bab ii
Post on 05-Jul-2015
100 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kesehatan Kerja
2.1.1 Pengertian Kesehatan Kerja
Menurut WHO/ILO (1995), kesehatan kerja bertujuan untuk peningkatan dan
pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi
pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja
yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam
pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan; dan penempatan
serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang disesuaikan dengan
kondisi fisiologi dan psikologisnya. Secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan
kepada manusia dan setiap manusia kepada pekerjaan atau jabatannya.
1
Kesehatan kerja menurut Suma’mur didefinisikan sebagai spesialisasi dalam
ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya, agar masyarakat pekerja memperoleh
derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik atau mental maupun sosial dengan
usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit/gangguan-gangguan
kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta
terhadap penyakit-penyakit umum.
7
Notoatmodjo menyatakan bahwa kesehatan kerja adalah merupakan aplikasi
kesehatan masyarakat di dalam suatu tempat kerja (perusahaan, pabrik, kantor, dan
sebagainya) dan yang menjadi pasien dari kesehatan kerja ialah masyarakat pekerja
dan masyarakat sekitar perusahan tersebut. Ciri pokoknya adalah preventif
(pencegahan penyakit) dan promotif (peningkatan kesehatan). Oleh sebab itu, dalam
Universitas Sumatera Utarakesehatan kerja pedomannya ialah: “ penyakit dan kecelakaan akibat kerja dapat
dicegah”. Dari aspek ekonomi, penyelenggaraan kesehatan kerja bagi suatu
perusahaan adalah sangat menguntungkan karena tujuan akhir dari kesehatan kerja
ialah meningkatkan produktifitas seoptimal mungkin.
8
Secara eksplisit rumusan atau batasannya adalah bahwa hakikat kesehatan
kerja mencakup dua hal, yakni:
7
a. Pertama : sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
b. Kedua : sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang berlandaskan kepada
meningkatnya efisiensi dan produktifitas.
Apabila kedua prinsip tersebut dijabarkan ke dalam bentuk opersional, maka
tujuan utama kesehatan kerja adalah :
8
a. Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan-kecelakaan
akibat kerja.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja.
c. Perawatan mempertinggi efisiensi dan produktifitas tenaga kerja.
d. Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta
kenikmatan kerja.
e. Perlindungan bagi masyarakat sekitar dari bahaya-bahaya pencemaran yang
ditimbulkan oleh perusahaan tersebut.
f. Perlindungan bagi masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin
ditimbulkan oleh produk-produk perusahaan.
Universitas Sumatera Utara2.1.2 Ruang Lingkup Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara pekerja dengan
pekerjaan dan lingkungan kerjanya baik fisik maupun psikis dengan cara/metode
kerja, proses kerja dan kondisi yang bertujuan untuk:
1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja di
semua lapangan kerja setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun kesejahteraan
sosialnya.
2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja yang
diakibatkan oleh keadaan/kondisi lingkungan kerjanya.
3. Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerjanya dari kemungkinan
bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.
4. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai
dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.
9
Tujuan akhir dari kesehatan kerja ini adalah untuk menciptakan tenaga kerja
yang sehat dan produktif. Kesehatan kerja pekerja dipengaruhi oleh beberapa aspek
secara menyeluruh berupa:
a) Aspek Lingkungan (Environment)
Penyakit Akibat Kerja (PAK), Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK)
maupun kecelakaan yang terjadi di tempat kerja sebagian besar disebabkan
karena faktor-faktor lingkungan.
b) Aspek Pelayanan Kesehatan
Upaya pelayanan kesehatan bagi pekerja yang diberikan di sarana pelayanan
Universitas Sumatera Utarakesehatan baik pemerintah maupun swasta meliputi pelayanan kesehatan kerja
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diselenggarakan secara
komprehensif.
c) Aspek Perilaku Kerja
Perilaku pekerja dipengaruhi antara lain oleh tingkat pendidikan dan
pengetahuan, kebiasaan-kebiasaan dan fasilitas penunjang yang tersedia.
Perilaku kerja ini juga sangat terkait erat dengan status ekonomi dan budaya
pekerja.
d) Aspek Keturunan (Genetic)
Dibandingkan dengan 3 faktor lainnya, maka faktor genetika kecil peranannya
terhadap status kesehatan pekerja. Namun faktor genetika seseorang dapat
menyebabkan seorang pekerja lebih rentan terhadap suatu penyakit tertentu.
10
2.2 Penyakit Akibat Kerja
2.2.1 Definisi Penyakit Akibat Kerja
Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat
kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian Penyakit Akibat
Kerja merupakan penyakit yang artifisial atau man made disease.
WHO membedakan empat kategori Penyakit Akibat Kerja :
1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya pneumoconiosis.
2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya karsinoma
bronkhogenik.
3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab di antara faktor-
faktor penyebab lainnya, misalnya bronkhitis kronis.
Universitas Sumatera Utara4. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada
sebelumnya, misalnya asma.
10
Menurut Keputusan Presiden RI No. 22 Tahun 1993 Tentang Penyakit yang
Timbul karena Hubungan Kerja, terdapat 31 jenis penyakit yang timbul karena
hubungan kerja, antara lain:
1. Pneumokoniosis yang disebabkan debu mineral pembentuk jaringan parut
(silikosis, antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberculosis yang silikosisnya
merupakan faktor utama penyebab cacat atau kematian.
2. Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkopulmoner) yang disebabkan oleh
debu logam keras.
3. Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkopulmoner) yang disebabkan oleh
debu kapas, vlas, henep dan sisal (bissinosis).
4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat
perangsang yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.
5. Alveolitis alergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat
penghirupan debu organik.
6. Penyakit yang disebabkan oleh berilium atau persenyawaan yang beracun.
7. Penyakit yang disebabkan oleh kadmium atau persenyawaan yang beracun.
8. Penyakit yang disebabkan oleh fosfor atau persenyawaan yang beracun.
9. Penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaan yang beracun.
10. Penyakit yang disebabkan oleh mangan atau persenyawaan yang beracun.
11. Penyakit yang disebabkan oleh arsen atau persenyawaan yang beracun.
Universitas Sumatera Utara12. Penyakit yang disebabkan oleh raksa atau persenyawaan yang beracun.
13. Penyakit yang disebabkan oleh timbal atau persenyawaan yang beracun.
14. Penyakit yang disebabkan oleh fluoratau persenyawaan yang beracun.
15. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida.
16. Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen dari persenyawaan
hidrokarbon alifatik atau aromatik yang beracun.
17. Penyakit yang disebabkan oleh benzena atau homolognya yang beracun.
18. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzena atau
homolognya yang beracun.
19. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat lainnya.
20. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol atau keton.
21. Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau keracunan
seperti karbon monoksida hidrogensianida, hidrogensulfida atau derivatnya
yang beracun, amoniak seng, braso dan nikel.
22. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.
23. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan otot-
otot, urat, tulang persendian, pembuluh darah tepi atau saraf tepi).
24. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang bertekanan lebih.
25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektromagnetik dan radiasi yang
mengion.
26. Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi,
atau biologik.
27. Penyakit kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh pic, bitumen, minyak
Universitas Sumatera Utaramineral, antrasena atau persenyawaan, produk atau residu zat tersebut.
28. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes.
29. Peyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang
didapatkan dalam suatu pekerjaan yang memiliki resiko kontaminasi khusus.
30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau panas radiasi atau
kelembaban udara tinggi.
31. Penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lainnya termasuk bahan obat.
2.2.2 Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja
Dalam ruang atau di tempat kerja biasanya terdapat faktor-faktor yang
menjadi sebab penyakit akibat kerja, antara lain:
1. Golongan fisik, seperti:
a. Suara, yang bisa menyebabkan pekak atau tuli.
b. Radiasi sinar-sinar radioaktif dapat menyebabkan penyakit susunan darah dan
kelainan kulit.
c. Suhu, apabila terlalu tinggi dapat menyebabkan heat stroke, heat cramps, atau
hyperpyrexia. Sedangkan suhu-suhu yang rendah dapat menimbulkan
frostbite, trenchfoot, dan hypotermia.
d. Tekanan tinggi dapat menyebabkan caisson disease.
e. Penerangan lampu yang kurang baik misalnya dapat menyebabkan kelainan
pada indera penglihatan atau kesilauan yang memudahkan terjadinya
kecelakaan.
Universitas Sumatera Utara2. Golongan kimia (chemis), yaitu:
a. Debu yang menyebabkan pneumoconioses, diantaranya silicosis, asbestosis,
dan lainnya.
b. Uap yang diantaranya menyebabkan metal fume fever, dermatitis atau
keracunan.
c. Gas, misalnya keracunan oleh CO dan H2S.
d. Larutan yang dapat menyebabkan dermat it is.
e. Awan atau kabut, misalnya racun serangga, racun jamur dan lainnya yang
dapat menimbulkan keracunan.
3. Golongan infeksi, misalnya oleh bibit penyakit anthrax, brucella, AIDS, dan
lainnya.
4. Golongan fisiologis, yang disebabkan oleh kesalahan-kesalahan konstruksi mesin,
sikap badan yang kurang baik, salah cara melakukan suatu pekerjaaan dan lain-lain
yang kesemuanya menimbulkan kelelahan fisik, bahkan lambat laun dapat
menyebabkan perubahan fisik pada tubuh pekerja.
5. Golongan mental-psikologis, yang terlihat misalnya pada hubungan kerja yang
tidak baik, atau keadaan pekerjaan yang monoton yang menyebabkan kebosanan.
8
2.3 Rumah Sakit
2.3.1 Batasan Rumah Sakit
Rumah sakit sebagai salah satu subsistem pelayanan kesehatan
menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk masyarakat yaitu pelayanan kesehatan
dan pelayanan adminstrasi. Pelayanan kesehatan yang diberikan merupakan bentuk
Universitas Sumatera Utaraupaya pelayanan kesehatan yang bersifat sosio ekonomi yaitu suatu usaha yang walau
bersifat sosial namun diusahakan agar bisa mendapat surplus keuangan dengan cara
pengelolaan yang profesional dengan memperhatikan prinsip-prinsip ekonomi.
11
Batasan rumah sakit banyak macamnya. Beberapa diantaranya yang
dipandang penting:
12
1. Rumah Sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional
yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan
pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan,
diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien (American
Hospital Association; 1974).
2. Rumah Sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima
pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik untuk
mahasiswa kedokteran, perawat dan berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya
diselenggarakan (Wolper dan Pena; 1987).
3. Rumah Sakit adalah pusat dimana pelayanan kesehatan masyarakat,
pendidikan serta penelitian kedokteran diselenggarakan (Association of
Hospital Care ;1987).
Organisasi rumah sakit mempunyai sejumlah sifat-sifat yang secara serentak
tidak dipunyai organisasi lain pada umumnya. Sifat atau karakteristik itu adalah:
13
1. Sebagian besar tenaga kerja rumah sakit adalah tenaga profesional
2. Wewenang kepala rumah sakit berbeda dengan wewenang pimpinan perusahaan
3. Tugas-tugas kelompok profesional lebih banyak dibandingkan tugas kelompok
Universitas Sumatera Utaramanajerial
4. Beban kerjanya tidak bisa diatur
5. Jumlah pekerjaan dan sifat pekerjaan di unit kerja beragam
6. Hampir semua kegiatannya bersifat urgen
7. Pelayanan rumah sakit sifatnya sangat individualistik. Setiap pasien harus
dipandang sebagai individu yang utuh, aspek fisik, aspek mental, aspek
sosiokultural, dan aspek spiritual harus mendapat perhatian penuh
8. Tugas memberikan pelayanannya bersifat pribadi, pelayanan ini harus cepat dan
tepat, kesalahan t idak bisa ditolerir
9. Pelayanan berjalan terus menerus selama 24 jam dalam sehari
Akibat dari pelayanan yang terus menerus adalah:
13
1. Keharusan adanya penyediaan tenaga yang selalu siap setiap waktu.
2. Keharusan adanya peralatan yang selalu siap, aliran listrik yang tak boleh
berhenti.
3. Pengawasan yang terus menerus.
4. Harus selalu tersedia dana operasional setiap saat.
5. Pelayanannya bersifat emergensi, harus segera dilaksanakan.
2.3.2 Misi Rumah Sakit
Ketetapan misi rumah sakit sangat penting oleh karena merupakan acuan
tujuan kerja rumah sakit. Yayasan pemilik rumah sakit tentu mempunyai tujuan saat
mendirikan rumah sakit, biasanya tujuannya not for profit. Menurut Sistem Kesehatan
Nasional:
13
Universitas Sumatera Utara1. Rumah sakit memberikan pelayanan rujukan medik spesialistik dan
subspesialistik.
2. Fungsi utamanya adalah menyediakan dan menyelenggarakan upaya
kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan pasien.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 983/SK/MENKES/XI/92,
rumah sakit umumnya mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Rumah sakit khusus memberikan pelayanan sesuai dengan
kekhususannya, rumah sakit perusahaan mempunyai keistimewaan sesuai dengan
keperluan perusahaan yang mengusahakannya.
13
2.3.3 Fungsi Rumah Sakit
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 134 Menkes/SK/IV/78 Tahun
1978 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum di Indonesia,
Rumah sakit berfungsi sebagai:
11
1. Melaksanakan usaha pelayanan medik.
2. Melaksanakan usaha rehabilitasi medik.
3. Usaha pencegahan komplikasi penyakit dan peningkatan pemulihan
kesehatan.
4. Melaksanakan usaha perawatan.
5. Melaksanakan usaha pendidikan dan latihan medis dan paramedik.
6. Melaksanakan sistem rujukan.
7. Sebagai tempat penelitian.
Universitas Sumatera Utara2.3.4 Organisasi Rumah Sakit
Sekalipun yang termasuk dalam masyarakat rumah sakit pada saat ini telah
mencakup bidang yang amat luas sekali, namun untuk kepentingan penyelenggaraan
pelayanana kesehatan, yang terpenting agaknya hanyalah masyarakat pengelola
rumah sakit saja. Untuk ini dilakukanlah pengorganisasian rumah sakit tersebut, yang
jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas tiga kelompok organisasi
yakni:
12
1. Para Penentu Kebijakan
Para penentu kebijakan rumah sakit ini dikenal dengan nama Dewan
Perwalian (Board of Trustees). Sesuai dengan namanya, maka tugas utama Dewan
Perwalian ialah menentukan kebijakan rumah sakit.
2. Para Pelaksana Pelayanan Non-medis
Para pelaksana pelayanan non-medis diwakili oleh kalangan administrasi
(administrator). Adapun yang dimaksud dengan kalangan administrasi di sini adalah
mereka yang ditunjuk oleh Dewan Perwalian untuk mengelola kegiatan rumah sakit.
Tugas utamanya ialah mengelolah kegiatan aspek non medis rumah sakit sesuai
dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh Dewan Perwalian.
3. Para Pelaksana Pelayanan Medis
Para pelaksana pelayanan medis diwakili oleh kalangan kesehatan (medical staff).
Adapun yang dimaksud dengan pelaksana pelayanan medis disini adalah mereka
yang bekerja di rumah sakit untuk menyelenggarakan pelayanan medis rumah sakit.
2.3.5 Rumah Sakit di Indonesia
Sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, rumah sakit di Indonesia
Universitas Sumatera Utaradapat dibedakan atas beberapa macam.
Jika ditinjau dari pemiliknya, maka rumah sakit di Indonesia dapat dibedakan
atas dua macam:
12
a. Rumah sakit pemerintah
b. Rumah sakit swasta
Jika ditinjau dari kemampuan yang dimiliki, rumah sakit di Indonesia
dibedakan atas lima macam, yakni:
11
1. Rumah Sakit kelas A
Rumah sakit kelas A adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis dan subspesialis luas.
2. Rumah Sakit kelas B
Rumah sakit kelas B adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis luas dan subspesialis terbatas.
3. Rumah Sakit kelas C
Rumah sakit kelas C adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis terbatas.
4. Rumah Sakit kelas D
Rumah sakit kelas D adalah rumah sakit yang bersifat transisi karena pada
suatu saat akan ditingkatkan menjadi rumas sakit kelas C.
5. Rumah Sakit kelas E
Rumah sakit kelas E adalah rumah sakit khusus yang menyelenggarakan
hanya satu macam pelayanan kedokteran saja.
Universitas Sumatera Utara2.3.6 Prosedur Kerja Kebersihan Lingkungan Rumah Sakit
Prosedur kerja kebersihan lingkungan rumah sakit merupakan suatu aktifitas
untuk menciptakan kebersihan dan pengendalian infeksi nosokomial. Tujuannya
adalah untuk menciptakan lingkungan yang bersih, dalam rangka memberikan rasa
nyaman bagi pasien dan mencegah terjadinya infeksi silang.
14
2.3.6.1 Tata Cara Pelaksanaan Pembersihan Ruangan di Rumah Sakit
Pembersihan dan pemeliharaan ruangan rumah sakit yang baik dapat
mencegah penularan penyakit.
14,15,16
Rumah sakit memerlukan suatu teknik khusus dalam pelaksanaan
pembersihan ruangannya. Tata cara pelaksanaan pembersihan ruangan di rumah sakit
adalah sebagai berikut:
13, 14, 15
1. Kegiatan pembersihan ruang dan lantai sebaiknya dilakukan hari, minimal 5
kali sehari yaitu pada pagi hari jam 07.00 dan 10.00, siang hari jam 13.00,
sore hari jam 16.00 dan 18.00.
2. Pembersihan lantai di ruang perawatan pasien dilakukan setelah pembenahan
tempat tidur pasien, setelah jam makan, setelah jam kunjungan dokter, setelah
kunjungan keluarga dan sewaktu-waktu bila diperlukan.
3. Harus dihindari cara pembersihan yang dapat menebarkan debu.
4. Dianjurkan untuk selalu menggunakan pembersihan cara basah dengan
menggunakan kain pel yang tepat, mampu menyerap debu dan desinfektan
yang ditetapkan oleh rumah sakit.
5. Pembersihan lantai dimulai dari bagian ruangan paling dalam dan bergerak
menuju ke arah luar.
Universitas Sumatera Utara6. Sewaktu mengepel lantai, semua perabotan ruangan diangkat atau digeser
agar pembersihan lantai sempurna.
7. Setiap percikan ludah, darah, eksudat pada dinding atau lantai harus segera
dibersihkan dengan menggunakan antiseptik.
8. Pembongkaran ruangan minimal 1 kali seminggu. Teknik pembersihannya
dengan menggunakan air sabun, lalu dikeringkan, kemudian diulangi lagi
dengan menggunakan larutan desinfektan, atau menggunakan mesin sikat dan
vacuum dengan cara yang sama.
9. Langit-langit dan lawa-lawa dibersihkan minimal 1 kali dalam seminggu.
2.3.6.2 Tata Cara Pelaksanaan Pembersihan Kamar Mandi/WC di Rumah Sakit
Untuk kamar mandi/wc rumah sakit, tata cara pembersihannya adalah dengan
membersihkannya 2 kali sehari sesuai dengan prosedur (pagi-sore/sewaktu-waktu bila
perlu).
15
2.3.7 Pedoman Pemeliharaan Arsitektur Bangunan dan Halaman Rumah Sakit
2.3.7.1 Pemeliharaan Arsitektur Bangunan Rumah Sakit
Pemeliharaan arsitektur bangunan dan rumah sakit meliputi pemeliharaan
(pembersihan) dan perbaikan kecil untuk lantai dan tangga, dinding dan partisi, pintu
dan jendela, atap dan talang, dan plafon bangunan rumah sakit.
16
I. Pemeliharaan Lantai
Pemeliharaan lantai dilakukan secara berkala yang disesuaikan dengan jenis
lantai di rumah sakit. Jenis lantai terdiri atas:
a. Lantai (Floor) Diplester Halus
Universitas Sumatera UtaraPembersihan lantai yang kotor, dibersihkan dengan sapu dan mesin penghisap
serta dipel dengan kain pel. Pembersihan dilakukan dengan setiap hari. Bidang yang
terdapat bercak noda dibersihkan segera mungkin dengan air yang dicampur dengan
deterjen, kemudian dikeringkan dengan lap.
b. Ubin PC
Pembersihan ubin PC yang berdebu dan kotor dilakukan dengan menyapu
atau dengan menggunakan mesin penghisap, kemudian dipel dengan kain pel. Untuk
ubin PC yang terdapat bercak noda dibersihkan dengan air yang dicampur dengan
deteterjen, kemudian dilap. Pembersihan dilakukan segera mungkin.
c. Keramik, Porselin dan Mozaik
Ciri-ciri lantai ini adalah keras, permukaannya mengkilap, berwarna-warni,
tidak menyerap air, dan mudah perawatannya. Pembersihan terutama untuk menjaga
kebersihan dari debu dan kotoran pada permukaan keramik, porselin dan mozaik
digunakan sapu, sikat, mesin penghisap dan kemudian dipel. Pembersihan dilakukan
setiap hari. Untuk pembersihan kotoran yang menempel, seperti noda bercak tanah
liat, diseka dengan kain basah dan disikat. pembersihan dilakukan sesegera mungkin.
Pencucian dengan deterjen atau bahan semacam porstek dilakukan sebulan sekali.
d. Marmer
Mempunyai ciri keras, permukaan mengkilap, tidak mudah menyerap air,
dapat berwarna-warni, pemeliharaannya mudah, kuat menahan beban berat, dan tidak
mudah nampak kotor. Pemeliharaan dilakukan untuk menghindari kerusakan akibat
garam alkali dan kotoran lain. Bahan dan alat yang dipakai : sabun, sapu, mesin
penghisap dan mesin pemoles. Pembersihan debu dan kotoran dilakukan dengan sikat
Universitas Sumatera Utarayang lembut atau mesin penghisap. Pembersihan kotoran (bukan noda kimiawi)
dilakukan dengan menggunakan mesin penyikat/pemoles dan dibilas dengan sabun
dicampur air hangat, dibilas dan dikeringkan sehingga bersih tanpa meninggalkan
bekas sabun. Pemolesan dengan mesin poles dan sikat yang lembut. Pemolesan
dilakukan satu kali setahun. Pembersihan dari debu dan kotoran dilakukan setiap hari,
untuk ruang dengan frekuensi penggunaan tinggi seperti lobbi dilakukan 2 kali setiap
hari. Pembersihan menyeluruh terhadap kotoran (bukan noda kimiawi) dilakukan 1
(satu) bulan sekali. Untuk pemolesan dilakukan 1 (satu) bulan sekali.
e. Teraso
Populer atau sering digunakan sebelum adanya lantai marmer, keramik,
maupun karpet. Merupakan lantai indah dengan ciri keras, berwarna-warni,
permukaannya mengilap, tidak mudah menyerap air. Pembersihan dari kotoran dan
debu dengan sapu, mesin penghisap kemudian dipel, dilakukan setiap hari. Lantai
teraso mudah ternoda maka pembersihan noda harus dilakukan segera, seperti terkena
tinta, teh, kopi, tanah liat dan lain-lain. Pemolesan lantai dilakukan 1 (satu) tahun
sekali.
f. Vinyl
Jenis lantai ini bahan dasarnya terbuat dari plastik bercampur karet. Cirinya
elastis, lembek, dapat meredam suara, mudah terbakar, dan perawatannya mudah.
Pemeliharaan dilakukan untuk melindungi permukaan terhadap senyawa kimia,
perubahan warna dan tekstur, dengan jalan membersihkan dengan melap serta
mencuci. Bahan yang digunakan sapu, mesin penghisap, mesin pencuci/penyikat dan
sabun cuci. Pembersihan debu dan kotoran dilakukan dengan menggunakan sikat
Universitas Sumatera Utarayang lunak, sapu dan mesin penghisap. Pembersihan cairan dan bercak-bercak yang
menempel dilakukan dengan sikat lantai dengan tambahan cairan pembersih seperti
sabun. Pembersihan dari debu dan kotoran dilakukan setiap hari.
g. Parket
Yang dimaksud dengan lantai parket ialah lantai kayu dilapis/finishing antara
lain: triplek, ramin yang telah difinishing dan telah diberi lapisan cat, plitur, teak oil
dan duco.
1) Kayu dilapis plitur dan teak oil
Pembersihan terhadap debu dan kotoran dilakukan setiap hari dengan lap,
penyapu atau mesin penghisap. Pencucian meliputi pencucian bercak noda yang
melekat pada permukaan cat, dengan menggunakan air dicampur bahan kimia
kemudian dilap sampai kering yang dilakukan setiap 6 (enam) bulan sekali.
2) Kayu dilapis cat dan duco
Pembersihan debu menggunakan lap atau dengan mesin penghisap dengan
cara kering setiap hari. Pencucian bercak/noda yang melekat pada permukaan cat
dilakukan 6 (enam) bulan sekali menggunakan air dicampur bahan kimia kemudian
dilap sampai kering
h. Floor Hardener dan Bata Pres.
Pemeliharaan terutama untuk pembersihan dari debu, kotoran dan noda
minyak dengan cara menyapu, mengepel dan menyikat agar mendapatkan permukaan
yang baik. Bahan dan alat yang digunakan : obat kimia untuk bahan pelapis, deterjen,
sapu/sikat, vacuum cleaner dan mesin penyikat. Pembersihan dari debu dan kotoran
pada permukaan, terutama bagian yang kasar menggunakan sapu dan sikat yang
Universitas Sumatera Utaralembut dan untuk permukaan yang halus dapat menggunakan mesin penghisap setiap
hari. Pencucian lantai dilakukan dengan cara : basahi atau pel lantai dengan air bersih,
kemudian sapukan campuran bubuk kimia. Untuk lantai yang kotor sekali dapat
menggunakan sejurnlah bubuk abrasive. Untuk pembilasan menggunakan air bersih
untuk menghilangkan/membersihkan garam alkalinya.
Pemolesan dilakukan bila lantai sangat kotor, dapat menggunakan mesin
penyikat dengan campuran bubuk yang sama seperti diatas. Untuk menghilangkan
noda, dapat menggunakan bahan kimia, tergantung pada jenis nodanya. Untuk
pemolesan dilakukan 1 (satu) tahun sekali, jika diperlukan. Pembersihan noda
dilakukan segera mungkin, pembersihan (pencucian) dengan mesin penyikat
bercak/noda dilakukan 1 (satu) bulan (secara menyeluruh).
i. Karpet atau Permadani
Pembersihan karpet dan permadani dilakukan agar bersih dari debu dan
kotoran. Bahan-bahan yang digunakan adalah : bahan-bahan kimia untuk
menghilangkan noda (Bolt MPC), deterjen dan shampo (Nobla Shampoo) untuk
mencuci, refresh powder sebagai pewangi, sapu, sikat karpet untuk membersihkan
dan mesin penghisap, mesin pencuci karpet untuk cuci dan disikat. Sapu/sikat karpet
digunakan untuk membersihkan permukaan karpet, debu dan kotoran kecil terutama
pada ruangan yang tidak mudah kotor, pada ujung-ujung/pojok, dibawah perabot dan
tempat-tempat yang sulit. Pelaksanaannya harus hati-hati dan halus, dengan gerakan-
gerakan sejajar dengan arah serat. Sedangkan mesin penghisap digunakan pada ruang
yang mudah kotor dan sebagai pengeringan setempat akibat tumpahan air atau cairan
lain. Pembersihan kotoran dan debu dilakukan setiap hari.
Universitas Sumatera UtaraPencucian karpet dapat digunakan pada bidang yang luas, cara pencuciannya
bisa dilakukan dengan :
(1) Bubuk pembersih.
Mesin pencuci diberi bubuk pembersih, dengan gerakan memutar karpet
tersebut dibersihkan. Segera setelah proses tersebut diatas dilakukan karpet harus
segera dibersihkan dengan mesin penghisap debu.
(2) Gosokan bunga karang dan cairan
Proses ini dilakukan terutama untuk karpet dengan bahan baku fiber atau
bahan sintetis dengan tujuan selain bersih juga untuk mendapatkan kembali warna
karpet yang cerah. Pembersihan ini dilakukan dengan menyapukan cairan yang bahan
bakunya carbon tetrachlorida dengan sistem cuci kering hanya pada permukaan
karpet. Yang perlu diperhatikan bahwa, cairan tersebut mengandung uap beracun atau
mudah terbakar, sehingga dalam pelaksanaamya perlu : menggunakan masker,
membuka jendela dan pintu, dilarang merokok dan menjaga jangan sampai timbul
percikan-percikan api.
(3) Deterjen dan sampo
Dilakukan untuk semua jenis karpet, sampo atau deterjen dimasukkan dalam
tabung yang built (terpasang) pada mesin pencuci.
Bila pada karpet terdapat bercak noda, digunakan zat kimia tergantung pada
jenis noda. Permukaan karpet digosok dengan gerakan memutar dengan sikat yang
ada pada mesin pencuci setelah itukarpet dibilas dan dikeringkan agar tidak bau.
20
II. Pemeliharaan Dinding
Universitas Sumatera UtaraKomponen dinding terdiri dari :
a. Beton Ekspose, Keramik Tidak Berglasur
Pembersihan debu dan kotoran dilakukan dengan menggunakan sapu dan
sikat. Pencucian menggunakan air bersih, kemudian sapukan campuran bubuk kimia.
Untuk dinding yang kotor sekali dapat digunakan bubuk abrasive, kemudian dibilas
dengan air bersih untuk menghilangkan/membersihkan garam alkalinya.
Pemolesan dilakukan untuk melindungi komponen dari debu dan
memudahkan untuk pembersihan. Prosesnya, komponen yang akan dipoles harus
dibersihkandari segala kotoran. Hal yang perlu diperhatikan dalam memoles,
komponen cenderung berubah warna, oleh karena itu pemolesan dilakukan sekali
setahun, jika diperlukan. Apabila dinding sangat kotor dapat digunakan mesin
penyikat dengan campuran bubuk abrasive dan untuk menghilangkan noda dapat
digunakan bahan kimia, tergantung jenis nodanya.
b. Keramik Berglasur dan Mozaik.
Pembersihan meliputi keramik, mozaik dan nat-natnya. Pembersihan dari
debu dan kotoran dengan menggunakan sapu, sikat keramik dan mesin penghisap.
Untuk pembersihan nat digunakan sikat yang bulunya agak kaku, terutama pada
bagian luar. Pencucian dilakukan menggunakan deterjen, dan dilakukan sebulan
sekali.
c. Vinyl
Melindungi permukaan vinyl terhadap senyawa kimia, perubahan warna dan
tekstur dengan mencuci dan melap. Pembersihan debu dan kotoran, dilakukan dengan
menggunakan sikat lunak, sapu dan mesin penghisap. Pembersihan terhadap cairan
Universitas Sumatera Utarayang menempel dan bercak-bercak, menggunakan sikat dan cairan pembersih, seperti:
deterjen.
Pada pemakaian vinyl yang perlu diperhatikan adalah :
a) Hindarkan dari asam alkali, karena dapat merusak permukaan menjadi
kusam.
b) Hindarkan menyapu/mengepel dengan campuran yang mengandung
minyak, karena bekas minyak akan tinggal dan membentuk lapisan yang
dapat menempel debu dan kotoran.
c) Hindarkan gesekan furniture dan barang-barang keras karena sifat lunak
dari bahan tersebut akan mudah merusak permukaannya.
d. Marmer
Dilakukan untuk menghindari kerusakan akibat garam alkali dan kotoran lain.
Bahan dan alat yang dipakai: sabun,sapu, mesin penghisap dan mesin pemoles.
Pembersihan debu dan kotoran dilakukan dengan sikap yang lembut atau mesin
penghisap. Pembersihan debu dan kotoran (bukan noda kimiawi) dilakukan dengan
rnenggunakan mesin penyikat/pemoles dan dibilas dengan sabun dicampur air hangat,
dibilas dan dikeringkan sehingga bersih tanpameninggalkan bekas sabun.
Pemolesan dengan mesin poles dan sikat yang lembut. Pemolesan dilakukan
satu kali setahun. Pembersihan dari debu dan kotoran dilakukan setiap hari, untuk
ruang dengan frekuensi penggunaan tinggi seperti lobby dilakukan 2 kali sehari,
sedangkan untuk pembersihan menyeluruh terhadap kotoran (bukan noda kimiawi)
dilakukan sebulan sekali. Pemolesan dilakukan setahun sekali.
e. Kayu
Universitas Sumatera UtaraKayu dilapis/finishing yang dimaksud adalah : parket, formika, triplek, ramin
yang telah difinishing dan telah diberi lapisan cat, plitur, teak oil dan duco. Pelapisan
kayu, adalah untuk melindungi terhadap serat-serat maupun sel-sel dari pengaruh zat
kimia, jamur , serangga, debu, kotoran dan laimya.
(1) Kayu dilapis plitur dan teak oil
Pencucian meliputi pencucian bercak noda yang melekat pada permukaat cat,
dengan menggunakan air dicampur bahan kimia kemudian dilap sampai kering.
Pencucian dilakukan enam bulan sekali. Pembersihan debu dan kotoran dilakukan
setiap hari, dengan rnenggunakan lap, sapu, dan mesin penghisap
(2) Kayu dilapis cat dan duco
Pembersihan debu menggunakan lap atau dengan mesin penghisap debu
dengan cara kering, dilakukan setiap hari. Pencucian bercak/noda yang melekat pada
permukaan cat menggunakan air dicampur bahan kimia kemudian dilap sampai
kering, dilakukan enam bulan sekali.
f. Aluminium dan Stainless Steel
Pembersihan dilakukan dengan kain halus, cuci dengan deterjen dan air
hangat, bilas dan kemudian keringkan. Untuk pembersihan noda, gunakan cairan atau
bubuk pembersih, dilap dengan kain halus sampai kering.
g. Kaca dan Flexiglass
Pembersihan debu dan kotoran yang menempel, menggunakan alat pembersih
kaca dan deterjen, dilakukan setiap hari. Untuk bagian yang sulit menggunakan alat
bantu (seperti stager), dilakukan tiga bulan sekali. Pembersihan dari minyak dan
lemak menggunakan bahan kimia seperti Bolt MPC atau Glass Cleaner.
Universitas Sumatera Utarah. Wall Paper
Pembersihan debu dan kotoran yang melekat digunakan mesin penghisap,
kain/busa pembersih dan deterjen yang dilakukan setiap hari. Minyak/lemak yang
menempel pada permukaan diseka dan dicuci, dengan menggunakan bahan kimia.
Pencucian dilakukan dengan air dan deterjen 6 (enam) bulan sekali menggunakan
kain/busa pembersih. Bilas permukaan wall paper dengan air bersih dan dilap sampai
kering.
i. Plesteran Difinis
Plesteran difinis adalah plesteran diaci dan dicat.
a) Pembersihan cat tahan air.
Bidang yang kotor karena debu dibersihkan dengan bulu ayam dan mesin
penghisap. Bidang yang terdapat bercak-bercak dibersihkan dengan air
campur deterjen dan dilap.
b) Pembersihan cat biasa.
Kotoran dan debu dibersih dan lap atau mesin penghisap.
c) Pembersihan bercak-bercak dilakukan segera.
Pembersihan kotoran dan debu dilakukan sebulan sekali.
j. Plesteran Kasar/Kamprot dan Difinis Halus
Pembersihan bidang yang kotor karena debu, dibersihkan dengan sikat,
dilakukan setahun sekali.
16
III. Pemeliharaan Pintu dan Jendela Rumah Sakit
Pintu dan jendela rumah sakit dapat terbuat dari berbagai jenis komponen,
Universitas Sumatera Utaraantara lain: Teakwood, kayu diplitur/dicat, Formika, Aluminium dan Stainless steel,
Kaca dan flexiglass, Besi, dan Seng. Pembersihan pintu dan jendela tersebut
dilakukan enam (6) bulan sekali dengan cara mencuci dan menyikat debu, kotoran
dan sampah yang ada.
Untuk engsel, roda dan kunci dilakukan pelumasan sebulan sekali.
Pembersihan dilakukan setiap hari dengan lap kering dan bahan kimia bila
diperlukan.
16
IV. Pemeliharaan Plafon Rumah Sakit
Plafon terdiri atas beberapa jenis, antara lain:
a. Plafon asbes, triplek, kisi-kisi kayu, dan hard board
Pembersihan menggunakan sapu ijuk atau lap yang dilakukan sebulan sekali
b. Plafon akus tik
Pembersihan dengan sapu ijuk, dilakukan sebulan sekali.
c. Plafon Formika
Pembersihan dilakukan dengan sapu ijuk, dilakukan sebulan sekali.
d. Gypsum
Pembersihan dilakukan dengan sapu atau kain lap, dilakukan sebulan sekali.
e. Plesteran difinis
Pembersihan dilakukan dengan sapu ijuk, dilakukan setiap bulan.
16
V. Pemeliharaan Atap
Meliputi pembersihan sampah dan organisme botani seperti rumput atau
lumut yang terdapat pada permukaan atap. Pembersihan dilakukan dengan
menggunakan sikat dan sapu lidi disertai peyiraman dengan air. Pembersihan
Universitas Sumatera Utaradilakukan seminggu sekali untuk sampah dan setiap 3 (tiga) bulan sekali untuk
rumput dan lumut.
16
2.3.7.2 Pemeliharaan Halaman Rumah Sakit
Pemeliharaan halaman rumah sakit meliputi pembersihan pagar, pertamanan,
lapangan parkir, saluran air hujan dan tempat sampah di rumah sakit.
1. Pemeliharaan Taman
Pemeliharaan taman dilakukan dengan merawat tanaman dan pembersihan
taman dari rumput dan kotoran lainnya. Pemeliharaan ini dilakukan setiap hari.
2. Pemeliharaan Lapangan Parkir
Pemeliharaan meliputi pembersihan sampah dan organisme botani (rumput
dan yang sejenis) yang ada di permukaan lapangan parkir. Pembersihan dilakukan
dengan sapu, sikat, sekop kecil, atau dengan cara dicabut. Pembersihan dilakukan
setiap hari untuk sampah dan setiap 1 (satu) kali sebulan untuk organisme botani.
3. Pemeliharaan Pagar
Pagar rumah sakit terdiri dari :
a. Pagar Hidup
Pemeliharaannya dengan melakukan penyiraman dan pemupukan secara rutin.
b. Pagar Bambu/kayu, Kawat, Teralis, dan Beton
Pembersihan pagar dari debu dan kotoran dilakukan dengan menggunakan
sikat, lap basah atau disemprot air yang dilakukan setiap 6 (enam) bulan
sekali.
4. Pemeliharaan Tempat Sampah
Pembersihan tempat sampah dilakukan dengan melakukan pencucian dengan
Universitas Sumatera Utaraair dan sabun.
16
2.3.8 Obat Pembersih
Untuk memelihara, membersihkan serta merawat bangunan rumah sakit, ada
berbagai macam obat pembersih yang digunakan, antara lain:
17
1. Applied 4000
Applied 4000 merupakan serbuk kasar, berwarna putih kecoklatan dan baunya
tidak sedap yang berguna sebagai obat pembersih kamar mandi serta toilet yang
kotorannya sudah pekat. Daya bersihnya kuat tetapi dapat merusak kulit tangan,
sehingga disarankan menggunakan sarung tangan saat menggunakan obat ini.
2. Bendurol Forte
Bendurol Forte berwarna kuning dan wangi. Merupakan obat yang digunakan
untuk membongkar/mengupas lapisan lantai (marmer atau terasso) yang talah kusam
atau kotor, untuk dilapisi kembali agar lantai kelihatan bersih mengkilap dan awet.
3. Bolt MPC (Bolt Multi Purpose Cleaning) atau Light Bolt
Bolt MPC merupakan pembersih serbaguna yang dapat digunakan untuk
membersihkan semua perlengkapan : meja, kursi, cermin, kaca, pembersih kamar
mandi, maupun pencuci karpet.
4. Bolt PCS (Bolt Porceline Cleaning Special)
Bolt PCS berwarna biru tua, berbau keras dan menyengat, khusus untuk
membersihkan lantai porselin, terutama di toilet dan kamar mandi, serta jamban yang
kotorannya pekat. Sebaiknya menggunakan sarung tangan saat pemakaian karena
dapat menyebabkan tangan menjadi gatal dan kulit rusak.
Universitas Sumatera Utara5. Con-R-dust
Con-R-dust berwarna coklat kekuningan yang berguna untuk membersihkan
lantai marmer, porselin maupun terasso.
6. Dimon Pie
Dimon pie berbau agak wangi, sebagai pembersih lantai, terutama untuk toilet
dan kamar mandi, yang sekaligus dapat menghilangkan bau tidak enak serta
membunuh kuman seperti disinfectant.
7. Disinfectant
Disinfectant berbau tidak enak, untuk membersihkan toilet dan kamar mandi
sekaligus pembasmi kuman.
8. Fast-Go
Fast-Go berbentuk serbuk put ih kecoklatan, berbau menyengat yang berfungsi
untuk membersihkan kamar mandi serta toilet pada saat general cleaning.
9. Fortify
Fortify berbau sangat menyengat, berguna sebagai obat pelapis lantai marmer
atau terasso, mempunyai daya kilap lebih lama kaena tahan goresan atau gesekan.
10. Glass Cleaner
Glass cleaner berwarna biru muda, baunya menyengat hidung, untuk
menghilangkan noda-noda pada kaca dan cermin.
11. Glow Metal Polish
Glow metal polish berwarna putih kekuningan yang digunakan untuk
membersihkan semua peralatan yang terbuat dari logam, baik kuningan, baja
(stainless steel), aluminium, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara12. Go Getter
Go Getter berwarna biru tua, berbau tidak sedap, sebagai pembersih toilet dan
kamar mandi. Mempunyai daya bersih yang kuat.
13. Marble Klin
Marble Klin berbau harum, berwarna kuning, untuk menghilangkan noda-
noda pada lantai marmer dan terasso serta membuatnya mengkilap.
14. Marble Powder
Marble powder digunakan untuk membersihkan lantai marmer ataupun
terasso. Obat ini berbentuk serbuk, penggunaannya harus menggunakan scrubbing
machine.
15. Metana
Metana berwarna putih kuning, berbau seperti terpentin. Berguna sebagai obat
pembersih peralatan yang terbuat dari kayu seperti Shine Up.
16. Netto Clar
Netto Clar berwarna kuning, cair kental, berbau harum. Obat ini berguna
sebagai obat pelapis lantain marmer atau terasso.
17. New Complete
New Complete merupakan obat pelapis lantai (marmer atau terasso) yang
mempunyai sifat unbuffable, tidak perlu digosok dengan buffing machine atau
polishing machine, dan tahan goresan.
18. Nobla Carpet Shampoo
Nobla Carpet Shampoo adalah obat pencuci karpet, berbau harum.
19. Refresh
Universitas Sumatera UtaraRefresh berbentuk serbuk berwarna putih dan berbau harum. Gunanya untuk
menghilangkan bau tidak sedap pada karpet setelah dicuci/disampo.
20. Shine Up
Shine Up berbentuk krim berwarna putih, bersih dan kental seperti bubur,
lembut, dan berbau harum. Fungsinya adalah sebagai pembersih segala macam
perabotan yang terbuat dari kayu, meja, kursi, lemari, pintu, kusen pintu dan jendela,
serta pegangan tangga yang terbuat dari kayu.
21. Spiritus
Spiritus berguna sebagai glass cleaner atau pembersih kaca dan cermin.
22. Trafic Grade
Trafic grade berbentuk cair, berwarna putih, bau tidak enak. Berguna untuk
melapisi lantai marmer atau terasso, untuk menutup pori-pori lantai sehingga
pemeliharaannya menjadi lebih mudah.
23. Vim
Vim berbentuk serbuk putih untuk membersihkan kamar mandi dan toilet
namun tidak merusak kulit.
24. Vixal
Vixal baunya agak keras, agak harum, berguna untuk membersihkan toilet dan
kamar mandi.
17
2.4. Petugas Cleaning Service
2.4.1 Tugas Pokok Petugas Cleaning Service
Petugas cleaning service atau petugas kebersihan mempunyai tugas pokok
Universitas Sumatera Utarauntuk menjaga kebersihan, kerapian, keindahan dan kenyamanan seluruh area baik
yang ada di dalam gedung maupun yang ada di luar gedung.
17
2.4.2. Sistem Kerja Petugas Cleaning Service di Rumah Sakit Umum Dr.
Pirngadi Medan
Jam kerja petugas cleaning service atau petugas kebersihan di Rumah Sakit
Umum Dr. Pirngadi Medan dimulai pukul 07.00 WIB-22.00 WIB. Terbagi menjadi 2
shift, yaitu:
a. Shift 1 (Pukul 07.00 WIB-15.00 WIB).
b. Shit 2 (Pukul 14.00 WIB-22.00 WIB).
Petugas cleaning service di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan
memiliki beberapa tugas, antara lain:
1. Membersihkan setiap ruangan kantor, poliklinik, kamar pasien, kamar
mandi/wc, dan koridor yang ada di area rumah sakit (in side).
2. Membersihkan seluruh taman dan halaman yang ada di area rumah sakit (out
side).
3. Mengangkut sampah non medis yang terdapat di area rumah sakit ke TPS
(Tempat Pembuangan Sementara) sampah yang ada di area rumah sakit, dan
mengangkut sampah medis rumah sakit ke IPAL (Instalasi Pengolahan Air
Limbah) rumah sakit.
Untuk melaksanakan tugas-tugas di atas, maka setiap harinya dibentuk tim
yang terdiri atas 3 (tiga) tim, yaitu:
1. Tim pembersih ruangan, yang bertugas melaksanakan pembersihan pada
Universitas Sumatera Utarasetiap ruangan yang ada di area rumah sakit.
2. Tim sampah, yang bertugas melaksanakan pengangkutan sampah medis ke
IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) rumah sakit dan sampah non medis
ke TPS (Tempat Pembuangan Sementara) sampah, serta membersihkan
halaman dan taman di area rumah sakit.
3. Tim khusus, yang bertugas untuk membersihkan bagian-bagian khusus seperti
langit-langit ruangan, kaca, dan karat yang memerlukan penanganan khusus,
serta area kerja dengan ketinggian > 5 meter.
Dalam pengaturan penugasan petugas cleaning service, pihak Rumah Sakit
Umum Dr. Pirngadi memberlakukan sistem kerja rotasi mingguan.
2.4.3 Pelayanan Kesehatan Bagi Petugas Cleaning Service di Rumah Sakit
Umum Dr. Pirngadi Medan
Setiap petugas cleaning service di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan
mendapatkan pelayanan kesehatan berupa pengobatan gratis di Rumah Sakit Umum
Dr. Pirngadi Medan.
Universitas Sumatera Utara
top related