bab ii kerokan di indonesia ii.1 landasan teori ii.1.1
Post on 20-Oct-2021
4 Views
Preview:
TRANSCRIPT
5
BAB II KEROKAN DI INDONESIA
II.1 Landasan Teori
II.1.1. Metode Pengobatan
Metode pengobatan secara bahasa atau etimologi berarti, metode adalah cara atau
langkah-langkah untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan pengobatan adalah
penyelesaian masalah kesehatan yang biasanya diikuti dengan diagnosis. Terdapat
dua jenis pengobatan yaitu modern dan tradisional.
II.1.1.1. Metode Pengobatan Modern
Metode pengobatan modern seperti yang pada umumnya diketahui merupakan
metode penyembuhan yang dilakukan oleh seorang dokter, untuk mendiagnosa
penyakit pasien dengan cara-cara medis yang ilmiah, dan memberikan solusi
penanganan masalah keluhan penyakit yang sesuai diantaranya seperti, pemberian
obat, rontgen, sampai operasi. Metode ini mempelajari tentang cara
mempertahankan kesehatan manusia dan mengembalikan manusia pada keadaan
sehat dengan waktu minim namun hasil maksimal (www.combiphar.com, 2015,
par.3).
II.1.1.2. Metode Pengobatan Tradisional
Metode pengobatan tradisional, merupakan metode pengobatan yang telah
dilakukan secara turun-temurun. Masyarakat menganggap bahwa pengobatan
tradisional merupakan pengobatan yang prakttis, murah dan efektif, sehingga masih
terjaga eksistensinya karena diturunkan dari generasi ke generasi. (Tanjang, 2014,
h.1). Hal ini yang menyebabkan sebagian masyarakat terutama di negara
berkembang seperti Indonesia masih menggemari metode ini. Adapun faktor lain
yang menjadi pertimbangan masyarakat yaitu faktor kepercayaan dan kebiasaan.
Adapun metode ini terbagi menjadi dua yaitu melalui obat-obatan dan melalui
sentuhan fisik.
6
• Metode Pengobatan Tradisional melalui Obat-obatan
Salah satu dari pengobatan tradisional yang melalui obat-obatan adalah jamu. Jamu
adalah pengobatan tradisional dengan meracik beberapa bahan-bahan rempah
seperti jahe, kunyit, beras, dan lain-lain, yang telah dilarutkan didalam air, sehingga
seseorang yang ingin menikmati jamu hanya tinggal meminumnya saja. Terdapat
banyak macam jamu dengan khasiat penyembuhan yang berbeda-beda seperti,
beras kencur, kunyit asam, sinom, cabe puyang, pahitan, uyup-uyup, kunci sirih,
kudu laos, galian singset, dan temulawak (Nurohmah, 2016, www.brilio.net).
• Metode Pengobatan Tradisional Melalui Sentuhan Fisik
Selain melalui metode pengobatan melalui media obat-obatan tradisional terdapat
metode pengobatan melalui sentuhan fisik, metode ini merupakan metode yang
biasanya telah dilakukan turun-temurun, sehingga masyarakat pun percaya dengan
efek penyembuhannya. Pada metode ini biasanya ahli mendiagnosis penyakit
melalui sentuhan, atau menentukan jenis metode yang digunakan melalui keluhan
yang dikeluhkan oleh pasien. Terdapat macam-macam metode pengobatan
tradisional melalui sentuhan fisik diantaranya Pijat Refleksi, Bekam, Ceragem,
Akupuntur dan kerokan.
II.2. Kerokan
Kerokan adalah suatu kegiatan menggesekan benda pipih yang ujung
permukaannya tumpul di atas permukaan kulit yang telah diolesi oleh minyak
hangat biasanya pada bagian tubuh terutama punggung, untuk menyembuhkan
suatu keluhan atau penyakit di tubuh. Kerokan menjadi salah satu metode
pengobatan alternatif yang kerap dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia,
apabila sedang mengalami suatu keluhan yang dikenal dengan masuk angin. Istilah
masuk angin sendiri tidak ada didalam dunia kedokteran atau medis, kondisi ini
berhubungan dengan gejala tidak enak badan seperti, pegal linu, nyeri otot, perut
kembung, sakit kepala, dan lain-lain (Tamtomo, 2008, h.28).
7
Gambar II.1. Kerokan
Sumber : https://www.hipwee.com/tips/10-fakta-tentang-kerokan-yang-mungkin-belum-
kamu-tahu/ (05 November 2018)
II.2.1. Sejarah Kerokan
Di negara China terdapat metode pengobatan Gua Sha yang teknik pengobatannya
serupa dengan kerokan. Menurut Boisse (2015), “Gua Sha dalam bahasa China
berarti mengikis demam atau diterjemahkan lebih luas, menggosok penyakit
dengan membiarkan penyakit keluar dari tubuh dan terlihat seperti garis berpasir
merah di atas kulit” (h.5). Pernyataan Boisse pada bukunya tersebut menjelaskan
bahwa metode Gua Sha dengan metode kerokan yang biasa dilakukan di Indonesia
itu sama, dari segi teknik dan dampak yang dihasilkan. Pada umumnya di Indonesia
menggunakan koin sebagai alat untuk mengerok, namun di China umumnya
menggunakan batu giok atau jade stone sebagai alat untuk melakukan Gua Sha.
Teknik ini berasal dari Pengobatan Tradisional China atau disingkat PTC, yang
telah dilakukan dari sebelum masehi. Kebiasaan menggosok dapat dilihat dari
kebiasaan masyarakat pribumi untuk menghilangkan gejala nyeri. Gua sha adalah
teknik yang memanfaatkan teknik tergores tarapeutik. Teknik ini berasal dari
Pengobatan Tradisional China atau disingkat PTC, yang telah dilakukan dari
sebelum masehi. Kebiasaan menggosok dapat dilihat dari kebiasaan masyarakat
pribumi untuk menghilangkan gejala nyeri. Gua sha adalah teknik yang
memanfaatkan teknik tergores tarapeutik, dengan menggunakan alat bantu gosok
seperti batu giok, sendok, porselen, tanduk kerbau, dan lainnya. Dampak yang
8
muncul biasa digunakan sebagai alat bantu diagnostik suatu penyakit yang dialami
pasien (Barbalho, 2016, h.1).
Ternyata metode Gua Sha sendiri tidak hanya tersebar dan dikenal sebagai kerokan
di Indonesia, melainkan juga tersebar di berbagai negara Asia Tenggara lainnya
seperti Vietnam, Laos, Kamboja, Thailand, Malaysia dan Indonesia. Di Indonesia
sendiri tidak dapat dipastikan kapan pertama kali kerokan masuk ke Indonesia serta
dilakukan di Indonesia, karena Gua Sha sendiri telah dilakukan di China selama
lebih dari dua ribu tahun (Boisse, 2015, h.7).
II.2.2. Alat Bantu Kerokan
Seperti halnya akupuntur yang membutuhkan jarum untuk melakukannya, kerokan
pun membutuhkan alat untuk menerapkannya. Pada umumnya alat yang digunakan
untuk kerokan merupakan alat yang mudah dicari atau ditemukan, dengan syarat
harus memenuhi karakteristik alat kerokan pada umumnya yaitu, memiliki ujung
yang memipih dengan permukaan alat gosoknya halus. Adapun alat-alat kerokan
pada umumnya yaitu sendok porselen, koin, batu giok, dan sebagainya. Berikut
merupakan alat-alat yang biasa digunakan di Indonesia untuk kerokan:
• Benggol
Benggol adalah mata uang koin logam zaman dahulu yang ujung permukaannya
sangat halus, yang apabila digunakan sebagai alat kerokan tidak akan melukai
kulit. Koin ini adalah koin yang digunakan untuk bertransaksi pada zaman
penjajahan Belanda pada tahun 1856 – 1945, yang bernilai 2,5 sen. Pada Zaman
sekarang tidak banyak masyarakat yang memiliki koin ini, akhirnya masyarakat
menggantinya dengan koin seribu rupiah, dengan karakteristik yang serupa
dengan koin Benggol sebagai alat Kerok.
9
Gambar II.2. Benggol
Sumber: http://infopromodiskon.com/news/detail/206/nederlands-indische-gulden-mata-
uang-di-zaman-penjajahan-belanda.html (07 April 2019)
• Bawang Merah
Bawang merah seperti yang diketahui merupakan salah satu rempah-rempah
yang biasa digunakan untuk memasak, atau sebagai obat-obatan tradisional.
Selain untuk bahan masakan atau sebagai obat-obatan, bawang merah biasa
digunakan untuk alat mengerok. Pada umumnya bawang merah digunakan untuk
mengerok anak kecil, sebagaian orang tua menganggap bahwa mengerok
anaknya dengan menggunakan bawang merah, dapat menyembuhkan demam
anak (Desideria, 2018, www.liputan6.com). Menurut Hanindita (seperti yang
dikutip Desideria, 2018) “Bawang merah memiliki efek melebarkan pembuluh
darah atau vasodilatasi. Efek tersebut dapat menurunkan suhu tubuh anak yang
demam” (par.2).
Gambar II.3. Bawang Merah
Sumber: http://style.tribunnews.com/2018/06/17/segudang-manfaat-bawang-
merah-yang-tak-pernah-kamu-sadari-bisa-menghambat-pertumbuhan-sel-kanker
(05 November 2018)
10
• Batu Giok
Batu Giok atau Jade Stone merupakan batu yang berasal dari negara China,
dikarenakan pada zaman masa kerajaan batu Giok sering digunakan untuk
menghiasi ruangan kerajaan maupun sebagai aksesoris. Adapun kegunaan
lainnya selain sebagai penghias, batu ini memiliki banyak khasiat seperti
yang dijelaskan Rohma (2016) yaitu:
• Melancarkan peredaran darah
• Mengatur tekanan darah
• Melancarkan sistem metabolisme tubuh
• Menjaga tubuh dari serangan penyakit
• Mencegah stres dan emosi
• Penyerapan oksigen yang lebih optimal kedalam tubuh
• Mencegah insomnia
• Mencegah timbulnya frustasi
• Membawa keberuntungan (www.halosehat.com, 2016, par.6 – 15)
Dikarenakan terdapat banyak khasiat dari batu ini, masyarakat China
memanfaatkannya sebagai salah satu bahan untuk obat dan sebagai alat
untuk metode pengobatan, salah satu diantaranya digunakan untuk metode
Gua Sha atau kerokan. Batu Giok dengan 9 khasiatnya, menjadi salah satu
alat yang terbaik untuk melakukan metode kerokan.
Gambar II.4. Batu Giok
Sumber: https://www.facialenhance.co.uk/product/jade-gua-sha-stone/
(05 November 2018)
11
• Sendok Porselen
Sendok ini merupakan sendok yang berbahan porselen. Porselen adalah
bahan keramik, sehingga memiliki ujung permukaan yang licin. Sendok ini
atau yang dikenal sebagai sendok sup di China, biasa digunakan oleh
masyarakat China sebagai alat untuk melakukan Gua Sha dikarenakan
mudah dijumpai.
Gambar II.5. Sendok Porselen
Sumber: http://indonesian-store.resmart.info/recommended-product/porlien-
porlien-set.html (05 November 2018)
Selain dari alat-alat di atas yang biasa digunakan untuk kerokan, adapun alat
pendukung lainnya yaitu minyak. Minyak merupakan media terpenting saat
melakukan metode kerokan, dikarenakan minyak berfungsi sebagai alat yang
membantu membuat licin permukaan kulit sehingga dapat mengurangi terjadinya
inflamasi (Tamtomo, 2008, h.28). Adapun fungsi minyak sebagai alat bantu
kerokan selain sebagai pengurang inflamasi atau sebagai pengurang rasa sakit saat
dikerok adalah, untuk penghangat badan, merelaksasikan otot-otot, dan sebagainya.
Minyak yang digunakan untuk metode kerokan harus memenuhi karakteristik
seperti:
• Tidak mudah terserap oleh kulit, hal ini disebabkan karena metode kerokan
adalah metode yang menggunakan teknik gesekan, sehingga memerlukan alat
bantu seperti minyak agar dapat mengurangi gaya gesek yang dapat
mengakibatkan rusaknya kulit.
• Bersifat hangat, hal ini diperlukan karena dapat membantu reaksi metode ini
lebih cepat dan dapat membantu merileksasikan otot, sehingga akan terasa
nyaman pada tubuh (Djunaedi, 2019).
12
Berikut merupakan alat bantu atau minyak tradisional dan modern yang biasa
digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk melakukan pijit, urut, kerokan dan
sebagainya adalah sebagai berikut:
• Minyak Karo
Minyak Karo adalah minyak yang berasal dari Sumatera Utara, minyak ini
berbahan dasar rempah-rempah diantaranya adalah, jahe, serai, daun sirih,
bawang merah, bawang putih, temulawak, jeruk purut, kencur, bunga lawang
dan akar wangi (Nur, 2019, par.9-49). Minyak ini pada umumnya digunakan
oleh masyarakat Sumatera Utara sebagai alat bantu pijat atau urut, namun
dikarenakan minyak ini memiliki banyak manfaat dan memiliki karakteristik
yang mencukupi sebagai alat bantu kerokan, sehingga minyak ini dapat
digunakan sebagai alat bantu kerokan. Adapun manfaat dari minyak ini seperti
yang dijelaskan oleh Nur (2019) diantaranya adalah:
a. Dapat membantu mengobati pegal-pegal
b. Mengobati masuk angin
c. Menyembuhkan luka
d. Mengeringkan dan mengobati kulit yang terbakar
e. Menguatkan tulang pada bayi
f. Mengobati sakit pinggang
g. Mengobati rematik
h. Mengobati terkilir
i. Menghangatkan badan (par.9-56)
• Minyak Botanina Jaga Sukma Massage Oil
Minyak ini berbahan dasar campuran dari 4 minyak yaitu, minyak kelapa,
minyak biji aprikot, minyak almond, dan minyak alpukat (Ellora, 2018, par.2).
Bahan dasar tersebut merupakan minyak yang memiliki khasiat untuk merawat
kulit dikarenakan minyak almond, minyak biji aprikot dan minyak alpukat
mengandung vitamin E yang bagus untuk merawat kulit (Anjasmoro, 2013,
par.4-7). Minyak-minyak tersebut merupakan minyak yang kerap digunakan
untuk keperluan pijat, terapi, spa, dan sebagainya. Dikarenakan minyak tersebut
13
merupakan minyak yang bagus untuk kulit, namun daya serap dari minyak
tersebut sangat cepat diserap oleh kulit. Adapun minyak kelapa adalah minyak
yang memiliki sifat yang lama terserap oleh kulit, sehingga perpaduan dari
minyak ini sangatlah bagus.
Hal yang membuat minyak modern ini menarik adalah campuran bahan-bahan
rempah-rempah seperti, kunyit, batang cengkeh, serai, kayu putih dan lada
hitam. Campuran dari rempah-rempah ini membuat minyak ini memiliki
kehangatan dan khasiat lain, adapun khasiat dari minyak ini seperti yang
dijelaskan oleh Ellora (2018) adalah:
a. Antiseptik
b. Anti jamur
c. Anti inflamasi
d. Dapat membantu meredakan gejala asma atau alergi
e. Dapat meredakan nyeri
f. Merawat kulit bermasalah seperti jerawat (par.2).
• Minyak kayu putih
Minyak ini digemari oleh masyarakat yang menyukai aroma-aroma minyak
kayu putih, karena kerap kali masyarakat menggunakan minyak ini tidak hanya
untuk tubuh melainkan untuk dihirup sebagai aroma terapi. Minyak ini berasal
dari Ambon, yang berbahan kayu putih. Kayu putih sendiri memiliki manfaat
seperti mengobati sakit kepala, meredakan masalah pernapasan, sebagai aroma
terapi, meredakan sakit gigi, mengurangi gejala demam, menghilangkan rasa
nyeri, mencegah infeksi pada luka, mengobati sinusitis non-bakteri,
mengurangi risiko kejang dan pingsan, mengusir serangga dan kutu mengontrol
gula darah, mengontrol noda bekas jerawat pada wajah, menghilangkan
ketombe (Firscha, 2018, par.3-19).
Minyak Kayu Putih pada umumnya digunakan oleh masyarakat sebagai pereda
sakit perut, menghilangkan kembung, mengurangi rasa pusing, sebagai
penghangat badan dan juga sebagai alat bantu kerokan, namun kayu putih
14
memiliki daya serap yang cepat terhadap kulit, sehingga hal ini tidak memenuhi
kriteria dari alat bantu kerokan. Hal ini dikarenakan apabila daya serap minyak
terhadap kulit sangat cepat, dapat membuat kulit kekurangan minyak sebagai
pelicin, sehingga tidak dapat menjadi alat bantu untuk mengurangi gaya gesek
dari metode kerokan, dikarenakan hal tersebut maka dapat membuat masyarakat
yang melakukan kerokan terasa sakit atau perih saat dikerok yang disebabkan
oleh gaya gesek dari alat kerok ke permukaan kulit.
• Minyak Tawon
Minyak ini merupakan minyak yang terbuat dari minyak kelapa dengan
campuran kayu putih, bawang, daun lada, kunyit dan jahe (Sami, 2019, par.7).
Minyak ini berasal dari Makasar, minyak ini memiliki khasiat sebagai pengobat
luka lebam, mengurangi gatal dan sebagai alat bantu pijat. Masyarakat biasa
dengan pijat, urut dan kerokan, pasti mengenal Minyak Tawon. Kadar minyak
yang terkandung didalam minyak ini cukup baik, dan daya serapnya cukup
lama, dikarenakan bahan dasar dari minyak ini adalah minyak kelapa.
• Minyak Akar Lawang
Minyak ini berasal dari Papua dan Ambon, minyak ini terbuat dari kayu dan
akar pohon lawang, serta terdapat campuran bahan-bahan rempah lainnya
seperti, minyak cengkeh, minyak sereh, minyak peppermint, minyak terpentin
atau minyak getah pohon pinus, dan sebagainya (Sami, 2019, par.9). Minyak
ini lebih hangat dari minyak kayu putih, sehingga masyarakat yang ingin
menggunakan minyak ini sebagai minyak pijat, urut atau kerokan, harus
mencampurnya terlebih dahulu dengan minyak kelapa. Adapun manfaat dari
minyak ini adalah, dapat mengobati encok, rematik, salah urat, keseleo, gatal-
gatal, pegal linu, kesemutan dan masuk angin (Sami, 2019, par.10).
15
• Minyak Telon
Minyak ini adalah minyak yang berasal dari Jawa Tengah, pada awalnya
minyak ini berbahan dasar minyak kelapa dan campuran bahan lain seperti,
minyak kayu putih, minyak sereh dan minyak adas (Sami, 2019, par.11-12).
Masyarakat biasa menggunakan minyak ini untuk keperluan anak-anak
dikarenakan aromanya yang tidak begitu kuat dan menyengat dan hangat, serta
dapat melindungi anak dari gigitan nyamuk dan dapat meredakan rasa gatal
akibat gigitan nyamuk. Dikarenakan minyak ini berbahan dasar minyak kelapa,
makadari itu minyak ini dapat digunakan sebagai alat bantu pijat, urut maupun
kerokan.
• Minyak Gandapura
Minyak ini terdapat diberbagai daerah di Indonesia, dikarenakan bahan
dasarnya terbuat dari daun tanaman gandapura yang dapat tumbuh di seluruh
daerah dataran tinggi. Adapun manfaat dari minyak ini seperti dapat
menghilangkan nyeri pada sendi, menyembuhkan otot kejang, rematik, bengkak
karena benturan, dan dapat menyembuhkan luka (Sami, 2019, par.13).
Masyarakat yang menggunakan ini sebagai alat bantu pijat, urut atau kerokan,
disarankan untutk menambah terlebih dahulu dengan minyak kelapa
dikarenakan minyak ini memiliki daya serap yang cukup cepat dan memiliki
rasa yang panas, sehingga tidak terlalu bagus apabila digunakan langsung untuk
metode kerokan.
• Minyak Cengkeh
Minyak ini berasal dari Maluku Utara, minyak ini terbuat dari penyulingan biji
cengkeh, minyak ini memiliki kandungan eugenol yang dapat menjadi
pembunuh bakteri sehingga berkhasiat dapat mengobati sakit gigi, luka
berdarah, luka bernanah, luka bakar dan sebagai minyak pijat atau urut (Sami,
2019, par.19). Dikarenakan sifat minyak cengkeh yang tidak mudah menyerap
kulit membuat minyak ini bagus untuk metode kerokan.
16
• Minyak Sereh
Minyak ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia, terbuat dari hasil
penyulingan daun sereh. Minyak ini bermanfaat sebagai penyembuh penyakit
kurap, melancarkan pernapasan, anti serangga atau nyamuk, dan biasa
digunakan sebagai minyak pijat, urut ataupun kerokan (Sami, 2019, par.16-17).
Alat serta minyak yang digunakan sangat beragam, dari alat-alat yang telah
dijelaskan di atas yang terbaik untuk digunakan adalah batu giok, karena banyak
manfaat lain yang terkandung dalam batu tersebut, sedangkan untuk anak-anak
lebih baik menggunakan bawang merah, dikarenakan kulit yang masih sensitif. Alat
bantu lain seperti minyak dari yang telah disebutkan di atas yang terbaik adalah,
minyak yang memiliki sifat tidak mudah terserap oleh kulit, seperti minyak kelapa,
minyak sereh, dan sebagainya. Hal ini ditujukan agar gaya gesek yang ditimbulkan
oleh kerokan dapat berkurang, untuk minyak-minyak yang mengandung tingkatan
hangat sampai panas adalah pilihan untuk masyarakat, namun disarankan untuk
memilih minyak yang memiliki khasiat menghangatkan tubuh. Hal ini dikarenakan
rasa hangat dapat membantu merileksasikan otot sehingga tubuh terasa nyaman.
II.2.3. Teknik Kerokan
Hal yang sangat mempengaruhi sakit atau tidaknya saat melakukan metode kerokan
ditentukan oleh teknik yang diterapkan oleh pelaku pengerok, apakah sudah sesuai
atau justru salah. Seperti halnya terapi pijat, Akupuntur, atau metode pengobatan
lainnya. Kerokan pun memiliki teknik tersendiri dalam penerapannya, seperti yang
biasa dilakukan oleh orang Indonesia pada umumnya garis-garis menyamping dari
atas kebawah dibagian punggung.
Boisse (2015) menjelaskan bahwa:
Titik utama Gua Sha adalah tekanan dan gesekan berulang pada kulit yang
telah dilumasi minyak dengan ujung halus alat Gua Sha. Tepi halus alat Gua
Sha ditempatkan terhadap permukaan kulit, kemudian ditekan dengan kuat
dan bergerak dengan gerakan ke bawah menyamping di sepanjang otot.
Istilahnya ‘tribo-effleurage’ atau gesekan stroking. Gua Sha dapat
17
dilakukan disepanjang meridian akupuntur atau permukaan kulit dengan
panjang setiap garis 4 sampai 6 inchi (h.22).
Tamtomo dalam Sri (2012, par.16) menyarankan, “memulai kerokan dari atas ke
bawah di sisi kanan dan kiri tulang belakang, dilanjutkan dengan garis-garis
menyamping dipunggung bagian kiri dan kanan. Alat pengerok dipegang 45 derajat
agar saat bergesekan dengan kulit tidak terlalu terasa sakit”.
Gambar II.6. Gua Sha Scraping Direction
Sumber : https://edzardernst.com/2018/06/gua-sha-a-reasonable-therapy/
(02 April 2019)
II.2.4. Pengaplikasian
Masih terdapat beberapa masyarakat yang belum mengetahui hal seputar sebelum
dan sesudah melakukan kerokan. Sebelum melakukan kerokan seharusnya
masyarakat mengetahui kondisi badan diri sendiri, adapun kondisi-kondisi badan
yang tidak boleh melakukan kerokan seperti yang dijelaskan oleh Boisse (2015)
pada bukunya mengenai kondisi tubuh yang sebaiknya tidak melakukan Gua Sha
adalah sebagai berikut:
• Wanita hamil
Untuk wanita yang sedang hamil dianjurkan untuk tidak melakukan kerokan
dikarenakan akan memacu kelahiran prematur. Zat anti peradangan atau
cytokines yang ada di tubuh orang biasa bisa meningkatkan kekebalan tubuh,
tapi buat ibu hamil justru bisa menyebabkan munculnya zat prostaglandin yang
bisa memicu kontraksi dini pada kehamilan.
18
• Penderita penyakit kardiovasikular dan serebrovaskular
Penderita penyakit ini bermasalah pada pembuluh darah ke jantung dan ke otak,
dikarenakan Gua Sha meningkatkan sirkulasi darah maka hal tersebut dapat
meningkatkan beban jantung, paru-paru, hati dan ginjal yang justru akan
memperburuk kondisi penderita penyakit tersebut.
• Penderita penyakit kulit
Gua Sha dapat menyebabkan infeksi dan memperburuk kondisi kulit apabila
terdapat luka di permukaan kulit tersebut. Dikarenakan gesekan akan membuka
kembali luka yang akan memicu bakteri masuk kembali kedalam luka tersebut,
dan infeksi dapat menyebar.
• Penderita penyakit diabetes tingkat lanjut
Anemia berat, leukemia, anemia aplastic, dan trombositopenia. Memiliki
kecenderungan pendarahan karena tanda goresan dari pendarahan subkutan dan
tidak dapat dengan mudah sembuh (h.38).
Adapun pendapat lain tentang hal yang harus diperhatikan saat hendak dan sesudah
melakukan kerokan seperti yang dijelaskan Djunaedi (2019) adalah sebagai berikut:
• Kerokan tidak boleh dilakukan kepada orang yang baru selesai makan atau
belum lewat dari dua jam setelah makan, hal ini dikarenakan kerokan dapat
menyebabkan seseorang yang belum lebih dari dua jam selesai makan akan
mengalami mual, hingga muntah karena dikerok.
• Setelah selesai melakukan kerokan tidak disarankan untuk langsung mandi,
dikarenakan seseorang yang baru saja selesai melakukan kerokan sebagian
besar pori-porinya sedang terbuka. Sehingga aktivitas mandi setelah kerokan
dapat mengakibatkan efek keram pada otot dan organ tubuh bagian dalam.
• Seseorang dapat melakukan mandi, apabila telah lewat dari 2 jam setelah
kerokan dan disarankan menggunakan air hangat.
Makadari itu, disarankan kondisi-kondisi tubuh yang telah dijelaskan sebelumnya
untuk menghindari metode pengobatan kerokan ini, karena akan berdampak buruk
apabila tetap dilakukan. Sebagian besar masyarakat Indonesia yang melakukan
metode pengobatan ini, justru masih ada yang belum mengetahui hal penting ini.
19
Dikhawatirkan apabila hal ini terus dibiarkan akan berdampak buruk untuk
kesehatan masyarakat yang melakukan.
II.2.1.5. Dampak dan Manfaat Kerokan
II.2.1.5.1. Dampak Kerokan
Dampak yang dihasilkan dari kerokan secara visual berupa garis-garis merah yang
terlihat menyeramkan atau menyakitkan, garis-garis merah tersebut dikenal dengan
sebutan Sha dalam metode Gua Sha. Didalam arti kata Sha yang berarti munculnya
warna merah di permukaan kulit, menjadi suatu indikasi atau indikator parah atau
tidaknya seseorang tersebut masuk angin, apabila orang tersebut masuk kedalam
kategori masuk angin berat, warna yang akan muncul dipermukaan kulitnya bukan
lagi berwarna merah, tetapi bisa menjadi keunguan atau bahkan kehitaman. Seperti
yang dijelaskan oleh Boisse (2015, h.23) bahwa, “Ada beberapa variasi warna Sha
karena beratnya stasis darah individu yang mungkin berhubungan dengan sifat
keparahan dan jenis penyakit yang dialami. sehingga dapat muncul sebagai tanda
warna biru-hitam gelap, nuansa merah atau merah muda”.
Seperti yang dijabarkan oleh Tamtomo dalam Sri (2012) pada tahap akhir
penelitiannya melakukan perbandingan cek darah yang dilakukan terhadap dua
perempuan yang dianggap lebih sering melakukan kerokan dibanding laki-laki, ada
4 hal yang diamati yaitu sebagai berikut:
Tabel II.1. Hasil Pengamatan Prof. Didik Gunawan Tamtomo
Sumber: https://lifestyle.kompas.com/read/2012/04/10/14503027/Kerokan.
Mengilmiahkan.Kearifan.Lokal (2008)
No. Dikerok Tidak dikerok
1 Kadar endorfin meningkat -
2 Kadar prostaglandin turun -
3 Perubahan komplemen C3 dan
C1
-
20
4 Perubahan Interleukin -
Hasilnya kadar endorfin perempuan yang dikerok naik, peningkatan endorfin
membuat sampel merasa nyaman, rasa sakit hilang, lebih segar dan bersemangat.
Turunnya kadar prostaglandin, prostaglandin adalah senyawa asam lemak yang
antara lain berfungsi menstimulasi kontraksi rahim dan otot polos lain serta mampu
menurunkan tekanan darah, mengatur sekresi asam lambung, suhu tubuh, dan
meredakan nyeri otot. Adapun perubahan komplemen C3, C1, dan interleukin
menggambarkan adanya peradangan tidak signifikan. Hal ini memperjelas bahwa
kerokan tidak menyebabkan rasa sakit, dan justru akan membuat badan terasa lebih
nyaman, segar, lebih bersemangat dan sebagainya (par.12-16).
Kerokan tidak menyebabkan terjadinya kerusakan kulit pada daerah yang dikerok,
dikarenakan hanya terjadi reaksi peradangan akut yang normal (Tanjung, 2014,
h.71). Apabila ditinjau dari kedua penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa
dampak yang dihasilkan dari kerokan yaitu berupa inflamasi atau peradangan akut
namun masih dalam tingkatan normal atau tidak berbahaya bagi kulit. Akibat dari
peradangan tersebut justru menghasilkan beberapa hormon endorfin dan antibodi
yang berfungsi sebagai pengurang rasa sakit dan meningkatkan kekebalan tubuh.
II.2.1.5.2. Manfaat Kerokan
Manfaat kerokan yang telah dijelaskan sebelumnya pada dampak kerokan seperti,
membuat badan terasa nyaman, segar dan bersemangat, atau pada umumnya yang
orang Indonesia ketahui, bahwa kerokan memiliki manfaat seperti menghilangkan
masuk angin, kepala pusing, nyeri otot, dan sebagainya. Didalam dunia medis tidak
ada diagnosa masuk angin, gejala masuk angin dalam dunia medis dikenal dengan
gejala dimana seseorang merasa pegal, kembung atau perut terasa penuh, tidak bisa
berhenti buang angin, mual, batuk, flu, merasa kedinginan, dan demam (Metekohy,
2016, par.2). Masih banyak manfaat kerokan selain menghilangkan masuk angin,
seperti yang dijabarkan oleh Boisse (2015) diantaranya:
• Menurunkan demam
• Mengobati panas
21
• Mengobati kelelahan
• Menyembuhkan batuk
• Asma dan bronchitis
• Meredakan ketegangan otot dan tendon
• Meningkatkan sirkulasi darah
• Menyembuhkan sakit kepala
• Mengobati kekakuan dan nyeri otot
• Mengatasi gangguan pencernaan
• Membantu dalam keracunan makanan
• Menyembuhkan gangguan kemih dan ginekologis (h.27).
Banyak masyarakat yang belum mengetahui informasi seputar manfaat kerokan
secara luas, pada umumnya masyarakat hanya mengetahui sebagian kecil manfaat
kerokan seperti menyembuhkan masuk angin, menurunkan demam, dan
sebagainya. Oleh karena itu informasi mengenai manfaat pun, harus diketahui oleh
masyarakat, yang apabila dalam kondisi tertentu dan jauh dari pengobatan modern
atau alternatif lainnya, metode kerokan dapat menjadi solusi untuk menyembuhkan
penyakit tertentu.
II.3. Analisis
II.3.1. Analisa Media Yang Tersedia
Hanya terdapat beberapa media saja yang membahas seputar kerokan, diantaranya
seperti e-book dan video.
1. Media e-book
Terdapat beberapa media buku yang dapat ditemui di Google play-book yang
membahas tentang Gua Sha. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, metode
ini serupa dengan metode kerokan. Salah satunya adalah buku yang berujudul
Gua Sha Health Plan karangan Justus Boisse, berikut adalah analisa mengenai
buku ini:
22
Gambar II.7. Gua Sha Health Plan
Sumber: E-book, Gua Sha Health Plan
Secara desain buku ini sangat kurang, dikarenakan hanya terdapat satu sampai
dua foto setiap chapter atau babak. Apabila dilihat mendalam, foto yang dibuat
sebagai media penguat materi buku pun, tidak dibuat dengan baik.
• Kelebihan
Diantara buku-buku lain yang membahas tentang Gua Sha, hanya buku ini
yang menggunakan bahasa inggris atau bahasa internasional, sehingga
buku dapat dimengerti oleh semua orang.
• Kekurangan
- Tidak banyak orang yang mengetahui tentang metode Gua Sha,
dikarenakan masyarakat Indonesia pada umumnya hanya mengetahui
bahwa kerokan hanya ada di Indonesia.
- Desain sangat kurang, diperkirakan karena buku ini merupakan buku
e-book sehingga desain tidak dapat maksimal.
2. Media Video
Media video yang digunakan sebagai media penginformasian tentang kerokan
dapat ditemukan di Youtube, namun dari banyaknya judul video yang ada di
Youtube yang membahas tentang kerokan, hanya ada satu video yang secara
konten telah dalam membahas metode ini yaitu video dari salah satu acara
stasiun tv lokal yang bernama On The Spot.
23
Gambar II.8. Screenshoot video On The Spot tentang kerokan
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=0HtY-jzPdDc (10 April 2019)
• Kelebihan
Video ini ditayangkan di acara On The Spot yang ditayangkan di salah satu
stasiun televisi, sehingga kemungkinan banyak masyarakat Indonesia yang
mendapatkan informasi ini.
• Kekurangan
Bahan video yang digunakan dalam video ini sangat kurang, seperti hanya
menggabungkan video-video yang ada di internet dan menggabungkan
foto-foto untuk memperkuat materi yang disampaikan.
Adapun media video lainnya seperti video yang berjudul Kerokan Untuk
Menghilangkan Masuk Angin, Mitos Atau Fakta - #ApaKenapa, yang tersedia
di lama YouTube,
24
Gambar II.9. Screenshoot video Apa Kenapa tentang kerokan
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=a7bIWVDOCyQ (15 Mei 2019)
• Kelebihan
- Video ini mengandung informasi yang membahas tentang apa itu
kerokan, apa itu masuk angin, dampak, manfaat, cara kerokan, fungsi
minyak pada kerokan, cara membuat minyak tradisional dan
manfaatnya, dan data-data fakta tentang kerokan.
- Video ini dikemas dengan visual yang menarik.
• Kekurangan
Didalam video ini tidak menjelaskan mengenai kondisi tubuh yang tidak
boleh melakukan kerokan, sedangkan informasi tentang hal ini sangat
penting untuk masyarakat ketahui, agar tidak membahayakan kesehatan
masyarakat.
Dari analisa media yang telah dibahas di atas maka dapat ditatrik kesimpulan
diantaranya:
- Media e-book secara konten sangat bagus, membahas secara dalam seputar
metode Gua Sha, namun masyarakat tidak banyak yang mengetahui
tentang metode ini, sehingga khalayak tidak tertarik untuk membacanya.
- Media video secara konten sudah terpenuhi, namun masing-masing video
memiliki kekurangan, video pertama tidak membahas alat yang digunakan
25
saat kerokan, sedangkan video kedua tidak membahas kondisi tubuh yang
tidak boleh melakukan kerokan.
Dikarenakan hal tersebut, maka media yang tersedia saat ini masih terdapat media
yang informasinya tidak tersampaikan secara penuh seperti seperti seluk beluk
kerokan, alat, teknik, dampak, manfaat, dan pengaplikasian.
II.3.3. Kuesioner
Setelah melakukan penelitian dengan menyebarkan kuisioner kepada 100
responden, yang didalamnya terdapat respon dari laki-laki dan perempuan.
Kuesioner disebarkan secara online dan selembaran pada 25 Desember 2018, maka
berikut ini adalah hasil kuesionernya beserta pertanyaan kuesionernya:
Gambar II.10. Data Kuesioner Usia
Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa, rata-rata responden dari kuisoner
ini adalah orang dewasa. Menurut Hurlock (1980) tahap perkembangan dewasa
berada pada rentang usia dewasa awal (21-40) dan dewasa akhir (40-60).
21
45
33
1
Usia
17-21 21-40 40-60 60+
26
Gambar II.11. Data Kuesioner Perkejaan
Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa paling banyak responden berstatus
bekerja sebanyak 40 responden dan mahasiswa sebanyak 30 responden.
Gambar II.12. Data Kuesioner Domisili
Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa paling banyak responden dari
kuesioner ini merupakan masyarakat Bandung, utamanya adalah daerah Bandung
Barat dengan jumlah 42 responden.
40
30
13
16
1
Pekerjaan
Bekerja Mahasiswa Ibu Rumah Tangga Wiraswasta Pensiun
42
49
7
16
18
5
Domisili
Bandung Barat Bandung Timur Bandung Garut Jakarta Bekasi Luar Jawa
27
Gambar II.13. Data Kuesioner Pertanyaan 1
Pertanyaan ini ditujukan agar dapat memfokuskan kepada responden yang pernah
melakukan kerokan saja yaitu berjumlah 82 responden.
Gambar II.14. Data Kuesioner Pertanyaan 2
Dari diagram di atas disimpulkan bahwa responden yang pernah melakukan
kerokan menyatakan bahwa tidak pernah membaca atau mengetahui buku yang
membahas tentang kerokan.
82
18
Apakah Anda pernah melakukan kerokan?
Pernah Tidak Pernah
0
100
Apakah anda pernah membaca atau mengetahui buku atau sumber literatur
tentang kerokan?
Ya Tidak
28
Gambar II.15. Data Kuesioner Pertanyaan 3
Dari diagram di atas disimpulkan bahwa responden yang pernah melakukan
kerokan rata-rata menjawab bahwa kerokan itu tidak bahaya sebanyak 71
responden, sedangkan yang menjawab kerokan itu berbahaya berjumlah 29
responden.
Tabel II.2. Data Kuesioner Pertanyaan 3
Jika Ya atau Tidak, tolong jelaskan alasannya!
Ya Tidak
Karena terasa sakit Karena tidak merasakan bahayanya
Mengikis kulit, yang membuat kulit
menjadi tipis
Sudah daridulu tidak ada dampak yang
merugikan ke badan
Pori-pori terbuka kerokan sudah menjadi tradisi turun
menurun
Bahaya kalau sering Khasiat kerokan yang cepat
Menyebabkan iritasi kulit Karena badan terasa lebih nyaman
30
70
Menurut Anda apakah kerokan itu berbahaya?
Ya Tidak
29
Karena masih dibawah taraf obat Dapat menghilangkan pegal
Membuat immune tubuh menurun Tidak berbahaya jika, tidak mandi
terlebih dahulu setelah kerokan.
Takut kulit menjadi rusak Karena sudah terbiasa
Melukai kulit Memperlancar peredaran darah
Berbahaya karena merusak pori dan
hasil merah yang dikeluarkan itu sebab
pembuluh darah kecil yang pecah
Meredakan demam
Menyembuhkan penyakit ringan
Membuat badan terasa lebih segar
Karena kerokan merupakan
pengobatan tradisional dan tidak sama
sekali mengandung bahan kimia seperti
obat.
Berdasarkan data tabel di atas menunjukan macam-macam alasan responden yang
telah disederhanakan dan dikelompokan berdasarkan jawaban yang serupa.
Gambar II.16. Data Kuesioner Pertanyaan 4
30
Diagram di atas berisi mengenai asal sumber yang melandasi jawaban para
responden, jawaban responden yang menjawab “tidak” rata-rata menjawab berasal
dari pengalaman pribadi sebesar 71%, sedangkan responden yang menjawab “ya”
rata-rata berasal dari persepsi pribadi yang tanpa dilandasi oleh proses kritis terlebih
dahulu dan berasal dari sumber internet yang kebenarannya tidak dapat dipercaya
100% apabila tidak berasal dari website resmi kesehatan yang dikelola oleh pihak
pemerintah atau dinas kesehatan atau sebagainya, yang sudah pasti rentan
dicampuri oleh propaganda dari satu pihak guna mencari keuntungan pribadi.
Pertanyaan berikutnya masih berhubungan dengan pertanyaan ini yaitu tolong
sebutkan sumber yang menjadi landasan anda berargumentasi, rata-rata responden
yang menjawab sumber internet mengaku lupa dari laman website mana mendapati
data tersebut, dan ada beberapa yang menyebutkan laman website tribunnews,
idntimes, liputan6. Makadari itu dilakukan suatu observasi langsung terhadap
website terkait, dan dikatakan bahwa “Karena menurut medis, terlalu sering
mengerok justru dapat mengganggu kesehatan”. Tamtomo (2008) menjelaskan
bahwa “tidak dianjurkan untuk kerokan berlebih”.
Gambar II.17. Data Kuesioner Pertanyaan 5
71
12
5
12
Dari alasan yang Anda jelaskan diatas, darimana alasan tersebut didapat?
Pengalaman Pribadi Internet Dokter Persepsi pribadi
31
Tabel II.3. Data Kuesioner Pertanyaan 5
Dari jawaban Anda di atas tolong jelaskan mengapa Anda memilih hal tersebut!
Obat Kerokan Istirahat
Lebih praktis Kebiasaan Lebih enak
Tidak biasa dikerok Lebih cepat sembuh dari
pada obat
Karena tubuh yang
sakit butuh istirahat
Karena kalau dikerok
sakit
Lebih jelas proses
penyembuhannya
Pengalaman pribadi
Lebih terasa nyaman
Penyakit ringan
disebabkan oleh
kelelahan, makadari
itu istirahat yang
dibutuhkan.
Lebih efisien Kalau ada indikasi masuk
angin
Lebih peracaya medis Agak membantu
meringankan rasa pusing
Terbiasa dengan obat Pengobatan tradisional yag
murah meriah
36
34
16
10
Apabila Anda sedang mengalami penyakit ringan (masuk angin, sakit kepala, demam, dst) apa yang
biasa Anda lakukan?
Kerokan Minum obat Istirahat yang cukup Bekam
32
Lebih manjur
Jangan obat terus
Dari data diagram dan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa responden lebih
memilih untuk kerokan, minum obat, dan istirahat. Disaat sedang mengalami
penyakit ringan. Adapun alasan dari responden bermacam-macam seperti yang
dapat dilihat pada tabel di atas, orang yang memilih obat cenderung karena
responden tidak biasa dikerok dan obat lebih praktis untuk didapatkan tanpa
memikirkan efek jangka panjang dari obat kimia. Sedangkan, responden yang
memilih dikerok jawabannya cenderung berdasarkan pengalaman pribadi.
Dikarenakan responden sudah biasa dikerok, serta sudah mengetahui manfaat
langsungnya.
Tabel II.4. Data Kuesioner Pertanyaan 7
No. Apa yang anda rasakan saat sedang dikerok?
1 Sakit
2 Enak
3 Nyaman dan enak
4 Biasa saja
5 Nyaman dan terasa sedikit sakit
6
7
Terasa sedikit sakit dan geli
Enak dan badan terasa ringan
8 Ngilu
9 Perih
10 Nyaman dan hangat
33
Dari data tabel di atas semua jawaban telah direduksi dan dikelompokan kedalam
jawaban yang serupa, sehingga dapat disimpulkan bahwa masih terdapat responden
yang hanya merasakan sakit, perih, bahkan ngilu saat dikerok. Pada peristiwa ini,
pasti ada kesalahan dalam proses kerokan, entah itu alat, atau mungkin pelaku yang
mengerok tidak mengetahui tekniknya.
Tabel II.5. Data Kuesioner Pertanyaan 8
No. Apakah Anda mengetahui mengenai manfaat kerokan? Tolong sebutkan!
1 Menghilangkan masuk angin
2 Meredakan demam
3 Membuat badan lebih segar
4 Menghilangkan pusing
5 Memperlancar peredaran darah
6 Meringankan pegal-pegal
7 Menghangatkan tubuh
Dari data tabel di atas semua jawaban telah direduksi dan dikelompokan kedalam
jawaban yang serupa, sehingga dapat disimpulkan bahwa masyarakat secara garis
besar telah merasakan langsung manfaat dari kerokan itu sendiri.
Kesimpulan dari kuesioner yang telah dilakukan, didapati bahwa terdapat dua pihak
yang mendukung dan tidak terhadap metode ini. Berdasarkan batasan yang telah
dibahas sebelumnya difokuskan kepada masyarakat yang pernah dan masih
melakukan kerokan, sedangkan untuk yang pernah dan masih melakukan kerokan,
cenderung kurang mengetahui informasi seputar kerokan, mulai dari seluk beluk,
hal yang harus diperhatikan sebelum dan sesudah melakukan kerokan, dampak dan
manfaat kerokan.
34
II.3.4. Wawancara/Interview
Adapun wawancara yang dilakukan guna memperkuat data yang dibutuhkan,
wawancara dilakukan melalui sarana telepon dengan narasumber dari kalangan
medis, dokter Leny menjelaskan bahwa kerokan itu adalah kegiataan menggosokan
material yang biasanya terbuat dari logam ke kulit. Hasil dari gesekan tersebut
mengakibatkan peradangan perifer pada kulit dengan ditandai adanya warna merah
pada kulit. Karena radang tersebut merupakan mekanisme kompensasi tubuh untuk
membentuk antibodi untuk menangani radang tersebut. Antibodi di produksi tubuh
kemudian beredar keseluruh tubuh maka antibodi juga akan sampai pada organ
tubuh yang sedang tidak fit. Akhirnya antibodi memberikan efek nyaman pada
tubuh. Jadi kesimpulannya kerokan tidak berbahaya, alias aman-aman saja apabila
dilakukan dengan benar. Efek nyaman pada tubuh ditimbulkan dari efek sekunder
pembentukan antibodi akibat kerokan.
Wawancara kedua dilakukan kepada Djunaedi, yang memiliki latar belakang telah
melakukan kerokan selama lebih dari 40 tahun. Wawancara dilakukan secara tatap
langsung, Djunaedi menjelaskan bahwa terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan sebelum dan sesudah kerokan, karena berkaitan dengan kesehatan. Hal
yang pertama adalah larangan melakukan kerokan apabila dilakukan sesudah
makan kurang dari dua jam.
Adapun maksud dari hal ini adalah, seseorang tidak boleh melakukan kerokan
apabila baru selesai makan, dan harus menunggu hingga minimal dua jam, apabila
tetap dilakukan akan menyebabkan rasa mual hingga muntah. Hal kedua adalah
larangan mandi setelah melakukan kerokan, dikarenakan saat kerokan pori-pori
terbuka, sehingga sangat rentan terkena dinginnya air saat mandi, apabila tetap
dilakukan akan menyebabkan keram otot, hingga organ dalam lainnya.
Kesimpulan dari wawancara ini adalah, bahwa terdapat sebab dan akibat yang
dihasilkan dari metode kerokan dan tidak berbahaya bagi tubuh, selama dilakukan
dalam batas wajar atau tidak terlalu sering, dan dilakukan dengan teknik serta alat
yang benar atau bersih.
35
II.4. Resume
Dari bahasan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa masalah yang ada dari
fenomena kerokan ini adalah kurangnya pengetahuan masyarakat seputar kerokan,
sehingga dapat berbahaya apabila terus dibiarkan. Rata-rata usia yang melakukan
metode ini terdapat pada kategori usia dewasa awal. Masyarakat yang melakukan
metode ini rata-rata hanya sekedar melakukan tanpa tahu dampaknya apabila salah
melakukan.
II.5. Solusi Perancangan
Berdasarkan masalah tersebut maka solusi perancangannya adalah berupa media
yang dapat memberikan informasi kepada masyarakat seputar kerokan seperti,
seluk beluk, pengaplikasian, teknik, alat, dampak dan manfaat. Hal ini dikarenakan
metode ini telah lama dilakukan oleh masyarakat Indonesia, namun pada umumnya
masyarakat hanya sekedar menerapkan metode ini saja, tanpa mengetahui hal-hal
lain seputar kerokan yang telah dijabarkan sebelumnya. Pemberian Informasi ini
bertujuan agar masyarakat dapat memahami dan tidak ada lagi korban akibat
melakukan kerokan.
top related