analisis aspek pembiayaan dan sensitivitas …
Post on 12-Nov-2021
10 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS ASPEK PEMBIAYAAN DAN SENSITIVITAS
PERUMAHAN NUSA ASRI
Oleh :
Ir. Putu Darma Warsika, M.M
NIP. 195709271987021001
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
i
ABSTRAK
Dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka kebutuhan akan rumah juga
mengalami peningkatan. Pembangunan perumahan memerlukan rancangan dan
rencana yang matang untuk mencapai tujuan guna meminimalkan resiko dan
mengoptimalkan pendanaan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis aspek
pembiayaan dan sensitivitas pada Pengembangan Perumahan Nusa Asri. Analisis
aspek pembiayaan dilakukan dengan metode Net Present Value (NPV), Benefit
Cost Ratio (BCR), Internal Rate of Return (IRR) dan Analisis Sensitivitas. Hasil
analisis dari aspek pembiayaan dan sensitivitas yang sudah dilakukan menunjukkan
bahwa proyek perumahan yang berlokasi di Kabupaten Tabanan dikatakan layak
dengan indikator sebagai berikut : a) Net Present Value sebesar Rp
9.906.610.039,00 (NPV>0, layak). b) Benefit Cost Ratio sebesar 1,347 (BCR>1,
layak). c) Internal Rate of Return berada diatas nilai Minimum Attractive Rate of
Return (IRR>MARR, layak). Hasil Analisis Sensitivitas dari ketiga parameter yang
digunakan masih menunjukkan layak.
Kata kunci: Perumahan, Aspek pembiayaan, Sensitivitas.
ii
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi
Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan jurnal yang berjudul “Analisis Aspek pembiayaan dan
Sensitivitas Pengembangan Perumahan Nusa Asri”.
Dalam penyusunan jurnal ini, penulis mendapatkan bantuan berupa
masukan-masukan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung, sehingga pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada pihak yang memberikan bantuan, dorongan dan semangat dengan
penuh kesabaran sehingga jurnal ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari terbatasnya kemampuan yang penulis miliki sehingga
penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang positif
dari semua pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaannya.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga jurnal ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca
Bukit Jimbaran, November 2019
Penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK …………………………………………………………………………i UCAPAN TERIMAKASIH .................................................................................... ii DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................... v BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
Latar Belakang ..................................................................................... 1 Rumusan Masalah ................................................................................ 1 Tujuan Penelitian.................................................................................. 1
Manfaat Penelitian................................................................................ 2
Batasan Masalah ................................................................................... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 3
Pengertian Perumahan .......................................................................... 3 2.1.1 Jenis Perumahan ................................................................................ 3 2.1.2 Tahapan – tahapan Proses Pengembangan Perumahan ..................... 4
2.1.3 Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Proses Pengembangan ................ 5 2.1.4 Pertimbangan dalam Pembelian Rumah ............................................ 6
Aspek Pembiayaan ............................................................................... 8
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 12 Kerangka Konseptual ......................................................................... 12
Penentuan Objek Studi ....................................................................... 13 Pengumpulan Data ............................................................................. 13 Analisis Data ...................................................................................... 13
Hasil dan Pembahasan ........................................................................ 15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 16 4.1 Aspek pembiayaan ........................................................................... 16 4.2 Analisis Sensitivitas ......................................................................... 24
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 25
Simpulan............................................................................................. 25 Saran ................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 27
iv
DAFTAR GAMBAR
Gamba 3.1 Kerangka Penelitian ............................................................................ 13
v
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Target Penjualan Rumah Nusa Asri ..................................................... 16
Tabel 4.2 Pemasukan Proyek ................................................................................ 17
Tabel 4.3 Biaya Perijinan ...................................................................................... 17
Tabel 4.4 Biaya Pembebasan Lahan ..................................................................... 17
Tabel 4.5 Biaya Pekerjaan Persiapan .................................................................... 18
Tabel 4.6 Biaya Konstruksi ................................................................................... 18
Tabel 4.7 Biaya Sarana dan Prasarana .................................................................. 18
Tabel 4.8 Biaya Umum dan Overhead .................................................................. 18
Tabel 4.9 Pajak ...................................................................................................... 19
Tabel 4.10 Aliran Kas ........................................................................................... 19
Tabel 4.11 Perhitungan NPV ................................................................................ 20
Tabel 4.12 Perhitungan BCR ................................................................................ 21
Tabel 4.13 Perhitungan IRR dengan suku bunga 15% ......................................... 22
Tabel 4.14 Perhitungan IRR dengan suku bunga 120% ....................................... 23
1
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik
perKabupatenan maupun pedesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan
utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni
(UndangUndang Republik Indonesia No 1, 2011). Berdasarkan pengertian diatas
maka pembangunan perumahan memerlukan lahan yang luas dan lokasi harus
sesuai untuk tempat tinggal. Pemilihan lahan yang akan dikembangkan harus
berada di kawasan strategis yang sesuai dengan tujuan dari pembangunan
perumahan tersebut. Penyediaan sarana-sarana yang diperlukan nanti dalam
pelaksanaan juga dipersiapkan dengan matang. Dan yang tidak kalah pentingnya
adalah kegiatan pembangunan perumahan harus dapat memberikan rumah yang
layak huni kepada konsumen.
Pada umumnya, proyek pembangunan perumahan memerlukan
perencanaan dan perancangan yang matang mengingat biaya yang dibutuhkan
cukup besar. Disamping itu sebelum proyek dilaksanakan terlebih dahulu perlu
dilakukan studi tentang aspek pembiayaan dalam pengembangan perumahan untuk
mengetahui apakah pengembangan perumahan yang direncanakan layak untuk
dijalankan baik dari perencanaan maupun pelaksanaan pengembangan di lapangan.
Oleh karena itu pengembang melakukan analisis tentang finansial dan sensitivitas
pada proyek perumahan Nusa Asri agar nantinya tidak terjadi kesalahan
pengambilan keputusan terkait aspek tersebut yang menyebabkan kerugian.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka masalah yang akan dibahas adalah
bagaimanakah kelayakan aspek pembiayaan dan sensitivitas perumahan Nusa Asri?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan jurnal ini adalah untuk mengetahui kelayakan
aspek pembiayaan dan sensitivitas dari pembangunan perumahan NUSA ASRI.
2
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini bagi peneliti diharapkan menambah wawasan dan
pengetahuan peneliti mengenai teori analisis kelayakan aspek pembiayaan dan
sensitivitas dalam pembangunan sebuah perumahan.
Sedangkan untuk investor atau pengembang perumahan, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan suatu masukan dalam pengambilan keputusan
kelangsungan proyek atau investasi. Selain itu sebagai pijakan langkah selanjutnya
bagi manajemen dan investor agar dapat menghindari investasi yang berlebihan
atau tanpa perhitungan.
Batasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas, dan
memudahkan dalam penyelesaian suatu permasalahan sesuai dengan tujuan, maka
batasan-batasan masalah perlu dilakukan. Batasan-batasan masalah dalam
penulisan jurnal penganggaran modal investasi pembangunan perumahan NUSA
ASRI antara lain:
1. Metode analisis aspek pembiayaan yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi Net Present Value, Benefit Cost Ratio, Internal Rate of Return, dan
Analisis Sensitivitas.
2. Suku bunga bank digunakan sebesar 13% pertahun.
3. Diasumsikan seluruh unit perumahan habis terjual selama 16 bulan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Perumahan
Berdasarkan UU Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman,
dituliskan bahwa perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan
prasarana dan sarana lingkungan. Sedangkan berdasarkan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman, perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman,
baik perKabupatenan maupun pedesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana,
dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.
2.1.1 Jenis Perumahan
Menurut Suparno Sastra M, Endy Marlina, 2006, jenis perumahan dapat
digolongkan:
1. Perumahan Sederhana
Perumahan sederhana merupakan jenis perumahan yang biasanya
diperuntukkan bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah dan mempunyai
keterbatasan daya beli. Perumahan sederhana ini biasanya memiliki sarana dan
prasarana yang masih minim, antara lain disebabkan oleh karena pada jenis
perumahan sederhana (RS) dan RSS, pengembang tidak dapat menaikkan
harga jual bangunan dan fasilitas pendukung operasional seperti halnya pada
perumahan menengah atas dan mewah, dimana harga sarana dan prasarananya
ikut dibebankan pada pembeli rumah tersebut. Tingkat harga perolehan
tanahnya berkisar antara Rp 25.000,00/m2 hingga Rp 40.000,00/m2.
2. Perumahan Menengah
Jenis perumahan menengah biasanya sudah dilengkapi dengan sarana
prasarana penunjang operasional perumahan, seperti: perkerasan jalan, open
space, taman dan fasilitas olah raga. Perumahan menengah biasanya terletak
tidak jauh dari pusat kota disesuaikan dengan tuntutan pemakai rumah
(konsumen) yang menginginkan aksesbilitas yang tinggi dengan
4
kelengkapan sarana dan prasarana penunjangnya. Dengan demikian
perumahan menengah biasanya terletak di kota-kota besar yang strategis
letaknya terhadap berbagai fasilitas pendukung lain, seperti pusat perbelanjaan,
pusat pendidikan, pusat kegiatan pelayanan barang dan jasa. Tingkat harga
perolehan tanahnya berkisar Rp 350.000,00/ m2 ke atas.
3. Perumahan Mewah
Jenis perumahan mewah merupakan jenis perumahan yang dikhususkan
bagi masyarakat yang berpenghasilan tinggi dan sarana serta prasarananya
sangat lengkap, seperti pusat olah raga, taman, fasilitas bermain, gedung
pertemuan, pusat perbelanjaan, bahkan fasilitas rekreasi yang representatif.
Lokasinya biasanya berada di pusat kota, karena penghuni rumah tersebut
menginginkan kemudahan akses dan pelayanan sekitar perumahan lengkap.
Tingkat harga perolehan tanahnya sudah di atas Rp 500.000,00/ m2.
2.1.2 Tahapan – tahapan Proses Pengembangan Perumahan
Proses pengembangan perumahan umumnya hampir sama halnya dengan
proses produksi barang industri, hanya saja dalam permasalahan pengembangan
perumahan, proses produksi industri diganti dengan pemanfaatan lahan, tenaga
kerja, bahan mentah dan keuangan). Adapun tahapan-tahapan dalam proses
pengembangan perumahan adalah sebagai berikut:
1. Ide Awal (Initiation)
Tahap awal pengembangan perumahan dimulai dengan penentuan
lokasi yang sesuai dengan tujuan dari pengembangan perumahan atau
sebaliknya menentukan pemanfaatan dari suatu lahan yang ada. Pemilihan
lokasi pengembangan perumahan memerlukan suatu ketelitian, bukan hanya
aspek teknis, aspek lainnya juga perlu diperhatikan sebagai dasar dalam
pemilihan lokasi pengembangan perumahan.
2. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi merupakan proses yang penting dalam proses pelaksanaan
pengembangan perumahan. Proses evaluasi diharapkan dapat menghasilkan
hasil yang sesuai dengan tujuan pengembangan permumahan. Evaluasi dapat
5
juga termasuk dalam penggambaran fisik dari lokasi dalam mendukung tujuan
dari pengembangan lahan. Proses ini akan memberikan gambaran
permasalahan yang ada di lokasi misalnya seperti daya tamping dari suatu
lokasi, jalan masuk (akses), drainase, aksesibilitas ke tempat vital seperti pasar,
tempat hiburan, sekolah, tempat ibadah, dan sebagainya.
3. Pembebasan Tanah/Lokasi
Pembebasan tanah memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap
kemungkinan berjalannya suatu pengembangan lahan. Karena pembebasan
tanah berpengaruh terhadap profit. Adapun faktor yang perlu diperhitungkan
dalam pembebasan tanah yaitu, harga dasar tanah seperti harga NJOP, harga
pasar dan harga kesepakatan, pertimbangan perbankan, bentuk lahan, serta
status lahan tersebut berupa lahan persawahan, pekarangan tanah Negara, hak
garap/hak pakai ataupun bersertifikat hak milik.
4. Perijinan
Yang termasuk dalam perijinan antara lain, izin prinsip, ijin mendirikan
bangunan (IMB), izin lahan/lokasi, sertifikat, peraturan- peraturan bangunan,
zoning dan peraturan-peraturan lingkungan.
5. Perancangan (Design)
Perancangan berpengaruh terhadap harga produk yang dibangun.
Dalam merancangan suatu proyek, disesuaikan dengan kondisi lingkungan,
topografi, arah sinar matahari, jenis tanah, dan lain sebagainya. Perancangan
akan menghasilkan gambar desain yang nantinya akan menjadi pedoman dalam
pelaksanaan.
6. Pelaksanaan (Implementation)
Tahap pelaksanaan/implementasi adalah kelanjutan dari ide awal dan
berpatokan pada rancangan yang dibuat. Dalam pelaksanaan, pengawasan
sangat diperlukan untuk mendapatkan mutu pelaksanaan yang sesuai dan
waktu yang tepat. Hal tersebut juga untuk ketepatan dalam penggunaan biaya.
2.1.3 Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Proses Pengembangan
Didalam sebuah pengembangan perumahan ada beberapa pihak yang
terlibat, yaitu :
6
a. Pemilik lahan
b. Pengembang/develover
c. Lembaga hukum dan keuangan
d. Jasa konstruksi/kontraktor
2.1.4 Pertimbangan dalam Pembelian Rumah
Sebelum membeli rumah yang ditawarkan oleh pengembang/developer
terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya:
1. Lokasi
Hal pertama yang perlu diperhatikan dalam membeli sebuah rumah
adalah lokasi. Semakin strategis lokasi rumah, maka semakin banyak
kemudahan yang akan diterima. Pada umumnya orang akan mencari lokasi
rumah yang berdekatan dengan akses transportasi publik, pusat perbelanjaan,
rumah sakit atau sekolah.
2. Harga
Dalam pembelian sebuah rumah dibutuhkan survei harga perumahan
yang diinginkan terlebih dahulu. Biasanya harga dari sebuah rumah sudah
ditetapkan oleh pemilik atau pengembang. Harga dapat dikategorikan mahal,
wajar, atau murah, dan bersifat relative tergantung dari masing-masing
pembeli dan kemampuan belinya.
3. Pengembang
Sebelum memastikan untuk membeli rumah, pembeli juga harus jeli
dalam menilai pihak yang menawarkan yang dalam hal ini adalah
pengembang. Walaupun membeli rumah dari pengembang akan memberi
banyak keuntungan dalam kepemilikan hak status atau bahkan administrasi,
namun ada kalanya terlebih dahulu melihat reputasi dan kredibilitas dari suatu
pengembang karena dalam banyak kasus di Indonesia keluhan konsumen
perumahan lebih banyak tertuju pada pengembangnya. Mulai dengan
pengembang yang nakal, tidak bertanggung jawab, sampai dengan
pengembang yang fiktif adalah contoh pengembang yang buruk dan sering
merugikan konsumen.
7
4. Struktur Bangunan
Struktur bangunan sering kali luput dari perhatian konsumen. Sehingga
tak sedikit konsumen menyesal karena mendapati bangunan yang sudah
dibelinya sudah retak awal. Karenanya, sebelum membeli konsumen harus
teliti dengan memperhatikan semua elemen bangunan.
5. Kelengkapan Dokumen Rumah
Kelengkapan dokumen seperti surat-surat kepemilikan hak atas tanah
(sertifikat), izin mendirikan bangunan (IMB) dan akta jual beli (AJB) atas
rumah yang akan dibeli juga harus diperhatikan, agar nantinya tidak terjadi
hal-hal yang merugikan bagi pembeli karena sering terjadi kejadian dimana
seseorang berani membeli rumah tanpa dokumen yang lengkap tetapi dengan
harga yang murah. Setelah rumah dimiliki kemudian terjadi sengketa dan
kalah dalam hal hukum karena tidak memiliki bukti kepemilikan. Dalam hal
ini karena ia telah melakukan kecerobohan (kooper te kwade trow) pada saat
membeli rumah.
6. Kelengkapan Sarana dan Prasarana
Untuk memudahkan mobilitas penghuni adalah ketersediaan prasarana
dan sarana yang baik dan memadai, seperti ruas jalan menuju kompleks
perumahan yang cukup lebar, jalur angkutan umum dan transportasi lancar,
serta tersedianya jaringan listrik, telepon, dan air bersih.
Usahakan aksesibilitas kuat dari dan ke pusat perbelanjaan, rumah
sakit, sekolah, rumah ibadah, sarana olahraga dan lain – lain. Kelengkapan
fasilitas lain yang ditawarkan oleh pengembang sendiri hendaknya perlu
diperhatikan dan dipertimbangkan.
7. Lebar Jalan dan Halaman Cukup
Jika memilih rumah, terutama yang berlokasi jauh dari pusat kota,
sebaiknya lebar jalan dan luas halaman juga diperhatikan. Ditambah
lagi, depan rumah terdapat ruang publik berupa lapangan terbuka, dapat
memberikan kesan luas pada rumah.
8
8. Keamanan
Keamanan juga tidak kalah pentingnya dalam pertimbangan membeli
sebuah rumah. Rumah harus memberikan rasa aman bagi pemiliknya.
Lingkungan rumah yang masih sepi sering mengalami masalah seperti ini
apalagi jika tidak ada pos keamanan yang mendukung. Yang dibutuhkan demi
perasaan tentram adalah tercapainya semua unsur – unsur kualitas bangunan
dan lingkungan prima dalam sebuah perumahan.
9. Sistem Drainase dan Saniter
Pembelian perumahan akan lebih baik bila perumahan tersebut berada
pada kawasan bebas banjir. Selain itu, faktor drainase juga perlu diperhatikan.
Adanya sistem drainase yang baik dapat mengantisipasi kemungkinan
terjadinya banjir atau luapan air tidak terduga.
Aspek Pembiayaan
2.2.1 Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) adalah metode menghitung nilai bersih (netto)
pada waktu sekarang (present). Asumsi present yaitu menjelaskan waktu awal
perhitungan bertepatan dengan saat evaluasi dilakukan atau pada periode tahun ke
nol (0) dalam perhitungan cash flow investasi. Metode Net Present Value pada
dasarnya memindahkan cash flow yang menyebar sepanjang umur investasi (t=0)
atau kondisi present (Giatman, 2011).
Suatu cash flow investasi, tidak selalu dapat diperoleh secara lengkap, yaitu
terdiri atas cash-in dan cash-out, tetapi mungkin juga hanya dapat dihitung
langsung aspek benefitnya saja atau biayanya saja. Sebagai contoh, apabila kita
melakukan investasi dalam rangka memperbaiki salah satu komponen dari sejumlah
alat-alat fasilitas produksi, dalam kasus tersebut yang dapat dihitung hanya
biayanya saja, aspek benefitnya tidak bisa dihitung karena masih dalam rangkaian
satu sistem tunggal. Jika demikian, maka dalam cash flow hanya terdapat cash-out
atau cash-in. Cash flow yang hanya memperhitungkan benefit saja maka disebut
dengan Present Worth of Benefit (PWB), sedangkan jika hanya memperhitungkan
cash-out (cost) maka disebut dengan Present Worth of Cost (PWC). Sedangkan
9
NPV diperoleh dari perhitungan PWB-PWC. Oleh karena itu, untuk memperoleh
nilai dari PWB,PWC, dan NPV dipakai formula umum seperti berikut :
NPV = PWB - PWC
=
=n
t
t FPBCbPWB0
)(
=
=n
t
t FPBCcPWC0
)(
Dimana:
PWB = Present Worth of Benefit
PWC = Present Worth of Cost
Cb = cash flow benefit
Cc = cash flow cost
FPB = faktor bunga present
t = periode waktu
n = umur investasi
Untuk mengetahui layak tidaknya rencana investasi yang dilakukan,
diperlukan ukuran/kriteria tertentu dalam metode Net Present Value, yaitu:
Jika : NPV > 0 artinya investasi akan menguntungkan/layak (feasible)
NPV < 0 artinya investasi tidak menguntungkan/layak (unfeasible)
Jika rencana investasi tersebut dinyatakan layak, maka direkomendasikan
untuk dilaksanakan investasi itu, namun jika ternyata tidak layak, maka rencana
tersebut tidak direkomendasikan untuk dilanjutkan. Namun, layak atau tidaknya
suatu rencana investasi belumlah keputusan akhir dari suatu program investasi,
10
seringkali pertimbangan tertentu ikut pula mempengaruhi keputusan yang akan
diambil.
2.6.1 Benefit Cost Ratio (BCR)
Metode benefit cost ratio (BCR) adalah salah satu metode yang biasa
digunakan dalam tahap evaluasi awal perencanaan investasi atau sebagai analisis
tambahan dalam memvalidasi hasil evaluasi dari metode sebelumnya
(Giatman,2011). Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
BCR = PWB
PWB (2.7)
Dimana :
BCR = Perbandingan manfaat terhadap biaya (benefit cost
ratio)
PWB = Present Worth of Benefit
PWC = Present Worth of Cost
Kriteria keputusan dalam menentukan kelayakan dari metode benefit cost ratio ini
adalah:
BCR ≥ 1 artinya investasi layak (feasible)
BCR < 1 artinya investasi tidak layak (unfeasible)
2.2.2 Internal Rate of Return (IRR)
IRR atau Internal Rate of Return atau arus pengembalian internal adalah
arus pengembalian yang menghasilkan NPV aliran kas masuk = NPV aliran kas
keluar. Pada metode IRR yang akan dicari adalah suku bunganya disaat NPV sama
dengan nol. Untuk mendapatkan IRR dilakukan dengan mencari besarnya nilai
NPV dengan memberikan nilai i variabel (berubah-ubah) sedemikian rupa sehingga
11
diperoleh nilai i saat NPV mendekati nol yaitu NPV(+) dan nilai NPV(-),
dengan cara coba-coba (trial and error). Jika telah diperoleh nilai NPV(+), NPV(-)
tersebut diasumsikan niali diantaranya sebagai garis lurus, selanjutnya dilakukan
interpolasi untuk mendapatkan IRR.
Ukuran yang digunakan dalam IRR berpatokan pada minimum attractive
rate of return (MARR). MARR adalah tingkat suku bunga pengembalian minimum
yang diinginkan dalam sebuah investasi. Tingkat suku bunga tersebut yang nantinya
akan dijadikan dasar penentuan keputusan dalam manajemen yang berhubungan
dengan pemilihan alternatif-alternatif biaya (cost alternatives), manfaat (benefit
alternatives) atau kelayakan suatu investasi (feasibility study). Dengan demikian,
penilaian investasi dikatakan layak apabila nilai IRR≥MARR. Adapun rumus IRR
menurut Choliq et al(1993) adalah :
IRR = i1 NPV-
NPV+ - NPV- (i2- i1)
Dimana :
i1 = discount factor (tingkat bunga) pertama dimana diperoleh NPV
positif.
i2 = discount factor (tingkat bunga) kedua dimana diperoleh NPV
negative.
NPV+ = NPV bernilai positif
NPV- = NPV bernilai negatif
Kriteria keputusan penilaian IRR menurut Soeharto (1997), sebagai berikut :
IRR > arus pengembalian (MARR) yang diinginkan, maka proyek layak.
IRR < arus pengembalian (MARR) yang diinginkan, maka proyek tidak
layak.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
Kerangka Konseptual
Mulai
Penentuan Objek Studi
Pengumpulan Data
Data Primer
Data Sekunder
RAB proyek
Harga dan
spesifikasi rumah
Pengolahan Data
Time Schedule
Cash Flow
Analisis Data
Analisis Aspek pembiayaan
Net Present Value
Benefit Cost Ratio
Internal Rate of Return
Analisis sensitivitas
Hasil dan Pembahasan
Simpulan dan Saran
Selesai
13
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian
Penentuan Objek Studi
Penulisan jurnal ini mengambil objek studi pada Proyek Pembangunan
Perumahan Nusa Asri yang terletak di Kabupaten Tabanan. Dari objek studi ini akan
dibahas apakah proyek Pembangunan Perumahan Nusa Asri layak apabila ditinjau
dari aspek teknis, hukum, pasar, dan finansial.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penulisan jurnal ini adalah dengan cara pengumpulan
data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
objek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data
langsung pada objek sebagai sumber informasi yang dicari. Sedangkan data sekunder
adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti
dari objek penelitiannya. Data primer dalam penelitian ini tidak ada, sedangkan data
sekunder berupa data site plan, gambar rumah tipe 21, RAB proyek dan harga jual
dan spesifikasi bangunan yang dimana data tersebut diperoleh dari pihak
pengembang Perumahan Nusa Asri. Data yang dikumpulkan sesuai dengan aspek
yang akan dianalisis.
Analisis Data
Analisis pembiayaan dalam penelitian ini menggunakan metode Net Present
Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), Internal Rate of Return (IRR) dan Analisis
Sensitivitas. Variabel yang dianalisis dalam aspek pembiayaan pada penelitian ini
meliput:
a. Komponen pemasukan proyek
- Modal sendiri.
- Pinjaman bank
- Penjualan rumah
b. Komponen pengeluaran proyek
- Biaya perijinan
14
- Biaya pembebasan tanah
- Biaya pekerjaan persiapan
- Biaya konstruksi
- Biaya sarana dan prasarana
- Biaya umum dan overhead
- Biaya pajak-pajak
Setelah diperoleh data total pendapatan (benefit) dan biaya (cost),
selanjutnya dilakukan analisis aspek pembiayaan menggunakan metode
sebagai berikut:
a) Net Present Value (NPV)
NPV adalah selisih nilai sekarang (netto) dari pemasukan dan
pengeluaran proyek.
b) Benefit Cost Ratio (BCR)
BCR adalah perbandingan antara keuntungan (benefit) dengan
pengeluaran (cost).
c) Internal Rate of Return (IRR)
IRR merupakan suku bunga saat nilai NPV sama dengan nol. Ketentuan
layak tidaknya IRR dapat dibandingkan dengan MARR (Minimum
Attractive Rate of Return).
d) Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas pada penelitian ini menggunakan asumsi apabila
terjadi keterlambatan pada penyelesaian unit rumah yang nantinya akan
berpengaruh pada pemasukan proyek. Adapun asumsi yang digunakan
adalah:
- Pembangunan terlambat 5%
- Pembangunan terlambat 15%
- Pembangunan terlambat 35%
15
Hasil dan Pembahasan
Hasil analisis yang diperoleh, nantinya akan dibahas mengenai kelayakannya.
Oleh karena itu dalam menentukan kelayakan tersebut digunakan kriteria sebagai
berikut :
1. Net Present Value (NPV)
Indikasi dari hasil Net Present Value (NPV) adalah :
NPV>0, usulan proyek dapat diterima.
NPV<0, usulan proyek ditolak.
2. Internal Rate of Return (IRR)
Indikasi dari hasil Internal Rate of Return (IRR) adalah :
IRR > tingkat pengembalian (i) yang diinginkan, proyek diterima.
IRR < tingkat pengembalian (i) yang diinginkan, proyek ditolak.
3. Benefi Cost Ratio (BCR)
Indikasi dari hasil Benefit Cost Ratio (BCR) adalah :
BCR > 1 usulan proyek diterima.
BCR < 1 usulan proyek ditolak. BCR = 1 netral.
4. Analisis Sensitivitas
Setelah dilakukan analisis sensitivitas berdasarkan parameter-parameter yang
digunakan, selanjutnya dilakukan penilaian pengaruh parameter- parameter tersebut
terhadap estimasi awal perencanaan.
16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Aspek pembiayaan
Analisis aspek pembiayaan pada proyek Pembangunan Perumahan Nusa Asri
menggunakan metode Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR),
Benefit Cost Ratio (BCR) dan analisis sensitivitas. Seluruh unit rumah diasumsikan
laku terjual selama 16 Bulan, yaitu dari bulan September 2017 sampai bulan
Desember 2018.
Tabel 4. 1 Target Penjualan Rumah Nusa Asri
No
Bulan
Rumah
terjual (unit)
No
Bulan
Rumah
terjual (unit)
1 Sep-17 0 9 Mei-18 15
2 Okt-17 20 10 Jun-18 14
3 Nov-17 13 11 Jul-18 12
4 Des-17 17 12 Agu-18 9
5 Jan-18 16 13 Sep-18 12
6 Feb-18 13 14 Okt-18 10
7 Mar-18 12 15 Nov-18 11
8 Apr-18 13 16 Des-18 13
Sumber: PKPRI Kabupaten Tabanan (2019)
Pemasukan Proyek
Dalam pembangunan Perumahan Nusa Asri, terdapat 3 sumber pemasukan
proyek yaitu modal sendiri perusahaan, pinjaman bank dan penjualan rumah.
Harga rumah per unit pada Perumahan Nusa Asri sebesar Rp130.000.000,00.
Skema penjualan rumah perumahan Nusa Asri yang dilakukan yaitu pembayaran
down payment sebesar 5%. Pembayaran KPR (Kredit Kepemilikan Rumah) cair
setelah terjadi akad kredit dan unit rumah selesai dikerjakan.
17
Tabel 4.2 Pemasukan Proyek
No Bulan Cash In No Bulan Cash In
1 Sep-17 8.000.000.000 9 Mei-18 97.500.000
2 Okt-17 130.000.000 10 Jun-18 3.796.000.000
3 Nov-17 84.500.000 11 Jul-18 3.783.000.000
4 Des-17 110.500.000 12 Agu-18 3.763.500.000
5 Jan-18 104.000.000 13 Sep-18 3.783.000.000
6 Feb-18 84.500.000 14 Okt-18 3.770.000.000
7 Mar-18 78.000.000 15 Nov-18 3.776.500.000
8 Apr-18 84.500.000 16 Des-18 84.500.000
Sumber: Hasil Analisa (2019)
Biaya Proyek
Tabel 4.3 Biaya Perijinan
NO URAIAN LUAS SATUAN HARGA TOTAL
1 Biaya IMB Induk 1 PAKET 60.000.000 60.000.000
2 Biaya IMB Pecahan 200 UNIT 1.300.000 260.000.000
3 Perijinan Lengkap 24.894 M2 10.000 248.940.000
4 Pemecahan Sertifikat 200 UNIT 1.300.000 260.000.000
Jumlah 568,940,000
Sumber: Hasil Analisa (2019)
Tabel 4.4 Biaya Pembebasan Lahan
NO URAIAN LUAS SATUAN HARGA TOTAL
1 Pembelian Tanah 24.894 M2 300.000 7.468.200.000
2 Sertifikat Induk 24.894 M2 10.000 248.940.000
3
Balik Nama
Sertifikat 200 UNIT 1.300.000 260.000.000
4 Pengukuran Global 24.894 M2 10.000 248.940.000
Jumlah 8.226.080.000
Sumber: Hasil Analisa (2019)
18
Tabel 4.5 Biaya Pekerjaan Persiapan
NO URAIAN LUAS SATUAN HARGA TOTAL
1 Pek. Persiapan 24.894 M2 5.000 124.470.000
Jumlah 124.470.000
Sumber: Hasil Analisa (2019)
Tabel 4.6 Biaya Konstruksi
NO URAIAN LUAS SATUAN HARGA TOTAL
1 Tipe 21 200 Unit 33.600.000 7.720.000.000
2
Inslatasi
Listrik 200 Unit 950.000 190.000.000
Jumlah 6.910.000.000
Sumber: Hasil Analisa (2019)
Tabel 4.7 Biaya Sarana dan Prasarana
NO URAIAN LUAS SATUAN HARGA TOTAL
1 Ruas Jalan 7m 6681 M2 200.000 1.336.400
2 Drainase dan Saluran 2790 M 150.000 418.500.000
3 Biaya Listrik 200 Unit 1.500.000 300.000.000
4 Biaya Pengadaan Air 200 Unit 1000.000 200.000.000
Jumlah 2.254.900.000
Sumber: Hasil Analisa (2019)
Tabel 4.8 Biaya Umum dan Overhead
NO URAIAN LUAS HARGA TOTAL
1 Direksi Kit
1% dari Total
Penjualan 260.000.000.000 260.000.000
Makan/ Transport
Rek Listrik
Biaya Perjalanan
Biaya Tak Terduga
Jumlah 260.000.000
Sumber: Hasil Analisa (2019)
19
Tabel 4.9 Pajak
No Uraian Luas Satuan Harga Total
1 Pajak Tahunan ls 260.000.000 260.000.000
2 AJB Notaris 200 unit 1.300.000 260.000.000
Jumlah 520.000.000
Sumber: Hasil Analisa (2019)
Aliran Kas (Cash Flow)
Tabel 4.10 Aliran Kas
Bulan
Cash Flow
Cash In (+)
(Rp)
Cash Out (-)
(Rp)
Sep-17 8.000.000.000 7.873.059.211
Okt-17 130.000.000 181.919.211
Nov-17 84.500.000 172.819.211
Des-17 110.500.000 178.019.211
Jan-18 104.000.000 34.484.211
Feb-18 84.500.000 30.584.211
Mar-18 78.000.000 159.284.211
Apr-18 84.500.000 285.054.211
Mei-18 97.500.000 1.069.684.211
Jun-18 3.796.000.000 1.068.384.211
Jul-18 3.783.000.000 1.348.284.211
Agu-18 3.763.500.000 1.344.384.211
Sep-18 3.783.000.000 1.608.284.211
Okt-18 3.770.000.000 1.345.684.211
Nov-18 3.776.500.000 1.001.484.211
Des-18 84.500.000 1.064.717.544
Jan-19 - 765.317.544
Feb-19 - 765.317.544
Mar-19 - -
20
Sumber: Hasil Analisa (2019)
Analisis Kelayakan Finansial
Setelah dilakukan penyusunan rencana cash flow maka dilakukan analisa
kelayakan finansial dengan menggunakan parameter yang ada meliputi NPV, BCR,
IRR, dan Analisis Sensitivitas dengan menggunakan suku bunga sebesar 13%.
1. NPV (Net Present Value)
Parameter ini didasarkan pada konsep mendiskon seluruh aliran kas ke nilai
sekarang untuk mendapatkan nilai netto. Jika nilainya > 0 maka dikatakan proyek
tersebut layak, jika < 0 maka dikatakan tidak layak.
Tabel 4.11 Perhitungan NPV
Bulan Total Cash
Flow
Diskon
Faktor
NPV
1 126.940.789 1 126.940.789
2 (51.919.211) 0,989 (51.356.752)
3 (88.319.211) 0,978 (86.405.628)
4 (67.519.211) 0,968 (65.324.836)
5 69.515.789 0,957 66.503.439
6 53.915.789 0,946 50.995.351
7 (81.284.211) 0,935 (76.000.737)
8 (200.554.211) 0,924 (185.345.516)
9 (972.184.211) 0,913 (887.928.246)
10 2.727.615.789 0,903 2.461.673.250
11 2.434.715.789 0,892 2.170.954.912
12 2.419.115.789 0,881 2.130.837.825
13 2.174.715.789 0,870 1.892.002.737
14 2.424.315.789 0,859 2.082.891.316
15 2.775.015.789 0,848 2.354.138.395
16 (980.217.544) 0,838 (820.932.193)
17 (765.317.544) 0,827 (632.662.503)
18 (765.317.544) 0,816 (624.371.563)
21
19 - 0,805 -
Total 9.906.610.039
Sumber: Hasil Analisa (2019)
NPV = 9.906.610.039 > 0 (LAYAK)
2. BCR (Benefit Cost Ratio)
Parameter ini didasarkan atas perbandingan antara manfaat dan biaya. Jika
nilainya > 1 maka dikatakan proyek tersebut layak, jika < 1 maka dikatakan tidak
layak.
Tabel 4.12 Perhitungan BCR
Bulan cost rp Benefit df net cost net benefit
1 7.873.059.211 8.000.000.000 1 7.873.059.211 8.000.000.000
2 181.919.211 130.000.000 0,989 179.948.419 128.591.667
3 172.819.211 84.500.000 0,978 169.074.794 82.669.167
4 178.019.211 110.500.000 0,968 172.233.586 106.908.750
5 34.484.211 104.000.000 0,957 32.989.895 99.493.333
6 30.584.211 84.500.000 0,946 28.927.566 79.922.917
7 159.284.211 78.000.000 0,935 148.930.737 72.930.000
8 285.054.211 84.500.000 0,924 263.437.600 78.092.083
9 1.069.684.211 97.500.000 0,913 976.978.246 89.050.000
10 1.068.384.211 3.796.000.000 0,903 964.216.750 3.425.890.000
11 1.348.284.211 3.783.000.000 0,892 1.202.220.088 3.373.175.000
12 1.344.384.211 3.763.500.000 0,881 1.184.178.425 3.315.016.250
13 1.608.284.211 3.783.000.000 0,870 1.399.207.263 3.291.210.000
14 1.345.684.211 3.770.000.000 0,859 1.156.167.018 3.239.058.333
15 1.001.484.211 3.776.500.000 0,848 849.592.439 3.203.730.833
16 1.064.717.544 84.500.000 0,838 891.700.943 70.768.750
17 765.317.544 - 0,827 632.662.503 -
18 765.317.544 - 0,816 624.371.563 -
19 - - 0,805 -
Total 18.749.897.044 28.656.507.083
22
Sumber: Hasil Analisa (2019)
BCR = Net Benefit
Net Cost
= 18.749.897.044
28.656.507.083
= 1,528 > 1 (LAYAK)
3. IRR (Internal Rate Of Return)
Parameter ini didasarkan pada arus pengembalian yang menghasilkan NPV
aliran kas masuk = NPV aliran kas keluar. Pada metode IRR yang akan dicari adalah
suku bunganya disaat NPV sama dengan nol. Jika nilai IRR diatas nilai suku bunga,
dalam studi kasus ini 13%, maka IRR dinyatakan layak.
Tabel 4.13 Perhitungan IRR dengan suku bunga 15%
Bulan Total Cash
Flow
Diskon
Faktor
NPV
1 126.940.789 1,000 126.940.789
2 (51.919.211) 0,988 (51.270.220)
3 (88.319.211) 0,975 (86.111.230)
4 (67.519.211) 0,963 (64.987.240)
5 69.515.789 0,950 66.040.000
6 53.915.789 0,938 50.546.053
7 (81.284.211) 0,925 (75.187.895)
8 (200.554.211) 0,913 (183.005.717)
9 (972.184.211) 0,900 (874.965.789)
10 2.727.615.789 0,888 2.420.759.013
11 2.434.715.789 0,875 2.130.376.316
12 2.419.115.789 0,863 2.086.487.368
13 2.174.715.789 0,850 1.848.508.421
14 2.424.315.789 0,838 2.030.364.474
15 2.775.015.789 0,825 2.289.388.026
16 (980.217.544) 0,813 (796.426.754)
23
17 (765.317.544) 0,800 (612.254.035)
18 (765.317.544) 0,788 (602.687.566)
19 - 0,775 -
Total 9.9702.514.013
Sumber: Hasil Analisa (2019)
Pada suku bunga 15% NPV berilai positif sebesar 9.9702.514.013.
Tabel 4.14 Perhitungan IRR dengan suku bunga 120%
Bulan Total Cash
Flow
Diskon
Faktor
NPV
1 126.940.789 1,000 126.940.789
2 (51.919.211) 0,900 (46.727.289)
3 (88.319.211) 0,800 (70.655.368)
4 (67.519.211) 0,700 (47.263.447)
5 69.515.789 0,600 41.709.474
6 53.915.789 0,500 26.957.895
7 (81.284.211) 0,400 (32.513.684)
8 (200.554.211) 0,300 (60.166.263)
9 (972.184.211) 0,200 (194.436.842)
10 2.727.615.789 0,100 272.761.579
11 2.434.715.789 0,000 0
12 2.419.115.789 (0,100) (241.911.579)
13 2.174.715.789 (0,200) (434.943.158)
14 2.424.315.789 (0,300) (727.294.737)
15 2.775.015.789 (0,400) (1.110.006.316)
16 (980.217.544) (0,500) 490.108.772
17 (765.317.544) (0,600) 459.190.526
18 (765.317.544) (0,700) 535.722.281
19 - (0,800) -
Total (1.012.527.368)
Sumber: Hasil Analisa (2019)
Pada suku bunga 120% NPV berilai negatif sebesar (1.012.527.368)
24
IRR = I1 + NPV+
NPV++NPV- + (I1+I2)
= 15%+9.9702.514.013
9.9702.514.013- (-1.012.527.368) (120%-15%)
= 110% > 15% (LAYAK)
4.2 Analisis Sensitivitas
Dimaksudkan untuk melihat hasil analisa kelayakan proyek yang telah dilakukan
terhadap kemungkinan yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Dalam analisa
sensitivitas ini menggunakan asumsi penurunan pendapatan dengan kondisi antara
lain 5%, 15%, dan 35%
1. Analisis sensitivitas apabila terjadi keterlambatan pembangunan 5%
- NPV = Rp 8.473.784.685 > 0 (layak)
- BCR = 1,45 > 1 (layak)
- IRR = 106 > MARR = 15% (layak)
2. Analisis sensitivitas apabila terjadi keterlambatan pembangunan 15%
- NPV = Rp 5.608.133.977 > 0 (layak)
- BCR = 1,48 > 1 (layak)
- IRR = 98% > MARR (layak)
3. Analisis sensitivitas apabila terjadi keterlambatan pembangunan 35%
- NPV = Rp (123.167.440) < 0 (tidak layak)
- BCR = 0.993 < 1 (tidak layak)
- IRR = 9% < MARR (tidak layak)
25
BAB V
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis aspek pembiayaan dan sensitivitas, proyek
pengembangan Perumahan Nusa Asri didapat simpulan sebagai berikut:
1. Aspek pembiayaan
Hasil analisis aspek pembiayaan proyek pembangungan Perumahan Nusa Asri
adalah sebagai berikut:
a. Dengan tingkat suku bunga sebesar 13% didapat nilai Net Present Value (NPV)
sebesar Rp9.906.610.039 (NPV>0), nilai Benefit Cost Ratio (BCR) sebesar
1,582 (BCR>1), dan nilai Internal Rate of Return (IRR) diatas nilai Minimum
Attractive Rate of Return (MARR). Sehingga dalam aspek pembiayaan, proyek
Perumahan Nusa Asri layak dilaksanakan.
b. Setelah dilakukan analisis sensitivitas, pada kondisi unit rumah mengalami
keterlambatan penyelesaian 5%, nilai NPV sebesar Rp 8.473.784.685
(NPV>0), BCR sebesar 1,45 (BCR>1), dan nilai IRR diatas nilai Minimum
Attractive Rate of Return (MARR). Pada kondisi unit rumah mengalami
keterlambatan penyelesaian 15%, nilai NPV sebesar Rp416.618.871 (NPV>0),
BCR sebesar 1,48 (BCR>1), dan nilai IRR diatas nilai Minimum Attractive Rate
of Return (MARR). Pada kondisi unit rumah mengalami keterlambatan
penyelesaian 35%, nilai NPV sebesar Rp (123.167.440) (NPV<0), BCR sebesar
0,993 (BCR<1), dan nilai IRR dibawah nilai Minimum Attractive Rate of Return
(MARR). Sehingga dalam aspek pembiayaan, proyek Perumahan Nusa Asri
layak dilaksanakan jika pemasukan tidak berkurang 35%.
Berdasarkan analisis aspek teknis, aspek hukum, aspek pasar, dan aspek
pembiayaan dapat disimpulkan proyek pembangunan Perumahan Nusa Asri layak
dilaksanakan.
Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk mengantisipasi keterlambatan yang
berpotensi menimbulkan perselisihan dalam pelaksanaan proyek konstruksi
berdasarkan hasiil penelitian yaitu:
26
1. Bagi para praktisi lapangan dan perusahaan kontraktor sebaiknya
memperhitungkan Faktor Kordinasi, Kontrol dan Evaluasi sebagai penyebab
keterlambatan yang berpotensi tinggi menimbulkan perselisihan, untuk
berkordinasi dan berkomunikasi dengan pihak yang terlibat didalamnya,
sehingga terjadi kerjasama yang baik dan tertata sesuai perencanaan awal
kontrak.
2. Pada penelitian selanjutnya diharapkan akan dilaksanakan penelitian lebih
lanjut mengenai faktor-faktor keterlambatan pelaksanaan proyek yang
berpotensi menimbulkan perselisihan dengan ruang lingkup penelitian yang
lebih luas.
27
DAFTAR PUSTAKA
Choliq, A., Rivai, W., dan Sumarna, H. 1993. Evaluasi Proyek (Suatu Pengantar).
Edisi Revisi, Pionir Jaya, Bandung, dalam Putra, I.B.A.D. 2010. Analisis
Finansial Pada Pembangunan Proyek Perumahan (Studi Pada Proyek
Perumahan Graha Permata Sejahtera di Kabupaten Tabanan). (Tugas
Akhir yang tidak dipublikasikan, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Udayana,2010), hlm. 20
Giatman,M. 2011. Ekonomi Teknik. Rajawali Pers, Jakarta.
Ibrahim, Yacob. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Revisi, Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Kabupaten Gianyar. 2012. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gianyar
Tahun 2012 – 2032..
Kasmir dan Jakfar. 2012. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Revisi, Jakarta : Kencana
Prenada Media Grup.
Pujawan, I., N., (1996). Ekonomi Teknik, Edisi Pertama. Guna Widya.
Surabaya Soeharto, I. 1997. Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai
Operasional.
Erlangga, Jakarta, dalam Putra, I.B.A.D. 2010. Analisis Finansial Pada
Pembangunan Proyek Perumahan (Studi Pada Proyek Perumahan Graha
Permata Sejahtera di Kabupaten Tabanan). (Tugas Akhir yang tidak
dipublikasikan, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Udayana,2010), hlm. 13-14.
Subagyo, A. 2007. Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.
Suratman. 2001. Studi Kelayakan Proyek : Teknik dan Prosedur Penyusunan
Laporan, Edisi Pertama. J&J Learning, Yogyakarta, dalam Putra, I.B.A.D.
2010. Analisis Finansial Pada Pembangunan Proyek Perumahan (Studi
Pada Proyek Perumahan Graha Permata Sejahtera di Kabupaten
Tabanan). (Tugas Akhir yang tidak dipublikasikan, Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana,2010), Hlm 14-15.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman.
top related