bab ii landasan teori ii.1 landasan teori ii.1.1 pengertian...

23
II-1 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Landasan Teori II.1.1 Pengertian Sistem Secara umum, sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi,materi, atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, dimana suatu model matematika seringkali bisa dibuat. Menurut Jogiyanto (2005:2), sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata.Kesatuan yang nyata adalah suatu objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi. Sementara menurut Mulyadi (2016:5) dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi, sistem adalah jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan; sedangkan prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang. II.1.2 Karakteristik Sistem Menurut Agus Mulyanto (2009:2) dalam bukunya Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi, karakteristik sistem ialah sebagai berikut: 1. Mempunyai Komponen Sistem ( System’s Components) Suatu sistem tidak berada dalam lingkungan yang kosong, tetapi sebuah sistem berada dan berfungsi di dalam lingkungan yang berisi sistem lainnya. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,

Upload: others

Post on 16-Mar-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Landasan Teori II.1.1 Pengertian …digilib.polban.ac.id/files/disk1/228/jbptppolban-gdl-wid... · 2020. 1. 9. · II-1 BAB II LANDASAN TEORI . II.1 Landasan

II-1

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 Landasan Teori

II.1.1 Pengertian Sistem

Secara umum, sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau

elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi,materi,

atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Istilah ini sering digunakan untuk

menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, dimana suatu model

matematika seringkali bisa dibuat.

Menurut Jogiyanto (2005:2), sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen

yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan

suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata.Kesatuan yang nyata adalah suatu

objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul ada dan

terjadi.

Sementara menurut Mulyadi (2016:5) dalam bukunya yang berjudul Sistem

Akuntansi, sistem adalah jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu

untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan; sedangkan prosedur

adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam

satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara

seragam transaksi perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang.

II.1.2 Karakteristik Sistem

Menurut Agus Mulyanto (2009:2) dalam bukunya Sistem Informasi Konsep

dan Aplikasi, karakteristik sistem ialah sebagai berikut:

1. Mempunyai Komponen Sistem (System’s Components)

Suatu sistem tidak berada dalam lingkungan yang kosong, tetapi sebuah

sistem berada dan berfungsi di dalam lingkungan yang berisi sistem lainnya.

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Landasan Teori II.1.1 Pengertian …digilib.polban.ac.id/files/disk1/228/jbptppolban-gdl-wid... · 2020. 1. 9. · II-1 BAB II LANDASAN TEORI . II.1 Landasan

II-2

bekerjasama membentuk satu kesatuan. Apabila suatu sistem merupakan

salah satu dari komponen sistem lain yang lebih besar, maka akan disebut

dengan subsistem, sedangkan sistem yang lebih besar tersebut adalah

lingkungannya.

2. Mempunyai Batasan Sistem (Boundary)

Batas sistem merupakan pembatas atau pemisah antara suatu sistem dengan

sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.

3. Mempunyai Lingkungan (Environment)

Lingkungan luar adalah apa pun di luar batas dari sistem yang dapat

mempengaruhi operasi sistem, baik pengaruh yang menguntungkan

ataupun yang merugikan. Pengaruh yang menguntungkan ini tentunya

harus dijaga sehingga akan mendukung kelangsungan operasi sebuah

sistem. Sedangkan lingkungan yang merugikan harus ditahan dan

dikendalikan agar tidak mengganggu kelangsungan sebuah sistem.

4. Mempunyai Penghubung (Interface) Antar Komponen

Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara satu

subsistem dengan subsistem yang lainnya. Penghubung inilah yang akan

menjadi media yang digunakan data dari masukan (input) hingga keluaran

(output). Dengan adanya penghubung, suatu subsistem dapat berinteraksi

dan berintegrasi dengan subsistem yang lain membentuk satu kesatuan.

5. Mempunyai Masukan (input)

Masukan atau input merupakan energi yang dimasukan ke dalam sistem.

Masukan dapat berupa masukan perawatan (input maintenance), yaitu

bahan yang dimasukkan agar sistem tersebut dapat beroperasi dan

masukan sinyal (input signal), yaitu masukan yang diproses untuk

mendapatkan keluaran.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Landasan Teori II.1.1 Pengertian …digilib.polban.ac.id/files/disk1/228/jbptppolban-gdl-wid... · 2020. 1. 9. · II-1 BAB II LANDASAN TEORI . II.1 Landasan

II-3

6. Mempunyai Pengolahan (processing)

Pengolahan (process) merupakan bagian yang melakukan perubahan dari

masukan untuk menjadi keluaran yang diinginkan.

7. Mempunyai Sasaran (Objective) dan Tujuan

Suatu sistem pasti memiliki sasaran (objective) atau tujuan (goal). Apabila

sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada

gunanya. Tujuan inilah yang mengarahkan suatu sistem.Tanpa adanya

tujuan, sistem menjadi tidak terarah dan terkendali.

8. Mempunyai Keluaran (output)

Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Keluaran dapat berupa

informasi sebagai masukan pada sistem lain atau hanya sebagai sisa

pembuangan.

9. Mempunyai Umpan Balik (Feed Back)

Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (control) sistem untuk

mengecek terjadinya penyimpangan proses dalam sistem dan

mengembalikannya ke dalam kondisi normal.

II.1.3 Pengertian Pengendalian Internal

Menurut COSO (2013), pengendalian internal adalah penggunaan semua

sumber daya perusahaan untuk meningkatkan, mengarahkan, mengendalikan, dan

mengawasi berbagai aktivitas dengan tujuan untuk memastikan bahwa tujuan

perusahaan tercapai.

II.1.4 Komponen Pengendalian Internal

Menurut COSO (2013), ada lima komponen pengendalian internal:

1. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi,

mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Landasan Teori II.1.1 Pengertian …digilib.polban.ac.id/files/disk1/228/jbptppolban-gdl-wid... · 2020. 1. 9. · II-1 BAB II LANDASAN TEORI . II.1 Landasan

II-4

pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian

intern, menyediakan disiplin dan struktur. Lingkungan pengendalian

menyediakan arahan bagi organisasi dan mempengaruhi kesadaran

pengendalian dari orang-orang yang ada di dalam organisasi tersebut.

Beberapa faktor yang berpengaruh di dalam lingkungan

pengendalian antara lain integritas dan nilai etik, komitmen terhadap

kompetensi, dewan direksi dan komite audit, gaya manajemen dan gaya

operasi, struktur organisasi, pemberian wewenang dan tanggung jawab,

praktik dan kebijkan SDM. Auditor harus memperoleh pengetahuan

memadai tentang lingkungan pengendalian untuk memahami sikap,

kesadaran, dan tindakan manajemen, dan dewan komisaris terhadap

lingkungan pengendalian intern, dengan mempertimbangkan baik substansi

pengendalian maupun dampaknya secara kolektif.

2. Penilaian Resiko

Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap

risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar

untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola. Penentuan risiko tujuan

laporan keuangan adalah identifkasi organisasi, analisis, dan manajemen

risiko yang berkaitan dengan pembuatan laporan keuangan yang disajikan

sesuai dengan PABU. Manajemen risiko menganalisis hubungan risiko

asersi spesifik laporan keuangan dengan aktivitas seperti pencatatan,

pemrosesan, pengikhtisaran, dan pelaporan data-data keuangan.

Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup

peristiwa dan keadaan intern maupun ekstern yang dapat terjadi dan secara

negatif mempengaruhi kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah,

meringkas, dan melaporkan data keuangan konsisten dengan asersi

manajemen dalam laporan keuangan. Risiko dapat timbul atau berubah

karena berbagai keadaan, antara lain perubahan dalam lingkungan operasi,

personel baru, sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki, teknologi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Landasan Teori II.1.1 Pengertian …digilib.polban.ac.id/files/disk1/228/jbptppolban-gdl-wid... · 2020. 1. 9. · II-1 BAB II LANDASAN TEORI . II.1 Landasan

II-5

baru, lini produk, produk, atau aktivitas baru, restrukturisasi korporasi,

operasi luar negeri, dan standar akuntansi baru.

3. Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang

membantu menjamin bahwaarahan manajemen dilaksanakan.Aktivitas

tersebut membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk

menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas.Aktivitas

pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diterapkan di berbagai tingkat

organisasi dan fungsi. Umumnya aktivitas pengendalian yang mungkin

relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur

yang berkaitan dengan review terhadap kinerja, pengolahan informasi,

pengendalian fisik, dan pemisahan tugas.

4. Informasi dan Komunikasi

Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan,

dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang

memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka.Sistem

informasi yang relevan dalam pelaporan keuangan yang meliputi sistem

akuntansi yang berisi metode untuk mengidentifikasikan, menggabungkan,

menganalisa, mengklasikasi, mencatat, dan melaporkan transaksi serta

menjaga akuntabilitas asset dan kewajiban. Komunikasi meliputi

penyediaan deskripsi tugas individu dan tanggung jawab berkaitan dengan

struktur pengendalian intern dalam pelaporan keuangan.

5. Aktivitas Pemantauan

Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja

pengendalian intern sepanjang waktu. Pemantauan mencakup penentuan

desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan

koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara

terus menerus, evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Landasan Teori II.1.1 Pengertian …digilib.polban.ac.id/files/disk1/228/jbptppolban-gdl-wid... · 2020. 1. 9. · II-1 BAB II LANDASAN TEORI . II.1 Landasan

II-6

dari keduanya. Di berbagai entitas, auditor intern atau personel yang

melakukan pekerjaan serupa memberikan kontribusi dalam memantau

aktivitas entitas.

Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan informasi dan

komunikasi dengan pihak luar seperti keluhan pelanggan dan respon dari

badan pengatur yang dapat memberikan petunjuk tentang masalah atau

bidang yang memerlukan perbaikan. Komponen pengendalian intern

tersebut berlaku dalam audit setiap entitas. Komponen tersebut harus

dipertimbangkan dalam hubungannya dengan ukuran entitas, karakteristik

kepemilikan dan organisasi entitas, sifat bisnis entitas, keberagaman dan

kompleksitas operasi entitas, metode yang digunakan oleh entitas untuk

mengirimkan, mengolah, memelihara, dan mengakses informasi, serta

penerapan persyaratan hukum dan peraturan.

II.1.5 Prinsip Pengendalian Internal

Kerangka pengendalian internal COSO (2013) menyatakan 17 prinsip yang

merepresentasikan konsep-konsep fundamental yang terkait dengan tiap-tiap

komponen pengendalian internal. Prinsip-prinsip ini dirumuskan langsung dari

komponen pengendalian internal, sehingga entitas akan mencapai pengendalian

internal secara efektif dengan menerapkan semua prinsip.

Berikut adalah prinsip-prinsip pengendalian yang dimaksud:

1. Organisasi menunjukkan komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika.

2. Dewan komisaris (atau dewan pengawas) menunjukkan independensi dari

manajemen dan melaksanakan pengawasan atas pengembangan dan

pelaksanaan pengendalian internal.

3. Di bawah pengawasan dewan komisaris (atau dewan pengawas),

manajemen menetapkan struktur organisasi, garis pelaporan, serta

wewenang dan tanggung jawab yang tepat sesuai dengan tujuan yang

ditetapkan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Landasan Teori II.1.1 Pengertian …digilib.polban.ac.id/files/disk1/228/jbptppolban-gdl-wid... · 2020. 1. 9. · II-1 BAB II LANDASAN TEORI . II.1 Landasan

II-7

4. Organisasi menunjukkan komitmen dalam merekrut, mengembangkan, dan

mempertahankan individu-individu yang kompeten sesuai dengan tujuan

yang ditetapkan.

5. Organisasi memberikan dukungan bagi individu-individu yang bertanggung

jawab atas pelaksanaan pengendalian internal sesuai dengan tujuan yang

ditetapkan.

6. Organisasi menetapkan tujuan-tujuan yang jelas agar identifikasi dan

penilaian risiko terkait tujuan-tujuan itu bisa dilakukan.

7. Organisasi melakukan identifikasi risiko atas pencapaian tujuan entitas

secara menyeluruh dan dan melaksanakan analisis risiko sebagai landasan

untuk menetapkan manajemen risiko.

8. Organisasi mempertimbangkan potensi kecurangan (fraud) dalam

melakukan penilaian risiko atas pencapaian tujuan.

9. Organisasi melakukan identifikasi dan penilaian atas perubahan-perubahan

yang mungkin berdampak signifikan terhadap sistem pengendalian internal.

10. Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas-aktivitas pengendalian

yang yang akan memberikan kontribusi dalam meminimalkan risiko atas

pencapaian tujuan hingga mencapai tingkat toleransi risiko yang bisa

diterima.

11. Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas-aktivitas pengendalian

umum atas teknologi pendukung pencapaian tujuan.

12. Organisasi memberlakukan aktivitas-aktivitas pengendalian melalui

kebijakan yang menetapkan apa yang diharapkan dan melalui prosedur yang

menjabarkan kebijkan menjadi tindakan.

13. Organisasi memperoleh atau menghasilkan dan menggunakan informasi

yang relevan dan berkualitas untuk mendukung komponen-komponen

pengendalian internal lain berfungsi sebagaimana mestinya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Landasan Teori II.1.1 Pengertian …digilib.polban.ac.id/files/disk1/228/jbptppolban-gdl-wid... · 2020. 1. 9. · II-1 BAB II LANDASAN TEORI . II.1 Landasan

II-8

14. Organisasi melakukan komunikasi informasi secara internal, termasuk

tujuan dan tanggung jawab pengendalian internal, yang diperlukan untuk

mendukung the pengendalian internal berfungsi sebagaimana mestinya.

15. Organisasi menjalin komunikasi dengan pihak-pihak eksternal terkait hal-

hal yang mempengaruhi berfungsinya komponen-komponen pengendalian

internal lainnya.

16. Organisasi memilih, mengembangkan, dan melaksanakan evaluasi, baik

yang dilakukan secara terus-menerus (berkelanjutan) maupun yang

dilakukan secara terpisah untuk memastikan apakah komponen-komponen

pengendalian internal ada dan berfungsi.

17. Organisasi mengevaluasi dan mengkomunikasikan kelemahan-kelemahan

pengendalian internal secara tepat waktu kepada pihak-pihak yang

bertanggung jawab untuk mengambil tindakan koretif, termasuk

manajemen puncak dan dewan komisaris (atau dewan pengawas serupa),

sebagaimana mestinya.

II.1.6 Pengertian Sistem Pengendalian Internal

Sistem pengendalian internal merupakan suatu perencanaan yang meliputi

struktur organisasi dan semua metode dan alat-alat yang dikoordinasikan yang

digunakan dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga kekayaan organisasi,

memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi, dan

mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

II.1.7 Jenis Sistem Pengendalian Internal

Terdapat dua jenis sistem pengendalian internal yang biasa digunakan pada

instansi atau entitas usaha, yaitu:

1. Pengendalian Internal Akuntansi (Pengendalian Preventif)

Pengendalian internal akuntansi dibuat untuk mencegah terjadinya

inefisiensi yang tujuannya adalah menjaga kekayaan perusahaan dan

memeriksa keakuratan data akuntansi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Landasan Teori II.1.1 Pengertian …digilib.polban.ac.id/files/disk1/228/jbptppolban-gdl-wid... · 2020. 1. 9. · II-1 BAB II LANDASAN TEORI . II.1 Landasan

II-9

2. Pengendalian Internal Administratif (Pengendalian Umpan Balik)

Pengendalian administratif dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi

dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

II.1.8 Pengertian Persediaan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2011;14.5), persediaan adalah aset

yang tersedia untuk di jual dalam kegiatan usaha biasa, atau dalam proses produksi

untuk penjualan tersebut; atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk di

gunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.

Sementara itu, Mulyadi (2016:554) mengklasifikasikan jenis persediaan

dalam beberapa tipe, yaitu:

1. Persediaan produk jadi,

2. Persediaan produk dalam proses,

3. Persediaan bahan baku,

4. Persediaan bahan penolong,

5. Persediaan bahan habis pakai pabrik, persediaan suku cadang

II.1.9 Metode Pencatatan Persediaan

Masih menurut Mulyadi (2016), ada dua macam metode pencatatan

persediaan: metode mutasi persediaan (atau metode perpetual) dan metode

persediaan fisik (atau metode fisik). Dalam metode perpetual, setiap mutasi

persediaan dicatat dalam kartu persediaan.Dalam metode fisik, hanya tambahan

persediaan dari pembelian saja yang dicatat, sedangkan mutasi berkurangnya

persediaan karena pemakaian tidak dicatat dalam kartu persediaan.Untuk

mengetahui harga pokok persediaan awal yang dipakai atau dijual, harus dilakukan

dengan penghitungan fisik sisa persediaan yang masih ada di gudang pada akhir

periode akuntansi.

Prosedur perhitungan fisik persediaan umumnya digunakan oleh

perusahaan untuk menghitung secara fisik persediaan yang disimpan di gudang,

yang hasilnya digunakan untuk meminta pertanggungjawaban bagian gudang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Landasan Teori II.1.1 Pengertian …digilib.polban.ac.id/files/disk1/228/jbptppolban-gdl-wid... · 2020. 1. 9. · II-1 BAB II LANDASAN TEORI . II.1 Landasan

II-10

mengenai pelaksanaan fungsi penyimpanan, dan pertanggung jawaban bagian kartu

persediaan mengenai keadaan catatan persediaan yang diselenggarakannya, serta

untuk melakukan penyesuaian terhadap catatan persediaan di bagian kartu

persediaan.

II.1.10 Metode Penilaian Persediaan

Menurut Kieso (2008) ada beberapa metode dalam penilaian persediaan

yang bisa digunakan dalam akuntansi persediaan, yaitu:

1. Metode Persediaan FIFO (First In First Out)

Metode FIFO mengasusmsikan bahwa barang-barang yang digunakan

sesuai dengan urutan pembelianya. Keunggulan FIFO adalah mendekatkan

persediaan akhir dengan biaya berjalan. Karena barang atau persediaan

pertama yang dibeli adalah persediaan yang akan pertama digunakan dalam

memproses persediaan. Kelemahanya adalah bahwa metode FIFO dalam

biaya berjalan tidak dapat ditandingkan dengan pendapatan berjalan pada

laporan laba rugi.

2. Metode Persediaan Rata-Rata (Average Cost)

Terdapat perbedaan terhadap metode FIFO dan rata-rata perbedaan tersebut

mengacu pada pembebanan harga pokok rata-rata kepada barang-barang

yang akan dipakai atau dijual. Perhitungan harga pokok rata-rata dilakukan

dengan cara membagi jumlah harga perolehan dengan kuantitasnya, cara ini

mengurangi dampak dari fluktuasi harga. Metode ini disebut dengan metode

rata-rata tertimbang (weighted average method) dan pada sistem perpetual

dikenal dengan nama metode rata-rata bergerak (moving average method).

3. Metode LIFO (Last In First Out)

Metode LIFO menandingkan biaya dari barang-barang yang paling akhir

dibeli terhadap pendapatan. Jika yang digunakan adalah persediaan

periodik, maka akan diasumsikan bahwa biaya dari total kuantitas yang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Landasan Teori II.1.1 Pengertian …digilib.polban.ac.id/files/disk1/228/jbptppolban-gdl-wid... · 2020. 1. 9. · II-1 BAB II LANDASAN TEORI . II.1 Landasan

II-11

terjual atau dikeluarkan selama suatu bulan berasal dari pembelian yang

paling akhir.

Dari semua metode penilaian persediaan yang telah dijelaskan diatas,

perusahaan memiliki wewenang untuk menggunakan metode yang cocok sesuai

dengan kondisi dan situasi perusahaan, tapi penilaian ini harus dilakukan secara

konsisten.

II.1.11 Sistem Akuntansi Persediaan

Menurut Mulyadi (2016), berikut adalah hal-hal yang akan diperlukan

dalam sistem akuntansi persediaan:

1. Fungsi yang terkait dalam sistem pembelian persediaan adalah:

a. Bagian Gudang

b. Bagian Pembelian

c. Bagian Penerimaan

d. Bagian Akuntansi

2. Dokumen yang digunakan dalam sistem pembelian adalah:

a. Surat permintaan pembelian

b. Surat permintaan penawaran harga

c. Surat order pembelian

d. Laporan penerimaan barang

e. Surat perubahan order pembelian

f. Bukti Kas Keluar

3. Catatan yang digunakan dalam system pembelian adalah:

a. Register bukti kas keluar

b. Jurnal Pembelian

c. Kartu Utang

d. Kartu Persediaan

4. Informasi yang dibutuhkan manajemen adalah:

a. Jenis persediaan yang mencapai titik pemesanan kembali (recorder point)

b. Order pembelian yang telah dikirim kepada pemasok

c. Order pembelian yang telah dipenuhi oleh pemasok

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Landasan Teori II.1.1 Pengertian …digilib.polban.ac.id/files/disk1/228/jbptppolban-gdl-wid... · 2020. 1. 9. · II-1 BAB II LANDASAN TEORI . II.1 Landasan

II-12

d. Total saldo utang dagang pada tanggal tertentu

e. Saldo utang dagang kepada pemasok tertentu

f. Tambahan kuantitas dan harga pokok persediaan dari pembelian

5. Jaringan prosedur yang membentuk sistem pembelian yaitu:

a. Prosedur permintaan pembelian

b. Prosedur permintaan penawaran harga pemilihan pemasok

c. Prosedur order pembelian

d. Prosedur penawaran harga

e. Prosedur pemcatatan utang

f. Prosedur distribusi pembelian.

g. Prosedur penghitungan fisik persediaan

6. Fungsi yang terkait:

a. Panitia penghitungan fisik persediaan

b. Bagian Akutansi

c. Bagian Gudang

7. Dokumen yang digunakan:

a. Kartu perhitungan fisik

b. Daftar hasil perhitungan fisik

c. Bukti memorial

8. Catatan yang digunakan:

a. Kartu persediaan

b. Kartu gudang

c. Jurnal Umum

9. Informasi yang diperlukan manajemen:

a. Laporan data pemakaian barang

b. Laporan data penerimaan barang

c. Laporan data barang

d. Laporan data persediaan barang

Dalam penerapannya pada sistem akuntansi Rumah Sakit, sebenarnya tidak

terlalu berbeda. Hanya saja bagian pembelian dan penerimaan pada perusahaan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Landasan Teori II.1.1 Pengertian …digilib.polban.ac.id/files/disk1/228/jbptppolban-gdl-wid... · 2020. 1. 9. · II-1 BAB II LANDASAN TEORI . II.1 Landasan

II-13

dagang biasa digantikan oleh bagian farmasi atau apotek dan poliklinik atau

laboratorium di rumah sakit.

II.1.12 Unsur Pengendalian Intern dalam Sistem Akuntansi Persediaan

Dalam bukunya, Mulyadi (2016: 581) menjelaskan mengenai unsur-unsur

pengendalian intern yang terhitung penting dalam akuntansi persediaan barang,

khususnya obat-obatan:

1. Organisasi

a. Penghitungan fisik persediaan harus dilakukan oleh suatu panitia yang

terdiri dari fungsi pemegang kartu penghitungan fisik, fungsi penghitung,

dan fungsi pengecek.

b. Panitia yang dibentuk harus terdiri dari karyawan selain karyawan fungsi

gudang dan fungsi akuntansi persediaan, karena karyawan di kedua fungsi

inilah yang justru dievaluasi tanggungjawabnya atas persediaan.

2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

a. Daftar hasil penghitungan fisik persediaan ditandatangani oleh ketua panitia

penghitungan fisik persediaan.

b. Pencatatan hasil penghitungan fisik persediaaan didasarkan atas kartu

penghitungan fisik yang telah diteliti kebenarannya oleh pemegang kartu

penghitungan fisik.

c. Harga satuan yang dicantumkan dalam daftar hasil penghitungan fisik

berasal dari kartu persediaan yang bersangkutan.

d. Penyesuaian terhadap kartu persediaan didasarkan pada informasi

(kuantitas maupun harga pokok total) tiap jenis persediaan yang tercantum

dalam daftar penghitungan fisik.

3. Praktik yang Sehat

a. Kartu perhitungan fisik bernomor urut tercetak dan penggunaannya

dipertanggungjawakan oleh fungsi pemegang kartu persediaan fisik.

b. Penghitungan fisik setiap jenis persediaan dilakukan dua kali secara

independen, pertama kali oleh penghitung dan kedua kali oleh pengecek.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Landasan Teori II.1.1 Pengertian …digilib.polban.ac.id/files/disk1/228/jbptppolban-gdl-wid... · 2020. 1. 9. · II-1 BAB II LANDASAN TEORI . II.1 Landasan

II-14

c. Kuantitas dan data persediaan yang lain yang tercantum dalam bagian ketiga

dan kedua kartu penghitungan fisik dicocokkan oleh fungsi pemegang kartu

penghitungan fisik sebelum data yang tercantum dalam bagian kedua kartu

penghitungan dicatat dalam daftar hasil penghitungan fisik.

d. Peralatan dan metode yang digunakan untuk mengukur dan menghitung

kuantitas persediaan harus dijamin ketelitiannya.

II.1.13 Evaluasi Pengendalian Internal

Secara umum, evaluasi adalah proses untuk mengumpulkan informasi

mengenai objek, menilai objek, dan membandingkannya dengan standar, kriteria,

dan indikator. Pengendalian sendiri secara umum adalah kegiatan untuk

mengusahakan agar pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai dengan apa yang

diharapkan. Tujuan dari evaluasi sendiri secara garis besar adalah untuk mengetahui

apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai, memberikan pengamatan yang

objektif, mengetahui kemampuan, menentukan kelayakan, dan memberikan umpan

balik.

Menurut COSO (2013), tujuan pengendalian internal yang mesti dicapai

dari sistem pengendalian internal yang sudah ada adalah efektivitas dan efisiensi

operasi, keandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap hukum dan

peraturan yang berlaku.

II.1.14 Teknik Evaluasi Pengendalian Internal

Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2015:285), teknik-teknik yang dapat

digunakan dalam melakukan pengendalian internal adalah sebagai berikut:

1. Narasi

Narasi adalah deskripsi tertulis tentang pengendalian internal klien.

Narasi yang tepat dari sistem akuntansi dan pengendalian terkait

memiliki karakteristik berikut ini:

1. Setiap dokumen dan catatan dalam sistem adalah yang

sebenarnya,

2. Semua proses yang terjadi,

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Landasan Teori II.1.1 Pengertian …digilib.polban.ac.id/files/disk1/228/jbptppolban-gdl-wid... · 2020. 1. 9. · II-1 BAB II LANDASAN TEORI . II.1 Landasan

II-15

3. Disposisi setiap dokumen dan catatan dalam sistem,

4. Indikasi pengendalian yang relevan dengan penilaian resiko

pengendalian.

2. Flowchart

Bagan alir/flowchart pengendalian internal adalah diagram

dokumen klien dan aliran sekuensial mereka dalam organisasi.

Flowchart yang memadai mencakupi karakteristik yang sama

dengan yang diidentifikasikan untuk narasi.

3. Kuesioner Pengendalian Internal

Kuesioner pengendalian internal adalah, sesuai namanya, kuesioner

yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang pengendalian di

setiap area audit sebagai sarana untuk mengungkap aspek-aspek

pengendalian internal yang mungkin kurang memadai.

4. Matriks Pengendalian/Control Matrix

Matriks ini digunakan jika desain atau operasi pengendalian tidak

mengizinkan petugas untuk mencegah atau menahan salah saji

secara cepat waktu dan jika pengendalian yang dibutuhkan tidak ada

atau tidak dirancang dengan benar.

II.2 Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang revelan dengan topik yang akan dilakukan peneliti adalah:

1. Penelitian yang dilakukan Ketut Widiasa dan kawan-kawan pada

tahun 2015, mahasiswa jurusan Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Bali,

dengan judul Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagang pada

UD Tirta Yasa. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif.

Penelitian ini bertujuan untuk menilai apakah sistem pengendalian

internal pada UD Tirta Yasa telah berjalan sesuai dengan kriteria dan telah

berlangsung secara layak dan memadai.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Landasan Teori II.1.1 Pengertian …digilib.polban.ac.id/files/disk1/228/jbptppolban-gdl-wid... · 2020. 1. 9. · II-1 BAB II LANDASAN TEORI . II.1 Landasan

II-16

Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur organisasi pada UD.

Tirta Yasa sudah cukup memadai, akan tetapi masih banyak bagian-bagian

osong dan mengakibatkan perangkapan jabatan pada karyawan. Begitu juga

aktivitas pengendalian masih belum memadai, dikarenakan masih belum

adanya pemisahan atau bagian khusus untuk menangani masalah

ini.Efektivitas pengelolaan persediaan barang dagang yang dilakukan oleh

UD Tirta Yasa sudah efektif namun kurang memadai, karena masih

mempunyai kekurangan pada dokumen-dokumen yang semestinya

digunakan dalam sistem pembelian barang sediaan.Hal ini menambah

lemahnya sistem pengendalian karena dokumen-dokumen tersebut

seharusnya bisa menjadi alat pengendalian internal.

Persamaan antara penelitian sebelumnya dengan yang akan peneliti

lakukan adalah melakukan penelitian terhadap sistem pengendalian internal

suatu entitas. Metode yang digunakan sama-sama menggunakan pendekatan

kualitatif deskriptif berdasarkan teknik pengumpulan data melalui

observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Perbedaan penelitian sebelumnya dengan yang akan dilakukan

adalah lokasi dan subyek penelitiannya. Subyek yangakan diteliti oleh

peneliti adalah mengenaievaluasi sistem pengendalian internal pada

persediaan obat-obatan sementara Ketut Widiasa dan kawan-kawan khusus

pada evaluasi sistem pengendalian internal terhadap persediaan barang

dagang di entitas usaha. Lokasi penelitian yang digunakan oleh Ketut

Widiasa dan kawan-kawan adalah UD Tirta Yasa di Buleleng, Bali,

sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti berlokasi di Rumah Sakit

Umum Daerah Cibabat, Cimahi.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Rico Aditya Pangadda dan kawan-

kawan, mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Malang, dengan judul Analisis Sistem dan Prosedur Persediaan Obat-

obatan dalam Upaya Mendukung Pengendalian Intern (Studi pada

Rumah Sakit Islam Unisma Malang) pada tahun 2015. Penelitian ini

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Landasan Teori II.1.1 Pengertian …digilib.polban.ac.id/files/disk1/228/jbptppolban-gdl-wid... · 2020. 1. 9. · II-1 BAB II LANDASAN TEORI . II.1 Landasan

II-17

bertujuan untuk melihat bagaimana pengendalian intern perusahaan

berdasarkan analisis sistem dan prosedur persediaan berjalan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem dan prosedur

persediaan yang ada pada Rumah Sakit Islam Unisma sudah cukup baik

untuk mendukung dalam pengendalian intern.Hal ini dapat dilihat pada

pemisahan fungsi penerimaan dan pengadaan, setiap prosedur

membutuhkan otorisasi dari pejabat yang berwenang, dokumen dan catatan

yang ada dapat menciptakan praktek yang sehat.Tetapi sistem yang ada pada

Rumah Sakit Islam Unisma memiliki kelemahan pada sistem penghitungan

fisik persediaan.Hal ini dapat menyebabkan kesalahan informasi yang

dibutuhkan manajemen untuk melakukan pembelian persediaan.

Persamaan antara penelitian sebelumnya dengan yang akan peneliti

lakukan adalah melakukan penilaian terhadap sistem pengendalian internal

suatu rumah sakit. Metode yang digunakan sama-sama menggunakan

pendekatan studi kasus.

Perbedaan antara penelitian sebelumnya dengan yang akan peneliti

lakukan adalah pada fokus penelitian, teknik pengumpulan data, dan lokasi.

Penelitian Pangadda dan kawan-kawan terfokus pada prosedur persediaan

sementara peneliti memilih bahasan sistem pengendalian internal secara

umum.Teknik pengumpulan yang dilakukan Pangadda dan kawan-kawan

hanya dokumentasi sementara penelitian ini menggunakan teknik

triangulasi dari wawancara, observasi, dan dokumentasi.Lokasi penelitian

yang digunakan oleh Pangadda dan kawan-kawan adalah Rumah Sakit

Islam Unisma, Malang, sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti

berlokasi di Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat, Cimahi.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Langgeng Bramantyo L., mahasiswa

program studi Akuntansi di fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian

Nuswantoro Semarang yang berjudul Medical Inventory dalam Kajian

Pengendalian Internal (Studi Kasus pada Rumah Sakit Telogorejo) pada

tahun 2014.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Landasan Teori II.1.1 Pengertian …digilib.polban.ac.id/files/disk1/228/jbptppolban-gdl-wid... · 2020. 1. 9. · II-1 BAB II LANDASAN TEORI . II.1 Landasan

II-18

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah standar prosedur

operasi atas pengendalian internal terhadap manajemen persediaan barang

medis telah diaplikasikan pada RS Telogorejo sudah sesuai, efektif, dan

sejalan dengan konsep dan teori yang telah dipelajari.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kelemahan pada

ketiadaan control terhadap registrasi dan inspeksi dari penghitungan

persediaan sebelum melakukan permintaan pembelian, juga pada prosedur

pemasukan dan penyimpanan suplai medis, dan layout gudang persediaan

yang kurang memadai—meski secara umum dapat disimpulkan bahwa RS

Telogorejo telah melakukan pengendalian internal yang sejalan dengan

konsep dan teori yang ada.

Persamaan antara penelitian sebelumnya dengan yang akan peneliti

lakukan adalah melakukan penilaian terhadap sistem pengendalian internal

pada persediaan medis suatu rumah sakit. Metode yang digunakan sama-

sama menggunakan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang

digunakan pun sama-sama triangulasi dari wawancara, observasi, dan

dokumentasi.

Perbedaan antara penelitian sebelumnya dengan yang akan peneliti

lakukan adalah pada fokus penelitian dan lokasi. Penelitian Bramantyo

terfokus pada persediaan barang medis secara umum sementara peneliti

memilih bahasan pengadaan persediaan obat-obatan.Lokasi penelitian yang

digunakan oleh Bramantyo adalah Rumah Sakit Telogorejo, Semarang,

sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti berlokasi di Rumah Sakit

Umum Daerah Cibabat, Cimahi.

Berikut adalah tabel yang meringkas bagian penelitian sebelumnya:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Landasan Teori II.1.1 Pengertian …digilib.polban.ac.id/files/disk1/228/jbptppolban-gdl-wid... · 2020. 1. 9. · II-1 BAB II LANDASAN TEORI . II.1 Landasan

II-19

No

.

Judul

Penelitian

Penulis

dan Tahun

Penelitian

Tipe

Penelitian

Bahasan

Penelitian

Persamaan

dengan

Penelitian

Ini

Perbedaan

dengan

Penelitian

Ini

1. Evaluasi

Sistem

Pengendal

ian Intern

Persediaan

Barang

Dagang

pada UD

Tirta Yasa

Ketut

Widiasa

dan

kawan-

kawan,

2015

Kualitatif Menilai

apakah

sistem

pengendali

an internal

pada UD

Tirta Yasa

telah

berjalan

sesuai

dengan

kriteria

dan telah

berlangsun

g secara

layak dan

memadai.

Melakuka

n evaluasi

terhadap

SPI suatu

entitas,

Metode

penelitian

yang

digunakan

.

Subyek

penelitian,

lokasi

penelitian.

2. Analisis

Sistem dan

Prosedur

Persediaan

Obat-

obatan

dalam

Upaya

Mendukun

Rico

Aditya

Pangadda

dan

kawan-

kawan,

2015

Kualitatif Melihat

bagaimana

pengendali

an intern

perusahaa

n

berdasarka

n analisis

sistem dan

Subyek

penelitian,

metode

penelitian

yang

digunakan

Fokus

penelitian,

teknik

pengumpu

lan data,

dan lokasi

penelitian.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Landasan Teori II.1.1 Pengertian …digilib.polban.ac.id/files/disk1/228/jbptppolban-gdl-wid... · 2020. 1. 9. · II-1 BAB II LANDASAN TEORI . II.1 Landasan

II-20

No

.

Judul

Penelitian

Penulis

dan Tahun

Penelitian

Tipe

Penelitian

Bahasan

Penelitian

Persamaan

dengan

Penelitian

Ini

Perbedaan

dengan

Penelitian

Ini

g

Pengendal

ian Intern

(Studi

pada

Rumah

Sakit

Islam

Unisma

Malang)

prosedur

persediaan

berjalan

3. Medical

Inventory

dalam

Kajian

Pengendal

ian

Internal

(Studi

Kasus

pada

Rumah

Sakit

Telogorejo

)

Langgeng

Bramanty

o L., 2014

Kualitatif Menentuk

an apakah

standar

prosedur

operasi

atas

pengendali

an internal

terhadap

manajeme

n

persediaan

barang

medis

telah

diaplikasik

Subyek

penelitian,

metode

penelitian

dan teknik

pengumpu

lan data

yang

digunakan

Fokus

penelitian

dan lokasi

penelitian

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Landasan Teori II.1.1 Pengertian …digilib.polban.ac.id/files/disk1/228/jbptppolban-gdl-wid... · 2020. 1. 9. · II-1 BAB II LANDASAN TEORI . II.1 Landasan

II-21

No

.

Judul

Penelitian

Penulis

dan Tahun

Penelitian

Tipe

Penelitian

Bahasan

Penelitian

Persamaan

dengan

Penelitian

Ini

Perbedaan

dengan

Penelitian

Ini

an pada

RS

Telogorejo

sudah

sesuai,

efektif,

dan sejalan

dengan

konsep

dan teori

yang telah

dipelajari

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

II.3 Kerangka Berpikir

Sistem pengendalian internal merupakan hal penting yang harus

dipertimbangkan instansi dalam melakukan pekerjaannya sehari-hari. Berjalannya

sistem pengendalian internal adalah salah satu tolak ukur bagaimana baiknya proses

pengendalian dalam organisasi berlangsung. Analisis atas sistem pengendalian

internal adalah salah satu cara instansi dan/atau auditor untuk mengetahui seberapa

efektif dan efisiennya sistem pengendalian internal yang sedang berjalan pada

instansi tersebut. Hasil analisis tersebut nantinya dapat membantu instansi untuk

memperbaiki atau meningkatkan kualitas dari kinerja sistem pengendalian

internalnya.

Dalam kasus ini, rumah sakit yang memiliki banyak pasien dengan turnover

tinggi memiliki keharusan untuk menyediakan obat-obatan pada para pasien.

Cepatnya turnover tersebut bisa memiliki resiko terjadinya keterlambatan atau

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Landasan Teori II.1.1 Pengertian …digilib.polban.ac.id/files/disk1/228/jbptppolban-gdl-wid... · 2020. 1. 9. · II-1 BAB II LANDASAN TEORI . II.1 Landasan

II-22

ketidaksediaan obat yang dimaksud, sehingga untuk mengatasi masalah tersebut

diperlukan sebuah analisis yang komprehensif mengenai sistem pengendalian

internal untuk pengadaan obat-obatan di Rumah Sakit tersebut.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Landasan Teori II.1.1 Pengertian …digilib.polban.ac.id/files/disk1/228/jbptppolban-gdl-wid... · 2020. 1. 9. · II-1 BAB II LANDASAN TEORI . II.1 Landasan

23