analisis faktor yg mempengaruhi demand
Post on 09-Dec-2015
24 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Ilmu ekonomi telah banyak diterapkan di berbagai bidang kehidupan
mulai dari aspek terkecil hingga aspek yang luas. Penerapan prinsip
efektivitas dan efisiensi yang menjadi salah satu bidang kajian ilmu
ekonomi menjadi dasar pemikiran para praktisi dalam menjalankan
industri. Kajian ilmu ekonomi memberikan dampak yang signifikan untuk
kemajuan perekonomian, sehingga ilmu ekonomi mengalami
perkembangan yang cukup pesat hingga sekarang. Dalam
perkembangannya, dunia industri termasuk pelayanan kesehatan
menerapkan berbagai prinsip ekonomi untuk dapat bersaing dengan industri
yang sejenis. Pelayanan kesehatan adalah berbagai upaya yang dilakukan
oleh perorangan maupun kelompok yang ditujukan kepada perseorangan
atau suatu masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya meliputi
kegiatan preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Kemudahan akses dalam
mendapatkan informasi yang dimiliki pelanggan dewasa ini, berpotensi
besarr untuk meningkatkan persaingan para penyedia pelayanan kesehatan.
Pendekatan ekonomi menekankan bahwa kesehatan merupakan suatu
modal untuk bekerja. Pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit
merupakan salah satu input yang digunakan untuk proses produksi yang
menghasilkan kesehatan. Berbasis pada konsep produksi maka pelayanan
kesehatan merupakan salah satu input yang digunakan untuk menghasilkan
kesehatan. Demand terhadap pelayanan rumah sakit tergantung terhadap
demand akan kesehatan sendiri.
3
Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi
dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh
perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk memberikan penggantian
kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian,kerusakan, biaya
yang timbul,kehilangan keuntungan,atau tanggung jawab hukum kepada
pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis
menurut undang- undang nomor 40 tahun 2014.
Manfaat Asuransi Secara Umum yang bisa diperoleh jika kita
mengikuti program asuransi Membantu mengelola keuangan, Memberikan
jaminan perlindungan dari risiko-risiko beserta kerugian yang diderita
nasabah, Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus
mengadakan pengamanan dan pengawasan untuk memberikan sebuah
perlindungan yang memakan banyak tenaga, waktu dan biaya,
Pada tahun 2008, PT Askes (Persero) dan Koperasi Bhakti PT Askes
mendirikan PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia (Inhealth) dengan
komposisi saham 99,40 % dimiliki oleh PT Askes (Persero) dan 0,6 %
dimiliki oleh Koperasi Bhakti PT Askes. Pembentukan ini diperkuat
melalui Akta Pendirian Perseroan sebagaimana dimuat di dalam Akta
Notaris N.M Dipo Nusantara Pua Upa, SH Nomor 2 tanggal 6 Oktober
2008, dalam perjalanannya, Pada tahun 2004 Pemerintah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia menetapkan dan memutuskan
Undang – Undang nomor 40 tahun 2004 tentang Sistim Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) dan Undang – Undang nomor 24 tahun 2011 tentang
Badan Penyelenggara Jamian Sosial (BPJS). Kedua regulasi tersebut
4
mengatur PT Askes (Persero) bubar tanpa likuidasi dan bertransformasi
menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial bidang Kesehatan
Sejak mulai berdiri, PT. Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia merupakan
sebuah perusahaan asuransi jiwa yang mempunyai produk unggulan berupa
asuransi kesehatan yang berbasis sistem pengendalian biaya dalam
bentuk Inhealth Managed Care yang memberikan manfaat menyeluruh
dengan mengepankan pelayanan yang bermutu dengan biaya terkendali
yang didukung oleh : jaringan provider yang terluas dan tersebar di seluruh
Indonesia, dan jaringan pelayanan yang memastikan layanan kesehatan 24
jam setiap harinya.
Tabel 1.1 Data Peserta Rawat Jalan Asuransi PT Inhealth provider RS “x”2013 - 2015
5
Sumber Data : Asuransi PT Inhealth tahun 2013 - 2015
Berdasarkan data diatas terjadi kenaikan jumlah peserta asuransi rawat
jalan yang menggunakan provider Rumah Sakit “X” ini selama kurun waktu 2
tahun perbulannya.Dari data tersebut bisa diketahui faktor apakah yang
mempengaruhi kenaikan permintaan jumlah peserta asuransi rawat jalan di
provider Rumah Sakit “X” di Surabaya
1.2. IDENTIFIKASI PENYEBAB MASALAH
1.3. RUMUSAN MASALAH PENELITIAN
6
Faktor SDM:
Kebutuhan perseorangan
Harapan Pengalaman Pendidikan
Faktor pada target :
Latar belakang Hal baru Promosi & periklanan
Faktor Fungsional :
Tempat Pendapatan
• Meningkatnya Pasien Asuransi PT Inhealth di RS “X” tahun 2015
Berdasarkan bagian pendahuluan di atas, maka fokus penelitian ini
adalah: maka didapatkan masukan mengenai permasalahan yang sekiranya
perlu mendapatkan perhatian lebih adalah sebagai berikut
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan peserta
asuransi PT Inhealth di Rumah Sakit “X” di Surabaya”.
1.4. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
permintaan peserta asuransi PT Inhealth di Rumah Sakit “X”
Untuk mengetahui gambaran Karakteristik peserta asuransi PT
Inhealth.
2. Untuk mengetahui kebutuhan teknis apa saja yang dibutuhkan
peserta asuransi di Rumah Sakit provider PT Inhealth
1.5. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi perusahaan
1. Sebagai refrensi dalam mengambil kebijakan
2. Sebagai pertimbangan dalam bekerja sama dengan Rumah Sakit
yang termasuk jaringan provider.
2. Bagi Penulis
1. Menerapkan ilmu yang telah dipelajari dan memberikan
wawasan dalam penelitian ini.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI DEMAND
Menurut Philip Kotler (2002) ada dua konsep dasar yang
melandasi pemasaran, yaitu kebutuhan (needs) dan keinginan (wants).
Manusia mempunyai keinginan yang tidak terbatas sedangkan sumber
daya yang tersedia untuk memenuhi keinginan tersebut sangat terbatas.
Pada umumnya manusia cenderung memilih produk yang dianggap
menghasilkan kepuasan tertinggi dimana semua barang yang diinginkan
sebanding dengan jumlah uang yang dikeluarkan. Dengan didukung daya beli,
keinginan dapat menjadi permintaan. Permintaan atau demand adalah
keinginan dan/atau harapan untuk produk atau jasa yang bersifat
spesifik dan individual yang dilandasi dengan kemampuan membeli.
Permintaan yang dilandasi kemauan membeli dikenal sebagai economic
demand .
8
Permintaan (demand) adalah keinginan yang didukung daya beli,
yang mau dan mampu dibeli dengan berbagai kemungkinan harga,
selama jangka waktu tertentu, dan dengan anggapan faktor pengaruh
lain tetap sama (ceteris paribus). Mau dan mampu disini memiliki arti
betapa pun orang berkeinginan atau membutuhkan sesuatu, kalau ia
tidak mempunyai uang atau tidak bersedia mengeluarkan banyak uang
untuk membeli, maka keinginan tetap keinginan dan belum disebut
permintaan. Namun ketika keinginan atau kebutuhan disertai kemauan
dan kemampuan untuk membeli dan didukung oleh uang yang cukup
untuk membayar harga maka hal tersebut merupakan permintaan.
2.1.1. Pengertian Demand Pelayanan Kesehatan
Permintaan (demand) adalah hasrat terhadap produk yang dapat
memenuhi keinginan yang telah didukung dengan kemampuan dan kemauan
untuk membayar. Pengertian permintaan (demand) tidak terpisah dari arti
kebutuhan (need) dan keinginan (want). Kebutuhan (need) adalah sesuatu yang
dirasa kurang dari diri manusia itu sendiri sedangkan keinginan (want) adalah
sesuatu yang dirasa kurang karena lingkungan. Permintaan adalah keinginan
terhadap produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan kesediaan untuk
membelinya. Demand atau permintaan adalah jumlah dari suatu barang yang
mau dan mampu dibeli pada berbagai kemungkinan harga, selama jangka
waktu tertentu, dengan anggapan berbagai hal lain tetap sama (ceteris paribus).
Mau dan mampu di sini memiliki arti betapapun orang berkeinginan atau
membutuhkan sesuatu, kalau ia tidak mempunyai uang atau tidak bersedia
mengeluarkan uang sebanyak itu untuk membeli, maka keinginan tersebut
belum disebut permintaan. Namun ketika keinginan atau kebutuhan disertai
dengan kemauan dan kemampuan untuk membeli dan didukung oleh uang yang
9
cukup untuk membayar maka akan disebut permintaan. Dengan demikian
permintaan adalah kebutuhan dan keinginan yang didukung oleh daya beli
(Kotler dan Andersen, 1995). Kotler dan Andersen (1995) menyatakan bahwa
kebutuhan manusia (human need) adalah ketidak beradaan beberapa kepuasan
dasar seperti: kebutuhan makanan, pakaian, tempat berlindung, keamanan hak
milik dan harga diri, kesehatan termasuk juga kesehatan gigi dan mulut.
Permintaan pelayanan kesehatan timbul melalui proses perubahan
persoalan kesehatan menjadi persoalan kesehatan yang dirasakan, dilanjutkan
dengan merasa dibutuhkannya pelayanan kesehatan dan akhirnya dinyatakan
dengan permintaan aktual. Dalam upaya mengubah kebutuhan pelayanan yang
dirasakan menjadi suatu bentuk permintaan yang efektif, konsumen harus
memiliki kesediaan (willingness) dan kemampuan (ability) untuk membeli atau
membayar sejumlah jenis pelayanan kesehatan yang diperlukan. Permintaan
(demand) pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang sesungguhnya dibeli
oleh customer pelayanan kesehatan, dalam hal ini adalah pasien. Permintaan
tersebut dipengaruhi oleh pendapat medis dari dokter dan juga faktor lain
seperti pendapatan dan harga obat. Model dari Cooper Posnett (1988) dalam
Palutturi (2005), menyatakan permintaan (demand) pelayanan kesehatan
merupakan keinginan untuk lebih sehat diwujudkan dalam perilaku mencari
pertolongan tenaga kedokteran. Grossman (1972) mengemukakan bahwa
konsumen sesungguhnya mempunyai cukup informasi yang memungkinannya
melakukan pilihan kondisi kesehatannya secara rasional, baik pada masa
sekarang maupun di masa mendatang. Dia mendasarkan teorinya pada
argumentasi bahwa permintaan seseorang atas pelayanan kesehatan di
deriviasikan dari persepsinya atas level optimal kesehatannya. Akibatnya,
10
permintaan pelayanan kesehatan muncul karena orang tersebut ingin
menjembatani jenjang antara status kesehatannya saat ini dengan status
kesehatan yang diinginkannya. Dengan adanya keinginan tersebut maka akan
mendorong keinginan seseorang untuk mencari pelayanan kesehatan.
Ada 2 pendekatan yang lazim digunakan dalam membahas permintaan
(demand) terhadap pelayanan kesehatan. Pertama yaitu teori Agency
Relationship atau yang lebih dikenal dengan Supplier-Induced Demand Model.
Sedangkan pendekatan yang kedua yaitu Investment Model yang diajukan oleh
Grossman (1972). Perbedaan utama antara kedua pendekatan tersebut terletak
pada asumsinya tentang kedudukan pasien dalam model tersebut. Pada
pendekatan pertama, peranan pasien begitu kecil dibandingkan pada ahli
kesehatan/dokter dalam membentuk permintaan terhadap pelayanan kesehatan.
Sementara Grossman menyatakan bahwa konsumen (pasien) cukup memiliki
informasi dan kebebasan dalam menentukan permintaannya. Pelayanan
kesehatan yang baik dapat meningkatkan jumlah (kuantitas) pelayanan
kesehatan menurut Azrul (1996), harus memenuhi persyaratan –persyaratan
pokok, yaitu :
1. Tersedia dan berkesinambungan, artinya semua jenis pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan tidak sulit untuk ditemukan setiap saat dibutuhkan
2. Dapat diterima dan wajar, artinya tidak bertentangan dengan adat istiadat
dan kepercayaaan masyarakat
3. Mudah dicapai, dari sudut lokasi mudah dicapai oleh masyarakat
4. Mudah dijangkau, biaya kesehatan sesuai dengan kemampuan ekonomi
masyarakat
11
5. Bermutu, menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan dan memuaskan
konsumen
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa, permintaan (demand) pelayanan
kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan diinginkan oleh
pasien yang disertai juga dengan daya beli yang dimiliki oleh pasien tersebut.
2.1.2. Faktor yang Mempengaruhi Demand Pelayanan Kesehatan
Menurut Sorkin (1984), salah satu model terbaik yang dikenal dari
permintaan untuk pelayanan kesehatan adalah model tingkah laku yang
diajukan oleh Andersen yang disebut dengan Andersen’s Behavioral Model of
Health Services Use. Menurut model ini, keputusan seseorang untuk meminta
pelayanan kesehatan tergantung pada tiga faktor yaitu:
1. Faktor predisposing, faktor ini menggambarkan karakteristik individu yang
mempunyai kecenderungan menggunakan pelayanan kesehatan, yang terdiri
dari tiga faktor yaitu:
a) Faktor demografi meliputi: usia, jenis kelamin, status perkawinan dan
jumlah anggota keluarga;
b) Faktor struktur sosial meliputi: jenis pekerjaan, status sosial, pendidikan
ras dan kesukuan;
c) Faktor kepercayaan kesehatan, merupakan keyakinan terhadap pelayanan
kesehatan.
2. Faktor enabling (pendukung), yaitu suatu kondisi atau keadaan yang
membuat seseorang mampu melakukan tindakan untuk memenuhi
kebutuhan akan pelayanan kesehatan. Faktor ini dibagi menjadi dua yaitu :
a) Sumber daya keluarga meliputi penghasilan keluarga, kemampuan
membeli jasa pelayanan dan keikutsertaan dalam asuransi kesehatan;
12
b) Sumber daya masyarakat meliputi jumlah sarana pelayanan kesehatan,
jumlah tenaga kesehatan dan rasio penduduk dengan tenaga kesehatan.
3. Faktor need (kebutuhan), merupakan faktor yang paling langsung
berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Thomas dan Mejia (1978, cit. Suwoto, 1995) juga menyatakan ada
beberapa faktor yang berhubungan dengan permintaan di sektor kesehatan
yang dapat mempengaruhi permintaan konsumen terhadap pelayanan
kesehatan. Faktor-faktor tersebut antara lain: faktor karakteristik populasi
(umur, pengetahuan), faktor ekonomi, faktor tingkat pendidikan, faktor
accesibility, faktor status kesehatan, faktor ketersediaan sumber daya,
tenaga, sarana kesehatan, faktor tehnologi perawatan kesehatan, faktor
pengalaman sebelumnya dan faktor kelompok referensi.
2.2 DEFINISI ASURANSI
Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan
asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan
premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk memberikan
penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena
kerugian,kerusakan, biaya yang timbul,kehilangan keuntungan,atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita
tertanggung atau pemegang polis menurut undang- undang nomor 40
tahun 2014.
Transfer Resiko; Dengan membayar premi yang relatif kecil,
seseorang atau sebuah perusahaan yang dapat memindahkan
ketidakpastian atas hidup dan harta bendanya (resiko) ke perusahaan
asuransi, Pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan
13
biaya yang jumlahnya tertentu dan tidak perlu mengganti sendiri
kerugian yang timbul yang jumlahnya tidak tentu dan tidak pasti,
Hal ini khusus berlaku untuk asuransi jiwa, dan akan Menutup
Loss of Earning Power seseorang atau badan usaha pada saat ia tidak
dapat berfungsi (bekerja).
Muninjaya (2004), asuransi kesehatan adalah suatu mekanisme
pengalihan risiko (sakit) dari risiko perorangan menjadi risiko
kelompok.Melalui pengalihan risiko individu menjadi risiko kelompok,
beban ekonomi yang harus dipikul oleh masing-masing peserta asuransi
akan lebih ringan tetapi mengandung kepastian karena memperoleh
jaminan. Asuransi Kesehatan adalah suatu sistem pengelolaan dana
yang diperoleh dari uang iuran secara teratur oleh anggota, suatu bentuk
organisasi guna membiayai pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
anggota.Dari segi ekonomi asuransi kesehatan juga merupakan usaha
bersama untuk menghindari adanya kesulitan ekonomi dari para
anggotanya apabila mereka sakit, atau suatu usaha untuk
memungkinkan seseorang membayar terlebih dahulu biaya
kesehatannya atas dasar spekulasi dari sebagian atau seluruh biaya
kesehatannya yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang.
Unsur-unsur Asuransi Kesehatan terdiri atas :
a. Adanya Perjanjian.
b. Adanya Pembelian Perlindungan
c. Adanya pembayaran premi oleh maysyarakat.
2.2.1. Prinsip Asuransi Kesehatan
Menurut Yasli (2003), Agar konsep operasional asuransi dapat berjalan dengan
14
baik, ada beberapa prinsip asuransi kesehatan yang perlu diperhatikan, antara
lain:
1. Asuransi Kesehatan adalah suatu system pembiayaan kesehatan yang
berjalan berdasarkan konsep resiko. Masyarakat bersama-sama menjadi
anggota asuransi kesehatan dengan dasar bahwa keadaan sakit merupakan
suatu kondisi yang mungkin terjadi dimasa mendatang sebagai suatu resiko
kehidupan.Sehingga dalam hal ini orang jelas sakit tidak dapat membeli
asuransi kesehatan komersial.
2. sistem asuransi kesehatan, resiko sakit secara bersama-sama ditanggung
oleh peserta dengan membayar premi ke suatu perusahaan. Dengan kata
lain, fungsi asuransi adalah mentransfer resiko individu ke suatu
kelompok.
15
BAB III
KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan
Peserta Asuransi Pt Inhealth Di Rumah Sakit “X” Di Surabaya
Sumber: http://staffwww.fullcoll.edu
Berdasarkan sumber factor yang mempengaruhi permintaan diantaranya harga
sebuah barang atau jasa, harga kesesuaian barang, pendapatan konsumen, yang
lebih diminati konsumen dan factor lainnya pertumbuhan populasi.
16
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. JENIS DAN RANCANG BANGUN PENELITIAN
Penentuan metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui
faktor- faktor yang mempengaruhi permintaan peserta asuransi PT
Inhealth di Rumah Sakit “X” , peneliti menggunakan metode penelitian
metode kualitatif.
Menurut Nasution tahun 1988, penelitian kualitatif pada
hakekatnya yaitu mengamati orang dalam lingkungan hidupnya,
berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran
mereka tentang dunia sekitarnya. Berdasarkan waktunya menggunakan
cross sectional. Karena variabel yang diteliti sekali waktu saat itu.
4.2. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
4.2.1. Tempat Penelitian
17
Ruang lingkup penelitian bersubyek di Salah satu Rumah Sakit
provider PT Inhealth di Surabaya dengan objek responden peserta
asuransi PT Inhealth cabang Surabaya.
4.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai bulan Agustus 2015 – Oktober 2015.
4.3. POPULASI DAN SAMPEL
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik probability
sampling yaitu Stratified Random sampling teknik ini memiliki
tingkat akurasi tinggi ketika peneliti mengetahui kondisi populasi
terdiri dari lapisan yang berbeda dengan jumlah sampel 50 orang
responden.
4.4. KERANGKA OPERASIONAL PENELITIAN
4.5. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
PENELITIAN
Variabel Definisi operasional Cara pengukuran
Permintaan Pasien
Asuransi PT Inhealth di
Jumlah peserta PT Inhealth di RS “X” Dokumen
18
Melakukan observasi promosi & periklanan baik dari pihak PT Inhealth maupun sisi RS “X” & mewawancarai karyawannya
Memberikan kuesioner kepada peserta asuransi di RS “X”
Melakukan analisis faktor dari hasil kuesioner & wawancara
RS “X”
Kebutuhan perseorangan Kebutuhan penggunaan asuransi
sebagai biaya kesehatan perseorangan
Wawancara&
Kuesioner
Promosi & Periklanan Cara Pemasaran asuransi kepada target
peserta asuransi
Observasi &
Wawancara
Harapan Konsumen Sikap peserta terhadap pelayanan yang
didapat
Wawancara&
Kuesioner
Pendapatan Konsumen Pendapatan yang diterima oleh peserta
baik pendapatan utama atau sampingan
dan lainnya
Wawancara&
Kuesioner
Pendidikan Peserta
asuransi
Latar pendidikan peserta asuransi Wawancara&
Kuesioner
4.6. INSTRUMEN PENELITIAN
Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah peneliti sendiri, akan
tetapi setelah fokus penelitian menjadi jelas bisa kemungkinan akan
dikembangkan instrumen penelitian sederhana, diharapkan dapat menjaring
data pada sumber data yang lebih luas, serta melengkapi data hasil penelitian.
4.7. PROSEDUR PENGUMPULAN DATA
Sumber data dan teknik pengumpulan data disesuaikan dengan fokus
serta tujuan penelitian.
1. Data Primer
Diperoleh dari wawancara kepada responden pengguna provider RS
“X”
2. Data Sekunder
19
Diperoleh dari pihak PT Asuransi Inhealth
4.8. TEKNIK ANALISIS DATA
Kegiatan dalam analisis data terdapat 2 kegiatan yaitu dengan
mendeskripsikan data dan melakukan uji statistika dalam hal ini peneliti
melakukan uji statistika dengan statistika Regresi untuk mengetahui faktor
yang mempengaruhi demand peserta asuransi di RS “x” .
20
top related