bab i pendahuluanbab i pendahuluan
Post on 26-Oct-2015
29 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pasar merupakan tempat berlangsungnya transaksi barang antara
pembeli dan penjual. Pasar itu sendiri terdiri dari dua yaitu pasar
tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional adalah tempat berjual beli
dimana konsumen masih bisa melakukan tawar menawar, salah satu
contoh dari pasar tradisional yang sering terlihat di pinggir jalan atau di
pemukiman penduduk yang biasa disebut pedagang kelontong.
Sedangkan pasar modern tempat dimana konsumen dapat membeli
barang-barang yang diinginkan tapi di tempat ini tidak dapat lagi
melakukan tawar-menawar seperti pasar tradisional karena harganya
sudah terpatok. Salah satu contoh dari pasar modern ini adalah
minimarket seperti alfamart, alfamidi, indomart dan sebagainya.
Industri ritel modern telah berkembang pada tahun 1960-an tepatnya
pada tahun 1964 yang ditandai dengan berdirinya Sarinah building.
Industri ini mulai menampakkan pertumbuhannya dari tahun 1970-1977
dengan adanya perubahan jenis gerai misalnya supermarket, department
store dan sebagainya. Pada awalnya bisnis ritel modern ini didominasi
oleh peritel dalam negeri seperti Matahari, Ramayana, Hero, dan
sebagainya. Dalam perkembangannya, pada tahun 1998 terjadi
kesepakatan antara IMF dengan pemerintah Indonesia mengenai
perjanjian peritel asing untuk dapat berinvestasi atau membuka gerai
1
tanpa harus bekerjasama dengan peritel lokal. Pertumbuhan pasar-pasar
modern itu sendiri disebut kawasan yang mencerminkan suatu bentuk
aktifitas perdagangan retail, pusat perbelanjaan serta daerah hiburan yang
terletak di tengah kota yang memiliki pengaruh besar terhadap kegiatan
ekonomi. Pasar tradisional atau pedagang kelontong kian semakin terjepit
akibat kehadiran usaha ritel pasar modern yang dalam rentang waktu
2003 sampai 2008 pertumbuhan gerai ritel mencapai 162 persen.
Pada tahun 2003 pertumbuhan gerai mini market mencapai 254,8
persen, dari 2.058 gerai menjadi 7.301 pada tahun 2008, sementara
jumlah pasar tradisional dalam kurun waktu yang singkat cenderung
menurun. Pesatnya pertumbuhan pasar modern itu seiring gencarnya
penetrasi ritel asing ke Indonesia. Data BisInfocus 2008 menyebutkan, jika
pada tahun 1970-1990 pemegang merek ritel asing yang masuk ke
Indonesia hanya lima, dengan jumlah 275 gerai, tahun 2004 sudah 14
merek ritel asing yang masuk, dengan 500 gerai. Tahun 2008, merek ritel
asing yang masuk sudah 18, dengan 532 gerai.
(http://eprints.undip.ac.id/6093/1/ronyTA.pdf)
Akibat dari munculnya pasar-pasar modern di Indonesia seperti mini
market yang kian lama kian banyak berakibat pada pedagang-pedagang
kecil seperti pedagang kelontong yang semakin resah karena usaha yang
mereka rintis selama ini terancam gulung tikar. Itu karena para konsumen
lebih memilih berbelanja di minimarket, di samping tempatnya bersih dan
pelayanannya memuaskan, juga harga-harga yang terjangkau.
2
Bagi pedagang kelontong, hadirnya mini market dengan segala
kelebihannya telah menjadi satu kekuatan pasar yang dahsyat.
Dominasinya telah menggeser dan mampu menggusur keberadaan
pedagang kelontong sebagai kekuatan ekonomi informal warga kota
Makassar. Bagi pedagang kelontong ini, berjualan adalah cara bertahan
hidup ketimbang upaya menjadi kaya.
Banyaknya kasus-kasus yang terjadi saat ini akibat adanya
minimarket ini dapat dilihat di awal tahun 2012, tepatnya 6 Januari, massa
yang merupakan pedagang pasar Parangtambung menyegel mini market
Indomaret yang hanya berjarak sekira 50 meter dari lokasi pasar. Aksi
mereka bukan sekedar ketakutan akan hadirnya gerai tersebut, namun
juga berkaitan dengan rencana pemerintah memberi izin bagi pendirian
enam gerai toko modern lainnya (Ujung Pandang Express, 7 Januari
2012). Sebulan sebelumnya, 2 Desember 2011, sembilan perwakilan
warga BTN Hartaco Indah mendatangi komisi I DPRD Kota Makassar.
Agenda mereka adalah menyampaikan protes 300 warga dan pedagang
Pasar Parangtambung. Menurut mereka, pemerintah kota Makassar
belum mengeluarkan izin, tak ada lahan parkir dan berpotensi besar
mematikan pedagang kecil di sekitar itu (Harian Tribun Timur, 2 Desember
2011).
Dari survei mini yang diadakan oleh Active Society Institute (AcSI)
pada Oktober 2011 di Kota Makassar dengan metode pengambilan
sampel acak sederhana (simple random sampling) menunjukkan bahwa
3
dampak ekspansi minimarket baik Alfamart, Indomaret, maupun AlfaMidi
terhadap pedagang kelontong adalah mayoritas buruk (70%). Beberapa
ragam dampak yang dimaksud meliputi berkurangnya omzet penjualan
khususnya produk tertentu yang sebelumnya diminati seperti minuman
segar, minyak goreng, susu formula dan berkurangnya pelanggan karena
rayuan harga barang yang lebih murah dan kenyamanan berbelanja yang
ditawarkan manajemen mini market moderen.
Pedagang kecil atau pedagang kelontong di Kecamatan Ujung
Tanah yang tidak terlepas dengan masalah diatas, memberikan
gambaran kehidupan mereka sehari-hari dengan tetap menjalankan
usaha mereka dan kesejahteraan akan suatu realitas yang bergantung
pada usaha yang mereka jalankan untuk tetap dapat bertahan hidup.
Dari wacana yang dicantumkan bahwa strategi bertahan adalah
rumit untuk dilakukan karena itu diperlukan suatu ketelitian dalam
menjalankan usaha ditengah banyaknya pembangunan gerai-gerai
minimarket, hal inilah yang memberikan suatu pandangan bahwa strategi
bertahan pedagang kelontong adalah sesuatu hal yang menarik untuk
dikaji dan dijadikan sebagai wacana penelitian. Sehingga dalam penelitian
yang nantinya akan dilakukan yaitu “strategi bertahan pedagang kelontong
di tengah hadirnya mini market”.
4
1.2Rumusan Masalah :
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang dijadikan
acuan untuk mendapatkan informasi tentang strategi bertahan pedagang
kelontong di tengah hadirnya mini market, yaitu:
1. Bagaimana kebijakan pemerintah terkait pendirian gerai-gerai
minimarket.
2. Apa saja persoalan yang dihadapi oleh pedagang kelontong
sebagai akibat dari masuknya minimarket.
3. Bagaimana strategi pedagang kelontong dalam memecahkan
persoalan di tengah hadirnya minimarket.
1.3 Tujuan dan kegunaan penelitian
1.3.1 Tujuan dari penelitian ini adalah :
Tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Memberikan informasi bagaimana Kebijakan pemerintah terhadap
pendirian minimarket.
b. Memberikan gambaran persoalan apa saja yang dihadapi pedagang
kelontong sejak kehadiran minimarket.
c. Memberikan informasi tentang strategi pedagang kelontong dalam
memecahkan persoalan di tengah hadirnya minimarket.
1.3.2 Manfaat dari penelitian ini adalah :
Manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Manfaat
1) Kegunaan Akademik
5
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti
lain yang ingin meneliti mengenai Strategi Bertahan pedagang
kelontong di tengah hadirnya Mini market.
2) Kegunaan Praktis
a). Diharapkan dari penulisan ini dapat memberikan sumbangsih
pikiran pada pihak-pihak tertentu.
b). Dengan adanya penulisan ini diharapkan pihak-pihak yang terkait
akan lebih mengenal dan memahami tentang strategi bertahan
pedagang kelontong di tengah menjamurnya mini market.
3) Kegunaan Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi prasyaratan penulis agar
mendapat gelar sarjana di Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.
1.4Tinjauan Konseptual
Hubungan manusia selalu dijembatani oleh pola-pola kehidupan.
Manusia di dalam kelompok atau masyarakat selalu mempunyai
kebudayaan, dengan kebudayaan yang demikian mereka tidak hanya
mampu beradaptasi dengan lingkungannya, tetapi juga mampu mengubah
lingkungan menjadi sesuatu yang berarti dengan apa yang mereka jalani.
Kebudayaan itu sendiri dapat berupa keseluruhan sistem gagasan,
tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat
yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koenjaraningrat: 1990,
193-194).
6
Kebudayaan bukanlah suatu hal yang timbul sekali atau bersifat
sederhana. Setiap masyarakat memiliki kebudayaan yang berbeda
dengan kebudayaan yang lain dan kebudayaan itu merupakan suatu
kumpulan yang berintegrasi dengan cara-cara yang dimiliki bersama
dengan kebudayaan yang bersangkutan dan secara unik mencapai pada
penyesuaian pada lingkungan tertentu. Edwar. B. Taylor mengatakan
kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang
sebagai anggota masyarakat. Selanjutnya, William H. Haviland
mengatakan kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang
dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan
oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan
dapat di tarima ole semua masyarakat.
Artiya kebudayaan sebagai penjumlahan total apa yang dicapai
individu dari masyarakatnya berupa keyakinan-keyakinan, adat istiadat,
norma-norma artistik sebagai warisan dari masa lampau. Artinya
kebudayaan ini mencakup totalitas dari pengalaman manusia. Manusia
selalu berupaya untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan
sekitarnya yang bersifat dinamis. Strategi bertahan hidup adalah salah
satu cara untuk memenuhi kebutuhan. Maka cara-cara pemenuhan
kebutuhan tersebut akan diatur oleh sistem sosial budaya yang ada
sekaligus sebagai proses strategi adaptasi.
7
Daya tahan hidup populasi tidak bekerja secara pasif dalam
menghadapi kondisi lingkungan tertentu, melainkan memberikan ruang
bagi individu dan populasi untuk bekerja secara aktif memodifikasi
perilaku mereka dalam rangka memelihara kondisi tertentu,
menanggulangi risiko tertentu pada suatu kondisi yang baru, atau
mengimprovisasi kondisi yang ada. Beberapa adaptasi juga adalah
kesempatan, efek dari sosial dan praktek kultural yang secara tidak sadar
mempengaruhinya. Proses adaptif yang aktual mungkin merupakan
kombinasi dari ketiga mekanisme tersebut di atas. Misalnya, variasi dalam
praktek kultural mungkin meningkat karena kesempatan/tekanan pada
sumber-sumber daya. Sehingga adaptasi bisa kita sebut sebagai sebuah
strategi aktif manusia dalam menghadapi lingkungannya. Adaptasi dapat
dilihat sebagai usaha untuk memelihara kondisi kehidupan dalam
menghadapi perubahan. Dengan demikian definisi adaptasi selalu
berkaitan erat dengan pengukuran, dimana tingkat keberhasilan suatu
organisme dapat bertahan hidup. Sejauh mana, dapat dikenali bahwa
adaptasi dapat dikatakan berhasil atau tidak.
Adapun konsep strategi adaptif (adaptive strategies) yang
dikembangkan oleh Miles dan Snow berbasis situasi yang dihadapi oleh
perusahaan dalam suatu persaingan bisnis. Dalam model strategi adaptif
terdapat empat jenis strategi, yaitu:
1. Prospector strategy atau strategi prospektor, yaitu meliputi berani
mengambil resiko, mencari peluang, melakukan inovasi dan
8
pertumbuhan. Strategi ini cocok untuk kondisi lingkungan bisnis
yang dinamis.
2. Defender strategy atau strategi bertahan, yaitu menghindari
perubahan, mengutamakan stabilitas, dan mempertimbangkan
pengurangan ukuran bisnis. Strategi ini cocok untuk lingkungan
bisnis yang stabil dan industri yang sedang mengalami penurunan.
3. Reactor strategy atau strategi reaktor, yaitu merespon lingkungan
tanpa memiliki rancangan strategi yang bersifat jangka panjang.
Perusahaan hanya bersifat reaktif dan berorientasi jangka pendek.
4. Analyzer strategy atau strategi penganalisa, yaitu mempertahankan
stablitas sambil melakukan inovasi yang bersifat terbatas. Strategi
ini terletak diantara strategi prospektor dan strategi reaktor. Strategi
ini biasanya dilakukan oleh perusahaan yang bukan menjadi
pemimpin pasar (leader), tetapi follower. Dalam strategi ini,
perusahaan akan mengikuti leader, namun juga melakukan inovasi
yang tidak intensif sambil menunggu perkembangan industri.
Strategi itu sendiri merupakan suatu proses usaha untuk memelihara
kondisi kehidupan dalam menghadapi perubahan. Menghadapi perubahan
lingkungan yang dialami pedagang kelontong, tentunya para pedagang
harus menerapkan suatu strategi untuk mempertahankan usahanya serta
untuk tetap bertahan hidup. Mereka dituntut untuk mampu beradaptasi
dengan lingkungan yang baru di tengah menjamurnya beberapa gerai
minimarket di tempat mereka. Salah satu cara adalah mereka harus
9
mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya karena pada
dasarnya adaptasi sosial dapat diartikan sebagai suatu usaha sosial yang
dilakukan oleh sesorang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
setempat.
Dengan demikian, adaptasi pada dasarnya merupakan proses
penyesuaian diri guna untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi individu
atau kelompok yang bermukim disuatu tempat. Sebagaimana diketahui
bahwa manusia dengan ilmu pengetahuan yang dimiliknya akan mampu
menanggapi setiap permasalahan yang terjadi pada lingkungan sosial dan
budaya tempat tinggalnya. Untuk mengatasi lingkungan tersebut, manusia
secara individu maupun sacara kelompok melakukan berbagai macam
cara penyesuaian diri untuk mempertahankan eksisitensinya.
Sedangkan strategi menurut pengertian saya adalah cara atau taktik
individu atau kelompok maupun pedagang dalam menjalankan suatu
rencana agar mampu mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan strategi
itu mereka bisa tetap mempertahankan eksistensi di tengah menjamurnya
gerai minimarket dan menunjukkan bahwa mereka mampu untuk
mempertahankan usaha mereka.
1.5Metode Penelitian
1.5.1 Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Kualitatif
merupakan salah satu bentuk penelitian yang hasinya berupa kata-kata
10
yang dideskripsikan dari orang-orang yang menjadi obyek penelitian
(Moleong, 2002 : 3 ).
1.5.2 Waktu dan Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Ujung Tanah Kelurahan
Camba Berua, Gusung, Pattingaloang Baru dan Tabaringan di Kota
Makassar pada tanggal 12 Maret sampai 12 Mei 2012, peneliti mengambil
tempat ini sebagai lokasi penelitian ini karena ditempat ini dianggap dapat
memperoleh data yang di inginkan, ditempat ini juga menjamur gerai-
gerai mini market serta terdapat keluhan-keluahan pedagang kecil atau
pemilik pedagang kelontong atas hadirnya mini market ini.
1.5.3 Teknik Pemilihan Informan
Saya menetapkan informan secara sengaja (purposive) agar
memudahkan mendapakan sumber yang terkait. Informan dipilih adalah
informan kunci yaitu Pedagang Kelontong serta saya menentukan
informan yang lain seperti Konsumen/Pelanggan.
1.5.4 Teknik pengumpulan data
Untuk memperoleh data dari informan dalam rangka menjawab
permasalahan penelitian, maka teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah:
1. Data primer merupakan data yang secara langsung didapatkan
peneliti dari informan melalui observasi dan wawancara.
a. Observasi
11
Digunakan untuk mengadakan pengamatan secara langsung
dengan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak
pada objek yang diteliti.
b. Wawancara
Wawancara terhadap orang-orang yang dianggap dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan berkenaan dengan judul
yang diangkat untuk diteliti dan dapat dipercaya kebenarannya.
Wawancara dimaksudkan untuk mendapat informasi tentang
strategi bertahan pedagang kelontong di tengah menjamurnya
minimarket di Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar. Wawacara
yang dilakukan adalah wawacara terbuka (opened, Instructural).
Wawancara terbuka adalah bagian dari wawancara tak terstruktur
dimana model wawacara luwes, susunan pertanyaannya dan
susunan kata-katanya dalam setiap pertanyaan dapat diubah saat
wawancara. Dimana tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan
informasi yang dianggap bagian dari keseluruhan, agar datanya
bersifat kualitatif dan representatif.
2. Data Sekunder
Data ini dikumpulkan melalui penelusuran atau studi pustaka dari
berbagai arsip-arsip penelitian, artikel-artikel, dokumen-dokumen
dan buku tes yang berkaitan dengan kajian penelitian ini.
12
1.5.5 Analisis Data
Data yang diperoleh, baik data primer maupun data sekunder
dianalisis kemudian disajikan secara deskriptif kualitatif, yaitu
menjelaskan, menguraikan, dan menggambarkan sesuai dengan
permasalahan yang erat kaitannya dengan penelitian ini. Analisis
deskriptif secara kualitatif dalam arti bahwa penarikan makna yang telah
diperoleh, sebelumnya dilakukan dengan menghubungkan pernyataan-
pernyataan dari berbagai bahan keterangan atau informasi yang telah
peroleh dan relevan.
Berpedoman pada penelitian kualitatif, pengolahan data, dan analisis
data dilakukan bersamaan dengan proses penelitian. Proses awal analisis
data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai
sumber yaitu wawancara dan pengamatan yang sebelumnya sudah
dijelaskan pada teknik pengumpulan data baik berupa dokumen maupun
dokumentasi yang diperoleh oleh penulis selama mengadakan penelitian.
Setelah memahami data, maka penulis membuat abstraksi data
(rangkuman inti). Setelah rangkuman inti didapatkan, arah penelitian ini
akan semakin jelas maka selanjutnya akan mengkategorikan data
berdasarkan tema yang disesuaikan dengan penelitian ini. Penyajian data
yang diperoleh dalam penelitian kualitatif ini akan disajikan dalam bentuk
uraian, kata-kata yang tentunya akan mengarah pada pokok
permasalahan yang telah dirumuskan dalam penelitian ini.
13
1.6 Sistematika Penulisan
Kajian dibagi menjadi lima pokok pembahasan dimana setiap pokok
pembahasan saling berhubungan antara satu dengan yang lain. Penulisan
tersebut disusun dalam kompisisi sebagai berikut :
Bab 1 Berisi uraian mengenai latar belakang mengapa saya mengambil
judul ini karena adanya masalah yang dirasakan oleh pedagang-
pedagang kecil yaitu pedagang kelontong karena sejak tahun 2011
minimarket mulai menjamur di kota Makassar bahkan minimarket sudah
mulai memasuki daerah-daerah padat penduduk, bahkan karena
banyaknya mini market yang menjamur para pedagang kelontong
terancam gulung tikar.
Bab 2 Berisi kajian pustaka mengenai konsep tentang sektor informal dan
ciri-ciri sektor informal, konsep pasar moderen dan pasar tradisional, serta
konsep strategi adaptif pedagang kelontong yang terjadi dan diaplikasikan
di berbagai tempat sebagai pertimbangan penguatan konsep terkait fokus
penelitian ini. Untuk menunjang bahwa penelitian ini berbeda dengan
penelitian-penelitian yang lain yang mengangkat fenomena yang sama.
Bab 3 Berisi gambaran umum lokasi penelitian, gambaran khusus lokasi
peneitian, letak geografis dan demografi kecamatan ujung tanah kota
Makassar dan juga berbagai mata pencaharian serta jumlah penduduk
masyarakat ujung tanah.
Bab 4 Berisi hasil dan pembahasan mengenai strategi apa saja yang
dilakukan pedagang kelontong agar kiranya dapat mempertahankan
14
usaha yang telah lama mereka jalani. Pada bab ini, saya mendeskripsikan
mengenai hal-hal yang mengenai hal-hal yang terjadi dan dialami selama
kehidupan mereka berlangsung sehingga menjadi pola yang sudah sejak
lama terjadi.
Bab 5 Berisi kesimpulan yang meringkas penemuan-penemuan
dilapangan, juga berisikan saran dan masukan yang diterima pada proses
penelitian yang berlangsung.
15
top related