang mengalami luka di sekitar mulut akibat sikutan pemain Persekam Metro FC pada laga Sabtu lalu. (bai/ed)

Usung Dua Target di Sidoarjo

BANGKALAN-Target ke-menangan yang dipatok Perseba Super Bangkalan (PSB) kembali tercapai. Setelah secara drama-tis mampu memukul tamunya, Persekam Metro FC Malang dengan skor 2-1.

Pada pertandingan yang dige-lar Sabtu sore (16/2) di Stadion Gelora Bangkalan (SGB) itu, Danilo Fernando dan kawan-kawan harus menerima kenyata-an tertinggal lebih dulu. Bahkan gol tim tamu yang lahir akibat kesalahn pemain belakang itu, terjadi saat pertandingan baru berjalan 1 menit.

Hal itu yang kemudian mem-buat penggawa Laskar Sura-madu langsung menekan un-tuk membalas ketertinggalan. Beberapa kombinasi serangan pun kemudian dilakukan untuk segera meraih hasil imbang. Hal itu terlihat tidaklah mudah. Pasalnya berhasil membukukan satu gol, tim tamu langsung me-narik pemainnya dan merubah pola permainan menjadi extra-defensive. Yakni dengan me-numpuk banyak pemain di areal penalti. Tak ayal pilihan untuk bermain keras pun diambil un-

tuk meredam agresivitas seran-gan Perseba Super.

Babak pertama pun berakhir 0-1 untuk keunggulan tim tamu.

Di babak kedua, Pelatih Ke-pala Perseba Super, Nus Yadera berinisiatif memasukkan tenaga baru. Harianto, pemain kelahi-ran Gresik yang terkenal me-miliki kelincahan dengan visi permainan yang baik, dimasuk-kan mengganti La Umbu. Pola serangan menunjukkan trend positif. Beberapa kombinasi serangan terlihat lebih tajam dan membahayakan gawang Persekam. Hingga akhirnya di menit 53, pemain bertahan Persekam harus menghentikan bola dengan tangan. Wasit Sa-bur asal Papua yang berdiri tak jauh dari kejadian, langsung menunjuk titik putih. Sepakan Danilo kemudian menggetarkan jala Persekam yang dijaga Ef-fendi Dwi Cahyo.

Skor 1-1 membuat anak asuh Nus Yadera semakin gencar melakukan serangan. Namun ketatnya pertahanan yang dibangun Setiyo Adi dan kawan-kawan membuat frustasi anak-anak Bangkalan.

Tak ada perubahan berarti hingga menit 87, setelah Qo-dari Amir dan Saiful Bahri me-lengkapi kuota tiga pergantian pemain. Namun lagi-lagi keang-kerang SGB terlihat. Memasuki detik-detik terakhir injury time yang hanya dijatah 3 menit, sepakan pojok untuk anak-anak Perseba Super membuahkan kemelut di muka gawang lawan. Ferry N. Somah yang berdiri di tiang jauh, mengirim umpan ke Ferry Aman Saragih yang berakhir dengans sepakan kaki kanan menghujam ke gawang Persekam.

Gol tersebut tentu saja mem-buat seisi stadion bersorak. Bahkan di tribun timur, anak-anak K-Conk Mania makin keras menyuarakan nyanyian kemenangan bagi tim kebang-gaannya.

Pelatih Perseba Super, Nus Yadera mengatakan, ketatnya pertandingan berawal dari gol cepat tim tamu. ”Saya bersyu-kur target kemenangan yang ditargetkan akhirnya tercapai. Kesalahan pemain belakang membuat kita tertinggal di menit-menit pertama. Saya akan evalu-

asi sebelum dua laga away yang akan kita jalani,” ujar Nus saat konfrensi pers usai pertandingan.

Sementara itu, pelatih tim tamu, Siswantoro mengaku menerima dengan hasil minor tersebut. ”Kami terima kekala-han ini. Secara permainan tuan rumah memang lebih unggul. Namun beberapa keputusan wasit memang merugikan tim kami,” timpal pelatih yang ma-sih dipertahankan klub sejak musim lalu.

Hasil tersebut sekaligus men-gakhiri clean sheet yang mampu dipertahankan Perseba Super hingga pertandingan kedua. 181 menit tanpa kebobolan, menjadi catatan tersendiri bagi penjaga gawang utama Perseba Super, Aditya Fajar di musim 2012/2013.

Pasca menjalani pertandingan yang cukup mendebarkan dan berhasil meraih kemenangan, penggawa Perseba Super kemu-dian merayakan victory tersebut bersama suporter fanatiknya, K-Conk Mania yang setia mem-berikan dukungan semangat sepanjang 90 menit pertandin-gan. (bai/ed)

Menang Dramatis, PSB Runner UpKM/TABRI S. MUNIR

MENUMPUK: Danilo Fernando (kiri) dan striker PSB Ferry N. Somah (kanan) harus memeras otak untuk bisa membongkar pertahanan Persekam Metro FC yang memilih bertahan total usai unggul cepat di menit pertama.

KM/TABRI S. MUNIR

SELAMAT: Manajer P-MU Achsanul Qosasi menyalami satu persatu penggawa Sape Kerap usai menjinakkan Persiram Raja Ampat (14/2).

MINUTE BY MINUTE Babak I2 ’ P e l u a n g p e r t a m a

Persekam berbuah gol. Memanfaatkan kesalahan pemain belakang Perseba Super, Suryadi mampu memaksimalkan menjadi gol pembuka.

4’ Tendangan bebas Danilo Fernando masih bisa d i a m a n k a n k i p e r Persekam, Efendi.

21’ Fandi Ahmad dijatuhkan Fahmi Dio. Danilo dan Fahmi terlibat aksi saling dorong.

30’ S h o o t i n g D a n i l o mas ih menyamping, memanfaatkan umpan Ferry Aman Saragih (FAS)

38’ Kombinasi umpan satu d u a D a n i l o - S o m a h masih mampu dijinakkan Effendi.

Injury Time 2 menit. Skor Babak I, Perseba

Super 0-1 Persekam Metro FC Malang

Babak II45’ La Umbu digant ikan

Harianto.53’ Fahmi Dio handsball di

kotak terlarang.55’ Penalti Danilo berbuah gol.

Bola yang disodorkan ke arah kanan gawang Effendi, terlalu keras untuk diamankan. Skor imbang 1-1.

58’ Rochip dilanggar Setiyo Adi, berbuah tendangan bebas untuk tim tuan rumah.

61’ Yuanugrah dikartu kuning wasit setelah melanggar Fandi Ahmad.

65’ Miftahul Huda ditarik keluar digantikan Qodari Amir.

71’ Persekam berpeluang merubah skor. Sayang tembakan kaki kanan S u p r i a d i m a s i h menyamping.

72’ Umpan Somah disambut tendangan voli Danilo, melenceng tipis di atas mistar Effendi.

75’ M. Amirul dikartu kuning wasit setelah melakukan pelanggaran.

78’ Gilang Dedy masuk (22) menggantikan Andrianto (9).

82’ Dini lai mengulur-ulur waktu, k iper Effendi dikartu kuning.

85’ Umpan FAS terlalu deras untuk bisa di jangkau Somah.

87 ’ Sa i fu l Bahr i masuk menggantikan Victor da Silva.

90 ’+3 Go l kemenangan Perseba Super. Berawal dari kemelut di depan gawang, umpan Somah l a n g s u n g d i s a m b u t tendangan kaki kanan menghu jam gawang Effendi.

Pertandingan Berakhir, Pe rseba Supe r 2 -1 Persekam Metro FC Malang

Tim Bangkalan-Sampang Menang

BANGKALAN-Pra Porprov Cabang Olahraga (Cabor) Sepak Bola Rayon Madura dimulai kemarin (17/2). Selu-ruh pertandingan dipusatkan di Stadion Gelora Bangkalan (SGB).

Dari dua laga yang ditandingkan, tim Ka-bupaten Sampang dan Bangkalan menuai kemenangan. Dimana pada jam pertama yang dimulai pukul 13.00, tim sampang menggilas tim Sumenep dengan skor ti-pis 1-0. Sementara di tanding jam kedua yang dimulai pukul 15.30, tim Bangkalan menang 2-1 atas tim Pamekasan.

Yang menjadi catatan adalah kemenan-gan tuan rumah Bangkalan atas Sumenep. Pasalnya, tim Pamekasan merupakan favorit Rayon Madura. Sebab dibentuk dengan persiapan yang cukup panjang.

Mengomentari kemenangannya, Asisten Pelatih Tim Bangkalan, Petir Khan tentu saja bersyukur. Disampaikan, meski membuku-kan kemenangan, Khoirul Anam dan kawan-kawan belum berada dalam posisi aman.

”Alhamdulillah tim kami mampu menang di pertandingan melawan Pamekasan. Saya harap anak-anak tidak merasa su-dah lolos, karena telah melewati tim Pa-mekasan yang merupakan favorit juara,” ujar Petir.

Dua gol tim Bangkalan dibuat man-tan pemain Perseba Super U-15, Risky “Batak” Marsuki dan Tholib. Sebenarnya anak asuh Afiv Subarkah tersebut bisa menambah margin gol, andai eksekusi penalti Tholib, akibat pelanggaran pemain belakang tim Pamekasan, tidak gagal.

Dua pertandingan selanjutnya juga akan kembali tersaji siang ini. Masih di stadion yang sama, tim Pamekasan akan bentrok Sampang pada pukul 13.00. Ke-mudian tim tuan rumah akan menjamu juru kunci grup, tim Sumenep pada jam selanjutnya. (bai/ed)

SUMENEP-Kemarin men-jadi hari bersejarah bagi komunitas suporter asal Sumenep, Peccot Mania. Kawanan dengan warna kebesaran kombinasi warna hijau-hitam itu merayakan hari jadinya yang pertama.

Meskipun tidak diray-akan, namun banyak uca-pan yang diterima komu-nitas pendukung Perssu Sumenep dan Persepam Madura United (P-MU) itu. Salah satunya dari Presiden K-Conk Mania, Jimhur Sa-ros. Dituturkan, memasuki tahun kedua eksistensinya, Peccot harus terus menun-jukkan kreatifitasnya.

”Saya atas nama keluarga besar K-Conk Mania men-gucapkan selamat hari jadi yang pertama untuk Peccot Mania. Semoga semakin semangat membangun ko-munitasnya,” ucap Jimhur saat dihubungi melalui ponselnya kemarin (17/2).

Di tempat terpisah, Achsa-nul Qosasi, Manajer P-MU berharap komunitas Peccot Mania dapat menunjuk-kan kreativitas untuk turut memberikan dukungan bagi Perssu Sumenep atau-pun P-MU.

”Selamat ultah Peccot Mania. Semoga semakin solid dan kompak untuk Sumenep dan Madura,” tandas pria yang juga ber-asal dari Sumenep itu.

Sementara itu, penggawa P-MU juga tak terlewat-kan dalam memberikan perhatian berupa ucapan selamat. Alfonsius Kelvan, penjaga gawang yang men-jalani debutnya di ISL saat bertandang ke Persipura Jayapura beberapa waktu lalu mengirim ucapan via blackberry mesenger. Pe-main asal Jakarta itu ber-harap, kekompakan bagi Peccot Mania tak hanya terjalin antar-sesama ang-gota. Namun juga dengan elemen suporter Madura lainnya.

”Happy 1st anniversary buat Peccot Mania. Semo-ga makin kompak antar-anggota dan antar-sesama suporter Madura,” tulisnya kepada Kabar Madura.

Tak lupa, Alfons -sapaan akrab Alfonsius, juga me-minta dukungan mori l dan semangat menjelang keberangkatannya pada tur Kalimantan. Sehingga tampilan Laskar Sape Kerap di laga tandangnya tak lagi mengecewakan.

”Oya, Kami juga minta doa dukungan dari Peccot dan Suporter Madura lain-nya. Agar di dua laga ke Kalimantan ini, bisa diberi hasil maksimal,” imbuhnya mewakili tim yang terlihat melintasi jembatan Sura-madu untuk memulai tur Ka-limantan, kemarin. (bai/ed)

Ultah Pertama Peccot Mania

Persiapan Mepet Bukan Alasan

Page 12: Kabar Madura

Penggawa P-MU yang Tak Tergantikan (1)ADA enam pemain yang pada

dua pertandingan kandang P-MU tidak pernah diganti se-lama 90 menit. Dari enam pe-main tersebut, mereka kembali dibawa serta ke Kalimantan guna menghadapi dua tim asal Bor-neo. Akankah pemain tersebut menjadi starting eleven pada dua pertandingan tersebut? Berikut catatan Kabar Madura tentang enam pemain tersebut.

Email Redaksi: [email protected]

12 SENIN 18 Februari 2013

Free KICK Ke Borneo dengan 16 Pemain

KM/DOK

FACHRUDDIN WAHYU ARYANTO

KM/DOK

GALIH FIRMANSYAH

1. Galih Firmansyah2. Alfonsius Kevlan3. Fachruddin Wahyu Aryanto4. Firly Apriyansyah5. Michael Orah6. M. Rivai7. Denny Rumba8. Ali Khadafi 9. Busari10. Issac Y.M. Djober11. Rossy Noprihanis12. Anton Samba13. Zaenal Arif14. Osas Marvelous Ikpefua Saha15. Kristian Adelmund16. Zahila Abubakar

PIMPINAN ROMBONGANChandraPELATIH

Daniel RoekitoJamrawi

PERLENGKAPANSyamsulMEDIS

Yudho Darmawan

ROMBONGAN P-MUKE BORNEO

Solidaritas Jawa TimurTUR Persepam Madura United

(P-MU) ke Borneo, dalam rangka menghadapi PS Barito Putra dan Persiba Balikpapan, mengemban misi khusus. Selain ingin me-naikkan jati diri Madura, Zaenal Arif dan kawan-kawan juga ingin membalas kekalahan tim-tim ISL dari Jawa Timur lainnya.

Itu, menyusul Persegres GU yang menjadi tetangga P-MU pada pertandingan beberapa pe-kan sebelumnya (27/1), takluk 0-1 dari PS Barito Putra. Meski pada laga di kandang Persiba Balikpa-pan, tim dari Kota Pudak tersebut mampu melumat tim tuan rumah dengan skor 1-2 (22/1).

Pun juga Arema Indonesia yang menyerah masing-masing 1-0 dari PS Barito Putra (20/1) dan Persiba Balikpapan (27/1).

”Saya berharap P-MU mampu membalaskan sakit hati tim Jawa Timur. Karena Barito sudah mengalahkan Gresik United dan Arema Indonesia,” tulis Ardi, seorang penggemar P-MU di fanspage Kabar Persepam Madura United.

Penyataan Ardi tersebut, seb-agaimana disampaikan Manajer P-MU, Achsanul Qosasi, sebagai bukti jika jati diri sepak bola Madura saat ini mulai diakui publik Jawa Timur, sebagai ba-gian dari keluarga besarnya yang harus dibela. ”P-MU ternyata ikut membangkitkan sema-ngat Jawa Timur untuk kembali mengu asai pentas sepak bola nasional,” jelas Achsanul.

Ditambahkan, musim kompe-tisi tahun ini, Jawa Timur hanya diwakili empat tim di pentas ISL. Yakni, Arema Indonesia, P-MU, Persegres Gresik United dan Persela Lamongan. Padahal, dalam sejarah pernah hingga tujuh tim papan atas.

Harapan terhadap P-MU un-tuk betul-betul memaksimalkan label sebagai perwakilan Jawa Timur di pentas ISL menjadi su-plemen baru bagi skuad P-MU. Sehingga mereka diharapkan menang di setiap pertandingan-nya. (bri/ed)

KM/DOK

DENNY RUMBA Bertekad Pertahankan Trend Positif

LAWATAN 16 pemain ke Bumi Borneo menjadi spirit khusus bagi pemain terpilih untuk menampilkan permainan terbaiknya. Sehingga target tim mencuri poin di laga tandang bisa realisasikan.

Target tersebut, sebagaimana dis-ampaikan El-Capitino P-MU, Zaenal Arif, adalah target realisitis bagi tim-nya yang baru saja mempertahankan trend positif selama dua kali per-tandingan terakhirnya.

”Kami ingin terus memper-tahankan trend positif yang telah kami raih,” jelas pemain yang memiliki panggilan kecil, Abo’.

Menurut pe-main asal Band-ung ini, trend positif yang se-dang dialami Laskar Sape K e r a p b u k a n -lah se-b y a h puncak p r e s t a s i . Dirinya menyadari jika masih ter-dapat beberapa pertandingan lagi yang akan dijalani.

”Dukungan dan doa warga Madura sangat kami harap-kan,” tandas Zaenal Arif. (bri/ed)

SUADI SUJONO FOR KM

TRIO: Kristian Adelmund, Osas

Saha dan Michael Orah adalah tiga

dari 16 pemain yang diusung

manajemen P-MU ke kandang

PS barito Putra dan Persiba Balikpapan.

BAGI sebagian rombongan P-MU, menghadapi PS Barito Putra tidaklah asing. Tercatat, beberapa skuad P-MU Divisi Utama musim lalu pernah me-ladeni mereka. Namun bukan di Stadion Demang Lehman di Kota Martapura, Kalimantan Selatan, yang kini jadi markas tim berjuluk laskar Antasari ini. Namun saat Barito Putra masih menggunakan Stadion 17 Mei Banjarmasin.

Atmosfer laga lawan tim idola suporter Bart Man ini pernah dirasakan Issac Y.M. Djober,

Alfonsius Kevlan, dan M. Rivai. Termasuk juga Rossy Nopriha-nis, yang saat itu masih berbaju PS Sumbawa Barat.

Tak hanya mereka, Busari pun per-nah ber-j i b a k u dengan tim yang juga ber-juluk Laskar Seribu Sungai ini. Yakni ketika dualisme kepe-mimpinan organsasi sepak bola di Indonesia belum terpecah, dan Busari masih berbaju Persiba

Bantul di Divisi Utama. Dalam tandingnya, Busari mengantar-kan timnya menang 3-1 di kan-dang dan kalah 2-0 saat melawat ke markas Barito Putra.

L e b i h megejutkan l ag i , Mi -chael Orah tercatat se-bagai eks

bintang Barito Putra. Sehingga tak heran, pemain asal Manado tersebut sangat dikenal di Ban-jarmasin dan sekitarnya. Ter-masuk dengan Low Officer (LO)

Barito Putra, Anang Hermawan.Dan yang sangat surprise bagi

skuad P-MU dalam lawatannya ke Barito Putra adalah pen-galaman pimpinan rombongan, Daniel Roekito. Pasalnya, pelatih asal Semarang tersebut tercatat pernah mengangkat performa Barito Putra mencapai pemuncak Liga Dunhil tahun 1993 dan 1994. Dua tahun berikutnya, Daniel kembali menukangi Barito Putra, meski akhirnya terpuruk.

Kepelatihan Daniel Roekito kala itu juga membawa sukses bagi skuad yang memperkuat Barito tahun 1993. Nama-nama pemain yang sempat menjadi binaannya, yakni Salahuddin, yang saat ini menjadi pelatih kepala Barito Putra. Bahkan, pelatih kiper dan asisten Salahuddin adalah anak asuh Daniel Roekito.

Kendati sudah mengenal akrab Barito Putra, skuad P-MU harus tetap menampilkan semangat untuk berjuang hingga titik penghabisan. Sebab raih poin pada pertandingan besok men-jadi beal P-MU untuk makin menaikkan derajatnya di pentas sepak bola nasional. (bri/ed)

Memiliki Mental Pemimpin

KIPER yang sejak putaran ISL musim ini sudah kebobolan enam gol, tercatat memiliki mental pe-mimpin di lapangan. Kekuatan dalam mengawal gawang, serta re-fleknya mengantispasi bola lawan, sangat diharapkan bisa dimaksi-malkan. Sehingga lawan tak lagi bisa dengan leluasa menceploskan bola ke gawang P-MU. (bri/ed)

Spesialis Bola AtasPEMAIN yang baru bergabung

dengan P-MU menjelang detik akhir pembentukan tim, dikenal mampu menjaga daerah per-tahanan dengan rapi. Sempat menuai kontroversi karena diun-dang dalam pemusatan latihan (Puslat) Timnas, Fachruddi dike-nal memiliki keahlian memo-tong bola-bola atas. Ini, ditopang tinggi tubuh dengan badan yang kekar. Sehingga sangat manjur sebagai benteng super di barisan pertahan P-MU. Keahliannya itu sangat diharapkan kembali ditampilkan guna menghadang pergerakan lawan-lawan berikut-nya di dua laga tandang P-MU di Borneo. (bri/ed)

Cepat dan Bertanggung Jawab

PEMAIN mungil untuk ukuran bek sayap, memiliki daya juang selama menjaga daerahnya. Bi-asa beroperasi sebagai bek sayap kiri, Rumba memiliki sprint cepat dan bertanggung jawab ketika harus kehilangan bola. Selama penampilannya bersama P-MU di dua laga kandangnya kemarin, Rumba tercatat juga ikut serta melakukan serangan. Bahkan pada pertandingan melawan Persidafon Dafonroso, sepakan kerasnya sem-pat mengejutkan penjaga gawang Persidafon. (bri/ed)

Perang Tanding Pelatih dan Eks Pemain Binaan

KAMI DATANG: (Kiri-kanan) Busari, Rossy Noprihanis dan penjaga gawang Alvonsius Kelvan, punya pengalaman menghadapi Barito.

KM/TABRI S. MUNIR

”SAYA memang pernah memperkuat PS Barito Putra. Selama di Barito,

seingat saya hanya beber-apa kali main di lapangan Stadion Demang Lehman Martapura. Yakni sewaktu

uji coba. Soal rumput memang lebih bagus dari Stadion 17 Mei Banjarma-sin. Tapi masih lebih bagus di Stadion Gelora Bangka-lan. Soal suporter, mereka termasuk fanatik. Meski tidak lagi bermain di Sta-dion 17 Mei, mereka pasti datang dan padati Stadion

Demang Lehman.”

Pojok

MICHAEL ORAHPenggawa P-MU

Zahila Abubakar DibawaPAMEKASAN-Laskar Sape

Kerap resmi diberangkatkan ke Bumi Borneo kemaring siang (17/2). Selama di Pulau kali-mantan, Zaenal Arif dan kawan-kawan akan menghadapi PS Barito Putra (19/2) dan Persiba Balikpapan (23/2). Rombongan dipimpin langsung Pelatih Ke-pala Daniel Roekito, dengan ma-teri pemain sebanyak 16 orang. Total jumlah pemain ini, bert-ambah satu orang dari lawatan sebelumnya ketika ke Papua.

Dalam lawatan tersebut, Dan-iel Roekito kembali membawa serta satu pemain kelahiran asli Madura, yakni M. Rivai. Dibawa

sertanya M. Rivai dalam rom-bongan, menurut Daniel Roekito karena melihat perkemban-gan signifikan dari per-mainannya.

Ikut serta dalam rom-bongan, penjaga ga-wang Alfonsius Kevlan, Rossy Noprihanis dan Issac Y.M. Djober.

Pada lawatan kali ini, Daniel Roekito juga mem-bawa serta pemain asing Asia yang berperan sebagai peng-gantinya Kwon Jun, yakni Zahila Abubakar Abdul K a r i e m . Pemain yang b i a s a dipanggil Abu-b a k a r t e r s e - but,

akan langsung diuji penampi-lannya ketika P-MU meladeni

Barito Putra.Tak banyak pergantian materi pemain yang dibawa serta dalam rombongan P-MU kali ini. Busari, Den-

ny Rumba dan Anton Samba yang pada tur ke Papua tidak ikut serta, kemarin mereka

masuk daftar menggantikan Indriyanto Setyo

N u g r o h o d a n Khoirul Mashu-da.

Demikian juga dengan posisi kiper, terdapat

pergeseran. Firmansyah yang pada lawatan ke Papua ikut ser-ta, perannya saat ini digantikan Galih Firmansyah. (Selengkanya lihat grafis)

Rombongan pemain bertolak dari Pamekasan pada pukul 08.00. Rombongan kemudian reservasi keberangkatan di Bandara Juanda pada pukul 11.30. Keberangka-tan pemain ke Banjarmasin baru dilaksanakan pukul 13.12 meng-gunakan pesawat City Link.

Rombongan yang berangkat mengenakan seragam kebesa-rannya, merah hitam, mendarat di Banjarmasin setalah 120 me-nit perjalanan. Persisnya pukul 14.12 Waktu Indonesia Tengah (WITA). (bri/ed)