bab ii landasan teori a. tinjauan tentang humas 1
Post on 17-Oct-2021
8 Views
Preview:
TRANSCRIPT
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Tentang Humas
1. Pengertian Humas Secara Umum
Public Relations yang biasa ditulis dengan singkat PR, juga lazim
disebut Purel atau Hubungan Masyarakat, masih merupakan bidang baru
terutama di Indonesia. Perkembangan public relations mempunyai
hubungan yang erat sekali dengan kemajuan-kemajuan dalam masyarakat
diberbagai bidang. Kemajuan-kemajuan dalam bidang tersebut ternyata
telah menimbulkan masalah-masalah baru yang dapat menghalangi
tercapainya tujuan mereka masing-masing. Kemajuan-kemajuan dalam
bidang pendidikan misalnya, dapat membuat manusia semakin dinamis
dan kritis, ingin mempertahankan pendapatnya dan berbuat menurut
pendiriannya dan sebagainya, baik secara individual maupun secara
kelompok. Hal ini dapat menimbulkan pertentangan-pertentangan dan
seluruh keadaan dapat dikacaukan.1
Banyak sekali definisi tentang humas, untuk mengantisipasi
definisi yang beragam tersebut Internasional Public Relations Association
(IPRA) yakni persatuan para ahli dan praktisi public relation (humas)
memberikan definisi humas adalah fungsi manajemen yang khas yang
1 Oemi Abdurrachman, Dasar-Dasar Public Relations (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1995),
11.
12
mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi
dengan publiknya mengenai komunikasi, pengertian, penerimaan dan
kerjasama, melibatkan penerangan dan tanggapan dalam hubungan dengan
opini publik; menetapkan dan menekankan tanggung jawab manajemen
untuk melayani kepentingan umum; menopang manajemen dalam
mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai
sistem peringatan yang dini dalam membantu kecenderungan; dan
menggunakan penelitian serta tekhnik komunikasi yang sehat dan etis
sebagai sarana utama.2
Definisi tersebut di atas adalah definisi yang paling lengkap dan
akomodatif terhadap perkembangan dan dinamika Humas/PR. Sayangnya
para ahli PR/Humas menanggapi definisi yang dirumuskan oleh Dr. Rex
Harlow dalam bukunya yang berjudul “A Model for Publik Relations
Education for Professional Practices” yang diterbitkan oleh IPRA tersebut
terlalu panjang. Oleh karena itu maka wakil dari pakar Humas/Public
Relations dari negara maju mengadakan pertemuan di Mexico City pada
bulan Agustus 1978. Pertemuan tersebut menghasilkan definisi Humas
yang lebih singkat dan dinamakan The Statement of Mexico. Definisi
tersebut berbunyi; “Praktik Public Relations adalah seni dan ilmu
pengetahuan sosial yang dapat dipergunakan untuk menganalisis
kecenderungan, memprediksi konsekuensi-konsekuensinya, menasehati
para pemimpin organisasi, dan melaksanakan program yang terencana
2 Zulkarnain Nasution, Manajemen Humas Di Lembaga Pendidikan (Malang: UMM Press, 2010),
11.
13
mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani, baik untuk kepentingan
organisasi maupun kepentingan publik atau umum.3
Frasa “menganalisis kecenderungan” mengisyaratkan bahwa
dalam humas kita juga perlu menerapkan teknik-teknik penelitian ilmu
sosial dalam merencanakan suatu program atau kampanye kehumasan.
Definisi tersebut juga menyejajarkan aspek-aspek kehumasan dengan
aspek-aspek ilmu sosial dari suatu organisasi, yakni menonjolkan
tanggung jawab organisasi kepada kepentingan publik atau kepentingan
masyarakat luas. Setiap organisasi dinilai berdasarkan sepak terjangnya.
Humas itu jelas berkaitan dengan niat baik dan reputasi.4
2. Humas di Lingkungan Sekolah
Menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, kegiatan mengatur hubungan sekolah dengan
masyarakat meliputi beberapa hal sebagai berikut:5
1. Mengatur hubungan sekolah dengan orangtua murid.
2. Memelihara hubungan baik dengan dewan pendidikan dan komite
sekolah.
3. Memelihara dan mengembangkan hubungan sekolah dengan lembaga-
lembaga pemerintah, swasta, dan organisasi sosial.
3 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2007), 17. 4 Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2009), 203-204. 5 Sri Minarti, Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri (Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media, 2011), 285.
14
4. Memberi pengertian kepada masyarakat tentang fungsi sekolah,
melalui bermacam-macam teknik komunikasi dan mendatangkan
sumber.
Tinjauan yang lain menekankan bahwa sekolah itu mesti berada di
tengah-tengah masyarakat. Karena itu sekolah mau tidak mau harus
berhubungan dengan masyarakat. Hubungan ke luar ini dapat ditinjau
dari dua segi:
1). Hubungan dinas (dengan instansi atasan)
Hubungan kedinasan antara lain tampak dalam hal penyampaian
laporan tertulis mengenai bermacam-macam data dan kegiatan sekolah itu.
Kadang-kadang hubungan itu berupa melayani kunjungan pejabat
pendidikan dalam rangka kegiatan supervisi.
2). Hubungan dan kerja sama dengan pihak lain di luar ketentuan atasan.
Selanjutnya ditambahkan bahwa berbagai hubungan dan kerja sama
dengan pihak lain meliputi:
1. Hubungan dengan BP 3.
2. Kerja sama dengan sekolah-sekolah lain.
3. Hubungan dengan organisasi guru, yakni organisasi profesional yang
ada ialah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Sesuai dengan pengertian public relations yang mana dapat
dibedakan antara eksternal dan internal public relations maka kegiatan
15
publisitas sekolah pun tidak hanya ditujukan kepada publik di luar
sekolah, tetapi ditujukan pula kepada publik dalam lingkungan sekolah
sendiri yaitu kepada para guru, pegawai sekolah dan seluruh murid.6
Menurut Stewart Harral dalam bukunya Tested Public Relations
for School mengemukakan pendapatnya secara lebih terperinci, sebagai
berikut:
Pada garis besarnya berarti bahwa kegiatan Humas di sekolah tidak
cukup hanya menginformasikan fakta-fakta tertentu dari sekolah itu,
melainkan juga:
1. Melaporkan tentang pikiran-pikiran yang berkembang dalam
masyarakat tentang masalah pendidikan.
2. Membantu kepala sekolah bagaimana usaha untuk memperoleh
bantuan dan kerja sama.
3. Menyusun rencana bagaimana cara-cara memperoleh bantuan.
4. Menunjukkan pergantian keadaan pendapat umum.7
Selanjutnya dalam buku “Manajemen Pendidikan di Sekolah” yang
dikeluarkan oleh Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknik
Depdikbud RI (1982) kegiatan humas di sekolah disebutkan sebagai
komunikasi intern dan komunikasi ektern. Dalam komunikasi intern
terjadi hubungan antara unsur-unsur: kepala sekolah, guru-guru, pagawai
dan siswa. Sedangkan komunikasi ekstern mengutamakan hubungan
6 Ibid., 160-161. 7 Ibid., 162.
16
sekolah dengan orang tua murid yang tergabung dalam organisasi BP3
(Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan) dan komunikasi dengan
masyarakat pada umumnya.8
Sesuai dengan pengertian public relations yang mana dapat
dibedakan antara eksternal dan internal public relations maka kegiatan
publisitas sekolah pun tidak hanya ditujukan kepada publik di luar
sekolah, tetapi ditujukan pula kepada publik dalam lingkungan sekolah
sendiri yaitu kepada para guru, pegawai sekolah dan seluruh murid.9
Menurut Stewart Harral dalam bukunya Tested Public Relations
for School mengemukakan pendapatnya secara lebih terperinci, sebagai
berikut:
Pada garis besarnya berarti bahwa kegiatan Humas di sekolah tidak
cukup hanya menginformasikan fakta-fakta tertentu dari sekolah itu,
melainkan juga:
5. Melaporkan tentang pikiran-pikiran yang berkembang dalam
masyarakat tentang masalah pendidikan.
6. Membantu kepala sekolah bagaimana usaha untuk memperoleh
bantuan dan kerja sama.
7. Menyusun rencana bagaimana cara-cara memperoleh bantuan.
8. Menunjukkan pergantian keadaan pendapat umum.10
8 Ibid. 9 Ibid., 161-162. 10 Ibid., 162.
17
Selanjutnya dalam buku “Manajemen Pendidikan di Sekolah” yang
dikeluarkan oleh Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknik
Depdikbud RI (1982) kegiatan humas di sekolah disebutkan sebagai
komunikasi intern dan komunikasi ektern. Dalam komunikasi intern
terjadi hubungan antara unsur-unsur: kepala sekolah, guru-guru, pagawai
dan siswa. Sedangkan komunikasi ekstern mengutamakan hubungan
sekolah dengan orang tua murid yang tergabung dalam organisasi BP3
(Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan) dan komunikasi dengan
masyarakat pada umumnya.11
3. Penggolongan Jenis-Jenis Kegiatan Humas di Sekolah
Menurut Don Begin (1984) public relations dapat dibedakan
menjadi external public relations (humas ke luar) dan internal public
relations (humas ke dalam). Oleh karenanya di sekolah dikenal adanya
kegiatan publisitas ke luar dan publisitas ke dalam.12
Di bawah ini akan diuraikan secara terperinci berbagai jenis
kegiatan humas yang dipandang perlu dilaksanakan oleh sekolah baik
yang eksternal maupun internal.
1. Kegiatan Eksternal
Kegiatan eksternal selalu berhubungan atau ditujukan pada publik
atau masyarakat di luar warga sekolah. Ada dua kemungkinan yang bisa
dilakukan, yakni secara langsung (tatap muka) dan tidak langsung.
Kegiatan tatap muka, misalnya rapat bersama dengan pengurus komite
11 Ibid. 12 Ibid.,163.
18
sekolah setempat, berkonsultasi dengan tokoh-tokoh masyarakat, melayani
kunjungan tamu, dan sebagainya. Sedangkan eksternal tidak langsung
adalah kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat melalui perantaraan
media tertentu, misalnya telepon, internet, faksmili, TV, radio,
majalah/buletin sekolah, mading sekolah, media cetak umum, dan lain
sebagainya.13
2. Kegiatan Internal
Kegiatan Internal merupakan publisitas yang sasarannya tidak lain
adalah warga sekolah yang bersangkutan, yakni para pendidik, tenaga tata
usaha, dan seluruh siswa. Pada prinsipnya kegiatan internal bertujuan
untuk:
1. Memberi penjelasan tentang kebijaksanaan penyelenggaraan sekolah,
situasi dan perkembangannya.
2. Menampung sarana-sarana dan pendapat-pendapat dari warga sekolah
dalam hubungannya dengan pembinaan dan pengembangan sekolah.
3. Dapat memelihara hubungan yang harmonis dan terciptanya kerja
sama antara warga sekolah sendiri.
4. Kegiatan internal dapat dibedakan atas kegiatan langsung (tatap muka)
dan tidak langsung (melalui media tertentu).14
Kegiatan langsung ini dapat berupa antara lain:
1. Rapat dewan guru
13 Minarti, Manajemen Sekolah.,295. 14 Suryosubroto, Manajemen Pendidikan., 168.
19
2. Upacara sekolah
3. Karyawisata/ rekreasi bersama
4. Penjelasan lisan pada berbagai kesempatan yang ada misalnya pada
pertemuan arisan, swalayan, dan sebagainya.15
Sedangkan mengenai kegiatan yang tidak langsung dapat
disebutkan antara lain:
1. Penyampaian informasi melalui surat edaran.
2. Penggunaan papan pengumuman di sekolah.
3. Penyelenggaraan majalah dinding.
4. Menerbitkan buletin sekolah untuk dibagikan warganya.
5. Pemasangan iklan/ pemberitahuan khusus melalui mass media pada
kesempatan-kesempatan tertentu.
6. Kegiatan tatap muka lain yang tidak bersifat rutin seperti pentas seni,
acara tutup tahun, dan sebagainya.16
Berdasar uraian-uraian tersebut maka kegiatan humas di sekolah
baik yang bersifat eksternal maupun internal, kedua-duanya meminta
perhatian istimewa dari kepala sekolah. Kegiatan humas demikian bisa
berjalan baik apabila didukung oleh beberapa faktor yakni:
1. Adanya program dan perencanaan yang sistematis.
2. Tersedia basis dokumentasi yang lengkap.
3. Tersedia tenaga terampil, alat sarana dan dana yang memadai.
15 Ibid. 16 Ibid.
20
4. Kondisi organisasi sekolah yang memungkinkan untuk meningkatkan
kegiatan kehumasan ini.17
B. Tinjauan Tentang Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
1. Pengertian Hubungan dengan Masyarakat
Hubungan masyarakat merupakan terjemahan dari “public
relation”. Relation adalah hubungan dan public adalah masyarakat (bukan
society). Dalam hal ini masyarakat dikaitkan dengan faktor-faktor
kepentingan bersama. Jadi kegiatannya ditujukan kepada public intern
(karyawan) dan public ekstern (orang di luar organisasi).18
Sekolah adalah merupakan sistem terbuka terhadap lingkungannya
termasuk masyarakat pendukungnya. Sebagai sistem terbuka sudah jelas ia
tidak dapat mengisolasi diri, sebab bila hal ini ia lakukan berarti ia menuju
keambang kematian, akibat menentang kewajaran hukum alam. Sebagai
sistem terbuka, sekolah selalu membukakan pintu terhadap kehadiran
warga masyarakat, terhadap ide-ide mereka, terhadap kebutuhan-
kebutuhan mereka, dan terhadap nilai-nilai yang ada di masyarakat.
Sebaliknya masyarakat juga membuka diri untuk dimasuki oleh aktivitas-
aktivitas sekolah. Sekolah juga dapat belajar dari masyarakat, guru-guru
dan para siswa dapat mencari pengalaman, belajar, dan praktek di
masyarakat. Antara sekolah dan masyarakat terjadi komunikasi dua arah
untuk bisa saling memberi dan menerima.19
17 Ibid., 169. 18 Munifah, Manajemen Pendidikan dan Implementasinya (Kediri: STAIN Kediri Press, 2009),
157. 19 Made Pidarta, Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1992),322.
21
Hubungan dengan masyarakat berarti komunikasi sekolah dengan
masyarakat, ialah mengkomunikasikan masalah-masalah pendidikan baik
yang bersumber dari sekolah maupun yang bersumber dari masyarakat.
Komunikasi inilah merupakan pintu-pintu keterbukaan sekolah terhadap
masyarakat, pintu-pintu yang menghubungkan sekolah sebagai sistem
dengan masyarakat sebagai suprasistemnya.20
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa hubungan dengan
masyarakat bagi suatu sekolah adalah hubungan dua arah antara sekolah
dengan masyarakat untuk memusyawarahkan ide-ide dan informasi-
informasi tertentu yang berguna bagi peningkatan pendidikan. Hubungan
dengan masyarakat ini didasarkan kepada ketentuan bahwa (1) masyarakat
adalah salah satu penanggung jawab sekolah, (2) proses belajar serta
media pendidikan juga terjadi dan ada di masyarakat, dan (3) masyarakat
menaruh perhatian terhadap pendidikan putra-putranya.21
2. Pentingnya Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Pentingnya hubungan dengan masyarakat yaitu sekolah bisa
mawas diri karena masyarakat tahu tentang sekolah dan prestasinya,
masyarakat ikut berpartisipasi mewujudkan cita-cita sekolah sebab sesuai
dengan kebutuhannya, dan sekolah lebih mudah dapat bantuan dan dana
masyarakat serta dukungan dalam mewujudkan cita-cita pemerintah.22
Beberapa pandangan filosofis tentang hakikat sekolah itu sendiri
dan hakikat masyarakat, dan bagaimana hubungan antara keduanya.
20 Ibid., 327. 21 Ibid., 328. 22 Ibid., 329.
22
1. Sekolah adalah bagian yang integral dari masyarakat, ia bukan
merupakan lembaga yang terpisah dari masyarakat.
2. Hak hidup dan kelangsungan hidup sekolah bergantung pada
masyarakat.
3. Sekolah adalah lembaga sosial yang berfungsi untuk melayani
anggota-anggota masyarakat dalam bidang pendidikan.
4. Kemajuan sekolah dan kemajuan masyarakat saling
berkorelasi; keduanya saling membutuhkan.
5. Masyarakat adalah pemilik sekolah; sekolah ada karena
memerlukannya.23
Betapa pentingnya hubungan sekolah dan masyarakat itu, terutama
di negara kita, dapat pula ditinjau dari sudut pandangan historis, sebagai
berikut:
1. Dari sejarah kita mengetahui bahwa pada zaman kolonial
Belanda dahulu, sekolah-sekolah sengaja diisolasikan dari
kehidupan masyarakat sekitarnya.
2. Dalam zaman kemerdekaan ini sekolah merupakan lembaga
pendidikan yang seharusnya mendidik generasi muda untuk
hidup di masyarakat.
3. Sekolah haruslah merupakan tempat pembinaan dan
pengembangan pengetahuan dan kebudayaan yang sesuai dan
dikehendaki oleh masyarakat tempat sekolah itu didirikan.
23 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1998), 188..
23
4. Pentingnya hubungan sekolah dan masyarakat dapat pula
dikaitkan dengan semakin banyaknya isu yang berupa kritik-
kritik dari masyarakat tentang tidak sesuainya produk sekolah
dengan kebutuhan pembangunan, bahwa lulusan sekolah
merupakan produk yang tidak siap pakai, semakin
membengkaknya jumlah anak putus sekolah (dropouts), makin
banyaknya pengangguran , dan sebagainya. Meskipun hal-hal
tersebut merupakan masalah yang kompleks, dan untuk
memecahkan masalah-masalah itu bukan semata-mata
merupakan tanggung jawab sekolah, dengan meningkatkan
keefektifan hubungan sekolah dan masyarakat beberapa
masalah tersebut dapat dikurangi.24
Pentingnya PR/humas adalah untuk membantu saling pengertian
antar organisasi, melaksanakan kerja sama antar-organisasi dengan
masyarakat, dan untuk kepentingan bersama. Oleh sebab itu, humas
difungsikan sebagai media dalam menjembatani antara sekolah dan
masyarakat yang nanti sekolah sebagai lembaga sosial yang
diselenggarakan dan dimiliki oleh masyarakat, harus memenuhi kebutuhan
masyarakatnya. Sekolah mempunyai kewajiban secara legal dan moral
untuk selalu memberikan penerangan kepada masyarakat tentang tujuan-
tujuan, program-program, kebutuhan, harapan, dan tuntutan
masyarakatnya. Semakin majunya pengertian masyarakat akan pentingnya
24 Ibid., 189.
24
pendidikan anak-anaknya merupakan kebutuhan vital bagi sekolah dan
masyarakat untuk menjalin kerja sama. Kerja sama tersebut dimaksudkan
demi kelancaran pendidikan di sekolah pada umumnya, dan untuk
meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada khususnya.25
3. Tujuan Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Hubungan sekolah dan masyarakat dilakukan untuk menjembatani
kebutuhan yang dibutuhkan oleh sekolah dan masyarakat itu sendiri.
Sekolah melakukan komunikasi dengan masyarakat agar memahami
kebutuhan pendidikan dan pembangunan masyarakat. Hubungan sekolah
dan masyarakat dapat dikatakan sebagai usa kooperatif untuk menjaga dan
mengembangkan saluran informasi dua arah yang efisien serta saling
pengertian antara sekolah, personil sekolah, dan anggota masyarakat.26
Secara lebih konkret, tujuan diselenggarakannya hubungan sekolah
dan masyarakat adalah:
1. Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat.
2. Mendapatkan dukungan dan bantuan moral maupun finansial
yang diperlukan bagi pengembangan sekolah.
3. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan
pelaksanaan program sekolah.
4. Memperkaya atau memperluas program sekolah sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan masyarakat.
25Minarti, Manajemen Sekolah.,283. 26 Rohiat, Manajemen Sekolah-Teori Dasar dan Praktik (Bandung: PT Refika Aditama, 2012), 28.
25
5. Mengembangkan kerja sama yang lebih erat antara keluarga
dan sekolah dalam mendidika anak-anak.27
Menurut Elsbree dan McNally bermacam-macam tujuan seperti
dikelompokkan di atas dapat dikelompokkan menjadi tiga tujuan pokok,
yaitu:
1. Untuk mengembangkan mutu belajar dan pertumbuhan anak-
anak.
2. Untuk mempertinggi tujuan-tujuan dan mutu kehidupan
masyarakat.
3. Untuk mengembangkan pengertian, antusiasme masyarakat
dalam membantu pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah.28
4. Prinsip Hubungan Antara Sekolah dan Masyarakat
Beberapa prinsip sebagai pedoman dalam melaksanakan program
antara sekolah dan masyarakat. Sembilan prinsip yang diajukan oleh
Elsbree, ialah:
1. Ketahuilah apa yang anda yakini.
2. Laksanakanlah program pendidikan anda dan bersabarlah dengan
masyarakat.
3. Ketahuilah masyarakat anda.
4. Adakanlah survey mengenai masyarakat di daerah anda.
5. Pelajarilah masyarakat dan daerah anda melalui dokumen-dokumen.
27 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
1998), 190. 28 Ibid., 191.
26
6. Jadilah anggota organisasi-organisasi dalam masyarakat.
7. Adakanlah kunjungan ke rumah orang tua murid.
8. Layanilah masyarakat di daerah anda.
9. Doronglah masyarakat itu untuk melayani sekolah.29
Selain prinsip di atas, agar kegiatan humas dapat dilaksanakan dengan
baik, terdapat beberapa asas yang perlu diperhatikan sebagai pedoman.
Menurut Ibnoe Syamsi terdapat enam asas kegiatan humas, yakni:
1. Asas pemberitaan resmi dan objektif.
2. Asas pemantauan keberesan intern instansi.
3. Asas pertimbangan dan pengusahaan dukungan publik.
4. Asas pelangsungan hubungan.
5. Asas pemerhatian opini publik.
6. Asas peningkatan mutu dan kegiatan.30
5. Langkah-langkah Humas dalam Membangun Hubungan dengan
Masyarakat
Agar hubungan sekolah dan masyarakat dapat ditingkatkan, maka
perlu teknik-teknik untuk mencapai sasaran yang diinginkan, yang bisa
dikembangkan dengan kreativitas. Teknik-teknik tersebut menurut
Indrafachrudi adalah:
1. Group Meeting (Temu Fakta)
29 Soekarto Indrafachrudi, Manajemen dan Organisasi Sekolah (Malang: IKIP Malang, 1989),
229. 30 B. Suryosubroto, Humas dalam Dunia Pendidikan., 8.
27
Melalui pertemuan ini masyarakat akan memperoleh bukti-bukti
tentang sekolah itu secara langsung. Sebaliknya sekolah akan memperoleh
ide-ide dan pengetahuan dari masyarakat dan persatuan akan terbina
karena terpupuknya paham yang sama dalam mendidik anak. Tekhnik
pertemuan kelompok ini terdiri dari temu fakta, pertemuan diskusi, dan
bekerja sambil bermain.
2. Face to Face (Pertemuan dengan Tatap Muka)
Pertemuan yang berlangsung antara dua orang dengan pokok
pembicaraan menurut minat dan kepentingan masing-masing. Tekhnik ini
terdiri dari kunjungan rumah, laporan kepada orang tua, dan laporan ini
perlu dikombinasi dengan pertemuan pribadi.
3. Observation and Partisipation (Observasi dan Partisipasi)
Masyarakat atau orang tua perlu menyaksikan atau melibatkan
dirinya pada proses pendidikan dalam suatu sekolah. Tekhnik ini bisa
dikembangkan dengan orang tua sebagai observer, orang tua sebagai
peserta (partisipasi), dan ibu pembantu kelas.
4. The Written Word (Laporan Tertulis)
Tekhnik ini tidak banyak membutuhkan waktu persiapan atau
mudah dilaksanakan, serta dapat menghemat biaya, waktu dan tempat.
Tekhnik ini bisa berbentuk catatan berita gembira (individual), berita
dalam surat (umum), pamflet kecil, permulaan sekolah, dan beberapa
contoh materi tentang anak.31
31 Munifah, Manajemen Pendidikan., 160.
28
C. Bentuk Keberhasilan Pelaksanaan Program Humas dalam Membangun
Hubungan dengan Masyarakat
Cara-cara dan alat-alat yang dipakai oleh sekolah untuk melakukan
hubungan dengan masyarakat ialah (1) melalui aktivitas para siswa, (2)
aktivitas guru-guru, (3) ekstrakurikuler, (4) kunjungan masyarakat atau orang
tua siswa ke sekolah, (5) melalui media massa, dan (6) pertemuan dengan
kelompok masyarakat yang menaruh perhatian kepada pendidikan di
sekolah.32
Adapun teknik-teknik kerja sama sekolah dengan masyarakat yaitu:
a. Melalui Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan (BP3)
BP3 adalah organisasi yang beranggotakan orang tua siswa atau anggota
masyarakat yang mempunyai minat terhadap suatu sekolah. Biasanya, setiap
sekolah memiliki satu organisasi BP3. Jadi, seorang anggota masyarakat dapat
menjadi anggota BP3 di beberapa sekolah. Melalui BP3 diharapkan bantuan
dari masyarakat datang, misalnya berupa uang, alat pendidikan, gedung, dan
barang keperluan sekolah. Bantuan tersebut dapat diberikan langsung kepada
pengurus BP3, untuk diteruskan kepada sekolah.
b. Melalui Konsultasi
Sekolah dapat mengadakan konsultasi dengan seorang ahli yang ada di
masyarakat, misalnya tentang siswa yang mengalami hambatan. Untuk itu,
guru dapat langsung berkonsultasi dengan dokter, psikolog, dan sebagainya.
32 Pidarta, Supervisi Pendidikan.,347.
29
Hasil konsultasi tersebut dipakai sebagai pedoman pembinaan siswa di
sekolah.
c. Melalui Surat-menyurat
Untuk mengatasi siswa nakal, misalnya pihak sekolah dapat meminta
saran kepada seorang ahli jiwa atau ahli pendidikan yang ada di masyarakat.
Saran-saran tersebut, antara lain dapat dilakukan melalui surat-menyurat.
Hasilnya dapat dipakai sebagai pedoman pembinaan siswa.
d. Melalui Rapat Bersama
Sekolah dapat mengundang organisasi atau perseorangan yang bersimpati
terhadap pendidikan untuk rapat bersama dalam rangka membahas suatu
masalah. Rapat tersebut dipimpin oleh kepala sekolah atau ahli yang ditunjuk.
Dalam rapat itu, misalnya dibahas tentang pendidikan lingkungan agar tercipta
pendidikan yang baik atau masalah-masalah lain, seperti cara penanganan
masalah kenakalan remaja.
e. Melalui Basar Sekolah
Pada akhir tahun ajaran sekolah dapat mengadakan basar yang
memamerkan hasil-hasil karya para siswa, misalnya karya tulis, karya seni,
dan karya keterampilan. Basar dapat dipakai sebagai arena komunikasi dengan
masyarakat, sekaligus mencari dana untuk perkembangan pendidikan di
sekolah. Basar dapat dikelola para guru bersama siswa atau mengikutsertakan
anggota masyarakat. Dalam arena basar anggota masyarakat dapat membeli
barang-barang hasil karya siswa. Hasil basar tersebut dapat digunakan untuk
kepentingan sekolah.
30
f. Melalui Penyusunan Program Bersama
Biasanya, sekolah memiliki program tahunan, baik bersifat kurikuler
maupun kokurikuler. Tentu saja program sekolah tersebut disodorkan terlebih
dahulu kepada masyarakat. Kemudian, masyarakat diminta untuk menyusun
program lain yang menunjang program sekolah atau program tambahan untuk
mengisi waktu senggang siswa di waktu sore atau malam. Penyususnan
program bersama sangat penting agar tidak terjadi pemborosan tenaga, biaya,
dan program yang tumpang tindih.
g. Melalui Ceramah
Sekolah dapat mengundang seorang ahli untuk memberikan ceramah di
sekolah, misalnya mengenai program keluarga berencana atau pokok bahasan
lain yang diperlukan siswa. Pokok bahasan yang dipilih sebaiknya
permasalahan yang sedang berkembang di masyarakat.
h. Melalui Radio dan Televisi
Saat ini masyarakat terbiasa dengan media radio dan televisi. Kerja sama
masyarakat dengan sekolah dapat dilakukan melalui media radio dan televisi
karena melalui media tersebut sekolah dapat menyampaikan berbagai masalah
yang sedang dihadapi dalam pelaksanaan program sekolah. Selain itu,
masyarakat dapat memberikan tanggapan langsung kepada sekolah melalui
radio atau televisi.33
33 B. Suryosubroto, Humas dalam Dunia Pendidikan (Yogyakarta: Mitra Gama Widya, 2001), 65-
67.
31
Setelah lembaga pendidikan sekolah melaksanakan kegiatan-kegiatan
humas, maka untuk mengetahui suatu kegiatan berhasil atau tidak diperlukan
suatu teknik pengukuran tertentu atau dengan mengadakan evaluasi.
Evaluasi adalah tahap terakhir setelah tahap-tahap penelitian, perencanaan
dan penggiatan yang dilaksanakan oleh suatu organisasi. Penilaian
(evaluation) adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan
ukuran baik buruk, dan penilaian bersifat kualitatif. Mengadakan penilaian
meliputi dua langkah tersebut, yaitu mengukur dan menilai. Adapun unsur-
unsur pokok dalam suatu evaluasi yaitu : adanya obyek yang mau dievaluasi,
adanya tujuan pelaksanaan evaluasi, adanya alat pengukuran (standar
pengukuran / perbandingan), adanya hasil evaluasi apakah bersifat kualitatif
maupun kuantitatif. Kualitatif artinya, hasil tersebut tidak bisa diukur secara
statistic, melainkan diukur melalui pengalaman dan perbandingan nyata.
Evaluasi pelaksanaan program humas dalam hal ini bertujuan untuk
mengetahui implikasi suatu lembaga pendidikan terhadap public / khalayak
dalam berbagai hal. Sedangkan fungsi dari evaluasi dalam pelaksanaan
program humas di berbagai lembaga pendidikan adalah:
a. Evaluasi berfungsi selektif
Dengan cara mengadakan evaluasi dalam pelaksanaan program humas,
sekolah mempunyai cara untuk mengadakan seleksi terhadap berbagai
kinerjanya, apakah itu tetap dilaksanakan, dimodifikasi, atau ditinggalkan.
b. Evaluasi berfungsi diagnostic
32
Apabila alat yang digunakan dalam evaluasi cukup memenuhi persyaratan,
maka dengan melihat hasilnya, sekolah akan mengetahui berbagai kelemahan
dari apa yang selama ini telah dilaksanakan. Ketika sekolah telah menemukan
kelemahan dalam pelaksanaan evaluasi ini di lembaganya, maka dengan
mudah sekolah akan mencari suatu jalan alternative dalam pemecahan
problematika yang dialami melalui berbagai cara, tergantung kepada tingkat
kelemahannya dan kebutuhan sekolah dan masyarakat.
c. Evaluasi berfungsi sebagai pengukuran keberhasilan
Fungsi dari pengukuran dan evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui
sejauh mana suatu program berhasil diterapkan untuk kemudian ditindak
lanjuti dengan pengembangan program jika memungkinkan. Keberhasilan
program ditentukan oleh beberapa factor, guru, siswa, kurikulum, sarana dan
lain sebagainya.
Atas dasar uraian di atas, maka dapatlah diketahuhi bahwa evaluasi dalam
pelaksanaan program humas di lembaga pendidikan Islam dilaksanakan untuk
:
a) Memperoleh informasi yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas
serta keefektivan belajar siswa dan pengembangan sekolah.
b) Memperoleh bahan feed back.
c) Memperoleh informasi yang diperlukan untuk memperbaiki dan
menyempunarkan proses pembelajaran di sekolah.
d) Memperoleh informasi yang diperlukan untuk memperbaiki,
menyempurnakan serta mengembangkan program.
33
e) Mengetahui kesukaran-kesukaran apa yang dialami siswa selama belajar
dan bagaimana mencari jalan keluarnya.
Untuk melihat efektifitas suatu program dapat dilihat melalui penilaian,
karena dengan penilaian akan diketahui kelemahan dari pelaksanaan program
tersebut. Untuk melaksanakan penilaian yang valid, reliable dan objektif harus
menggunakan metode yang tepat, membandingkan dengan hasil penilaian dari
aspek-aspek yang dinilai, selanjutnya melihat manfaat program yang paling
pokok dari segi dasar-dasar filosofis lembaga pendidikan yang bersangkutan.34
Menurut Kertarto, metode penilaian yang digunakan untuk melihat
program hubungan masyarakat adalah observasi, perekaman, penelitian
melalui telepon, kuisioner, daftar cek, skala penilaian, dan pol pendapat.35
34 Ibid., 164. 35 Ibid., 165.
top related