angistrongylosis pada anjing

Post on 20-Oct-2015

118 Views

Category:

Documents

27 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

ANGISTRONGYLOSIS PADA ANJING

Putu Jodie Kusuma W B04100144

Meilisa Lidya Margarita B04100146

Shuffur Husna B04100150

Maharja Mawali B04100151

Angiostrongylosis

Angiostrongilosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Angiostrongylus vasorum yang bersinonim dengan Haemostrongylus vasorum, dengan nama umum French heartworm (Taylor et al., 2007).

Angiostrongylus vasorum

Kingdom : Animalia

Filum : Nemathelminthes

Kelas : Nematoda

Ordo : Strongylida (Tieri et al., 2011)

Superfamili : Metastrongyloidea

Genus : Angiostrongylus

Spesies : Angiostrongylus vasorum

• Berbentuk ramping dengan panjang tubuh mencapai 2,5 cm.

• Pejantannya berukuran sekitar 14-18 mm dengan bursa kecil dan ray yang tak bisa dibedakan antara satu dengan yang lain.

• Ventral ray-nya bersatu pada hampir keseluruhan panjang dan dorsal ray-nya kokoh dengan cabang akhir yang juga kokoh.

• Betinanya berukuran 18-25 mm dan ovariumnya yang putih menggulung disekitar ususnya yang merah (memiliki penampakan "barber pole") dengan vulva terletak pada bagian posterior pertengahan tubuh (Taylor et al., 2007).

Barber pole (khas pada betina)

Cacing jantan

Spina pada L1

Siklus Hidup• Angiostrongylus vasorum menjalani siklus hidup tidak langsung dan

bersifat ovo-vivipar.

• Telurnya dikeluarkan oleh betinanya dan ditempatkan di bagian kanan jantung, lalu mencapai kapiler pulmoner dimana telur-telur tersebut menetas menjadi larva stadium pertama (L1).

• Larva-larva ini dengan bantuan refleks batuk hewan, mencapai faring, kemudian ditelan dan dieliminasi dari tubuh melalui feses.

• Larva L1 yang bebas di tanah kemudian termakan oleh inang antara dan mencapai stadium L3.

• Anjing menelan inang antara yang membawa larva L3, yang kemudian bermutasi menjadi L4 dan L5.

PLEASE CLICK

Patogenesa• Efek patogenik yang muncul lebih banyak diakibatkan

oleh keberadaan cacing dewasa pada pembuluh darah besar serta telur dan larva pada arteriola serta kapiler pulmonum

• berakibat pada terjadinya hambatan sirkulatoris, yang mungkin dapat mengakibatkan kegagalan jantung kongestif (Taylor et al., 2007).

Gejala Klinis• Keberadaan cacing dalam jumlah

besar, akan mengakibatkan hewan yang aktif seringkali mengalami tachycardia, tachypnoea, dengan batuk yang berat, sputum terkadang disertai darah.

• Pembengkakan tanpa disertai nyeri yang terbentuk secara perlahan dapat dijumpai pada daerah tertentu, seperti abdomen bagian bawah dan ruang intermandibular, serta pada kaki dimana memar dapat terjadi.

• Infeksi kronis mungkin dapat disertai dengan penurunan nafsu makan, anemia, dan ascites bahkan kematian.

• Infeksi akut yang langka, secara normal dijumpai pada hewan yang muda, menunjukkan adanya dyspnoea serta batuk parah yang disertai dengan sputum yang putih kekuningan yang terkadang disertai darah (Taylor et al., 2007).

Patologi• Permukaan irisan paru-paru terlihat burik

dan ungu kemerahan. • Adanya gangguan pada mekanisme

pembekuan darah, sehingga hematoma subkutan dapat terjadi.

• Pada pembuluh darah besar, dapat dijumpai endarteritis dan periarteritis yang berlanjut pada proses fibrosis, serta saat dipalpasi dapat dirasakan seperti ada batang pipa.

• Perubahan vaskuler mungkin dapat menyebar ke ventrikel kanan, dengan adanya endokarditis yang melibatkan katup trikuspidalis. (Taylor et al., 2007).

Diagnosa• L1 yang mungkin dapat ditemukan di feses dan sputum,

memiliki cephalic button yang kecil, dan ekor bergelombang dengan notch subterminal.

• Pewarnaan Perl’s Prussian Blue pada jaringan otak dan memperlihatkan adanya makrofag yang mengambil warna biru.

Pengobatan• Pengobatan terdiri dari dua bagian :

terapi antelmintik dan perawatan pendukung.

• Perawatan pendukung tergantung pada beratnya gejala dan terdiri dari istirahat pengandangan dan perawatan dengan suplemen oksigen pada kasus respirasi yang parah.

• Pada kasus dengan masalah pendarahan, pertolongan dengan tranfusi darah, transfusi plasma segar beku atau pak sel darah merah akan sangat membantu.

Obat Dosis

Fenbendazole 1) 20-25 mg/kg PO SID untuk 20 hari2) 50 mg/kg PO SID untuk 5-21 hari

Imidacloprid/ Moxidectin topikal 0,1 ml/kg dosis tunggal (Spot-On)

Milbemycin oxime 0,5 mg/kg PO seminggu sekali selama 4 minggu

Levamisole 1) 7,5 mg/kg PO SID untuk 2 hari lalu 10 mg/kg untuk 2 hari2) 12,5 mg/kg SC untuk 3 hari

Ivermectin 200-400 μg/kg SC setiap 3 minggu2-4 kali pemberian

Daftar Pustaka• Bourque A.C., Conboy G., Miller L.M., Whitney H. (2008). Pathological

findings in dogs naturally infected with Angiostrongylus vasorum in Newfoundland and Labrador, Canada. Journal of Veterinary Diagnostics Investigation 20, 11-20

• Conboy G. 2000. Canine Angiostrongylosis (French Heartworm). International Veterinary Information Service (www.ivis.org)

• Conboy G. (2004). Natural infections of Crenosoma vulpis and Angiostrongylus vasorum in dogs in Atlantic Canada and their treatment with milbemycin oxime. Veterinary Record 155, 16-18

• Gallagher, Barbara. (2012). "Geographical, Clinical, Clinicopathological and

Radiographic Features of Canine Angiostrongylosis in Irish Dogs: A

Retrospective Study". Irish Veterinary Journal. 65 (5), 1-10• Gould S.M., McInnes E.L. (1999). Immune-mediated thrombocytopenia

associated with Angiostrongylus vasorum infection in a dog. Journal of Small Animal Practice 40, 227-232

• Koch J., Willesen J.L.(2009). Canine pulmonary angiostrongylosis: an update. The Veterinary Journal 179, 348-359

• Moeremans I, Binst D, Claerebout E, Van de Maele I, Daminet S. 2011. Canine Angiostrongylus vasorum. Vlaams Diergeneeskundig Tijdschrift 319-325

• Schnyder M., Fahrion A., Ossent P., Kohler L., Webster P.,Heine J., Deplazes P.(2009). Larvicidal effect of imidacloprid/ moxidectin spot-on solution in dogs experimentally inoculated with Angiostrongylus vasorum. Veterinary Parasitology 166, 326-332

• Taylor, M.A., R.L. Coop, dan R.L. Wall. 2007. Veterinary Parasitology. Oxford:

Blackwell Publishings• Tieri, Elga et al. (2011). "Angiostrongylus vasorum in 20 Dogs in the Province of

Chieti, Italy". Veterinaria Italiana. 47 (1), 77-88• Willesen J.L., Kristensen A.T., Jensen A.L., Heine J., Koch J. (2007). Efficacy

and safety of imidacloprid/moxidectin spot-on solution and fenbendazole in the treatment of dogs naturally infected with Angiostrongylus vasorum (Baillet, 1866). Veterinary Parasitology 147, 258-264

TERIMA KASIH

top related